Anda di halaman 1dari 52

Meningkatnya status ekonomi seseorang dapat merubah pula pola hidupnya.

saat ini di kota-kota besar


tersedia banyak jenis makanan yang lezat dan terbilang terjangkau untuk kalangan muda. Padahal dari
berbagai variasi makanan tersebut, tersimpan kadar lemak yang cukup tinggi, tinggi garam, tinggi kalori dan
rendah serat. Sehingga tak dipungkiri banyak diantara kalangan muda (eksekutif muda) yang sehari-hari
sibuk bekerja sehingga kurang memperhatikan asupan makanan mereka. Selain dari asupan makanan,
kurangnya waktu olahraga serta tingginya tingkat stress akibat kerja juga dapat menyebabkan meningkatnya
penyakit degeneratif akhir2 ini.
Inilah yang disebut dengan transisi epidemiologi dimana, arus perjalanan penyakit di Indonesia saat ini
sudah mulai berkembang ke arah penyakit degeneratif seriring dengan majunya industri, urbanisasi, tingginya
tingkat pendidikan dan ekonomi seseorang. Penyakit degeneratif diantaranya adalah stroke dan penyakit
jantung. terbukti saat ini Penyakit-penyakit tersebut sudah mulai diderita para usia muda.
Salah satu pemicu terjadinya penyakit stroke ataupun jantung adalah tingginya kadar kolesterol seseorang.
Seseorang yang gemuk dapat diindikasikan memiliki kadar kolesterol yang tinggi, namun orang yang kurus
pun tidak lantas terbebas dari tingginya kadar kolesterol dalam tubuhnya sehingga kita perlu waspada
terhadap kadar kolesterol dalam diri, dengan mengevaluasi asupan makanan dan aktivias kita sehari-hari.
Tingginya kadar kolesterol dalam diri seseorang seringkali tanpa gejala, dan pun gejala yang sering muncul
diantaranya pusing-pusing dan pegal-pegal.
Berikut adalah definisi dari kolesterol. pada dasarnya kita sangat memerlukan kolesterol dalam tubuh, untuk
membentuk dinding sel-sel dalam tubuh. namun yang menjadi masalah saat ini adalah ketika kadar kolesterol
dalam tubuh kita melebihi batas normal.

Kolesterol itu ialah :

Suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh.
Tetapi kolesterol berlebih akan menimbulkan masalah, terutama pada pembuluh darah jantung dan
otak.
Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Seperti kita ketahui, lemak merupakan
salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita disamping zat gizi lain seperti karbohidrat,
protein, vitamin dan mineral.
Kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon-hormon steroid. Kolesterol yang kita
butuhkan tersebut, secara normal diproduksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang tepat.

Setiap orang memiliki kolesterol dalam darahnya dimana 80% diproduksi oleh tubuh dan 20% dari makanan.
Kolesterol terbagi menjadi :
1. Kolesterol LDL, adalah kolesterol jahat, yang bila jumlahnya berlebih di dalam darah akan diendapkan
pada dinding pembuluh darah membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembulun darah.
2. Kolesterol HDL, adalah kolesterol baik, yang mempunyai fungsi membersihkan pembuluh darah dari
kolesterol LDL yang berlebihan. Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan suatu tanda yang baik
sepanjang kolesterol LDL kurang dari 150 mg/dl.
3. Selain itu ada juga Trigliserida. Lemak ini terbentuk sebagai hasil dari metabolisme makanan, bukan
saja yang berbentuk lemak tetapi juga makanan yang berbentuk karbohidrat dan protein yang
berlebihan, yang tidak seluruhnya dibutuhkan sebagai sumber energi. Kadar trigliserida ini akan
meningkat bila kita mengkonsumsi kalori berlebihan, lebih besar daripada kebutuhan kita

Kolesterol dalam tubuh yang berlebihan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan menimbulkan
suatu kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi ini
merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung dan stroke.
Mulai sekarang jagalah diri anda dan juga orang-orang yang anda sayangi dari tingginya kadar kolesterol
karena asupan makanan yang salah. Periksalah kadar kolesterol anda secara teratur jika dinilai asupan
makanan anda tidak sehat.
Pencehagan yang terbaik dan terbijak :
1. Diet :
upayakan untuk mengkonsumsi asupan makanan yang sehat. Hindari makanan yang tinggi lemak dan
kolesterol seperti cumi-cumi, kuning telur, jeroan, otak, iga. saat ini juga terlalu banyak makanan
junk food yang rendah serat, sebaiknya dihindari. konsumsilah makanan yang cukup : Karbohidrat (60%),
Protein (15%) dan Lemak (25%); untuk lemak jenuh seperti minyak, santan dibatasi hanya 10% saja.
penggunaan minyak yang dipakai secara berulang juga dapat meningkatkan kadar LDL (kolesterol jahat)
dalam darah. Makanan yang tinggi karbohidrat seperti nasi, mie, roti juga sebaiknya dibatasi jangan
terlalu banyak
TIPS :
1. Makan lemak yang baik seperti asam lemak omega-3, omega-6 dan omega-9, . Asam lemak omega-3
terdapat pada ikan laut dalam seperti ikan salmon, ikan tuna, asam lemak omega-6 terdapat pada
minyak jagung dan minyak kedelai, sedangkan asam lemak omega-9 terdapat pada alpukat,
minyak zaitun dan canola oil.

2. konsumsi serat yang cukup dari buah-buahan seperti apel, jeruk, wortel, tomat dan starwberry
juga dari Sayur-sayuran. Selain sebagai antioksidan, buah juga mengandung serat yang dapat
menurunkan kadar LDL dalam darah.
3. Olahraga secara teratur
4. Hindari Stress
5. Hindari Alkohol dan merokok
Mulai sekarang jaga asupan makanan kita..
dan jaga orang-orang yang anda sayangi..
http://id.wikipedia.org/wiki/Obesitas
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.
Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan
dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria[rujukan?]. Perbandingan
yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita
dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas.

Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap
mengalami obesitas.
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:

Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%


Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang
yang gemuk).

Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.
Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda. Wanita cenderung menimbun lemaknya di
pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir. Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun
di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah apel. Tetapi hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang
mutlak, kadang pada beberapa pria tampak seperti buah pir dan beberapa wanita tampak seperti buah apel, terutama
setelah masa menopause.
Seseorang yang lemaknya banyak tertimbun di perut mungkin akan lebih mudah mengalami berbagai masalah kesehatan
yang berhubungan dengan obesitas. Mereka memiliki risiko yang lebih tinggi. Gambaran buah pir lebih baik
dibandingkan dengan gambaran buah apel.
Untuk membedakan kedua gambaran tersebut, telah ditemukan suatu cara untuk menentukan apakah seseorang berbentuk
seperti buah apel atau seperti buah pir, yaitu dengan menghitung rasio pinggang dengan pinggul. Pinggang diukur pada
titik yang tersempit, sedangkan pinggul diukur pada titik yang terlebar; lalu ukuran pinggang dibagi dengan ukuran

pinggul. Seorang wanita dengan ukuran pinggang 87,5 cm dan ukuran pinggul 115 cm, memiliki rasio pinggang-pinggul
sebesar 0,76. Wanita dengan rasio pinggang:pinggul lebih dari 0,8 atau pria dengan rasio pinggang:pinggul lebih dari 1,
dikatakan berbentuk apel.

