Anda di halaman 1dari 268

Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang

534 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI


Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
532 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 533

TATIB PEMILIHAN
CALON TUAN RUMAH KONGRES HMI XXVI

a. Calon Tuan Rumah Kongres HMI XXVII dicalonkan di Kongres HMI XXVI
di Palembang dan ditetapkan di Pleno II PB HMI.
b. Calon Tuan Rumah Kongres HMI XXVII dipilh maksimal sebanyak 19 Kota
di Indonesia.
c. Nama-nama Kota Calon Tuan Rumah Kongres HMI XXVII diusulkan oleh
Cabang.
d. Setiap Cabang dalam satu BADKO hanya berhak mengajukan satu nama Kota
Calon Tuan Rumah Kongres HMI XXVII.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
530 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 531

BAGIAN KEDUA PULUH TIGA


TATIB PEMILIHAN
CALON TUAN RUMAH KONGRES HMI XXVI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
528 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 529

TATA TERTIB PEMILIHAN


ANGGOTA MAJELIS PENGAWAS DAN KONSULTASI (MPK)
PB HMI PERIODE 2008-2010

1. Anggota MPK dipilih sebanyak 15 orang, diplih oleh peserta


2. Pemilihan 15 Anggota MPK PB HMI periode 2008-2010 didahului dengan
tahapan pengajuan bakal calon, verifikasi bakal calon menjadi calon,
pemungutan suara dan penetapan Anggota MPK PB HMI periode 2008-2010.
3. Nama-nama Bakal Calon anggota MPK yang dipilh dalam Kongres diajukan
oleh Peserta Kongres
4. Nama-nama Bakal Calon diverifikasi Pimpinan Sidang sesuai dengan ART
tentang Personalia Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi PB HMI. Nama-
nama yang lolos verifikasi disahkan sebagai Calon Anggota MPK PB HMI.
5. Pemungutan suara Calon Anggota MPK PB HMI dilakukan dengan menuliskan
nama Calon pada kertas suara yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah
ketua delegasi Kongres.
6. Pemilihan dilakukan dengan Sistem One Delegation One Vote .
7. Pemilihan Anggota MPK dilakukan dengan 1 putaran penuh.
8. Setiap ketua delegasi hanya berhak memilih satu nama Calon Anggota MPK
PB HMI.
9. Kertas suara dianggap sah apabila:
• Pada kertas suara ada Stempel Panasko
• Pada Kertas suara ada tanda tangan 1 orang Pimpinan Sidang
• Terdapat hanya 1 (satu) nama Calon. (Tidak ada kata-kata lain)
10. Ke-15 (lima belas) nama calon yang memperoleh suara terbanyak langsung
ditetapkan sebagai anggota MPK PB HMI.
11. Apabila terdapat nama calon yang memperoleh suara sama banyak, maka
dilakukan pemilihan ulang hanya untuk nama calon yang memperoleh suara
sama diurutan ke-15 (lima belas) dan seterusnya.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
526 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 527

BAGIAN KEDUA PULUH DUA


TATA TERTIB PEMILIHAN
ANGGOTA MAJELIS PENGAWAS DAN KONSULTASI (MPK)
PB HMI PERIODE 2008-2010

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
524 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 525

TATA TERTIB PEMILIHAN


MIDE FORMATUR PB HMI PERIODE 2008-2010

a. Mide Formatur yang dipilih sebanyak 2 orang


b. Pemilihan Mide Formatur melalui tahapan pemilihan calon, pemungutan suara
dan penetapan
c. Calon Mide Formatur diajukan oleh peserta Kongres dan diinventaris oleh
Pimpinan Sidang Kongres. Daftar calon yang diinventarisasi disahkan
Pimpinan Sidang.
d. Pemilihan Mide Formatur dilakukan dengan menuliskan 2 (dua) nama Calon
Mide Formatur yang telah disahkan Pimpinan Sidang Kongres pada kertas
suara yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah Delegasi Kongres.
e. Pemilihan Mide Formatur dengan sistim one vote one delegations. Setiap
Ketua Delegasi hanya berhak memilih 2 (dua) nama calon dari daftar calon
Mide Formatur
f. Pemilihan Mide Formatur PB HMI dilakukan dengan 1 (satu) kali putaran.
g. Nama calon yang mendapatkan suara terbanyak langsung ditetapkan sebagai
Mide Formatur PB HMI 2008-20010
h. Apabila terdapat lebih dari dua calon memperoleh suara terbanyak (urutan
pertama lebih dari dua orang) maka dilakukan pemilihan ulang di antara calon-
calon yang memperoleh suara terbanyak tersebut sampai ada 2 (dua) nama
calon di urutan terbesar.
i. Apabila terdapat lebih dari satu calon memperoleh suara terbanyak kedua
(urutan kedua lebih dari dua orang) maka dilakukan pemilihan ulang di antara
calon-calon yang memperoleh suara terbanyak kedua tersebut dan selanjutnya
yang memperoleh suara terbanyak di antara mereka ditetapkan sebagai salah
satu Mide Formatur.
j. Kertas suara dianggap sah apabila :
1. Kertas suara ada stempel PANASKO
2. Pada kertas suara ada tanda-tangan 1 orang Pimpinan Sidang
3. Terdapat dua nama calon (tanpa kata-kata lain)

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
522 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 523

11. Pada putaran kedua, pemilihan dilakukan dengan sistem One Man One Vote
dan setiap utusan hanya berhak memilih 1 (satu) nama calon yang ada di kertas
suara dengan cara mencoblos.
12. Nama, nomor urut pilihan dan foto pada kertas suara di pemilihan putaran
kedua sama dengan pada saat di pemilihan putaran pertama
13. Calon yang mendapatkan suara terbanyak pada pemilihan putaran kedua
ditetapkan sebagai Formateur/Ketua Umum PB HMI Periode 2008-2010.

BAGIAN KEDUAPULUH SATU


TATA TERTIB PEMILIHAN
MIDE FORMATUR PB HMI PERIODE 2008-2010

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
520 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 521

TATA TERTIB PEMILIHAN


FORMATEUR/KETUA UMUM PB HMI PERIODE 2008-2010

1. Prosedur pemilihan Formateur/Ketua Umum didahului dengan tahapan


pendaftaran, verifikasi dan penetapan Calon Formateur/Ketua Umum
2. Syarat pendaftaran dan verifikasi bakal calon ditetapkan oleh MPK PB HMI
dan dilaksanakan oleh SC Kongres HMI.
3. Pengesahan bakal calon menjadi calon Formateur/Ketua Umum PB HMI
disahkan dalam forum Kongres oleh Presidium Sidang Kongres.
4. Bakal calon yang dapat menjadi calon Formateur/Ketua Umum PB HMI adalah
yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ART tentang Personalia Pengurus
Besar (yaitu tentang syarat-syarat menjadi Formateur/Ketua Umum PB HMI)
5. Pemilihan calon Formateur/Ketua Umum PB HMI dilakukan dengan
menggunakan kertas suara yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah utusan
Kongres
6. Kertas suara pemilihan bertuliskan nomor urut, photo dan nama calon serta
terdapat stempel Panasko. Contoh:

1 2 3 4 5

Photo Calon Photo Calon Photo Calon Photo Calon Photo Calon
Abu Bakar Umar Usman Ali Muawiyah

7. Kertas suara dianggap sah apabila:


a. Pada kertas suara terdapat stempel Panasko
b. Pada kertas suara terdapat tanda tangan 1 (satu) orang Pimpinan Sidang
c. Hanya terdapat 1 (satu) coblosan pada salah satu kotak calon Formateur/
Ketua Umum
d. Coblosan di luar kotak suara atau coblosan lebih dari 1 (satu) kotak
dianggap tidak sah.
8. Pemilihan Formateur/Ketua Umum dilakukan dengan 2 (dua) putaran
9. Pada putaran pertama, pemilihan dilakukan dengan sistem One Delegation
One Vote (satu Cabang hanya memiliki satu suara) dan setiap Ketua Delegasi
hanya berhak memilih 1 (satu) nama calon yang ada di kertas suara dengan
cara mencoblos.
10. Calon yang mendapatkan minimal 20 (dua puluh) suara berhak maju pada
putaran kedua. Jika tidak terdapat calon yang memenuhi suara minimal
tersebut. maka dilakukan pemilihan ulang putaran pertama sampai dengan
terdapat calon yang memperoleh suara minimal tersebut.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
518 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 519

insidental HMI terimplementasi.


c. Mengawasi pola rekruitmen di struktur HMI.
d. Melakukan fit and proper test pengurus HMI.
e. Melakukan fit and Proper terprogram kerja pengurus HMI.

16. Sub Divisi Pengembangan Organisasi


a. Mengolah hasil kajian dan memikirkan solusi yang bertujuan untuk
mengembangkan organisasi.
b. Menganalisa kemungkinan implementasi dan modernisasi organisasi.
c. Menganalisa kemungkinan implementasi dan pemekaran organisasi.
d. Memberi penghargaan Lafran Pane Award kepada mereka yang
berprestasi.

BAGIAN KEDUA PULUH


TATA TERTIB PEMILIHAN
FORMATEUR/KETUA UMUM PB HMI PERIODE 2008-2010

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
516 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 517

b. Membantu tugas kepala dalam mengelola BALITBANG HMI. ekstern untuk sumbangsih buku, skripsi, karya ilmiah, brosur, dll.
c. Mengatur, memimpin, dan mengendalikan pelaksanaan tugas dan b. Mengelola perpustakaan HMI.
tanggungjawab bagian administrasi kesekretariatan. c. Mengatur mekanisme permohonan data dari anggota HMI dan orang
luar.
3. Bendahara
a. Mewakili kepala dan sekretaris dalam menggalang dana dan logistik. 10. Sub Divisi Penerangan
b. Membantu kepala dalam menggalang dana dan logistik. a. Menyusun strategi komunikasi efektif dengan BADKO dan Cabang
c. Mengatur, memimpin, dan mengendalikan pelaksanaan tugas dan HMI.
tanggungjawab bagian keuangan. b. Menyusun strategi komunikasi efektif dengan bidang-bidang, dalam
struktur HMI.
4. Koordinator Divisi Dokumentasi dan Penerangan c. Menjalin hubungan dengan lembaga/ instansi penelitian.
Bertanggungjawab mengkoordinasi divisi dokumentasi dan penerangan d. Mengatur hubungan dengan pers.
agar melakukan tugas pendokumentasian data, pengelolaan perpustakaan, e. Mengatur pers release.
dan penerangan ke luar.
11. Sub Divisi Internal Organisasi
5. Koordinator Divisi Penelitian dan Kajian a. Mengkaji masalah yang berkaitan dengan intern organisasi.
Bertanggungjawab mengkoordinasi divisi penelitian dan kajian b. Melakukan koordinasi rutin dengan bidang Pembinaan
agar melakukan penelitian organisasi secara intern dan ekstern serta Anggota,Pembinaan Aparat Organisasi, Pemberdayaan Perempuan dan
mengkajinya. Lembaga Pengembang Profesi.

6. Koordinator Divisi Pendidikan dan Latihan 12. Sub Divisi Eksternal Organisasi
Bertanggungjawab mengkoordinasi divisi pendidikan dan latihan a. Mengkaji masalah-masalah yang berkaitan dengan ekstern organisasi.
agar melaksanakan pelatihan-pelatihan untuk kepentingan intern maupun b. Melakukan koordinasi rutin Bidang-bidang Eksternal HMI.
kerjasama dengan pihak ekstern yang bertujuan untuk memajukan
organisasi. 13. Sub Divisi Kurikulum
a. Menyusun kurikulum pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh
7. Koordinator Divisi Pengembangan Organisasi BALITBANG HMI.
Bertanggungjawab mengkoordinasi divisi pengembangan organisasi b. Menyusun kurikulum Up-grading khusus untuk estafet kepengurusan
agar mengawasi kinerja organisasi serta mengimplementasikan hasil kajian HMI.
yang akan mengembangkan organisasi. c. Mengatur pola rekruitmen anggota dan pengurus BALITBANG HMI.

8. Sub Divisi Dokumentasi Data 14. Sub Divisi Pelatihan


a. Mengelola hasil analisa data dalam file-file. a. Mengelola pelatihan-pelatihan yang bersifat pengembangan organisasi
b. Menyimpan hasil-hasil kajian. dengan bekerjasama dengan Badan Pengelola Latihan(BPL) HMI.
c. Menyimpan formulir-formulir dan kuisioner. b. Mengelola Training BALITBANG HMI bekerjasama dengan Badan
d. Mengelola Website BALITBANG HMI dan merespon email masuk. Pengelola Latihan (BPL) HMI.
e. Mengawasi penomoran anggota HMI dan kerjasamannya dengan Bank
BNI Syariah. 15. Sub Divisi Pengawasan Organisasi
a. Mengawasi agar roda organisasi berjalan sesuai dengan Anggara Dasar,
9. Sub Divisi Perpustakaan Anggaran Rumah Tangga dan pedoman organisasi HMI lainnya.
a. Membangun hubungan dengan kader HMI, KAHMI, serta instansi b. Mengawasi agar Program Kerja Nasional dan program-program

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
514 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 515

didasarkan atas profesionalisme, bukan political accommodation dan agar BAB IV


terjadi implementasi program kerja dan penelitian yang berkesinambungan RANGKAP JABATAN
yang kondusif. Pasal 11 cukup jelas.
c. Mereposisi Bidang LITBANG menjadi BALITBANG merupakan langkah BAB V
yang penting yang diambil HMI untuk menyelamatkan HMI dari kebangkrutan SKORSING DAN PEMECATAN
akhlak, moral, politik partisan, dan hambatan lainnya yang membuat HMI Pasal 12 cukup jelas.
tidak begitu diminati lagi oleh mahasiswa. BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI
2. Sejarah terbentuknya BALITBANG HMI Pasal 13 dan Pasal 14 cukup jelas.
Diawali dari keinginan HMI untuk meningkatkan kualitas perkaderan dan BAB VII
memberikan motivasi lebih akan jargon HMI sebagai organisasi Muslim, Intelektual MUSYAWARAH
dan Profesional. Mencermati fenomena HMI seperti di atas, maka pada Kongres Pasal 15 cukup jelas.
HMI ke-23 di Balikpapan, keberadaan Balitbang HMI direkomendasikan. Di BAB VIII
samping itu keberadaan Balitbang HMI ini sebagai pegganti adanya Bidang Litbang ADMINISTRASI DAN PERBENDAHARAAN
di HMI yang tidak mempunyai signifikansi keberadaannya dalam organisasi. Pasal 16 dan Pasal 17 cukup jelas.
Karena Balitbang menjadi Rekomendasi Kongres ke-23, maka Kepengurusan
PB HMI hasil Kongres ke-23 membentuk Balitbang HMI meskipun sifatnya BAB IX
penunjukkan dan terkesan hanya membatalkan kewajiban sebagai konsekuensi PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN
hasil Kongres ke-23. Seiring waktu berjalan, terjadilah perbaikan disana-sini. Pasal 18 dan Pasal 19 cukup jelas.
Sehingga di Kongres ke-25 HMI keberadaan Balitbang dipertegas dan disusun
perangkat infrastrukturnya untuk perbaikan Balitbang ini. BAB X
ATURAN PERALIHAN
Semoga keberadaan Balitbang mampu membantu HMI guna mengangkat citra Pasal 20 dan Pasal 21 cukup jelas.
dan mengembalikan roh perjuangan HMI dan adanya perbaikan Balitbang dari
waktu ke waktu. BAB XI
ATURAN TAMBAHAN
II. PENJELASAN PASAL PER PASAL Pasal 22 cukup jelas

BAB I III. Wewenang dan Tanggungjawab Bidang Kerja Masing-masing bidang kerja
NAMA, STATUS, DAN TEMPAT KEDUDUKAN dalam BALITBANG HMI dalam menjalankan tanggungjawabnya adalah sebagai
Pasal 1, Pasal 2 dan Pasal 3 cukup jelas. berikut :
1. Kepala
BAB II a. Bertanggungjawab secara umum terhadap kinerja BALITBANG HMI.
FUNGSI, TUGAS, WEWENANG, DAN TANGGUNGJAWAB b. Mengendalikan BALITBANG HMI agar mencapai tujuan yang
Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6, Pasal dal Pasal 8 cukup jelas. diamanahkan.
c. Memberi petunjuk dan pengarahan kepada seluruh pengurus
BAB III BALITBANG HMI.
KEANGGOTAAN DAN MASA KEANGGOTAAN d. Mewakili BALITBANG HMI ke luar.
Pasal 9 dan Pasal 10 cukup jelas.
2. Sekretaris
a. Mewakili kepala apabila berhalangan.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
512 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 513

Pasa1 20 sebagai pedoman bagi penyelenggaraan dan pelaksanaan kepengurusan dalam


BALITBANG HMI yang di bentuk oleh PB HMI mengatur Pedoman BALITBANG melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenangnya.
Sementara dan menyelenggarakan Pembentukan BALITBANG HMI secara
keseluruhan. 2. Pedoman petunjuk penyelenggaraan BALITBANG HMI diadakan dengan
tujuan agar perkembangan BALITBANG HMI dapat berjalan dengan baik,
BAB X teratur, tertib, dan terencana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
ATURAN TAMBAHAN
RUANG LINGKUP
Pasal 21 Ruang lingkup penyusunan pedoman petunjuk penyelenggaraan BALITBANG
Hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman BALITBANG, akan diatur dalam HMI meliputi :
ketentuan tersendiri yang tidak bertentangan dengan AD HMI, ART HMI dan 1. Pendahuluan, Maksud dan Tujuan, Ruang Lingkup.
Pedoman BALITBANG. 2. Struktur Kepengurusan BALITBANG HMI.
3. Wewenang dan Tanggungjawab Bidang Kerja.
PEDOMAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN 4. Pola Rekruitmen BALITBANG HMI.
(BALITBANG HMI) 5. Kurikulum Training BALITBANG HMI.
6. Penggalangan, Pengelolaan, dan Dokumentasi Data.
PENDAHULUAN 7. Public Relations.
8. Pengawasan dan Pengembangan Organisasi.
BALITBANG HMI yang berada di luar struktur HMI, bersifat otonom, dan
lebih memiliki tanggung jawab untuk mengedepankan profesionalitas, kejujuran, PENJELASAN PEDOMAN BALITBANG HMI
serta integritas yang tinggi dalam menunaikan tugasnya terutama dalam hal
mengawasi kinerja organisasi agar terjadinya perkembangan organisasi yang I. PENJELASAN UMUM
berkelanjutan. 1. Latar Belakang Pembentukan BALITBANG HMI
HMl sebagai organisasi kader dengan Islam sebagai sumber nilai, motivasi dan
Fungsi BALITBANG HMI sebagai pusat pengkajian, penelitian dan sebagai inspirasi dengan berperan memperjuangkan kemajuan Islam di dunia bertujuan
pusat pengembangan organisasi HMI harus dijalankan dengan teratur, terencana, menciptakan kadernya yang berpendidikan tinggi, berpengalaman luas, berfikir
terimplementasi, termonitor, dan terevaluasi sehingga mencapai tujuannya terbuka, rasional, objektif, dan kritis, serta dapat mempertanggungjawabkan
dengan tepat. Pedoman petunjuk penyelenggaraan BALITBANG HMI ini ilmu yang dipelajarinya secara ilmiah. Dalam wadah inilah anggotanya diberi
diadakan untuk memperlancar segala usaha secara terinci, agar ada pemahaman ruang untuk berlatih mengelola organisasinya untuk mencapai misi organisasi,
yang jelas mengenai struktur kepengurusan serta fungsinya, wewenang, dan “Terbinanya Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi, yang Bemafaskan Islam Dan
tanggung jawab, pengelolaan administrasi serta keuangan, pengelolaan data serta Bertanggungjawab atas Terwujudnya Masyarakat Adil Makmur yang Diridhai
penelitian,pengelolaan kurikulum, sampai dengan sistematika pengembangan Allah SWT”.
organisasi.
Kebutuhan akan BALITBANG HMI sebagai pelengkap struktur HMI
Dengan tetap istiqomah dan memohon pertolongan serta petunjuk dari Allah didasarkan atas :
SWT. dalam meluruskan kembali HMI ke jalan yang diridhai, maka kami susun a. Merespon tuntutan pengorganisasian data yang terukur dan dapat
pedoman petunjuk penyelenggaraan BALITBANG HMI ini. dipertanggungjawabkan sebagai landasan ilmiah untuk menyikapi dinamika
tantangan organisasi yang datang dari dalam maupun dari luar.
MAKSUD DAN TUJUAN b. Mereposisi Bidang LITBANG sebagai supporting unit di bawah instruksi Ketua
1. Pedoman petunjuk penyelenggaraan BALITBANG HMl diadakan sebagai Umum dan menjadikan Ketua Umum serta Bidang-bidang dalam struktur
petunjuk lebih lanjut dan melengkapi pedoman organisasi HMI, untuk digunakan HMI sebagai jaminan terjadinya regenerasi kepengurusan BALITBANG HMI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
510 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 511

BAB V BAB VII


SKORSING DAN PEMECATAN MUSYAWARAH

Pasal 11 Pasal 14
Skorsing atau Pemecatan Musyawarah
a. Pengurus BALITBANG HMI dapat diskors atau dipecat karena : Pelaksanaan Musyawarah BALITBANG disesuaikan dengan masa Kongres
1. Bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan HMI, Musyawarah HMI BALITBANG dihadiri oleh Pengurus dan anggota
oleh HMI BALITBANG.
2. Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik HMI
b. Pengurus yang diskors atau dipecat dapat melakukan pembelaan dalam forum BAB VII
yang ditunjuk untuk itu. ADMINISTRASI DAN PERBENDAHARAAN
c. Mengenai skorsing dan tata cara pembelaan diatur dalam ketentuan tersendiri.
Pasal 15
BAB VI Administrasi
STRUKTUR ORGANISASI Administrasi BALITBANG HMI disesuaikan dengan bentuk yang dijelaskan
dalam pedoman-pedoman pokok organisasi HMI.
Pasal 12
Struktur Organisasi Pasal 16
Struktur Organisasi BALITBANG, adalah : Perbendaharaan
a. Ditingkat pusat dibentuk BALITBANG HMI. Perbendaharaan BALITBANG HMI disesuaikan dengan bentuk yang dijelaskan
b. Ditingkat BADKO HMI dibentuk BALITBANG Wilayah. dalam pedoman-pedoman pokok organisasi HMI.
c. Di tingkat Cabang HMI di bentuk BALITBANG Daerah.
d. Hubungan BALITBANG HMI dengan BALITBANG Wilayah dan BAB VIII
BALITBANG Daerah bersifat instruktif. PERUBAHAN PEDOMAN DAN PEMBUBARAN BALITBANG
e. Hubungan BALITBANG dengan Struktur HMI bersifat koordinatif.
Pasal 17
Pasal 13 Perubahan
Kepengurusan Perubahan Pedoman BALITBANG dapat dilakukan dalam forum musyawarah
a. Kepengurusan BALITBANG HMI sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, BALITBANG.
Sekretaris, dan Bendahara. Pasal 18
b. Yang dapat menjadi Pengurus BALITBANG HMI adalah seperti yang Pembubaran
termaktub dalam pasal 8 Pedoman BALITBANG HMI tentang Keanggotaan Pembubaran BALITBANG hanya dapat dilakukan pada Kongres HMI.
dan berprestasi.
c. Apabila Ketua BALITBANG HMI tidak dapat menjalankan tugas, maka dapat BAB IX
ditunjuk pejabat sementara oleh musyawarah BALITBANG HMI. ATURAN PERALIHAN

Pasal 19
Untuk pertama kalinya BALITBANG HMI di bentuk oleh PB HMI.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
508 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 509

Pasal 2 BAB III


Status KEANGGOTAAN DAN MASA KEPENGURUSAN
BALITBANG merupakan lembaga penelitian pelengkap struktur HMI yang bersifat
otonom dan memiliki hubungan koordinatif dengan struktur HMI setingkat. Pasal 8
Keanggotaan
Pasal 3 Anggota BALITBANG adalah Anggota HMI atau Alumni HMI yang memiliki
Tempat Kedudukan Kualifikasi sebagai berikut :
BALITBANG didirikan di Jakarta pusat pada tanggal 26 Rabiul Awal 1423 H a. Telah lulus Intermediate Training (LK II) HMI.
bertepatan dengan tanggal 8 Juni 2002 M dan merupakan kelengkapan structural b. Telah lulus Training BALITBANG.
pada organisasi HMI. c. Pernah menjadi Pengurus di Struktur HMI.
d. Memiliki pengalaman penelitian.
BAB II
FUNGSI, TUGAS, WEWENANG, DAN TANGGUNG JAWAB Pasal 9
Masa Keanggotaan
Pasal 4 a. Masa kepengurusan BALITBANG HMI terhitung sejak dinyatakan lulus
Fungsi Training BALITBANG HMI.
Fungsi BALITBANG HMI, adalah : b. Pengurus habis masa kepengurusannya karena :
a. Sebagai pusat dokumentasi data dan informasi HMI 1. Telah habis masa kepengurusannya.
b. Sebagai pusat pengkajian, penelitian dan pengambangan organisasi 2. Meninggal dunia.
3. Atas permintaan sendiri.
Pasal 5 4. Diberhentikan atau dipecat.
Tugas
Tugas dan wewenang, BALITBANG HMI, adalah : BAB IV
a. Melakukan pengkajian, penelitian, dan pengembangan organisasi baik aspek RANGKAP JABATAN
internal maupun eksternal.
b. Mencari, mengumpulkan, mengolah data yang terkait langsung maupun tidak Pasal 10
langsung dengan eksistensi dan pengembangan misi organisasi. Rangkap Jabatan
c. Mendokumentasi hasil-hasil penelitian serta data-data pendukung organisasi. a. Pengurus BALITBANG HMI tidak dibenarkan merangkap jabatan dalam
d. Mensosialisasikan hasil-hasil penelitian dan pengkajian. struktur HMI
b. Pengurus BALITBANG HMI tidak dibenarkan merangkap jabatan pada
Pasal 6 organisasi lain sesuai ketentuan yang berlaku.
Wewenang c. Ketentuan tentang jabatan seperti yang dimaksud pada ayat (b) di atas, diatur
Wewenang BALITBANG HMI, adalah : dalam ketentuan sendiri.
a. Mendapat data dari pengurus HMI dan Badan Khusus HMI lainnya. d. Pengurus BALITBANG HMI yang merangkap jabatan pada organisasi lain
b. Menghadiri dan menyampaikan hasil kajian penelitian BALITBANG pada di luar BALITBANG HMI harus menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan
Rapat harian dan Rapat Presidium Pengurus HMI. AD HMI, ART HMI, Pedoman BALITBANG HMI dan ketentuan-ketentuan
c. Mengatur sendiri mekanisme rekruitmen kepengurusan BALITBANG. lainnya.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
506 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 507

PEDOMAN DASAR
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

PEDOMAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (BALITBANG HMI)

PENDAHULUAN

Rangkaian perubahan dalam lintasan sejarah umat manusia yang datang,


dan pergi mengisyaratkan dalil bahwa perubahan merupakan suatu yang given,
permanent sebagai prinsip hukum alam yang long file functional. Kepercayaan
demikian mengharuskan segenap makhluk di penjuru dunia untuk melakukan
adaptasi terhadap tuntutan perubahan, semata agar bertahan dan berkembang.

Agenda penghelaan perubahan haruslah dilakukan dengan terlebih dahulu


melakukan proses penginderaan terhadap kondisi internal dan eksternal organisasi,
baik dalam konteks kelampauan, kekinian, maupun ke arah geraknya di masa
depan. Sehingga perubahan tetap kukuh dalam karakternya yang historis, realistis,
dan visioner.

Kemestian perubahan tersebut haruslah dicapai secara maksimal, mengingat


konsekuensinya terhadap capaian perubahan. Oleh karena itu, proses pengindraan
harus di tempuh sungguh-sungguh secara sistematis dan kontinyu, oleh suatu
institusi yang bekerja secara proporsional, independen dari intervensi kepentingan
sempit sesaat. Serta mandiri (otonom)dalam manajemen maupun pendanaannya.

Sadar akan hal ini, HMI bertekad membentuk Badan Penelitian dan
Pengembangan (Balitbang) HMI sebagai think thank organisasi yang melakukan
kajian, penelitian, dan perumusan pengembangan yang kritis dalam koridor inward
looking dan outward looking secara progresif.

BAB I
NAMA, STATUS, DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1
Nama
Lembaga ini bernama Badan Penelitian dan Pengembangan HMI yang disingkat
BALITBANG HMI.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
504 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 505

BAGIAN KESEMBILAN BELAS


PEDOMAN DASAR
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
502 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 503

IV. AKREDITASI
BAGIAN V
PENUTUP Akreditasi sebagai suatu mekanisme pemaksa dalam suatu evaluasi merupakan
upaya yang didorong oleh keinginan memberikan motivasi yang lebih tinggi
Pasal 21 terhadap pengelola perkaderan. Akreditasi ini diperuntukkan kepada Cabang
sebagai institusi yang secara langsung melaksanakan proses perkaderan. Di samping
Hal-hal yang belum diatur dalam kode etik ini, akan disesuaikan dengan itu akreditasi berfungsi juga untuk memetakan penerapan pedoman perkaderan
pedoman yang dilaksanakan seluruh Cabang. Dalam hal ini akreditasi yang dilakukan adalah
BPL dan aturan operasional lainnya. bentuk laporan periodik Cabang pada BADKO HMI diwilayahnya dan PB HMI.

SISTEM EVALUASI PENERAPAN PEDOMAN PERKADERAN Adapun akreditasi meliputi :


1. Laporan triwulan pelaksanaan training.
I. PENDAHULUAN 2. Frekuensi latihan :
a. LK I minimal 2 kali dalam satu semester.
Sebagai organisasi mahasiswa Islam yang memfungsikan diri sebagai b. LK II minimal satu kali dalam satu periode.
organisasi kader, maka HMI senantiasa berusaha untuk memelihara motivasi, c. Up grading dan pelatihan minimal empat kali dalam satu periode.
dedikasi dan konsistensi dalam menjalankan sistem perkaderan yang ada. Dalam
usahanya untuk menjaga konsistensi perkaderan maka perlu ada suatu mekanisme 3. Aktivitas pembinaan minimal satu kali dalam satu bulan
evaluasi penerapan pedoman perkaderan yang telah disepakati bersama. 4. Laporan aktivitas pembinaan :
a. Bentuk kegiatan.
Selama ini penerapan pedoman perkaderan belum mengalami persamaan b. Tingkat partisipasi.
secara mendasar terutama kurikulum latihannya, oleh karena itu penentuan
kurikulum yang dipakai seluruh Cabang dan sekaligus pengelola latihan yang V. SANKSI
telah ada dituntut menerapkan secara komprehensif. Hal ini menjadi kebutuhan
yang sangat mendesak mengingat kualitas output kader ditentukan oleh pedoman Apabila tidak memenuhi persyaratan tersebut di atas, Cabang tidak dibenarkan
perkaderan yang diterapkan pada masing masing Cabang. mengikuti dan mengelola kegiatan perkaderan tingkat regional dan nasional.

II. INSTITUSI

Untuk menerapkan mekanisme evaluasi perlu ada institusi yang jelas, sehingga
mekanisme evaluasi ini menjadi efektif. Dalam struktur HMI penaggungjawab VI. RATIO JENJANG LATIHAN PERKADERAN
dan pelaksana evaluasi penerapan pedoman perkaderan adalah bidang Pembinaan
Anggota. R* Latihan Kader I Latihan kader II Latihan Kader III
III. FORMAT (persentase) (Basic training) (intermediette (advance train-
100 10 Training) ing)
Format evaluasi pedoman perkaderan: 3,5 1,5
1. Kurikulum.
2. Panduan Pengelola Latihan.
3. Pola Rekruitmen. *= Jumlah mahasiswa muslim dalam wilayah kinerja Cabang.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
500 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 501

konsumsinya diperlukan hanya sebatas kemampuan panitia. c. Menyesuaikan pakaian pemandu.


c. Menyesuaikan pengaturan acara atau di dalam dan di luar lokasi dengan d. Mengisi riwayat hidup sebelum masuk lokasi pelatihan.
persiapan teknis yang selesai dikerjakan panitia, dengan lebih dulu mengadakan
pemeriksaan. Pasal 17
d. Waktu luang dari panitia dimanfaatkan untuk melakukan diskusi tentang topic Terhadap Peserta pelatihan
yang bersifat memperdalam persepsi dan wawasan berfikir panitia. a. Pemateri memberikan kesempatan yang merata dan adil kepada peserta
pelatihan untuk bicara, serta menghargai pendapat peserta dan membimbing
Pasal 13 merumuskan pendapat mereka.
Terhadap Sesama Anggota b. Pada saat peserta pelatihan berbicara hendaknya pemateri memberikan
Badan Pengelola Latihan (BPL) perhatian sunguh sungguh.
a. Rekan BPL yang tidak bertugas diajak untuk mempelajari jalannya pelatihan c. Peserta pelatihan yang konsentrasinya terganggu atau tertidur dan semacamnya
sekedar tukar fikiran untuk mendapatkan hasil maksimal. hendaknya ditegur.
b. Dalam keadaan situasi pelatihan yang memerlukan bantuan untuk d. Peserta pelatihan yang masih berminat berbincang di luar lokasi, hendaknya
mempertahankan target pelatihan maka rekan BPL yang berkunjung dapat dilayani selama kondisi memungkinkan
diminta tenaga khusus. e.

Pasal 14 Pasal 18
Terhadap Alumni Terhadap Sesama Pemateri
a. Alumni (terutama yang pernah mengelola pelatihan) yang berkunjung ke arena a. Diusahakan sebelum mengisi materi, berdialog dengan rekan pemateri yang
pelatihan, kalau mungkin diperkenalkan dengan peserta pelatihan disertai mengasuh metari sejenis dan yang berkaitan.
dialog singkat tanpa merubah manual. b. Saling mengisi dengan materi yang disampaikan.
b. Terhadap alumni tersebut, pemandu melakukan diskusi intensif mengenai c.
perkembangan perkaderan.
Pasal 19
Pasal 15 Terhadap Team Pemandu
Terhadap Masyarakat a. Memberikan informasi dan membantu memberikan pertimbangan kepada
a. Pemandu bertanggungjawab memelihara nama baik HMI pada masyarakat pemandu apabila diperlukan atau bila terjadi kekurangsiapan dari pemandu,
sekitar. agar pelatihan berlangsung mencapai target.
b. Pemandu mengatur kegiatan yang bersifat pengabdian masyarakat sekitar b. Membuat penilaian tertulis kepada BPL tantang kondite pemandu, sebagai
sesuai kebutuhan masyarakat yang mungkin di tangani. bahan perbandingan evaluasi.

BAGIAN III BAGIAN IV


PADA SAAT MENJADI PEMATERI SANKSI

Pasal 16 Pasal 20
Terhadap Diri Sendiri
a. Pemateri pada saat dihubungi panitia segera memberi kepastian kesediaan atau Pelanggaran terhadap kode etik pengelola pelatihan akan dikenakan sanksi, dari
tidak. sanksi paling ringan (teguran lisan) sampai dengan yang paling berat (dikeluarkan
b. Membawa bahan bacaan yang berhubungan dengan kebutuhan pelatihan serta dari BPL).
Al Qur’an dan terjemahnya.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
498 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 499

penguasaan ketrampilan serta pematangan kepribadian, baik secara kolektif Pasal 10


maupun aktivitas individual. Terhadap Pemateri
2. Secara periodik pengelola pelatihan menunjukkan prestasi di luar forum a. Pemandu menyampaikan perkembangan pelatihan pada pemateri yang akan
kemahasiswaan, misalnya dunia kemahasiswaan, keilmuwan seperti penulisan memberikan materi, kemudian mempersilahkan mengisi materi apabila
paper dan sebagainya. waktunya sudah tiba.
b. Selama pemateri berada di arena pelatihan maupun di dalam forum pelatihan,
BAGIAN II agar pemandu mengesankan sikap ukhuwah islamiyah terhadap pemateri.
PADA SAAT MENJADI PEMANDU c. Memanfaatkan waktu yang tersedia untuk berdiskusi (informal) dengan
pemateri, baik segala sesuatu yang berkaitan dengan perkaderan maupun topic
Pasal 8 umum yang aktual.
Terhadap Diri Sendiri d. Pada sesi berikutnya, pemandu dapat memantapkan materi yang disampaikan
a. Pemandu putra adalah : pakaian rapi, baju dengan krah, lengkap dengan sabuk terdahulu tanpa keluar dari pola yang sudah ada.
dan sepatu, serta mengenakan emblem kecil di dada dan muts.
b. Pemandu putri : pakaian sopan dengan mode yang menutup lutut dan lengan Pasal 11
secara tidak ketat, memakai sepatu, dan perhiasan seperlunya. Terhadap Peserta Pelatihan
c. Sedapat mungkin full time di arena pelatihan atau hanya meninggalkan arena a. Pemandu menunjukkan rasa penghargaan dan persaudaraan terhadap peserta
apabila ada keperluan sangat penting. pelatihan, misalnya mulai pada penyebutan nama yang benar, memperhatikan
d. Membawa bahan bacaan yang berhubungan dengan kebutuhan pelatihan serta asal usul, bersabar mengikuti jalan pikirannya, memahami latar belakangnya
Al Qur’an dan terjemahnya. dan seterusnya.
e. Pada saat pelatihan berlangsung, apabila ‘teman spesial’ sedang berada di arena b. Pemandu tidak menunjukkan sikap atau tindakan yang membawa kesan pilih
pelatihan hendaklah tetap bertingkah laku wajar untuk tidak menimbulkan citra kasih.
yang mengganggu sosialisasi nilai. c. Pemandu tidak menunjukkan senyum atau rasa geli yang wajar dalam
menyaksikan tindakan peserta pelatihan yang bersifat lucu.
Pasal 9 d. Pemandu apabila terpaksa menjatuhkan sanksi terhadap peserta pelatihan,
Sebagai Team Pemandu hendaknya dengan cara mendidik dan teknik yang tidak berakibat menimbulkan
antipati.
a. Tim pemandu menjaga kerahasiaan penilaian terhadap peserta pelatihan e. Pada dasarnya pemandu harus menyesuaikan diri dengan kesepakatan
selama pelatihan berlangsung dan mengumumkan pada akhir pelatihan setelah ketertiban peserta pelatihan. Dan memberi contoh shalat berjamaah maupun
melakukan perhitungan prestasi secara teliti. aktivitas masjid.
b. Mengadakan pembagian tugas yang seimbang pada setiap sesi bagi setiap f. Diskusi (informal) dapat dilakukan dilakukan di luar lokasi dengan peserta
pemandu. pelatihan yang sifatnya melayani hasrat ingin tahu dari peserta pelatihan
c. Memimpin studi Al Qur’an (ba’da magrib) bagi peserta pelatihan secara khusus dengan menyesuaikan dengan penggarapan dalam lokasi.
menurut tingkat kemampuannya. g. Apabila suatu saat di arena pelatihan, pemandu ‘memiliki perasaan spesial’
d. Memilih ayat-ayat Alqur’an untuk dibacakan pada acara pembukaan sesuai terhadap lawan jenisnya hendaknya selalu bertindak dewasa sehingga tidak
konteks langsung dengan materi acara. perlu menunjukkan tingkah laku yang mengundang ‘penilaian negatif’.
e. Mengambil alih tanggungjawab mengisi materi, apabila pemateri yang bertugas
betul-betul berhalangan, sedangkan waktu untuk mencari penggantinya sudah Pasal 12
tidak mungkin. Terhadap Panitia
f. Pada saat selesai pelatihan langsung meyelesaikan laporan pelatihan secara a. Pemandu selalu berusaha memahami kondisi dan permasalahan yang dihadapi
rapi dan lengkap untuk dijilid. panitia, dengan memberikan bimbingan maupun dorongan moril.
b. Hal-hal yang menyangkut fasilitas kesekretariatan pelatihan maupun

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
496 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 497

KODE ETIK PENGELOLAAN LATIHAN Pasal 2


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Citra Kekaderan
Dalam forum manapun juga, pengelola pelatihan selalu menjaga nama baik
PENDAHULUAN kelompok/himpunan serta mengembangkan citra kekaderan dengan tingkah laku
simpatik.
Maha suci Allah yang telah menganugerahkan hamba-Nya kejernihan dan
ketulusan hati nurani terhadap sesama makhluk ciptaan-Nya. Bahwa kode etik Pasal 3
merupakan kaidah yang mengatur sikap dan perilaku agar dapat bertindak secara Peran Kemasyarakatan
baik dan benar, dapat menghindari dari hal-hal yang dianggap buruk, yang a. Pengelola pelatihan selalu berusaha menjadi satu dalam kegiatan masyarakat
penghayatan dan pengamalannya didasari oleh moralitas yang dalam. Karena di lingkungannya, serta berusaha memberikan andil agar kegiatan yang
pada dasarnya setiap orang dengan segala harapan dan keinginannya, cenderung berlangsung tersebut berjalan secara lebih bermakna bagi kemanusiaan dan
mendambakan ‘ketenangan dalam kelompok’ serta merasa bertanggungjawab berlandaskan Islam.
terhadap kelompok tersebut, karena di mana eksistensi dan misi yang dianggapnya b. Berusaha menetralisir gambaran yang keliru tentang Islam maupun misi HMI
mulia. Dengan demikian, maka kedudukan suatu kode etik tersebut adalah sebagai pada kalangan masyarakat yang mengalami salah pengertian.
tolok ukur kesetiaan anggota kelompok terhadap tata nilainya.
Pasal 4
Pelaku-pelaku yang setia menekuni sikap dan tindakan seperti yang ditunjukkan Membina Anggota
oleh kode etik, mereka dikategorikan sebagai pengemban setia dari nilai-nilai Pengelola pelatihan selalu berusaha mengikuti perkembangan kegiatan anggota
kelompok yang diperjuangkannya, dan pada saatnya mereka mendapat ganjaran dan ikut serta dalam usaha meningkatkan kualitas anggota tersebut.
yang terhormat dari anggota kelompoknya.
Pasal 5
Sebaliknya pelaku yang cenderung lalai dalam mengemban kode etik, pada Pengurus Struktur Kepemimpinan
saatnya akan mendapatkan tekanan sosial dari kelompoknya yang menyadari a. Membagi waktu sebaik-baiknya agar tidak hanya ‘hanyut’ dalam kegiatan
dirinya untuk mengentalkan kesetiaan pada tata nilai kelompok dengan jalan rutin operasionalisasi program, dengan selalu berpartisipasi pada perumusan
memberikan kepatuhan pada kode etik. dan evaluasi langkah strategis perkaderan.
b. Tugas dan tanggung jawab pada jabatan pada pengurus struktur kepemimpinan
Demikian juga halnya pengelola latihan sebagai satu kelompok yang secara disinergikan dengan tugas dan tanggung jawab sebagai kelompok pengelola
sadar terlibat dalam proses pengelolaan pelatihan di HMI, perlu mendalami dan latihan.
mentaati kode etiknya yang dirumuskan sebagai berikut :
Pasal 6
BAGIAN I Aktivitas Kampus
SIKAP DAN PERILAKU UMUM 1. Pengelola pelatihan pada periode tertentu mengkhususkan diri pada kesibukan
kampus/intra universitas, tetap selalu menjaga dan memelihara komunikasi
Pasal 1 serta terlibat secara adil dengan langkah pengelolaan pelatihan.
Peran Keilmuan 2. Pada waktu tertentu masih menyisihkan untuk berperan secara fisik pada
Pengelola pelatihan memberikan perhatian tinggi pada kegiatan keilmuan, terutama kegiatan pengelolaan pelatihan, tanpa mengacaukan suasana khas yang
pada materi yang menjadi spesialisasinya dalam pelatihan, serta berusaha mencari masingmasing terdapat pada intra dan ekstra universitas.
relevansi penjelasan ilmu tersebut.
Pasal 7
Pengembangan Diri
1. Pengelolaan pelatihan selalu berdaya upaya memperdalam persepsi dan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
494 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 495

D. Mekanisme Kerja Pengelola Latihan - Acara dan lain-lain.


c. Evaluasi.
1. Untuk menyelenggarakan latihan, Pengurus Komisariat, Lembaga d. Kesimpulan dan saran.
Pengembangan Profesi dan KOHATI membentuk OC dangan surat e. Lampran-lampiran.
keputusan dan membuat proposal disertai surat permohonan mengelola
latihan. 10. Hal-hal penting yang harus dilaporkan pemandu meliputi :
a. Gambaran umum pengelola latihan.
2. Untuk menyelenggarakan LK I, Pengurus Komisariat membentuk OC b. Pelaksanaan kegiatan :
dengan SK dan membuat proposal disertai surat pemohonan mengelola - Jadwal manual acara dan realisasi.
latihan untuk kemudian diusulkan pada Pengurus BPL Cabang. - Berita acara.
- SC, pemandu, pemateri peserta.
3. Untuk menyelenggarakan LK II, pengurus HMI Cabang membentuk c. Evaluasi pengelola latihan :
OC dengan SK dan membuat proposal serta memerintahkan BPL untuk - Peserta.
mengelola latihan. - SC dan pemandu.
- Instruktur.
4. Menyelenggarakan LK III dan pelatihan ke-HMI-an lainnya, PB HMI atau d. Kesimpulan.
BADKO HMI membentuk OC dengan SK dan membuat proposal dan
memerintahkan BPL PB HMI untuk mengelola latihan. 11. Jika Cabang tidak/belum ada badan pengelola latihan maka tugas–tugas di
tangani langsung oleh bidang PA.
5. Pengurus BPL setingkat selanjutnya membentuk SC dengan surat mandat
yang bertugas sesuai fungsi dan wewenangnya.

6. Pemandu bertanggungjawab atas terlaksanakannya latihan sesuai dengan


proposal yang telah diajukan dan berkewajiban memberikan laporan
kepada Pengurus BPL setingkat.

7. OC dan SC bertanggungjawab atas tersedianya fasilitas yang diperlukan


demi terselenggaranya latihan, termasuk rekruitmen peserta latihan.
Kemudian OC berkewajiban membuat laporan kepada HMI setingkat.

8. Laporan diserahkan paling lambat satu bulan setelah pelatihan berakhir.

9. Hal-hal yang penting harus dilaporkan oleh SC, meliputi :


a. Gambaran umum kegiatan.
b. Pelaksanaan kegiatan :
- Administrasi kesekretariatan
- Publikasi, dekorasi dan dokumentasi.
- Akomodasi.
- Konsumsi
- Keuangan dan perlengkapan.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
492 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 493

C. Fungsi Dan Wewenang - Bekerjasama dengan pengurus HMI Cabang untuk menindaklanjuti
program Latihan Kader I.
1.a. Pengurus Besar : - Dapat mengadakan Program Latihan Kader II atas persetujuan pengurus
- Penanggungjawab perkaderan secara nasional. Cabang.
- Pengelola kebijakan perkaderan HMI. 2.a. Instruktur :
- Melaksanakan program-program pelatihan tingkat nasional, Pusdiklat Adalah pemateri yang berasal dari aktivis HMI, alumni, cendikiawan atau
dan training pengelola latihan. orang-orang tertentu sebagaimana diatur dalam pedoman BPL dengan
klasifikasi dan kualifikasi pengelola latihan, yang ditugaskan untuk
1.b. Badan Kordinasi : menjampaikan materi latihan yang dipercayakan kepadanya.
- Mengkoordinir program-program latihan di wilayah masing-masing.
- Melaksanakan Latihan Kader III, Training Pengelola Latihan, Up 2.b. Steering Comittee (SC):
Grading Instruktur NDP dan Up Grading Manajemen Organisasi dan - Kader HMI yang memiliki kualifikasi tertentu, ditugaskan dan
Kepemimpinan. bertanggungjawab atas pengarahan dan pelaksanaan latihan.
- Bekerjasama dengan PB HMI demi terlaksanakannya program-program - Mengadakan koordinasi sebaik-baiknya di antara unsur yang terlibat
latihan tingkat nasional. langsung dalam latihan.

1.c. HMI Cabang : 2.c. Pemandu :


- Sebagai basis terselenggarakannya program-program latihan HMI. - Kader HMI yang diserahi tugas dan kepercayaan untuk memimpin,
- Bertanggungjawab atas terlaksanakannya program Latihan Kader II, mengawasi dan mengarahkan latihan.
Up Grading Instruktur NDP, Training Pengelola Latihan, Up Grading - Memegang teguh dan melaksanakan kode etik pengelola latihan.
Kepengurusan, Up Grading Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan - Membuat laporan pengelolaan latihan.
dan Up Grading Administrasi Kesekretariatan. - Bertanggungjawab atas keseluruhan jalannya acara latihan sesuai
- Mengkoordinir Komisariat dan Lembaga Pengembangan Profesi untuk dengan rencana.
terlaksananya (penjadwalan) training HMI.
2.d. Organizing Comittee (OC) :
1.d. Lembaga Pengembangan Profesi : - Sebagai penyelenggara yang bertugas dan bertanggungjawab terhadap
- Mengadakan rekruitmen calon kader langsung melalui pelatihan segala hal yang berhubungan dengan teknis penyelenggara latihan.
pengembangan profesi. - Tugas–tugas OC secara garis besar sebagai berikut :
a) Mengusahakan tempat, akomodasi, konsumsi dan fasilitas lainnya.
1.e. KOHATI : b) Mengusahakan pembiayaan dan perizinan latihan.
- Mengadakan rekruitmen calon kader langsung melalui pelatihan. c) Menjamin kenyamanan suasana dan keamanan latihan.
- Bertanggungjawab atas terselenggaranya program pelatihan KOHATI. d) Mengusahakan ruangan, peralatan dan penerangan yang
1.f. Badan Pengelola Latihan : favourable.
- Bertanggungjawab atas keberhasilan dan kualitas pengelolaan latihan. e) Bekerjasama dengan unsur-unsur lainnya dalam rangka
- Bekerjasama dengan pengurus HMI setingkat untuk menyelenggarakan mensukseskan jalannya latihan.
program latihan. 2.e. Peserta Latihan :
1.g. Komisariat : Adalah calon kader yang diharapkan dapat berkembang menjadi kader
- Melaksanakan rekruitmen calon kader. yang berhasil.
- Bertanggungjawab atas terlaksananya program Latihan Kader I, Up
Grading Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan, Up Grading
Kepengurusan.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
490 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 491

ke-HMI-an. cita.

Penjelasan Pasal 7 : Kualifikasi Pengelola Latihan HMI Guna mencapai mekanisme penyelenggaraan latihan yang tertib dan dapat
dipertanggungjawabkan, tidak cukup hanya dengan menyusun organisasi latihan
a. Kualifikasi Umum saja. Karena itu diperlukan adanya aturan tentang prosedur dan administrasi
Kualifikasi secara umum bagi pengelola latihan yang terlibat dalam seluruh latihan, termasuk di dalamnya tentang administrasi laporan penyelenggaraan
bentuk latihan ke-HMI-an adalah sebagai berikut : latihan. Administrasi latihan merupakan suatu rangkaian kegiatan dari berbagai
1. Memahami dan menguasai Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga unsur dalam penyelenggaraan latihan yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
dan pedoman-pedoman organisasi lainnya. bersama. Dengan terumuskannya organisasi dan mekanisme kerja tersebut maka
2. Memahami dan menguasai Pedoman Perkaderan. akan memperkokoh kehadiran HMI sebagai organisasi kader.
3. Mempunyai kemampuan sebagai pendidik, pengelola dan penyaji.
B. Unsur-Unsur Organisasi Latihan
b. Kualifikasi Khusus
1. Kualifikasi ditingkat BPL PB HMI : Secara sederhana yang dimaksud dengan organisasi latihan ialah suatu system
a) Telah dinyatakan lulus Latihan Kader III. kerjasama yang terdiri dari berbagai unsur dengan menggunakan sistem, metode
b) Telah dinyatakan lulus mengikuti Training Pengelola Latihan atau dan kurikulum yang ada untuk mencapai target dan tujuan latihan.
Senior Course. 1. Unsur-unsur yang terlibat dalam latihan organisai HMI adalah sebagai
c) Telah menjadi Pengelola Latihan Kader. berikut :
2. Kualifikasi ditingkat BPL Cabang : a. PB HMI.
a) Telah dinyatakan lulus Latihan Kader II. b. BADKO HMI.
b) Telah dinyatakan lulus mengikuti Training Pengelola Latihan atau c. HMI Cabang.
Senior Course. d. KOHATI.
c) Telah menjadi Pengelola Latihan Kader. e. Komisariat.
f. BPL.

2. Unsur-unsur dalam pelatihan yaitu :


ORGANISASI DAN MEKANISME KERJA a. Peserta.
PENGELOLAAN LATIHAN b. Pemateri.
c. Pemandu.
d. Organizing Comittee.
A. Pendahuluan e. Steering Committee.

Latihan sebagai model pendidikan kader HMI merupakan jantung organisasi, Bentuk-bentuk latihan yang di atas dalam organisasi ini adalah seluruh bentuk
karena itu maka upaya untuk memajukan, mempertahankan keberlangsungan dan latihan yang ada dalam pola perkaderan HMI yaitu :
mengembangkannya merupakan kewajiban segenap pengurus HMI. Latihan tidak 1. Pelatihan Pengembangan Profesi.
akan berjalan mencapai target dan tujuan secara baik tanpa dukungan dan usaha 2. Up Grading.
pengorganisasian yang baik pula. Pengorganisasian berbagai unsur yang terlibat 3. Latihan Kader.
dalam penyelenggaraan latihan tercermin dalam organisasi latihan. Organisasi 4. Pusdiklat.
latihan yang jelas akan memperlancar dan menertibkan proses penyelenggaraan
latihan. Hal ini pada gilirannya akan membuka jalan kemudahan dalam mencapai
tujuan organisasi dan lahirnya kader-kader yang memiliki 5 (lima) kualitas insan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
488 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 489

BAGIAN VI
MUSYAWARAH a. MUNAS BPL HMI diselenggarakan oleh BPL PB HMI. BPL PB HMI
berwenang untuk menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan
Pasal 11 pembentukan BPL HMI secara keseluruhan.
Musyawarah Nasional b. Setelah BPL HMI terbentuk, secara otomatis Bakornas LPL HMI dan LPL
a. Musyawarah Nasional (MUNAS) BPL HMI diadakan sekurang-kurangnya HMI
sekali dalam 2 tahun. c. Cabang membubarkan diri dan/atau menyesuaikan diri dengan BPL HMI.
b. MUNAS BPL HMI adalah musyawarah utusan BPL HMI Cabang, masing
masing BPL HMI Cabang diwakili oleh 1 (satu) orang. BAGIAN IX
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 12
Musyawarah Cabang Pasal 17
a. Musyawarah BPL HMI Cabang diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam
setahun. Perubahan pedoman dasar ini dapat dilakukan dalam forum Musyawarah Nasional
b. Musyawarah BPL HMI Cabang adalah musyawarah anggota BPL HMI di (MUNAS) BPL HMI.
tingkat HMI Cabang.
BAGIAN VII Pasal 18
ADMINISTRASI LEMBAGA
a. Penjabaran tentang struktur organisasi, fungsi dan peran BPL HMI akan
Pasal 13 dijelaskan dalam tata kerja BPL HMI.
Surat Menyurat b. Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan ini akan diatur dalam ketentuan
a. Surat ke dalam memakai nomor .../A/Sek/BPL/Bulan Hijriyah/Tahun lain dengan tidak bertentangan dengan AD dan ART HMI serta pedoman
Hijriyah. organisasi lainnya.
b. Surat keluar memakai nomor .../B/sek/BPL/Bulan Hijriyah/Tahun Hijriyah.
c. Bentuk surat disesuaikan dengan bentuk yang dijelaskan di dalam pedoman PENJELASAN
administrasi HMI.
Pasal 14 Penjelasan Pasal 5 : Wewenang
Keuangan
a. Keuangan BPL HMI ini dapat dikelola bersama dengan pengurus HMI a. Untuk pengelolaan Latihan Kader III, Pengurus Besar mendelegasikan
setingkat. kepada Pengurus Badan Koordinasi HMI sebagai pelaksana. Dalam hal-
b. Sumber keuangan berasal dari sumbangan yang tidak mengikat dan usaha hal tertentu Pengurus Badan Koordinasi bisa meminta BPL PB HMI untuk
halal. membantu.

