Anda di halaman 1dari 7

Salju

Salahsatu fenomena menarik saat musim dingin adalah salju. Salju menjadi unik karena kristal-
kristal es yang lembut dan putih seperti kapas ini hanya hadir secara alami di negeri empat
musim atau di tempat-tempat yang sangat tinggi seperti Puncak Gunung Jarawijaya di Papua.

Salju berawal dari uap air yang berkumpul di atmosfer bumi,. Kumpulan uap air mendingin
sampai pada titik kondensasi (yaitu temperatur dimana gas berubah bentuk menjadi cair atau
padat)., kemudian menggumpal membentuk awan. Pada saat awal pembentukan awan, massanya
jauh lebih kecil daripada massa udara sehingga awan tersebut mengapung di udara. Namun,
setelah kumpulan uap terus bertambah dan bergabung ke dalam awan tersebut, massanya juga
bertambah, sehingga pada suatu ketika udara tidak sanggup lagi menahannya. Awan tersebut
pecah dan partikel air pun jatuh ke bumi.

Partikel air yang jatuh itu adalah air murni (belum terkotori leh partikel lain). Air murni tidak
langsung membeku pada temperatur 0Celcius, karena pada suhu tersebut terjadi perubahan fase
dari cair ke padat. Untuk membuat air murni beku dibutuhkan temperatur lebih rendah daripada
0C.

Temperatur udara tepat di bawah awan adalah 0C. Tapi, temperatur yang rendah saja belum
cukup untuk menciptakan salju. Saat partikel-partikel air murni tersebut bersentuhan dengan
udara, maka air murni tersebut terkotori oleh partikel-partikel lain. Ada partikel-partikel tertentu
yang berfungsi mempercepat fase pembekuan, sehingga air murni dengan cepat menjadi kristal-
kristal es.

Partike-partikel pengotor yang terlibat dalam proses ini disebut nukleator, selain berfungsi
sebagai pemercepat fase pembekuan, juga perekat antar uap air. Sehingga partikel air (yang tidak
murni lagi) bergabung bersama dengan partikel air lainnya membentuk kristal lebih besar. Jika
temperatur udara tidak sampai melelehkan kristal es tersebut, kristal-kristal es jatuh ke tanah
dalam bentuk hujan air.

Kristal salju memiliki struktur unik, tidak ada kristal salju yang memiliki bentuk yang sama di
dunia ini seperti sidik jari kita. Salju yang sudah turun semenjak bumi tercipta hingga sekarang,
tidak satu pun yang memiliki bentuk kristal yang sama. Meskipun memiliki keunikan, salju juga
tidak jarang mengakibatkan banyak kerugian baik fisik maupun material yang tentu tidak sedikit
nilainya.

Penjelasan Ilmiah Mengapa Hujan Salju Turun Di Daerah Panas

      

Hujan salju terjadi di beberapa negara Timur Tengah dan Vietnam bagian utara. Ternyata,
fenomena ini sangat bisa dijelaskan secara meteorologis: musim dingin di kawasan lintang utara
bertemu udara lebih dingin dari bagian lebih utara lagi.

“Seperti Vietnam dan lain-lain itu ada di Lintang Utara, sedangkan matahari sekarang berada di
selatan. Kalau di utara musim dingin, di selatan musim panas. Artinya, memang temperatur
udara relatif lebih dingin dibanding beberapa bulan lalu,” jelas Kabid Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Pembuatan Hujan BPPT Dr Tri Handoko Seto, S.Si, M.Sc.

Saat udara relatif dingin ini, kondisi sistem di atmosfer terbentuk pola-pola tekanan rendah
tertentu yang memungkinkan terjadinya pembentukan awan dan hujan. Namun jika kondisi ini
berdiri sendiri di wilayah itu, tidak akan terjadi hujan salju.

