Anda di halaman 1dari 103

PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI

BAB I

PENGERTIAN KARYA ILMIAH

PENDAHULUAN

Karya Ilmiah terbagi atas karangan ilmiah dan laporan ilmiah.

BATASAN

Karangan Ilmiah

Karangan ilmiah adalah salah satu jenis karangan yang berisi serangkaian hasil

pemikiran yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya. Suatu karangan dari hasil

penelitian, pengamatan, ataupun peninjauan dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat

sebagai berikut :

1. penulisannya berdasarkan hasil penelitian;

2. pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta;

3. karangan itu mengandung masalah yang sedang dicarikan pemecahannya;

4. baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah digunakan metode

tertentu;

5. bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, dan cermat;

6. bahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidak

terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir.

Melihat persyaratan di atas, seorang penulis karangan ilmiah hendaklah memiliki

ketrampilan dan pengetahuan dalam bidang :

1. masalah yang diteliti,

1
2. metode penelitian,

3. teknik penulisan karangan ilmiah,

4. penguasaan bahasa yang baik.

Laporan ilmiah

Di samping istilah karangan ilmiah terdapat pula istilah laporan ilmiah. Apakah

kedua istilah ini sama maknanya ? Untuk jelasnya, lebih baik dikaji lebih dahulu apakah

laporan itu. Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan,

atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan

dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu

karangan.. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil

penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan

ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas

masalah ilmu pengetahuan dan telnologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada

orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.

JENIS KARANGAN/LAPORAN ILMIAH

Karangan/laporan ilmiah dapat dibedakan berdasarkan tujuan penulisannya.

1. Kerta kerja

Kertas kerja ditulis untuk disampaikan kepada kelompok tertentu dalam suatu

pertemuan ilmiah, misalnya dalam seminar, simposium, lokakarya, konerensi atau

kongres. Di samping itu kertas kerja dapat juga ditulis untuk melengkapi tugas-tugas

pada mata kuliah tertentu.

2. Artikel

Artikel ditulis untuk pembaca tertentu, umpamanya untuk dimuat dalam majalah

2
ilmiah. Jika artikel ini ditujukan untuk orang awam, biasanya penyajiannya secara

populer dan dimuat pada surat kabar atau dalam majalah umum.

3. Skripsi, Tesis, dan Desertasi

Ketiga jenis karangan ilmiah ini ditulis untuk memperoleh pengakuan tingkat

kesarjanaan dalam suatu perguruan tinggi. Skripsi ditulis untuk memperoleh gelar

Sarjana, tesis untuk memperoleh gelar Master (S2), dan disertasi untuk memperoleh

gelar Doktor. Istilah skripsi sering disebut dengan istilah lain yaitu tugas akhir untuk

persyaratan memperoleh gelar Sarjana.

4. Laporan

Dalam dunia perusahaan dan instansi pemerintah, kegiatan menulis laporan

memegang peranan penting karena tindakan selanjutnya diambil berdasarkan laporan

yang diterima. Laporan itu ada yang ditulis dalam jangka waktu tertentu yang disebut

laporan periodek, dan ada juga yang ditulis berdasarkan kebutuhan dan permintaan.

Laporan ilmiah biasanya ditulis oleh staf ahli.

FUNGSI LAPORAN

Dalam perkembangan sistem masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi, kedudukan penulisan laporan makin bertambah penting. Manfaat

laporan sangat dirasakan dalam sistem manajemen modern. Betapa besar manfaatnya

dapat dilihat dari fungsi laporan tersebut.

1. Laporan berfungsi untuk membantu penerima laporan mengambil keputusan

berdasarkan fakta dan gagasan yang dikemukakan penulisnya;

2. Di dalam suatu organisasi yang besar, seorang pemimpin dapat mengetahui dan

mengendalikan perkembangan yang terjadi pada seksi-seksi yang ada dalam

3
organisasinya dengan mempelajari laporan yang diterimanya;

3. Bagi seorang pemimpin, laporan dapat mempersingkat jarak dan waktu;

4. Laporan berfungsi juga sebagai penyimpanan ilmu pengetahuan, di samping

sebagai alat penyebarannya;

5. Laporan merupakan wahana yang sangat efektif bagi pemikiran yang kreatif;

6. Laporan dapat juga digunakan untuk menilai kemampuan dan ketrampilan

pembuat laopran.

PENULISAN KARYA ILMIAH

Penulisan karya ilmiah menggunakan bahasa ragam resmi, sederhana, dan lugas,

serta selalu dipakai untuk mengacu hal yang dibicarakan secara objektif.

Bahan dalam karangan disebut ilmiah apabila lafal, kosa kata, peristilahan, tata

kalimat, dan ejaan mengikuti bahasa yang telah ditetapkan sebagai pola atau acuan

bagi komunikasi, resmi, baik tertulis maupun lisan.

Kesulitan utama dalam pembakuan bahasa Indonesia ialah dalam bidang ejaan

dan peristilahan. Untuk mengatasi masalah tersebut penulis harus mengacu pada

1. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)

2. Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI).

Penulisan Kata

Mengenai penulisan kata, yang masih perlu kita pertahankan adalah sebagai

berikut.

1. Awalan di- dan ke- ditulis serangkai dengan kata dasarnya.

Benar      Salah

dikelola   di kelola

4
ketujuh    ke tujuh

2. Gabungan kata yang salah satu unsurnya merupakan unsur terikat ditulis

serangkai.

Benar                 Salah

saptakrida       sapta krida

                       sapta-krida

subseksi           sub seksi

                        sub-seksi

nonkolaborasi non kolaborasi

                      non-kolaborasi

3. Bentuk dasar berupa gabungan kata yang mendapat awalan atau akhiran ditulis

dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur gabungan kata itu.

Benar                          Salah

bertolak belakang bertolakbelakang

                           bertolak-belakang

tanda tangani             tandatangani

                                tanda-tangani

mendarah daging    mendarahdaging

                             mendarah-daging

4. Bentuk dasar berupa gabungan kata yang sekaligus mendapat awalan dan akhiran

sekaligus ditulis serangkai.

Benar                                Salah

melatarbelakangi         melatar belakangi

5
                                 melatar-belakangi

menghancurleburkan menghancur leburkan

                                menghancur-leburkan

penyebarluasana            penyebar luasan

                                     penyebar-luasan

dibumihanguskan            dibumi hanguskan

                                      dibumi-hanguskan

5. Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, di antara

kedua unsur itu dibubuhkan tanda hubung (-)

Benar                                    Salah

Non-Indonesia               nonIndonesia

                                       Non Indonesia

Non-Afrikanisme              nonAfrikasnisme

                                         Non Afrikanisme

6. Kata ulang dituliskan dengan menggunakan tanda hubung di antara kedua

unsurnya.

Benar                         Salah

anak-anak            anak anak

undang-undang     undang undang

terus-menerus       terus menerus

7. Kata depan di atau ke ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.

Benar                        Salah

di rumah                dirumah

6
ke mana                kemana

8. Kata sandang si ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.

Benar                         Salah

si pengirim            sipengirim

si penerima            sipenerima

si pemalu               sipemalu

si pencuri              sipencuri

9. Partikel per yang berarti ‘tiap’ dan mulai ditulis terpisah dari bagian kalimat yang

mendahulu dan mengikutinya. Sebaliknya, per pada bilangan pecahan ditulis

serangkai dengan kata yang mengikutinya.

Benar                                Salah

satu persatu turun satu per satu turun

dua pertiga                  dua per tiga

10. Singkatan nama gelar sarjana kesehatan, dokter, seringkali dipermasalahkan. Di

dalam lingkungan masyarakat muncul singkatan dr. untuk dokter (kesehatan) dan

DR untuk doktor (purnasarjana). Hal ini saja bertentangan dengan kaidah karena

singkatan Dr. diperuntukan bagi gelar Doktor, sedangkan DR seolah-olah

merupakan singkatan kata atau nama yang sama halnya dengan PT (perseroan

terbatas), SD (sekolah dasar).

11. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau

organisasi, nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf kapital, tidak diikuti

tanda titik.

Benar   Salah

7
DPR     D.P.R

PT      P.T.

SMP   S.M.P

SD      S.D.

12. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.

Benar  Salah

sda.     s.d.a

ttd.      t.t.d.

yad.     y.a.d

13. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran timbangan, dan mata uang tidak diikuti

tanda titik.

Benar Salah

cm      cm.

Rp      Rp.

km     km.

14. Akronim nama dari, yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan

suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kaiptal.

Benar      Salah

Golkar  GOLKAR

Kowani KOWANI

Bappenas BAPPENAS

Penulisan Kata Serapan

Bahasa Indonesia telah menyerap berbagai unsur dari bahasa lain, baik dari

8
bahasa daerah maupun dari bahasa asing misalnya bahasa Sansekerta, Arab, Portugis,

Belanda, Inggris dan bahasa asing lain.

Berdasarkan cara masuknya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dibagi

menjadi dua golongan, (1) unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa

Indonesia dan (2) unsur asing yang pengucapan dan pernulisannya disesuaikan dengan

kaidah bahasa Indonesia. Untuk keperluan itu telah diusahakan ejaan asing hanya diubah

seperlunya sehingga bentuk Indonesia masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.

Di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dicantumkan

aturan penyesuaian itu. Dapat ditambahkan bahwa dalam hal ini terutama dikenakan

kepada kata dan istilah yang baru masuk ke dalam bahasa Indonesia, serapan lama yang

sudah dianggap umum tidak selalu harus mengikuti aturan penyelesaian tadi.

Berikut ini contoh serapan itu.

Baku     Tidak Baku   

apotek apotik

arkeologi arkheologi

atlet      atlit  

akhlak      ahlak

atmosfer atmosfir

akhir      ahir, akir

aktif      aktip

advis     adpis

aktivitas aktipitas

advokat adpokat

9
arkais    arkhais

adjektif   ajktif

asas            azas

konsekuensi konsekwensi

asasi        azasi

kualifikasi kwalifikasi

analisis      analisa

kualitas     kwalitas

menganalisis menganalisa

kuarsa      kwarsa

penganalisisan penganalisaan

 kuitansi       kwitansi

ambulans    ambulan

 kuorum     kworum

anggota anggauta

kuota     kwota

beranggotakan beranggautakan

konfrontasi        konfrontir

balans          balan

konsinyasi   konsinyir

definisi     difinisi

diskonsinyasi dikonsinyir

depot              depo

10
koordinasi   koordinir, kordinir

diferensial differensial

dikoordinasi dikoordinir

ekspor eksport

konduite kondite

aktrover ektrovert

kategori katagori

ekuivalen ekwivalen

dikategorikan dikatagorikan

esai esei

konsesi kosessi

formal formil

 kelas klas

februari pebruari

 klasifikasi kelasifikai

filologi philologi

linguistik lingguistik

fisik phisik

lazim lajim

foto photo

 likuidasi likwidasi

frekuensi frekwensi

metode metoda

11
film filem

motif motip

hakikat hakekat

motivasi motifasi

hierarki hirarki

masyarakat masarakat

hipotesis hipotesa

mantra mantera

intensif intensip

manajemen mangemen

insaf insyaf

manajer manager

ikhlas ihlas

massa massa (orang banyak)

ikhtiar ihtiar

masalah masaalah

impor import

 masal massal

introver introvert

misi missi

istri isteri

november nopember

iktikad itikad

12
nasihat nasehat

ijazah ijasah

penasihat penasehat

izin ijin

nasionalisasi nasinalisir

ilustrasi ilustrasi

dinasionalisasikan dinasionalasirkan

jenderal jendral

operasional operasianil

jadwal jadual

objek obyek

kartotek kartotik

ons on

komedi komidi

organisasi organisir

konkret konkrit

probelm problim

karier karir

problematik problimatik

kaidah kaedah

positif positip

khotbah khutbah

 produktivitas produktifitas

13
berkhotbah berkhutbah

produktivitas produktifitas

konsepsional konsepsionil

 psikis psikhis

konferensi konperensi

psikologi psikhologi

kreativitas kreatifitas

paspor pasport

kongres konggres

putra putera

kopleks komplek

putri puteri

katalisis katalisa

produksi produsir

kuantum kwantum

profesi professi

BAB II

PEMAKAIAN KALIMAT

PENGERTIAN KALIMAT

Orang berbahasa tidak menggunakan kata-kata secara lepas, tetapi dengan

merangkaikannya menjadi bentuk untaian kata yang mengungkapkan pikiran utuh.

Untaian kata yang menggungkapkan pikiran secara utuh itu disebut kalimat. Dalam

sebuah karangan tertulis surat, kalimat itu merupakan bagian terkecil sebagi unsur

14
pembentuknya. Paling tidak, kalimat itu merupakan titik tolak atau bagian awal sebuah

karangan. Agar kalimat dapat dipahami lebih jelas, perhatikan contoh petikan karangan

berikut ini.

Ujian telah lama berakhir. Bahkan, sudah diumumkan hasilnya. Fernando sudah

meraih tanda tamat belajar SMA jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial dengan nilai

baik sekali. Ia tidak berhasil menjadi jauara umum di sekolahnya, tetapi hanya

nomor tiga. Walaupun demikian, ini pun sudah merupakan prestasi yang

gemilang, mengingat bahwa disamping belajar, ia harus melakukan kegiatan lain

yang tidak ringan, yaitu mengurusi pemasangan pompa sumur untuk para petani

di desanya.

Pada contoh di atas, kita dapat menemukan 5 buah kalimat yang membangun

bagian karangan itu, yaitu :

1. Ujian telah lama berakhir;

2. Bahkan, sudah diumumkan hasilnya;

3. Fernando sudah meraih tanda tamat belajar SMA jurusan Ilmu Pengetahuan

Sosial dengan nilai baik sekali;

4. Ia tidak berhasil menjadi juara umum di sekolahnya, tetapi hanya nomor tiga;

5. Walaupun demikian, ini pun sudah merupakan prestasi yang gemilang, mengingat

bahwa di samping belajar ia harus melakukan kegiatan lain yang tidak ringan,

yaitu mengurusi pemasangan pompa sumur untuk para petani di desanya.

Kalimat sebagai unsur dasar pembentuk karangan dalam wujud tulisan mempunyai ciriciri

berikut.

a. Kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) atau

15
mungkin juga dengan tanda tanya (?) atau tanda seru (!);

b. Di tengahnya dipakai spasi dan tanda baca seperti koma (,), titik dua ( : ), titik

koma (;), tanda hubung (-).

Contoh kalimat (1) sampai dengan (5) adalah kalimat yang utuh. Untuk

mengetahui keutuhan sebuah kalimat, kita dapat mengamati contoh kalimat (1) Ujian

telah lama berakhir, misalnya. Kata ujian dan berakhir dalam kalimat itu merupakan

kata-kata yang diperlukan. Jika salah satu di antaranya kita hilangkan sehingga kalimat

itu menjadi (a) Ujian talah lama atau (b) telah lama berakhir. Pernyataan (a) dan (b)

merupakan bentuk pengungkapan pikiran yang tidak utuh lagi. Dengan perkataan lain

bentuk pengungkapan pikiran itu merupakan kalimat yang tidak benar.

Kebenaran sebuah kalimat, selain ditentukan oleh keutuhan unsur-unsur pikiran,

ditentukan juga oleh,

a. Kelugasan penyusunannnya (tidak rancu);

b. Urutan kata-katanya;

c. Ketepatan pemakaian kata-kata penghubungnya atau perangkainya;

d. Kecermatan memilih kata-katanya;

e. Kebenaran menggunakan bentuk kata-katnaya.

Berikut ini dikemukakan beberapa kesalahan kalimat yang disebabkan oleh (1) penulisan

kalimat yang tidak utuh, (2) pemakaian bentuk kata yang rancu, (3) pemakaian

keterangan yang tidak lengkap, (4) urutan kata yang menyalahi aturan berbahasa

Indonesia, (5) pemakaian kata atau ungkapan penghubung yang tidak tepat, dan (6)

pemakaian bentuk dan pilihan kata yang tidak cermat.

Penulisan Kalimat yang Tidak Utuh

16
Yang tergolong ke dalam jenis kesalahan seperti ini adalah kalimat yang

menghilangkan salah satu atau bebarapa bagian kalimat yang kehadirannya wajib atau

menentukan kelengkapan kalimat itu.

Contoh :

(1) Dalam musyawarah itu menghasilkan lima ketetapan yang harus dipatuhi

bersama.

(2) Kegagalan proyek itu karena perancangan yang tidak mantap.

(3) Yaitu tenun ikat yang khas Timor Timur

Ketidakbenaran kalimat (1) adalah bahwa kalimat itu tidak menampilkan apa siapa yang

menghasilkan lima ketetapan yang harus dipatuhi bersama. Bagian itu dalam kalimat (1)

dihilangkan sehingga pikiran yang diungkapkan kalimat tersebut menjadi tidak utuh lagi.

