Anda di halaman 1dari 8

3x3x2 SOLVING METHOD

by MauLanakah

3x3x2 cube
gambar 1

Metode solving ini dimaksudkan sebagai metode Beginner untuk cube 3x3x2. Oleh
karenanya metode ini dibuat sedikit identik dengan metode “Layer by Layer” agar
lebih mudah dipahami. Karena hampir setiap cuber pasti pernah mempelajari, paham
maupun sekedar tahu metode tersebut pada awal mula belajar solving Rubik’s cube.

Untuk membedakan antara metode ini dengan pelbagai macam metode solving
lainnya, maka metode ini akan diberi sebuah nama, yaitu FTL atau First Then Last
layer. Pengertian dari penamaan tersebut adalah dengan menggunakan metode ini
maka solving akan dilakukan dengan 2 tahapan, yaitu menyelesaikan layer pertama
(first layer) kemudian dilanjutkan dengan menyelesaikan layer kedua atau layer
terakhir (last layer). Oleh karenanya cara solving cube ini pun akan sedikit berbeda
dengan solving Rubik’s cube (3x3x3).

Metode FTL ini terdiri dari beberapa langkah, yaitu Cross, Corner dan Permutation of
Last Layer (selanjutnya disebut PLL). Akan tetapi dengan menggunakan metode ini
kita akan menemui situasi last layer yang tidak pernah kita jumpai pada Rubik’s
cube, yang biasa disebut dengan Parity case. Dimana kemungkinan munculnya Parity
case tersebut diperkirakan sebesar 20%, artinya dari sepuluh (10) kali solving Parity
case akan muncul hanya sebanyak dua (2) kali. Sehingga metode FTL ini langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut:
01. FIRST LAYER
Cross dan Corner
02. LAST LAYER
[Parity] dan PLL
Penjelasan lebih lanjut mengenai metode FTL dapat dijelaskan sebagai berikut:

“FIRST LAYER”
CROSS

“Cross”
gambar 2

Pada tahap ini kita bertujuan untuk membuat cross (tanda “plus”) pada
bagian Top layer seperti pada halnya Cross pada solving Rubik’s cube. Tidak
ada penjelasan mendetail mengenai tahap ini karena saya rasa kurang perlu
untuk dijelaskan. Karena tahap ini sepenuhnya dapat diselesaikan secara
intuitif. Tahap ini hanya membutuhkan sedikit latihan agar selanjutnya kita
dapat menentukan sepenuhnya langkah-langkah yang diperlukan untuk
membuat Cross selama waktu inspeksi (inspection time = 15 second). Pada
umumnya seorang cuber akan membuat cross pada bagian layer putih
(seperti yang terlihat pada gambar 2).

CORNER

“First Layer Solve”


gambar 3
Pada tahap ini kita bertujuan untuk menempatkan setiap corner pieces pada
posisi seharusnya dari masing-masing corner. Sehingga kita akan
memperoleh keadaan cube layer berwarna putih sudah solve (seperti pada
gambar 3). Akan tetapi pertama-tama kita harus membalik posisi cube
terlebih dahulu agar layer berwarna putih yang sebelumnya berada di atas
(Top layer) menjadi di bawah (Bottom layer) dengan cara memutar cube 180
derajat.

Rotate cube 180 derajat


gambar 4

Ada dua (2) algoritma yang dapat digunakan untuk menyelesaikan tahap ini,
yaitu:
(a). Kanan atas menuju kanan bawah (up right to down right)

UR to DR
gambar 5

Memasukkan corner Putih Merah Hijau yang berada pada posisi kanan depan
atas (Up Right Front, URF) ke posisi kanan depan bawah (Down Right Front,
DRF).
Algortima-nya adalah sebagai berikut:

R2 U R2 U’ R2

(b). Kiri atas menuju kiri bawah (up left to down left)
UL to DL
gambar 6

Memasukkan corner Putih Merah Biru yang berada pada posisi kiri depan
atas (Up Left Front, ULF) ke posisi kiri depan bawah (Down Right Front, DRF).
Algoritma-nya adalah sebagai berikut:
L2 U’ L2 U L2

Setelah melakukan langkah-langkah diatas maka first layer telah terselesaikan, maka
kita akan lanjut ke tahap berikutnya, yaitu Last Layer.

