I. Pendahuluan
Laboratorium adalah suatu tempat untuk memberikan kepastian atau
menguatkan informasi, menentukan hubungan sebab akibat, menunjukkan gejala,
memverivikasi (konsep, teori, hukum, rumus) mengembangkan keterampilan,
membantu para praktikan menggunakan metoda ilmiah dalam memecahkan masalah
dan untuk melaksanakan penelitian (Pella, 1969). Pengelolaan laboratorium sangat
ditentukan beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lain seperti
manajemen dan keselamatan laboratorium. Manajemen laboratorium dapat dipahami
sebagai suatu tindakan pengelolaan laboratorium yang terarah mulai dari
perencanaan tata ruang sampai dengan perencanaan semua perangkat penunjang
Keselamatan dan kesehatan kerja secara filosofi adalah suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani.
Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pengguna diharapkan dapat
melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Keselamatan dan kesehatan kerja
merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja dengan cara penerapan
teknologi pengendalian segala aspek yang berpotensi membahayakan para pekerja.
Pengendalian juga ditujukan kepada sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit
akibat dari jenis pekerjaan tersebut, pencegahan kecelakaan dan penserasian
peralatan kerja/ mesin/ instrumen, dan karakteristik manusia yang menjalankan
pekerjaan tersebut maupun orang-orang yang berada di sekelilingnya. Peralatan
laboratorium yang canggih, staf profesional yang terampil belum tentu dapat
menghasilkan sesuatu yang optimal jika tidak didukung oleh adanya manajemen
laboratorium adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan laboratorium
sehari-hari.
a. Alat gelas
Alat ini harus selalu bersih dan ditempatkan pada tempat yang khusus jika
gelas tersebut harus steril.
b. Bahan – bahan kimia
Untuk bahan kimia yang bersifat asam dan alkalis ditempatkan pada ruang
yang dapat mengeluarkan gas, demikian juga bahan kimia yang mudah menguap
dan terbakar ditempatkan ditempat penyimpanan khusus. Penyimpanan bahan
kimia sebaiknya ditempatkan pada tempat tersendiri.
c. Alat – alat optik
Alat-alat optik sebaiknya disimpan pada tempat yang kering dan tidak
lembab. Kelembapan yang tinggi akan menyebabkan lensa – lensa berjamur dan
mengakibatkan kerusakan. Alat optik seperti mikroskop, lensa, kamera
ditempatkan dalam lemari khusus yang kelembabannya dapat dikendalikan dan
biasanya dilakukan dengan menggunakan lampu pijar 15 – 20 watt.
3. Infra Struktur Laboratorium
Infra struktur laboratorium terdiri dari :
a. Laboratory assessment
Hal ini mencakup tentang lokasi, konstruksi laboratorium dan fasilitas lain
termasuk pintu utama, pintu darurat, jenis meja, jenis atap, jenis dinding, jenis
lantai, jenis pintu, jenis lampu yang dipakai, jenis ventilasi, jenis AC, jenis
tempat penyimpanan, jenis lemari bahan kimia, optic, timbangan, instrument
lain, kondisi laboratorium, pembuangan limbah dan sebagainya.
b. Fasilitas Umum
Fasilitas ini mencakup bahasan tentang kebutuhan listrik, sumber listrik,
stabilitas tegangan, distribusi arus, jenis panel listrik, jenis soket, sumber air,
jenis keran yang dipakai, jenis pembuangan air, instalasi air, instalasi listrik,
keadaan toilet, jenis rung persiapan, ruang perbaikan/workshop, penyediaan
teknisi, penyediaan dana dan sebagainya.
4. Administrasi Laboratorium
Tujuan administrasi laboratorium adalah untuk memperoleh informasi
tentang keadaan laboratorium denga cepat dan mudah. Administrasi
laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi yang ada dilaboratorium
antara lain:
a. Inventarisasi peralatan laboratorium yang ada
b. Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat - alat yang rusak , alat-alat
yang dipinjam dan alat – alat yang dikembalikan.
c. Keluar masuk surat menyurat
d. Daftar pemakaian laboratorium, sesuai jadwal kegiatan praktikum dan
penelitian
e. Daftar inventaris bahan – bahan kimia dan non kimia, bahan – bahan gelas
f. Daftar inventaris alat – alat mebel lain
g. Sistem evaluasi dan pelaporan
Kegiatan administrasi ini adalah kegiatan rutin dan kesinambungan karena itu
perlu dipersiapkan dan dilaksanakan secara teratur dan baik.
Bahan – bahan yang lain, jika terbakar sulit untuk diklasifikasikan, karena
berubah dari padat menjadi cair atau cair menjadi gas pada temperature yang
tinggi. Peralatan pemadam kebakaran yang sesuai dengan tipe atau kelas
kebakaran harus tersedia di laboratorium, seperti yang disebut berikut ini :
Organisasi Laboratorium
Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan,
serta susunan personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Penanggung
jawab tertinggi organisasi di laboratorium adalah Kepala Laboratorium. Anggota
Laboratorium yang berada di bawah Kepala Laboratorium harus sepenuhnya
bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Gambar 1. Struktur organisasi laboratorium
Tugas Kepala Laboratorium
1. Merencanakan dan mengadakan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum sesuai
usulan dari penanggungjawab laboratorium, laboran dan teknisi.
2. Merencanakan dan mengadakan alat dan bahan untuk kegiatan penelitian
danpengabdian kepada masyarakat sesuai usulan dari Penanggungjawab
laboratorium, laboran dan teknisi.
