Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Problem solving cycle merupakan proses mental yang melibatkan
penemuan masalah, analisis dan pemecahan masalah. Tujuan utama dari
pemecahan masalah adalah untuk mengatasi kendala dan mecari solusi yang
terbaik dalam menyelesaikan masalah. Problem solving cycle adalah proses
yang terdiri dari langkah - langkah berkesinambungan yang terdiri dari
analisa situasi, perumusan masalah secara spesifik, penentuan prioritas
masalah, penentuan tujuan, memilih alternatif terbaik, menguraikan alternatif
terbaik menjadi rencana operasional dan melaksanakan rencana kegiatan serta
mengevaluasi hasil kegiatan (Reed, 2000).
Bentuk problem solving cycle dalam dunia kesehatan salah satunya
adalah siklus manajemen masalah kesehatan. Menurut pengertiannya
manajemen masalah kesehatan didefinisikan sebagai suatu proses dan upaya
untuk mengoptimalkan sumber daya melalui pelaksanaan fungsi fungsi
manajemen yaitu, perencanaan (P1), penggerakan dan pelaksanaan (P2), serta
pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3) untuk mengatasi kesenjangan
antara apa yang diharapkan dan dengan apa yang menjadi kenyataan di
bidang kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kepuasan
pelanggan/klien dalam rangka mencapai tujuan organisasi layanan kesehatan
(Sulaeman, 2015).
Siklus manajemen masalah kesehatan terdiri dari berbagai tahap siklus
yang meliputi analisis situasi, identifikasi masalah dan penyebabnya,
penentuan prioritas masalah, penetapan tujuan, alternatif pemecahan masalah
dan

prioritas

pemecahan

masalah,

pembuatan

rencana

operasional,

penggerakan dan pelaksanaan (aktuasi), serta pemantauan, pengendalian dan


penilaian (Sulaeman, 2015).
Berdasarkan analisa situasi yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Gambirsari tahun 2015 tedapat beberapa masalah antara lain cakupan

kunjungan ibu hamil (K4), Case Detection Rate TBC, Insidence Rate
Demam Berdarah Dangue, dan bayi yang mendapat ASI Eksklusif, dimana
hasil yang dicapai pada tahun 2015 masih belum sesuai dengan target yag
telah ditetapkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah masalah kesehatan masyarakat yang terpenting di wilayah
Puskesmas Gambirsari?
2. Apakah intervensi terbaik untuk menangani masalah kesehatan masyarakat
tersebut?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi masalah prioritas dalam memilih alternatif
intervensi dan membuat perencanaan untuk mengatasi masalah kesehatan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui masalah kesehatan dan program yang merupakan prioritas
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari.
b. Mengetahui faktor-faktor penyebab masalah kesehatan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Gambirsari.
c. Mengetahui alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi masalah
prioritas tersebut.
d. Menentukan alternative pemecahan masalah yang terbaik untuk
dipilih.
e. Mengetahui kekuatan, kelemahan internal, ancaman dan peluang
(SWOT) di lingkungan Puskesmas untuk mengatasi masalah.
f. Mengetahui cara implementasi rencana intervensi masalah kesehatan.
g. Mengetahui system monitoring dan evaluasi terhadap program
intervensi yang direncanakan.
D. Manfaat
1. Diharapkan dapat menjadi informasi ilmiah mengenai masalah-masalah
yang ada di Puskesmas Gambirsari, Surakarta.
2. Diharapkan dapat menjadi informasi ilmiah mengenai metode penanganan
masalah-masalah yang ada di Puskesmas Gambirsari.

3. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi Puskesmas Gambirsari dalam


menangani masalah kesehatan yang ada di Puskesmas Gambirsari.

BAB II
ANALISIS SITUASI
A. Analisis Situasi Kependudukan
1. Keadaan Geografis
a. Letak Wilayah
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Gambirsari terletak di
Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta.
b. Batas Wilayah
Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Gambirsari meliputi:
Utara
: Wilayah Desa Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo,
Kabupaten Karanganyar dan Kecamatan Ngemplak,
Selatan

Kabupaten Boyolali
: Wilayah Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari

Barat

Kota Surakarta
: Wilayah Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres

Timur

Kota Surakarta
: Wilayah Kelurahan

Banyuanyar,

Kecamatan

Banjarsari Kota Surakarta


2.

