Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LABORATORIUM FISIKA

I. Pendahuluan
Laboratorium adalah suatu tempat untuk memberikan kepastian atau
menguatkan informasi, menentukan hubungan sebab akibat, menunjukkan gejala,
memverivikasi (konsep, teori, hukum, rumus) mengembangkan keterampilan,
membantu para praktikan menggunakan metoda ilmiah dalam memecahkan masalah
dan untuk melaksanakan penelitian (Pella, 1969). Pengelolaan laboratorium sangat
ditentukan beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lain seperti
manajemen dan keselamatan laboratorium. Manajemen laboratorium dapat dipahami
sebagai suatu tindakan pengelolaan laboratorium yang terarah mulai dari
perencanaan tata ruang sampai dengan perencanaan semua perangkat penunjang
Keselamatan dan kesehatan kerja  secara filosofi adalah suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani.
Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pengguna diharapkan dapat
melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Keselamatan dan kesehatan kerja
merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja dengan cara penerapan
teknologi pengendalian segala aspek yang berpotensi membahayakan para pekerja.
Pengendalian juga ditujukan kepada sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit
akibat dari jenis pekerjaan tersebut, pencegahan kecelakaan dan penserasian
peralatan kerja/ mesin/ instrumen, dan karakteristik manusia yang menjalankan
pekerjaan tersebut maupun orang-orang yang berada di sekelilingnya. Peralatan
laboratorium yang canggih, staf profesional yang terampil belum tentu dapat
menghasilkan sesuatu yang optimal jika tidak didukung oleh adanya manajemen
laboratorium adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan laboratorium
sehari-hari.

