Anda di halaman 1dari 39

DAFTAR ISI

BAB I. PENGENALAN SIM......................................................................................................- 1 -

A. DATA......................................................................................................................- 1 -

B. INFORMASI............................................................................................................- 2 -

C. SISTEM...................................................................................................................- 3 -

D. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)...............................................................- 4 -

SOAL-SOAL LATIHAN.........................................................................................................- 5 -

BAB II. SISTEM INFORMASI..................................................................................................- 7 -

A. JENIS-JENIS SISTEM................................................................................................- 7 -

B. SIKLUS INFORMASI...............................................................................................- 20 -

C. KUALITAS INFORMASI..........................................................................................- 22 -

SOAL-SOAL LATIHAN.......................................................................................................- 23 -

BAB III. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI...................................................................- 24 -

A. Tahap Pengembangan Sistem..............................................................................- 24 -

B. Aplikasi Sistem Informasi di masyarakat..............................................................- 27 -

SOAL-SOAL LATIHAN.......................................................................................................- 29 -

BAB IV. FLOWCHART..........................................................................................................- 30 -

A. DEFINISI & JENIS FLOWCHART.............................................................................- 30 -

B. SIMBOL-SIMBOL FLOWCHART.............................................................................- 30 -

C. PRINSIP-PRINSIP PEMBUATAN FLOWCHART.......................................................- 34 -

CONTOH KASUS..............................................................................................................- 35 -

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................- 37 -
MODUL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

BAB I. PENGENALAN SIM

Tujuan Pembelajaran Khusus :


Setelah mempelajari bab ini peserta diklat diharapkan:
 Memiliki satu pengertian mengenai data, informasi, sistem , Sistem Informasi Manajemen
dan memahami konsep dasar dari SIM;
 Mampu mengidentifikasi struktur hirarki tingkatan manajemen dalam pengambilan
keputusan

Penerapan pengetahuan akan suatu sistem bukan hanya penting dalam perkuliahan namun
untuk peran kita di lingkungan luar, karena tidak ada satupun di dunia ini yang bukan
merupakan komponen penyusun suatu sistem.

A. DATA

Data adalah nilai yang turut merepresentasikan deskripsi dari suatu objek atau
kejadian (event). Data merupakan bentuk yang masih mentah, belum dapat berceritera
banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk
dihasilkan informasi. Data dapat berbentuk simbol-simbol semacam huruf-huruf atau
alphabet, angka-angka, bentuk-bentuk suara, sinyal-sinyal, gambar-gambar dan
sebagainya.

(belum berarti) (bentuk yang lebih berarti)


Gambar 1.1 Data yang diolah menjadi informasi

1
Disusun oleh: Andi Asnita Novyanti, S.Kom

B. INFORMASI

Informasi adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem
tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang
relevan yang dibutuhkan oleh orang untuk menambah pemahamannnya terhadap fakta-
fakta yang ada. Informasi bagi setiap elemen akan berbeda satu sama lain sesuai dengan
kebutuhannnya masing-masing.
Informasi merupakan hasil pengolahan data atau fakta yang dikumpulkan dengan
cara tertentu. Melalui informasi, perusahaan dapat langsung mengetahui keinginan,
kebutuhan dan keluhan konsumen. Selain itu, perusahaan juga dapat memantau
pergerakan pasar, pesaing, pemasok, dan pertumbuhan konsumen. Tanpa informasi,
perusahaan tidak dapat beroperasi dengan lancar dan mengambil keputusan manajerial
secara objektif, karena perusahaan tidak dapat mengetahui secara pasti kondisi di
lapangan.
Di dalam kegiatan suatu perusahaan, misalnya dari hasil transaksi penjualan oleh
sejumlah salesman, dihasilkan sejumlah faktur-faktur yang merupakan data dari
penjualan tersebut masih belum dapat berceritera banyak kepada manejemen. Untuk
keperluan pengambilan keputusan, maka faktur-faktur tersebut perlu diolah lebih lanjut
untuk menjadi suatu informasi. Beraneka ragam informasi dapat dihasilkan darinya,
misalnya :
 Informasi berupa laporan penjualan tiap-tiap salesman, berguna bagi manajemen
untuk menetapkan besarnya komisi dan bonus.
 Informasi berupa laporan penjualan tiap-tiap daerah, berguna bagi manajemen untuk
pelaksanaan promosi dan pengiklanan.
 Informasi berupa laporan penjualan tiap-tiap jenis barang, berguna bagi manajemen
untuk mengevaluasi barang yang tidak atau kurang laku terjual.
 Dan lain sebagainya.

Dalam menjalankan fungsinya, manajer sangat membutuhkan informasi untuk


membuat keputusan, mengelola kompleksitas hubungan antara organisasi dan
lingkungannnya, serta menjadikannya sebagai dasar pengendalian. Meskipun informasi
sangat penting bagi para manajer, namun tidak semua informasi dapat bermanfaat bagi
para manajer. Hal ini tergantung pada tingkatan manajer dalam suatu organisasi.

2
MODUL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

M
an
aj Strategis
er
at
Manajer
as Taktis
menengah

Manajer lini Operasional


pertama

Karyawan non manajemen

Gambar 1.2 Piramida Birokrasi Perusahaan


Informasi mengalir baik secara vertikal (diantara manajer) dan juga horizontal (diantara
departemen). Informasi pada level manajemen:
1. Top-level management akan lebih mementingkan gambaran besar dan perencanaan
jangka panjang, memproyeksikan even-even yang mungkin terjadi di masa depan.
2. Mid-level management akan lebih mementingkan system control dan perencanaan,
serta implementasi tujuan jangka panjang.
3. Level Supervisor akan lebih berfokus pada kontrol operasional harian, memonitor
even yang berlangsung dalam basis harian dan juga mensupervisi para pekerja.

C. SISTEM

Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang
membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan. Di dalam perusahaan,
yang dimaksud elemenn dari sistem adalah departemen-departemen internal, seperti
persediaan barang mentah, produksi, persediaan barang jadi, promosi, penjualan,
keuangan, personalia; serta pihak eksternal seperti supplier dan konsumen yang saling
terkait satu sama lain dan membentuk satu kesatuan usaha.

Mengapa kita perlu belajar sistem?


1. Dengan mengerti sistem, maka dapat membentuk pola pikir yang lebih sistematis
yang membagi segala kejadian menjadi input, proses dan output yang sangat
bermanfaat baik untuk menemukan permasalahan suatu organisasi atau menemukan
solusi yang mungkin diambil.

3
Disusun oleh: Andi Asnita Novyanti, S.Kom

2. Mengerti proses bisnis manajemen dalam suatu organisasi, bagaimana menghasilkan


proses bisnis yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.

D. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)

Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan orang, data, proses, dan teknologi
informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan
menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung suatu organisasi. Sistem
Informasi berbeda dengan Teknologi Informasi. Sistem Informasi merupakan semua
sumber daya yang diperlukan dalam menyampaikan dan mengolah informasi dalam suatu
organisasi. Sedangkan, Teknologi Informasi adalah semua komponen perangkat keras
yang digunakan untuk menjalankan suatu sistem.