“Sistem itu bertemu massa udara dingin di sebelah utaranya lagi kemudian menjadi seperti yang
seperti beberapa hari lalu terbentuk hujan salju yang cukup banyak,” jelas Tri yang pernah
menjadi Ketua Penanggungjawab Lapangan BPPT dalam pelaksanaan Teknologi Modifikasi
Cuaca saat musim hujan Jakarta Januari 2013 lalu.

Berikut wawancara lengkap detikcom dengan Tri Handoko Seto, Kamis (19/12/2013):

Apakah turunnya salju di Timur Tengah dan Vietnam ini anomali atau wajar?

Kalau dilihat sebagai anomali boleh karena kejadiannya tidak sering. Dilihat wajar ya tergantung
hari, bagaimana tinjauan meteorologisnya. Kalau melihat kebiasannya tidak seperti itu, ada
sebabnya mengapoa terjadi seperti itu. Sebenarnya juga walaupun bisa dibilang agak langka
tetapi secara meteorologi tidak terlalu sulit menjelaskannya. Seperti Vietnam dan negara Timur
Tengah lain itu kita ketahui ada di Lintang Utara, sedangkan matahari sekarang sedang berada di
selatan. Kalau di utara musim dingin di selatan musim panas. Artinya memang temperatur udara
di utara relatif lebih dingin dibanding beberapa bulan lalu. Saat kondisi itu, sistem di atmosfer
terbentuk pola-pola tekanan rendah tertentu yang akibatkan itu memungkinkan terjadinya
pembentukan awan dan hujan. Jika kondisi itu berdiri sendiri di wilayah itu maka tidak akan
terjadi hujan salju, apalagi menumpuk setebal itu.

Lantas apa yang menyebabkan salju bisa terbentuk dan turun?

Kemarin ada pergerakan udara sangat dingin dari utaranya lagi, bergerak menuju ke situ (ke
wilayah bertekanan rendah). Udara yang sangat dingin inilah bertemu atmosfer terbentuknya
awan dan hujan sehingga sistem itu lebih dingin lagi. Jadi terjadinya musim dingin, memang
utara lagi musim dingin, sistem itu bertemu massa udara dingin sebelah utaranya lagi. Sistem itu
kemudian menjadi seperti yang beberapa hari lalu terbentuk hujan salju yang cukup banyak.

Apa udara bertekanan tinggi di bagian belahan Bumi utara itu juga cukup sering terjadinya?

Tidak sering. Kalau dibilang langka ya langka karena tidak sering. Anomali ya anomali, jauh di
atas rata-rata historisnya. Namun begitu ada penjelasan meteorologisnya. Udara yang bertekanan
tinggi yang lebih dingin menuju ke wilayah yang bertekanan lebih rendah. Sebenarnya
pergerakan udara dingin itu juga sering terjadi di Indonesia, sering juga.

Pergerakan udara dingin sering terjadi di Indonesia, kapan?

Banjir Jakarta pada Januari 2013 kemarin salah satu penyebabnya datangnya massa udara dingin
dari Laut China Selatan dan diturunkan di sekitar Jakarta. Hal itu mengakibatkan Jakarta hujan
deras. Itu cuma salah satu penyebabnya, faktor yang lain ada. Tapi karena di Jakarta udaranya
tidak dingin, ya hujannya hujan air.

Apakah salju mungkin turun di Indonesia?

Kalau bilang tidak mungkin, probabilitas nol rasanya terlalu arogan. Peluangnya sangat kecil
tetapi itu masih dimungkinkan. Memang kemungkinannya sangat-sangat kecil.

Bagaimana dengan hujan es yang pernah terjadi di Jakarta, apakah mekanismenya persis seperti
terjadinya hujan salju?

Hujan es, itu beda. Kalau mekanisme terjadi hujan es ada masuknya massa udara yang dingin
dari utara, ada peluang terjadinya hujan salju walau tidak terlalu banyak, tapi masih terbuka.
Hujan es itu karena ada awan yang sangat tinggi menjulang, di atas 17 ribu kaki. Di atas kan
dingin, kemudian terbentuk butir-butir es. Itu kemudian jatuh ke bawah. Nah kalau udaranya
hangat, dia berubah jadi air. Kalau udara di bawah dingin, seperti habis hujan dan terjadi di sore
hari, maka es yang diatas tetap berbentuk es, akhirnya terjadi hujan es.Jika peluang ke situ, ada
hujan es kemudian muncul massa udara dingin dari utara, maka mungkin terbentuk salju meski
tidak besar. Kecil sekali peluangnya, ada tapi tidak besar.

Seperti halnya hujan, apakah turunnya salju juga bisa dimodifikasi?

Di negara Jepang hujan buatan itu membuat salju atau mempertebal salju. Hujan salju, di
wilayah tertentu bukan dengan garam melainkan dengan inti es di awan maka dia terjadi
penggumpalan udara dingin menjadi butir-butir es sebagai salju yang lebih banyak.

Apa manfaatnya salju buatan itu?

Manfaatnya untuk cadangan air. Kalau salju sudah habis dan udara hangat, tumpukan salju itu
menjadi air, untuk cadangan. Kalau banyak salju tebal udara agak hangat kan menjadi air. Justru
sejarah modifikasi cuaca itu awalnya pengintian es. Mempercepat terbentuknya kristal es. Di atas
yang terjadi itu ada uap air yang sangat dingin. Uap air saja tidak berat, tidak mungkin jatuh
hujan. Jadi diberikan inti es agar menjadi kristal es dan jatuh menjadi hujan salju

Apakah hujan salju yang jarang terjadi di Vietnam dan negara Timur Tengah ini tanda-tanda
perubahan iklim?

Mengaitkan perubahan iklim tidak semudah itu. Tetapi perubahan iklim ada 2 mazhab, ada
mazhab meyakini dan tidak meyakini. Ilmuwan juga ada mazhabnya. Kalau yang sangat
meyakini tentu dengan cepat mengatakan itu perubahan iklim, nah yang tidak meyakini
mengatakan bukan karena perlu pengkajian lebih lanjut. Butuh penelitian, data-data puluhan
tahun bahkan ratusan tahun sebelumnya. Kaya saya, saya belum berani memastikan perubahan
iklim, tapi teman-teman yang meyakini akan mengatakan itu perubahan iklim dengan cepat.
Perlu lihat data ratusan tahun dulu, perlu pendekatan, seperti frekuensinya, magnitude, kalau
memang iya, mungkin itu perubahan iklim. Perubahanan iklim itu lebih banyak dipicu global
warming, sekarang yang terjadi justru pendingingan. Ada periode bergeraknya massa udara
dingin dari utara, ke ekuator. Beberapa (ilmuwan) menyebutkan adanya pemanasan berlebih,
padahal bukan itu.

Berarti pendinginan juga bisa dikategorikan perubahan iklim?


Mainstream-nya itu perubahan iklim akibat global warming. Nah kalau terjadi pendinginan
rasanya bertentangan dengan mainstream global warming, ada mazhab global warming, suhu
lebih panas menyebar ke arah utara. Peristiwa badai tropis dan sebagainya secara faktor bisa
dibilang global warming, pemanasan. Ketika yang terjadi hujan salju tentu kalau dibilang
perubahan iklim, tidak sesuai mainstreamnya. Entah kalau nanti ada mazhab lain yang
sebaliknya.

Ada teori konspirasi yang mengatakan bahwa hujan salju ini tentang Weather Warfare alias
modifikasi cuaca untuk kepentingan perang, apakah mungkin itu?

Secara terori mungkin, tapi tinjauan ekonominya belum masuk. Untuk perang bisa saja, tapi
hitung-hitungan ekonomi, kewajaran, manfaat dan mudaratnya, itu ambisiuslah ya. Isu-isu
seperti itu jangan dibiarkan liar menjadi isu yang menyeramkan. Semua ada penjelasan
meteorologisnya. Orang mungkin panik. Yang terjadi saat ini ada penjelasan meteorologisnya.
Yang proporsional saja.

