Anda di halaman 1dari 46

Teknik Penulisan Ilmiah

Ns. Ch. Indriati Kusumaningsih, SpKepKom

Perbedaan karya ilmiah dan non-ilmiah

Metode Ilmiah
Kriteria Langkah-langkah
Memilih dan mendifinisikan masalah Survei thd data yg tersedia. Memformulasikan hipotesa. Membangun kerangka analisa serta alat-2 dlm menguji hipotesa. Mengumpulkan data primer. Mengolah,menganalisa serta membuat interpretasi. Membuat generalisasi dan kesimpulan Membuat laporan.

Berdasarkan fakta. Bebas dari Prasangka. Menggunakan prinsip analisa Menggunakan ukuran obyektif Menggunakan teknik kuantifikasi

Fact/data/practice
Problem formulation Design experiment
Testing

Hypothesis/theory/model

ADA 2 YAITU: 1. TULISAN ILMIAH POPULER 2. TULISAN ILMIAH MURNI

TULISAN ILMIAH POPULER


a. b. c. d.

Sasarannya masyarakat umum/awam Kata2 nya sederhana, mudah diidentifikasi dan dipahami Tidak memuat hipotesis Isi dan judul harus informatif dan mudah ditangkap maksudnya

TULISAN ILMIAH MURNI


a) b) c) d) e) f)

Fakta obyektif dan bisa dipertanggungjawabkan Kata2-nya mudah dipahami dan diidentifikasi Mengikuti aturan dan bahasa Indonesia yang benar Isi karangan singkat, jelas dan padat Hindari kata2 asing, kecuali memang belum ada terjemahannya Masalah yang diungkapkan harus jelas dan jangan banyak teori

BENTUK2 KARANGAN ILMIAH


1. 2. 3.

4. 5. 6. 7. 8.

Karya tulis: sifatnya umum, biasanya merupakan karya ilmiah populer Paper: dibuat berdasarkan kajian pustaka Makalah: dibuat untuk dipresentasikan dalam suatu seminar, pertemuan ilmiah atau simposium/ lokakarya Laporan: dibuat berdasarkan hasil penelitian/ pengamatan Skripsi: merupakan hasil penelitian/hanya kajian pustaka (syarat jenjang s-1) Tesis: merupakan hasil penelitian (jenjang s-2) Disertasi: untuk jenjang s-3/gelar keahlian tertinggi Buku teks/text book: buku wajib yang dipakai dalam suatu mata kuliah

Syarat Karangan Ilmiah


penulisannya berdasarkan hasil penelitian Pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan

fakta Karangan mengandung masalah yang sedang dicarikan pemecahannya Baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah digunakan metode tertentu Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur dan cermat Bahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidak terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir

Contoh D-S-D

Contoh P-M-T

Keterampilan dan Pengetahuan Penulis

Masalah yang diteliti dan dibahasnya Metode Penelitian Teknik Penulisan Karangan Ilmiah Penguasaan bahasa yang baik

5. Apakah tulisan saya sudah memenuhi aturan standar / permintaa lomba yang telah ditentukan?

Gaya Bahasa Dalam Penulisan Laporan Ilmiah.

Tulislah sesuatu dg jelas. Buatlah kalimat sesederhana mungkin. Jangan membuat kalimat yg terlalu panjang. Lebih baik membuat 2-3 kalimat pendek dalam menjelaskan suatu idea. Gunakan paragraf yang pendek. Hati-hati dlm membuat terminologi, berikan defenisi thd terminologi ilmiah spy pengertiannya tidak meragukan. Gunakan tata bahasa dan ejaan yg benar. Usahakan kalimat aktif. Nomori bab, sub bab, tabel, gambar-gambar dg sistim yg sederhana.

Ciri-ciri Bahasa Ilmiah

Bahasa Ilmiah harus tepat dan tunggal makna, tidak remang nalar ataupun mendua.
Contoh:penelitian ini mengkaji teknik pentajaman objek yang efektif dan efisien

Bahasa Ilmiah mendefinisikan secara tepat istilah, dan pengertian yang berkaitan dengan suatu penelitian, agar tidak menimbulkan kerancuan.

Bahasa

Ilmiah itu singkat, jelas dan efektif.


Contoh:tulisan ini (dilakukan dengan maksud untuk) membahas kecendrungan teknologi informasi menjelang abad ke-21.

Catatan: kata-kata yang didalam kurung sebaiknya dihilangkan.