“LAST LAYER”

solved state
gambar 7

Pada tahap last layer ini bertujuan untuk menyelesaikan top layer atau layer
berwarna kuning sehinnga akan diperoleh kondisi cube solved (seperti gambar ).

[ PARITY ]
contoh parity case
gambar 8

Parity yang dimaksud dalam metode ini adalah suatu kondisi dimana pola
Last layer yang muncul bukan merupakan salah satu pola dari dua puluh
satu pola (21) PLL yang akan disebutkan kemudian pada bagian PLL. Seperti
yang telah disebutkan sebelumnya kemungkinan munculnya Parity case
tersebut diperkirakan sebesar 20%, artinya dari sepuluh (10) kali solving
Parity case akan muncul hanya sebanyak dua (2) kali. Untuk menyelesaikan
tahap ini kita hanya perlu melakukan satu (1) algoritma sederhana sebagai
berikut:

R2 U2 R2 U2 R2

PERMUTATION of LAST LAYER (PLL)


Pada tahap ini yang merupakan langkah terakhir kita hanya perlu melakukan
salah satu algoritma dari setiap kasus yang mungkin muncul. Jadi kita hanya
perlu belajar dengan menghapalnya terlebih dahulu untuk kemudian belajar
mengenali pola (pattern recognition) setiap pola PLL dari dua puluh satu (21)
pola PLL yang ada, agar kita dapat secepat mungkin melakukan eksekusi
algoritma PLL tersebut. Namun karena metode ini bertujuan sebagai metode
Beginner maka kita hanya perlu melatih empat (4) algoritma PLL dari total
21 PLL, yaitu algoritma U(a); U(b); A(a) dan (Ab). Adapun daftar lengkap
algoritma PLL dapat ditemukan di halaman selanjutnya.

Selamat mencoba dan terus berlatih


Happy Cubing
Tabel Algoritma PLL
U (a) U (b)

R2 U2 (B2 L2) (F2 D' F2) (L2 R2 U' (B2 L2) (F2 D F2) (L2
B2) U R2 B2) U2 R2

A (a) A (b)

B2 (U L2) (U' R2) (U L2) (U' B2 (R2 U) (L2 U') (R2 U) (L2
R2) B2 U') B2

H Z

(M2 U M2) U2 (M2 U M2) M2 U' (M2 F2 M2 F2) U M2

E F
U2 (R2 U F2) U2 F2 (R2 U F2) U F2 U2 (R2 U R2 U R2 U') F2 D2 B2 L2 (D'
(R2 U' R2) B2 D') F2 U2

V Y

R2 U F2 D2 (L2 U' L2) D F2 (L2 U2 L2) (R2 U' R2 U) (L2 U L2 U2) (R2 U R2
D R2 U' U) (L2 U' L2 U')

R2 U (R2 U' R2 U') D (R2 U' R2


U R2) D'

J (a) J (b)

(R2 U' R2) (D R2 D') (F2 U F2) (R2 U R2) (D' R2 D) (B2 U'
R2 U B2) R2 U'

R (a) R (b)

U2 (F2 U' F2 U') F2 U2 L2 U R2 (D' U2 (F2 U F2 U) F2 U2 R2 U' L2


B2 L2 D) R2 (D B2 R2 D') L2

N (a) N (b)

F2 (R2 U2 R2 U' R2) F2 U2 F2 U' B2 (R2 U2 R2 U R2) B2 U2 B2 U


(R2 U2) F2 U (R2 U2) B2 U'

G (a) G (b)
(R2 F2) B2 D (L2 U' L2 U) B2
B2 R2 (D L2 D' L2) (U L2 U'
D' (F2 R2) U
L2) R2 B2 U

G (c) G (d)

F2 R2 (D' L2 D L2) (U' L2 U


(R2 F2) B2 D' (L2 U L2 U') F2 D
L2) R2 F2 U’
(B2 R2) U

(sumber: www.opticubes.com)

Anda mungkin juga menyukai