Daftar isi
[sembunyikan]
1 Penyebab Obesitas
2 Gejala obesitas
3 Komplikasi
4 Diagnosa
o 4.1 Mengukur lemak tubuh
o 4.2 Tabel berat badan-tinggi badan
o 4.3 Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI)
5 Pengobatan

6 Pranala luar

[sunting] Penyebab Obesitas


Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab
terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas.

Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor:

Faktor genetik. Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota
keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong
terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian
terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan
seseorang.
Faktor lingkungan. Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan
seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup
(misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu
saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.
Faktor psikis. Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang
yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.

Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada
banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya
serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial.
Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge)
dan makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan
kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada
binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang
dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan
diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari.

Faktor kesehatan. Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:


o Hipotiroidisme
o Sindroma Cushing
o Sindroma Prader-Willi
o Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan.
Obat-obatan.

Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa menyebabkan penambahan berat badan.

Faktor perkembangan. Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan
bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada
masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat
badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat
dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel.
Aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya
angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih
sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik
yang seimbang, akan mengalami obesitas.

[sunting] Gejala obesitas


Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga
timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan

pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu),
sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis
(terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit. Seseorang yang
menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga
panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema
(pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.

[sunting] Komplikasi
Obesitas bukan hanya tidak enak dipandang mata tetapi merupakan dilema kesehatan yang mengerikan. Obesitas secara
langsung berbahaya bagi kesehatan seseorang. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya sejumlah penyakit menahun
seperti:

Diabetes tipe 2 (timbul pada masa dewasa)


Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Stroke
Serangan jantung (infark miokardium)
Gagal jantung
Kanker (jenis kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus besar)
Batu kandung empedu dan batu kandung kemih
Gout dan artritis gout

Osteoartritis
Tidur apneu (kegagalan untuk bernafas secara normal ketika sedang tidur, menyebabkan berkurangnya kadar
oksigen dalam darah)
Sindroma Pickwickian (obesitas disertai wajah kemerahan, underventilasi dan ngantuk).

[sunting] Diagnosa
[sunting] Mengukur lemak tubuh
Tidak mudah untuk mengukur lemak tubuh seseorang. Cara-cara berikut memerlukan peralatan khusus dan dilakukan
oleh tenaga terlatih:

Underwater weight, pengukuran berat badan dilakukan di dalam air dan kemudian lemak tubuh dihitung
berdasarkan jumlah air yang tersisa.
BOD POD merupakan ruang berbentuk telur yang telah dikomputerisasi. Setelah seseorang memasuki BOD
POD, jumlah udara yang tersisa digunakan untuk mengukur lemak tubuh.
DEXA (dual energy X-ray absorptiometry), menyerupai skening tulang. Sinar X digunakan untuk menentukan
jumlah dan lokasi dari lemak tubuh.

Dua cara berikut lebih sederhana dan tidak rumit:

Jangka kulit, ketebalan lipatan kulit di beberapa bagian tubuh diukur dengan jangka (suatu alat terbuat dari logam
yang menyerupai forseps).

Bioelectric impedance analysis (analisa tahanan bioelektrik), penderita berdiri diatas skala khusus dan sejumlah
arus listrik yang tidak berbahaya dialirkan ke seluruh tubuh lalu dianalisa.

Pemeriksaan tersebut bisa memberikan hasil yang tidak tepat jika tidak dilakukan oleh tenaga ahli.

[sunting] Tabel berat badan-tinggi badan


ini telah digunakan sejak lama untuk menentukan apakah seseorang mengalami kelebihan berat badan. Tabel biasanya
memiliki suatu kisaran berat badan untuk tinggi badan tertentu.
Permasalahan yang timbul adalah bahwa kita tidak tahu mana tabel yang terbaik yang harus digunakan. Banyak tabel
yang bisa digunakan, dengan berbagai kisaran berat badan yang berbeda. Beberapa tabel menyertakan ukuran kerangka,
umur dan jenis kelamin, tabel yang lainnya tidak.
Kekurangan dari tabel ini adalah tabel tidak membedakan antara kelebihan lemak dan kelebihan otot. Dilihat dari tabel,
seseorang yang sangat berotot bisa tampak gemuk, padahal sesungguhnya tidak.

[sunting] Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI)


BMI merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan (membandingkan) berat badan dengan tinggi badan. Walaupun
dinamakan "indeks", BMI sebenarnya adalah rasio atau nisbah yang dinyatakan sebagai berat badan (dalam kilogram)
dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Seseorang dikatakan mengalami obesitas jika memiliki nilai BMI
sebesar 30 atau lebih.

Jika nilai BMI sudah didapat, hasilnya dibandingkan dengan ketentuan berikut :

Nilai BMI < 18,5 = Berat badan di bawah normal


Nilai BMI 18,5 - 22,9 = Normal
Nilai BMI 23,0 - 24,9 = Normal Tinggi
Nilai BMI 25,0 - 29,9 = di atas normal
Nilai BMI >= 30,0 = Obesitas

[sunting] Pengobatan
Pembatasan asupan kalori dan peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen yang paling penting dalam pengaturan
berat badan. Kedua komponen ini juga penting dalam mempertahankan berat badan setelah terjadi penurunan berat
badan. Harus dilakukan perubahan dalam pola aktivitas fisik dan mulai menjalani kebiasaan makan yang sehat.
Langkah awal dalam mengobati obesitas adalah menaksir lemak tubuh penderita dan risiko kesehatannya dengan cara
menghitung BMI. Resiko kesehatan yang berhubungan dengan obesitas akan meningkat sejalan dengan meningkatnya
angka BMI :

Resiko rendah : BMI < 27


Resiko menengah : BMI 27-30
Resiko tinggi : BMI 30-35
Resiko sangat tinggi : BMI 35-40
Resiko sangat sangat tinggi : BMI 40 atau lebih.

Jenis dan beratnya latihan, serta jumlah pembatasan kalori pada setiap penderita berbeda-beda dan obat yang diberikan
disesuaikan dengan keadaan penderita.

Penderita dengan risiko kesehatan rendah, menjalani diet sedang (1200-1500 kalori/hari untuk wanita, 1400-2000
kalori/hari untuk pria) disertai dengan olah raga
Penderita dengan risiko kesehatan menengah, menjalani diet rendah kalori (800-1200 kalori/hari untuk wanita,
1000-1400 kalori/hari untuk pria) disertai olah raga
Penderita dengan risiko kesehatan tinggi atau sangat tinggi, mendapatkan obat anti-obesitas disertai diet rendah
kalori dan olah raga.

Memilih program penurunan berat badan yang aman dan berhasil. Unsur-unsur yang harus dipertimbangkan dalam
memilih suatu program penurunan berat badan :

Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan (vitamin, mineral dan protein). Diet
untuk menurunkan berat badan harus rendah kalori.
Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat badan secara perlahan dan stabil.
Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.
Program yang diikuti harus meliputi pemeliharaan berat badan setelah penurunan berat badan tercapai.
Pemeliharaan berat badan merupakan bagian tersulit dari pengendalian berat badan. Program yang dipilih harus
meliputi perubahan kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang permanen, untuk merubah gaya hidup yang pada
masa lalu menyokong terjadinya penambahan berat badan. Program ini harus menyelenggarakan perubahan
perilaku, termasuk pendidikan dalam kebiasaan makan yang sehat dan rencana jangka panjang untuk mengatasi
masalah berat badan.