BAB VIII b. Yang dimaksud dengan latihan ke-HMI-an lainnya adalah sebagai sebuah
ATURAN PERALIHAN kegiatan atau bentuk pelatihan yang dapat meningkatkan pemahaman ke-
HMIan dan keorganisasian, misalnya Up Graiding NDP, training pengelola
Pasal 15 latihan, Up Grading Administrasi dan Kesekretariatan, Up Grading
Kpengurusan, Up Grading Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan.
Untuk pertama pembentukan BPL HMI di bentuk oleh Pengurus HMI setingkat, Pelatihan yang diselenggarakan oleh KOHATI dan latihan yang bertujuan
apabila BPL HMI belum terbentuk. untuk meningkatkan kualitas profesionalisme seperti pelatihan dakwah,
Pasal 16 pelatihan jurnalistik, dan sebagainya yang tidak termasuk kategori pelatihan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
486 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 487

BAGIAN II b. Kualifikasi keanggotaan diatur dalam penjelasan terpisah.


TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB c. Anggota BPL HMI dapat kehilangan status keanggotaan apabila :
1. Habis masa keanggotaan HMI.
Pasal 4 2. Meninggal Dunia.
Tugas 3. Mengundurkan diri.
a. Menyiapkan pengelola latihan atas permintaan pengurus HMI setingkat. 4. Diskorsing atau Dipecat
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengelola latihan dengan jalan
menyelenggarakan training pengelola latihan dan mengadakan forum-forum BAGIAN IV
internal di lingkungan intern BPL HMI. SKORSING DAN PEMECATAN
c. Meningkatkan kualitas latihan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi
pelaksanaan latihan. Pasal 8
d. Membuat panduan pengelolaan training HMI. Kriteria Skorsing dan Pemecatan
e. Melakukan standarisasi pengelola training dan pengelolaan training. a. Anggota BPL HMI dapat diskorsing karena :
f. Memberikan informasi kepada pengurus HMI setingkat tentang perkembangan 1. Bertindak bertentangan dengan kode etik pengelola latihan.
kualitas latihan. 2. Bertindak merugikan dan mencemarkan nama baik korps BPL HMI.
b. Anggota diskors atau dipecat dapat melakukan pembelaan dalam forum yang
Pasal 5 ditunjuk untuk itu.
Wewenang c. Mengenai skorsing/pemecatan dan tata cara pembelaan diatur dalam ketentuan
a. BPL PB HMI memiliki kewenangan untuk menyiapkan pengelolaan pelatihan tersendiri.
di tingkat nasional yang meliputi Latihan Kader III, Pusdiklat, Up Grading BAGIAN V
Instruktur NDP dan Up Grading Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan. ORGANISASI
b. BPL HMI Cabang memiliki kewenangan untuk menyiapkan penglolaan
pelatihan yang meliputi Latihan Kader I, Latihan Kader II dan latihan ke Pasal 9
HMIan lainnya. Struktur
c. BPL dapat menyelenggarakan training lain yang berkenaan dengan a. Struktur organisasi ini adalah di tingkat Pengurus Besar dan Pengurus HMI
pengembangan sumberdaya manusia. Cabang.
b. Hubungan pengurus HMI setingkat dengan BPL HMI adalah instruktif.
Pasal 6 c. Hubungan BPL PB HMI dengan BPL HMI Cabang adalah koordinatif.
Tanggungjawab
a. BPL PB HMI bertanggungjawab kepada Pengurus Besar HMI melalui Pasal 10
Musyawarah Nasional BPL HMI. Kepengurusan.
b. BPL HMI Cabang bertanggungjawab kepada Pengurus HMI Cabang melalui a. Pengurus BPL HMI sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua , Sekretaris dan
Musyawarah BPL HMI Cabang. Bendahara.
b. Yang dapat menjadi pengurus BPL PB HMI adalah anggota BPL HMI yang
BAGIAN III telah memenuhi kualifikasi Instruktur Utama.
KEANGGOTAAN c. Yang dapat menjadi pengurus BPL HMI Cabang adalah anggota BPL HMI
yang telah memenuhi kualifikasi Instruktur.
Pasal 7 d. Periode BPL HMI disesuaikan dengan periode kepengurusan HMI setingkat.
Syarat dan Keanggotaan e. Pengurus BPL HMI dilarang merangkap jabatan dalam jabatan struktur HMI,
a. Anggota BPL HMI adalah anggota HMI yang memenuhi kualifikasi tertentu dan badan khusus lainnya.
sebagai pengelola latihan.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
484 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 485

PEDOMAN DASAR
BADAN PENGELOLA LATIHAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

PENDAHULUAN

Latihan Kader pada hakikatnya merupakan bentuk perkaderan HMI yang


berorientasi pada pembentukan watak kepribadian, pola pikir, visi, orientasi serta
berwawasan ke-HMI-an yang paling elementer. Kedudukan dan peranan latihan
ini adalah untuk meletakkan fundamen bagi setiap kader HMI yang dituntut siap
mengemban amanah dan tanggung jawab untuk membangun bangsa Indonesia
di masa depan. Oleh karena itu posisi latihan ini sangat menentukan gerak dan
dinamika para kader maupun organisasi, sehingga apabila penanggung jawab
latihan keliru dalam mengkomunikasikan dan mensosialisasikan semangat dan
gagasan dasarnya maka keliru pula pengembangan bentuk-bentuk pembinaan
berikutnya, baik pada up-grading maupun aktivitas. Berkaitan dengan persoalan
tersebut dalam latihan sangat dibutuhkan lembaga serta forum yang mencurahkan
konsentrasi pemikiran pada pengembangan kualitas para pengelola latihan,
kemampuan konsepsi maupun manajerial. Berawal dari kesadaran dan tanggung
jawab yang mendalam tersebut maka dibentuklah Badan Pengelola Latihan (BPL)
Himpunan Mahasiswa Islam. Berikut adalah pedoman dasarnya :

BAGIAN I
NAMA, STATUS DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1
Nama
Badan ini bernama Badan Pengelola Latihan Himpunan Mahasiswa Islam yang
disingkat BPL HMI.

Pasal 2
Status
Badan ini berstatus sebagai badan pembantu HMI. (pasal 15 Anggaran Dasar
HMI, pasal 51, 52 dan 55 Anggaran Rumah Tangga HMI)

Pasal 3
Tempat dan Kedudukan
a. BPL PB HMI berkedudukan di tingkat Pengurus Besar HMI.
b. BPL HMI Cabang berkedudukan di tingkat HMI Cabang.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
482 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 483

3. Peserta menyadari pentingnya jaringan bisnis secara vertikal (relasi bisnis


profesional) mampu secara horizontal (antar kader HMI) guna membentuk
kekuatan ekonomi umat dan bangsa.

Komposisi Kegiatan :

1. 20 % materi-materi wawasan guna mengembangkan kemampuan kognitif


peserta. 15% materi-materi aplikatif lapangan guna membentuk kemampuan
afektif peserta.
2. 65 % materi-materi simulasi guna membangun ruang dorong psikomotorik
peserta.

Setting Kegiatan :

1. Dipusatkan di suatu tempat dengan sistem menginap (camping).


2. Penyampaian bersifat informatif, analisa dengan teknik ceramah, dialog
yang mengutamakan aktivitas peserta (instruktur merupakan fasilitator).
Penugasan-penugasan : BAGIAN KEDELAPAN BELAS
a. Resume hasil pengamatan ceramah dan dialog. PEDOMAN DASAR
b. Menyusun kembali evaluasi proposal usaha yang telah disusun BADAN PENGELOLA LATIHAN
sebelumnya. HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
c. Melakukan perhitungan-perhitungan teknis bisnis sebagai analisa
permasalahan secara kuantitaif.
d. Kegiatan dilakukan selama 1 (satu) bulan.

Kualifikasi Umum Peserta :

1. Sudah pernah dalam melakukan aktivitas formal di HMI (tidak lagi duduk
dalam kepengurusan HMI).
2. Pernah duduk dalam kepengurusan formal HMI (minimal di Komisariat).
3. Telah mengikuti Pelatihan Kewirausahaan Tingkat Dasar.
4. Sudah pernah atau sedang melakukan aktivitas bisnis/ekonomi (memiliki
embrio usaha).
5. Menyusun kembali proposal usaha atau pengembangannya.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
480 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 481

KURIKULUM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN


c. Peserta dapat mengembangkan daya analisa peluang bisnis sehingga mampu
TUJUAN UMUM menyusun beberapa alternatif kegiatan usaha yang akan ditekuninya.

Tujuan umum ini dirancang untuk selanjutnya menjadi orientasi penjabaran Komposisi Materi :
tujuan, tujuan instruksional, setiap jenjang tujuan tersebut adalah : a. 50 % materi-materi wawasan guna mengembangkan kemampuan kognitif
a. Menciptakan iklim usaha di kalangan kader guna mengukuhkan proses peserta.
. penguatan identitas kader maupun kelembagaan HMI khususnya dalam b. 20 % materi-materi aplikatif lapangan guna membentuk kemampuan efektif
bentuk aktivitas yang bernilai ekonomi. peserta.
b. Membentuk kelas ekonomi muslim yang mampu dan tangguh dalam c. 30 % materi-materi simulasi guna membangun ruang dorong psikomotorik
menopang keluarga besar HMI untuk mewujudkan masyarakat adil dan peserta.
makmur yang diridhai Allah SWT.
c. Membangun suatu pilar kekuatan ekonomi umat dan bangsa untuk dapat Setting Kegiatan :
bersaing di dunia internasional. 1. Dipusatkan di suatu tempat dengan sistem menginap (camping).
a. Penyampaiannya bersifat penanaman dan penjelasan dengan teknik
METODOLOGI PEMBENTUKAN KADER WIRAUSAHAN penyampaian seperti ceramah, dialog (tanya-jawab).
b. Penugasan-penugasan :
Secara umum, kematangan seorang kader yang kemudian teruji dari prestasi i. Resume hasil pengamatan ceramah dan dialog.
yang dibangunnya dalam dia melakukan aktivitas kesehariannya baik di mulai ii. Menyusun proposal usaha hasil dari informasi-informasi peluang
semasa berada di lingkungan HMI maupun sampai pada lingkungan yang lebih yangdianalisa secara sistematis.
luas di masyarakat niscaya terbentuk dari pola perkaderan dan suasana kondusif
yang melingkupi selama berada di organisasi melalui penjenjangan pelatihan 2. Kegiatan dilakukan selama 5-7 hari.
tingkat dasar dan tingkat lanjut yang sudah tersusun rapi. Hal itu menunjukkan Kualifikasi Umum Peserta :
bahwa metodologi pembentukan identitas kader dengan mekanisme penjenjangan 1. Pernah atau sedang duduk kepengurusan formal HMI (minimal
cukup reliable dan kompetibel untuk diterapkan pada pelatihan non-formal lainnya komisariat).
di HMI. Oleh karena itulah dalam rangka membentuk jati diri kader menjadi 2. Membuat suatu karya tulis yang menjelaskan visinya tentang HMI
wirausahawan pun perlu dilakukan adanya penjenjangan dengan metodologi dan danperekonomian nasional.
muatan yang berbeda pada setiap penjenjangan tersebut.
Pelatihan Kewirausahaan Tingkat Lanjut
Pelatihan Kewirausahaan Tingkat Dasar
Tujuan instruksional umum :
Tujuan Instruksional Umum : Terbinanya kader pemimpin yang mampu mengembangkan dan
Terbinanya kader HMI yang mempunyai kemampuan intelektual dan mampu menterjemahkan pemikiran konsepsional ke dalam gerak pembangunan secara
mengelola organisasi serta berjuang untuk meneruskan dan mengembangkan missi profesional khususnya pada bidang ekonomi dan bisnis.
HMI khususnya pada aktivitas ekonomi.
Tujuan Instruksional Khusus :
Tujuan Instruksional Khusus : 1. Peserta mampu secara profesional menjalankan usaha yang telah dirintis
a. Peserta dapat menetapkan pilihan secara yakin untuk mengambil langkah ke sebelumnya.
dunia bisnis dan ekonomi sebagai medan pengabdiannya di masyarakat. 2. Peserta mampu menganalisa serta memetakan pasar yang potensial untuk
b. Peserta mampu mengembangkan potensi ekonomi yang ada dalam dirinya mendukung usahanya.
menjadi satu aksi kerja persiapan pembentukan usaha.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
478 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 479

langsung memberikan manfaat untuk masyarakat luas. Pengurus Cabang dan Pengurus Lembaga mutlak untuk terus meningkatkan
kemampuan dan keterampilannya terutama yang langsung berhubungan dengan
b. Meningkatkan mutu perkaderan terutama dalam penghayatan nilai-nilai aktivitas kelembagaan ini. Dan terus berusaha untuk mengenal problem-problem
pengabdian masyarakat serta kesadaran untuk iktu bertanggung jawab masyarakat yang ada di sekitarnya, untuk menetukan mana program yang tepat
kepada Allah SWT yang langsung menyentuh kepentingan rakyat kecil, sehingga kehadiran HMI di
tengah-tengah masyarakat sebagai generasi muda yang ikut bertanggung jawab
c. Meningkatkan keterampilan anggota dalam hal pengelolaan aktivitas- terhadap problema-problema masyarakat semakin dirasakan. Bertanggung jawab
aktivitas kelembagaan, penelitian-penelitian, up-grading, survey dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT, semoga Allah SWT senantiasa
lapangan dan lain-lain. meridhai usaha-usaha kita, Amin.

d. Mengusahakan aktivitas-akitvitas lembaga yang waktunya tidak Billahittaufiq Wal Hidayah.


mengganggu kegiatan akademis para anggota di masing-masing
cabang

3. Alternatif pemecahan masalah ekstern, antara lain :


a. Perlu usaha-usaha ke arah membangun citra yang positif terhadap HMI
dari masyarakat dan pemerintah melalui :
1. Pendekatan-pendekatan informal dengan tokoh-tokoh masyarakat
danpemerintah
2. Kerjasama program baik yang menyangkut langsung kepentingan
masyarakat ataupun program-program pemerintah yang juga untuk
kepentingan masyarakat.

b. Mengusahakan program-program yang langsung menyentuh


kepentingan rakyat kecil serta membantu memecahkan problema-
problema masyarakat.

Dalam melaksanakan program-program Lembaga Pengembangan Profesi ini


diharapakan masing-masing cabang dengan pengurus lembaganya untuk mengkaji
lebih jauh tentang kemungkinan-kemungkinan alternatif dari pemecahan yang
dikemukakan di sini sesuai dengan batasan-batasan yang ada dari kondisi objektif
dari masing-masing cabang, sehingga juklak ini dapat lebih menutupi kekurangan
serta pengembangan lembaga lembaga untuk masa yang akan datang.

BAB VIII
PENUTUP

Dengan diterapkannya juklak ini di setiap Cabang diharapkan fungsi lembaga-


lembaga HMI dapat terpenuhi, sehingga tanggung jawab HMI untuk mewujudkan
masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT, salah satunya dapat
direalisasikan melalui aktivitas kelembagaan ini. Oleh karena itu masing-masing

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
476 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 477

3. Mengadakan latihan-latihan keterampilan untuk meningkatkan kemampuan c. Kegiatan akdemis anggota yang cukup padat dan faktor lainnya yang
profesional anggota dan melaksanakan pendidikan administrasi dan berhubungan dengan dunia pendidikan anggota.
manajemen kepengurusan Lembaga Pengembangan Profesi serta
usaha lainnya yang menuju ke arah keberhasilan dalam pembinaan dan 3. masalah-masalah ekstern yang dihadapi antara lain:
pengembangan Lembaga Pengembangan Profesi.
a. Hambatan-hambatan birokrasi, seperti hal perizinan, bantuan fasilitas
BAB VII dan lan-lain.
PENENTUAN PELAKSANAAN PROGRAM-PROGRAM b. Kurang harmonisnya hubungan dengan pejabat atau tokoh masyrakat di
Lembaga Pengembangan Profesi HMI dalam membina kerjasama untuk menunjang aktivitas kelembagaan.

Di dalam penentuan dan pelaksanaan program-program Lembaga Pengembangan Dari masalah-masalah yang dihadapi di atas, maka perlu dilakukan
Profesi ini didasarkan kepada pemecahan maslah-masalah riil yang dihadapi oleh pengkajian-pengkajian lebih jauh sesuai dengan kondisi cabang masing-masing
seetiap Lembaga Pengembangan Profesi atau Pengurus Cabang, dengan terlebih untuk memudahkan merealisir alternatif pemecahan masalah yaitu dalam bentuk
dahulu menjabarkan masalah-masalah riil yang dihadapi. aktivitas program kelembagaan. Adapun alternatif pemikiran masalahanya sesuai
dengan urutan-urutan masalah di atas, yaitu sebagai berikut :
Adapun masalah-masalah yang dihadapi secara umum dibagi atas : 1. Alternatif pemecahan masalah kepengurusan :
1. Masalah yang menyangkut kepengurusan Lembaga-Lembaga a. Memilih pengurus yang bertanggung jawab, penuh dedikasi dan
Pengembangan Profesi, terdiri dari : memiliki kemampuan/keterampilan untuk mengelola lembaga.
a. Kekurang-aktifan Pengurus Lembaga serta lemahnya kemampuan dan
keterampilan di dalam hal b. Melakukan usaha-usaha yang memungkinkan tumbuhnya minat dan
• Kemampuan menentukan program yang tepat kebanggaan atau motivasi yang kuat untuk menjadi aktivitas lembaga
• Kemampuan menumbuhkan minat anggota terhadap lembaga
• Kemampuan untuk merapikan administrasi lembaga serta c. Meningkatkan kemampuan/keterampilan pengurus baik menigkatkan
melengkapi sarana-sarana kebutuhan lembaga kemampuan profesianya sesuai dengan disiplin lembaga melalui
• Kemampuan untuk memanfaatkan potensi kerja sama di luar lembaga, lembaga pendidikan pelatihan, kursus dan lain-lain.
baik potensi yang ada pada masyarakat maupun pemerintah.
d. Menetapkan program yang mampu menumbuhkan minat anggota baik
b. Iklim yang kurang mendukung untuk bekerja sama dengan Pengurus untuk dirinya di dalam hal peningkatan kemampuan profesi maupun
Cabang di dalam mensukseskan program-program lembaga. untuk menumbuhkan semangat pengabdian masyarakat, sehingga
menumbuhkan rasa simpati dari masyarakat dan pemerintah terhadap
2. Masalah yang menyangkut anggota terdiri dari: HMI. Dan yang terakhir ini adalah menumbuhkan kemungknan
a. Kurangnya minat anggota terhadap lembaga dikarenakan kegiatan- kerjasama dengan masyarakat/pemerintah di dalam program-program
kegiatan yang kurang/tidak menjurus ke arah profesi masing-masing kelembagaan berikutnya
anggota.
e. Diusahakan hubungan yang harmonis dengan Pengurus Cabang yaitu
b. Menurunnya penghayatan anggota terhadap nlai-nilai dasar terutama dengan memberikan laporan rutin kepada Pengurus Cabang
yang berkaitan dengan nilai-nilai masyarakat dan kesadaran utuk
ikut bertanggungjawab terhadap problema-problema masyarakat 2. Alternatif pemecahan masalah untuk anggota terdiri dari :
dan ini berkaitan dengan mutu dari produk perkaderan HMI secara a. Mengusahakan aktivitas-aktivitas lembaga yang membantu untuk
keseluruhan. meningkatkan kemampuan profesi anggota/disiplin ilmu anggota atau

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
474 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 475

BAB III Harian dan Sidang Pleno Cabang


PENGKAJIAN POTENSI 11. Pengesahan pengurus Lembaga Pengembangan Profesi dilakukan oleh
UNTUK PEMBENTUKAN LEMBAGA PENGEMBANGAN PROFESI pengurus HMI Cabang setempat
12. Setelah pembentukan dan pengesahan Pengurus Lembaga Pengembangan
Di dalam pembentukan Lembaga-Lembaga Pengembangan Profesi hendaknya Profesi oleh Pengurus Cabang maka Pengurus Lembaga Pengembangan
memperhatikan/mengkaji potensi-potensi yang dmiliki oleh setiap cabang dalam Profesi segera mengirimkan lampiran susunan kepada PB HMI (bidang
hal : pengembangan profesi), dan BAKORNAS dengan tembusan kepada Pengurus
1. Pengkajian terhadap potensi HMI sendiri, yaitu jumlah anggota, interest BADKO (bidang pengembangan profesi) dan tembusan kepada cabang yang
anggota, kemampuan, keterampilan serta disiplin ilmu anggota yang bersangkutan (bidang pengembangan profesi).
berhubungan dengan Lembaga Pengembangan Profesi yang akan dibentuk 13. Waktu/masa jabatan Pengurus Lembaga Pengembangan Profesi disesuaikan
2. Pengkajian terhadap potensi yang ada di masyarakat/daerah dalam hal ini : dengan masa jabatan Pengurus Cabang
perguruan tinggi, sumber daya alam dan manusia kebutuhan masyarakat serta
aspek-aspek sosial budaya masyarakat setempat. BAB V
3. pengkajian terhadap potensi yang ada pada pemerintah setempat dalam hal SISTEM ADMINISTRASI DAN PERBENDAHARAAN
kemungkinan untuk melakukan kerja sama dalam melaksanakan program- Lembaga Pengembangan Profesi HMI
program kerja Lembaga Pengembangan Profesi
1. Untuk surat ke dalam (intern) dengan memakai kode : nomor/A/SEK/LPP/
BAB IV bulan/tahun
MUSYAWARAH PENGURUS LEMBAGA PENGEMBANGAN PROFESI
2. Untuk surat keluar (ekstern) dengan memakai kode : nomor/B/Sek/LPP/bulan/
1. Status musyawarah Lembaga Pengembangan Profesi adalah merupakan tahun
musyawarah seluruh anggota Lembaga Pengembangan Profesi yang telah
terdaftar pada suatu Lembaga Pengembangan Profesi tertentu 3. Perbendaharaan Lembaga Pengembangan Profesi diperoleh dari bantuan
2. Kekuasaan dan wewenang musyawarah lembaga adalah menetapkan program struktur kepemimpinan HMI setingkat, usaha-usaha mandiri tidak mengikat
kerja dan memilih Ketua Umum/Formateur sebanyak 3 (tiga) orang. yang dilakukan oleh aktivitas lembaga-lembaga dan usaha-usaha yang halal
3. Pengurus Lembaga Pengembangan Profesi adalah penaggung jawab lainnya
penyelenggaraan Musyawarah Lembaga
4. Peserta Musyawarah adalah anggota yang terdaftar di suatu Lembaga BAB VI
Pengembangan Profesi Komisariat, Bidang Pengembangan Profesi Korkom PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN
serta undangan (Pengurus Cabang) adalah peserta peninjau. LEMBAGA PENGEMBANGAN PROFESI HMI
5. Peserta utusan mempunyai hak bicara dan suara sedangkan peserta peninjau
mempunyai hak bicara Usaha pembinaan dan pengembangan lembaga-Lembaga Pengembangan
6. Pimpinan sidang Musyawarah Lembaga dipilih dari peserta utusan dan Profesi dapat dilakukan dengan :
berbentuk presidium 1. Merencanakan dan melaksanakan program-program Lembaga
7. Musyawarah Lembaga dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari separuh Pengembangan Profesi yang dapat menyerasikan di antara kepentingan
jumlah anggota anggota, kebutuhan masyarakat dengan program-program pemerintah
8. Bila point 7 tidak terpenuhi maka Musyawarah Lembaga diundur 1 x 24 jam sehingga menumbuhkan minat di antara ketiga kepentingan tersebut.
dan setelah itu dinyatakan sah
9. Pengurus Lembaga Pengembangan Profesi bertanggung jawab kepada 2. Mengadakan hubungan yang baik dengan pemerintah, masyarakat dan
Musyawarah Lembaga berusaha menumbuhkan citra yang baik tentang HMI di lingkungan
10. Ketua Umum Lembaga Pengembangan Profesi adalah sebagai anggota Rapat mereka

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
472 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 473

d. Rapat Kerja
1. Rapat Kerja dihadiri oleh semua fungsionaris pengurus Lembaga Bendahara Umum berada pada satu garis staf. Untuk bidang penelitian dan
Pengembangan Profesi penalaran, bidang pendidikan dan pelatihan serta bidang pengabdian pada
2. Rapat kerja dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam setiap masyarakat berada pada satu garis fungsional lembaga
semester
3. Fungsi dan wewenang Rapat Kerja : Sedangkan bila untuk pengurusan, anggota saran serta kemampuan untuk
a. Menyusun jadwal aktivitas/rencana kerja untuk satu semester menentukan alternatif-alternatif program yang tepat juga sangat menentukan
b. Menyusun rencana anggaran penerimaan dan pengeluaran untuk keberhasilan suatu Lembaga Pengembangan Profesi untuk memenuhi fungsinya
seluruh kegiatan Lembaga Pengembangan Profesi selama satu itu. Oleh karena itu dalam juklak ini diuraikan tentang hal-hal yang menyangkut
semester. pembentukan Lembaga-Lembaga Pengembangan Profesi, pengkajian potensi baik
yang ada pada HMI, masyarakat maupun pemerintah serta masalah musyawarah
PETUNJUK PELAKSANAAN dan pengurusan dan pengembangan Lembaga Pengembangan Profesi dan terakhir
PEDOMAN LEMBAGA PENGEMBANGAN PROFESI mengenai penentuan dan pelaksanaan program-program Lembaga-Lembaga
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) Pengembangan Profesi.

BAB I Khusus tentang penentuan dan pelaksanaan program lembaga-Lembaga


PENDAHULUAN Pengembangan Profesi maka juklak ini secara umum dijabarkan tentang masalah-
masalah yang dihadapi oleh Lembaga-Lembaga Pengembangan Profesi yang ada
Petunjuk pelaksanaan (juklak) dari pedoman lembaga-Lembaga Pengembangan di cabang-cabang dan kemungkinan alternatif pemecahannya. Hal ini didasari
Profesi HMI ini adalah merupakan kompilasi dari program sebelumnya (dari pada data yang masuk melalui angket yang terkirim ke setiap Cabang oleh PB
program-rpogram pengembangan profesi HMI tahun 1980, 1986 dan hasil Kongres HMI.
1982) yang selanjutnya disesuaikan dengan hasil-hasil temuan pada Up-Grading
Pengembangan Profesi pada bulan Juli 1994 dan hasil bahasan dalam sidang MPK Dari kemungkinan-kemungkinan alternatif pemecahan masalah yang
IV tahun 1994. dikemukakan dalam juklak ini setiap pengurus Lembaga Pengembangan Profesi
ataupun Pengurus Cabang dapat mengembangkan atau menyesuaikan lebih jauh
Petunjuk pelaksanaan ini dimaksudkan sebagai suatu pedoman bagi sesuai dengan kondisi cabangnya masing-masng. Sehingga dengan demikian lebih
aparat-aparat HMI, yaitu mulai dari usaha-usaha pembentukan lembaga- memungkinkan untuk diterapkannya juklak ini bagi cabang-cabang di seluruh
Lembaga Pengembangan Profesi sampai dengan usaha-usaha pembinaan dan Indonesia.
pengembangannya. Dengan demikian diharapkan fungsi utama dari lembaga-
lembaga ini yaitu membentuk kader HMI di samping kemampuan generalik juga BAB II
dalam kemampuan mengaktualisasikan profesi untuk dapat terlaksana. Sehingga STATUS LEMBAGA PENGEMBANGAN PROFESI HMI
tanggung jawab HMI dalam usaha mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang
diridhai Allah SWT dapat direalisir melalui lembaga-Lembaga Pengembangan 1. Status Lembaga-Lembaga Pengembangan Profesi HMI adalah merupakan
Profesi. kesatuan organisasi yang dibentuk untuk menyalurkan minat, bakat dan
kemampuan yang diarahkan pada profesi naggota dalam suatu lingkungan
Usaha-usaha untuk menghidupkan lembaga-lembaga khusus setiap Cabang cabang
HMI, seyogyanyalah dari potensi yang dimiliki HMI sendiri masyarakat dan
pemerintah di mana Cabang HMI tersebut berada. Pengkajian potensi akan 2. Lembaga Pengembangan Profesi secara operasional melaksanakan program-
menentukan di dalam usaha membentuk, membina dan mengembangkan lembaga- program cabang di bidang profesi masing-masing dan secara struktural adalah
Lembaga Pengembangan Profesi ini, sehingga betul-betul dapat memenuhi anggota rapat harian dan Sidang Pleno cabang, ex-officio cabang
fungsinya,

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
470 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 471

c. menyelenggarakan upaya penerbitan dan hasil-hasil kerja program oleh Pengurus Cabang yang dikaitkan dengan program Lembaga
lembaga Pengembangan Profesi
b. Mengkaji dan mengevaluasi keputusan-keputusan yang diambil oleh
6. Bidang Keuangan dan Perlengkapan Presidium Lembaga Pengembangan Profesi menyangkut bidang
1. Menyusun anggaran dan pengeluaran lembaga untuk satu periode dan masing-masing, kemudian merumuskan keputusan-keputusan
untuk setiap satu semester musyawarah lembaga
2. Mengelola sumber-sumber penerimaan organisasi sesuai dengan c. Mempelajari merumuskan keputusan-keputusan Musyawarah
ketentuan organisasi yag berlaku Lembaga
3. Menyelenggarakan administrasi keuangan yang disusun untuk keperluan
ini b. Rapat Presidium Lembaga Pengembangan Profesi
4. Melakukan usaha-usaha yang dapat mendorong seluruh aparat HMI 1. Rapat Presidium Lembaga Pengembangan Profesi dihadiri oleh Ketua
untukmeningkatkan sumber dana intern khususnya dari iuran anggota Umum, para Ketua, Sekretaris Umum, para Wakil Sekertaris Umum
5. mengatur dan mengurus pengamanan, pemeliharaan, perbaikan dan Bendahara Umum dan Wakil Bendahara Umum Lembaga
penambahan perlengkapan organisasi dengan : 2. Rapat Presidium dilaksanakan setidak-tidaknya 4 kali dalam satu bulan,
Setiap kali mengadakan kontrol terhadap pemakaian peralatan yakni pada hari Jum’at dari setiap minggu. Untuk minggu terakhir
organisasi diintegrasikan dengan rapat harian.
Mengusahakan penambahan perlengkapan organisasi sesuai atau 3. Fungsi dan wewenang Rapat Presidum :
tidak dengan kebutuhan organisasi a. Mengambil keputusan tentang perkembangan lembaga sehari-hari
Menyusun daftar inventarisasi organisasi baik intern maupun ekstern, khususnya pengaruh perkembangan
Mengatur perawatan dan pemeliharaan seluruh pelengkapan terhadap program-program lembaga
organisasi b. Mendengar informasi tentang perkembangan dari beberapa aspek
6. Mengatur dan mengurus kebersihan dan keindahan gedung halaman lembaga baik intern maupun ekstern dikaitkan dengan kebijaksanaan
perkantoran lembaga yang ada.
c. Mengevaluasi perkembangan lembaga dalam menjalankan program-
4. Instansi Pengambilan Keputusan Pengurus Lembaga Pengembangan program kegiatan
Profesi
c. Rapat Bidang Lembaga Pengembangan Profesi
Tata susunan tingkat (hirarki) instansi pengambilan keputusan dalam Lembaga 1. Rapat Bidang dihadiri oleh koordinator dan anggota bidang
Pengembangan Profesi adalah : bersangkutan
1. Rapat Harian Lembaga Pengembangan Profesi 2. Rapat Bidang diselenggarakan setidak-tidaknya satu kali dalam satu
2. Rapat Presidium Lembaga Pengembangan Profesi bulan
3. Rapat Bidang Lembaga Pengembangan Profesi 3. Fungsi dan wewenang Rapat Bidang :
4. Rapat Kerja a. Mengontrol pelaksanaan proyek/kerja yang dilakukan oleh setiap
bidang dengan tetap merujuk kepada kebijaksanaan/pedoman yang
a. Rapat Harian Lembaga Pengembangan Profesi telah ditetapkan oleh organisasi
1. Rapat Harian lembaga dihadiri oleh seluruh fungsionaris Lembaga b. Membuat penyesuaian terhadap pelaksanaan proyek/kerja dari
Pengembangan Profesi setiap bidang yang mengalami perubahan baik dari segi tekhnik
2. Rapat Harian dilaksanakan setidak-tidaknya dua kali dalam satu bulan maupun dari segi waktu
yakni pada hari jum’at c. Menyusun langkah-langkah tekhnik untuk menyelenggarakan
3. Fungsi dan wewenang Rapat Harian adalah : proyek/kerja berikutnya sesuai dengan kebijaksanaan yang telah
a. Membahas dan menjabarkan kebijakasanaan yang telah diambil ditetapkan oleh Rapat Harian dan Rapat Presidium

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
468 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 469

edukatif terhadap hasil-hasil penyelenggaraan aktivitas lembaga


3. Wewenang dan Tanggung Jawab Bidang Kerja Pengurus Lembaga yang dijalankan
Pengembangan Profesi 3. Menyelenggarakan kegiatan lainnya yang dapat menunjang program
pendidikan dan latihan lembaga.
Masing-masing bidang kerja dalam pengurus lembaga dalam menjalankan
wewenang dan tanggung jawab adalah sebagai berikut : 3. Bidang Penelitian dan Pengembangan
1. Bidang Perencanaan dan Pengembangan 1. Menyelenggarakan kegiatan penelitian lembaga secara objektif dengan
Lembaga sebagai usaha pembentukan dan pengembangan Lembaga melibatkan anggota setelah lembaga menentukan objek penelitian yang
Pengembangan Profesi yang berkesinambungan, perencanaan ini sejalan akan diteliti
memacu kepada hasil-hasil konferensi cabang yang berkaitan dengan 2. menetapkan model penelitian yang akan dlakukan
Lembaga Pengembangan Profesi dan hasil-hasil musyawarah Lembaga 3. Melakukan hypotesa, observasi, pengolahan data, tabulasi dan analisa
Pengembangan Profesi bersangkutan. data kemudianmenyimpulkan hasil peneltian
4. Mengembangkan hasil penelitian dan dilakukan upaya-upaya
Perencanaan yang dilakukan menyangkut dengan : pelaksanaannya.
a. Melakukan perencanaan aktifitas perencanaan aktifitas dan
perkembangan lembaga berdasarkan skala waktu 4. Bidang Pengabdian Masyarakat dan Partisipasi Dalam Pembangunan
Jangka pendek untuk aktifitas bersifat proyek 1. Menyelenggarakan kegiatan aksi-aksi kemasyarakatan sebagai upaya
Jangka menengah untuk satu pengurus pengabdian dengan melibatkan masyarakat di lingkungan lembaga
Jangka panjang, kondisi di mana lembaga dapat mapan 2. Menyelenggarakan kegiatan sebagai upaya partispasi lembaga dalam
b. Melakukan perencanaan kaderisasi dalam tubuh lembaga dalam pembangunan daerah antara lain dengan :
kepemimpinan dan distribusi kader baik dalam lembaga sendiri maupun a. Mencoba ikut serta melaksanakan program kemasyarakatan
pada lembaga profesi sebagai suau usaha promosi kader. bekerjasama dengan pemerintah pusat setelah terlebih dahulu
c. Melakukan perencaan bidang usaha mandiri berdasarkan Lembaga melakukan konsultasi dengan pimpinan HMI
Pengembangan Profesi, sehingga lembaga dapat melepaskan diri dari b. Membimbing dan membina masyarakat dengan melakukan kegiatan
sifat ketergantungan yang mendorong masyarakat untuk meningkatkan partisipasi
pembangunan
2. Bidang Pendidikan dan Latihan Anggota 3. Melakukan kegiatan yang mendorong masyarakat di lingkungan
1. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pendidikan dan latihan bagi para lembaga menurut hakekat profesi masing-masing lembaga
anggota sebagai upaya meningkatkan keahlian dan keterampilan sesuai
dengan disiplin ilmunya dikaitkan dengan program-program yang telah 5. Bidang Administrasi dan Kesekretariatan
digariskan oleh pengurus lembaga antara lain : a. Melakukan pengaturan tata cara pengelolaan surat menyurat
a. Melakukan kegiatan diskusi-diskusi profesi lembaga dan ceramah- meliputi :
ceramah Penyelenggaraan pemerosesan surat masuk
b. Melakukan kursus-kursus dan training-training yang berkaitan Penyelenggaraan penyusunan konsep surat keluar
dengan peningkatan professional anggota Penyelenggaraan pemerosesan surat keluar
2. Melaksanakan tindak lanjut atas hasil penelitian pelaksanaan aktivitas Penyelenggaraan pengetikan dan penggandaan surat
pendidikan anatara lain : Penyelenggaraan pengaturan administrasi pengarsipan
a. membuat petunjuk pelaksanaan training lembaga, kurikulum dan Penyelenggaraan pengaturan pengiriman surat
metode training, pedoman evaluasi sehingga dapat menjadi pedoman b. Melakukan pengumpulan, pencatatan, pengolahan, penyusunan dan
operasi lembaga pemeliharaan dokumentasi organisasi, bahan-bahan yang berkenaan
b. melakukan penilaian baik dari segi program maupun dari segi dengan hasil kerja lembaga

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
466 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 467

4. Bidang pengabdian masyarakat 3. Direktur Penelitian dan Penalaran adalah penangung jawab dan koordinator
5. Bidang administrasi dan keuangan kegiatan dalam bidang program-program penelitian dan penalaran,
menyangkut tersedianya data anggota dan data lainnya yang berkaitan
1. Komposisi Personalia Pengurus Lembaga Pengembangan Profesi dengan lembaga berikut pengolahan dan analisa.
Struktur organisasi pengurus Lembaga Pengembangan Profesi diisi dengan 4. Direktur Pendidikan dan Pelatihan adalah penanggung jawab dan
personalia disiplin ilmunya disesuaikan dengan bidang lembaga yang ada, koordinator kegiatan dalam bidang pendidikan dan pelatihan, menyangkut
kecuali pada lembaga yang bersifat interdispliner. Diupayakan pula anggota peningkatan kualitas SDM personalia dan anggota LPP.
yang berprestasi dalam suatu lapangan disiplin ilmunya dan telah mengikuti 5. Direktur Pengabdian Masyarakat adalah penanggung jawab dan koordinator
Latihan Kader II. kegiatan bidang program-program pengabdian masyarakat dan partisipasi
dalam pembangunan, yang menyangkut observasi teritorial, pelaksanaan
Komposisi personalia yang mengisi struktur organisasi LPP HMI adalah : pengabdian dan hubungan luar.
1. Direktur 6. Direktur Administrasi dan Keuangan adalah penanggung jawab dan
2. Direktur Perencanaan dan Pengembangan koordinator umum dalam kegiatan dibidang administrasi kesekretariatan
3. Direktur Penelitian dan Penalaran dan keuangan lembaga.
4. Direktur Pendidikan dan Pelatihan 7. Departemen Kaderisasi bertugas sebagai koordinator operasional kegiatan
5. Direktur Pengabdian Masyarakat kaderisasi dalam tubuh Lembaga Pengembangan Profesi dan perencanaan,
6. Direktur Administrasi dan Keuangan distribusi kader, baik dalam struktur lembaga maupun di luar lembaga.
7. Departemen Kaderisasi 8. Departemen Keaparatan bertugas sebagai koordinator operasional kegiatan
8. Departemen Ke-Aparatan pendayagunaan dan fungsionarisasi aparat di tubuh lembaga.
9. Departemen Usaha 9. Departemen Usaha bertugas sebagai koordinator operasional dalam
10. Departemen Kelembagaan bidang program-program usaha potensi lembaga yang mengarah kepada
11. Departemen Kesekretariatan kemandirian lembaga.
12. Departemen Keuangan 10. Departemen Kelembagaan bertugas sebagai koordinator operasional
13. Departemen Pendataan kegiatan hubungan antar lembaga, ke dalam maupun ke luar lembaga
14. Departemen Seleksi/Rekruitment 11. Departemen Kesekretariatan bertugas sebagai koordinator operasional
15. Departemen Pelatihan kegiatan dari tata usaha surat menyurat lembaga
16. Departemen Observasi 12. Departemen Keuangan bertugas sebagai koordinator operasional kegiatan
17. Departemen Operasi keuangan dan perlengkapan lembaga
18. Departemen Hubungan Masyarakat (PR) 13. Departemen Pendataan bertugas sebagai koordinator operasionalpenelitian
dan pengkajian hasil-hasil pengkajian dan pendataan lembaga
14. Departemen Seleksi/Rekruitmen bertugas sebagai koordinator operasional
2. Fungsi Personalia Pengurus Lembaga Pengembangan Profesi seleksi dan rekruitmen anggota lembaga yang berasal dari anggota biasa
pada Cabang
Masing-masing personalia Pengurus LPP HMI: 15. Departemen Pelatihan bertugas sebagai koordinator operasional dalam
1. Direktur adalah penanggung jawab dan koordinator umum dalam observasi proyek-proyek pengabdian lembaga
pelaksanaan tugas-tugas/program-program lembaga yang bersifat umumke 16. Departemen Observasi bertugas sebagai koordinator operasional proyek-
dalam maupun ke luar proyek pengabdian lembaga
2. Direktur Perencanaan dan Pengembangan adalah penanggung jawab dan 17. Departemen Operasi bertugas sebagai koordinator operasional proyek-
koordinator kegiatan dalam bidang perencanaan dan pengembangan, yang proyek pengabdian lembaga
menyangkut kontinuitas kepemimpinan, kepengurusan lembaga, dan 18. Departemen Humas/PR bertugas sebagai koordinator operasional Hubungan
kontinuitas usaha-usaha mandiri. masyarakat/PR dan promosi lembaga di tengah keberadaan masyarakat

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
464 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 465

BAB V 5.2.3. Lembaga-lembaga Swasta


JALUR PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN Sebagai media pengembang profesi, Lembaga Pengembangan Profesi
LEMBAGA PENGEMBANGAN PROFESI HMI bisa bekerjasama dengan lembaga-lembaga swasta yang sesuai,
misalnya yang bergerak dalam bidang-bidang keilmuan dan penelitian
Strategi pembinaan dan pengembangan yang dirumuskan di atas, memerlukan
kejelasan tentang cara dan sarana dalam pengejawantahan. Sehingga semua 5.3. Jalur Koordinatif
pihak yang bersangkutan dapat memahami serta melaksanakan tugas sesuai
dengan bidangnya masing-masing. Untuk itu, ditetapkan tiga jalur pembinaan dan 5.3.1. Di Tingkat Cabang
pengembangan Lembaga Pengembangan Profesi, yaitu : Pengkoordinasian Lembaga Pengembangan Profesi di Tingkat Cabang
dlakukan oleh Lembaga Pengembangan Profesi di tingkat Cabang.

5.1. Jalur Utama 5.3.2 Tingkat Badan Koordinasi


Dimaksudkan sebagai jalur utama ialah Lembaga Pengembangan Profesi itu Pengkoordinasian pada tingkar Regional dilakukan oleh Bidang
sendiri, yang langsung melaksanakan tugas dan fungsi khususnya sesuai dengan Pengembangan profesi Badko melalui Bidang Pengembangan profesi
penggarapan masing-masing. Cabang diwilayah koordinasinya.

5.3.3. Tingkat Pengurus Besar


5.2. Jalur Penunjang Untuk tingkat nasional dibentuk Bakornas yang berfungsi sebagai
Dimaksudkan sebagai jalur penunjang adalah menghidupkan para fungsional koordniator nasional dan berfungsi mengkoordinir Lembaga
Lembaga Pengembangan Profesi yang dapat dikembembangkan menjadi suatu Pengembangan Profesi yangada di cabang-cabang secara nasional di
institusi sosial baru yang mencerminkan kepedulian mahasiswa (khusus) dan bawah koordinasi Lembaga Pengembangan Profesi PB HMI
pemuda (umum) terhadap dinamika pembangunan. Melalui institusi sosial baru
ini, dapat menemukan model-model peran Lembaga Pengembangan Profesi dan
proses bagi anggota HMI sendiri melalui kemitraan dalam berbagai kehidupan BAB VI
bermasyarakat dan bernegara. PENUTUP

5.2.1. Pemerintah Pembinaan dan pengembangan Lembaga Pengembangan Profesi HMI,


Pihak pemerintah diharapkan merupakan salah satu penunjang bagi membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh warga HMI, masyarakat dan
pelaksanaan program (baik) materil, iklim dan kebijaksanaan sehingga pemerintah. Kerjasama yang baik perlu ditingkatkan secara terus menerus, agar
dengan dukungan pemerintah ini diharapkan akan adanya kerjasama dapat mencapai hasil optimal bagi kemaslahatan bersama.
yang saling menguntungkan baik untuk kepentingan HMI sendiri
maupun terlaksananya program-program pemerintah. STRUKTUR ORGANISASI
PENGURUS LEMBAGA PENGEMBANGAN PROFESI
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
5.2.2. Masyarakat
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, maka Lembaga Pengembangan 1. Struktur Organisasi Lembaga Pengembangan Profesi
Profesi dalam merumuskan program kerjanya harus disesuaikan kondisi Struktur organisasi Lembaga Pengembangan Profesi HMI sesuai dengan
masyarakat sekitarnya. Dengan demikian masyarakat tidak merasa spesialisasi tugas dan kewajibannya terdiri dari bidang :
asing tetapi partisipasi spontan dan rasa memilikinya tumbuh secara 1. Bidang perencanaan dan pengembangan
wajar dan sehat. Baik individu maupun kelompok. 2. Bidang penelitian dan penalaran
3. Bidang pendidikan dan pelatihan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
462 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 463

Cabang HMI harus lebih digiatkan aktivitasnya, meluaskan 4.2. Strategi Pembinaan dan Pengembangan Lembaga Profesi HMI
jangkauannya, memperhatikan prinsip-prinsip manajemen yang
ada, sampai pada kerapian administrasi (termasuk pengelolaan Strategi dan pengembangannya haruslah disesuaikan dengan perkembangan
dana). HMI secara keseluruhan, baik perkembangan itu disebabkan oleh kondisi eksternal
b. Anggota-anggota kader HMI yang memiliki keahlian atau maupun internal (para anggota) HMI itu sendiri. Dengan demikian faktor-faktor
spesialisasi atau sedang mendalaminya harus diberikan dorongan yang strategis bagi pembinaan dan pengembangan Lembaga Pengembangan
(motivasi) yang menunjang bagi pengembangan kemampuannya Profesi HMI adalah :
untuk menjadi tenaga ahli profesional.
c. Semangat dedikasi dan idealisme perjuangan, diimplementasikan 4.2.1. Keimanan
dalam variasi yang seragam. Dengan demikian kehadiran Agar segenap anggota masyarakat dan lingkunganya betul-betul
Lembaga Pengembangan Profesi akan benar-benar dirasakan menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah SWT.
manfaatnya.
d. Kreativitas keagamaan dan karya-karya imani (amal Sholeh) 4.2.2. Intelektualitas
sebagai investas kemanusiaan lebih ditingkatkan sebagai tugas Dimensi Intelektualitas dan kemampuan berfikir sesorang harus
para intelektual muslim. dikembangkan agar dalam kehidupannya manusia dalam menyerap
e. Potensi yang ada pada pemerintah dan masyarakat setempat serta mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai
untuk kemungkinan adanya kerjasama yang saling menunjang/ dengan ajaran Islam.
menguntungkan di dalam usaha ke arah pembentukan, pembinaan
pengembangan Lembaga Pengembangan Profesi HMI. 4.2.3. Kerja/Profesi
Mahasiswa Islam sebagai Human Resource bagi umat dan bangsa
mestilah dipersiapkan secara fisik, mental dan spiritual untuk menjadi
BAB IV tenaga produktif, cakap, terampil, kreatif, dan bertanggung jawab.
TUJUAN DAN STRATEGI Bahkan harus mampu menciptakan lapangan kerja sendiri, sehingga
PEMBINAAN, PENGEMBANGAN LEMBAGA PROFESI mereka mendapatkan kepastian masa depannya sesuai minat keahlian
(profesional).
4.1. Tujuan Pembinaan dan Pengembangan Lembaga Pengembangan
Profesi 4.2.4 Kepemimpinan
Pembinaan dan pengembangan kepemimpinan dimaksudkan sebagai
Tujuan pembinaan dan pengembangan Lembaga Pengembangan Profesi adalah proses kaderisasi (proses pematangan) calon-calon pemimpin bangsa
untuk mempercepat proses perwujudan pemerataan lima kualitas insan cita HMI dan umat agar mereka menjadi cakap, arif, bijaksana, bertanggungjawab,
yaitu : dan penuh dedikasi pada bangsa, negara dan agamanya.
(1) Insan Akademis
(2) Insan Pencipta
(3) Insan Pengabdi 4.2.5 Pengabdian Masyarakat
(4) Insan yang bernafaskan Islam, dan Mahasiswa Islam sebagai generasi muda bangsa harus mampu
(5) Insan yang bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur memahami, menghayati problema-problema yang dihadapi masyarakat
yang diridhai Allah SWT dan pemerintah, serta dapat mencarikan alternatif pemecahan yang
lebih baik, dalam rangka menapai cita-cita pembangunan nasional :
masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
460 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 461

(seperti sekarang)akibat langsung yang segera dirasakan antara memberikan wahana mobilisasi bagi segenap potensi bangsa.
lain rasa ketidakpastian karena sedang berlangsung proses seleksi Sosialisasi politik tidak berbanding lurus dengan perbandingan
terhadap nilai-nilai baru. dalam proses seleksi tersebut kemungkinan politik, tetapi dilaksanakan terbatas pada momentum-momentum
yang bisa terjadi adalah timbulnya sikap-sikap penolakan secara sesaat. Sehingga masyarkat kurang tahu (tidak terbiasa)
mutlak (negasi) keterasingan (alienasi) penerimaan secara prematur menggunakan hak asasi politiknya, malah lebih diberatkan untuk
ataupun pembaharuan nilai-nilai yang mengaburkan identitas. menunaikan kewajiban-kewajiban sipilnya selaku warga negara.
Sekalipun subjek pergeseran itu hanyalah suatu pola budaya asing Hal itu melahirkan permasalahan tersendiri, misalnya timbulnya
(budaya substitusi)umpamanya gejala penikmatan kebendaan dorongan partisipasi politik secara berlebihan, kadang-kadang
secara berlebihan , citra kehidupan Happy, dan seterusnya dan radikal biasanya tidak proporsional, dan kemelut permasalahan
kekaburan oleh timbulnya kecenderungan peremehan ajaran- seperti itu tidaktertanggulangi secara tuntas apabila disorot atau yang
ajaran norma agama, pendangkalan semangat norma keagamaan/ di tangani hanya gejala (aksi-aksi politik) karena akar permasalahan
kesadaran terhadapa keyakinan agama tersebut. atau sebaliknya tidak tertentu.
justru pengarahan semangat keagamaan secara tidak proporsional
sehingga agama tidak dapat berbagi tempat dengan segi-segi Untuk menangulangi permasalahan-permasalahan tersebut di
kebudayaan. Akhirnya, jika dihadapi dalam keadaan tidak siap dan atas diperlukan sikap-sikap demokrasi, kesadaran dan kemauan
krisis-krisis itu akan menipiskan kesadaran berbangsa dan bernegara poltik dari semua pihak. Pendekatannya yang dialogis dan humanis,
yang pada gilirannya akan mengoyangkan sendi-sendi kepribadian agar penanganannya lebih mendasar, terbuka dan kumulatif. Baru
nasional. kemudian pelaksanaannya : sistematis, terpadu, berencana, terarah
dan berlangsung terus menerus. Dalam hal ini, pelibatan potensi
3.2.3. Permasalahan pengembangan kualitas SDM generasi muda atau mahasiswa sebagai filter sosial dalam setiap
- Permasalahan kualitas SDM proses penyelesaian (penaggulangan) tidak saja memberikan
- Persaingan kulitas SDM pengalaman kemasyarakatan yang berharga, tetapi juga sudah
- Bagaimana pengembangan kualitas SDM waktunya generasi muda/mahasiswa sendiri akan tampil mengambil
prakarsa, atas dasar kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan
3.2.4. Sosial Ekonomi bertanah air.
Ledakan penduduk dengan implikasi membengkaknya
ketimpangan proporsi angkatan kerja dengan kesempatan kerja, Untuk itu organisasi-organisasi pemuda/mahasiswa yang selama
belum ratanya pembangunan dan hasil-hasil pembangunan senantiasa ini telah timbul dan berjalan baik merupakan lapisan masyarakat
menimbulkan permasalahan-permasalahan baru. sementara yang potensi urtuk melanjutkan kontinuitas sejarah dan pembagian
korporasi rakasasa (multilateral coorporation) semakin akumulatif nasional. Mereka harus dibina dikembangkan, dibiasakan mengambil
dan sepihak, sistem ekonomi dan kebijakasanaan perekonomian prakarsa sendiri, menanggung resiko agar mereka tumbuh menjadi
kita sendiri pun belum dapat sepenuhnya dijiwai oleh rumusan generasi yang dewasa dan matang. Terutama dalam menyongsong
dan semangat falsafah hidup bangsa yaitu pancasila. Dilain pihak, masa depan pribadi, masyarkat, bangsa dan negaranya.
ketergantungan devisa negara pada sektor minyak bumi masih besar/
menentukan, padahal cadangan yang ada semakin terkuras. Tetapi Akan halnya HMI lewat Lembaga Pengembangan Profesi
pengelolaan sumber-sumber non-minyak, di sana-sini membawa berupaya tidak saja menanamkan dasar-dasar motivasi, keilmuan
implikasi bagi kelestarian lingkungan hidup, misalnya pembabatan dan keterampilan praktis sesuai bidang garapan masing-masing.
hutan yang mengikuti peremajaan/penghijauan kembali. Dengan demikian Lembaga Pengembangan Profesi harus lebih
ditingkatkan terutama dalam menghadapi tantangan-tantangan
3.2.5. Sosial Politik zaman. Dalam kaitan itulah beberapa hal perlu diperhatikan :
Struktur sosial atau infrastruktur politik yang ada belum a. Lembaga-lembaga khusus yang telah dimiliki oleh Cabang-

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
458 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 459

BAB II melepaskan diri dari saling mempengaruhi (interaksi) dengan lingkungan


LANDASAN, STATUS DAN FUNGSI sekitarnya.
b. Tanggung jawab Lembaga Pengembangan Profesi sebagaimana yang
2.1 Landasan terdapat dalam Esensi KeprIbadian HMI berintikan :
Pedoman Lembaga Pengembangan Profesi HMI ini dilandaskan atas : b.1. Kemurnian idealisme
2.1.1. Landasan Idil b.2. Pengabdian yang ikhlas dan imani
Tujuan HMI yaitu terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang b.3. Keberanian dan kepeloporan
bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat b.4. Pembaruan dan pemersatu
adil makmur yang diridhai Allah SWT (Pasal 4 AD HMI). b.5. Keteguhan janji, sikap dan kepribadian mandiri, selain itu Lembaga
2.1.2. Landasan Konstitusional Pengembangan Profesi diharapkan merelevansikan pendapat,
Landasan konstitusional Lembaga Pengembangan Profesi adalah sikap dan tindakan dengan kenyataan-kenyataan yang ada
Anggaran Dasar dan AnggaranRumah Tangga HMI serta Ketetapan- dalam masyarkat. Dan merupakan suatu kenaifan bila potensi ini
Ketetapan Kongres dan kebijaksanaan lain yang ditetapkan secara mengalami degradasi yang akan menimbulkan masalah baik secara
formal organisatoris. pribadi maupun institusi HMI
2.1.3. Landasan Historis c. Perubahan-perubahan sosial yang bergerak sangat cepat sebagai akibat
Landasan Historis Lembaga Pengembangan Profesi adalah motivasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, haruslah dihadapi dengan
dasar kelahiran HMI yaitu memenuhi panggilan bangsa dan agama penuh perhitungan, kematangan dan kesiapan mental. Proses pembangunan
meningkatkan harkat kehidupan rakyat Indonesia dalam rangka mengisi nasional yang meliputi bidang ideologi, politik, sosial budaya, pertahanan
kemerdekaan. dan keamanan belum dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan
kemasyarakatan dan kenegaraan yang ada. Sementara ledakan penduduk
2.2. Status belum dapat dikendalikan, muncul pula berbagai krisis dunia dalam
Status Lembaga Pengembangan Profesi HMI merupakan kesatuan organisasi bidang-bidang moneter, ekonomi, energi, lapangan kerja, nilai moral,
yang dibentuk untuk menyalurkan minat, bakat, dan kemampuan profesi anggota norma agama, dan sebagainya. Hal-hal seperti ini sangat mempengaruhi
dalam suatu lingkup cabang (Pasal 61 ART HMI). masyarakat (apalagi generasi muda/mahasiswa) sebagaimana masalah
yang langsung menyangkut kepentingan kini dan mendatang.
2.3. Fungsi
a. Melaksanakan peningkatan wawasan profesionalisme anggota, sesuai 3.2. Beberapa Permasalahan
dengan bidang masing-masing, (Pasal 59 ART HMI) dan Lembaga Pada garis besarnya permasalahan-permasalahan itu antara lain dapat
Pengembangan Profesi bertanggung jawab kepada pengurus HMI setempat, dinilai dari aspek :
(Pasal 60 ayat d ART HMI) 3.2.1. Sosial-Psikologi dan Soisal-Edukasi
b. Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan HMI untuk Proses pertumbuhan dan perkembangan kewajiban seseorang
meningkatkan keahlian para anggota melalui pendidikan, penelitian dan dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya, formal maupun non formal
latihan kerja praktis serta darma bakti kemasyarakatan (pasal 60 ayat b tetapi karena pendidikan belum merata maka suasana yang edukatif
ART HMI) dalam kehidupan bermasyarakat belum tercipta (berlangsung)
seperti yang diharapkan.
BAB III
MASALAH DAN POTENSI LEMBAGA PENGEMBANGAN PROFESI 3.2.2. Sosial budaya dan sosail religius
Krisis nilai dan pergeseran norma-norma sosial ini makin
3.1. Umum nampak dalam kehidupan masyarakat perkotaan, utamanya di kota-
a. Lembaga Pengembangan Profesi dipandang sebagaimana terbentuk dan kota besa. Sentuhan-sentuhannya dewasa ini tengah merembes
berkembangnya segenap keahlian anggota tidak dapat melaksanakan dan jauh ke masyarakat pedesaan. Sehingga dalam suasana tradisional

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
456 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 457

Setelah Kongres X di Palembang tahun 1971, perubahan kelembagaan tidak 1. Dasar Tauhid yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul yakni
lagi menjadi permasalahan dan perhatian Himpunan. Ha ini mengakibatkan dasar keyakinan bahwa “Tiada Tuhan melainkan Allah, dan Allah adalah
Lembaga Pengembangan Profesi perlahan-lahan mengalami kemunduran merupakan inti daripada Iman, Islam dan Ihsan.
dan puncaknya terjadi saat diterbitkannya SK Mendikbud tentang pengaturan 2. Dasar keseimbangan yaitu keharmonisan antara pemenuhan tugas dunia
kehidupan kemahasiswaan melalui NKK/BKK tahun 1978. dan akhirat, jasmaniah dan rohaniah, iman dan ilmu menuju kebahagiaan
hidup dunia dan akhirat.
Namun realitas perkembangan organisasi merasakan perlu dihidupkannya 3. Kreatif, yakni memiliki kemampuan dengan cipta dan daya patri nasional
kembali, Lembaga Pengembangan Profesi yang dikukuhkan melalui Kongres XIII dan kritis, hingga memilki kebijakan untuk berilmu amaliah dan beramal
HMI di Ujung Pandang. Kemudian LK menjadi perhatian/alternatf baru bagi HMI ilmiah.
karena gencarnya isu profesionalisme. Melalui Kongres XVI di Padang tahun 4. Dinamis, yaitu selalu dalam keadaan gerak dan terus berkembang serta
1986 pendayagunaan LK kembali dicanangkan. dengan cepat memberikan respon terhadap setiap tantangan yang dihadapi
sehingga memiliki fungsi pelopor yang patriotik.
Setelah melalui sejarah panjang perkembangannya, Lembaga Pengembangan 5. Pemersatu, yaitu sikap dan perbuatan angkatan muda yang merupakan
Profesi telah menunjukkan dirinya sebagai wadah alternative bagi kader HMI kader seluruh umat Islam Indonesia menuju persatuan nasional.
untuk mengkader diri selain melalui struktur kepemimpinan. Kini, peran 6. Progresif dan Pembaharu, yaitu sikap dan perbuatan orang muda patriotik
Lembaga Pengembangan Profesi diharapkan makin diperkuat dan dipertajam mengutamakan kepentingan bersama bangsa diatas kepentingan pribadi.
arahannya dalam meningkatkan profesionalisme di tubuh HMI. Oleh karena Memihak dan membela kaum-kaum yang lemah dan tertindas dengan
itu, melalui Kongres HMI XXV di Makassar tahun 2006 ini peningkatan dan menentang penyimpangan dan kebatilan dalam bentuk dan manifestasinya.
penajaman semangat profesionalisme diiringi dengan perubahan nama Lembaga Aktif dalam pembentukan dan peranan umat Islam Indonesia yang adil dan
Pengembangan Profesi menjadi Lembaga Pengembangan Profesi. makmur yang diridhai oleh Allah SWT.