Dalam kalimat (2) kita tidak melihat bagian kalimat yang menyatakan perbuatan

apa atau dalam keadaan apa yang dilakukan atau dialami oleh kegagalan proyek itu

sehingga dengan hilangnya bagian itu, kalimat menjadi tidak utuh lagi, dalam kalimat (3)

ada beberapa bagian yang dihilangkan, yaitu bagian yang menyatakan siapa yang berbuat

dan jenis perbuatan apa yang dilakukan yang diterangkan oleh tenun ikat yang khas

Timor Timur itu.

Jadi kalimat (1), (2), dan (3) kita betulkan menjadi kalimat yang utuh, kalimatkalimat

itu kita ubah menjadi

(1a) Dalam musyawarah itu mereka menghasilkan lima ketetapan yang harus dipatuhi

bersama

(2a) Kegagalan proyek itu terjadi karena perancangan yang tidak mantap.

(3a) Tenun ikat yang dipakai oleh Raja Los Palos tergolong kedalam tenun ikat yang

17
khas, yaitu tenun ikat yang khas Timor Timur.

Kalimat (1) dapat juga kita betulkan dengan tidak menambah bagian lain ke

dalam kalimat, tetapi dengan mengubah bentuk menghasilkan menjadi dihasilkan.

Sehingga kalimat itu menjadi

(1b) Dalam musyawarah itu dihasilkan lima ketetapan yang harus dipatuhi bersama.

atau dapat juga dibetulkan dengan cara menghilangkan kata dalam sehingga kalimat

menjadi

(1c) Musyawarah itu menghasilkan lima ketetapan yang harus dipatuhi bersama.

Penulisan Kalimat yang Rancu

Kesalahan kalimat seperti itu dimungkinkan karena penulis (pemakai bahasa)

mengacaukan dua macam pengungkapan kalimat atau lebih, misalnya :

(4) Meskipun negara itu merupakan penghasil kapas nomor satu didunia, tetapi harga

tekstil untuk keperluan rakyatnya sangat tinggi.

Yang dirancukan dalam kaliamt (4) itu adalah

(4a) Meskipun negara itu merupakan penghasil kapas nomor satu di dunia, harga tekstil

untuk keperluan rakyatnya sangat tinggi; dan

(4b) Negara itu merupakan penghasil kapas nomor satu di dunia, tetapi harga tekstil

untuk keperluan rakyatnya sangat tinggi.

Jadi kerancuan yang tampak pada kalimat (a) itu adalah pemakaian sekaligus kata

meskipun dan tetapi dalam sebuah kalimat. Kerancuan kalimat seperti di atas terdapat

juga pada kalimat yang berikut ini.

Latihan

Ubahlah kalimat berikut ini menjadi kalimat yang benar.

18
1. Bersama ini kami beritahukan, biodata para penceramah telah disiapkan dan kami

lampirkan bersama surat ini juga.

2. Pantai Pasir Putih adalah merupakan sebuah daerah wisata bahari yang terindah di

Timor Timur.

3. Kepada para karyawati yang berminat mengikuti kegiatan PKK kami persilahkan

mendaftarkan diri di kantornya masing-masing.

4. Daerah pertanian itu hanya menghasilkan padi sekali setahun karena disebabkan

oleh kemarau yang terlalu panjang.

5. Betapapun Pemerintah Daerah Timor Timur menginginkan agar supaya

pembangunan Bandara Komoro dilaksanakan dengan segera, namun demikian

pengadaan prasarana untuk keperluan itu sering mengalami hambatan.

6. Berhubungan dengan waktu kami sangat terbatas, karena itu tugas itu tidak sesuai

pada waktunya.

7. Barang keperluan penduduk desa itu antara lain sebagai contohnya beras, gula,

obat-obatan dan lain-lain sebagainya.

8. Para Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu sekalian terlebih dulu kami ucapkan salam

sejahtera.

9. Sejak dari dulu penanaman kopi itu sudah dilakukan oleh rakyat.

10. Demikian juga kehadiran para pengusaha nasional pun untuk meningkatkan

produksi dan mutu perkebunan kopi itu.

Kesalahan Urutan Kata

Kesalahan penulisan kalimat dapat juga terjadi karena urutan katanya tidak sesuai

dengan kaidah kalimat bahasa Indonesia. Kesalahan seperti itu dapat dilihat pada contoh

19
berikut.

( 6 ) Saya telah umumkan bahwa pada hari ini juga panggung itu kita bangun untuk

merayakan hari ulang tahun megara kita yang ke-45.

Kesalahan urutan pada kaliamt (6) tampak pada bagian saya telah umumkan, pada

ini hari, dan ulang tahun negara kita yang ke-45. Menurut kaidah penulisan kalimat

bahasa Indonesia, urutan kata pada bagian-bagian itu hendaklah diubah menjadi telah

saya umumkan, pada hari ini, dan ulang tahun ke-45 negara kita. Dengan perubahan

urutan kata seperti yang telah dilakukan itu, kalimat berikut ini menjadi kalimat yang

benar.

(6a) Telah saya umumkan bahwa pada hari ini juga panggung itu kita bangun untuk

merayakan hari ulang tahun ke-45 negar kita.

Latihan

Ubahlah urutan kata pada bagian tertentu dalam kalimat-kalimat berikut ini sehingga

menjadi kalimat yang benar.

1. Saya punya istri pergi berobat ke dokter.

2. Itu peristiwa kami tidak lupakan.

3. Selama di Jayapura aku tinggal di Wisma Cendana.

4. Persoalan yang begitu macam yang saya tidak senangi.

5. Negara kebanyakan sudah mengetahui bahwa perang Iran-Irak selesai sudah.

6. Sekarang sudah mereka menyadari, barang-barang itu adalah mereka punya.

7. Mereka melangsungkan pernikahannya ketika berumur 20 dan 25 masing –

masing.

8. Waspadai kita harus supaya desa kita tetap aman.

20
9. Rumah besar itu dapat dihuni oleh tiga atau lebih kepala keluarga.

10. Sebelum diterbitkan naskah itu perlu dicoba cetak.

Kesalahan Pemakaian Kata dan Ungkapan Penghubung.

Yang dimaksud dengan kata atau ungkapan penghubung dalam pembicaraan , ini

ialah semua kata atau ungkapan yang digunakan oleh penulis (pemakai bahasa) untuk

menghubungkan bagian-bagian kalimat atau menghubungkan kalimat yang satu dengan

kalimat yang lain. Kata penghubung antarbagian kalimat yang lazim dipakai supaya,

meskipun, sebagai, karena, dan bahwa.

(7) Bu Siska adalah seorang guru teladan dan anak-anaknya pun pandai-pandai pula.

(8) Fernandez ingin menjadi juara umum di sekolahnya, tetapi ai hanya berhasil menjadi

juara tiga.

(9) Pak Mario tidak masuk kantor hari ini karena sakit.

(10) Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I irian Jaya berusaha keras untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(11) Gubernur mengumumkan bahwa kota Mataram, tahun depan akan menjadi kota

wisata.

(12) Pembangunan di bidang pariwisata Propinsi Nusa Tenggara Timur terus

ditingkatkan agar kehadiran para wisatawan asing terus meningkat.

(13) Di kampung kami dipasang dua puluh sumur pompa ketika musim kemarau

sangat panjang.

Menurut kenyataannya, dalam pemakaian bahasa Indonesia sehari-hari sering ditemukan

beberapa kesalahan, yaitu makin kaburnya batas pemakaian penghubung antarbagian

kalimat dan penghubung antar kalimat.

21
Contoh:

(14) Pak Carlos menghadapi persolan yang berat di kantornya. Tapi ia pun dengan

sabar dapat menyelesaikannya.

(15) Kabupaten Los Palos dikenal dengan kain tenun ikatnya. Yaitu tenun ikat khas

Timor Timur yang dahulu hanya diapakai oleh raja-raja.

Kata tapi dan yaitu yang seharusnya berfungsi sebagai penghubung antarbagain kalimat,

dapat juga sebagai penghubung antarkalimat.

Bandingkanlah dengan kalimat di bawah ini.

(14a) Pak Carlos menghadapi persoalan yang berat di kantornya, tetapi ia pun dengan

sabar dapat menyelesaikannya.

(15a) Kabupaten Los Palos dikenal dengan kain tenun ikatnya, yaitu tenun ikat yang khas

Timor Timur yang dahulu dipakai oleh raja-raja.

Ungkapan penghubung yang berfungsi menghubungkan kalimat yang satu dengan

kalimat yang lain tidak banyak jumlahnya.

Yang lazim dipakai dalam bahasa Indonesia antara lain (oleh), karena itu, namun,

kemudian, setelah itu, bahkan, selain itu, sementara itu, walupun demikian, sehubungan

dengan itu.

Contoh pemakaiannya dapat dilihat seperti dibawah ini.

(16) Pembangunan di bidang pariwisata terus ditingkatkan. Oleh karena itu

kehadiran wisatawan asing di Indonesia setiap tahun terus bertambah.

(17) Musim kemarau tahun ini di desa kami sangat lama. Walaupun demikian berkat

pemasangan sumur pompa bahaya kekeringan dapat diatasi.

Kesalahan pemakaian ungkapan penghubung antarkalimat sama halnya dengan

22
kesalahan pemakaian kata penghubung antar bagian kalimat yaitu pemakaian kedua jenis

penghubung itu dikaburkan seperti contoh berikut ini.

(18) Saya tidak sependapat dengan mereka, namun demikian saya tidak akan

menentangnya.

(19) Fernandez anak yang tergolong pandai di sekolahnya bahkan ia pernah menjadi

juara tiga.

Jika ungkapan penghubung antarkalimat digunakan dengan benar, kalimat itu seharusnya

ditulis sebagai berikut.

(18a) Saya tidak sependapat dengan mereka. Namun, saya tidak akan menentangnya.

(19a) Fernandez anak yang tergolong pandai di sekolahnya. Bahkan, ia pernah menjadi

juara kelas.

Latihan.

1. a. Semua penduduk kecamatan itu dikerahkan untuk melakukan penghijauan

bukit-bukit gersang.

b. Pada musim hujan bahaya banjir dapat dicegah.

2. a. Raja Los Palos selama lima hari berada di Jakarta.

b. Semua objek wisata di kota itu dikunjunginya.

3. a. BRI memberikan kredit ringan kepada para petani kecil untuk meningkatkan

produksi pertaniannya.

b. Tidak semua petani dapat memanfaatkan kesempatan ini.

4. a. Pembangunan di daerah itu tidak perlu memiliki pola yang sama dengan pola

pembangunan di daerah lain.

b. Kegagalan pembangunan yang dialami di daerah itu tidak terulang lagi.

23
5. a. Setiap orang dalam hidupnya pasti mengalami berbagai persoalan.

b. Kadang-kadang mereka tenggelam dalam sejuta kesulitan hidupnya.

Kesalahan Pemakaian Kata Depan

Berikut ini dikemukakan contoh kesalahan pemakaian kata depan.

(20) Kegiatan itu kami laksanakan berdasarkan arahan daripada Menteri Dalam

Negeri, Rudini

(21) Ia dapat menamatkan pendidikannya dari SMA berkat dorongan dari kepala

desanya.

(22) Bagi warga desa yang berminat mendapatkan kredit bank harap mendaftarkan

namanya di kantor kelurahan.

(23) Saya mengharapkan Saudara untuk hadir dalam rapat itu.

(24) Sebaiknya mereka sudah menyadari tentang perbuatannya yang merugikan

masayarakat itu.

(25) Pembinaan hukum di Indonesia harus dilaksanakan dengan berlandaskan pada

Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945.

(26) Dengan pandangan itu dapat menerapkan program keluarga berencana di desa ini.

Pemakaian kata daripada, dari, bagi, untuk, tentang, pada, dan dengan dalam kalimatkalimat

itu merupakan kata-kata yang mubazir. Karena itu, kehadiran kata yang mubazir

dapat merupakan ganjalan bagi pengungkapan pikiran yang terkandung dalam kalimat

itu. Jika kata yang dianggap mubazir itu dihilangkan, kalimat tersa lebih jernih.

Bandingkan kejernihan kalimat (20) hingga (26) dengan kalimat-kalimat berikut:

(20a) Kegiatan itu kami laksanakan berdasarkan arahan Menteri Dalam Negeri, Rudini.

(21a) Ia dapat menamatkan pendidikan SMA-nya berkat dorongan kepala desanya.

24
(22a) Warga desa yang berminat mendapatkan kredit bank, harap mendaftarkan namanya

di kantor kelurahan.

(23a) Saya mengharapkan saudara hadir dalam rapat itu.

(24a) Sebaiknya mereka sudah menyadari perbuatannya yang merugikan masyarakat.

(25a) Pembinaan hukum di Indonesia harus dilaksanakan dengan berlandaskan Pancasila

dan Undang-Undang Dasar 1945.

(26a) Pandangan itu dapat menerapkan program keluarga berencana di desa ini.

Agar kita dapat menggunakan kalimat yang benar dalam berbahasa Indonesia,

kata daripada, dari, bagi, untuk, tentang, pada dan dengan harus dipakai secara tepat.

Kaidah pemakaiannya dapat dikemukakan seperti dibawah ini.

a. Kata daripada dipakai untuk menandai perbandingan.

b. Kata dari dipakai untuk menandai hubungan asal, arah dari suatu tempat, atau

pemilik.

c. Kata bagi dipakai untuk menandai hubungan peruntukan.

d. Kata tentang dipakai untuk menandai hal ihwal peristiwa.

e. Kata pada dipakai untuk menandai hubungan tempat atau waktu.

f. Kata untuk pemakainya sama dengan kata bagi.

g. Kata dengan dipakai untuk menandai hubungan kesertaan atau cara.

Latihan

Gunakanlah kata depan seperti yang dikemukakan di atas secara tepat dalam kalimat

berikut.

1. Usia istriku sama .......... usia Bu Maria.

2. ..... wanita itu tidak terlihat adanya sifat keibuan.

25
3. Masalah ....pembinaan koperasi unit desa di daerah itu mulai menjadi perhatian.

4. Pak Pedro bekerja keras ....... kepentingan masyarakat.

5. Keuntungan apa yang bisa kita petik .... peristiwa ini.

6. Harga pakaian wanita di kota Dili lebih mahal ......... harga pakaian wanita di kota

kupang.

7. Kayu itu dibelah ...... kapak.

8. Pertemuan itu akan diadakan ........ tanggal 21 Maret 1990.

9. Mereka bercerita ...... pengalamannya di Australia.

10. ....... siapa baju itu Anda buat?

11. Bu Susana berasal ..... Kabupaten Minahasa.

12. Pak Carlis lebih tua ........ Fernandez.

Kesalahan Pemakaian Bentuk Kata

Kebenaran suatu kalimat tidak hanya ditentukan oleh keteraturan bagianbagiannya

sebagai satuan pembentuk kalimat, tetapi juga ditentukan oleh bentuk dan

pilihan kata yang mengisi bagian-bagian itu. Jadi, kesalahan kalimat dimungkinkan juga

oleh adanya pemakaian bentuk dan pilihan kata yang tidak benar.

Kesalahan kalimat yang disebabkan oleh kekurangtepatan memilih bentuk kata,

dalam kenyataannya masih sering dijumpai.

Hal itu seperti tampak dalam kalimat berikut.

(27) Dengan sangat menyesal kami tidak dapat memenuhi permintaan Anda karena

persediaan barang kami sudah habis.

(Bentuk yang benar adalah sediaan, bukan persediaan)

(28) Semula langganan Bapak saya layani dengan baik

26
(Bentuk yang benar adalah pelanggan, bukan langganan)

(29) Pemutaran roda itu harus tetap pada porosnya.

(Bentuk yang benar adalah perputaran karena bentuk ini diangkat dari berputat,

bukan memutarkan).

(30) Bahasa Indonesia adalah pemersatu bangsa dalam usaha menyatukan bangsa

Indonesia.

(Bentuk yang benar adalah mempersatukan, bukan menyatukan; mempersatukan

berkolerasi dengan bersatu).

Dalam bahasa Indonesia tersapat serangkaian kata yang proses pembentukannya

menunjukkan keteraturan, misalnya dalam pembentukan kata-kata berikut :

tulis menulis penulis penulisan tulisan

pilih memilih pemilih pemilihan pilihan

buat mebuat pembuat pembuatan buatan

serang menyerang penyerang penyerangan serangan

pukul memukul pemukul pemukulan pukulan

tani bertani petani pertanian

dagang berdagang pedagang perdagangan

tinju bertinju petinju pertinjuan

gulat bergulat pergulat pergulatan

mukim bermukim pemukiman permukiman

satu bersatu mempersatukan pemersatu

solek bersolek mempersolek pemesolek

oleh beroleh memperoleh pemeroleh

27
Latihan

Istilah kalimat berikut ini dengan bentuk kata yang tepat dan benar.

1. Negara kita adalah negara (satu).

2. Pusat (didik dan latih) Departemen Pertanian berada di luar kota.

3. (mukim) baru pegawai Pemerintah Daerah Timor Timur dipusatkan di luar kota

Dili.

4. Setiap hari Jumat semua karyawan dan karyawati melakukan kegiatan senam pagi

sebagai usaha (olahraga) masyarakat.