Demografi
a. Data Penduduk dan Sasaran Program
Jumlah penduduk di wilayah UPTD Puskesmas Gambirsari
pada tahun 2015 adalah sejumlah 49.196 jiwa dengan jumlah
kepala keluarga sebanyak 14.717 KK.

Tabel 2.1 Penduduk dan Sasaran Program UPTD Puskesmas Gambirsari


Tahun 2015
No.
1
2
3
4

Sasaran Program
Bayi
Balita
Ibu Hamil
Ibu Bersalin

Jumlah
785 jiwa
3.760 jiwa
863 jiwa
794 jiwa

5
6
7
8
9
10

Ibu Nifas
824 jiwa
Remaja
8.346 jiwa
Wanita Usia Subur
10.811 jiwa
Pasangan Usia Subur
9.488 jiwa
Pra Lansia (45-59 tahun) 8.060 jiwa
Lansia >60 tahun
4.974 jiwa

Data pekerjaan utama masyarakat, yaitu Sektor Informal 15%,


Pedagang 30%, Buruh 35%, Lain-lain 20% serta angka kemiskinan
adalah 14%, dimana kelurahan Kadipiro termasuk dalam 5 besar
kelurahan dengan penduduk miskin terbanyak di Kota Surakarta.
Data pendidikan, angka putus sekolah di kadipiro 7% lebih
tinggi dari rata-rata Kecamatan yang 5%. Kadipiro memiliki sedikit
SMA,

dibutuhkan

lebih

banyak

sekolah

untuk

mendukung

pembangunan.
b. Data Wilayah
UPTD Puskesmas Gambirsari melingkupi satu kelurahan di
wilayah Kecamatan Banjarsari yaitu Kelurahan Kadipiro. Terdiri
dari 219 RT yang terkelompokkan menjadi 34 RW, dengan luas
wilayah 808,76 hektar dengan jumlah rumah sebanyak 8.235 buah.
Jarak yang ditempuh untuk sampai ke Puskesmas Gambirsari dari
Kantor Kelurahan Kadipiro adalah sejauh 1 kilometer.
c. Data Peran Masyarakat
UPTD Puskesmas Gambirsari mempunyai kader kesehatan
Posyandu sejumlah 504 orang dan kader POS Lansia sejumlah 485
orang, jumlah kader tersebut cukup untuk menjalankan program
kesehatan agar dapat berjalan efektif dengan kinerja kader yang
relatif baik. Tokoh masyarakat yang berada di wilayah kerja
Puskesmas sejumlah 98 orang dan seluruhnya aktif.
B. Analisis Situasi Masalah dan Kecenderungan Kesehatan
1. Pola 10 Besar Penyakit
Tabel 2.2. Sepuluh Besar Penyakit Terbanyak Tahun 2015
No.

Kode

Daftar Penyakit

Jumlah Kasus

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

J00
I10
K30
R51
K04.0
R53
R05
A09
K00.6
K04.1

Commond Cold
Hipertensi Essensial
Dyspepsia
Headache
Pulpitis
Malaise and fatigue
Batuk
Diare
Persistensi
Nekrosis Pulpa

5.159
4.547
1.144
763
423
369
352
336
330
328

2. Data Kematian
Tabel 2.3. Data Kematian di Wilayah kerja Puskesmas Gambirsari
Surakarta tahun 2015

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Jantung
Stroke
Diabetes Melitus
Kanker
Ginjal
Liver
TBC
Hipertensi
Kecelakaan
Penyakit tidak menular lainnya
Jumlah

21
14
8
5
0
2
0
2
0
4
56

9
10
10
5
0
0
0
2
0
3
39

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

2
2
0
1
0
1
0
0
0
0
6

3. Angka Kematian ibu pada tahun 2015 di wilayah kerja Puskesmas


Gambirsari tidak terdapat kasus kematian ibu.
4. Angka Kematian Bayi pada tahun 2015 di wilayah kerja Puskesmas
Gambirsari terdapat 1 kasus kematian bayi.
5. Angka Kematian Balita pada tahun 2015 di wilayah kerja Puskesmas
Gambirsari tidak terdapat kasus kematian balita.
6. Kesakitan Penyakit Menular

Lansia

PUS

Balita
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Usia Sekolah

Penyebab Kematian

Bayi 0-1

No.

