a. Umum, yakni asimilasi dimaksudkan sebagai proses penyatuan gabungan golongan yang
mempunyai sikap mental, adat istiadat, dan kebudayaan yang berbeda-beda menjadi satu
kebulatan sosiologis yang harmonis, dalam hal ini berarti Bangsa Indonesia.
b. Khusus, yakni untuk masyarakat etnis jawa asimilasi dalam hal ini berarti masuk dan
diterimanya masyarakat etnis Jawa ke dalam masyarakat etnis Lampung sehingga
menjadi satu dalam rangka Building Indonesia.
Pada dasarnya asimilasi merupakan bentuk dari interaksi , dalam hal ini interaksi yang bersifat
asimilatif. Menurut Soekanto (1990:89), ada beberapa bentuk interaksi yang memberikan arah
ke suatu proses asimilasi yakni :
1. Interaksi tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain, dimana pihak yang lain
juga berlaku sama misalnya seorang mahasiswa yang jujur dan baik tata lakunya tidak
akan mungkin hidup bersama-sama dengan rekannya yang licik dalam satu kamar di
asrama mahasiswa. Mahasiswa yang baik dan jujur tersebut walupun berusaha bersifat
toleran terhadap rekannya, akan tetapi tidak akan terjadi suatu persahabatan karena pihak
yang lain bersikap sebagai musuh.
2. Interaksi tersebut tidak mengalami halangan-halangan atau pembatasan-pembatasan.
Prsoes interaksi yang asimilatif akan berhenti apabila mengalami halangan-halangan
yang mematikan atau apabila ada pembatasan-pembatasan, seperti halangan untuk
melakukan perkawinan campuran, pembatasan-pembatasan untuk memasuki lembaga
pendidikan tertentu, dan sebagainya.
3. Interaksi tersebut bersifat langsung dan primer. Misalnya upaya untuk membentuk
sebuah organisasi multilateral atau bilateral, akan terhalang oleh adanya kesukaran
melakukan interaksi langsung dan primer antar negara bersangkutan. Bisa saja
masalahnya menyangkut keamanan, kepentingan ekonomi atau kedaulatan. Sebagai
langkah pertama, biasanya sering diusahakan pertukaran wisatawan, mahasiswa, sarjana,
dan ahli-ahli lain.
4. Frekuensi interaksi tinggi dan tetap, serta ada keseimbangan antara pola-pola asimilasi
tersebut. Artinya stimulans dan tanggapan-tanggapan dari pihak-pihak yang mengadakan
asimilasi harus sering dilakukan dan suatu keseimbangan tertentu harus dicapai dan
dikembangkan. Interaksi asimilatif sangat sulit diadakan pada masyarakat-masyarakat
tradisional Indonesia yang masih terasing, karena masyarakatnya kurang mendapatkan
kesempatanuntuk merinteraksi dengan masyarakat lain seperti masyarakat kota.
Di Indonesia asimilasi sering dihubungkan dengan soal perkawinan antara golongan etnis. Hal
sedemikian hanyalah salah satu dari aspek dari konsep asimilasi yakni adanya perkawinan
campuran dan dikenal dengan amalgamasi. Amalgamasi atau perkawinan campuran merupakan
salah satu faktor yeng mempermudah terjadinya suatu asimilasi. Adapun faktir lain yang
mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah :
Untuk memperkuat konsep ini menurut Soekanto (1981:113) terdapat tujuh macam asimilasi,
yaitu sebagai berikut :
1. Asimilasi kebudayaan atau perilaku yang bertalian dengan perubahan dalam pola-pla
kebudayaan guna penyesuaian diri dengan kelompok mayoritas.
2. Asimilasi struktural yang bertalian dengan masuknya golongan-golongan minoritas
secara besar-besaran dalam perkumpulan-perkumpulan pada kelompok primer dan
mayoritas.
3. Asimilasi perkawinan yang bertalian dengan perkawinan antar golongan secara besar-
besaran.
4. Asimilasi identifikasi yang bertalian dengan perkawinan dengan perasaan nasional
berdasarkan mayoritas.
5. Asimilasi siakap yang bertalian dengan tidak adanya prasangka.
6. Asimilasi perilaku yang bertalian dengan tidak adanya diskriminasi.
7. Asimilasi civic yang bertalian dengan adanya bentrokan mengenai nilai dengan
pengertian kekuasaan.
Seperti yang telah dikemukakan diatas, asimilasi mudah saja terjadi oleh faktor-faktor tersebut,
namun asimilasi juga akan sulit terjadi apabila terdapat penghalang, seperti terisolasinya
kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat (biasanya golongan minoritas). Contohnya
adalah orang Indian di Amerika Serikat yang diharuskan bertempat tinggal di wilayah-wilayah
tertentu (reservation). Mereka seolah-olah disimpan dalam kotak tertutup, sehingga hamper tidak
mungkin melakukan hubungan bebas yang intensif dengan orang-orang kulit putih, sebaliknya
orang kulit putihpun kurang mengetahui tentang seluk beluk masyarakat Indian, sehingga antara
kedua belah pihak timbul prasangka-prasangka.
Dikaitkan dengan penelitian yang dibahas, asimilasi yang dimaksudkan adalah proses penyatuan
masyarakat etnis Jawa yang mempunyai sikap, mental adat istiadat dan kebudayaan yang
berbeda-beda menjadi satu, harmonis dengan masyarakat etnis Lampung tanpa menghilangkan
cirri khas budaya daerah masing-masing.
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Moleong (2003:3), penelitian kualitatif
adalah penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata, tulisan dari orang-orang, dan
perilaku yang dapat diamati. Pendekatan kualitatif juga dapat menggali informasi sebanyak
mungkin dan sedalam mungkin sehingga akan didapatkan informasi yang sejelas-jelasnya
tentang apa yang diteliti.
