Anda di halaman 1dari 2

Terjadinya inflamasi akut dalam tubuh meliputi proses berikut ini:

1. Perubahan vaskularisasi yang didahului vasokonstriksi, sementara sebagai respons terhadap


cedera, diikuti dengan vasodilatasi dan peningkatan aliran darah ke daerah yang mengalami
cedera (mengakibarkan kalor/panas dan rubor/merah).

2. Pelepasan histamin dari sel mast yang menyebabkan peningkatan permebilitas kapiler
memungkinkan cairan yang kaya protein keluar ke jaringan dan masuk ke area cedera/ eksudasi,
sehingga mengakibatkan tumor/bengkak dan dolor/nyeri.

3. Perubahan fase selular meliputi marginasi leukosit di sepanjang kapiler karena aliran darah
melambat, kemudian leukosit migrasi keluar pembuluh darah dan tertarik ke area peradangan
(diapedesis).

Sel-sel yang terlibat dalam proses peradangan adalah trombosit dan sel-sel fagositik (neutrofil
atau PMN, makrofag, limfosit). Keluarnya sel-sel dari pembuluh darah terdapat dalam dua
stadium:

Stadium I

Neutrofil dan PMN mendominasi pada awal pembentukan eksudat yang diikuti oleh
makrofag. Makrofag merupakan fagosit yang hidup lebih lama dan lebih kuat
dibanding PMN yang hidup lebih singkat dan mati setelah memfagositosis.

Stadium II

Limfosit dan sel-sel plasma ditemukan pada peradangan kronis

Tidak hanya sel-sel fagositik, respon peradangan akut juga diperantarai oleh mediator-mediator
kimiawi seperti:

1. Histamin, berperan meningkatkan permeabilitas vaskular

2. Faktor Hageman, menimbulkan bekuan fibrin dan mengakitivasi sistem fibrinolisin


(mencairkan pula bekuan darah) dan mengaktivasi sistem kalikrein-renin, yaitu
menyebabkan pelepasan bradikinin (yang menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan
meningkatkan permeabiltas).

3. Sistem komplemen, yaitu berperan sebagai agen kemotaktik, opsonin (meningkatkan


fagositosis), dan sebagai anafilatoksin (menyebabkan pelepasan histamin

4. Sitokin, yaitu meliputi TNF, IL-1, dan IL-8 yang berfungsi menginduksi inflamasi dan
kemotaktik.
HUBUNGAN PROSES INFLAMASI HINGGA MEMBENTUK ABSES

Seperti yang telah dijelaskan dalam proses di atas, bahwa dalam proses inflamasi akut ditandai
dengan adanya eksudasi. Eksudasi terjadi karena adanya perubahan permeabilitas pada pembuluh-
pembuluh darah yang sangat kecil di daerah peradangan tersebut, yang mengakibatkan keluarnya
protein ke jaringan. Proses ini kemudian diikuti oleh pergeseran keseimbangan osmotik, sehingga air
keluar bersama protein dan menimbulkan pembengkakan jaringan.

Pada abses, eksudat yang terbentuk bersifat purulen, oleh karena adanya infeksi bakteri yang
membentuk pus. Pus tersusun dari air dan zat-zat terlarut, PMN yang mati, dan jaringan nekrotik.
Kombinasi penimbunan dan pencairan jaringan di bawahnya itulah disebut supurasi.

Anda mungkin juga menyukai