Secara teori, komputer tidak harus digunakan didalam SIM, tetapi kenyataannya tidaklah
mungkin SIM yang komplek dapat berfungsi tanpa melibatkan elemen komputer. Lebih
lanjut, bahwa SIM selalu berhubungan dengan pengolahan informasi yang didasarkan pada
komputer (computer-based information processing).
Sebuah sistem informasi manajemen mengandung elemen-elemen fisik sebagai
berikut:
1. Perangkat keras komputer
2. Perangkat lunak
a. Perangkat lunak sistem umum
b. Perangkat lunak terapan umum
c. Program aplikasi

4
MODUL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

3. Database (data yang tersimpan dalam media penyimpanan komputer)


4. Prosedur
5. Petugas Pengoperasian
Dalam hal penerapan, sebuah subsistem terapan yang lengkap terdiri dari:
Program untuk melaksanakan pengolahan komputer, Prosedur untuk membuat terapan
menjadi operasional (formulir, petunjuk untuk operator, petunjuk untuk pemakai, dan
seterusnya). Subsistem terapan dapat diuraikan dalam bentuk fungsi keorganisasian yang
mendukung (pemasaran, produksi, dan sebagainya) atau dalam bentuk jenis kegiatan yang
tengah dilaksanakan.

5
Disusun oleh: Andi Asnita Novyanti, S.Kom

SOAL-SOAL LATIHAN

1. Jelaskan perbedaan antara data dan informasi serta berikan contohnya ?

2. Dengan bahasa saudara sendiri, definisikanlah Sistem Informasi Manajemen ?

3. Uraikanlah pengguna Sistem Informasi Manajemen di sebuah perusahaan ?

6
MODUL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

BAB II. SISTEM INFORMASI

Tujuan Pembelajaran Khusus :


Setelah mempelajari bab ini peserta diklat diharapkan:
 Mampu menguraikan jenis-jenis sistem berdasarkan : fungsi dan jenisnya,
departemental perusahaan, dan bidang minat perusahaan;
 Mampu mengidentifikasi siklus informasi;
 Mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi

Sistem informasi dalam suatu pemahaman yang sederhana dapat didefinisikan sebagai satu
sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan
kebutuhan yang serupa.

A. JENIS-JENIS SISTEM

Tidak semua data yang mengalir dapat diolah dan digunakan sebagai bahan
pertimbangan pengambilan keputusan dalam perusahaan. Oleh karena itu dibutuhkan
suatu sistem yang dapat mengelola data yang sedang mengalir di dalam dan di luar
lingkungan perusahaan. Sistem informasi dalam suatu pemahaman yang sederhana dapat
didefinisikan sebagai satu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi
beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Sistem Informasi SI dikelompokkan
ke dalam beberapa kategori sesuai fungsi dan jenis dukungannya pada organisasi :
1. Sistem Pemrosesan Transaksi (SPT)
Mensubstitusikan pemrosesan berbasis komputer dari pencatatan manual,
berhubungan dengan proses rutin yang telah terstruktur termasuk aplikasi pencatatan.
Contohnya:
Terdapat pada sistem informasi akuntansi yang mengontrol setidaknya 6
aktivitas:
 Pemrosesan sales order – pencatatan pesanan dari konsumen
 Account Recievables – memperlihatkan uang yang masih “tertahan” di
kustomer (uang piutang)

7
Disusun oleh: Andi Asnita Novyanti, S.Kom

 Sistem pembelian dan inventory – ketersediaan perlengkapan dan barang jadi


dan barang-barang persediaan dan servis yang telah dibeli
 Account payable – menunjukan hutang
 Pembayaran – menunjukkan cek, pembayaran gaji, tunjangan, dll.
 Buku besar – menunjukkan semua transaksi di atas
2. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
SIM adalah sebuah kelengkapan pengelolaan dari proses-proses yang
menyediakan input yang digunakan dalam proses penentuan keputusan manajerial,
berfungsi untuk mendukung situasi pengambilan keputusan yang terstruktur dimana
kebutuhan informasi dapat diantisipasi. Sistem informasi manajemen membutuhkan
sistem manajemen database untuk mengintegrasikan database kepada departemen-
departemen yang berbeda.
Sebuah SIM dapat mengeluarkan laporan yang berbeda-beda:
 Laporan periodic – dikeluarkan dengan interval yang regular
 Exception report – menunjukan even-even yang belum diperhitungkan
sebelumnya
 Laporan permintaan – dikeluarkan pada saat dibutuhkan (on-demand)
3. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPKK)
Sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok adalah sistem berbasis
komputer yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan dalam menggunakan
data dan model untuk menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur. SPKK
menyediakan informasi kepada manajer yang harus membuat keputusan dalam
situasi-situasi tertentu, mendukung pengambil keputusan dalam situasi yang tidak
terstruktur dengan baik. DSS (decision support system) terdiri dari pengguna,
software, database, dan model pengambilan keputusan yang memberikan sistem
tersebut kemampuan analitis.
Ada dua tipe DSS yang dikenal, yaitu: Model-driven DSS dan Data-driven
DSS. Jenis DSS yang pertama merupakan suatu sistem yang berdiri sendiri terpisah
dari sistem informasi organisasi secara keseluruhan. DSS ini sering dikembangkan
langsung oleh masing-masing pengguna dan tidak langsung dikendalikan dari divisi
sistem informasi. Kemampuan analisis dari DSS ini umumnya dikembangkan
berdasarkan model atau teori yang ada dan kemudian dikombinasikan dengan
tampilan pengguna yang membuat model ini mudah untuk digunakan.

8
MODUL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Contoh dari model-driven DSS ini yang dipergunakan di perusahaan pelayaran


yaitu voyage estimating decision support systems. DSS ini mempunyai
kemampuan/kapabilitas untuk menghitung rincian pelayaran baik untuk masalah
keuangan maupun perhitungan teknis. Penghitungan aspek keuangan meliputi biaya
untuk pelayaran (bahan bakar, upah pekerja, dan modal yang dibutuhkan), tarif angkut
untuk berbagai tipe pengiriman kargo, dan biaya pelabuhan. Rincian teknis meliputi
factor-faktor yang berhubungan dengan masalah pelayaran, seperti: kapasitas kargo,
kecepatan, jarak, konsumsi bahan bakar dan kebutuhan air, serta pola bongkar muat.
Sistem ini dapat menjawab berbagai pertanyaan, seperti: Kapal mana yang digunakan
untuk memberikan keuntungan yang maksimum? Berapa kecepatan optimal yang
dapat memaksimumkan keuntungan? Apa tipe dari bongkar muat yang optimal? DSS
ini dapat dioperasikan dalam sebuah desktop komputer yang menyajikan sistem menu
yang membuat pengguna mudah untuk memasukkan data atau mendapatkan
informasi.
Jenis DSS yang kedua, data-driven DSS, menganalisis sejumlah besar data
yang ada atau tergabung di dalam sistem informasi organisasi. DSS ini membantu
untuk proses pengambilan keputusan dengan memungkinkan para pengguna untuk
mendapatkan informasi yang bermanfaat dari data yang tersimpan di dalam database
yang besar. Banyak organisasi atau perusahaan mulai membangun DSS ini untuk
memungkinkan para pelanggannya memperoleh data dari website-nya atau data dari
sistem informasi organisasi yang ada.
DSS banyak diterapkan di organisasi-organisasi yang sudah mapan. Banyak
cara yang digunakan untuk menerapkan DSS untuk membantu mempertajam proses
pengambilan keputusan. Kapabilitas yang melekat pada DSS sangat membantu
organisasi-organisasi yang menggunakannya untuk memungkinkan terciptanya
koordinasi proses kegiatan baik internal maupun eksternal dengan cara yang lebih
akurat. Berikut beberapa contoh organisasi atau perusahaan yang memanfaatkan DSS
dalam aktivitas operasi atau usaha yang dilaksanakan:
Tabel Perusahaan pengguna DSS
Jenis Industri Tujuan Penerapan DSS
Menentukan pola penutupan asuransi dan deteksi
Industri Asuransi
kemungkinan kecurangan (fraud).
Industri Perbankan Memperbarui profil atau data nasabah.
Menentukan kebutuhan persediaan bahan baku
Perusahaan Manufaktur
yang paling optimal dan efisien.

