Anda di halaman 1dari 15

1

B – Teori Bab 1
Modul 1a
Dasar-dasar Pneumatik
I. 1. Definisi Pneumatika
Secara istilah, kata 'pneuma' berasal dari kata dalam bahasa Yunani kuno yg
artinya ; 'tiupan angin'.
Namun secara definisi, artinya ; “Salah satu cabang ilmu fisika yg mempelajari
fenomena udara yg dimampatkan (bertekanan) sehingga tekanan yg terjadi akan
menghasilkan gaya sebagai penyebab gerak / aktuasi pd aktuator”.

I. 2. Sifat-sifat fisika udara


Permukaan bumi ini ditutupi oleh mantel udara. Udara adalah campuran gas yang
terdiri atas senyawa :
a) sekitar 78% dari volum adalah nitrogen
b) sekitar 21% dari volum adalah oksigen
c) Sisanya adalah campuran karbon dioksida, argon, hidrogen neon, helium,
krypton dan xenon.
Untuk memahami susunannya dengan lebih baik, berikut disertakan besaran
fisikanya. Data-data ini berdasarkan "Sistem Satuan Internasional", disingkat SI.
Tabel 1.1 Satuan Dasar
Besaran Simbol Satuan
Panjang l meter (m)
Massa m kilogram (kg)
Waktu t detik (s)
Temperatur T Kelvin (K), 00C = 273 K

Tabel 1.2 Satuan Turunan


Besaran Simbol Satuan
Gaya F newton (N), 1 N = 1 kg.m/s2
Luas A meter persegi (m2)
Volume V meter kubik (m3)
Volume aliran Q (m3/s)
Tekanan P pascal (Pa), 1 Pa = 1 N/m2, 1 bar = 105 Pa

Festo-Pneumatik Rekomposisi ; Ariosuko


2

I. 3. Karakteristik Udara
3.1Tidak punya bentuk khusus
Sebagai mana umumnya gas, udara juga tidak mempunyai bentuk yang khusus.
Bentuknya mudah berubah karena tahanannya kecil. Udara akan berubah bentuk
sesuai dengan tempatnya.
3.2Kompresibel
Udara dapat dimampatkan dan selalu berusaha untuk mengembang. Sifat ini pula
yg menyebabkan suatu sistem pneumatik perlu trik khusus untuk mengatur
pergerakan presisi.
◦ Tekanan
1 Pascal sama dengan tekanan vertikal sebesar 1N pada bidang 1m2 dan 100
kPa sama dengan 14,5 psi.
Karena segala sesuatu di bumi ini menerima tekanan yaitu tekanan absolut
atmosfir (pat), maka tekanan ini tidak bisa dirasakan. Pada umumnya tekanan
atmosfir dianggap sebagai tekanan dasar, sedangkan yang bervariasi (akibat
penyimpangan nilai) adalah:
a) Tekanan ukur = pg
b) Tekanan vakum = pv
Hal ini digambarkan pada diagram di bawah :

Tekanan atmosfir tidak mempunyai nilai yang konstan. Variasi nilainya


tergantung pada letak geografis dan iklimnya. Daerah dari garis nol tekanan

Festo-Pneumatik Rekomposisi ; Ariosuko


3

absolut sampai garis tekanan atmosfir disebut daerah vakum dan diatas garis
tekanan atmosfir adalah daerah tekanan.
Tekanan absolut terdiri atas tekanan atmosfir pat dan tekanan ukur p g. Tekanan
absolut biasanya 1 bar (100 kPa) lebih besar dari tekanan relatif Pg.

I. 4. Hukum-hukum dalam pneumatika


4.1Hukum Newton
Gaya = Massa x percepatan
F = m.a
Dengan, a = percepatan grafitasi = 9,81 m/s2 (nilai rata-rata di Indonesia).

4.2 Hukum Boyle Mariote


Menjelaskan sifat: Volume dari massa gas yang tertutup pada temperatur
konstan adalah berbanding terbalik dengan tekanan absolut atau hasil kali dari
volume dan tekanan absoiut adalah konstan untuk masa gas tertentu.
p1 * V1 = p2 * V2 = p3 * V3 = konstan

a) Contoh perhitungan:
Udara dipampatkan pada tekanan atmosfir menjadi 1/7 dari volumenya.
Tekanan apakah yang muncul apabila temperatur tetap konstan ?
• p1 * V1 = p2 * V2
• p2 = (V1A/2)*p1 catatan: V2/V1 =1/7
• p1 = p atm = 1 bar = 100 kPa

Festo-Pneumatik Rekomposisi ; Ariosuko


4

• p2 = 1 * 7 = 7 bar = 700 kPa absolut


Hasilnya = pg = pukur - pabs - patm = 7 - 1 = 6 bar = 600 kPa
Sebuah kompresor yang menghasilkan tekanan diatas atmosfir 6 bar (600
kPa), mempunyai sifat pemampatan 1:7, ini dianggap jika tekanan atmosfir
patm 1 bar (100kPa).

