Anda di halaman 1dari 24

GIZI DAN

KANKER
Disampaikan oleh:
Siti Masyitah SKM MKes

Mesjid Al-Muhajirin
Komplek Chandra Lama
Jatirahayu-Pondok Melati
Kota Bekasi
1

PENDAHULUAN
Penyakit kanker adalah penyakit yang masih mematikan di dunia ini. Penyakit ini
adalah penyakit yang selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya manusia tidak akan
sadar akan menderita penyakit ini bergerak di stadium yang sudah parah.Penyakit ini
juga termasuk salah satu penyakit degeneratif yang memang akan memerosotkan
kehidupan manusia. Namun itu bukan berarti kanker hanya terjadi pada orang sudah
dewasa dan beranjak tua saja, karena pola hidup dan gaya hidup modern sekarang ini,
semuanya bisa saja terkena kanker. Apalagi macam-macam kanker sudah mengarah
pada setiap sendi tubuh. Karena itu kanker inipun tidak hanya monopoli orang tua saja.
Karena itulah kesadaran akan pentingnya memahami apa dan bagaimana
penyakit kanker tersebut sangat penting. Karena pengenalan dan pemahaman sejak
dini akan mampu mendeteksi setiap gejala penyakit ini, sehingga penyakit kanker ini
bisa bisa ditangani sejak dini. Karena jika sudah terdeteksi sejak dini, penanganannya
pun akan efektif dan efisien, sehingga tidak terlalu membahayakan dan bahkan bisa
ditangani secara tuntas.
Kanker sebenarnya adalah penyakit yang diakibatkan oleh pola hidup dan pola
makan manusia itu sendiri. karena itu kankerpun akan selalu menghantui kehidupan
manusia yang berpola hidup dan berpola makan tidak sehat. Pada awalnya mereka
tidak akan pernah tahu bahwa tubuhnya tengah mengidap kanker atau tidak akan
pernah menduga bahwa dia tengah mengandung benih kanker, maka sel-sel kanker
pun terus memperbanyak diri atau bermetastase ke seluruh organ tubuh. Karena tanpa
sadar inilah kemudian kanker baru diketahui setelah stadium lanjut, dan itu artinya
harapan untuk bisa menyembuhkan kanker itupun akan semakin menipis. Karena
kanker yang sudah mencapai stadium lanjut biasanya sudah menyebar tidak hanya di
kelenjar getah bening saja, namun juga ke seluruh organ tubuh. Apalagi jika sampai
kepada tulang belakang, maka harapan hidup sang penderita akan semakin pendek
saja. Hanya tindakan paliatif saja yang bisa diberikan, dan selebihnya adalah di tangan
kekuasaan Tuhan.

A. Pengertian kanker
Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal ( yaitu tumbuh
sangat cepat, tidak terkontrol dan tidak berirama) yang dapat menyusup ke jaringan
tubuh normal sehingga mempengaruhi fungsi tubuh.
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat,
dan tidak terkendali.
Kanker adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh sel tunggal yang tumbuh
tidak normal dan tidak terkendali sehingga dapat menjadi tumor ganas yang dapat
menghancurkan dan merusak sel atau jaringan sehat.
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat
dan tidak terkendali.
Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu
penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word
Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of
Diseases (ICD) dengan kode nomor 17.
Kanker bisa terjadi dari berbagai jaringan dalam berbagai organ, seperti kulit, sel
hati, sel darah, sel otak, sel lambung, sel usus, sel paru, sel saluran kencing, dan
berbagai macam sel tubuh manusia.
Perbedaan kanker dengan tumor
Kanker adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh sel tunggal yang tumbuh
tidak normal dan tidak terkendali sehingga dapat menjadi tumor ganas yang dapat
menghancurkan dan merusak sel atau jaringan sehat. Kanker merupakan salah satu
jenis penyakit yang sangat ditakuti oleh banyak orang sehingga ada baiknya kita
mencegah kanker daripada mengobatinya.
B. Penyebab terjadinya kanker
Kanker terjadi karena kerusakan struktur genetik yang menyebabkan
pertumbuhan sel menjadi tidak terkontrol. Sedangkan beberapa penyebab kerusakan
gen adalah :
1. Kelainan genetik / bawaan ( + 5 %)
2. Karsinogen ( zat penyebab kanker )
Karsinogen ( zat penyebab kanker ) yaitu yang merupakan sebagian
besar penyebab dan bisa juga dari jenis seperti virus ( misal Human papilloma
virus yang menjadi penyebab kanker mulut rahim ), zat kimia ( misal asap rokok