9
Disusun oleh: Andi Asnita Novyanti, S.Kom

Meningkatkan target pelanggan melalui direct


Usaha Ritel
mail marketing.
Perkereta-apian Menentukan rute dan jadwal perjalanan.
Mengevaluasi lokasi drilling /pengeboran minyak
Perminyakan dan Gas
atau gas alam yang potensial.
Menetukan jadwal penerbangan dan peramalan
Industri Penerbangan
potensial penumpang.
Departemen Pertahanan Membuat analisis kontrak pertahanan.

Pertumbuhan volume kegiatan/transaksi secara elektronis yang meningkat tajam telah


mendorong banyak organisasi untuk mengembangkan DSS di mana pelanggan dan
pegawai dapat mengambil manfaat dari sumber-sumber informasi yang tersedia di
internet dan kapabilitas dari website yang memungkinkan komunikasi untuk berbagai
aktivitas (lihat Gambar Website BCA).

Gambar Website BCA

DSS yang didasarkan pada web dan internet dapat mendukung pengambilan
keputusan dengan menyajikan akses on-line terhadap berbagai database dan
informasi dengan menggunakan perangkat lunak untuk analisis data. Beberapa DSS
memang difasilitasikan untuk membantu manajemen, namun tersedia pula DSS yang
mampu untuk menarik pelanggan dengan cara menyediakan berbagai informasi dan
alat yang dapat membantu mereka untuk mengambil keputusan pada saat mereka
menyeleksi jasa dan produk. Dewasa ini, banyak orang lebih menggunakan informasi

10
MODUL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

yang banyak tersedia dari sumber-sumber yang ditawarkan untuk membantu


mengambil keputusan membeli sesuatu, misal: keputusan untuk membeli mobil atau
komputer, sebelum berinteraksi langsung dengan petugas penjualannya. Customer
decisionsupport systems (CDSS) sangat membantu pelanggan yang ada atau potensial
dalam proses pengambilan keputusan. Banyak orang tertarik dalam melakukan proses
pembelian barang atau jasa menggunakan mesin pencari internet (search engines)
atau on-line catalogs, web directories, e-mail, atau alat-alat lainnya untuk
menentukan lokasi informasi yang dibutuhkan dalam rangka membantunya dalam
proses pengambilan keputusan. Banyak organisasi atau perusahaan telah
mengembangkan website untuk anggota atau pelanggannya yang ada dan potensial di
mana berbagai informasi, model,
atau alat-alat analisis lain disediakan untuk mengevaluasi alternatif untuk
memudahkan pengambilan keputusan yang akan dilakukannya. Web-based DSS telah
menjadi sesuatu yang populer dan sangat memberikan manfaat yang besar bagi para
anggota atau pelanggan yang dituju organisasi atau perusahaan tersebut.
Dari uraian di atas mengenai DSS, maka beberapa karakteristik dan
kapabilitas DSS yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
• Sistem ini memberikan dukungan bagi pengambil keputusan, terutama dalam situasi
semi-terstruktur atau tidak-terstruktur.
• Sistem ini memberikan dukungan untuk berbagai tingkatan manajemen, mulai dari
tingkat manajemen puncak hingga ke tingkat manajemen yang paling bawah dan
para pegawai lainnya.
• DSS memberikan dukungan untuk beragam tipe dan proses pengambilan keputusan
yang harus dilakukan.
• DSS dapat beradaptasi terhadap waktu dan fleksibel; pengguna dapat menambah,
menghapus, mengkombinasikan, mengubah, atau menata kembali elemen-elemen
dasar.
• Tampilan DSS akrab dengan pengguna, memiliki kapabilitas yang besar, dan
dirancang agar dapat interaktif sehingga mudah untuk digunakan.
• DSS mampu untuk meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan dengan fokus
pada keakuratan, ketepatan waktu, dan kualitas hasil, serta mengefisiensikan biaya
dalam proses pengambilan keputusan.
• Pengambil keputusan memiliki kendali yang lengkap atas seluruh langkah proses
pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah.
11
Disusun oleh: Andi Asnita Novyanti, S.Kom

• Pengguna-akhir mampu mengkonstruksi dan memodifikasi sistem yang sederhana


oleh mereka sendiri. Sedangkan untuk sistem yang lebih besar, biasanya dapat
dibangun dengan dukungan dari spesialis sistem informasi.
• DSS biasanya menggunakan model-model dalam analisis situasi pengambilan
keputusan yang mudah untuk dioperasikan oleh pengguna.
4. Sistem Support Eksekutif (SSE) / Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Eksekutif
Istilah eksekutif dalam pembahasan ini diterapkan untuk pengertian yang agak
bebas. Tidak terdapat suatu garis batas yang jelas memisahkan eksekutif dari para
pimpinan atau manajer lain. Istilah ini digunakan untuk mengidentifikasi manajer
pada tingkat atas dari hierarki organisasi yang berpengaruh kuat dalam sebuah
institusi/lembaga/departemen. Dalam sistem pendukung pengambilan keputusan
eksekutif istilah executive support system (ESS) sering dipertukarkan dengan
executive information system (EIS). Namun, ada juga yang membedakan keduanya.
Jika dibedakan, EIS sering didefinisikan sebagai sistem informasi berbasis komputer
yang menyajikan kebutuhan informasi eksekutif puncak. Sistem ini memberikan akses
cepat atas informasi dan laporan manajamen. Di sisi lain, ESS adalah sistem
pendukung komprehensif yang mempunyai kemampuan lebih dari EIS. ESS
menyangkut juga sistem komunikasi, otomatisasi kantor, dukungan analisis, dan
intelejensia.
ESS dibangun terutama untuk menyajikan gambaran operasional suatu
organisasi; melayani kebutuhan informasi eksekutif puncak; menyajikan tampilan
yang akrab di pengguna, sesuai dengan tipe keputusan individu, menyajikan
penelusuran dan pengendalian yang tepat waktu dan efektif; menyajikan akses cepat
atas informasi rinci dengan teks, angka, atau grafik; mengindentifikasikan masalah;
serta menyaring, mengkompres, dan melacak data dan informasi kritikal.
Karakteristik utama yang dimiliki ESS adalah kemampuan melihat rincian,
menginformasikan faktor keberhasilan kritikal (critical success factors), akses status,
analisis, pelaporan eksepsi (exception reporting), penggunaan warna, navigasi
informasi, dan komunikasi. Satu kemampuan utama ESS adalah kemampuan
menyajikan data rinci atas informasi ringkas. Sebagai contoh, seorang eksekutif
puncak dapat memantau kemajuan fisik proyek pembangunan gedung dari waktu ke
waktu bahkan sampai ke detail pekerjaan yang sedang dikerjakan. Kemudian jika
terjadi suatu rencana penyelesaian pekerjaan yang tidak sesuai jadwal langsung dapat
12
MODUL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

dicari penyebabnya, dengan ESS, sang eksekutif tersebut dapat melihat peta jalur
distribusi bahan baku sampai ke lokasi, dan faktor penghambat dapat segera
diidentifikasi. Faktor keberhasilan kritikal dapat dimonitor dengan lima tipe
informasi, yaitu narasi masalah kritikal, diagram penjelas, keuangan tingkat puncak,
faktor kunci, dan laporan pertanggungjawaban terinci. Dengan status akses, top
eksekutif dapat memantau data atau laporan terakhir mengenai indikator kunci
melalui jaringan kapan saja. Pemantauan dapat dilakukan secara harian atau setiap
jam (lihat Gambar di bawah ini).