I. 5. Teori kontrol
Alokasi dari sebuah sistem kontrol dari salah satu dari tiga jenis sistem kontrol tergantung
pada tugas yang akan diliputi. Sebagai contoh
5.1Sistem kontrol dengan program
Artinya perencanaan telah memilih satu diantara tiga grup sistem kontrol.
a) Sistem kontrol pilot (manual)
Selalu ada hubungan yang jelas antara nilai perintah atau referensi dan nilai
keluaran yang disediakan. Variabel gangguan tidak menyebabkan
penyimpangan (DIN 19226). Pilot kontrol ini tidak mempunyai fungsi memori.
b) Sistem kontrol dengan memori
Ketika nilai perintah atau referensi dihilangkan atau dibatalkan, khususnya
setelah penyelesaian sinyal masukan, tercapainya nilai keluaran
dipertahankan (dimemori). Sebuah nilai perintah yang berbeda atau sebuah
sinyal untuk melawan sinyal masukan dibutuhkan untuk mengembalikan nilai
keluaran ke nilai awal.
c) Kontrol dengan jadwal waktu
Dalam sistem kontrol dengan waktu, nilai perintah disuplai oleh waktu yang
tergantung pada pembangkit program (DIN 19226). Karakteristik dari sebuah
sistem kontrol dengan waktu adalah adanya sebuah pembangkit program dan
waktu yang tergantung urutan program. Pembangkit program boleh dari:
• poros cam
• cam
• kartu punch
• tape punch
• penyimpan elektronis

Festo-Pneumatik Rekomposisi ; Ariosuko


5

5.2Sistem kontrol dengan koordinasi gerakan


Pada sistem kontrol dengan koordinasi gerakan, nilai masukannya dicatu oleh
pembangkit sinyal yang nilai keluarannya tergantung pada posisi bagian yang
bergerak dengan siklus terkontrol (DIN 19226).
a) Sistem kontrol berurutan
Program berurutan disimpan dalam sebuah pembangkit program yang
menjalankan program selangkah demi selangkah sesuai dengan status
yang dicapai oleh sistem yang dikontrol. Program ini boleh dipasang
secara permanen atau dibaca dari kartu punch, pita magnetik, dan jenis
memori yang lain (DIN 19226).

5.3Klasifikasi berdasarkan jenis sinyal


a) Sistem kontrol analog
Adalah sebuah sistem kontrol yang mengoperasikan sinyal analog dalam
bagian pengolah sinyal (DIN 19237).
b) Sistem kontrol digital
Adalah sebuah sistem kontrol yang mengoperasikan sinyal bilangan digital
dalam bagian pengolah sinyal (DIN 19237).
c) Sistem kontrol biner
Adalah sistem kontrol yang mengoperasikan sinyal biner dalam bagian
pengolah sinyal dimana sinyal tidak berbentuk bilangan sebagai pewakil
data (DIN 19237).

5.4Klasifikasi berdasarkan pengolahan sinyal


Klasifikasi dari sistem kontrol yang berdasarkan jenis data yang diwakili nya
masih bersifat teoritis dan tidak bergantung pada metoda pemecahannya.
Sedangkan yang lebih praktis, klasifikasi berdasarkan jenis pengolah sinyal,
karena memberi informasi tentang metoda pemecahan yang dipilih.
a) Sistem kontrol serempak (sinkron)
Adalah sebuah sistem kontrol yang sistem pengolah sinyalnya sinkron dengan
pulsa jam ( DIN 19237 ).
b) Sistem kontrol tak serempak (asinkron)
Adalah sebuah sistem kontrol yang beroperasi tanpa pulsa jam, yaitu