5. Thomas Americo (tinju) yang berasal dari Timor Timur.

6. Karena masa dinasnya sudah habis Pak Inyo (henti) dengan hormat dari

jabatannya.

7. Bahasa Indonesia adalah alat (satu) bangsa.

8. Fernandez berusaha (terap) ilmu yang selama ini ditekuninya sebagai petani

unggulan.

9. (terampil) menggunakan komputer sekarang sangant diperlukan.

10. Mereka hidup dari (tinggal) orang tuanya.

11. Semua (taman) di kota itu sangat menarik karena ditata dengan baik.

12. (naik) pangkat Pak Mario terpaksa ditunda karena semua jabatan di katnornya

sudah terisi.

13. Kepala sekolah memanggil beberapa orang tua murid untuk (tanggung jawab)

perbuatannya yang merugikan sekolah.

14. Pameran itu (selenggara) untuk merayakan Hari Kanak-Kanak Sedunia.

15. Selama ini biaya yang digunakan untuk kuliah adalah (beri) pamannya.

28
16. Masalah (penduduk) sangat erat hubungannya dengan kelestarian lingkungan

hidup.

17. Keadaan penghasilan dan pengeluaran yang belum (imbang) menunjukkan

perekonomian yang lemah.

18. Pusat perbukuan dapat mengatur (ada) buku pelajaran dari SD hingga SMA.

19. (kembang) perbankan di Indonesia dewasa ini cukup menggembirakan.

20. Selama penataan ini para peserta (pusat) perhatiannya kepada pemakaian bahasa

Indonesia yang benar.

Ciri ragam bahasa keilmuan ditandai dengan penalarannya yang cermat dan teliti,

di samping objektif. Pengalimatan dalam penulisan karya ilmiah harus memperhatikan 3

syarat yaitu jelas, lugas dan komunikatif.

Kejelasan kalimat dapat dicapai mengeksplisitkan unsur-unsur kalimat ragam

bahasa tulis, seperti subjek, predikat, objek dan keterangan. Setiap susunan kalimat

hendaknya terdiri dari subjek dan predikat, atau juga mengandung objek dan keterangan

kalimat (sesuai dengan keperluan) sehingga dapat disebut struktur kalimat yang

memenuhi persyaratan tata bahasa.

Kelugasan kalimat berkaitan dengan makna, artinya kalimat dalam suatu

paragraf harus hanya mempunyai satu tafsiran yang sama bagi penulis dan pembacanya.

Hindarkan pemakaian pengulangan kata, contoh:

Kalimat salah :

1. Daftar lembaga-lembaga yang pernah bekerja sama dengan Universitas Bina

Nusantara dapat dilihat pada Tabel 5.

2. Menurut keterangan yang diperoleh, selama ini belum pernah ada tawaran bagi

29
dosen-dosen untuk mengikuti program-program di luar negeri.

Kalimat yang benar :

1. Daftar lembaga yang pernah bekerja sama dengan Universitas Bina Nusantara

dapat dilihat pada Tabel 5.

2. Menurut keterangan yang diperoleh, selama ini belum pernah ada tawaran bagi

dosen untuk mengikuti program pelatih di luar negeri.

Komunikatif berkaitan dengan pemahaman pembaca terhadap suatu karya

ilmiah. Sebuah karangan disebut komunikatif apabila disajikan secara logis dan

sistematis. Hubungan kelogisan ditandai dengan hubungan antarbagian dalam kalimat,

antarkalimat dalam alinea, dan antaralinea dalam wacana, yang antara lain

memperlihatkan sebab akibat, kesejajaran, atau kemungkinan.

PARAGRAF

1. Pengertian :

Inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan.

2. Keguanaan paragraf :

Untuk menandai pembukaan topik baru, atau pengembangan lebih lajut topik

sebelumnya.

3. Macam-macam paragraf :

a. Berdasarkan tujuan dan tempatnya :

1. Paragraf pembuka

• Pengantar

• Penarik minat dan perhatian pembaca

• Penyiapan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan

30
• Pendek, supaya tidak membosankan yaitu 1/7 panjang paragraf

2. Paragraf penghubung

• Berisi inti persoalan yang akan dikemukakan.

• Analisa masalah

• Antara paragraf dengan paragraf harus berhubungan secara logis.

3. Paragraf penutup

• Mangakhiri sebuah karangan/wacana

• Berisi kesimpulan, penegasan dari paragraf penghubung

• Pendek

TUGAS :

1) Baca salah satu paragraf

2) Sebutkan ciri-ciri, isi, dan sifat-sifat paragraf pada contoh yang anda baca!

a) paragraf pembukanya;

b) paragraf penghubungnya;

c) paragraf penutupnya.

4. Syarat-syarat paragraf:

a. Kesatuan pikiran :

• Tiap paragraf mengandung satu pikiran atau gagasan (tema);

• Fungsi paragraf mengembangkan tema;

• Tidak boleh ada kalimat yang sumbang;

• Semua kalimat mengembangkan/mendukung atau menjelaskan satu pikiran

pokok.

TUGAS

31
Baca contoh suatu paragraf dan analisislah:

• Tema

• Fungsi kalimat

• Pengembangannya

b. Kepaduan koherensi :

• Tiap kalimat mempunyai hubungan timbal balik;

• Masing-masing kalimat mempunyai hubungan terpadu;

• Menggambarkan jalan pikiran yang logis;

• Kepaduan paragraf dibangun dengan :

1) Unsur kebahasan:

• Repetisi / Pengulangan

• Kata ganti

• Kata / ungkapan transisi

2) Urutan isi :

• Pikiran utama --- penjelasan

• Kronologis

• Sebab 􀃆 akibat / akibat 􀃆 sebab

• Umum 􀃆 khusus / khusus 􀃆 umum

• Proses

• Urutan ruang / spasial

• Analogi

• Perbandingan

• Pemecahan masalah

32
c. Kelengkapan

Berisi kalimat-kalimat penjelasan yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik

atau kalimat utama.

TUGAS:

Baca salah satu contoh paragraf dan analisislah jenis mana yang digunakan dan

kelengkapannya!

Letak Kalimat Utama

1. Pada Awal Paragraf

Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama kemudian

diikuti oleh kalimat-kalimat penjelasan. Paragraf ini bersifat deduktif (dari yang umum

kepada yang khusus).

TUGAS:

Baca salah satu contoh paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragraf!

2. Pada Akhir Paragraf

Paragraf ini dimulai dengan kalimat-kalimat yang berisi penjelasan-penjelesan atau

perincian-perincian kemudian ditutup dengan kalimat utama. Paragraf ini bersifat induktif

(dari yang khusus kepada yang umum).

TUGAS:

Baca salah satu contoh paragraf yang bersifat induktif!

3. Pada Awal dan Akhir Paragraf

Kalimat utama dapat diletakkan pada awal dan akhir paragraf. Fungsi kalimat utama pada

akhir paragraf ini untuk menentukan/menegaskan kembali pikiran utama dengan kalimat

yang bervariasi.

33
TUGAS:

Baca salah satu contoh paragraf yang kalimat utamanya terletak pada awal dan akhir

paragraf!

4. Paragraf Tanpa Kalimat Utama

Paragraf seperti ini menunjukkan bahwa pikiran utama terbesar di seluruh kalimat yang

membangun paragraf tersebut.

TUGAS:

Baca salah satu contoh paragraf yang tanpa kalimat utama!

CONTOH KOHERENSI PARAGRAF YANG KURANG BAIK

PEREDAMAN INTERFERENSI PITA SEMPIT PADA DIRECT – SEQUENCE CODE

DIVISION MULTIPLE ACCESS DENGAN FILTER PREDIKSI MULTI BANDSTOP

BERBASIS JARINGAN SYARAT TIRUAN LAPIS BANYAK

Yudha Pratidina, Taufik Hasan, Joko Haryanto

STT Telkom, Jl. Radio Palasari Bandung

Sistem komunikasi Direct Sequence Code Division Multiple Acces (DS-CDMA)

merupakan teknik akses jamak spektrum tersebar yang mempunyai kemampuan bertahan

terhadap alur jalur ragam dan kemampuan meredam sinyal interfensi. Pada saat DSCDMA

menempati jalur frekuensi yang sama dengan suatu spektrum frekuensi pita

sempit. Maka akan timbul interfensi pita sempit pada DS-CDMA. Untuk suatu kondisi di

mana perbandingan daya interfensi dan daya sinyal spektrum masih di bawah nilai

ambangnya DS-CDMA dapat menekan daya sinyal pita sempit tersebut.

Pada proses despreading yang dilakukan oleh penerima, sinyal spektrum tersebar

akan dikolerasi oleh penerima, sinyal spektrum tersebar akan dikolerasi oleh kode yang

34
bersesuaian pada penerima, sehingga akan mengembalikan informasi pita sempit yang

dibawanya. Sebaliknya, sinyal interfensi pita sempit yang masuk pada penerima akan

dispreading oleh bit-bit kode, sehingga akan menjadi sinyal dengan daya yang tersebar

pada rentang lebar pita yang lebar. Daya yang tersebar ini akan mempunyai rapat daya

yang rendah, sehingga pengaruhnya akan semakin kecil terhadap sinyal DS-CDMA.

Tingkat penyebaran daya sinyal interfensi pita sempit (jammer) sangat

dipengaruhi oleh panjang kode yang digunakan pada sistem DS-CDMA tersebut.

Semakin panjang kode yang digunakan maka tingkat penyebaran sinyal jammer akan

semakin besar, yang berarti level daya sinyal jammer tersebut akan terlalu panjang dan

level sinyal jammer yang sangat tinggi, kinerja sistem DS-CDMA akan sangat jelek. Hal

ini bisa dilihat dengan nilai probability of error yang semakin besar.

CONTOH KOHERENSI PARAGRAF YANG BAIK

MEMPERKUAT BUDAYA PERUSAHAAN UNTUK MENINGKATKAN

KINERJANYA DALAM JANGKA PANJANG

Nurainun Bangun

Budaya perusahaan adalah seperangkat nilai, norma, persepsi dan pola perilaku

yang diciptakan atau dikembangkan dalam sebuah perusahaan untuk mengatasi masalah

adaptasi secara eksternal dan integrasi secara internal. Premis ini diyakini kebenarannya

setelah teraplikasi dengan baik dalam perusahaan, sehingga dianggap bernilai positif dan

pantas diajarkan kepada pegawai baru sebagai pangkal tolak yang tepat untuk berpikir

dan bertindak dalam mengatasi masalah (Schein 1985).

Untuk memahami budaya perusahaan, perlu disimak melalui lingkup yang lebih

luas yaitu kebudayaan nasional yang bersifat makro, sebab pada dasarnya budaya dari

35
sebuah organisasi timbul karena adanya iteraksi antar anggota oraganisasi itu. Sedangkan,

sebelum orang masuk ke dalam wadah organisasi, mereka telah membawa atau memiliki

nilai dasar yang diyakini. Budaya perusahaan umumnya diciptakan oleh pemilik atau para

pemimpin yang mendirikan perusahaan. Gaya kempemimipinan cenderung dipengaruhi

oleh perilaku manajemen perusahaan yang selanjutnya akan memberi efek terhadap

budaya perusahaan.

Budaya perusahaan mempunyai pengaruh penting terhadap kinerja ekonomi

jangka panjang bagi perusahaan. Diketahui bahwa dengan budaya yang mengutamakan

pelanggan, pemegang saham, karyawan dan kepemimpinan dari manajer pada semua

tingkat organisasi, menggalakkan kinerja perusahaan yang tidak mempunyai budaya kuat

dengan perbedaan yang amat besar.

BAB III

PENULISAN KARYA ILMIAH

PEMILIHAN TOPIK

Kegiatan yang mula-mula dilakukan jika akan menulis suatu karya ilmiah ialah

menentukan topik (pokok pembicaraan). Dalam memilih topik perlu dipertimbangkan

beberapa hal sebagai berikut :

1. Topik tersebut ada manfaatnya dan layak dibahas;

2. Topik tersebut cukup menarik terutama bagi penulis;

3. Topik tersebut dikenal baik oleh penulis;

4. Bahan pendukung penulisan dapat diperoleh dan cukup memadai;

Topik yang telah dipilih harus dibatasi, jangan terlalu luas dan juga tidak terlalu

sempit. Proses pembatasan topik dapat dipermudah dengan cara membuat diagram jam,

36
diagram pohon, dan piramida terbalik.

PEMBATASAN TOPIK

1. Diagram Jam

Untuk membuat diagram jam, topik diletakkan dalam sebuah lingakaran. Dari

topik itu diturunkan beberapa topik yang lebih sempit.

Ilmu Kelautan

Lautan Atlantik laut sebagai sumber energi

masa depan

Lautan teritorial kekayaan di lautan

Indonesia

Lautan sebagai laut di

37
lapangan kerja Indonesia

peranan laut dalam laut bagi

hubungan antarbangsa bangsa Indonesia

riwayat lautan kehidupan dalam laut

kandungan kimia

air laut

Gambar 1. Diagram Jam

LAUT

Diagram di atas disebut diagram jam. Dengan diagram jam itu akan diperoleh dua

belas topik yang lebih terbatas tentang laut. Kedua belas topik itu dapat dibatasi

lebihlanjut dengan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang akan mempersempit

dan mengarahkan pembahasan.

Misalnya, kita ingin membahas topik “kekayaan di lautan.” Kekayaan di lautan

mana? Di wilayah Indonesia? Kekayaan jenis mana yang akan dibahas: fauna, flora

atau mineral? Kita pilih misalnya, fauna. Fauna yang mana: ikan, udang, kerang

mutiara ? Aspek apa yang akan kita bahas? Pembudidayaannya? Melalui pertanyaanpertanyaan

itu kita akan sampai pada topik yang cukup terbats, misalnya

“pembudidayaan karang mutiara di Maluku Selatan.”

Cara lain untuk menemukan topik yang terbatas ialah dengan jalan membuat

diagram pohon. Dengan diagram ini kita akan memecahkan topik-topik setingkat

demi setingkat dan menggambarkannya sebagai cabang-cabang dan ranting pohon

yang terbalik (lihat Gambar 2).

Selain dengan diagram jam dan diagram pohon, pembatasan topik juga

38
digambarkan dengan piramida terbalik (lihat gambar 3).

Lautan

kekayaan lautan sebagai lautan sebagai dst

di lautan lapangan kerja sumber energi

yang potensial

fauna flora mineral

ikan udang kerang mutiara

pembudidayaannya pemasaran hasilnya dst

Gambar 2. Diagram pohon

--------------------------------------------------------------------

Lautan

-------------------------------------------------------------

lautan Indonesia

------------------------------------------------------

kekayaan

lautan Indonesia

--------------------------------------------

39
fauna

-------------------------------------

karang

mutiara

--------------------------

pembudidayaan

karang mutiara

di Maluku

Selatan

Gambar 3. Piramida Terbalik

TOPIK DAN JUDUL

Setelah diperoleh topik yang sesuai maka dalam pelaksanannya topik yang telah

dipilih itu harus dinyatakan dalam suatu judul karangan. Apakah yang dimaksud dengan

40
judul? Samakah judul dengan topik?

Yang dimaksud dengan topik ialah pokok pembicaraan dalam keseluruhan

karangan yang akan digarap; sedangkan judul ialah nama, titel atau semacam label

untuk suatu karangan. Pernyataan topik mungkin saja sama dengan judul, tetapi tidak

mungkin juga tidak. Dalam karangan fiktif (rekanan) kerap kali judul karangan tidak

menunjukkan topik. Roman Layar Terkembang misalnya tidak membicarakan layar

dalam arti sebenarnya. Demikian juga novel Kabut Sutra Ungu, sama sekali tidak

membahas kabut ataupun sutera dalam arti yang sebenarnya.

Dalam karangan formal atau karangan ilmiah judul karangan harus tepat

menunjukkan topiknya. Penentuan judul tersebut harus dipikirkan secara bersungguhsungguh

dengan mengingat beberapa persyaratan, antara lain :

1) Harus sesuai dengan topik atau isi karangan beserta jangkauannya;

2) Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frase. Judul sebaiknya dinyatakan

dalam bentuk frase benda dan bukan dalam bentuk kalimat. Judul

“Pembudidayaan Kerang Mutiara di Maluku Selatan” berbentuk frase. Judul itu

akan menjadi kalimat bila kita ubah menjadi “Kerang Mutiara di Maluku Selatan

Perlu Dibudidayakan”.

3) Selanjutnya, judul karangan diusahakan sesingkat mungkin. Misalnya “ Cara

untuk Membudidayakan Kekayaan Lautan yang Berupa Kerang Mutiara di

Maluku Selatan”, dapat disingkat dalam bentuk frase seperti pada butir 2);

4) Judul harus dinyatakan secara jelas, artinya judul itu tidak dinyatakan dalam kata

kiasan atau tidak mengandung kata yang mengandung arti ganda. Misalnya judul

“Menjelajahi Neraka Dunia” tidak dapat digunakan dalam karangan ilmiah yang

41
memaparkan hasil pengamatan terhadap keadaan ekonomi negara-negara yang

sedang berperang.