Gurun Tidak Selalu Panas

Ketika ditanya berbicara mengenai cuaca di gurun pasir umumnya orang akan membayangkan
keadaan yang panas dan gersang. Tidak salah memang, namun banyak yang tidak tahu bahwa di
gurun suhu udara bisa menjadi sangat dingin.

Salah satu faktor penentu suhu udara adalah kelembaban alias kandungan uap air dalam udara,
dimana kandungan air dalam udara mampu mempertahankan suhu sehingga suhu udara yang
lembab cenderung lebih stabil. Karena gurun merupakan wilayah dengan kelembaban yang
rendah, maka suhu di gurun bersifat ekstrim, artinya suhunya tidak hanya sangat panas di siang
hari namun juga sangat dingin di malam hari.

Suhu gurun yang sangat dingin di malam hari bisa mencapai -9° Celsius, itupun suhu di
permukaan, suhu udara di langit gurun tentunya lebih rendah lagi, dan karena air mulai membeku
pada suhu 0° celsius maka jika ada uap air berupa awan yang melintas di langit gurun di malam
hari secara tiba-tiba, maka uap itu pun akan menjadi es dan turun sebagai salju. Alasan mengapa
gurun jarang turun salju ya karena uap airnya yang jarang melintas, tapi bukan berarti hal
tersebut tidak bisa terjadi.
Di Riyadh yang merupakan perkotaan saja suhu udara bisa mencapai -1° Celsius pada bulan
Desember hingga Januari

Tidak perlu jauh ke Arab untuk bisa merasakan pengaruh kelembaban udara dan suhu, coba saja
rasakan bagaimana suhu di Indonesia ketika musim hujan dan kemarau. Justru biasanya pada
musim kemarau udara menjadi dingin pada malam dan pagi sedang pada musim penghujan udara
menjadi sangat panas. Hal ini karena panas dari sinar matahari diserap dan dijaga oleh uap air di
udara.

Arab Memang Wilayah Subtropis

Jika kelembaban mempengaruhi cuaca, maka letak geografis mempengaruhi iklim suatu wilayah.
Jika kita memperhatikan posisi wilayah timur tengah pada peta dunia, maka akan terlihat bahwa
negara timur tengah termasuk ke dalam wilayah subtropis. Wilayah subtropis memang termasuk
wilayah yang rentang terhadap badai, tornado, dan salju.

Sebagai wilayah subtropis, rentang suhu di Arab pada bulan Desember dan Januari pun bisa
menjadi sangat rendah. Arab wilayah selatan seperti Yaman dan Oman mungkin masih agak
panas karena posisinya lebih dekat dengan khatulistiwa pun dekat dengan laut sehingga masih
lembab, namun di bagian utara seperti Suriah, Israel, dan Lebanon suhunya sangat dingin dan
badai salju adalah hal yang biasa terjadi, di wilayah pegunungan Iran bahkan salju bisa bertahan
hingga Februari, teman saya yaitu Neda sering mengirim foto-foto bagaimana dia menikmati
salju disana dan dia mengatakan bahwa salju turun rutin setiap tahun.

Nah, kalau kasusnya seperti itu, lantas Arab mana yang dimaksud turun salju dan membuat
heboh? Jika yang dimaksud adalah Arab Saudi maka Saudi bagian utara seperti Tabuk juga
merupakan wilayah yang sering hujan salju dimana peristiwa salju tersebut umumnya terjadi
setiap 3-4 tahun. Masih kurang? Anda bisa baca tulisan di Kompasiana dari orang yang memang
sudah pernah ke Arab dan menikmati salju disana lengkap dengan foto perjalanannya.
Pemanasan Global  Juga Memberi Pengaruh

Anda mungkin juga menyukai