37
Mekanika
1. PUSAT MASSA
Dalam gerak translasi, tiap titik pada benda mengalami pergeseran yang sama dengan
titik lainnya sepanjang waktu, sehingga gerak dari salah satu partikel dapat
menggambarkan gerak seluruh benda. Tetapi, walaupun di dalam geraknya, benda juga
berotasi atau bervibrasi, akan ada satu titik pada benda yang bergerak serupa dengan
gerak partikel, titik tersebut disebut pusat massa.
m1 m2 mn
x1
x2
xn
Misalkan terdapat n buah partikel dengan massa masing-masing, m 1, m2, ..., mn,
sepanjang garis lurus dengan jarak dari titik asal masing-masing x1, x2, ..., xn
didefinisikan mempunyai koordinat pusat massa :
m1x1 + m2x2 + ... + mn xn
m1 + m2, + ... + mn
mixi
mi
mixi
M
Dengan cara yang sama bila partikel terdistribusi dalam 3 dimensi (ruang), koordinat
pusat massanya adalah
mixi
M
miyi
M
mizi
M
Untuk benda pejal, misalkan bola, silinder dsb, dianggap benda tersebut tersusun atas
partikel-partikel yang terdistribusi secara kontinu. Bila benda terbagi menjadi n buah
elemen dengan massa masing-masing m dan untuk m 0 koordinat pusat
massanya :
mixi x dm x dm
mi dm M
miyi y dm y dm
mi dm M
mizi z dm z dm
37
Mekanika
mi dm M
F1
F2
Fn
M apm = F1 + F2 + ... + Fn
Jadi massa total dikalikan percepatan pusat massa sama dengan jumlah vektor semua
gaya yang bekerja pada sekelompok partikel tersebut. Karena gaya internal selalu
muncul berpasangan (saling meniadakan), maka tinggal gaya eksternal saja
M apm = Feks
Pusat massa suatu sistem partikel bergerak seolah-olah dengan seluruh sistem
dipusatkan di pusat massa itu dan semua gaya eksternal bekerja di titik tersebut.
3. MOMENTUM LINEAR
38
Mekanika
Untuk sebuah partikel dengan massa m dan bergerak dengan kecepatan v,
didefinikan mempunyai momentum :
p = m v.
Untuk n buah partikel, yang masing, masing dengan momentum p 1, p2 , ... , pn, secara
kesuluruhan mempunyai momentum P,
P = p1 + p2 + ... + pn
P = M vpm
“Momentum total sistem partikel sama dengan perkalian massa total sistem partikel
dengan kecepatan pusat massanya”.
dP/dt = d(Mvpm)/dt
= M dvpm/dt
dP/dt = M apm
Jadi
Feks = dP/dt
p1 + p2 + ... + pn = konstanta = P0
Momentum masing-masing partikel dapat berubah, tetapi momentum sistem tetap
konstan.
39
Mekanika
t t + t
M M M - M
v u v + v
Sebuah sistem bermassa M dengan pusat massa bergerak dengan kecepatan v. Pada
sistem bekerja gaya eksternal Feks.
Selang waktu t sistem melepaskan massaM yang pusat massanya bergerak dengan
kecepatan u terhadap pengamat dan massa sistem berubah menjadi M - M dan
kecepatannya menjadi v + v.
Dari hukum Newton,
Feks = dP/dt
Feks P/t = (Pf -Pi)/ t
dengan Pi adalah momentum mula-mula = M v, dan
Pf adalah momentum akhir = (M - M) (v + v) + M u
Feks [{(M - M) (v + v) + M u} - M.v ] /t
Feks = M v/t + [ u - (v + v) ] M/t
Untuk v 0,
v/t dv/dt
M/t - dM/dt
v 0
maka Feks = M dv/dt + v dM/dt - u dM/dt
atau
Feks = d(Mv)/dt - u dM/dt
atau
Feks = M dv/dt + (v - u) dM/dt
40
Mekanika
tersebut tongkat memberikan gaya yang sangat besar pada bola. Gaya yang cukup besar
dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat ini disebut gaya impulsif.
v v’
F(t)
Fr
t
t
Tampak bahwa gaya impulsif tersebut tidak konstan. Dari hukum ke-2 Newton diperoleh
F = dp/dt
tf pf
F dt = dp
ti pi
tf
I = F dt = p = Impuls
ti
Dilihat dari grafik tersebut, impuls dapat dicari dengan menghitung luas daerah di bawah
kurva F(t) (yang diarsir). Bila dibuat pendekatan bahwa gaya tersebut konstan, yaitu dari
harga rata-ratanya, Fr , maka
I = Fr t = p
Fr = I /t =p/t
41
Mekanika
“ Impuls dari sebuah gaya sama dengan perubahan momentum partikel “.
F12 F21
m1 m1 m2
Dua buah partikel saling bertumbukan. Pada saat bertumbukan kedua partikel saling
memberikan gaya (aksi-reaksi), F12 pada partikel 1 oleh partikel 2 dan F21 pada partikel
2 oleh partikel 1.
42
Mekanika
tf
p1= F12 dt = Fr12 t
ti
Perubahan momentum pada partikel :
43
Mekanika
tf
p2 = F21 dt = Fr21 t
ti
Karena F21 = - F12 maka Fr21 = - Fr12
oleh karena itu p1 = - p2
P = p1 + p2 = 0
“Jika tidak ada gaya eksternal yang bekerja, maka tumbukan tidak mengubah
momentum total sistem”.
Catatan : selama tumbukan gaya eksternal (gaya grvitasi, gaya gesek) sangat kecil
dibandingkan dengan gaya impulsif, sehingga gaya eksternal tersebut dapat diabaikan.
sebelum sesudah
m1 m2 m1 m2
v1 v2 v’1 v’2
v’2
m2 2
m1 v1 1 x
v’1
45
Mekanika
46