Anda di halaman 1dari 10

c 


c   


    c 

 




Karateristik dari statistik inferensial adalah pengujian hipotetsis, dalam melakukan uji hipotesis
peneliti harus tepat dalam melakukan pemilihan uji statistik. penelti harus juga memperhatikan
syarat-syarat sehingga data itu layak dan cocok menggunakan salah satu macam uji statistic
yang dipilih. Ada beberapa uji dalam menganalisis data, salah satunya adalah uji-t
berpasangan. Penggunaan Uji-t berpasangan harus memenuhi syarat-syarat dan sesuai
dengan pertanyaan penelitian yang buat oleh peneliti. Tidak semua uji komparasi (perbadingan)
harus menggunakan Uji-t berpasangan, karena dalam pemilihan uji harus sesuai dengan
kriteria data yang dimiliki dan pertanyaan penelitian yang diinginkan oleh peneliti. Dalam
proses analisis data bisa dilakukan dengan penghitungan manual atau dengan menggunakan
bantuan software komputer.

  atatistik inferensial, Pemilihan Uji, Uji-t Berpasangan

c

Kemajuan jaman dan peradapan yang semakin hari semakin pesat, serta teknologi yang sangat
canggih berdampak positif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Kita perlu bersyukur atas
berbagai kenikmatan dan kemudahan hidup berkat kemajuan ilmu dan teknologi. Banyak hal
yang dahulu sulit sekarang menjadi sangat mudah sekali, dan dulu diyakini sebagai sesuatu yang
mustahil menjadi menjadi sesuatu yang lumrah.

Kenikmatan dan kemudahan yang ditawarkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi telah
mendorong kita untuk melakukan alih teknologi yang sekarang masih dikuasai oleh bangsa lain
(Amerika Serikat, Jepang dan sejumlah negara Eropa). Strategi alih teknologi yang terbatas pada
penguasaan hasil yang telah dikembangkan oleh bangsa lain bukan hanya mengembangkan sikap
konsumtif melainkan akan membuat kita selalu berada di belakang dan menjadi ekor yang tidak
tau kemana arah dalam melangkah dan hanya ikut-ikutan saja.

Peranan penelitian atau riset dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah
penting. Inilah yang membedakan antara masyarakat modern dan masyarakat tradisional, dan
merupakan cirri yang paling menonjol pada masyarakat ilmiah dan masyarakat awam.
Masyarakat modern lebih menghargai dan mempercayai bukti-bukti empiris ketimbang pendapat
perorangan atau kelompok tertentu, sedangkan masyarakat tradisional seringkali merasa puas
dengan doktrin dan kebenaran otoratif.

Peran perguruan tinggi di samping lembaga ilmiah lainnya yang terdiri dari anggota akademis
sudah sewajarnya menjadikan penelitian sebagai cirri yang menonjol dalam bidang masing-
masing. Adalah sangat tepat jika penelitian merupakan salah satu dari tridarma perguruan tinggi.
„i Amerika Serikat misalnya, jumlah dan mutu penelitian merupakan tolak ukur terpenting
dalam akreditasi dan kredibilitas perguruan tinggi dan tenaga pengajarnya.(Furqon, 2008).
Adalah merupakan kebanggan tersendiri jika suatu perguruan tinggi termasuk ke dalam
kelompok research university.

Universitas Negeri Surabaya adalah kampus yang mempunyai semangat yang tinggi dalam
upaya menjadi perguruan tinggi yang terkemuka di Indonesia. Untuk itu, harus dikembangkan
budaya untuk melakukan riset atau peneltian sehingga mampu mendukung terhadap proses
pencapaian menjadi kampus yang kondusif dan memiliki budaya ilmiah yang tinggi. Melihat
kondisi sekarang UNESA masih tertinggal jauh di bidang penelitian di bandingkan dengan
perguruan tinggi negeri di Jawa Timur. Untuk mengejar ketertinggalan itu, perlu adanya upaya
untuk meningkatkan partisipasi dan kualitas dari penelitian yang dilakukan oleh masyarakat
kampus dalam hal ini seluruh civitas akademika yang ada,

Menyikapi kondisi tersebut penulis bermaksud untuk menyajikan gambaran tentang bagian
penting dari penelitian, yaitu statistika. „alam tulisan ini penulis mencoba mengupas tentang
fenomena yang terjadi di kampus (tentang penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa) yang
banyak menggunakan Uji statistik. Fenomena yang terjadi adalah banyak dari mahasiswa yang
tidak menguasai tentang uji-uji yang mereka gunakan dalam menganalisis data yang mereka
miliki. Sehingga yang terjadi adalah mereka salah persepsi dan terkesan memaksakan diri.