Harus pula diingat bahwa:

1. Judul merupakan satu-satunya bagian tulisan seseorang yang dibaca orang

lain;

2. Usahakan agar sekali dibaca judul dapat langsung ditangkap maknanya.

3. Judul tidak boleh lebih dari 12 patah kata atau paling banyak 90 ketukan

mesin ketik;

4. Kalau tak terhindarkan, pisahkan sebagian menjadi anak judul;

5. Oleh sebab itu gunakan kata dan istilah yang padat makna;

6. Judul hendaknya tidak mengandung singkatan atau akronim;

BAB IV

PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER INFORMASI

PENDAHULUAN

Setiap kegiatan ilmiah, khususnya penulisan karya ilmiah selalu dimulai dengan

studi literatur atau lazim juga disebut studi kepustakaan. Literatur yang dicari dan

dipelajari tentunya mengenai subjek yang telah ditentukan sebagai topik penulisan.

IFLA (International Federation of Library Association and Institution)

mendefinisikan perpustakaan sebagai suatu tempat yang mempunyai koleksi (buku dan

terbitan cetak atau noncetak, serta sumber informasi dalam komputer) yang disusun

secara sistematis untuk kepentingan pemakainya.

Susunan koleksi yang telah diatur secara sistematis tersbut mempunyai alat untuk

mengakses yang disebut katalog. Urat nadi perpustakaan adalah katalog. Oleh sebab itu

42
katalog harus dibuat dengan teliti dan konsisten mencerminkan informasi penting yang

tersimpan di koleksi perpustakaan.

Informasi perpustakaan dapat diketahui melalui:

1. Katalog pengarang

Terdiri dari entri pengarang yang disusun secara alfabetis, memberikan informasi

mengenai karya seorang pengarang yang dimiliki perpustakaan. Pengertian pengarang

mencakup juga penyuntingan (editor), compiler (penyusun), ilustrator, dan penerjemah.

Contoh :

Anwar, Rosihan

Indonesia 1976 – 1983 : dari koresponden

kami di Jakarta / oleh Rosihan Anwar, Penyunting

Anzis Kleden, Bhanu Setyanto – Jakarta:

Pustakan Utama Grafiti, 1992.

X, 162p.; 21 cm.

2. Katalog Judul

Merupakan entri judul yang disusun menurut abjad.

Contoh :

Abnormal Psychology.

Duke Marshall P.

Abnormal Psychology / by Marshall P. Duke, Stephen

Nowichi – New York: Holt Renchart and Winston, 1996.

3. Katalog Subjek

merupakan entri subjek yang disusun menurut abjad. Katalog ini banyak diminati

43
pemakai yang tidak mengerti judul ataupun pengarang koleksi perpustakaan dengan baik.

Contoh:

Agama Islam

Amal, Taufik Adnan.

Tafsir Kontekstual Al-Qur’an / oelh Taufik

Adnan Amal, Syamsu Rizal Panggabean. Bandung: Mirza, 1990

199p; 21 cm

Katalog dapat berupa kartu, list (daftar), ataupun berkomputer yang biasa disebut OPAC

(Online Public Access Catalogues).

KOLEKSI PERPUSTAKAAN

Dengan adanya ledakan informasi sungguh tidak mudah bagi seorang penulis atau

penyusun karya ilmiah untuk menemukan informasi secara tepat dan ceat. Strategi untuk

menemukan informasi secara cepat dan tepat disebut penelusuran. Supaya penelusuran

dapat berjalan dengan efektif, penulis perlu mengenal koleksi referensi dengan berbagai

kegunaan dan keterbatasannya. Menguasai koleksi referensi berarti mempersempit

kemungkinan tersesat (dalam arti membuang waktu) dalam usaha penulis untuk

menemukan informasi yang mereka perlukan.

Katz (1992) menggolongkan koleksi referensi sebagai berikut:

Kamus:

untuk mengetahui ejaan, ucapan, etimologi, definisi secara singkat. Untuk

memperoleh penjelasan terminologi mungkin akan diperlukan kamus luas (unabridged)

atau melalui jenis glosari. Kamus dua bahasa mungkin juga akan diperlukan untuk

memperoleh penjelasan suatu terminologi.

44
Ensiklopedi:

tak jauh berbeda dengan kamus, hanya saja uraian di ensiklopedi bersifat lebih

luas. Dari suatu ensiklopedi kita diatar ke pengetahuan dasar. Lazimnya akhir suatu

penjelasan pada ensiklopedi ditutup dengan suatu bibliografi sebagai saran studi lanjut.

Tabel:

suatu deretan kata-kata, fakta, bilangan dalam suatu sistem untuk memudahkan

referensi dan perbandingan. Tabel dapat terdiri dari satu atau dua baris, dapat juga terdiri

dari berjilid-jilid buku seperti International Critical Tables. Tabel bisa berdiri sendiri

menjelaskan maksud, tetapi dapat juga tergantung dengan teks yang mengikutinya.

Grafik dapat juga dimaksukan dalam golongan tabel, karena keduanya menunjukkan

hubungan 2 atau 3 variabel yang satu digambarkan dengan grafik yang lainnya dengan

bentuk tabular.

Buku pegangan: terutama disiapkan dengan tujuan sebagai alat referensi dalam suatu

bidang khusus, oleh sebab itu bahasa baku pegangan bersifat teknis dan banyak

menggunakan istilah. Bidang khusus tadi perlu penulis kuasai supaya dapat memahami

pesan-pesannya. Mereka yang masih sukar memahami buku pegangan, berarti bahwa

mereka belum menguasai benar bidangnya. Dalam tugas sehari-hari buku pegangan

dimanfaatkan untuk memperoleh data teknis atau ide baru.

Sifat baru (up to dateness) buku pegangan perlu diawasi dalam orang menggunakannya

sebagai referensi. Apa sebenarnya bedanya dengan ensiklopedi? Kita menggunakan

ensiklopedi untuk memperoleh gambaran atau dukungan suatu konsep. Pada buku

pegangan kita memperoleh kesatuan fakta.

Treatise: sebenarnya treatise merupakan rangkuman suatu bidang ilmu dengan tujuan

45
mengupas persolan-persoalan, dalam memahami argumentasi pada traitise, penulis

menguasai bidang tadi.

Supaya penulusuran dapat dikerjakan secara efektif, penting bagi penulis untuk

mengetahui penggolongan literatur sebagai berikut:

1. Sumber Primer (tak teratur pemuatannya)

Lazimnya memuat infomasi yang terbaru

A. Majalah

B. Karangan hasil lembaga

C. Literatur mengenai paten

D. Berbagai jenis sumbangan pikiran

2. Sumber Sekunder

Memuat informasi yang tercakup pada sumber primer. Pemuatannya dapat dikatakan

teratur.

A. Majalah dari jenis serial

1. Majalah indeks

2. Majalah sari

3. Jenis telaah (review)

B. Bibliografi

C. Refernsi umum dan eks

1. Referensi Umum

a. Indeks

b. Kamus

c. Ensiklopedi

46
d. Buku pegangan

e. Treatise

f. Monografi

2. Buku Teks

D. Lain-lain rangkuman

Bekal seseorang untuk menelusur dengan efektif ialah:

1. Imajinasi – mengarah ke sumber-sumber yang tidak terpikirkan oleh mereka yang

kurang imajinasi.

2. Keluwesan mental – mampu menyesuaikan diri pada ide-ide baru dan

kemungkinan-kemungkinan baru pada waktu penelusuran berjalan

3. Cermat – tidak melewatkan informasi penting

4. Teratur – mencatat apa yang telah ditelusur, apa dan di mana ditemukan

5. Tekun – tidak mudah menyerah kalau informasi yang diperlukan tidak ditemukan

6. Awas – mampu menemukan petunjuk-petunjuk baru

7. Tajam – mampu memutuskan pilihan informasi yang bertentangan

8. Teliti – ketidaktelitian dalam mencatat situasi pemborosan waktu kerja

KERANGKA KARANGAN

Kerangka karangan merupakan hasil penangungkapan ide seorang penulis yang mampu

mengungkapkannya secara tersusun dan terpadu. Susunan ide dalam komposisi yang

terpadu ikut menentukan baik tidaknya suatu karangan / laporan ilmiah.

Cara Penyusunan Ide

1. Menyusun kerangka karangan sebelum mulai menulis laporan

2. Mengembangkan pokok-pokok ide dalam alinea pada saat menyusun / menulis

47
laporan.

Penyusunan Kerangka Karangan

Sebelum dijelaskan bagaimana cara menyusun kerangka karangan, ada baiknya calon

penulis karangan/laporan ilmiah mengetahui batasan, fungsi dan jenis kerangka karangan.

1. Batasan

Kerangka karangan ialah susunan pokok-pokok pembicaraan yang dikemukakan dalam

suatu karangan/laporan.

2. Fungsi

Fungsi kerangka karangan ini dapat ditinjau dari tiga segi yaitu dari segi peneliti, penulis

laporan, dan pembaca.

a. Fungsi kerangka karangan ditinjau dari segi peniliti.

Laporan ilmiah memuat masalah yang diteliti, jalan penelitian, pembahasan, dan hasil

penelitian, serta saran-saran untuk langkah yang akan diambil sebagai tindak lanjut. Jalan

penelitian direncakan sebelum penelitian dilakukan. Penelitian dilaksanakan dengan

berpedoman pada rencana ini, yaitu yang berupa langkah-langkah yang akan dilakukan.

Langkah-langkah ini diungkapkan berupa topik-topik sebagai pokok pembicaraan yang

nanti dituangkan ke dalam laporan. Topik-topik disusun di dalam kerangka karangan.

Oleh sebab itu, kerangka karangan ini berguna bagi peniliti sebagai pedoman untuk

melaksanakan penelitian terutama dalam mengumpulkan data. Biasa kerangka karangan

yang disusun sebelum penelitian dilakukan ini akan mengalami perubahan pada waktu

penulisan laporan akan dimulai. Jadi, kerangka karangan disini berfungsi sebagai ancangancang

melakukan penelitian.

b. Fungsi kerangka karangan ditinjau dari segi penulisan laporan.

48
Kerangka karangan yang dibuat sebelum penelitian dilakukan diperhatikan kembali,

kemudian dibandingkan dengan fakta yang dihadapi waktu melaksanakan penelitian.

Selama mengumpulkan data dan melakukan penelitian banyak sekali pengetahuan dan

pengalaman penulis bertambah. Berdasarkan penambahan pengetahuan dan pengalaman

inilah peneliti/penulis laporan menyempurnakan dan menyusun kembali kerangka

karangan ini, makin mudah bagi penulis untuk menuangkan hasil penelitian dan

mengungkapkan gagasannya ke dalam laporan ini. Dengan demikian, diketahui bahwa

kerangka karangan berguna bagi penulis sebagai pedoman penulisan laporan tersebut.

Karangan pokok-pokok ide sudah tersusun secara terperinci dan terpadu.

c. Fungsi kerangka karangan ditinjau dari segi pembaca

Jika laporan sudah selesai ditulis, maka kerangka karangan (pokok-pokok pembicaraan)

ini dincantumkan di dalam daftar isi. Hal ini berguna bagi pembaca, karena mereka

dapat mengetahui dengan cepat ide-ide yang diungkapkan dalam laporan tersebut.

Jenis Kerangka Karangan

Berdasarkan cara mengungkapkan pokok-pokok pembicaraan ke dalam kerangka

karangan, maka kerangka karangan dapat dibagi atas tiga jenis

a. Kerangka karang topik

Pada kerangka karangan topik, pokok pembicaraan diungkapkan berupa kata atau

kelompok kata.

b. Kerangka karangan kalimat

Pada kerangka karangan kalimat, pokok pembicaraan diungkapkan dengan menggunakan

kalimat. Bentuk ini disebut juga kerangka karangan formal, karena bentuk inilah yang

diperlihatkan kepada pembimbing jika penelitian itu dilakukan dengan mendapat

49
bimbingan dari seseorang. Bentuk ini digunakan juga sebagai dasar pembuatan

proposal.

c. Kerangka karangan alinea

Pada kerangka karangan alinea, pokok pembicaraan diungkapkan dengan disertai

penjelasan seperlunya seghingga berbentuk alinea.

Cara pembuatan kerangka karangan.

Untuk memperoleh kerangka karangan yang tersusun, terperinci dan padu, hendaklah

ditempuh beberapa tahap kegiatan yaitu tahap:

1. pengumpulan ide;

2. penyaringan ide;

3. penyempurnaan ide;

4. pengelompokan ide;

5. penyusunan urutan ide;

1. Pengumpulan ide

Pada tahap pertama ini penulis cukup menuliskan pada selembar kertas semua ide

(pokok-pokok pembicaraan) yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, baik

mengenai bagian-bagian masalah, aspek-aspek yang mempengaruhi masalah, akibatakibatnya,

maupun jalan keluarnya. Semua ide (pokok pembicaraan) yang teringat oleh

penulis dicantumkan semua tanpa pikiran apakah ide itu perlu dikemukakan dan dibahas

atau tidak.

2. Penyaringan dan penyempurnaan ide

Setelah ditempuh tahap pertama, baru diperhatikan dan dipikirkan, apakah ada ide yang

tidak perlu dikemukakan/dibahas, kalau ada maka ide itu dicoret/dihilangkan. Sebaliknya

50
jika ada ide yang perlu dibahas tetapi belum tercantum pada daftar ide tadi, maka pada

daftar itu perlu ditambahkan ide yang dimaksud, demikina seterusnya sampai penulis

menganggap bahwa daftar ide itu cukup bagus.

3. Pengelompokan ide

Setelah penulis menganggap bahwa daftar ide itu sudah cukup, langkah berikutnya ialah

mengelompokkan ide-ide tersebut menurut jenisnya.

4. Penyusunan urutan ide

Ide-ide sekarang sudah terkelompok. Langkah-langkah berikutnya ialah penulis

memperhatikan ide yang terdapat pada setiap kelompok. Kemudian ide yang terdapat

pada setiap kelompok itu disusun menurut tingkatnya. Setiap kelompok ide diberi judul.

Kemudian judul-judul kelompok (beserta anggota kelompoknya) ini disusun pula

menurut tingkatnya. Jika langkah-langkah ini dilakukan dengan baik, maka penulis akan

melihat bahwa pokok-pokok pembicaraan sudah lengkap dikemukakan serta tersusun

secara teratur dan terpadu.

Contoh Kerangka Karangan

I. Kerangka Sementara

Topik: Kegiatan Mahasiswa Universitas Bina Nusantara Periode 1990 – 1995

I. Kegiatan Akademis

II. Kegiatan Sosial

III. Kegiatan Oleh Raga Seni

II. Kerangka Sementara dirinci, dikembangkan idenya menjadi:

Topik: Kegiatan Mahasiswa Universitas Bina Nusantara Periode 1990 –1995

1. Kegiatan Akademis

51
1.1 Penelitian

1.2 Seminar

1.3 Ceramah Ilmiah

1.4 Karya Wisata

2. Kegiatan Sosial

2.1 Partisipasi Mahasiswa dalam Membagikan Sembako kepada Masyarakat Sekitar

Kampus

2.2 Partispasi Mahasiswa dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat di Ciater, Jawa

Barat

2.3 Penggalangan Kerukunan Beragama bagi Warga Sekitar Kampus

BAB V

PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pengenalan masalah yang akan dibahas dan menggambarkan

isi tubuh karangan secara singkat dan menyeluruh.

Bab Pendahuluan, biasanya di Bab I, mengemukakan:

1. perumusan dan pembatasan masalah

2. tujuan pemecahan masalah

3. dasar pemikiran pemecahan masalah

4. postulat (anggapan dasar)

5. hipotesis

6. metode penelitian dan teknik pengumpulan data

7. pembagaian tubuh karangan.

KERANGKA PENDAHULUAN

52
Terdiri dari 4 tahap:

Tahap I : Pengukuhan lingkup penelitian / pemikiran secara umum.

a) Dengan menyebutkan pentingnya penelitian atau gagasan tersebut

atau

b) Menyebutkan penelitian / gagasan terbaru di bidang tersebut.

Tahap II : Ringkasan penelitian terdahulu (secukupnya, relevant, sebaiknya artikel,

hindari text book yang berisi teori umum)

Tahap III : Menyiapkan penelitian / hasil pemikiran yang akan diuraikan

a) Dengan menunjukkan kekurangan / kelemahan penelitian terdahulu,

dan tujuan penelitian ini akan memperbaiki kekurangan tersebut

atau

b) Dengan mengajukan pertanyaan pada penelitian / hasil pemikiran yang

pernah dilakukan.

Tahap IV : Memperkenalkan penelitian / gagasan sekarang

a) Menyebutkan tujuan penelitian / gagasan

atau

b) Membuat kerangka (outline) penelitian / gagasan.

CONTOH PENDAHULUAN

I. (a) Tekanan Turgor dianggap suatu kekuatan pemacu yang diperlukan pada

perpanjangan sel tumbuhan.

