Anda di halaman 1dari 18

DESKRIPSI MATERI

PERTEMUAN 6:
Matakuliah Koperasi Dan Usaha Kecil Lainya
Dosen Pengampu: Amirudin
Permodalan Koperasi
A. Pengantar
Setiap perkumpulan atau organisasi dalam melakukan
kegiatan untuk mencapai tujuannya memerlukan sejumlah dana.
Sebagai badan usaha, koperasi memerlukan dana sesuai dengan
lingkup dan jenis usahanya. Dalam rangka mendirikan badan usaha
koperasi, yang ditetapkan oleh pembuat undang-undang sebagai
syarat minimum untuk mendirikan sebuah Koperasi adalah jumlah
anggota pendiri. Sedangkan besar modal minimum yang harus
disetor sebagai modal awal koperasi oleh para pendirinya tidak
ditentukan; hal ini sesuai dengan karakteristik koperasi yang
mengedepankan jumlah anggota ketimbang besar modal usaha.
B. Tujuan Perkuliahan
Setelah mempelajari materi perkuliahan, mahasiswa mampu:
a. Menjelaskan Pengertian Modal Koperasi
b. Menjelaskan Modal intern Koperasi dan modal Ekstern koperasi
c. Menjelaskan Neraca Koperasi dan perhitungan pembagian SHU

C. Pengertian Modal Koperasi


Modal koperasi adalah sejumlah dana yang digunakan untuk setiap
perkumpulan atau organisasi dalam melakukan kegiatan untuk mencapai tujuannya.

Modal koperasi berasal dari modal sendiri maupun pinjaman anggota atau lembaga
sesuai dana dengan keperluan lingkup dan jenis usahanya. Dalam mendirikan usaha
minimal adalah jumlah anggota pendiri. Hal ini sesuai dengan per koperasian yang
mengkedapankan anggota daripada besarnya modal suatu usaha. Modal sendiri terdiri
dari 2 yaitu modal jangka panjang (Fasilitas Fisik) dan modal jangka pendek
D. Permodalan Intern Koperasi
1. Simpanan anggota koperasi
a. Simpanan pokok adalah sejumlah yang yang wajib di bayarkan oleh anggota
kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak
dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota
koperasi. Simpanan pkok jumlahnya sama untuk setiap
anggota Simpanan Pokok Koperasi Adalah Salah Satu Fungsi
Dari Koperasi untuk simpan pinjam. Setiap anggota koperasi
berhak

dan

wajib

untuk

melakukan

peminjaman

atau

penyimpanan uang pada koperasi. Secara umum macammacam simpanan dalam koperasi adalah simpanan pokok,
simpanan wajib, dan simpanan bebas (sukarela).

Simpanan

pokok adalah simpanan yang harus dibayarkan anggota


koperasi

saat

pertama

kali

menjadi

anggota. Simpanan

pokok hanya dilakukan sekali selama menjadi anggota dan


jumlahnya ditentukan oleh koperasi. Jumlahnya sama bagi
setiap anggota yang baru masuk.

Simpanan pokok tidak

bisa diambil kembali oleh anggota koperasi selama ia menjadi


anggota dalam koperasi tersebut, kecuali anggota tersebut
mengundurkan diri dari koperasi. Biasanya setiap koperasi
mempunyai

tenggat

waktu

maksimal

pengembalian

uang simpanan pokok tersebut. Berbeda dengan simpanan

pokok yang hanya dibayarkan sekali saat mendaftar menjadi


anggota, simpanan wajib harus dibayarkan anggota koperasi
secara rutin setiap jangka waktu yang ditentukan, misalnya
sebulan sekali. Uang yang masuk pada simpanan wajib juga
tidak bisa ditarik kembali oleh anggota koperasi. Modal usaha
koperasi bersumber pada simpanan pokok dan simpanan
wajib anggota koperasi.
b. Simpanan Wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh
anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, misalnya tiap
bulan dengan jumlah simpanan yang sama untuk setiap bulannya. Simpanan
wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi
anggota koperasi.
c. Simpanan suka rela adalah simpanan yang besarnya tidak di tentukan, tetapi
bergantung kepada kemampuan anggota. Simpanan sukarela dapat di setorkan
dan di ambil setiap saat.