Kelompok Usia

Perempuan

Laki2

Jenis Kelamin

28
22
18
9
0
1
0
4
0
7
89

Tabel 2.4 Penyakit Menular di wilayah kerja Puskermas Gambirsari


Surakarta 2015
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Jenis Penyakit Menular


Acute Flacid Paralysis
TB Paru
ISPA
DBD
Diare

Jumlah Kasus
0
11
5.402
53
694

C. Analisis Situasi Perilaku Kesehatan


Tabel 2.5. Analisis Situasi Perilaku Kesehatan
NO

INDIKATOR KINERJA

TARGET 2015 (%)

HASIL 2015 (%)

1
2

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4)


Cakupan Pertolongan Persalingan oleh Nakes

100
100

99,65
100

Ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk

100

100

Cakupan kunjungan Neonatus (KN1)

100

100

Cakupan BBLR yang Ditangani

100

Tidak ada kasus

Rumah Tangga sehat utama dan paripurna

75

89,01

Bayi yang mendapat ASI eksklusif

80

76,47

Jumlah balita Bawah garis merah

0,52

Jumlah balita gizi kurang

1,04

10

Jumlah balita gizi buruk

11

Jumlah siswa SD Gemuk

2,34

12

Jumlah Siswa SD Normal

87,64

13

Jumlash Siswa SD Kurus

8,58

14

Jumlah Siswa SD Kurus sekali

2,60

15

Jumlah Ibu Hamil KEK

1.62

16

Kelurahan bebas rawan gizi

100

100

D. Analis Situasi Lingkungan Kesehatan


Tabel 2.6. Analisis Situasi Lingkungan Kesehatan
NO

INDIKATOR KINERJA

TARGET 2015 (%)

HASIL 2015 (%)

1
2

TUMP sehat
Keluarga dengan persediaan air bersih

100

93
100

Keluarga yang memilki jamban sehat

90

98

Keluarga yang memiliki tempat sampah

KK yang memilki pengelolaan air limbah

90

98

Rumah Sehat

75

73

35

E. Analisis Program dan Pelayanan Kesehatan


Tabel 2.7. Analisis Program Pelayanan Kesehatan

NO

INDIKATOR KINERJA

TARGET 2015

HASIL 2015

(%)

(%)

Cakupan DDTK balita dan pra sekolah

100

98

Cakupan Pemeriksaan kesehatan siswa TK

100

100

Cakupan Pemeriksaan kesehatan siswa SD

100

100

Cakupan peserta KB baru

80

79,9

Cakupan Peserta KB aktif

80

79,9

Cakupan UCI

100

100

Cakupan Rawat Jalan

18,8

5,89

Balita yang datang ditimbang

80

87,20

Balita yang Naik Berat badannya

80

85,63

10

Balita bawah garis merah

<5

0,52

11

Cakupan bayi mendapat kapsul vit A 1x/th

100

100

12

Cakupan anak balita mendapat vit. A 1x/th

100

100

13

Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vit A

100

100

14

Cakupan Ibu hamil medapat tablet Fe

100

98,6

15

Kelurahan mengalami KLM yang ditangani < 24 jam

100

Tidak ada KLB

16

Kasus AFP/100.000 < 15 th

<2

17

Cure Rate TB

95

92,86

18

Case Detection Rate

98

22,92

19

Cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani

100

Tidak ada kasus

20

Penderita DBD yang ditangani

100

100

21

Incidence Rate DBD

< 4/100.000 pdk

12,81

22

CFR DBD

<1

1,58

23

Remaja yang mendapat konseling

4,15

24

Kader Kesehatan SMP dan SMA

4,65

25

Pelayanan kesehatan usila dan pra usila

60

83,49

F. Analiss Sarana dan Prasarana


1. Tenaga Kesehatan
Jenis dan jumlah tenaga yang ada di UPTD Puskesmas Gambirsari
meliputi:

Tabel 2.8. Jumlah Tenaga Kesehatan di UPTD Puskesmas Gambirsari


No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Jenis Tenaga
Dokter Umum
Dokter gigi
Perawat Umum
Bidan
Asisten Apoteker
Ahli Gizi
Sanitarian
Perawat Gigi
Tenaga Laboratorium
Petugas Rekam Medis
Penyuluh Kesehatan
Tenaga Umum

Jumlah
2
2
4
4
3
1
1
1
1
1
1
6

2. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Gambirsari guna
menunjang pelayanan kesehatan kepada masyarakat meliputi:
Tabel 2.9. Sarana Kesehatan Puskesmas Gambirsari
No.

