Anda di halaman 1dari 55

KONSERVASI ENERGI

PUSDIKLAT KEBTKE - JAKARTA

DEFINISI KONSERVASI ENERGI


Menurut UU No. 30/2007 dan PP 70/2009
Konservasi Energi adalah upaya sistematis,
terencana dan terpadu guna melestarikan
sumber daya energi dalam negeri serta
meningkatkan efisiensi pemanfaatannya

HARGA BBM DI BEBERAPA NEGARA


Sesuai dengan peraturan perundangan, Pemerintah tetap wajib menyediakan
energi dengan harga terjangkau (dengan konsekuensi subsidi).
GDP
Bagaimana kondisi negara lain?
Harga Eceran
Negara

Secara umum, harga BBM di


Indonesia adalah yang terendah di
antara beberapa negara ASEAN.
Bahkan negara-negara seperti
Kamboja dan Laos dengan
pendapatan per kapitanya dibawah
Indonesia tidak memberikan
subsidi untuk BBM kepada
rakyatnya.

Bensin per liter


(Rp/liter)

Indonesia (RON
88)
Indonesia (RON
92)
Thailand (RON
91)

10.200

Filipina (RON 92)

12.147

Singapura (RON
92)
Vietnam (RON
Arab Saudi
92)
Laos
(RON 87)
Kuwait
Kamboja (RON
92)
UEA

6.500

12.453

15.695
1.40
14.553
4
2.13
13.396
5
13.298
4.27
5

Keterangan

Disubsidi
Tidak
Disubsidi
Tidak
Disubsidi
Tidak
Disubsidi
Tidak
Disubsidi
Tidak
Disubsidi
Disubsidi
Tidak
Disubsidi
Disubsidi
Tidak
Disubsidi
Disubsidi

Nominal/
Capita
(USD)
3.594

5.390
2.611
52.052
1.753
1.380
926

Beberapa negara yang harga BBM-nya dibawah harga BBM Indonesia, seperti Arab Saudi,
Kuwait, dll, adalah negara yang masih sangat kaya akan minyak dan relatif tidak tergantung
dengan negara lain.
Bagaimana kondisi Indonesia? Apakah Indonesia masih kaya akan minyak???

1982

Instruksi Presiden No. 9/1982 tetang Konservasi Energi

1995

Rencana Induk Konservasi Energi


2002

UU No. 28 / 2002 Bagunan Gedung

Inpres No. 10/2005 tentang Penghematan Energi

2005
2006
KEBIJAKAN
KONSERVASI ENERGI

2007
2008

2009
2011

PerPres No. 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional


UU No. 30/2007 tentang Energy

Inpres No. 2/2008 tentang Penghematan Energi dan Air


PP No.70/2009 tentang Konservasi Energi
Instruksi Presiden No. 13/2011 tentang Penghematan Energi dan Air

Permen ESDM tetang Penghematan Energi dan Air


2012 & 2013

2013

Permen ESDM No. 13/2012 tentang on Penghematan Listrik


Permen ESDM No. 14/2012 tentang Manajemen Energi
Permen ESDM No. 01/2013 Penghematan BBM

Permen ESDM No. 4051/K/70/MEM/2013 tentang Catur Dharma Energi

INPRES NO. 13/2011


PENGHEMATAN ENERGI DAN AIR
11 Agustus 2011

Merupakan PENYEMPURNAAN dari Inpres No. 2 Tahun 2008


tentang Penghematan Energi dan Air.
MENGINSTRUKSIKAN
kepada
pimpinan
lembaga
pemerintahan
di pusat dan daerah untuk melakukan
langkah-langkah dan inovasi penghematan energi dan
air
Membentuk TIM NASIONAL PENGHEMATAN ENERGI DAN
AIR. Tim Nasional menyampaikan LAPORAN setiap 3 (tiga)
bulan kepada Presiden dengan tembusan kepada UKP-PPP
Membentuk GUGUS TUGAS di lingkungan masing-masing
untuk mengawasi pelaksanaan penghematan energi dan air.
Para Gubernur, Bupati dan Walikota melaksanakan program
dan kegiatan, melakukan sosialisasi dan mendorong
masyarakat termasuk perusahaan swasta yang berada
di wilayah masing-masing untuk melakukan penghematan
sesuai kebijakan yang ditetapkan.

