Anda di halaman 1dari 18

Practicing A Simple Meditation:

Make Your Own Therapy!

Victor Alexander Liem,


Penulis Buku Laris “Using No Way as Way!”

“Peace. It does not mean to be in a place where


there is no noise, trouble or hard work.
It means to be in the midst of those things and
still be calm in your heart.”
(Unknown)

Seorang eksekutif muda sedang bekerja di kantor, tiba-tiba ingin


menelepon istrinya yang berada di rumah.
“Halo, siapa ini?”
“Ini saya tuan”, jawab seorang pelayan di rumah.
“Kamu. Mana nyonya, saya ingin bicara.”
“Tapi...”, pelayan itu nampaknya sedikit enggan.
“Tapi. Tapi. Panggil nyonya sekarang juga!”, bentak Sang Tuan.
Pelayan itu ketakutan dan berkata hal yang sejujurnya.
“Nyonya sedang dikamar... berdua dengan seorang laki-laki, Tuan.”
“Apa!”, Eksekutif muda itu marah besar. “Cepat, ambil pistol di rak
belakang. Tembak si laki-laki brengsek itu!”
“Ya, Tuan”, pelayan itu segera bergegas menuruti kemauan Eksekutif
muda.
Terjadi baku hantam dan terdengar dua kali tembakan beberapa saat.
Laki-laki dalam kamar itu lari menembus kaca jendela dan menuju ke
halaman.
Terdengar suara tembakan ketiga. “Door!”
Setelah itu Sang Pelayan melaporkan misinya itu pada Sang Tuan di
telepon.
“Pak, saya telah berhasil menembaknya beberapa kali. Ketika menembus
kaca jendela dan menuju kolam renang, saya menembaknya hingga tewas.”
“Apa? Rumah saya tidak ada kolam renang.” Tuan muda itu berpikir
sejenak. ”Oooo, maaf salah sambung.”

Kisah ini pernah saya sampaikan di awal acara launching buku pada tahun
2009 di Yogyakarta. Pada intinya, saya hanya ingin menjelaskan bahwa reaksi
pikiran ini begitu cepat. Sebuah reaksi spontan bergulir dan berkaitan dengan
reaksi orang lain, dan disitulah terjadi kerumitan dalam hidup. Memang kisah
itu hanya joke, tapi seperti itulah kita pada umumnya yang sering bereaksi secara
spontan terutama pada hal-hal negatif seperti marah, benci, dan lain-lain.
Ada sebuah ilustrasi lagi.
Pernahkah Anda membenci sebuah nama tertentu? Anda begitu tidak
menyukai nama itu. Ketika Anda bertemu dengan orang siapapun dengan nama
yang sama, Anda tidak senang dengan orang itu. Bisa kita pahami bahwa
ternyata kebencian itu berada pada wilayah persepsi. Coba perhatikan, siapa
yang Anda benci pada waktu itu? Apakah orang apa adanya itu, atau persepsi
tentang nama itu?
Kita harus mengakui bahwa reaksi-reaksi pikiran seperti ini, tidak lain,
adalah ketidakbahagiaan dalam hidup. Artinya, penderitaan kita sudah berada
pada pikiran bawah sadar, pikiran telah terprogram dengan bereaksi spontan
secara negatif. Karena itulah banyak orang hidup dengan ketidakbahagiaan.
Ketidakbahagiaan itu juga dialami oleh orang-orang yang memiliki materi
berlebih. Jelas, ketidakbahagiaan tidak selalu indentik dengan kemiskinan.
Bahkan kebahagiaan itu tidak ada hubungannya dengan hal-hal eksternal kita.

“Kita masih menghadapi masalah-masalah kehidupan masa kini,


masalah-masalah yang disebabkan oleh reaksi kita yang buta.”
(S.N. Goenka)

Tulisan ini adalah upaya saya mengenalkan praktik meditasi dalam


penjabarannya yang sederhana, tanpa harus masuk pada filsafat spiritual yang
rumit, namun tetap memiliki pijakan praktis disertai penjelasan awal yang

2
cukup dari sudut pandang psikologi, khususnya psikoterapi. Penjabaran yang
saya tulis ini saya tujukan bagi mereka yang belum banyak tahu tentang
meditasi dan ingin mempelajari dan mempraktikkannya. Harus diketahui pula
bahwa saya pribadi bukanlah seorang sarjana psikologi, apalagi seorang
psikolog. Tulisan ini hanyalah hasil pengalaman saya dalam mengatasi masalah
dalam hidup melalui praktik meditasi dengan melibatkan teori-teori psikologi.
Tanpa bermaksud menggurui, kini saatnya, bagi saya untuk berbagi sebagai
upaya penyelesaian masalah yang mungkin juga sedang Anda alami.

Meditasi sebagai Psikoterapi


Apa itu psikoterapi? Dan apa itu meditasi?
Secara umum, psikoterapi adalah pengobatan (treatment) individu atas
permasalahan emosional, tingkah laku atau mental melalui komunikasi verbal.
Tentu dalam penyelesaian masalah seseorang bisa melakukannya sendiri, atau
juga dengan bantuan orang lain melalui seorang terapis. Banyak sekali metode
terapi, namun yang menjadi pusat perhatian tulisan ini adalah meditasi.
Meditasi bisa dipahami sebagai salah satu bentuk psikoterapi yang bisa
dilakukan sendiri, karena itu dalam tulisan ini saya menggunakan sub judul
“make your own therapy”. Perlu diketahui juga, terapi mandiri juga ada dalam self-
hypnosis sebagai salah satu bentuk hypnotherapy. Menurut Jack Kornfield, salah
satu murid Ajahn Chah, apa yang dilatih dalam meditasi juga melibatkan proses
hypnosis. Tapi ada perbedaan dalam hal tujuan dan cara penyelesaian masalah
antara hypnotherapy dengan meditasi.