yang menyebabkan kanker paru ), sinar radiasi ( radiasi sinar ultraviolet pada
saat terik dapat menyebabkan kanker kulit.
3. Pengaruh lingkungan hidup
Sejumlah faktor lingkungan dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker,
salah satunya yang paling penting adalah rokok. Merokok meningkatkan resiko
terjadinya kanker paru paru, mulut, laring ( pita suara ), dan juga kandung kemih.
Faktor lingkungan lain adalah pemaparan yang berlebihan dari sinar ultraviolet,
terutama dari sinar matahari yang bisa menyebabkan kanker kulit.
Selain itu radiasi ionisasi ( yang merupakan karsinogenik ) yang digunakan
dalam sinar x, dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom
atom dan bisa menjangkau jarak yang sangat jauh, dan juga bisa meningkatkan
resiko terjadinya kanker.
4. Makanan yang bisa menjadi faktor resiko kanker
Makanan adalah faktor resiko penting lainnya untuk kanker, terutama
kanker pada saluran pencernaan. Misalnya makanan yang banyak mengandung
makanan yang
diasap dan diasamkan ( dalam bentuk acar ) dapat
meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung. Peminum alkohol juga memiliki
resiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya kanker kerongkongan.
Bila seseorang makan makanan yang tinggi serat, maka dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya kanker usus besar. Mengurangi lemak
sampai kurang dari 30% dari kalori total, akan mengurangi resiko terjadinya
kenker usus besar, payudara dan prostat.
5. Bahan kimia yang bisa menjadi faktor resiko kanker.
Banyak bahan kimia yang diketahui menyebabkan kanker dan banyak
pula lainnya yang dicurigai sebagai penyebab kanker. Pemaparan terhadap
bahan kimia tertentu dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker setelah
beberapa tahun kemudian, misalnya pemaparan asbes bisa menyebabkan
kanker paru paru dan mesotelioma ( kanker pleura ), dan kanker kulit banyak
ditemukan pada pekerja cat dan pekerja yang membersihkan cerobong asap
karena adanya kandungan senyawa hidrokarbon.
6.

Cemaran karsinogenik
Jenis cemaran mutagen dalam makanan diantaranya aflatoksin. Aflatoksin
adalah senyawa mutagen akibat makanan tercemar oleh sejenis jamur
aspergillus flavus dan Aspergillus paraciticus, serta asam lemak bebas sebagai
hasil oksidasi lemak maupun karena tercampur oleh jamur tertentu. Bau tengik
pada jagung, kacang tanah, keju, bumbu pecel serta selai kacang merupakan
indikasi makanan itu jangan dikonsumsi.
Beberapa jenis jamur juga menghasilkan racun yang karsinogenik, sehingga
disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan berjamur. Penggunaan beberapa
bahan tambahan makanan kimia yang sembarangan dalam industri makanan

seperti pewarna tekstil, pemanis buatan yang berlebihan, juga merupakan


bentuk pencemaran senyawa karsinogen dalam makanan.

TAHAP - TAHAP TERJADINYA KANKER


1. CARA BEKERJANYA SEL KANKER
Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sel-sel kanker
membentuk suatu masa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan
didekatnya ( invasif ) dan bisa menyebar ( metastasis ) ke seluruh tubuh. Sel-sel
kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
Pada tahap inisiasi, terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel
yang memanmcing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini
disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan
kimia, virus, radiasi ( penyinaran ) , atau sinar matahari. Tetapi, tidak semua sel
memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik
dalam sel ataubahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih
rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa
membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan
berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan
terpengaruh oleh promosi. Karena itu, diperlukan beberapa faktor untuk
terjadinya keganasan ( gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen ).
Pada saat sebuah sel jadi ganas, sistem kekebalan tubuh sering dapat
merusaknya sebuah sela ganas tersebut berlipat ganda dan menjadi suatu
kanker. Namun, maka tubuh cenderung rentan terhadap resiko kanker, seperti
yang terjadi pada penderita AIDS, orang - orang yang menggunakan obat
penekan kekebalan, dan pada penyakit autoimun tertentu. Tetapai , sistem
kekebalan tubuhpun tidak selalu efektif, sehingga kanker kadangkala masih
dapat menembus perlindungan ini meskipun sistem kekebalan berfungsi secara
normal.
2. PROSES PENYEBARAN KANKER
Metastasis atau penyebaran terjadi jika sel sel kanker berpindah melalui
aliran darah atau pembuluh getah bening ke bagian-bagian lain dari tubuh dan
mulai tumbuh serta pada tingkat jaringan yang normal. Setiap kanker berbeda
dari yang lain. Ada beberapa jenis pada berbagai tahhap perkembangannya.
Oleh karena itu, masing-masing kanker memerlukan pengobatan yang berbeda.