II. Manajemen Laboratorium


Menurut G.Terry pelaksanaan manajemen dikelompokkan menjadi :
- Perencanaan (Planning)
- Organisasi (Organizing)
- Pelaksanaan (Actuating)
- Pengawasan (Controlling)
 Perencanaan (Planning)
Fungsi perencanaan adalah suatu usaha menentukan kegiatan yang akan
dilakukan di masa mendatang guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam hal ini adalah keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium. Dalam
perencanaan, kegiatan yang ditentukan meliputi :
a. apa yang dikerjakan
b. bagaimana mengerjakannya
c. mengapa mengerjakan
d. siapa yang mengerjakan
e. kapan harus dikerjakan
f. di mana kegiatan itu harus dikerjakan
Kegiatan laboratorium sekarang tidak lagi hanya di bidang pelayanan, tetapi
sudah mencakup kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan dan penelitian, juga
metoda-metoda yang dipakai makin banyak ragamnya; semuanya menyebabkan
resiko bahaya yang dapat terjadi dalam laboratorium makin besar. Oleh karena
itu usaha-usaha pengamanan kerja di laboratorium harus ditangani secara serius
oleh organisasi keselamatan kerja laboratorium.
 Organisasi (Organizing)
Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium dapat dibentuk
dalam beberapa jenjang, mulai dari tingkat laboratorium daerah (wilayah)
sampai ke tingkat pusat atau nasional. Keterlibatan pemerintah dalam organisasi
ini baik secara langsung atau tidak langsung sangat diperlukan. Pemerintah
dapat menempatkan pejabat yang terkait dalam organisasi ini di tingkat pusat
(nasional) dan tingkat daerah (wilayah), disamping memberlakukan Undang-
Undang Keselamatan Kerja.
 Pelaksanaan (Actuating)
Fungsi pelaksanaan atau penggerakan adalah kegiatan mendorong semangat
kerja bawahan, mengerahkan aktivitas bawahan, mengkoordinasikan berbagai
aktivitas bawahan menjadi aktivitas yang kompak (sinkron), sehingga semua
aktivitas bawahan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium sasarannya
ialah tempat kerja yang aman dan sehat. Untuk itu setiap individu yang bekerja
dalam laboratorium wajib mengetahui dan memahami semua hal yang
diperkirakan akan dapat menjadi sumber kecelakaan kerja dalam laboratorium,
serta memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup untuk melaksanakan
pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja tersebut. Kemudian
mematuhi berbagai peraturan atau ketentuan dalam menangani berbagai
spesimen reagensia dan alat-alat. Jika dalam pelaksanaan fungsi penggerakan ini
timbul permasalahan, keragu-raguan atau pertentangan, maka menjadi tugas
manajer untuk mengambil keputusan penyelesaiannya.
 Pengawasan (Controlling)
Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaan-
pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang
dikehendaki. Untuk dapat menjalankan pengawasan, perlu diperhatikan 2 prinsip
pokok, yaitu :
a. adanya rencana
b. adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan.
Dalam fungsi pengawasan tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi tentang
perlunya disiplin, mematuhi segala peraturan demi keselamatan kerja bersama di
laboratorium. Sosialisasi perlu dilakukan terus menerus, karena usaha
pencegahan bahaya yang bagaimanapun baiknya akan sia-sia bila peraturan
diabaikan. Dalam laboratorium perlu dibentuk pengawasan laboratorium yang
tugasnya antara lain :
- memantau dan mengarahkan secara berkala praktek-praktek laboratorium
yang baik, benar dan aman.
- memastikan semua petugas laboratorium memahami cara-cara menghindari
risiko bahaya dalam laboratorium.
- melakukan penyelidikan / pengusutan segala peristiwa berbahaya atau
kecelakaan.
- mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan tentang keamanan kerja
laboratorium.
- melakukan tindakan darurat untuk mengatasi peristiwa berbahaya dan
mencegah meluasnya bahaya tersebut
Dalam mengelola laboratorium yang baik, harus dikenal perangkat-perangkat
yang harus dikelola yaitu :
1. Tata ruang
Untuk tata ruang, dapat dilakukan sedemikian sehingga dapat berfungsi
dengan baik. Tata ruang yang baik harus mempunyai antara lain :
a. Pintu masuk
b. Pintu keluar
c. Pintu darurat
d. Ruang persiapan
e. Ruang peralatan
f. Ruang penyimpanan
g. Ruang staf/dosen
h. Ruang teknisi/laboran/tenaga administrasi
i. Ruang seminar/diskusi
j. Ruang bekerja (praktikum dan penelitian)
k. Ruang istirahat/ibadah
l. Ruang prasarana alat laboratorium
m. Ruang prasarana kebersihan
n. Ruang keselamatan kerja
o. Lemari praktikan
p. Lemari gelas
q. Lemari alat optik
r. Pintu dan jendela diberi kawat kassa untuk menjaga tidak masuknya hewan
s. Fan ( Kipas angin )
t. Ruang AC untuk alat tertentu yang memerlukan persyaratan tertentu.
2. Alat yang baik dan terkalibrasi
Petugas laboratorium wajib mengenal dan mampu mengoprasikan peralatan
laboratorium. Alat-alat yang dioperasikan harus benar-benar dalam kondisi :
a. Siap untuk pakai
b. Bersih
c. Terkalibrasi
d. Beroperasi dengan baik
Peralatan yang ada mestinya disertai dengan buku petunjuk pengoprasian.
Hal ini mengantisipasi agar tidak terjadi kerusakan dan petunjuk tersebut dapat
digunakan oleh teknisi dalam memperbaiki alat yang mengalami kerusakan kecil.
Teknisi laboratorium sangat diharapkan selalu berada aditempat, ketika
berlangsung praktikum/penelitian, yang jika sewaktu-waktu alat mengalami
kerusakan maka dengan cepat dapat diperbaiki.
Peralatan laboratorium sebaiknya disusun secara teratur pada tempat tertentu
berupa rak atau meja menurut kelompok pengguna dan jika alat selesai dipakai
segera dibersihkan dan kembali disususn seperti semula.
Pemeliharaaan alat dan bahan yang perlu mendapat perhatian seperti :