Suatu penelitian tentang hubungan langsung di antara tekanan turgor pada dinding sel dan

perpanjangan selnya telah dilakukan pada sel ganggang (Green et all, 1991),

pada akar (Greasen dan Owen, 1982), coleoptiles (Cleland, 1987), dan

53
Cotyledons (Kirkhan et all, 1982)

II. (a) Melihat hasil penelitian di atas, terlihat masih banyak kesulitan untuk pengukuran

turgor daun, terutama di daerah perpanjangan sel-nya. Tingkat perpanjangan daun

dianggap tergantung pada kekuatan air daun. (Bayer, 1988).

III. (b) Tulisan ini akan membahas hubungan antara tingkat perpanjangan sel daun dan

jumlah kandungan air yang terdapat di daun tumbuhan berbiji tunggal dan berbiji

belah.

Tujuan penelitian untuk memperbaiki masalah pengukuran turgor pada daun.

Sampel diambil dari daun cemara dan gandum, kemudian melalui percobaan

laboratorium. Percobaan dilakukan pada tingkat penguapan rendah, dilajutkan

dengan pengukuran kekuatan osmotik cariran di dalam sel daun.

(Physiol. Plant 37:291-297)

(Sands, R dan Correl, R.L. Kekuatan air dan perpanjangan sel daun pada tanaman

cemara dan gandum, 1991.)

LATIHAN PEMBUATAN PENDAHULUAN

Urutkan paragraf di bawah ini menjadi suatu pendahuluan artikel ilmiah.

( ) Padi ini tahan terhadap pengaruh limbah logam, keasaman, keracunan boron dan

kekurangan unsur seng.

( ) Penelitian ini dibuat untuk mengumpulkan informasi pada pertumbuhan, produksi,

dan status nutrisi padi jenis IR 36 yang ditanam di daerah basah kering.

( ) Petani lebih menyukai menanam padi jenis ini karena masa tanamnya yang pendek,

berbatang rendah, berbulir banyak, dan tahan terhadap belalang dan wereng jenis 1 dan 2.

( ) Informasi tentang pertumbuhan padi IR 36 di tanah yang kandungan airnya berbeda

54
sangat terbatas.

( ) Padi dapat ditanam di tanah yang basah dan kering. Ditanam sebagai padi gogo

rencah, yaitu dengan pembenihan secara langsung, kemudian pertumbuhan selanjutnya

sebagai padi tanah basah atau kering.

( ) Varietas ini telah direkomendasikan sejak 1977.

( ) Di antara jenis padi unggul, IR 36 merupakan jenis yang banyak ditanam di

sebagian besar daerah Indonesia

( ) Di daerah kering padi ini tahan terhadap kekurangan zat besi dan keracunan perak

(IRRI, 1985)

Kerangka Pendahuluan Skripsi Universitas Bina Nusantara

Kerangka Pendahuluan Skripsi terdiri dari:

1. Latar Belakang

Ide pokoknya menguraikan alasan yang melatarbelakangi penulis meneliti topik

skripsi tersebut. Uraian dimulai dari hal-hal yang bersifat umum menuju hal yang

berhubungan topik skripsi yang sedang dibahas.

2. Ruang Lingkup Penelitian

Batasan ide, pembahasan, dan sistem yang dibahas dalam tubuh karya ilmiah.

3. Tujuan dan Manfaat

Berisi penjelasan keadaan, hasil yang ingin dicapai dalam pemecahan masalah

dan manfaatnya.

4. Meotodologi

Tetapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian dan cara memperoleh

datanya.

55
a. Pengumpulan data.

Sunber data adalah:

• lapangan

• laboratorium

• perpustakaan

b. Teknik Pengumpulan data:

• studi kepustakaan

• observasi

• eksperimen

• wawancara

• pengumpulan angket

Data utama dapat diperoleh langsung dari sumber asli. Di samping itu data dapat juga

diperoleh melalui tulisan yang sudah didokumentasikan atau dipublikasikan.

5. Sistematika Penulisan

Kerangka atau uraian masing-masing bab secara ringkas. Hindari kata-kata yang

menyebut nama diri, misalnya : penulis, saya, kami, dsb.

Latiahan:

1) Buatlah judul dari suatu topik yang penulis pilih.

2) Susun kerangka penulisannya.

3) Buatlah pendahuluan.

BAB VI

LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori ataupun peraturan yang dapat menunjang pembahasan dan dipakai

56
untuk memecahkan masalah di dalam karya ilmiah. Di samping itu, bila masalah itu

berhubungan erat dengan lokasi dan situasi sekitarnya, maka pada bab ini perlu pula

dikemukakan penggambaran lokasi dan situasi tersebut.

Penyajian teori dibagi atas

1) Teori dasar/umum

2) Teori khusus yang berhubungan dengan topik.

3) Review (tinjauan) penelitian yang telah dilakukan sebagai penunjang penelitian yang

sedang dilakukan.

Pengungkapan teori diambil dari literatur (buku teks, berkala) dipakai sebagai

penunjang penulisan karya ilmiah dengan cara “mengutip” pendapat penulis ataupun

pakar penyunting, penerjemah yang dimuat dalam koleksi literatur tersebut.

Pemakaian kutipan mempunyai aturan tertentu dan harus dipahami oleh setiap penulisan

karangan dan laporan ilmiah.

Pemakaian Kutipan

Dalam laporan ilmiah, kutipan dapat berupa sebagian (tidak utuh) dan kutipan

utuh. Kutipan tidak utuh terdiri dari kutipan yang dilesapkan pada bagian awal, tengah,

atau akhir kalimat, sesuai dengan keperluan. Kutipan yang dilesapkan pada bagian awal,

menurut Pedoman EYD, disulihkan dengan tiga buah tanda titik; yang dilesapkan pada

bagian akhir kalimat disulih dengan empat buah tanda titik (titik terakhir merupakan titik

terminal).

Berikut ini beberapa ketentuan menyajikan kutipan di dalam karya keilmuan.

a. Kutipan berbahasa Indonesia yang terdiri paling banyak tiga baris disajikan di

dalam teks laporan seperti menyajikan kalimat langsung. Menurut kaidah EYD,

57
penulisannya didahului oleh pemakaian tanda koma dan diapit oleh tanda petik

ganda. Jarak antarbaris pernyataan kutipan sama dengan jarak antarbaris teks

laporan. Antar huruf pertama dan terakhir tanda petik ganda tidak diberi spasi.

Misalnya:

(1) Keraf (1980:51) memberikan batasan tentang morfem sebagai berikut,

“Morfem adalah kesatuan yang ikut serta dalam pembentukan kata dan yang

dapat dibedakan artinya.”...

(2) Hal yang sama dikemukakan Tanpubolon (1983:493), “..., sedangkan bahasa

terdiri dari sejumlah perubahan ....” Dengan demikian, di dalam masyarakat

yang multilingual ....

(3) Bachtiar (1982:21) mengemukakan, “Para anggota birokrasi sesungguhnya

diatur oleh lebih daripada satu sistem budaya.” Oleh karena itu, ....

(4) Menurut Koentjaraningrat (1983:9) “Nilai gotong royong sering juga

menghambat karena menimbulkan gagasan bahwa kemajuan warga komunitas

juga harus sama dan merata. “Ma-syarakat desa ....

b. Kutipan berbahasa asing atau daerah yang terdiri paling banyak tiga baris

disajikan di dalam teks laporan, seperti menyajikan kalimat langsung, dengan

huruf miring, dan diapit dengan tanda petik ganda. Jarak antarbaris pernyataan

kutipan sama dengan jarak antarbaris laporan. Antara huruf pertama dan terakhir

tuturan kutipan dan tanda petik ganda tidak diikuti spasi.

Misalnya:

(1) Bloomfield (1969:161) menyatakan, “A linguistic form which bears no

pertial phonetic-semantic resembelance to any other form, is a simple

58
form or morpheme.”....

(2) Sehubungan dengan masalah kata, Lyon (1969:194) mengemukakan. “The

word is the unit par excellence of traditional grammatical theory.” Hal

yang senada dikemukakan oleh ....

(3) Hierarki masyarakat Minangkabau, menurut Dhofier (1982-81) adalah,

“Kemenakan beraja ke mamak, mamak beraja ke penghulu, penghulu

beraja ke nan benar, nan benar berdiri sendiri. Jadi, ....

c. Kutipan, baik yang berbahasa Indonesia maupun yang berbahasa asing atau

daerah, yang lebih dari tiga baris, dikeluarkan dari teks laporan, kemudian

disajikan agak menjorok ke tengah dari pias kiri teks laporan (kira-kira sepuluh

ketukan) dan dari pias kanan (kira-kira lima ketukan). Jarak antar baris teks

kutipan itu adalah satu spasi (spasi rapat) dan teks kutipan itu tidak diapit dengan

tanda petik ganda.

Misalnya:

(1) Dalam hubungan itu, Norbeck (1962:73-85) mengemukakan bahwa

Asosiasi suka rela berpengaruh terhadap semakin menurunnya kadar

kepentingan kelompok-kelompok yang berdasarkan kekerabatan dan

semakin besarnya impersonalitas dalam hubungan antarpribadi dan

menjadi pengganti bagi ikatan-ikatan kekerabatan dan pribadi dalam

mempertahankan solidaritas sosial. (Terjemahan penulis)

(2) Dalam karangan berbahasa Sunda gubahan R.H. Abdussalam (1957:14)

terdapat dangding dalam pupuh kinanti yang mengandung kata-kata pinjaman

dari bahasa Jawa, yakni:

59
Rengganis bendera mami,

gelepung pilis wadarna,

sesulung kang medal enjing,

setahun mangsa lipura,

Yen durung aliliron sih.

(3) Pendapat yang senada dengan Reiching itu adalah pendapat Uhlenbeck

(dalam Kaseng, 1975:15) yang mengemukakan sebagai berikut,

The facts force us to the

opinion that the morpheme,

in contradiction to the word,

is not a linguistic unti,

it’s meely a moment in a word.

Selain kutipan, di dalam karya ilmiah sering pula dipakai catatan dan rujukan

yang mempunyai aturan tertentu pula.

Pemakaian Catatan dan Rujukan

a. Catatan

Catatan, yang lazim disebut catatan kaki (footnote). Dalam karya tulis ilmiah tidak

disajikan di bawah teks laporan, tetapi dikumpulkan dan didaftarkan (dinomori dengan

angka Arab), kemudian di sajikan sebelum daftar pustaka. Lembar / halaman yang berisi

daftar catatan itu diberi judul CATATAN (dengan huruf kapital semua) dan jarak

antarbarisnya adalah satu spasi (spasi rapat).

Teks karangan yang mendapat catatan (seperti telah dikemukakan) harus

dinomori secara berurut dengan angka Arab. Nomor urut catatan itu diketik satu spasi di

60
atas baris teks karangan. Pada teks karangan yang berakhir dengan tanda baca koma,

tanda titik, tanda seru, dan tanda tanya, nomor catatan itu diketik satu spasi di atas teks

tersebut sesudah tanda baca itu. Jika yang mendapat catatan itu berada di tengah-tengah

teks karangan, nomor urut catatan itu secara langsung diketik satu spasi di atas huruf

terakhir unsur pernyataan teks karangan itu. Misalnya:

(1) Krietman (1981:11) menemukan ciri-ciri kelompok orang yang melakukan

percobaan bunuh diri, yang salah satu di antaranya adalah broken home pada masa

kanak-kanak1

(2) Pada tahun 1977 jumlah arus wisatawan dilaporkan menjadi sebanyak 245 juta

kunjungan dengan pendapatan sejumlah 50 milyar dolar Amerika2

(3) Saad (1978:421) menyatakan bahwa bila karangan-karangan ilmiah kita mulai

cenderung memakai ragam resmi3, kutipan yang saya sajikan dalam kertas kerja ini

tidak mengarah ke situ.

(4) Di dalam karya sastra terhimpun perbendaharaan kata yang luas. Misalnya, dalam

puisi dan prosa Jawa terdapat kata-kata Jawa Kuno yang disebut tembang Kawi.4

(5) Selanjtunya, Kerri juga mengemukakan bahwa asosiasi suka rela5 merupakan salah

satu bentuk kelompok persamaan minat yang tentu saja bercirikan adanya

persamaan minat dan keanggotaannya bersifat suka rela.

(6) ... Dengan demikian, kita dapat menemukan adanya kata kompleks atau bermoferm

jamak6 dan kata /kaTo/ disebut kata tunggal.

(7) Cita-cita merupakan suatu lampu sorot untuk melihat apa yang ada sekarang; Anda

harus menutup sengang itu atau celah-celahnya7 dan Anda tidak dapat hidup

dengan pertentangan-pertentangan yang Anda hadapi.

61
Contoh Rangkuman Catatan

CATATAN

1. Neumeyer (1955) memberikan batasan broken home dalam arti yang luas, yaitu

disorganisasi keluarga, yakni pecahnya kesatuan, konsensus, dan fungsi normal

unit keluarga; dalam arti yang sempit suatu disorganisasi keluarga adalah apabila

hubungan pernikahan diperberat dengan separasi, perceraian, dosersi, kematian,

atau absen yang lama dari salah saru orang tua.

2. Saya berterima kasih kepada Sdr. Drs. Sapardi Fjoko Damono yang telah bersedia

melakukan transformasi dari sebuah berita menjadi sebuah cerita untuk keperluan

kertas kerja ini.

3. Tulisan ini lebih ingin memilih istilah langgam resmi. Ini ada kaitannya dengan

pengkajian sastra yang menggunakan istilah ragam untuk ragam prosa, ragam

puisi, ragam drama (trikotomi).

4. Betapa kayanya persajakan dalam mantra, pujian, dan sawer dapat dilihat dalam

YUS Rusyana (1970:13 – 26), Bagbagan Puisi Mantra Sunda, Proyek Penelitian

Pantun Folklore Sunda, Bandung, Bagbagan Puisi Pujian Sunda (1971 ; 13 – 20).

5. Asosiasi suka rela (voluntary assosiation) adalah setiap kelompok pribadi yang

diorganisasi secara suka rela dan agak formal serta dimasukkan dan dipertahankan

oleh anggota-anggota yang mempunyai persamaan minat melalui kegiatankegiatan

tanpa bayaran.

6. Morferm itu oleh Uhlenbeck disebut monomorfemis word.

7. Pernyataan itu disadur oleh penulis, dengan beberapa perubahan kecil, dari

Richard Beckhard (1966)

62
b. Rujukan

Bahan rujukan adalah bahan kepustakaan yang secara langsung digunakan

sebagai sumber acuan, sumber kutipan, atau sumber informasi tambahan mengenai

masalah yang sedang dibahas.

Rujukan disajikan di dalam teks dengan mencantumkan nama penulis yang

dirujuk dan tahun terbit bahan rujukan dengan dua tanda kurung; antara nama penulis dan

tahun terbit dipisahkan dangan tanda koma. Apabila halaman tertentu dirujuk, nomor

halaman itu dicantumkan seluruhnya; antara halaman pertama dan halaman terakhir yang

dirujuk dipisahkan dengan dua buah tanda hubung atau dengan sebuah tanda pisah.

Misalnya:

(1) Menurut Bintoro (1977), partisipasi masyarakat, antara lain, adalah

keterlibatannya di dalam memikul beban dan pelaksanaan suatu kegiatan.

(2) Suatu sistem religi dapat dianalisis ke dalam empat koponen dasar yang

mempunyai hubungan korelasi erat sekali satu dengan yang lain

(Koentjoroningrat, 1967).

(3) Selain kesenian rakyat tradisional seperti lenong (Probonegoro, 1975), ropeng

(Muhadjir dan Halim, 1972), serta hikayat (Muhadjir, 1971:6), kini berbagai surat

kabar mingguan ibu kota secara teratur memuat juga berbagai berita pendek dan

cerita bersambung yang sebagian mempergunakan dialek Jakarta sebagai

medianya.

BAB VII

INTI PENELITIAN

(judul tergantung masalah)

63
Bab ini:

- Menggambarkan situasi dan kondisi saat penelitian dilakukan sehingga

ditemukan masalah pada sistem yang lama tersebut.

- Pengembangan isi dapat diperoleh dari pengamatan, laporan, dan data dari

objek yang diteliti tersebut.

Di dalam bab ini diuraikan secara garis besar kerangka analisis objek yang diteliti.

Bab ini terdiri dari beberapa sub-bab dengan judul, uraian, dan alat bantu (diagram, chart,

blok, skema) sesuai dengan masalah yang dibahas. Format dan kerangka bab ini

menekankan pada inti permasalahan yang ada pada objek yang diteliti.

Beberapa contoh kerangka inti penelitian sebagai berikut:

A. Contoh perumusan objek penelitian survei atau populasi dan sampel.

BAB 3

PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN

3.1 Struktur Organisasi Perusahaan

3.2 Prosedur yang Berlaku

3.3 Metode Pengumpulan Data (opsional)

3.4 Permasalahan yang ada

B. Contoh yang mengarah ke rancang bangun, baik hardware, software,

maupun aplikasi lainnya.