“Mindfulness is deep hypnosis.”


(Jack Kornfield, Ph.D)

Kebahagiaan Sejati
Apa itu kebahagiaan?
Ini adalah pertanyaan yang mendasar untuk memahami cara kerja terapi
dalam meditasi.
Kebahagiaan yang sering dicari orang pada umumnya itu bukanlah
kebahagiaan yang sesungguhnya. Jika kita mau jujur mengakuinya, hal itu
hanyalah kesenangan. Kesenangan dan kebahagiaan itu berbeda. Dalam
kesenangan selalu memiliki jarak dan selalu “nun jauh di sana”. Sedangkan
kebahagiaan itu berada “saat ini”, bisa diakses sekarang juga, dan tidak harus
menunggu esok hari, bahkan tidak tergantung dengan hal-hal eksternal. Dalam
bahasa spiritual, kebahagiaan adalah “anugerah” yang sudah ada sejak dahulu.
Kebahagiaan adalah pengalaman akan Tuhan, penyatuan dengan Sang Ilahi,
Keabadian, dan masih banyak istilah-istilah lain.

3
Kita akan perdalam pengertian kebahagiaan ini tanpa harus melibatkan
penjelasan filsafat spiritual yang rumit.
Satu hal yang harus dipahami bahwa kebahagiaan itu sudah ada, dan
bukan ciptaan kita. Yang merupakan hasil ciptaan kita adalah kesenangan dan
penderitaan. Kesenangan dan penderitaan itu sifatnya tidak kekal dan selalu
berubah. Keduanya itu bisa muncul, maka sudah bisa dipastikan bahwa dua hal
itu juga bisa berakhir. Secara prinsip, segala yang muncul akan lenyap. Siapapun
bisa mengerti dengan baik logika sederhana ini. Berbeda dengan kebahagiaan,
yang sudah ada, karena itu bebas dari kemunculan dan kelenyapan.
Sebuah ilustrasi.
Bahagia itu seperti indahnya langit yang biru. Mungkin Anda akan
melihat awan mendung, hujan deras, halilintar, atau juga awan yang indah,
bahkan pelangi yang begitu menarik untuk dilihat. Apapun yang terjadi, itu
hanya menutupi langit biru, tapi bukan berarti langit biru itu tidak ada. Jika
penampakan-penampakan itu hilang, maka langit yang indah itu akan terlihat.
Ketika kita tidak lagi menciptakan konflik dan jarak dengan obsesi, maka cahaya
langit yang biru itu akan semakin menampak dirinya. Karena itu, kebahagiaan
bukanlah sesuatu yang dikejar. Semakin dikejar, pikiran akan semakin berada
dalam konflik. Jika kita melepas hasrat mengejar kebahagiaan, kebahagiaan itu
akan semakin menampakkan diri.

“Ketika Anda bergantung pada sesuatu yang lain untuk


membuat Anda tertawa, maka ketawa bukanlah milik Anda.
Itulah gelak tawa yang bersyarat.”
(Dr. Kataria, perintis Klub Ketawa di Bombay, India)

Setidaknya ada lima buah ciri-ciri kebahagiaan sejati. Berikut ini, saya
menguraikannya secara singkat agar kita lebih mengenalnya secara praktis.
• Kebahagiaan itu dialami saat ini, sekarang juga.
• Kebahagiaan itu tidak tergantung pada hal-hal eksternal.
Persyaratan-persyaratan kebahagiaan seperti: akan merasa bahagia jika
memiliki mobil, mendapat uang banyak, memilik rumah mewah, dll, itu
hanya akan membuat jarak. Seandainya hal itu bisa tercapai, itu hanyalah
kesenangan yang sebentar, lalu kita akan kembali terjerebab dalam lubang
kebosanan dan penderitaan. Penting dicatat bahwa kebahagiaan sejati selalu
tidak bersyarat.
• Kebahagiaan itu, tidak lain, adalah kedamaian.
Kedamaian dan ketenangan adalah berbeda. Ketenangan adalah keadaan
sekitar yang membuat diri nyaman. Jadi kedamaian itu bersifat kondisional.
Berbeda dengan kedamaian. Kedamaian adalah keadaan mental bahagia
yang tidak tergantung apakah suatu keadaan itu nyaman ataupun tidak.

4
• Kebahagiaan itu seperti cahaya yang bersinar. Sinar yang terpancar itu sering
menjelma dalam bentuk cinta kasih, welas asih, empati, dan mentalitas yang
seimbang. Ini memberikan arti bahwa cinta kasih, welas asih, dan kualitas
positif lainnya, bukanlah hasil pencapaian. Karena semua itu bukanlah
buatan kita. Yang kita lakukan hanyalah mengurangi hasrat diri sehingga
cahaya itu akan semakin bersinar.
• Kebahagiaan itu sederhana. Jika Anda membuatnya rumit, maka itu bukan
kebahagiaan lagi. Saya sering menyebutkan bahwa kebahagiaan itu gratis,
nyaris tanpa jerih payah yang menguras pemikiran dan tenaga.

“Apa-apa yang tak pernah muncul, tak perlu pula di lenyapkan.”


