PONDOK GEDE
Pada tahun 1775 seorang Belanda bernama Hooyman membangun sebuah gedung dengan
selera campur aduk antar gaya Eropa dengan corak Jawa. Dituturkan oleh penulis
Belanda bahwa interiornya dibuat dengan selera tinggi, kusen pintu dan jendela diberi
ukiran indah serta langit-langit dan dindingnya diperelok denga pigura artifisial. Karena
rumah ini besar, sekalipun pemiliknya merendah dengan menyebut Pondok, tetapi
masyarakat setempat memanggil langoed tersebut sebagai Pondok Gede. Keberadaan
Hooyman tidak banyak diceritakan dalam sejarah Pondok Gede.
Seperempat abad kemudian kepemilikan langoed Pondok Gede ini jatuh ke tangan
Lendeert Miero. Dan ini orang yang aneh alias kontroversial.
Toean tanah Lendeert Miero alias Juda Leo Ezekiel adalah orang Yahudi asal Polandia
yang ikut mencari nafkah di Betawi. Ia datang ke Betawi dalam keadan lontang-lantung,
dan bisa bangkit menjadi Tuan Tanah kaya raya. Selain langoed Pondog Gede ia juga
memiliki sebuah rumah mewah yang sampai sekarang (2003) masih bisa disaksiken
kehebatannya. Gedung Arsip Nasional di terletak jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat.
Rupanya di masa mudanya ia pernah menjalani hidup susa(h) ia pernah jadi opas jaga
atau centeng. Suatu hari ia terlanggar apes, kedapatan menggeros (tidur nyenyak) waktu
jam kerja sehingga mendapat hukuman sebanyak 50 kali sabetan rotan dipantatnya.
Cambukan ini dianggap pemicu untuk segera lepas landas dari kemiskinan.
Ia berhasil...
Banyak pihak yang menyayangkan pembongkaran tersebut, tetapi siapa perduli dengan
sejarah. Jadi kalau ada yang bertanya, kenapa namanya Pondok Gede padahal pondoknya
tidak ada. Itulah jawabannya