Pada hampir semua jenis kanker, angkan keberhasilan terapi sangat


berkaitan dengan stadium saat diagnosa dan pengobatan. Semakin tinggi
stadium saat diagnosa, keberhasilan terapi akan semakin menurun dengan
modalitas pengobatan yang semakin agresif. Karena itu, deteksi dini menjadi
sangat penting artinya bagi penanganan penyakit kanker ini selanjutnya.
3. TAHAP TERJADINYA KANKER
Tahap terjadinya kanker bisa digambarkan sebagai berikut:
a. Induksi, yakni ada perubahan sel ( displasia )
b. Kanker In situ, yakni pertumbuhan kanker terbatas pada jaringan tempat
asalnya tumbuh.
c. Kanker Invasif, Sel kanker telah menembus membran basal dan masuk ke
jaringan atau organ sekitar yang berdekatan.
d. Metastasis, penyebaran kanker ke kelenjar getah bening dan atau organ
lain yang letaknya jauh (misal kanker usus besar menyebar ke hati).
Penyebaran ini dapat mellalui aliran darah, aliran getah bening, atau
langsung dari tumor.

Faktor-faktor penyebab lain.


Faktor risiko
Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum
diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh
terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:
1. Faktor reproduksi
Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya
kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause
pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama
kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara
terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan
window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan
fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang
dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga
diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan
klinis.
2. Penggunaan hormon
Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara.
Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat
peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi
6

estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak


terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang
menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk
mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel yang sensitive
terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak
atau menjadi ganas[3].
3. Penyakit fibrokistik
Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada
peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma,
risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik,
risiko meningkat hingga 5 kali.
4. Obesitas
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh
dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap
kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan
kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet
terhadap terjadinya keganasan ini.
5. Konsumsi lemak
Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker
payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang
konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara
pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.
6. Radiasi
Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas
meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang
dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier
dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.
7. Riwayat keluarga dan faktor genetik
Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat
penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat
peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker
payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan
dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan
terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar
60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia

sangat berpengaruh -> sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun.
Resiko terbesar usia 75 tahun.

PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN


Kanker memang membahayakan. Selain menghindari beragam faktor resiko
yang ada, konsumsi bahan makanan berantioksidan tinggi perlu agar tubuh tetap tahan
atas serangan radikal bebas penyebab kanker.
Malnutrisi atau keadaan kurang gizi kerap ditemukan pada penderita kanker.
Bahkan acap kali dipandang sebagai salah satu tanda penting. Bila seseorang
mengalami malnutrisi juga mengalami menurunnya berat badan begitu mencolok, kita
perlu waspadai jangan-jangan dia terkena kanker.
Meski perlu penelitian lebih lanjut, banyak bukti menunjukkan adanya korelasi
sitokin dan penurunan berat badan pada penderita kanker. Defisiensi gizi yang paling
sering ditemukan pada penderita kanker adalah defisiensi protein dan kalori dengan
manifestasi mengecilnya massa otot, jelas Dr. A Harryanto Reksodiputro, Sp.KHOM.
Selain menjadi penanda, keadaan malnutrisi ini pula yang juga disorot oleh
badan dunia sebagai penyebab terjadinya beberapa penyakit membahayakan, salah
satunya kanker.
Tahun 2002 lalu, WHO pernah menyebutkan setidaknya sekitar 80 kematian terjadi
akibat penyakit jantung. Sementara 90 persen akibat penyakit diabetes mellitus dan 35
persen akibat kanker.
Selain kegiatan fisik dan berhenti merokok, WHO menyatakan bahwa ketiga
penyakit berbahaya ini dapat dihindari dengan asupan nutrisi yang memadai, jelas Dr.
Gentiarno Saputro, ND, spesialis natural healing (naturopathy) lulusan Universitas
Phoenix, Amerika Serikat.
Jadi kurang gizi bisa menandai adanya kanker, tetapi dengan gizi pula kanker bisa
dicegah.

