KANKER
Disampaikan oleh:
Siti Masyitah SKM MKes
Mesjid Al-Muhajirin
Komplek Chandra Lama
Jatirahayu-Pondok Melati
Kota Bekasi
1
PENDAHULUAN
Penyakit kanker adalah penyakit yang masih mematikan di dunia ini. Penyakit ini
adalah penyakit yang selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya manusia tidak akan
sadar akan menderita penyakit ini bergerak di stadium yang sudah parah.Penyakit ini
juga termasuk salah satu penyakit degeneratif yang memang akan memerosotkan
kehidupan manusia. Namun itu bukan berarti kanker hanya terjadi pada orang sudah
dewasa dan beranjak tua saja, karena pola hidup dan gaya hidup modern sekarang ini,
semuanya bisa saja terkena kanker. Apalagi macam-macam kanker sudah mengarah
pada setiap sendi tubuh. Karena itu kanker inipun tidak hanya monopoli orang tua saja.
Karena itulah kesadaran akan pentingnya memahami apa dan bagaimana
penyakit kanker tersebut sangat penting. Karena pengenalan dan pemahaman sejak
dini akan mampu mendeteksi setiap gejala penyakit ini, sehingga penyakit kanker ini
bisa bisa ditangani sejak dini. Karena jika sudah terdeteksi sejak dini, penanganannya
pun akan efektif dan efisien, sehingga tidak terlalu membahayakan dan bahkan bisa
ditangani secara tuntas.
Kanker sebenarnya adalah penyakit yang diakibatkan oleh pola hidup dan pola
makan manusia itu sendiri. karena itu kankerpun akan selalu menghantui kehidupan
manusia yang berpola hidup dan berpola makan tidak sehat. Pada awalnya mereka
tidak akan pernah tahu bahwa tubuhnya tengah mengidap kanker atau tidak akan
pernah menduga bahwa dia tengah mengandung benih kanker, maka sel-sel kanker
pun terus memperbanyak diri atau bermetastase ke seluruh organ tubuh. Karena tanpa
sadar inilah kemudian kanker baru diketahui setelah stadium lanjut, dan itu artinya
harapan untuk bisa menyembuhkan kanker itupun akan semakin menipis. Karena
kanker yang sudah mencapai stadium lanjut biasanya sudah menyebar tidak hanya di
kelenjar getah bening saja, namun juga ke seluruh organ tubuh. Apalagi jika sampai
kepada tulang belakang, maka harapan hidup sang penderita akan semakin pendek
saja. Hanya tindakan paliatif saja yang bisa diberikan, dan selebihnya adalah di tangan
kekuasaan Tuhan.
A. Pengertian kanker
Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal ( yaitu tumbuh
sangat cepat, tidak terkontrol dan tidak berirama) yang dapat menyusup ke jaringan
tubuh normal sehingga mempengaruhi fungsi tubuh.
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat,
dan tidak terkendali.
Kanker adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh sel tunggal yang tumbuh
tidak normal dan tidak terkendali sehingga dapat menjadi tumor ganas yang dapat
menghancurkan dan merusak sel atau jaringan sehat.
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat
dan tidak terkendali.
Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu
penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word
Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of
Diseases (ICD) dengan kode nomor 17.
Kanker bisa terjadi dari berbagai jaringan dalam berbagai organ, seperti kulit, sel
hati, sel darah, sel otak, sel lambung, sel usus, sel paru, sel saluran kencing, dan
berbagai macam sel tubuh manusia.
Perbedaan kanker dengan tumor
Kanker adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh sel tunggal yang tumbuh
tidak normal dan tidak terkendali sehingga dapat menjadi tumor ganas yang dapat
menghancurkan dan merusak sel atau jaringan sehat. Kanker merupakan salah satu
jenis penyakit yang sangat ditakuti oleh banyak orang sehingga ada baiknya kita
mencegah kanker daripada mengobatinya.