1.3 Maksud dan Tujuan Dilihat dari jenisnya, maka lembaga Pengambangan Profesi yang pernah ada:
a. Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI)
a. Maksud dari Lembaga Pengembangan Profesi b. Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI)
Adanya Lembaga Pengembangan Profesi dimaksudkan untuk mempertajam c. Lembaga Da’wah Mahasiswa Islam (LDMI)
alat pencapai tujuan HMI dengan mengoptimalkan potensi pengetahuan, d. Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI)
minat, dan bakat anggota HMI secara profesional. e. Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI)
f. Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI)
b. Tujuan Lembaga Pengembangan Profesi g. Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI)
Dalam rangka mencapai tujuan HMI h. Lembaga Astronomi Mahasswa Islam (LAMI)
Menuntaskan persoalan-persoalan anggota HMI dan umat pada i. Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI)
umumnya yang menyangkut bidang profesi. j. Lembaga Hukum Mahasiswa Islam (LHMI)
k. Lembaga Penelitian Mahasiswa Islam (LEPMI)
1. 4. Lembaga Pengembangan Profesi l. Dan lembaga-lembaga yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan karena
Lembaga Pengembangan Profesi adalah badan pembantu pimpinan HMI,
Yang dimaksud dengan Lembaga Pengembangan Profesi adalah Badan-Badan maka dengan melaksanakan tugas/fungsional (sesuai dengan bidangnya
Khusus HMI (di luar KOHATI, BPL, dan Balitbang) yang bertugas melaksanakan masing-masing) haruslah terlebih dahulu dirumuskan dalam suatu
kewajiban-kewajiban HMI sesuai dengan fungsi dan bidangnya (garapan) musyawarah tersendiri. Musyawarah badan yang selanjutnya disebut rapat
masing-masing, latihan kerja berupa dharma bhakti kemasyarakatan dalam proses kerja itu, bertugas untuk menjabarkan program HMI yang telah diputuskan
pembangunan bangsa dan negara. Sebagaimana terdapat dalam unsur pokok oleh instansi-instansi kekuasaan HMI.
Esensi Kepribadian HMI yang meliputi :

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
454 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 455

masyarkat modern. Bandung


• Lembaga Pembangunan Mahasiswa Islam (LPMI) pusatnya di Makassar
Sampai saat ini untuk mencetak tenaga-tenaga profesional merupakan • Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSBMI) pusatnya di
tugas dunia pendidikan tinggi. Walapun tugas tersebut sudah dilakukan secara Yogyakarta
maksimal namun dibandingkan dengan kebutuhan baik scara kuantitas dan
lebih-lebih secar kualitas masih belum memenuhi harapan, sehingga tidak aneh Dan kondisi politik tahun 60-an berorientasi massa, Lembaga Pengembangan
bila pada aspek-aspek dan posisi tertentu banyak diisi oleh tenaga profesional Profesi pun semakin menarik sebagai suatu faktor bagi berkembang pesatnya
asing. Keadan ini tidak boleh dibiarkan secara terus menerus. Karena itu selain Lembaga Pengembangan Profesi ditunjukkan dari :
mempertajam orientasi pada perkembangan sains dan teknologi sangat penting • Adanya hasil penelitian yang menginginkan dipertegasnya status Lembaga
menciptakan masyarakat, khususnya yang bergerak di sektor pendidikan atau Pengembangan Profesi, struktur organisasi dan wewenang Lembaga
dalam pengertian lebih luas diarahkan pada penciptaan kelas menengah baru Pengembangan Profesi
yang terdidik secara profesional. • Keinginan untuk menjadi Lembaga Pengembangan Profesi otonom penuh
terhadap organisasi induk HMI
Itulah sebabnya dalam GBHN 1993 meletakkan political will untuk
menjadikan kualitas sumber daya manusia sebagai sasaran utama pembangunan. Kemudian sampai pada tahun 1966 diikuti oleh pembentukan Lembaga
Dan HMI sebagai organisasi kader yang berbasis keilmuan telah memberikan Tekhnik Mahasiswa Islam (LTMI), Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI),
perhatian pada pembentukan kualitas sumber daya manusia dengan orientasi Lembaga Astronomi Mahasiswa Islam (LAMI). Akhirnya dengan latar belakang
‘muslim intelektual profesional sebagai hakekat tujuan organsasi. Pada saat di atas melalui Kongres VIII HMI di Solo melahirkan keputusan Kongres dengan
ini dan untuk ke depan dengan latar di atas, bobot intelektual dan bobot politis memberikan status otonom penuh kepada Lembaga Pengembangan Profesi dengan
generalis perlu penajaman dan kemampuan profesional merupakan keharusan memberikan hak yang lebih kepada Lembaga Pengembangan Profesi tersebut,
yang harus dimiliki oleh setiap kader karena itulah lemabaga pengembangan antara lain :
profesi yang kehadirannya diperuntukkan menjawab kondisi ke depan, maka a. Punya struktur organiasasi yang bersifat nasional dari tingkat pusat sampai
perlu dikelola sebagai alternatif pengembangan kader. Untuk itu penciptaan rayon
kondisi yang lebih baik pada seluruh perangkat sistem uyang ada, perlunya b. Memiliki Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga (PD/PRT) sendiri
perbaikan struktur yang cocok antara kondisi kemahasiswaan dan keperluan c. Bentuk megadakan musyawarah lembaga termasuk memilih pimpinan
yang ada, untuk diorientasikan pengkaderan lebih dipertajam lagi, kurikulum lembaga
latihan harus memuat tentang pendidikan profesional/materi yang menyangkut
seutuhnya sekaligus membangun kultur masyarkat bersih yang sarat muatan Keputusan-keputusan di atas di satu pihak lebih mengarahkan kepada kegiatan
etis dengan menempatkan kembali esensi kepribadian HMI dan latar belakang lembaga, namun di lain pihak lebih merugikan organisasi ke tingkat induk
hadirnya HMI. bahkan justru menimbulkan permasalahan serius. Ini dibuktikan dengan adanya
evaluasi pada Kongres di Malang pada tahun 1969, di mana kondisi pada saat
1.2 SEJARAH Lembaga Pengembangan Profesi HMI tersebut Lembaga Pengembangan Profesi sudah cenderung mengarah kepada
perkembangan untuk melepaskan diri dari organisasi induknya.
Terbentuknya Lembaga Pengembangan Profesi sebagai satu dari institusi
HMI terjadi pada Kongres ke tujuh HMI di Jakarta pada tahun 1963 dengan Sehingga dalam evaluasi Kongres IX HMI di Malang tahun 1969 antara lain
diputuskannya mendirikan beberapa lembaga khusus (sekarang Lembaga melalui papernya mempertanyakan :
Pengembangan Profesi) dengan pengurus pusatnya ditentukan berdasarkan kuota a. Status lembaga dan hubungan dengan organisasi induknya (HMI)
yang mempunyai potensi terbesar pada jenis aktifitas Lembaga Pengembangan b. Perlu tidaknya penegasan oleh Kongres, bahwa Lembaga Pengembangan
Profesi yang bersangkutan di antaranya : Profesi adalah bagian mutlak dari HMI misalnya LKMI menjadi LK HMI,
• Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) dipusatkan di Surabaya LDMI menjadi LD HMI, dsb.
• Lembaga Da’wah mahasiswa Islam (LDMI) yang dipusatkan di

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
452 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 453

PEDOMAN LEMBAGA PENGEMBANGAN PROFESI


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. UMUM

Pada dekade terakhir, kawasan Asia Pasifik adalah regional yang paling pesat
tingkat pertumbuhanya dibandingkan dengan kawasan manapun dan berdasarkan
proyeksi dari bank dan bank moneter Internasional dan lembaga asing di percaya.
pada dekade berikutnya, kawasan ini masih merupakan pusat pertumbuhan dunia
terbesar dan dapat dilihat dari berbagai indikator perubahan,termasuk Indonesia.

Berbagi perubahan sudah terjadi di indonesia, perubahan ini tidaklah diperoleh


dengan mudah. Kebijaksanaan fudamental dan stabilitas makro,investasi yang
menarik, keterbukaan dalam teknologi yang ditujukan dengan perbaikan sikap
terhadap teknologi dan jalan menuju alam demokratis yang dikehendaki rakyat
sudah merupakan celah, dan bersiap memasuki era industri, menunjukan sebagi
upaya percapaian tujuan pembagunan nasional di mana menjadi kewajiban seluruh
Negara RI yang sadar. Dan harus diperjuangkan secara serius terus-menerus
dengan terencana.

Namun proses modernisasi dan pembangunan ini bila diteliti lebih dalam,
sangatlah mengesankan perubahan aspek-aspek kehidupan masyarakat yang
dimotori pertumbuhan ekonomi dengan diiringi oleh perbaikan teknologi dan
birokrasi. Belum mengatasi ketimpangan luas yang sedang berlangsung dalam
masyarakat. Di antaranya masih terdapatnya daerah terisolir, desa tertinggal,
kantong-kontong kemiskinan, pelayanan umum sarat dengan permasalahan.
Ledakan angkatan kerja yang tak ter atasi. Oleh penyedia lapangan kerja yang
memunculkan berbagai bentuk sosial loss dan budaya korup masih merupakan
permasalahan stuctural yang sekaligus merupakan tantangan dari dalam menuju
masyarakat industri modern.

Bagi bangsa Indonesia pada PJP II bermaksud untuk masuk sebagai negara
yang tergolong negara industri, di mana sektor industri menjadi dominant dalam
memberikan kontribusi terhadap pendapat nasional maka kebutuhan terhadap
tenaga profesional menjadi suatu keharusan di seluruh sektor sebagai wujud dari

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
450 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 451

Biaya Tamu Rp.


Biaya Honoranium Rp.
Biaya Pemeliharaan Kantor Rp.
Biaya Inventaris Rp.
Biaya Pengeluaran Rp.

2. BIAYA AKTIVITAS (PROGRAM)


Biaya Sidang Pleno Rp.
Biaya Seminar/Lokakarya Rp.
Biaya Training Rp.
Biaya Komperensi Kerja Rp.
Biaya Konggres/Muktamar Rp.
Biaya ke Luar Negeri Rp.

SURPLUS/DEFISIT Rp

BAGIAN KETUJUH BELAS


PEDOMAN LEMBAGA PENGEMBANGAN PROFESI
HIPUNAN MAHASISWA ISLAM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
448 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 449

BIAYA RUPA – RUPA NERACA


Biaya sumbangan kemalangan Rp. PER……..
Biaya hadiah perkawinan Rp. No Perkiraan Jumlah No Perkiraan Jumlah
Biaya Karangan Bunga Rp.
1 Kas Rp. 10 Hutang Rp.
Biaya lain – lain yang tak terduga Rp. …………….
2 Bank Rp. 11 Uang Muka Diterima Rp.
Surplus (Defisit) Rp.
3 Tagihan Rp 12 Selisih Akt/pasiva Rp.
4 DP Rp.
5 Persed Rp.
DAFTAR TATA PERKIRAAN
Jumlah Rp
No Nama Perkiraan
BIAYA ADMINISTRASI 6 Bangunan Rp
200 Biaya Kantor 7 Invetaris Kantor Rp
201 Biaya ATK 8 Kendaraan Rp
202 Biaya Listrik/Gas/Leding 9 Perlengkapan Rp
203 Biaya Telpon/Telegram/Fax Jumlah Rp
204 Biaya Perangko/Materai
205 Biaya Perjalanan
206 Biaya Rapat DAFTAR PERHITUNGAN HASIL USAHA
207 Biaya Transport
208 Biaya Makan/Minum PENERIMAAN
209 Biaya Tamu 1. Uang Pangkal Rp.
210 Honorium 2. Uang Iuran Rp.
211 Biaya Pemeliharaan Kantor 3. Donatur Tetap Rp.
212 Biaya Pemeliharaan Inventaris 4. Penyumbang Insidentil Rp.
213 Biaya Pemeliharaan Kendaraan 5. Hasil Usaha Rp.
6. Instansi Rp.
BIAYA AKTIFITAS/PROGRAM 7. Lain – lain Rp. ………………
214 Biaya Pleno Jumlah Penerimaan Rp.
215 Biaya Seminar/Simposium/Lokakarya
216 Biaya Training/Schooling PENGELUARAN
217 Biaya Komperensi Kerja 1. BIAYA ADMINISTRASI
218 Biaya Konggres/Muktamar Biaya Kantor Rp.
219 Biaya Perjalanan Luar Negeri Biaya ATK Rp.
Biaya Listrik/Ledeng/Gas Rp.
Biaya Telepon/Telegram/Telex Rp.
Biaya Prangko/Materai Rp.
Biaya Perjalanan Rp.
Biaya Transport Rp.
Biaya Makan/Minum Rp.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
446 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 447

Rangkap III
1. Putih untuk wakil bendahara penyimpanan/pengeluaran TATA PERKIRAAN
2. Merah untuk pemakai uang No Nama Perkiraan
3. Kuning untuk wakil bendahara bidang pembukuan
Neraca
001 Kas
Nomor Bukti Penjelasan Nomor Debet Kredit 002 Bank
Perkiraan 003 Tagihan
004 Persediaan
010 Gedung
Bendahara Umum Wakil Bendahara Umum 020 Inventasi Kantor
030 Kendaraan
040 Perlengkapan
BUKU KAS
No Debet Jumlah No Kredit Jumlah 070 Hutang
080 Uang Muka Diterima
090 Selisih Aktiva-Pasiva

BUKU HUTANG Perkiraan Kecil


No Debet Jumlah No Kredit Jumlah 100 Penerimaan Uang Pangkal
110 Penerimaan uang iuran
120 Penerimaan dari Donatur tetap
130 Penerimaan dari Penyumbang insidentil alumni/simpatisan
140 Penerimaan dari hasil usaha
150 Penerimaan dari instansi
160 Penerimaan lain – lain (missal iuran pengurus)

BIAYA RUMAH TANGGA


Biaya Perlengkapan Rumah Tangga Rp.
Biaya Surat Kabar, Majalah, Buku Rp.
Biaya Pembelian Meubel Rp.

BIAYA KEGIATAN BIDANG


Biaya Bid. PA Rp.
Biaya Bid. Pemb. Aparat Organisasi Rp.
Biaya Bid. PT & Kemahasiswaan Rp.
Biaya Bid. Pembinaan Umat & Pemuda Rp.
Biaya Bidang Kewanitaan Rp.
Dan seterusnya

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
444 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 445

D. PENYUSUNAN LAPORAN <<>> Contoh Tanda Bukti Pemasukan dan Pengeluaran Terlampir

Laporan keuangan pada umunya adalah neraca dan daftar perhitungan hasil TANDA BUKTI TERIMA UANG (TBT)
usaha (R/B) Neraca menggambarkan posisi harta kewajiban dan kekayaan pada
saat tertentu. Telah Terima Uang sebesar Rp….

Sedangkan daftar perhitungan hasil usaha mengambarkan hasil kegiatan dan


pengeluaran–pengeluaran dana organisasi untuk jangka waktu yang berakhir pada
tanggal neraca
Dari
E. PENUTUP Sebagai
Keterangan terlampir
Demikian pedoman kebendaharaan ini kami susun agar dapat berguna
sebagai pegangan atau petunjuk pelaksanaan bagi organisasi dalam upaya Disetujui Diketahui Dibukukan .........................
pendayagunaan sumber dan yang ada, secara efisien dan efektif serta dapat
dipertanggungjawabkan. Bendahara Ketua Wabendum Yang Menerima

Kami berharap pedoman ini dapat standar yang masih mungkin dapat Rangkap III
dikembangkan sesuai dengan aparat/cabang masing – masing, jika kelak ternyata 1. Putih Untuk yang menyerahkan uang
atau terdapat kesalahan atau kekurangan dapat kita kembangkan 2. Merah Untuk wakil bendahara pembukuan
3. Kuning Untuk wakil bendahara penyimpanan/pengeluaran

TANDA BUKTI PENGELUARAN (TBP)

Telah terima Uang Sebesar Rp……….

Dari
Sebagai
Keterangan terlampir

Disetujui Diketahui Dibukukan ...........................


Bendahara Ketua Wabendum Pemakai.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
442 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 443

C. SISTEM PENGELOLAAN DAN ADMINISTRASI KEUANGAN 2. Pengeluaran Dana


- Pengeluaran tiap bagian/departemen harus sesuai dana anggaran
1. Maksud dan Tujuan belanja yang telah ditetapkan sebelumnya
Agar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mempunyai pedoman dalam - Pengeluaran dana harus disetujui oleh ketum dan bendum
pengelolaan dan administrasi keuangan dengan tujuan agar penyalahgunaan
dana dapat dilakukan secara efisien dan efektif. 3. Penyimpangan
- Yang bertanggung jawab atas penyimpangan adalah Wakil
2. Pengelolaan prinsip–prinsip yang berlaku dalam hal pengelolaan keuangan Bendahara Umum (bidang penyimpanan dan pengeluaran)
meliputi : - Dana harus disimpan di Bank dan penandatanganan cek oleh
a. Perencanaan keuangan yang diaktualisasikan berupa anggaran Ketua Umum dan Bendahara Umum
pendapatan dan anggaran pengeluaran untuk jangka waktu tertentu - Untuk keperluan rutin dapat diadakan kas kecil yang dipegang
yang menggambarkan sumber penggunaan Wakil Bendahara Umum (dibidang penyimpanan/pengeluaran)
b. Organisasi
1) Tugas yang mencari dan mengumpulkan dana di bawah tanggung 4. Prosedur Pengeluaran Dana
jawab Bendahara Umum - Permintaan untuk pengeluaran dana diajukan kepada Ketua
2) Penyimpangan dan pengeluaran dana yang dikumpulkan oleh team Umum dan Bendahara Umum oleh departemen/bidang yang
harus terlebih dahulu disetujui oleh ketua umum dan bendahara memerlukan dana
umum - Ketua Umum bersama Bendahara Umum menilai permohonan
3) Wewenang mengusahakan dana berada pada Bendahara Umum tersebut untuk disetujui / ditolak atau minta dirubah
4) Tugas untuk mencatat keluar masuk dana dan penyusunan laporan - Atas dasar surat permohonan yang telah disetujui oleh Ketum dan
diserahkan kepada wakil bendahara umum (bidang pembukuan dan Bendahara Umum/Wakil Bendahara Umum mengeluarkannya
penyusunan laporan keuangan) untuk diserahkan kepada pemohon.
- Si pemohon diminta menandatangani formulir tanda pengeluaran
c. Pelaksanaan dari kas atau bank
Yang dimaksud dengan pelaksanaan adalah pelaksanaan pengaturan - Bendahara Umum mencatat dalam bukti–bukti pengeluaran dari
keuangan yang meliputi kas atau bank
1. Pengumpulan Dana
Yang dimaksud berkewajiban dan bertanggung jawab mengumpulkan 5. Pengontrolan/pengawasan
dana adalah team dengan tugas meliputi : - pengontrolan dan pengawasan yang bersifat Preventif adalah
- Menarik iuran anggota sesuai dengan organisasi pengontrolan yang berjalan atau dilakukan bersamaan dengan
- Menarik dan mengumpulkan dana dari donatur tetap tahap–tahap proses penerimaan dan pengeluaran yang dimulai
- Menyerahkan hasil pengumpulan dana kepada wakil dari.
bendaharaumum (yang membidangi penyimpangan) setelah di • Permohonan untuk pengeluaran
setujui ketum dan bedum • Jumlah yang telah dilanggarkan
- Memberikan tanda bukti/kartu penerimaan yang ditandatangani - Pengontrolan yang bersifat represif adalah pengontrolan berupa
oleh penerima/penagih, kepada anggotanya donator tetap dan pemeriksaan kewajaran laporan keuangan setelah dicocokkan
penyumbang lainnya. dalam buku mutasi dan bukti pendukung lainnya.
- Pada waktu menyerahkan dana kepada wakil bendahara harus
disertai fotocopy kwitansi kepada penyumbang dan dari Wakil
Bendahara diminta/diterima bukti setoran yang ditandatangani
Ketua Umum dan Bendahara Umum.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
440 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 441

Usaha organisasi dapat dilakukan melalui yayasan, koperasi serta usaha vii. Tahap Pelaksanaan
yang tidak bertentangan dengan prinsip organisasi. a) Pengajuan anggaran setiap aktifitas harus mendapat persetujuan dari
Bendahara Umum (policy maker) dan ketua umum (decision maker)
B. SISTEM PENGANGGARAN baik yang dilaksanakan oleh bidang maupun kepanitian.
b) Setiap pengeluaran harus sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan
i. Pengertian dan disertai bukti pembayaran
Penganggaran merupakan perencanaan keuangan untuk pelaksanaan c) Apabila terjadi penyimpangan dari anggaran yang telah ditetapkan,
program organisasi dalam bentuk yang terdiri dari anggaran penerimaan maka harus dibawa ke forum rapat Harian
dan pengeluaran dan dalam satu periode yang mengambarkan sumber dan d) Penyusunan laporan akhir sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan
penggunaan dana. program.

ii. Maksud dan Tujuan


Dengan adanya sistem penganggaran diharapkan dapat melakukan skala
prioritas, dengan tujuan tercapainya efektifitas, efisiensi dan sinkronisasi
antara pelaksanaan aktifitas organisasi.

iii. Fungsi TUJUAN


Fungsi penganggaran keuangan HMI tidak terlepas dari fungsi manajemen INDIVIDU KADER
yaitu AMANAH & AHLI USAHA
- Perencanaan
- Pengorganisasian PROGRAM

ETIKA
- Pelaksanaan
- Pengawasan/Pengontrolan
iv. Syarat–syarat
- Kronologis MANUSIA DATA MANAJEMEN PENGELOLA
- Sistematis MATERIAL MERODE TEKNOLOGI
- Mudah dimengerti
- Jelas angka–angka dalam pos–pos pengeluaran dan penerimaan
- Jumlah total seluruh pengeluaran dan penerimaan
v. Tahap – tahap penyusunan anggaran
SISTEM PENERIMAAN
- Pengajuan kegiatan masing–masing bidang
SISTEM ANGGARAN
- Penjadwalan
SISTEM PELAPORAN
- Perhitungan perkiraan biaya setiap bulan
- Penjumlahan biaya seluruh kegiatan
vi. Mekanisme persetujuan
a. Pengajuan anggaran bidang :
Hasil RAKER Rapat bidang Ketua Bidang Rapat harian Bendaha
Umum
b. Pengajuan Anggaran aktifitas
Panitia Ketua Bidang Bendahara umum Ketua Umum

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
438 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 439

PEDOMAN KEUANGAN DAN HARTA BENDA


CATATAN DAFTAR NAMA/URUTAN BULAN – BULAN TAHUN HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
HIJRIAH
1. Muharram
2. Syafar PENDAHULUAN
3. Rabiul Awal
4. Rabiul Akhir Sesuai dengan Anggaran dasar BAB VII Pasal 16 dan Anggaran Rumah Tangga
5. Jumadil Awal Pasal 63, organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dapat diperoleh dana dari
6. Jumadil Akhir berbagai sumber antara lain :
7. Rajab 1. Uang pangkal dan iuran anggota
8. Sya’ban 2. Keuntungan Lembaga Pengembangan Profesi
9. Ramadhan 3. Sumbangan alumni
10. Syawal 4. Usaha-usaha lain yang halal dan tidak bertentangan dengan sifat
11. Dzulkaidah independensi HMI
12. Dzulhijah
Maksud dan tujuan dari Pedoman Keuangan dan Harta Benda Himpunan
Daftar nama dan urutan bulan – bulan Hijriah di atas, dimaksudkan untuk Mahasiswa Islam (HMI) adalah sebagai usaha lebih memperoleh dana yang lebih
memberikan nomor/bulan dalam surat menyurat. besar dan dengan cara yang efektif sesuai dengan kondisi cabang masing – masing
dengan tujuan agar HMI lebih mandiri dalam arti tidak tergantung pada instansi/
Misal : lembaga yang memberikan sumbangan bersifat konvensional.
Jika surat tersebut dikeluarkan bulan Rabiul awal maka kode suratnya menjadi
: A. SUMBER DANA

Nomor : 110/A/Sek/03/1426 1. Uang pangkal dan iuran anggota


a. Penarikan uang pangkal dan iuran anggota bersifat wajib yang besaran
Angka nomor 03 itulah sebagai petunjuk bulan Rabiul Awal (bulan ketiga) dalam dan metode pemungutannya ditetapkan oleh Pengurus Cabang
tahun Hijriyah b. Uang pangkal dialokasikan sepenuhnya untuk Komisariat
c. Iuran anggota dialokasikan dengan proporsi 30 persen untuk Komisariat,
Billahitaufiq Wal Hidayah. 30 persen untuk Cabang , 20 persen untuk Wilayah, dan20 persen untuk
Pengurus Besar kecuali masing-masing struktur kepemimpinan tersebut
menyatakan tidak membutuhkannya.

2. Keuntungan Lembaga Pengembangan Profesi


3. Sumbangan
Merupakan sumbangan dari luar yang halal dan tidak bertentangan dengan
sifat independensi HMI :
1. Alumni
2. Simpatisan
3. Pemerintah
4. Perusahaan swasta
4. Usaha Organisasi

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
436 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 437

7. Tingkat/No. Mahasiswa :
Urutan – urutan sapaan dalam suatu acara
Yang Terhormat Saudara : Ketua Umum PB HMI IV. DATA TENTANG ORGANISASI
Ketua BADKO HMI Jaboteka-Banten 1. Masuk HMI tahun :
Ketua Umum HMI Cabang Bogor 2. Nomor Kartu Anggota :
Ketua Komisariat Pertanian IPB 3. Training Yang Telah diikuti :
4. Pengalaman Organisasi di HMI :
Contoh Data tentang Anggota 5. Pengalaman Organisasi di luar HMI :
HMI : …………………………………
BADKO : ………………………………… V. DATA TENTANG ALUMNI
I DATA TENTANG DIRI 1. Tamat Studi Tahun :
1. Nama lengkap/penagihan : 2. Profesi/Jabatan :
2. Jenis Kelamin : 3. Terdaftar sebagai Anggota HMI : Cabang
3. Tempat/Tgl Lahir : 4. Masuk Organisasi/Parpol :
4. Alamat : 5. Sebagai :
5. Pekerjaan : Catatan : *)

II. DATA TENTANG KELUARGA


1. Nama Orang Tua Laki-laki : VI. DATA TENTANG KEWAJIBAN ANGGOTA MEMBAYAR IURAN **)
2. Tempat/tgl lahir :
3. Pendidikan : TAHUN TRIWULAN KETERANGAN
4. Pekerjaan :
I II III IV
5. Alamat :
6. Nama orang tua perempuan : 1991
7. Tempat/Tgl Lahir : 1992
8. Pendidikan : 1993
9. Pekerjaan : 1994
10. Alamat : dst
11. Jumlah Saudara kandung :
*) Anggaran rumah tangga HMI Bagian IV pasal 8 menyebutkan kewajiban ang-
III DATA TENTANG PENDIDIKAN gota
a) membayar uang pangkal dan iuran anggota
b) Berprestasi dalam setiap kegiatan HMI
NAMA LENGKAP TEMPAT/TANGGAL LAHIR PENDIDIKAN
c) Menjaga nama baik organisasi
d) Terkecuali bagi anggota luar biasa dan anggota kehormatan tidak berlaku
sub 17 a dan b
1. SD : Tamat
2. SMP : Tamat **) Diisi oleh Pengurus Cabang / PB HMI
3. SMA (sederajat) : Tamat
4. Universitas/ins/Akademi : Tamat
5. Fakultas/Jurusan :
6. Masuk Tahun :
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
434 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 435

PENGURUS BESAR
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Lampiran. Contoh Agenda PB HMI
(PB HMI) No N o . Ta n g g a l Nomor Tanggal Surat Isi Surat Asal Surat
(CENTRAL EXECUTIVE OF ISLAMIC ASSOCIATION OF UNIVERSITY STUDENT)
File terima surat Keterangan
Jl.Diponegoro No. 16 A. Jakarta 10301 telp 021 2305205

Nomor : 17/A/Sek/11/1429 H Contoh


Lampiran : 1 (satu) berkas Stempel Agenda : ……………………….
Perihal : INSTRUKSI Kepada Yang Terhormat, Nomor : ……………………….
Saudara Pengurus BADKO HMI
se-Indonesia Tanggal : ……………………….
Di- Disposisi : ……………………….
TEMPAT Keterangan :
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Pemungutan–pemungutan yang diterima, surat–surat yang baru diterima sesu-
Teriring salam dan do’a semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan rahmat, dah diagendakan, dipusatkan dalam satu map yang disediakan untuk dapat dibaca
taufiq serta hidayah-Nya kepada kita sekalian dalam menjalankan aktifitas
sehari-hari. Amin. dan diketahui oleh pengurus.

Sehubungan dengan telah dilantiknya Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Setelah surat–surat tersebut diketahui dan diberi disposisi oleh pengurus ses-
Islam (PB HMI) Periode 2008-2010 M, dalam upaya menjaga ketertiban serta
kelancaran mekanisme roda organisasi, maka Saudara Pengurus BADKO HMI uai dengan pembandingan masing–masing (perlu dibahas) diteruskan atau khusus
seluruh Indonesia supaya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: diadakan penyortiran surat–surat tersebut
1. Seluruh aktifitas dan kegiatan organisasi harus dijalankan secara prosedural
dan konstitusional. Surat–surat dari map disposisi ini akan dipisahkan menjadi surat–surat yang
2. Segera melaksanakan Musyawarah Daerah selambat-lambatnya 3 (tiga) bu- langsung disimpan sebagai arsip dan surat–surat yang akan dikerjakan atau disele-
lan setelah Kongres sebagaimana termaktub dalam ART HMI Pasal 25 ayat saikan lebih lanjut.
(j).
3. Selambat-lambat tanggal 30 November 2008 terhitung sejak tanggal diter-
bitkannya Surat Instruksi ini Saudara Pengurus BADKO seluruh Indonesia Contoh susunan suatu acara
harus telah selesai melaksanakan Musyawarah Daerah.

Demikian Surat Instruksi ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya SUSUNAN ACARA
kami ucapkan terimakasih. PEMBUKAAN KONFERENSI XXV HMI CABANG BOGOR
1. Pembukaan
Billahittaufiq Wal Hidayah
Wassalamu’alaikum Wr. Wb. 2. Pembacaan Kitab Suci Al quran dan terjemahannya
Jakarta, 12 Ramadhan 1429 H 3. Lagu Indonesia Raya
12 September 2008 M 4. Laporan ketua panitia konferensi XXV HMI Cabang Bogor
5. Sambutan – sambutan
PENGURUS BESAR 5.1. Ketua Umum HMI Cabang Bogor
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
5.2. Ketua Umum BADKO Jaboteka-Banten sekaligus membuka dengan
resmi acara komperensi XXV HMI Cabang Bogor
6. Pemberian cindera mata
7. Do’a
M. SYAHRIL WASAHUA AHMAD NASIR SIREGAR 8. Selesai
KETUA SEKRETARIS JENDERAL

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
432 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 433

PENGURUS BESAR PENGURUS BESAR


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
(PB HMI) (PB HMI)
(CENTRAL EXECUTIVE OF ISLAMIC ASSOCIATION OF UNIVERSITY STUDENT) (CENTRAL EXECUTIVE OF ISLAMIC ASSOCIATION OF UNIVERSITY STUDENT)
Jl.Diponegoro No. 16 A. Jakarta 10301 telp 021 2305205 Jl.Diponegoro No. 16 A. Jakarta 10301 telp 021 2305205

Nomor : 225/A/Sek/02/1430 H Nomor : 278/B/Sek/03/1430 H


Lampiran : 1 (satu) berkas
Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : UNDANGAN Kepada Yang Terhormat,
Perihal : PENGANTAR Kepada Yang Terhormat, Kanda/Yunda ..............................
PENGURUS BADKO HMI JATENG-DIY Di-
Di- JAKARTA
TEMPAT Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Teriring salam dan do’a semogaAllah SWT, senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq
serta hidayah-Nya kepada Kakanda dalam menjalankan aktifitas sehari-hari.Amin.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Kami beritahukan dengan hormat, bahwa sehubungan dengan akan
Teriring salam dan do’a semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, dilaksanakannya Sidang Pleno I Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa
Islam (PB HMI) pada tanggal 30 Maret – 02 April 2009 di Graha
taufiq serta hidayah-Nya kepada kita sekalian dalam menjalankan aktifitas Insan Cita Depok, maka Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam
sehari-hari. Amin. memandang perlu untuk segera dilaksanakan Sidang Majelis Pengawas
dan Konsultasi Pengurus Besar (MPK PB) I. Untuk itu kami mengundang
Bersama ini kami sampaikan kepada Saudara Surat Keputusan Pengurus Besar Kakanda hadir dalam Sidang MPK I yang insya Allah dilaksanakan pada:
Nomor: 077/A/KPTS/02/1430 H tentang Pegesahan Susunan Pengurus Badan
Hari/Tanggal : Minggu, 29 Maret 2009
Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO HMI) Jawa Tengah-DIY Jam : 19.30 WIB - selesai
Periode 2008-2010. Tempat : Graha Insan Cita Depok
Agenda : Terlampir
Demikian Surat Pengantar ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya
kami ucapkan terimakasih. Demikian Surat Undangan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasa-
manya kami ucapkan terimakasih.
Billahittaufiq Wal Hidayah Billahittaufiq Wal Hidayah
Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 24 Rabiul Awwal 1430 H
Jakarta, 27 Shaffar 1430 H 19 Maret 2009 M
23 Februari 2009 M PENGURUS BESAR
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
PENGIURUS BESAR
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

M. SYAHRIL WASAHUA AHMAD NASIR SIREGAR


KETUA SEKRETARIS JENDERAL
HENDRA SAPUTRA
WAKIL SEKRETARIS JENDERAL

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
430 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 431

PENGURUS BESAR PENGURUS BESAR


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
(PB HMI) (PB HMI)
(CENTRAL EXECUTIVE OF ISLAMIC ASSOCIATION OF UNIVERSITY STUDENT) (CENTRAL EXECUTIVE OF ISLAMIC ASSOCIATION OF UNIVERSITY STUDENT)
Jl.Diponegoro No. 16 A. Jakarta 10301 telp 021 2305205 Jl.Diponegoro No. 16 A. Jakarta 10301 telp 021 2305205

Nomor : 244/B/Sek/12/1429 H
SURAT MANDAT Lampiran : 1 (satu) berkas
Nomor: 237/A/Sek/02/1430 H Perihal : PERMOHONAN
BANTUAN DANA Kepada Yang Terhormat,
Dengan senantiasa mengharapkan rahmat dan ridha Allah SWT, Pengurus Besar Himpunan Kanda/Yunda .................................
Mahasiswa Islam ( PB HMI ) Periode 2008-2010 memberikan mandat kepada: Di-
TEMPAT
1. Nama : Dian Hadiana
Jabatan : Departemen PAO PB HMI Assalamu’alaikum Wr. Wb.

2. Nama : Muhammad Zakir Sani Teriring salam dan do’a semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan rahmat,
Jabatan : Departemen PTKP PB HMI taufiq serta hidayah-Nya kepada Kakanda dalam menjalankan aktifitas sehari-
hari. Amin.
3. Nama : Herman Chank
Jabatan : Departemen PAO PB HMI Sehubungan dengan pelaksanaan Dialog Publik dengan tema “Dialog Lintas
Generasi; HMI Membangun Negeri” yang akan dilaksanakan oleh Pengurus
4. Nama : Rijal Akbar Tandjung Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) pada tanggal 28 Oktober 2008
Jabatan : Departemen KPP PB HMI di Gedung Joeang ’45 Menteng Jakarta Pusat, maka dengan ini kami mohon
bantuan Kakanda demi terlaksananya kegiatan tersebut.
Untuk mengikuti Seminar Internasional tentang Kebangkitan Pemuda Muslim Dunia yang
diselenggarakan oleh Pascasarjana Universitas Mustopo bekerjasama dengan Menteri Demikian Surat Permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan bantuannya
Negara Pemuda dan Olah Raga Republik Indonesia pada tanggal 10-16 Februari di kami ucapkan terimakasih.
Denpasar Bali.
Billahittaufiq Wal Hidayah
Demikian Surat Mandat ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Billahittaufiq Walhidayah Jakarta, 23 Syawal 1429 H


Jakarta, 14 Shaffar 1430 H 23 Oktober 2008 M
09 Februari 2009 M
PENGURUS BESAR
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

ARI WAHYUDI EDIMAR AHMAD NASIR SIREGAR


ARIP MUSTHOPA BASRI DODO KETUA SEKRETARIS JENDERAL
KETUA UMUM WAKIL SEKRETARIS JENDERAL

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
428 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 429

PENGURUS BESAR PENGURUS BESAR


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
(PB HMI) (PB HMI)
(CENTRAL EXECUTIVE OF ISLAMIC ASSOCIATION OF UNIVERSITY STUDENT) (CENTRAL EXECUTIVE OF ISLAMIC ASSOCIATION OF UNIVERSITY STUDENT)
Jl.Diponegoro No. 16 A. Jakarta 10301 telp 021 2305205 Jl.Diponegoro No. 16 A. Jakarta 10301 telp 021 2305205

SURAT KETERANGAN SURAT TUGAS


Nomor: 147/A/Sek/01/1430 H
Nomor: 268/A/Sek/02/1430 H
Dengan senantiasa mengharapkan rahmat dan ridha Allah SWT, Pengurus Besar Himpunan
Dengan senantiasa mengharapkan rahmat dan Ridha Allah SWT, Pengurus Besar Mahasiswa Islam ( PB HMI ) Periode 2008-2010 memberikan tugas kepada:
Himpunan Mahasiswa Islam ( PB HMI ) menerangkan bahwa:
1. Nama : Basri Dodo
Jabatan : Wakil Sekretaris Jenderal
Nama : Dian Hadiana Alamat : Jl. Diponegoro 16 A Menteng Jakarta Pusat
Tempat dan Tanggal Lahir : Purwakarta, 17 Mei 1982
Alamat : Jl. Diponegoro 16 A Menteng Jakarta Pusat 2. Nama : Abdul Jalil
Jabatan : Wakil Bendahara Umum
Adalah benar Departemen Pembinaan Aparatur Organisasi (PAO) Pengurus Besar Alamat : Jl. Diponegoro 16 A Menteng Jakarta Pusat
Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Periode 2008 -2010. 3. Nama : Muhammad Yusuf Sahide
Jabatan : Departemen Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Demikian Surat keterangan ini diberikan kepada yang bersangkutan untuk dapat Alamat : Jl. Diponegoro 16 A Menteng Jakarta Pusat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Keperluan : Untuk melakukan Survey dan Pengumpulan Data serta
Informasi yang berkembang dalam Kasus Lumpur Lapindo
Billahittaufiq Walhidayah pada tanggal 29 Desember – 03 Januari 2008, di Sidoarjo- Jawa
Timur.
Jakarta, 14 Shaffar 1430 H
09 Februari 2009 M Demikian Surat Tugas ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya, kepada
yang bersangkutan diharapkan melapor setelah selesainya tugas tersebut.
PENGURUS BESAR Billahittaufiq Walhidayah
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Jakarta, 02 Muharram 1430 H
27 Desember 2008 M

PENGURUS BESAR
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

ARIP MUSTHOPA AHMAD NASIR SIREGAR


KETUA UMUM SEKRETARIS JENDERAL
ARIP MUSTHOPA AHMAD NASIR SIREGAR
KETUA UMUM SEKRETARIS JENDERAL

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
426 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 427

4. Surat Permohonan Formateur Badan Koordinasi


Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO HMI) Ditetapkan di : Jakarta
Jawa Tengah-D.I.Yogyakarta Periode 2008-2010 Pada tanggal : 27 Shaffar 1429 H
Nomor: 03/A/F/01/1430 tentang Permohonan 23 Februari 2009 M
Pengesahan Surat Keputusan Susunan Pengurus
Badan Kordinasi Himpunan Mahasiswa Islam PENGURUS BESAR
(BADKO HMI) Jawa Tengah-D.I.Yogyakarta HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Periode 2008-2010.
5. Saran dan pendapat yang berkembang pada rapat
harian Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa
Islam (PB HMI) Periode 2008–2010 pada tanggal
27 Shaffar 1430 H bertepatan dengan tanggal 23 ARIP MUSTHOPA AHMAD NASIR SIREGAR
Februari 2009 M. KETUA UMUM SEKRETARIS JENDERAL

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Mengesahkan Susunan Pengurus Badan


Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam
(BADKO HMI) Jawa Tengah-D.I.Yogyakarta
Periode 2008–2010 M di bawah kepemimpinan
Saudara RAHMAD WINARTO dan AGUS
SETYOKO masing-masing sebagai Ketua Umum
dan Sekretaris Umum, dengan susunan pengurus
sebagaimana terlampir.
2. Surat keputusan ini disampaikan kepada masing-
masing yang bersangkutan untuk dilaksanakan
dengan penuh rasa amanah dan kepada HMI
Cabang di lingkungan Badan Koordinasi
Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO HMI)
Jawa Tengah-D.I.Yogyakarta untuk diketahui.
3. Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan dan akan ditinjau kembali jika terdapat
kekeliruan di dalamnya.

Billahittaufiq Wal Hidayah

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
424 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 425

LAMPIRAN PEDOMAN ADMINISTRASI DAN KESEKRETARIATAN SURAT KEPUTUSAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
IKRAR UNTUK PELANTIKAN Nomor : 09/KPTS/A/11/1426 H

- Tentang

- PENGESAHAN SUSUNAN PENGURUS BADAN KOORDINASI


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (BADKO HMI) JAWA TENGAH-D.I.YOGYAKARTA
PERIODE 2008-2010
-
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT, Pengurus Besar
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang
Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), setelah :
“Aku bersaksi bahwasanya tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad
adalah Rasul Allah”
MENIMBANG : Bahwa demi menjaga kesinambungan dan kelancaran
“Kami rela Allah Tuhan kami, Islam agama kami dan Muhammad Nabi dan Rasul
mekanisme roda organisasi, maka dipandang perlu untuk
Allah”.
mengesahkan Susunan Pengurus Badan Koordinasi
Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO HMI) Jawa
Dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, kami pengurus …….. dengan ini
Tengah-D.I.Yogyakarta Periode 2008-2010 M.
berjanji dan berikrar :
1. Bahwa kami dengan kesungguhan hati kami akan melaksanakan ketetapan –
MENGINGAT : 1. Pasal 4, 5, 7, 8, 9, 12 dan 13 Anggaran Dasar
ketetapan …… ke ……… di ………
HMI.
2. Bahwa kami akan selalu menjaga nama baik Himpunan dengan selalu tunduk
2. Pasal 23, 24, 25 dan 26 Anggaran Rumah Tangga
dan patuh kepada AD/ART dan pedoman pokok HMI beserta ketentuan –
HMI.
ketentuan lainnya.
3. Bahwa apa yang kami kerjakan dalam kepengurusan ini adalah untuk mencapai
MEMPERHATIKAN : 1. Laporan Hasil - Hasil Musyawarah Daerah
tujuan HMI dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT untuk mencapai
(MUSDA) XXIV Badan Koordinasi Himpunan
kesejahteraan ummat dan bangsa di dunia dan diakhirat.
Mahasiswa Islam (BADKO HMI) Jawa Tengah-
D.I.Yogyakarta tertanggal 15 Muharram 1430 H
-
bertepatan dengan tanggal 11 Januari 2009 M.
2. Surat Keputusan Pengurus Besar Himpunan
-
Mahasiswa Islam Nomor: 77/A/KPTS/01/1430 H
tentang Pengesahan Formateur Badan Kordinasi
-
Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO HMI)
Jawa Tengah-D.I.Yogyakarta Periode 2008-2010.
3. Surat Keputusan Formateur Badan Kordinasi
Sesungguhnya Sholatku, perjuanganku, hidup dan matiku hanya untuk Allah
Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO HMI)
Tuhan seru sekalian alam”.
Jawa Tengah-D.I.Yogyakarta Nomor:Istm/A/
Billahit taufiq wal hidayah.
KPTS-F/02/1430 H tentang Susunan Pengurus
Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam
(BADKO HMI) Jawa Tengah-D.I.Yogyakarta
Periode 2008-2010.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
422 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 423

sebagai salah satu materi dalam training) sebagai bagian integral dari tugas bidang pengertian dari anggota pengurus lainnya, bahkan seluruh anggota HMI.
kesekretariatan. Akhirnya dengan adanya pedoman administrasi kesekretariatan yang
disempurnakan ini mudah – mudahan organisasi HMI akan lebih mampu bekerja
dengan efektifitas yang maksimal dan mengeliminasi kekurangan sebelumnya,
Agar sasaran suatu aktifitas dapat dicapai secara optimal, diperlukan berkat adanya administrasi yang teratur dan rapi.
penanggung jawaban dan pembagian tugas di dalam penyelenggaraannya. Apabila
penyelenggaraan suatu aktifitas tanpa adanya panitia penyelenggara/project Billaitaufiq Walhidayah
officer, maka pengelolaan penataan dan penyelenggaraannya langsung di bawah
koordinasi staf secretariat jenderal/secretariat. Namun kesemuannya itu masih
lagi dibutuhkan pelengkap penyelenggara seperti pengantar acara (announcer),
penerima tamu, pengatur kelengkapan, konsumsi, kesenian dan segala hal yang
berhubungan dengan kelancaran.

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan suatu upacara :


Tempat/Gedung (layout, pengaturan kursi, dekorasi)
Jenis Acara
Pengantar Acara
Susunan acara

Hal yang disebut terakhir (susunan acara)merupakan hal yang sering terdapat
kesalahan, terutama mengenai urut – urutan pemberian sambutan. Urutan pemberi
sambutan berbeda dengan urutan kepada siapa kita harus menyapa dalam acara
tersebut. Kalau dalam menyapa, urutnya adalah secara structural pejabat/pengurus
tertinggi mendahului pejabat/pengurus tertinggi mendahului pejabat di bawahnya
dan seterusnya. Sedangkan urutan pemberi sambutan mulai dari pengurus terbawa
sampai seterusnya ke atas (lihat lampiran).

