B – Teori Bab 1
Modul 1a
Dasar-dasar Pneumatik
I. 1. Definisi Pneumatika
Secara istilah, kata 'pneuma' berasal dari kata dalam bahasa Yunani kuno yg
artinya ; 'tiupan angin'.
Namun secara definisi, artinya ; “Salah satu cabang ilmu fisika yg mempelajari
fenomena udara yg dimampatkan (bertekanan) sehingga tekanan yg terjadi akan
menghasilkan gaya sebagai penyebab gerak / aktuasi pd aktuator”.
I. 3. Karakteristik Udara
3.1Tidak punya bentuk khusus
Sebagai mana umumnya gas, udara juga tidak mempunyai bentuk yang khusus.
Bentuknya mudah berubah karena tahanannya kecil. Udara akan berubah bentuk
sesuai dengan tempatnya.
3.2Kompresibel
Udara dapat dimampatkan dan selalu berusaha untuk mengembang. Sifat ini pula
yg menyebabkan suatu sistem pneumatik perlu trik khusus untuk mengatur
pergerakan presisi.
◦ Tekanan
1 Pascal sama dengan tekanan vertikal sebesar 1N pada bidang 1m2 dan 100
kPa sama dengan 14,5 psi.
Karena segala sesuatu di bumi ini menerima tekanan yaitu tekanan absolut
atmosfir (pat), maka tekanan ini tidak bisa dirasakan. Pada umumnya tekanan
atmosfir dianggap sebagai tekanan dasar, sedangkan yang bervariasi (akibat
penyimpangan nilai) adalah:
a) Tekanan ukur = pg
b) Tekanan vakum = pv
Hal ini digambarkan pada diagram di bawah :
absolut sampai garis tekanan atmosfir disebut daerah vakum dan diatas garis
tekanan atmosfir adalah daerah tekanan.
Tekanan absolut terdiri atas tekanan atmosfir pat dan tekanan ukur p g. Tekanan
absolut biasanya 1 bar (100 kPa) lebih besar dari tekanan relatif Pg.
a) Contoh perhitungan:
Udara dipampatkan pada tekanan atmosfir menjadi 1/7 dari volumenya.
Tekanan apakah yang muncul apabila temperatur tetap konstan ?
• p1 * V1 = p2 * V2
• p2 = (V1A/2)*p1 catatan: V2/V1 =1/7
• p1 = p atm = 1 bar = 100 kPa
I. 5. Teori kontrol
Alokasi dari sebuah sistem kontrol dari salah satu dari tiga jenis sistem kontrol tergantung
pada tugas yang akan diliputi. Sebagai contoh
5.1Sistem kontrol dengan program
Artinya perencanaan telah memilih satu diantara tiga grup sistem kontrol.
a) Sistem kontrol pilot (manual)
Selalu ada hubungan yang jelas antara nilai perintah atau referensi dan nilai
keluaran yang disediakan. Variabel gangguan tidak menyebabkan
penyimpangan (DIN 19226). Pilot kontrol ini tidak mempunyai fungsi memori.
b) Sistem kontrol dengan memori
Ketika nilai perintah atau referensi dihilangkan atau dibatalkan, khususnya
setelah penyelesaian sinyal masukan, tercapainya nilai keluaran
dipertahankan (dimemori). Sebuah nilai perintah yang berbeda atau sebuah
sinyal untuk melawan sinyal masukan dibutuhkan untuk mengembalikan nilai
keluaran ke nilai awal.
c) Kontrol dengan jadwal waktu
Dalam sistem kontrol dengan waktu, nilai perintah disuplai oleh waktu yang
tergantung pada pembangkit program (DIN 19226). Karakteristik dari sebuah
sistem kontrol dengan waktu adalah adanya sebuah pembangkit program dan
waktu yang tergantung urutan program. Pembangkit program boleh dari:
• poros cam
• cam
• kartu punch
• tape punch
• penyimpan elektronis
A – Kursus Bab1
Modul 1b
Karakteristik dan Aplikasi Pneumatik
8 . Aplikasi Pneumatik
Penggunaan pneumatika sudah lama sekali membantu dalam pelaksanaan
pekerjaan mekanis sederhana. Bahkan sekarang ini memegang peranan
yang penting dalam bidang otomasi.
Sebelum tahun 1950 pneumatik telah banyak digunakan sebagai media kerja
dalam bentuk energi tersimpan. Era tahun 1950-an kebutuhan sensor dan
prosesor berkembang sejalan dengan kebutuhan penggerak. Perkembangan
ini membantu operasi kerja yang dikontrol dengan menggunakan sensor
untuk mengukur keadaan dan kondisi mesin. Pengembangan sensor,
prosesor dan aktuator memungkinkan munculnya berbagai sistem pneumatik.
Sejalan dengan munculnya sistem tsb, berbagai komponen terus
• Penerapan umum :
◦ Pengemasan
◦ Pemakanan
◦ Pengukuran
◦ Pengaturan
◦ Buka dan Tutup
◦ Pemindahan material
◦ Pemutaran dan pembalikan benda kerja
◦ Pemilahan bahan
◦ Penyusunan benda kerja
◦ Pengefraisan
◦ Penggergajian
◦ Penyelesaian akhir
◦ Pengubahan bentuk
◦ Kontrol kualitas