Festo-Pneumatik Rekomposisi ; Ariosuko


6

perubahan sinyal hanya ditriger oleh perubahan sinyal masukan (DIN


19237)
c) Sistem kontrol logika
Adalah sebuah sistem kontrol dengan status sinyal keluaran tertentu diberikan
oleh status sinyal masukan melalui hubungan logika "Boolean" (DIN 19237).
d) Sistem kontrol berurutan
Adalah sebuah sistem kontrol dengan pengoperasian langkah demi langkah dalam
suatu program yang bergantung pada kondisi yang terpenuhi (DIN 19237).
• Sistem kontrol berurutan bergantung waktu
Adalah sistem kontrol berurutan yang kondisi aktif dan non aktifnya hanya
bergantung pada waktu ( DIN 19237).
• Sistem kontrol berurutan tergantung proses
Adalah sebuah sistem kontrol yang kondisi aktif dan nonaktifnya hanya
tergantung pada sinyal dari sistem yang dikontrol (DIN 19237).

I. 6. Aliran Sinyal dan rantai kontrol


Suatu kontrol selalu terdiridari sejumlah blok yang merupakan kum-pulan sejumlah
komponen yang tertata. Pada saat yang sama, juga tampak adanya aliran sinyal.
Rantai kontrol dicirikan oleh adanya suatu aliran sinyal dari sinyal masukan melalui
sinyal proses menuju sinyal keluaran dan pelaksa-naan perintah. Tentu saja harus
ada komponen masukan, pemroses dan keluaran.
Berikut disajikan beberapa contoh susunan bagian dari aliran sinyal:
a) Bagian tambahan harus dimasukkan kedalam mata rantai kontrol untuk
transformasi sinyal, agar supaya bagian tambahan ini melakukan
tugasnya. Bagian tambahan ini terdiri dari penguat atau pengubah dalam
bentuk energi yang sama atau berlainan yang dipakai bagian operasi dan
bagian kontrol.
b) Rangkaian dan tata letak urutan kontrol bisa diidentifikasikan. Seksi daya
dari seksi kerja terdiri dari aktuator dan elemen kontrol terakhir. Elemen
kontrol menerima sinyal kontrol dari elemen pengolah. Elemen pengolah
sinyal mengolah informasi yang dikirim dari elemen sinyal masukan atau
sensor. Sinyal mengalir dari sumber energi ke seksi daya.

Festo-Pneumatik Rekomposisi ; Ariosuko


8

A – Kursus Bab1

Modul 1b
Karakteristik dan Aplikasi Pneumatik

1 .Gambaran umum karakteristik Pneumatik


1.1. Keunggulan dan karakteristik khas dari udara bertekanan :
• Ketersediaan :
Udara praktis terdapat dimana-mana dalam jumlah yang tidak terbatas.
• Transportasi :
Udara dengan sangat mudah dapat ditransportasikan melalui pipa
saluran sampai jarak yang jauh.
• Penyimpanan :
Udara-bertekanan dari kompresor dapat disimpan da-lam tabung untuk
dipergunakan, sehingga kompresor tidak perlu hidup terus-menerus.
Selain itu tangki (botol) penyimpan mudah dipindah-pindah.
• Udara-bertekanan relatif tidak peka terhadap perubahan temperatur.
Hal ini menjamin pengoperasian yang handal, bahkan dalam kondisi
yang ekstrim sekalipun.
• Tahan Ledakan :
Udara-bertekanan tidak mengandung resiko terbakar atau meledak.
• Bersih :
Udara-bertekanan tanpa lubrikasi adalah bersih. Meskipun ada yang
keluar dari Kebocoran pipa atau komponen) tidak akan menyebabkan
pencemaran terhadap lingkungan. Ini penting sekali dalam industri
makanan, kayu, dan tekstil.
• Konstruksi :
Elemen kerja mempunyai konstruksi komponen yang sederhana
dengan demikian harganya murah.
• Kecepatan :
Udara bertekanan merupakan media kerja yang cepat. Kecepatan
kerja yang tinggi dapat tercapai.
• Pengaturan :

Festo-Pneumatik Rekomposisi ; Ariosuko


9

Dengan menggunakan komponen-komponen udara bertekanan,


kecepatan dan gaya dapat diatur.
• Aman terhadap beban berlebih :
Perkakas & elemen kerja pneumatik akan tetap aman terhadap beban
berlebih yang diberikan. Peralatan akan berhenti, tanpa ada kerusakan
sedikitpun.