BAB 3

PERANCANGAN SISTEM

3.1 Perancangan Perangkat Keras

3.1.1. Diagram blok sistem

64
3.1.2. Model sistem dan cara kerja

3.2. Perancangan Piranti Lunak

3.2.1. Diagram Alir Program Utama

3.2.2. Model sistem dan cara kerja

3.3. Rancangan Bangun

(Sketsa dan dimensi sistem)

C. Contoh yang mengarah ke analisis dan perancangan sistem informasi.

BAB 3

ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

3.1. Riwayat Perusahaan

3.1.1. Tahun berdiri, notaris, nomor akata, alamat, bidang usaha.

3.2. Struktur organisasi perusahaan, pembagian tugas, tanggung jawab dan

wewenang antarbagian.

3.3. Tata laksana / prosedur yang sedang berjalan.

3.4. Diagaram Aliran Data.

3.4.1. Diagram hubungan Sistem Informasi

3.4.2. Diagram nol

3.5. Permasalahan yang dihadapi.

3.6. Alternatif pemecahan masalah.

BAB VIII

HASIL PENELITIAN

(judul tergantung masalah)

Bab ini berisi:

65
1. pembahasan yang merupakan jawban atau solusi dari permasalahan yang

diuraikan pada inti penelitian (bab sebelumnya).

2. pembahasan yang berupa analisis.

3. merupakan titik pusat / inti karya tulis.

4. terdiri dari beberapa sub bab dengan judul, uraian, dan alat bantu (diagram, chart,

block schema) yang sesuai dengan masalah yang dibahas.

5. semua data diolah, ditafsirkan, diuji, dan semua fakta yang membantu kejelasan

masalah dapat menguatkan atau bahkan menolak hipotesis akan dibahas secara

mendalam.

6. semua teori, peraturan, pendapat, serta keadaan yang mempengaruhi masalah

yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya (inti penelitian) diikutsertakan

dalam perubahan pemecahan masalah ini.

Beberapa contoh kerangka bab yang menguraikan hasil penelitian sebagai berikut.

A. Contoh kerangka hasil penelitian perumusan objek penelitian survei atau

populasi dan sampel.

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Penyajian Data Penelitian

4.2. Pengolahan Data Terkumpul

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

B. Contoh kerangka hasil penelitian yang mengarah ke rancang bangun, baik

perangkat keras, perangkat lunak, maupun aplikasi lainnya.

BAB 4

66
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

4.1. Spesifikasi Alat yang Dirancang

4.2. Daftar Komponen yang Dipakai

4.3. Rencana Implementasi

4.4. Evaluasi

C. Contoh kerangka hasil penelitian yang mengarah ke analisis dan perancangan

sistem informasi.

BAB 4

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

4.1. Usulan Prosedur Baru

4.2. Diagram Aliran Data

4.2.1. Diagram Hubungan

4.2.2. Diagram Nol

4.2.3. Diagram rinci

4.3. Data Sistem

4.3.1. Kamus Data (Aliran Data, Penyimpanan Data)

4.3.2. Normalisasi Data

4.3.3. Spesifikasi File Data

4.3.4. Diagram Hubungan Entitas

4.4. Perancangan Proses

4.4.1. Bagan Terstruktur

4.4.2. Spesifikasi Proses

4.5. Perancangan Masukan (Dokumentasi/formulir baru, layar masukan)

67
4.6. Perancangan Keluaran (laporan/layar keluaran)

4.7. Perencanaan Implementasi

4.7.1. Tata Laksana Sistem yang Diusulkan (kebutuhan perangkat keras,

lunak, SDM, jadwal pengolahan)

4.7.2. Jadwal Implementasi Sistem

Penyajian Data atau Hasil

1. Hasil merupakan inti tulisan ilmiah, karena data dan informasi yang ditemukan

penulis/peneliti akan dipakai sebagai sumber dasar penyimpulan atau bahkan

penyusunan teori baru.

2. Sajikan hasil penelitian sewajarnya secara bersistem, yang terbagi atas 3 tahapan:

a. Uraian temuan data/informasi yang terkumpul

b. Uraian analisis sesuai dengan rancangan penelitian.

c. Penafsiran serta penjelasan sistematisnya

Sajikan hasil ini dalam anak sistematisnya

3. Laporkan data representatif (jangan repetitif).

4. Rangkum hasil pengamatan atau wawancara lengkap dengan data pendukung

(foto, dokumen) secara obyektif.

5. Batasi data yang disajikan seperti yang telah diuraikan pada pendahuluan.

6. Pergunakan tabel, grafik, gambar, foto dan peta untuk memperjelas dan

mempersingkat uraian.

I. TABEL

Menerangkan data secara efisien

Bagian utama tabel:

68
1. Nomor tabel dan judulnya

2. Bab-bab yang perlu diterangkan data

3. Data

• Tabel yang baik bernilai ratusan

• Ukuran tabel jangan melebihi ukuran kertas

• Usahakan tabel tidak disambung pada halaman selanjutnya. Seandainya terjadi,

pada halaman berikutnya judul serta keterangan kolom harus disertakan lagi.

• Jika tabel merupakan kutipan, harus disebutkan sumbernya pada akhir tabel.

• Tiap tabel harus ada rujukannya di dalam naskah dengan cukup menyebutkan

nomor tabelnya saja.

• Untuk pengiriman naskah ke redaksi majalah, tabel supaya diketik pada lembar

tersendiri dengan kertas kalkir. Naskahnya diberi tanda di mana tabel terletak.

Judul Tabel

Letak judul tabel di atas tabel. Jika tabel itu bersambung, judul tabelnya harus

tetap dipakai (dicantumkan) pada sambungannya (lanjutannya) dan dicantumkan kata

SAMBUNGAN / LANJUTAN. Hindarkan pemakaian nomor urut di bawah kotak

keterangan tabel. Misalnya:

69
TABEL 1

NILAI RATA-RATA MATEMATIKA MAHASISWA DI TIAP FAKULTAS

No. Propinsi Nilai Rata - Rata Jumlah Responden

TABEL 1

NILAI RATA-RATA MATEMATIKA MAHASISWA DI TIAP FAKULTAS

(SAMBUNGAN)

No. Propinsi Nilai Rata - Rata Jumlah Responden

TABEL 1

NILAI RATA-RATA MATEMATIKA MAHASISWA DI TIAP FAKULTAS

(LANJUTAN)

No. Propinsi Nilai Rata - Rata Jumlah Responden

2. BAGAN

Bagan terdiri dari:

• Judul kegiatan, posisi jabatan

70
• Pembagiannya unsur / entitas tersebut dalam suatu sistem

Judul Bagan

(Letaknya dibawah bagan)

BAGAN I. RAGAM BAHASA MENURUT SARANANYA

3. GAMBAR (foto, ilustrasi tangan, keluaran komputer)

Judul Gambar

(letaknya di bawah gambar)

Misalnya:

*********************

Gambar 1.

KAMPUS ANGGREK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

4. GRAFIK

1.Diagram dibuat dengan hati-hati

Skala dibuat dengan hati-hati.

Garis grafik haris berbeda dan terang

2.Diagram blok (block diagram)

Untuk menggambarkan variable pada suatu massa, atau pada kondisi yang berbeda.

71
3.Diagram pie

Menggambarkan suatu bagian dari keseluruhan.

Ragam Bahasa

Ragam Bahasa Lisan

Ragam Bahasa Tulis

Judul Diagram atau Grafik

(Letaknya di bawah gambar)

Misalnya:

GRAFIK JUMLAH KASUS PEGAWAI GOLONGAN III DAN II

DI DEPARTEMEN PENIMBUNAN BATA, 1987-1989

PETA

• Diberi skala

• Ada indikator mata angin

Judul Peta

• Letaknya di bawah peta

72
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berupa pernyataan keputusan yang berpangkal pada kenyataan yang dikemukakan pada

inti penelitian (masalah) dan hasil penelitian (cara mengatasi masalah).

Oleh karenanya simpulan harus mempunyai kaitan dengan kenyataan yang diungkapkan.

Contoh:

Kenyataan 1

Desa A bertanah tandus. Usaha pertanian tidak dapat diharapkan. Penduduk yang

menjadi petani di desa A kekurangan gizi.

Kenyataan 2

Penduduk desa A yang bekerja sebagai buruh di kota mempunyai penghasilan yang

lebih tinggi daripada penduduk yang bertani. Penduduk yang bekerja sebagai buruh

taraf gizinya lebih baik.

Simpulan:

1. Petani Desa A kekurangan gizi.

2. Buruh desa A bergizi lebih baik.

3. Taraf gizi penduduk Desa A tidak ditentukan oleh keadaan, tanah, tetapi oleh

tingkat penghasilannya.

B. Saran

Berisi garis besar acuan yang merupakan tindakan yang perlu diambil untuk tindak lanjut

yang lebih baik dari hasil pemecahan masalah.

Contoh

Berdasarkan kenyataan 1 dan kenyataan 2 di atas dapat dikemukakan saran sebagai

73
berikut:

1. Usaha pemakaian lahan untuk mengubah tanah tandus di desa A menjadi lahan

yang bisa ditanami.

2. Mencari jenis tanaman (palawija, sayuran) yang cocok untuk tanah tandus.

3. Membekali pertanian dengan ketrampilan lain seperti industri rumah tangga dan

teknologi tepat guna supaya petani dapat memanfaatkan masa senggangnya secara

lebih efektif dan efisien;

4. dsb.

Keterangan:

Semua uraian penelitian (masalah), hasil penelitian (pemecahan masalah), kesimpulan,

dan saran ditulis dengan format uraian ke bawah tidak dengan kalimat berurut didalam

satu paragraf kecuali apabila itemnya memang hanya satu. Di dalam karya ilmiah uraian

ini menunjukkan jalan pikiran yang jelas, cermat, dan sistematis di samping

mempermudah pembaca ataupun dosen pembimbing dan penguji untuk memahami

paragraf tersebut.

BAB IX

PUSTAKA ACUAN DAN BIBLIOGRAFI

Untuk mempersiapkan bahan dari suatu karya ilmiah biasanya banyak digunakan

sumber bacaan (pustaka acuan) terutama yang berhubungan dengan karya ilmiah yang

akan ditulis.

Bibliografi (daftar pustaka) berguna untuk mendaftar semua sumber bacaan yang

digunakan. Melalui bibliografi ini pembaca dapat mengetahui sumber apa saja yang

digunakan tanpa membaca seluruh tulisan terlebih dahulu. Berdasarkan bibliografi

74
tersebut pembaca yang berpengalaman akan dapat mengira mutu pembahasan suatu

tulisan, karena tujuan utama dari bibliografi adalah untuk mengidentifikasikan karya

ilmiah tersebut.

Di dalam menuliskan setiap sumber bacaan, unsur-unsur yang harus dicantumkan

adalah:

1. Pengarang

Pengarang adalah orang atau badan korporasi (nana lambaga). Pengarang menerangkan

sumbangan seseorang atau suatu badan korporasi pada isi kecendekiawanan atau

kesenian suatu karya, misalnya pengarang teks, perediksi, penggambar, dan pengoreksi.

Jika dalam suatu terbitan terdapat sebanyak-banyaknya tiga pengarang, maka semuanya

dicantumkan dalam pernyataan kepengarangan. Jika lebih dari tiga maka yang disalin

adalah pengarang pertama atau pengarang yang dianggap paling penting dan diikuti

dengan tanda et al.

2. Judul karangan

Judul ditulis seperti yang tercatnum pada halaman judul, kata demi kata. Suatu dokumen

dapat memiliki judul biasa atau dapat juga judul pararel (terjemahan dari judul biasa),

judul tambahan atau keterangan dari judul. Bila suatu dokumen memiliki beberapa judul,

maka perlu ditentukan mana yang judul biasa, judul pararel, dan judul tambahan.

Pola tanda baca dalam penulisan judul adalah:

• Judul pararel didahului dengan tanda sama dengan (=)

• Judul tambahan atau keterangan judul didahului dengan tanda titik dua (:)

Impresium dan kolasi

Impresium terdiri dari kota di mana publikasi diterbitkan atau dicetak, nama penerbit,

75
nama percetakan, atau nama pencetak, dan nama tahun terbit atau tahun pencetakan.

Kolasi terdiri dari jumlah halaman atau jumlah jilid, dan keterangan lain jika ada dan

diperlukan. Cara penulisan impresium dan kolasi untuk setiap bentuk dokumen berbedabeda.

Untuk penulisan dalam:

• Artikel majalah

Dicantumkan judul majalah, volume, nomor, tahun, dan halaman.

• Makalah konferensi

Dicantumkan judul keferensi lokasi diadakannya konferensi, waktu (tanggal,

bulan, tahun) diadakannya, kemudian diikuti jumlah halaman makalah.

• Terbitan lain seperti buku, tesis, disertasi, dll.

Dicantumkan tempat terbit, penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, dan

keterangan lain jika ada dan diperlukan.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun bibliografi, yaitu:

1. Biblografi tidak diberi nomor urut;

2. Nama penulis disusun menurut abjad;

3. Gelar penulis tidak dicantumkan walaupun dalam buku yang dikutip penulis

mencantumkan gelar;

4. Judul buku dan majalah biasanya dicetal dengan huruf miring;

5. Bibliografi diletakkan pada bagian terakhir dari tulisan.

Penyusunan Daftar Pustaka

Salah satu ciri yang mendukung karya tulis ilmiah adalah kejujuran ilmiah dalam

bentuk pernyataan tentang hasil penelitian orang lain yang disajikan dalam bentuk bahan

pustaka. Bahan pustaka itu kemudian dirangkum dalam bentuk daftar pustaka.

76
Daftar pustaka pada dasarnya berfungsi sebagai dokumentasi bahan kepustakaan,

baik yang secara langsung dipakai maupun yang tidak dipakai sebagai bahan rujukan,

tetapi berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas di dalam karya tulis yang

bersangkutan.

Daftar pustaka disusun dengan urutan dan penyajian sebagai berikut:

a. nama pengarang,

b. tahun terbit,

c. judul karya tulis beserta keterangannya,

d. tempat terbit, dan

e. nama penerbit.

Penyajiannya adalah sebagai berikut:

a. Setiap unsur kepustakaan diikuti dengan tanda titik, kecuali unsur tempat terbit;

unsur tempat terbit diikuti oleh tandan titik dua; setelah pemakaian tanda titik dan

titik dua, unsur-unsur itu diikuti oleh spasi.

b. Setiap huruf pertama unsur kepustakaan itu dinyatakan dengan huruf kapital,

keculai kata tugas.

c. Urutan nama penulis yang terdiri dari unsur atau lebih, baik yang tidak

mengandung nama marga maupun yang mengandung nama marga, seperti nama

marga lingkungan etnik Batak, Manado, dan Ambon, dibalik; unsur nama yang

terakhir atau nama marga disajikan terlebih dahulu dengan pisahkan oleh tanda

koma dan spasi.

d. Nama marga penulis Cina terletak pada unsur pertama. Oleh karena itu, nama

marga penulis Cina tidak dibalik.

77
e. Di dalam pustaka nama penulis disajikan secara alfabet dan tidak dinomori.

Misalnya;

Jiyono 􀃆 Jiyono (tetap)

Maurits Simatupang 􀃆 Simatupang, Maurits

Amran Halim 􀃆 Halim, Amran

Elly Silangen Sumampau 􀃆 Sumampau, Elly Silangen

E. K. M. Masinambow 􀃆 Masinambow, E.K.M.

Iskandar Agung 􀃆 Agung, Iskandar

Li, Charles 􀃆 Li, Charles

Penulis karya ilmiah (buku, artikel, atau makalah) terdiri dari

1) seorang penulis 􀃆 satu karya tulis;

2) dua orang penulis atau lebih 􀃆 satu karya tulis;

3) satu penulis atau lebih 􀃆 satu karya tulis atau lebih;

4) lembaga atau instansi sebagai penulis.

a. Seorang Penulis 􀃆 Satu Karya Tulis

Ketentuan penyajian sebuah karya tulis (seperti makalah, artikel, atau kertas

kerja) yang disusun oleh seorang penulis adalah sebagai berikut:

(a) Jika karya tulis itu sudah diterbitkan dan dimuat dalam majalah/jurnal/atau buku,

judul karya tulis itu disajikan dengan diapit oleh tanda petik ganda; nama

majalah/jurnal yang memuat karya tulis tersebut disajikan dengan huruf miring

(kursif).

(b) Jika karya tulis itu terdapat pada kumpulan buku yang sudah diterbitkan, dan

buku itu dieditori oleh seorang atau lebih editor, karya tulis itu harus diapit oleh

78
tanda petik ganda, nama buku yang memuatnya disajikan dengan huruf miring

(kursif), nama editornya (baik seorang maupun lebih, terdiri dari satu unsur nama

ataupun lebih) tidak dibalik urutan unsur namanya.

Misalnya:

(1) Hymes, Dell. 1972. :”Towrd Ethomographies of Communication: The

Analysis of Communicative Events”. Dalam Pier Paolo

Gigloioli. Editor. Language and Social Contaxt. London:

Penguin Books.