Banyak dari mahasiswa yang menggunakan uji statistik dalam penelitiannya tapi mereka tidak
tahu bagaimana cara menganalisis dan membaca hasilnya. Terkadang mereka menggunakan jasa
orang lain untuk menganaisisnya. Padahal ada beberapa syarat yang harus di penuhi sehingga
seorang penelitian menggunakan salah satu jenis uji tertentu dalam penelitiannya. Untuk itu
dalam kesempatan ini, penulis mencoba memberikan gambaran tentang penggunaan Uji t
berpasangan (paired t-test). Uji ini banyak digunakan oleh mahasiswa (Fakultas Ilmu
Keolahragaan) dalam penelitiannya. Karena uji t berpasangan ini lebih di kenal dengan pre test
dan post test oleh mahasiswa pada umumnya. Sehingga mereka lebih sering merujuk ke uji ini
ketika menemui jenis penelitian seperti yang tersebut diatas.

c  !

Sebelum lebih jauh membahas tentang Uji-t Berpasangan, terlebih dahulu perlu diketahui tentang
pengertian statistika inferensial. Karena berbagai alasan (etika, ketelitian, dan efesiensi), peneliti
umumnya melakukan observasi dan pengukuran hanya terhadap karateristik sejumlah subjek
atau kelompok subjek yang dapat dipandang mewakil populasinya. Untuk mengetahui rata-rata
tingkat kesegaran jasmani guru-guru Pejasorkes kota Surabaya tidak perlu untuk mensurvei
seluruh guru yang ada di Surabaya. Utuk memperoleh gambaran umum tentang latar belakang
ekonomi mahasiswa FIK-UNESA, peneliti cukup memberikan kuesioner kepada sebagian kecil
dari seluruh mahasiswa FIK.

„emikian pula jika misalkan seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh latihan tertentu
terhadap VO2Max atlet sepakbola di Jawa Timur, dapat diperoleh dengan melakukan ekperimen
kepada beberapa atlet saja. Contoh-contoh tersebut dimaksudkan untuk memberikan ilustrasi
bahwa dalam banyak hal suatu penelitian tidak dilakukan dengan cara mengukur seluruh anggota
populasi yang diinginkan. Ekperimen dan pengukuran dalam penelitian biasanya hanya
dilakukan terhadap sebagian anggota populasi yang dikenal dengan istilah sampel penelitian.

Berdasarkan data hasil pengukuran terhadap sampel kita dapat menentukan (menghitung)
ukuran-ukuran sampel (statistic). Berdasarkan ukuran-ukuran sampel itu, bisa menggunakan
statistik inferensial untuk membuat kesimpulan-kesimpulan (to estimate) tentang parameter
populasinya. Secara umum ada dua kegiatan yang dapat dilakukan oleh statistika inferensial
yaitu menaksir parameter populasi berdasarkan ukuran-ukuran sampel, dan menguji hipotesis (to
test). (Furqon, 2008)

Hartono (2008) juga memberikan pengertian tentang Statistika Inferensial yaitu statistik yang
menyediakan aturan atau cara yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan, membuat
ramalan (prediction) dan penaksiran (estimation). „alam melakukan kegiatan kedua kegiatan
tersebut perlu diperhatikan bahwa anggota sampel dapat berupa subjek secara individual (seperti
siswa,guru, mahasiswa, atlet, dan lain-lain) maupun secara kelompok (kelas, sekolah, desa dan
lain-lain) yang diambil secara acak (random).

c""

Uji-t (t-test) merupakan statistik uji yang sering kali ditemui dalam masalah-masalah praktis
statistika. Uji-t termasuk dalam golongan statistika parametrik. Statistik uji ini digunakan dalam
pengujian hipotesis., uji-t digunakan ketika informasi mengenai nilai variance (ragam) populasi
tidak diketahui.Uji-t adalah salah satu uji yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan yang signifikan (meyakinkan) dari dua buah mean sampel (dua buah variabel yang
dikomparasikan). (Hartono, 2008)