(Pepatah Zen)

Kini saya akan mulai menjelaskan beberapa teori hypnotherapy seperti


teori gelombang otak (brain wave), trance, reticular activating system (RAS), dan
hubungannya dengan intuitive wisdom hypnosis, yang tidak lain adalah meditasi
itu sendiri.

Gelombang Otak (Brain Wave)


Cara termudah menjelaskan hypnosis adalah dengan memahami teori
gelombang otak.

Ada empat jenis gelombang otak, yaitu alpha, beta, theta, dan delta. Saya akan
uraikan secara singkat secara berurutan.

5
Alpha (7-14 Cps):
• Keadaan relaks dan tanpa stres.
• Kondisi dimana manusia memiliki Kecerdasan Emosional (EQ).
• Pada keadaan ini proses penyembuhan mulai bereaksi dalam memprogram
bawah sadar.
• Contoh aktivitas: berdoa, relaksasi, meditasi, dan lain-lain.

Beta (14 -24 Cps):


• Keadaan sadar, atau pada saat perhatian terbagi.
• Kondisi dimana manusia memiliki Kecerdasan Intelektual (IQ).
• Gerbang masuk dari berbagai tekanan dan depresi.
• Contoh aktivitas: berpikir, merencanakan sesuatu, bekerja, dan lain-lain.

Theta (3.5-7 Cps):


• Keadaan dimana pikiran menjadi kreatif dan inspiratif.
• Kondisi yang hening dan memunculkan Kecerdasan Spiritual (SQ).
• Merupakan kondisi penyembuhan yang begitu hebat dan sekaligus
pelepasan stres.
• Contoh aktivitas: deep hypnosis, meditasi, berdoa, dan lain-lain.

Delta (0.5-3.5 Cps):


• Keadaan pada saat tidur nyenyak tanpa mimpi.

Trance dan Hypnosis


Saya perlu menjelaskan istilah “trance” dalam menjelaskan hypnosis,
karena hal ini paling sering disalahpahami.
Trance umumnya dipahami sebagai keadaan pikiran yang tidak wajar,
pikiran yang tanpa sadar, atau sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal gaib.
Pandangan ini telah menjadi konotasi negatif, apalagi jika dikaitkan dengan
trance hypnosis. Dr. Bruce Goldberg sering menjelaskan bahwa trance adalah
peristiwa sehari-hari, seperti melamun, mendengarkan musik, menonton TV,
mengendarai kendaraan, berdoa, meditasi, dan masih banyak aktivitas lainnya.
Jika Anda pernah begitu memperhatikan atau menyimak dengan seksama sosok
pembicara tertentu yang sedang berbicara. Mungkin pembicara itu adalah guru
agama yang Anda percayai. Ketika Anda menyimak dengan tanpa terganggu
oleh kesibukan pikiran lainnya, maka pada waktu itu Anda mengalami trance
alami. Trance juga bisa dilakukan dalam melakukan konsentrasi pada sebuah
gambar, yang oleh beberapa terapis digunakan sebagai sarana untuk self healing.
Jadi, trance dalam psikologi adalah pengalaman keseharian, sama sekali
bukan hal-hal yang tidak wajar sebagaimana yang sering disalahpahami
masyarakat.

6
Lalu, apakah hypnosis itu?
Ada banyak definisi tentang hypnosis, dan akan terlalu panjang di bahas
pada tulisan ini. Secara umum, hypnosis adalah penurunan tingkat gelombang
otak menuju tingkat bawah sadar. Yang terjadi dalam hypnotherapy adalah
membuat seseorang dalam kondisi tertentu, biasanya alpha atau theta, untuk
dilakukan programming mind yang bertujuan untuk mengganti belief yang keliru,
memecahkan masalah-masalah tertentu, seperti untuk mengatasi pobia,
kecanduan obat-obatan, menambah self esteem, dan lain-lain. Bawah sadar yang
telah dilakukan programming, itu akan membuat perilaku dan mental menjadi
lebih baik, sesuai dengan tujuan terapi. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas
keseharian kita itu banyak dipengaruhi oleh pikiran bawah sadar.
Hypnosis itu sendiri tidak identik dengan keadaan tidur atau tidak
sadarkan diri. Jika dalam proses hypnosis seseorang merasa nyaman dan hanyut
dalam keadaan tersebut, itu berarti sudah mengalami trance. Jadi, yang penting
diketahui bahwa keadaan trance dalam hypnosis ini tidak identik dengan tidur
atau tidak sadar, walaupun kata dasar “hypno” berarti tidur. Pengertian kata
dasar ini mengacu pada penggunaan hypnosis pada bidang medis, terutama
anestesi, dimana syaraf dibuat “tidur”.
Dalam praktik meditasi, peristiwa trance, dalam pengertian di atas, itu
juga terjadi. Trance itu sendiri tidak harus proses berpikir berhenti. Namun ada
juga trance yang mendalam (deep trance) selama praktik meditasi dimana keadaan
ketenangan yang tetap mengetahui (knowing) tapi dengan tidak berkonsep. Ini
bukan keadaan tidak sadar, tapi justru keadaan yang begitu peka memahami
realita dalam tingkat kesadaran yang begitu halus. Sering pula pengalaman itu
dikenal dalam ungkapan: “knowing without knower”. Namun harus diketahui
pula, bahwa literatur meditasi modern jarang menggunakan kata trance untuk
mengacu pada ketenangan ini. Hal ini terjadi karena istilah “trance” sudah
terlanjur dimaknai secara negatif sebagai bentuk ketidaksadaran. Sebagai
gantinya, ketenangan itu diterjemahkan sebagai tranquility. Apapun istilahnya,
yang jelas, ketenangan ini dicapai dengan kemampuan menyatu dan hanyut
atau terserap (absorb) dalam obyek.