a. Alat gelas
Alat ini harus selalu bersih dan ditempatkan pada tempat yang khusus jika
gelas tersebut harus steril.
b. Bahan – bahan kimia
Untuk bahan kimia yang bersifat asam dan alkalis ditempatkan pada ruang
yang dapat mengeluarkan gas, demikian juga bahan kimia yang mudah menguap
dan terbakar ditempatkan ditempat penyimpanan khusus. Penyimpanan bahan
kimia sebaiknya ditempatkan pada tempat tersendiri.
c. Alat – alat optik
Alat-alat optik sebaiknya disimpan pada tempat yang kering dan tidak
lembab. Kelembapan yang tinggi akan menyebabkan lensa – lensa berjamur dan
mengakibatkan kerusakan. Alat optik seperti mikroskop, lensa, kamera
ditempatkan dalam lemari khusus yang kelembabannya dapat dikendalikan dan
biasanya dilakukan dengan menggunakan lampu pijar 15 – 20 watt.
3. Infra Struktur Laboratorium
Infra struktur laboratorium terdiri dari :
a. Laboratory assessment
Hal ini mencakup tentang lokasi, konstruksi laboratorium dan fasilitas lain
termasuk pintu utama, pintu darurat, jenis meja, jenis atap, jenis dinding, jenis
lantai, jenis pintu, jenis lampu yang dipakai, jenis ventilasi, jenis AC, jenis
tempat penyimpanan, jenis lemari bahan kimia, optic, timbangan, instrument
lain, kondisi laboratorium, pembuangan limbah dan sebagainya.
b. Fasilitas Umum
Fasilitas ini mencakup bahasan tentang kebutuhan listrik, sumber listrik,
stabilitas tegangan, distribusi arus, jenis panel listrik, jenis soket, sumber air,
jenis keran yang dipakai, jenis pembuangan air, instalasi air, instalasi listrik,
keadaan toilet, jenis rung persiapan, ruang perbaikan/workshop, penyediaan
teknisi, penyediaan dana dan sebagainya.
4. Administrasi Laboratorium
Tujuan administrasi laboratorium adalah untuk memperoleh informasi
tentang keadaan laboratorium denga cepat dan mudah. Administrasi
laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi yang ada dilaboratorium
antara lain:
a. Inventarisasi peralatan laboratorium yang ada
b. Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat - alat yang rusak , alat-alat
yang dipinjam dan alat – alat yang dikembalikan.
c. Keluar masuk surat menyurat
d. Daftar pemakaian laboratorium, sesuai jadwal kegiatan praktikum dan
penelitian
e. Daftar inventaris bahan – bahan kimia dan non kimia, bahan – bahan gelas
f. Daftar inventaris alat – alat mebel lain
g. Sistem evaluasi dan pelaporan

Kegiatan administrasi ini adalah kegiatan rutin dan kesinambungan karena itu
perlu dipersiapkan dan dilaksanakan secara teratur dan baik.

5. Inventarisasi dan Keamanan Laboratorium


Kegiatan inventarisasi dan keamanan laboratorium meliputi
a. Semua kegiatan inventarisasi
b. Keamanan yang dimaksud disini adalah apakah peralatan laboratorium
tersebut tetap ada di laboratorium atau ada yang meminjamnya, apakah ada
yang hilang, pindah tempat namun tidak dilaporkan keadaan sebenarnya.
Tujuan yang ingin dicapai dalam inventarisasi dan keamanan adalah:
1). Mencegah kehilangan dan penyalah gunaan
2). Mengurangi biaya operasional
3). Meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya
4). Meningkatkan kualitas kerja
5). Mengurangi resiko kehilangan
6). Mencegah pemakaian yang berlebih
7). Meningkatkan kerja sama
6. Pengamanan Laboratorium
Pengamanan laboratorium meliputi antara lain :
a. Tanggung Jawab
Kepala laboratorium bertanggung jawab penuh terhadap segala kecelakaan
yang miungkin timbul di laboratorium.
b. Kerapian
Letak alat pemadam harus diletakkan sedemikian sehingga bebas dari
hambatan, demikian juga lantai harus bersih dan bebas minyak, air dan
material lain yang mungkin menyebabkan lantai licin.
c. Pertolongan Pertama
Semua kecelakaan bagaimanapun ringannnya harus ditangani ditempat
pertolongan pertama. Sehingga setiap laboratorium harus memiliki kotak
P3K yang isinya selalu dikontrol.
d. Pakaian
Setiap bekerja di laboratorium harus memperhatikan pakain, misalnya
jangan memakai baju ketat, berlengan panjang dan kancing terbuka ketika
bekerja dengan mesin – mesin yang bergerak.
e. Pintu – pintu laboratorium
Pintu – pintu laboratorium sebaiknya dilengkapi dengan jendela pengintip
untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
f. Alat – alat
Alat – alat disimpan sesuai dengan kelompok atau jenis, misalnya peralatan
yang menggunakan listrik seharusnya diletakkan dekat dengan sumber
listrik. Alat yang terbuat dari kaca perlu mendapat perhatian khusus.
g. Tabung gas
Tabung – tabung gas harus mendapat perhatian yang khusus.
Penyimpanannya ditempatkan ditempat yang sejuk dan terhindar dari tempat
yang panas. Kran gas harus selalu tertutup jika tidak dipakai demikian juga
dengan kran pengaturan. Alat – alat yang berhubungan dengan tabung gas
harus memakai pengaman terhadap tekanan.
h. Pemadam kebakaran ( Fire Extinguiser )
Dalam laboratorium harus tersedia alat pemadam kebakaran yang berguna
untuk mencegah kebakaran yang mungkin terjadi. Secara umum bahan yang
mudah terbakar dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kelas Kebakaran Bahan mudah terbakar