Obesitas merupakan suatu keadaan menahun (kronis). Obesitas seringkali dianggap suatu keadaan sementara yang bisa
diatasi selama beberapa bulan dengan menjalani diet yang ketat. Pengendalian berat badan merupakan suatu usaha jangka
panjang. Agar aman dan efektif, setiap program penurunan berat badan harus ditujukan untuk pendekatan jangka
panjang.

http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/article/globesitas-kegemukan-yang-mendunia
Trend makan berlebihan dan kurang bergerak. Karena itu jumlah orang yang kelebihan berat badan meningkat
pesat di seluruh dunia dasawarsa belakangan.
Hal yang sama juga ditemukan pada anak-anak. Kini kegemukan itu mulai dianggap serius. Pada jangka panjang
kelebihan berat badan bisa menimbulkan berbagai keluhan kesehatan.
Bukan hanya Amerika Serikat saja yang dikenal memiliki banyak warga gemuk. Obesitas juga ditemukan di negaranegara Eropa Barat dan negara-negara kaya Asia. Demikian juga kalangan menengah Cina, Afrika dan Amerika Latin
makin gemuk. Ini diakibatkan orang mengikuti diet Barat yang kaya lemak, garam dan gula.
Epidemi kelebihan berat badan yang melanda seluruh dunia, juga disebut globesitas'. Diperkirakan satu milyar orang,
yakni seperenam dari masyarakat dunia, kelebihan berat badan. Selain keluhan pada lutut, pinggang dan kaki, orang yang
kelebihan berat badan beresiko tinggi terkena penyakit jantung dan penyumbatan pembuluh darah, diabetis tipe dua dan
kanker. Namun yang paling sering mereka sangat beresiko terkena diabetes. Demikian tandas Guru Besar Jaap Seidell

dari Vrije Universiteit Amsterdam. Penyakit ini menyebar sama cepatnya di seluruh dunia dengan peningkatan pasien
obesitas.
Diet Barat
Masalah ini tidak hanya terbatas pada orang dewasa saja. Menurut lembaga International Obesity Task Force IOTF yang
berhubungan dengan Organisasi Kesehatan Dunia WHO, satu dari sepuluh anak-anak di seluruh dunia kelebihan berat
badan. Ada anak-anak yang pada usia kedelapan telah menunjukkan gejala-gejala pertama diabetis tipe dua. Ketua IOTF,
Guru Besar Philip James cemas akan masa depan generasi ini.
Mereka beresiko menjadi buta ketika mencapai usia akhir 20-an. Dan sejak usia ke-35 mereka bisa menderita masalah
ginjal. Apabila tidak diambil langkah, maka mereka meninggal dunia lebih cepat ketimbang orangtuanya.
Marah dan Sedih
Statistik Pusat Pangan dan Gizi Belanda menunjukkan sekitar 24% anak-anak Belanda antara usia tiga sampai 18 tahun
menderita kelebihan berat badan atau obesitas. Tahun 2003, Jolien Pon, pendiri Lembaga Berat Badan Sehat,
mengorganisir kamp musim panas pertama bagi anak-anak gemuk di Belanda. Pada usia muda itu, berat badan para
peserta telah mencapai 100 kilogram.
Menurut Jolien Pon ledakan obesitas di kelompok anak-anak dari usia 11 sampai 18 tahun disebabkan karena orang tua
bekerja dan kurang meluangkan waktu dengan anak-anak. Apabila anak-anak pulang sekolah, maka mereka menyalakan
televisi dan telah tersedia makanan cemilan. Mereka tidak berolahraga di akhir pekan, karena orang tua malas menemani
anak-anaknya.

Selain itu banyak peserta kamp musim panas berasal dari keluarga broken home atau keluarga tidak harmonis. Mereka
marah dan sedih. Mereka makan karena frustrasi.' Walau tidak terbiasa berolahraga, dan diledeki pada les senam di
sekolah, anak-anak gemuk di kamp musim panas ternyata sangat suka bergerak dan berolahraga. Mereka suka
melakukannya karena dalam lingkungan ini, berat badan mereka tidak dianggap aneh. Mudah-mudahan mereka tetap
senang berolahraga habis kamp ini, dan menerapkan apa yang dipelajari soal pola makan yang sehat.' Demikian tandas
Jolien Pon.
Pendidikan
Anak-anak tidak bisa banyak merubah pola makan yang berlaku di rumah. Tugas itu terletak pada orang tua. Namun
menurut Wouter van der Schaar, psikolog pada Klinik Obesitas Belanda di Hilversum, obesitas adalah masalah yang
ditemukan di berbagai generasi. Anak-anak gemuk biasanya mempunyai sanak keluarga yang gemuk pula. Untuk
sebagian, obesitas adalah warisan turun-menurun, namun juga berkaitan dengan cara hidup sebuah keluarga.
Mereka harus belajar menghindari makanan tidak sehat, dan tidak makan dan menyemil sepanjang hari. Atau belajar
tidak makan setiap kali frustrasi, melainkan membahas masalah itu.' Sebaiknya secepat mungkin. Di klinik, kami
membantu orang dewasa. Namun mereka seharusnya sudah diberi pertolongan sejak awalnya.' Demikian tandas Van der
Schaar. Jolien Pol dari lembaga Berat Badan Sehat pun sependapat. Sebenarnya kami harus memberitahukan kepada
orang tua bahwa mereka merugikan anak-anak dengan gaya hidup mereka,' tandas Jolien Pol. Kami berupaya memberi
penjelasan melalui informasi. Namun kadangkala kami perlu bertindak lebih tegas.'
Rencana Aksi
Organisasi Kesehatan Dunia WHO sangat cemas terhadap wabah obesitas. Mei lalu Rencana Aksi WHO dibahas dalam
majelis kesehatan dunia, rapat PBB para Menteri Kesehatan. Butir-butir agenda penting adalah mengurangi makanan
berlemak, garam dan gula dalam pangan siap saji serta minuman ringan, serta mengurangi iklan makanan bagi anak-

anak. Negara-negara yang menandatangani usulan itu, wajib mengambil tindakan terhadap obesitas dan harus meminta
masyarakat supaya mengikuti gaya hidup yang lebih sehat.
Belum jelas apakah inisiatif ini mendapatkan cukup dukungan. Menurut sejumlah negara-negara produsen gula, tidak
terbukti secara ilmiah bahwa gula membuat orang gemuk. Mereka cemas akan dampak-dampak terhadap perekonomian
masing-masing. Padahal mereka bisa memanfaatkan pilihan-pilihan lain.
Beberapa pakar ekonomi berpendapat bahwa penanaman buah-buahan dan sayur-mayur lebih menghasilkan keuntungan
ketimbang industri gula,' tandas Guru Besar Jaap Seidell dari Vrije Universiteit van Amsterdam. Namun ini memancing
keresahan dari industri pangan penghasil gula dan buntutnya menentang inisiatif tadi. Sangat menyedihkan melihat
bahwa motif-motif ekonomi lebih penting ketimbang kesehatan orang,' tandas Jolien Pon.
Namun pengendalian berat badan, adalah pertanggungjawaban masing-masing. Demikian tegas psikolog Van der Schaar.
Melalui informasi serta bimbingan dari klinik atau dokter, maka semua orang akan mengetahui bahaya obesitas. Orang
pada akhirnya harus menghindari pola makan yang buruk dan harus lebih banyak bergerak. Kalau tidak, maka berat
badan akan terus meningkat, walau semua diet dan kursus yang diikuti.'
Iain adalah laki-laki yang mengambil langkah itu. Ia bertekad keras menurunkan berat badannya. Belakangan dokternya
menyampaikan bahwa Iain menderita morbide obesitas'. "Ini berarti bahwa besar kemungkinan ia terkena serangan
jantung akibat kelebihan berat badan." Iain mendaftarkan diri sebagai anggota klub senam dan dirawat seorang psikolog
akibat penyakitnya. "Saya masih bertanya-tanya mengapa saya tidak melakukannya sebelumnya."
Ditulis oleh Willemien Groot, Laura Durnford dan Yanti Mualim.