Ciri-ciri Laporan yg Ditulis dg Baik


Komunikasi yg jelas lewat tata tulis yang baik. Alur pernyataan yg mulus dg kontinuitas yg terpelihara antara gagasan yg satu dg yg lain. Hemat kata-kata. Memilih kata-kata yg komunikatif dan tidak bermakna ganda (AMBIGUOUS). Tidak menggunakan kata-kata yg sensitif,stereotipe, dan sara. Menggunakan kosa kata teknis. Menggunakan fakta serta deduksi dan induksi yg didasdari dg fakta. Tidak bias dlm memilih fakta demi menciptakan kesan tertentu.

Kalimat Yang Efektif


Kalimat yang membangkitkan acuan dan makna yang sama di benak pendengar atau pembaca dengan yang ada di benak pembicara atau penulis Kalimat yang efektif ditentukan oleh:

Keterpaduan kalimat: mengacu pada penalaran (deduksi, induksi, top-down, bottom-up, dll.) Koherensi kalimat: mengacu pada hubungan timbal-balik antara kalimat-kalimat

Kalimat yang Efektif


membahayakan bagi penderita membicarakan tentang penyakit mengharapkan akan tindakan para perawat saling bantu-membantu keharusan daripada dilakukannya tindakan pembedahan

membahayakan penderita membicarakan penyakit mengharapkan tindakan para perawat saling membantu keharusan melakukan pembedahan

Koherensi Kalimat
Hal-hal yang dapat mengganggu koherensi kalimat Tempat kata

Pemilihan dan Pemakaian Kata


Dari hasil perhitungan..

Pekan Olah Raga Bekas Penyandang Kusta Nasional

Memilih kata depan atau kata penghubung yang salah: Memilih dua kata yang kontradiktif atau medan maknanya tumpang tindih:
Banyak penderita-penderita . Suatu ciri-ciri yang didapatkan...

Menggunakan kata yang tidak sesuai:


Walaupun banyak artikel berpendapat..

Menggunakan nama atau istilah yang benar, tetapi penulisannya keliru:


Poison (Poisson) distribution

Pengejaan (spelling)

Konsistensi:
Spelling, termasuk hypenation, harus konsisten dalam seluruh tulisan, kecuali dalam kutipan, di mana spelling dari tulisan aslinya dipertahankan, terlepas apakah spellinhg tersebut benar atau salah.

Pembagian kata (word division)


Pembagian kata sebaiknya dikonsultasikan dengan kamus, sehingga anda tahu dimana sebaiknya suatu kata bisa dipenggal

Kata-kata asing (foreign words)


Apabila anda menyitir suatu kata asing, maka anda harus menuliskannya persis sebagaimana tulisan tersebut ditulis

Tanda Baca

Tujuan tanda baca adalah untuk:


Memastikan kejelasan, dan readibility suatu tulisan. Tanda baca memperjelas struktur kalimat, memisahkan beberapa kata,dan mengelompokkan yang lain. Menambah makna pada tulisan

Tanda baca yang umum dipakai: (,), (;), (:), (.), (?), (!) Kalimat yang terlalu banyak menggunakan tanda baca, sering kali menandakan kalimat tersebut harus ditulis kembali

Pengejaan
Pernapasan Menaati Menerjemahkan Mengubah Mencolok Pengajian Aktivitas Provinsi

Pernafasan Mentaati Menterjemahkan Merubah atau merobah Menyolok Pengkajian Aktifitas Propinsi

Mengacu pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD) Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI)

Penulisan Karya Ilmiah

1. 2. 3.

4.

Awalan di- dan ke- ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Gabungan kata yang salah satu unsurnya merupakan unsur terikat ditulis serangkai. Bentuk dasar berupa gabungan kata yang mendapat awalan atau akhiran ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur gabungan kata itu. Bentuk dasar berupa gabungan kata yang sekaligus mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.

Penulisan Kata

5. Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, di antara kedua unsur itu dibubuhkan tanda hubung (-). 6. Kata ulang dituliskan dengan menggunakan tanda hubung di antara kedua unsurnya. 7. Kata depan di dan ke ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya. 8. Kata sandang si ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.