Sayur dan Buah


Nutrisi yang kita butuhkan berupa vitamin dan mineral. Untuk kanker, ada vitamin dan
mineral khusus yang sangat dibutuhkan untuk melindungi tubuh agar sel tidak rusak.
Inilah yang disebut dengan antioksidan.
Penelitian besar pertama dengan metode acak ganda tersamar atas antioksidan dan
resiko kanker dimuat dalam jurnal Chinese Cancer Prevention Study tahun 1993.
Penelitian ini menyelidiki efek kombinasi beta karoten, vitamin E, dan selenium atas
8

kanker pada pria dan wanita Cina yang beresiko tinggi mengalami kanker saluran
cerna. Penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi bahan-bahan antioksidan ini
secara berarti menurunkan insiden kejadian kanker saluran cerna.
Di tahun 1994, sebuah penelitian berjudul Alpha-Tocopherol (vitmain E)/BetaCarotene Cancer Prevention Study (ATBC) memperlihatkan bahwa para pria perokok
warga Finlandia resiko terkena kanker paru menurun secara berarti akibat beta karoten
dibanding vitamin E.
Sementara penelitian lain berjudul The Selenium and Vitamin E Cancer Prevention
Trial (SELECT) telah dilakukan di Amerika Serikat, Puerto Rico, dan Kanada. Penelitian
ini mencari tahu apakah selenium dan atau vitamin E mampu mencegah kejadian
kanker prostat pada pria usia 50 tahun dan lebih. Penelitian ini mencapai hasilnya dan
dihentikan rekrutmennya pada bulan Mei 2006.
Lalu, bagaimanakah sebenarnya antioksidan ini bekerja? Para ahli menyebutkan
bahwa antioksidan bekerja dengan cara menetralkan radikal bebas.
Radikal bebas merupakan molekul-molekul yang memiliki elektron tidak komplit
sehingga mereka menjadi reaktif dibanding dengan elektron yang sudah komplit.
Radikal bebas terekspos ke tubuh kita akibat situasi lingkungan yang tidak sehat
akibat asap rokok, kendaraan bermotor, bahan kimia, juga olahraga serta konsumsi
makanan yang berlebih.
Elektron liar ini menyerang DNA dan molekul normal sehingga rusak. Kerusakan
inilah yang menyebabkan terjadinya kanker. Karena itu, sebelum elektron liar
menghancurkan sel-sel normal, antioksidan menghadangnya dahulu dengan
menetralkan hingga kemampuan perusaknya menjadi lumpuh.
Antioksidan yang Dibutuhkan
Dr. Genti menyebutkan, sebagian besar vitamin dan mineral yang kita butuhkan
terdapat pada sayur dan buah-buahan. Tubuh tidak bisa memproduksinya sendiri.
Setidaknya ada 50 nutrisi esensial yang dibutuhkan tubuh.
Konsumsi ini tentu saja harus setiap hari. Karena setiap tiga hari, regenerasi sel
dalam tubuh terjadi, jelas Dr. Genti. Dari lima puluh, setidaknya hanya ada beberapa
vitamin dan mineral antioksidan yang dibutuhkan.
Antioksidan yang terkait dengan pencegahan kanker antara lain Beta-carotene.
Unsur ini bisa kita temukan pada bahan makanan berwarna oranye semisal ubi merah,
wortel, semangka, labu, ketela, gambas, aprikot, mangga. Beberapa sayuran berwarna
hijau seperti bayam. Kangkung juga dikatakan kaya dengan beta-carotene.
9

Lutein
Unsur ini dikenal sebagai bahan yang menyehatkan mata. Ditemukan pada
sayuran (daun-daunan) berwarna hijau seperti bayam dan kangkung.
Lycopene
Merupakan antioksidan poten yang ditemukan di tomat, semangka, jambu biji,
pepaya, aprikot, buah anggur, jeruk besar berwarna merah muda, jeruk merah.
Diperkirakan sekitar 85 persen orang Amerika mengonsumsi lycopene dari tomat dan
produk tomat lain.
Selenium
Merupakan mineral dan bukan nutrisi antioksidan. Meski begitu, unsur ini
merupakan komponen enzim antioksidan. Bahan makanan seperti beras dan gandum
merupakan sumber diet selenium yang dikonsumsi di sebagian besar negara-negara di
dunia. Kacang brazil juga memiliki kandungan selenium yang tinggi.
Jumlah selenium di tanah, dimana setiap daerah memiliki kandungan yang
berbeda, menentukan juga besar kandungan selenium dalam bahan makanan yang
ditanam di atasnya. Hewan-hewan yang makan tanaman kaya selenium biasanya
kandungan selenium di ototnya juga cukup tinggi.