Jenis sarana

Jumlah

Puskesmas Induk

Puskesmas pembantu

Posyandu

42

Dokter / dokter gigi / BP praktek swasta

15

Mobil Pusling

3. Unit Pelayanan di UPTD Puskesmas Gambirsari


1. Loket pendaftaran atau penerimaan pasien
2. Poli Kesehatan Ibu dan Anak
3. Pojok Gizi
4. Poli KB
5. Poli umum
6. Poli Gigi
7. Imunisasi
8. Konsultasi Sanitasi
9. Laboratorium
10. Apotek

BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH DAN
PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
A. Identifikasi Masalah
Melalui analisis situasi akan dihasilkan berbagai macam masalah.
Masalah adalah kesenjangan yang dapat diamati antara situasi dan kondisi
yang terjadi dengan situasi dan kondisi yang diharapkan, atau kesenjangan
yang dapat diukur antara hasil yang mampu dicapai dengan tujuan dan target
yang ingin dicapai. Masalah juga dapat dirumuskan dalam bentuk hambatan
kerja dan kendala yang dihadapai organisasi layanan kesehatan dalam
pelaksanaan kegiatan dan program. Masalahkesehatan masyarakat antara lain
adalah adana suatu penyakit yang berkembang pada kurun waktu tertentu
menyerang kelompok-kelompok masyarakat di wilayah kerja organisasi
layanan kesehatan (Sulaeman, 2015).
Berdasarkan analisa situasi yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Gambirsari tahun 2015 tedapat beberapa masalah antara lain cakupan
kunjungan ibu hamil (K4), Case Detection Rate TBC, Insidence Rate Demam
Berdarah Dangue, dan bayi yang mendapat ASI Eksklusif, dimana hasil yang
dicapai pada tahun 2015 masih belum sesuai dengan target yag telah
ditetapkan.
Tabel 3.1. Identifikasi Masalah yang Ada di Puskesmas Gambirsari
Suararta
No.
1
2
3
4
5

Masalah
Cakuan Kunjungan Ibu Hamil
Case Detection Rate TB
Insidence Rate DBD
Case Fatality Rate DBD
Bayi yang mendapat ASI ekslusif

Target (%)
100
98
<4
<1
80

Hasil (%)
99,65
22,92
12,81
1,58
76,47

Hasil survey mawas diri dan musyawarah desa di wilayah kerja


Puskesmas Gambirsari Surakarta tahun 2015 yang diselenggarakan di aula
Kelurahan Kadipiro menyatakan masalah penyakit DBD masih menjadi
prioritas di Kelurahan Kadipiro.

Berdasarkan data 10 besar penyakit di Puskesmas Gambirsari pada


tahun 2015, common cold menduduki urutan pertama diagnosis penyakit
terbanyak di Puskesmas Gambirsari. Kemudian disusul dengan hipertensi,
dyspepsia, headache, pulpitis, malaise and faigue, batuk, diare, persistensi,
dan nekrosis pulpa.
B. Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan
Menurut Sulaeman (2014) menentukan prioritas masalah kesehatan
disarankan untuk menggunakan tiga pendekatan berikut, yaitu:
1. Menggunakan informasi tentang komitmen global dan nasional,
kecuali terbukti bahwa masalah yang telah menjadi komitmen global
dan nasional tersebut betul-betul tidak ada di wilayah kerja Puskesmas
bersangkutan Oleh sebab itu, masalah yang perlu diberikan prioritas
adalah PD3I (Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi), malaria,
TB, HIV/AIDS, lepra, demam berdarah dangue, dan kurang gizi
(khususnya ibu hamil, bayi, anak balita dan anak sekolah).
2. Kalau tidak ada masalah lain di luar masalah yang termasuk dalam
komitmen global dan nasional tersebut, Puskesmas bisa menggunakan
teknik PAHO untuk menelaah prioritasnya. Misalnya yang bersifat
spesifik lokal seperti filariasis, frambusia, rabies, keracunan pestisida,
kecelakan, penggunaan narkoba, dan lain-lain.
3. Masalah yang menyangkut pembangunan mutu masnusia sejak dini
hendaknya diberi prioritas tinggi. Ini berkaitan dengan upaya untuk
menjamin

pertumbuhan

otak

yang

optimal

dalam

rangka

mempersiapkan SDM berkualitas. Maka masalah yang menyangkut


hal-hal berikut perlu dirioritaska, yaitu kesehatan ibu hamil, kesehatan
ibu melahirkan, kesehatan bayi, kesehatan ibu nifas, kesehatan anak
balita, dan kesehatan anak sekolah.
Dari beberapa masalah penyakit yang muncul di Puskesmas
Gambirsari Surakarta antara lain cakupan kunjungan ibu hamil (K4), Case