“Dengan pikiran-murni-terpusat (pure single mindedness),


saya sepenuhnya lupa akan tubuh...”
(Master Xu Yun)

“Seseorang harus mengalaminya, tanpa berpikir mengenainya.”


(Sayadaw U Pandita)

7
Intuitive Wisdom Hypnosis
Sebelum mengetahui pengertian intuitive wisdom hypnosis, ada baiknya
saya menjelaskan perbedaan hypnotherapy dengan meditasi.
Seperti yang telah saya singgung sebelumnya, dalam praktik meditasi,
proses hypnosis juga terjadi, namun tujuan terapi dan metodenya berbeda.
Hypnotherapy bertujuan untuk conditional purpose, sedangkan meditasi untuk
unconditional purpose. Mengapa unconditional purpose? Sudah jelas, bahwa latihan
meditasi adalah untuk menumbuhkan kebahagiaan sejati, bukan kesenangan.
Karena itu praktik meditasi bukanlah sekedar balancing, dalam arti relaksasi
setelah mengalami ketegangan dalam hidup. Meditasi bukanlah bersenang-
senang dengan sensasi-sensasi “mistik” setelah mengalami stres dalam pekerjaan
yang melelahkan. Bersenang-senang memang bisa menjadi pengalih perhatian
sementara yang sedikit membantu untuk stress release, namun itu tidak akan
mengubah cara Anda dalam menghadapi masalah yang sama dalam kehidupan
nyata.
Seperti apa metode dalam meditasi? Hal ini penting sekali untuk kita
pahami.
Metoda dalam meditasi adalah “metode yang tanpa metode”. Saya
kadang menyebutkannya sebagai “programming without programming”, sebuah
ungkapan dalam bentuk paradok. Maksudnya, yang dilakukan dalam praktik
meditasi adalah aktivitas melepas, merasa, penuh perhatian, menyadari, dan
masih banyak padanan kata lainnya, yang intinya adalah keterbukaan dan
ketulusan yang utuh dalam menerima realitas apa adanya, termasuk kondisi
pikirannya sendiri. Bahkan jika meditator sudah begitu terlatih, dia akan
memiliki ketulusan dan ketenangan yang mendalam yang tidak lagi melibatkan
proses berpikir sebagaimana dalam hypnotherapy pada umumnya. Hanya
pelepasan yang bisa membuat kita merasakan unconditional happiness.
Jika dikaitkan dengan pengertian dan cara kerja hypnotherapy, praktik
meditasi itu adalah intuitive wisdom hypnosis. Dalam meditasi yang dilakukan
adalah penurunan tingkat gelombang otak untuk melatih intuitive wisdom kita.
Jika ada istilah intuitive, tentu ada juga intelectual wisdom. Saya akan jelaskan dua
jenis wisdom ini.
Intuitive wisdom disini adalah kebijaksanaan atau pengetahuan yang tanpa
konsep, lebih tepatnya adalah sesuatu yang membuat diri kita sanggup
menghadapi ketidakpastian dalam hidup. Pikiran yang mengetahui dan tanpa
konsep, itulah yang dimaksud intuitif. Pemahaman intuitif ini adalah
pemahaman yang paling dekat dengan realita.

“If you do not understand the practice you will not be happy to practice.”
(Ashin Tejaniya)

8
Sedangkan intelectual wisdom adalah kebijaksanaan atau pengetahuan
yang masih memiliki konsep. Sifatnya adalah teori yang biasanya didapat dari
membaca buku, belajar dari orang lain, merenung, dan juga berdiskusi untuk
memperjelas pemahaman hidup. Dalam sehari-hari wisdom jenis ini juga sangat
membantu. Misal jika Anda mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan
namun Anda harus tetap menghadapi masalah tersebut. Anda belajar menerima
keadaan dan berusaha berdamai dengan keadaan. Ini sudah termasuk wisdom,
walaupun pada waktu itu mungkin kita sedang tidak mengalami deep trance.
Jadi, intelectual wisdom itu tetap penting, dan dibutuhkan untuk
menunjang praktik meditasi. Sebelum praktik meditasi dibutuhkan intelectual
wisdom sebagai standar pemahaman awal. Karena jika tujuan praktik meditasi
dipahami secara keliru, tentu latihan meditasi yang dilakukan juga menjadi
keliru dan konsekuensinya kita tidak akan mendapatkan manfaat yang
maksimal.
Di awal tulisan ini, saya telah jelaskan bahwa ketidakbahagiaan hidup
kita itu sudah berada pada tingkat pikiran bawah sadar. Jika masalah hidup kita
itu berada pada tingkat bawah sadar, tentu pemecahannya juga harus dimulai
dari bawah sadar ini. Jika intuitive wisdom dalam bawah sadar ini dikembangkan,
maka secara alami intelectual wisdom kita juga akan lebih baik. Cara pandang
kita terhadap hidup akan berbeda dan aktivitas keseharian kita juga akan lebih
baik, karena konflik diri akan jauh berkurang. Kita akan hidup lebih damai dan
bahagia, dan bisa penuh cinta kasih dalam aktivitas keseharian kita.