B. Penyebab terjadinya kanker
Kanker terjadi karena kerusakan struktur genetik yang menyebabkan
pertumbuhan sel menjadi tidak terkontrol. Sedangkan beberapa penyebab kerusakan
gen adalah :
1. Kelainan genetik / bawaan ( + 5 %)
2. Karsinogen ( zat penyebab kanker )
Karsinogen ( zat penyebab kanker ) yaitu yang merupakan sebagian
besar penyebab dan bisa juga dari jenis seperti virus ( misal Human papilloma
virus yang menjadi penyebab kanker mulut rahim ), zat kimia ( misal asap rokok
yang menyebabkan kanker paru ), sinar radiasi ( radiasi sinar ultraviolet pada
saat terik dapat menyebabkan kanker kulit.
3. Pengaruh lingkungan hidup
Sejumlah faktor lingkungan dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker,
salah satunya yang paling penting adalah rokok. Merokok meningkatkan resiko
terjadinya kanker paru paru, mulut, laring ( pita suara ), dan juga kandung kemih.
Faktor lingkungan lain adalah pemaparan yang berlebihan dari sinar ultraviolet,
terutama dari sinar matahari yang bisa menyebabkan kanker kulit.
Selain itu radiasi ionisasi ( yang merupakan karsinogenik ) yang digunakan
dalam sinar x, dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom
atom dan bisa menjangkau jarak yang sangat jauh, dan juga bisa meningkatkan
resiko terjadinya kanker.
4. Makanan yang bisa menjadi faktor resiko kanker
Makanan adalah faktor resiko penting lainnya untuk kanker, terutama
kanker pada saluran pencernaan. Misalnya makanan yang banyak mengandung
makanan yang
diasap dan diasamkan ( dalam bentuk acar ) dapat
meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung. Peminum alkohol juga memiliki
resiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya kanker kerongkongan.
Bila seseorang makan makanan yang tinggi serat, maka dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya kanker usus besar. Mengurangi lemak
sampai kurang dari 30% dari kalori total, akan mengurangi resiko terjadinya
kenker usus besar, payudara dan prostat.
5. Bahan kimia yang bisa menjadi faktor resiko kanker.
Banyak bahan kimia yang diketahui menyebabkan kanker dan banyak
pula lainnya yang dicurigai sebagai penyebab kanker. Pemaparan terhadap
bahan kimia tertentu dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker setelah
beberapa tahun kemudian, misalnya pemaparan asbes bisa menyebabkan
kanker paru paru dan mesotelioma ( kanker pleura ), dan kanker kulit banyak
ditemukan pada pekerja cat dan pekerja yang membersihkan cerobong asap
karena adanya kandungan senyawa hidrokarbon.
6.
Cemaran karsinogenik
Jenis cemaran mutagen dalam makanan diantaranya aflatoksin. Aflatoksin
adalah senyawa mutagen akibat makanan tercemar oleh sejenis jamur
aspergillus flavus dan Aspergillus paraciticus, serta asam lemak bebas sebagai
hasil oksidasi lemak maupun karena tercampur oleh jamur tertentu. Bau tengik
pada jagung, kacang tanah, keju, bumbu pecel serta selai kacang merupakan
indikasi makanan itu jangan dikonsumsi.
Beberapa jenis jamur juga menghasilkan racun yang karsinogenik, sehingga
disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan berjamur. Penggunaan beberapa
bahan tambahan makanan kimia yang sembarangan dalam industri makanan
sangat berpengaruh -> sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun.
Resiko terbesar usia 75 tahun.
kanker pada pria dan wanita Cina yang beresiko tinggi mengalami kanker saluran
cerna. Penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi bahan-bahan antioksidan ini
secara berarti menurunkan insiden kejadian kanker saluran cerna.
Di tahun 1994, sebuah penelitian berjudul Alpha-Tocopherol (vitmain E)/BetaCarotene Cancer Prevention Study (ATBC) memperlihatkan bahwa para pria perokok
warga Finlandia resiko terkena kanker paru menurun secara berarti akibat beta karoten
dibanding vitamin E.