2. Pendayagunaan penyusutan aktiva


Aktiva disebut juga disebut Aset adalah merupakan kekayaan (sumber
daya) yang dimiliki oleh entitas bisnis yang bisa diukur secara jelas menggunakan
satuan uang serta sistem pengurutannya berdasar pada seberapa cepat
perubahannya dikonversi menjadi satuan uang kas. Misal gedung dan uang tunai,
diurutkan uang tunai (kas) dulu baru kemudian gedung. berdasarkan yang paling
lancar dan gedung tentunya bisa di ukur berdasarkan satu satuan uang tunai.

Kekayaan entitas bisnis ini bisa berbentuk wujud fisik atau juga non fisik
(hak) yang memiliki nilai. Aset merupakan sumber daya yang dimiliki karena
terjadinya peristiwa dimasa lalu dan manfaat ekonominya diharapkan diperoleh

oleh perusahaan di masa yang akan datang. Aset bermanfaat secara langsung
ataupun tak langsung, sifatnya produktif dan masuk dalam bagian operasi
perusahaan dan memiliki kemampuan dalam mengurangi pengeluaran kas.
memiliki potensi manfaat di masa yang akan datang, potensi manfaat tersebut bisa
dalam bentuk hal hal yang produktif yang bisa menghasilkann kas ataupun setara
kas. manfaat yang lain dari aktiva adalah aset sebagai penghasil barang dan jasa,
dapat ditukar dengan aktiva lain, melunasi kewajiban (hutang). Ada beberapa cara
untuk memperoleh Aset, Aset bisa diperolah dengan cara diproduksi atau dibangun
sendiri, bisa didapat dengan dibeli, juga dengan pertukaran aset maupun
sumbangan dari pihak lain. Aset bisa berwujud dan tidak berwujud. Jika ditelaah,
kepemilikan aset tidak hanya mengenai aset aset yang ber-hak milik saja, tetapi
bisa juga hak hak yang lain misalnya hak sewa, hak guna bangunan, hak tagih, hak
pakai maupun yang lainnya. jadi tidak hanya tentang yang hak milik saja.
Perbedaan hak kepemilikan tersebut nantinya akan mempengaruhi jenis item dan
penggolongan aktiva didalam laporan keuangan. contoh aktiva misalnya uang
tunai (kas), tanah, bangunan, peralatan, perlengkapan, sewa dibayar dimuka, hak
paten dan lainnya.
Penyusutan adalah salah satu konsekuensi akibat dari
penggunaan aktiva tetap. Di mana aktiva tetap akan cenderung
mengalami penurunan fungsi. Pengertian penyusutan menurut
penalaran umum adalah cadangan yang akan diperuntukan untuk
membeli aktiva baru guna menggantikan aktiva lama yang tidak
produktif. Sedangkan pengertian menurut akuntansi, penyusutan
adalah pengalokasian harga perolehan aktiva tetap ke dalam
harga pokok produksi, atau biaya operasional yang disebabkan
penggunaan aktiva tetap tersebut.
Aktiva tetap akan mengalami penyusutan dari suatu
periode ke periode berikutnya, jadi nilai kegunaan dari aktiva

tetap akan terus berkurang dari suatu periode ke periode


berikutnya, kecuali tanah. Misalnya adalah mesin yang dibeli
untuk ektivitas operasi perusahaan seharga 12.000.000 dan
setelah 6 tahun ke depan nilai dari mesin tersebut mengalami
penyusutan menjadi Rp. 7.000.000.
Dalam suatu periode tertentu apabila sudah digunakan
atau dimanfaatkan maka nilai aktiva tetap akan mengalami
penurunan. Aktiva tetap yang nilainya tidak akan berkurang,
bahkan nilainya cenderung bertambah atau semakin tinggi
adalah tanah. Seiring dengan bertambahnya waktu, nilai dari
sebidang tanah akan mengalami penambahan atau semakin
tinggi.
Penyusutan aktiva tetap terjadi karena berkurangnya
nilai kegunaan dari aktiva tetap yang disebabkan karena adanya
pemakaian aktiva tetap tersebut. Penyusutan dikenal juga
dengan istilah depresiasi yaitu pengalokasian aktiva tetap yang
disebabkan adanya penurunan nilai dari aktiva tetap tersebut.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengetahui
besarnya

penyusutan

atau

depresiasi,

diantaranya

metode

metode garis lurus, metode jumlah angka tahun, metode


menurun berganda, metode satuan jam kerja dan metode satuan
hasil produksi.
Beberapa istilah dalam penyusuan aktiva :
1) Harga

perolehan

menyertainya)