(2) Hymes, Dell. 1972. “Models of Interaction of Language and Social

Life”. Dalam J.J. Gumperz D. Hymes. Editor. Direction in

Socioligguitics: The Ethnography of Communication. New

York: Holt Rinehart Winston.

Misalnya:

(1) Arifin, Zaenal dkk. 1984. “Sintaksis Bahasa Indonesia di TVRI”.

Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

(2) I, Cheng Chi dkk. 1981. “Kematian Ibu pada Dua Belas Rumah Sakit

di Indonesia: Sebuah Analisis Epidemilogi. Majalah Obstetri dan

Ginekologi Indonesia. Vol. 7. No. 4. Oktober.

(3) Evans, Larry etal. 1992. Complete illustration guide for architecture,

designers, artist, and students. New York: Van Nostrand

Reinhold.

c. Satu Penulis atau Lebih – Satu Karya atau Lebih

79
Sebuah karya tulis atau lebih yang disusun oleh seorang penulis atau lebih

disajikan dalam daftar pustaka sebagai berikut.

(1) Nama penulis yang disajikan hanyalah nama penulis pada buku atau majalah yang

pertama dengan urutan tahun yang kronologis.

(2) Nam penulis selanjutnya dinyatakan dengan garis mendatara sepanjang sepuluh

spasi (satu tab).

(3) Jika beberapa karya tulis diterbitkan dalam tahun yang sama, angka yang

menunjukkan tahun yang sama itu diiringi dengan huruf a, b, c, dan seterusnya,

sesuai dengan jumlah karya tulis yang diterbitkan dalam tahun yang sama itu.

Misalnya:

(1) Lumintaintang, Yayah B. 1980. Pola Kalimat Ragam Bahasa Indonesia Tulis

Fungsional. Jakarta: Pusat Pembianaan dan Pengembangan Bahasa.

--------------- . 1989. “Bahasa dalam Lirik Lagu Indonesia Populer”. Dalam Bahasa

dan Sastra. Tahun IX. No. 3.

___________ . 1990. “ Bahasa dalam Film Kependudukan yang Multilingual: Kasus

Film Indonesia”. Dalam Bahasa dan Sastra. Tahun X. No. 3

___________ . 1991. “Permasalahan Kebahasaan di dalam Bahasa Indonesia

Jurnalistik:. Dalam Bahasa dan Sastra. Tahun XI. No. 3.

___________ . 1993. “Laras Bahasa Hukum”. Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa.

(2) Labov; William. 1968. “The Reflection of Social Processes in Linguistics

Structures”. Dalam J.A. Fishman. Editor. Reading in the Sociology of

Language. The Hague: Mounton.

80
------------- . 1972. “The Study of Language in its Social Context”. Dalam J.B.

Pride dan J. Holmes. Editor. Sociolinguistics. London: Penguin.

(3) Nababan, P.W.J. et al. 1984a. “Laporan Penelitian Survei Kedwibahasaan di

Indonesia”. Jakarta: Pusat Pembinaan Bahasa.

------------ . 1984b. “Perkembangan Bahasa Indonesia sebagai Suara Komunikasi

Rakyat”. Makalah pada Kongres Bahasa Indonesia IV. Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

d. Lembaga sebagai Penulis

Di samping contoh-contoh di atas, terdapat pula terbitan yang diolah suatu

instansi atau lembaga. Dalam hal ini nama instansi atau lembaga itu dianggap sebagai

penulisnya. Nama lembaga atau instansi itu ditulis sepenuhnya seperti adanya, tanpa

dibalik susunannya.

Misalnya:

(1) Lembaga Penelitian dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. 1974. Pre Feasibility

Study Pengembangan Potensi Ekonomi Madura, Jakarta: LP3ES.

(2) Departemen Kesehatan, Direktorat Bina Gizi Masyarakat, 1986. Proyek Makanan

Pendamping ASI: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Etnografi Propinsi

Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat. Jakarta: Departemen Kesehatan.

(3) Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1993. Pedoman Ejaan yang

Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka.

Latihan

Buatlah Daftar Bibliografi dari informasi berikut ini

1. Pengarang: Justina C. Roy

81
Judul artikel: Temporal variation of predation on rodents and shrews by small

African frest carnivors.

Judul jurnal: Journal of Zoology

Volume: 244 Part 3

Bulan, tahun terbit: March 1998

Halaman: 363 – 370

2. Pengarang: Jeremy W. Dale

Judul buku: Molecular genetics of bacteria

Edisi: 4 th edition

Kota Terbit: New York

Penerbit: John Wiley

Tahun Terbit: 1996

3. Pengarang: James Wilson

Richard J. Gelles

Judul buku: Current controversies on family violence: case studies in West America

Kota Terbit: Ontario

Penerbit: Oxford University Press

Tahun Terbit: 1995

4. Pengarang: C. Edward Bodington

Judul buku: Planning, scheduling and control integration in the process industries.

Edisi: Pertama

Kota Terbit: New York

Penerbit: MCGraw Hill Book Company

82
Tahun Terbit: 1995

5. Pengarang: Broks J. Heckert

James D. Wilson

Judul: Controllership: The work of managerial accountant

Kota terbit: London

Penerbit: The Ronald Press Company

Tahun terbit: 1996

BAB X

ABSTRAK (SARI KARANGAN)

Definisi

Ada dua definisi abstrak yang perlu diketahui yaitu:

1. Menurut American National Standar institute’s (1979)

Abstrak adalah pernyataan secara singkat tetapi akurat dari isi dokumen tanpa

menambah tafsiran atau kritik dan tanpa membedakan untuk siapa abstrak tersebut

dibuat.

2. Menurut International Standard Organization (ISO 214 – 1976)

Abstrak ialah uraian singkat tetapi akurat yang mewakili isi dokumen, tanpa

menambah interpretasi atau kritik dan tanpa melihat siapa pembuat abstrak tersebut.

Abstrak itu sendiri tergolong dalam macam informasi sekunder, sebagai lawan dari

informasi primer, yaitu dokumen lengkap bersangkutan. Dengan demikian sebuah abstrak

hanya menunjuk (to refer) kepada suatu informasi primer (yaitu informasi yang memuat

keterangan selengkapnya) serta tidak langsung menyajikan informasi lengkapnya kepada

pembaca. Pembaca hanya diberitahukan tentang adanya suatu informasi primer, jadi

83
pembaca masih harus melakukan beberapa usaha lagi agar dapat memperoleh informasi

primer yang bersangkutan. Jasa / kegiatan informasi dan dokumentasi timbul di samping

jasa perpustakaan, antara lain karena meningkatnya jumlah majalah ilmiah yang terbit,

lebih-lebih dalam bidang IPTEK; peningkatan/peledakan publikasi inilah antara lain yang

menjadi salah satu sebab para ilmuwan dan teknolog merasa kewalahan untuk dapat terus

mengikuti perkembangan ilmunya melalui artikel-artikel yang semakin banyak terbit

dalam majalah. Tidak sedikit mengatasi keadaan ini, lahirlah dalam dunia

informasi/dokumentasi apa yang dikenal sebagai jasa pembuatan abstrak (abstrating

service), misalnya dalam bentuk penerbitan majalah-majalah abstrak seperti Chemical

abstracts, Science abstracts, Biological abstracts, dan lain-lain. Dengan jasa pembuatan

abstrak tersebut para ilmuwan dan teknolog memperoleh banyak informasi dengan hanya

memakan waktu yang relatif sedikit.

Jenis abstrak

Abstrak dibedakan menurut beberapa jenis sesuai dengan tujuan atau manfaatnya.

Diantara banyak jenis, ada dua jenis yang lazim digunakan yaitu:

1. Abstrak indikatif (Indicative abstracts)

Abstrak ini menguraikan secara singkat masalah yang terkandung, dalam

dokumen lengkapnya. Abstrak ini dibuat tidak untuk memadatkan ini dari satu tulisan

agar lebih cepat diketahui isinya, tetapi hanya memberikan indikasi sasaran dan cakupan

dari tulisan, sehingga pembaca dapat mempertimbangkan apakah tulisan asli perlu.

Contoh:

Interperetasi kualitas udara dengan pengukuran kualitas air hujan: laporan penelitian.

ARIFIN, BASTIAN et al.

84
Banda Aceh: Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, 1990, 27 hal

Telah diteliti kualitas udara Banda Aceh dan sekitarnya terutama kualitas gas SO2,

N2O3, partikel debu, dan garam-garam yang terdapat di udara. Sampel diambil dengan

menampung air hujan langsung dari udara, kemudian diukur konduktivitas, pH, dan total

padatannya (AB).

2. Abstrak informatif (Informative abstracts)

Merupakan miniatur dari dokumen dengan menampilkan sebanyak mungkin data

kualitatif dan kuantitatif, sehingga pembaca tidak perlu lagi membaca dokumen aslinya,

kecuali ingin mendalaminya.

Abstrak informatif dari laporan penelitian biasanya memuat:

a. Tujuan

Tujuan utama dan jangkauan studi atau alasan mengapa dokumen tersebut ditulis perlu

dikemukakan, kecuali jika sudah jelas dari judul dokumen.

b. Metodologi

Perlu diuraikan secara ringkas cara kerja untuk mencapai tujuan penelitian. Digambarkan

secara umum teknik serta pendekatannya, namun demikian untuk teknik baru perlu

diuraikan secara jelas. Prinsip metodologi dasar, jangkauan operasi serta cara

memperoleh data secara tepat perlu pula dijelaskan. Untuk dokumen yang ditulis tanpa

penelitian, perlu dikemukakan sumber data da ncara pengumpulan data.

c. Hasil

Menggambarkan penemuan sesingkat dan seinformatif mungkin. Penemuan tersebut

dapat berupa hasil penelitian atau teoritis, kumpulan data, hubungan dan korelasi yang

dicatat, pengaruh yang diteliti, dan sebagainya. Jelaskan apakah nilai-nilai yang

85
ditemukan berupa angka tersebut diperoleh langsung dari pengamatan atau diturunkan

bagi pengamatan lain.

Bila hasil penelitian terlalu banyak, makan prioritas utama yang dikemukakan adalah

hasil penelitian atau pengujian baru, penemuan yang penting, penemuan yang

mempunyai nilai dalam jangka waktu lama, penemuan yang bertentangan dengan teori

baik pada saat penelitian dilakukan maupun penelitian sebelumnya, penemuan yang

bertentangan dengan teori baik pada saat penelitian dilakukan maupun penelitian

sebelumnya, penemuan yang dianggap relevan dengan masalah praktis.

d. Kesimpulan

Gambarkan kesimpulan dari hasil, khususnya yang berkaitan dengan tujuan penelitan

atau tujaun penulisan dokumen, walaupun kadang-kadang sulit membedakan antara hasil

dan kesimpulan. Kesimpulan dan hasil dapat digabung bersama untuk memperingkas.

Kesimpulan dapat diikuti dengan rekomendasi, evaluasi, penerapan, saran dan hipotesis

yang diterima atau tidak.

Sebagian besar karya eksperimen dapat dianalisi menurut unsur-unsur tersebut, tetapi

urutannya tergantung pemakai yang menjadi sasaran utamanya.

Contoh:

Interpretasi kualitas udara dengan pengukuran kualitas air hujan: laporan penelitian.

ARIFIN BASTIAN et al.

Banda Aceh: Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, 1990, 27 hal.

Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat populasi di Kotamadya Banda Aceh

yang disebabkan oleh gas SO2, N2O3, partikel debu dan garam-garam yang terdapat di

udara. Sampel diambil dengan cara menampung air hujan langsung dari udara, kemudian

86
diukur daya hantar listrik (konduktivitas), derajat kesamaan (pH), dan total padatannya.

Konduktivitas diukur dengan alat meter electronic GMBH; total pendataan diukur

dengan cara gravimetri menggunakan oven dan timbangan listrik. Data yang diperoleh

dicari harga rata-rata, minimum, dan maksimum. Diperoleh hasil: 1) pH air hujan ratarata

6,60 dengan pH minimum 6,30 dan pH maksimum 6,90; 2) konduktivitas berkisar

antara 10-95 umho/cm dengan rata-rata 43,50 umho/cm; 3) total padataan berkisar antara

12 mg/1-11.153 mg/1 dengan rata-rata 2622 mg/1. Disimpulkan kualitas air hujan dilihat

dari pH-nya cukup baik karena kadar gas SO2 dan N2O3 diudara masih kecil, partikel

debu yang merupakan bahan kimia yang larut dalam air masih rendah, kadar debu di

udara diperkirakan cukup tinggi terutama jika ada kegiatan yang menimbulkan debu

(AB).

Menurut ISO 214 – 1976, panjang abstrak suatu artikel, laporan, makalah atau

bagian dari monogragfi sektiar 250 kata, sedangkan untuk catatan dan komunikasi

pendek sekitar 100 kata. Untuk monografi, tesis, dan disertasi umumnya tidak melebihi

500 kata atau tidak lebih dari satu halaman. Perlu diingat bahwa isi dokumen lebih

penting dari panjang pendeknya abstrak.

Latihan:

Buatlah: 1) abstrak indikatif

2) abstrak informatif

(1) Judul tesis: Pengaruh penayangan iklan televisi terhadap perubahan perilaku dan pola

konsumsi masyarakat: studi kasus di Kotamadya Semarang

Pengarang: Sutopo

Dari: Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro, Semarang

87
Tahun: 1996

Ketebalan: 40 halaman.

Penelitian dilakukan terhadap masyarakat di kawasan perkotaan di Kotamadya

Semarang maupun kawasan pinggiran di perbatasan dengan Kabupaten Demak. Data

dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner, wawancaram, dan studi literatur.

Responden terdiri 100 orang yang dipilih dengan metode acak berlapis terbatas.

Evaluasi terhadap perubahan pola konsumsi masyarakat sampel dilakukan dengan

alat analisis uji –t dan chi-square, yang dilakukan pada periode sebelum dan sesudah

banyaknya tayangan iklan media di televisi.

Tujuan penelitian untuk melihat dampak penayangan iklan televisi terhadap

perubahan perilaku dan pola konsumsi masyarakat.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penayangan iklan melalui televisi

cenderung dapat mengubah pola konsumsi masyarakat, baik yang ada di kawasan

perkotaan maupun kawasan pinggiran di sekitarnya. Perubahan pola konsumsi ini

terlihat dari jenis pengeluaran seperti makanan, minuman, sandang/pakaian, dan

peralatan rumah tangga. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara pola dan jumlah pengeluaran sebelum dan sesudah adanya

tanyangan iklan di televisi secara nasional, khusunya pada kelompok masyarakat

yang mengalami kenaikan pendapatan. Jenis pengeluaran lainnya relatif tidak banyak

mengalami perubahan yang berarti. Kajian ini juga menunjukkan bahwa media

televisi merupakan media yang relatif dapat mempengaruhi keinginan konsumen

untuk mencoba mengkonsumsi barang yang diiklankan. Temuan ini mendukung

kajian sebelumnya yang menyatakan bahwa televisi merupakan media yang paling

88
efektif untuk menyampaikan pesan pada pemirsa, termasuk menyampaikan tayangan

penawaran produk kepada warga masyarakat.

(2) Judul laporan penelitian: Perilaku Seksual anak Buah Kapal (ABK) dalam

Hubungannya dengan penularan Aids. Di pelabuhan

Benoa, Denpasar ,Bali.

Penyusun: I Gde Puja Astawa

Kota Terbit: Denpasar

Nama Instansi: Universitas Udayana

Tahn: 1995

Ketebalan: 27 halaman

Penelitian dilakukan terhadap anak ABK WNI yang dipilih secara sengaja yang

mempunyai waktu berlabuh minimal seminggu. Pengumpulan data dilakukan dengan

wawancara dan menggunakan kuesioner. Studi pustaka juga dilakukan untuk

memperoleh data dan informasi guna mendukung penelitian.

Data yang terkumpul ditabulasi dan dilakukan uji acak, kemudian dianalisis

dengan uji konsistensi. Pengolahan data menggunakan model regresi berganda

dengan perangkat lunak Inmagic.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pemahaman, sikap, dan peri laku seksual

ABK dalam hubungannya dengan penyakit AIDS, jenis gejala penyakit seksual yang

pernah dialami ABK, penanggulangannya, serta pemakaian kondom sebagai upaya

pencegahan penularan penyakit.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa 40 % responden memiliki pengetahuan

yang rendah dan sikap yang negatif terhadap AIDS. Pola perilaku seksual mereka

89
sangat berisiko tertular penyakit karena seringnya berhubungan (50%) dengan WTS,

dan berganti-ganti pasangan tanpa memakai kondom (31.2%). Alasan tidak memakai

kondom adalah kurang enak, kurang praktis, dan adanya perasaan kurang terancam

untuk tertular penyakit. Ditemukan bahwa sebagian (60%) ABK pernah terinfeksi

penyakit seksual. Kenyataan ini sangat mengkhawatirkan sebab sebagian ABK

ternyata telah menikah. Untuk menanggulangi gejala penyakit yang dialami,

umumnya mereka pergi ke dokter memakai obat antibiotik, seperti supertetra, binotal,

dan ampisilin. Disarankan agar promosi pemakaian kondom dan penyuluhan tentang

AIDS lebih intensif. Aspek keimanan perlu dibina dan segera dilakukan.