Gambar Monitoring data atau laporan terkhir

Kemampuan analisis kebanyakan dimiliki oleh ESS. Top eksekutif dapat


menggunakan ESS untuk melakukan analisis sesuai dengan kebutuhannya. Analisis
dapat dilakukan oleh top eksekutif dengan menggunakan fungsi yang sudah ada,
mengintegrasikan sistem lain dengan ESS, atau analisis dengan menggunakan agen
intelejen. Dengan adanya pelaporan eksepsi, top eksekutif dapat memberikan
perhatian khusus atas perbedaan yang terjadi dengan standar yang ada. Dengan
pelaporan ini, top eksekutif dapat memfokuskan perhatiannya pada suatu keadaan
atau kinerja yang buruk.
Hal-hal kritis, dengan ESS, disajikan tidak saja dalam angka-angka, tetapi juga
dengan warna. Misalnya, hijau menunjukkan kondisi baik, kuning untuk peningatan,
dan merah untuk menggambarkan kondisi yang buruk. Kemampuan navigasi
informasi adalah kemampuan untuk menjelajah informasi berbagai data secara mudah

13
Disusun oleh: Andi Asnita Novyanti, S.Kom

dan cepat. Untuk meningkatkan kemampuan ini, dapat digunakan hypermedia (yang
merupakan pengembangan dari teknologi hypertext).
Sistem komunikasi sangat dibutuhkan oleh top ekskutif. Dalam ESS, sistem
komunikasi dapat mengirim atau menerima e-mail, mengirim laporan untuk
mendapatkan perhatian seseorang, memanggil rapat, atau memberikan komentar ke
suatu kelompok diskusi di Internet.
5. Expert Support System (ESS)
ESS adalah sebuah program komputer yang menggunakan data dan aturan-
aturan tertentu untuk menyerupai keputusan yang mungkin dibuat oleh pakar. Sistem
ini didesain untuk mendukung penggunanya dengan merekomendasikan keputusan
yang spesifik, merekomendasikan aksi, atau membuat prediksi.
Para ahli atau pakar biasanya memiliki pengetahuan (knowledge) dan
pengalaman khusus untuk masalah tertentu. Mereka paham betul alternatif
pemecahan, kemungkinan keberhasilannya, serta keuntungan dan kerugian yang
mungkin timbul. Mereka biasanya digunakan oleh instansi untuk memberi nasehat
atas masalah tertentu, seperti pada Departemen Pertahanan masalah pembelian
peralatan militer yang teknologinya canggih, penyelesaian tuntutan pembubaran
Bisnis TNI, perampingan/reorganisasi departemen, dan strategikomunikasi dengan
media massa. Makin tidak terstruktur masalahnya, makin spesialis nasehat yang
dibutuhkan dari mereka. Expert systems (ES) mencoba untuk meniru pengetahuan
pakar tersebut. Sistem ini biasanya digunakan jika organisasi harus memberikan
keputusan atas suatu masalah yang kompleks.
Secara khusus, ES adalah paket komputer untuk memecahkan atau mengambil
keputusan atas suatu masalah spesifik atau terbatas, yang kemampuan pemecahannya
dapat sama atau melebihi suatu tingkat kemampuan seorang pakar. Ide dasar di balik
ES, yang merupakan teknologi intelejensia buatan terapan, sebenarnya sederhana,
yaitu memindahkan keahlian seorang atau beberapa orang pakar ke komputer.
Pengetahuan pakar ini kemudian disimpan dalam komputer. Pengguna tinggal
memanggil komputer untuk meminta saran yang dibutuhkan dapat melakukan
inferensi (inference) agar sampai kepada suatu simpulan khusus. Karena itu, seperti
seorang konsultan, sistem ini dapat memberikan saran kepada seseorang yang bukan
pakar dan jika diperlukan juga dapat menjelaskan logika di belakang sarannya
tersebut.

14
MODUL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

ES bisa dibagi dalam dua bagian: lingkungan pengembangan (development


environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment). Lingkungan
pengembangan digunakan oleh pengembang ES untuk membangun komponen
komponen ES dan menempatkan pengetahuan (knowledge) pada basis pengetahuan
(knowledge base). Lingkungan konsultansi digunakan oleh non-pakar untuk
memperoleh pengetahuan dan nasehat para pakar yang disimpan di sistem. Tiga
komponen utama yang biasanya ada dalam ES adalah basis pengetahuan, mesin
inferensi (inference engine), dan tampilan pengguna (user interface). Namun
demikian, secara umum, suatu ES mengandung komponen-komponen berikut:
1. Subsistem pemerolehan pengetahuan (knowledge acquisition sub system).
Pemerolehan pengetahuan adalah pengumpulan, pemindahan, dan
pentransformasian keahlian pemecahan masalah para pakar atau
pendokumentasian sumber-sumber pengetahuan ke program komputer yang
digunakan untuk mengkonstruksikan atau memperluas basis pengetahuan.
Karena pemerolehan pengetahuan dari para pakar adalah pekerjaan yang
kompleks, biasanya dibutuhkan perantara, yaitu teknisi pengetahuan
(knowledge engineer).
2. Basis pengetahuan. Basis pengetahuan mengandung pengetahuan yang
diperlukan
untuk memahami, memformulasikan, dan memecahkan masalah. Basis ini
terdiri dari dua elemen utama, yaitu fakta dan kelaziman (rule). Informasi
dalam basis pengetahuan dimuat dalam program komputer melalui suatu
proses yang disebut representasi pengetahuan (knowledge representation).
3. Mesin inferensi. Otak dari sistem pakar adalah mesin inferensi, yang juga
dikenal
sebagai stuktur pengendali (control structure) atau penginterpretasi kelaziman
(rule interpreter). Mesin inferensi biasanya memiliki tiga elemen utama, yaitu
suatu penginterpretasi (interpreter), penjadwalan (scheduler), dan penegak
konsistensi (consistency enforcer).
4. Pengguna.
5. Tampilan pengguna.
6. Papan belakang (ruang kerja). Papan belakang adalah suatu area memori kerja
untuk menguraikan kondisi yang ada, yang ditentukan oleh data masukan.
7. Subsistem penjelasan (penjustifikasi). Subsistem ini dapat menelusuri
15
Disusun oleh: Andi Asnita Novyanti, S.Kom

tanggung jawab atas simpulan-simpulan yang diberikan kepada sumbernya.


Biasanya, secara interaktif, subsistem ini menjawab pertanyaan seperti:
Kenapa suatu pertanyaan diajukan oleh ES? Bagaimana suatu simpulan
dicapai? Kenapa alternatif tertentu justru ditolak?
8. Sistem pengurai pengetahuan (knowledge refining system). Sistem ini
menganalisis pengetahuannya sendiri dan penggunaannya, belajar dari ini, dan
meningkatkannya untuk konsultasi berikutnya.

6. Work Group Support System WGSS


WGSS adalah sistem otomatis yang diarahkan untuk membuat pekerja
semakin produktif dengan mengubah struktur dan aktifitas dari kantor dan juga work
group lainnya.

Jenis-jenis SIM Berdasarkan Departemental Perusahaan


Beberapa jenis SIM departemental yang telah dikembangkan hingga saat ini, antara
lain :
1. SI Akuntansi.
Sistem ini menyediakan informasi baik berupa general ledger, neraca maupun
laporan rugi laba berdasarkan transaksi keuangan yang terjadi.
2. SI Pemasaran.
Sistem ini menyediakan informasi untuk promosi dan kegiatan pemasaran lainnya
serta tingkat penjualan dari masing-masing daerah atau segmentasi tertentu.
3. SI Penjualan.
Sistem ini menyediakan informasi penjualan harian, mingguan, bulanan, triwulan,
semesteran dan tahunan dari masing-masing jenis barang dan supplier secara rinci.
SI ini terkait erat dengan sistem persediaan barang, karena setiap penjualan akan
mengurangi persediaan barang.
4. SI Distribusi.
Sistem ini terkait erat dengan departemen penjualan. Sistem ini akan menyediakan
informasi tentang distribusi barang ke berbagai outlet yang ada, penjadwalan
distribusi dari masing-masing item barang dan jadwal pengiriman barang
langsung kepada konsumen.
5. SI Persediaan Barang.