IX. PENUTUP
Pedoman Administrasi kesekretariatan ini adalah sangat penting dan diperlukan
guna keseragaman untuk menuju suatu organisasi modern dan efektif kerjanya.
Administrasi kesekretariatan HMI yang ideal ialah usaha bagaimana menafaatkan
secretariat HMI untuk dapat berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu :
Tempat kerja yang efisien bagi pengurus
Pusat kegiatan organisasi
Untuk itu perlu persyaratan – persyaratan yang menyangkut :
Gedung/secretariat
Ketatausahaan
Keuangan/Fasilitas yang cukup

Untuk melaksanakan administrasi kesekretariat yang baik sangat tergantung


pada pelaksana-pelaksananya yaitu terutama staf secretariat dengan bantuan dan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
420 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 421

VI. INVENTARIS ORGANISASI DAN DOKUMENTASI ORGANISASI


Dokumentasi itu selain dipergunakan untuk kepentingan tertentu juga dipakai
Inventaris Organisasi untuk menyusun laporan tahunan organisasi serta tanda bukti yang sah
Inventaris organisasi adalah segala sesuatu yang menjadi milik organisasi berupa
kekayaan organisasi. Pemeliharaan dan penyimpanan dokumen seperti halnya barang –barang
Inventaris organisasi pada pokoknya dapat kita bagi dua yaitu inventaris dan arsip hendaknya disusun dengan rapih dan teratur dalam map – map
Inventaris yang permanen dan tempat – tempat tertentu dengan mengelompokkan menurut kebutuhan
Inventaris organisasi yang tidak permanen Aktifitas dokumentasi juga sangat penting dalam menyusun sejarah perjuangan
Yang digolongkan inventaris permanen adalah milik organisasi yang dalam jangka organisasi
relatif lama tidak mengalami perubahan misalnya.
Gedung sekretaris/kantor VII. ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN
Alat – alat tulis kantor
Dan sebagainya Dengan status HMI sebagai organisasi mahasiswa yang berkecimpung dalam
badan ilmu pengetahuan dan tujuan – tujuan seperti dibuat pasal 4 anggaran dasar
Untuk mengontrol inventaris organisasi ini perlu dibuat daftar inventaris. HMI, maka perpustakaan HMI adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Dengan
Sesuai dengan penggolongan di atas, maka kita dapat membuat daftar inventaris 2 demikian maka HMI merupakan lembaga pendidikan dan lemabaga ilmiah.
macam :
Daftar inventaris organisasi yang permanen Perpustakaan yang ideal bagi HMI adalah yang meliputi buku – buku yag
Daftar inventaris organisasi yang tidak permanen (habis pakai) dalam waktu relatif diperlukan oleh anggota dalam studinya sebagaimana HMI mempunyai “sekolah
pendek yang bisa disebut Buku Stok HMI” yakni merupakan training –training. Oleh karena itu perpustakaan yang
Tujuan dibuat daftar inventaris organisasi ialah : minimal dimiliki mencakup buku –buku yang diperlukan dalam kelengkapan
Menunjukkan kekayaan organisasi kurikulum training HMI yang meliputi antara lain :
Keislaman, keagamaan, Idiologi
Untuk menghindari adanya pemborosan Keorganisasian, ke – HMI – an, Pendidikan dan kemahasiswaan
Sebagai alat kontrol dari inventaris (mengetahui kerusakan perubahan, penggantian, Kemasyarakatan, kenegaraan, politik, ekonomi dan sebagainya
serta untuk menambah bila terjadi kekurangan) Penyelenggaraan administrasi perpustakaan ini sebaiknya diserahkan kepada
Penyimpangan inventaris organisasi harus dilakukan dengan baik oleh orang seorang anggota pengurus yang khusus mengatur untuk itu dan bertanggung jawab
– orang yang bertanggung jawab sesuai dengan job discription kesektariatan. serta memahami seluk beluk perpustakaan.
Penyimpangan harus dilaksanakan serta ditempatkan di secretariat, tidak
diperkenankan di bawah atau di simpan di rumah fungsionaris. VIII. KEPROTOKOLERAN HMI

Dokumen Organisasi Tugas suatu kesekretariatan tidak saja terbatas pada pengelolaan atau pengaturan
Dokumen organisasi adalah segala sesuatu yang menyangkut kegiatan surat menyurat organisasi, kearsipan mengadministrasi dan penyelenggaraan
pencarian, pengumpulan, penyimpanan serta pengawetan dokumen – dokumen dokumentasi serta perpustakaan organisasi, tyetapi ia meliputi juga penataan suatu
organisasi. Dokumen adalah suatu tanda bukti yang sah menurut hokum dari acara dan pelaksanaan. Tugas yang disebut terakhir dalam pedoman ini disebut
dokumen. sebagai protokoler.
Bentuk – bentuk dokumen
Gambar – gambar dan foto – foto Keprotokoleran HMI merupakan segala aktifitas yang berhubungan dengan
Benda – benda berharga dan bernilai penyelenggaraan suatu produser kelancaran (upacara) di dalam HMI. Oleh karena
Fotocopy atau salinan surat itu ia memegang peranan penting bagi berlangsungnya suatu upacara. Demi
Surat Kabar, Majalah dan lain sebagainya tertib, disempurnakan ini menyuguhkan kembali (walaupun sering dijadikan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
418 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 419

selanjutnya terjun ke dalam masyarakat yang sesungguhnya (formal year). Proses


IV.2.2. Arsip Surat keluar ekstern : pengadministrasian anggota mulai dari aktifitas penerimaan anggota HMI yaitu
KB I : Lembaga Negara, Instans pemerintah, BUMN pra latihan kader dengan melalui prosedur sebagai berikut :
KB II : Ummat Islam (ormas, organisasi pemuda, organisasi mahasiswa, Mengisi formulir permohonan menjadi anggota HMI
badan swasta). Pencatatan calon anggota dalam buku pendaftaran oleh komisariat (panitia
KB III : Perguruan tinggi, kemahasiswaan, kepemudaan dan ormas penerima komisariat)
KB IV : Kedubes, Badan Asing, Luar negeri Kepada calon anggota yang sudah terdaftar diberikan kartu pendaftaran
KB V : Alumni, Lembaga KAHMI Setelah mengikuti pra latihan kader diadakan seleksi dari seluruh calon anggota
KB VI : Badan Swasta Non Islam yang khusus menjadi anggota muda HMI
KB VII : Perseorangan Anggota muda didaftarkan dalam buku anggota muda HMI Cabang dan kepada
anggota diberikan tanda anggota muda HMI (semacam kartu) yang berlaku selama
IV.3. Map Dokumentasi 1 (satu) tahun
DA 1 : Kebijaksanaan PB HMI (laporan keputusan konggres, statement Setelah keanggotan muda HMI melalui Basic Training atau sudah satu tahun
dan lain–lain) menjadi anggota muda dapat dinyatakan sebagai anggota biasa dengan diberikan
DA 2 : Kebijaksanaan badan – badan khusus (LK dan Kohati) kartu anggota biasa dengan diberikan kartu anggota HMI yang berlaku selama 2
DA 3 : Kebijaksanaan Badko/cabang HMI (dua) tahun sekaligus dicatat dalam daftar anggota dengan system kartu. Hal ini
DB 1 : politik dilakukan oleh pengurus badko dan pengurus besar.
DB 2 : kemahasiswaan dan perguruan tinggi anggota biasa mempunyai hak dan kewajiban penuh dicatat dalam buku daftar
DB 3 : Ummat anggota permanen. Hal ini dilakukan oleh tingkat cabang.
DB 4 : Internasional
DB 5 :Gunting surat kabar / kliping Buku daftar anggota itu memuat
Nama : ………………………
Ada satu factor lagi yang harus diperhatikan sehubungan dengan pengarsipan Tempat dan tanggal lahir : ………………………
yakni pengawetan arsip. Perguruan Tinggi : ………………………
Tingkat/Fakultas/Jurusan : ………………………
Pengawetan ini dapat ditempuh dengan beberapa jalan antara lain : Nomor Induk Mahasiswa : ………………………
Tempat penyimpanan (map/lemari) arsip dari bahan – bahan yang baik dan tahan Masuk HMI Tahun : ………………………
oleh kerusakan Keterangan : ………………………

Tempat penyimpanan dijauhkan dari api, air dan kelembaban serta mudah Contoh Buku Daftar Anggota
diawasi dari ancaman binatang yang merusak ke dalam arsip NO. Urut Nama Tpt/Tgl Lahir Komisariat Thn Masuk HMI

V. ADMINISTRASI KEANGGOTAAN
1235 Samsu Alam P a o p a n c e , Pertanian Untad 1999
5-2- 1978
Anggota HMI merupakan sasaran kerja, pembinaan dan pengkaderan organisasi
sehingga perlu ada administrasi yang rapi tentang anggota HMI dalam rangka
terciptanya saasaran kerja / aktifitas HMI yang konkrit dan terarah
Setiap dua tahun sekali diadakan pendaftaran ulang (registrasi) anggota biasa
HMI yaitu dengan penggantian kartu anggota lama. Sedangkan nomor anggota
HMI adalah organisasi kader, sehingga HMI selalu menerima anggota baru,
tetap sebagai nomor induk yang lama cukup diberi registrasi dilaksanakan dengan
selanjutnya melalui proses/jenjang pengkaderan dan akhirnya melepaskan diri
mengisi permohonan kembali kepada pengurus cabang.
sebagai alumni. Menjadi anggota HMI pada pokoknya adalah sementara, untuk

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
416 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 417

Contoh Ekspedisi Kode Map/Arsip PB HMI


Periode tahun 1999 – 2001
Pengiriman Kepada T a n g g a l / Lamp Penerima Ket
No.Surat IV. 1. Arsip surat masuk
IV.1.1. Masuk Intern
10 Cabang 26-05-1420 1 (satu) Per pos
MA I : Bakornas Lembaga/Badan Khusus/Panitia Nasional
07-09-1999
MA II : Badan Koordinasi (BADKO) HMI
1 9 0 3 / A /
MA II A : HMI Cabang se Badko Dista Aceh
Sek/05/1420
MA II B : HMI Cabang se Badko Sumatera Utara
MA II C : HMI Cabang se Badko Sumbar
MA II D : HMI Cabang se Badko Sumatera Bagian Selatan
IV. ADMINISTRASI KEARSIPAN MA II E : HMI Cabang se Badko Jawa Barat
MA II F : HMI Cabang se Badko Jawa Tengah
Arsip adalah warkat/surat – surat yang disimpan secara sistematis, karena MA II G : HMI Cabang se Badko Jawa Timur
mempunyai suatu kemanfaatan apabila dibutuhkan dapat secara tepat ditemukan MA II H : HMI Cabang se Badko Kalimantan
kembali. Jadi intinya arsip berarti pengumpulan dan penyimpanan warkat/surat- MA II I : HMI Cabang se Badko Nusa Tenggara
surat. tata kearsipan yang sempurna apabila semua surat dan dokumen – dokumen MA II J : HMI Cabang se Badko Sulawesi
lainnya tersimpan pada suatu tempat tertentu dan teratur rapi, dan apabila MA II K : HMI Cabang se Badko Maluku Irian jaya
diperlukan kembali mudah ditemui, walaupun surat – surat tersebut telah tersimpan MA II L : Komisariat, Korkom
lama. Pengarsipan yang baik sangat berguna terutama membantu kelancaran MA III : Anggota perorangan
dan kerapian organisasi pada khususnya, serta membantu perkembangan ilmu
pengetahuan pada umumnya. IV.1.2. Arsip Surat Masuk Ekstern
MB I : Lembaga Negara, Instansi Pemerintah, BUMN
Surat – surat organisasi pada prinsipnya harus disimpan di secretariat/kantor MB II : Golkar, Orsospol
adalah sangat tidak benar dan dilarang apabila penyimpanan surat –surat organisasi MB III : Lembaga Umat Islam (Ormas, Ors Mhs, Pemuda dan Badan
di luar arsip organisasi ataupun oleh perso – person pengurus. Tepat apabila kita Swasta)
mengenal beberapa system penyimpanan surat antara lain : MB IV : Peruguruan Tinggi, kemahasiswaan, kepemudaan dan Ormas
Sistem abjad (Alphabetic Filing) MB V : Kedubes, Badan Asing, Luar negeri
Sitem Perihal (Subjec Filing) MB VI : Alumni, Lembaga KAHMI
Sistem Nomer (Numerical Filing) MB VII : Badan Swasta Non Islam
Sistem Daerah (Geografhical Filing MB VIII : Perseorangan lepas
Bagi kita (HMI) surat – surat organisasi pada map – map atau tempat – tempat IV.2. Map Surat Keluar
tertentu dengan membedakan kode (KB) untuk surat keluar intern dan kode KB IV.2.1. Arsip Surat Keluar Intern
untuk surat keluar ekstern. Sedangkan surat – surat masuk intern berkode MA dan KA I : Bakornas Lembaga Pengembangan Profesi, Badan Khusus,
surat masuk ekstern dengan kode MB. Panitia Nasional
KA II : BADKO HMI se Indonesia
Untuk memperoleh kepraktisan lebih lanjut dari kode – kode dasar tersebut KA III : HMI Cabang se Indonesia
di atas (surat – surat masuk intern maupun ekstern) dibagi lagi sesuai dengan KA IV : Fungsionaris PB HMI, anggota perseorangan
kebutuhan/wilayah/bidang, misalnya : KA V : Surat mandat, surat keterangan, surat tugas
KA VI : surat keputusan pengurusan besar HMI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
414 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 415

perbedaan antara muatan, isi dan redaksi surat tersebut.


Kalimat Penutup 2.2 Konsep surat yang telah mendapat clearence, kemudian diberi
Untuk kesopanan dalam melaksanakan suatu korespodensi perlu adanya nomor verbal.
kalimat – kalimat penutup seperti : “Demikian harap maklum” Atas perhatian Buku verbal untuk dan kode arsip surat
saudara kami ucapkan terima kasih”. - Nomor urut dan kode arsip surat
- Nomor surat
Fungsi kalimat penutup adalah sebagai pemanis surat yang kita buat karena itu - Tanggal surat (penanggalan nasional dan hijriah)
bukanlah suatu keharusan mutlak dalam pembuatan surat – surat resmi namun - Perihal isi surat
demikian untuk kesopanan dan pemanis surat sebaiknya dalam membuat surat - Kepada siapa (keputusan, lampiran, penyimpangan)
– surat resmi organisasi tetap masih digunakan kalimat penutup yang sesuai
dengan isi surat.

8. Penutup surat Contoh Agenda Buku Verbal


Kalau dalam pembuatan surat resmi dimulai dengan “Basmallah” dan dibuka No. Surat Tanggal Isi Surat Keputusan Keterangan
dengan “Assalamu’alaikum Wr,Wb.” Maka dalam penutup surat – surat resmi
HMI ditutup dengan Wabillahi Taufiq Walhidayah dan Wassalamualaikum Wr,
314/KPTS/A/051420 23-05-1420 Pengesahan SC Kongres KA - 1
Wb.” Surat khusus (seperti surat keputusan, Surat keterangan edaran, instruksi,
04-09-1999 ke – 25 HMI
tugas/mandat dan sebagainya) dibuka dengan basmallah.

1. Buku Agenda
Untuk memudahkan pengelolaan system administrasi dan kesekretariatan Buku Agenda Surat Keputusan
dalam hal ini pengelolaan surat menyurat, surat masuk maupun surat No K o d e No.Surat Tanggal Isi Surat Kepada
keluar, pengarsipan dan dokumentasi agar teratur dan sistematis, maka Arsip
system pengagendaan surat menyurat perlu tersendiri. Adapun unsure – 1991 KA II 1 9 0 3 / A / 26-05-1420 Pendataan HMI Cabang se
unsure yang penting untuk dicata adalah : Sek/05/1420 07-09-1999 Nasional Indonesia
- Nomor Urut Surat
- Nomor Kode Arsip
- Nomor Surat
- Tanggal Terima
- Nomor dan Tanggal Surat
- Isi Surat Konsep surat yang telah “Crereance” dan nomor surat, diketik sesuai dengan
- Asal Surat jumlah yang dikehendaki. Legalitas organisasi (tanda tangan ketua,
- Keterangan (tambahan untuk keterangan surat) sekretaris dan stempel)setelah dibukukan barulah surat tersebut siap untuk
dikirim kepada tujuan.Pengiriman surat – surat betul menempuh perjalanan
2. Surat keluar menuju tujuannya kita bukukan dulu dalam bentuk ekspedisi yang memuat
Surat keluar adalah surat yang kita keluarkan untuk mengemukakan kolom – kolom sebagai berikut :
kehendak, pikiran dan maksud kita kepada pihak lain. Surat keluar
harus melalui sirkulasi sebagai berikut :

2.1 Konsep surat harus terlebih dahulu dimintakan clearence kepada


pengurus yang berkepentingan agar tidak terjadi perbedaan –

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
412 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 413

perhatian” Contoh :
“diberitahukan bahwa,” atau dengan ini disampaikan bahwa, …. Dst.
Contoh : (untuk surat – surat pemberitahuan).
Kepada Yang Terhhormat
Sdr. Pengurus Besar HMI “Bersama ini …. atau dengan ini ….dst (untuk surat – surat pengantar).
u.p Bidang PAO
Di “Memenuhi permintaan saudara” atau menunjuk surat saudara No…..
JAKARTA Bertanggal…. dst (untuk surat permintaan, jawaban, balasan, pernyataan).

Dengan begitu penerima surat (telah mengagendakan seperlunya) Tempo – tempo kalimat pendahuluan ini bias berupa konstatasi ataupun
bisa meneruskan kepada bidang Aparat organisasi PB HMI untuk pertimbangan – pertimbangan yang melatarbelakangi hingga surat dibuat,
ditindaklanjuti. misalnya :

6. Kata permulaan surat “Berhubungan adanya gejala yang kita rasakan bersama tentang ….. dst”.
Bagi HMI sebaiknya dipakai kalimat “Assalamualaikum Wr. Wb,” minimal
“dengan hormat”. Kata permulaan ini berfungsi sebagai pembukaan surat, Kalimat pendahuluan ini sebaliknya tidak lebih dari satu alinea ditulis 2 (dua)
ditulis dengan alinea baru berjarak 2 ½ spasi di bawah pokok surat. spasi di bawah kata permulaan surat (Assalamualaikum Wr. Wb).
Contoh:
Assalamu’alaikum Wr. Wb Uraian Persoalan (Isi/pokok surat)
Teriring salam dan do`a semoga aktivitas keseharian Bapak/Ibu mendapat Kecuali maksud, sasaran atau tujuan isi surat haruslah jelas serta harus dapat
limpahan rahmat dari Allah SWT. Amin. dipertanggungjawabkan. Untuk itu hal – hal yang minimal harus diperhatikan
adalah :
7. Isi Surat a) Jangan memakai kalimat yang panjang dan berbelit – belit, singkat lagi
Suatu surat pada dasarnya tidak berbeda dengan suatu karangan penyusunannya terputus – putus juga tidak baik. Hal – hal seperti itu biasanya akan
memakai sistematika sebagai berikut : membuat salah pengertian bagi penerima surat untuk mudah dipahami
- Pendahuluan maka pada surat – surat yang panjang sebaiknya atau seharusnya diberi
- Uraian Persoalan (isi/pokok surat) alinea banyak sedikitnya alinea tergantung dari banyak pokok – pokok
- Penutup pikiran yang ada dalam surat tersebut tetapi perlu pula diperhitungkan
untuk mencapai susunan yang baik dan harmonis. Pembagian dalam
Pendahuluan alinea sangat memudahkan pengertian jarak antara alinea dan spasi
Ini dimaksudkan untuk menarik perhatian pembaca/penerima surat tentang (kalimat) dalam satu alinea 1 ½ (satu setengah) spasi.
hal atau masalah yang dipersoalkan dalam surat itu kalau hanya sekedar b) Dalam satu surat, sebaiknya/seharusnya hanya dipersoalkan satu jenis
menyampaikan berita singkat, kata atau kalimat pendahuluan ini tidaklah perkara atau permasalahan sebab pencampuran soal dalam satu surat
menjadi keharusan pertimbangannya adalah efisiensi tapi bila menyangkut akan menimbulkan kesukaran, baik dalam penyusunannya dan mencari
persoalan penting (apabila kalau memerlukan penguraian dan perincian), maka kembali surat itu bila diperlukan lagi.
surat ini mestilah memakai kata pendahuluan gunanya tidak hanya sekedar c) Dalam penyusunan isi surat selanjutnya harus dijaga tentang kata – kata
menarik perhatian melainkan sekaligus sebagai motivasi (konsideran). dan kalimat yang digunakan hendaklag sopan dan wajar, tidak berlebih
– lebihan, kecuali yang sudah lazim digunakan pengaruh bahasa sangat
besar sekali, sebabdisitu tergambar tentang sikap orang yang membuat
surat itu. Oleh sebab itu menyusun surat diserahkan kepada orang yang
berkemampuan bahasa cukup.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
410 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 411

bagi seorang dengan orang lain. Karena sifat yang demikian, maka surat 3.1 Bentuk dan isi surat HMI
– surat harus disusun secara ringkas dan padat tetapi tegas, bahasa yang 3.2 Sirkulasi surat (surat keluar masuk)
dipakai haruslah mudah dimengerti, sederhana dan teratur. 3.3 Penyimpangan (pengarsipan)
Penulisan surat harus memikirkan terlebih dahulu dengan masak apa yang
akan ditulis serta menyadari kepada siapa tulisan itu ditujukan karena 4. Bentuk dan isi surat
melalui surat itu berarti dia telah mengantarkan dan membawa idenya Surat – surat HMI adalah termasuk surat resmi/dinas, sehingga
kepada orang lain. bentuk dan isinya harus menuruti ketentuan – ketentuan yang telah dibuat
organisasi. Ketentuan tersebut meliputi hal pemakaian kertas, pengetikan
2. Mengingat pengertian dan sifat suatu surat seperti tersebut di atas, maka atau penulisan, bentuk surat, macam dan isi surat.
bagi suatu organisasi turut menjadi sangat penting yaitu : 1. surat – surat organisasi ditulis dalam kertas putih
2.1 Sebagai alat komunikasi 2. ukuran kertas yang dipakai adalah kertas ukuran folio (C4)
2.2 Sebagai dokumentasi organisasi
2.3 Sebagai tanda bukti (alat bukti/pemeriksaan) Hal ini mengingat segi praktisnya, di mana kertas ukuran inilah banyak
kwarto (A4) dapat pula dipergunakan, tetapi pada umumnya ukuran ini
dengan adanya dan kekuatan dan kemampuan surat, maka pimpinan sulit didapatkan di pasaran.
organisasi dapat menyalurkan suatu kebijakan dan keputusan serta pendapat Tambahan lagi kertas C4 (Folio) : 229 mm – 324 mm.
serta dapat pula mengetahui tentang perkembangan kehidupan organisasi Mengenai perihal dimaksud sebagai inti isi singkat surat, biasa juga disebut
dengan bahan – bahan tersebut dapat diatur dan dikendali organisasi dengan pokok surat. Ia tak perlu panjang, ringkas tetapi jelas, tepat. Sehingga
baik, apabila proses surat – menyurat (koresponden) berjalan lancar dan dengan membaca perihal atau pokok surat ini saja pembaca atau penerima
efektif dari seluruh bagian dan aparat organisasi, karena pada hakekatnya surat di bawah ini adalah contoh paling mudah :
suatu surat atau kegiatan ketatausahaan mempunyai ciri-ciri utama sebagai
berikut : Hal : Permohonan Ceramah
- bersifat pelayanan
- bersifat menetes keseluruhannya bagian atau aparat organisasi 5. Alamat surat yaitu kepada siapa surat itu ditujukan terletak pada kanan
- dilaksanakan oleh semua pihak dalam organisasi atas surat, sejajar dengan perihal alamat surat tidak selamanya ditujukan
kepada seseorang, tetapi sering pula kepala suatu badan atau lembaga. Bila
Ciri yang pertama berarti surat menyurat (ketatausahaan) merupakan ditujukan kepada suatu lembaga atau instansi, maka penyebutannya bukan
service work (pekerjaan pelayanan) yang bersifat memudahkan atau kepada nama lembaganya, melainkan kepada pengurus atau pimpinan
meringankan (fasilitating fungcion), yang dilakukan untuk membantu lembaga itu.
pekerjaan – pekerjaan
Contoh :
Ciri berikutnya berarti surat menyurat (ketatausahaan) diperlukan di mana Nomor :
dan dilaksanakan dalam seluruh organisasi yang terdapat pada puncak Lamp :
pimpinan tertinggi (aparat tertinggi organisasi) sampai kepada ruangan Hal :
kerja satuan organisasi (aparat) terbawah. Kepada Yang Terhormat
Sdr. Pengurus Besar HMI
3. Proses penyelenggaraan ketatausahaan atau dengan istilah lain Di
“administrasi”surat menyurat adalah satu proses yang berencana dan teratur JAKARTA
yang dimulai dengan adanya ide pemugarannya sampai penyelesaiaan dan
penyimpangan sebagaimana mestinya. Bila surat ini ditujukan kepada salah satu bagian / unit yang ada pada
Administrasi surat menyurat HMI meliputi 3 (tiga) hal : lembaga itu, hendaknya dilengkapi dengan “up” yang berarti “untuk

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
408 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 409

besar sekali manfaat sebagai markas organisasi di mana setiap


3.2 Bangunan Sekretariat fungsionaris yang bertempat tinggal disitu dapat melaksanakan
Bangunan gedung sekretariat HMI hendaklah diusahakan dapat tugas – tugas organisasi. Hal ini sangat membantu dan
menampung seluruh kegiatan mengenai administrasi maupun mempermudah komunikasi.
kegiatan – kegiatan lainnya. Untuk maksud tersebut, kirangya dapat
diikuti ketentuan – ketentuan sebagai berikut : 3.3 Ruangan Sekretariat
3.2.1 Jumlah ruangan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan kegiatan Dalam mengatur ruangan sekretariat, hendaknya diperlihatkan
dalam kesekretariat HMI yaitu adanya : faktor – faktor yang dapat membuat ruangan tersebut benar – benar
- Ruang tata usaha , tempat pengerjaan dan penyesuaian - berfungsi sebagaimana mestinya. Faktor tersebut ialah hal – hal yang
surat menyurat dan penyimpanan arsip – arsip oragnisasi. memberikan kesenangan, kemauan dan semangat bagi orang yang
- Ruang tanu, untuk menerima tamu – tamu organisasi tinggal di dalamnya, yaitu menyangkut keindahan dan efisiensi,
- Ruang perpustakaan karena di dalam sekretariat HMI terapat ruangan – ruangan yang
- Ruang persidangan, untuk sidang – sidang pengurus mempunyai fungsi sendiri – sendiri (ruang tamu, ruang sidang
- Diusahakan kesekretariatan ini juga merupakan sekretariat dsb), maka dalam pengaturan tersebut haruslah disesuaikan dengan
dari badan – badan khusus HMI yang setingkat. tujuan dan fungsi ruangan tersebut.
3.2.2 Antara ruangan – ruangan tersebut hendaknya diperhatikan 3.3.1 Menghias Ruangan
tentang hubungan antara satu ruangan dengan ruangan Untuk menimbulkan keindahan ruangan perlu adanya
lainnya, dengan mengingat prinsip – prinsip “time and Motion hiasan – hiasan ruangan (hone decoration). Hiasan dari tiap
Study” sehingga menjamin kelancaran komunikasi dengan – tiap ruangan berbeda – beda menurut tujuan dan fungsinya
mempertimbangkan jarak antara satu dengan yang lainnya (garis masing – masing.
lurus adalah jarak terdekat). - menimbulkan semangat kegairahan dan kemauan
3.2.3 Dalam setiap ruangan tersebut sedapat mungkin diusahakan - menimbulkan rasa senang dan tentram dalam hati
adanya faktor – faktor yang dapat memperlancar tugas dan kerja. - membuat enak/nyaman/kerasan tinggal pada ruangan
Untuk itu perlu adanya alat – alat dan perabotan yang menopang itu.
dan menjamin kelancaran tugas –tugas organisasi. Ruangan yang sehat yaitu ruangan yang ditata menurut
3.2.4 Dalam mengatur sekretariat ini, maka harus mengingat dan ketentuan – ketentuan di atas yang akan memberi kesegaran
memperlihatkan faktor – faktor yang dapat menjamin / menjaga daya dan kemampuan kerja pengurus dan anggota yang
kesehatan bagi para pengurus dan anggota organisasi yang berbeda dalam sekretariat HMI.
melaksanakan tugas di sekretariat itu.
Faktor – faktor tersebut antara lain soal sinar dan hawa III. ADMINISTRASI SURAT MENYURAT (KETATAUSAHAAN)
(venti lasi) harus ada dan genteng kaca di mana perlu diadakan 1. Urusan surat menyurat (ketatausahaan) adalah satu bidang yang penting dari
sinar matahari sangat perlu menjaga kesehatan mata dan jiwa lapangan pekerjaan administrasi kesekretariatan. Surat pada hakekatnya
untuk menjaga kesehatan paru – paru. adalah bentuk penuangan ide atau kehendak seseorang dalam bentuk
3.2.5 Sekretariat yang diatur dengan rapi memberi pandangan yang tulisan.
baik dan menyenangkan, baik kepada pengurus maupun anggota 1.1 Bentuk pernyataan kehendak seseorang kepada orang lain melalui
anggota organisasi di samping itu suasana yang demikian akan tulisan (Talk in writing)
banyak memberikan kesehatan dalam bekerja dan akan sangat 1.2 Bentuk suatu media pencurahan perasaan, kehendak, pemikiran dan
membantu kelancaran tugas – tugas organisasi. tujuan seseorang untuk dapat diketahui oleh orang lain.
Dalam mengusahakan gedung sekretariat ini, sedapat 1.3 Juga merupakan suatu bentuk gambaran tentang suatu peristiwa atau
mungkin sekaligus di tempat itu ada wisma HMI yaitu tempat keadaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
menginap fungsionaris organisasi. Wisma HMI ini akan sangat Dengan demikian surat merupakan jembatan pengertian dan alat komunikatif

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
406 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 407

PEDOMAN ADMINISTRASI KESEKRETARIATAN 2. HMI sebagai suatu oragnisasi adalah sautu bentuk kerja sama dari
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM sekelompok mahasiswa – mahasiswa Islam untuk mencapai tujuan bersama
(tujuan HMI pasal 4 anggaran dasar HMI) untuk mengatur kerja sama ini
ke arah pencapaian tujuan tujuan organisasi. Demikian pula pembagian
I. PENDAHULUAN kerja (distribution of work) bagi setiap anggota pengurus dalam mengelola
aktifitas – aktifitas organisasi, sangat dibutuhkan mengingat kompleksitas
1. Administrasi merupakan segenap penyelenggaraan setiap usaha kerjasama aktifitas dan banyaknya anggota pengurus organisasi.
manusia mencapai tujuan tertentu. untuk terselenggaranya administrasi
dengan baik dan mencapai tujuan, diperlukan suatu proses yang tertib. Aktifitas organisasi berpusat pada sekretariat organisasi. Bagi HMI atau
2. Administrasi dalam pengertian luas maupun sempit, dalam sekretariat Badko Cabang, Korkom, Komisariat, Lembaga dan lain – lain
penyelenggarannya diwujudkan dalam fungsi – fungsi administrasi, yang untuk setiap tingkatan aktifitas organisasi.
terdiri dari rencana (palnning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
(actuating), dan pengawasan (controling). Pengelolaan fungsi – fungsi Administrasi kesekretariatan merupakan bagian dari pada administrasi
administrasi pada suatu organisasi seperti HMI yang memiliki jumlah organisasi, yaitu sebagai unit tugas / pekerjaan yang penyelenggaraannya
cabang, aparat dan aktifitas yang besar, sangat membutuhkan suatu diserahkan kepada bidang sekretariat jenderal atau sekretaris organisasi.
keseragaman administrasi (uniformatis). Untuk memenuhi kebutuhan itu
dan demi terwujudnya tertib serta kerapihan administras, penyempunaan Usaha penyelenggaraan administrasi kesekretariatan bertujuan agar
pedoman administrasi kesekretariatan ini merupakan suatu jawaban, sekretaris HMI benar – benar dapat berfungsi sebagai sekretaris organisasi
melihat semakin kompleksnya penyelenggaraan administrasi HMI dimasa yaitu
mendatang. 1.1 Tempat kerja yang efisien bagi pengurus dalam pengendalian
3. Dengan bertitik tolak dan berperang pada kepraktisan (Practicalize), maka organisasi.
pedoman aministrasi kesekeretariatan HMI, mencakup hal – hal sebagai 1.2 Pusat Komunikasi Organisasi
berikut : 1.3 Pusat Kegiatan Administrasi
1) Pendahuluan
2) Organisasian kesekretariatan HMI 3. Perencanaan Pengaturan Sekretariat
3) Administrasi surat menyurat (ketatausahaan) HMI Supaya sekretariat HMI benar – benar dapat berfungsi sebagai
4) Tata kearsipan sekretariat organisasi maka perlu dibuat perencanaan dan pengaturan
5) Invetaris dan dokumentasi organisasi tentang sekretariatnya, baik mengenai letak, bangunan maupun ruangan –
6) Perpustakaan organisasi ruangannya.
7) Keprotokoleran
8) Penutup Perencanan dan pengaturan sekretariat meliputi :
9) Lampiran 3.1 Letak Sekretariat
Sekretariat HMI yang terletak pada tempat yang strategis akan
sangat menentukan kelancaran komunikasi dengan pihak manapun,
II. KESEKRETARIATAN terutama dengan anggota, sehingga mudah dicari, didatangi dan
1. Untuk menyelenggarakan administrasi organisasi dengan efektif, mudah pula mengadakan hubungan keluar, di samping pertimbangan
diperlukan suatu tempat tertentu, sebagai pusat pengurusan segala kelancaran komunikasi maka dalam menentukan tempat sekretariat
sesuatu yang berhubungan dengan organisasi. Tempat penyelenggaraan HMI harus diperrtimbangkan tentang keadaan sekelilingnya
administrasi dinamakan “ sekretariat Organisasi” atau dengan kata lain (milih lokasi) yang menjamin ketenangan dan kesehatan sehingga
“Kantor Organisasi” memungkinkan bagi fungsionaris (pengurus) organisasi dapat
bekerja menunaikan tugasnya di sekretariat ini dengan baik dan
efektif.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
404 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 405

3. Mengatur penyelenggaraan produksi atau reproduksi dari dokumentasi menyangkut bidang masing-masing.
organisasi yang perlu disampaikan kepada seluruh aparat HMI.
2. Rapat Presidium Badan Khusus
E. Bidang Keuangan dan Perlengkapan 1. Rapat Presidium Badan Khusus dihadiri Ketua Umum, para Ketua,
1. Menyusun anggaran dan pengeluaran lembaga untuk satu periode dan Sekrateris Umum, para Wasekum, Bendahara Umum dan Wakil
untuk setiap satu semester. Bendahara Umum
2. Mengelola sumber-sumber penerimaan organisasi sesuai dengan 2. Rapat Presidium dilaksanakan setidaknya empat kali dalam satu
ketentuan organisasi yang berlaku. bulan.
3. Menyelenggarakan administrasi keuangan untuk setiap penerimaan dan 3. Fungsi dan wewenang Rapat Persidium:
pengeluaran lembaga berdasarkan pedoman administrasi keuangan yang a. Mengambil keputusan tentang perkembangan lembaga sehari-
disusun untuk keperluan ini. hari baik intern maupun ekstern
4. Melakukan usaha-usaha yang dapat mendorong seluruh aparat HMI b. Mendengar informasi tentang perkembangan dari berbagai
untuk meningkatkan sumber dana intern khususnya dari iuran anggota. aspek lembaga baik ekstern maupun ntern dikaitkan dengan
5. Mengatur dan mengurus pengamanan, pemeliharaan, perbaikan dan kebijaksaan lembaga yang ada
penambahan perlengkapan organisasi dengan: c. Mengevaluasikan perkembangan lembaga dalam menjalankan
a. Setiap kali mengadakan kontrol terhadap pemakaian peralatan program – program kegiatan.
organisasi.
b. Mengusahakan penambahan perlengkapan organisasi sesuai atau 3. Rapat Bidang Badan Khusus
tidak dengan kebutuhan organisasi. 1. Rapat Bidang dihadiri oleh koordinator dan anggota bidang yang
c. Menyusun daftar inventarisasi organisasi. bersangkutan
d. Mengatur perawatan dan pemeliharaan seluruh perlengkapan 2. Rapat Bidang dilaksanakan setidak – tidaknya empat kali dalam
organisasi. satu bulan.
e. Mengatur dan mengurus kebersihan dan keindahan gedung halaman 3. Fungsi dan wewenang Rapat Bidang Badan Khusus adalah :
perkantoran. a. Mengontrol pelaksanaan proyek / kerja yang dilakukan oleh
setiap bidang dengan tetap merujuk kepada kebijaksanaan /
F. Instansi Pengambilan Keputusan pedoman yang telah ditetapkan oleh organisasi.
b. Membuat penyesuaian terhadap pelaksanaan proyek / kerja
1. Rapat Harian Badan Khusus dari setiap bidang yang mengambil perubahan baik dalam segi
2. Rapat Presidium Badan Khusus maupun segi waktu.
c. Menyusun langkah – langkah teknis untuk menyelenggakan
1. Rapat Harian Badan Khusus proyek / kerja berikutnya sesuai dengan kebijaksanaan yang
1. Rapat Harian lembaga dihadiri oleh seluruh fungsiunaris Badan telah ditetapkan oleh Rapat Harian dan Rapat Presidium.
Khusus 4. Rapat Kerja
2. Rapat Harian dilaksanakan setidaknya dua kali dalam satu bulan. 1. Rapat Kerja dihadiri oleh Fungsionalis Pengurus Badan Khusus
3. Fungsi dan wewenag: 2. Rapat Kerja dilakukan sekurang – kurangnya satu kali dalam setiap
a. Membahas menjabarkan kebijakan yang telah diambil dalam satu semester.
bulan oleh Pengurus Cabang yang diaktifkan dangan program 3. Fungsi dan wewenang Rapat Kerja adalah
Badan Khusus a. Menyusun jadwal aktifitas / rencana kerja untuk satu semester
b. Mengkaji dan mengevaluasi kepurusan-keputusan yang diambil b. Menyusun rencana angggaran penerimaan dan pengeluaran
oleh presidium Badan Khusus untuk kemudian mengambil atau untuk seluruh kegiatan pengurus Badan Khusus selama satu
mempertimbangkan keputuasnnya. semester.
c. Mempelajari laporan kegiatan fungsionaris Badan Khusus
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
402 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 403

10. Wakil Bendahara Umum b. Melakukan kursus dan training yang berkaitan dengan peningkatan
11. Departemen Publikasi Dan Dokumentasi profesionalisme.
12. Bidang Keuangan Dan Perlengkapan 2. Melaksanakan tindak lanjut atas hasil penelitian :
a. Membuat petunjuk pelaksanaan trainging lembaga, kurikulum da
6. Fungsi Dan Wewenang Pengurus Badan Khusus metode training.
b. Melakukan penilaian baik dari segi program amupun edukatif
1. Ketua Umum adalah penanggungjawab dan koordinator kegiatan dalam terhadap hasil penyelenggaraan aktivitas lembaga.
bidang program bersifat keluar maupun ke dalam. 3. Menyelenggarakan kegiatan lainya yang dapat menunjang program
2. Ketua Bidang Pendidikan dan Latihan adalah penanggungjawab dan pendidikan dan latihan.
koordinator kegiatan dalam bidang pendidikan dan latihan
3. Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan adalah penanggungjawab dan B. Bidang Penelitian Dan Pengembangan
koordinator kegiatan dalam bidang penelitian dan pengembangan 1. Menyelenggarakan kegiatan penelitian secara obyektif.
4. Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat dan Partisipasi adalah 2. Menetapkan model penelitian yang dilakukan.
penanggungjawab dan koordinator kegiatan dalam bidang pengabdian 3. Melakukan hipotesa, pengolahan data, tabulasi, analisa data, dan
masyarakat. kemudia merumuskan kesimpulan hasil penelitian.
5. Sekretaris Umum penanggungjawab dan koordinator kegiatan dalam bidang 4. Mengembangkan hasil dan dilakukan upaya pelaksanaannya.
administrasi kesekretariatan, penerangan, dokumentasi keluar maupun ke C. Bidang Pengabdian Masyarakat Dan Partisipasi
dalam. 1. Menyelenggarakan aksi sosial kemasyarakatan sebagai upaya pengabdian
6. Wasekum bidang pendidikan dan latihan bertugas atas nama Sekretaris denganmelibatkan masyarakat di lingkungan lembaga.
Umum penanggungjawab dan koordinator kegiatan pendidikan dan latihan 2. Menyelenggarakan kegiatan sebagai upaya partisipasi lembaga dalam
membantu ketua bidangnya membangun daerah
7. Wasekum Bidang Penelitian dan Pengembangan bertugas atas nama a. Mencoba ikut serta melaksanakan program kemasyarakatan
Sekretaris Umum penanggungjawab dan koordinator kegiatan penelitian bekerjasama dengan pemerintah setempat.
dan pengembangan membantu ketua bidangnya b. Membimbing dan membina masyarakat dengan melakukan kegiatan
8. Wasekum Bidang Pengabdian Masyarakat dan Partisipasi bertugas atas yang mendorong masyarakat untuk meningkatkan partisipasi
nama Sekretaris Umum penanggungjawab dan koordinator kegiatan pembangunan.
pengabdian masyarakat dan partisipasi membantu ketua bidangnya 3. Melakukan kegiatan yang mendorong masyarakat lingkungan lembaga
9. Bendahara Umum penanggungjawab dan kordinator bidang keuangan dan menurut hakekat profesi masing-masing lembaga.
perlengakap keluar maupun ke dalam.
10. Wakil Bendahara Umum bertugas atas nama bendahara umum untuk D. Bidang Administrasi Dan Kesekretariatan
mengelola administrasi keuangan dan perlengkapan lembaga. 1. Melakukan pengaturan tata-cara pengelolaan surat menyurat yang
11. Departemen Publikasi dan Dokumentasi bertugas sebagai koordinator meliputi:
operasional dan kegiatan dalam bidang publikasi dan dokumentasi. a. Penyelenggaraan pemrosesan surat masuk.
b. Penyelenggaraan pemrosesan surat keluar
7. Lembaga Dan Tanggungjawab Pengurus. c. Penyelenggaraan pemrosesan konsep surat keluar
d. Penyelenggaraan pengetikan dan pengadaan surat
A. Bidang Pendidikan dan Latihan Anggota e. Penyelenggaraan pengaturan administrasi pengarsipan
1. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan latihan bagi para anggota f. Penyelenggarakan pengaturan pengarsipan surat.
sebagai upaya meningkatkan keahlian dan ketrampilan sesuai dengan 2. Melakukan pengumpulan, pencatatan pengolahan, penyusunan, dan
disiplin ilmu yang dikaitkan program yang digariskan: pemeliharaan dokumentasi organisasi, bahan-bahan yang berkenaan
a. Melakukan diskusi profesi dan ceramah. dengan intern dan ekstern organisasi.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
400 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 401

Sesuai dengan ART pasal 58 s.d. 61 tugas dan kewajiban maisng-masing Badan
5. Rapat Kerja Khusus adalah:
a. KOHATI bertugas:
1. Rapat Kerja dihadiri oleh semua fungsionaris Korkom 1. Melakukan pembinaan, pengembangan, dan peningkatan potensi kader
2. Rapat Kerja dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu semester. HMI dalam wacana dan dinamika keperempuanan.
3. Fungsi dan wewenang Rapat Kerja: 2. Melakukan advokasi terhadap isu-isu keperempuanan.
a. Menyusun jadwal aktivitas/rencana kerja untuk satu semester. b. Lembaga Pengembangan Profesi bertugas :
b. Menyusun rencana anggaran penerimaan dan pengeluaran untuk seluruh 1. Melaksanakan perkaderan dan program kerja sesuai dengan bidang
kegiatan Pengurus Korkom selama satu semester. profesi masing-masing LPP
2. Memberikan laporan secara berkala kepada struktur HMI yang
III. BADAN KHUSUS HMI setingkat.
c. Badan Pengelola Latihan bertugas :
1. Status, Sifat, dan Fungsi Pengurus Badan Khusus 1. Melaksanakan dan mengelola aktivitas pelatihan di lingkungan HMI.
2. Memberikan laporan secara berkala kepada struktur kepemimpinan
Sesuai dengan ketentuan yang dimaksud dalam Pasal 56 Anggaran Rumah HMI yang setingkat.
Tangga HMI mengenai status, sifat, dan fungsi Badan Khusus dalam HMI d. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) bertugas:
adalah: 1. Melaksanakan dan mengelola aktivitas penelitian dan Pengembangan
a. Badan Khusus adalah lembaga yang dibentuk/disahkan oleh struktur di lingkungan HMI.
pimpinan sebagai wahana beraktifitas di bidang tertentu secara profesional 2. Memberikan laporan secara berkala kepada Pengurus Besar HMI.
di bawah koordinasi bidang dalam struktur pimpinan setingkat.
b. Badan Khusus bersifat semi otonom terhadap struktur pimpinan. 4. Struktur Organisasi Pengurus Badan Khusus
c. Badan Khusus dapat memiliki pedoman sendiri yang tidak bertentangan
dengan AD/ART dan ketetapan Kongres lainnya. 1. Bidang Pendidikan Dan Latihan
d. Badan Khusus berfungsi sebagai penyalur minat dan bakat anggota dan 2. Bidang Penelitian dan Pengembangan
wahana pengembangan bidang tertentu yang dinilai strategis. 3. Bidang Pengabdian Masyarakat Dan Partisipasi
4. Bidang Administrasi Dan Kesekretariatan
2. Jenis Badan Khusus 5. Bidang Keuangan Dan Perlengkapan

Sesuai dengan Pasal 57 ART Jenis Badan Khusus adalah: 5. Komposisi Personalia Badan Khusus
a. Badan Khusus terdiri dari korps HMI-wati (Kohati), Lembaga Pengelola
Latihan, Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) dan Badan Penelitian dan Komposisi dan personalia badan khusus adalah yang mengisi struktur organisasi
Pengembangan (Balitbang). badan khusus HMI;
b. Badan Khusus lainnya dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan 1. Ketua Umum
organisasi. 2. Ketua Bidang Pendidikan Dan Latihan
c. Badan Khusus dapat dibentuk di semua tingkatan struktur HMI. 3. Ketua Bidang Penelitian Dan Pengembangan
d. Di tingkat Pengurus Besar dibentuk Kohati PB HMI, Badan Koordinasi 4. Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat Dan Partisipasi
Nasional (Bakornas) BPL, Bakornas Lembaga Pengembangan Profesi 5. Sekretaris Umum
(LPP) dan Balitbang PB HMI 6. Wasekum Bidang Pendidikan Dan Latihan
7. Wasekum Bidang Penelitian Dan Pengembangan
3. Tugas dan Kewajiban Pengurus Badan Khusus 8. Wasekum Bidang Pengabdian Masyarakat Dan Partisipasi
9. Bendahara Umum

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
398 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 399

3. Melakukan usaha-usaha yang dapat mendorong seluruh aparat HMI 3. Fungsi dan wewenang rapat harian adalah:
untuk meningkatkan sumber dana intern khususnya dari iuran anggota. a. Membahas dan menjabarkan kebijakan yang telah diambil atau
4. Mengatur dan mengurus pengamanan, pemeliharaan, perbaikan dan ditetapkan organisasi secara naisional dan yang telah ditetapkan Sidang
penambahan oerlengkapan organisasi dengan: Pleno Korkom untuk disosialisasikan di kawasan koordinainya.
a. Setiap kali mengadakan kontrol terhadap pemakaian peralatan b. Mengkaji dan mengevaluasi keputusan keputusan Presidium Korkom
organisasi. untuk kemudian mengambil atau mempertimbangkan keputusan dari
b. Mengusahakan penambahan perlengkapan organisasi sesuai atau seluruh kebijakannya.
tidak dengan kebutuhan organisasi. c. Mendengar laporan kegiatan dari seluruh fungsionaris Pengurus
c. Menyusun daftar inventarisasi organisasi. Korkom menyangkut bidang-bidangnya.
d. Mengatur perawatan dan pemeliharaan seluruh perlengkapan
organisasi. 3. Rapat Presidium Korkom
e. Mengatur dan mengurus kebersihan dan keindahan gedung halaman
perkantoran. 1. Rapat Presidium Korkom dihadiri oleh Ketua Umum, Ketua Bidang,
Sekretaris Umum. Wasekum, Bendahara Umum dan Wabendum.
7. Instansi Pengambilan Keputusan Pengurusan Korkom 2. Rapat Presidium dilakukan setidak-tidaknya empat kali dalam satu bulan,
Tata susunan tingkat instansi pengambilan keputusan dalam Pengurus yakni pada hari jum’at dari setiap minggu.
Korkom adalah: 3. Fungsi dan wewenang Rapat Presidium Korkom:
1. Sidang Pleno. a. Mengambil keputusan tentang perkembangan organisasi sehari-hari
2. Rapat Harian. baik intern maupun eketern di kawasan koordinasinya, khususnya
3. Rapat Presidium pengaruh perkembangannya rterhadap kelangsungan aktifitas/program
yang telah ditetapkan.
1. Sidang Pleno Korkom b. Mendengar informasi tentang perkembangan dari berbagai aspek
1. Sidang Pleno Korkom adalah instansi tertinggi pengambilan keputusan di organisasi baik intern maupun ekstern.
tingkat Koordinator Komisariat. c. Mengevaluasi perkembangan ekstern organisasi dan dampaknya bagi
2. Sidang Pleno dihadiri oleh seluruh fungsionaris pengurus Korkom, perkembangan organisasi di wilayah koordinasinya.
ditambah dengan Ketua Umum Komisariat wilayah koordinasi.
3. Fungsi dan wewenang Sidang Pleno: 4. Rapat Bidang
a. Membahas laporan pengurus Korkom tentang pelaksanaan tugas sebagai
koordiansi yang telah ditetapkan oleh konferca untuk tiap semester. 1. Rapat Bidang dihadiri oleh aparat bidang yang bersangkutan.
b. Mendengar laporan pengurus Komisariat di lingkungan kordinasinya. 2. Rapat Bidang diselenggarakan setidak-tidaknya satu kali dalam satu
c. Mengambil kebijakan yang mendasar bagi organisasi, baik ke dalam bulan.
maupun keluar yang berpedoman dan selaras dengan kebijakan HMI 3. Fungsi dan wewenang Rapat Bidang:
secara nasional di tingkat Komisariat. a..Mengontrol pelaksanaan proyek/kerja yang dilakukan oleh setiap
4. Sidang Pleno setidak-tidaknya dilakukan sekali enam bulan atau dua kali bidang
dalam satu periode b.Membuat penyesuaian terhadap pelaksanaan proyek/kerja dari setiap
bidang yang mengalami perubahan baik dalam segi teknis maupun segi
2. Rapat Harian Korkom waktu.
4. Menyusun langkah-langkah teknis untuk menyelenggarakan proyek/
1. Rapat Harian Korkom dihadiri seluruh fungsionaris Korkom kerja berikutnya sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Rapat
2. Rapat Harian Korkom dilaksanakan setidak tidaknya satu kali dalam satu Presidium.
bulan, yakni pada hari jum’at minggu terakhir.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
396 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 397

petunjuk pelaksanaan training dan aktifitas yang telah ditetapkan d. Melakukan kegiatan yang dapat mendorong anggota Komisariat
oleh pengurus Cabang sehingga menjadi pedoman organisasi dalam untuk melakukan dan meningkatkan aktifitas diskusi kelompok
menerapkan pedoman perkaderan. tentir-tentir, grup belajar, dan lain-lain.
b. Mengarahkan dan mensosialisasikan pedoman evaluasi training
yang telah disusun oleh pengurus Cabang. d. Bidang Pemberdayaan Perempuan
c. Menyelenggarakan proyek kerja yang dapat memberikan dampak 1. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong KOHATI
positif bagi peningkatan kualitas dan kuantitas pelaksanaan training untuk melakukan sosialisasi organisasi dan pembinaan terhadap
dan aktivitas lainnya. personalia KOHATI dalam:
d. Menyelenggarakan kegiatan lainnya yang dapat menunjang upaya a. Meningkatkan pengetahuan dan penghayatan anggota terhadap
pembinaan anggota di lingkungan Korkom, fungsi dan peranan KOHATI sebagai Badan Khusus HMI.
b. Mendorong HMI-wati untuk mengikuti training-training baik
b. Bidang Pengembangan Dan Pembinaan Aparat Organisasi. training umum maupun khusus.
1. Memperhatikan, mengontrol dan melaksanakan rasionalisasi 2. Meningkatkan intensitas pembinaan komunikasi antara KOHATI
kepengurusan dari aparat Komisariat HMI di lingkungan koordinasi dengan seluruh aparat HMI Komisariat di lingkungan koordinasinya
melalui pergantian pengurus yang teratur tepat waktu rekrutmen dan alumni HMI-wati di lingkungan perguruan tinggi.
personalia yang sesuai dengan kualitas individual yang dibutuhkan. 3. Melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas HMI-wati
2. Menyusun data pengenbangan aparat HMI Komisariat di lingkungannya sesuai dengan tingkat perkembangan dunia wanita di lingkungan
dalam ikhtiar menerbitkan penyelenggaraan organisasi yang sesuai Komisariatnya.
dengan konstitusi.
3. Menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menunjang peningkatan e. Bidang Administrasi Dan Kesekretariatan
kualitas dan mekanisme kerja organisasi aparat HMI Komisariat di 1. Melakukan pengaturan tata-cara pengelolaan surat menyurat yang
lingkungan Korkom sesuai aturan yang berlaku. meliputi:
4. Mendorong berbagai kegiatan di aparat HMI Komisariat di lingkungan a. Penyelenggaraan pemrosesan surat masuk.
Korkom yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas kerja dan b. Penyelenggaraan pemrosesan surat keluar
mekanisme kerja organisasi. c. Penyelenggaraan pemrosesan konsep surat keluar
5. Melakukan kegiatan lainnya yangdapat menunjang peningkatan dan d. Penyelenggaraan pengetikan dan pengadaan surat.
pengembangan kualitas serta potensi organisasi dalam menjalankan e. Penyelenggaraan pengaturan administrasi pengarsipan.
usaha di Komisariat-Komisariat di lingkungan Korkom f. Penyelenggarakan pengaturan pengarsipan surat.
2. Melakukan pengumpulan, pencatatan pengolahan, penyusunan, dan
c. Bidang Perguruan Tinggi Dan Kemahasiswaan pemeliharaan dokumentasi organisasi, bahan-bahan yang berkenaan
1. Mengusahakan agar para anggota dan alumni HMI di lingkungan HMI dengan intern dan ekstern organisasi.
ikut serta secara aktif meningkatkan fungsi dan peranan perguruan 3. Mengatur penyelenggaraan produksi atau reproduksi dari dokumentasi
tinggi di tengah kehidupan bermasyarakat. organisasi yang perlu disampaikan kepada seluruh aparat HMI.
2. Melakukan kegiatan yang mendorong anggota dan alumni HMI di
lingkungan Cabang untuk meningkatkan kehidupan beragama dikampus f.. Bidang Keuangan Dan Perlengkapan.
antara lain dengan : 1. Menyusun anggaran dan pengeluaran untuk satu periode dan untuk
a. Memprakarsai kegiatan-kegiatan agama (Islam) di lingkungan setiap satu semester. Mengelola sumber-sumber penerimaan organisasi
kampus. sesuai dengan ketentuan organisasi yang berlaku.
b. Meningkatkan efektifitas kehidupan masjid kampus di kampus. 2. Menyelenggarakan administrasi keuangan untuk setiap penerimaan dan
c. Melakukan diskusi-diskusi untuk meningkatkan konsep Islam pengeluaran Kordinaror Komisariat berdasarkan pedoman administrasi
tentang berbagai segi kehidupan masyarakat. keuangan yang disusun untuk keperluan ini.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
394 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 395