Obesitas atau kelebihan berat badan dapat menyebabkan berbagai efek negatif untuk kesehatan. Anak-anak yang
masih lugu tentu tidak memahami bahaya ini. Maka, merupakan tanggung jawab orang-tua menjaga agar anak mereka
tetap sehat. Orang-tua harus mengetahui apa penyebab obesitas dan bagaimana cara mencegah atau mengatasi masalah
obesitas anak.

Akibat Obesitas
Penyakit yang dapat ditimbulkan akibat obesitas adalah diabetes, darah tinggi, atau penyakit jantung. Penyakitpenyakit yang dulu dianggap sebagai penyakit usia lanjut dan dewasa, kini dapat dialami pada anak akibat timbunan
lemak, kolesterol dan gula yang terdapat dalam tubuh. Gangguan pernapasan atau asma berisiko lebih besar dialami anak
yang mengalami obesitas.
Selain itu, anak-anak dengan kelebihan berat badan atau kegemukan juga dapat mengalami kesulitan bergerak dan
terganggu pertumbuhannya karena timbunan lemak yang berlebihan pada organ-organ tubuh yang seharusnya
berkembang. Belum lagi efek psikologis yang dialami anak, misalnya ejekan dari teman-teman sekelas pada anak-anak
yang telah bersekolah.

Penyebab Obesitas
Beberapa penyebab obesitas pada anak adalah:

Faktor genetik
Merupakan faktor keturunan dari orang-tua yang sulit dihindari. Bila ayah atau ibu memiliki kelebihan berat
badan, hal ini dapat diturunkan pada anak.

Makanan cepat saji dan makanan ringan dalam kemasan


Maraknya restoran cepat saji merupakan salah satu faktor penyebab. Anak-anak sebagian besar menyukai
makanan cepat saji atau fast food bahkan banyak anak yang akan makan dengan lahap dan menambah porsi bila
makan makanan cepat saji. Padahal makanan seperti ini umumnya mengandung lemak dan gula yang tinggi yang
menyebabkan obesitas. Orang-tua yang sibuk sering menggunakan makanan cepat saji yang praktis dihidangkan
untuk diberikan pada anak mereka, walaupun kandungan gizinya buruk untuk anak. Makanan cepat saji meski
rasanya nikmat namun tidak memiliki kandungan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Itu sebabnya
makanan cepat saji sering disebut dengan istilah junk food atau makanan sampah. Selain itu, kesukaan anak-anak
pada makanan ringan dalam kemasan atau makanan manis menjadi hal yang patut diperhatikan.

Minuman ringan

Sama seperti makanan cepat saji, minuman ringan (soft drink) terbukti memiliki kandungan gula yang tinggi
sehingga berat badan akan cepat bertambah bila mengkonsumsi minuman ini. Rasa yang nikmat dan
menyegarkan menjadikan anak-anak sangat menggemari minuman ini.

Kurangnya aktivitas fisik


Masa anak-anak identik dengan masa bermain. Dulu, permainan anak umumnya adalah permainan fisik yang
mengharuskan anak berlari, melompat atau gerakan lainnya. Tetapi, hal itu telah tergantikan dengan game
elektronik, komputer, Internet, atau televisi yang cukup dilakukan dengan hanya duduk di depannya tanpa harus
bergerak. Hal inilah yang menyebabkan anak kurang melakukan gerak badan sehingga menyebabkan kelebihan
berat badan.

Solusi Obesitas
Untuk Anda yang memiliki anak dengan kelebihan berat badan atau obesitas, hendaknya tidak memaksakan diet ketat
untuk anak karena hal ini dapat mengganggu pertumbuhan dan kesehatannya. Sebaliknya untuk mengatasi obesitas anak
atau mencegah anak Anda agar tidak mengalami obesitas, langkah-langkah yang dapat Anda lakukan antara lain sebagai
berikut.

Perhatikan makanan yang akan diberikan untuk anak

Kurangi mengkonsumsi makanan cepat saji atau fast food, makanan ringan dalam kemasan, minuman ringan,
cemilan manis atau makanan dengan kandungan lemak tinggi. Sebaliknya, sajikan daging dan sayuran segar.
Perbanyak konsumsi buah dan susu yang baik untuk pertumbuhan anak. Berikan porsi yang sesuai dan jangan
terlalu berlebihan.

Berikan sarapan dan bekal untuk anak


Sarapan merupakan awal baik untuk anak saat memulai harinya. Ini diperlukan agar anak dapat kuat saat
beraktivitas di sekolah dan mencegah makan berlebihan setelahnya. Dengan membawa makanan dari rumah,
orang-tua dapat mengontrol gizi anak dan menghindari agar anak tidak perlu jajan di luar.

Perbaiki teknik mengolah makanan


Jangan terlalu banyak menggoreng makanan agar tidak terlalu banyak lemak yang dikonsumsi. Anda dapat
mencoba untuk mengukus, merebus atau memanggang makanan agar makanan lebih sehat.

Tetapkan aturan makan


Biasakan agar anak Anda makan di meja makan bukan di depan televisi atau komputer. Banyak orang akan tidak
menyadari berapa banyak makanan yang sudah disantapnya bila dia makan sambil menikmati tayangan televisi
atau di depan komputer.

Batasi kegiatan menonton televisi, video game atau penggunaan komputer

Melakukan kegiatan tersebut akan membuat anak Anda malas bergerak, maka diperlukan aturan tegas tentang
berapa lama kegiatan ini boleh dilakukan. Selanjutnya, Anda dapat membantu anak Anda agar menyenangi
hiburan lain seperti bersepeda, bermain bola atau sekedar lompat tali.

Lakukan kegiatan yang memerlukan aktivitas fisik


Anda dan anak-anak dapat merencanakan untuk melakukan kegiatan olahraga bersama seperti jogging, lari pagi,
berenang, badminton atau olahraga lainnya. Atau rencanakan liburan bersama di pantai, kebun binatang atau
taman sehingga Anda dan anak dapat lebih banyak berjalan kaki.

Anak yang gemuk memang lucu dan menggemaskan. Namun jagalah putra dan putri kesayangan kita agar mereka
bertumbuh dengan sehat dan juga memiliki pola hidup dan pola makan yang sehat. Orang-tua bertanggung jawab untuk
memberikan yang terbaik untuk anak-anak mereka. Ingatlah bahwa obesitas atau kegemukan bukanlah hal yang bagus
bagi seorang anak.