“Semakin jelas kita melihat realitas dunia,


kita akan punya cara yang lebih baik menghadapi dunia.”
(M. Scott Peck, M.D)

Reticular Activating System (RAS)


Pikiran kita bisa dibagi dua yaitu: pikiran
sadar (conscious) dan bawah sadar (unconscious).
Ada teori lain yang lebih lengkap dengan
membaginya menjadi tiga, yaitu: pikiran sadar,
bawah sadar, dan pikiran tidak sadar. Tapi untuk
kemudahan menjelasannya dalam tulisan ini, saya
membaginya dalam dua jenis itu saja.
Apa hubungannya dengan Reticular
Activating System (RAS)?

9
Dalam kedokteran, RAS adalah salah satu organ dalam anatomi otak.
Dalam teori hypnosis, RAS lebih sering dipahami sebagai pintu gerbang antara
pikiran sadar dan bawah sadar. Ada dua fungsi utama lain, yaitu: untuk
memberitahu kita mana yang perlu dan mana yang tidak, dan RAS itu akan
membantu kita dalam mencari jalan keluar jika kita memiliki niat tertentu.

RAS Tertutup RAS Terbuka

Dalam praktik meditasi, sebagaimana juga terjadi dalam hypnotherapy,


pintu RAS dibuat terbuka, dengan cara memfokuskan perhatian pada obyek
tertentu. Obyek meditasi yang saya uraikan dalam tulisan ini adalah meditasi
dengan obyek napas. Mengapa menggunakan obyek napas? Hal itu karena
obyek napas dimiliki setiap orang. Alasan yang lain, karena napas adalah pintu
gerbang pikiran sadar dan bawah sadar. Maksudnya, secara sadar kita bisa
mengatur napas kita, namun, disisi lain, proses napas juga bisa berlangsung
secara alami tanpa harus diatur sedemikian rupa.

“Pernapasan adalah obyek perhatian yang selalu


tersedia bagi tiap orang, karena kita semua bernapas dari
saat kita lahir sampai saat kita mati.
Napas merupakan obyek meditasi yang secara universal
dapat dipakai dan di terima.”
(SN. Goenka)

10
Bagaimana Memulai Praktik Meditasi?
Tanpa harus menguraikan banyak teori, saya akan langsung memberikan
penjelasan teknis tentang meditasi pernapasan. Ada delapan hal yang perlu
diperhatikan untuk memulai praktik meditasi.

1. Cari tempat duduk yang nyaman dan pastikan keadaan sekitar bebas dari
keributan, terutama gangguan suara.

[A] Bersila Biasa [B] Bersila Setengah Teratai [C] Bersila Teratai Penuh

[D.1] Dewa tampak depan [D.2] Dewa tampak samping

Untuk posisi duduk, Anda boleh pilih satu seperti pada gambar di atas.
Tidak disarankan tiduran. Biasanya posisi yang paling nyaman adalah [B].
Posisi tangan tidak harus dipangkuan, bisa diletakkan di paha secara nyaman.
Yang paling penting adalah duduk meditasi yang dirasa paling nyaman.
2. Tentukan lamanya waktu meditasi.
Anda bisa tentukan dengan melakukan set alarm, minimal satu sesi meditasi
selama 15 menit. Jika Anda sudah mulai terbiasa meditasi, Anda bisa
menambah lamanya waktu berlatih meditasi.

11
3. Rasakan sebuah titik sensasi pada lubang hidung dalam proses pernapasan.
Yang Anda lakukan adalah bernapas secara alami dan rasakan sebuah titik
sentuh. Bernapaslah melalui hidung dan mulut tertutup.
Mengapa satu titik sensasi?
Proses pernapasan itu akan melewati beberapa organ pernapasan dan
sepanjang jalur pernapasan dari paru-paru hingga ke hidung. Jika
memperhatikan banyak sensasi akan membuat pikiran sibuk memilih-milih
titik sensasi. Karena itu pilih satu titik sensasi, di area hidung, bisa ujung
hidung, area segitiga antara hidung dan mulut. Yang penting, pilih satu titik
sensasi saja.
4. Bermeditasilah dengan lembut dan alami sesuai dengan obyek.
Sensasi napas bukanlah hal yang dicari. Proses pernapasan akan terjadi
secara alami, bahkan tanpa Anda mengaturnya sedemikian rupa. Anda
hanya merasakan dan mengamati napas saja.
5. Berdamailah dengan diri sendiri.
Dalam melakukan meditasi, sangat mungkin pikiran berkeliaran. Pikiran
tidak lagi pada obyek napas. Jangan menyalahkan diri, atau merasa marah
atas keadaan pikiran Anda sendiri. Anda perlu belajar memaklumi keadaan,
termasuk memaklumi pikiran yang sedang berkeliaran. Ketika ada konflik,
jangan ingin mengenyahkan konflik itu. Konflik tidak bisa diatasi dengan
konflik, karena itu hanya akan menciptakan konflik-konflik baru. Secara
alami, jika terbiasa menyadari saja pikiran yang berkeliaran, maka pikiran
akan lebih jinak. Biarkan jinak sesuai dengan gerak alaminya sendiri, dan
kembalilah pada obyek napas.
Kadang dalam proses meditasi, ingatan-ingatan negatif bawah sadar akan
muncul. Janganlah takut atau merasa meditasi Anda gagal. Emosi negatif
yang muncul dari bawah sadar, sebenarnya, adalah kesempatan yang baik
untuk mempelajarinya, menghadapinya dengan bijak. Intuitive wisdom justru
dilatih disini. Anda bisa belajar untuk menerima persepsi-persepsi yang
muncul itu. Tapi jangan diikuti, hanya disadari. Jika Anda mengikuti, maka
akan terjadi cerita panjang yang justru akan membuat diri Anda kelelahan.
Pengalaman dan ingatan masa lalu bukanlah untuk dibenci, dan dienyahkan.
Jika Anda terbiasa untuk menerima semua hal itu, Anda justru akan lebih
nyaman dan bisa menghadapi hidup dengan lebih baik.