Sementara penelitian lain berjudul The Selenium and Vitamin E Cancer Prevention
Trial (SELECT) telah dilakukan di Amerika Serikat, Puerto Rico, dan Kanada. Penelitian
ini mencari tahu apakah selenium dan atau vitamin E mampu mencegah kejadian
kanker prostat pada pria usia 50 tahun dan lebih. Penelitian ini mencapai hasilnya dan
dihentikan rekrutmennya pada bulan Mei 2006.
Lalu, bagaimanakah sebenarnya antioksidan ini bekerja? Para ahli menyebutkan
bahwa antioksidan bekerja dengan cara menetralkan radikal bebas.
Radikal bebas merupakan molekul-molekul yang memiliki elektron tidak komplit
sehingga mereka menjadi reaktif dibanding dengan elektron yang sudah komplit.
Radikal bebas terekspos ke tubuh kita akibat situasi lingkungan yang tidak sehat
akibat asap rokok, kendaraan bermotor, bahan kimia, juga olahraga serta konsumsi
makanan yang berlebih.
Elektron liar ini menyerang DNA dan molekul normal sehingga rusak. Kerusakan
inilah yang menyebabkan terjadinya kanker. Karena itu, sebelum elektron liar
menghancurkan sel-sel normal, antioksidan menghadangnya dahulu dengan
menetralkan hingga kemampuan perusaknya menjadi lumpuh.
Antioksidan yang Dibutuhkan
Dr. Genti menyebutkan, sebagian besar vitamin dan mineral yang kita butuhkan
terdapat pada sayur dan buah-buahan. Tubuh tidak bisa memproduksinya sendiri.
Setidaknya ada 50 nutrisi esensial yang dibutuhkan tubuh.
Konsumsi ini tentu saja harus setiap hari. Karena setiap tiga hari, regenerasi sel
dalam tubuh terjadi, jelas Dr. Genti. Dari lima puluh, setidaknya hanya ada beberapa
vitamin dan mineral antioksidan yang dibutuhkan.
Antioksidan yang terkait dengan pencegahan kanker antara lain Beta-carotene.
Unsur ini bisa kita temukan pada bahan makanan berwarna oranye semisal ubi merah,
wortel, semangka, labu, ketela, gambas, aprikot, mangga. Beberapa sayuran berwarna
hijau seperti bayam. Kangkung juga dikatakan kaya dengan beta-carotene.
9
Lutein
Unsur ini dikenal sebagai bahan yang menyehatkan mata. Ditemukan pada
sayuran (daun-daunan) berwarna hijau seperti bayam dan kangkung.
Lycopene
Merupakan antioksidan poten yang ditemukan di tomat, semangka, jambu biji,
pepaya, aprikot, buah anggur, jeruk besar berwarna merah muda, jeruk merah.
Diperkirakan sekitar 85 persen orang Amerika mengonsumsi lycopene dari tomat dan
produk tomat lain.
Selenium
Merupakan mineral dan bukan nutrisi antioksidan. Meski begitu, unsur ini
merupakan komponen enzim antioksidan. Bahan makanan seperti beras dan gandum
merupakan sumber diet selenium yang dikonsumsi di sebagian besar negara-negara di
dunia. Kacang brazil juga memiliki kandungan selenium yang tinggi.
Jumlah selenium di tanah, dimana setiap daerah memiliki kandungan yang
berbeda, menentukan juga besar kandungan selenium dalam bahan makanan yang
ditanam di atasnya. Hewan-hewan yang makan tanaman kaya selenium biasanya
kandungan selenium di ototnya juga cukup tinggi.
10
11
Kelompok lain mendukung peran susu pada penurunan risiko berbagai penyakit
degeneratif, seperti penyakit jantung, hipertensi, dan kanker. Penelitian terbaru di
Norwegia mendukung hal itu.