Obesitas.web.id
LINGKAR PINGGANG: Barometer Kesehatan Anda
Dr. Gatut semiardji SpPD-KEMD

Obesitas kini menjadi epidemi, bahkan sejak umur balita. Dan itu menjadi masalah, karena berat badan berlebih berarti menyimpan
bom waktu untuk meledaknya sejumlah penyakit di kemudian hari. Sebenarnya, Hipocrates (460-359 SM) yang lebih dikenal
sebagai bapak ilmu pengetahuan, sejak jauh hari telah menyatakan bahwa orang gemuk lebih cepat meninggal.
Selain tidak enak dipandang, obesitas juga menyimpan banyak sisi negatif. Tubuh jadi cepat lelah, pernapasan terganggu, bahkan
henti napas waktu tidur. Dan yang lebih seram lagi, kelewat gemuk bikin tubuh rawan dihinggapi penyakit seperti diabetes, tekanan
darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, serta radang sendi. Obesitas tidak hanya dihubungkan dengan penyakit fisik,
namun juga dengan masalah kejiwaan, terutama kecemasan. Masalah psikososial juga dialami oleh anak-anak yang obese.

Penyebab Obesitas
Secara sederhana, obesitas berarti keadaan penumpukan lemak yang berlebihan di jaringan adiposa. Keadaan ini timbul akibat
pengaturan makan yang tidak baik, gaya hidup kurang gerak, dan faktor keturunan (genetik).
Kelebihan energi makanan yang kita konsumsi secara kumulatif akan ditimbun sebagai cadangan energi berupa lemak tubuh.
Ketidak-seimbangan antara energi yang masuk dan yang digunakan tubuh membuat berat badan bertambah.
Peranan genetik dalam kejadian obesitas terbukti dari adanya risiko obesitas sekitar 2 -3 kali lebih tinggi pada individu dengan
riwayat keluarga obesitas
Bagaimana mengukur obesitas?

Untuk mengukur obesitas digunakan ukuran indeks massa tubuh (IMT). IMT dihitung dari: Berat badan (Kg) dibagi Tinggi badan
kuadrat (M2)
Berat-badan (Kg)
Tinggi-badan2 (M2)

Kisaran normal IMT Asia-Pasifik 18,5-22,9 kg/m.Lebih dari itu masuk kelompok berisiko, dan bila IMT di atas 25 kg/m disebut
sebagai obesitas.
Contoh: Bila tinggi badan 160 cm dan berat badan 70 kg. Maka IMT=
70 kg
(1,6 X 1,6) m2

70 kg
2,56 m2

27,4 kg/m2

IMT 27,4 berarti dalam keadaan obesitas dan dianjurkan menurunkan berat badan dalam kisaran 49 - 60 kg agar mencapai IMT
18,5 22,9
Sayang IMT tidak mencerminkan distribusi timbunan lemak di dalam tubuh. Untuk menilai timbunan lemak perut dapat
digunakan rasio lingkar pinggang dan pinggul (RLPP) atau mengukur lingkar pinggang (LP) saja karena lebih praktis. Cara ini
mudah, dengan menggunakan pita meteran (seperti yang digunakan oleh penjahit) diukur bagian-bagian tubuh untuk mengetahui

banyaknya lemak tubuh.


Gemuk pada pria umumnya seperti apel (android), lemak banyak disimpan di pinggang dan rongga perut. Sedangkan wanita
menyerupai pir (gynecoid), penumpukan lemak terjadi di bagian bawah, seperti pinggul, pantat dan paha.
Gemuk bentuk apel lebih berbahaya dibandingkan gemuk bentuk pir. Yang berbahaya adalah timbunan lemak di dalam rongga
perut, yang disebut sebagai obesitas sentral.
Mengingat obesitas sentral sering dihubungkan dengan komplikasi metabolik dan pembuluh darah (kardiovaskuler), tampaknya
pengukuran LP lebih memberi arti dibandingkan IMT. Adanya timbunan lemak di perut tercermin dari meningkatnya LP.
Dr Xavier Jouven dkk, peneliti dari Prancis, melakukan penelitian terhadap 7.000 polisi Prancis yang meninggal antara tahun 1967 1984 dengan sebab serangan jantung. Mereka mengukur LP dan IMT. Pria-pria berperut buncit memiliki kemungkinan meninggal
lebih cepat. Kesimpulannya: "Risiko meninggal mendadak itu meningkat karena kepadatan lemak di perut,"
Selain itu, penelitian tersebut juga mendapati bahwa ternyata orang-orang dengan IMT yang tinggi tidak berisiko meninggal dini
kecuali mereka yang memiliki lingkar pinggang besar.
Sebagai patokan, pinggang berukuran 90 cm merupakan tanda bahaya bagi pria, sedangkan untuk wanita risiko tersebut
meningkat bila lingkar pinggang berukuran 80 cm.
"Jangan hanya menghitung tinggi badan, berat badan dan IMT saja, lebih baik jika disertai dengan mengukur lingkar

pinggang

Panjang Ikat Pinggang Mencerminkan Kadar Kolesterol..!


Salah satu faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner adalah karena terjadinya dislipidemia. Manifestasi dislipidaemia
adalah tingginya kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida, serta rendahnya kolesterol HDL.
Selama ini dokter melakukan pemeriksaan kolesterol, tekanan darah dan tingkat kegemukan untuk mengukur risiko penyakit
jantung. Kolesterol LDL lebih dikenal sebagai kolesterol jahat, karena dapat menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh
koroner. Oleh karena itu, usahakan untuk selalu rendah kadar kolesterol LDL anda (<130) dan rendah kolesterol total (<200 mg/dl).
Sebaliknya jenis kolesterol HDL dikenal sebagai kolesterol baik, karena bersifat proteksi terhadap terjadinya penyakit jantung
koroner. Oleh karena itu, usahakan selalu tinggi kadar kolesterol HDL anda (> 45 mg/dl).
Semakin banyak timbunan lemak di rongga perut akan diikuti dengan tingginya kolesterol LDL dan kolesterol total. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kadar kolesterol LDL semakin panjang ikat pinggang orang tersebut.
Untuk menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL, selain diet dan obat-obatan, adalah dengan menurunkan berat
badan. Sedangkan untuk kolesterol HDL, semakin besar lingkar pinggang (semakin banyak timbunan lemak di perut) akan diikuti
dengan merendahnya kadar kolesterol HDL. Jadi, semakin panjang ikat pinggang seseorang, maka akan semakin rendah

kadar kolesterol HDLnya.


Untuk meningkatkan kadar kolesterol HDL, selain obat-obatan, adalah dengan meningkatkan aktifitas fisik dan menurunkan berat
badan.
Suatu penelitian membuktikan bahwa dengan melakukan senam aerobik yang membakar 6 kilokalori per menit selama satu jam, 34 kali /minggu dalam kurun waktu 6 bulan, dapat meningkatkan kolesterol HDL sebesar 33%.

Lingkar Pinggang sebagai Indikator Risiko Diabetes


Diabetes adalah suatu penyakit kronis yang banyak diderita orang dengan berbagai komplikasinya. Berat badan yang berlebih
hingga kegemukan membuat seseorang berisiko terkena diabetes.
Seorang peneliti dari Swedia menemukan bahwa lingkar pinggang dapat digunakan untuk mengukur resistensi insulin, dan
dapat menjadi indikator yang baik untuk melihat apakah seseorang berisiko untuk terkena diabetes.
Resistensi insulin merupakan suatu keadaan dimana tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara baik. Bila dilakukan
pemeriksaan darah, dapat ditemukan kadar gula darah yang lebih tinggi dari normal tetapi belum sampai menjadi diabetes.
Keadaaan ini disebut sebagai pra-diabetes.

