Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK

Mata Kuliah : Berpikir Kesisteman


Dosen : 1. Prof. Dr. Jujun S. Suriasumantri
2. Dr. Billy Tunas

Topik :

PENERAPAN PENDEKATAN SISTEM DENGAN


MODEL INPUT-OUTPUT VERSI SMF
(Studi Kasus Bursa Berjangka Jakarta)

Oleh Kelompok I :

Ahsan
Akip
Fordolin Hasugian
Heru Budi Santoso
Jarot S. Suroso
Musanif
Safrodin
Sumarno Wibowo

Program Doktor Manajemen Pendidikan


Kelas A
Fakultas Pascasarjana
Universitas Negeri Jakarta
2007
2

PENERAPAN PENDEKATAN SISTEM DENGAN MODEL


INPUT-OUTPUT VERSI SMF
(Studi Kasus Bursa Berjangka Jakarta)
1. LATAR BELAKANG

Kinerja pialang yang diukur dalam penelitian ini adalah tingkat efisiensi pialang dalam menjalankan bisnisnya.
Pialang dikatakan efisien apabila ia memiliki score efisiensi relatif (Epp) sebesar 100%. Sedangkan pialang terbaik
(best-practice) adalah pialang efisien yang memiliki nilai cross efficiency (Cp) terbesar tetapi memiliki nilai FPI
terkecil.
Industri perdagangan berjangka (futures trading) telah disahkan sejak 15 Desember 2000 yang ditandai dengan
berdirinya Bursa Berjangka Jakarta (BBJ), bursa ini diharapkan sebagai salah satu sektor ekonomi yang dapat
mempercepat pemulihan perekonomian Indonesia yang sedang dilanda krisis. Salah satu ujung tombak dalam
mensukseskan perdagangan berjangka adalah perusahaan pialang berjangka, perusahaan inilah yang mengenalkan
dan memasarkan kontrak-kontrak tersebut kepada para investor (nasabah). Pembinaan terhadap pialang sangat
diperlukan, pembinaan ini di samping untuk meningkatkan volume perdagangan juga bermanfaat untuk
mewujudkan kegiatan perdagangan berjangka yang teratur, wajar, efisien, dan efektif serta dalam suasana
persaingan yang sehat. Guna mendukung perkembangan perdagangan berjangka, pialang yang ada haruslah
beroperasi secara efisien sehingga dapat menghasilkan perdagangan yang efisien pula.

2. PERMASALAHAN

Pengukuran kinerja absolut perusahaan pialang yang bergerak di bidang jasa ini sangat sulit dilakukan, hingga saat
ini pengukuran tersebut belum memiliki format yang baku di BAPPEBTI. Di samping itu, mengingat usia
perdagangan berjangka yang relatif masih muda, praktek-praktek bisnis yang dijalankan para pialang yang terbukti
mampu meningkatkan kinerja pialang masih sedikit dan sulit ditemukan.

3. IDENTIFIKASI SISTEM

BAPPEBTI disamping sebagai pengawas perdagangan berjangka juga berfungsi sebagai badan pembina
perdagangan berjangka yang antara lain berperan untuk meningkatkan kinerja pialang dalam menggunakan sumber
daya internal (antara lain sumber daya manusia dan modal) maupun dalam meningkatkan persaingan yang sehat di
antara sesama pialang sehingga akan tercipta pasar perdagangan bursa berjangka yang handal dan efisien dalam
operasionalnya.

Untuk memudahkan pembinaan terhadap kinerja para pialang tersebut, maka penulis mencoba menginvestigasi
model pengukuran kinerja perusahaan pialang yang lebih fleksibel dan lebih sederhana yang mampu menentukan
pialang dengan praktek terbaik dalam menjalankan aktifitasnya. Pialang ini dapat digunakan sebagai sebagai tolok
ukur bagi pialang lainnya karena telah terbukti berhasil secara efektif menerapkan proses operasional yang baik.
Lebih lanjut pengukuran efisiensi relatif ini dapat dimanfaatkan juga merating pialang-pialang tersebut.