INPRES NO. 13/2011 TENTANG


PENGHEMATAN ENERGI DAN AIR

Target Penghematan :
Penghematan listrik sebesar 20% (dua puluh persen)
Penghematan pemakaian BBM Bersubsidi sebesar 10% (sepuluh
persen) melalui pengaturan pembatasan penggunaan BBM Bersubsidi
bagi kendaraan dinas
Penghematan air sebesar 10% (sepuluh persen)

Target dihitung dari rata-rata penggunaannya dalam kurun waktu


6 (enam) bulan sebelum dikeluarkannya Instruksi Presiden ini.

Penghematan Pemakaian Tenaga


Listrik
Pokok-pokok Pengaturan:
A. Penghematan Pemakaian Tenaga Listrik wajib

dilakukan pada:
Bangunan Gedung Negara Bangunan Gedung BUMN, BUMD;
Rumah Tinggal Pejabat;
Penerangan jalan umum, lampu hias, dan papan reklame

B. Tata cara penghematan Bangunan dilakukan

melalui pengaturan :
Tata Udara
Tata Cahaya
Peralatan Pendukung

Permen ESDM No. 13/2012..........


A. Penghematan Listrik pada Bangunan
Gedung
1. Penghematan Listrik pada Sistem Tata
udara
a. Untuk Bangunan pemerintah yang menggunakan AC, dapat dilakukan
dengan :
Menggunakan AC yang hemat energi dengan kapasitas sesuai
dengan ruangan
Menggunakan refrigerant jenis hydrokarbon
Menempatkan uinit kompresor AC pada lokasi yang tidak terkena
langsung siar matahari
Mematikan AC jika ruangan tidak digunakan
Memasang thermometer ruangan untuk memantau suhu ruangan
Mengatur suhu dan kelembaban relatif sesuai dengan SNI
Ruangan kerja suhu berkisar 24-27oC; Rh 55-65%
Ruangan transit suhu 27-30 oC; dengan Rh 50-70%

Permen ESDM No. 13/2012..........


A. Penghematan Listrik pada Bangunan
Gedung
1. Penghematan Listrik pada Sistem Tata
udara

Untuk AC sentral, pengaturan jam operasi AC; dinyalakan 30 menit


sebelum jam kerja, unit fan AC dinyalakan satu jam kemudain baru
kompresor nya dinyalakan; dan 30 menit sebelum jam pulang kompresor
dimatikan dan saat jam kerja berakhir, fan baru dimatikan.
Memastikan tidak ada udara luar yang masuk ke ruangan
Perawatan secara berkala

b. Menggunakan jenis kaca tertentu yang dapat mengurangi panas


matahari masuk tapi tidak mengurangi pencahayaan alami.
c. Mereduksi suhu udara di sekitar gedung dengan penanaman pohon dan
juga pembuatan kolam air.

Permen ESDM No. 13/2012..........


2. Penghematan Listrik pada Sistem Tata Cahaya
a.
b.
c.
d.

Menggunakan lampu hemat energi sesuai peruntukannya


Mengurangi penggunaan lampu hias
Menggunakan ballast elektronik pada lampu TL
Mengatur daya listrik maksimum untuk pencahayaan sesuai
SNI :
Ruang resepsioni 13 W/m2 intensitas pencahayaan paling
rendah 300 lux
Ruangan kerja 12 W/m2 dengan intensitas pencahayaan
paling rendah 350 lux
Ruangan rapat dan arsip aktif 12 W/m2 intensitas
pencahayaan paling rendah 300 lux
Ruangan arsip pasif 6 W/m2 dengan intensitas pencahyaan
paling rendah 150 lux
Ruang tangga darurat 4 W/m2 dengan tingkat pencahyaan
paling rendah 150 lux
Tempat parkir 4 W/m2 dengan intensitas pencahayaan
paling rendah 100