Detection Rate TBC, Insidence Rate Demam Berdarah Dangue, dan bayi
yang mendapat ASI Eksklusif, ditentukan prioritas dengan menggunakan
teknik skoring PAHO
Tabel 3.2. Prioritas Masalah dengan Teknik Skoring PAHO
Penyakit
Cakuan Kunjungan Ibu Hamil
TB
DBD
Bayi yang mendapat ASI

M
2
8
7
3

S
3
8
9
3

V
6
4
6
6

C
5
7
9
5

Total
180
1.792
3.402
270

ekslusif
Urutan prioritas masalah di Puskesmas Gambirsari dengan
menggunakan teknik skoring PAHO adalah (1) DBD, (2) TB, (3) Bayi
yang medapat ASI eksklusif, (4) Cakupan Kunjungan Ibu Hamil. Dari data
tersebut DBD menjadi prioritas masalah utama di Puskesmas Gambirsari
Surakarta.
Tabel 3.3. Jumlah Kasus DBD bulan Januari April 2016
Kasus/Bulan
Jumlah Kasus Tersangka DBD
Jumlah Kasus DBD
Jumlah Kasus DSS

Januari
0
0
0

Februari
5
17
1

Maret
10
20
6

April
13
16
4

Pada tahun 2016, keberadaan kasus DBD masih belum dapat


disingkirkan. Pada tabel 3.3 terlihat adanya kenaikan angka kejadian DBD
di bulan Februari dan kembali meningkat di bulan Maret.
Tabel 3.4. House Indeks Jentik Januari- April 2016
Program
Jumlah rumah diperiksa
Jumlah Rumah Positif Jentik
House indeks pemukiman (%)
Jumlah Sekolah yang diperiksa
Jumlah Sekolah positif jentik
House indeks sekolah (%)

Januari
541
5
1
3
0
0

Februari
530
273
5
27
1
4

Maret
617
9
2
27
1
4

April
1324
36
3
27
2
7

C. Analisis Masalah dengan Diagram Tulang Ikan


Diagram tulang ikan adalah salah satu teknik analisis kausal
dengan cara menempatkan masalah yang ditetapkan pada identifikasi
masalah diletakan pada kepala, kemudian penyebabnya dianalisis dari
berbagai aspek atau unsur yang ditempatkan pada rusuk-rusuk besar,
kemudian ditelusuri masalahh spesifiknya yang diletakkan pada rusukrusuk kecil.