Diet Penderita Kanker


Berikut ini rekomendasi diet untuk penderita kanker :
Pilih diet yang kaya variasi
Konsumsi makanan yang banyak mengandung sayur dan buah
Pertahankan berat badan ideal dan aktifitas fisik
Hindari alkohol
Pilih makanan yang rendah lemak
Siapkan dan simpan makanan dengan aman
Ingat! Jangan merokok

10

Cara Pilih Terapi Suplemen


Berikut ini saran yang layak diperhatikan bila Anda hendak memilih terapi suplemen
sebagai penunjang bagi meningkatnya kesehatan Anda :
Yakin pilihan tersebut cocok dengan keadaan kesehatan dan sesuai dengan
tujuan memilih suplemen
Lihat kualitas pabrik yang memproduksinya. Minimal Anda tahu distributornya,
ada standar kualitas, ada rekomendasi dari profesional tentang kualitas produk
Selidiki tentang klaim dari produk tersebut untuk pencegahan atau terapi
Perhatikan harga dan komposisi bahannya
Gunakan label untuk mengetahui informasi penting seperti :
o
o
o
o
o
o
o

nama suplemen tersebut


bagian dari zat atau tanaman yang digunakan
dosis per hari yang diperlukan
lama penggunaan
daftar isi zat yang digunakan
tanggal kadaluwarsa
nomor telepon untuk menghubungi distributor atau pabrik

Susu Menurunkan Resiko Kanker Payudara


Manfaat susu sudah tidak diragukan lagi. Hampir semua zat gizi yang terdapat
dalam susu bermutu baik. Protein dan lemak susu memiliki sifat ketecernaan yang
tinggi. Kandungan vitamin dan mineral susu juga relatif lengkap.
Susu dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk. Ada yang segar atau ada yang
dalam bentuk terolah, seperti susu bubuk atau susu kental manis. Manusia juga
mengonsumsi susu dari produk pangan yang mengandung susu, seperti keju, es krim,
dan yogurt.
Namun, masih ada perbedaan pendapat tentang konsumsi susu ini. Ada
kelompok yang menyatakan bahwa mengkonsumsi susu setiap hari tidak baik bagi
kesehatan, terutama penyakit vaskular seperti penyempitan pembuluh darah.
Argumennya adalah, susu meningkatkan kadar kolesterol darah yang menjadi faktor
risiko penyakit jantung. Kedua, adanya hubungan positif antara produksi susu rata-rata
per kapita dengan kematian akibat penyakit jantung di sejumlah negara.

11

Kelompok lain mendukung peran susu pada penurunan risiko berbagai penyakit
degeneratif, seperti penyakit jantung, hipertensi, dan kanker. Penelitian terbaru di
Norwegia mendukung hal itu.
Hjartker bersama koleganya dari Institute of Community Medicine, Universitas
Tromso, Norwegia, melalui publikasinya pada International Journal of Cancer,
membuktikan bahwa mengkonsumsi tiga gelas atau lebih susu setiap hari dapat
menurunkan risiko terkena kanker payudara pada wanita pramenopause.
Melalui penelitian kohort the Norwegian Women and Cancer Study, mereka
meneliti 48.844 wanita selama enam tahun dua bulan. Konsumsi susu diukur dengan
mengirimkan formulir riwayat konsumsi pangan kepada responden. Selama kurun
waktu tersebut, tim Hjartker menemukan 317 kasus penderita kanker payudara.
Ternyata konsumsi susu sejak masa kanak-kanak berkaitan negatif dengan
kejadian kanker payudara pada saat mereka berumur 34-39 tahun (pramenopause). Itu
berarti bahwa mengonsumsi susu sejak masa kanak-kanak dapat menurunkan risiko
terkena kanker payudara.
Konsumsi susu pada masa dewasa juga menurunkan risiko kanker payudara
setelah dikoreksi menurut faktor hormonal, indeks massa tubuh, aktivitas fisik, dan
konsumsi alkohol. Wanita yang tidak mengonsumsi susu menghadapi risiko terkena
kanker payudara 2 kali lebih besar daripada wanita yang mengonsumsi susu 3 gelas
atau lebih susu setiap hari.

5 Petunjuk Gizi Mengurangi Risiko Kanker


Makanan bisa mengandung penyebab (promoters) dan pencegah (inhibitors)
kanker sekaligus. Sejauh mana tercapai keseimbangan antara dua komponen tersebut,
akan sangat menentukan apakah kita berisiko terkena kanker atau tidak.
Namun, lima petunjuk gizi dari The Committee on Diet, Nutrition, and Cancer USA
berikut ini dapat dipraktekkan untuk mengurangi risiko tersebut:
1.
2.
3.
4.
5.

Kurangi mengkonsumsi (intake) lemak dari 40persen menjadi 30 persen.


Tingkatkan konsumsi sayuran dan buah
Kurangi makanan awetan (salt curing/pickling) dan makanan yang diasap.
Kurangi merokok.
Hindari minuman beralkohol.

Alkohol berperan sebagai penyebab kanker melalui berbagai jalur. Pertama, alkohol
secara langsung dapat merupakan racun bagi sel tubuh. Kedua, alkohol dapat menjadi
wahana untuk ditumpangi ko-karsinogen. Ketiga, alkohol menyebabkan gangguan
sistem kekebalan tubuh. Alkohol sebagai penyebab langsung munculnya kanker masih
diragukan bukti ilmiahnya. Namun tampaknya tak diragukan lagi bahwa alkohol ini
dapat menjadi promoter terjadinya tumorigenesis.