Hjartker bersama koleganya dari Institute of Community Medicine, Universitas
Tromso, Norwegia, melalui publikasinya pada International Journal of Cancer,
membuktikan bahwa mengkonsumsi tiga gelas atau lebih susu setiap hari dapat
menurunkan risiko terkena kanker payudara pada wanita pramenopause.
Melalui penelitian kohort the Norwegian Women and Cancer Study, mereka
meneliti 48.844 wanita selama enam tahun dua bulan. Konsumsi susu diukur dengan
mengirimkan formulir riwayat konsumsi pangan kepada responden. Selama kurun
waktu tersebut, tim Hjartker menemukan 317 kasus penderita kanker payudara.
Ternyata konsumsi susu sejak masa kanak-kanak berkaitan negatif dengan
kejadian kanker payudara pada saat mereka berumur 34-39 tahun (pramenopause). Itu
berarti bahwa mengonsumsi susu sejak masa kanak-kanak dapat menurunkan risiko
terkena kanker payudara.
Konsumsi susu pada masa dewasa juga menurunkan risiko kanker payudara
setelah dikoreksi menurut faktor hormonal, indeks massa tubuh, aktivitas fisik, dan
konsumsi alkohol. Wanita yang tidak mengonsumsi susu menghadapi risiko terkena
kanker payudara 2 kali lebih besar daripada wanita yang mengonsumsi susu 3 gelas
atau lebih susu setiap hari.
Alkohol berperan sebagai penyebab kanker melalui berbagai jalur. Pertama, alkohol
secara langsung dapat merupakan racun bagi sel tubuh. Kedua, alkohol dapat menjadi
wahana untuk ditumpangi ko-karsinogen. Ketiga, alkohol menyebabkan gangguan
sistem kekebalan tubuh. Alkohol sebagai penyebab langsung munculnya kanker masih
diragukan bukti ilmiahnya. Namun tampaknya tak diragukan lagi bahwa alkohol ini
dapat menjadi promoter terjadinya tumorigenesis.
12
Penyebab langsung kanker tampaknya tetap sulit dideteksi. Hal ini mengingat
kemunculan kanker yang memerlukan waktu relatif lama, setelah pola makan tertentu
diterapkan.
.
Namun, dengan adanya bukti-bukti epidemiologis yang mengaitkan kebiasaan makan
(food habits) suatu kelompok masyarakat dengan kejadian kanker, maka dapat ditarik
pelajaran tentang perlunya memperhatikan asupan gizi yang berasal dari pangan alami,
dengan pemrosesan yang aman, dan dikonsumsi secukupnya sesuai kebutuhan tubuh.
Kedua, terdapat hubungan yang terbalik secara signifikan antara banyaknya porsi ikan
yang dikonsumsi per minggu, dengan kecenderungan munculnya kanker larynx,
endometrial, kanker multiple myeloma.
Ketiga, ada kecenderungan yang tidak signifikan antara konsumsi ikan dengan kejadian
kanker empedu, prostat, ginjal, dan kanker limfoma (Hodgkin dan Non-Hodgkin).
Keempat, tidak ada pola atau hubungan antara konsumsi ikan dengan kejadian kanker
payudara, hati, kantung kemih, dan kanker kelenjar gondok.
Lebih Dua Porsi
Hasil penelitian Fernandez menunjukkan juga bahwa jumlah ikan yang
dikonsumsi baru bermanfaat mencegah kanker adalah dua porsi atau lebih dalam
seminggu.
Sementara itu, konsumsi ikan satu porsi per minggu efeknya hampir sama
dengan tidak mengonsumsi ikan.
Hasil penelitian tersebut memberikan nilai tambah pada konsumsi ikan. Pertama,
selain melindungi dari penyakit jantung dan pembuluh darah, konsumsi ikan juga akan
mencegah munculnya beberapa jenis kanker, terutama yang menyerang saluran
pencernaan. Kedua, orang yang sedikit atau jarang mengonsumsi ikan, berisiko tinggi
menderita penyakit jantung, sekaligus juga kanker.
