Anda di halaman 1dari 27

KELAS X

Matahari

Litosfer Atmosfer

Sifat fisik atmosfer Struktur atmosfer

Cuaca dan iklim


Klasifikasi iklim
Pengaruh iklim terhadap
persebaran vegetasi
Aktivitas
manusia
Gangguan iklim global:
- efek rumah
- el nino
- la nina
A. Lapisan Atmosfer
1. Sifat-Sifat Fisik Atmosfer Bumi

Komposisi Gas-Gas dalam Atmosfer


Nomor Nama Gas Jumlah
1 Nitrogen 78.8%
2 Oksigen 20,95%
3 Argon 0,93%
4 Karbondioksida 0,034%
5 Neon 0,0018%
6 Helium 0,052%
7 Kripton 0,00011%
8 Xenon Sangat kecil
9 Ozon 0,00005%
10 Metana 0,000015%
Jumlah 100%
2. Struktur Atmosfer Bumi

a. Troposfer
b. Stratosfer
Merupakan tempat ozon berakumulasi.

c. Mesosfer
Atas stratosfer, gelombang radio. Kalian mungkin tidak asing
dengan gelombang UHF, VHF, AM, FM, dan SW. Di lapisan
inilah gelombang-gelombang tersebut dirambatkan.

d. Termosfer
Radiasi sinar-x dari ultra violet (UV). Lapisan ini disebut pula
ionosfer, karena terjadi gejala ionisasi.

e. Ekosfer
Lapisan ini adalah tidak adanya udara (ruang hampa udara)
dan gravitasi bumi nol.
B. Cuaca dan Iklim

1. Suhu udara
a. Lamanya penyinaran matahari
b. Kemiringan sudut datang sinar matahari
c. Ketinggian tempat
d. Kondisi awan

2. Tekanan Udara
3. Kelembapan Udara
a. Kelembapan spesifik
Kelembapan spesifik adalah perbandingan besarnya
kandungan uap air dalam tiap unit berat udara. Biasanya
dinyatakan dalam satuan berat (g/kg). Misalnya dalam 1
kg udara terdapat 60 g uap air, berarti kelembapan
spesifiknya 60 g/kg.

b. Kelembapan absolut
Kelembapan absolut adalah perbandingan besarnya
kandungan uap air dalam tiap-tiap volume udara.
Biasanya dinyatakan dalam satuan berat g/l atau g/m3.
Misalnya dalam 1 liter udara terdapat uap air sebanyak 30
g, maka kelembapan absolutnya adalah 30 g/l.
c. Kelembapan relatif
Kelembapan relatif adalah perbandingan jumlah uap air yang ada
secara nyata / aktual dengan jumlah uap air maksimum yang
mampu ditampung oleh setiap unit volume udara dalam
suhu yang sama.

Suatu ruangan mempunyai volume 200 m3 dengan jumlah uap air


dikandung 4.000 g. Jika uap air maksimum dalam ruangan tersebut 25
g/m3, hitunglah :
a. Kelembapan absolut
b. Kelembapan relatif
Penyelesaian
Diketahui : V 200 m3, uap air = 4.000 g, kelembapan
maksimum = 25 g/m3
Ditanya : a. kelembapan absolut
b. kelembapan relatif
Jawab :
a. Kelembapan absolut : b. Kelembapan relatif
jumlah uap air
 kelembapan absolut
volume ruangan  x100%
kelembapan maksmimum
4000 20
  x100%
200 25
 20 g/m 3  80%
4. Hujan
a. Hujan orografis
b. Hujan konveksi
c. Hujan frontal
5. Angin
a. Angin tetap
b. Angin tidak tetap
c. Angin lokal
Yang termasuk jenis angin lokal adalah angin darat, angin
laut, angin gunung, angin lembah, dan angin fohn (angin
terjun).
Angin darat terjadi pada malam hari kerasa sifat daratan yang
lebih cepat menerima panas, namun juga lebih cepat
melepaskan panas, sedangkan sifat air adalah lambat menrima
panas dan lambat melepaskan panas.
Contoh angin fohn di Indonesia antara lain :
1) angin Bohorok di daerah Deli Serdang,
Sumatera Utara.
2) angin Kumbang di daerah Cirebon dan
Brebes,
3) angin Brubu di daerah Makasar, Sulawesi
Selatan,
4) angin Gending di Pasuruan dan Probolinggo,
dan
5) angin Wambraw di daerah Biak, Papua.
6. Awan
1). Awan cumulus, yaitu awan yang berbentuk bulat putih, biasanya
dijumpai pda awal musim penghujan;
2). Awan stratus, adalah awan yang berlapis-lapis, biasanya berwarna
kehitaman;
3). Awan nimbus, adalah awan tebal kehitaman yang sering menimbulkan
hujan;
4). Awan cirrus, adalah hawan yang tipis berwarna putih menyerupai bulu.
Menurut ketinggiannya, digolongkan menjadi :
1). Awan rendah, ketinggiannya kurang dari 2.000 m;
2). Awan sedang, ketinggiannya antara 2.000 m – 6.000 m;
3). Awan tinggi, ketinggiannya lebih dari 6.000 m.
Berdasarkan material pembentuknya, awan dibedakan
menjadi :
1) awan air, seluruhnya terdiri dari bintik-bintik uap air;
2) awan es, seluruhnya terdiri dari kristal-kristal es;
3) awan campuran, terdiri dari bintik-bintik uap air dan kristal es
C. Klasifikasi Iklim
1. Klasifikasi Iklim menurut Garis Lintang
a. Iklim tropis
b. Iklim subtropis
c. Iklim sedang
d. Iklim dingin atau kutub
2. Klasifikasi Iklim menurut Junghun
3. Klasifikasi Iklim menurut Koppen
a). Iklim A (iklim hujan tropis)
b). Iklim B (iklim kering/gurun)
c). Iklim C (iklim sedang basah)
d). Iklim D (iklim dingin)
e). Iklim E (iklim kutub)
4. Iklim Schmidt-Ferguson
Klasifikasi Schmidt-Ferguson sering disebut Q model, yang
didasarkan atas indeks nilai Q.