Kertas, kayu, tekstil, plastik, bahan - bahan
Kelas " A " pabrik atau campuran lainnya
Kelas " B " Larutan yang mudah terbakar
Kelas " C " gas yang mudah terbakar
Kelas " E " Alat - alat listrik

Bahan – bahan yang lain, jika terbakar sulit untuk diklasifikasikan, karena
berubah dari padat menjadi cair atau cair menjadi gas pada temperature yang
tinggi. Peralatan pemadam kebakaran yang sesuai dengan tipe atau kelas
kebakaran harus tersedia di laboratorium, seperti yang disebut berikut ini :

Type Kelas kebakaran Warna tabung


Air A,B,C Merah
Busa A,B, Krem
Tepung A,B,C,E Biru
Halon A,B,C,E Hijau

7. Carbondioxide A,B,C,E Hitam


Pasir dalam ember A,B, -

Organisasi Laboratorium
Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan,
serta susunan personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Penanggung
jawab tertinggi organisasi di laboratorium adalah Kepala Laboratorium. Anggota
Laboratorium yang berada di bawah Kepala Laboratorium harus sepenuhnya
bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Gambar 1. Struktur organisasi laboratorium
Tugas Kepala Laboratorium
1. Merencanakan dan mengadakan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum sesuai
usulan dari penanggungjawab laboratorium, laboran dan teknisi.
2. Merencanakan dan mengadakan alat dan bahan untuk kegiatan penelitian
danpengabdian kepada masyarakat sesuai usulan dari Penanggungjawab
laboratorium, laboran dan teknisi.
3. Mengatur dan melaporkan administrasi keuangan penggunaan dana untuk
kelancaran Kegiatan praktikum, penelitian, pemeliharaan dan pengembangan
laboratorium.
4. Menginventarisasi alat dan bahan di laboratorium.
5. Melaksanakan perbaikan dan pemeliharaan fasilitas dan alat di laboratorium.
6. Mengembangkan tim layanan masyarakat untuk kemajuan laboratorium dan
kesejahteraan staf laboratorium.
7. Mewakili Ketua jurusan jika berhalangan dalam tugas yang menyangkut
pengembangan fasilitas dan keuangan.
8. Memfasilitasi pengembangan KBK dan mengembangkan kerjasama dengan
pihak luar untuk pemenfaatan dan peningkatan fasilitas laboratorium.
Tugas Penanggungjawab Laboratorium
1. Membantu kalab dalam hal merencanakan program kerja laboratorium
2. Merencanakan dan mengelola kebutuhan dan penggunaan bahan dan alat untuk
kegiatan praktikum dan penelitian.
3. Merencanakan dan mengelola kegiatan praktikum dan penelitian mahasiswa,
termasuk merekrut asisten laboratorium.
4. Mendata kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian.
5. Mengusulkan kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan
penelitian.
6. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan praktikum dan penelitian
mahasiswa..
7. Memonitor dan mengevaluasi kerja dosen praktikum, teknisi, laboran, dan
asisten.
8. Melaporkan kondisi laboratorium kepada kalab
Tugas Dosen praktikum
1. Membantu penanggungjawab laboratorium dalam merencanakan kebutuhan
bahan dan alat, serta kegiatan praktikum.
2. Merencanakan dan mengatur pelaksanaan praktikum secara teratur
3. Melakukan pretes praktikum bersama asisten.
4. Memantau dan mengevaluasi kegiatan praktikum.
5. Melaksanakan kegiatan responsi praktikum.
6. Memantau kerja asisten laboratorium