Efek perlindungan tersebut tentu saja berasal dari kandungan berbagai zat gizi yang
terdapat dalam ikan. Antara lain kadar karbohidratnya rendah, kadar lemaknya berefek
positif pada kesehatan jantung dan pembuluh darah, nilai proteinnya bermutu tinggi dan
termasuk komplet karena daya cernanya tinggi dan kadar asam amino esensialnya
lengkap.
Vitamin pada ikan pun beragam dan kandungan mineralnya tinggi serta mudah
diserap oleh tubuh. Dilaporkan bahwa mineral seng (Zn), selenium, dan lainnya
diperlukan dalam sistem pertahanan tubuh dalam melawan berbagai penyakit,
termasuk kanker.
Manfaatnya Tergantung Pengolahan
Bermanfaat atau tidaknya berbagai zat gizi yang terkandung dalam ikan yang
kita konsumsi, ternyata sangat tergantung pada cara pemilihan dan proses pengolahan.
Pilihlah ikan yang segar dan kalau bisa masih hidup.
Ikan yang masih segar tampak pada dagingnya yang kenyal kalau ditekan, sisiknya
yang tidak mudah lepas, dan tak berbau amis. Matanya masih bening, tidak pucat dan
cekung.
Ikan laut punya kadar omega-3, vitamin, dan mineral yang tinggi. Sebaliknya,
ikan air tawar terutama tinggi karbohidrat dan asam lemak omega-6. Kedua jenis ikan
tersebut merupakan sumber zat gizi yang bermutu. Usahakan secara bergantian
mengonsumsi kedua jenis ikan tersebut agar saling melengkapi kekurangan zat gizi
lainnya.
14
Ikan segar yang sudah dipilih tersebut, segera bersihkan dan diberi bumbu untuk
dimasak sesuai selera. Apakah akan dibakar, dipepes, dibuat sup, atau bumbu kuah.
Pemasakan dengan cara digoreng atau dibakar dengan olesan mentega akan
meningkatkan kadar lemak, sehingga tidak disarankan untuk terlalu sering dikonsumsi.
Demikian pula terhadap ikan kalengan dan yang diawetkan seperti ikan asin. Ikan yang
diawetkan umumnya telah diolah sedemikian rupa, dengan penambahan zat aditif dan
pengawet yang dapat merusak nilai gizi dan kesehatan konsumennya. Oleh karena itu,
batasi konsumsi ikan-ikan kalengan dan olahan tersebut.
Tentu saja untuk mendapatkan kesehatan tubuh yang prima, tidak hanya dari
aspek konsumsi ikan. Harus pula didukung konsumsi beragam sayuran, buah-buahan,
serealia, minuman, dan melaksanakan gaya hidup sehat: olahraga sesuai, teratur, dan
terukur, selalu berpikiran positif (positive thinking), tidak merokok, minum alkohol, serta
mengonsumsi obat psikotropika.
Wallohu alam bishowab
15
16
terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);
adanya nodul satelit pada kulit payudara;
kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;
terdapat model parasternal;
terdapat nodul supraklavikula;
adanya edema lengan;
adanya metastase jauh;
serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema
kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter
lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.
(Mohamad Harli, Sarjana Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB)
Pengobatan kanker
Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak
tergantung pada stadium klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu:
Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi
(Hirshaut & Pressman, 1992):
17
Radiasi
Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker
dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker
yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini
tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi
hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil
cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya
sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari
kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena
pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
Strategi pencegahan
Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok
besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap
epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit
tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker
payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:
Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi
kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri
dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat.
Pencagahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara
sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor resiko terkena
kanker payudara ini
Pencegahan sekunder
18
Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk
assessement survey.
Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi
setiap tahun.
Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai
usia 50 tahun.
Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih
sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara
Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi
kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka
sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%.