16
MODUL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Sistem ini terdiri dari dua macam, yaitu persediaan bahan baku dan barang jadi.
Sementara itu, di sejumlah perusahaan juga membedakan untuk persediaan barang
jadi, yaitu berdasarkan tempatnya di gudang atau di show room. Melalui SI, dapat
diperoleh informasi yang rinci tentang item-item barang yang tersedia, dari mana
suppliernya, berapa barang yang rusak, berapa yang retur dan berapa yang harus
disorder lagi, serta berapa banyak yang telah kadaluarsa.
6. SI Pembelian.
Sistem ini akan menyediakan informasi lengkap tentang jenis dan berapa jumlah
barang yang akan dibeli, siapa suppliernya dan harga pokoknya. Sistem ini terkait
erat dengan sistem persediaan barang, karena setiap terjadi pembelian, maka akan
menambah persediaan barang.
7. SI Personalia.
Sistem ini akan menyediakan informasi lengkap tentang jumlah dan tentang staf
yang ada di perusahaan. Berapa gaji, tunjangan jabatan, masa kerja, pajak dan
bonus-bonus yang diperoleh baik oleh karena prestasi maupun lembur.
8. SI Penelitian dan Pengembangan.
Sistem ini akan menyediakan informasi secara rinci tentang kegiatan departemen
penelitian dan pengembangan, penjadwalan penelitian-penelitian yang akan
dilakukan, siapa yang akan terlibat dalam penelitian, dan bahan-bahan kebutuhan
pokok untuk penelitian tersebut.
9. SI Analisis Kredit.
Sistem ini dibangun dalam perusahaan yang memberikan fasilitas kredit dalam
penjualan produk-produknya, seperti kendaraan bermotor, mesin cuci, lemari es,
televisi, dan lain-lain. Sistem ini akan menghasilkan informasi lengkap tentang
kredit jatuh tempo, besarnya angsuran, pelunasan kredit, dan informasi lainnya.

Semua SI tersebut dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada semua


manajer departemen terkait agar dapat melakukan kontrol dan membuat
perencanaan selanjutnya atau mengambil keputusan-keputusan seperti berapa
banyak bahan baku yang akan dibeli untuk triwulan pertama, dan sebagainya.

17
Disusun oleh: Andi Asnita Novyanti, S.Kom

Jenis-jenis SIM Berdasarkan Bidang Minat Perusahaan


1. Sistem Informasi Registrasi dan Pembayaran Biaya Kuliah
Sistem ini dibangun untuk melakukan pencatatan dan menyajikan informasi-
informasi yang berkaitan dengan pengambilan jumlah mata kuliah dan sistem
kredit semester yang dilakukan oleh para mahasiswa.
2. Sistem Informasi Supermarket
Sistem ini dibangun untuk meningkatkan kontrol baik terhadap tingkat pembelian,
persediaan barang maupun omset supermarket tersebut.
3. Sistem Informasi Rumah Sakit
Sistem ini sangat kompleks karena harus dapat melakukan pencatatan transaksi
mulai dari pemeriksaan dokter, laboratorium, pemondokan, apotek, dan poliklinik
untuk obat jalan, serta fasilitas-fasilitas tambahan seperti infus, operasi, dan lain
sebagainya. Titik kritis dalam pembentukan SI ini adalah pada pemodelan
database-nya yang kompleks dan besar.
4. Sistem Informasi Perhotelan
Sistem ini akan menyediakan laporan tentang banyaknya tamu yang menginap,
lama menginap, tingkat hunian, dan banyaknya fasilitas yang digunakan oleh tamu
tersebut.
5. Sistem Informasi Perpustakaan
Sistem ini sebenarnya tidak begitu rumit, hanya saja jumlah data yang dimasukkan
sangat besar.

Perkembangan Sistem Informasi

SI memainkan peran kritis dalam perusahaan-perusahaan. Pada mulanya SI


digunakan untuk meningkatkan kualitas manajerial, sehingga sering disebut Sistem
Informasi Manajemen (SIM) yang kemudian dikembangkan terus seiring dengan
perkembangan TI. Adapun tahapan perkembangan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sistem Informasi Tradisional


SI dioperasikan dan dikelola secara semi-manual. Konsumen yang membeli
barang akan menyerahkan barang belanjaannya kepada kasir yang akan mencatat
jenis barang dan biaya satuanya. Setelah dilakukan penjumlahan secara keseluruhan,
maka konsumen akan diberi kwitansi tanda pembayaran. Selanjutnya kasir akan
menyusun laporan penjualan harian untuk diserahkan ke bagian keuangan yang akan
18
MODUL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

melakukan pemrosesan data penjualan menjadi ikhtisar penjualan dan laporan rugi
laba yang selanjutnya diserahkan kepada pimpinan.
SI ini beroperasi secara lambat, sehingga sering kali pimpinan mengambil
keputusan hanya berdasarkan data asumsi atau perkiraan. Sementara data asli sedang
berproses. Disamping itu, keakuratan informasi yang dihasilkan juga masih
diragukan. Kondisi ini akan berakibat buruk terhadap perkembangan perusahaan.
2. Sistem Informasi Berbasis Komputer
Perkembangan yang sangat menggembirakan, ketika teknologi komputer dapat
digunakan untuk mendukung penciptaan SI. Keuntungan utama dari pemanfaatan
teknologi ini adalah waktu untuk menghasilkan informasi lebih singkat, di samping
birokrasi dapat dikurangi, komputer juga memiliki kemampuan proses yang sangat
cepat untuk menghasilkan informasi dengan tingkat keakuratan yang tinggi.
3. Sistem Informasi Berbasis Jaringan Perkantoran
Berbagai upaya akan terus dicari dan diusahakan oleh perusahaan untuk
meningkatkan profit. Melalui pembangunan SI berbasis komputer, perusahaan telah
dapat meningkatkan profit melalui kecepatan dalam layanan transaksi.
Namun perkembangan teknologi komputer kini telah memungkinkan untuk
dibentuknya suatu jaringan perkantoran, sehingga transaksi dapat dilakukan di
berbagai tempat yang berbeda dengan pusat pengolahan datanya. Melalui jaringan
komputer perkantoran, perusahaan dimungkinkan untuk membuka sejumlah tempat
transaksi, sehingga dapat meningkatkan profit dalam jumlah yang sangat besar.
Sementara itu, biaya untuk penyusunan laporan dapat dipangkas, mengingat laporan
dapat diperoleh secara online.
4. Sistem Informasi Lintas Platform
Sebuah revolusi teknologi telah memungkinkan untuk memperluas daerah kerja dan
transaksi bisnis. Teknologi baru yang merupakan gabungan antara teknologi
komputer dan telekomunikasi tersebut dikenal dengan nama Teknologi Komunikasi
Data. Dalam perkembangan selanjutnya, lahirlah sebuah teknologi internet yang
dapat menghubungkan komputer di seluruh dunia.
Dewasa ini, teknologi itu telah dieksplorasi untuk berbagai kepentingan, khususnya
untuk meningkatkan margin profit bagi perusahaan.
Hasil eksplorasi teknologi internet telah menghasilkan suatu model Sistem
Informaasi Lintas Platform (SILP) yang mendukung bisnis baru yang dikenal

19
Disusun oleh: Andi Asnita Novyanti, S.Kom

dengan sebutan e-Business, yang merupakan suatu istilah yang digunakan untuk
memberi nama pada kegiatan bisnis yang dilakukan melalui Internet.
SILP ini tampaknya akan menjadi model sistem informasi masa depan, karena
melalui sistem ini perusahaan dapat dengan mudah mengintegrasikan aliran
informasi trans-departemental-regional-nasional dan enterprise.