12

Penyebab langsung kanker tampaknya tetap sulit dideteksi. Hal ini mengingat
kemunculan kanker yang memerlukan waktu relatif lama, setelah pola makan tertentu
diterapkan.
.
Namun, dengan adanya bukti-bukti epidemiologis yang mengaitkan kebiasaan makan
(food habits) suatu kelompok masyarakat dengan kejadian kanker, maka dapat ditarik
pelajaran tentang perlunya memperhatikan asupan gizi yang berasal dari pangan alami,
dengan pemrosesan yang aman, dan dikonsumsi secukupnya sesuai kebutuhan tubuh.

Makan Ikan Mencegah Kanker


Mengonsumsi ikan ternyata tidak hanya akan membuat jantung sehat, tapi juga
dijauhkan dari penyakit kanker. Seberapa banyak ikan perlu dikonsumsi? Bagaimana
cara pengolahan yang terbaik agar manfaatnya optimal?
Tak berlebihan jika orang sekarang mengatakan makan ikan itu dirasa semakin
perlu. Sebab, selain sebagai sumber makanan yang kaya protein dan bermanfaat untuk
kebutuhan gizi manusia setiap hari, ikan memiliki zat-zat lain yang bisa mencegah
penyakit yang masih sulit untuk diobati, yakni kanker. Selama ini dilaporkan bahwa
makanan yang berperan dalam mencegah kanker adalah sayuran dan buah-buahan.
Sementara kelompok ikan berperan dalam mencegah aterosklerosis dan penyakit
jantung koroner.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi ikan ternyata juga berperan
dalam mencegah munculnya beberapa jenis kanker. Hal itu antara lain tampak dalam
hasil penelitian Esteve Fernandez et.al (1999) dari Institut Universetari de Salut Publica
de Catalunya, LHospitalet (Barcelona), Catalonia di Spanyol (Italia).
Penelitian tersebut melibatkan sekitar 10.149 sampel penderita kanker dan
sekitar 7.990 orang sebagai kelompok kontrol. Para sampel dan kontrol tersebut diambil
dari berbagai penelitian case-control terpadu di berbagai rumah sakit di Italia.
Salah satu kunci pertanyaan kepada responden adalah tentang berapa porsi
ikan yang dikonsumsi per minggu setahun yang lalu, sebelum kanker mereka
mengganas. Selain itu, ditanyakan pula tentang aspek sosiodemografik, ciri-ciri umum,
dan kebiasaan merokok, minum alkohol, dan kopi.
Responden kemudian dikelompokkan menjadi tiga, yaitu yang tidak
mengonsumsi atau kurang dari satu porsi (<1 porsi/minggu), satu porsi, dan dua porsi
atau lebih per minggu (e2 ).
Hasil Penelitian Ada beberapa hasil yang menarik dari penelitian tersebut.
Pertama, konsumsi ikan menunjukkan efek perlindungan terhadap beberapa jenis
kanker saluran pencernaan seperti kanker rongga mulut, pharynx, kerongkongan,
lambung, usus besar, bagian rektum, indung telur, dan kanker pankreas.
13