2. PENGHEMATAN LISTRIK PADA SISTEM TATA CAHAYA


...LANJUTAN

e. Menggunakan rumah lampu (armatur) yang memantulkan


cahaya cukup tinggi
f. Mengatur saklar sesuai dengan pemanfaatan ruangan
g. Menggunakan saklar otomatis atau menggunakan sensor
h. Mematkan lampu jika tidak dibutuhkan
h. Mamanfaatkan cahaya alami secara maksimal pada siang
hari
i. Membersihkan lampu dan rumah lampu secara berkala

Permen ESDM No. 13/2012..........


3 Penghematan Listrik pada Peralatan Pendukung
a. Mengoperasikan lift dengan pemberhentian setiap 2 lantai
b. Menggunakan alat pengukur kecepatan dan sensor gerak pada
eskalator
c. Mematikan komputer jika akan meninggalkn ruangan lebih dari 30
menit
d. Mematikan printer jika tidak digunakan dan hanya dinyalakan saat
mencetak
e. Menggunakan mesin fotokopi yang memiliki mode standby
dengan konsumsi listrik yang rendah
f. Mengoperasikan peralatan audio dan video sesuai keperluan
g. Menyalakan water heater dan dispenser beberapa menit sebelum
digunakan dan dimatikan setelah selesai digunakan
h. Meningkatkan faktor daya jaringan tenaga listrik dengan
memasang kapasitor bank
i. Melakukan diversifikasi energi

Permen ESDM No. 13/2012..........


B. Penghematan Listrik Pada Penerangan Jalan Umum, Lampu Hias
dan Papan Reklame
a. Lampu penerangan umum di jalan protokol/arteri
dinyalakan
Pukul 18.00-24.00 (menyala 100%)
Pukul 24.00- 05.30 menyala 50% dari daya total
b. Lampu Hias dinyalakan dari pukul 18.00-24.00, kecuali
pada event tertentu sampai pukul 05.30
c. Lampu Papan reklame dinyalakan dari pukul 18.0024.00

Permen ESDM No. 14/2012 tentang Manajemen


Energi (turunan dari PP No.70/2009 tentang Konservasi Energi)
Pokok-pokok Pengaturan:
A. Kewajiban Manajemen Energi diberlakukan bagi:

Pengguna Sumber Energi dan Pengguna Energi yang menggunakan


Sumber Energi dan / atau Energi lebih besar atau sama dengan
6.000 (enam ribu) setara ton minyak
Pengguna Sumber Energi dan Pengguna Energi yang menggunakan
energi kurang dari 6000 TOE agar melaksanakan managemen
energi dan atau melaksanakan penghematan energi

PERMEN ESDM NO. 14/2012 TENTANG MANAJEMEN


ENERGI (TURUNAN DARI PP NO.70/2009 TENTANG
KONSERVASI ENERGI)

B. Pelaksanaan Manajemen Energi meliputi:

menunjuk manajer energi,

menyusun program konservasi energi,

melaksanakan audit energi secara berkala, melaksanakan


rekomendasi hasil audit energi,

melaporkan pelaksanaan manajemen energi setiap tahun


kepada Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai
dengan kewenangannya

REGULASI KONSERVASI ENERGI


1. UU No.30 tahun 2007, Tentang Energi
2. Peraturan Pemerintah No 70 tahun 2009, tentang
Konservasi Energi
3. Permen ESDM :
No 12 (penghematan bahan bakar),
No 13 (penghematan tenaga listrik),
No 14 (manajemen energi),
4. Standar (SKKNI)

PENGERTIAN KONSERVASI ENERGI


(Sesuai UU.30 tahun 2007 tentang
Energi)
Konservasi
energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna

melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi


pemanfaatannya.