Uji-t dapat dibagi menjadi 2, yaitu uji-t yang digunakan untuk pengujian hipotesis 1-sampel dan
uji-t yang digunakan untuk pengujian hipotesis 2-sampel. Bila dihubungkan dengan kebebasan
(independency) sampel yang digunakan (khusus bagi uji-t dengan 2-sampel), maka uji-t dibagi
lagi menjadi 2, yaitu uji-t untuk sampel bebas (independent) dan uji-t untuk sampel berpasangan
(paired).
„alam lingkup uji-t untuk pengujian hipotesis 2-sampel bebas, maka ada 1 hal yang perlu
mendapat perhatian, yaitu apakah ragam populasi (ingat: ragam populasi, bukan ragam sampel)
diasumsikan homogen (sama) atau tidak. Bila ragam populasi diasumsikan sama, maka uji-t yang
digunakan adalah uji-t dengan asumsi ragam homogen, sedangkan bila ragam populasi dari 2-
sampel tersebut tidak diasumsikan homogen, maka yang lebih tepat adalah menggunakan uji-t
dengan asumsi ragam tidak homogen. Uji-t dengan ragam homogen dan tidak homogen memiliki
rumus hitung yang berbeda. Oleh karena itulah, apabila uji-t hendak digunakan untuk melakukan
pengujian hipotesis terhadap 2-sampel, maka harus dilakukan pengujian mengenai asumsi
   ragam populasi terlebih dahulu dengan menggunakan uji-F.

Uji-t berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data
yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Uji-t ini membandingkan satu kumpulan pengukuran
yang kedua dari contoh yang sama. Uji ini sering digunakan untuk membandingkan skor
³sebelum´ dan ³sesudah´ percobaan untuk menentukan apakah perubahan nyata telah terjadi.
Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu individu (objek
penelitian) dikenai 2 buah perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan individu yang
sama, peneliti tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data dari perlakuan
pertama(sebelum) dan data dari perlakuan kedua (sesudah). Perlakuan pertama mungkin saja
berupa kontrol, yaitu tidak memberikan perlakuan sama sekali terhadap objek
penelitian. Misal pada penelitian mengenai efektivitas suatu obat tertentu, perlakuan
pertama, peneliti menerapkan kontrol, sedangkan pada perlakuan kedua, barulah objek
penelitian dikenai suatu tindakan tertentu, misal pemberian obat. „engan demikian,
performance obat dapat diketahui dengan cara membandingkan kondisi objek penelitian
sebelum dan sesudah diberikan obat.

""#$

„alam melakukan pemilihan uji, seorang peneliti harus memeperhatikan beberapa aspek yang
menjadi syarat sebuah uji itu digunakan. Peneliti tidak boleh sembarangan dalam meilih uji,
sehingga sesuai dengan tujuan penelitian yang diinginkan. Ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi untuk menggunakan Uji-t Berpasangan. „alam hal ini untuk Uji Komparasi antar dua
nilai pengamatan berpasangan, (paired) misalnya sebelum dan sesudah (Pretest & postest) di
gunakan pada :

1.? satu sampel (setiap elemen ada 2 pengamatan)


2.? „ata kuantitatif (interval ± rasio)
3.? Berasal dari populasi yang berdistribusi normal (di populasi terdapat distribusi deference
= d yang berdistribusi normal dengan mean md = 0 dan variance sd2 = 1). (Purnomo,
2006)

Setelah data yang dimiliki memenuhi syarat diatas, maka pemilihan uji statistik harus
memperhatikan pertanyaan dari penelitian. Setelah melihat pertanyaan peneltian seorang peneliti
kemudian melakukan pemilihan uji yang tepat untuk menganalisis data yang dimiliki untuk
menjawab pertanyaan penelitian yang disusun. Beberapa contoh pertanyaan penelitian yang
menggunakan analisis / Uji t Berpasangan :

- Apakah ada perbedaan berat badan sebelum dan sebelum melakukan latihan senam
aerobic high impact ?

- Apakah ada perubahan tingkat kesegaran jasmani atlet hockey Jawa Timur setelah
melakukan latihan interval training selama tiga bulan ?

