Luhur Wibowo 93
Dear milist, ada yang bisa ngasih cara kerja kompor bahan bakar air
dicanpur bahan bakar minyak dengan perbandingan 1 minyak tanah :
10 air? aku lihat di beberapa TV menayangkan hal itu di banyumas
bahkan ada investor asal jerman yang menawar hak patennya 1.4
milyard rupiah.
LIPI sendiri gmn?
Andy
Kuncinya di kesetabilan emulsi antara fuel & air (water) dengan butiran
emulsi hingga 3 micron - perlu homogenizer system.
Untuk dunia perkapalan malah sudah di ACC oleh GL & LR - so gak
perlu ragu. Beberapa produsen fuel sudah jual di eropa & amerika
secara bebas, bahkan di support sama EPA & CARB.
Bukannya cara ini lebih tepat dari pada biosolar yg hanya merangsang
investor perkebunan/pabrik biodiesel ????? tp buat pasar export laris
manis kok
Zainul
Dear,
Buat nambahin wawasan kita tentang kompor berbahan bakar air,
semoga ada pengusaha Indonesia yang tertarik u memproduksi massal
buat mengurangi subsidi minyak tanah yang katanya Mas Yudi sekitar
40 puluh trilyun tiap tahun..
Regards,
Zainul
From: chaeroni.c
Salah satu kehebatan anak negeri, sayang tidak terpublis dengan baik
sehingga tetap tidak berkembang luas. Bayangkan hanya dengan 0,1
liter minyak tanah bisa memasak sampai 24 jam, berapa penghematan
yang bisa dicapai setiap rumah tangga dan pada akhirnya negara?
Kenapa pemerintah tidak melihat ini sebagai karya hebat anak negeri,
yang harusnya dijadikan proyek percontohan negara, daripada harus
beli kompor gas yang sebetulnya tidak murah?... Tanya kenapa....
Salam;
Bramantya AP
Nyala apinya juga besar, bahkan lebih panas dibanding kompor gas.
Untuk memasak air menggunakan panci besar hanya membutuhkan 5-
10 menit. Kompor air juga minim risiko meledak. Lelaki beranak empat
itu mengaku, meski status temuannya dipatenkan, hingga kini belum
ada investor dalam negeri yang berniat membuat kompor air secara
massal. Publikasi melalui sejumlah media sudah dijalankan namun
belum menarik pengusaha lokal untuk mengucurkan dana guna
membeli hak paten kompornya.
From: Yudi
Dear Netters,
Berikut ada Tulisan menarik dari Dr. Ir. Hasan Hambali salah seorang
pendiri THFB.
Biaya konversi air menjadi Gas H-O diduga relatif jauh lebih murah
walaupun masih dalam penelitian lanjutan. Biaya ini adalah biaya
energi listrik untuk merubah air menjadi Gas H-O. Biaya listrik ini akan
menjadi lebih murah lagi apabila sumber listriknya berasal dari energi
angin. The Heritage Bogor Foundation (THBF) telah mulai melakukan
pengembangan teknik pembuatan Gas H-O yang cepat dan efisien
serta aplikasinya sehingga dapat digunakan untuk kompor pedesaan
sebagai sumbangan pemikiran alternatif energi murah dan bersih
untuk masyarakat Indonesia .. Pemanfaatan Gas H-O dan
pengembangan sumber energi angin sebagai sumber tenaga listriknya
akan dapat membantu pemerintah menghilangkan beban subsidi
minyak tanah sebesar Rp. 40 Trilyun per tahun. Dana ini dapat
digunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat untuk kejayaan bangsa
Indonesia di masa depan.
Numpang tanya,
Yth. Bpk2 / Ibu2,
saya masih bingung dengan kompor berbahan bakar minyak campur
air ini, yakni apakah komposisi minyak yang sedikit ini tidak
mengurangi kalor yang dihasilkan sehingga berdampak ke efektifitas
memasak, seperti lama waktu yang diperlukan, dsb..?
Kemudian setahu saya juga, reaksi-reaksi kimia yang menguraikan air
seperti pemecahan H2O ke dalam molekul-molekul H2 & O2 kan
bersifat endoterm yang justru membutuhkan energi bukan melepaskan
energi,
jadi bagaimanakah relevansinya dengan bahan bakar air ini..? Apakah
tidak malah menguras energi dari luar..?
Mungkin ada di antara Bapak2 / Ibu2 yang bersedia memberikan
penjelasannya.
Terima kasih.
Cahyono, Bambang
mungkin teorinya gak jauh beda dgn yg saya sertakan ini Pak, malah
ini utk bahan bakar mobil, saya cc lewat japri.
Aku kok masih ragu akan terjadi pemecahan H2 dan O2 dengan proses
penguapan ?
Setahu saya proses pemecahan H2O menjadi oksigen dan Hydrogen
hanya terjadi dengan elektrolysis.
Anda Suganda
heemm,,
baru kemarin saya membersihkan kompor minyak,,kompor minyak itu
nyalanya redup setelah saya periksa ternyata didalam tanknya
terdapat <15%air>,, runpanya air tersebut bisa menghambat jalannya
minyak dalam sumbu,, iya siy minyaknya irit tapi panasnya juga irit
jadi masaknya juga lama,, tapi sisi baiknya untuk pengguna api yang
tak terlalu panas ini sangat berguna,, jadi masakan tidakcepat
gosong,,
terima kasih,.