Pihak yang terlibat dalam SI


Siapa saja stakeholders dalam SI?
– Pemilik sistem (system owners)
– Pemakai sistem (system users): internal & eksternal
– Perancang sistem (system designers)
– Pembangun sistem (system builders)
– Analis sistem & manajer proyek (system analysts and project managers)

B. SIKLUS INFORMASI

Informasi menjadi penting, karena berdasarkan informasinya itu para pengelola


dapat mengetahui kondisi obyektif perusahaannya. Informasi disajikan dalam bentuk
yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang dibutuhkan untuk
menambah wawasan bagi pemakainya guna mencapai tujuan.
Sebagai contoh, data berupa nama karyawan, jumlah jam kerja, dan lain
sebagainya. Jika banyaknya jam kerja dikalikan dengan besarnya upah per jam, maka
akan diperoleh gaji kotor. Jika seluruh gaji kotor tersebut dijumlahkan, maka akan
diperoleh total gaji kotor. Setelah pemrosesan dilakukan terhadap data, maka akan
diperoleh informasi yang dapat mengungkapkan tentang gaji kotor per karyawan dan total
biaya gaji yang harus disediakan oleh perusahaan.
Informasi tersebut diperlukan sebagai dasar pertimbangan para pengelola
organisasi dalam mengambil keputusan manajerial dan strategis.
Pengelolaan data menjadi informasi itu merupakan suatu siklus, yang terdiri dari
tahap-tahap sebagai berikut :
1. Pengumpulan data.
Pada tahap ini dilakukan suatu proses pengumpulan data yang asli dengan cara
tertentu, seperti sampling, data transaksi, data warehouse, dan lain sebagainya yang
biasanya merupakan proses pencatatan data ke dalam suatu file.
2. Input.

20
MODUL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Tahap ini merupakan proses pemasukan data dan prosedur pengolahan data ke dalam
komputer melalui alat input seperti keyboard. Prosedur pengolahan data itu
merupakan urutan langkah untuk mengolah data yang ditulis dalam suatu bahasa
pemrograman yang disebut program.

PENGUMPULAN
DATA
INPUT

PENGOLAHAN
DISTRIBUSI
DATA

OUTPUT

Gambar Siklus Informasi

3. Pengolahan data.
Tahap ini merupakan tahap dimana data diolah sesuai dengan prosedur yang telah
dimasukkan. Kegiatan pengolahan data ini meliputi pengumpulan data, klasifikasi
(pengelompokan), kalkulasi, pengurutan, penggabungan, peringkasan baik dalam
bentuk table maupun grafik, penyimpanan dan pembacaan data dari tempat
penyimpan data.
4. Output
Hasil pengolahan data akan ditampilkan pada alat output seperti monitor dan printer
sebagai informasi.
5. Distribusi.
Setelah proses pengolahan data dilakukan, maka informasi yang dihasilkan harus
segera didistribusikan. Proses pendistribusian ini tidak boleh terlambat dan harus
diberikan kepada yang berkepentingan, sebab hasil pengolahan tersebut akan menjadi
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau menjadi data dalam
pengolahan data selanjutnya.

21
Disusun oleh: Andi Asnita Novyanti, S.Kom

C. KUALITAS INFORMASI

Tidak semua informasi berkualitas. Oleh karena itu, sudah seharusnya dilakukan
penyaringan terhadap informasi yang beredar atau yang dapat ditangkap. Kualitas
ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Keakuratan dan teruji kebenarannya
Artinya informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan, tidak bias dan tidak
menyesatkan. Kesalahan-kesalahan itu dapat berupa kesalahan perhitungan maupun
akibat gangguan (noise) yang dapat mengubah dan merusak informasi tersebut.
2. Kesempurnaan informasi
Untuk mendukung factor pertama di atas, maka kesempurnaan informasi menjadi
factor penting, dimana informasi disajikan lengkap tanpa pengurangan, penambahan
atau pengubahan.
3. Tepat waktu
Informasi harus disajikan secara tepat waktu, mengingat informasi akan menjadi
dasar dalam pengambilan keputusan. Keterlambatan informasi akan mengakibatkan
kekeliruan dalam pengambilan keputusan.
4. Relevansi
Informasi akan memiliki nilai manfaat yang tinggi, jika informasi tersebut diterima
oleh mereka yang membutuhkan, dan menjadi tidak berguna jika diberikan kepada
mereka yang tidak membutuhkan.
5. Mudah dan murah
Kini, cara dan biaya untuk memperoleh informasi juga menjadi bahan pertimbangan
tersendiri. Bilamana cara dan biaya untuk memperoleh informasi sulit dan mahal,
maka orang menjadi tidak berminat untuk memperolehnya, atau mencari alternatif
subsitusinya. Biaya mahal yang dimaksud di sini , jika bobot informasi tidak
sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan. Dan melalui teknologi internet, kini
orang atau perusahaan dapat memperoleh informasi dengan mudah dan murah.

22
MODUL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SOAL-SOAL LATIHAN

1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Informasi?


2. Sebutkan jenis-jenis Sistem Informasi berdasarkan fungsi dan jenis dukungannya
pada organisasi?
3. Apakah yang membedakan Sistem Pakar/Expert System (ES) dengan Sistem
Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif/Executive Support System (ESS)?
4. Sebutkan Jenis-jenis SIM Berdasarkan Departemental Perusahaan?
5. Uraikanlah contoh penerapan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Eksekutif/Executive Support System (ESS) pada instansi pemerintah baik pusat
maupun daerah yang sudah sangat lazim digunakan di Indonesia?
6. Sebutkan 5 faktor yang menentukan kualitas suatu informasi?
7. Proses penyusunan data dalam sebuah urutan tertentu dilakukan di tahap mana dalam
siklus informasi?

23
Disusun oleh: Andi Asnita Novyanti, S.Kom

BAB III. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Tujuan Pembelajaran Khusus :


Setelah mempelajari bab ini peserta diklat diharapkan:
 Mampu menjelaskan tentang daur hidup dari pengembangan sistem, khuusunya analisa
dan perancangan sistem;
 Mampu memberikan contoh aplikasi SI di masyarakat.

Pengembangan sistem informasi manajemen dilakukan melalui beberapa tahap, dimana


masing-masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap sebelumnya.

A. Tahap Pengembangan Sistem

Tahap dari pengembangan sistem adalah sebagai berikut:


1. Investigasi awal
2. Analisa sistem
3. Desain sistem
4. Pengembangan sistem
5. Pelatihan dan implementasi sistem
6. Perawatan sistem

A. Investigasi awal
Investigasi awal akan menentukan kebutuhan apa saja yang diperlukan bagi
sistem informasi yang baru. Tugasnya:
a. Mendefinisikan problem, informasi apa yang dibutuhkan dan oleh siapa, kapan
b. Menyarankan sistem alternatif
c. Mempersiapkan laporan singkat kepada tim manajemen

B. Analisa sistem, data dikumpulkan tentang sistem yang sudah ada


Tugasnya:
a. Mengumpulkan data, menggunakan teknik observasi, interview, dan
questionnaire dan melihat pada dokumen-dokumen yang telah lalu seperti
chart organisasi
b. Menganalisa data menggunakan beberapa alat analisa

24
MODUL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

c. Menunjukkan hubungan antara input dan output dari dokumen


d. Tabel keputusan yang menunjukan keputusan apa yang harus diambil ketika
kondisi-kondisi tertentu terjadi dan hasil apa yang dapat diharapkan
menggunakan system flowchart dan juga data flow diagram.