Upaya sistematis,
terencana, dan terpadu.

Melestarikan Sumber daya energi

Meningkatkan efisiensi

UU No.30 tahun 2007, Tentang Energi


Pasal 25
(1) Konservasi energi nasional menjadi tanggung jawab Pemerintah, pemerintah
daerah, pengusaha, dan masyarakat.
(2) Konservasi energi nasional, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mencakup
seluruh tahap pengelolaan energi.
(3) Pengguna energi dan produsen peralatan hemat energi yang melaksanakan
konservasi energi diberi kemudahan dan/atau insentif oleh Pemerintah
dan/atau pemerintah daerah.
(4) Pengguna sumber energi dan pengguna energi yang tidak melaksanakan
konservasi energi diberi disinsentif oleh Pemerintah dan/ atau pemerintah
daerah.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan konservasi energi serta
pemberian kemuda han, insentif, dan disinsentif, sebagaimana dimaksud
pada ayat (I), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur dengan Peraturan
Pemerintah dan/atau Peraturan Daerah.

PP 70

18

PP NO.70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI

SKKNI
Manajer & Auditor
Energi

PP NO. 70/2009 Pasal 4-7 :


TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DALAM KONSERVASI ENERGI

Pemerintah
Pusat/Daerah

Sektor Usaha

Masyarakat

Merumuskan dan menetapkan kebijakan, strategi, dan


program konservasi energi;
Mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas di
bidang konservasi energi;
Melakukan sosialisasi secara menyeluruh dan komprehensif
untuk penggunaan teknologi yang menerapkan konservasi
energi;
Mengalokasikan dana dalam rangka pelaksanaan program
konservasi energi;
Memberikan kemudahan dan/atau insentif dalam rangka
pelaksanaan program konservasi energi;
Melakukan bimbingan teknis konservasi energi kepada
pengusaha, pengguna sumber energi, dan pengguna energi;
Melaksanakan program dan kegiatan konservasi energi;
Melakukan
pembinaan
dan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan program konservasi energi
Melaksanakan konservasi energi dalam setiap tahap
pelaksanaan usaha; dan
Menggunakan teknologi yang efisien energi;
Menghasilkan produk dan/atau jasa yang hemat energi.
Mendukung dan melaksanakan program konservasi energi.

TANGGUNG JAWAB PENGUSAHA


Pasal 7
Pengusaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 bertanggung jawab:

melaksanakan konservasi energi dalam setiap


tahap pelaksanaan usaha; dan
menggunakan teknologi yang efisien energi;
dan/atau
menghasilkan produk dan/atau jasa yang
hemat energi

21

TANGGUNG JAWAB MASYARAKAT


Pasal 8
Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 bertanggung
jawab :
mendukung

dan

melaksanakan program konservasi energi.

22

PENERAPAN KONSERVASI ENERGI


Dari pengertian konservasi energi di atas, maka aktifitas manajemen energi :
Manajemen energi makro (di hulu - nasional)
Manajemen energi mikro (di hilir - konsumen)
Aktifitas di hulu
oleh
pemerintah

Aktifitas di hilir di
hulu oleh konsumen.

KONSUMEN ENERGI WAJIB MANAJEMEN ENERGI


PENERAPAN KONSERVASI ENERGI DI KONSUMEN
(Pasal 12 ayat 3 - PP 70 TAHUN 2009)
Pengguna sumber energi dan pengguna energi yang menggunakan
sumber energi dan/atau energi > 6.000 TOE* per tahun wajib
melakukan konservasi energi melalui manajemen energi dilakukan
dengan :
a.Menunjuk manajer energi;
b.Menyusun program konservasi energi;
c.Melaksanakan audit energi secara berkala;
d.Melaksanakan rekomendasi hasil audit energi; dan
e.Melaporkan pelaksanaan konservasi energi setiap tahun kepada
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota.
*) TOE; Setara 1 (satu) ton minyak sama dengan:
41,9 giga joule (GJ);
1,15 kilo liter minyak bumi (kl minyak bumi);
39,68 Million British Thermal Unit (MMBTU); atau
11,63 mega watt hour (MWh).