(harga

barang

biaya-biaya

yang

2) Harga buku aktiva tetap (harga perolehan akumulasi


penyusutan aktiva tetap)
3) Nilai residu disebut juga dengan nilai sisa yaitu perkiraan nilai
aktiva tetap setelah dipakai sesuai umur ekonomisnya.
4) Umur ekonomis adalah batas waktu penggunaan barang atau
perkiraan usia barang.
Ada beberapa metode penyusunan aktiva yaitu :
a. Metode Penyusutan Aktiva Tetap Garis Lurus
Istilah lain dari metode garis lurus adalah straigt line method, di
dalam metode ini beban penyusutan aktiva tetap pertahunnya
akan sama sampai akhir umur ekonomis aktiva tetap tersebut.
Rumusnya:
Penyusutan = Harga perolehan - nilai residu
----------------------------------umur ekonomis
Dapat juga dicari dengan cara lain:
1) Menghitung tarif penyusutan tiap tahun
Tarif penyusutan =

100 %
-----------------

umur ekonomis
2) Menghitung beban penyusutan tiap tahun
Beban penyusutan = tarif penyusutan x (harga perolehan
nilai residu)
3) Menghitung nilai buku aktiva tetap
Harga buku aktiva tetap = harga perolehan akumulasi
penyusutan
b. Metode Penyusutan Aktiva Tetap Menurun Ganda
Istilah lain dari metode ini adalah Double Declining
Balance Methode. Di dalam metode ini, penyusutan aktiva
tetap dapat ditentukan melalui persentase tertentu yang
dicari dari harga buku pada tahun bersangkutan. Untuk
menghitung persentase penyusutan dapat diperoleh dengan
mengalikan persentase penyusutan yang diperoleh dengan
metode

garis

lurus

dikalikan

angka

2.

Jadi

besarnya

persentase penyusutan 2 kali dari persentase atau tarif


penyusutan metode garis lurus.
Rumus:
Penyusutan = [2 x (100% : umur ekonomis)] x harga buku
aktiva tetap.

c.

Metode Penyusutan Aktiva Tetap Jumlah Angka Tahun


Istilah dari metode ini adalah sum of the years digit

method, besarnya penyusutan aktiva tetap berdasarkan


metode jumlah angka tahun mengalami penurunan jumlah
tiap tahunnya.
Rumus:
Penyusutan=

sisa umur penggunaan


---------------------------- x (harga perolehan -

nilai residu)
jumlah angka tahun
Keterangannya:
1) Sisa umur penggunaan diperoleh = semisal umur
ekonomisnya adalah 5 tahun, maka untuk tahun pertama sisa
umur penggunaan berjumlah 5 (lima), sedangkan tahun
kedua berjumlah 4 (empat), dan begitu seterusnya.
2) Jumlah angka tahun diperoleh = semisal umur ekonomisnya
adalah 5 tahun, maka perhitungan jumlah angka tahunnya
1+2+3+4+5=15
3) Harga buku aktiva = harga perolehan dikurangi nilai residu
d.

Metode Penyusutan Aktiva Tetap Satuan Jam Kerja


Istilah lainnya adalah Service Hours Method, penetapan
beban penyusutan aktiva tetap dalam metode ini di dasarkan
pada jam kerja yang bisa dicapai dalam periode yang
bersangkutan.
Rumus:
1) Beban penyusutan per tahun = jam kerja yang dapat
dicapai x tarif penyusutan tiap jam

2) Tarif penyusutan per jam = (harga perolehan - nilai


residu) / jumlah total jam kerja penggunaan aktiva
d. Metode Penyusutan Aktiva Tetap Satuan Hasil Produksi
Istilah lainnya adalah Productive Output Method. Di
dalam metode ini penetapan beban penyusutan aktiva tetap
didasarkan pada jumlah satuan produk yang dihasilkan pada
periode yang bersangkutan.
Rumus:
1) Beban penyusutan per tahun= jumlah satuan produk yang
dihasilkan x tarif penyusutan per produk
2) Tarif penyusutan per satuan produk = (harga perolehan
nilai residu) / jumlah total produk yang dihasilkan.
Penyusutan adalah proses pengurangan nilai aktiva
tetap yang disebabkan oleh beberapa faktor sebagai akibat
penggunaan aktiva tetap tersebut. Salah satu faktor yang
dapat

mempengaruhinya

adalah

faktor

usia.