3. Mengatur dan melaporkan administrasi keuangan penggunaan dana untuk
kelancaran Kegiatan praktikum, penelitian, pemeliharaan dan pengembangan
laboratorium.
4. Menginventarisasi alat dan bahan di laboratorium.
5. Melaksanakan perbaikan dan pemeliharaan fasilitas dan alat di laboratorium.
6. Mengembangkan tim layanan masyarakat untuk kemajuan laboratorium dan
kesejahteraan staf laboratorium.
7. Mewakili Ketua jurusan jika berhalangan dalam tugas yang menyangkut
pengembangan fasilitas dan keuangan.
8. Memfasilitasi pengembangan KBK dan mengembangkan kerjasama dengan
pihak luar untuk pemenfaatan dan peningkatan fasilitas laboratorium.
Tugas Penanggungjawab Laboratorium
1. Membantu kalab dalam hal merencanakan program kerja laboratorium
2. Merencanakan dan mengelola kebutuhan dan penggunaan bahan dan alat untuk
kegiatan praktikum dan penelitian.
3. Merencanakan dan mengelola kegiatan praktikum dan penelitian mahasiswa,
termasuk merekrut asisten laboratorium.
4. Mendata kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian.
5. Mengusulkan kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan
penelitian.
6. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan praktikum dan penelitian
mahasiswa..
7. Memonitor dan mengevaluasi kerja dosen praktikum, teknisi, laboran, dan
asisten.
8. Melaporkan kondisi laboratorium kepada kalab
Tugas Dosen praktikum
1. Membantu penanggungjawab laboratorium dalam merencanakan kebutuhan
bahan dan alat, serta kegiatan praktikum.
2. Merencanakan dan mengatur pelaksanaan praktikum secara teratur
3. Melakukan pretes praktikum bersama asisten.
4. Memantau dan mengevaluasi kegiatan praktikum.
5. Melaksanakan kegiatan responsi praktikum.
6. Memantau kerja asisten laboratorium
Tugas Teknisi/laboran
1. Membantu kerja penanggungjawab laboratorium secara teknis.
2. Mendata kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian.
3. Mengusulkan kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian
kepada penanggungjawab laboratorium atau kepala laboratorium.
4. Membantu dosen praktikum dalam menyiapkan pelaksanaan kegiatan praktikum
5. Membantu dosen praktikum dalam pelaksanaan praktikum mahasiswa.
6. Mendata dan mengatur penggunaan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum
dan penelitian.
7. Menjaga kebersihan dan keamanan laboratorium yang menjadi
tanggungjawabnya.
8. Melaporkan kebutuhan bahan dan alat praktikum dan penelitian kepada
penanggungjawab laboratorium atau kepala laboratorium.
9. Melaporkan kondisi laboratorium masing-masing kepada penanggungjawab
laboratorium atau kepala laboratorium.
Tugas Asisten Laboratorium
1. Membantu dosen praktikum dan teknisi/laboran dalam menyiapkan praktikum.
2. Membantu dosen praktikum dalam pelaksanaan praktikum.
3. Membantu dosen praktikum dalam penilaian kegiatan dan laporan praktikum.
4. Menjaga keamanan dan kebersihan laboratorium bersama teknisi/laboran
8. Fasilitas pendanaan
Dana sangat diperlukan dalam operasional laboratorium. Tanpa adanya dana
maka kegiatan di laboratorium dapat tersendat atau sama sekali tidak beroperasi.
Dana dapat diperoleh dari :
a. SPP mahasiswa
b. Anggaran rutin/DIP
c. Dana fakultas
d. Kegiatan penelitian
e. Kegiatan tugas akhir mahasiswa
f. Kegiatan layanan masyarakat
9. Disiplin yang tinggi
Disiplin yang tinggi dari laboran maupun tenaga terampil yang ada, akan
mendukung terwujudnya efisiensi kerja yang tinggi. Kedisiplinan sangat
dipengaruhi oleh kebiasaan dan perilaku dari manusianya sendiri. Sesama
laboran diperlukan kerjasama yang baik sehingga kesulitan dapat dipecahkan
bersama.
10. Keterampilan
Peningkatan kualitas ketrampilan tenaga laboran sangat diperlukan.
Peningkatan keterampilan mungkin dapat diperoleh melalui pendidikan
tambahan seperti pendidikan keterampilan khusus, penataran, atau magang
ditempat lain. Peningkatan keterampilan juga dapat dilakukan melalui
bimbingan dari staf dosen, atau melalu tim kerja, baik di dalam laboratorium
maupun antar laboratorium.
11. Peraturan dasar
Untuk kelancaran berlangsungnya kegiatan di laboratorim sesuai dengan
rencana yang ditetapkan dan untuk kemajuan kegiatan yang berlangsung dengan
semestinya dengan aman maka peraturan laboratorium harus dibuat dan
ditempelkan pada tempat yang mudah dijangkau dan dibaca pengguna
laboratorium.
12. Penanganan masalah umum
Penanganan masalah umum disini adalah yang berhubungan dengan
mencampur zat kimia, pengguna zat baru, membuang material yang berbahaya,
dan menangani tumpahan asam. Apabila penanganan yang disebutkan atau yang
terjadi namun belum diketahui, sebaiknya berkonsultasi kepada ahlinya.
Berbagai pekerjaan laboratorium misalnya; praktek mahasiswa, penelitian,
praktek thesis mahasiswa, praktek dari program pasca sarjana, pelayanan
masyarakat, sebelumnya harus didiskusikan dengan kepala laboratorium,
dibicarakan bagaimana jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.
V. Sumber