Oleh
G0004205
Penguji :
SURAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi
penyebab nyeri).1 Nyeri selalu bersifat subjektif, dan persepsi nyeripun dapat
B. Patofisiologi Nyeri
oleh proses yang terjadi di system syaraf. Dan sebaliknya, masih sedikit
menetap (persistent pain syndrome). Namun, saat ini banyak ahli memahami
2
menurut lokasinya diklasifikasikan menjadi nyeri nosiseptif, neuropatik,
nyeri.1
1. Nyeri Nosiseptif
Pada nyeri nosiseptif, jalur saraf normal dan intak. Nosiseptor terdapat
localized (umumnya berasal dari nyeri somatic, baik pada kulit, tendon,
atau berasal dari ligament) atau juga dapat diffuse (umumnya berasal dari
nyeri visceral, misalnya nyeri jantung atau pada kapsul hepar). Nyeri ini
analgetik opioid.2
2. Nyeri Neuropatik
saraf pusat ataupun perifer. Nyeri ini timbul akibat adanya luka, kompresi,
atau oleh karena infiltrasi pada sistem saraf, misalnya pada post herpetic
3
neuralgia atau nyeri sciatic (sciatic pain). Luka yang terjadi pada system
pain, berupa allodynia (nyeri yang diiduksi oleh stimulus yang tidak
3. Nyeri Psikogenik
fisik yang berperan. Hal ini merupakan bukti adanya proses psikopatologi.
4
memiliki kecenderungan gangguan pada kejiwaannya (psychiatric
pengalaman nyeri dan pencetus nyeri yang erat kaitannya dengan hal-hal
5
Gambar. 1 (macam-macam nyeri, sumber : Pain Management)
C. Tipe-tipe Nyeri
6
BAB II
Nyeri persalinan pada saat kala I (awal persalinan hingga cervix dilatasi
maksimal) sebagian besar berasal dari cervix dan segmen bawah rahim. Dilatasi
dan robekan jaringan. Pada saat kala I fase laten dan kala II, kepala fetus
descends di jalan lahir, hal ini menimbulkan tekanan hebat pada dinding vagina
dan perineum. Penekanan ini juga merupakan sumber nyeri. Disamping itu,
distensi jalan lahir menyebabkan peregangan hebat, robekan fascia dan jaringan
Impuls nyeri yang berasal dari segmen bawah rahim dan cervix,
ditransmisikan oleh serabut saraf visceral afferent yang dibawa oleh serabut saraf
Thorax 10,11, dan 12 serta Lumbal 1. Sedangkan impuls somatic sensorik berasal
dari vagina dan perineum yang ditansmisikan oleh N.Pudendus, dan diteruskan ke
Pada nyeri visceral, nyeri pada saat kala I persalinan biasanya di teruskan
input rangsang nyeri dari uterus dan cervix (T10 – L1). Selain itu pada saat kala I
fase laten dan kala II, stimulus nyeri mengenai struktur di dalam cavum pelvis,
dan juga adanya penekanan pada satu atau lebih radix plexus lumbosacral
menimbulkan sensasi nyeri, terbakar, atau kram di paha, tungkai bawah, dan juga
7
kontribusi nyeri alih pada segment lumbal bawah dan sacral. Nyeri dapat
nyeri persalinan. Nyeri visceral pada saat kala I dapat di redakan dengan cara
memblok plexus paracervical bilateral atau pada lumbal. Sedangkan nyeri somatic
pada saat penurunan kepala janin, dapat di redakan dengan cara memblok nervus
Selain itu, faktor fisik dan psikis juga memberikan peranan penting berupa
beratnya rasa nyeri serta lamanya rasa nyeri persalinan. Adapun faktor fisik yang
berperan meliputi usia ibu, paritas, kondisi ibu, keadaan cervix, serta ukuran dan
posisi fetus di dalam rahim. Pada umumnya, nullipara tua lebih terasa nyeri dari
pada nullipara muda. Sedangkan pada multipara, karena cervix lebih lunak maka
nyeri yang terjadi tidak sehebat pada nullipara. Intensitas kontraksi uterus lebih
besar pada nullipara daripada multipara. Sedangkan faktor psikis yang berperan
antara lain rasa takut, kecemasan, dan adanya anggota keluarga yang turut hadir
8
(gambar 3. Gambar mekasime penyebaran nyeri, sumber : Advances in labor analgesia)
9
Daftar Pustaka
10