Analisis LKPJ Akhir Masa Jabatan Bupati Jembrana 2009
Analisis LKPJ Akhir Masa Jabatan Bupati Jembrana 2009
MADEKHAN ALI
prakarsa_la@yahoo.co.id
Pengantar
Pada bagian ini, akan dikaji perkembangan kebijakan dan hasil pembangunan
Kabupaten Jembrana selama Tahun 2005-2010. Kajian ini dilakukan dengan suatu
metode dasar yaitu membandingkan kerangka kebijakan yang telah dijalankan dengan
hasil-hasil kebijakan tersebut. Sebagai dokumen utama kajian adalah: Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan (LKPJ AMJ) Bupati Jembrana
2005-2010.
1. Kebijakan pendidikan,
2. kebijakan kesehatan,
3. kebijakan ekonomi, dan
4. kebijakan pengembangan aparatur pemerintahan.
1
2. Peningkatan pelayanan umum (publik service) meliputi peningkatan infra
struktur, sarana fisik seperti jalan, listrik, jaringan air bersih, peningkatan
pelayanan administrasi dan komunikasi serta peningkatan sosial budaya.
Dan berdasarkan Visi dan Misi Pembangunan diatas, disusun 4 (empat) Agenda
Utama Pembangunan Kabupaten Jembrana Tahun 2006 – 2010, yaitu:
2
1. Peningkatan Akses Serta Kualitas Pendidikan
drop out atau angka putus sekolah. Sebagaimana terlihat pada Tabel
berikut berikut, selama 2005 sampai 2009 angka DO tidak pernah menurun
3
dari angka 0,02%. Kondisi demikian berimplikasi pada kegagalan sasaran
atau target kebijakan bila kita mengacu pada target yang dicanangkan
Berdasar kondisi yang tergambar dalam Grafik di atas, tentu menjadi relevan
untuk dipertanyakan efektifitas program-program dalam kerangka strategi
membuka kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pendidikan.
Pertanyaan terkait efektifitas strategi kebijakan pendidikan tersebut sangat
relevan mengingat begitu kuatnya opini bahwa Kabupaten Jembrana telah
mampu menggratiskan biaya pendidikan warganya. Bila biaya pendidikan
telah digratiskan namun angka drop out terutama di tingkat SD/MI saja
belum bisa turun selama lima tahun terakhir ini, tentu terdapat persoalan
manajemen pengelolaan anggaran pendidikan di Kabupaten Jembrana.
Persoalan sangat mungkin di terjadi tingkat;
• Keadilan dan ketepatsasaran distribusi anggaran,
• Akuntabilitas pejabat pengelola anggaran,
• Lemahnya kualitas SDM penyelenggara pendidikan, dan
• Partisipasi masyarakat dalam pengawasan penyelenggaran
pendidikan.
4
1. Untuk mencapai sasaran kebijakan pendidikan, alokasi anggaran dari
APBD selama periode tahun 2005 - 2009 dilaksanakan melalui 6 (enam)
program dengan total anggaran mencapai Rp.93.990.114.608,- dengan
realisasi sebesar Rp. 91.428.608.108,-. Sebagaimana pada Tabel berikut;
Tabel
PERBANDINGAN BELANJA PUBLIK PENDIDIKAN TERHADAP BELANJA
DAERAH KABUPATEN JEMBRANA 2005-2009 (dalam Ribuan Rp)
Realisasi
Anggaran 23,157,07 26,356,52 31,683,22
Program 9,588,217 643,579 91,428,608
0 1 0
Pendidika
n
2 3
Belanja 26,679,0 29,797,4 392,3 445,27 479,13 1,873,26
Daerah 32 01 80,636 1,547 4,809 3,427
%
Anggaran
Pendidik
an
4.23% 0.20% 5.90% 5.92% 6.61% 4.9%
5
3. Sebagaimana tergambar pada Grafik di atas, Angka Partisipasi Murni
(APM) jenjang SD selama 5 Tahun terakhir di Kabupaten Jembrana
tidak menunjukkan kemajuan berarti. Bila dibandingkan dengan APM
rata-rata Propinsi Bali, maka sebagaimana dalam grafik berikut, terlihat
bahwa kinerja pencapaian APM jenjang SD Jembrana fluktuatif dan di
bawah rata-rata APM SD Propinsi Bali.