Pada tahap ini, tim pembuat sistem akan menganalisis permasalahan secara
lebih mendalam dengan menyusun suatu studi kelayakan, antara lain:
1. Kelayakan teknis, yaitu dengan menganalisis ketersediaan perangkat keras,
perangkat lunak, dan organisasi untuk melaksanakan proses yang diperlukan.
2. Pengembalian ekonomis, yaitu dengan menganalisis manfaat, penggunaan, dan
potensi pengembalian secara ekonomis dari pembangunan sistem itu. Dengan
memantau sejauh mana penghematan dapat dilakukan, maka peningkatan
pendapatan dan kemampulabaan dapat diperoleh sehingga perusahaan dapat
merasakan manfaat nyata dari pembangunan SI tersebut.
3. Pengembalian non-ekonomis, yaitu dengan menganalisis manfaat,
penggunaan, potensi, dan keuntungan-keuntungan yang tidak dapat diukur
secara finansial, seperti ketersediaan informasi yang akurat dan up to date setiap
saat, citra perusahaan, moral karyawan, layanan konsumen yang semakin
memikat dan penguatan posisi perusahaan terhadap para pesaingnya.
4. Hukum dan etika, yaitu dengan menganalisis apakah sistem yang dibuat akan
beroperasi dengan batasan hukum dan etika pada umunya dan kultur perusahaan
pada khususnya.
5. Operasional, yaitu dengan menganalisis apakah sistem yang dibuat akan
beroperasi dengan batasan hukum dan etika pada umunya dan kultur perusahaan
pada khususnya.
6. Jadwal, yaitu dengan menganalisis apakah mungkin dalam ketersediaan waktu
yang ada, sistem tersebut dapat disusun dan diselesaikan.

Selain enam dimensi di atas studi kelayakan juga harus dilakukan terhadap
beberapa faktor berikut ini agar pemodelan SI dapat digunakan dalam lingkup yang
tepat, yaitu:
1. Kelayakan organisasi.
2. Memilih kelompok bisnis
3. Melihat kemungkinan-kemungkinan permodalan.
25
Disusun oleh: Andi Asnita Novyanti, S.Kom

4. Tingkat kompetisi produk harus dapat dideteksi dengan baik.


5. Lingkungan operasional sistem.
6. Sistem harga.

Singkat kata, tahap ini seperti layaknya pendirian usaha yang membutuhkan
suatu pertimbangan yang masak. Tahap ini harus dilakukan seobyektif mungkin,
agar hasilnya tidak bias. Karena kegagalan dalam melakukan studi kelayakan dapat
mengakibatkan pada kegagalan total pembangunan SI, maka tahap ini harus
dilakukan secara hati-hati oleh orang-orang yang telah berpengalaman.

C. Desain sistem, terdiri dari:


a. Mendesain sistem alternative menggunakan alat-alat pemrograman. Sistem
kemudian dievaluasi feasibilitasnya secara ekonomi, teknikal, dan operasional
b. Memilih sistem yang paling baik, yaitu sistem yang fleksibel, aman, dan efektif
dari sisi biaya
c. Menulis laporan desain sistem, mendeskripsikan fase ini untuk manajemen.
DFD biasanya digunakan untuk dokumen dan untuk menganalisa data flow dan
informasi dalam sistem.

D. Pengembangan sistem
a. Pengembangan perangkat lunaknya
b. Pengadaan perangkat keras
c. Pengetesan sistem baru

E. Pelatihan dan implementasi sistem


Konversi adalah proses perubahan dari sistem lama ke sistem baru. Tipe-
tipe konversi:
a. Pendekatan langsung, meninggalkan sistem lama dan langsung memakai sistem
yang baru
b. Pendekatan parallel, mencoba sistem baru hanya pada satu atau sedikit bagian
dari organisasi
c. Pendekatan bertahap, yaitu implementasi sistem secara gradual.

26
MODUL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

F. Perawatan Sistem
a. Audit sistem, analist dari sistem membandingkan sistem yang baru dengan
spesifikasi desain yang telah ditentukan di awal untuk melihat apakah sistem
tersebut produktif
b. Evaluasi secara periodik dan diperbaharui bila dibutuhkan.

Sebagaimana sudah dijelaskan, pengembangan sistem informasi meliputi


tahap-tahap yang telah diuraikan sebelum ini, dimana pengembangan sistem selalu
terjadi secara inkremental. Pengembangan sistem baru biasanya diawali dari suatu
ketidakjelasan. Dari berbagai model pengembangan yang ada, kita harus
menggunakan model pengembangan yang dapat membantu kita untuk mencapai
proses pengembangan yang mantap. ldealnya, untuk mencapai maksud tersebut, kita
seharusnya bekerja cukup lama dalam tahap analisis, untuk memahami sistem secara
keseluruhan. Akan tetapi, di tahap ini kita tidak boleh terlalu lama membahas hal-hal
rinci yang sebenarnya akan dimodifikasi dalam tahap berikutnya, yaitu perancangan.
Dengan kata lain, sebenarnya, secara relatif sebagian besar waktu yang kita
curahkan dalam pengembangan sistem adalah pada tahap analisis.

B. Aplikasi Sistem Informasi di masyarakat

SIM merupakan upaya organisasi pertama yang tujuan utamanya adalah


menyediakan informasi bagi manajemen (karena itu dinamakan sistem informasi
manajemen). Ternyata dalam praktiknya SIM pada suatu organisasi menyediakan juga
informasi bagi orang-orang selain para manajer.
Ketika suatu organisasi semakin memiliki pengalaman dalam menerapkan rancangan SIM
yang mencakup kebutuhan seluruh organisasi, para manajer di wilayah-wilayah tertentu,
baik ditingkat pusat maupun daerah, mulai menerapkan konsep sesuai kebutuhan yang
mereka
perlukan. Sistem informasi mulai akan memasuki wilayah yang sudah tersegmentasi,
yang dapat disebut sebagai sub-sub sistem SIM yang disesuaikan untuk memenuhi
kebutuhan penggunanya. Sebagai contoh pada tataran organisasi pemerintah pusat sudah
mengimplementasikan beberapa aplikasi sistem informasi antara lain:
• Sistem Akuntansi Keuangan Negara (SKAN),
• Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAKBMN),

27
Disusun oleh: Andi Asnita Novyanti, S.Kom

• Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD),


• Sistem Informasi Kependudukan,
• Sistem Informasi Kepegawaian dan pengembangan-pengembangan sub-sub sistem tata
kelola pemerintahan lainnya.

Tabel Perbandingan Proses Pengembangan SI dengan Problem Solving

Proses Pengembangan SI
Problem solving
sederhana

Inisiasi/Perencanaan sistem 1. Identifikasi masalah (+rencana solusi)

Analisis sistem 2. Analisa & pahami masalah


3. Identifikasi solusi yg diharapkan

Desain Sistem 4. Identifikasi alternatif2 solusi & pilih solusi


yg tepat
5. Rancang solusi

Implementasi sistem 6. Implementasikan solusi


7. Evaluasi hasilnya

Perawatan &
Pengembangan sistem

SOAL-SOAL LATIHAN

1. Uraikanlah tahap-tahap pengembangan sebuah sistem informasi?


2. Ditahap apakah biasanya dilakukan kegiatan pemrograman (coding)?

28
MODUL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

3. Jelaskanlah apa yang biasanya dikerjakan dalam tahap analisa!


4. Pada tahap apa paling banyak waktu dibutuhkan untuk pengembangan
sistem?
5. Sebutkan aplikasi SIM di masyarakat yang anda ketahui?