- Apakah ada perbedaan kadar kolesterol dalam darah (mg %) yang di periksa oleh dua alat
yang berbeda ?
%

& '()* '(),



,
%
+ -. -/-. -/-.,
1 X1 X¶1 (x1 ± x¶1) (x1 ± x¶1) 2

2 X2 X¶ 2 (x2 ± x¶2) (x2 ± x¶2) 2

. . . . .

. . . . .

N xn X¶ n (xn± x¶ n) (xn± x¶ n) 2
åd = åd 2=

å (xi ± x¶i) å (xi ± x¶i) 2

Rerata d = ™d

Simpangan baku d = sd = Ö ™ (d-di)2

n-1

Atau sd = Ö ™d2 ± (™d)2/n

n-1

"&$

Statistik hitung ( t hitung)

t = d

Sd / Ön

(Purnomo,2006)

Titik kritis statistik t (t tabel) ; Lihat di tabel distribusi sampling t, untuk a yang telah ditetapkan ,
dan df = n-1

? Hipotetsis nihil di tolak :

|t hitung| > t tabel


? Hipotesis nihil di terima

|t hitung| £ t tabel

-&&#$

Berikut ini adalah contoh kasus penelitian yang menggunakan uji-t berpasangan yang sering kita
temui di lingkungan olahraga. Yaitu peneliti bermaksud meneliti perbedaan frekuensi denyut
nadi sebelum melakukan latihan interval (interval training) dengan denyut nadi setelah
melakukan latihan interval. dengan sampel acak (random) terdiri dari 5 atlet diukur frekuensi
nadi permenit sebelum dan sesudah melakukan latihan interval.

  Setelah dilakukan uji normalitas,


* , 2 3 4 ternyata populasi asal sampel

1¦ 67 64 67 64 64 mempunyai distribusi %
&%& %&#&0
!#5%
c1"

1¦ 87 84 84 64 67
„alam penelitian ini pertanyaan
!#5%
penelitiannya adalah ³Apakah
terdapat perbedaan frekuensi nadi antara sebelum dan sesudah latihan interval (dengan
Į=0,05)?´. „engan demikian penelitian di atas menggunakan uji-t berpasangan karena setelah
dilihat syarat-syaratnya telah dipenuhi untuk dilakukan uji-t berpasangan. Kemudian untuk
melakukan uji tersebut ada beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan. Berikut langkah-
langkah untuk melakukan pengujian hipotesis :

1.? *0%#"&$

Sebelum lebih lanjut melakukan pengujian hipotesis, seorang peneliti harus menentukan terlebih
dahulu hipotesisnya. Adapun hipotesis dalam contoh kasus penelitian di atas adalah :

? H0 : Tidak terdapat perbedaan frekuensi nadi antara sebelum dan sesudah latihan interval
? H1 : Terdapat perbedaan frekuensi nadi antara sebelum dan sesudah latihan interval

1.? ,0 (


 #

Langkah selanjutnya adalah membuat tabel data untuk mempermudah melakukan penghitungan,
adapun tabelnya adalah sebagai berikut :

No. Frekuensi nadi/menit „i di2


atlet Sebelum Sesudah
1 60 70 10 100

2 65 75 10 100
3 60 75 15 225

4 65 65 0 0

5 65 60 -5 25
Jumlah 30 450

Rerata d = 30 = 6

Simpangan baku d = sd = Ö 450-(30)2 / 5 = º ,,

5 -1

: 6 = * 62

8,22 Ö 5

1.? 20(#%"## ($

Langkah selanjutnya adalah dengan melihat tabel kritis t untuk kemudian di bandingkan dengan
hasil perhitungan yang dilakukan (t hitung).

##$

Pada tingkat kemaknaan 9 = 5% (0,05), dengan !:*= 5-1 =4

- )&! .(&;





! )&!!  !&&
.10 .05 .025 .01 .005 .0005
Level of significance for two-tailed test
.20 .10 .05 .02 .01 .005
1 ±.± ±.± 12.706 ±.± ±.± ±.±