INFORMATION

MARKET

MINUTE

METHOD

PHBS
belum
diterapkan
dengan baik
oleh
masyarakat

Pengumpulan
data kasus baru
tidak dapat
dilakukan dengan
cepat

MACHINE

Perkembangbiakan vektor
yang cepat

Kurangnya peran
serta masyarakat
dalam upaya
pemberantasan
sarang nyamuk

MATERIA
MONEY
L
Masih
kurangnya
pemanfaatan
media
informasi

Keterbatasan
item
pemeriksaan
lab untuk
penegakan
diagnosis

MAN
Kesadaran
masyarakat untuk
melakukan PSN dan
menjaga kebersihan
masih kurang

Dana
program
terbatas
Ekonom
i warga
rendah

DBD
Kurangnya
evaluasi
pelaksanaan
program

Proses Pelayanan

P2

Data terbatas
sehingga
pembuatan
POA kurang
maksimal

P1

Gambar 3.1. Diagram Tulang Ikan Kasus Demam Berdarah Dangue

Beberapa masalah yang dapat menyebabkan DBD dihimpun, seperti


sulitnya pengumpulan data kasus yang dikeluhkan oleh petugas Puskesmas karena
penegekan diagnosis kasus DBD biasanya dilakukan di Rumah Sakit apabila
Rumah Sakit tersebut tidak melaporkan ke Dinas Kesehatan atau Puskesmas
secara langsung maka kasus baru akan sulit diketahui. Pasien atau keluarganya
pun jarang yang melaporkan secara langsusng ke Puskesmas.
Penerapan Perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat masih kurang.
Cakupan rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari hanya 73%, hal ini
masih kurang dari terget tahun 2015 yaitu 75%. Kami mengamati kurangnya
media promotif untuk sosialisasi mengenai PHBS maupun pencegahan DBD di
lingkungan masyarakat.
Evaluasi Program di Puskesmas Gambirsari dilakukan setiap tahun.
Evaluasi tersebut dilakukan untuk merancang Plan of Action pada tahun
berikutnya sehingga inovasi atau perubahan program dilakukan setahun sekali.

BAB IV
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH DAN
PRIORITAS PEMECAHAN

A. Alternatif Pemecahan Masalah


Berdasarkan penyebab-penyebab kasus demam berdatah dangue yang
telah teridentifikasi pada gambar 3.1 dapat ditemukan masalah spesifik yang
akan diangkat untuk dibahas operasionalnya sebagai alternatif jalan keluar,
tersaji dalam tabel berikut :
Tabel 4.1. Alternatif Pemecahan Masalah Berdasarkan Penyebab
Masalah
DBD

Penyebab
1.

Kesadaran
masyarakat untuk
melakukan PSN dan
menjaga kebersihan masih
kurang

2.

Dana program terbatas

3.

Masih kurangnya
pemanfaatan media
informasi

4.

Keterbatasan item
pemeriksaan laboratorium
unutk penegakan diagnosis

5.

Perkembangan
yang cepat

6.

Kurangnya peran serta


masyarakat dalam upaya
pemberantasan
sarang

vektor

Alternatif Pemecahan
Masalah
- Penyuluhan kepada
masyarakat akan bahaya
DBD dan pentingnya
melakukan pencegahan

- Memaksimalkan
pemberdayaan masyarakat
dalam pelaksanaan program
- Memanfaatkan media
informasi baik elektronik
maupun cetak untuk
memberikan edukasi
mengenai pencegahan DBD
- Bekerjasama dengan rumah
sakit untuk penegakan
diagnosis
- Menghimbau warga
masyarakat untuk
melakukan PSN secara rutin
- Melakukan PJB sekaligus
memberikan edukasi
kepada warga masyarakat

nyamuk
yang didatangi rumahnya
PHBS
belum - Penyuluhan mengenai
diterapkan dengan baik oleh
PHBS
masyarakat
8.
Pengumpulan
data - Menjalin kerjasama yang
kasus baru belum dapat
baik dengan dinas
dilakukan dengan cepat
kesehatan, rumah sakit yang
berada di wilayah
Surakarta, serta
menghimbau masyarakat
agar melaporkan apabila
keluarganya terdiagnosis
DBD.
9.
Kurangnya
evaluasi - Evaluasi program dilakuakn
pelaksanaan program
secara berkala setiap 3
bulan sekali
7.

10.

Data terbatas sehingga - Memaksimalkan


pembuatan POA kurang
pengumpulan data dengan
maksimal
menjalin kerjasama lintas
sektoral.

B. Pemilihan Alternatif Intervensi yang Terbaik


Alternatif jalan keluar terhadap masalah selanjutnya dinilai dari
beberapa sudut pandang sehingga didapatkan urutan pemilihan intervensi
yang terbaik. Pemilihan intervensi terbaik dari berbagai alternatif jalan keluar
atas masalah kasus demam berdarah dangue di wilayah kerja Puskesmas
Gambirsari tersaji dalam tabel berikut:

Tabel 4.2. Prioritas Alternatif Intervensi


Prioritas

Efektivitas
No

Efisiensi

Cara Pemecahan Masalah


M

(C)

=
MxIxV
C

Penyuluhan kepada masyarakat akan


1

bahaya DBD dan pentingnya

24

24

50

3 3

5.4

melakukan pencegahan
Pelatihan kader agar dapat
mengedukasi masyarakat sekitarnya
dengan lebih interaktif

Melakukan PJB sekaligus memberikan


3

edukasi kepada warga masyarakat


yang didatangi rumahnya
Memanfaatkan media informasi baik
elektronik seperti sosial media maupun
cetak seperti spanduk, pamfel, leaflet,
untuk memberikan edukasi mengenai
pencegahan DBD

Kriteria efektivitas :
M = Magnitude (besarnya masalah yang dapat diselesaikan)
I

= Importancy (pentingnya jalan keluar)

V = Vulnerability (sensivitas jalan keluar)


Kriteria efisiensi :
C = Efficiency Cost (semakin besar biaya yang diperlukan semakin tidak
efisien)
Prioritas Pemecahan masalah yang kami pilih adalah melakukan PJB
sekaligus memberikan edukasi kepada warga masyarakat yang didatangi
rumahnya.

