Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 08

1. Jelaskan mekanisme terjadinya tegangan sisa pada pengelasan dan apa resiko
dari adanya tegangan sisa tersebut.
2. Jelaskan beberapa metoda untuk mengurangi tegangan sisa pada pengelasan.
3. Jelaskan mekanisme terjadinya Hydrogen Induced Cracking (HIC) pada
pengelasan dan persyaratan apa saja untuk terjadinya HIC. Serta Jelaskan
beberapa sumber Hydrogen & metoda untuk mengurangi larutnya H 2 pada
pengelasan.
4. Jelaskan mekanisme terjadinya Solidification Cracking (Hot Crack) pada
pengelasan dan persyaratan apa saja untuk terjadinya Hot Cracking. Serta
Jelaskan beberapa sumber penyebab hot cracking & metoda untuk
menguranginya pada pengelasan Baja.
5. Jelaskan mekanisme terjadinya Lamelar Tearing pada pengelasan dan Jelaskan
penyebab utama Lamelar Tearing & metoda untuk menguranginya pada
pengelasan.
6. Jelaskan faktor apa saja yang harus saudara (i) perhatikan bila terjadi kekerasan
yang tinggi di HAZ.
7. Jelaskan metoda (cara-cara) untuk mengurangi kekerasan yang tinggi di HAZ.
8. Jelaskan tujuan pemanasan awal (preheating) dan pemanasan akhir (PWHT)
pada proses pengelasan.
9. Bila ada cacat dibawah ini, analisa menurut saudara apakah cacat tsb diterima
(accept) atau ditolak (reject) dengan merefer ke ISO 5817 dengan Quality level C
a. Retak (crack)sepanjang 2 mm di weld metal
b. Lack of side wall fusion sepanjang 5 mm
c. Surface porosity diameter 1,5mm
10. Jelaskan cacat las (weld defects) di bawah ini serta (i) sebutkan penyebabnya
serta penanggulangannya dan (ii) sebutkan metoda NDT yang dapat dipakai di
pemeriksaan catat tsb. (Note: untuk gbr (b) Nama cacatnya adalah sama, tetapi
contoh lokasinya yg berbeda)

a)
b)

(a) (b)

11. Jelaskan cacat las (weld defect) di bawah ini serta sebutkan penyebabnya serta
penanggulangannya.

12. Jelaskan cacat las (weld defects) di bawah ini serta (i) sebutkan penyebabnya
serta penanggulangannya dan (ii) sebutkan metoda NDT yang dapat dipakai pada
pemeriksaan catat tsb. (Note: untuk gbr (a) Nama cacat adalah sama, tetapi
contoh yang diperbesar ada beda warna kegelapannya dan bukan crack)

(a) (b)

13. Jelaskan yang dimaksud dengan weldability pada baja dan faktor yang
mempengaruhi kemampulasan tsb.
14. Jelaskan fungsi Preheating dan Post-heating pada pengelasan baja.
15. Jelaskan fungsi dari PWHT dan berapa umumnya temperatur dan waktu tahan
PWHT pada baja karbon.
Tugas 08_2006575240_Mohammad Rayhan Ramadano

Jawab

1. Mekanisme terjadinya tegangan sisa pada pengelasan dan risiko dari adanya
tegangan sisa

Tegangan sisa merupakan tegangan yang terjadi pada struktur akibat perlakuan
panas, mekanik, ataupun keduanya. Pada pengelasan, umumnya terjadi karena
kontraksi saat pembekuan cepat logam cair.

Mekanisme terjadinya tegangan sisa yaitu disebabkan oleh pemanasan yang


tidak merata sehingga hanya terjadi pemuaian pada daerah tertentu. Pemuaian
yang tidak seragam akan menimbulkan distorsi atau restrain sehingga muncul
tegangan sisa pada daerah tersebut.

Efek utama tegangan sisa pada daerah pengelasan:


● Distorsi (ditimbulkan oleh perubahan dimensi akibat penyusutan volume
material yang tidak merata)
● Kegagalan prematur di daerah lasan

Skema terjadinya tegangan sisa dapat di lihat pada gambar di bawah:


2. Metode mengurangi tegangan sisa pada pengelasan

Tegangan sisa pada pengelasan dapat dikurangi dengan metode-metode berikut:

● Post heating
Dilakukan pemanasan pada material pada suhu yang sama atau lebih
tinggi dari suhu preheating. Pemanasan ini bertujuan untuk
mendistribusikan tegangan sisa pada struktur. Parameter yang digunakan
seperti suhu, waktu, dan laju pendinginan bergantung pada jenis material
lasan yang diberi perlakuan ini

● Peening process
Terdapat dua jenis peening process, yaitu shot peening dan laser peening.
Shot peening dilakukan dengan menembakkan bola-bola kecil yang
disebut shot pada permukaan logam sehingga terjadi deformasi plastis
dan mengurangi surface tensile stress. Pada laser peening, dilakukan
proses serupa, tetapi menggunakan laser berkekuatan tinggi.