5. Fungsi Personalia Pengurus Korkom Organisasi ditingkat Korkom


17. Departemen Pengembangan Aparat bertugas sebagai koordinator
1. Ketua Umum adalah penanggung jawab dan koordinator umum dalam operasional dan kerja dan proyek-proyek di bidang Pengembangan Aparat
pelaksanaan tugas-tugas intern dan ekstern organisasi yang bersifat umum Organisasi ditingkat Korkom
pada tingkat Korkom. 18. Departemen Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan bertugas sebagai
2. Ketua Bidang Penelitian, Pengembangan Dan Pembinaan Anggota adalah koordinator operasional dan kerja dan proyek-proyek di bidang Perguruan
penanggungjawab dan koordinator bidang Penelitian, Pengembangan Dan Tinggi dan Kemahasiswaan ditingkat Korkom
Pembinaan Anggota 19. Departemen Kepemudaan bertugas sebagai koordinator operasional dan
3. Ketua Bidang Pengembangan Dan Pembinaan Aparat Organisasi. adalah kerja dan proyek-proyek di bidang Kepemudaan ditingkat Korkom
penanggungjawab dan koordinator bidang Pengembangan Dan Pembinaan 20. Departemen Kajian Perempuan bertugas sebagai koordinator operasional
Aparat Organisasi. dan kerja dan proyek-proyek di bidang Kajian Kewanitaan ditingkat
4. Ketua Bidang Perguruan Tinggi Dan Kemahasiswaan adalah Korkom
penanggungjawab dan koordinator bidang Perguruan Tinggi Dan 21. Departemen Pengembangan Sumber Daya Wanita bertugas sebagai
Kemahasiswaan koordinator operasional dan kerja dan proyek-proyek di bidang
5. Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan adalah penanggungjawab dan Pengembangan Sumber Daya Perempuan ditingkat Korkom
koordinator bidang Pemberdayaan Perempuan 22. Departemen Data Dan Pustaka bertugas sebagai koordinator operasional
6. Sekretaris Umum penanggungjawab dan koordinator kegiatan dalam dan kerja dan proyek-proyek di bidang Data Dan Pustaka ditingkat
bidang data dan pustaka ketatausahaan dan penerangan serta hubungan Korkom
organisasi dengan pihak ekstern tingkat Korkom. 23. Departemen Penerangan bertugas sebagai koordinator operasional dan
7. Wasekum PPPA bertugas untuk kegiatan PPPA membantu ketua bidangnya kerja dan proyek-proyek di bidang Penerangan ditingkat Korkom
di tingkat Korkom. 24. Departemen Ketata Usahaan bertugas sebagai koordinator operasional dan
8. Wasekum PPPAO bertugas untuk kegiatan PPPA membantu ketua kerja dan proyek-proyek di bidang Ketata Usahaan ditingkat Korkom
bidangnya di tingkat Korkom. 25. Departemen Logistik bertugas sebagai koordinator operasional dan kerja
9. Wasekum PTKP bertugas untuk kegiatan PTKP membantu ketua bidangnya dan proyek-proyek di bidang Logistik ditingkat Korkom
di tingkat Korkom. 26. Departemen Pegelolaan Sumber Dana bertugas sebagai koordinator
10. Wasekum Pemberdayaan Perempuan bertugas untuk kegiatan Kewanitaan operasional dan kerja dan proyek-proyek di bidang Pegelolaan sumber
membantu ketua bidangnya di tingkat Korkom. dana ditingkat Korkom
11. Bendahara Umum penaggung jawab dan koordinator kegiatan di bidang
keuangan dan perlengkapan organisasi di tingkat Korkom. 6. Wewenang Dan Tanggungjawab Bidang Kerja Pengurus.
12. Wakil Bendahara Umum bertugas atas nama Bendahara Umum dalam
pengolahan administrasi keuangan dan perlengkapan organisasi. a. Bidang Penelitian, Pengembangan Dan Pembinaan Anggota
13. Departemen Diklat Anggota bertugas sebagai koordinator operasional dan 1. Menyelenggarakan koordiansi pengawasan dalam pengurus Korkom
kerja dan proyek-proyek di bidang Diklat Anggota ditingkat Korkom. terhadap pelaksanaan training dan aktivitas yang diselenggarakan oleh
14. Departemen Pengembangan Perkaderan bertugas sebagai koordinator seluruh aparat Komisariat di seluruh Korkom.
operasional dan kerja dan proyek-proyek di bidang Pengembangan 2. Melakukan penilaian baik dari segi program maupun segi edukatif
Perkaderan ditingkat Korkom. terhadap hasil-hasil penyelenggaraan trainging dan aktifitas yang
15. Departemen Data Aparat Organisasi bertugas sebagai koordinator dijalankan oleh seluruh aparat HMI Komisariat di lingkungan Korkom
operasional dan kerja dan proyek-proyek di bidang Data Aparat Organisasi 3. Mengusahakan lanjut atas penilaian pelasanaan training dan aktifitas
ditingkat Korkom yang diselenggarakan oleh aparat HMI Komisariat di lingkungan
16. Departemen Pendayagunaan Aparat Organisasi bertugas sebagai koordinator Korkom dengan:
operasional dan kerja dan proyek-proyek di bidang Pendayagunaan Aparat a. Mengarahkan, membina, membimbing dan mensosialisasikan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
392 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 393

3. Fungsi dan wewenang Rapat Kerja: lebih penting lagi dimaksudkan untuk menyerasikan gerak langkah organisasi
a. Menyusun jadwal aktivitas/rencana kerja untuk satu semester. selaras dan sejalan dengan kebijakan Pengurus Cabang yang berpedoman kepada
b. Menyusun rencana anggaran penerimaan dan pengeluaran untuk seluruh ketetapan-ketetapan Kongres sebagai instansi pengambilan keputusan.
kegiatan Pengurus Badan Koordinasi selama satu semester.
3. Struktur Organisasi Pengurus Koordinator Komisariat
B. PENGURUS KOORDINATOR KOMISARIAT (KORKOM) 1. Bidang Penelitian, Pengembangan Dan Pembinaan Anggota
2. Bidang Pengembangan Dan Pembinaan Aparat Organisasi.
1. Status Pengurus 3. Bidang Perguruan Tinggi Dan Kemahasiswaan
Sesuai dengan ketentuan yang termaksud pada Bagian VIII Pasal 36 Anggaran 4. Bidang Pemberdayaan Perempuan
Rumah Tangga HMI mengenai status Koordinator Komisariat dalam struktur 5. Bidang Administrasi Dan Kesekretariatan
organisasi umumnya dan pimpinan khususnya, status Koordinator Komisariat 6. Bidang Keuangan Dan Perlengkapan.
adalah:
a. Koordinator Komisariat adalah badan pembantu Pengurus Cabang 4. Komposisi Personalia Pengurus Korkom
b. Koordinator Komisariat HMI dibentuk untuk mengkoordinir beberapa 1. Ketua Umum
komisariat 2. Ketua Bidang Penelitian, Pengembangan Dan Pembinaan Anggota
c. Masa jabatan pengurus Koordinator Komisariat disesuaikan dengan masa 3. Ketua Bidang Pengembangan Dan Pembinaan Aparat Organisasi.
jabatan Pengurus Cabang 4. Ketua Bidang Perguruan Tinggi Dan Kemahasiswaan
5. Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan
2. Tugas Dan Kewajiban Pengurus Koordinator Komisariat 6. Sekretaris Umum
a. Melaksanakan dan mengembangkan kebijakan Pengurus Cabang tentang 7. Wasekum PPPA
berbagai tugas organisasi di wilayahnya. 8. Wasekum PPPAO
b. Mewakili Pengurus Cabang dalam menyelesaikan masalah intern di 9. Wasekum PTKP
lingkungan koordinasinya tanpa harus meninggalkan konsultasi. 10. Wasekum Pemberdayaan Perempuan
c. Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan khusus pengurus 11. Bendahara Umum
Cabang dalam bidang kemahasiswaan dan perguruan tinggi dalam wilayah 12. Wakil Bendahara Umum
koordinasinya. 13. Departemen Diklat Anggota
d. Melaksanakan segala hal yang telah diputuskan musyawarah komisariat. 14. Departemen Pengembangan Perkaderan
e. Memberikan bimbingan, membina, mengkoordinir dan mengawasi 15. Departemen Data Aparat Organisasi
kegiatan-kegiatan Komisariat dalam wilayah koordinasinya. 16. Pendayagunaan Aparat Organisasi
f. Membentuk Komisariat Persiapan. 17. Departemen Pengembangan Aparat
g. Meminta laporan dalam lingkungan koordinasinya. 18. Departemen Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan
h. Menyampaikan laporan kerja enam bulan sekali kepengurusan setiap 19. Departemen Kepemudaan
semester kepada Pengurus Cabang. 20. Departemen Kajian Perempuan
i. Menyelenggarakan musyawarah Koordinator Komisariat selambat- 21. Departemen Pengembangan Sumber Daya Perempuan
lambatnya dua bulan setelah Konferca. 22. Departemen Data Dan Pustaka
j. Memberikan laporan kerja pada Muskom. 23. Departemen Penerangan
24. Departemen Ketata Usahaan
Sebagaimana badan pembantu Pengurus Cabang, Koordinator Komisariat 25. Departemen Logistik
berfungsi di antaranya adalah sebagi kordinator yang melaksanakan dan 26. Departemen Pegelolaan sumber dana
mengembangkan kebijakan pengurus Cabang tentang berbagai masalah atau
menyelesaikan persoalan-persoalan intern HMI di lingkungan koordinasinya tetapi

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
390 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 391

d. Menyelenggarakan berbagai usaha yang dapat mendorong peningkatan b. Mengkaji dan mengevaluasi keputusan keputusan presidium Badko
peranan KOHATI dalam wadah-wadah kerjasama organisasi untuk kemudian mengambil atau mempertimbangkan keputusan dari
perempuan. seluruh kebijakannya.
e. Melakukan berbagai aktifitas lainnya yang menunjang upaya pembinaan c. Mendengar laporan kegiatan dari seluruh fungsionaris Pengurus Badan
personalia KOHATI, pembinaan operasional KOHATI serta pembina Koordinasi menyangkut bidang-bidangnya.
partisipasi KOHATI dalam kehidupan perempuan khususnya dan
masyarakat. C. Rapat Presidium Badko

7. Instansi Pengambilan Keputusan Pengurus Badko 1. Rapat Presidium Badko dihadiri oleh Ketua Umum, Ketua Bidang,
Sekretaris Umum. Wasekum, Bendahara Umum dan WSabendum.
Tata susunan tingkat instansi pengambilan keputusan dalam Pengurus Badan 2. Rapat presidium dilakukan setidak-tidaknya empat kali dalam satu bulan,
Koordinasi adalah: yakni pada hari jum’at dari setiap minggu.
1. Sidang Pleno. 3. Fungsi dan wewenang Rapat Presidium Badko:
2. Rapat Harian a. Mengambil keputusan tentang perkembangan organisasi sehari-hari
3. Rapat Presidium baik intern maupun eketern di kawasan koordinasinya, khususnya
pengaruh perkembangannya rterhadap kelangsungan aktifitas/program
A. Sidang Pleno Badko yang telah ditetapkan.
1. Sidang Pleno Badko adalah instansi tertinggi pengambilan keputusan di b. Mendengar informasi tentang perkembangan dari berbagai aspek
tingkat badan koordinasi. organisasi baik intern maupun ekstern di tingkat regional.
2. Sidang Pleno dihadiri oleh seluruh fungsionaris Pengurus Badan Koordinasi, c. Mengevaluasi perkembangan ekstern organisasi dan dampaknya bagi
ditambanh dengan Ketua Umum Cabang wilayah koordinasi. perkembangan organisasi di wilayah koordinasinya.
3. Fungsi dan wewenang Sidang Pleno:
a. Membahas laporan Pengurus Badan Koordinasi tentang pelaksanaan
tugas sebagai koordiansi yang telah ditetapkan oleh Musda untuk tiap D. Rapat Bidang
semester.
b. Mendengar laporan Pengurus Cabang di lingkungan kordinasinya. 1. Rapat Bidang dihadiri oleh aparat bidang yang bersangkutan.
c. Mengambil kebijakan yang mendasar bagi organisasi, baik ke dalam 2. Rapat Bidang diselenggarakan setidak-tidaknya satu kali dalam satu
maupun keluar yang berpedoman dan selaras dengan kebijakan HMI bulan.
secara nasional di tingkat regional. 3. Fungsi dan wewenang Rapat Bidang:
4. Sidang Pleno setidak-tidaknya dilakukan enam bulan atau empat kali a. Mengontrol pelaksanaan proyek/kerja yang dilakukan oleh setiap
dalam satu periode. bidang.
b. Membuat penyesuaian terhadap pelaksanaan proyek/kerja dari setiap
B. Rapat Harian Badko bidang yang mengalami perubahan baik dalam segi teknis maupun segi
waktu.
1. Rapat Harian Badko dihadiri seluruh fungsionaris Badko 4. Menyusun langkah-langkah teknis untuk menyelenggarakan proyek/
2. Rapat Harian Badko dilaksanakan setidak tidaknya satu kali dalam satu kerja berikutnya sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh rapat
bulan, yakni pada hari jum’at minggu terakhir. presidium.
3. Fungsi dan wewenang Rapat Harian adalah:
a. Membahas dan menjabarkan kebijakan yang telah diambil atau E. Rapat Kerja
ditetapkan organisasi secara nasional dan yang telah ditetapkan Sidang 1. Rapat Kerja dihadiri oleh semua fungsionaris Badko
Pleno Badko untuk disosialisasikan di kawasan koordinainya. 2. Rapat Kerja dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu semester.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
388 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 389

b. Mendorong seluruh aparat HMI untuk menyelenggarakan kerja-kerja organisasi yang berlaku.
sosial kemasyarakatan. 3. Menyelenggarakan administrasi keuangan untuk setiap penerimaan dan
5. Mengusahakan hubungan kerja sama secara kelembagaan antara lain pengeluaran Pengurus Badan Koordinasi berdasarkan pedoman administrasi
lembaga-Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) HMI dengan berbagai keuangan yang disusun untuk keperluan ini.
Lembaga Pengembangan Profesi dan lembaga-lembaga penelitian 4. Melakukan usaha-usaha yang dapat mendorong seluruh aparat HMI untuk
kemasyarakatan. meningkatkan sumber dana intern khususnya dari iuran anggota.
6. Mengembangkan pola kajian yang kontinu untuk menggali pemikiran yang 5. Mengatur dan mengurus pengamanan, pemeliharaan, perbaikan dan
bermanfaat dalam berbagai segi kehidupan umat Islam guna disumbangkan penambahan perlengkapan organisasi dengan:
sebagai kontribusi gagasan pada lembaga-lembaga sosial, keagamaan dan a. Setiap kali mengadakan kontrol terhadap pemakaian peralatan
politik. organisasi.
b. Mengusahakan penambahan perlengkapan organisasi sesuai atau tidak
C. Bidang Administrasi Dan Kesekretariatan dengan kebutuhan organisasi.
c. Menyusun daftar inventarisasi organisasi.
1. Melakukan pengaturan tata-cara pengelolaan surat menyurat yang d. Mengatur perawatan dan pemeliharaan seluruh perlengkapan
meliputi: organisasi.
a. Penyelenggaraan pemrosesan surat masuk. e. Mengatur dan mengurus kebersihan dan keindahan gedung halaman
b. Penyelenggaraan pemrosesan surat keluar perkantoran.
c. Penyelenggaraan pemrosesan konsep surat keluar
d. Penyelenggaraan pengetikan dan pengadaan surat. E. Bidang Pemberdayaan Perempuan
e. Penyelenggaraan pengaturan administrasi pengarsipan. 1. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas HMI-
f. Penyelenggarakan pengaturan pengarsipan surat. wati sesuai dengan tingkat perkembangan dunia perempuan khususnya
2. Melakukan pengumpulan, pencatatan pengolahan, penyusunan, dan dalam masyarakat umum.
pemeliharaan dokumentasi organisasi, bahan-bahan yang berkenaan 2. Merumuskan pemikiran-pemikiran kualitatif yang bermanfaat bagi
dengan tat inter dan ekstern organisasi. kemajuan KOHATI dan sesama organisasi perempuan lainnya, seperti
3. Mengatur penyelenggaraan produksi atau reproduksi dari dokumentasi pemikiran-pemikiran tentang peningkatan kualitas kepemimpinan di
organisasi yang perlu disampaikan kepada seluruh aparat HMI. kalangan perempuan, mekanisme dan struktur organisasi yang efektif fan
4. Menyelenggarakan aktifitas yang dapat menambah pengetahuan dan lain sebagainya.
ketrampilan personil bidang kesekretariatan di seluruh aparat HMI guna 3. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan upaya bersama
meningkatkan kelancaran dan mutu kerja dalam bidang administrasi di kalangan perempuan dalam menanggulangi berbagai masalah sosial
kesekretariatan. kemasyarakatan.
4. Mengangkat topik pembahasan perempuan dalam kelompok–kelompok
5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat mendukung usaha diskusi HMI.
perbaikan peningkatan dan penyempurnaan cara kerja administrasi 5. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong KOHATI
kesekretariatan di seluruh aparat HMI. untuk melakukan sosialisasi organisasi dan pembinaan terhadap personalia
KOHATI dalam:
a. Meningkatkan pengetahuan dan penghayatan anggota terhadap fungsi
D. Bidang Keuangan Dan Perlengkapan dan peranan KOHATI sebagai Badan Khusus HMI.
b. Mendorong HMI-wati untuk mengikuti training-training baik training
1. Menyusun anggaran dan pengeluaran Pengurus Badan Koordinasi untuk umum maupun khusus.
satu periode dan untuk setiap satu semester. c. Meningkatkan komunikasi antara KOHATI dengan aparat HMI dan
2. Mengelola sumber-sumber penerimaan organisasi sesuai dengan ketentuan alumni.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
386 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 387

proyek di bidang logistik di tingkat regional 8. Memperhatikan, mengontrol dan melaksanakan rasionalisasi kepengurusan
29. Departemen Pengembangan Dana sebagai kordinator operasional dari kerja dari aparat HMI di kawasan koordinasinya melalui penggantian pengurus
dan proyek-proyek di bidang pengembangan dana di tingkat regional yang teratur, tepat waktu rekruitmen personalia yangs esuai dengan kualitas
individu yang diperlukan.
6. Wewenang Dan Tanggungjawab 9. Menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menunjang peningkatan kualitas
Bidang Kerja Pengurus Badan Koordinasi kerja dan mekanisme kerja organisasi sesuai dengan aturan/pedoman
koordinasinya.
Masing-masing bidang kerja Pengurus Badan Koordinasi dalam menjalankan 10. Mendorong berbagai kegiatan leinnya yang menunjang peningkatan
wewenang dan tanggungjawab adalah sebagi berikut: kualitas kerja dan mekanisme kerja organisasi dikawasan koordinasinya.
11. Melakukan kegiatan lainnya yang menunjang peningkatan dan
A. Bidang Intern pengembangan serta potensi organisasi menjalankan usaha di kawasan
koordinasinya.
1. Melakukan penelitian baik dari segi program maupun dari segi edukatif
terhadap hasil-hasil penyelenggaraan training dan aktifitas yang dijalankan B. Bidang Ekstern
oleh seluruh aparat Cabang di bawah koordinasi Badko bersangkutan.
2. Menyusun data perkembangan anggota di setiap Cabang dalam wilayah 1. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat meningkatkan partisipasi aktif,
koordinasi. korektif dan konstruktif dari seluruh aggota dan alumni HMI dan mewujudan
3. Menyusun data aparat organisasi dan lembaga khusus dan analisa kehisupan kampus yang demokratis di wilayah koordinasinya.
hasil penelitian di kawasan koordinasinya dalam ikhtiar mentertibkan 2. Mengusahakan agar para anggota dan alumni HMI ikut serta secara aktif
penyelenggaraan organisasi yang sesuai dengan konstitusi. meni ngkatkan fungsi dan peranan perguruan tinggi di tengah-tengah
4. Menyusun data dan hasil eksternal berdasarkan sektor yang urgen dalam kehidupan masyarakat di wilayahnya.
perkembangan kawasan regional untuk mengembangkan HMI diwilayah 3. Menyelenggarakan kegiatan yang mendorong anggota alumni untuk
Badko bersangkutan. meningkatkan kehidupan beragan di kampus dengana antara lain:
5. Meyelenggarakan koordiansi pengawasan terhadap pelaksanaan training
dan aktifitas yang diselenggarakan oleh seluruh aparat Cabang HMI di a. Menyelenggarakan diskusi, seminar, symposium dan sebagainya yang
lingkungan. berkenan dengan pengkajian terhadap penyempurnaan sistem pendidikan
6. Mengusahakan tindak lanjut atas hasil penelitian pelaksanaan training umumnya dan sistem pendidikan tinggi khususnya.
dan aktifitas yang diselenggarakan oleh aparat HMI Cabang di kawasan b. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan
koordinasinya dengan: fungsinya dan peran Lembaga Pengembangan Profesi (LPP), baik sebagai
a. Mengarahkan dan mensosialisasi petunjuk pelaksanaan training dalam sarana pengembangan profesi anggota maupun wadah dharma bhakti
pedoman yang operasional dalam menerapkan pedoman perkaderan HMI. kemasyarakatan HMI di seluruh aparat dalam upaya berperan serta dalam
b. Mengarahkan dan mensosialisasi teks book yang disusun oleh PB HMI pembangunan.
sehingga dapat menjadi pedoman perkaderan HMI. c. Melakukan kegiatan lainnya yang menunjang partisipasi anggota dan
c. Mengarahkan dan mensosialisasi pedoman evaluasi training yang telah alumni HMI dalam mewujudkan kehidupan kampus umumnya dan dunia
ditetapkan oleh organisasi. kemahasiswaan khususnya di lingkup regional.
d. Menyelenggarakan proyek yang dapat memeberikan dampak positif bagi 4. Melakukan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas personil
peningkatan kualitas dan kuantitas pelaksanaan trainging dan aktifitas pengelola Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) di seluruh aparat antara
pusdiklat tingkat regional, proyek pengembangan kelembagaan perkaderan lain dengan :
pilot project membangun kurikulum training dan sebagainya. a. Mendorong seluruh aparat HMI untuk melakukan latihan
7. Menyelenggarakan kegiatan lainnya yang dapat menunjang pembinaan pengembangan ketrampilan mengelola Lembaga Pengembangan
anggota. Profesi (LPP).

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
384 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 385

23. Departemen Hubungan Lembaga Islam 12. Departemen Pendidikan dan Latihan sebagai kordinator operasional dari kerja
24. Departemen Kajian Perempuan dan proyek-proyek dibidang pendidikan dan latihan di tingkat regional.
25. Departemen Hubungan Lembaga Perempuan 13. Departemen Pengembangan dan Promosi Kader sebagai koordinator operasional
26. Departemen Penerangan Dan Humas dari kerja dan proyek-proyek di bidang pengembangan dan promosi kader di
27. Departemen Administrasi Dan Kesekretariatan tingkat regional
28. Departemen Logistik 14. Departemen Pendayagunaan Organisasi sebagai kordinator operasional dari
29. Departemen Pengembangan Dana. kerja dan proyek-proyek di bidang pendayagunaan organisasi di tingkat
regional
Mekanisme penetapan Pengurus Badan Koordinasi HMI dilakukan malalui 15. Departemen Pembangunan Organisasi sebagai kordinator operasional dari kerja
Forum Muasyawarah Daerah (Musda) dengan memilih Ketua Umum/Formateur dan proyek-proyek di bidang pembangunan organisasi di tingkat regional
Badko yang selanjutnya disahkan oleh Pengurus Besar HMI (pasal 27 ayat d ART 16. Departemen Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan sebagai kordinator
HMI). operasional dari kerja dan proyek-proyek di bidang perguruan tinggi dan
kemahasiswaan di tingkat regional
5. Fungsi Personalia Pengurus Badan Koordinasi 17. Departemen Kepemudaan sebagai kordinator operasional dari kerja dan
Masing-masing personalia Pengurus Badan Koordinasi HMI menjalankan proyek-proyek di bidang kepemudaan di tingkat regional
fungsinya sebagai berikut: 18. Departemen Kewirausahaan sebagai kordinator operasional dari kerja dan
1. Ketua Umum adalah penanggung jawab dan koordinator dalam pelaksanaan proyek-proyek di bidang kewirausahaan di tingkat regional
tugas-tugas intern dan ekstern yang bersifat umum di tingkat regional. 19. Departemen Pengembangan Profesi sebagai kordinator operasional dari kerja
2. Ketua Bidang Intern adalah penanggungjawab dan koordinator umum seluruh dan proyek-proyek di bidang pengembangan profesi di tingkat regional
kegiatan yang sifatnya internal organisasi. 20. Departemen Masalah Pembangunan sebagai kordinator operasional dari kerja
3. Ketua Bidang Ekstern adalah penanggungjawab dan koordinator umum seluruh dan proyek-proyek di masalah pembangunan di tingkat regional
kegiatan yang sifatnya eksternal organisasi. 21. Departemen Informasi Pembangunan Regional sebagai kordinator operasional
4. Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan adalah penanggungjawab dan dari kerja dan proyek-proyek di bidang informasi pembangunan regional di
koordinator umum seluruh kegiatan bidang kewanitaan organisasi. tingkat regional
5. Sekretaris Umum adalah penanggungjawab dan koordinator umum bidang data 22. Departemen Pengkajian Masalah Keumatan sebagai kordinator operasional
dan pustaka ketatausahaan dan penerangan serta hubungan organisasi dengan dari kerja dan proyek-proyek di bidang pengkajian masalah keumatan di
pihak eksten di wilayah daerah. tingkat regional
6. Wakil Sekretaris Umum Intern bertugas atas nama Sekretaris Umum untuk 23. Departemen Hubungan Lembaga Islam sebagai kordinator operasional
kegiatan yang sifatnya intern dalam organisasi. dari kerja dan proyek-proyek di bidang hubungan lembaga islam di tingkat
7. Wakil Sekretaris Umum ekstern bertugas atas nama Sekretaris Umum untuk regional
kegiatan yang sifatnya ekstern dalam organisasi. 24. Departemen Kajian Perempuan sebagai kordinator operasional dari kerja dan
8. Wakil Sekretaris Umum bidang Pemberdayaan Perempuan bertugas atas nama proyek-proyek di bidang kajian perempuan di tingkat regional
Sekretaris Umum untuk kegiatan yang sifatnya kewanitaan dalam organisasi. 25. Departemen Hubungan Lembaga Perempuan sebagai kordinator operasional
9. Bendahara Umum penanggungjawab dan koordinator bidang keaungan dan dari kerja dan proyek-proyek di bidang hubungan lembaga wanita di tingkat
perlengkapan organisasi. regional
10. Wakil Bendahara Umum bertugas atas nama Bendahara Umum dalam 26. Departemen Penerangan dan Humas sebagai kordinator operasional dari kerja
pengolahan administrasi keuangan dan perlengkapan organisasi tingkat dan proyek-proyek di bidang penerangan dan humas di tingkat regional
regional. 27. Departemen Administrasi dan Kesekretariatan sebagai kordinator operasional
11. Departemen Penelitian dan Pengembangan Kader sebagai kordinator operasional dari kerja dan proyek-proyek di bidang administrasi dan kesekretariatan di
dari kerja dan proyek-proyek dibidang penelitian dan pengembangan kader di tingkat regional
tingkat regional. 28. Departemen Logistik sebagai kordinator operasional dari kerja dan proyek-

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
382 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 383

2. Tugas Dan Kewajiban Pengurus Badan Koordinasi 3. Struktur Organisasi Pengurus Badan Koordinasi
Sesuai yang tercantum dalam Bab VI Pasal 26 Anggaran Rumah Tangga HMI Struktur organisasi Pengurus Badan Koordinasi sesuai dengan pembidangan
tugas dan kewajiban Pengurus Kommisariat adalah: dalam Program Kerja Nasional HMI, disesuaikan dengan pembidangan kerja
a. Melaksanakan dan mengembangkan kebijakan Pengurus Besar tentang dalam struktur PB kecuali bidang hubungan internasional yang ada hanya pada
berbagai tugas organisasi di wilayahnya. tingkat PB.
b. Mewakili Pengurus Besar dalam menyelesaikan masalah intern di a. Bidang Intern
lingkungan koordinasinya tanpa harus meninggalkan konsultasi. b. Bidang Ekstern
c. Melaksanakan segala hal yang telah diputuskan musda. c. Bidang Administrasi Dan Kesekretariatan
d. Melaksanakan Sidang Pleno setiap semester kegiatan. d. Bidang Keuangan Dan Perlengkapan
e. Membantu menyiapkan draft materi Kongres. e. Bidang Pemberdayaan Perempuan
f. Membimbing, membina, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan Cabang
dalam wilayah koordinasi. 4. Komposisi Personalia Pengurus Badan Koordinasi
g. Mengusulkan pembentukan dan kenaikan status cabang. Struktur organisasi Pengurus Badan Koordinasi HMI diisi dengan personalia
h. Membina laporan perkembangan Cabang-Cabang dalam wilayah yang memenuhi persyaratan sesuai dengan persyaratan Pengurus Besar. Hal ini
koordinasinya. dikarenakan Badko seperti tercantum dalam Pasal 25 Anggaran Rumah Tangga
i. Menyampaikan laporan kerja kepengurusan setiap semester kepada HMI. Oleh sebab itu, maka persyaratan minimal dapat menjadi Pengurus Badan
Pengurus Besar. Kordinasi HMI adalah anggota yang pernah manjadi Pengurus Komisariat dan
j. Menyelenggarakan Musyawarah Daerah (musda) selambat-lambatnya tiga Pengurus Cabang atau anggota yang berprestasi dan telah mengikuti LK II.
builan setelah Kongres.
k. Memberikan laporan kerja pada Musda. 1. Ketua Umum
l. Mengesahkan Pengurus Cabang. 2. Ketua Bidang Intern
3. Ketua Bidang Ekstern
Sebagaimana badan pembantu Pengurus Besar, Badan Koordinasi berfungsi 4. Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan
di antaranya adalah sebagi kordinator yang melaksanakan dan mengembangkan 5. Sekretaris Umum
kebijakan Pengurus Besar tentang berbagai masalah atau menyelesaikan persoalan- 6. Wakil Sekretaris Umum Intern
persoalan intern HMI di lingkungan koordinasinya tetapi lebih penting lagi 7. Wakil Sekretaris Umum Ekstern
dimaksudkan untuk menyerasikan gerak langkah organisasi selaras dan sejalan 8. Wakil Sekretaris Umum Bidang Pemberdayaan Perempuan
dengan kebijakan PB yang berpedoman kepada ketetapan-ketetapan Kongres 9. Bendahara Umum
sebagai instansi pengambilan keputusan tertinggi organisasi. 10. Wakil Bendahara Umum
11. Departemen Penelitian Dan Pengembangan Kader
2. Struktur Organisasi Pengurus Badan Koordinasi 12. Departemen Pendidikan Dan Latihan
Struktur organisasi Pengurus Badan Koordinasi sesuai dengan pembidangan 13. Departemen Pengembangan Dan Promosi Kader
dalam program kerja nasional HMI, disesuaikan dengan pembidangan kerja dalam 14. Departemen Pendayagunaan Organisasi
struktur PB kecuali bidang Hubungan Internasional yang ada hanya pada tingkat 15. Departemen Pembangunan Organisasi
PB. 16. Departemen Perguruan Tinggi Dan Kemahasiswaan
a. Bidang Intern 17. Departemen Kepemudaan
b. Bidang Ekstern 18. Departemen Kewirausahaan
c. Bidang Administrasi Dan Kesekretariatan 19. Departemen Pengembangan Profesi
d. Bidang Keuangan Dan Perlengkapan 20. Departemen Masalah Pembangunan
e. Bidang Kewanitaan 21. Departemen Informasi Pembangunan Regional
22. Departemen Pengkajian Masalah Keumatan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
380 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 381

penambahan oerlengkapan organisasi dengan: dalam upaya pembinaan Komisariat.


1. Setiap kali mengadakan kontrol terhadap pemakaian peralatan b. Mendengar informasi tentang perkembangan intern organisasi dan
organisasi. dampaknya bagi perkembangan Komisariat.
2. Mengusahakan penambahan perlengkapan organisasi sesuai atau tidak
dengan kebutuhan organisasi. c. Rapat Bidang
3. Menyusun daftar inventarisasi organisasi. 1. Rapat Bidang dihadiri oleh aparat bidang yang bersangkutan.
4. Mengatur perawatan dan pemeliharaan seluruh perlengkapan 2. Rapat Bidang diselenggarakan setidak-tidaknya satu kali dalam satu
organisasi. bulan.
5. Mengatur dan mengurus kebersihan dan keindahan gedung halaman 3. Fungsi dan wewenang Rapat Bidang:
perkantoran. a. Mengontrol pelaksanaan proyek/kerja yang dilakukan oleh setiap
bidang.
7. Instansi Pengambilan Keputusan Komisariat b. Membuat penyesuaian terhadap pelaksanaan proyek/kerja dari setiap
Tata susunan instansi pengambilan keputusan dalam Pengurus Kommisariat: bidang yang mengalamio perubahan baik dalam segi teknis maupun
1. Rapat Harian segi waktu.
2. Rapat Presidium c. Menyusun langkah-langkah teknis untuk menyelenggarakan proyek/
kerja berikutnya sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Rapat
Untuk evaluasi pelaksanaan program dilakukan Rapat Bidang dan untuk Presidium.
menyusun rancana kerja operasional diselenggarakan Rapat Kerja Pengurus.
d. Rapat Kerja
a. Rapat Harian Komisariat
1. Rapat Harian dihadiri oleh seluruh fungsionaris Komisariat, Ketua KOHATI 1. Rapat Kerja dihadiri oleh semua fungsionaris Komisariat.
Komisariat. 2. Rapat kerja dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu semester.
2. Rapat Harian dilaksanakan setidak-tidaknya dua kali dalam satu bulan 3. Fungsi dan wewenang Rapat Kerja:
yakni pada hari jumat dalam minggu pertama, ketiga setiap bulan. a. Menyusun jadwal aktivitas/rencana kerja untuk satu semester.
3. Fungsi dan wewenang Rapat Harian: b. Menyusun rencana anggaran penerimaan dan pengeluaran untuk seluruh
a. membahas dan menjabarkan kebijakan yang telah diambil atau ditetapkan kegiatan Pengurus Kommisariat selama satu semester.
oleh Pengurus Cabang dan Sidang Pleno yang mensosialisasikan pada
anggota Komisariat.
b. Mengkaji dan mengevaluasi keputusan-keputusan selanjutnya II. STRUKTUR PEMBANTU PIMPINAN
c. Mendengarkan laporan kegiatan dari seluruh fungsionaris Komisariat. A. PENGURUS BADAN KOORDINASI (BADKO)

b. Rapat Presidium Komisariat 1. Status Pengurus


1. Rapat Presidium dihadiri oleh Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris Sesuai dengan ketentuan yang termaksud pada Bab VI Pasal 24 Anggaran
Umum, Wakil Sekretatis Umum, Bendahara Umum dan Wakil Bendahara Rumah Tangga HMI mengenai status Badan Koordinasi HMI dalam struktur
Umum. organisasi umumnya dan pimpinan khususnya, status Badko adalah:
2. Rapat Presidium dilaksanakan setidak-tidaknya empat kali dalam satu a. Badan Koordinasi adalah badan pembantu Pengurus Besar
bulan yakni, pada hari jum’at dari tiap minggu. Untuk munggu pertama, b. Badan Koordinasi HMI dibentuk untuk mengkoordinir beberapa Cabang
kedua dan ketiga diintegrasikan ke dalam Rapat Harian. c. Masa jabatan Pengurus Badan Koordinasi disesuaikan dengan masa jabatan
3. fungsi dan wewenang Rapat Presidium: Pengurus Besar
a. mengambil keputusan tentang pengembangan intern organisasi sehari-
hari khususnya dalam hal perkembangan situasi PT dan kemahasiswaan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
378 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 379

d. Menyelenggarakan proyek-poyek kerja yang memberikan dampak positif 4. Bidang Pemberdayaan Perempuan
bagi peningkatan kualitas dan kuantitas aktifitas anggota seperti diskusi a. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas HMI-
pengembangan kelembagaan perkaderan, kurikulum aktifitas dan metode wati sesuai dengan tingkat perkembangan dunia kewanitaan khususnya
training dan sebagainya. dalam masyarakat umum.
e. Menyelenggarakan kegiatan lain yang dapat menunjang upaya pembinaan b. Mengangkat topik-topik kewanitaan di diskusi-diskusi Komisariat.
anggota Komisariat, training-training/latihan-latuhan. c. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong KOHATI
untuk melakukan sosialisasi organisasi dan pembinaan terhadap personalia
2. Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan Dan Kepemudaan KOHATI dalam:
a. Melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang partisipasi anggota 1. Meningkatkan pengetahuan dan penghayatan anggota terhadap fungsi
dan alumni HMI di lingkungan Komisariat (fak/PT) aktifitas diskusi dan peranan KOHATI sebagai badan khusus HMI.
kelompok, grup pelajar tutor tiap disiplin ilmu yang ada di PT. 2. Mendorong HMI-wati untuk mengikuti training-training baik training
b. Melakukan kegiatan yang dapat mendorong anggota dan alumni Komisariat umum maupun khusus.
(fak/PT) mengikat kehidupan beragama antara lain: 3. Meningkatkan komunikasi antara KOHATI dengan aparat HMI dan
1. Memprakarsai kegiatan-kegiatan agama (Islam) di lingkungan kampus. alumni.
2. Meningkatkan efektivitas kehidupan Masjid kampus
3. Melakukan diskusi-diskusi untuk meningkatkan konsep Islam tentang 5. Bidang Administrasi dan Kesekretariatan
berbagai seri kehidupan masyarakat. a. Melakukan pengaturan tata-cara pengelolaan surat menyurat yang
c. Melakukan kegiatan yang menunjang partisipasi anggota dan alumni meliputi:
Komisariat (fak/PT) bersangkutan dalam mewujudkan kehidupan kampus 1. Penyelenggaraan pemrosesan surat masuk.
umumnya di dunia kemahasiswaan di lingkungan Komisariat. 2. Penyelenggaraan pemrosesan surat keluar
d. Melakukan aksi penelitian dalam lapangan disiplin ilmu masing-masing 3. Penyelenggaraan pemrosesan konsep surat keluar
dengan melibatkan anggota dan alumni sebagai upaya relasi Tri Dharma 4. Penyelenggaraan pengetikan dan pengadaan surat.
Perguruan Tinggi. 5. Penyelenggaraan pengaturan administrasi pengarsipan.
6. Penyelenggarakan pengaturan pengarsipan surat.
3. Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi b. Melakukan pengumpulan, pencatatan pengolahan, penyusunan, dan
a. Menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan profesionalisme pemeliharaan dokumentasi organisasi, bahan-bahan yang berkenaan
anggota tingkat Komisariat, serta melakukan pengawasan terhadap kajian dengan tat inter dan ekstern organisasi
dan program aksi sosial dan aktivitas yang diselenggarakan oleh anggota c. Mengatur penyelenggaraan produksi atau reproduksi dari dokumentasi
Komisariat. organisasi yang perlu disampaikan kepada seluruh aparat HMI.
b. Melakukan penilaian dan penelitian baik secara kualitatif maupun kuantitatif
atas program-program aksi sosial atau aktifitas pengembangan profesi yang 6. Bidang Keuangan Dan Perlengkapan
diselenggarakan oleh anggota Komisariat. a. Menyusun anggaran dan pengeluaran untuk satu periode dan untuk setiap
c. Mengusahakan tindak lanjut sari setiap aktifitas anggota komisariat atas satu semester.
hasil penilaian dan penelitian atas pelaksanaan program/aksi dibidang b. Mengelola sumber-sumber penerimaan organisasi sesuai dengan ketentuan
pengembangan profesi yang diselenggarakan oleh anggota Komisariat. organisasi yang berlaku.
d. Menyelenggarakan proyek-proyek kerja yang dapat memberikan dampak c. Menyelenggarakan administrasi keuangan untuk setiap penerimaan dan
positif bagi peningkatan kualitas dan kuantitas pelaksanaan aktifitas pengeluaran komisariat berdasarkan pedoman administrasi keuangan yang
anggota. disusun untuk keperluan ini.
e. Menyelenggarakan egiatan lain yang dapat menunjang upaya pembinaan d. Melakukan usaha-usaha yang dapat mendorong seluruh aparat HMI untuk
anggota Komisariat di bidang pengembangan profesi. meningkatkan sumber dana intern khususnya dari iuran anggota.
e. Mengatur dan mengurus pengamanan, pemeliharaan, perbaikan dan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
376 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 377

Masing-masing personalia Pengurus Komisariat menjalankan fungsinya 16. Departemen Perguruan Tingggi dan Kemahasiswaan bertugas sebagai
sebagai berikut: koordinator operasional dari kerja dan proyek-proyek di bidang PTK di tingkat
1. Ketua Umum adalah penanggung jawab dan koordinator umum dalam Komisariat.
pelaksanaan tugas-tugas intern dan ekstern yang bersifat umum di komisariat 17. Departemen Kepemudaan bertugas sebagai koordinator operasional dari kerja
2. Ketua Bidang Penelitian, Pengembangan Anggota dan Pembinaan Anggota dan proyek-proyek di bidang pemuda di tingkat Komisariat.
adalah penanggungjawab dan koordinator kegiatan penelitian, pengembangan 18. Departemen Kewirausahaan bertugas sebagai koordinator operasional dari
dan pembinaan anggota di tingkat Komisariat kerja dan proyek-proyek di bidang kewirausahaan di tingkat Komisariat.
3. Ketua Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Kepemudaan adalah 19. Departemen Pengembangan Profesi bertugas sebagai coordinator operasional
penanggungjawab dan koordinator kegiatan perguruan tinggi, Kemahasiswaan dari kerja dan proyek-proyek bidang pengembangan profesi ditingkat
dan kepemudaan di tingkat Komisariat Komisariat.
4. Ketua Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi adalah 20. Departemen Kajian Perempuan bertugas sebagai koordinator operasional dari
penanggungjawab dan koordinator pembentukan fungsionali dan evaluasi kerja dan proyek-proyek di bidang kewanitaan di tingkat Komisariat.
dalam kewirausahaan di tingkat Komisariat serta bertanggungjawab atas 21. Departemen Pembangunan Sumber Daya Perempuan bertugas sebagai
koordinasi dengan Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) tingkat Cabang. koordinator operasional dari kerja dan proyek-proyek di bidang sumber daya
5. Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan adalah penanggungjawab dan wanita di tingkat Komisariat.
koordinator kegiatan bidang kewanitaan tingkat Komisariat 22. Departemen Data dan Pustaka bertugas sebagai koordinator operasional dari
6. Sekretaris Umum adalah penanggungjawab dan koordinator kegiatan dalam kerja dan proyek-proyek di bidang data dan pustaka di tingkat Komisariat.
bidang data dan pustaka, ketatausahaan, dan penerangan serta hubungan 23. Departemen Penerangan bertugas sebagai koordinator operasional dari kerja
organisasi dengan pihak mekstern pada tingkat Komisariat dan proyek-proyek di bidang penerangan di tingkat Komisariat.
7. Wakil Sekum bidang PPPA bertugas atas nama sekretaris umum untuk kegiatan 24. Departemen Ketatausahaan bertugas sebagai koordinator operasional dari
PPPA membantu ketua bidangnya di tingkat Komisariat kerja dan proyek-proyek di bidang tata usaha di tingkat Komisariat.
8. Wakil Sekum bidang PTKP bertugas atas nama sekretaris umum untuk kegiatan 25. Departemen Logistik bertugas sebagai koordinator operasional dari kerja dan
PTKP membantu ketua bidangnya di tingkat Komisariat proyek-proyek di bidang logistik di tingkat Komisariat.
9. Wakil Sekum bidang Kewirausahaan Dan Pengembangan Profesi bertugas 26. Departemen Pengelolaan Sumber Dana bertugas sebagai koordinator
atas nama sekretaris umum untuk kegiatan kewirausahaan dan pengembangan operasional dari kerja dan proyek-proyek di bidang sumber dana di tingkat
profesi membantu ketua bidangnya di tingkat Komisariat Komisariat.
10. Wakil sekum bidang pemberdayaan perempuan bertugas atas nama sekretaris
umum untuk kegiatan kewanitaan membantu ketua bidangnya di tingkat 6. Wewenang Dan Tanggungjawab Bidang Kerja Pengurus Komisariat
Komisariat Masing-masing bidang dalam pengurus menjalankan wewenang dan tanggung
11. Bendahara Umum adalah penanggungjawab dan koordinator kegiatan dalam jawabnya sesuai:
bidang keuangan dan perlengkapan organisasi pada tingkat Komisariat
12. Wakil Bendahara Umum bertugas atas nama bendahara umum dalam 1. Bidang Penelitian, Pengembangan Anggota Dan Pembinaan Anggota
pengelolaan administrasi keuangan dan perlengkapan organisasi di tingkat a. Meyelenggarakan pembinaan anggota Komisariat dengan melakukan
Komisariat. pengawasan terhadap training maupun aktivitas yang diselenggarakan oleh
13. Departemen Diklat PPPA bertugas sebagai koordinator operasional dari kerja anggota Komisariat.
dan proyek-proyek di bidang perkaderan PPPA di tingkat Komisariat. b. Melakukan penelitian dan penilaian baik dari segi program maupun
14. Departemen Litbang Anggota bertugas sebagai koordinator operasional dari edukatif terhadap aktifitas anggota maupun aktifis yang diselenggarakan
kerja dan proyek-proyek di bidang litbang di tingkat Komisariat. oleh Komisariat.
15. Departemen Data Anggota bertugas sebagai koordinator operasional dari kerja c. Mengusahakan tindak lanjut dari setiap aktivitas anggota Komisariat atas
dan proyek-proyek di bidang data anggota di tingkat Komisariat. hasil penilaian pelaksana aktivitas seelumnya yang dilaksanakan anggota
maupun Komisariat.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
374 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 375

pelantikan/serah terima jabatan dari Pengurus Kommisariat Demisioner 2. Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan Dan Kepemudaan
c. Pengurus Komisariat merupakan lembaga eksekutif dengan tekanan kerja 3. Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi
dalam hal agama dan pendidikan anggota dalam suatu kesatuan organisasi 4. Bidang Pemberdayaan Perempuan
satu akademi atau beberapa fakultas di satu universitas. 5. Bidang Administrasi Dan Kesekretariatan
6. Bidang Keuangan Dan Perlengkapan
2. Tugas Wewenang Pengurus Komisariat
Sesuai yang tercantum dalam Bab II Bagian VIII Pasal 42 Anggaran Rumah 4. Komposisi Personalia Pengurus Koordinator Komisariat
Tangga HMI tugas dan kewajiban Pengurus Komisariat adalah:
a. Pengurus Komisariat baru dapat menjalankan tugasnya setelah dilakukan Struktur organisasi Pengurus Komisariat diisi dengan personalia yang
pelantikan/serah terima jabatan dengan Pengurus Demsisoner. memenuhi peryaratan yaitu anggota biasa yang telah mencapai usia keanggotaan
b. Selambat-lambatnya 15 (limabelas) hari setelah personalia Pengurus 1 (satu) tahun dan berprestasi.
Komisariat terbentuk maka Pengurus Komisariat Demisioner mengadakan
serah terima/pelantikan kepada Pengurus Komisariat baru. Komposisi personalia yang mengisi struktur organisasi Pengurus Komisariat
c. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Rapat Anggota Komisariat (RAK), adalah:
kebijaksanaan organisasi di tingkat Cabang, dan ketentuan organisasi HMI 1. Ketua Umum
lainnya. 2. Ketua Bidang Penelitian, Pengembangan Anggota Dan Pembinaan Anggota
d. Menyampaikan 3 (tiga) bulan sekali serta laporan kerja kepengurusan 3. Ketua Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan Dan Kepemudaan.
kepada Pengurus Cabang dan di tembusan kepada pengurus Korkom. 4. Ketua Bidang Kewirausahaan Dan Pengembangan Profesi
e. Menyelenggarakan RAK 5. Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan
f. Menyampaikam pertanggungjawaban Pengurus Komisariat pada RAK. 6. Sekretaris Umum
7. Wakil Sekum Bidang PPPA
Laporan tiga bulan seperti poin d di atas adalah disesuaikan dengan pedoman 8. Wakil Sekum Bidang PTKP
sistem pelaporan organisai yang ditetapkan. 9. Wakil Sekum Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi
10. Wakil Sekum Bidang Pemberdayaan Perempuan
Segala program yang dilaksanakan oleh Pengurus Komisariat setelah satu 11. Bendahara Umum
tahun masa kepengurusan dipertanggungjawabkan atau dilaporkan kepada forum 12. Wakil Bendahara Umum
RAK. 13. Departemen Diklat Anggota
14. Departemen Litbang Anggota
3. Status Organisasi Pengurus Komisariat 15. Departemen Data Anggota
Bentuk yang digunakan pada Pengurus Komisariat adalah bentuk garis 16. Departemen Perguruan Tingggi Dan Kemahasiswaan
fungsional dengan Pengurus Cabang HMI. 17. Departemen Kepemudaan
Dalam organisasi yang berbentuk garis dan fungsional, wewenang Ketua 18. Departemen Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi
Umum didelegasikan kepada satuan-satuan organisasi atau bidang-bidang kerja 19. Departemen Kajian Perempuan
yang dipimpin oleh para pemimpin dari setiap organisasi atau bidang-bidang 20. Departemen Pembangunan Sumber Daya Perempuan
kerja yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas pelaksanaan tugas 21. Departemen Data Dan Pustaka
bidangnya masing-masing. Kemudian secara fungsional tanggugjawab itu 22. Departemen Penerangan
dipertanggungjawabkan oleh pimpinan masing-masing bidang kerja kepada Ketua 23. Departemen Ketatausahaan
Umum. 24. Departemen Logistik
25. Departemen Pengelolaan Sumber Dana
Sturktur organisasi komisariat terdiri:
1. Bidang Penelitian, Pengembangan Anggota Dan Pembinaan Anggota 5. Fungsi Personalia Pengurus Komisariat

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
372 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 373

3. Fungsi dan wewenang Rapat Presidium:


Di samping itu, untuk mengontrol pelaksanaan program dilakukan dalam rapat a. Mengambil keputusan tentang organisasi sehari-hari baik intern maupun
bidang kerja, penjelasan yang lebih terinci dari hal di atas adalah sebagai berikut: ekstern.
b. Mendengarkan informasi tentang perkembangan dari berbagai aspek
a. Sidang Pleno organisasi baik intern maupun ekstern.
c. Mengevaluasi perkembangan ekstern organisasi dan dampaknya bagi
1. Dilaksanakan setiap semester kegiatan selama periode berlangsung (pasal perkembangan organisasi.
23 ayat e ART HMI)
2. Sidang Pleno dihadiri oleh seluruh fungsionaris Cabang ditambah dengan d. Rapat Bidang
Ketua Umum Komisariat, Ketua Korkom dan Ketua Umum Lembaga
Pengembangan Profesi di lingkungan Cabang. 1. Rapat Bidang dihadiri oleh aparat bidang yang bersangkutan.
3. Fungsi dan wewenang Sidang Pleno adalah: 2. Rapat Bidang diselenggarakan setidak-tidaknya satu kali dalam satu
a. Membahas laporan Pengurus Cabang tentang pelaksanaan ketetapan bulan.
Konfercab/Muscab setiap semester. 3. Fungsi dan wewenang Rapat Bidang:
b. Mengambil kebijaksanaan yang mendasar bagi organisasi, baik ke a. Mengontrol pelaksanaan proyek/kerja yang dilakukan oleh setiap
dalam maupun keluar. bidang.
4. Sidang Pleno dilakukan setidak-tidaknya dua kali dalam satu periode. b. Membuat penyesuaian terhadap pelaksanaan proyek/kerja dari setiap
bidang yang mengalami perubahan baik dalam segi teknis maupun segi
b. Rapat Harian Cabang waktu.
c. Menyusun langkah-langkah teknis untuk menyelenggarakan proyek/
1. Rapat Harian dihadiri oleh seluruh fungsionaris Cabang, Ketua Umum kerja berikutnya sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Rapat
KOHATI, Badan Khusus dan Lembaga Pengembangan Profesi tingkat Presidium.
Cabang.
2. Rapat Harian dilaksanakan setidak-tidaknya dua kali dalam satu bulan, e. Rapat Kerja
yakni pada hari jumat dalam minggu pertama, ketiga setiap bulan.
3. Fungsi dan wewenang Rapat Harian: 1. Rapat Kerja dihadiri oleh semua fungsionaris Cabang.
a. Membahas dan menjabarkan kebijaksanaan yang diambil dan ditetapkan 2. Rapat Kerja dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu semester.
oleh Sidang Pleno. 3. Fungsi dan wewenang Rapat Kerja:
b. Mengkaji dan mengevaluasi keputusan-keputusan yang diambil atau a. Menyusun jadwal aktivitas/rencana kerja untuk satu semester.
mempertimbangkan keputusan lainnya. b. Menyusun rencana anggaran penerimaan dan pengeluaran untuk seluruh
c. Mendengar laporan dari seluruh fungsionaris Cabang, dan para Ketua kegiatan Pengurus Cabang selama satu semester.
Umum Badan Khusus.
C. PENGURUS KOMISARIAT
c. Rapat Presidium
1. Status Pengurus Komisariat
1. Rapat Presidium dihadiri oleh Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris Sesuai dengan ketentuan yang termaksud dalam Bab II Bagian VIII Pasal 40
Umum, Wakil Sekretatis Umum, Bendahara Umum dan Wakil Bendahara Anggaran Rumah Tangga HMI Komisariat dalam struktur pimpinan, khususnya
Umum. program Komisariat adalah sebagai berikut:
2. Rapat Presidium dilaksanakan setidak-tidaknya empat kali dalam satu a. Komisariat merupakan organisasi yang dibentuk dalam suatu atau beberapa
bulan yakni, pada hari jum’at dari tiap minggu . Untuk munggu pertama, akademi/fakultas dalam lingkup universitasperguruan tinggi.
kedua dan ketiga diintegrasikan ke dalam Rapat Harian. b. Masa jabatan Pengurus Komisariat adalah satu tahun terhitung sejak

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
370 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 371

dalam masyarakat umum. J. Bidang Keuangan Dan Perlengkapan


6. Mengangkat topik pembahasan keperempuanan dalam kelompok 1. Menyusun anggaran dan pengeluaran Pengurus Cabang untuk satu periode
–kelompok diskusi HMI. dan untuk setiap satu semester.
7. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong KOHATI 2. Mengelola sumber-sumber penerimaan organisasi sesuai dengan ketentuan
untuk melakukan sosialisasi organisasi dan pembinaan terhadap personalia organisasi yang berlaku.
KOHATI dalam: 3. Menyelenggarakan administrasi keuangan untuk setiap penerimaan dan
a. Meningkatkan pengetahuan dan penghayatan anggota terhadap fungsi pengeluaran Pengurus Cabang berdasarkan pedoman administrasi keuangan
dan peranan KOHATI sebagai badan khusus HMI. yang disusun untuk keperluan ini.
b. Mendorong HMI-wati untuk mengikuti pelatihan-pelatihan baik 4. Melakukan usaha-usaha yang dapat mendorong seluruh aparat HMI untuk
pelatihan umum maupun khusus. meningkatkan sumber dana intern khususnya dari iuran anggota.
c. Meningkatkan intensitas komunikasi KOHATI dengan aparat HMI dan 5. Mengatur dan mengurus pengamanan, pemeliharaan, perbaikan dan
alumni. penambahan oerlengkapan organisasi dengan:
a. Setiap kali mengadakan kontrol terhadap pemakaian peralatan
8. Melakukan berbagai aktifitas lainnya yang menunjang upaya pembinaan organisasi.
personalia KOHATI, pembinaan operasional KOHATI serta pembina b. Mengusahakan penambahan perlengkapan organisasi sesuai atau tidak
partisipasi KOHATI dalam kehidupan keperempuanan khususnya dan dengan kebutuhan organisasi.
masyarakat pada umumnya. c. Menyusun daftar inventarisasi organisasi.
d. Mengatur perawatan dan pemeliharaan seluruh perlengkapan
I. Bidang Administrasi dan Kesekretariatan organisasi.
e. Mengatur dan mengurus kebersihan dan keindahan gedung halama
1. Melakukan pengaturan tata-cara pengelolaan surat menyurat yang perkantoran.
meliputi:
i. Penyelenggaraan pemrosesan surat masuk. 7. Instansi Pengambilan Keputusan Pengurus Cabang.
ii. Penyelenggaraan pemrosesan surat keluar
iii. Penyelenggaraan pemrosesan konsep surat keluar Setiap keputusan Pengurus Besar dilakukan secara musyawarah, karena itu
iv. Penyelenggaraan pengetikan dan pengadaan surat. bersifat organisatoris dengan mengikat seluruh aparat HMI. Cara yang demikian
v. Penyelenggaraan pengaturan administrasi pengarsipan. sesuai dengan firman Allah SWT. Dalam surat as syuro ayat 38 yang berbunyi:
vi. Penyelenggarakan pengaturan pengarsipan surat.
2. Melakukan pengumpulan, pencatatan pengolahan, penyusunan, dan Dan (bagi) orang-orang yang yang menerima (mematuhi ) seruan tuhannya
pemeliharaan dokumentasi organisasi, bahan-bahan yang berkenaan dengan dan mendirikan sholat, sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan
tat inter dan ekstern organisasi. musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian rizki yang
3. Mengatur penyelenggaraan produksi atau reproduksi dari dokumentasi kami berikan kepada mereka dengan begitu setiap keputusan organisatoris pada
organisasi yang perlu disampaikan kepada seluruh aparat HMI. dasarnya adalah merupakan mufakat bersama karena setiap personalia aparat
4. Menyelenggarakan aktifitas yang dapat menambah pengetahuan dan HMI wajib menjunjung tinggi dan melaksanakannya dengan niat luhur dan penuh
ketrampilan personil bidang kesekretariatan di seluruh aparat HMI guna tanggungjawab.
meningkatkan kelancaran dan mutu kerja dalam bidang administrasi
kesekretariatan. Berdasarkan prinsip ini, maka tata susunan tingkat instansi pengambilan
5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat mendukung usaha keputusan dalam Pengurus Cabang adalah:
perbaikan peningkatan dan penyempurnaan cara kerja administrasi 1. Sidang Pleno.
kesekretariatan di seluruh aparat HMI. 2. Rapat Harian.
3. Rapat Presidium