SINDROM METABOLIK atau SINDROM PERUT BUNCIT


Sindrom metabolik adalah kumpulan gejala, yang secara bersama-sama atau sendiri-sendiri dapat meningkatkan risiko penyakit
jantung koroner, diabetes, dll.
Kumpulan gejala pada Sindrom Metabolik
(menurut IDF 2005) :
Obesitas ( LP wanita > 80 cm, pria > 90 cm) ditambah 2 dari 4 Faktor berikut ini :
1. Trigliserida
150 mg/dl
2. Kolesterol HDL < 40 mg/dl (pria), < 50 mg/dl (wanita)
3. Hipertensi
Tekanan darah sistolik 130 mmHg
Tekanan darah diastolik 85 mmHg
4. Glukosa darah puasa 100 mg/dl

Oleh karena itu, untuk mendeteksi Sindrom metabolik perlu dilakukan:

Pemeriksaan Fisik : Lingkar Pinggang dan Tekanan Darah

Pemeriksaan Laboratorium : Glukosa Darah, Kolesterol HDL, Trigliserida, Adiponektin

Secara ringkas, agar Sindrom Metabolik tidak berkembang menjadi penyakit berbahaya, perlu dilakukan berbagai upaya, yaitu:
a.
b.
c.
d.

Menurunkan berat badan


Mendeteksi kelainan (lingkar pinggang, tekanan darah, data laboratorium )
Intervensi terhadap kelainan yang ditemukan (diet, olahraga, obat-obatan)
Evaluasi & pemantauan secara berkala (pemeriksaan fisik dan laboratorium)

Memerangi Obesitas
Apa alasan anda ingin turun berat badan ?
- Ingin tampil ideal di acara khusus (kawinan)
- Ingin lebih percaya diri

- Karena pasangan Anda !!


- Tuntutan profesi harus berat badan ideal
- Disuruh dokter !!!
- Mengganggu kesehatan !

Seberapa serius kah ? ..


Kini banyak orang mulai berlomba-lomba mengurangi bobot tubuhnya, meskipun banyak yang melakukannya dengan cara keliru,
bahkan ingin langsing dengan cara instant. Sayang bukannya langsing yang didapat, tapi ujung-ujungnya malah masuk rumah
sakit.
Mengusir gemuk bisa dibilang gampang-gampang susah. Seringkali berat badan naik kembali setelah berhasil diturunkan. Hal inilah
yang disebut sebagai Efek Yo-Yo, yaitu berat badan naik-turun seperti gerakan mainan yo-yo.

Apakah anda termasuk obese?


Jika tidak tergolong obese, pertahankan pola hidup sehat agar tidak terjadi obesitasJika tergolong obese, jangan anggap remeh,

lakukan tindakan segera agar tidak muncul berbagai penyakit yang terkait obesitas
Bagaimana mencegah Obesitas ?

Pola makan seimbang


Pola hidup seimbang (olahraga / aktivitas fisik)
Pola pikir positif (menghindari / mengelola stress)
Memantau kesehatan berkala (PENTING, tetapi sering dilupakan)

Yang perlu dilakukan jika anda OBESE


1. Menurunkan berat badan :

Intervensi Pola Makan


Intervensi Pola Aktivitas
Pola Hidup Sehat (tidak merokok, tidak stress)

2. Deteksi Sindrom Metabolik : melalui pemeriksaan fisik & laboratorium


3. Tambahan terapi sesuai dengan kondisi Sindrom Metabolik
Saat ini beragam cara memerangi obesitas banyak kita jumpai, mulai cara konvensional seperti mengatur pola makan, hidup

teratur, berolahraga, sampai menggunakan alat bantu misalnya obat pelangsing, akupuntur, sedot lemak, dll.

Tips Panduan Makan Pintar

Makan 3 kali sehari, jangan menghindari sarapan lalu makan berlebihan di siang harinya.
Konsumsi lebih banyak buah, sayur, padi-padian, dan sereal.
Kurangi camilan tinggi lemak dan makanan cepat saji misalnya keripik kentang, hot dog, dll.
Jangan makan terburu-buru
Biasakan makan teratur pada waktunya
Minumlah segelas air sebelum mulai makan.
Mulailah hidangan anda dengan sup rendah lemak atau salad
Perhatikan ukuran, gunakan piring yang lebih kecil.
Bereskan meja segera setelah makan (hindari godaan menghabiskan makanan yang tersisa).
Baca label, pilih makanan yang mengandung < 10 gram lemak per 100 gram makanan.
Jika menggunakan mentega/margarin, oleskan tipis-tipis saja.
Pilih alternatif rendah lemak, misalnya susu rendah lemak
Batasi konsumsi daging berlemak
Buang semua lemak pada daging, sisihkan kulit ayam
Pilih cara memasak dengan dibakar / dipanggang

Obat Pelangsing
Obat yang sering dijumpai di pasaran adalah orlistat, yang bekerja menghambat penyerapan 30% lemak dari makanan di usus
besar. Efek buangan minyak yang dihasilkan, bukanlah efek samping, melainkan efek kerja orlistat yang berkaitan erat dengan
pola makan pasien yang tinggi lemak. Walaupun ada penurunan kadar A, D, E, K, tetapi tidak signifikan dan kadar vitamin masih
dalam batasan yang diperbolehkan. Karena profil keamanannya, sampai saat ini, hanya orlistat yang disetujui oleh FDA untuk
diresepkan pada anak remaja mulai 12 tahun. Orlistat terbukti menurunkan berat badan 2 kali lebih banyak dibandingkan dengan
pengaturan makan dan olah raga saja.
Jenis obat lainnya berasal dari keluarga amfetamin, yang cara kerjanya menekan nafsu makan. Amfetamin bisa menimbulkan efek
samping seperti insomnia, gelisah, gemetar, sakit kepala, dan hipertensi.
Sementara itu pengusir gemuk dari golongan furosemid lebih bersifat diuretika atau memaksa tubuh mengeluarkan banyak cairan
melalui urin. Jika tubuh dipaksa melakukan hal ini, bukan tak mungkin akan terjadi dehidrasi.
Cara lain yang mulai trend digunakan adalah akupunktur. Tusuk jarum ini dapat mengurangi lapar dan nafsu makan, sehingga
mengurangi kalori yang masuk ke dalam tubuh.

KESIMPULAN :

Pola hidup sehat, penting untuk mencegah / mengatasi obesitas dan risiko penyakit yang ditimbulkannya

Lingkar perut adalah barometer kesehatan anda. Bila bagian pinggang dari pakaian anda terasa sempit, waspadai adanya
Sindrom Metabolik
Sindrom Metabolik, bagaikan Alert System. Walau tidak menimbulkan rasa sakit, harus dicari permasalahan yang
tersembunyi dan selanjutnya dilakukan intervensi agar tidak berkembang menjadi penyakit yang lebih berbahaya.

