Sejak kecil, Allah telah memberinya ilmu dan hikmah dan setelah dewasa dia diangkat
menjadi nabi. Nabi Yahya terkenal dengan sifatnya yang lemah lembut, penuh kasih saying,
bersih, apik, dan zuhud. Selain itu, dia juga banyak menangis karena takut kepada Allah,
senantiasa mengajak kaumnya bertaubat dan meninggalkan kemaksiatan, serta
mengingatkan mereka tentang akibat dari pelanggaran yang mereka lakukan. Nabi Yahya
membaptis umatnya dengan membasuh dosa-dosa dan kesalahan mereka di sungai Jordan
(asy-Syari'ah) dan dia pula yang membaptis Nabi Isa.
Nabi Yahya meninggal karena dibunuh. Hal ini dikisahkan dalam satu riwayat bahwa pada
zaman itu, salah satu raja yang terkenal jahat dan zhalim, Herodes ingin menikah dengan
perempuan yang tidak halal baginya. Perempuan tersebut bernama Herodia yang tidak lain
ialah keponakannya sendiri, anak perempuan saudara kandungnya.
Wanita itu sangat cantik; memiliki tubuh dan penampilan yang amat menarik. Ketika
mendengar berita tersebut, Nabi Yahya spontan melarang dan menentang pernikahan itu
serta mengumumkan pembatalannya. Sikap Yahya ini pun tersebar ke seluruh penjuru kota.
Merasa tidak senang, wanita itu berencana membunuh Yahya. Untuk memenuhi
keinginannya, Herodia bersolek menemui pamannya yang tidak lain adalah calon suaminya
dengan wajah berseri-seri dan menggoda. Dia lantas menjerat Herodes dengan tipu daya
hingga pamannya terlena dengan ucapannya yang lembut. Pamannya kemudian bertanya,
"Apakah yang dapat aku lakukan untukmu?"
Herodia menjawab, "Jika tuanku berkenan, aku hanya menginginkan kepala Yahya bin
Zakaria."
Sang raja pun mengabulkan permintaan calon istrinya tersebut dengan mengutus seseorang
untuk memenggal kepala Nabi Yahya. Allah berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang
kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tak dibenarkan dan
membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah
mereka bahwa mereka akan menerima siksa yang pedih." (QS. Ali-'Imran [3]: 21).
padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali". Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, berilah
aku suatu tanda". Tuhan berfirman: "Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat
bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat". Maka ia keluar
dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu
bertasbih di waktu pagi dan petang. Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan
sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak, dan
rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dan dosa). Dan ia adalah
seorang yang bertakwa, dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan
bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia
dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.
Pada Surat Aali 'Imran (Ali 'Imran) [3] : ayat 39, Firman Allah SWT :
Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di
mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang
puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan,
menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh".
Pada Surat Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 85, Firman Allah SWT :
Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh.
Pada Surat Al-Anbiyaa' (Al-Anbiya') [21] : ayat 90, Firman Allah SWT :
Maka Kami memperkenankan do'anya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami
jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang
selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa
kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu'
kepada Kami.