“Seseorang yang mengejar, yang melihat, mengetahui, dan


mengharapkannya, inti subyek, secara tidak sadar telah
meletakkan keberadaannya hanya dalam lingkaran
pesona sesaat obyek yang dikerjarnya.”
(Allan W. Watts)

12
6. Istirahatkan pikiran Anda.
Dalam praktik meditasi, sering juga pikiran mulai berceloteh, bercerita,
bahkan berfilsafat. Berlatih meditasi bukanlah berlatih intelektual, bukan
pula memprogram bawah sadar untuk menampilkan ide-ide kreatif. Ini
bukan forum brainstrorming. Istirahatkanlah pikiran Anda dari bentuk-bentuk
pikiran. Ajahn Chah sering menasihatkan, “Jadilah orang yang melepaskan
semua pandangan serta opini yang sebenarnya cuma tumbuh dari merasa diri
penting dan kesombongan.”
7. Jangan ingin damai dan bahagia, bahkan jangan merencanakannya.
Jika Anda merasakan sedikit kedamaian, biasanya pikiran akan
menginginkannya agar lebih lama, bahkan menginginkannya terjadi selama
satu sesi meditasi. Anda perlu waspada! Karena kedamaian yang diinginkan
itu akan segera berubah menjadi kesenangan. Kedamaian dan kebahagiaan
sejati itu tidak perlu melibatkan keinginan dan rencana. Biarkan mengalir
dan “rasakan” aja apa yang terjadi, tidak perlu berkomentar apa-apa. Jika
Anda ingin bahagia, maka kebahagiaan akan semakin menjauh. Jika Anda
melepas keinginan itu, maka kebahagiaan akan muncul dengan sendirinya.

“The more you try to see something, the less clearly you can see it.”
(Ashin Tejaniya)

“Tidak berpikir, tidak merefleksikan diri, tidak menganalisis,


Tidak mengembangkan, tidak ada maksud;
Biarkan ia menentukan dirinya sendiri.”
(Tilopa)

8. Setelah satu sesi meditasi selesai, ucapkan sebuah doa universal.


Anda bisa mengucapkan doa universal dalam hati, “semoga semua orang
berbahagia”, lalu buka mata Anda secara perlahan dan akhiri meditasi Anda
itu. Jika Anda bisa mendoakan orang lain bahagia, maka itu berarti Anda
juga bahagia.
Beberapa meditator yang juga mempelajari hypnotherapy, seringkali diakhir
sesi meditasi, karena pikiran masih dalam keadaan tenang, digunakan untuk
melakukan sugesti diri. Misalkan dengan melakukan afirmasi seperti ini:
“Saya bahagia dan damai. Saya akan sehat secara jasmani dan akan bekerja
dengan lebih baik, penuh kedamaian, dan berkarya demi kebaikan orang lain.”

13
Teknik Relaksasi Sederhana
Bagaimana jika titik sentuh obyek meditasi ternyata sulit dirasakan?
Hal itu terjadi biasanya karena pikiran sebelumnya terlalu sibuk di
gelombang beta. Lintasan aktivitas keseharian bisa juga membuat kita agak sulit
beradaptasi untuk masuk pada trance. Hal ini adalah wajar, Anda bisa
melakukan salah satu dari beberapa teknik relaksasi untuk membantu latihan
meditasi Anda. Tujuannya adalah agar Anda bisa lebih mudah beradaptasi
untuk berlatih meditasi. Namun jika Anda sudah cukup terampil melakukan
meditasi, latihan relaksasi ini tidak perlu dilakukan. Saya menjumpai orang
yang telah terampil, mampu mengalami deep trance tanpa menggunakan latihan-
latihan awal seperti ini.
Berikut ada tiga buah teknik relaksasi. Anda bisa pilih salah satu dari tiga
teknik ini.

• Melakukan visualisasi yang memberi Anda rasa nyaman.


Dalam hypnotherapy, visualisasi termasuk salah satu cara untuk
memperdalam trance (proses deepening). Karena meditasi ini yang dituju
adalah unconditional purpose, penting dicatat bahwa obyek visualisasi itu
janganlah sesuatu yang bisa membuat pikiran bergejolak. Tidak disarankan
pada obyek-obyek yang bisa menambah dorongan nafsu, terutama obyek
sensual. Saya sarankan lebih pada pemandang yang indah dan yang bisa
memberi kedamaian.
Misalkan:
“Rasakan udara yang sejuk dengan pemandangan yang indah. Bayangkan diri
Anda berada pada sebuah gurun hijau yang begitu nyaman. Di sekeliling Anda
adalah suara-suara alam yang indah dan membuat Anda menyatu dengan alam.
Embun yang menyegarkan, suara air yang bergemericik, suara-suara binatang
yang berirama, semua itu membuat Anda menyatu dengan alam. Anda adalah
bagian dari alam. Rasakan kenyamanan yang begitu mendalam itu.”
Anda bisa buat bentuk-bentuk visualisasi yang lain, yang bertujuan sama.