24

AUDITOR ENERGI & MENEJER ENERGI


Pasal 13
(1) Audit energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
ayat (3) huruf c dilakukan oleh auditor energi internal
dan/atau lembaga yang telah terakreditasi.
(2) Manajer energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
12 ayat (3) huruf a dan auditor energi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), wajib memiliki sertifikat
kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

25

INSENTIF - Pasal 17
Yaitu tindakan yang bersifat mendorong
(Carrot = Umpan) :
Pemerintah dan/atau pemerintah daerah memberi
kemudahan kepada pengguna energi dan produsen
peralatan hemat energi di dalam negeri yang
melaksanakan konservasi energi untuk memperoleh:

akses informasi mengenai teknologi hemat energi dan spesifikasinya, dan


cara/langkah penghematan energi; dan
layanan konsultansi mengenai cara/langkah penghematan energi.

Kemudahan dan insentif dapat berupa


ESCO (Energy Service Company)
Ventura fund.
Pembebasan pajak bagi pemanfaat/peralatan
hemat energi.
Pembebasan/pengurangan bea masuk untuk
bahan baku/suku cadang yang akan digunakan
untuk memproduksi pemanfaat dan peralatan
hemat energi;
Menyediakan dana suku bunga rendah
untuk investasi konservasi energi;
Memberikan audit energi gratis melalui
kemitraan.

DISINSENTIF (PASAL 22 -26)


Yaitu tindakan yang bersifat
memaksa (STICK)

Pasal 22
(2) Pengguna sumber energi dan pengguna energi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 12 ayat (2) yang tidak melaksanakan konservasi energi
melalui manajemen energi dikenakan disinsentif oleh Menteri, gubernur,
atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangan masing-masing disinsentif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:
a. peringatan tertulis
b.pengumuman di media massa
c.denda dan/atau
d.pengurangan pasokan energi.

DISINSENTIF - PASAL 22 ,23


Pasal 23
Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 ayat
(2) huruf a diberikan paling banyak 3 (tiga) kali dalam tenggat
waktu masing-masing 1 (satu) bulan.

Pasal 24
Dalam hal pengguna sumber energi dan pengguna energi yang telah
diberi peringatan sebanyak 3 (tiga) kali sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 tidak melaksanakan konservasi energi, Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
mengumumkan nama pengguna sumber energi dan pengguna energi
yang bersangkutan di media massa

28

DISINSENTIF - PASAL 25
(1)Dalam hal 1 (satu) bulan setelah nama pengguna sumber energi dan pengguna
energi diumumkan di media massa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 tetap
tidak melaksanakan konservasi energi, yang bersangkutan dikenai denda.
(2)Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sebanyak 2 (dua) kali
dari nilai pemborosan energi yang ditimbulkan.
(3)Hasil denda sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disetorkan ke kas
negara/kas daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

29

DISINSENTIF - PASAL 26
(1)Dalam hal 1 (satu) bulan setelah pengenaan denda pengguna
sumber energi dan pengguna energi tidak membayar denda,
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya menetapkan pengurangan pasokan energi
kepada yang bersangkutan.
(2)Gubernur atau bupati/walikota dalam menetapkan
pengurangan pasokan energi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus mendapatkan persetujuan Menteri.
(3)Pengurangan pasokan energi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak menghilangkan kewajiban pembayaran denda
oleh pengguna sumber energi dan pengguna energi.

30

SKKNI
SKKNI Manajer Energi
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia No. 321/MEN/XII/2011 (Sub
bidang Industri).
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia No. 323/MEN/XII/2011 (Sub
bidang Bangunan Gedung)
SKKNI Auditor Energi
Keputusan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi
No. 614 September 2012 (Industri & Bangunan
Gedung).