● Vibration stress relief


Pada proses ini, komponen digetarkan pada frekuensi naturalnya dengan
waktu tertentu untuk menghilangkan tegangan sisa.

● Cryogenic Treatment
Proses ini dilakukan dengan memanfaatkan nitrogen cair atau bahan lain
dengan suhu sangat rendah ( di bawah -190oC) untuk menormalisasi atau
menghilangkan tegangan sisa pada komponen yang dilas atau setelah
perlakuan panas. Proses ini juga menghilangkan struktur austenite sisa.

3. Mekanisme terjadinya HIC, syarat terjadinya HIC, sumber hidrogen penyebab


HIC dan metode untuk mengurangi larutnya gas hidrogen pada pengelasan

HIC atau hydrogen induced cracking atau bisa juga disebut hydrogen
embrittlement merupakan fenomena di mana logam mengalami fraktur akibat
adanya molekul gas hidrogen pada struktur. Pada pengelasan, hydrogen larut
pada logam cair yang panas, lalu berdifusi ke luar logam saat pendinginan akibat
kelarutannya menurun. Adanya gas hidrogen yang terjebak menyebabkan
terjadinya HIC.

Syarat terjadinya HIC:


● Adanya gas hidrogen yang terjebak pada struktur baja
● Terdapat tegangan sisa yang tinggi pada struktur
● Adanya struktur mikro yang memiliki tegangan internal yang tinggi seperti
martensit sehingga mudah retak

Sumber hydrogen saat pengelasan:


● Udara atmosfer
● Kandungan air atau zat organik pada fluks
Cara mengurangi larutnya gas hidrogen untuk mencegah HIC saat pengelasan:
● Menggunakan metode GMAW atau GTAW yang memiliki fluks yang tidak
mengikat kelembapan (sumber hidrogen)
● Jika menggunakan SMAW, gunakan low hydrogen flux rod seperti E7018
untuk mengurangi hidrogen yang larut
● Mengurangi kecepatan pendinginan dengan melakukan preheat dan
menggunakan thermal blanket saat pendinginan agar hydrogen dapat
berdifusi ke luar logam. Dapat juga dilakukan post heat treatment

4. Mekanisme solidification cracking/hot crack pada welding, syarat terjadinya hot


crack, sumber penyebab, serta pencegahannya

Hot crack atau solidification cracking merupakan crack yang terjadi pada weld
metal saat pendinginan logam cair terjadi. Hot crack umumnya terjadi searah
dengan arah pengelasan atau pun tegak lurus dengan sumbu pengelasan.

Sumber penyebab terjadinya hot crack:


● Arus pengelasan yang terlalu tinggi
● Welding groove yang terlalu sempit
● Impurities terutama sulfur dan fosfor serta kandungan kimia lainnya

Langkah pencegahan:
● Menggunakan arus pengelasan dan crater treatment yang baik
● Menggunakan welding groove yang sesuai
● Menggunakan fluks yang bersifat basa
● Memeriksa adanya segregasi sulfur pada welding groove sebelum
pengelasan

5. Mekanisme terjadinya lamellar tearing pada welding, penyebab utama, dan


metode untuk menguranginya

Lamellar tearing merupakan fenomena crack pada material akibat pengelasan


yang berbentuk lapisan yang terletak di dalam material dan searah dengan
permukaan material pelat tersebut. Fenomena ini umumnya terjadi pada material
pelat yang dilas tegak lurus terhadap pelat baja lainnya. Umumnya terjadi pada
pelat baja rolled yang memiliki keuletan yang rendah.

Penyebab terjadinya lamellar tear:


● Material pelat yang di las memiliki duktilitas yang rendah pada arah
ketebalan pelat (through-thickness direction)
● Strain transversal, yaitu strain penyusutan pada pengelasan bekerja pada
arah ketebalan pelat
● Adanya inklusi material non-metalik pada base metal berupa lapisan tipis
yang searah dengan arah pengelasan. Hal tersebut menyebabkan lapisan
tipis inklusi menjadi cracking site apabila terjadi strain akibat kontraksi
pada sambungan.