BAB IV. FLOWCHART

Tujuan Pembelajaran Khusus :


Setelah mempelajari bab ini peserta diklat diharapkan:

29
Disusun oleh: Andi Asnita Novyanti, S.Kom

 Mengenal simbol-simbol flowchart dan fungsinya


 Mampu membuat flowchart sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dalam pembuatan
flowchart

A. DEFINISI & JENIS FLOWCHART


Flowchart merupakan metode untuk menggambarkan tahap-tahap pemecahan masalah
dengan merepresentasikan simbol-simbol tertentu yang mudah dimengerti, mudah digunakan,
dan standar.
Tujuan utama penggunaan flowchart adalah untuk menggambarkan suatu tahapan
penyelesaian masalah secara sederhana, terurai, rapi dan jelas dengan menggunakan sImbol-
simbol yang standar. Tahap penyelesaian masalah yang disajikan harus jelas, sederhana,
efektif dan tepat.
Dalam penulisan flowchart dikenal dua model, yaitu sistem flowchart dan program
flowchart.
Sistem flowchart merupakan diagram alir yang menggambarkan suatu sistem
peralatan komputer yang digunakan dalam proses pengolahan data serta hubungan antar
peralatan tersebut. Sistem flowchart ini tidak digunakan untuk menggambarkan urutan
langkah untuk memecahkan masalah, tetapi hanya untuk menggambarkan prosedur dalam
sistem yang dibentuk.

B. SIMBOL-SIMBOL FLOWCHART
Dalam menggambar flowchart biasanya digunakan simbol-simbol yang standar, tetapi
pemrogram juga dapat membuat symbol-simbol sendiri apabila simbol-simbol yang telah
tersedia dirasa masih kurang. Dalam kasus ini, pemrogram harus melengkapi gambar
flowchart tersebut dengan kamus simbol untuk menjelaskan arti dari masin-masing simbol
yang digunakannya, agar pemrogram lain dapat mengetahui maksud simbol-simbol tersebut.
Berikut ini gambar dari simbol-simbol standar yang telah banyak digunakan pada
penggambaran sistem flowchart serta contoh penggunaannya.

Pita Magnetik Kartu Plong/ Punched Paper Tape On Line Storage /

30
MODUL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Keyboard VDU

Input / Output Magnetic Drum Process Magnetic Disc

Off Line Storage Proses Sortir Proses Merge Arus

Gambar simbol-simbol system flowchart


Contoh penggunaan sistem flowchart

Keyboard

DIS
CPU
KE
T

VDU

Gambar Contoh penerapan sistem flowchart


Program flowchart merupakan diagram alir yang menggambarkan urutan logika dari suatu
prosedur pemecahan masalah. Dalam menggambarkan program flowchart, telah tersedia
simbol-simbol standar, tetapi seperti pada sistem flowchart, pemrogram dapat menambah
khazanah simbol-simbol tersebut, tetapi pemrogram juga harus melengkapi penggambaran
program flowchart dengan kamus simbol.
Berikut ini adalah gambar dari simbol-simbol standar yang digunakan pada program
flowchart.

31
Disusun oleh: Andi Asnita Novyanti, S.Kom

Proses Input/Output Keterangan

Pemberian Nilai Awal/Akhir


Pengujian
Awal Program

Konektor pada satu Konektor pada satu


Arah
halaman halaman

Gambar Simbol-simbol program flowchart


Pada penggambaran program flowchart, ada dua jenis metode, yaitu conceptual flowchart
dan detail flowchart. Conceptual flowchart menggambarkan tentang alur dari suatu
pemecahan masalah secara global saja, sedangkan detail flowchart menggambarkan alur
pemecahan masalah secara rinci.

START

INPU
T

PROSE
S

OUTP
32 UT
MODUL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Gambar Process Conceptual Flowchart


Contoh detail flowchart :
START

INPUT “Berapa data”; N

Jml = 0

For K = 1 to N

Input Bil

Jml = Jml + Bil


bi

Nex
tK
Print “
Jumlah = “;
Jml
STOP

Gambar Proses Setelah Diperbaiki

33
Disusun oleh: Andi Asnita Novyanti, S.Kom

Tabel Bagan, nama dan fungsi flowchart

34
MODUL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

C. PRINSIP-PRINSIP PEMBUATAN FLOWCHART


Beberapa prinsip yang harus ditaati dalam membuat flowchart :
1. Tidak ada bagan yang menggantung
2. Percabangan hanya ada 2 dengan indikasi Ya dan Tidak. Ya untuk menyatakan
bahwa kondisi dipenuhi, Tidak untuk menyatakan sebaliknya
3. Selalu diawali dengan Mulai dan Selesai atau Start dan Stop dengan bagan
terminator
4. Memanfaatkan konektor yang sesuai jika flowchart akan dibagi menjadi
beberapa bagian
5. Gunakan bahasa sederhana pada bagan yang digunakan.

CONTOH KASUS
Proses yang dilakukan komputer sebenarnya hanya ada 3 proses: input, proses data dan
output. Dengan demikian, ketika ada suatu masalah yang akan diselesaikan dengan suatu
software, maka hal yang perlu diidentifikasi adalah input, proses data dan output. Misal
Masalah 1: bagaimana menentukan bahwa suatu bilangan itu adalah bilangan genap atau
ganjil?
Input : bilangan, bilangan bulat.
Proses : menentukan bilangan ganjil atau genap dengan melakukan pembagian bilangan
dengan bilangan 2. Jika sisa pembagian NOL maka bilangan tersebut genap,
sebaliknya ganjil.
Output : Bilangan Ganjil atau Bilangan Genap
Gambaran penyelesaian dengan Flowchart :

35
Disusun oleh: Andi Asnita Novyanti, S.Kom

Kadang kala ada beberapa permasalahan yang memerlukan proses yang berulang. Misalnya
Masalah 2 : bagaimana menampilkan sederet bilangan dari 1 sampai n dengan satu kali
proses? N adalah batas bilangan yang ditampilkan.
Input : Batas bilangan
Proses: menampilkan bilangan dari 1 sampai batas bilangan
output: bilangan 1 sampai batas bilangan.

36
MODUL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Jika kemudian Masalah 2 berkembang menjadi :


1. Mencetak bilangan tidak mulai dari 1 tapi dari nilai M sampai batas N, M dan N ditentukan
oleh user.
2. Mencetak bilangan ganjil mulai dari M sampai batas N, M dan N ditentukan oleh user
3. Permasalahan nomor 2 dilengkapi dengan pemeriksaan apakah batas M bukan NOL dan
kurang dari 5
4. Permasalahan nomor 3 dilengkapi dengan pemeriksaan apakah batas N tidak kurang dari
20.
5. Pada Masalah 2, bagaimana jika nilai bil=0 pada preparation, seperti apa penyelesaiannya?
Sementara Masalah 1 dapat juga dikembangkan menjadi :
1. Ditambahkan informasi apakah bilangan yang dicek lebih besar atau lebih kecil dari pada
25 lalu tampilkan keterangan bahwa bilangan lebih besar atau lebih kecil dari 25
2. Dilakukan pemeriksaan awal bahwa input yang diberikan harus berada antara nilai 10
sampai 30.

37
Disusun oleh: Andi Asnita Novyanti, S.Kom

DAFTAR PUSTAKA

1. Budi Sutedjo Dharma Oetomo, Perencanaan & Pembangunan Sistem Informasi, Penerbit ANDI

Yogyakarta, 2002.

2. http://denokfaizah.files.wordpress.com/2009/03/teorikasusmodulsim.doc

3. http://www.unsri.ac.id/upload/arsip/Konteks%20Pengembangan%20SI.ppt

4. http://ska.web.id/files/Modul%20SIM.pdf

5. http://pusdiklatwas.bpkp.go.id/filenya/namafile/258/KT_SIM.pdf

6. http://ilmukomputer.org/wp-content/uploads//2008/08/sim.pdf

38

Anda mungkin juga menyukai