Adapun ukuran kinerja yang dimaksud dalam tulisan ini adalah efisiensi relatif dari masing-masing pialang dan
metode pengukuran yang digunakan adalah metode DEA (Data Envelopment Analysis) yaitu suatu metoda non
parametrik, yang membandingkan masukan dengan hasil yang dicapai oleh masing-masing pialang. Metode ini
nyatanya telah berhasil digunakan untuk mengukur efisiensi relatif dari suatu entitas yang beroperasi pada bidang
yang sama dengan menggunakan sumber daya yang relatif sama dan jenis keluaran yang sama pula.
Instrumental Imput
Fdskljhfdskjljhjk

Sumber Raw material Output Pengguna

Struktur Metode Fungsi

Feedback

Environmental input

Gbr. Visualisasi Sistem (Model SMF)


Tabel Matriks Struktur Fungsi

Strukt Fungsi
ur

Keterangan

Tabel Matriks Hubungan Input Output

O
I
5

4. ANALISIS DAN EVALUASI

Praktek bisnis yang dijalankan Pialang L yang sangat perlu diperhatikan untuk meningkatkan kinerja pialang lain,
yaitu :

a. pelatihan secara kontinu baik bagi para nasabahnya maupun untuk wakil pialangnya. Bagi nasabah
pelatihan ini bermanfaat sebagai acuan untuk mengambil tindakan yang tepat dalam pemilihan investasi,
bagi pialang bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi untuk memperoleh nasabah
potensial dan untuk meningkatkan ketajaman analisis dalam penyaluran amanat nasabah.
b. fasilitas dan sarana yang lengkap untuk memudahkan kegiatan pelayanan kepada nasabah dengan
menggunakan sistem komputer pada proses administrasi dan pemantauan pergerakan harga di bursa secara
online. Para nasabah juga disuguhi informasi lengkap mulai dari ringkasan berita pasar, sampai berbagai
referensi tentang perdagangan berjangka.
c. giat melakukan seminar secara teratur untuk menggaet nasabah melalui acara talkshow di stasiun radio.
Kegiatan sosialisasi sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepercayaan nasabah
mengenai perdagangan berjangka di bursa yang sebagai besar berlandaskan kepada kepercayaan nasabah.

5. KESIMPULAN

Kinerja pialang yang diukur dalam penelitian ini adalah tingkat efisiensi pialang dalam menjalankan bisnisnya.
Pialang dikatakan efisien apabila ia memiliki score efisiensi relatif (Epp) sebesar 100%. Sedangkan pialang terbaik
(best-practice) adalah pialang efisien yang memiliki nilai cross efficiency (Cp) terbesar tetapi memiliki nilai FPI
terkecil. Karena hal ini menunjukan pialang tersebut telah menggunakan sumber daya internalnya secara maksimal
untuk mendapatkan output yang optimal dibandingkan pialang lainnya ditinjau.

Nilai efisiensi relatif yang ditunjukan pialang yang merupakan anggota BBJ, hanya tiga yang efisien (J,K,L)
sedangkan pialang yang lainnya relatif kurang efisien disamping terdapat satu pialang yang memilki skor efisiensi di
bawah 50%, hal ini menunjukkan kinerjanya sangat kurang dibanding yang lainnya. Pialang yang paling baik
kinerjanya dan cocok untuk dijadikan benchmark (best practice) dari hasil tulisan ini adalah pialang L yang
memiliki praktek-praktek terbaik untuk diaplikasikan oleh pialang lainnya, antara lain pelatihan secara kontinu baik
bagi para nasabahnya maupun untuk wakil pialangnya, memiliki fasilitas dan sarana yang lengkap untuk
memudahkan kegiatan pelayanan kepada nasabah dan giat melakukan seminar secara teratur, di samping memiliki
latar belakang dan pengalaman yang cukup baik di bidang perdagangan fisik dari komoditi yang diperdagangkan di
bursa.

6. SARAN

Selanjutnya kerangka kerja pengukuran efisiensi relatif dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dapat
digunakan secara terus menerus untuk memantau dan melaporkan kemajuan upaya peningkatan kinerja para pialang
secara bersama-sama oleh Badan yang berwenang mangawasi pialang ini. Proses ini dapat diterapkan juga untuk
organisasi lainnya secara lebih luas.

Anda mungkin juga menyukai