Langkah untuk mengurangi lamellar tear:


● Menggunakan base metal yang memiliki duktilitas yang tinggi pada arah
ketebalan pelat, memiliki kandungan sulfur yang rendah, serta minim
inklusi
● Memodifikasi desain sambungan dan prosedur pengelasan untuk
meminimalisir stress
● Menggunakan pelat yang sudah ditempa

6. Faktor yang harus diperhatikan apabila terjadi kekerasan yang tinggi di HAZ
● Ketangguhan batas las (weld boundary)
● Kecepatan pendinginan diatur untuk mecegah butir yang terlalu halus dan
kekerasan yang terlalu tinggi
● Komposisi kimia base metal, gunakan low alloy metal untuk mencegah
terbentuknya martensite di HAZ

7. Metode untuk mengurangi kekerasan yang tinggi di HAZ


● Melakukan post weld heat treatment (PWHT). Proses tersebut akan
mengurangi kekerasan dan tegangan sisa pada daerah pengelasan untuk
mencegah crack. PWHT harus dilakukan dengan tepat, sehingga harus
mengacu pada prosedur atau standar yang mengacu pada
parameter-parameter PWHT, seperti laju pemanasan dan pendinginan,
holding time, hot zones, posisi pengukuran, serta toleransi terhadap
parameter tersebut
● Melakukan temper bead welding, yaitu welding yang menggunakan heat
input dari pengelasan sebelumnya untuk menghaluskan dan men-temper
HAZ pada weld dibawahnya
8. Tujuan preheating dan PWHT pada pengelasan
● Tujuan preheating yaitu untuk memperlambat pendinginan sehingga
mencegah terjadinya crack akibat pembentukan fasa bertegangan tinggi
seperti martensite pada logam paduan
● Tujuan PWHT yaitu mengihilangkan tegangan sisa, distorsi, dan
mengurangi kekerasan HAZ sehingga mencegah crack
9. Bila ada cacat dibawah ini, analisa menurut saudara apakah cacat tsb diterima
(accept) atau ditolak (reject) dengan merefer ke ISO 5817 dengan Quality level C

● Retak (crack) sepanjang 2 mm di weld metal (not permitted)

● Lack of side wall fusion sepanjang 5 mm (not permitted)

● Surface porosity diameter 1,5mm (bergantung nilai ketebalan a dan s)

10. Jelaskan cacat las (weld defects) di bawah ini serta (i) sebutkan penyebabnya
serta penanggulangannya dan (ii) sebutkan metoda NDT yang dapat dipakai di
pemeriksaan catat tsb. (Note: untuk gbr (b) Nama cacatnya adalah sama, tetapi
contoh lokasinya yg berbeda)
11. Jelaskan cacat las (weld defect) di bawah ini serta sebutkan penyebabnya serta
penanggulangannya.

12. Jelaskan cacat las (weld defects) di bawah ini serta (i) sebutkan penyebabnya
serta penanggulangannya dan (ii) sebutkan metoda NDT yang dapat dipakai di
pemeriksaan catat tsb. (Note: untuk gbr (b) Nama cacatnya adalah sama, tetapi
contoh lokasinya yg berbeda)
13. Pengertian weldability pada baja dan faktor yang memengaruhinya

Weldability atau kemampulasan merupakan kemampuan materia untuk dapat di


las di bawah kondisi perakitan khusus sehingga sesuai dengan desain struktur
dan dapat menunjukkan performa yang memuaskan di lapangan.

Faktor yang memengaruhi weldability

● Jenis logam yang di las (logam dengan kekerasan dan temperatur lebur
yang tinggi serta konduktivitas panas yang tinggi cenderung sulit di las)
● Desain sambungan
● Teknik pengelasan
● Skill operator las

14. Fungsi preheating dan postheating pada pengelasan baja

● Tujuan preheating yaitu untuk memperlambat pendinginan sehingga


mencegah terjadinya crack akibat pembentukan fasa bertegangan tinggi
seperti martensite pada logam paduan
● Tujuan PWHT yaitu mengihilangkan tegangan sisa, distorsi, dan
mengurangi kekerasan HAZ sehingga mencegah crack

15. Fungsi PWHT serta temperatur dan waktu tahan pada baja karbon

Tujuan PWHT yaitu mengihilangkan tegangan sisa, distorsi, dan mengurangi


kekerasan HAZ sehingga mencegah crack. PWTH umumnya dilakukan pada
baja karbon dengan suhu 600oC selama 1 jam.

Anda mungkin juga menyukai