Tugas Teknisi/laboran
1. Membantu kerja penanggungjawab laboratorium secara teknis.
2. Mendata kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian.
3. Mengusulkan kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian
kepada penanggungjawab laboratorium atau kepala laboratorium.
4. Membantu dosen praktikum dalam menyiapkan pelaksanaan kegiatan praktikum
5. Membantu dosen praktikum dalam pelaksanaan praktikum mahasiswa.
6. Mendata dan mengatur penggunaan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum
dan penelitian.
7. Menjaga kebersihan dan keamanan laboratorium yang menjadi
tanggungjawabnya.
8. Melaporkan kebutuhan bahan dan alat praktikum dan penelitian kepada
penanggungjawab laboratorium atau kepala laboratorium.
9. Melaporkan kondisi laboratorium masing-masing kepada penanggungjawab
laboratorium atau kepala laboratorium.
Tugas Asisten Laboratorium
1. Membantu dosen praktikum dan teknisi/laboran dalam menyiapkan praktikum.
2. Membantu dosen praktikum dalam pelaksanaan praktikum.
3. Membantu dosen praktikum dalam penilaian kegiatan dan laporan praktikum.
4. Menjaga keamanan dan kebersihan laboratorium bersama teknisi/laboran

8. Fasilitas pendanaan
Dana sangat diperlukan dalam operasional laboratorium. Tanpa adanya dana
maka kegiatan di laboratorium dapat tersendat atau sama sekali tidak beroperasi.
Dana dapat diperoleh dari :
a. SPP mahasiswa
b. Anggaran rutin/DIP
c. Dana fakultas
d. Kegiatan penelitian
e. Kegiatan tugas akhir mahasiswa
f. Kegiatan layanan masyarakat
9. Disiplin yang tinggi
Disiplin yang tinggi dari laboran maupun tenaga terampil yang ada, akan
mendukung terwujudnya efisiensi kerja yang tinggi. Kedisiplinan sangat
dipengaruhi oleh kebiasaan dan perilaku dari manusianya sendiri. Sesama
laboran diperlukan kerjasama yang baik sehingga kesulitan dapat dipecahkan
bersama.

10. Keterampilan
Peningkatan kualitas ketrampilan tenaga laboran sangat diperlukan.
Peningkatan keterampilan mungkin dapat diperoleh melalui pendidikan
tambahan seperti pendidikan keterampilan khusus, penataran, atau magang
ditempat lain. Peningkatan keterampilan juga dapat dilakukan melalui
bimbingan dari staf dosen, atau melalu tim kerja, baik di dalam laboratorium
maupun antar laboratorium.
11. Peraturan dasar
Untuk kelancaran berlangsungnya kegiatan di laboratorim sesuai dengan
rencana yang ditetapkan dan untuk kemajuan kegiatan yang berlangsung dengan
semestinya dengan aman maka peraturan laboratorium harus dibuat dan
ditempelkan pada tempat yang mudah dijangkau dan dibaca pengguna
laboratorium.
12. Penanganan masalah umum
Penanganan masalah umum disini adalah yang berhubungan dengan
mencampur zat kimia, pengguna zat baru, membuang material yang berbahaya,
dan menangani tumpahan asam. Apabila penanganan yang disebutkan atau yang
terjadi namun belum diketahui, sebaiknya berkonsultasi kepada ahlinya.
Berbagai pekerjaan laboratorium misalnya; praktek mahasiswa, penelitian,
praktek thesis mahasiswa, praktek dari program pasca sarjana, pelayanan
masyarakat, sebelumnya harus didiskusikan dengan kepala laboratorium,
dibicarakan bagaimana jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.