Penulisan Kata

9. Partikel per yang berarti tiap dan mulai ditulis

terpisah dari bagian kalimat yang mendahului dan mengikutinya. Sebaliknya per pada bilangan pecahan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. 10. Singkatan nama gelar sarjana kesehatan, dokter, seringkali dipermasalahkan. Di dalam lingkungan masyarakat muncul singkatan dr. untuk dokter (kesehatan) dan DR untuk doktor (purnasarjana). Hal ini tentu saja bertentangan dengan kaidah karena singkatan Dr. diperuntukkan bagi gelar Doktor, sedangkan DR seolah-olah merupakan singkatan kata atau nama yang sama halnya dengan PT (Perseroan Terbatas), SD (Sekolah Dasar).

Penulisan Kata

11. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf kapital, tidak diikuti tanda titik. 12.Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik 13. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. 14. Akronim nama diri, yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.

Penulisan Kata

Berdasarkan cara masuknya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi 2 golongan : Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap dalam bahasa Indonesia Unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia

Penulisan Kata Serapan

Jenis Kutipan
Kutipan Langsung Yang dimaksud kutipan langsung adalah kutipan yang berupa kalimat, paragraf, atau wacana yang diambil secara langsung dari sumber rujukan (referensi). Kutipan Tak Langsung Yang dimaksud kutipan taklangsung adalah kutipan yang berupa kalimat, paragraf, atau wacana yang diambil secara garis besar (intisari) dengan menggunakan kalmat sendiri, dari sumber rujukan (referensi). Prinsip-prinsip Mengutip Dalam mengutip harus dipenuhi terlebnih dahulu prinsipprinsip mengutip, yaitu : tidak mengubah esensi; bersikap jujur; cara menyikapi kesalahan; cara menghilangkan kutipan.

Teknik Mengutip
Kutipan Langsung < 4 baris Diintegrasikan langsung ke dalam teks Jarak antarbaris kutipan dua (2) spasi Seluruh kutipan diapit tanda kutip Kutipan diakhiri sumber rujukan di dalam tanda kurung Kutipan Langsung > 4 baris Dipisahkan dari teks dengan jarak 2,5 spasi Jarak antarbaris kutipan satu (1) spasi Seluruh kutipan tidak harus dengan diapit tanda kutip Kutipan diakhiri sumber rujukan di dalam tanda kurung. Seluruh kutipan menjorok ke dalam 5 7 ketukan, dan apabila kutipan dimulai dengan alinea baru maka baris pertama menjorok ke dalam 3 5 ketukan.

Diintegrasikan langsung ke dalam teks Jarak baris kutipan dua spasi Tidak diapit tanda kutip Diakhiri sumber rujukan di dalam tanda kurung

Kutipan Tak Langsung

KEPUSTAKAAN
Berikut ini adalah teknik menuliskan bahan-bahan referensi (rujukan) dalam daftar pustaka : Mencatat data identifikasi bahan referensi (buku, majalah/suratkabar, dokumen, surat, gambar, foto, film, transkrip wawancara, teks multimedia, dan lain-lain), mencakup nama pengarang, judul refetrensi, tahun penerbitan, nama penerbit, dan nama kota tempat penerbitan. Nama pengarang dibalik terlebih dahulu sesuai nama marga (familys name) Urutan penulisannya adalah nama pengarang diakhiri tanda baca titik, tahun penerbitan diakhiri tanda baca titik, judul buku diakhiri tanda baca titik, kota penerbitan titik dua, nama penerbit Judul buku, nama majalah/suratkabar, kumpulan karangan ditulis dengan huruf miring. Judul artikel, makalah ditulis dengan huruf biasa diapit tanda petik. Buku terjemahan cara penulisannya di belakang judul diberi keterangan nama penerjemah dalam tanda kurung.

dapat dicermati contoh berikut :


Allen, Pamela. 2003. Membaca dan Membaca Lagi (diindonesiakan Bakdi Soemanto). Magelang : Indonesiatera. Alisjahbana, Sutan Takdir, 1977. Perjuangan Tanggungjawab dalam Kesusasteraan. Jakarta: Dian Rakyat. Awang, Hashim. 1985. Pendekatan Psikologi: Satu Disiplin Kritikan yang Kontroversial dalam Kritikan: Situasi Mutakhir dan Arah Masa Depan (ed. Sahlan Mohammad Saman). Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka. Christomy, T. & Untung Yuwono (ed.). 2004. Semiotika Budaya. Depok : Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya, UI. Forgacs, David. 1982. Marxist Literary Theories dalam Ann Jefferson and David Robey (ed.). Modern Literary Theory: A Comparative Introduction. London : Bastford. Semi, M. A., (1990) Menulis Efektif, Angkasa Raya, Padang. Widyamartaya (1978) Kreatif Mengarang, Kanisius, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai