Anda di halaman 1dari 10

Bagaimana Proses Terjadinya Salju ?

SAAT ini di Eropa dan wilayah utara bumi tengah musim dingin. Salah satu fenomena menarik
saat musim dingin adalah salju. Menjadi unik karena kristal-kristal es yang lembut dan putih
seperti kapas ini hanya hadir secara alami di negeri empat musim atau di tempat-tempat yang
sangat tinggi seperti puncak gunung Jayawijaya di Papua. Kenapa salju secara alami tidak bisa
hadir di wilayah tropis seperti Indonesia. Namun di balik keindahan salju juga bisa dapat
mengancam nyawa manusia dengan menumbulkan badai dan longsor salju.

Salju adalah air yang jatuh dari awan yang telah membeku menjadi padat dan seperti hujan.
Salju terdiri atas partikel uap air yang kemudian mendingin di udara atas (lihat atmosfer, biosfer,
iklim, meteorologi, cuaca) jatuh ke bumi sebagai kepingan empuk, putih, dan seperti kristal
lembut kepingan salju, pakis seperti kristal es, kelompok dari kesemuanya). Pada suhu tertentu
(disebut titik beku, 0° Celsius, 32° Fahrenheit), salju biasa meleleh dan hilang. Proses saat
salju/es berubah secara langsung ke dalam uap air tanpa mencair terlebih dulu disebut
menyublim. Proses lawannya disebut pengendapan.

Saat salju membeku, sering kali menjadi pecahan kecil yang disebut “kepingan salju”. Salju
merupakan prasyarat buat kegiatan olah raga musim dingin seperti ski dan kereta luncur). Di
dunia, salju biasa terjadi pada negeri beriklim subtropis dan sedang. Namun, ada juga daerah
tropis yang bersalju, yakni di Pegunungan Jayawijaya di Papua, Indonesia.

Proses pembentukan salju

Untuk menjawab itu, bisa kita mulai dari proses terjadinya salju. Berawal dari uap air yang
berkumpul di atmosfer Bumi, kumpulan uap air mendingin sampai pada titik kondensasi (yaitu
temperatur di mana gas berubah bentuk menjadi cair atau padat), kemudian menggumpal
membentuk awan. Pada saat awal pembentukan awan, massanya jauh lebih kecil daripada massa
udara sehingga awan tersebut mengapung di udara � persis seperti kayu balok yang mengapung
di atas permukaan air. Namun, setelah kumpulan uap terus bertambah dan bergabung ke dalam
awan tersebut, massanya juga bertambah, sehingga pada suatu ketika udara tidak sanggup lagi
menahannya. Awan tersebut pecah dan partikel air pun jatuh ke Bumi.

Partikel air yang jatuh itu adalah air murni (belum terkotori oleh partikel lain). Air murni tidak
langsung membeku pada temperatur 0 derajat Celcius, karena pada suhu tersebut terjadi
perubahan fase dari cair ke padat. Untuk membuat air murni beku dibutuhkan temperatur lebih
rendah daripada 0 derajat Celcius. Ini juga terjadi saat kita menjerang air, air menguap kalau
temperaturnya di atas 100 derajat Celcius karena pada 100 derajat Celcius adalah perubahan fase
dari cair ke uap. Untuk mempercepat perubahan fase sebuah zat, biasanya ditambahkan zat-zat
khusus, misalnya garam dipakai untuk mempercepat fase pencairan es ke air.

Biasanya temperatur udara tepat di bawah awan adalah di bawah 0 derajat Celcius (temperatur
udara tergantung pada ketinggiannya di atas permukaan air laut). Tapi, temperatur yang rendah
saja belum cukup untuk menciptakan salju. Saat partikel-partikel air murni tersebut bersentuhan
dengan udara, maka air murni tersebut terkotori oleh partikel-partikel lain. Ada partikel-partikel
tertentu yang berfungsi mempercepat fase pembekuan, sehingga air murni dengan cepat menjadi
kristal-kristal es.

Partikel-partikel pengotor yang terlibat dalam proses ini disebut nukleator, selain berfungsi
sebagai pemercepat fase pembekuan, juga perekat antaruap air. Sehingga partikel air (yang tidak
murni lagi) bergabung bersama dengan partikel air lainnya membentuk kristal lebih besar. Jika
temperatur udara tidak sampai melelehkan kristal es tersebut, kristal-kristal es jatuh ke tanah.
Dan inilah salju! Jika tidak, kristal es tersebut meleleh dan sampai ke tanah dalam bentuk hujan
air.

Pada banyak kasus di dunia ini, proses turunnya hujan selalu dimulai dengan salju beberapa saat
dia jatuh dari awan, tapi kemudian mencair saat melintasi udara yang panas. Kadang kala, jika
temperatur sangat rendah, kristal-kristal es itu bisa membentuk bola-bola es kecil dan terjadilah
hujan es. Kota Bandung termasuk yang relatif sering mengalami hujan es. Jadi, ini sebabnya
kenapa salju sangat susah turun secara alami di daerah tropik yang memiliki temperatur udara
relatif tinggi dibanding wilayah yang sedang mengalami musim dingin.

Struktur unik salju

Kristal salju memiliki struktur unik, tidak ada kristal salju yang memiliki bentuk yang sama di
dunia ini (lihat Gambar SnowflakesWilsonBentley.jpg) � ini seperti sidik jari kita. Bayangkan,
salju sudah turun semenjak bumi tercipta hingga sekarang, dan tidak satu pun salju yang
memiliki bentuk struktur kristal yang sama!

Keunikan salju yang lainnya adalah warnanya yang putih. Kalau turun salju lebat, hamparan
bumi menjadi putih, bersih, dan seakan-akan bercahaya. Ini disebabkan struktur kristal salju
memungkinkan salju untuk memantulkan semua warna ke semua arah dalam jumlah yang sama,
maka muncullah warna putih. Fenomena yang sama juga bisa kita dapati saat melihat pasir putih,
bongkahan garam, bongkahan gula, kabut, awan, dan cat putih. Selain itu, turunnya salju
memberikan kehangatan. Ini bisa dipahami dari konsep temperatur efektif. Temperatur efektif
adalah temperatur yang dirasakan oleh kulit kita, dipengaruhi oleh tiga besaran fisis: temperatur
terukur (oleh termometer), kecepatan pergerakan udara, dan kelembapan udara. Temperatur
efektif biasanya dipakai untuk menentukan �zona nyaman�. Di pantai, temperatur terukur bisa
tinggi, namun karena angin kencang kita masih merasa nyaman. Pada saat salju turun lebat,
kelembapan udara naik dan ini memengaruhi temperatur efektif sehingga pada satu kondisi kita
merasa hangat.

Ilustrasi Salju yang salah

Kenyataannya, banyak gambar butir salju dalam kultur populer kita justru salah. Demikian
menurut para ahli. Butir salju mustinya berujung enam, bukan empat, lima, atau delapan seperti
yang biasa terpampang di buku bergambar anak-anak, kartu natal, atau bahkan di salah satu iklan
untuk majalah ilmu pengetahuan. Thomas Koop dari Universitas Bielefeld, Jerman, sempat
menemukan kesalahan pada ilustrasi butir salju yang ditampilkan iklan majalah ilmu
pengetahuan Nature. Ilustrasi itu menampilkan butir salju berujung delapan. “Ironisnya iklan itu
memampang teks ‘…untuk yang mencintai ilmu pengetahuan’,” kata Koop. Terlebih lagi,
kritikan Koop itu juga dimuat di majalah Nature edisi 24 Desember.

Butir salju terdiri dari molekul-molekul air dengan ikatan hidrogen. Ikatan yang paling efisien
adalah dalam bentuk rangkaian kristal heksagonal. Demikian Koop menjelaskan. Jadi, butir salju
menurut hukum alam bukannya delapan sisi, melainkan enam sisi. “Hasil rangkaian kristal
heksagonal adalah bentuk energi terendah air pada kondisi dingin,” ucap Koop. “Seiring
komponen penyusunnya merapat dalam bentuk heksagonal pada skala molekular, maka kristal
salju juga mengikuti bentuk simetri heksagonal ini pada skala makroskopis.”

Namun, ukurannya bisa bervariasi, dan dalam hal ini anggapan populer masih akurat, yaitu
bahwa tak ada dua keping salju yang persis sama. Setidaknya tidak untuk butiran salju yang
besar. “Terbentuknya butir salju tergantung pada kelembaban dan suhu, dan dua faktor ini bisa
sangat bervariasi di atmosfer. Jadi, seiring jatuhnya butir salju, pola kelembaban dan suhu yang
dilalui tiap butir berbeda-beda sehingga masing-masing unik bentuknya.”

Namun menurut riset, untuk kasus kristal es yang lebih kecil, yang belum berkembang penuh
ketika membumi, teori keunikan ini tak akurat. Koop juga menunjukkan, satu lagi kesalahan
ilustrasi yang umum pada media adalah ilustrasi air hujan. Mustinya tetesan air hujan tidak
berekor lancip lalu membundar di bawah, tapi semestinya cenderung bulat dan juga sisi
bawahnya cenderung rata karena terdorong udara seiring tetesan itu jatuh.

Longsor salju dan Badai salju

Longsor salju adalahnya longsornya salju kebawah. Longsor salju terjadi di pegunungan.
Longsor salju merupakan salah satu bahasa terbesar di pegunungan terhadap kehidupan dan
properti. Banyak faktor yang menyebabkan longsor salju. Berat salju yang terlalu besar biasanya
menyebabkan longsor.

Badai Salju Menyerang

Di Eropa pun di mana saat natal salju turun


dengan lebatnya dan membuat seluruh bumi dilapisi salju putih yang indah, yang kadang
membuat orang2 yang tinggal ditempat yang tidak bersalju berbondong -bondong kesana untuk
merayakan Natal di bawah hamparan salju putih. Namun tidak untuk tahun ini, Menurut
kompas.com Badai salju yang menyerang Eropa, sudah menelan 80 korban jiwa.

Badai salju yang menyerang Eropa mengacaukan sarana transportasi, di beritakan bahwa  ratusan
penerbangan antar eropa terganggu karena cuaca yang buruk. Lebih dari 10.000 penumpang
kereta cepat tujuan London-Paris tidak bisa diberangkatkan. Sebuah mobil yang tergelincir dan
masuk ke rel kereta, menyebabkan kereta komuter di Paris terguling sehingga melukai 36
penumpang. Tidak berfungsinya kereta api cepat Eurostar yang menghubungkan London dengan
Paris dan Brussels merupakan simbol penderitaan masyarakat Eropa. Lebih dari 2.000
penumpang terjebak di terowongan ketika lima kereta mogok hari Jumat, dan lebih dari 10.000
penumpang tak bisa berangkat karena semua pemberangkatan kereta dibatalkan, dan Eurostar
diumumkan dalam perbaikan hari Selasa.

Sementara itu di Zagre, ibukota kroasia, kereta yang menabrak tiang penyangga melukai 52
orang, menurut penyelidik disana suhu udara yang mencapai minus 17 derajat membuat re tidak
berfungsi, sedangkan di Bavaria sendiri suhu udara mencapai 33,6 derajat (Nggak bisa
dibayangin khan dinginnya).

Malang bagi para Tunawisma yang tidak memiliki tempat tinggal di Polandia, 42 orang
dikabarkan meninggal dunia karena kedinginan pada suhu minus 20 derajat Celcius. Bagi
mereka yang tingga di Manchester patut lega karena Penerbangan di Bandara Manchester
merupakan satu-satunya bandara yang masih bisa digunakan pada cuaca ekstrim ini, sehingga
Inggris kini mengalami peningkatan aktivitas luar biasa di bandara Manchester. Sedangkan di
Brussels, penumpang berbaris selama beberapa jam untuk mendapatkan penerbangan. sampai
kapan keadaan cuaca tersebut bisa pulih……mungkin inilah salah satu efek dari Global
Warming yang menyerang Dunia. Jika keadaan ini tidak segera dipulihkan, maka akan ada
kemungkinan badai salju yang lebih hebat bakal menyerang Eropa.

Badai salju terburuk dalam beberapa dekade melanda Wilayah Otonomi Uygur, Xingjiang,
China Baratdaya, menewaskan 13 orang pada Senin (25/1/2010), menurut badan tanggap darurat
regional. Badan tanggap darurat itu dalam satu laporan tertulis mengatakan mengatakan badai
salju dan suhu beku menghantam bagian utara Xinjiang, terutama di Altay dan Tacheng,
menyebabkan 1.168 warga menderita sakit atau cedera. Sembilan orang tewas di Altay, termasuk
satu orang meninggal akibat kedinginan dan delapan orang terkubur salju longsor, dan di
Prefektur Otonomi Ili Kazak tercatat empat orang meninggal akibat salju longsor pada Senin
pukul 10.00 waktu setempat, kata laporan itu.

Sekitar 1,42 juta orang terkena dampak cuaca dingin, dan 161.556 orang diantaranya telah
dievakuasi. Badai salju itu juga merusak 7.125 gedung penduduk, menghancurkan 21.856 rumah,
8.911 kandang hewan dan ladang sayuran dan mematikan 101.000 ekor hewan ternak. Bencana
salju itu juga mengancam kematian 3,71 juta ekor hewan yang siap dikonsumsi. Cuaca buruk
juga mengakibatkan kekurangan persediaan 5.800 ton beras, dan 22.000 ton bahan bakar di
Altay. Begitu pula di Tacheng tercatat kekuarang pasokan 3.100 ton beras dan 8.570 ton bahan
bakar. Wilayah Otonomi Ili Kazak juga kekurangan pasokan 3.365 ton beras dan 19.914 ton
bahan bakar.Disebutkan, pemerintah menyediakan subsidi dan menawarkan pinjaman lunak bagi
para peternak dan akan terus memberi bantuan hingga musim semi tiba.

Salju Terburuk dalam 3 dekade


Warga Eropa dihadapkan pada situasi chaos pada akhir pekan akibat cuaca ekstrem. Jerman
harus mengalami kelumpuhan transportasi udara serta otoritas meminta warganya menyimpan
makanan, minuman, dan obat-obatan, setidaknya untuk empat hari.  Jerman tidak hanya
dipusingkan dengan kelumpuhan transportasi udara—ratusan penerbangan harus ditangguhkan
atau dibatalkan—tetapi juga transportasi darat. Lalu lintas di jalan bebas hambatan A5 antara
Jerman dan Perancis praktis tidak bisa dilalui kendaraan, Sabtu (9/1/2010), karena tebalnya
lapisan salju. ”Berdasarkan ramalan cuaca akhir pekan, seperti dikatakan pihak kepolisian,
transportasi di hampir sebagian besar Jerman akan lumpuh,” demikian pengumuman Autoclub
Europa, Sabtu.

Tak hanya meminta warganya agar bersiap-siap menghadapi cuaca ekstrem dengan menyimpan
persediaan pangan dan obat- obatan, setidaknya untuk empat hari, mereka juga meminta
warganya tidak melakukan perjalanan yang tak perlu pada akhir pekan. Pesawat dari perusahaan
penerbangan Air Belin tergelincir, keluar landas pacu, di Nuremberg, Jumat malam, dan tetap
terpuruk di salju sehingga mengganggu lalu lintas pesawat di bandara selama lebih dari dua jam.

BADAI TROPIS (Tropical Cyclone)


-
-
Badai tropis (tropical storm) disebut juga dengan Hurricane, Typhoon (Topan) atau Tropical
Cyclone (Siklon Tropis) adalah pusaran angin kencang (disertai hujan dan badai petir) dengan
diameter putaran hingga 500 km dan kecepatan mencapai lebih dari 200 km per jam serta
mempunyai lintasan sejauh 1.000 Km, memiliki pusat putaran disebut mata siklon berdiameter
10 km hingga 100 km yang dikelilingi oleh dinding awan padat setinggi 16 km.
-

-
Dengan kecepatan angin sedemikian itu, sebuah badai tropis yang melintasi daratan dapat
mengakibatkan kerusakan lingkungan hebat dengan daya hancurnya yang bisa melebihi
dasyatnya bom hidrogen sekaliber bom atom. Tidak hanya pohon-pohon yang bisa tercabut dari
akarnya, bangunan-bangunan permanen bisa tersapu, mobil besar, kereta api, dan benda-benda
besar atau berat lainnyapun dapat terangkat dan beterbangan, serta dapat menimbulkan korban
ribuan jiwa.
-
Setiap tahunnya badai terjadi di atas perairan luas di samudera yang ada di permukaan bumi.
Secara alami kejadian badai tropis diperkirakan berkisar 90 kejadian per tahunnya. Tak jarang,
kurang dari sebulan terjadi 4 hingga 5 badai tropis. Ia hanya bisa tumbuh ketika suhu muka laut
minimal 26,5 derajat Celcius dengan ketersediaan uap air yang cukup, dan kemungkinan
kemunculannya ini dapat dideteksi sejak tiga hari sebelumnya. Karena bertambahnya faktor
kekasaran permukaan dan kehilangan sumber kelembabannya, badai akan melemah ketika
masuk jauh ke daratan.
-
Sebuah sistem pusaran angin yang terbentuk di atas samudera luas, belum bisa disebut badai jika
belum memiliki beberapa kualifikasi (batasan). Ia belum bisa disebut badai jika kecepatannya
dibawah 63 km/jam (34 knot). Calon bibit badai ini juga belum tentu akan tumbuh menjadi badai
jika tidak ada faktor-faktor meteorologis (yang berhubungan dengan cuaca) lain yang
mendukung.
-
-
-
Katagori badai tropis
-
Katagori 1 : Minimal, kecepatan badai 118 – 152 km/jam
(74 – 95 MPH).
Katagori 2 : Moderat (sedang), kecepatan badai 153 – 176 km/jam (96 – 110 MPH).
Katagori 3 : Ekstensif (meluas), kecepatan badai 177 – 208 km/jam (111 – 130 MPH).
Katagori 4 : Ekstrim (luar biasa), kecepatan badai 209 – 246 km/jam (131 – 155 MPH).
Katagori 5 : Catastrophic (bencana besar), kecepatan diatas 246 km/ jam (diatas 155 MPH).
-
Wilayah perairan berpotensi terjadinya badai tropis
-
Syarat utama untuk dapat tumbuh dan berkembangnya badai tropis adalah kelembaban udara
yang tinggi karena banyaknya kandungan uap air. Syarat tersebut dapat dipenuhi oleh daerah
perairan (lautan) di zona tropis dan subtropis yang temperaturnya minimal 26,5 derajat Celcius.
-
Secara umum wilayah terjadinya badai tropis dikelompokkan atas 2 wilayah utama yaitu belahan
Bumi Utara dan belahan Bumi Selatan. Badai tropis yang terjadi di belahan Bumi Utara, arah
putaran badainya searah putaran jarum jam. Sedangkan di belahan Bumi Selatan arah putaran
badai tropis berlawanan arah putaran jarum jam.
-
7 wilayah perairan (lautan) sangat berpotensi terjadinya badai tropis :
-
1. Barat Laut Samudera Pasifik
Merupakan daerah perairan paling aktif terjadinya badai tropis, sepertiga dari seluruh peristiwa
terjadinya badai tropis dunia terjadi di wilayah perairan ini. Aktifitas badai tropis di wilayah
perairan ini berpengaruh pada wilayah Jepang, Filipina, China dan Taiwan.
-
2. Timur Laut Samudera Pasifik
Merupakan daerah paling aktif kedua, karena sepertiga dari seluruh peristiwa terjadinya badai
tropis dunia terjadi di wilayah perairan ini. Badai tropis di wilayah perairan ini mempengaruhi
wilayah Barat Meksiko, Hawaii dan terkadang sampai di semenanjung California.
-
3. Barat Daya Samudra Pasifik
Aktifitas badai yang terjadi di wilayah perairan ini mempengaruhi wilayah Australia dan
Oceania.
-
4. Utara Samudera Hindia
Wilayah perairan ini dibagi 2 yaitu Teluk Benggala dan Laut Arabia. Terjadinya aktifitas badai
tropis di Teluk Benggala 5 sampai 6 kali lebih besar dari yang terjadi di Laut Arabia. Negara-
negara yang terpengaruh adalah India, Bangladesh, Srilangka, Thailand, Burma, dan Pakistan,
sedangkan semenanjung Arab jarang terkena dampaknya.
-
5. Tenggara Samudera Hindia
Badai tropis yang terjadi di wilayah perairan ini mempengaruhi willayah Australia dan wilayah
dekat perairan Indonesia (laut Timor).
-
6. Timur Laut Samudera Hindia
Badai tropis yang terjadi di wilayah perairan ini mempengaruhi Madagaskar, Mozambique,
Mauritius dan Kenya.
-
7. Utara Samudera Atlantik
Wilayah perairan ini mencakup Samudera Atlantik, Laut Karibia, dan Teluk Meksiko. Badai
tropis yang terjadi di wilayah perairan ini berdampak pada wilayah Amerika Serikat, Meksiko,
Canada serta negara-negara Amerika Tengah dan Kepulauan Karabia.
-
Musim badai tropis
-
Puncak terjadinya aktifitas badai tropis di seluruh dunia terjadi pada akhir musim panas yakni
ketika laut mencapai temperatur paling hangat. Namun di setiap wilayah terjadinya badai tropis,
pola musimnya berbeda.
-
Wilayah Atlantik Utara :
Musim badai tropis dimulai 1 Juni hingga 30 Nopember. Puncaknya terjadi pada awal
September.
Wilayah Timur Laut Pasifik :
Pola musimnya sama dengan wilayah Atlantik Utara, namun periodenya lebih panjang.
Wilayah Barat Laut Pasifik :
Badai tropis di wilayah ini berlangsung setahun penuh, dengan puncaknya pada awal September
dan aktifitas minimum pada bulan Pebruari.
Wilayah Utara Samudera Hindia :
Musim badai tropis di wilayah ini berlangsung dari bulan April sampai bulan Desember,
puncaknya terjadi pada bulan Mei dan Nopember.
-
Secara umum, aktifitas badai tropis di belahan Bumi bagian Selatan berlangsung dari akhir
Oktober hingga Mei, dengan puncak aktifitas terjadi pada pertengahan Pebruari hingga awal
Maret.
-
Penamaan badai tropis
-
Pada suatu wilayah dalam satu tahun dapat terjadi beberapa kali badai tropis. Untuk
membedakan antara setiap kejadian badai tropis serta memudahkan mensosialisasikan kepada
masyarakat, antara lain memberi peringatan akan bahayanya badai tropis yang akan tiba, maka
pada badai-badai tersebut diberikan sebuah nama.
-
Sebuah Pusat Peringatan Siklon Tropis yang telah ditunjuk oleh Badan Meteorologi
Internasional berwenang memberi nama suatu badai dan menyebarkannya peringatan ke seluruh
dunia.
-
Aturan pemberian nama berdasarkan urutan abjad dan dirunut dari kejadian waktu. Badai
tropis (hurricane, typhoon, tropical cyclone) yang pertama kali terjadi pada suatu tahun atau
periode pengamatan, akan diberi nama dimulai dengan huruf awal ”A”, misalnya ”Anna”, untuk
badai tropis kedua dinamai dengan huruf awal ”B”, seperti ”Beth”, dan seterusnya.
-

Anda mungkin juga menyukai