• Bernapas dengan menarik napas secara dalam dan menghembuskan napas


secara panjang menggunakan pernapasan perut.
Secara alami, napas perut juga menenangkan, seperti halnya seorang bayi
yang tidur pulas. Menarik dan mengeluarkan napas perut selama beberapa
kali akan membuat pikiran mulai mengalami hypnosis.
Untuk melakukan napas perut, pejamkan mata Anda dan tarik napas panjang
dari hitungan 1 hingga 5. Lalu, hembuskan lewat mulut pada hitungan 1
hingga 5 juga. Lakukan proses ini selama 4 - 5 kali. Hal ini akan membuat
oksigen meningkat dalam otak dan akibatnya Anda akan lebih segar dan
nyaman.

14
• Membaca mantra atau melakukan zikir.
Beberapa tradisi spiritual menggunakan mantra atau zikir untuk memasuki
trance. Namun ini tergantung dengan system belief seseorang. Tidak semua
orang merasa nyaman dengan menggunakan mantra atau zikir. Tapi jika
Anda merasa nyaman karena hal itu sesuai dengan tradisi agama, boleh juga
digunakan.

Tiga cara yang saya sebutkan di atas hanya sebagai sarana awal. Ketika
pikiran sudah cukup bisa diajak beradaptasi, maka yang dilakukan adalah
melanjutkan meditasi dengan obyek pernapasan. Tujuan dari relaksasi awal ini
adalah untuk membuka pintu RAS. RAS yang terbuka sedikit saja, itu sudah
cukup, Anda harus segera lanjutkan teknik meditasi pernapasan.

Intuitive
Wisdom
Ketenangan Penembusan
(Tranquility) Hypnosis (Insight)

Ketenangan dan Penembusan


Intuitive wisdom hypnosis, pada dasarnya, ditopang oleh dua hal yang
bekerja secara beriringan. Dua hal itu adalah ketenangan (tranquility) dan
penembusan (insight). Guru meditasi sering menjelaskannya dalam sebuah
prinsip yang berbunyi: “ketenangan mendahului penembusan, penebusan mendahului
ketenangan.”
Ketenangan dalam meditasi adalah kondisional. Aktivitas menyadari
(mindfulness) akan membuat tenang. Tenang akan memudahkan pikiran untuk
menembus (insight).
Apa sebenarnya arti menembus?
Menembus adalah mengetahui tanpa disertai konsep. Pada waktu
mengalami penembusan, kita memahami realita apa adanya. Jika selama ini kita
hanya berkonsep tentang realita, maka pada penembusan ini kita merasakan
realitas apa adanya. Ketika pikiran ini menembus, proses menyadari juga secara
otomatis hadir. Tapi, yang penting dipahami, bahwa dalam upaya bermeditasi
bukanlah dengan mengandalkan keinginan untuk menembus. Penembusan

15
adalah proses alami jika napas semakin halus. Hanya ketika kita melepas
keinginan dan menyatu pada titik sentuh, terhanyut dalam proses pengamatan,
maka hal itu akan mengarah pada penembusan. Ketika kita menembus, maka
ketenangan akan semakin bertambah. Dan ketika ketenangan bertambah, itu
akan memudahkan penembusan lebih dalam lagi, dan seterusnya. Pikiran kita
akan semakin peka dan bisa melihat dengan jelas realita apa adanya itu. Yang
dilatih dalam praktik meditasi adalah aktivitas pelepasan hasrat. Hanya dengan
“melepas” unconditional happiness akan semakin terasa. Itu adalah konsekuensi
ketika kita bisa menerima dan melihat realita apa adanya. Jika tidak “melepas”,
seperti sibuk menginginkan sesuatu atau benci terhadap keadaan, maka hal itu
tidak akan pernah membawa pada kedamaian dan kebahagiaan.
Secara praktis, pada saat awal praktik meditasi, sangat wajar jika pikiran
masih melibatkan konsep, berkeliaran, dan sering berusaha untuk kembali pada
obyek. Harus dipahami bahwa konsep jangan dilawan dengan konsep, tapi
cukup disadari saja. Jika dilakukan dengan cara yang halus, tanpa hendak
mengontrol keadaan, maka berangsur-angsur ketenangan akan mulai terasa.
Napas akan terasa lebih halus. Apapun yang terjadi, hanya rasakan saja, tanpa
harus memberinya label-label tertentu. Tidak perlu merayakan keberhasilan
setelah meraih ketenangan. Kita juga tidak usah sibuk memilah-milah
pengalaman, mana yang penembusan, mana yang ketenangan. Teori-teori dalam
tulisan ini tidak perlu didiskusikan dan dibahas selama praktik meditasi.
Biarkan secara alami, dan tidak perlu repot-repot membuat definisi-definisi.
Pikiran kita akan lebih mudah masuk pada gelombang alpha bahkan theta.
Pikiran akan lebih tenang dan kita bisa memperdalam (deepening) untuk melatih
intuitive wisdom kita.
Sebuah catatan lagi, bahwa obyek pernapasan adalah obyek meditasi
yang unik. Jika semakin mengalami deep trance, maka obyek napas akan semakin
halus dan akan tidak terasa. Ini bukan berarti kita berhenti bernapas. Sama sekali
bukan. Dan, hal ini tidak perlu ditakutkan. Proses bernapas itu tetap ada, hanya
saja pikiran begitu tajam dalam mengamati realitas. Hal ini sering dianalogikan
oleh Ajahn Chah, salah seorang Guru meditasi tersohor di Thailand, sebagai
telaga jernih di hutan (a still forest pool). Dalam hutan akan ada hal-hal yang
berlalu lalang. Mulai dari pohon yang bergoyang, daun berjatuhan, burung-
burung yang mampir dan pergi, manusia yang sedang sibuk bekerja, bahkan
hewan yang mampir minum di telaga tersebut. Telaga itu tetap hening dan tidak
terusik oleh keadaan apapun. Demikian juga apa yang dilatih dalam praktik
meditasi, yaitu melatih pikiran untuk selalu seperti telaga jernih itu. Ada juga
sebuah puisi Zenrin yang menggambarkan pengalaman yang serupa, “Sitting
quietly doing nothing.” Berdiam diri dalam kedamaian adalah pikiran yang tidak
lagi memberikan reaksi membabi buta terhadap apa yang terjadi dalam pikiran.