Standard Kompetensi
(Auditor Energi)

SKKNI
AUDITOR ENERGI

JABATAN KERJA
AUDITOR ENERGI
INDUSTRI DAN
BANGUNAN GEDUNG

SKKNI
MANAJER ENERGI

JABATAN KERJA
MANAGER ENERGI
SUB BIDANG
INDUSTRI

JABATAN KERJA
MANAGER ENERGI
SUB BIDANG
BANGUNAN GEDUNG

KOMPETENSI
Definisi kompetensi (Menurut - BNSP)

Kompetensi
Kompetensi Kerja adalah spesifikasi kemampuan
kerja setiap individu yang mencakup aspek
pengetahuan, ketrampilan dan/atau
keahlian serta sikap kerja yang sesuai
dengan standar yang ditetapkan.

Unit Kompetensi
Unit kompetensi merupakan bentuk pernyataan yang
menjelaskan secara singkat pekerjaan yang merupakan
bagian dari standar kompetensi kerja.

DEFINISI KOMPETENSI (LANJUTAN)


Elemen Kompetensi
Elemen kompetensi merupakan bagian kecil dari unit
kompetensi yang mengidentifikasikan aktifitas
yang harus dikerjakan untuk mencapai unit
kompetensi tersebut.
Kriteria Unjuk Kerja
Merupakan bentuk pernyataan yang menggambarkan
kegiatan yang harus dikerjakan untuk
memperagakan hasil kerja pada setiap elemen
kompetensi. Kriteria unjuk kerja mencerminkan
aktifitas yang dapat menggambarkan 3 aspek yaitu
pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja.

STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL


INDONESIA (SKKNI) MANAJER ENERGI BIDANG
INDUSTRI DAN
BANGUNAN GEDUNG

UNIT KOMPETENSI
Unit Kompetensi
menjelaskan fungsi kunci
atau peran dalam
melakukan pekerjaan.
Standar kompetensi terdiri
atas beberapa unit
kompetensi.

6
/1
3
/2
06

PR

37

ELEMEN KOMPETENSI
Adalah bagian dari
format standar
kompetensi.
Elemen kompetensi
merupakan dasar yang
membangun block unit
kompetensi.
Merupakan outcomes
yang harus dicapai dalam
mendedemonstrasikan
kompetensi.
kompetensi

6
/1
3
/2
06

PR

38

KRITERIA UNJUK
KERJA
Kriteria unjuk kerja pernyataan
evaluasi dalam suatu Unit
kompetensi yang menjelaskan apa
yang harus dilakukan dalam
lingkungan kerja dan level
kinerja yang diperlukan.
KUK biasanya ditulis dalam
kalimat passive .

6
/1
3
/2
06

PR

39

UNIT KOMPETENSI AUDITOR ENERGI


(INDUSTRI)
1. Kelompok Unit Kompetensi Umum
NO.
1

KODE UNIT

JUDUL UNIT KOMPETENSI

JPI.AI01.001.01

Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan


Kerja (K3)

2. Kelompok Kompetensi Inti


NO.

KODE UNIT

JUDUL UNIT KOMPETENSI

JPI.AI02.001.01 Menyiapkan Proses Audit Energi

JPI.AI02.002.01 Melakukan Survei Lapangan

JPI.AI02.003.01 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

JPI.AI02.004.01 Membuat Laporan Audit Energi


40

Unit Kompetensi Umum 1.

Unit Kompetensi Inti 1.

Unit Kompetensi Inti 2.

Unit Kompetensi Inti 3.

Unit Kompetensi Inti 4.

SERTIFIKASI
MANAJER DAN AUDITOR ENERGI

Proses sertifikasi
Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh LSP untuk menetapkan bahwa
seseorang memenuhi persyaratan kompetensi yang ditetapkan,
mencakup :
permohonan,
evaluasi,
keputusan sertifikasi,
Survailen dan sertifikasi ulang.