2 ±.² ±.² 4.303 ±.² ±.² ±.²

3 ±.² ±.² 3.182 ±.² ±.² ±.²

4 ±.² ±.² ,0886 ±.² ±.² ±.²

5 ±.² ±.² 2.571 ±.² ±.² ±.²


6 ±.² ±.± 2.447 ±.± ±.± ±.±

7 ±.± ±.± 2.365 ±.± ±.± ±.±

8 ±.² ±.² 2.306 ±.² ±.² ±.²

9 ±.² ±.² 2.262 ±.² ±.² ±.²

10 ±.² ±.² 2.228 ±.² ±.² ±.²

11 ±.² ±.² 2.201 ±.² ±.² ±.²

12 ±.± ±.± 2.179 ±.± ±.± ±.±

Setelah melihat tabel t ditemukan t tabelnya adalah 2,776 Karena thitung (1,63) < ttabel
(2,776),maka "&%0„engan demikian bisa disimpulkan bahwa < #
""(!#(%)=

c%#&!> c 

SPSS merupakan program untuk memperoleh data statistik yang paling populer dan paling
banyak pemakaiannya di seluruh dunia (Priyatno, 2009). SPSS juga banyak digunakan oleh para
peneliti untuk berbagai keperluan riset, misalkan untuk menyelesaikan tugas peneltian skripsi,
tesis, disertasi dan sebagainya. Berikut langkah-langkah analisis Uji-t berpasangan dengan
menggunakan SPSS :

1.? Bukalah program SPSS


2.? Klik è(è> pada SPSS data editor
3.? Pada kolom % baris pertama ketik (% atau c, pada ( ketik (%
, pada kolom  pilih . Pada kolom % baris kedua ketik 
atau "&, pada ( ketik Setelah latihan, pada kolom  pilih , untuk
kolom lainnya bisa diabaikan (isian default)
4.? Masuklah ke halaman
è> dengan klik
è>.
5.? Isikan data sebelum (") dan setelah ("&)
6.? Selanjutnya kliklah 1? > -&%" > c %"  .
7.? Masukkan variable ³(%´ dan ³´ ke kotak cè(
(Variable 1 dan Variable 2)
8.? Klik ', maka outputnya sebagai berikut :

- Mean

- Standar deviasi

- Standar Error

c %"  


  0 0 &

)& 
c* c  62077 4 ,082@ *0,,4
 è
c'  6@077 4 604*@ ,0@*4
 è

Korelasi sampel berpasangan :

c %"-&&
 -&& 0
Pair 1 c  èA 4 03@7 037,
c'  è
c %" 
Statistics
Paired „ifferences
95% Confidence
Std. Interval of the Sig.
Std. Error „ifference (2-
Pairs Mean „eviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair 1 PRE
INTERVAL - -
8.216 3.674 -16.201 4.201 4 .178
± POST 6.000 1.633
INTERVAL

„ari hasil perhitungan melalui software statistik (SPSS) nilai P Uji t berpasangan di atas adalah
0.178 jika di bandingan dengan a = 0.05 maka P > a, sehingga kesimpulan statistika yang
diambil adalah Ho diterima. „engan demikian bisa disimpulkan setelah dilakukan perhitungan
menggunakan software (SPSS) maka kesimpulannya adalah sebagai berikut :< #"
"(!#(%)=

%"

„ari uraian diatas bisa disimpulkan bahwa :

1.? „alam melakukan pemilihan uji statistik seorang penelti harus memperhatikan syarat-
syarat sehingga data itu layak dan cocok menggunakan salah satu macam uji statistik.
2.? Penggunaan Uji-t berpasangan harus memnuhi syarat-syarat yang ada dan sesuai dengan
pertanyaan penelitian.
3.? Tidak semua uji komparasi (perbadingan) harus menggunakan Uji-t berpasangan, karena
dalam pemilihan uji harus sesuai dengan criteria data yang dimiliki dan pertanyaan
penelitian yang diinginkan oleh peneliti.

!c#$
Furqon. 2008. atatistik Terapan untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta

Hartono, 2008. atatistik Untuk Penelitian. Yogyakarta. Lembaga Studi Filsafat Kemasyarakatan
dan Perempuan.

Kurniawan, „eny. 2008. Uji t Dua aampel Independen (Independent 2-sample t-test).
www.inedeny.wordpress.com

Priyatno. „uwi. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data dengan aPaa 17. Yogyakarta. AN„I

Purnomo, Windhu. 2006. Uji t aampel Berpasangan. Handout MK Statistik Parametrik.


Surabaya

Anda mungkin juga menyukai