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
368 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 369

a. Memprakarsai kegiatan-kegiatan agama (islam) di lingkungan 6. Melaksanakan kegiatan–kegiatan yang mendorong terwujudnya kehidupan
kampus. masyarakat yang demokratis dan berkeadilan.
b. Meningkatkan efektifitas kehidupan masjid kampus dikampus.
c. Melakukan diskusi-diskusi untuk meningkatkan konsep islam tentang F. Bidang Pemberdayaan Umat
berbagai segi kehidupan masyarakat. 1. Menyelenggarakan kegiatan yang mendukung terwujudnya hubungan yang
4. Menyelenggarakan diskusi, simposium dan sebagainya yang berkenaan efektif dengan organisasi-organisasi Islam khususnya dengan organisasi
dengan pengkajian terhadap penyempurnaan sistem pendidikan umum dan kemahasiswaan, pelajar dan pemuda Islam.
sistem pendidikan tinggi khususnya di tingkat Cabang. 2. Mengembangkan pola kajian yang kontinu untuk menggali pemikiran yang
5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat menunjang partisipasi bermanfaat dalam berbagai segi kehidupan umat Islam guna disumbangkan
anggota dan alumni HMI di lingkungan Cabang dalam mewujudkan sebagai kontribusi gagasan pada lembaga-lembaga sosial, keagamaan dan
kehidupan kampus umumnya dan dunia kemahasiswaan khususnya. politik.
3. Menjalin hubungan intensif untuk menggalang seluruh kekuatan umat Islam
D. Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi dalam rangka mengembangkan syair Islam serta menjawab kebutuhan
1. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan pemecahan masalah keumatan dan kebangsaan.
fungsinya dan peran Lembaga Pengembangan Profesi, baik sebagai 4. Melakukan langkah-langkah nyata dalam rangka peningkatan kualitas
sarana pengembangan profesi anggota maupun wadah dharma bhakti sumber daya umat dalam hidup berbangsa dan bernegara.
kemasyarakatan HMI di seluruh aparat dalam upaya berperan serta dalam 5. Melakukan advokasi langsung atas hal-hal yang nyata-nyata merugikan
pembangunan. keberadaan umat Islam.
2. Menyusun program bidang kewirausahaan dan pengembangan profesi yang
relevan bagi setiap Lembaga Pengembangan Profesi. G. Bidang HAM dan Lingkungan Hidup
3 .Melakukan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas personil 1. Megadakan kajian tentang berbagai aspek dalam bidang HAM dan
pengelola Lembaga Pengembangan Profesi di seluruh aparat antara lain lingkungan hidup.
dengan : 2. Merumuskan pola dan partisipasi HMI dalam menyikapi bidang HAM dan
• Mendorong seluruh aparat HMI untuk melakukan latihan pengembangan lingkungan hidup.
keterampilan mengelola Lembaga Pengembangan Profesi. 3. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat meningkatkan pertisipasi aktif
• Mendorong seluruh aparat HMI untuk menyelenggarakan kerja-kerja sosial dalam merespon isu-isu tentang HAM dan lingkungan hidup.
kemasyarakatan.
4. Mengusahakan hubungan kerja sama secara kelembagaan antara lembaga- H. Bidang Pemberdayaan Perempuan
Lembaga Pengembangan Profesi HMI dengan lembaga lain baik pemerintah 1. Melaksanakan kegiatan-kegiatan sadar jender sebagai salah satu Pencapaian
maupun swasta. (achievement) organisasi.
5. Mengkampanyekan dan menanamkan etos kemandirian dan kewirausahaan 2. Merumuskan pemikiran-pemikiran kualitatif yang bermanfaat bagi
sebagai personalitas anggota HMI kemajuan KOHATI dan sesama organisasi perempuan lainnya, seperti
pemikiran-pemikiran tentang peningkatan kualitas kepemimpinan di
E. Bidang Partsipasi Pembangunan Daerah kalangan perempuan, mekanisme dan struktur organisasi yang efektif dan
1. Pengadaan kajian tentang berbagai aspek pembangunan daerah. lain sebagainya.
2. Berpartisipasi aktif dalam usaha pembangunan daerah. 3. Membuat pola perkaderan yang memandang KOHATI sebagai tempat
3. Berperan aktif dalam usaha pengentasan daerah. perkaderan HMI-wati.
4. Melaksanakan kegiatan peningkatan kesejahteraan dan pemberdayaan 4. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan upaya bersama
masyarakat. di kalangan perempuan dalam menanggulangi berbagai masalah sosial.
5. Meningkatkan kerjasama/hubungan dengan pemerintah, orsospol, ormas, 5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas HMI-
dan lembaga pembangunan masyarakat. wati sesuai dengan tingkat perkembangan dunia keperempuanan khususnya

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
366 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 367

kerja dan proyek-proyek di bidang diklat anggota di tingkat cabang. 6. Wewenang dan Tanggung Jawab Bidang Kerja Pengurus Cabang
22. Departemen Pengembangan dan Promosi kader bertugas sebagai koordinator
opersional dari kerja dan proyek-proyek di bidang pengembangan dan promosi Masing-masing bidang kerja dalam Pengurus Cabang dalam menjalankan
kader di tingkat cabang. wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :
23. Departemen Pembinaan Aparat Organisasi bertugas sebagai koordinator
opersional dari kerja dan proyek-proyek di bidang aparat organisasi di tingkat A. Bidang Pembinaan Anggota
cabang. 1. Mendorong tumbuh dan berkembangnya Badan Pengelola Latihan
24. Departemen Pengembangan Organisasi bertugas sebagai koordinator 2. Mengembangkan model-model pelatihan yang dapat memenuhi kebutuhan
opersional dari kerja dan proyek-proyek di bidang pengembangan organisasi anggota melalui pilot project, serta mengupayakan tindak lanjut atas hasil
di tingkat cabang. yang telah diselenggarakan.
25. Departemen Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan bertugas sebagai 3. Merumuskan dan mengembangkan pola pembinaan anggota yang
koordinator opersional dari kerja dan proyek-proyek di bidang perguruan komprehensif sebagai manifestasi dari konsepsi perkaderan anggota.
tinggi dan kemahasiswaan di tingkat cabang. 4. Dengan bidang lain melakukan penyusunan data base anggota dan
26. Departemen Perintisan Perguruan Tinggi Excellent bertugas sebagai coordinator memanfaatkannya bagi upaya peningkatan kualitas anggota.
operasional dari kerja dan proyek-proyek di bidang perintisan perguruan tinggi 5. Melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka pembinaan anggota
excellent di tingkat cabang. untuk meningkatkan kualitas sumber daya anggota
27. Departemen Kepemudaan bertugas sebagai koordinator opersional dari kerja
dan proyek-proyek di bidang kepemudaan di tingkat cabang. B. Bidang Pembinaan Aparat Organisasi
28. Departemen Kewirausahaan bertugas sebagai koordinator opersional dari kerja 1. Menyelenggarakan upaya-upaya terbentuknya sikap dan disiplin aparat
dan proyek-proyek di bidang kewirausahaan di tingkat cabang. terhadap seluruh ketentuan organisasi.
29. Departemen Pengembangan Profesi bertugas sebagai koordinator opersional 2. Menyelenggarakan penelitian dalam rangka penyusunan data perkembangan
dari kerja dan proyek-proyek di bidang pengembangan profesi di tingkat aparat secara teratur.
cabang. 3. Mendorong terciptanya mekanisme organisasi secara sehat dinamis serta
30. Departemen Partisipasi Pembangunan Daerah bertugas sebagai koordinator memberikan ruang gerak yang komprehensif terhadap perkembangan
opersional dari kerja dan proyek-proyek di bidang partisipasi pembangunan aparat organisasi di seluruh Indonesia.
daerah di tingkat cabang. 4. Melakukan standardisasi dan akreditasi kelayakan struktur HMI dari tingkat
31. Departemen Pemberdayaan Perempuan bertugas sebagai koordinator Pengurus Cabang hingga Komisariat.
opersional dari kerja dan proyek-proyek di bidang pemberdayaan perempuan 5. Melakukan kegiatan lainnya yang dapat menunjang peningkatan dan
di tingkat cabang. pengembangan potensi serta kualitas organisasi.
32. Departemen Penerangan dan Humas bertugas sebagai koordinator opersional
dari kerja dan proyek-proyek di bidang penerangan dan humas di tingkat C. Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Kepemudaan
cabang. 1. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan partisipasi
33. Departemen Administrsi dan Kesekretariatan bertugas sebagai koordinator aktif, korektif dan konstruktif dari seluruh anggota dan aumni HMI di
opersional dari kerja dan proyek-proyek di bidang administrsi dan lingkungan Cabang dalam mewujudkan kehidupan kampus yang demokratis
kesekretariatan di tingkat cabang. selaras dengan kebijaksanaan organisasi secara nasional.
34. Departemen Logistik bertugas sebagai koordinator opersional dari kerja dan 2. Mengusahakan agar para anggota dan alumni HMI di lingkungan HMI ikut
proyek-proyek di bidang logistik di tingkat cabang. serta secara aktif meningkatkan fungsi dan peranan perguruan tinggi di
35. Departemen Pengolahan Sumber Dana bertugas sebagai koordinator opersional tengah kehidupan bermasyarakat.
dari kerja dan proyek-proyek di bidang pengolahan sumber dana di tingkat 3. Melakukan kegiatan yang mendorong anggota dan alumni HMI di
cabang. lingkungan Cabang untuk meningkatkan kehidupan beragama dikampus
antara lain dengan :

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
364 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 365

19. Bendahara Umum penanggungjawab dan koordinator kegiatan Kewirausahaan dan Pengembangan
20. Wakil Bendahara Umum Profesi di tingkat Cabang.
6. Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah adalah penanggungjawab dan
Departemen-Departemen koordinator kegiatan partisipasi pembangunan daerah di tingkat Cabang.
21. Departemen Pengkajian Data dan Infomasi Anggota 7. Ketua Bidang Pemberdayaan Umat adalah penanggungjawab dan koordinator
22. Departemen Diklat Anggota kegiatan pemberdayaan umat di tingkat cabang.
23. Departemen Pengembangan dan Promosi Kader 8. Ketua Bidang HAM dan Lingkungan Hidup adalah penanggungjawab dan
24. Departemen Pembinaan Aparat Organisasi koordinator kegiatan HAM dan Lingkungan Hidup di tingkat Cabang.
25. Departemen Pengembangan Organisasi 9. Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan adalah penanggungjawab dan
26. Departemen Perguruan Tinggi Dan Kemahasiswaan koordinator kegiatan keperempuanan di tingkat Cabang.
27. Departemen Perintisan Perguruan Tinggi Excellent 10. Sekretaris Umum adalah penanggungjawab dan koordinator kegiatan dalam
28. Departemen Kepemudaan bidang data dan pustaka, ketat usahaan, dan penerangan serta hubungan
29. Departemen Kewirausahaan organisasi dengan pihak mekstern di tingkat cabang.
30. Departemen Pengembangan Profesi 11. Wakil Sekretaris Umum PA bertugas atas nama Sekretaris Umum untuk
31. Departemen Partisipasi Pembangunan Daerah kegiatan PA membantu Ketua Bidangnya di tingkat cabang.
32. Departemen Pengkajian Masalah Keumatan 12. Wakil sekretaris umum PAO bertugas atas nama Sekretaris Umum untuk
33. Departemen Hubungan Lembaga Islam kegiatan PAO membantu Ketua Bidangnya di tingkat cabang.
34. Departemen HAM 13. Wakil Sekretaris Umum PTKP bertugas atas nama Sekretaris Umum untuk
35. Departemen Lingkungan Hidup kegiatan PTKP membantu Ketua Bidangnya di tingkat cabang.
36. Departemen Kajian Perempuan 14. Wakil Sekretaris Umum Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi bertugas
37. Departemen Hubungan Lembaga Perempuan atas nama Sekretaris Umum untuk kegiatan Kewirausahaan dan Pengembangan
38. Departemen Penerangan dan Humas Profesi membantu Ketua Bidangnya di tingkat cabang.
39. Departemen Administrasi dan Kesekretariatan 15. Wakil Sekretaris Umum partisipasi pembangunan daerah bertugas atas nama
40. Departemen Logistik Sekretaris Umum untuk kegiatan ppd membantu Ketua Bidangnya di tingkat
41. Departemen Pengolahan Sumber Dana. cabang.
16. Wakil Sekretaris Umum pemberdayaan umat bertugas atas nama Sekretaris
5. Fungsi Personalia Pengurus Cabang Umum untuk kegiatan pemberdayaan umat membantu Ketua Bidangnya di
tingkat cabang.
Masing-masing personalia Pengurus Cabang menjalankan fungsinya sebagai 17. Wakil Sekretaris Umum pemberdayaan perempuan bertugas atas nama
berikut: Sekretaris Umum untuk kegiatan pemberdayaan perempuan membantu ketua
1. Ketua Umum adalah penanggungjawab dan kordinator umum dalam bidangnya di tingkat cabang.
melaksanakan tugas-tugas ekstern dan intern organisasi yang bersifat umum 18. Bendahara Umum adalah penanggungjawab dan koordinator kegiatan
pada tingkat Cabang. dibidang administrasi keuangan dan perlengkapan organisasi di tingkat
2. Ketua Bidang Pembinaan Anggota adalah penanggungjawab dan koordinator cabang.
kegiatan pembinaan anggota di tingkat Cabang. 19. Wakil Bendahara Umum bertugas atas nama Bendahara Umum dalam
3. Ketua Bidang Pembinaan Aparat Organisasi adalah penanggungjawab dan mengelola administrasi keuangan dan perlengkapan organisasi di tingkat
koordinator kegiatan pembinaan aparat organisasi pada tingkat Cabang. cabang.
4. Ketua Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Kepemudaan adalah 20. Departemen Pengkajian Data dan Infomasi anggota bertugas sebagai
penanggungjawab dan koordinator kegiatan dalam bidang perguruan tinggi, koordinator opersional dari kerja dan proyek-proyek di bidang pengkajian data
kemahasiswaan dan kepemudaan di tingkat Cabang. dan informasi di tingkat cabang.
5. Ketua Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi adalah 21. Departemen Diklat Anggota bertugas sebagai koordinator operasional dari

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
362 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 363

- Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Konferensi/Musyawarah Cabang, e) Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah


serta ketentuan/kebijakan organisasi lainnya yang diberikan oleh Pengurus f) Bidang Pemberdayaan Umat
Besar atau Pengurus Badko. g) Bidang Pemberdayaan Perempuan
- Membentuk Koordinator Komisariat (Korkom) bila diperlukan dan h) Bidang Administrasi dan Kesekretariatan
mengesahkan kepengurusannya. i) Bidang Keuangan dan Perlengkapan
- Mengesahkan Pengurus Komisariat dan Badan Khusus di tingkat Cabang
- Membentuk dan mengembangkan Badan-Badan Khusus. 4. Komposisi Personalia Pengurus Cabang
- Melaksanakan Sidang Pleno sekurang-kurangnya sekali dalam 4 (empat)
bulan atau 2 (dua) kali selama satu periode berlangsung. Format Pengurus Cabang sedapat-dapatnya disesuaikan dengan formasi
- Melaksanakan Rapat Harian Pengurus Cabang minimal satu minggu sekali, Pengurus Besar seperti tercantum dalam pasal 29 Anggaran Rumah Tangga HMI.
selama periode berlangsung. Struktur organisasi Pengurus Cabang diisi dengan personalia yang memenuhi
- Melaksanakan Rapat Presidium Pengurus Cabang minimal 1 (satu) kali persyaratan yang ditetapkan dalam Bab II bagian VI pasal 29 b Anggaran Rumah
dalam sebulan. Tangga HMI, yakni anggota biasa yang bertaqwa kepada Allah SWT, dapat
- Menyampaikan laporan kerja kepengurusan 4 (empat) bulan sekali kepada membaca Al-Qur’an, tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi, dinyatakan lulus
Pengurus Besar melalui Pengurus Badko. LK II, pernah menjadi Pengurus Komisariat dan/atau Korkom dan tidak menjadi
- Mengesahkan 1 (satu) orang Formateur/Ketua Umum dan 2 (dua) orang personalia Pengurus Cabang untuk periode ketiga kalinya kecuali jabatan Ketua
mide Formateur yang dihasilkan Musyawarah Komisariat dengan suara Umum.
terbanyak dan mengesahkan susunan Pengurus Korkom yang diusulkan
Formateur/ Ketua Umum Korkom. Komposisi personalia yang mengisi struktur Pengurus Cabang adalah:
- Mengusulkan pembentukan dan pemekaran Cabang melalui Musyawarah
Daerah. 1. Ketua Umum
- Menyelenggarakan Konferensi/Musyawarah Cabang. 2. Ketua Bidang Pembinaan Anggota
- Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Anggota Biasa 3. Ketua Bidang Pembinaan Aparat Organisasi
melalui Konferensi/Musyawarah Cabang. 4. Ketua Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Kepemudaan
5. Ketua Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi
3. Struktur Organisasi Pengurus Cabang 6. Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah
7. Ketua Bidang Pemberdayaan Umat
Ditinjau dari struktur organisasi, maka bentuk organisasi yang 8. Ketua Bidang HAM dan Lingkungan Hidup
dipertanggungjawabkan Pengurus Cabang adalah bentuk garis dan fungsional, 9. Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan
sama dengan Pengurus Besar HMI.
Dalam organisasi yang berbentuk garis dan fungsional, wewenang Ketua 10. Sekretaris Umum
Umum didelegasikan kepada satuan-satuan organisasi atau bidang-bidang kerja 11. Wakil Sekretaris Umum Pembinaan Anggota
yang dipimpin oleh para Ketua dari setiap bidang-bidang kerja yang mempunyai 12. Wakil Sekretaris Umum Pembinaan Aparat Organisasi
wewenang dan tanggung jawab atas pelaksanaan tugas bidangnya masing-masing. 13. Wakil Sekretaris Umum Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Kepemudaan
Kemudian secara fungsional tanggung jawab itu dipertanggungjawabkan oleh 14. Wakil Sekretaris Umum Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi
Ketua masing-masing bidang kerja kepada Ketua Umum. 15. Wakil Sekretaris Umum Partisipasi Pembangunan Daerah
Struktur organisasi Cabang sesuai dengan pembidanggannya adalah: 16. Wakil Sekretaris Umum Pemberdayaan Umat
a) Bidang Pembinaan Anggota. 17. Wakil Sekretaris Umum HAM dan Lingkungan Hidup
b) Bidang Pembinaan Aparat Organisasi 18. Wakil Sekretaris Umum Pemberdayaan Perempuan
c) Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Kepemudaan.
d) Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
360 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 361

Badan Khusus. Sesuai dengan ketentuan yang termaksud dalam Bagian VI pasal 28 Anggaran
Rumah Tangga Himpunan Mahasiswa Islam mengenai status Pengurus Cabang
c. Rapat Presidium dalam struktur pimpinan khususnya status Pengurus Cabang adalah:
- Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, Cabang merupakan satu
1. Rapat Presidium dihadiri oleh Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris Jenderal, kesatuan organisasi yang dibentuk di Kota Besar atau Ibukota Propinsi/
Wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum dan Wakil Bendahara Umum. Kabupaten/Kota yang terdapat perguruan tinggi.
2. Rapat Presidium dilaksanakan setidak-tidaknya empat kali dalam satu bulan - Di luar Negara Kesatuan Republik Indonesia, Cabang merupakan satu
yakni pada hari Jum’at dari tiap minggu. Untuk minggu pertama, kedua dan kesatuan organisasi yang dibentuk di Ibukota Negara dan Kota Besar
ketiga diintegrasikan ke dalam Rapat Harian. lainnya di Negara tersebut yang terdapat banyak Mahasiswa Muslim.
3. Fungsi dan wewenang rapat presidium: - Masa jabatan Pengurus Cabang adalah satu tahun semenjak pelantikan/
a. Mengambil keputusan tentang organisasi sehari-hari baik intern maupun serah terima jabatan dari Pengurus Demisioner.
ekstern.
b. Mendengarkan informasi tentang perkembangan dari berbagai aspek 2. Tugas dan Wewenang Pengurus Cabang
organisasi baik intern maupun ekstern.
c. Mengevaluasi perkembangan ekstern organisasi dan dampaknya bagi Sesuai dengan aturan yang tercantum pada Bagian VI pasal 30 Anggaran Rumah
perkembangan organisasi. Tangga HMI, tugas dan wewenang Pengurus Cabang ialah:
- Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Konferensi/Musyawarah Cabang,
d. Rapat Bidang serta ketentuan/kebijakan organisasi lainnya yang diberikan oleh Pengurus
Besar atau Pengurus Badko.
1. Rapat Bidang dihadiri oleh aparat bidang yang bersangkutan. - Membentuk Koordinator Komisariat (Korkom) bila diperlukan dan
2. Rapat Bidang diselenggarakan setidak-tidaknya satu kali dalam satu bulan. mengesahkan kepengurusannya.
3. Fungsi dan wewenang Rapat Bidang: - Mengesahkan Pengurus Komisariat dan Badan Khusus di tingkat Cabang
a. Mengontrol pelaksanaan proyek/kerja yang dilakukan oleh setiap bidang. - Membentuk dan mengembangkan Badan-Badan Khusus.
b. Membuat penyesuaian terhadap pelaksanaan proyek/kerja dari setiap - Melaksanakan Sidang Pleno sekurang-kurangnya sekali dalam 4 (empat)
bidang yang mengalami perubahan baik dalam segi teknis maupun waktu. bulan atau 2 (dua) kali selama satu periode berlangsung.
c. Menyusun langkah-langkah teknis untuk menyelenggarakan proyek/kerja - Melaksanakan Rapat Harian Pengurus Cabang minimal satu minggu sekali,
berikutnya sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh rapat. selama periode berlangsung.
- Melaksanakan Rapat Presidium Pengurus Cabang minimal 1 (satu) kali
e. Rapat Kerja dalam sebulan.
- Menyampaikan laporan kerja kepengurusan 4 (empat) bulan sekali kepada
1. Rapat Kerja dihadiri oleh semua fungsionaris PB HMI. Pengurus Besar melalui Pengurus Badko.
2. Rapat Kerja dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu semester. - Memilih dan mengesahkan 1 (satu) orang Formateur/Ketua Umum dan 2
3. Fungsi dan wewenang Rapat Kerja: (dua) orang mide Formateur dari 3 (tiga) calon Anggota Formateur Korkom
a. Menyusun jadwal aktivitas/rencana kerja untuk satu semester presidium. yang dihasilkan Musyawarah Komisariat dengan memperhatikan suara
b. Menyusun rencana anggaran penerimaan dan pengeluaran untuk seluruh terbanyak dan mengesahkan susunan Pengurus Korkom yang diusulkan
kegiatan Pengurus Besar selama satu semester Formateur/Ketua Umum Korkom.
- Mengusulkan pembentukan dan pemekaran Cabang melalui Musyawarah
B. PENGURUS CABANG Daerah.
- Menyelenggarakan Konferensi/Musyawarah Cabang.
1. Status Pengurus Cabang - Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Anggota Biasa
melalui Konferensi/Musyawarah Cabang.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
358 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 359

2. Rapat Harian.
L. Bidang Keuangan dan Perlengkapan 3. Rapat Presidium

1. Menyusun anggaran dan pengeluaran Pengurus Besar untuk satu periode dan Di samping itu, untuk mengontrol pelaksanaan program dilakukan dalam rapat
untuk setiap semester. bidang kerja, penjelasan yang lebih terinci dari hal di atas adalah sebagai berikut:
2. Mengelola sumber-sumber penerimaan organisasi sesuai dengan ketentuan
organisasi yang berlaku. a. Sidang Pleno
3. Menyelenggarakan administrasi keuangan untuk setiap penerimaan dan
pengeluaran Pengurus Besar berdasarkan pedoman administrasi keuangan 1. Dilaksanakan setiap semester kegiatan selama periode berlangsung (pasal 22
yang disusun untuk keperluan ini. ayat d ART HMI)
4. Melakukan usaha-usaha yang dapat mendorong seluruh aparat HMI untuk 2. Sidang Pleno dihadiri oleh seluruh fungsionaris PB HMI, Ketua Umum Badko
meningkatkan sumber dana intern khususnya dari iuran anggota. seluruh Indonesia dan/ atau Ketua Umum Pengurus Cabang seluruh Indonesia,
5. Mengatur dan mengurus pengamanan, pemeliharaan, perbaikan dan Ketua Umum Badan Khusus setingkat Pengurus Besar.
penambahan perlengkapan organisasi dengan: 3. Fungsi dan wewenang sidang Pleno adalah:
a. Setiap kali mengadakan kontrol terhadap pemakaian peralatan organisasi. a. Membahas laporan Pengurus Besar tentang pelaksanaan ketetapan Kongres
b. Mengusahakan penambahan perlengkapan organisasi sesuai atau tidak setiap semester.
dengan kebutuhan organisasi. b. Membahas laporan pertanggungjawaban Pengurus Badan Koordinasi HMI
c. Menyusun daftar inventarisasi organisasi. seluruh Indonesia.
d. Mengatur perawatan dan pemeliharaan seluruh perlengkapan organisasi. c. Membahas laporan pertanggungjawaban pengurus badan-badan khusus
e. Mengatur dan mengurus kebersihan dan keindahan halaman gedung tingkat Pengurus Besar.
perkantoran. d. Membahas dan mengesahkan hasil sidang Majelis Pengawas dan Konsultasi
Kongres.
e. Mengambil kebijakan dan keputusan yang mendasar bagi organisasi, baik
7. Instansi Pengambilan Keputusan Pengurus Besar ke dalam maupun ke luar.
f. Menetapkan pedoman-pedoman pokok organisasi sebagaimana yang
A. PENGURUS BESAR tercantum dalam AD/ ART.
Setiap keputusan Pengurus Besar dilakukan secara musyawarah, karena itu
bersifat organisatoris dengan mengikat seluruh aparat HMI. Cara yang demikian b. Rapat Harian
sesuai dengan firman Allah SWT. Dalam surat asy-Syuro ayat 38 yang berbunyi:
1. Rapat Harian dihadiri oleh seluruh fungsionaris PB HMI, Badan Khusus dan
Dan (bagi) orang-orang yang yang menerima (mematuhi ) seruan Tuhan-nya Lembaga Pengembangan Profesi Nasional.
dan mendirikan sholat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah 2. Rapat Harian dilaksanakan setidak-tidaknya dua kali dalam satu bulan, yakni
antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian rizki yang kami berikan kepada pada hari jumat dalam minggu pertama, ketiga setiap bulan.
mereka.
3. Fungsi dan wewenang Rapat Harian:
Dengan begitu setiap keputusan organisatoris pada dasarnya adalah merupakan a. Membahas dan menjabarkan kebijaksanaan yang diambil dan ditetapkan
mufakat bersama karena setiap personalia aparat HMI wajib menjunjung tinggi oleh Sidang Pleno.
dan melaksanakannya dengan niat luhur dan penuh tanggungjawab. b. Mengkaji dan mengevaluasi keputusan-keputusan yang diambil
Berdasarkan prinsip ini, maka tingkat instansi pengambilan keputusan dalam atau ditetapkan oleh presidium dan untuk kemudian mengambil dan
Pengurus Besar adalah: mempertimbangkan keputusan selanjutnya.
1. Sidang Pleno. c. Mendengar laporan dari seluruh fungsionaris PB dan para Ketua Umum

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
356 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 357

kerjasama secara nasional antara lain : 5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas HMI-wati
a. Menjalin dan membina hubungan yang harmonis dengan organisasi- sesuai dengan tingkat perkembangan dunia keperempuanan khususnya dalam
organisasi mahasiswa di tingkat nasional dalam upaya menumbuhkan masyarakat umum.
kesadaran tanggung jawab bersama untuk mewujudkan cita-cita bangsa. 6. Mengangkat topik pembahasan keperempuanan dalam kelompok-kelompok
b. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan badan-badan studi keislaman diskusi HMI.
untuk melakukan penelitian masyarakat dalam upaya menghasilkan 7. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong KOHATI untuk
pikiran-pikiran yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan umat dan melakukan sosialisasi organisasi dan pembinaan terhadap personalia KOHATI
bangsa. dalam:
c. Meningkatkan hubungan kerjasama di bidang ilmu dan pengetahuan untuk a. Meningkatkan pengetahuan dan penghayatan anggota terhadap fungsi dan
meningkatkan kematangan intelektual anggota. peranan KOHATI sebagai badan khusus HMI.
2. Melakukan berbagai kegiatan untuk meningkatkan kerjasama Internasional b. Mendorong HMI-wati untuk mengikuti pelatihan-pelatihan baik pelatihan
antara lain dengan: umum maupun khusus.
a. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat meningkatkan hubungan kerjasama c. Meningkatkan intensitas komunikasi KOHATI dengan aparat HMI dan
dengan organisasi mahasiswa Internasional, terutama dalam hal bidang alumni.
studi bersama mengenai usaha-usaha perdamaian dunia berdasarkan 8. Melakukan berbagai aktifitas lainnya yang menunjang upaya pembinaan
kedaulatan dan kemerdekaan masing-masing negara. personalia KOHATI, pembinaan operasional KOHATI serta pembina partisipasi
b. Melakukan aktifitas yang dapat meningkatkan dan mengokohkan ukhuwah KOHATI dalam kehidupan keperempuanan khususnya dan masyarakat pada
islamiyah dengan organisasi-organisasi mahasiswa Islam dalam upaya umumnya.
meningkatkan dakwah Islamiyah serta memajukan kehidupan umat Islam
secara keseluruhan. K. Bidang Administrasi dan Kesekretariatan
c. Mengambil peranan aktif dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan
oleh wadah-wadah mahasiswa internasional, khususnya wadah Islam 1. Melakukan pengaturan tata-cara pengelolaan surat-menyurat yang meliputi
sedunia. penyelenggaraan:
d. Menyelenggarakan berbagai aktifitas untuk memperkenalkan HMI pada a. Surat masuk.
berbagai forum mahasiswa Internasional, melalui keterlibatan langsung b. Surat keluar.
dalam berbagai bentuk aktifitas maupun melalui media penerbitan. c. Pengetikan dan pengadaan surat.
3. Menyelenggarakan berbagai kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan d. Pengaturan administrasi pengarsipan.
hubungan nasional maupun internasional. e. Pengaturan pengarsipan surat.

J. Bidang Pemberdayaan Perempuan 2. Melakukan pengumpulan, pencatatan, pengolahan, penyusunan dan


pemeliharaan dokumentasi organisasi serta bahan-bahan yang berkenaan
1. Melaksanakan kegiatan-kegiatan sadar gender sebagai salah satu pencapaian dengan intern dan ekstern organisasi.
(achievement) organisasi. 3. Mengatur penyelenggaraan produksi atau reproduksi dari dokumentasi
2. Merumuskan pemikiran-pemikiran kualitatif yang bermanfaat bagi kemajuan organisasi yang perlu disampaikan kepada seluruh aparat HMI.
KOHATI dan sesama organisasi perempuan lainnya, seperti pemikiran- 4. Menyelenggarakan aktifitas yang dapat menambah pengetahuan dan
pemikiran tentang peningkatan kualitas kepemimpinan di kalangan perempuan, keterampilan personil bidang kesekretariatan di seluruh aparat HMI guna
mekanisme dan struktur organisasi yang efektif dan lain sebagainya. meningkatkan kelancaran dan mutu kerja dalam bidang administrasi dan
3. Membuat pola perkaderan yang memandang KOHATI sebagai tempat kesekretariatan.
perkaderan HMI-wati. 5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat mendukung usaha
4. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan upaya bersama di perbaikan peningkatan dan penyempurnaan cara kerja administrasi dan
kalangan perempuan dalam menanggulangi berbagai masalah sosial. kesekretariatan di seluruh aparat HMI.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
354 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 355

untuk meningkatkan kehidupan beragama di kampus antara lain dengan: keterampilan mengelola Lembaga Pengembangan Profesi.
a) Memprakarsai kegiatan-kegiatan agama (Islam) di lingkungan kampus. b. Mendorong seluruh aparat HMI untuk menyelenggarakan kerja-kerja sosial
b) Meningkatkan efektivitas kehidupan Masjid kampus. kemasyarakatan.
c) Melakukan diskusi-diskusi untuk meningkatkan konsep Islam tentang 4. Mengusahakan hubungan kerja sama secara kelembagaan antara lembaga-
berbagai seri kehidupan masyarakat. Lembaga Pengembangan Profesi HMI dengan lembaga lain baik pemerintah
d) Menyelenggarakan diskusi, seminar, simposium dan sebagainya yang maupun swasta.
berkenaan dengan pengkajian terhadap penyempurnaan sistem pendidikan 5. Mengkampanyekan dan menanamkan etos kemandirian dan kewirausahaan
umumnya dan sistem pendidikan tinggi khususnya. sebagai personalitas anggota HMI.
e) Melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat menunjang partisipasi
anggota dan alumni HMI dalam mewujudkan kehidupan kampus umumnya F. Bidang Partisipasi Pembangunan Nasional
dan dunia kemahasiswaan khususnya.
1. Mengadakan kajian-kajian tentang berbagai aspek pembangunan nasional.
D. Bidang Pemberdayaan Umat 2. Merumuskan pola dan bentuk partisipasi HMI dalam pembangunan nasional.
3. Meningkatkan kerjasama/hubungan dengan pemerintah, lembaga negara,
1. Menyelenggarakan kegiatan yang mendukung terwujudnya hubungan yang orsospol, ormas dan lembaga pengembangan masyarakat.
efektif dengan organisasi-organisasi Islam khususnya dengan organisasi
kemahasiswaan, pelajar dan pemuda Islam. G. Bidang Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup
2. Mengembangkan pola kajian yang kontinyu untuk menggali pemikiran yang
bermanfaat dalam berbagai segi kehidupan umat Islam guna disumbangkan 1. Mengadakan kajian-kajian tentang pengelolaan sumber daya alam, dan
sebagai kontribusi gagasan pada lembaga-lembaga sosial, keagamaan dan lingkungan hidup berkembang di Indonesia.
politik. 2. Melakukan penyikapan terhadap pengelolaan sumber daya alam, dan
3. Menjalin hubungan intensif untuk menggalang seluruh kekuatan umat Islam lingkungan hidup yang berkembang di Indonesia.
dalam rangka mengembangkan syiar Islam serta menjawab masalah keumatan 3. Meningkatkan kerjasama/hubungan dengan pemerintah, lembaga negara,
dan kebangsaan. Orsospol, Ormas dan lembaga pengembangan masyarakat dalam rangka
4. Melakukan langkah-langkah nyata dalam rangka peningkatan kualitas sumber meningkatkan perannya dalam bidang pengelolaan SDA dan Lingkungan
daya umat dalam hidup berbangsa dan bernegara. Hidup.
5. Melakukan advokasi langsung atas hal-hal yang nyata-nyata merugikan
keberadaan umat Islam. H. Bidang Hukum dan HAM

E. Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi 1. Mengadakan kajian-kajian tentang pengelolaan Hukum dan HAM yang
berkembang di Indonesia.
1. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan fungsinya 2. Melakukan penyikapan terhadap masalah Hukum dan HAM yang berkembang
dan peran Lembaga Pengembangan Profesi, baik sebagai sarana pengembangan di Indonesia.
profesi anggota maupun wadah dharma bhakti kemasyarakatan HMI di seluruh 3. Meningkatkan kerjasama/hubungan dengan pemerintah, lembaga negara,
aparat dalam upaya berperan serta dalam pembangunan. Orsospol, Ormas dan lembaga pengembangan masyarakat dalam rangka
2. Menyusun program bidang kewirausahaan dan pengembangan profesi yang meningkatkan perannya dalam bidang Hukum dan HAM.
relevan bagi setiap Lembaga Pengembangan Profesi.
3. Melakukan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas personil
pengelola Lembaga Pengembangan Profesi di seluruh aparat antara lain dengan I. Bidang Hubungan Internasional
:
a. Mendorong seluruh aparat HMI untuk melakukan latihan pengembangan 1. Menyelenggarakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan hubungan dan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
352 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 353

35. Departemen Pengkajian Masalah Pembangunan bertugas sebagai koordinator 6. Wewenang dan Tanggung Jawab Bidang Kerja Pengurus Besar
operasional dari kerja dan proyek di bidang pengkajian masalah pembangunan
di tingkat nasional. Masing-masing bidang kerja dalam Pengurus Besar dalam menjalankan
36. Departemen Program Perintis Pembangunan bertugas sebagai koordinator wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :
operasional dari kerja dan proyek di bidang perintis pembangunan di tingkat
nasional. A. Bidang Pembinaan Anggota
37. Departemen Kajian Internasional bertugas sebagai koordinator operasional 1. Mendorong tumbuh dan berkembangnya Badan Pengelola Latihan
dari kerja dan proyek di bidang kajian internasional. 2. Mengembangkan model-model pelatihan yang dapat memenuhi kebutuhan
38. Departemen Hubungan Lembaga Internasional bertugas sebagai koordinator anggota melalui pilot project, serta mengupayakan tindak lanjut atas hasil yang
operasional dari kerja dan proyek di bidang hubungan lembaga internasional telah diselenggarakan.
di tingkat nasional. 3. Merumuskan dan mengembangkan pola pembinaan anggota yang komprehensif
39. Departemen Pengkajian Masalah Keumatan bertugas sebagai koordinator sebagai manifestasi dari konsepsi perkaderan anggota.
operasional dari kerja dan proyek di bidang Pemberdayaan Umat tingkat 4. Dengan bidang lain melakukan penyusunan data base anggota dan
nasional. memanfaatkannya bagi upaya peningkatan kualitas anggota.
40. Departemen Hubungan antar Lembaga Islam bertugas sebagai koordinator 5. Melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka pembinaan anggota
operasional dari kerja dan proyek di bidang hubungan lembaga Islam di tingkat untuk meningkatkan kualitas sumber daya anggota.
nasional.
41. Departemen Pengelolaan SDA bertugas sebagai koordinator operasional dari B. Bidang Pembinaan Aparat Organisasi
kerja dan proyek di bidang Pengelolaan SDA di tingkat nasional.
42. Departemen Lingkungan Hidup bertugas sebagai koordinator operasional dari 1. Menyelenggarakan upaya-upaya terbentuknya sikap dan disiplin aparat
kerja dan proyek di bidang Lingkungan Hidup di tingkat nasional. terhadap seluruh ketentuan organisasi.
43. Departemen Hukum bertugas sebagai koordinator operasional dari kerja dan 2. Menyelenggarakan penelitian dalam rangka penyusunan data perkembangan
proyek di bidang Hukum di tingkat nasional. aparat secara teratur.
44. Departemen HAM bertugas sebagai koordinator operasional dari kerja dan 3. Mendorong terciptanya mekanisme organisasi secara sehat dinamis serta
proyek di bidang HAM di tingkat nasional. memberikan ruang gerak yang komprehensif terhadap perkembangan aparat
45. Departemen Kajian Perempuan bertugas sebagai koordinator operasional dari organisasi di seluruh Indonesia.
kerja dan proyek di bidang hubungan lembaga Islam di tingkat nasional. 4. Melakukan standardisasi dan akreditasi kelayakan struktur HMI dari tingkat
46. Departemen Hubungan Lembaga Perempuan bertugas sebagai koordinator Pengurus Besar hingga Cabang.
operasional dari kerja dan proyek di bidang hubungan lembaga perempuan di 5. Melakukan kegiatan lainnya yang dapat menunjang peningkatan dan
tingkat nasional. pengembangan potensi serta kualitas organisasi.
47. Departemen Penerangan dan Humas bertugas sebagai koordinator operasional
dari kerja dan proyek di bidang penerangan humas di tingkat nasional. C. Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Pemuda
48. Departemen Administrasi dan Kesekretariatan bertugas sebagai koordinator
operasional dari kerja dan proyek di bidang administrasi dan kesekretariatan di 1. Meyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan partisipasi
tingkat nasional. aktif, korektif dan konstruktif dari seluruh anggota dan alumni HMI dalam
49. Departemen Logistik bertugas sebagai koordinator operasional dari kerja dan mewujudkan kehidupan kampus demokratis.
proyek di bidang logistik di tingkat nasional. 2. Mengusahakan agar para anggota dan alumni HMI ikut serta secara aktif
50. Departemen Pengembangan Sumber Dana (PSD) bertugas sebagai koordinator meningkatkan fungsi dan peranan perguruan tinggi di tengah-tengah kehidupan
operasional dari kerja dan proyek di bidang PSD di tingkat nasional. masyarakat.

3. Melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong anggota dan alumni HMI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
350 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 351

4. Ketua Bidang PTKP adalah penanggung jawab dan koordinator kegiatan tingkat nasional.
dalam bidang perguruan tinggi, kemahasiswaan dan kepemudaan di tingkat 20. Wakil Sekjen Bidang Hukum dan HAM bertugas atas nama Sekretaris
nasional. Jenderal untuk kegiatan Hukum dan HAM membantu ketua bidangnya di
5. Ketua Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi adalah penanggung tingkat nasional.
jawab dan koordinator kegiatan dalam bidang Kewirausahaan dan 21. Wakil Sekjen Bidang Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup bertugas atas
Pengembangan Profesi di tingkat nasional. nama Sekretaris Jenderal untuk kegiatan Pengelolaan SDA dan Lingkungan
6. Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Nasional adalah penanggung jawab Hidup membantu ketua bidangnya di tingkat nasional.
dan koordinator kegiatan dalam bidang partisipasi pembangunan di tingkat 22. Wakil Sekjen Bidang Pemberdayaan Perempuan bertugas atas nama Sekretaris
nasional. Jenderal untuk kegiatan Pemberdayaan Perempuan membantu ketua bidangnya
7. Ketua Bidang HI adalah penanggung jawab dan koordinator kegiatan dalam di tingkat nasional.
bidang hubungan internasional. 23. Bendahara Umum adalah penanggung jawab dan koordinator kegiatan di
8. Ketua Bidang Pemberdayaan Umat adalah adalah penanggung jawab dan bidang keuangan dan perlengkapan organisasi di tingkat nasional.
koordinator kegiatan dalam bidang komunikasi umat di tingkat nasional. 24. Wakil Bendahara Umum bertugas atas nama bendahara umum dalam
9. Ketua Bidang Hukum dan HAM adalah penanggung jawab dan koordinator pengelolaan administrasi keuangan dan perlengkapan organisasi di tingkat
kegiatan dalam bidang Hukum dan HAM di tingkat nasional. nasional.
10. Ketua Bidang Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup adalah penanggung 25. Departemen Perlengkapan Data dan Informasi sebagai koordinator operasional
jawab dan koordinator kegiatan dalam bidang SDA dan Lingkungan Hidup di dari kerja dan proyek-proyek di bidang pengkajian data dan informasi.
tingkat nasional. 26. Departemen Litbang Kader bertugas sebagai koordinator operasional dari kerja
11. Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan adalah penanggung jawab dan dan proyek di bidang penelitian dan pengembangan kader.
koordinator kegiatan dalam bidang pemberdayaan perempuan di tingkat 27. Departemen Diklat PA bertugas sebagai koordinator operasional dari kerja dan
nasional. proyek di bidang diklat PA di tingkat nasional.
12. Sekretaris Jenderal adalah penanggung jawab dan koordinator dalam bidang 28. Departemen Pengembangan dan Promosi kader bertugas sebagai koordinator
data pustaka, ketatausahaan dan penerangan serta hubungan organisasi pihak operasional dari kerja dan proyek di bidang pengembangan dan promosi kader
ekstern di tingkat nasional maupun internasional. di tingkat nasional.
13. Wakil Sekjen Bidang PA bertugas atas nama Sekretaris Jenderal untuk kegiatan 29. Departemen Pendayagunaan Aparatur Organisasi bertugas sebagai koordinator
PA membantu ketua bidangnya di tingkat nasional. operasional dari kerja dan proyek di bidang pendayagunaan aparatur organisasi
14. Wakil Sekjen Bidang PAO bertugas atas nama Sekretaris Jenderal untuk di tingkat nasional.
kegiatan PAO membantu ketua bidangnya di tingkat nasional. 30. Departemen Pengembangan Organisasi bertugas sebagai koordinator
15. Wakil Sekjen Bidang PTKP bertugas atas nama Sekretaris Jenderal untuk operasional dari kerja dan proyek di bidang pengembangan organisasi di
kegiatan PTKP membantu ketua bidangnya di tingkat nasional. tingkat nasional.
16. Wakil Sekjen Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi bertugas atas 31. Departemen Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan bertugas sebagai
nama Sekretaris Jenderal untuk kegiatan kewirausahaan dan pengembangan koordinator operasional dari kerja dan proyek di bidang PTK di tingkat
profesi membantu ketua bidangnya di tingkat nasional. nasional.
17. Wakil Sekjen Bidang Partisipasi Pembangunan Nasional bertugas atas nama 32. Departemen Kepemudaan bertugas sebagai koordinator operasional dari kerja
Sekretaris Jenderal untuk kegiatan PPN membantu ketua bidangnya di tingkat dan proyek di bidang kepemudaan di tingkat nasional.
nasional. 33. Departemen Kewirausahaan bertugas sebagai koordinator operasional dari
18. Wakil Sekjen Bidang Hubungan Internasional bertugas atas nama Sekretaris kerja dan proyek di bidang pengembangan profesi di tingkat nasional.
Jenderal untuk kegiatan hubungan internasional membantu ketua bidangnya di 34. Departemen Pengembangan Profesi bertugas sebagai koordinator operasional
tingkat nasional. dari pembinaan profesi untuk peningkatan profesionalisme anggota dan
19. Wakil Sekjen Bidang Pemberdayaan Umat bertugas atas nama Sekretaris kader.
Jenderal untuk kegiatan pemberdayaan umat membantu ketua bidangnya di

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
348 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 349

Keterangan : DEPARTEMEN-DEPARTEMEN
Garis Instruktif = 25. Departemen Pengkajian Data & Informasi
Garis Hub Koordinatif = 26. Departemen Litbang Kader
Gris Aspiratif = 27. Departemen Diklat Anggota
28. Departemen Pengembangan dan Promosi Kader
29. Departemen Pendayagunaan Aparat
4. Komposisi Personalia 30. Departemen Pengembangan Organisasi
31. Departemen Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan
Komposisi Personalia Pengurus Besar HMI diisi oleh anggota biasa yang 32. Departemen Kepemudaan
memenuhi persyaratan sebagaimana Bagian IV Pasal 21 ART HMI disusun dalam 33. Departemen Kewirausahaan
formasi sebagai berikut: 34. Departemen Pengembangan Profesi
35. Departemen Pengkajian Masalah Pembangunan
36. Departemen Program Perintis Pembangunan
1. KETUA UMUM 37. Departemen Kajian Internasional
2. Ketua Bidang Pembinaan Anggota 38. Departemen Hubungan Lembaga Internasional
3. Ketua Bidang Pembinaan Aparat Organisasi 39. Departemen Pengkajian Masalah Keumatan
4. Ketua Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Kepemudaan 40. Departemen Hubungan Lembaga Islam
5. Ketua Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi 41. Departemen Pengelolaan SDA
6. Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Nasional 42. Departemen Lingkungan Hidup
7. Ketua Bidang Hubungan Internasional 43. Departemen Hukum
8. Ketua Bidang Pemberdayaan Umat 44. Departemen HAM
9. Ketua Bidang Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup 45. Departemen Kajian Perempuan
10. Ketua Bidang Hukum dan HAM 46. Departemen Hubungan Lembaga Perempuan
11. Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan 47. Departemen Penerangan dan Humas
48. Departemen Administrasi dan Kesekretariatan
12. SEKRETARIS JENDERAL 49. Departemen Logistik
13. Wakil Sekjen Pembinaan Anggota 50. Departemen Pengembangan Sumber Dana
14. Wakil Sekjen Pembinaan Aparat Organisasi
15. Wakil Sekjen Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Kepemudaan Hubungan struktur di atas dapat dilihat pada bagan berikut :
16. Wakil Sekjen Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi
17. Wakil Sekjen Partisipasi Pembangunan Nasional 5. Fungsi Personalia Pengurus Besar
18. Wakil Sekjen Hubungan Internasional
19. Wakil Sekjen Pemberdayaan Umat Masing-masing personalia Pengurus Besar menjalankan fungsinya sebagai
20. Wakil Sekjen Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup berikut :
21. Wakil Sekjen Hukum dan HAM 1. Ketua Umum adalah penangung jawab dan koordinator umum dalam
22. Wakil Sekjen Pemberdayaan Perempuan pelaksanaan tugas-tugas intern dan ekstern organisasi yang bersifat umum
pada tingkat nasional maupun internasional.
23. BENDAHARA UMUM 2. Ketua Bidang PA adalah Penanggung Jawab dan Koordinator kegiatan
24. Wakil Bendahara Umum pembinaan anggota di tingkat nasional.
3. Ketua Bidang PAO adalah penanggung jawab dan koordinator kegiatan
pembinaan aparat organisasi di tingkat nasional.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
346 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 347

- Melaksanakan Rapat Presidium Pengurus Besar minimal dua minggu 2. Bidang Pembinaan Aparat Organisasi
sekali, selama periode berlangsung. 3. Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Kepemudaan
- Memfasilitasi sidang Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar 4. Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi
dalam rangka menyiapkan draft materi Kongres atau sidang Majelis 5. Bidang Partisipasi Pembangunan Nasional
Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar lainnya ketika diminta. 6. Bidang Hubungan Internasional
- Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Anggota melalui 7. Bidang Pemberdayaan Umat
Kongres. 8. Bidang Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup
- Mengesahkan Pengurus Badko. 9. Bidang Hukum dan HAM
- Menerima laporan kerja Pengurus Badko. 10. Bidang Pemberdayaan Perempuan
- Menaikkan dan menurunkan status Badko dan Cabang berdasarkan evaluasi 11. Bidang Keuangan dan Perlengkapan
perkembangan Badko dan Cabang. 12. Bidang Administrasi Kesekretariatan
- Mengesahkan Pengurus Cabang dan mengesahkan pemekaran Cabang
berdasarkan rekomendasi Konfercab Induk dan menetapkan pembentukan
Cabang Persiapan berdasarkan usulan Daerah/ Pleno Badko.
- Memberikan sanksi dan merehabilitasi secara langsung terhadap anggota/ PENGURUS
MPK PB Kongres
pengurus. BESAR

3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan dari satuan-satuan BADAN-BADAN


organisasi atau bidang-bidang kerja yang di dalamnya terdapat pimpinan, MUSDA BADKO HMI MUNAS
KHUSUS PB HMI
wewenang dan tanggungjawab serta pada masing-masing personel dalam totalitas
organisasi.

Lazimnya struktur organisasi akan kelihatan semakin jelas dan tegas, apabila PENGURUS KONFRESI
MPK PC
digambarkan dalam bagan struktur organisasi. Ditinjau dari struktur organisasi CABANG CABANG/MUSCAB
maka bentuk organisasi yang dipergunakan dalam Pengurus Besar HMI adalah
bentuk organisasi fungsional.
BADAN-BADAN
Dalam organisasi yang berbentuk fungsional, wewenang dari Ketua Umum MUSYAWARAH
MUSKOM KORKOM KHUSUS HMI
didelegasikan kepada satuan-satuan organisasi atau bidang-bidang kerja yang LEMBAGA
CABANG
dipimpin oleh para Ketua, Sekretaris Jenderal dan Bendahara Umum.

Pimpinan dari setiap satuan organisasi atau bidang kerja itu mempunyai PENGURUS
wewenang dan tanggung jawab atas pelaksanaan tugas bidangnya masing-masing. MPK PK RAK
KOMUSARIAT
Kemudian secara fungsional tanggungjawab itu dipertanggungjawabkan oleh
pimpinan masing-masing kepada Ketua umum.

Struktur organisasi Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam dengan ANGGOTA HIMPUNAN MAHASISWA
pembanding dalam program kerja nasional, terdapat 12 bidang utama : ISLAM
1. Bidang Pembinaan Anggota

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
344 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 345

PEDOMAN KEPENGURUSAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Tujuan suatu organisasi hanya dapat diwujudkan dengan usaha-usaha yang


teratur, terencana dan kebijaksanaan yang dilingkupi dengan taufiq dan hidayah
Allah SWT.

Salah satu perangkat yang dapat digunakan untuk menciptakan penyelenggaraan


usaha-usaha yang demikian itu adalah Pedoman Kepengurusan yang mendukung
ke arah tujuan tersebut. Adanya keharusan untuk bekerja secara terstruktur dan
rapi adalah sesuai dengan Firman Allah SWT. dalam Surat ash-Shaff ayat 4 yang
artinya :

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya


dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun
kokoh”

1. STRUKTUR PIMPINAN

PENGURUS BESAR

1. Status Pengurus
Sesuai dengan ketentuan yang termaksud pada Bagian IV Pasal 20 ART HMI
mengenai status PB HMI dalam struktur pimpinannya adalah sebagai berikut :
a. Pengurus Besar adalah badan/instansi kepemimpinan tertinggi organisasi.
b. Masa jabatan Pengurus Besar adalah 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan/
serah terima jabatan dari Pengurus Besar Demisioner.

2. Tugas dan Wewenang


Sesuai dengan Bagian IV Pasal 22 ART HMI, tugas dan wewenang PB HMI
adalah sebagai berikut :
- Menggerakkan organisasi berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.
- Melaksanakan ketetapan-ketetapan Kongres.
- Menyampaikan ketetapan dan perubahan penting yang berhubungan
dengan HMI kepada seluruh aparat dan anggota HMI.
- Melaksanakan Sidang Pleno Pengurus Besar setiap semester kegiatan,
selama periode berlangsung.
- Melaksanakan Rapat Harian Pengurus Besar minimal satu minggu sekali,
selama periode berlangsung.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
342 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 343

V. RATIO JENJANG LATIHAN PERKADERAN


R* Latihan Kader I Latihan kader II Latihan Kader III
(persentase) (Basic training) ( i n t e r m e d i e t t e (advance training)
100 10 Training) 1,5
3,5

*=jumlah mahasiswa muslim dalam wilayah kerja cabang

BAGIAN KEENAM BELAS


PEDOMAN KEPENGURUSAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
340 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 341

fi Administrasi kesekretariatan mendesak mengingat kualitas output kader ditentukan oleh pedoman perkaderan
fi Publikasi, dekorasi dan dokumentasi. yang diterapkan pada masing-masinbg cabang.
fi Akomodasi
fi Konsumsi I. INSTITUSI
fi Keuangan dan perlengkapan.
fi Acara dan lain-lain. Untuk menerapkan mekanisme evaluasi perlu ada institusi yang jelas, sehingga
c. Evaluasi mekanisme evaluasi ini menjadi efektif. Dalam struktur HMI penaggungjawab
d. Kesimpulan dan saran dan pelaksana evaluasi penerapan pedoman perkaderan adalah bidang PA.
e. Lampran-lampiran.