Kedua, terdapat hubungan yang terbalik secara signifikan antara banyaknya porsi ikan
yang dikonsumsi per minggu, dengan kecenderungan munculnya kanker larynx,
endometrial, kanker multiple myeloma.
Ketiga, ada kecenderungan yang tidak signifikan antara konsumsi ikan dengan kejadian
kanker empedu, prostat, ginjal, dan kanker limfoma (Hodgkin dan Non-Hodgkin).
Keempat, tidak ada pola atau hubungan antara konsumsi ikan dengan kejadian kanker
payudara, hati, kantung kemih, dan kanker kelenjar gondok.
Lebih Dua Porsi
Hasil penelitian Fernandez menunjukkan juga bahwa jumlah ikan yang
dikonsumsi baru bermanfaat mencegah kanker adalah dua porsi atau lebih dalam
seminggu.
Sementara itu, konsumsi ikan satu porsi per minggu efeknya hampir sama
dengan tidak mengonsumsi ikan.
Hasil penelitian tersebut memberikan nilai tambah pada konsumsi ikan. Pertama,
selain melindungi dari penyakit jantung dan pembuluh darah, konsumsi ikan juga akan
mencegah munculnya beberapa jenis kanker, terutama yang menyerang saluran
pencernaan. Kedua, orang yang sedikit atau jarang mengonsumsi ikan, berisiko tinggi
menderita penyakit jantung, sekaligus juga kanker.
Efek perlindungan tersebut tentu saja berasal dari kandungan berbagai zat gizi yang
terdapat dalam ikan. Antara lain kadar karbohidratnya rendah, kadar lemaknya berefek
positif pada kesehatan jantung dan pembuluh darah, nilai proteinnya bermutu tinggi dan
termasuk komplet karena daya cernanya tinggi dan kadar asam amino esensialnya
lengkap.
Vitamin pada ikan pun beragam dan kandungan mineralnya tinggi serta mudah
diserap oleh tubuh. Dilaporkan bahwa mineral seng (Zn), selenium, dan lainnya
diperlukan dalam sistem pertahanan tubuh dalam melawan berbagai penyakit,
termasuk kanker.
Manfaatnya Tergantung Pengolahan
Bermanfaat atau tidaknya berbagai zat gizi yang terkandung dalam ikan yang
kita konsumsi, ternyata sangat tergantung pada cara pemilihan dan proses pengolahan.
Pilihlah ikan yang segar dan kalau bisa masih hidup.
Ikan yang masih segar tampak pada dagingnya yang kenyal kalau ditekan, sisiknya
yang tidak mudah lepas, dan tak berbau amis. Matanya masih bening, tidak pucat dan
cekung.
Ikan laut punya kadar omega-3, vitamin, dan mineral yang tinggi. Sebaliknya,
ikan air tawar terutama tinggi karbohidrat dan asam lemak omega-6. Kedua jenis ikan
tersebut merupakan sumber zat gizi yang bermutu. Usahakan secara bergantian
mengonsumsi kedua jenis ikan tersebut agar saling melengkapi kekurangan zat gizi
lainnya.
14

Ikan segar yang sudah dipilih tersebut, segera bersihkan dan diberi bumbu untuk
dimasak sesuai selera. Apakah akan dibakar, dipepes, dibuat sup, atau bumbu kuah.
Pemasakan dengan cara digoreng atau dibakar dengan olesan mentega akan
meningkatkan kadar lemak, sehingga tidak disarankan untuk terlalu sering dikonsumsi.
Demikian pula terhadap ikan kalengan dan yang diawetkan seperti ikan asin. Ikan yang
diawetkan umumnya telah diolah sedemikian rupa, dengan penambahan zat aditif dan
pengawet yang dapat merusak nilai gizi dan kesehatan konsumennya. Oleh karena itu,
batasi konsumsi ikan-ikan kalengan dan olahan tersebut.
Tentu saja untuk mendapatkan kesehatan tubuh yang prima, tidak hanya dari
aspek konsumsi ikan. Harus pula didukung konsumsi beragam sayuran, buah-buahan,
serealia, minuman, dan melaksanakan gaya hidup sehat: olahraga sesuai, teratur, dan
terukur, selalu berpikiran positif (positive thinking), tidak merokok, minum alkohol, serta
mengonsumsi obat psikotropika.
Wallohu alam bishowab

15

16

Erosi atau eksema puting susu


Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah
muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit
jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu
semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan
seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara
lain:

Pendarahan pada puting susu.


Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar,
sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang.
Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema)
pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).

Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria


operbilitas Heagensen sebagai berikut:

terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);
adanya nodul satelit pada kulit payudara;
kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;
terdapat model parasternal;
terdapat nodul supraklavikula;
adanya edema lengan;
adanya metastase jauh;
serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema
kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter
lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.

(Mohamad Harli, Sarjana Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB)

Pengobatan kanker
Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak
tergantung pada stadium klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu:
Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi
(Hirshaut & Pressman, 1992):

17

Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara,


jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan
di sekitar ketiak.
Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja,
tetapi bukan kelenjar di ketiak.
Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara.
Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang
mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti
dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada
pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.

Radiasi
Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker
dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker
yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini
tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi
hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil
cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya
sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari
kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena
pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
Strategi pencegahan
Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok
besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap
epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit
tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker
payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:
Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi
kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri
dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat.
Pencagahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara
sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor resiko terkena
kanker payudara ini
Pencegahan sekunder

18

Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk


terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal
merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan
dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami
perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua
penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada
wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara.
Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa
pertimbangan antara lain:

Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk
assessement survey.
Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi
setiap tahun.
Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai
usia 50 tahun.

Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih
sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara
Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi
kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka
sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%.
Pencegahan tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif
menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai
dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan
hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan
pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap
ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan
kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan
hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.

Patofisiologi
Transformasi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
Fase inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang
memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh
19

suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi
(penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama
terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang
disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan
gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami
suatu keganasan. Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah
menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh
promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan
dari sel yang peka dan suatu karsinogen).