C. Analisis SWOT Program Demam Berdarah Dangue


Analisis SWOT adalah suatu akronim dari strength (kekuatan),
weakness

(kelemahan)

dari

lingkungan internal

organisasi, serta

opportunity (kesempatan/peluang) dan threat (ancaman/rintangan) dari


lingkungan eksternal organisasi. Analisis ini dilakukan dengan cara

membandingkan antara faktor eksternal dengan faktor internal organisasi


untuk memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis ini berguna untuk
menganalisis faktor-faktor internal organisasi layanan kesehatan yang
memberi andil terhadap kualitas layanan kesehatan atau salah satunya
komponennya

dengan

mempertimbangkan

faktor-faktor

eksternal

organisasi layanan kesehatan.


Unsur-unsur dari analisis SWOT sebagai berikut (Azwar, 1996) :
1) Kekuatan
Kekuatan (Strength) adalah berbagai kelebihan yang bersifat
khas yang dimiliki oleh suatu puskesmas, yang apabila dimanfaatkan
akan berperan besar dalam memperlancar berbagai kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang dimiliki oleh puskesmas itu
sendiri.
2) Kelemahan
Kelemahan (Weakness) adalah berbagai kelemahan yang bersifat
khas, yang dimiliki oleh suatu puskesmas, yang apabila diatasi akan
berperan besar tidak hanya dalam memperlancar berbagai kegiatan
yang akan dilaksanakan oleh puskesmas tetapi juga dalam mencapai
tujuan yang dimiliki oleh puskesmas.
3) Kesempatan
Kesempatan (Opportunity) adalah peluang yang bersifat positif
yang dihadapi oleh suatu puskesmas yang apabila dapat dimanfaatkan
akan besar peranannya dalam mencapai tujuan puskesmas.
4)

Hambatan
Hambatan (Threat) adalah kendala yang bersifat negatif yang
dihadapi oleh suatu puskesmas yang apabila berhasil diatasi akan besar
peranannya dalam mencapai tujuan puskesmas.

Tabel 4.3Analisis SWOT Program Demam Berdarah Dangue


Strength (S)
SW

OT

Weakness (W)

PJB dilaksanakan rutin

PJB belum bisa

oleh kader dan tokoh

dilaksanakan oleh

masyarakat

seluruh masyarakat

Petugas kesehatan cukup

Keterbatasan item
pemeriksaan lab DBD

Opportunity (O)

SO

WO

Jejaring dengan kader Meningkatkan kesadaran


dan kelurahan
Program Jumat sehat

Advokasi ke stake

masyarakat tentang

holder tentang

bahaya DBD terutama

pentingnya

pencegahannya

pemberdayaan

Meningkatkan

masyarakat untuk
pencegahan DBD

kemampuan petugaas
dalam menggerakkan

Meningkatkan

PSN dengan

kerjasama dengan

menggunakan metode

Dokter Praktek swasta

yang variatif dan

dan kader kesehatan

inovatif
Menggalakan kerja bakti
sekurang-kurangnya

Meningkatkan
kerjasama dengan
Rumah Sakit

seminggu sekali

Threat (T)
Sebagian masyarakat
tidak peduli dengan
lingkungannya
Masih lekatnya
paradigma sakit