Beberapa

metode yang digunakan untuk menghitung besarnya beban


penyusutan adalah metode garis lurus, metode menurun
ganda, metode jumlah angka tahun, metode satuan jam kerja,
dan metode satuan hasil produksi. Setelah perhitungan
selesai dilakukan, langkah berikutnya adalah mencatat beban
penyusutan aktiva tetap. Proses pencatatan ini akan dilakukan
di akhir periode akuntansi dengan dilengkapi bukti transaksi
berupa memo yang di dalamnya memuat adanya ayat jurnal

penyesuaian yang menjelaskan adanya penyusutan jumlah


saldo periode tersebut.

3. SHU yang tidak dibagi


SHU merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun
buku dikurangi beban-beban, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak
dalam tahun buku yang bersangkutan. SHU adalah positif jika kontribusi anggota
koperasi kepada pendapatan koperasi melebihi kebutuhan akan beban koperasi.
SHU adalah negative jika kontribusi anggota koperasi pada pendapatan koperasi
lebih kecil dari beban koperasi. SHU merupakan salah satu hal penting dalam
pengelolaan koperasi.
Pembagian SHU kepada anggota koperasi mencakup dua bagian sebagai
berikut:
a. Jasa modal/simpangan adalah bagian SHU untuk diberikan kepada anggota
menurut besar simpanan mereka. Semakin besar simpangan seorang anggota
koperasi maka semakin pula SHU yang akan mereka peroleh nantinya.
Simpanan dalam hal ini adalah simpanan wajib dan simpangan pokok.
b. Jasa anggota adalah bagian SHU untuk diberi kepada anggota menurut jasa
anggota yang diberikan kepada koperasi. Jasa anggota kepada koperasi dapat
dibedakan menurut jenis koperasi sebagai berikut:

1) Koperasi konsumsi: jasa anggota ditentukan oleh jumlah belanja tiap


anggota pada koperasi. Semakin sering berbelanja pada koperasi maka
semakin besar pula anggota itu mendapatkan jasa anggota.
2) Koperasi kredit: jasa anggota ditentukan oleh jumlah pinjaman anggota
pada koperasi. Semakin sering dan banyak meminjam pada koperasi
maka semakin besar pula anggota itu mendapatkan jasa anggota.
3) Koperasi produksi: jasa anggota ditentukan oleh jumlah penjualan hasil
produksi anggota pada koperasi.
Setiap transaksi anggota dengan koperasinya akan memberikan kontribusi
tertentu dalam pembentukan SHU. Itulah mengapa disetiap akhir tahun buku,
setiap anggota koperasi akan menerima pembagian SHU sesuai dengan jasa
anggota. Lalu bagaimana dengan SHU yang berasal bukan dari anggota tidak
dibagikan kepada anggota dengan pertimbangan sebagai berikut:
1) Anggota tidak berpartisipasi secara langsung dalam pembentukan SHU ini.
2) Hasil usaha yang berasal bukan dari anggota akan lebih tepat digunakan untuk
keperluan pengembangan koperasi, sebab dengan semakin berkembangnya
koperasi, secara tidak langsung juga akan meningkatkan kesejahteraan
anggotanya.
Undang-undang tidak mengatur secara khusus mengenai alokasi pembagian
SHU. Ketentuan pembagian SHU suatu koperasi sudah diatur dalam anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga koperasi yang besarannya dapat diubah sewaktuwaktu berdasarkan rapat anggota. Perlu diingat bahwa SHU yang dibagikan adalah
SHU yang telah dipotong pajak. Setelah diketahui dengan jelas berapa persentase

untuk setiap kelompok, kita akan menghitung bagian SHU sebagaimana diterima
oleh masing-masing anggota.
E. Permodalan Ekstern Koperasi
Sejalan dengan perkembangan teknologi dan makin
jauhnya spesialisasi dalam perusahaan serta makin banyaknya
perusahaan-perusahaan yang menjadi besar, maka modal
mempunyai arti yang lebih menonjol lagi. Masalah modal dalam
perusahaan merupakan masalah yang tidak akan pernah berakhir
karena bahwa masalah modal itu mengandung begitu banyak
dan berbagai macam aspek. Hingga saat ini di antara para ahli
ekonomi juga belum terdapat kesamaan opini tentang apa yang
disebut modal. Modal Eksternal dapat diperoleh mealui banyak
cara diantaranya :
1. Pinjaman Kredit bank
Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara
keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki
dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar
lalulintas pembayaran.
2. Donasi
Modal Koperasi bisa didapat dari Donasi atau Dana hibah
adalah dana pemberian dari orang atau lembaga lain kepada
koperasi. hibah adalah sejumlah uang atau barang modal
yang dapat dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain
yang

bersifat

hibah/pemberian

dan

tidak

mengikat.