(3) Judul laporan: Penelitian Kebutuhan Masyarakat Perkotaan terhadap Pelayanan

Kesehatan Gigi.

Pengarang: Nyoman Anita Damayanti

Kota Terbit: Surabaya

Institusi: Lembaga Penelitain Universitas Airlangga

Tahun: 1995

Halaman: 26 hal, lamp.

Penelitian merupakan penelitian survei dengan pendekatan cross sectional yang

dilasanakan di 3 tipe perumahan di lingkungan Kotamadya Surabaya yaitu di

Kampung Kota daerah Wonorejo (tingkat sosial ekonomi rendah), perumnas Tandes

(tingkat menengah), dan Real Estate Darmahusada (tingkat tinggi). Dipilih 100

responden secara acak proporsional. Teknik pengumpulan data dengan studi

kepustakaan, wawancara, dan kuesioner. Data yang terkumpul ditabulasi dan sebelum

dilakukan analisis lebih lanjut telah dilakukan uji acak (test of randomness) dan uji

90
konsistensi. Pengolahan data menggunakan model regresi sederhana dengan

perangkat lunak mikrostat.

Tujuan penelitian untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap kesehatan

gigi dan mulut, prioritas penanganannya, manfaat, kesan dan harapan masyarakat

perkotaan terhadap pelayanan kesehatan gigi, serta manfaat keikutsertaan masyarakat

dalam asuransi kesehatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggapan masyarakat terhadap pelayanan

kesehatan gigi dan mulut pada umumnya sudah baik namun masih diperlukan

peningkatan pelayanan dan kualitas, serta biaya yang murah. Penanganan penyakit

gigi diprioritaskan pada penyakit gigi yang disertai pembengkakan. Sebagian besar

responden (56%) pergi ke dokter gigi untuk menambal giginya dan 10,6 % datang

untuk memeriksa gigi. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat perkotaan sudah

menyadari pentingnya kesehatan gigi. Kesan ketidakpuasan terhadap pelayanan

kesehatan gigi banyak dinyatakan oleh responden yang tinggal di Perumnas. Waktu

pelayanan tercepat (15 menit) di Puskesmas, sedangkan terlama (31 menit) di dokter

swasta. Waktu tunggu tercepat (15 menit) di dokter swasta, sedangkan yang terlama

(31 menit) di Puskesmas. Harapan responden terhadap pelayanan kesehatan gigi

adalah peningkatan kualitas pelayanan yang profesional, waktu pelayanan, dan waktu

tunggu yang singkat. Responden terbanyak yang ikut asuransi adalah yang tinggal di

Perumnas, sedangkan yang tidak ikut adalah di Kampung Kota. Alasan mereka ikut

asuransi adalah fasilitas tempat kerja, sehingga otomatis mereka diikutsertakan

program asuransi tersebut. Responden yang tidak ikut program asuransi mempunyai

alasan biayanya yang terlalu tinggi. Hal ini memperlihatkan bahwa responden belum

91
menyadari pentingnya peranan asuransi kesehatan dalam menunjang pemeliharaan

kesehatan gigi.

Kata kunci

Kata kunci (keywords) adalah kata-kata penting yang digunakan untuk

mengidentifikasikan isi dokumen. Kata kunci dapat diperoleh dari judul, abstrak, atau

dari teks. Dalam memilih kata kunci, pernyatakan kepada diri sendiri kata apa yang akan

dipakai kalau akan mencari informasi mengenai topik-topik penting dari karangan.

Mencari Kata Kunci

• Kejahatan yang dilakukan anak di bawah umur di Kabupaten Bandung

/Kejahatan anak/

• Pengolahan sampah di Kotamadya Surakarta

/Pengolahan sampah/

• Pengaruh kedatangan wisatawan terhadap penciptaan lapangan kerja dan

pendapatan masyarakat Kuta.

/Wisatawan// Lapangan kerja/ /Pendatapan

• Pertumbuhan dan hasil tanaman melon (Cucumis melo L.) pada pemberian pupuk

nitrogen dan kalium di tanah latosol.

/Melon//Cucumis melo//Pupuk nitrogen/Pupuk kalium

Latihan:

Carilah kata kunci dari judul karya ilmiah berikut ini:

1. Penerapan Sistem Pakar untuk Mendeteksi Polusi Udara di Jakarta

2. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Pengadaan Koleksi Perpustakaan di

Universitas Bina Nusantara.

92
3. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Internet dalam Menunjang Sistem

Pendidikan di Perguruan Tinggi.

4. Perancangan Sistem Pakar untuk Mendeteksi Penyakit Hepatitis di Jawa Barat.

5. Penerapan dan Monitoring sisem Absensi Berbasis Komputer.

BAB XI

PRESENTASI

Apakah Presentasi?

Suatu produk yang terorganisasi:

• Waktu terbatas

• Ide dan materi yang jelas

• Harus direncanakan dan diorganisasikan

• Untuk itu memerlukan visual aid

Harus direncanakan dan diorganisasikan

• Kapan dimulai

• Kapan topik pembicaraan

• Kapan harus berhenti

• Isi presentasi harus terorganisasi dengan baik sebab:

1. Isi terorganisasi akan mempengaruhi perhatian pendengar

2. Mudah diikuti dan dimengerti

3. Meningkatkan rasa percaya diri presenter

4. Menyakinkan pendengar bahwa presenter mampu mengerjakan apa yang

ia presentasikan

• Penyampaian natural dan logis

93
• Akan mencapai klimaks yang persuasif

• Dengan kata lain:

5. Saya tahu objektif saya

6. Saya tahu apa yang saya akan katakan

7. Saya tahu apa yang saya akan lakukan

Memerlukan visual aid

• Untuk mempermudah pendengar mengingat

• Untuk meningkatkan kesan dari pendengar

• Untuk menghemat waktu

• Untuk memperjelas dimaksud

• Untuk membantu presentan tetap pada organisasinya

• Untuk membantu pendengar mengikuti secara teratur

• Macam alat bantu:

1. Papan tulis

2. Transparansies, overhead slides

3. Slide projector

4. Datashow

5. Film

6. Komputer graphic

7. Photo berwarna yang dapat diedarkan

8. Infocus

Catatan:

Pada umumnya yang dimuat di slide atau transparansies adalah kata-kata kunci, akan

94
tetapi pada keadaan tertentu seluruh kata sebaiknya ditulis bila

1. pembicara mempunyai problem yang serius dengan bahasa;

2. pembicara tidak pengalaman;

3. pembicara sering cemas berbicara di depan umum;

4. pembicara sering lupa.

POLA LOGIS PRESENTASI

Analisis Problem:

Pendahuluan

Situasi (atau problem) yang ada

Analisis problem atau alternatives

Rekomendasi atau pemecahan masalah

Penutup

Analisis Strategi:

Pendahuluan

Objektif, kebutuhan atau tujuan

Program atau strategi yang ditawarkan

Implementasi atau langkah perencanaan

Presentasi Penjualan:

Pendahuluan

Analisis kebutuhan

Deskripsi produk atau servis

Keuntungan pemakaian alat atau jasa

Penutup

95
Presentasi Proposal (atau umum)

Pendahuluan

Design

Instalasi

Biaya

Penutup

Presentasi Laporan (penelitian)

Pendahuluan

Hipotesis

Hasil penelitian

Analisis dan diskusi

Penutup

Laporan operasi

Pendahuluan

Latar Belakang (Background review of bibliografi)

Current performance (kinerja saat ini)

Future Projections (Projeksi masa mendatang)

Pembukaan dan Penutupan Presentasi

Pembukaan Presentasi:

1. Terima kasih pada yang hadir, dan khususnya pada orang yang penting atau orang

yang sangat menentukan;

2. Kemukakan bahwa pertemuan akan dimulai;

3. Kenalkan diri anda;

96
4. Katakan tujuan pertemuan tersebut, dan hasil yang diharapkan;

5. Biarkan jadwal waktu, misalnya 10 menit presentasi dan 15 menit diskusi serta

diteruskan dengan makan siang jika perlu;

6. Berikan prosedur secara detail (bila ada);

7. Bila ada pertanyaan, maka ucapkan terima kasih dan jawablah dengan cukup

bijaksana;

8. Bila pertanyaan premature, katakan bahwa pertanyaan itu belum akan dijawab

sekarang, tetapi akan dijawab nanti, pada saatnya.

Penutupan Presentasi:

1. Berikan secara ringkas kesimpulan yang dibicarakan;

2. Berikan secara ringkas kesimpulan dari diskusi apa-apa yang telah disepakati, dan

yang belum mencapai kesepakatan;

3. Berikan tindakan lanjutan, kapan bertemu lagi, siapa menjadi kotak person dan

langkah selanjutnya;

4. Ucapkan terima kasih pada seluruh peserta;

5. Umumkan bahwa pertemuan telah selesai, dan pertemuan cukup sukses (bila

memang sukses).

Etika Presentasi

1. Mengetahui subjek yang dibicarakan;

2. Memakai bahasa yang baik dan benar;

3. Memakai imaginasi, jangan mengeluarkan data sebanyak-banyaknya tanpa jelas

tujuannya;

4. Mengenal sumber materi yang diberikan (beritahukan sumber bila ada yang

97
bertanya);

5. Bila berbicara pada pendengar yang ahli akan masalah tersebut, siapkan sumber

secara hati-hati dan benar pada bidang itu;

6. Jangan memakai statistik yang menyesatkan;

7. Berikan bukti-bukti yang menyokong anda;

8. Jauhi generalisasi yang tak ada supportnya;

9. Jangan membuat proposal, atau menyetujui modifikasi, atau counter proposal

yang nantinya tak mungkin dikerjakan;

10. Jangan merembet kepada isu yang tak berhubungan selama presentasi. Anda

harus mengenal agenda secara baik.

Tips Sebelum Presentasi

1. Apakah presentsi sudah dibuat sederhana?

2. Apakah telah diketahui apa yang mereka inginkan dan apa yang anda berikan?

3. Apakah material telah tersusun rapi?

4. Apakah anda telah siapkan pembuka dan penutup kata dengan manis?

5. Apakah semua materi yang anda bawa relevan?

6. Apakah anda telah mengetahui pentingnya bagi para pendengar pembicaraan anda

hari ini?

7. Apakah anda telah menghilangkan semua repetisi atau pengulangan?

8. Apakah ruangan untuk presentasi telah disiapkan, dan alat bantu telah ada pada

tempatnya, dan bekerja dengan baik?.

Ketrampilan Presentasi

Presentasi yang efektif adalah kombinasi dari berbagai ketrampilan:

98
1. Ketrampilan merencanakan;

2. Ketrampilan mengorganisasi;

3. Ketrampilan menyampaikan;

4. Ketrampilan berakting;

1. Merencanakan presentasi

• Harus mengetahui dengan jelas tujuan presentasi;

• Analisis pendengar atau target pendengar;

• Mengerti kemampuan, tingkat sosial pendengar;

2. Kemampuan berorganisasi

• Kumpulkan data yang relevan dengan presentasi;

• Kumpulkan ide materi yang mensuport tujuan presentasi;

• Urutkan data dan materi dalam urutan yang tepat, dan jelas;

• Ajak dan usahakan pendengar memberikan perhatian pada presentasi kita.

3. Ketrampilan menyampaikan

• Bersikap relax dan tenang pada waktu presentasi;

• Percaya diri pada waktu presentasi;

• Latihan berkali-kali sebelum menyampaikan presentasi;

• Jangan gugup dan malu dihadapan berbagai macam pendengar.

4. Ketrampilan berakting

• Pergunakan gerak dan komunikasi non verbal (body language)

• Tatap mata para pendengar (eye contact);

• Sampaikan presentasi dengan efektif dan efisien, sesuai dengan waktu yang

diberikan;

99
• Pertanyaan, komentar serta respons pendengar diperhatikan dan diberikan

balasan yang wajar.

Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah saling tukar ide antara dua atau lebih individu,

dimana masing-masing sadar akan keberadaan orang lain. Jadi bicara di radio dan

televisi, adalah komunikasi nonpersonal.

Dengan demikian perlu ditekankan bahwa ada ide yang berbeda, ada dua atau

lebih individu yang sadar akan keberadaannya. Ada pembicara atau presentan, dan ada

pendengar atau listener. Ada proses pertukaran ide, yang efektif dan penuh arti.

Suatu target atau goal merupakan kunci dari presentasi yang efektif. Pembicara

harus mempunyai target tertentu untuk disampaikan sebagai pesan pada pendengar.

Target atau goal yang akan disampaikan dan target atau goal yang didapat haruslah

kurang lebih sama, baru dapat dikatakan komunikasi yang efektif terjadi.

Contoh: Seorang pembicara membicarakan tentang adanya komputer baru (target dan

tujuan menjual komputer), tetapi pendengar mengambil kesimpulan bahwa komputer

lama dapat diperbaharui dengan hanya mengubah beberapa bagian alat itu. (Pesan tidak

sampai, komunikasi tidak efektif).

Suatu pernyataan biasa, uang tanpa tujuan, tanpa maksud yang jelas akan diterima

oleh pendengar sebagai pesan tanpa arti. Pembicara yang tak jelas dengan tujuan

pembicaraan sama dengan pendengar-pendengar yang tak akan memutuskan apa-apa.

Sebaliknya pendengar yang aktif akan membantu si pembicara dengan cara

mendengarkan, menerima komunikasi. Bila target atau goal yang diberikan si pembicara

cukup kuat dan jelas, pendengar menyimak, menerima pesan, bertanya secara inteligen,

100
untuk menghindarkan salah paham atau menambah cara, dengan demikian telah terjadi

komunikasi yang efeltif.

Terjadinya komunikasi yang efektif bila pembicara dan pendengar saling

bertanggung jawab dalam hal pertukaran ide.

Analisa Pendengar

Dalam komunikasi kita harus menganalisa pendengar kita.

• Apakah ada diantara pendengar orang yang memutuskan?

• Apakah ada diantara pendengar, defacto bukan orang yang memutuskan akan

tetapi orang yang berpengaruh terhadap keputusan?

• Apakah mereka mau bertindak sekarang?

• Apakah diketahui pola pengambilan keputusan?

• Apakah yang diinginkan oleh mereka?

• Apakah kebutuhan mereka?

• Apakah mengetahui hal penting yang perlu dikemukakan sehingga mereka mau

menerima rekomendasi kita?

• Apakah yang diharapkan dari pendengar kita?

• Apakah mengetahui hal yang membuat pendengar berpaling?

• Apakah mengetahui hal yang mempengaruhi keputusan?

• Apakah pendengar konservatif atau inovatif?

• Apakah mengetahui sikap pendengar?

• Apakah mengetahui tingkat pendidikan, latarbelakang sosial dan latarbelakang

pekerjaan pendengar?

• Apakah diketahui kekuatan dan kelemahan pendengar?

101
• Apakah diketahui Opini siapa yang dipercaya (akademican, praktikus, dsb.)

• Apakah ada kebiasaan lokal atau prasangka yang perlu diperhatikan?

• Apakah ada ide, perasaan dan pengalaman yang sama dengan pendengar?

• Apakah ada faktor waktu yang tepat untuk presentasi saya?

• Apakah ada perkataan atau topik pembicaraan yang sebaiknya tidak dibicarakan?

Penilaian Presentasi 1 2 3 4

Pembukaan

Kontak Mata

Target pendengar

Mimik

Kontrol

Kunci-kunci utama

Volume suara

Penjelasan tujuan

Interaksi dengan pendengar

Kesimpulan

Daftar Pustaka

102
Adisoemarto Soenartono. Merintis Jalan Menuju Pembautan Karya Tulis. S.l.: s.n., 1996

Akhaidah, Sabarti; Arsjad, Maidar G; Ridwan, Sakun H. Pembinaan Kemampuan

Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1996.

Iskandar, H. Y. Komunikasi Interpersonal. Jakarta: Graha Medicopharma

Communication, 1994

Brotowidjoyo, Mukayat D. Penulisan Karangan Ilmiah. Edisi kedua. Jakarta: Akademika

Presindo, 1993

Lembaga Penelitian dan Pengembangan Bina Nusantara. Penulisan Karya Ilmiah.

Jakarta: LPPBN, 1998

Lembaga Penelitian dan Pengembangan Bina Nusantara. Review Bahasa Indonesia.

Jakarta: LPPBN, 1998

Lumintaintang, Yayah B. Mugnisjah. Teknis Penulisan Laporan Ilmiah. Makalah

disampaikan pada Penataran Penyuntingan Majalah Ilmiah, Yogyakarta, 9 – 12

Desember 1996, kerja sama antara PDII – LIPI, Menristek, Dikti, Ikapindo, dan

UII.

Rifai, Mien A. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan dan Penerbitan Karya Ilmiah

Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1995

Sudarno. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta: PT Hikmat Syahid Indah, 1996

Tambunan, Kamariah; Muhartoyo. Cara Menyusun Sari Karangan: Buku Panduan.

Jakarta: Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah – LIPI, 1995

103

Anda mungkin juga menyukai