16
“Jika tujuan Anda adalah menghindari rasa sakit dan
melarikan diri dari penderitaan, saya tidak akan menganjurkan
Anda perlunya mencapai tingkat kesadaran spiritual yang lebih tinggi...
Anda tidak dapat meraih tingkat kesadaran spiritual yang
tinggi itu tanpa penderitaan.”
(M. Scott Peck, M.D)

Parameter Kebahagiaan
Seperti apa parameter kebahagiaan?
Jika Anda telah bisa membedakan antara kebahagiaan dan kesenangan,
maka Anda akan lebih mudah memahami meditasi. Tujuan praktik meditasi
bukanlah melenyapkan masalah, tapi mengubah cara respon Anda terhadap
masalah. Anda akan tetap bahagia walaupun memiliki masalah. Hal itu yang
sering disebut sebagai masalah yang tidak “masalah” lagi. Orang yang paling
bahagia adalah orang yang bisa hidup dalam arus perubahan. Parameter
kemajuan meditasi adalah kesiapan menghadapi ketidakpastian dalam hidup.

Penutup
Sebagai penutup tulisan ini, saya akan menceritakan sebuah kisah.
Suatu ketika Ajahn Chah didatangi sekelompok wisatawan yang dikirim
sebagai suatu delegasi sebuah organisasi agama di Eropa. Mereka memberikan
tiga buah pertanyaan dengan mantapnya kepada Ajahn Chah. “Mengapa Anda
berlatih meditasi? Bagaimana Anda berlatih? Apakah hasil dari latihan Anda?”
Ajahn Chah memejamkan matanya, menunggu, lalu menjawab dengan
tiga buah pertanyaan. “Mengapa Anda makan? Bagaimana Anda makan? Bagaimana
rasanya setelah Anda makan?”
Kemudian Sang Guru itu tertawa.
Berbagai penelitian ilmiah tentang meditasi telah banyak dilakukan oleh
para ilmuwan. Banyak sekali orang mulai menyadari pentingnya latihan
meditasi, tapi mereka tidak mempraktikkannya secara rutin. Mereka belum
merasakan adanya kebutuhan berlatih, seperti halnya kebutuhan akan makan
atau minum. Kebutuhan untuk bahagia, dalam hal ini, juga perlu melihat bahwa
antara meditasi dan kehidupan sehari-hari bukan hal yang terpisah. Semua
situasi memberikan kesempatan untuk berlatih, untuk hidup bahagia dengan
tumbuhnya kebijaksanaan dan cinta kasih.
Akhir kata, jika Anda mulai peka dan secara jujur mengakui adanya
masalah dan penderitaan dalam diri Anda, maka itu berarti Anda butuh berlatih
meditasi. Jika memang demikian, maka saya ucapkan: “Selamat berlatih
meditasi!”.

17
PROFIL PENULIS

Victor Alexander Liem adalah kreator dan presiden dari


Intuitive Wisdom Institute, yang memberikan jasa pelatihan,
pengembangan, dan konsultasi pada bidang pengembangan
diri yang berpusat pada Spiritual [R]Evolution melalui hypnosis
dan meditasi. Pendekatan hypnosis dan meditasi yang
digunakannya dikenal sebagai intuitive wisdom hypnosis, yang
bertujuan untuk membuat diri bahagia agar proses pencapaian
kesuksesan dapat lebih efektif.
Victor Alexander Liem memiliki latar belakang teknik
informatika, namun belakangan membuatnya tertarik pada
psikologi –terutama praktik meditasi dan hypnotherapy-- dari pada ilmu
komputer. Ketertarikannya pada meditasi pada mulanya adalah upaya mencari
solusi atas ketidakbahagiaan dalam hidup, terutama dalam krisis karir yang
pernah dialaminya. Faktor bahagia yang dilatih dalam meditasi membuatnya
mampu untuk menggali dan menentukan visi dan misi hidup. Setiap orang
dilahirkan untuk memiliki visi dan misi dengan berbagi bagi sesama.
Pengalamannya itu dituangkan
dalam sebuah buku berjudul “Using No
Way as Way!” yang mengenalkan praktik
meditasi dari banyak sudut pandang,
terutama: filsafat, psikologi, termasuk
neuroscience, bahkan sedikit pemahaman
lintas agama. Satu-satunya buku
meditasi yang dibahas secara unik
dengan simulasi dan ilustrasi yang
kreatif. Ruang spiritualitas membawa
manusia untuk memahami pikirannya
yang tidak akan terlepas dari jati dirinya
sebagai mahkluk spiritual. Spiritualitas
bersifat universal dan tidak tergantung
dari latar belakang tradisi maupun
agama.

“We are not human beings having a spiritual experience...


We are spiritual beings having a human experience.”
(Anonim)

KONTAK
Email : victor_alx@yahoo.com
FaceBook : http://www.facebook.com/victor.a.liem?ref=profile
Blog : http://victoralexanderliem.blogspot.com

18

Anda mungkin juga menyukai