F. Neraca Koperasi dan perhitungan pembagian SHU


Neraca adalah suatu bagian dari laporan keuangan suatu
perusahaan atau entitas bisnis yang dihasilkan dalam suatu
periode akuntansi dimana menunjukkan posisi atas keuangan

perusahaan atau entitas bisnis tersebut pada akhir periode


akuntansi

tersebut

yang

bisa

menjadi

dasar

dalam

menghasilkan keputusan bisnis. Neraca, Perhitungan hasil usaha


serta

penjelasannya

merupakan

laporan

pokok

keuangan

koperasi. Laporan keuangan koperasi tidak jauh berbeda dengan


laporan keuangan untuk perusahaan lain. Perbedaan utama
terletak pada penyajian modal dan perhitungan laba rugi.
Posisi Neraca Keuangan terdiri atas Dua (2) pos yaitu Aktiva (Aset) dan
Pasiva. Dua pos tersebut terdiri atas 3 unsur yang terdiri atas aset (aktiva), dan
pada pos Pasiva terdiri atas kewajiban atau hutang (liabilitas), dan ekuitas atau
modal (equity). ketiganya dihubungan dengan prinsip persamaan dasar akuntansi
berikut:

Aktiva = Kewajiban (Utang) + Modal

Neraca

Informasi yang bisa disajikan didalam neraca diantaranya posisi atas sumber
kekayaan

koperasi

atau

entitas

dan

sumber

dari

pembiayaan

untuk

mendapatkan/memperoleh kekayaan perusahaan tersebut didalam suatu periode


akuntansi. baik itu 3 bulan, 4 bulan atau tahunan. Pernyataan Standar Akutansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa dalam neraca harus
disebutkan :
1.

Entitas bisnis menyajikan aktiva lancar terpisah dari aktiva tidak lancar dan
hutang (kewajiban) jangka pendek terpisah dari hutang (kewajiban) jangka
panjang terkecuali pada indistri atau jenis usaha tertentu yang diatur dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan khusus. Aktiva lancar disajikan dengan
menurut pada urutan likuiditas (kelancaran) dan sedangkan utang atau kewajiban
disajikan berdasarkan urutan jatuh tempo

2.

Entitas binsis wajib mengungkapkan informasi nominal jumlah tiap aktiva


yang akan diterima serta utang (kewajiban) yang dibayar sebelum dan sesudah 1
tahun (12 bulan) dari tanggal neraca.

3.

Jika perusahaan (entitas bisnis) meyediakan barang dan jasa didalam siklus
operasional perusahaan yang bisa diidentifikasikan dengan jelas, maka klasifikasi
aktiva lancar dan tidak lancar serta utang jangka pendek dan utang jangka
panjang dalam sebuah neraca memberi informasi yang bermanfaat dgn
membedakan aktiva bersih sebagai modal kerja dengan aktiva yang digunakan
untuk operasi perusahaan jangka panjang

Bentuk Neraca dalam laporan keuangan Koperasi umumnya lebih sering


menggunakan bentuk yang memanjang kebawah, walau tak jarang pula yang
menggunakan bentuk neraca keuangan kesamping, kesemuanya boleh boleh saja
diterapkan dalam neraca. Dalam penerapan bentuk suatu neraca keuangan hendaknya
disesuaikan bentuknya dengan jumlah pos akun yang digunakan oleh prusahaan.
bentuk neraca yang memancang ke bawah lebih efektif untuk digunakan apabila akun
dalam perusahaan tersebut banyak. Bentuk Neraca keuangan yang memanjang ke
bawah ini biasa disebut dengan istilah bentuk Stafel. Perusahaan besar yang memiliki
pos atau akun yang banyak seringkali menggunakan bentuk ini. dan bentuk neraca
yang menyamping disebut juga dengan Bentuk Skontro. bentuk neraca model ini
akan dengan mudah untuk diterapkan apabila akun dan juga nilai yang ada pada
perusahaan jumlahnya sedikit.
Simpanan Permodalan koperasi terutama berasal dari
simpanan