Memang tubuh langsing dan sehat selalu jadi idaman semua orang namun bukan berarti kita sembarangan 'menyiksa'
tubuh kita bukan?
Jadi, hati-hati jika ingin langsing, lebih baik mulai dengan membiasakan diri hidup sehat dan berolah raga teratur.
Tubuh langsing, badanpun sehat.

| Berita Sebelumnya | Berita Selanjutnya |

Copyright 2007, PT. Roche Indonesia - Xenical Division

DEFINISI KELEBIHAN BERAT BADAN DAN OBESITAS

Obesitas atau kegemukan mempunyai pengertian yang berbeda-beda bagi setiap orang. Pada kebanyakan wanita dan pria,
obesitas berarti kelebihan berat badan (BB) jauh melebihi berat yang diinginkan.
Terkadang kita sering dibuat bingung dengan pengertian obesitas dan overweight, padahal kedua istilah tersebut mempunyai
pengertian yang berbeda. Obesitas (kegemukan) adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih,
sehingga BB seseorang jauh di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Sementara overweight (kelebihan berat badan)
adalah keadaan dimana BB seseorang melebihi BB normal.
Definisi obesitas menurut para dokter adalah sebagai berikut:

Suatu kondisi dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang berlebihan
Suatu penyakit kronik yang dapat diobati
Suatu penyakit epidemik
Suatu kondisi yang berhubungan dengan penyakit-penyakit lain dan dapat menurunkan kualitas hidup
Penanganan obesitas membutuhkan biaya perawatan yang sangat tinggi

Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar. Body Mass Index (BMI) atau
Indeks Massa Tubuh (IMT) telah diakui sebagai metoda yang paling praktis dalam menentukan tingkat overweight dan obesitas
pada orang dewasa di bawah umur 70 tahun.

OVERWEIGHT DAN OBESITAS SEBAGAI SUATU MASALAH


GLOBAL
Data yang dikumpulkan dari seluruh dunia memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi overweight dan obesitas pada 10
15 tahun terakhir. Dari data tersebut juga diperlihatkan bahwa kejadian obesitas di Amerika lebih banyak dibandingkan dengan
Eropa, seperti yang disajikan pada gambar di bawah ini.
Perkiraan prevalensi overweight dan obesitas dalam % populasi

Saat ini diperkirakan sebanyak lebih dari 100 juta penduduk dunia menderita obesitas, dan angka ini masih akan terus meningkat
dengan cepat. Jika keadaan ini terus berlanjut, pada tahun 2230 diperkirakan 100% penduduk Amerika Serikat akan menjadi
obese.
Di banyak negara dijumpai bahwa pria cenderung menderita overweight (BMI 25-29.9), sedangkan wanita cenderung menderita
kegemukan (obese - BMI > 30)

Dengan semakin majunya negara-negara berkembang, maka overweight dan obesitas juga

berkembang menjadi masalah kesehatan global yang sangat penting. Tetapi karena data mengenai hal tersebut amat langka, maka
penanganan mengenai perkembangan dan problem overweight di negara-negara berkembang menjadi terhambat, hal ini mungkin
disebabkan karena letak geografi dan distribusi tingkat sosial masyarakat

OVERWEIGHT DAN OBESITAS DI INDONESIA


Perkiraan prevalensi overweight dan obesitas di Indonesia (Dit BGM DepKes, 1997)

Dari perkiraan 210 juta penduduk Indonesia tahun 2000, jumlah penduduk yang overweight diperkirakan mencapai 76.7 juta
(17.5%) dan pasien obesitas berjumlah lebih dari 9.8 juta (4.7%). Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa overweight
dan obesitas di Indonesia telah menjadi masalah besar yang memerlukan penangan secara serius.

BODY MASS INDEX (BMI) = Indeks Massa Tubuh


Istilah normal, overweight dan obese dapat berbeda-beda, masing-masing negara
dan budaya mempunyai kriteria sendiri-sendiri, oleh karena itu, WHO menetapkan suatu
pengukuran / klasifikasi obesitas yang tidak bergantung pada bias-bias kebudayaan.

Metoda yang paling berguna dan banyak digunakan untuk mengukur tingkat obesitas
adalah BMI (Body Mass Index), yang didapat dengan cara membagi berat badan
(kg) dengan kuadrat dari tinggi badan (meter). Nilai BMI yang didapat tidak
tergantung pada umur dan jenis kelamin.
Keterbatasan BMI adalah tidak dapat digunakan bagi:

Anak-anak yang dalam masa pertumbuhan


Wanita hamil
Orang yang sangat berotot, contohnya atlet

BMI dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar seseorang dapat terkena
resiko penyakit tertentu yang disebabkan karena berat badannya. Seseorang dikatakan
obese dan membutuhkan pengobatan bila mempunyai BMI di atas 30, dengan kata lain
orang tersebut memiliki kelebihan BB sebanyak 20%.

Klasifikasi BMI Menurut WHO (1998)


Kategori

BMI (kg/m2)

Underweight

< 18.5 kg/m2

Batas Normal

18.5 - 24.9 kg/m2

Overweight:

> 25

Pre-obese

25.0 29.9 kg/m2

Resiko Comorbiditas
Rendah (tetapi resiko terhadap masalahmasalah klinis lain meningkat)
Rata-rata
Meningkat

Obese I
Obese II
Obese III

30.0 - 34.9kg/m2
35.0 - 39.9 kg/m2
> 40.0 kg/m2

Sedang
Berbahaya
Sangat Berbahaya

Para ahli sedang memikirkan untuk membuat klasifikasi BMI tersendiri untuk penduduk
Asia. Hasil studi di Singapura memperlihatkan bahwa orang Singapura dengan BMI 27
28 mempunyai lemak tubuh yang sama dengan orang-orang kulit putih dengan BMI
30. Pada orang India, peningkatan BMI dari 22 menjadi 24 dapat meningkatkan
prevalensi DM menjadi 2 kali lipat, dan prevalensi ini naik menjadi 3 kali lipat pada
orang dengan BMI 28.

Klasifikasi Berat Badan yang diusulkan berdasarkan BMI pada


Penduduk Asia Dewasa (IOTF, WHO 2000)

Kategori

BMI (kg/m2)

Underweight

< 18.5 kg/m2

Batas Normal

18.5 - 22.9 kg/m2

Overweight:

> 23

At Risk
Obese I
Obese II

23.0 24.9 kg/m2


25.0 - 29.9kg/m2
> 30.0 kg/m2

PENYEBARAN LEMAK

Risk of Co-morbidities
Rendah (tetapi resiko terhadap masalahmasalah klinis lain meningkat)
Rata rata
Meningkat
Sedang
Berbahaya

Lingkar Pinggang dan Perbandingan antara lingkar pinggang dengan lingkar


pinggul
Mengetahui jumlah total lemak di dalam tubuh adalah hal utama untuk mengetahui
tingkat obesitas dan bahaya kesehatan yang ditimbulkannya, hal lain yang juga tak
kalah penting adalah mengetahui distribusi atau lokasi lemak tersebut.
Lemak yang berada di sekitar perut memberikan resiko kesehatan yang lebih tinggi
dibandingkan lemak di daerah paha atau bagian tubuh.yang lain. Suatu metoda yang
sederhana namun cukup akurat untuk mengetahui hal tersebut adalah lingkar pinggang.
Perlu ditekankan bahwa resiko penyakit yang berhubungan dengan lingkar pinggang
adalah bervariasi pada populasi dan kelompok etnik yang berbeda. Sebagai contoh,
lemak di sekitar perut pada wanita kulit hitam kurang menunjukan hubungan yang kuat
dengan resiko penyakit jantung dan diabetes dibandingkan dengan wanita kulit putih.
Oleh karena itu, diperlukan nilai maksimum (cut-off points) yang lebih spesifik
berdasarkan seks dan populasi.