Klasifikasi
Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Non-invasif karsinoma
o Non-invasif duktal karsinoma
o Lobular karsinoma in situ
2. Invasif karsinoma
o Invasif duktal karsinoma
Papilobular karsinoma
Solid-tubular karsinoma
Scirrhous karsinoma
Special types
Mucinous karsinoma
Medulare karsinoma
o Invasif lobular karsinoma
Adenoid cystic karsinoma
karsinoma sel squamos
karsinoma sel spindel
Apocrin karsinoma
Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia
Tubular karsinoma
Sekretori karsinoma
Lainnya

3. Paget's Disease

20

Stadium
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah
tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun
penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan
tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan
pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu
histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan,
scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling
banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang
direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari World Health
Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh
American Cancer Society dan American College of Surgeons).

21

BAB III
KESIMPULAN
Kanker merupakan pertumbuhan sel yang tidak normal, kemudian sel sel ini
membelah menjadi tidak terkendali dan menyusup ke jaringan-jaringan lain
disekitarnya. Kalau pada sel normal terjadinya pembelahan sel karena pertumbuhan
badan atau mengganti sel-sel yang rusak. Sementara pada sel kanker pembelahan sel
terjadi terus-menerus dan tidak terkendali sehingga ada penumpukan sel dan menekan
sel-sel disekitarnya. Kasus penyakit kanker 70% - 90% disebsbkan oleh karsinogen.
Ada dua istilah yang juga perlu dibedakan pengertiannya. Pertama yaitu tumor
ganas dan kedua yaitu tumor jinak. Tumor ganas itulah yang biasa dinamakan kanker.
Kalau tumor jinak hanya berupa sel-sel yang tumbuh berbentuk kista yang terlindungi
oleh selaput dan tidak menyatu dengan jaringan sekitar. Jadi sel kanker menyatu
dengan jaringan sel sekitar, tetapi sel tumor jinak tidak.
Dengan pembedahan yang tidak terlalu rumit tumor jinak akan mudah diangkat
sehingga bisa langsung sembuh, tetapi kanker membutuhjan prosedur yang lebih rumit
karena mempunyai sifat menyebar ke jaringan lain. Pembelahan sel yang tidak normal
ini bisa terjadi dibanyak jaringan tubuh, misalnya kulit, tenggorokan, payudara, darah
(leukemia), dan lain-lain.
Ada beberapa makanan yang perlu dihindari untuk mencegah terjadinya kanker
karena makanan tersebut diduga memicu terjadinya kanker yaitu antara lain :
1. Makanan yang mengandung lemak dan protein yang tinggi
2. Daging bakar atau daging asap, karena makanan yang gosong membentuk
polisiklik hidrokarbon yang bersifat karsinogenik.
3. Makanan yang digoreng apalagi menggunakan kinyak jelantah banyak
mengandung radikal bebas yang dapat memicu kanker.
4. Daging kaleng, karena reaksi antara nitrat untuk pengawet ikan atau daging
dengan gugus amina dalam daging atau ikan membentuk membentuk
nitrosamina yang karsinogenik.
5. Makanan yang tercemar baik mikroba, racun atau pestisida maupun zat kimia.
Misalnya makanan yang tercemar toksin Aspergillus flavus dalam lacangkacangan yang disimpan dalam tempat lembab.
22

6. Umbi-umbian yang sudah bertugas karena kandungan glikoalkaloidnya yang


karsinogenik.
7. Bahan tambahan makanan (food aditives) baik yang berupa pewarna, pengawet,
pemanis, penyedap dan yang lainnya karena memicu terjadinya mutasi sel yang
beresiko memicu kanker.
8. Makanan atau minuman yang beralkohol, mengandung kafein termasuk rokok.

Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung zat-zat antikanker yang


diadaptasikan. American Cancer Society merekomendasikan untuk mengonsumsi
sayuran dari famili Crucifirae (kobis, kol, sawi, brokoli) setiap hari, karena sayuran
tersebut mampu merangsang terjadinya perombakan racun dalam tubuh, dan
menghilangkan zat kimia yang bersifat karsinogenik. Langkah bijaksana untuk
memperkecil resiko terkena penyakit tersebut adalah dengan pola makan yang sehat.

23

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Rama Diananda, Panduan Lengkap Mengenal Kanker, Mitra Media Pustaka,
2009.
M. Isnaeni, Pengobatan Berbagai Penyakit Dengan Memanfaatkan Sayuran di
Sekitar kita, Kreasi Wacana, 2009.

24

Anda mungkin juga menyukai