anggota

yang

dapat

berbentuk

simpanan

pokok,

simpanan wajib, dan simpanan sukarela. Dilihat dari kekekalannya,


simpanan anggota yang dikategorikan sebagai modal adalah
simpanan pokok dan simpanan wajib. Simpanan sukarela, karena
dapat diambil setiap saat, lebih bersifat sebagai rekening Koran dri
anggota. Pos ini merupakan bagian kewajiban lancar. Simpanan
wajib lebih bersifat permanent dibandingkan simpanan pokok.
Simpanan wajib dapat diambil kembali dengan cara tertentu yang
ditetapkan dalam rapat anggota atau anggaran dasar. Dalam
contoh laporan keuangan, simpanan sukarela disajikan sebagai
kewajiban lancar, sedangkan simpanan wajib dan simpanan pokok
disajikan sebagai kekayaan bersih.
Penyajian simpanan sebagai kewajiban atau kekayaan
bersih terutama erat kaitannya dengan perhitungan dan perlakuan
bunga jasa modal. Bunga modal atas simpanan yang disajikan

sebagai kewajiban dianggap sebagi beban, sedang jasa modal atas


simpanan yang disajikan sebagai kekayaan bersih layak dianggap
sebagai pembagian sisa hasil usaha.

Program yang Masih Harus

Diadakan. Seperti diketahui, SHU dapat disisihkan untuk bagian


pengurus, pegawai/karyawan, program pendidikan koperasi, social
dan pembangunan daerah kerja. Dalam contoh neraca koperasi,
bagian untuk pengurus dan karyawan disajikan dalam kewajiban
lancar. Demikian juga halnya dengan program-program yang masih
harus diadakan. Dalam kenyataannya, penyajian program-program
tersebut

diatas

perlu

memperhatikan

rencana

pencairannya.

Program-program yang akan dicairkan dalam jangka

pendek

disajikan sebagai kewajiban lancar.


Utang Piutang kepada Anggota. Salah satu cirri koperasi
adalah banyaknya transaksi yang dilakukan dengan anggota. Utang
piutang dengan anggota yang diakibatkan oleh transaksi usaha
tidak berbeda jauh dengan utang piutang usaha biasa. Artinya,
utang piutang ini berasal dari kegiatan usaha koperasi dengan para
anggotanya. Utang piutang yag berasal dari kegiatan usaha
dipisahkan dengan utang piutang dari kegiatan lain (misalnya
simpanan sukarela). Di samping itu, utang piutang yang berasal
dari kegiatan usaha dengan anggota dipisahkan dengan utang
piutang yang berasal dari bukan anggota.
Cadangan Koperasi. Saldo akun cadangan koperasi
merupakan akumulasi bagian sisa hasil usaha yang dibagikan untuk
cadangan. Bagian ini merupakan milik koperasi dan dimaksudkan
untuk memupuk modal dan menutup kerugian. Pada saat likuidasi
cadangan tersebut merupakan hak anggota.

Sisa Hasil Usaha (SHU) yang belum dibagi. Pos ini


merupakan saldo sisa hasil usaha yang belum dibagi. Dalam contoh
laporan keuangan koperasi diatas, saldo sisa hasil usaha yang
tercantum sama dengan sisa hasil usaha yang terdapat dalam
perhitungan hasil usaha. Ini berarti bahwa sisa hasil usaha sampai
dengan tahun sebelumnya telah dibagikan menurut ketentuan
koperasi. Apabila sisa hasil usaha tahun-tahun lalu masih ada yang
belum dibagi maka jumlahnya diakumulasikan dengan sisa hasil
uasaha tahun berjalan.
Perhitungan Hasil Usaha. Perhitungan sisa hasil usaha
dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni pos-pos yang berhubungan
dengan pelayan terhadap anggota dan bukan anggota. Dengan
pengelompokan demikian ini, akan dapat diketahui sisa hasil usaha
yang berasal dari pelayan terhadap anggota dan sisa hasil uasaha
yang bukan dari anggota. Pengelompokan demikian, merupakan hal
penting dalam koperasi, karena perlakuan perpajakan untuk kedua
kelompok sisa hasil usaha tadi berbeda.

Anda mungkin juga menyukai