Pencegahan tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif
menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai
dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan
hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan
pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap
ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan
kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan
hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.
Patofisiologi
Transformasi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
Fase inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang
memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh
19
suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi
(penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama
terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang
disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan
gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami
suatu keganasan. Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah
menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh
promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan
dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
Klasifikasi
Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Non-invasif karsinoma
o Non-invasif duktal karsinoma
o Lobular karsinoma in situ
2. Invasif karsinoma
o Invasif duktal karsinoma
Papilobular karsinoma
Solid-tubular karsinoma
Scirrhous karsinoma
Special types
Mucinous karsinoma
Medulare karsinoma
o Invasif lobular karsinoma
Adenoid cystic karsinoma
karsinoma sel squamos
karsinoma sel spindel
Apocrin karsinoma
Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia
Tubular karsinoma
Sekretori karsinoma
Lainnya
3. Paget's Disease
20
Stadium
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah
tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun
penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan
tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan
pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu
histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan,
scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling
banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang
direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari World Health
Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh
American Cancer Society dan American College of Surgeons).
21
BAB III
KESIMPULAN
Kanker merupakan pertumbuhan sel yang tidak normal, kemudian sel sel ini
membelah menjadi tidak terkendali dan menyusup ke jaringan-jaringan lain
disekitarnya. Kalau pada sel normal terjadinya pembelahan sel karena pertumbuhan
badan atau mengganti sel-sel yang rusak. Sementara pada sel kanker pembelahan sel
terjadi terus-menerus dan tidak terkendali sehingga ada penumpukan sel dan menekan
sel-sel disekitarnya. Kasus penyakit kanker 70% - 90% disebsbkan oleh karsinogen.
Ada dua istilah yang juga perlu dibedakan pengertiannya. Pertama yaitu tumor
ganas dan kedua yaitu tumor jinak. Tumor ganas itulah yang biasa dinamakan kanker.
Kalau tumor jinak hanya berupa sel-sel yang tumbuh berbentuk kista yang terlindungi
oleh selaput dan tidak menyatu dengan jaringan sekitar. Jadi sel kanker menyatu
dengan jaringan sel sekitar, tetapi sel tumor jinak tidak.
Dengan pembedahan yang tidak terlalu rumit tumor jinak akan mudah diangkat
sehingga bisa langsung sembuh, tetapi kanker membutuhjan prosedur yang lebih rumit
karena mempunyai sifat menyebar ke jaringan lain. Pembelahan sel yang tidak normal
ini bisa terjadi dibanyak jaringan tubuh, misalnya kulit, tenggorokan, payudara, darah
(leukemia), dan lain-lain.
Ada beberapa makanan yang perlu dihindari untuk mencegah terjadinya kanker
karena makanan tersebut diduga memicu terjadinya kanker yaitu antara lain :
1. Makanan yang mengandung lemak dan protein yang tinggi
2. Daging bakar atau daging asap, karena makanan yang gosong membentuk
polisiklik hidrokarbon yang bersifat karsinogenik.
3. Makanan yang digoreng apalagi menggunakan kinyak jelantah banyak
mengandung radikal bebas yang dapat memicu kanker.
4. Daging kaleng, karena reaksi antara nitrat untuk pengawet ikan atau daging
dengan gugus amina dalam daging atau ikan membentuk membentuk
nitrosamina yang karsinogenik.
5. Makanan yang tercemar baik mikroba, racun atau pestisida maupun zat kimia.
Misalnya makanan yang tercemar toksin Aspergillus flavus dalam lacangkacangan yang disimpan dalam tempat lembab.
22
23
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Rama Diananda, Panduan Lengkap Mengenal Kanker, Mitra Media Pustaka,
2009.
M. Isnaeni, Pengobatan Berbagai Penyakit Dengan Memanfaatkan Sayuran di
Sekitar kita, Kreasi Wacana, 2009.
24