Anda di halaman 1dari 3

Fenomena Alam: Hujan Es dan Hujan

Salju di Indonesia

Hujan (wallpaperacces)
Indonesia merupakan negara yang dilewati garis khatulistiwa. Tandanya, negeri ini masih berada di
wilayah tropis. Seperti yang kita ketahui, wilayah tropis hanya memiliki 2 musim, penghujan dan kemarau.
Selain itu, kita tidak mengalami musim salju.
Namun, ada beberapa fenomena berupa hujan es dan hujan salju di Indonesia. Melansir dari detik.com,
pada tanggal 8 Maret 2022 di Kota Bandung, Jawa Barat terjadi fenomena hujan es. Hujan mengguyur
sekitar pukul 14.30 berbentuk es dengan ukuran sebesar kelereng. Selain di Bandung, fenomena ini
juga terjadi di sejumlah kota, seperti Surabaya, Semarang, dan Yogyakarta .
Nah, untuk mengetahui lebih lanjut tentang fenomena ini, simak penjelasan berikut.
Definisi Hujan Es
Menurut BMKG, hujan es disebut juga dengan 'hail', yaitu hujan yang terdiri atas bola-bola es. Hujan es
terjadi karena adanya awan Cumulonimbus dan perbedaan suhu yang tinggi di awan.
Penyebab Hujan Es
Hujan es terjadi karena adanya awan Cumulonimbus tumbuh vertikal melebihi titik beku air. Awan
tersebut tumbuh di ketinggian sekitar 450 dpl hingga 10 ribu dpl pada saat massa udara dalam kondisi
tidak stabil. Awan bagian bawah atau awan panas mengandung uap air dan turun sebagai hujan yang
normal. Namun, awan bagian atas atau awan dingin mengandung es. Sehingga saat jatuh di
permukaan, hujan akan diiringi air dengan kristal es.
Hujan es banyak disebabkan oleh kondisi alam, seperti kelembaban tinggi, massa udara yang tidak stabil,
serta suhu permukaan bumi yang mendukung.
Namun, proses ini terjadi karena suhu di permukaan bumi yang sangat rendah. Jika suhu di permukaan
bumi cukup rendah, maka kristal es akan mencapai bumi dalam bentuk es atau hail. Tapi, jika suhu di
permukaan bumi cukup panas maka kristal es akan sampai di permukaan bumi sebagai hujan air biasa.
Baca Juga: Hujan Es Terjadi di Sejumlah Wilayah RI, Begini Penjelasan Ahli dari IPB
Tanda-Tanda Fenomena Hujan Es
Fenomena hujan es dapat diprediksi dengan tanda-tanda sebagai berikut.
1. Sehari sebelumnya, udara pada malam hingga pagi hari akan terasa panas.
2. Udara terasa panas dan gerah diakibatkan radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan
oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (>4.5°C) disertai dengan
kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb
(>60%).
3. Mulai pukul 10.00 pagi, awan Cumulus akan tumbuh. Di antara awan-awan Cumulus, akan
ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepi berwarna abu-abu menjulang tinggi.
4. Kemudian, awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam yang
dikenal dengan awan Cumulonimbus.
5. Pepohonan di sekitar akan bergoyang cepat.
6. Terasa sentuhan udara dingin.
7. Hujan deras turun secara tiba-tiba, apabila hujan gerimis maka kejadian angin kencang
jauh.
8. Jika 1-3 hari berturut-turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan,
maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang dengan
kategori puting beliung maupun tidak.
Durasi hujan es ini tidaklah lama, tergantung volume awan Comulonimbus yang terbentuk.
Selain itu, ukuran hail yang terbentuk di daerah tropis umumnya kecil sehingga berlindung di
bawah bangunan atau di dalam kendaraan atau payung bisa menjadi pilihan.
Baca Juga: Fenomena Alam: Fatamorgana
Definisi Hujan Salju
Selain hujan es, di Indonesia juga dapat ditemukan hujan salju. Pada umumnya, hujan salju
hanya turun di belahan dunia yang beriklim subtropis atau wilayah dengan musim dingin
atau negara empat musim. Di Indonesia sendiri, kita akan menemukan fenomena unik ini.
Salju yang turun di negara tropis seperti Indonesia seringkali dianggap sebagai fenomena
alam yang unik dan jarang sekali terjadi. Badai yang membawa suhu dingin hingga tingkat
ekstrem, umumnya merupakan salah satu penyebab terjadinya fenomena alam unik
tersebut.
Nah, fenomena hujan salju di Indonesia ini terjadi di Gunung Cartenz yang terletak di
pegunungan Jayawijaya, Papua. Salju di wilayah ini disebut sebagai salju abadi. Puncak
gunung ini menjulang setinggi 4.884 meter di atas permukaan laut. Rupanya fenomena unik
ini muncul dikarenakan pada ketinggian tersebut, suhu udara semakin dingin hingga
memungkinkan terjadinya hujan salju dan salju disana disebut salju abadi karena akan ada
sepanjang tahun.
Ternyata, Indonesia sebagai negara tropis juga punya fenomena unik yang biasa terjadi di
wilayah subtropis, ya. Meskipun begitu, tidak semua wilayah di Indonesia mengalami
fenomena unik tersebut. Nah, bagi kamu yang ingin melihat salju abadi di Papua, salju ini
masih bisa dilihat. Sayangnya, akibat pemanasan global, salju di daerah ini mulai berkurang.

Anda mungkin juga menyukai