1.2. Kekurangan pneumatik


Agar dapat lebih cermat menentukan cakupan dari aplikasi pneumatik,
tentu harus diketahui pula kekurangan-kekurangannya :
• Pengadaan :
Udara-bertekanan harus disiapkan dengan baik untuk mencegah
timbulnya resiko keausan komponen pneumatik yang terlalu cepat
karena partikel debu dan kondensasi.
• Mampu dimampatkan :
Udara-bertekanan dapat dimampatkan, sehingga tidak mungkin
diperoleh kecepatan piston yang teratur dan konstan.
• Gaya :
Udara-bertekanan hanya efisien sampai kebutuhan gaya tertentu.
Pada tekanan kerja normal antara 6 sampai 7bar (600 - 700kPa) dan
kondisi lintasan dan kecepatan tertentu, maka gaya berkisar antara
20.000 sampai dengan 30.000 Newton.
• Gangguan suara :
Udara buangan menimbulkan suara yang sangat bising. Tetapi
masalah ini dapat diatasi secara baik dengan adanya material
peredam suara dan silencer.
• Biaya :
Pemakaian udara bertekanan memerlukan biaya yang relatif mahal
Biaya energi yang mahal dikompensasi oleh harga komponen yang
murah dan prestasi kerja yang tinggi.

2 . Dibandingkan dengan bentuk energi yang lain, maka pneumatik perlu

Festo-Pneumatik Rekomposisi ; Ariosuko


dipertimbangkan sebagai alternatif untuk media kendali atau kerja. Penilaian
ini mencakup seluruh total sistem mulai dari sinyal input (sensor) melalui
bagian kontrol (prosesor) ke peralatan keluaran (aktuator). Semua faktor
berikut harus dipertimbangkan yaitu :
2.1. Kebutuhan kerja atau keluaran
2.2. Metoda kontrol yang diinginkan
2.3. Sumber daya dan pengetahuan teknik yang memadai
2.4. Keterpaduan antara sistem yang ada dengan yang akan dipilih.

3 .Berbagai pilihan media kerja yaitu:


• Listrik
• Hidraulik
• Pneumatik
• Gabungan media di atas
Kriteria pemilihan media kerja berdasarkan
• Gaya
• Langkah kerja
• Jenis gerakan (lurus, berayun, berputar)
• Kecepatan
• Ukuran
• Usia pemakaian
• Kepekaan
• Keamanan dan keandalan
• Biaya energi
• Penanganan
• Pengaturan
• Penyimpanan
4 .Berbagai pilihan media kontrol yaitu :
• Mekanik
• Listrik
• Elektronik

Festo-Pneumatik Rekomposisi ; Ariosuko


• Pneumatik, tekanan normal
• Pneumatik, tekanan rendah
• Hidraulik

5 .Kriteria pemilihan dan sifat sistem yang perlu dipertimbangkan dalam


penerapan :
• Keandalan komponen
• Kepekaan terhadap pengaruh lingkungan
• Kemudahan dalam pemeliharaan dan perbaikan
• Waktu hubung komponen
• Kecepatan sinyal
• Kebutuhan tempat
• Usia pemakaian
• Persyaratan pelatihan bagi operator dan petugas perawatan
• Kemungkinan modifikasi dari sistem kontrol

6 .Pengembangan sistem kontrol pneumatik


Pengembangan produk pneumatik, dapat ditinjau berdasarkan kategori:
• Aktuator
• Sensor dan elemen masukan
• Prosesor
• Sistem kontrol
• Komponen pelengkap
Masing-masing elemen penting di dalam pemecahan masalah pneumatik.
Tuntutannya adalah keandalan sistem/komponen yang disertai dengan :
• Kemudahan untuk perbaikan dan pemeliharaan atau
• Biaya rendah untuk penggantian
• Mudah dilakukan pemasangan dan penyambungan
• Keperluan perawatan rendah
• Mudah mengadakan perubahan dan fleksibel
• Desain yang kompak

Festo-Pneumatik Rekomposisi ; Ariosuko


• Biaya yang sepadan
• Mudah tersedia
• Dokumentasi yang lengkap
• Hanya diperlukan pelatihan sedikit untuk memahami produk
7 . Struktur sistem pneumatik dan aliran sinyal
Tingkatan utama dari sistem pneumatik adalah :
7.1. Catu daya (energi supply)
7.2. Elemen masukan (sensor)
7.3. Elemen pengolah (prosesor)
7.4. Elemen kerja (aktuator)

