Metode Penentuan SIL (Safety Integrity Level) Ataupun Reliability ...
Metode Penentuan SIL (Safety Integrity Level) Ataupun Reliability ...
Deddy Nazara
Dear All,
Kepada rekan - rekan milis migas indonesia, saya ingin tanya tentang
Metode Penentuan SIL (Safety Integrity Level) ataupun Reliability di
industri migas.....
Mohon tanggapannya....
Terima Kasih...
Crootth Crootth
Dear Deddy
Deddy Nazara
Maksud saya begini, saya ingin nyusun tugas akhir dimana topiknya
tentang Reliability / SIL di industri migas yaitu berupa penentuan
Reliability / SIL dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis...
Yang saya tanyakan, selama ini di beberapa industri migas di
indonesia menggunakan metode apa dalam menentukan Reliability /
SIL dari sistem atau plant yang ada....
Crootth Crootth
Mas Dedi,
Inilah yang saya harapkan ... pertanyaanya sudah lebih terarah dan
fokus, sehingga menjawabnya juga akan lebih jelas.
Risk Graphs
Risk Graphs ini awalnya disebut pada standard Jerman (DIN V 19250)
pada tahun 1994, belakangan IEC mengadopsinya dalam standardnya.
Pendekatan Risk Graphs ini memaparkan penentuan SIL berdasarkan
Process Risk Factor atau Parameter untuk kejadian yang berbahaya.
Secara umum mereka mengkategorikan parameter tersebut menjadi
empat: Consequence (C), Frequency (F), Probabiity untuk menghindari
kejadian (P) dan Probability untuk kejadian yang tidak diinginkan (W).
Keempat parameter ini dikombinasikan untuk memperoleh angka Risk
tertentu (R) dari kejadian yang tidak diinginkan. Angka C, F dan P
sendiri mewakili apa yang disebut sebagai Effective Consequence, dan
angka W sendiri mewakili apa yang disebut Effective Frequency. Risk
Graph dengan lajur lajur dan baris di dalamnya memudahkan proses
penentuan SIL (Eropa menyukai berpikir secara sistematis dan sangat
teratur).
LOPA
Layer of Protection Analysis, adalah karya amerika, disebut sebut
pertama kali dalam buku CCPS-AIChE (dalam bukunya Guidelines for
Safe Automation of Chemical Processes) pada tahun 1993. LOPA
adalah modifikasi (bentuk spesial) dari event tree analysis yang
ditujukan untuk menentukan frequency dari kejadian yang tidak
diinginkan, yang secara pasti bisa dicegah oleh lapisan lapisan
pelindung yang dipasang. Lapisan pelindung yang terdalam adalah
lapisan pelindung yang pertama kali mencegah kejadian yang tidak
diinginkan untuk menjadi nyata. Jika lapisan pertama ini gagal, maka
tugas lapisan berikutnyalah yang mencegah nya, demikian seterusnya.
Masing masing lapisan ini memiliki PFD (Probability of Failure on
Demand) yang berbeda beda. Dengan mengetahui nilai frekuensi
kejadian yang tidak diinginkan pada pemilik unit proses yang sedang
ditinjau, serta mengetahui masing masing PFD untuk setiap lapisan
pelindungnya (berdasarkan data kegagalan peralatan yang sudah
dipasang)
maka SIL untuk SIF yang dipasang dapat ditentukan.
Jika mas Deddy berminat saya bisa mengirimkan kedua artikel tersebut
secara japri.
Sekali lagi saya bisa memberi anda artikel artikel di atas jika berminat,
pun jika memang sempat anda bisa menemui saya untuk berdiskusi
soal ini. Saya sangat menyambut baik kalau memang tujuannya buat
akademis. Sayangnya saat ini saya bermukim di Balikpapan.
Semoga membantu
Fadhli Halim@rekayasa
Milis ini memang tempatnya buat belajar - saya sejak 2001 juga
banyak belajar dari sini kok, meski kadang ada juga oknum yang
secara cynical mengirim black-mail karena merasa terintimidasi
dengan cara saya membalas e-mail di milis ini. Buat mereka, saya
tantangin monggo bikin karya nyata buat bangsa ini, jangan hanya
bisa mencela saja.
Penentuan dan verivikasi SIL ini termasuk baru - meski sudah dikonsep
15 tahunan... karenanya belum banyak yang dapat melakukannya di
Indonesia. Mas Fadhli sendiri sudah pernah terlibat penghitungan SIL ?
Adi Harianto@yokogawa
Pak DAM,
Kalo masalah SIL yang di gembar gembor untuk process control itu
gimana sih? Saya setuju pada pada Bapak, pada dasarnya SIL harus
seiring dengan Instrument System yang digunakan (SIS), namun
kadang2 ada beberapa yang membingungkan....misal ada PLC/DCS
yang jelas2 tidak menggunakan IEC-61508/61511 tetapi mengklaim
alat tersebut sudah mengandung unsure SIL (SIL-2) ini bagaimana??
Terimakasih.
Crootth Crootth
Mas Adi
Pertanyaan Pertama:
Frekuensi kejadian yang tidak diharapkan (F) < PDF total semua IL
atau
demikian seterusnya
Dengan demikian BPCS tidak dijelaskan dengan SIL, karena SIL ini
khusus untuk SIF. Gampangannya adalah BPCS menyandang fungsi
sebagai pengendali proses bukan sebagai peralatan keselamatan
proses layaknya SIF, karenanya BPCS hanya memiliki (dijabarkan
dengan) PDF bukan SIL. Pun nilai PDF si BPCS pun bervariasi :
Pertanyaan Kedua
Tentang PLC/DCS yang mengklaim mengandung unsur SIL2 saya
menduga mungkin yang ditanyakan Mas Adi adalah "certified for SIL-2
use" atau arti harfiahnya "dapat digunakan untuk SIL 2" yang kurang
lebih si PLC/DCS tersebut dapat digunakan untuk suatu rangkaian SIF
(satu rangkaian SIF biasanya terdiri dari Sensing elemen, logic solver
(dalam hal ini DCS/PLC bisa dikatergorikan di sini) dan Final Element)
yang mensyaratkan SIL-2. Karena rangkaian, maka PLC/DCS tidak bisa
berdiri sendiri, atau sekedar menyatakan bahwa DCS/PLC yang telah
memperoleh sertifikasi "certified for SIL-2 use" adalah sudah pasti SIF
nya mempunyai SIL 2 adalah KESALAHAN BESAR. Pun, umumnya yang
memiliki PDF terbesar adalah Final Element (dalam hal ini kebanyakan
adalah Valve). Jadi umum dibilang yang paling menyumbang PDF
adalah valve, karenanya dengan melakukan banyak hal pada valve ini
(misalnya memasang PSTV - partial stroke testing valve) akan banyak
menolong "menaikkan" angka SIL.
Semoga membantu
Crootth Crootth
Maaf All
Ada kesalahan ketik, yang saya maksud adalah PFD bukan PDF...
Adi Harianto@id.yokogawa
Pak DAM,
Rizal Ilhamsyah@ykh.chiyoda
p'DAM
Muhamad Wildany
All,
Crootth Crootth
Betul Mas,
Deddy Nazara
Terima Kasih