4. Kondisi penurunan APK jenjang SD/MI juga bisa menjadi petunjuk tidak
optimalnya capaian kebijakan pendidikan sebagaimana dicanangkan dalam
RPJMD 2006-2010 yang mentarget adanya peningkatan APS, APK-SD,
APK-SMP dan APK-SMK/A tahun 2009 sebesar rata-rata 10% dibandingkan
dengan tahun 2008. Sebagaimana dilaporkan dalam LKPJ, bahwa bila
tahun 2008 terdapat capaian APK 110,27%, pada tahun 2009 hanya tercapai
110,63%, atau jauh menurun dari tahun dasar 2005 yang mencapai
112,25%. Sebagaimana secara jelas diperlihatkan Grafik berikut ini;
6
3. Menurunnya angka kematian ibu,
4. Menurunnya prevalensi kurang gizi pada anak balita.
7
Kegiatan / Indikator Kinerja Satua 2006 2007 2008 2009
Penanggulangan Anaemia
a. Jumlah sasaran Ibu hamil 4.095 4.587 4.240 4.500
b. Jumlah Ibu Hamil yang % 99,34 96,99 96,58 98,02
c. Jumlah Ibu Hamil yang % 99,51 87,27 92,19 93,96
8
Kebijakan Urusan Ketenagakerjaan
9
2. Pada Grafik di atas, prestasi terbaik penurunan angka pengangguran terjadi
pada tahun 2007. Sayangnya 2 tahun berikutnya, tingkat partisipasi tenaga
kerja Jembrana kembali menurun, dimana pada tahun 2009 kembali pada
tingkat 67% atau dengan tingkat pengangguran 33% sebagaimana kondisi
tahun 2005 sebagai tahun dasar RPJMD 2006-2010.
3. Grafik di atas juga menunjukkan bagaimana Kab. Jembrana sangat tertinggal
dalam penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT). Selama lima tahun,
tingkat penggangguran di kabupaten jembrana tidak selalu jauh lebih tinggi di
banding rata-rata TPT Propinsi Bali.
4. Mencermati rendahnya kinerja penurunan penggangguran yang ditunjukkan
oleh stagnannya angka partisipasi angkatan kerja demikian, maka patut
dipertanyakan efektifitas kebijakan pemkab jembrana dalam penurunan
pengangguran, sekaligus berbagai program dan kegiatan di Dinas Catatan
Sipil Dan Tenaga Kerja Jembrana.
Tabel
Produk Hukum Daerah Kabupaten Jembrana
10
4 Instruksi Bupati 3 13 10 5 2 3 36
Total 2713 1077 975 1126 1186 553 7,630
Dengan mencermati kondisi jenis produk hukum daerah selama lima tahun
terakhir sebagaimana pada Tabel di atas, bisa dicatat;
3. Mencermati kondisi proses dan hasil regulasi Jembrana lima tahun terakhir
tentu menjadi relevan untuk dipertanyakan komitmen kepala daerah, terkait
upaya membangun hubungan kemitrasejajaran antara eksekutif dan
legislative daerah, sekaligus pencapaian arah sasaran, kebijakan dan
program di RPJMD terutama pada;
a. Terciptanya sistem Pemerintahan dan birokrasi yang bersih,
akuntabel, transparan, efisien, dan berwibawa;
b. Pencapaian sasaran peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan kebijakan publik dan penyelesaian persoalan
sosial kemasyarakatan.
11
diungkapkan pula bahwa pelaksanaan kebijakan peningkatan budaya kerja
aparatur yang bermoral, profesional, produktif dan bertanggungjawab belum
banyak berdampak pada peningkatan kinerja disiplin aparatur.Hal ini bisa
diindikasikan dari masih besarnya tingkat pelanggaran disiplin dari tahun
2005 – 2009. Jumlah pelanggaran disiplin terkecil terjadi pada tahun 2008,
sayangnya pada tahun 2009 jumlahnya melonjak menjadi 150 pelanggaran,
jauh lebih besar dari angka pelanggaran 2005 yang hanya sejumlah 79,
Sebagamana nampak pada grafik berikut:
Tabel
12
Program/Keg Tah Jml.obj Jml Reko Tindak %
Temu m
iatan un ek an Lanjut
Peningkatan Sele Dlm Sele
pros
Sistem sai sai
Pengawasan 200 36 LHP 156 156 156 es 100
Internal dan 5
pengedalian 200 36 LHP 164 164 16 - - 100
kebijakan 620 69 LHP 409 409 4
Kepala 07 69 LHP 592 662 40 10
Daerah, 200 9 0
kegiatan 8 66 10
pelaksanaan 200 46 LHP 340 340 340 - - 100
pengawasan 9
internal *201 27 LHP 191 191 100 91 - 52,3
secara 0 6
Salah satu misi pembangunan 2006-2020 adalah “peningkatan daya beli”, untuk
menjalankan misi ini, secara komitmen kebijakan, Pemkab Jembrana telah
13
mencanangkan sejumlah kebijakan dala kerangka revitalisasi pertanian. Dua sasaran
utama dalam pembangunan pertanian sesuai RPJMD Jembrana adalah :
Melalui pencermatan kita atas LKPJ AMJ, maka bisa ditinjau beberapa
penjelasan LKPJ sebagai indicator berhasil tidaknya pencapaian kebijakan revitalisasi
pertanian untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian.
14
sektor primer (pertanian) tidak mengalami perkembangan yang berarti,
dimana sampai tahun 2009 kontribusi sektor ini di angka 26,64, atau turun
dari kondisi dasar tahun 2005 yang mencapai 28,51%
15
yang dicanangkan pemerintah Jembrana dalam di sektor pertanian tahun 2006-
2010.
16