III. Keselamatan Laboratorium


Pengamanan, pengawasan dan pengendalian aset laboratorium dapat
efektif jika data inventarissasi tersedia dengan lengkap, dan teratur. Beberapa
bentuk pengamanan laboratorium yang biasa dilakukan antara lain adalah:
1. Pengamanan seluruh pintu dan jendela dengan memasang jeruji besi dan
kunci tanpa mengabaikan pintu darurat. Dalam hal ini kunci laboratorium
hanya diberikan/disimpan pada orang yang bertanggung jawab dan memiliki
otoritas yaitu, Kepala laboratorium atau petugas laboran yang telah diberi
kepercayaan
2. Selama ada kegiatan di laboratorium, harus ada yang menjaga untuk
mengetahuai keadaan dalam menghindari bahaya seperti terbakar, gas bocor,
air tidak mengalir, hubungan singkat listrik dan lain – lain.
3. Setelah kegiatan selesai maka laboratorium segera dibersihkan dan sebelum
meninggalkan laboratoriumdan kondisi ruangan harus dicek dan dibuat
laporan
4. Harus ada peraturan yang tegas terhadap,
a. Bahaya kelalaian pekerjaan di laboratorium
b. Pencurian, kehilangan dan kerusakan peralatan laboratorium
c. Uraian yang jelas dari pekerjaan dan tanggung jawab laboran, teknisi,
dan pegawai administrasi
d. Cara mengatasi bahaya seperti: kebakaran, gangguan listrik, gangguan
kebocoran gas, tumpahan bahan kimia, zat – zat radioaktif, kebocoran air
dan sebagainya
Selain yang disebut di atas dilakukan peraturan yang menyangkut kesehatan
dan keselamatan di laboratorium dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk menjamin kesehatan, keselamatan orang – orang yang bekerja di
laboratorium termasuk asuransi jiwa
2. Untuk mencegah orang lain (diluar orang yang bekerja di laboratorium) dan
kemungkinan mendapat risiko tergantung kesehatan dan keselamatannya
akibat dari kegiatan yang ditimbulkan oleh pemakai laboratorium
3. Untuk mengontrol penyimpangan dan penggunaan bahan dan alat yang
berbahaya, serta mencegah orang – orang terhadap pemilikan dan
penggunaan alat serta bahan – bahan tersebut secara tidak sah
4. Untuk mengontrol pelepasan bahan – bahan berbahaya atau zat – zat berbau
ke udara
5. Untuk mengontrol operasional kerja di laboratorium, termasuk keluarnya
alat dan bahan berbahaya tersebut dari laboratorium
IV. Informasi yang diperoleh
1. Pelaksanaan manejemen laboratorium harus meliputi : Perencanaan
(Planning), Organisasi (Organizing), Pelaksanaan (Actuating), dan
Pengawasan (Controlling).
2. Pengelolaan laboratorium yang dapat terpantau dari kelancaran kegiatan
yang dilakukan di dalam laboratorium dan luaran dari laboratorium tersebut.
Peraturan keselamatan kerja perlu disosialisasikan dan diterapkan di
laboratorium, apapun fungsi dan macam aktivitas laboratorium tersebut,
dalam rangka menjaga keselamatan orang yang bekerja di laboratorium.
3. Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan,
serta susunan personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Penanggung
jawab tertinggi organisasi di laboratorium adalah Kepala Laboratorium.
Anggota Laboratorium yang berada di bawah Kepala Laboratorium harus
sepenuhnya bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan yang dibebankan
kepadanya.
4.

V. Sumber

Tim Supervisi Ditjen Dikti. 2002. “Pelatihan Manajemen Laboratorium: Bahan


Ajar”. Dirjen Dikti. Proyek Peningkatan Manajemen Pendidikan Tinggi.

Anda mungkin juga menyukai