ST

WT

Penyuluhan di posyandu Optimalisasi


lansia dan balita
Penyuluhan di sekolahsekolah

pemasangan media
promosi DBD di
fasilitas umum
Meningkatkan

dibanding paradigma

sosialisasi paradigma

sehat

sehat

Meningkatkan advokasi
stake holder
Menambah metode
dalam menggerakkan
PSN

BAB V
PLAN OF ACTIONS
Dari hasil pemilihan prioritas jalan keluar dipilih bentuk kegiatan
berupa Pemantauan Jentik Berkala Teliti dan Menyeluruh sekaligus
memberikan edukasi kepada warga masyarakat yang didatangi rumahnya.
Pemantauan Jentik Berkala Teliti dan Menyeluruh ini dilakukan dengan
pemantauan jentik yang dilakukan tidak hanya pada bak mandi atau ember
penampungan air, tapi juga tempat-tempat penampungan lain seperti air
minum burung, tempat penampungan air bawah dispenser, dll. Selain
bertujuan untuk mengevaluasi house index secara berkala juga dapat sebagai
motivasi warga masyarakat untuk rajin melakukan PSN. Kita dapat
melakukan edukasi mengenai pencegahan demam berdarah maupun
mengenai PHBS kepada setiap rumah yang didatangi.
Berikut ini merupakan rencana persiapan yang dibutuhkan:
1. Tujuan

: Meningkatkan kualitas PJB dan mengevaluasi house


index secara berkala serta mendorong masyarakat untuk
melakukan pemberantasan sarang nyamuk.

2. Sasaran

: Masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas


Gambirsari

3. Metode

: Pelakukan

pemantauan

jentik

nyamuk

dengan

mengunjungi rumah-rumah warga sembari melakukan


edukasi mengenai pencegahan DBD dan mengenai
perilaku hidup bersih dan sehat
4. Waktu

: 1 minggu 2 kali

5. Lokasi

: Wilayah RW diama terdapat warag yang terjangkit


DBD di wilayah kerja UPTD Puskesmas Gambirsari

6. Pelaksana

: Dokter

muda

IKM

Universitas Sebelas Maret

7. Biaya

518

Fakultas

Kedokteran

Tabel 5.1 Perkiraan Biaya yang Diperlukan


No. Pengeluaran Satuan
Harga
Jumlah
1 Leaflet
100
Rp500,00
Rp50.000,00
2 Senter
2
Rp 30.000,00 Rp 60.000,00
Jumlah
Rp110.000,00
8. Mekanisme Kegiatan : Mengumpulkan para kader yang berada di suatu
wilayah RW, bekerjasama dengan tim dari Kelurahan,
untuk bersama-sama melakukan pemantauan jentik
nyamuk ke rumah-rumah warga. Pemantauan dilakukan
secara teliti dan menyeluruh di tempat-tempat yang
mungkin menjadi sarang nyamuk seperti bak mandi
atau

ember

penampungan

air,

tempat-tempat

penampungan lain seperti air minum burung, tempat


penampungan air bawah dispenser, dll. Pemantauan
diselingi dengan edukasi mengenai pencegahan DBD
dan PHBS kepada warga yang dikunjungi.

BAB VI
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan analisi prioritas masalah di Puskesmas Gambirsari Surakarta
didapatkan bahwa penyakit demam berdarah dangue menjadi prioritas
utama. Setelah dilakuakan analisis penyebeb dan berbagai alternatif jalan
keluar maka didapatkan alternatif jalan keluar terbaik yaitu dengan
melakukan Pemantauan Jentik Berkala sekaligus memberikan edukasi
kepada warga masyarakat yang didatangi rumahnya yang kemudian
ditetapkan Plan of Action dengan tujuan untuk mengevaluasi hoause index
secara berkala sekaligus mendorong masyarakat untuk melakukan
pemberantasan sarang nyamuk.
B. Saran
1. Melaksanakan PJB secara rutin dengan turut serta memberdayakan
kader yang ada di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari disertai
edukasi kepada tiap warga yang dikunjungi mengenai pencegahan
DBD dan PHBS
2. Melakukan kerja bakti secara rutin dalam rangka melakukan
pemberantasan sarang nyaruk sekalikus memupuk jiwa gotong
royong.
3. Menjalin kerjasama yang baik dengan stake holder, Dinas
Kesehatan, Rumah Sakit- rumah sakit yang ada di wilayah
Surakarta.

DAFTAR PUSTAKA
Azwar (1996).Pengantar administrasi kesehatan. Edisi Ketiga. Jakarta: Bina
Aksara.
Reed SK (2000). Problem solving. In A. E. Kazdin (Ed.), Encyclopedia of
psychology. Washington DC: American Psychological Association and
Oxford University Press. Pp. 71-75.
Sulaeman, ES (2015). Manajemen Masalah Kesehatan: Manajemen Strategik dan
Operasional Program serta Organisasi Layanan Kesehatan. Cetakan 1.
Surakarta: UNS Press.

Anda mungkin juga menyukai