PRIA

Pengukuran

Resiko Meningkat

Lingkar pinggang
Perbandingan lingkar
pinggang/lingkar pinggul

Resiko sangat
meningkat

WANITA
Resiko
Resiko sangat
Meningkat
meningkat

> 94cm

> 102cm

> 80cm

> 88cm

0.9

1.0

0.8

0.9

Bentuk Tubuh
Cara lain untuk mengetahui distribusi lemak tubuh adalah dengan cara melihat bentuk
tubuh. Terdapat 3 macam bentuk tubuh berdasarkan karakteristik distribusi lemak.

Gynoid (Bentuk Peer)


Lemak disimpan di sekitar pinggul dan bokong Tipe ini
cenderung dimiliki wanita. Resiko terhadap penyakit
pada tipe gynoid umumnya kecil, kecuali resiko
terhadap penyakit arthritis dan varises vena (varicose
veins).

Apple Shape (Android)


Biasanya terdapat pada pria. dimana lemak tertumpuk
di sekitar perut. Resiko kesehatan pada tipe ini lebih
tinggi dibandingkan dengan tipe Gynoid, karena selsel lemak di sekitar perut lebih siap melepaskan
lemaknya ke dalam pembuluh darah dibandingkan
dengan sel-sel lemak di tempat lain. Lemak yang
masuk ke dalam pembuluh darah dapat menyebabkan
penyempitan arteri (hipertensi), diabetes, penyakit
gallbladder, stroke, dan jenis kanker tertentu
(payudara dan endometrium).
Melihat hal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
seorang pria kurus dengan perut gendut lebih
beresiko dibandingkan dengan pria yang lebih gemuk
dengan perut lebih kecil.

Ovid (Bentuk Kotak Buah)


Ciri dari tipe ini adalah "besar di seluruh bagian
badan". Tipe Ovid umumnya terdapat pada orangorang yang gemuk secara genetik

PETUNJUK EFEKTIF PENATALAKSANAAN OBESITAS


Setiap pasien mempunyai alasan masing-masing untuk mengotrol BB-nya, termasuk alasan kecantikan, menurunkan resiko
kesehatan, agar dapat menggunakan baju dengan ukuran tertentu, menambah energi, atau sekedar untuk memperbaiki rasa
percaya diri terhadap penampilan. Apapun alasannya, langkah utama yang paling penting dalam pengelolaan BB adalah
penetapan sasaran yang realistik, baik dalam hal berapa banyak BB yang ingin diturunkan pasien? maupun berapa lama
penurunan BB tersebut ingin dicapai.
Tujuan Penatalaksanaan BB adalah sbb:

Menurunkan BB
Mempertahankan BB

Mencegah peningkatan kembali BB yang telah didapat

Mengurangi asupan lemak

Mengkonsumsi makanan dalam jenis yang beragam

Menurunkan tekanan darah

Mengurangi pengobatan penyakit diabetes

Meningkatkan aktifitas fisik

Beritahu pasien untuk mengisi secara lengkap Agenda Makanan dan Olah raga selama paling sedikit beberapa hari setiap
bulannya. Hal ini akan membantu anda dan pasien anda mengamati makanan yang dikonsumsi dan aktifitas fisik yang dilakukan.
Sarankan pada mereka untuk tidak mengukur kemajuan yang dicapai dengan hanya berpatokan pada skala dan BB.

Banyak tanda yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan yang dicapai, yaitu:

Pakaian, terasa lebih sempit


Penurunan BB

Tidak ada penambahan BB / BB konstan

Penampilan

Perasaan

Memperbaiki kesehatan: tekanan darah, kadar gula darah, gangguan tidur, ganggguan pernafasan, rasa lelah, sakit
sendi dan otot, dan infertilitas.

Mengurangi pengobatan yang dibutuhkan untuk komorbiditas (hipertensi, diabetes, hiperlipidemia)

Pada beberapa orang, dukungan yang terus menerus sangat dibutuhkan untuk menjaga motivasi dan kepatuhan mereka terhadap
program. Jika pada prakteknya anda tidak dapat memonitor mereka secara terus menerus, maka ikut sertakan mereka dalam suatu
kelompok program atau sarankan untuk berkonsultasi dengan seorang nutrisionist (dietician).
Tujuan dari suatu program penatalaksanaan BB bukan hanya untuk menurunkan BB, tetapi juga mencegah kembali peningkatan
BB, dan hal inilah yang merupakan bagian tersulit dari program.
XENICAL diindikasikan untuk pengobatan jangka panjang bagi pasien obesitas, termasuk pasien dengan faktor resiko yang
berkaitan dengan obesitas.
Berikut ini beberapa petunjuk untuk menolong pasien anda dalam hal penatalaksaan BB.
Paculah pasien anda untuk:

Membuat pilihan makanan yang sehat - dengan gizi seimbang dan kadar lemak rendah serta kaya akan sayuran, buahbuahan, biji-bijian dan sereal.
Mengidentifikasi situasi yang menyebabkan mereka tidak dapat mengontrol nafsu makan. Jika mereka dapat mengetahui
penyebabnya, diharapkan mereka dapat menghindari atau paling tidak meminimalisasi hal tsb.
Melakukan olah raga teratur dan berkesinambungan. Pemeliharaan BB akan berhasil dengan melakukan olah raga secara
aktif dan teratur. Tekankan pada pasien untuk mulai menjalankan olahraga yang disukainya sedini mungkin.
Tidak bertindak berlebihan dalam menghadapi penambahan sejumlah kecil BB - ini merupakan hal yang paling penting.
Sarankan pada pasien anda untuk kembali ke 'jalur ' semula dan jangan gunakan hal tersebut sebagai alasan untuk 'keluar'
dari program penatalaksanaan BB. Ingatkan pada pasien bahwa untuk mendapatkan BB yang stabil memang diperlukan
usaha yang keras dengan mengikuti aturan-aturan (petunjuk) yang tepat.

Sebagai petunjuk program penatalaksanaan berat badan, silahkan lihat

National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI)


IOTF Asia-Pacific
Scottish Intercollegiate Guidelines Network (SIGN)
Shape Up America
Physician Guide

PETUNJUK DIET
Perubahan yang drastis pada seorang pasien dengan pola makan normal memang sangat sulit, perasaan terhadap perampasan
kesenangan yang pada akhirnya dapat menimbulkan frustasi - pada kebanyakan kasus - dapat menimbulkan peningkatan kembali

BB.
Di sini tidak ada yang namanya diet, yang ada hanya 3 petunjuk sederhana bagi pasien anda, yaitu:
1. Makan lebih sedikit lemak 30 % dari keseluruhan jumlah kalori yang dikonsumsi. Mengurangi lemak akan mengurangi
asupan kalori dan memperbanyak turunnya BB. Hal itu juga dapat membatasi atau mencegah timbulnya efek salah makan
dari Xenical (lihat efek samping)
2. Kurangi, hanya sejumlah kecil, asupan kalori per hari ( kurang lebih 600 kkal).
3. Mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, paling sedikit 3 kali sehari.
Klik disini untuk mendownload Petunjuk untuk pemilihan makanan yang baik
Klik disini untuk melihat Petunjuk untuk pemilihan makanan yang baik (dalam format PDF - 404KB)

Anda mungkin juga menyukai