Contoh pemakaian sistem kontrol pneumatik


Sebuah katup kontrol arah dapat digunakan sebagai sebuah elemen input,
pemroses atau kontrol. Hal ini cukup membingungkan untuk pemula, namun
menjadi jelas bila disertai gambar sirkuit pneumatiknya.
Elemen-elemen dalam sistem pneumatik diwakili oleh simbol-simbol yang
menunjukkan fungsi dari elemen tersebut. Simbol tersebut dapat berupa
gabungan beberapa simbol elemen dan berfungsi tertentu. Rangkaian dari
setiap elemen digambar dengan urutan yang sama dengan diagram aliran

Festo-Pneumatik Rekomposisi ; Ariosuko


sinyal di atas.
Pada tingkatan aktuator ditambahkan kontrol elemen untuk melengkapi
struktur. Kontrol elemen mengontrol aksi dari aktuator setelah menerima
sinyal yang dikirim oleh elemen pengolah. {B 1.3}
Katup kontrol arah (KKA) dapat sebagai sensor, pengolah atau pengontrol
aktuator. Jika KKA digunakan sebagai pengontrol gerakan silinder maka dia
masuk grup aktuator bagian elemen kontrol.Jika sebagai elemen pengolah
atau maka masuk di grup prosesor atau sensor. Perbedaan fungsi biasanya
berdasarkan cara pengoperasiannya dan bergantung pada letak KKA di
dalam gambar rangkaian. {B 3}

8 . Aplikasi Pneumatik
Penggunaan pneumatika sudah lama sekali membantu dalam pelaksanaan
pekerjaan mekanis sederhana. Bahkan sekarang ini memegang peranan
yang penting dalam bidang otomasi.
Sebelum tahun 1950 pneumatik telah banyak digunakan sebagai media kerja
dalam bentuk energi tersimpan. Era tahun 1950-an kebutuhan sensor dan
prosesor berkembang sejalan dengan kebutuhan penggerak. Perkembangan
ini membantu operasi kerja yang dikontrol dengan menggunakan sensor
untuk mengukur keadaan dan kondisi mesin. Pengembangan sensor,
prosesor dan aktuator memungkinkan munculnya berbagai sistem pneumatik.
Sejalan dengan munculnya sistem tsb, berbagai komponen terus

Festo-Pneumatik Rekomposisi ; Ariosuko


dikembangkan baik berupa perubahan material, proses manufaktur, dan
proses disainnya. Sebagian besar aplikasi memanfaatkan pneumatik sebagai
satu atau lebih fungsi dari:
8.1. Sensor untuk menentukan status proses
8.2. Pengolah informasi
8.3. Pengaktifan aktuator melalui elemen kontrol
8.4. Pelaksana kerja berupa aktuator
Jenis-jenis gerakan berikut dapat dilaksanakan dengan elemen
penggerak pneumatik:
• Lurus (linier)
◦ Silinder pneumatik banyak dipakai sebagai penggerak linier, karena
harganya yang relatif murah, mudah dipasang, sederhana dan
konstruksi yang kokoh serta mudah diperoleh dalam berbagai
ukuran dan langkah kerja.

Karakteristik umum dari silinder pneumatik adalah sbb:


◦ Diameter 6 sampai 320 mm
◦ Panjang langkah 1 sampai 2000 mm
◦ Gaya-gaya sampai 50000 N
◦ Kecepatan piston 0,02 sampai 1 m/s
◦ ayun
◦ putar

Festo-Pneumatik Rekomposisi ; Ariosuko


Beberapa bidang aplikasi yang menggunakan pneumatika adalah sebagai
berikut:
• Secara umum dalam penanganan material:
◦ Pencekaman benda kerja
◦ Penggeseran benda kerja

◦ Pengaturan posisi benda kerja


◦ Pengaturan arah benda kerja

• Penerapan umum :
◦ Pengemasan

◦ Pemakanan
◦ Pengukuran

◦ Pengaturan
◦ Buka dan Tutup

◦ Pemindahan material
◦ Pemutaran dan pembalikan benda kerja

◦ Pemilahan bahan
◦ Penyusunan benda kerja

◦ Pengerjaan stempel dan embosing pada benda kerja

Festo-Pneumatik Rekomposisi ; Ariosuko


• Pneumatika diterapkan dalam pemesinan dan operasi kerja, seperti
◦ Pengeboran
◦ Pembubutan

◦ Pengefraisan
◦ Penggergajian

◦ Penyelesaian akhir
◦ Pengubahan bentuk

◦ Kontrol kualitas

Festo-Pneumatik Rekomposisi ; Ariosuko

Anda mungkin juga menyukai