Anda di halaman 1dari 3

Fakta hukum: A warga Negara Inggris membuat perjanjian dengan B warga Negara Prancis tentang sewa

menyewa alat berat.Kontrak dibuat di Belanda.Alat tersebut berada di Indonesia dan dalam klausula
pasalnya menegaskan bahwa apabila si penyewa tidak membayar maka alat tersebut akan disita.Ternyata
si A tidak membayar.

Kualifikasi fakta:

 A warga Negara Inggris.


 B warga Negara Prancis.
 A & B mengadakan perjanjian sewa menyewa alat berat.
 Perjanjian dibuat di Belanda (locus contractus /lex contractus).
 Alat berat tersebut berada di Indonesia (situs / lex rei sitae).
 Karena alat berat yang diperjanjikan berada di Indonesia maka dapat di simpulkan bahwa tempat
dilaksanakannya perjanjian adalah di Indonesia (locus solutionis).
 Dalam kontrak tersebut salah satu pasalnya menyebutkan bahwa apabila si Penyewa tidak
membayar maka alat berat tersebut akan disita.
 Dalam kontrak tersebut para pihak tidak menentukan pilihan hukum (choice of law) dalam
menyelesaikan sengketa yang terjadi dalam perjanjian yang mereka buat.
 Dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa alat berat antara kedua belah pihak tersebut
ternyata A sebagai pihak penyewa tidak mau membayar uang sewa alat berat tersebut.
 Karena perbuatan pihak penyewa (A) maka pihak pemilik (B) mengalami kerugian.Sehigga pihak
B mengajukan gugatan di pengadilan Indonesia untuk menyita alat berat tersebut.(Indonesia =>
forum).
 Beberapa titik taut (connecting factors) yang tampak antara sekumpulan fakta di atas
menunjukkan bahwa:
1.Belanda adalah locus contractus,sehingga hukum Belanda relevan terhadap kasus ini sebagai
lex contractus.
2.Indonesia adalah situs dimana benda yang menjadi objek perjanjian berada,tempat pelaksanaan
perjanjian & tempat perkara diajukan.Karena itu hukum Indonesia relevan terhadap perkara.
ini,secara berurutan sebagai lex rei sitae,lex solutionis & lex fori.
 Menurut kaidah hukum Belanda suatu masalah dimana salah satu pihak dalam perjanjian
melalaikan kewajiban yang seharusnya dilakukan berdasarkan perjanjian yang telah dibuat
bersama akan dikualifikasiakn sebagai masalah “wanprestasi”.
 Menurut kaidah hukum Indonesia suatu masalah dimana salah satu pihak dalam perjanjian
melalaikan kewajiban yang seharusnya dilakukan berdasarkan perjanjian yang telah dibuat
bersama akan dikualifikasiakn sebagai masalah “wanprestasi” (terrdapat dalam ketentuan
KUHperdata pasal 1239).
 Dalam hal ini terjadi kesamaan pengkualifikasian fakta antara hukum Belanda dengan hukum
Indonesia.hal ini disebabkan karena sumber hukum perdata Indonesia berasal dari sumber hukum
perdata belanda itu sama (KUHPerdata berasal dari Burgerlijk wetboek).
Kualifikasi hukum:

 Perkara ini adalah perkara HPI karena adanya unsur-unsur asing di antara fakta-fakta perkara,dan
Karena itu hakim harus menentukan system hukum apa yang seharusnya diberlakukan (lex
causae).
 Di dalam hukum Belanda dan hukum Indonesia ada kaidah HPI yang pada dasarnya sama,yaitu
bahwa:
“Hukum yang berlaku untuk menentukan akibat hukum dari sebuah perjanjian adalah hukum
tempat dibuatnya perjanjian (lex contractus)”.

Proses penyelesaian sengketa


 Perkara ini dikualifikasikan sebagai masalah wanprestasi.Hakim Indonesia (lex fori)
mengkualifikasikan masalah ini sebagai masalah wanprestasi karena dalam persoalan ini salah
satu pihak dalam perjanjian tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana yang termuat dalam
perjanjian.
 Karena dalam perjanjian ini para pihak tidak menentukan pilihan hukum (choice of law) untuk
menyelesaikan setiap masalah yang terjadi dalam pelaksanaan perjanjian yang bersangkutan
maka hakim Indonesia harus menentukan system hukum mana yang seharusnya diberlakukan
untuk masalah ini (lex causae).
 Kaidah hukum Indonesia menetapkan bahwa “hukum yang berlaku untuk menentukan akibat
hukum dari sebuah perjanjian adalah hukum tempat dibuatnya perjanjian (lex contractus).
 Karena hakim menunjuk kearah hukum Belanda maka untuk menyelesaikan kasus wanprestasi ini
maka yang seharusnya digunakan adalah system hukum Belanda (lex causae).
Wanprestasi (Pasal 1239 KUHPerdata). Wanprestasi adalah tindakan dimana salah satu pihak melalaikan kewajiban yang seharusnya dilaksanakan berdasarkan
perjanjian yang telah dibuat bersama.

Anda mungkin juga menyukai