Cahyono, Bambang
panji hindarto
PakAsyrofi,
Bukankah sudah dijelaskan di dalam artikel bahwa kompor ini
memerlukan pemanas listrik untuk menguapkan campuran air dan
minyak. Dari situlah sumber energi luarnya. secara logika mungkin
saja kompor ini bisa berhasil mengingat ada tambahan energi dari luar
berupa listrik. Tinggal dipikirkan feasible gak penghematan minyak
yang dipakai dibandingkan dengan tambahan biaya untuk
mendapatkan listriknya.kalau memang ada penghematan, maka
teknologi ini patut dikembangkan.
Mahyudanil
Sepertinya fungsi air di sini hanya sebagai media pengkabutan
(atomizing) sehingga pembakaran akan menjadi lebih sempurna.
Dalam hal ini efisiensi pembakaran akan naik signifikan dibandingkan
dengan menggunakan kompor minyak konvensional. Air di sini akan
terlebih dahulu diuapkan menjadi steam yang kemudian bersama2
minyak dialirkan ke tungku pembakaran. Jadi samalah halnya dengan
atomizing steam yang digunakan untuk burner2 yang ada di industri
baik itu boiler maupun fired heater.
Ikhsan
Pak Mahyudanil,
Setahu saya untuk atomizing diperuntukkan untuk fasa liquid dimana
diatur delta pressurenya sehingga diperoleh partikel2 yg lebih kecil
dan mudah terbakar sempurna, sementara penguapan water &
minyak tanah disini dilakukan dgn meningkatkan temperatur sampai
mencapai vapor pointnya. Sekedar pendapat awam , mungkin gak
partikel minyak tanah yg menguap masuk ke dalam partikel uap air yg
tak jenuh melalui proses tumbukan molekul2 kedua fasa uap tersebut
sehingga konsumsi minyak tanah tidak terlalu banyak akibat adanya
energi panas uap air + minyak tanah yg terbakar. Seperti CS2 dalam
air yg masih menimbulkan api dipermukaan air sampai lenyap jika
kandungan CS2 nya sudah habis terbakar semua. Faktor2 lain seperti
media transfer panas yg dipakai, jumlah yg dimasak dan apa yg
dimasak saya pikir sudah dilakukan trial oleh Bapak yang
menemukannya.
Menarik juga untuk sharing pendapat siapa tahu teknology ini bisa
dipakai masyarakat yang sedang kesulitan BBM.
A. Rofiudin
Pak Mahyudanil dan pak Ikhsan gak ada yang salah, unsur atomising
ada....,sebenarnya tanpa minyakpun bisa, air bisa membakar kok, bila
di elektrolisa dulu lalu terbentuk gas Hydrogen dan dibakar, akan lebih
panas lagi apinya. Tapi penemuan ini kan sudah efisien, listriknya kecil
untuk penguapan awal dan selanjutnya di injeksikan dan dibakar, dan
lebih efisien lagi kalau dipakai untuk industri kecil yang butuh
pemanas yang continuou. Dan akan lebih efisien lagi kalau bapak-
bapak yang pakai karena akan langsung dimodifikasi lagi tanki
campurannya dibuat preheater, agar listriknya lebih kecil lagi.... :)
Kita memasak air saja sekarang ini masih boros energi lho pak, coba
bayangkan hanya mau membuat satu cangkir kopi saja kadang ibu-ibu
memanaskan setengah panci air lalu kadang sisanya dibiarin dingin
lagi (kalau tidak punya thermos).
Coba lihat cara kerja coffee maker, kita bisa menaruh 1 liter air, on kan
alat, elemen pemanas kerja hanya memanasi sekian cc air saja di
tempat yang luas dan datar dengan sedikit air, segera air mendidih
dan bertekanan dan pindahlah air itu ke cangkir anda, bidang pemanas
akan terisi air baru siap dipanasin lagi, setelah satu cangkir stop !!!. air
stock tetap dingin. waktu untuk satu cangkir singkat. so HEMAT
ENERGY.
Ayo kita bagi tips hemat energi..........mulai dari saya ya, segera di
susul tips hemat energy lainnya ya??
Telur rebus akan masak sempurna (putih dan kuning) artinya tepat
matang, sehingga tambahan panas dan waktu sudah tidak
mempengaruhinya lagi hanya boros energi saja.
Caranya : Didihkan air, setelah air mendidih, masukkan telur dan
onkan stopwatch hasilnya sbb :
2,5 menit (putih telur masak setengah bagian luar)
5 menit (putih telur masak semua, kuning telur mentah semua)
7,5 menit (putih telur matang semua, kuning telur matang setengah)
10 menit (semua bagian dalam telur matang)
Yuyus Uskara
Anshori Budiono
Usaha dan penemuan yang patut untuk dikaji dan bisa menjadi solusi.
Berita yang sangat menarik. Sayangnya penyajian oleh reporter
(wartawan) kurang bernuansa scientific dan sedikit ceroboh untuk
perbandingan air dan minyak tanah.