46

LSP-HAKE (Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi)


adalah lembaga sertifikasi yang telah mendapat lisensi BNSP untuk
melakukan proses sertifikasi manajer energi dan auditor energi
Alamat : Pusdiklat KEBTKE.
Jl. Poncol Raya 39 Ciracas Jakarta Timur.

6
/1
3
/2
06

PR

47

LINGKUP DAN ACUAN LSP-HAKE


LSP HAKE mengacu pada SKKNI
Lingkup : Sektor Jasa Professional, ilmiah dan Teknis
lainnya, Sub Sektor Jasa Konservasi Energi Bidang
Manajemen energi- Sub bidang Industri, Sub bidang
bangunan gedung, untuk jabatan kerja Manajer
Energi dan Auditor Energi

6
/1
3
/2
06

PR

48

PROSES SERTIFIKASI
Langkah dan siklus proses uji kompetensi :

Mengajukan permohonan
Evaluasi/Administrasi
Uji kompetensi oleh
assessor
Evaluasi
Keputusan/certification
Surveillance,
Penggunaan sertifikat
Resertifikasi.

6
/1
3
/2
06

49

PROSES - SERTIFIKASI

Tenaga Teknik

Tenaga Teknik

Belum Berpengalaman

Tenaga Teknik

Berpengalaman

Pelatihan

Warga Negara Asing

Sertifikasi

Di Lembaga Pelatihan

Di Lembaga Sertifikasi

Pemeriksaan Adm.

Pengujian

Di Lembaga Sertifikasi

Di Lembaga Pelatihan

Penilaian / Pengujian
Lulus Uji ?

Ya

Tidak

Oleh Asesor
Di Lembaga Sertifikasi

Memenuhi Syarat
dan Lulus Uji ?
Pembinaan

Tidak

Ya

Pemberian Sertifikat

PERMOHONAN SERTIFIKASI
Kelengkapan permohonan, ditandatangani pemohon:
a) Lingkup sertifikasi yang diajukan
b) Setuju memenuhi persyaratan sertifikasi
c) Memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk evaluasi.
c) Rincian kualifikasi yang relevan didukung bukti dan rekomendasi
d) Informasi umum pemohon untuk identifikasi Profesi

51

EVALUASI
Yaitu untuk mengkaji ulang permohonan sertifikasi agar menjamin
bahwa:
1. LSP mempunyai kemampuan untuk memberikan sertifikasi sesuai ruang lingkup
yang diajukan
2. LSP menyadari kemungkinan adanya kekhususan kondisi pemohon dan dengan
alasan yang tepat dapat mengakomodasinya
3. pemohon mempunyai pendidikan, pengalaman dan pelatihan yang disyaratkan
dalam skema

Untuk menguji kompetensi Profesi berdasarkan persyaratan skema.


4. Ujian harus direncanakan dan disusun sedemikian rupa sehingga dapat
menjamin bahwa semua persyaratan skema diverifikasi secara objektif dan
sistematis dengan bukti terdokumentasi.
5. LSP harus membuat prosedur pelaporan yang menjamin
kinerja dan hasil evaluasi yang didokumentasikan.

52

KEPUTUSAN SERTIFIKASI
1 Keputusan sertifikasi ditetapkan berdasarkan informasi
yang diperoleh selama proses sertifikasi.
2. Personel yang membuat keputusan tidak boleh
berperan serta dalam pelaksanaan ujian atau pelatihan
calon.
3. LSP harus memberikan sertifikasi kepada semua Profesi
yang disertifisikasi.
4. LSP harus memelihara kepemilikan sertifikat.

53

METODE SERTIFIKASI (Assesment)


Assessment
Practical Skill
Bekerja riil

Observation using
Checklist
Project
Project team
Portfolio

Simulasi

Observation using
Checklist
Project
Assignment
Roleplays
Exercise

Knowledge
Writen

Multiple choice
Short answer
Assignment
Project
Essays
True/ false

Oral

Oral question
Role plays
Interviews
Presentation
by learner
Group discussion

55

Anda mungkin juga menyukai