Penelitian kualitatif merupakan cara mengkaji dan melihat gejala social dan kemanusiaan dengan
memahaminya, yaitu dengan cara membangun suatu gambaran yang utuh dan holistik yang
kompleks, dimana gejala-gejala yang tercakup dalam kajian itu dilihat sebagai suatu yang terkait
satu dengan yang lainnya dalam hubungan-hubungan fungsional sebagai suatu system (Suparlan,
2001:1)
Fokus Penelitian
Pada penelitian kualitatif hal yang perlu diperhatikan adalah focus penelitian.
Adapun yang menjadi focus penelitian ini yakni mengenai intensitas interaksi social dan bentuk-
bentuk interaksi social masyarakat etnis Jawa dengan masyarakat etnis Lampung.
1. Aspek-aspek interaksi social yang akan diamati dalam penelitian ini antara lain adalah
sebagai berikut :
a. Cara nerinteraksi
Media berinteraksi
Yakni sarana atau alat yang dipergunakan sebagai perantara dalam melakukan
interaksi sosial.
Tata cara berinteraksi
yakni aturan yang mengandung nilai dan norma dalam melakukan interaksi
social.
b. Tempat berinteraksi
Tempat berinteraksi yang dimaksud adalah forum atau wadah tempat biasanya
masyarakat etnis Lampung melakukan interaksi.
c. Frekuensi interaksi
Kualitas pertemuan
Yakni rata-rata lamanya pertemuan yang dilakukan antara masyarakat etnis
Jawa dengan masyarakat etnis Lampung.
Kualitas pesan
Yakni materi atau wacana apa yang sering dibahas pada saat bertemu.
D. Penentuan informan
Teknik penentuan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive, yaitu
teknik penentuan sampel(informan) yang disesuaikan dengan criteria-kriteria tertentu yang
ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Adapun criteria-kriteria pemilihan dalam penalitian
ini adalah sebagai berikut:
Mengacu pada criteria di atas, maka jumlah informan yang diambil adalah 10 orang, yakni 5
kepala keluarga masyarakat etnis Jawa dan 5 kepala keluarga masyarakat etnis Lampung.
E. sumber data
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui wawancara langsung di lapangan oleh
peneliti dan juga melalui observasi atau pengamatan.
b. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui
dokumentasi dan buku-buku yang berkaitan dengan topic penelitian ini.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Wawancara dalam penelitian ini bersifat terbuka sehingga informan tahu bahwa mereka
sedang diwawancarai dan tahu pula maksud wawancara. Sebelum mengajukan
pertanyaan-pertanyaan wawancara, peneliti terlebih dahulu memulai wawancara dengan
obrolan ringan agar tercipta suasana akrab dengan informan.
2. Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukanj secara langsung, seksama, dan sistematis
melalui pengamatan terhadap obyek penelitian. Teknik observasi ini berguna untuk
menjelaskan gejala yang terjadi dan berhubungan dengan masalah yang diakji. Observasi
dalam hal ini yakni mengamati bentuk dan intensitas interaksi social masyarakat etnis
Jawa dalam membaur dengan masyarakat etnis Lampung, yakni melalui aktivitas yang
mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Observasi ini dilakukan pada saat kegiatan gotong royong, rapat-rapat, aktivitas ekonomi antara
masyarakat etnis Jawa dengan masyarakat etnis Lampung dan acara keagamaan.
3. Studi kepustakaan
Yaitu cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara menghimpun dan menelaah
sumber-sumber atau bahan-bahan pustaka, seperti dokumen, buku, jurnal, modul,
makalah dan hal yang sifatnya tertulis, yang ada kaitannya dengan penelitian ini.
4. Dokumentasi
Yaitu cara mengumpulkan data dengan melakukan pencatatan terhadap dokumen-
dokumen, seperti arsip-arsip, peraturan-peraturan, dan dokumen lain yang berkenaan
dengan permasalahan yang akan diakaji dalam penelitian ini.
G. Teknik Analisa Data
1. Reduksi Data
Disisplay merupakan kumpulan informasi yang tersusun rapih dan biasanya disajikan dalam
bentuk matrik, table, atau bagan. Pada penelititan ini penyajian data dilakukan melalui cara
penampilan table dan juga narasi berdasarkan hasil wawancara yang kemudia disajikan atas
dasar penggolongan jawaban atas pertanyaan sejenis sehingga memungkinkan penarika
kesimpulan secara menyeluruh untuk setiap topic yang menjadi tema penelitian ini.
3. Verifikasi
Adalah pencarian arti, pola-pola, penjelasan, alur sebab akibat, dan proposisi. Penarikan
kesimpulan dilakukan secara cermat dengan melakukan verifikasi berupa tinjauan ulang pada
catatan-catatan lapangan sehingga data yang ada teruji kebenarannya. Data yang didapat
kemudia diambil kesimpulannya, sehingga semakin jelas maknanya. Verifikasi dilakukan pada
tempat dan waktu yang berbeda dan dilakukan berulang-ulang serta sistematis.
Daftar Pustaka
Desiree, Zuraida. 1974. Masyarakat dan Manusia dalam Pembangunan. Citra Aditya Sakti. Bandung.
Milles, Matthew dan A. Michael Huberman. 1992. Analisa Data Kualitatif. Remaja Rosda Karya.
Bandung.
Moleong J, Lexy. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung
____________. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Susanto, Astrid S. 1979. Pengantar Sosiologi dan Perubahan . Bina Cipta. Bandung.
Wiranata, I Gede. 2002. Antropologi Budaya. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Kusuma, Putu. Jadikan Bali Sebagai Culture. http://ekakj.blog.friendster.com. Diakses pada 21-02-2008.