Rata - rata bulan kering


Q x 100%
Rata - rata bulan basah

Ingat! Bulan kering jika curah hujan < 60 mm.


Bulan lembap jika curah hujan 60 - 100 mm.
Bulan basah jika curah hujan > 100 mm.
Tabel Konversi Iklim Schmidt-Ferguson

No. Nama Iklim Kategori Iklim Nilai Q (%)


1 A Sangat basah 0 – 14,3
2 B Basah 14,3 – 33,3
3 C Agak basah 33,3 – 60
4 D Sedang 60 – 100
5 E Agak kering 100 – 167
6 F Kering 167 – 300
7 G Sangat kering 300 – 700
8 H Luar biasa kering > 700
Penyelesaian
Langkah pertama, menentukan nilai Q Kecamatan Kalijambe
Kabupaten Sragen :

Rata - rata bulan kering


Q x 100%
Rata - rata bulan basah
4,33
 x 100%
7,67
 56,45%

Jadi, Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen beriklim C =


kategori agak basah.
Atau, agar lebih jelas, masukkan nilai Q tersebut ke dalam grafik
Schmidt-Ferguson berikut.
5. Klasifikasi Iklim menurut Oldeman
1) iklim A, jika bulan basah > 9 kali berturut-turut;
2) iklim B, jika bulan basah 7 - 9 kali berturut-turut;
3) iklim C, jika bulan basah 5 - 6 kali berturut-turut;
4) iklim D, jika bulan basah 3 - 4 kali berturut-turut;
5) iklim E, jika bulan basah > 3 kali berturut-turut;
D. Iklim dan Persebaran Vegetasi

1. Hutan Hujan Tropis


2. Hutan Musim Tropis
3. Hutan Bakau
4. Sabana
5. Vegetasi Gurun dan Setengah Gurun
6. Padang Rumput
7. Hutan Meranggas
8. Tundra
E. Perubahan Iklim Global
1. Gangguan Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca merupakan gejala atmosferik yang
ditandai dengan meningkatnya suhu udara di bumi
karena semakin banyaknya zat pencemar (polutan) yang
tersebar di udara. Besarnya polutan bisa disebabkan oleh
meningkatnya jumlah industri.
1) es di kutub mencair;
2) karena es mencair, maka permukaan air laut
menaik;
3) karena permukaan air laut naik, maka daerah
pertanian di tepi pantai terancam tergenang air,
sehingga produksi bahan pangan akan berkurang;
4) jika produksi pangan berkurang, namun jumlah
penduduk terus bertambah, maka akan terjadi bencana
kelaparan
2. El Nino dan La Nina
Proses terjadinya El Nino adalah sebagai berikut.
Pada saat-saat tertentu air laut yang panas dari perairan
Indonesia bergerak ke arah timur menyusuri ekuator, hingga
ke pantai barat Amerika Selatan (Peru-Equador). Pada saat
yang bersamaan, air laut yang panas dari pantai Amerika
Tengah bergerak ke arah selatan, hingga ke pantai barat
Peru-Equador. Air laut yang panas dari Indonesia berkumpul
dengan air laut yang panas dari Amerika Tengah di pantai
barat Peru-Equador. Maka berkumpullah masa air laut
panas dalam jumlah yang besar dan menempati daerah
yang luas.
La Nina merupakan kebalikan dari El Nino. La Nina
menurut bahasa penduduk Amerika Latin berarti bayi
perempuan. Proses terjadinya La Nina adalah sebagai
berikut. Pada saat El Nino mulai melemah dan air laut yang
panas di pantai Peru-Equador kebali bergerak ke barat.

Anda mungkin juga menyukai