10 Hal hal penting yang harus dilaporkan pemandu meliputi II. FORMAT
• Gambaran umum pengelola latihan Format evaluasi pedoman perkaderan:
• Pelaksanaan kegiatan
- Jadwal acara manual dan realisasi. a. Kurikulum
- Berita acara b. Panduan Pengelola Latihan.
- SC, pemandu, peateri peserta. c. Pola rekruitmen.
• Evaluasi pengelola latihan
- Peserta III. AKREDITASI
- SC dan pemandu Akreditasi sebagai suatu mekanisme pemaksa dalam suatu evaluasi merupakan
- Instruktur upaya yang didorong oleh keinginan memberikan motivasi yang lebih tinggi
• Kesimpulan terhadap pengelola perkaderan. Akreditasi ini diperuntukkan kepada cabang sebagai
institusi yang secara langsung melaksanakan proses perkaderan. Di samping itu
11. Jika cabang tidak/belum ada Badan Pengelola Latihan maka tugas-tugas di akreditasi berfungsi juga untuk memetakan penerapan pedoman perkaderan yang
tangani langsung oleh bidang PA. dilaksanakan seluruh cabang. Dalam hal ini akreditasi yang dilakukan adalah
bentuk laporan periodik Cabang kepada Badko HMI diwilayahnya dan PB HMI.
Adapun akreditasi meliputi:
BAB IV a. Laporan triwulan pelaksanaan training.
SISTEM EVALUASI PENERAPAN PEDOMAN PERKADERAN b. Frekwensi latihan
• LK I minimal 2 kali dalam satu semester
PENDAHULUAN • LK II minimal satu kali dalam satu periode
• Up grading dan pelatihan minimal empat kali dalam satu periode.
Sebagai organisasi mahsiswa Islam yang mengfungsikan diri sebagai organisasi c. Aktifitas pembinaan minimal satu kali dalam satu bulan
kader, maka HMI senantiasa berusaha untuk memelihara motivasi, dedikasi dan d. Laporan aktifitas pembinaan:
konsistensi dalam menjalankan sistem perkaderan yang ada. Dalam usahanya • bentuk kegiatan
untuk menjaga konsistensi perkaderan maka perlu ada suatu mekanisme evaluasi • tingkat partisipasi.
penerapan pedoman perkaderan yang telah disepakati bersama.
IV. SANGSI
Selama ini penerapan pedoman perkaderan belum mengalami persamaan secara Apabila tidak memnuhi persyaratan administrasi cabang tidak dibenarkan
mendasar terutama kurikulum latihannya, oleh karena itu penentuan kurikulum mengikuti dan mengelola kegiatan perkaderan tingkat regional dan nasional.
yang dipakai seluruh cabang dan sekaligus pengelola latihan yang telah ada
dituntut menerapkan secara komprejensif. Hal ini menjadi kebutuhan ang sangat

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
338 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 339

Mengkoordinir komisariat dan lembaga kekaryaan untuk terlaksananya Sebagai penyelenggara yang bertugas dan bertanggungjawab terhadap
(penjadwalan) taining HMI. segala hal yang berhubungan dengan teknis penyelenggara latihan.
1.d. Lembaga Kekaryaan Tugas–tugas OC secara garis besar sebagai berikut:
Mengadakan rekruitmen calon kader langsung melalui pelatihan • Mengusahakan tempat, akomodasi, konsumsi dan fasilitas lainnya.
kekaryaan • Mengusahakan pembiayaan dan perizinan latihan.
1.e. Kohati • Menjamin kenyamanan suasana dan keamanan latihan.
Mengadakan rekruitmen calon kader langsung melalui pelatihan • Mengusahakan ruagan, peralatan dan penerangan favourable.
Bertanggungjawab atas terselenggaranya program pelatihan Kohati. • Bekerjasama dengan unsur-unsur lainnya dalam rangka mensukseskan
1.f. Badan Pengelola Latihan jalannya latihan.
Bertanggungjawab atas keberhasilan dan kualitas pengelolaan latihan.
Bekerjasama dengan pengurus HMI setingkat untuk menyelenggarakan 2.e. Peserta Latihan
program latihan. Peserta adalah bibit yang diharapkan dapat berkembang menjadi kader
1.g. Komisariat. yang berhasil.
Melaksanakan rekruitmen calon akder.
Bertanggungjawab atas terlaksananya program Latihan Kader I, Up
Greading Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan, Up Grading
Kepengurusan. Mekanisme Kerja Pengelola Latihan
Bekerjasama dengan pengurus HMI Cabang untuk menindaklanjuti Untuk menyelenggarakan latihan, Pengurus Komisariat, Lembaga
program Latihan Kader I. Kekaryaan dan Kohati membentuk OC dangan surat keputusan dan
Dapat mengadakan program Latihan Kader II atas persetujuan Pengurus membuat proposal disertai surat permohonan mengelola latihan.
Cabang. Untuk menyelenggarakan LK I, Pengurus Komisariat membentuk OC
dengan SK dan membuat proposal disertai surat pemohonan mengelola
2.a. Instruktur latihan untuk kemudian diusulkan pada pengurus BPL Cabang.
Pemateri adalah aktifitas HMI, alumni, cendikiawan atau orang-orang tertentu Untuk menyelenggarakan LK II, pengurus HMI cabang membentuk
sebagaimana diatur dalam pedoman LPL dengan klasifikasi dan kualifikasi OC dengan SK dan membuat proposal serta memerintahkan BPL untuk
pengelola latihan, yang ditugaskan untuk menjampaikan materi latihan yang mengelola latihan.
dipercayakan kepadanya. Meyelenggarakan LK III dan pelatihan ke HMIan lainnya PB HMI atau
2.b. Instruktur Badko HMI membentuk OC dengan SK dan membuat proposal dan
Steering Comittee memrintahkan BPL PB HMI untuk mengelola latihan.
Kader HMI memiliki kualifikasi tertentu ditugaskan dan bertanggungjawab Pengurus BPL setingkat selanjutnya membentuk SC dengan surat mandat
atas pengarahan dan pelaksanaan latihan. yang bertugas sesuai fungsi dn wewenangnya.
Mengadakan koordinasi sebaik-baiknya di antara unsur yang terlibat Pemandu bertanggungjawab atas terlaksanakannya latihan sesuai dengan
langsung dalam latihan. proposal yang telah diajukan dan berkewajiban memberikan laporan
2.c. Pemandu. kepada pengurus BPL setingat.
Kader HMI ayng diserahi tugas dan kepercayaan untuk memimpin, OC dan SC bertanggungjawab atas tersedianya fasilitas yang diperlukan
mengawasi dan mengarahkan latihan. demi terselenggaranya latihan, termasuk rekruitman peserta latihan.
Memegang teguh dan melaksanakan kode etik pengelola latihan. Kemudian OC berkewajiban membuat laporan kepada HMI setingkat.
Membuat laporan pengelola latihan. Laporan diserahkan paling lambat satu bulan setelah pelatihan berakhir.
Bertanggungjawab atas keseluruhan jalannya acara latihan sesuai dengan Hal hal yang penting harus dilaporkan oleh SC, meliputi:
rencana. a. Gambaran umum kegiatan.
2.d. Organizing Comittee. b. Pelaksanaan kegiatan:

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
336 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 337

2. Pedoman Kepengurusan HMI.


3. James I. Gibson dkk, Organisasi dan Manajemen, Erlangga, 1986. PB HMI
4. Richard M. Steers, Effektifitas Organisasi, Erlangga, 1986. BADKO HMI
5. Sondang P. Siagian, Analisis Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi HMI cabang
Organisasi, Gramedia, 1996. KOHATI
6. Referensi lain yang relevan. Komisariat
BPL

Unsur-unsur dalam pelatihan yaitu:


ORGANISASI DAN MEKANISME KERJA Peserta
PENGELOLAAN LATIHAN Pemateri
Pemandu
Pendahuluan Organizing comittee
Steering committee
Latihan sebagai model pendidikan kader HMI merupakan jantung organisasi,
karena itu maka upaya untuk memajukan, mempertahankan keberlangsungan Bentuk-bentuk latihan yang di atas dalam organisasi ini adalah seluruh bentuk
dan mengembangkannya merupakan kewajiban segenap pengurus HMI. Latihan latihan yang ada dalam pola perkaderan HMI yaitu:
tidak akan berjalan mencapai target dan tujuan secara baik tanpa dukungan Pelatihan kekaryaan
oleh usaha-usaha pengorganisasian yang baik pula. Pengoragnisasian berbagai Up grading
unsur yang terlibat dalam penyelenggaraan latihan tercermin dalam organisasi Latihan kader
latihan. Organisasi latihan yang jelas akan memperlancar dan menertibkan proses Pusdiklat
penyelenggaraan latihan. Hal ini pada gilirannya akan membuka jalan kemudahan
dalam mencapai tujuan organisasi yakni lahirnya kader-kader yang memiliki 5 Fungsi Dan Wewenang
(lima) kualitas insan cita. 1.a. Pengurus Besar
Penanggungjawab perkaderan secara nasional
Guna mencapai mekanisme penyelenggaraan latihan yang tertib dan dapat Pengelola kebijakan perkaderan HMI
dipertanggungjawabkan, tidak cukup hanya dengan menyusun organisasi latihan Melaksanakan program-program pelatihan tingkat nasional, pusdiklat dan
saja. Karena itu diperlukan adanya aturan tentang prosedur dan administrasi training pengelola latihan.
latihan, termasuk di dalamnya tentang administrasi laporan penyelenggaraan 1.b. Badan kordinasi
latihan. Administrasi latihan merupakan suatu rangkaian kegiatan dari berbagai Mengkoordinir program-program latihan di wilayah masing-masing.
unsur dalam penyelenggaraan latihan yang bekerja sama untuk mencapai tujuan Melaksanakan program-program Latihan Kader III, Training Pengelola
berasma. Dengan terumuskannya organisasi dan mekanisme kerja tersebut maka Latihan, Up Grading Instruktur NDP dan Up Grading Manajemen
akan memperkokoh kehadiran HMI sebagai organisasi kader. Organisasi dan Kepemimpinan.
Bekerjasama dengan PB HMI demi terlaksanakannya program-program
Unsur-Unsur Organisasi Latihan Fungsi Dan Wewenang latihan tingkat nasional.
Secara sederhana yang dimaksud dengan organisasi latihan ialah suatu sistem 1.c. HMI cabang
kerjasama yang terdiri dari berbagai unsur dengan menggunakan sistem, metode Sebagai basis terselenggarakannya program-program latihan HMI.
dan kurikulum yang ada untuk mencapai target dan tujuan latihan. Bertangungjawab atas terlaksanakannya program Latihan Kader II,
Up Grading Instruktur NDP, Training Pengelola Latihan, Up Greading
Unsur-unsur yang terlibat dalam latihan organisai HMI adalah sebagai Kepengurusan, Up Greading Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan
berikut: dan Up Greading Administrasi Kesekretariatan.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
334 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 335
Evaluasi :
Test Objektif/Subjektif dan Penugasan. • Komposisi Personalia
• Wewenang dan Tanggung Jawab Bidang Kerja
Referensi : • Mekanisme dan Instansi Pengambilan Keputusan
AD dan ART HMI. 2.2.3. Pengurus Cabang
Pedoman Administrasi dan Kesekretariatan HMI. • Status
Pedoman Administrasi Keuangan HMI. • Tugas dan Wewenang
Pedoman Atribut Organisasi. • Struktur Organisasi
Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan • Komposisi Personalia
Manajemen, PT. Toko Gunung Agung, 1996. • Wewenang dan Tanggung Jawab Bidang Kerja
Goffrey Mills et. All, Manajemen Perkantoran Modern, Bina Rupa • Mekanisme dan Instansi Pengambilan Keputusan
Aksara, 1991. 2.2.4. Pengurus Koordinator Komisariat
Sondang P. Siagian, Filsafat Administrasi, PT. Toko Gunung Agung, • Status
1996. • Tugas dan Wewenang
Referensi lain yang relevan. • Struktur Organisasi
• Komposisi Personalia
2.5. Up Grading Kepengurusan. • Wewenang dan Tanggung Jawab Bidang Kerja
Materi : Struktur Organisasi dan Kepemimpinan. • Mekanisme dan Instansi Pengambilan Keputusan
Alokasi Waktu : 30 Jam. 2.2.5. Pengurus Komisariat
Tujuan : Meningkatkan Kualitas Pemahaman dan • Status
Kemampuan Teknis Dalam Pengelolaan • Tugas dan Wewenang
Organisasi. • Struktur Organisasi
• Komposisi Personalia
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan : • Wewenang dan Tanggung Jawab Bidang Kerja
1. Pengantar Manajemen Organisasi. • Mekanisme dan Instansi Pengambilan Keputusan
2. Tata Kerja dan Mekanisme Organisasi. 3. Islam dan Etos Kerja.
2. 1. Struktur Kekuasaan. 4. Strategi Perencanaan.
2.1.1. Kongres. 4.1. Analisis SWOT.
2.1.2. Konferensi Cabang/Musyawarah Cabang. 4.2. Public Relation.
2.1.3. Rapat Anggota Komisariat. 4.3. Net Work.
2.2. Struktur Pimpinan. 5. Psikologi Organisasi.
2.2.1. Pengurus Besar. 6. Teknik Pengambilan Keputusan
• Status 7. Manajemen Sumber Daya Manusia
• Tugas dan Wewenang 8. Sistem Informasi Manajemen
• Struktur Organisasi
• Komposisi Personalia Metode :
• Wewenang dan Tanggung Jawab Bidang Kerja Ceramah, Diskusi, Dialog, Peragaan dan Studi Kasus.
• Mekanisme dan Instansi Pengambilan Keputusan Evaluasi :
2.2.2. Pengurus Badan Koordinasi Test Objektif/Subjektif dan Analisa Kasus.
• Status
• Tugas dan Wewenang Referensi :
• Struktur Organisasi 1. AD dan ART HMI.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
332 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 333

2.1.2. Ciri-ciri organisasi. 3.4.2. Peranan kepemimpinan dalam konflik.


2.1.3. Prinsip-prinsip organisasi. 3.4.3. Strategi pemecahan konflik dalam organisasi.
2.1.4. Asas-asas organisasi.
2.1.5. Model-model organisasi. 4. Hakekat kepemimpinan dalam Islam:
2.2. Sistem organisasi modern. 4.1.Konsep Amanah.
2.2.1. Syarat-syarat organisasi modern. 4.2.Konsep Fatanah.
2.2.2. Struktur organisasi modern. 4.3.Konsep Siddiq.
2.2.3. Prosedur dan mekanisme kerja organisasi modern. 4.4. Konsep Tabliq.
2.3. Peran komunikasi dan organisasi modern.
2.3.1. Arti penting komunikasi. 5. Hubungan antara manajemen, organisasi dan kepemimpinan.
2.3.2. Unsur-unsur komunikasi.
2.3.3. Proses komunikasi. Metode :
2.3.4. Etika berkomunikasi. Ceramah, diskusi, dialog, simulasi, dan studi kasus.
2.3.5. Komunikasi keorganisasian yang efektif dan efisien. Evaluasi :
Tes objektif/subjektif dan penugasan.
3. Kepemimpinan.
3.1. Hakekat, peran dan fungsi kepemimpinan. Referensi :
3.1.1. Pengertian kepemimpinan. 1. Al Qur’an dan terjemahannya.
3.1.2. Teori dan konsepsi kepemimpinan. 2. Nilai Dasar Perjuangan.
3.1.3. Fungsi dan peran kepemimpinan.
3.1.4. Syarat-syarat kepemimpinan. 2.4. Up Grading Administrasi dan Kesekretariatan
3.1.5. Model-model kepemimpinan. Materi : Administrasi dan Kesekretariatan.
3.1.6. Gaya kepemimpinan. Alokasi Waktu : 14 Jam.
3.2. Metode dan teknik pengambilan keputusan. Tujuan : Meningkatkan kemampuan dan pengelolaan
3.2.1. Definisi keputusan. Administrasi dan Kesekretariatan.
3.2.2. Model-model keputusan.
3.2.3. Prosedur pengambilan keputusan. Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan :
3.2.4. Rasionalisasi dan pengambilan keputusan. 1. Peran dan Fungsi Administrasi dalam organisasi.
3.2.5. Analisis masalah dan pengambilan keputusan. 1.1. Pengertian Administrasi.
3.3. Psikologi kepemimpinan. 1.2. Fungsi Administrasi.
3.3.1. Pengertian psikologi kepemimpinan. 1.3. Ruang Lingkup Administrasi.
3.3.2. Interaksi dan komunikasi atasan bawahan. 2. Organisasi Kesekretariatan HMI.
3.3.3. Kepemimpinan sebagai komunikator yang efektif. 3. Ketatausahaan dan Format Surat Menyurat HMI.
3.3.4. Etika kepemimpinan. 4. Administrasi dan Tata Kearsipan HMI.
3.4. Peranan kepemimpinan dan konflik organisasi. 5. Administrasi Keanggotaan HMI.
3.4.1. Konflik Organisasi. 6. Inventarisasi, Dokumentasi dan Administrasi Kepustakaan.
3.4.1.1. Pengertian konflik. 7. Administrasi dan Sistem Pengelolaan Keuangan HMI.
3.4.1.2. Proses terjadinya konflik. 8. Keprotokoleran dan Atribut Organisasi.
3.4.1.3. Ciri-ciri konflik.
3.4.1.4. Sumber-sumber konflik. Metode :
3.4.1.5. Macam-macam metode penyelesaian konflik. Ceramah, Peragaan, dan dialog.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
330 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 331

Latihan Kader III


5.3.3. Metode training. 2.3. Up Grading Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan
5.3.4. Evaluasi training. Materi : Manajemen, Organisasi dan Kepemimpinan.
5.4. Pedoman Follow Up. Alokasi Waktu : 40 jam.
5.4.1. Bentuk follow up training. Tujuan : Meningkatkan wawasan, pemahaman dan kemampuan
5.4.2. Kurikulum Up Grading. serta ketrampilan teknis dalam mengelola organisasi.

6. Sistem Evaluasi. Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan


6.1. Pengertian evaluasi. 1. Manajemen.
6.2.Tujuan evaluasi. 1.1. Hakekat peran dan fungsi manajemen.
6.3. Fungsi evaluasi. 1.1.1. Pengertian manajemen.
6.4. Metode evaluasi. 1.1.2. Fungsi manajemen.
6.5. Prosedur evaluasi. 1.1.3. Unsur-unsur manajemen.
6.6. Alat evaluasi. 1.1.4. Macam-macam manajemen.
1.2. Sistem dan metode perencanaan.
Metode : 1.2.1. Pengertian perencanaan.
Ceramah, diskusi, Tanya jawab, dan tutorial. 1.2.2. Teknik dan prosedur perencanaan.
Evaluasi : 1.3. Sistem dan metode pengorganisasian.
Test objektif/subjektif dan tugas sindikasi. 1.3.1. Pengertian pengorganisasian.
1.3.2. Tujuan, fungsi dan unsur pengorganisasian.
Referensi : 1.3.3. Teknik dan prosedur pengorganisasian.
Hasil-hasil Kongres HMI. 1.4. Sistem dan metode evaluasi.
Nilai Dasar Perjuangan. 1.4.1. Pengertian evaluasi.
Pedoman Perkaderan HMI. 1.4.2. Tujuan dan sifat evaluasi.
Tim Didaktif Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktif 1.4.3. Macam-macam evaluasi.
Kurikulum PBM, Rajawali, 1989. 1.4.4. Teknik dan prosedur evaluasi.
Imam Bernadib, Filsafat Pendidikan, IKIP Yogyakarta, 1982. 1.5. Sistem dan metode penggerakan.
Dasar-dasar Pendidikan, Ghalia, 1996. 1.5.1. Pengertian penggerakan.
Imam Bernadib dan Drs. Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, Rineka 1.5.2. Tujuan dan fungsi penggerakan.
Cipta, 1992. 1.5.3. Asas-asas penggerakan.
Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, 1991. 1.5.4. Macam-macam penggerakan.
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, 1988. 1.5.5. Teknik dan prosedur penggerakan.
Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosda Karya, 1995. 1.5.6. Perilaku manusia.
Suharsini Arikuntak, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, 1999. 1.5.7. Teori-teori motivasi penggerakan.
Paulo Friere, Pendidikan Sebagai Praktek Pembebasan, Gramedia, 1986. 1.6. Analisis SWOT.
W.S. Winkel, Psikologis Pengajaran, Grasindo, 1996. 1.6.1. Pengertian, fungsi dan tujuan SWOT.
Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar, Rajawali Pers, 1986. 1.6.2. Penerapan analisis SWOT dalam organisasi.
John Mc Neil, Pengantar Kurikulum, Gramedia, 1989.
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, PT.Toko Gunung Agung, 1996. 2. Organisasi.
Referensi lain yang relevan. 2.1. Hakekat dan fungsi organisasi.
2.1.1. Pengertian dan fungsi organisasi.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
328 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 329

2.2. Training Pengelola Latihan 2.6.1. Pengertian pengajaran.


Materi : Pengelolaan latihan. 2.6.2. Tujuan perumusan pengajaran.
Alokasi Waktu : 48 jam. 2.6.3. Penyusunan program pengajaran.
Tujuan : Memberikan pemahaman dan kemampuan teknis
pengelolaan latihan. 3. Metode Andragogi.
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan 3. 1. Pengertian metode Andragogi.
1. Pengantar Filsafat pendidikan. 3.2. Bentuk-bentuk metode Andragogi.
1.1. Pengertian pendidikan. 3.3. Perbedaan antara andragogi dan pedagogi.
1.2. Tugas dan fungsi pendidikan. 3.4. Metode dauruntut belajar atau teknis pengelolaan struktur.
1.3. Manusia dan proses pendidikan. 3.5. Prinsip-prinsip latihan peran serta.
1.4. Berbagai pandangan tentang proses pendidikan. 3.6. Prinsip-prinsip fasilitator.
1.5. Kemampuan belajar-mengajar.
1.6. Kurikulum dalam lembaga pendidikan. 4. Praktek Perencanaan Latihan.
1.7. Metode dalam pendidikan. 4.1. Perumusan dasar pemikiran latihan.
1.8. Sistem nilai dan moral Islam. 4.2. Perumusan metodologi latihan.
1.9. Manusia dan fitrah perkembangan. 4.2.1. Tujuan dan target latihan.
4.2.2. Faktor pendukung dan identifikasi peserta latihan.
2. Didaktik metodik. 4.2.3. Penetapan sumber daya yang dibutuhkan.
2.1. Pengertian didaktik metodik. 4.2.4. Perumusan teknik-teknik pengelolaan latihan.
2.2. Bentuk pengajaran, gaya mengajar, dan alat pelajaran. 4.2.5. Penetapan tim pengelola dan pembagian peran.
2.3. Asas-asas didaktik. 4.3. Penyusunan schedule latihan.
2.3.1. Azas perhatian. 4.4. Penetapan alat ukur keberhasilan latihan.
2.3.2. Asas aktivitas.
2.3.3. Asas apersepsi. 5. Aplikasi Pedoman Perkaderan HMI.
2.3.4. Asas peragaan. 5.1. Mukadimah Pedoman Perkaderan.
2.3.5. Asas ulangan. 5.2. Pola Umum Pedoman Perkaderan.
2.3.6. Asas korelasi. 5.2.1. Landasan perkaderan.
2.3.7. Asas konsentrasi. 5.2.2. Pola dasar perkaderan.
2.3.8. Asas individu. 5.2.2.1. Pengertian dasar.
2.3.9. Asas sosialisasi. 5.2.2.2. Rekruitmen kader.
2.3.10. Asas evaluasi. 5.2.2.3. Pembentukan kader.
2.4. Metodologi pengajaran. 5.2.2.4. Arah perkaderan.
2.4.1. Metode interaksi mengajar dalam kelas. 5.2.3. Wujud Profil Kader HMI di Masa Depan.
2.4.2. Metode tanya jawab. 5.3. Pola Dasar Training.
2.4.3. Metode diskusi. 5.3.1. Arah training.
2.4.4. Metode demonstrasi dan eksperimen. 5.3.1.1. Jenis-jenis training.
2.4.5. Metode karya wisata. 5.3.1.2. Tujuan training menurut jenjang dan jenis.
2.4.6. Metode kerja kelompok. 5.3.1.3. Target training perjenjang.
2.4.7. Metode sosiodrama, d1l. 5.3.2. Manajemen training.
2.5. Dasar-dasar kurikulum. 5.3.2.1. Metode penerapan kurikulum.
2.6. Perencanaan pengajaran. 5.3.2.2. Kurikulum training Latihan Kader I, Latihan Kader II,

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
326 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 327

II. Pedoman Kurikulum Up - Grading 5.3. Metode studi kasus.


5.4. Metode diskusi terkendali.
1. Pendahuluan 5.5. Metode seminar.
Up grading di HMI merupakan bagian dari proses perkaderan, oleh karenanya 5.6. Studi kritis NDP.
Up grading mempunyai peran penting untuk mencapai tujuan perkaderan dan
tujuan organisasi. Up grading di lingkungan HMI sangat bervariasi, misaInya 6. Metodologi Penyampaian NDP.
up grading Instruktur NDP, Training Pengelola Latihan (Senior Course), Up 6.1. Metode ceramah.
grading organisasi, manajemen dan kepemimpinan, Up grading Administrasi 6.2. Metode simulasi.
Kesekretariatan, dan lain sebagainya. Selain Up grading yang bersifat ke-HMI- 6.3. Metode tanya jawab.
an, terdapat juga Up grading atau pelatihan yang dilaksanakan oleh Korps-HMI- 6.4. Metode sosiodrama.
Wati (KOHATI) dan Lembaga Pengembangan Profesi yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas profesionalisme kader HMI. Oleh karena itu diperlukan Metode :
pedoman yang dapat dijadikan sebagai guidance untuk mencapai tujuan yang Ceramah, diskusi, tanya jawab, peragaan skema, dan kelompok kajian.
diinginkan.
Pedoman Up grading yang terdapat di dalam pedoman ini adalah hanya Referensi :
untuk Up grading tentang pengembangan kemampuan dalam pengelolaan Nilai Dasar Perjuangan.
organisasi secara lebih baik (lebih diutamakan untuk kepentingan internal). Untuk Tim Didaktif Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktif
kepentingan pengembangan kualitas dan profesionalisme anggota/kader harus Kurikulum PBM, Rajawali, 1989.
dilakukan pelatihan-pelatihan khusus, baik yang dilaksanakan olehn Komisariat, Nurcholis Madjid, Tradisi Islam, Paramadina, 1997.
Cabang, BADKO, PB HMI maupun lembaga-Lembaga Pengembangan Profesi ----------------------, Islam Doktrin dan Peradaban, Paramadina, 1995.
ataupun KOHATI, menurut pembidangan masing-masing. Seperti Pelatihan ----------------------, Islam Agama Peradaban, Paramadina, 1996.
Kewirausahaan, pelatihan Jurnalistik dan lain sebagainya. ----------------------, Islam Agama Kemanusiaan, Paramadina, 1996.
Tosihiko Izutsu, Konsep Konsep etika Religius Di Dalam Al Qur’an, Tiara
2. Kurikulum Up Grading Wacana, 1993.
2.1. Up Grading Instruktur Nilai Dasar Perjuangan Ismail Raji’AL Faaruqi, Tauhid, Pustaka Bandung, 1988.
Materi : Nilai dasar perjuangan HMI Ziuddin Sardar, Biografi Dunia Islam Abad 21, Mizan, 1988.
Alokasi Waktu : 40 Jam Osman Baakar, Tauhid dan Sains, Pustaka Hidayah, 1994.
Tujuan : Meningkatkan pemahaman secara mendalam dan M. Wahyuni Nafis (Ed), Rekonstruksi dan Renungan Religius Islam,
menyeluruh tentang Nilai Dasar Perjuangan dan Paramadina, 1996.
kemampuan metodologis dalam memahami dan M. Syafi’i Anwar, Pemikiran dan Aksi Islam di Indonesia, Paramadina, 1995.
menyampaikannya. M. Dawam Rahardjo, EnsiklopediAI Qur’an, Paramadina, 1996.
Kuntowijoyo, Paradigma Islam, Mizan, 1991.
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan : Sayyed Hosein Nasr, Sains dan Peradaban Dalam Islam, Pustaka Bandung,
1. Sejarah perumusan NDP. 1996.
2. Hubungan NDP dengan Mission HMI. DR. Khalifah Adbulhakim, Hidup Yang Islami, Rajawali Pers, 1995.
3. Hubungan Konseptual kepribadian HMI dan NDP. Agussalim Sitompul, Historiografi HMI, 1995.
4. Makna NDP dalam pembentukan pola pikir, pola sikap dan pola tindak Masdar F. Mas’ud, Agama Keadilan : Risalah Zakat (pajak) dalam Islam, P3M,
kader. 1993.
5. Metodologi pemahaman NDP. Literatur lain yang relevan.
5.1. Metode diskusi.
5.2. Metode kajian kelompok intensif.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
324 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 325

1 . Fungsi : b. Aktivitas :
• Pendalaman Kelompok Pengkajian AL Qur’an
• Pengayaan Kelompok belajar
• Perbaikan (remedial) Kelompok diskusi
• Peningkatan Pengembangan profesi/keorganisasian
• Aplikatif Bhakti sosial

2. Pertimbangan : 2. Pasca LK II
• Ada unsur Subjektifitas (pengarah)
• Kontinuitas a. Up Grading/Kursus-kursus, meliputi :
• Training Pengelola Latihan
3. Target • Training AMT (Achievment Motivation Training)
LK I • Training Pengembangan profesi
Mengembangkan wawasan dan kesadaran ke-islaman. • Training Manajemen
Meningkatkan prestasi akademik. • Training Kewirausahaan
Menumbuhkan semangat militansi kader. • Latihan Kepemimpinan
Menumbuhkan semangat ber-HMI. • Latihan Instruktur/Pemateri
Meningkatkan kualitas berorganisasi. • Latihan Metodologi Riset
LK II • Latihan Advokasi dan HAM
Meningkatkan intelektualitas (keilmuan). • Pusdiklat Pimpinan
Menumbuhkan semangat pembelaan (advokasi). b. Aktivitas
Menumbuhkan semangat melakukan perubahan. • Kelompok Penelitian
Meningkatkan kemampuan manajerial. • Kelompok diskusi
Meningkatkan kemampuan mentransformasikan gagasan dalam bentuk • Pengembangan profesi
lisan dan tulisan. • Pendampingan rakyat
LK III • Pengabdian Masyarakat secara umum
Melahirkan pemimpin-pemimpin HMI dan nasional. • Pembentukan kelompok untuk melaksanakan desa binaan
Melahirkan kader yang mampu mengaplikasikan ilmu yang dimiliki.
Melahirkan kader yang memiliki wawasan general dan global. 3. Pasca LK III
a. Up Grading/Kursus-kursus meliputi :
Bentuk Follow Up Training • Up Grading Ideologi, Strategi dan Taktik
1. Pasca LK I • Up Grading Manajemen Organisasi
a. Up Grading/Kursus-kursus, meliputi : • Up Grading Kepemimpinan
• Keprotokoleran • Training Kewirausahaan
• Nilai Dasar Perjuangan • Training-training pengembangan profesi lainnya
• Konstitusi b. Aktivitas :
• Kepengurusan • Pembentukan jaringan kerja
• Kesekretariatan • Perintisan jalur profesionalisme
• Kebendaharaan • Pengabdian Masyarakat berdasarkan disiplin ilmu
• Kepanitiaan
• Muatan Lokal

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
322 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 323

c. Latihan Kader III (Advance Training). 5. Format


• Peserta
Penyajian bersifat analisis problematik dan alternatif. Pengertian dan penjelasan teknis
Teknik : ceramah, dialog dan penugasan membuat makalah banding - Format test objektif (standar)
(peserta membuat alternatif pemecahan secara konsepsional). - Format test sikap (skala 1-5)
Konsep belajar mengajar (PBM/pembelajaran) : penceramah bersifat - Format test prilaku
mengakat masalah, kemudian peserta membahas.
Session khusus dalam bentuk tutorial. • Instruktur/penceramah
Session khusus dalam bentuk praktek lapangan. Pengertian dan penjelasan
- Format evaluasi instruktur
4. Evaluasi Training a. Penugasan Materi
1. Tujuan : b. Metodologi/sistematika penyampaian
Mengukur tingkat keberhasilan training. c. Sikap penyamapian materi
- Format evaluasi SC/MOT/OC
2. Sasaran :
Kognitif 6. Teknik Evaluasi
Afektif • Presesentil
Psikomotorik • Mean

3. Alat Evaluasi:
Test Objektif BAB III
Test Subjektif (esai) PEDOMAN FOLLOW UP
Test Sikap
Test Ketrampilan 1. Pendahuluan
HMI adalah suatu organisasi kemahasiswaan yang berfungsi sebagai organisasi
4. Prosedur Evaluasi : kader. Hal ini berarti bahwa semua aktivitas yang dilaksanakan oleh HMI adalah
Pre-Test dalam rangka kaderisasi untuk mencapai tujuan HMI. Dengan demikian perkaderan
Mid-Test (evaluasi proses) di HMI tidak hanya merupakan training atau pelatihan formal saja, tetapi juga
Post-Test melalui bentuk-bentuk dan peningkatan kualitas keterampilan berorganisasi yang
lazim disebut sebagai Follow Up training. Follow Up training tersebut diantaranya
5. Pembobotan: adalah Up Grading dan aktivitas yang berfungsi sebagai pengembangan sehinggga
• LK I : Kognitif : 30 % kualitas diri anggota akan meningkat secara maksimal.
Afektif : 50%
Psikomotorik : 20% Follow Up training merupakan kagiatan perkaderan HMI yang bersifat
pengembangan, tetapi juga tetap merujuk pada Anggaran Dasar HMI dalam hal ini
• LK II : Kognitif : 40% pasal 5 tentang usaha. Pedoman follow up training ini dimaksudkan sebagai acuan
Afektif : 30% dalam meningkatkan kualitas diri anggota setelah mengikuti jenjang training
Psikomotorik : 30% formal tertentu. Namun demikian pedoman ini jangan diartikan sebagai aktivitas
• LK III : Kognitif : 40% seorang kader. Tetapi hanya merupakan batas minimal yang harus dilakukan
Afektif : 20% seorang kader setelah mengkuti jenjang training formal tertentu.
Psikomotorik : 40%

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
320 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 321

7. Heru Utomo Kuntjorojakti, Ekonomi Politik Internasional di Asia Fasifik, Dalam setiap jenjang dan bentuk training, ketiga sistem itu tergabung menjadi
Airlangga, 1995. satu. Penggunaannya disesuaikan dengan tingkat kematangan peserta, jenjang
8. Bernard Hoekman dan Michael Costecki, The Political Economy Of The Word atau forum training yang ada. Dalam penerapan metode training prosentasenya
Trading System – From GATT to WTO, New York, Oxford University Press, berbeda berbeda secara kuantitatif, untuk itu prosentase tiap tiap training dapat
1995. digambarkan sebagai berikut :
9. Rahman Zainuddin dkk, Pembangunan Demokratisasi dan Kebangkitan Islam a. Semakin matang peserta training, jenjang dan bentuk training, maka sistem
di Timur Tengah, Center For Middle East Society, 1995. diskusi lebih besar prosentasenya.
10. M. Riza Sihbudi, Timur Tengah, Dunia Islam dan Hegemoni Amerika , Pustaka
Hidayat, 1993. b. Makin kecil kematangan peserta, jenjang dan bentuk training, maka diskusi
11. Sammuel P. Huntington, Gelombang Demokrasi Ketiga, Graffiti, 1995. memiliki prosentase yang lebih kecil sebaliknya sistem ceramah dan teknik
12. Sorten, Menuju Abad XXI , Yayasan Obor, 1993. dialog semakin lebih besar prosentasenya.
13. Jhon Naisbitt, Global Paradoks, Bina Rupa Aksara, 1994.
14. Sidney Jones, Asian Human Rights, Economic Growth and United states c. Sistim penugasan dipergunakan pada setiap training hanya saja bentuk
Policy, Dalam “Current History” Vol 1995 No. 605, Dec 1996. penugasan tersebut harus diselaraskan dengan tingkat kematangan pesertanya,
15. David Pierce, Ed.al, Sustainable Development : Economic and Environment in jenjang dan bentuk training, dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
the third World, London Earthscan Publication Ltd.
16. M. Sabar, Politik Bebas Aktif, CV. Masagung, 1997. Training yang diikuti oleh peserta yang tingkat kematangan berpikirnya
17. Peter H Leadeni dkk, Ekonomi Internasional, Erlangga, 1986. relatif lebih tinggi dan jenjang training yang lebih tinggi, maka penugasan
18. Richard J. Barnet dkk, Menjangkau Dunia, LP3ES, 1983. lebih ditekankan secara deskriptif (pembuatan paper ilmiah, paper-paper
laporan dsb.)

3. Metode Training Training yang diikuti peserta yang tingkat kematangan berpikirnya relatif
lebih rendah, maka ketrampilan fisik (gerak, mimik, aktivitas praktis),
Dengan memahami tentang gambaran kurikulum dan aspek aspek yang perlu sistem ini merupakan pendekatan metode “trial and error”.
dipertimbangkan di atas, maka metode yang tepat yakni penggabungan antara :
a. Sistem diskusi, yakni suatu metode pemahaman materi training secara diskutif Pemilihan dan penentuan metode training disesuaikan dengan jenjang dan
(pertukaran pikiran yang bebas) dan kumunikatif. materi-materi training yang akan disajikan. Pendekatan yang digunakan secara
filosofis, psikologis, sosiologis, historis dan sebagainya. Gambaran tentang metode
b. Sistem ceramah (dialog), yakni suatu metode pemahaman materi melalui tanya yang digunakan dalam training sesuai jenjangnya, adalah sebagai berikut :
jawab.
a. Latihan Kader I (Basic Training).
c. Sistem penugasan, yaitu metode pemahaman materi dengan mempergunakan Penyampaian bersifat penyadaran, penanaman dan penjelasan.
keterampilan peserta dengan sasaran: Teknik : ceramah, tanya jawab/dialog, dan penugasan (resume).
Proses belajar mengajar (PBM/pembelajaran): penceramah menyampaikan
Mempergunakan kemampuan-kemampuan tertentu. materi dan peserta bertanya tentang hal-hal tertentu.
Penulisan karya ilmiah.
Kerja lapangan. b. Latihan Kader II (Intermediate Training).
Bentuk-bentuk trial dan error (Dinamika kelompok). Penyampaian bersifat analisis, pengembangan dan bersifat praksis.
Studi kasus. Teknik : ceramah, dialog dan penugasan (membuat makalah tanggapan
Simulasi dan lain sebagainya. atau makalah analisis sebuah kasus).
Session khusus dalam bentuk tutorial.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
318 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 319

3. Politik Keamanan Internasional dan dampaknya bagi HANKAM


JENJANG : MATERI: ALOKASI Indonesia.
LATIHAN KADER III WAWASAN INTERNASIONAL WAKTU : 3.1. ASEAN Region Forum.
10 JAM 3.2. Amerika Serikat sebagai kekuatan hegemonic pasca perang dingin.
3.2.1. AS dan dewan Keamanan PBB.
Tujuan Pembelajaran Umum 3.2.2. AS dan NATO.
Peserta dapat memahami dan menganalisa permasalahan internasional. 3.2.3. AS dan percaturan Keamanan di Asia Pasific.

Tujuan Pembelajaran Khusus 4. Perubahan tata kehidupan global dan dampaknya bagi perkembangan
1. Peserta memiliki kemampuan analisis tentang perkembangan dunia bangsa.
internasional. 4.1. Dampaknya terhadap perkembangan sosial ekonomi.
2. Peserta memiliki kemampuan analisis dan mengindentfikasi tentang 4.2. Dampaknya terhadap perkembangan sosial politik.
perkembangan dunia internasional dan pengaruhnya terhadap pembangunan 4.3. Dampaknya terhadap perkembangan sosial budaya.
Indonesia.
5. Isu-isu strategis hubungan antar bangsa pasca perang dingin.
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan 5.1. Masalah hutang luar negeri dan penanaman modal asing dalam
1. Dasar-dasar kebijaksanaan politik luar negeri Indonesia. pembangunan ekonomi negara-negara berkembang (Selatan).
1.1. Sejarah diplomasi modern Indonesia. 5.2. Masalah HAM, demokrasi dan lingkungan hidup dalam pembangunan
1.2. Politik luar negeri bebas aktif dan lingkungan strategis Konsentrik. ekonomi negara-negara berkembang.
1.2.1. lndonesia dan ASEAN. 5.3. Fenomena negara industri baru dalam dinamika hubungan negara
1.2.2. Indonesia dan GNB. maju dan berkembang (Utara - Selatan).
1.2.3. Indonesia dan Dunia Islam (OKI).
1.2.4. Indonesia dan PBB. Metode:
Ceramah, Diskusi, Studi Kasus dan Tutorial.
2. Dinamika hubungan ekonomi antar bangsa. Evaluasi:
2.1. Kecenderungan integrasi ekonomi internasional. Test Objektif/Subjektif dan Analisa Kasus.
2.1.1. Liberalisasi perdagangan dan investasi.
2.1.2. Organisasi perdagangan dunia. Referensi :
2.2. Regionalisasi kerjasama ekonomi. 1. Juwono Sudarsono dkk, Perkembangan Studi Hubungan Internasional dan
2.2.1. European Economic Community (MEE). Tantangan Masa Depan, Dunia Pustaka Jaya, 1996.
2.2.2. NAFTA (Nort American Free Trade Area). 2. Theodore A Colombus dan James H Wolfe, Pengantar Hubungan Internasional
2.2.3. AFTA ( Asean Free Trade Area). : Keadilan dan Power, CV Abidin 1990.
2.2.4. APEC (Asean Pasific Economi Corporation). 3. Ida Anak Agung, Twenty Year Indonesia Foreign Policy, Paris: Mouton, The
2.2.5. Sub Region Economic Growth. Haque 1973.
2.2.5.1.SIJORI (Singapura, Johor dan Riau). 4. Paul R Viotti & Mark V Kauppi, International Relation Theory: Realism,
2.2.5.2.IMT GT (Indonesia, Malaysia and Thailand Growth Pluralism, and Globalism, Toronto: Maxwell Macmillan Publisher, 1993.
Tringle). 5. Rj. Barry Jons, Globalization and Interdepedence in The International Political
2.2.5.3.BINP EAGA (Brunei Darusalam, Malaysia, Indonesia Economic: Retoric and Reality, London : St martin Press Inc, 1995.
East Asean Growth Area). 6. Dorodjatun Koentjorojakti dan Keiji Omura (ed), Indonesia Economic in The
2.2.5.4. AIDA (Audstralia Indonesia Development Area). Changing World, Tokyo LPEM FE Ul dan Institute Of Developing Economies,
1995.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
316 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 317

Referensi :
JENJANG : MATERI: ALOKASI WAKTU : 1. Prajudi Atmosudirdjo, Pengambilan Keputusan, Ghalia Indonesia, 1987.
LATIHAN KADER KEPEMIMPINAN 10 JAM 2. Sondan P. Siagian, Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan, Gunung
III DAN MANAJEMEN Agung,1988.
ORGANISASI 3. Andrew A. Danajaya, Sistem Nilai Manajer Indonesia, PPM, 1986.
4. Marbun (ed), manajemen dan Kewirausahaan Jepang, PPM, 1986.
Tujuan Pembelajaran Umum : 5. Robert Van Niel, Munculnya elit Modern Indonesia, Pustaka Jaya, 1983.
Peserta dapat memahami aspek teori dan praktek pengambilan keputusan 6. Prisma, “Peralihan Generasi: Siapa Mengganti Siapa? No. 2, 1980.
organisasi dan mengembangkan model-model kepemimpinan. 7. Buchari Zainun, Manajemen dan Motivasi, Balai Aksara, 1981.
8. KJ. Radford, Analisis Keputusan Manajemen, Erlangga, 1984.
Tujuan Pembelajaran Khusus : 9. Max Weber, The Theory Of Social and Economic Organization, Oxford
1. Peserta dapat menguasai teori pengambilan keputusan dan mampu University Press, 1947.
menerapkan, baik dalam organisasi profesional maupun organisasi 10. Herbet A. Simon, Perilaku Administrasi, Suatu Studi Tentang Proses
kemasyarakatan. Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Administrasi, Bina Aksara,
2. Peserta mampu mengembangakan dan memproyeksikan model-model 1982.
kepemimpinan nasional dalam praktek kenegaraan. 11. ----------------------, The New Science of Management Decision, Prenticc Hall,
1977.
Pokok Bahasan/Sub pokok Bahasan 12. Igor H. Insoff, From Strategis Planning to Strategis Management, Jhon Wiley
1. Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan. & Sons, 1976.
1.1.Pengambilan keputusan dalam kepemimpinan dan manajemen 13. ----------------------, Strategic Management, Jhon Wiley Sons, 1981.
organisasi. 14. Charles J Keating, Kepemimpinan : Teori dan Pengembangannya, Kanisius,
1.2.Teori-teori pengambilan keputusan. 1997.
1.3.Praktek nyata dalam organisasi profesional dan organisasi sosial 15. Literatur lain yang relevan.
kemasyarakatan.
1.4.Beberapa hambatan kultural dan struktural.

2. Pengembangan model kepemimpinan bangsa dimasa depan.


2.1.Masalah Ipoleksusbud dan pengaruhnya terhdap karakteristik
kepemimpinan bangsa.
2.2.Pola rekruitmen kepemimpinan bangsa dan masalahnya.
2.3.Tipologi kepemimpinan bangsa dan masalanya.
2.4.Beberapa alternatif kepemimpinan nasional.
2.5.Kualitas-kualitas yang diperlukan dalam kepemimpinan nasional.

Metode :
Ceramah, Diskusi, Simulasi dan Studi Kasus.
Evaluasi :
Test Subjektif, Test Objektif, Case Study dan Resume.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
314 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 315

JENJANG : MATERI : ALOKASI WAKTU : Referensi :


LATIHAN KADER PENDALAMAN MISSION 12 JAM 1. Dr. Victor Immanuel Tanja, HMI, Sejarah dan Kedudukannya di Tengah Gerakan
III HMI Muslim Pembaharu, Sinar Harapan, 1982.
1. Dr. Agus Salim Sitompul, Pemikiran HMI, dan Relevansinya dengan
Pembangunan Nasional, Bina Ilmu, 1986.
Tujuan Pembelajaran Umum
2. Dr. Moh. Kamal Hassan, Modernisasi Indonesia, bina Ilmu, 1987.
Peserta dapat memahami tentang permasalahan intern dan ekstern organisasi
3. BJ. Bolland, Pergumulan Islam di Indonesia, 1945-1972, Graffiti Pers, 1985.
serta mampu mengembangkan organisasi.
4. Cristianto Wibisono, Pemuda dan Dinamika Sejarah Perjuangan Bangsa,
Menpora, 1987.
Tujuan Pembelajaran Khusus
5. AD HMI, ART HMI dan pedoman-pedoman lain.
1. Peserta memiliki kemampuan analisis dan mengidentifikasi permasalahan
6. Drs. Ridwan Saidi, Pembangunan Politik, dan Politik Pembangunan, Pustaka,
intern dan ekstern organisasi.
Panjimas, 1983.
2. Peserta mampu mengembangkan pemikiran alternatif tentang problem
7. --------------------------, Mahasiswa dan Lingkaran Politik, Mappusy, 1988.
pengembangan organisasi HMI.
8. Awad Bahasuan, Arah Baru Islam: Suara Angkatan Muda, Prisma, No Ekstra,
1984.
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan
9. Dr. Kuntowijoyo, Dinamika Sejarah Umat Islam, Salahuddin Pers, 1985.
1. Perkembangan lingkungan internasional dan dampaknya bagi HMI.
10. --------------------, Paradigma Islam, Mizan, 1991.
11. --------------------, Identitas Politik Umat Islam Indonesia, Mizan, 1995.
2. Permasalahan Intern organisasi HMI.
12. Djohan Effendi dan Ismail Natsir, Pergolakan Pemikiran Islam, (Catatan
2.1.Permasalahan Perkaderan.
Harian Ahmad Wahib), LP3ES, 1982.
2.2.Permasalahan Kemampuan Organisasi.
13. M. AS. Hikam, Demokrasi dan Civil Society, LP3ES, 1997.
2.3.Permasalahan Kepemimpinan.
14. M. Dawam Raharjo, Intelektual, Intelegensi dan Perilaku Politik Bangsa,
2.4.Permasalahan Partisipasi dan Pembangunan.
Mizan. 1993.
15. Ramli HM, Yusuf (ed). 50 Tahun HMI mengabdi Republik, LASPI, 1997.
Metode :
16. Juwono Sudarsono, Politik Ekonomi dan Strategi, Gramedia, 1995.
Ceramah, Diskusi, dan Tutorial.
17. Didin S. Damanhuri, Ekonomi Politik, Agenda abad ke-21, Sinar Harapan,
Evaluasi:
1996.
Test Subjektif, Test Objektif, Case Study dan Resume.
18. Mansour Fakih, Masyarakat Sipil Untuk Transformasi Sosial, Pustaka Pelajar,
1996.
19. Alvin Toffler, Pergeseran Kekuasaan, Panjta Simpati, 1992.
20. Jhon Naisbit, Global Paradoks, Bina Rupa Aksara, 1994.
21. Literatur lainnya yang relevan.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
312 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 313

2.2.Perkembangan pemikiran tentang hubungan agama dan perubahan Referensi :


sosial. 1. Nilai Dasar Perjuangan HMI.
2.3.Perkembangan pemikiran tentang konsep Islam dan masalah sosial, 2. Tafsir Al Qur’an Departemen Agama RI.
politik, ekonomi dan budaya. 3. Dr. Marchel A. boisard, Humanisme Dalam Islam, Bulan Bintang 1982.
4. Dr. Fazlur Rahman, Membuka Pintu ljtihad, Pustaka Salman, 1984.
Metode: 5. ----------------------------, Islam Modernis: Tentang Transformasi Intelektual,
Ceramah, Diskusi dan Tutorial. Pustaka Salman, 1985.
Evaluasi: 6. Nurkholis Madjid, Islam Kemodernan dan Keindonesiaan, Mizan, 1987.
Test Subjektif, Test Objektif, Case Study dan Resume. 7. ----------------------, Islam, Doktrin dan Peradaban, Peramadina, 1995.
8. ----------------------, Islam Agama Peradaban, Paramadina, 1995.
9. ----------------------, Islam Agama Kemanusiaan, Peramadina ,1997.
10. ----------------------, Masyarakat Relegius, Paramadina, 1995.
11. Masdar F. Mas’udi, Agama Keadilan : Risalah Zakat (pajak) dalam Islam,
P3M, 1993.
12. Alvin Toffler, Kejutan dan Gelombang , PT. Panjta Simpati, 1989.
13. ----------------, Kejutan Masa Depan, PT. Panjta Simpati, 1989.
14. Alvin Toffler, Pergeseran Kekuasaan, PT. Panjta Simpati, 1992.
15. Ziuddin Sardar, Rekayasa Masa Depan Peradaban Muslim, Mizan, 1986.
16. Taufik Adnan Amal, Islam dan Tantangan Moderenitas: Studi Atas Pemikiran
Hukum Fazlur Rahman, Mizan, 1989.
17. Alija Ali Izetbegozic, Membangun Jalan Tengah, Mizan, 1992.
18. Abdulaziz A. Sachedina, Kepemimpinan dalam Islam Perspektif Syiah, Mizan,
1991.
19. Budhy Munawar Rahman, (ed) Kontekstualisasi Doktrin Islam dalam Sejarah,
Paramadina, 1995.
20. Donald Eugene Smith, Agama dan Modernisasi Politik, Rajawali Pers, 1985.
21. Hasan Hanafi, Agama, Ideologi dan Pembangunan, P3M, 1991.
22. M. Dawam Raharjo, Ensiklopedia Al-Qur’an, Paramadina, 1996.
23. Dr. Syafi’i Ma’arif, Islam dan Masalah Kenegaraan, LP3ES, 1995.
24. Dr. Nabil Subdhi Ath-Thawil, Kemiskinan dan Keterbelakangan di Negara-
negara Muslim, Mizan, 1982.
25. Dr. Kuntowijoyo, Identitas Politik Umat Islam Indonesia, Mizan, 1995.
26. Jalaluddin Rakhmat, Islam Alternatif, Mizan, 1987.
27. Aswab Mahasin, (ed), Ruh Islam dalam Budaya Bangsa, Yayasan Festifal
Istiqlal, 1996.
28. Literatur lain yang relevan.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
310 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 311

Referensi : 2.3. Materi Latihan Kader III (Advance Training)


1. Alvin Toffler, Pergeseran Kekuasaan, PT. Pantja Simpati, 1992. Dalam penentuan materi Latihan Kader III selain materi lanjutan, seperti
2. ----------------, Kejutan dan Gelombang, PT Pantja Simpati, 1987. Pendalaman NDP, Pendalaman Mission HMI, Kepemimpinan dan Manajemen
3. -----------------, Kejutan dan Masa Depan, PT Pantja Simpati, 1987. Organisasi serta Wawasan Internasional, materi pokok lainnya yang sangat penting
4. Alfian, Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia, Gramedia, 1996. disajikan adalah materi yang mampu memunculkan teori teori dan metodologi
5. Amin Wijaya T. Manajemen Strategik, PT. Ramedia, 1996. pernecahan masalah masalah sosial, ekonomi, politik, hukum dan budaya yang
6. Cristianto Wibisono, Pemuda dan Dinamika Sejarah Perjuangan Bangsa, berkembang di tengah masyarakat. Kekayaan teori dan metodologi, menjadi titik
Menpora, 1986. perhatian utama. Sehingga melalui LK III peserta dapat menemukan, memahami
7. Charles J. Keating, Kepemimpinan dalam Manajemen, Rajawali Pers, 1995. dan memecahkan problem problem sosial, baik ekonomi, politik, hukum dan
8. DR.Ir. S.B. Hari Lubis & DR. Martani Hoesaini, Teori Organisasi: Suatu budaya. Karenanya penyusunan materi LK III sangat terkait pada persoalan sosial,
Pendekatan Makro, Pusat Studi Antar Universitas I1mu ilmu Sosial Universitas kebangsaan dan keumatan kekinian. MisaInya, Teori dan Metodologi Membangun
Indonesia, 1987. Masyarakat yang Demokratis, sangat dibutuhkan. Begitu juga dengan problem
9. James L. Gibson, Organisasi dan Manajemen, Erlangga, 1986. budaya, ekonomi dan sosial lainnya.
10. J. Salusu, Pengembangan Keputusan Strategik, Gramedia, 1986.
11. Miftah Thoha, Kepemimpinan dan Manajemen, Rajawali Pers, 1995. Oleh karena itu, dalam penentuan materi, kemampuan dan peran Panitia
12. Nilai Dasar Perjuangan HMI. Pengarah menjadi sangat penting dalam menemukan masalah yang menjadi pokok
13. Richard M. Streers, Efektifitas Organisasi, (seri manajemen), Erlangga, 1985. materi serta tujuan dan target capaian materi.
14. Winardi, Kepemimpinan Manajemen, Rineka Cipta, 1990.
15. Dan referensi lain yang relevan. JENJANG : MATERI : ALOKASI WKTU :
LATIHAN KADER PENDALAMAN NILAI 12 JAM
III DASAR PERJUANGAN
(NDP-HMI)

Tujuan Pembelajaran Umum


Peserta memiliki ke dalaman wawasan serta aplikasi Nilai Dasar Perjuangan
dalam konteks berbangsa, bernegara dan perubahan sosial.

Tujuan Pembelajaran Khusus


1. Peserta dapat memahami serta mengaplikasikan Nilai Dasar Perjuangan
dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Peserta mampu merumuskan gagasan alternatif tentang problematika
hubungan ajaran Islam dengan perubahan sosial.

Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan


1. Pandangan Islam tentang kehidupan berbangsa dan bernegara.
1.1. Makna Piagam Jakarta.
1.2. Perkembangan Pemikiran Islam tentang Konsep Kenegaraan.
1.3. Perkembangan pemikiran Islam tentang Konsep Ummah.

2. Islam dan perubahan Sosial.


2.1.Perkembangan pemikiran tentang fungsi agama.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
308 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 309

Referensi : JENJANG : MATERI : ALOKASI WAKTU :


1. Nilai Dasar Perjuangan HMI. LATIHAN KADER II KEPEMIMPINAN 8 JAM
2. Alija Ali Izetbegovic, Membangun Jalan Tengah, Mizan 1992. DAN MANAJEMEN
3. Karl Menheim, Ideologi dan Utopia, Kanisius, 1993. ORGANISASI
4. Zbigniev Brezinki, Kegagalan Besar: Muncul dan Runtuhnya Komunisme
dalam Abad ke 21, Remajz Rosdakarya, 1990.
Tujuan Pembelajaran Umum
5. Murthada Mutthahari, Perspektif al Qur’an tentang Masyarakat dan Sejarah,
Peserta dapat memahami dan memiliki ke dalaman pengetahuan tentang
Mizan, 1986.
kepemimpinan dan manajemen organisasi.
6. M. Amin Rais, Islam antara Kita dan Fakta, Mizan 1986.
7. Jorge Larrain, Konsep Ideologi, LKPSM, 1996.
Tujuan Pembelajaran Khusus
8. Stanislav Andreski, Max Weber: Kapitalisme Birokrasi dan Agama, Tiara
1. Peserta memiliki ke dalaman pengetahauan tentang kepemimpinan,
Wacana, 1989.
manajemen dan organisasi.
9. Hanafi Hasan, Agama, Ideologi dan Pembangunan, P3M, 1991.
2. Peserta dapat merumuskan serta merencanakan langkah-langkah
10. Roger Garaudy, Mencari Agama Abad 21, Bulan Bintang, 1986.
pelaksanaan manajemen organisasi.
11. “Agama dan Tantangan Jaman” (Kumpulan Prisma), LP3ES, 1984.
12. Ali Syari’ati, Kritik Islam atas Marxisme dan Sesat Fikir Barat Lainnya, Mizan
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan
1985.
1. Pendalaman Kepemimpinan.
13. --------------, Ideologi Kaum Intelektual, Mizan, 1992.
1.1. Posisi, Fungsi dan Peran Pemimpin dalam Manajemen.
14. Frans Magnis Suseno, Karl Marx, Gramedia, 1998.
1.1.1. Pengembangan Kepemimpinan dalam Problem Solving.
15. Tan Malaka, Madilog, Teplok Press, 1999.
1.1.2. Aspek Komunikasi Sosial (human relation)
16. Fachri Ali, Islam, Ideologi Dunia dan Dominasi Struktur, Mizan, 1985.
17. Nurkholis Madjid, Islam, Doktrin dan Peradaban, Paramadina, 1995.
2. Pendalaman Manajemen.
18. Anthony Gidden, The Third Way dalam Ketiga Pembaruan Demokrasi, PT.
2.1. Aspek Perencanaan
Gramedia, Pustaka Utama, Jakarta, 2000.
2.1.1. Teknik Perumusan Masalah.
19. Maksum (ed). Mencari Ideologi Alternatif : Polemik Agama Pasca Ideologi
2.1.2. Analisis SWOT.
Menjelang Abad 21, Mizan, 1994.
2.2.Pelaksanaan dan Pengendalian.
20. Literatur lain yang relevan.
2.2.1. Teknik teknik Pengendalian.
2.2.2. Analisis Lingkungan Organsasi.

3. Manajemen Strategik.
3.1. Aplikasi Strategi dan Taktik dalam Kepemimpinan.
3.2. Aplikasi Strategi dan Taktik dalam Organisasi.

Metode :
Ceramah, Diskusi, dan Studi Kasus.
Evaluasi :
Test Objektif/Subjektif dan Analisis Kasus.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
306 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 307

JENJANG : MATERI : ALOKASI WAKTU : JENJANG : MATERI : ALOKASI WAKTU :


LATIHAN KADER PENDALAMAN NILAI 12 JAM LATIHAN KADER IDEOPOLITOR, STRATEGI 10 JAM
II DASAR PERJUANGAN II DAN TAKTIK
(NDP-HMI)
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Umum Peserta dapat memiliki wawasan dan mampu menganalisa tentang
Peserta dapat memahami dan mengaplikasikan Nilai Dasar Perjuangan HMI. perkembangan ideologi dunia, dan penerapan strategi taktik.

Tujuan Pembelajaran Khusus Tujuan Pembelajaran Khusus


1. Peserta dapat merumuskan essensi ajaran tentang kemasyarakatan. 1. Peserta mampu memahami dan menganalisis perkembangan ideologi dunia
2. Peserta dapat menjelaskan essensi ajaran Islam tentang tugas Khalifahan. dan pengaruhnya terhadap perubahan sosial.
3. Peserta dapat merumuskan essensi ajaran Islam tentang keadilan Sosial dan 2. Peserta dapat menerapkan keterkaitan ideologi dan strategi taktik dalam
Ekonomi. menjalankan misi organisasi.

Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan


1. Essensi ajaran Islam tentang Khalifah Fil Ardh. 1. Perbandingan Mahzab Ideologi Dunia.
1.1. Hakekat Fungsi dan Peran Manusia di Dunia. 1.1. Marxisme.
1.2. Hak dan Tanggung Jawab Manusia di Dunia. 1.2. Liberalisme.
1.3. Sosialisme.
2. Essensi ajaran Islam tentang Kemasyarakatan. 1.4. Kapitalisme.
2.1. Islam sebagai ajaran rahmatan lil ‘alamin. 1.5. Nasionalisme.
2.2. Dasar dasar Islam tentang kemasyarakatan. 1.6. Komunisme.

3. Essensi ajaran Islam tentang Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi. 2. Ideologi dan Perubahan Sosial.
3.1. Hakekat Keadilan dalam Islam. 2.1. Ideologi dan Sistem Ekonomi.
3.2. Konsep Keadilan Sosial dalam Islam. 2.2. Ideologi dan Sistem Politik.
3.3. Konsep Keadilan Ekonomi. 2.3. Ideologi dan Sistem Sosial.
2.4. Ideologi dan Sistem Budaya.
Metode :
Ceramah, Dialog, Studi Kasus dan Diskusi Kelompok. 3. Etika Religius dan Perubahan sosial.
Evaluasi:
Pemandu memberikan Test Objektif/ Subjektif dan Resume Studi Kasus. 4. Peran Stratak sebagai Alat Perjuangan Organisasi.

Metode :
Ceramah, diskusi, dialog dan simulasi.
Evaluasi :
Test Subjektif, Test Objektif, Case Study dan Resume

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
304 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 305

JENJANG : MATERI : ALOKASI WAKTU : Referensi :


LATIHAN KADER PENDALAMAN MISSION 10 JAM 1. AD dan ART HMI serta Pedornan Organsasi lainnya.
II HMI 2. Nilai Dasar Perjuangan HMI.
3. Agus Salim Sitompul, Pemikiran HMI dan Relevansinya Dalam Pembangunan
Tujuan Pembelajaran Umum Nasional, Bina Ilmu, 1986.
Peserta mampu memahami, menganalisa dan menformulasikan prospek dan 4. Ali Syari’ati, Ideologi Kaum Intelektual: Suatu Wawasan Islam, Mizan, 1992.
tantangan misi HMI secara utuh dalam dinamika perubahan sosial. 5. Asghar Ali Engineer, Islam dan Teologi Pembebasan, Pustaka Pelajar, 1999.
6. BJ. Balon, Pergumulan Islam di Indonesia 1945 1972, Grafika Pers, 1985.
Tujuan Pernbelajaran Khusus 7. Crisbianto Wibisono, Pemuda dalam Dinamika Sejarah Bangsa, Sekretariat
1. Peserta dapat menjelaskan dan merumuskan permasalahan HMI secara Menpora RI, 1986.
internal dalam menjalankan misi HMI. 8. Deliar Noer, Partai Islam di Pentas Nasional, Grafiti Pers, 1984.
2. Peserta dapat mengidentifikasi dan merumuskan prospek dan tantangan 9. Fachri Ali dan Bakhtiar Effendi, Merambah Jalan Baru Islam, Mizan 1986.
HMI di masa yang akan datang. 10. Francois Railon, Politik dan Ideologi Mahasiswa Indonesia, LP3ES 1985.
11. Jalaluddin Rakhmat, Rekayasa Sosial: Reformasi atau Revolusi? Rosdakarya,
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan 1999.
1. Posisi dan Keluasan peran HMI. 12. M. Dawam Raharjo, Intelektual, Integensia dan Prilaku Politik Bangsa, Mizan
1.1.Posisi dan Peran HMI dalam Dinamika Kemahasiswaan. 1992.
1.2.Posisi dan Peran HMI dalam Dunia Kepemudaan. 13. Muhammad Kamal Hasan, Modernisasi Indonesia, Lingkaran Studi Indonesia,
1.3.Posisi dan Peran HMI dalam Dimensi Sejarah Kehidupan Bangsa dan 1987.
Negara. 14. Moeslim Abdurrahman, Islam Transformartif, Pustaka Firdaus, 1997.
15. Ridwan Saidi, Mahasiswa dan Lingkaran Politik, Mappusy, Ul 1989.
2. Permasalahan permasalahan HMI. 16. Rusli Karim, HMI MPO Dalam Pergulatan Politik Islam Indonesia, Mizan,
2.1.Permasalahan HMI dalam menjalankan fungsinya. 1997.
2.2.Permasalahan HMI dalam menjalankan perannya. 17. Victor Immanuel Tanja, HMI, dan Kedudukannya di Tengah Gerakan Muslim
2.3.Permasalahan HMI dalam mengembangkan missinya. Pembaharu Indonesia, Sinar Harapan, 1987.
18. Literatur lain yang relevanktif dan penugasan dalam bentuk makalah
3. Prospek dan Tantangan HMI di Masa Datang. kelompok.
3.1. Prospek dan Tantangan HMI dalam Dunia Kemahasiswaan.
3.2.Prospek dan Tantangan HMI Dalam Dunia Kepemudaan.
3.3.Prospek dan Tantangan HMI dalam Perubahan Sosial.
3.4.Prospek dan Tantangan HMI dalam Pengembangan Organisasi.

4. Prospek dan Tantangan HMI dalam Dunia Global.

Metode :
Diskusi, tanya jawab, dan simulasi kelompok.
Evaluasi:
Test objektif/subjektif.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
302 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 303

2.2. Materi Latihan Kader II (intermediate Training) Referensi :


1. Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama.
2. Anthony Giddens, Jalan Ketiga: Pembaharuan Demokrasi Sosial, PT.
JENJANG : MATERI : ALOKASI WAKTU : Gramedia Pustaka Utama, 2000.
LATIHAN KADER TEORI-TEORI TENTANG 8 JAM 3. Asghar Ali Engineer, Islam dan Teologi Pembebasan, Pusataka Pelajar, 1999.
II PERUBAHAN SOSIAL 4. -------------------------, Islam dan Pembebasan, LKIS, 1993.
5. A. Syafi’i Ma’arif, Islam dan Masalah Kenegaraan, LP3ES, 1985.
Tujuan Pembelajaran Umum 6. David. C. korten, Menuju Abad ke-21 : Tindakan sukarela dan Agenda
Peserta dapat memahami dan menjelaskan perspektif Islam tentang Global, Yayasan Obor Indonesia dan Pustaka Sinar Harapan, 1993.
perubahan sosial. 7. Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi-II, PT Gramedia, 1986.
8. Hasan Hanafi, Ideologi, Agama dan Pembangunan, P3M, 1992.
Tujuan Pembelajaran Khusus 9. Kazuo Shimogaki, Kiri Islam, LKIS, 1995.
1. Peserta dapat menjelaskan teori-teori perubahan sosial. 10. Jalaluddin Rakhmat, Rekayasa Sosial : Reformasi atau Revolusi, Rosda Karya,
2. Peserta dapat menjelaskan dan merumuskan konsepsi Islam tentang 1999.
perubahan sosial. 11. Jalalludin Rakhmat, Islam Alternatif, Mizan, 1987.
12. Maksum (ed), Mencari Ideologi Alternatif: Polemik Agama Pasca ideologi
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan Menjelang Abad 21, Mizan, 1994.
1. Teori-teori perubahan sosial. 13. Max Weber, Etika Prostestan dan semangat kapitalisme, Pustaka Promethea,
1.1.Teori Evolusi. 2000.
1.2.Teori Konflik Sosial. 14. Muhadi Sugiono, Kritik Antonio Gramci terhadap Pembangunan Dunia
1.3.Teori Struktural-Fungsional. Ketiga, Pustaka Pelajar, 1999.
1.4.Teori Moderniasi. 15. Moeslim Abdurrahman, Islam Transformatif, Pustaka Firdaus, 1997.
1.5.Teori Depedensi. 16. Roger Simon, Gagasan Politik Gramci, Pustaka Pelajar 1999.
1.6.Teori Sistem Dunia. 17. Suwarsono & Alvin Y. So, Perubahan Sosial dan Pembangunan, (Edisi
1.7.Paradigma People Centered Development. Revisi), LP3ES, 2000.
18. Robert H. Lauer, Perspektif tentang Perubahan Sosial, Bina Aksara, 1989.
2. Konsepsi Islam tentang Perubahan Sosial. 19. Tom Cambell, Tujuh Teori Sosial : Sketsa, Penilaian, Perbandingan,
2.1.Paradigma Teologi Transformasi. Kanisius, 1994.
2.2.Paradigma Ilmu Sosial Profetik. 20. Referensi lain yang relevan.
2.3.Paradigma “Islam Kiri”.

Metode :
Ceramah, diskusi, studi kasus.
Evaluasi :
Test objektif/subjektif, penugasan dengan menganalisa kasus sosial.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
300 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 301

JENJANG : MATERI : ALOKASI WAKTU: Referensi :


LATIHAN KADER KEPEMIMPINAN DAN 8 JAM 1. Amin Wijaya T, Manajemen Strategik, PT. Gramedia, 1996.
I MANAJEMEN ORGANISASI 2. Charles J. Keating, Kepemimpinan dalam manajemen, Rajawali Pers, 1995.
3. Dr. Ir. S.B. Lubis & Dr. Martani Hoesaini, Teori Organisasi: Suatu
Tujuan Pembelajaran Umum Pendekatan Makro, Pusat studi antar Universitas Ilmu-ilmu sosial Universitas
Peserta dapat memahami pengertian, dasar-dasar, sifat dan fungsi Indonesia, 1987.
kepemimpinan, manajemen dan organisasi. 4. James. L. Gibson, Kepemimpinan dan Manajemen, Erlangga, 1986.
5. J. Salusu, Pengembangan Keputusan Strategik, Gramedia, 1986.
Tujuan Pembelajaran Khusus 6. Mifta Thoha, Kepemimpinan dan Manajemen, Rajawali Pers, 1995.
1. Peserta mampu menjelaskan pengertian, dasar-dasar, sifat serta fungsi 7. Nilai Dasar Perjuangan HMI.
kepemimpinan. 8. Richard M. Streers, Efektifitas Organisasi, (sari manajemen), Erlangga, 1985.
2. Peserta mampu menjelaskan pentingnya fungsi kepemimpinan dan 9. Winardi, Kepemimpinan Manajemen, Rineka Cipta, 1990.
manajemen dalam organisasi. 10. Dan referensi lain yang relevan.
3. Peserta dapat menjelaskan dan mengapresiasikan karakteristik
kepemimpinan dalam Islam.

Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian, tujuan dan fungsi kepemimpinan, manajemen dan
organisasi.

2. Karakteristik kepemimpinan.
2.1.Sifat-sifat Rasul sebagai etos kepemimpinan.
2.2.Tipe-tipe kepemimpinan.
2.3.Dasar-dasar manajemen.
2.4.Unsur manusia dalam manajemen.
2.5.Model-model manajemen.

3. Organisasi sebagai alat perjuangan.


3.1.Teori-teori organisasi.
3.2.Bentuk-bentuk organisasi.
3.3.Struktur organisasi.

4. Hubungan antara kepemimpinan, manajemen dan organisasi.

Metode :
Ceramah, diskusi, tanya jawab, studi kasus dan simulasi.
Evaluasi :
Test Partisipatif dan test objektif/subjektif.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
298 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 299

2.3.2 Fungsi dan Tujuan Penciptaan Alam.


JENJANG : MATERI : ALOKASI WAKTU:
LATIHAN KADER NILAI DASAR PEJUANGAN 14 JAM 2.4 Hakikat penciptaan Manusia.
I NDP (HMI) 2.4.1 Eksistensi manusia dan kedudukannya di antara mahkluk
lainnya.
Tujuan Pembelajaran Umum 2.4.2 Kesetaraan dan kedudukan manusia sebagai khalifah di muka
Peserta dapat memahami latar belakang perumusan dan kedudukan NDP serta bumi.
substansi materi secara garis besar dalam organisasi. 2.4.3 Manusia sebagai hamba Allah.
2.4.4 Fitrah, kebebasan dan tanggung jawab manusia.
Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Peserta dapat menjelaskan sejarah perumusan NDP dan kedudukannya 2.5 Hakikat Masyarakat.
dalam organisasi. 2.5.1 Perlunya menegakkan keadilan dalam masyarakat.
2. Peserta dapat menjelaskan hakikat sebuah kehidupan. 2.5.2 Hubungan keadilan dan kemerdekaan.
3. Peserta dapat menjelaskan hakikat kebenaran. 2.5.3 Hubungan keadilan dan kemakmuran.
4. Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan alam semesta. 2.5.4 Kepemimpinan untuk menegakkan keadilan.
5. Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan manusia.
6. Peserta dapat menjelaskan hakikat masyarakat. 2.6 Hakikat Ilmu.
7. Peserta dapat menjalankan hubungan antara iman, ilmu dan amal. 2.6.1 Ilmu sebagai jalan mencari kebenaran.
2.6.2 Jenis-jenis Ilmu.
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan
1. Sejarah perumusan NDP dan kedudukan NDP dalam organisasi HMI. 3 Hubungan antara Iman, Ilmu dan Amal.
1.1 Pengertian NDP.
1.2 Sejarah perumusan dan lahirnya NDP. Metode :
1.3 NDP sebagai kerangka global pemahaman Islam dalam konteks Ceramah, diskusi, dan tanya jawab.
organisasi HMI. Evaluasi :
1.4 Hubungan antara NDP dan Mision HMI. Test objektif/subjektif, penugasan dan membuat kuisoner.
1.5 Metode pemahaman NDP, penjelasan hubungan antara iman, ilmu
dan amal. Referensi :
1. Al Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI.
2. Garis besar Materi NDP. 2. Ali Syari’ati, Ideologi Kaum Intelektual, Suatu Wawasan Islam, Mizan, 1992.
2.1 Hakikat Kehidupan. 3. --------------, Tugas Cendikiawan Muslim, Srigunting, 1995.
2.1.1 Analisa kebutuhan manusia. 4. Asghar Ali Engineer, Islam dan Teologi Pembebasan, Pustaka Pelajar, 1999.
2.1.2 Mencari kebenaran sebagai kebutuhan dasar manusia. 5. -------------------------, Islam dan Pembebasan, LKIS, 1993.
2.1.3 Islam sebagai sumber kebenaran. 6. A. Syafii Ma’arif, Islam dan Masalah Kenegaraan, LP3ES, 1985.
7. Hasan Hanafi, Ideologi, Agama dan Pembangunan, P3M, 1992.
2.2 Hakikat Kebenaran. 8. Kazuo Shimogaki, Kiri Islam, LKIS, 1995.
2.2.1 Konsep Tauhid La Ila Ha Illallah. 9. Jalaluddin Rakhmat, Islam Alternatif, Mizan, 1987.
2.2.2 Eksistensi dan sifat-sifat Allah. 10. Nilai nilai Dasar Perjuangan HMI (pokok).
2.2.3 Rukun Iman sebagai upaya mencari kebenaran. 11. Literatur lain yang relevan.

2.3 Hakikat Penciptaan Alam Semesta.


2.3.1 Eksistensi Alam.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
296 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 297

JENJANG: MATERI: ALOKASI WAKTU: Referensi :


LATIHAN KADER I MISSION HMI 10 JAM 1. Ade Komaruddin dan Muchhrijin Fauzi (ed) HMI Menjawab Tantangan
Zaman, PT. Gunung Kelabu, 1992.
Tujuan Pembelajaran Umum 2. Asghar Ali Engginer, Islam dan Theologi Pembebasan, Pustaka Pelajar 1999.
Peserta dapat memahami missi HMI dan hubungannya dengan status, sifat, 3. Ali Syari’ati, Ideologi Kaum Intelektual: Satuan Wawasan Islam, Mizan
asas, tujuan, fungsi dan peran organisasi HMI secara integral. 1992.
4. M. Rusli Karim, HMI MPO Dalam Pergulatan Politik Indonesia, Mizan,
Tujuan Pembelajaran Khusus 1997.
1. Peserta dapat menjelaskan fungsi dan peranannya sebagai mahasiswa 5. Moeslim Abdurrahman, Islam Transformatif, Pustaka Firdaus.
2. Peserta dapat menjelaskan tafsir tujuan HMI 6. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HMI.
3. Peserta dapat menjelaskan hakikat, fungsi dan peran HMI 7. Ramli H.HM Yusuf (ed), Lima Puluh Tahun HMI Mengabdi Republik, LASPI,
4. Peserta dapat menjelaskan hubungan Status, Sifat, Asas, Tujuan, Fungsi 1997.
dan Peran HMI secara integral 8. Dr. Fiktor Imanuel Tanja, HMI sejarah dan Kedudukannya di tengah kedudukan
Muslim Pembaharu Indonesia, Sinar Harapan, 1982.
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan 9. Referensi Lain Yang Relevan.
1. Makna HMI sebagai Organisasi Mahasiswa
1.1.Pengertian Mahasiswa
1.2.Mahasiswa sebagai inti Kekuatan Perubahan
1.3.Dinamika Gerakan Mahasiswa

2. Hakikat keberadaan HMI


2.1. Makna HMI sebagai organisasi yang berasaskan Islam
2.2. Makna Independensi HMI

3. Tujuan HMI
3.1. Arti insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam
3.2. Arti masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT

4. Fungsi dan peran HMI


4.1. Pengertian Fungsi HMI sebagai organisasi kader
4.2. Pengertian Peran HMI sebagai organisasi perjuangan
4.3. Totalitas fungsi dan peran sebagai perwujudan dari tujuan HMI

5. Hubungan antara status, sifat, asas, tujuan, fungsi dan peran HMI secara
integral.

Metode :
Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan permainan peran.
Evaluasi :
Test Partisipatif, Test Objektif/subjektif dan penugasan.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
294 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 295

4. Sulastomo, Hari hari Yang Panjang, PT. Gunung Agung, 1988 2.3.2. Masalah struktur kekuasaan
5. Agus Salim Sitompul, Historiografi HMI, Tintamas, 1995 2.3.3. Masalah struktur kepemimpinan
6. Ramli Yusuf (ed), 50 tahun HMI mengabdi, LASPI, 1997.
7. Ridwan Saidi, Biografi A. Dahlan Ranuwiharjo, LSPI, 1994. 3. Pedoman-pedoman Dasar Organisasi
8. M. Rusli Karim, HMI MPO Dalam Pergulatan Politik di Indonesia, Mizan, 3.1. Pedoman Perkaderan
1997 3.2. Pedoman Kohati
9. Muhammad Kamal Hasan, Modernisasi Indonesia, Respon Cendikiawan 3.3. Pedoman Lembaga Kekaryaan
Muslim Masa Orde Baru, LSI 1987. 3.4. Pedoman atribut HMI
10. Muhammad Hussein Haikal, Sejarah Hidup Muhammad, LiteraAntarNusa 3.5. GPPO dan PKN
11. Dr. Badri Yatim, MA, Sejarah Peradaban Islam, 1, 11, 111, Rajawali Pers
12. Thomas W. Arnold, Sejarah Dakwah Islam 4. Hubungan Konstitusi AD/ART dengan pedoman-pedoman organisasi
13. Moksen ldris Sirfefa et. Al (ed), Mencipta dan Mengabdi, PB HMI, 1997 lainnya.
14. Hasil hasil Kongres HMI
15. Sejarah Kohati Metode :
16. Sharsono, HMI Daiam Lingkaran Politik Ummat Islam, Cl IS, 199 Ceramah, studi kasus, diskusi, seminar, tanya jawab.
17. Prof. DR. Deliar Noer, Gerakan Modern Islam Indonesia (1902 1942), LP3ES, Evaluasi:
1980. Melaksanakan test objektif/subjektif dan penugasan.

JENJANG: MATERI: ALOKASI WAKTU: Referensi:


LATIHAN KADER I KONSTITUSI HMI 12 JAM 1. Hasil-hasil Kongres.
2. Zainal Abidin Ahmad, Piagam Muhammad, Bulan Bintang, t.t.
Tujuan Pembelajaran Umum: 3. Prof. DR. Mukhtar Kusuatmadja, SH, LMM dan DR. B. Sidharta, SH,
Peserta dapat memahami ruang lingkup konstitusi Pengantar Ilmu Hukum; Suatu pengenalan Pertama berlakunya Ilmu Hukum,
Penerbit Alumni, Bandung, 2000.
Tujuan Pembelajaran Khusus: 4. Prof. Chainur Arrasjid, SH. Dasar-dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta,
1. Peserta dapat menjelaskan ruang lingkup konstitusi HMI dan hubungannya 2000
dengan pedoman pokok organisasi lainnya. 5. UUD 1945 (untuk perbandingan)
2. Peserta dapat mempedomani konstitusi HMI dan pedoman pedoman pokok 6. Literatur lain yang relevan.
organisasi dalam kehidupan berorganisasi.

Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan


1. Pengantar Ilmu Hukum
1.1 Pengertian dan Fungsi Hukum
1.2 Hakekat Hukum
1.3 Pengertian Konstitusi dan arti pentingnya dalam organisasi

2. Ruang lingkup Konstitusi HMI


2.1. Makna Mukadimah AD HMI
2.2. Makna HMI sebagai organisasi yang berasaskan Islam
2.3. Anggaran Dasar dan Rumah Tangga HMI
2.3.1. Masalah keanggotaan
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
292 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 293

Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan:


1.4. Usaha menimbulkan kegairahan (motivasi) antara sesama unsur 1 . Pengantar Ilmu Sejarah.
individu dalam forum training; untuk menumbuhkan kegairahan dan 1.1. Pengertian Ilmu Sejarah.
suasana dinamik dalam training, maka forum semacam itu hendaknya 1.2. Manfaat dan Kegunaan Mempelajari Sejarah.
merupakan bentuk dinamika kelompok. Karena itu forum training harus
mampu memberikan “chalange” dan menumbuhkan “respon” yang 2. Misi Kelahiran Islam.
sebesar besarnya. Hal ini dapat dilaksanakan oleh instruktur, asisten 2. 1. Masyarakat Arab Pra Sejarah.
instruktur dan Master of Training. 2.2.Periode Kenabian Muhammad.
2.2.1. Fase Makkah.
1.5. Terciptanya kondisi-kondisi yang equal (setara) antara sesama unsur 2.2.2. Fase Madinah.
individu dalam forum training,¬ menciptakan kondisi equal antara
segenap unsur dalam training berarti mensejajarkan dan menyetarakan 3. Latar Belakang Berdirinya HMI.
semua unsur yang ada dalam training. Masalah yang akan dihadapi 3.1. Kondisi Islam di Dunia.
adanya kenyataan-kenyataan “kemerdekaan individu” dengan 3.2. Kondisi Islam di Indonesia.
mengalami corak yang lebih demokratis. Dengan demikian pula 3.3. Kondisi Perguruan Tinggi dan Mahasiswa Islam.
perbedaan secara psikologis unsur-unsur yang ada akan lebih menipis 3.4. Saat Berdirinya HMI.
disebabkan hubungan satu dengan lainnya diwarnai dengan hubungan
kekeluargaan antara senior dan yunior. 4. Gagasan dan Visi Pendiri HMI.
4.1. Sosok Lafran Pane.
1.6. Adanya keseimbangan dan keharmonisan antar metode training 4.2. Gagasan Pembaruan Pemikiran ke Islaman.
yang digunakan dalam tingkat tingkat training; keseimbangan dan 4.3. Gagasan dan Visi Perjuangan Sosial budaya.
keharmonisan dalam metode training yakni adanya keselarasan tujuan 4.4. Komitmen ke Islaman dan Kebangsaan sebagai Dasar Perjuangan
HMI dan target yang akan dicapai dalam suatu training. Meskipun antar HMI.
jenjang/forum training memiliki perbedaan-perbedaan karena tingkat
kernatangan peserta sendiri. 5. Dinamika Sejarah Perjuangan HMI Dalam Sejarah Perjuangan Bangsa.
5.1. HMI Dalam Fase Perjuangan Fisik
2. Kurikulum Training/Latihan Kader 5.2. HMI Dalam Fase Pertumbuhan dan Konsolidasi Bangsa
5.3. HMI Dalam Fase Transisi Orde Lama dan Orde Baru
2.1. Materi Latihan Kader I 5.4. HMI Dalam Fase Pembangunan dan Modernisasi Bangsa
JENJANG MATERI: ALOKASI WAKTU: 5.5. HMI Dalam Fase Pasca Orde Baru
LATIHAN KADER I SEJARAH PERJUANGAN 8 JAM
HMI Metode :
Ceramah, tanya jawab, diskusi
Tujuan Pembelajaran Umum: Evaluasi:
Peserta dapat memahami sejarah dan dinamika perjuangan HMI Memberikan test objektif/subjektif dan penugasan dalam bentuk resume.

Tujuan Pembelajaran Khusus: Referensi :


1. Peserta dapat menjelaskan latar belakang berdirinya HMI. 1. Drs. Agus Salim Sitompul, Sejarah Perjuangan HMI(1974 1975), Bina Ilmu
2. Peserta dapat menjelaskan gagasan dan visi pendiri HMI. 2. DR. Victor 1. Tanja, HMI, Sejarah dan Kedudukannya Di tengah Gerakan
3. Peserta dapat mengklasifikasikan fase-fase perjuangan HMI. Muslim Pembaharu Indone¬sia, Sinar Harapan, 1982.
3. Prof. DR. Deliar Noer, Partai Islam Dipentas Nasional, Graffiti Pers, 1984

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
290 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 291

2.1 Tujuan Training Formal II. Manajemen Training


2.1.1 Latihan Kader I (Basic Training) 1. Metode Penerapan Kurikulum
“Terbinanya kepribadian muslim yang berkualitas akademis, sadar akan Kurikulum yang terdapat dalam pedoman merupakan penggambaran
fungsi dan peranannya dalam berorganisasi serta hak dan kewajibannya tentang metode dari training. Oleh sebab itu penerapan dari kurikulum adalah
sebagai kader umat dan kader bangsa”. erat hubungannya dengan masalah yang menyangkut metode-metode yang
digunakan dalam training. Demikian pula materi training memiliki keterpaduan
2. 1.2. Latihan Kader II (Intermediate Training) dan kesatuan dengan metode yang ada dalam jenjang-jenjang training. Dalam hal
“Terbinanya kader HMI yang mempunyai kemampuan intelektual ini, untuk penerapan kurikulum training ini perlu diperhatikan beberapa aspek.
dan mampu mengelola organisasi serta berjuang untuk meneruskan dan 1.1. Penyusunan jadwal materi training. Jadwal training adalah sesuatu
mengemban misi HMI”. yang merupakan gambaran tentang isi dan bentuk bentuk training.
Oleh sebab itu perumusan jadwal training hendaknya menyangkut
2.1.3. Latihan Kader III (Advance Training) masalah-masalah:
“Terbinanya kader pernimpin yang mampu menterjemahkan dan • Urutan materi hendaknya dalam penyusunan suatu training perlu
mentransformasikan pemikiran konsepsional secara profesional dalam diperhatikan urut urutan tiap tiap materi yang harus memiliki
gerak perubahan sosial”. korelasi dan tidak berdiri sendiri (Asas Integratif). Dengan demikian
materi-materi yang disajikan dalam training selalu mengenal
2.2. Tujuan Training Non formal prioritas dan berjalan secara sistematis dan terarah, karena dengan
“Terbinanya kader yang memiliki skill dan profesionalisme dalam cara seperti itu akan menolong peserta dapat memahami materi
bidang manajerial, keinstrukturan, keorganisasian, kepemimpinan dan dalam training secara menyeluruh dan terpadu.
kewirausahaan dan profesionalisme lainnya”. • Materi dalam jadwal training harus selalu disesuaikan dengan jenis
dan jenjang training.
3. Target Training Perjenjangan
3.1. Latihan Kader I 1.2. Cara atau bentuk penyampaian materi training. Cara penyampaian
• Memiliki kesadaran menjalankan ajaran Islam dalam kehidupan sehari materi-materi training adalah gabungan antara ceramah dan diskusi/
hari dialog, semakin tinggi tingkatan suatu training atau semakin tinggi
• Mampu meningkatkan kemampuan akademis tingkat kematangan peserta training, maka semakin banyak forum
• Memiliki kesadaran akan tanggungjawab keurnatan dan kebangsaan forum komunikasi ide (dialog/diskusi). Suatu materi harus disampaikan
• Memiliki Kesadaran berorganisasi secara diskutif, artinya instruktur bersama Master of Training berusaha
untuk memberikan kesempatan-kesempatan.
3.2. Latihan Kader II
• Memiliki kesadaran intelektual yang kritis, dinamis, progresif, inovatif 1.3. Adanya penyegaran kembali dalam pengembangan gagasan-gagasan
dalam memperjuangkan misi HMI kreatif di kalangan anggota trainer; forum training sebagai penyegar
• Memiliki kemampuan manajerial dalam berorganisasi gagasan trainers, sedapat mungkin dalam forum tersebut tenaga
instruktur dan Master of Training merupakan pioner dalam gagasan
3.3. Latihan Kader III kreatif. Meskipun gagasan-gagasan dan masalah-masalah yang
• Memiliki kemampuan kepernimpinan yang amanah, fathanah, sidiq disajikan dalam forum belum sepenuhnya ada penyelesaian secara
dan tabligh serta mampu menterjemahkan dan mentransformasikan sempurna. Untuk menghindari pemberian materi secara indokrinatif
pernikiran konsepsional dalam dinamika perubahan sosial. dan absolutik maka penyuguhan materi hendaknya ditargetkan pada
• Memiliki kemampuan untuk mengorganisir masyarakat dan pemberian alat alat ilmu pengetahuan secara elementer. Dengan
mentransformasikan nilai nilai perubahan untuk mencapai masyarakat demikian pengembangan kreasi dan gagasan lebih banyak di berikan
adil dan makmur yang diridhai Allah SWT. pada trainers.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
288 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 289

4.2. Target. BAB II


Terciptanya kader muslim intelektual profesional yang berakhlakul POLA DASAR TRAINING
karimah serta mampu mengemban amanah Allah sebagai khalifah fil ardh
dalam upaya mencapai tujuan organisasi. 1. Arah Training
Arah training adalah suatu pedoman yang dijadikan petunjuk atau penuntun
Ill. Wujud Profil Kader HMI di Masa Depan yang menggambarkan arah yang harus dituju dalam keseluruhan proses training
Bertolak dari landasan landasan, pola dasar dan arah perkaderan HMI, maka HMI. Arah training sangat erat kaitannya dengan tujuan perkaderan, dan tujuan
Aktivitas perkaderan HMI diarahkan dalam rangka membentuk kader HMI, HMI sebagai tujuan umum yang hendak dicapai HMI merupakan garis arah
muslim intelektual profesional yang dalam aktualisasi peranannya berusaha dan titik sentral seluruh kegiatan dan usaha-usaha HMI. Oleh karena itu, tujuan
mentransformasikan nilai nilai ke Islaman yang memiliki kekuatan pernbebasan HMI merupakan titik sentral dan garis arah setiap kegaitan perkaderan, maka ia
(liberation force). merupakan ukuran atau norma dari semua kegiatan HMI.

Aspek aspek yang ditekankan dalam usaha pelaksanaan kaderisasi tersebut Bagi anggota, tujuan HMI merupakan titik pertemuan persarnaan kepentingan
ditujukan pada: yang paling pokok dari seluruh anggota, sehingga tujuan organisasi adalah juga
merupakan tujuan setiap anggota organisasi. Oleh karenanya peranan anggota
1. Pembentukan integritas watak dan kepribadian dalam pencapaian tujuan organisasi adalah sangat besar dan menentukan.
Yakni kepribadian yang terbentuk sebagai pribadi muslim yang
menyadari tanggung jawab kekhalifahannya di muka bumi, sehingga 1 . Jenis-jenis Training
citra akhlakul karimah senantiasa tercermin dalam pola pikir, sikap dan 1.1. Training Formal
perbuatannya. Training formal adalah training berjenjang yang diikuti oleh anggota,
dan setiap jenjang merupakan prasyarat untuk mengikuti jenjang
2. Pengembangan kualitas intelektual selanjutnya. Training formal HMI terdiri dari: Latihan Kader I (Basic
Yakni segala usaha pembinaan yang mengarah pada penguasaan dan Training), Latihan Kader II (Intermediate Training), dan Latihan Kader Ill
pengembangan ilmu (sain) pengetahuan (knowledge) yang senantiasa (Advence Training).
dilandasi oleh nilai nilai Islam.
1.2. Training Non Formal
3. Pengembangan kemampuan Profesional Training non formal adalah training (yang dilakukan dalam rangka
Yakni segala usaha pembinaan yang mengarah kepada peningkatan meningkatkan pernahaman dan profesionalisme kepemimpinan serta
kemampuan mentransformasikan ilmu pengetahuan ke dalam perbuatan keorganisasian anggota. Training ini terdiri dari PUSIDIKLAT Pimpinan
nyata sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuninya secara konsepsional, HMI, Senior Course (Pelatihan Instruktur), Latihan Khusus KOHATI, Up
sistematis dan praksis untuk mencapai prestasi kerja yang maksirnal Grading Kepengurusan, Up Grading Kesekretariatan, Pelatihan Kekaryaan,
sebagai perwujudan arnal shaleh. dan lain sebagainya.

Usaha mewujudkan ketiga aspek harus terintegrasi secara utuh sehingga kader 2. Tujuan Training Menurut Jenjang dan Jenis
HMI benar benar lahir menjadi pribadi dan kader Muslim Intelektual Profesional, Tujuan training perjenjangan dimaksudkan sebagai rumusan sikap,
yang mampu menjawab tuntutan perwujudan masyarakat adil dan makmur yang pengetahuan atau kemampuan yang dimiliki anggota HMI setelah mengikuti
diridhai Allah SWT. jenjang latihan kader tertentu, yakni Latihan Kader I, II dan III. Sedangkan
tujuan training menurut jenis adalah rumusan sikap, pengetahuan dan
kemampuan anggota HMI, baik kemampuan intlektualitas maupun kemampuan
keterampilan setelah mengikuti training atau pelatihan tertentu yakni berupa
training formal dan informal.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
286 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 287

3.2.3. Aktivitas b. Jalur dunia profesi (dokter, konsultan, pangacara, manager, jurnalis dan
3.2.3.1.Aktivitas organisasional lain lain).
Aktivitas organisasional merupakan suatu Aktivitas yang bersifat c. Jalur birokrasi dan pemerintahan.
organsiasi yang dilakukan oleh kader dalam lingkup tugas organisasi. d. Jalur dunia usaha (koperasi, BUMN dan swasta)
Intern organisasi yaitu segala Aktivitas organisasi yang dilakukam e. Jalur sosial politik
oleh kader dalam Iingkup tuas HMI. f. Jalur TNI/Kepolisan
Ekstern organisasi yaitu segala Aktivitas organisasi yang dilakukan g. Jalur sosial kemasyarakatan
oleh kader dalam lingkup tugas organisasi di luar HMI. h. Jalur LSM/LPSM
i. Jalur kepemudaan
3.2.3.2. Aktivitas Kelompok j. Jalur olahraga dan seni budaya
Aktivitas kelompok merupakan aktivitas yang dilakukan oleh kader k. Jalur jalur lain yang masih terbuka yang dapat dimasuki oleh kader
dalam suatu kelompok yang tidak rnerniliki hubungan struktur dengan kader HMI
organisasi formal tertentu.
a. Intern organisasi 4. Arah Perkaderan
Yaitu segala aktivitas kelompok yang dilakukan oleh kader Arah dalam pengertian umum adalah petunjuk yang membimbing jalan
HMI dalam lingkup organisasi HMI yang tidak memiliki hubungan dalam bentuk bergerak menuju ke suatu tujuan. Arah juga dapat diartikan sebagai
struktur (bersifat informal). pedoman yang dapat dijadikan patokan dalam melakukan usaha yang sisternatis
b. Ekstern organisasi untuk mencapai tujuan.
Yaitu segala aktivitas kelompok yang dilakukan oleh kader
di luar lingkup organisasi dan tidak memiliki hubungan dengan Jadi, arah perkaderan adalah suatu pedoman yang dijadikan petunjuk untuk
organisasi formal manapun. penuntun yang menggambarkan arah yang harus dituju dalam keseluruhan proses
perkaderan HMI. Arah perkaderan sangat erat kaitannya dengan tujuan perkaderan,
3.2.3.3. Aktivitas Perorangan dan tujuan HMI sebagai tujuan umum yang hendak dicapai HMI merupakan garis
Aktifiatas perorangan merupakan Aktivitas yang dilakukan oleh arah dan titik sentral seluruh kegiatan dan usaha-usaha HMI. Oleh karena itu,
kader secara perorangan. tujuan HMI merupakan titik sentral dan garis arah setiap kegiatan perkaderan,
a. Intern Organisasi. maka ia merupakan ukuran atau norma dari semua kegiatan HMI.
Yaitu segala Aktivitas yang dilakukan oleh kader secara perorangan
untuk menyahuti tugas dan kegiatan organisasi HMI. Bagi anggota HMI merupakan titik pertemuan persamaan kepentingan yang
b. Ekstern Organisasi. paling pokok dari seluruh anggota, sehingga tujuan organisasi adalah juga
Yaitu segala aktititas yang dilakukan oleh kader secara perorangan merupakan tujuan setiap anggota organisasi. Oleh karenanya peranan anggota
di luar tuntutan tugas dan kegiatan organisasi HMI. dalam pencapaian tujuan organisasi adalah sangat besar dan menentukan.

3.3. Pengabdian Kader. 4.1. Maksud dan Tujuan


Dalam rangka meningkatkan upaya mewujudkan masyarakat cita HMI Maksud dan tujuan perkaderan adalah usaha yang dilakukan dalam
yaitu masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT, maka diperlukan rangka mencapai tujuan organisasi melalui suatu proses sadar dan
peningkatan kualitas dan kuantitas pengabdian kader. Pengabdian kader ini sisternatis sebagai alat transformasi nilai ke lslaman dalam proses rekayasa
merupakan penjabaran dari peranan HMI sebagai organisasi perjuangan. Oleh peradaban melalui pembentukan kader berkualitas muslim intelektual
karena itu seluruh bentuk bentuk pembangunan yang dilakukan merupakan profesional sehingga berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan
jalur pengabdian kader HMI, maka jalur pengabdiannya adalah sebagai pedoman perkaderan HMI.
berikut :
a. Jalur akademis (pendidikan,penelitian dan pengembangan).
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
284 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 285

2.2.1. Tingkat Pra Perguruan Tinggi serta mengaktualisasikan seluruh potensi dirinya lewat pelibatan diri pada
Pendekatan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan sedini mungkin proses perkaderan HMI secara terus menerus.
keberadaan HMI di tengah tengah masyarakat khususnya masyarakat
ilmiah di tingkat pra perguruan tinggi atau siswa-siswa sekolah menengah. 3. Pembentukan Kader
Strategi pendekatan haruslah memperhatikan aspek psikologis sebagai Pembentukan kader merupakan sekumpulan aktivitas perkaderan yang
remaja. terintegrasi dalam upaya mencapai tujuan HMI.

Tujuan pendekatan ini adalah agar terbentuknya opini awal yang positif 3.1. Latihan Kader.
dikalangan siswa-siswa sekolah menengah terhadap HMI. Untuk kemudian Latihan kader merupakan perkaderan HMI yang dilakukan secara sadar,
pada gilirannya terbentuk pula rasa simpati dan minat untuk mengetahuinya terencana, sitematis, dan berkesinambungan serta memiliki pedoman dan
lebih jauh. aturan yang baku secara rasional dalam rangka mencapai tujuan HMI. Latihan
ini berfungsi memberikan kemampuan tertentu kepada para pesertanya sesuai
Pendekatan rekrutmen dapat dilakukan dengan pendekatan Aktivitas dengan tujuan dan target pada masing masing jenjang latihan. Latihan kader
(activity approach) di mana siswa dilibatkan seluas-luasnya pada sebuah merupakan media perkaderan formal HMI yang dilaksanakan secara berjenjang
Aktivitas . Bentuk pendekatan ini bisa dilakukan lewat fungsionalisasi serta menuntut persyaratan tertentu dari pesertanya, pada masing-masing
lembaga lembaga kekaryaan HMI serta perangkat organisasi HMI lainnya jenjang latihan ini menitikberatkan pada pembentukan watak dan karakter
secara efektif dan efisien, dapat juga dilakukan pendekatan perorangan kader HMI melalui transfer nilai, wawasan, dan keterampilan serta pemberian
((personal approach). rangsangan dan motivasi untuk mengaktualisasikan kemampuannya. Latihan
kader terdiri dan 3 (tiga) jenjang, yaitu:
2.2.2. Tingkat Perguruan Tinggi a. Basic Training (latihan Kader 1)
Pendekatan rekrutmen ini dimaksudkan untuk membangun persepsi b. Intermediate Training (latihan Kader ll )
yang benar dan utuh di kalangan mahasiswa terhadap keberadaan organisasi c. Advance Training (latihan Kader III )
HMI sebagai mitra Perguruan Tinggi di dalam mencetak kader kader bangsa.
Strategi pendekatan harus mampu menjawab kebutuhan nalar mahasiswa 3.2. Pengembangan
(student reasoning), minat mahasiswa (studen interest) dan kesejahteraan Pengembangan merupakan kelanjutan atau kelengkapan latihan dalam
mahasiswa (student welfare). keseluruhan proses perkaderan HMI. Hal ini merupakan penjabaran dari pasal
5 Anggaran Dasar HMI.
Pendekatan di atas dapat dilakukan lewat Aktivitas dan pendekatan
perorangan, dengan konsekuensi pendekatan fungsionalisasi masing 3.2.1. Up Grading
masing aparat HMI yang berhubungan langsung dengan basis calon kader Up Grading dimaksudkan sebagai media perkaderan HMI yang
HMI. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan cara kegiatan yang berbentuk menitikberatkan pada pengembangan nalar, minat dan kemampuan
formal seperti masa perkenalan calon anggota (Maperca) dan pelatihan peserta pada bidang tertentu yang bersifat praktis, sebagai kelanjutan dari
kekaryaan. Dalam kegiatan Maperca, materi yang dapat disajikan oleh perkaderan yang dikembangkan melalui latihan kader.
adalah :
1. Selayang pandang tentang HMI 3.2.2. Pelatihan
2. Pengantar wawasan ke Islam an Pelatihan adalah training jangka pendek yang bertujuan membentuk
3. Pengantar wawasan organisasi dan mengembangkan profesionalisme kader sesuai dengan latar belakang
4. Wawasan perguruan tinggi disiplin ilmunya masing masing.

Metode dan pendekatan rekrutmen seperti tersebut di atas diharapkan


akan mampu membangun rasa simpati dan hasrat untuk mengembangkan
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
282 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 283

pembentukan kader dan gambaran jalur jalur pengabdian kader. 2. Rekrutmen Kader
Sebagai konsekuensi dari organisasi kader, maka aspek kualitas kader
1. Pengertian Dasar merupakan fokus perhatian dalam proses perkaderan HMI guna menjamin
1.1. Kader terbentuknya out put yang berkualitas sebagaimana yang disyaratkan dalam tujuan
Menurut AS Hornby (dalam kamusnya Oxford Advanced Learner’s organisasi, maka selain kualitas proses perkaderan itu sendiri, kualitas input calon
Dictionary) dikatakan bahwa “Cadre is a small group of People who are kader menjadi faktor penentu yang tidak kalah pentingnya.
specially chosen and trained for a particular purpose, atau “cadre is a member
of this kind of group; they were to become the cadres of the new community Kenyataan ini mengharuskan adanya pola pola perencanaan dan pola
party”. Jadi pengertian kader adalah “sekelompok orang yang terorganisasir rekrutmen yang lebih memprioritaskan kepada tersedianya input calon kader yang
secara terus menerus dan akan menjadi tulang punggung bagi kelompok yang berkualitas. Dengan demikian rekrutmen kader adalah merupakan upaya aktif dan
lebih besar”. Hal ini dapat dijelaskan, pertama, seorang kader bergerak dan terencana sebagai ikhtiar untuk mendapatkan input calon kader yang berkualitas
terbentuk dalam organisasi, mengenal aturan aturan permainan organisasi dan bagi proses perkaderan HMI dalam mencapai tujuan organisasi.
tidhak bermain sendiri sesuai dengan selera pribadi. Bagi HMI aturan aturan itu
sendiri dari segi nilai adalah Nilai Dasar Perjuangan (NDP) dalam pemahaman 2.1. Kriteria Rekrutmen
memaknai perjuangan sebagai alat untuk mentransformasikan nilai nilai ke Rekrutmen kader yang lebih memperioritaskan pada pengadaan kader yang
Islam an yang membebaskan (liberation force), dan memiliki kerberpihakan berkualitas tanpa mengabaikan aspek kuantitas, mengharuskan adanya kriteria
yang jelas terhadap kaum tertindas (mustadhafin). Sedangkan dari segi rekrutmen. Kriteria rekrutmen ini akan mencakup kriteria sumber sumber
operasionalisasi organisasi adalah AD/ART HMI, pedoman perkaderan dan kader dan kriteria kualitas calon kader.
pedoman serta ketentuan organisasi lainnya. Kedua, seorang kader mempunyai
komitmen yang terus menerus (permanen), tidak mengenal semangat 2.1.1. Kriteria Sumber-sumber Kader
musiman, tapi utuh dan istiqomah (konsisten) dalam memperjuangkan dan Sesuai dengan statusnya sebagai organisi mahasiswa, maka yang
melaksanakan kebenaran. Ketiga, seorang kader memiliki bobot dan kualitas menjadi sumber kader HMI adalah perguruan tinggi atau institut lainnya
sebagai tulang punggung atau kerangka yang mampu menyangga kesatuan yang sederajat seperti apa yang disyaratkan dalam AD/ART HMI. Guna
komunitas manusia yang lebih besar. Jadi fokus penekanan kaderisasi adalah mendapatkan input kader yang berkualitas maka pelaksanaan rekrutmen
pada aspek kualitas. Keempat, seorang Kader rneiliki visi dan perhatian yang kader perlu diorientasikan pada perguruan tinggi atau lembaga pendidikan
serius dalam merespon dinamika sosial lingkungannya dan mampu melakukan sederajat yang berkualitas dengan memperhatikan kriteria-kriteria yang
“social engineering”. berkembang di masing-masing daerah.

Kader HMI adalah anggota HMI yang telah melalui proses perkaderan 2.1.2. Kriteria Kualitas Calon Kader
sehingga memiliki ciri kader sebagaimana dikemukakan di atas dan Kualitas calon kader yang diperioritaskan ditentukan oleh kriteria
memiliki integritas kepribadian yang utuh : Beriman, Berilmu dan beramal -kriteria tertentu dengan memperhatikan integritas pribadi dan calon kader,
shaleh sehingga siap mengemban tugas dan amanah kehidupan beragama, potensi dasar akademik, potensi berprestasi, potensi dasar kepemimpinan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. serta bersedia melakukan peningkatan kualitas individu secara terus-
menerus.
1.2. Perkaderan
Perkaderan adalah usaha organisasi yang dilaksanakan secara sadar dan 2.2. Metode dan Pendekatan Rekruitmen
sisternatis selaras dengan pedoman perkaderan HMI, sehingga memungkinkan Metode dan pendekatan rekrutmen merupakan cara atau pola yang
seorang anggota HMI mengaktualisasikan potensi dirinya menjadi seorang ditempuh untuk melakukan pendekatan kepada calon-calon kader agar mereka
kader Muslim Intelektual Profesional, yang memiliki kualitas insan cita. mengenal dan tertarik menjadi kader HMI. Untuk mencapai tujuan tersebut,
maka pendekatan rekrutmen dilakukan dua kelompok sasaran.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
280 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 281

dan negara Indonesia serta bertekad mewujudkan nilai-nilai ajaran Islam dalam Karena mayoritas bangsa Indonesia adalah beragama Islam, maka kultur Islam
kehidupan manusia secara utuh. telah menjadi realitas sekaligus memperoleh legitimasi sosial dari bangsa Indonesia
yang pluralistik. Dengan demikian wacana kebangsaan di seluruh aspek kehidupan
Makna rumusan tujuan itu akhirnya membentuk wawasan dan langkah ekonomi, politik, dan sosial budaya Indonesia meniscayakan transformasi total
perjuangan HMI kedepan yang terintegrasi dalam dua aspek ke-Islaman dan aspek nilai nilai universal Islam menuju cita cita mewujudkan peradaban Islam. Nilai
ke-bangsaan. Aspek ke-islaman tercermin melalui komitmen HMI untuk selalu nilai Islam itu semakin mendapat tantangan ketika deras arus globalisasi telah
mewujudkan nilai-nilai ajaran Islam secara utuh dalam kehidupan berbangsa menyeret umat manusia pada perilaku pragmatisme, permissivisme dibidang
sebagai pertanggungjawaban fungsi kekhalifahan manusia, sedangkan aspek ekonomi dan politik. Sisi negatif dari globalisasi ini disebabkan oleh percepatan
kebangsaan adalah komitmen HMI untuk senantiasa bersama-sama seluruh rakyat perkembangan sains dan teknologi modern dan tidak diimbangi dengan nilai nilai
Indonesia merealisasikan cita-cita proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia etik dan moral.
demi terwujudnya cita-cita masyarakat yang demokratis, berkeadilan sosial dan
berkeadaban. Dalam sejarah perjalanan HMI pelaksanaan komitmen ke-Islaman Konsekuensi dari realitas di atas adalah semakin kaburnya batas batas bangsa,
dan kebangsaan merupakan garis perjuangan dan misi HMI yang pada akhirnya sehingga cenderung menghilangkan nilai nilai kultural yang menjadi suatu ciri
akan membentuk kepribadian HMI dalam totalitas perjuangan bangsa Indonesia khas dari suatu negara yang penuh dengan pluralisme budaya masyarakat. Di sisi
kedepan. lain teknologi menghadirkan ketidakpastian psikologis umat manusia, sehingga
kejenuhan manusia primordialnya. Dari sini nilai nilai ideologi, moral dan agama
Melihat komitmen HMI pada wawasan sosiologis dan historis berdirinya pada yang tadinya kering kerontang kembali menempati posisi kunci dalam ide dan
tahun 1947 tersebut, yang juga telah dibuktikan dalam sejarah perkembangnnya, konsesi komunitas global. Dua sisi ambigu globalisasi ini adalah tampilan dari
maka pada hakikatnya segala bentuk pembinaan kader HMI harus pula tetap sebuah dunia yang penuh paradoks.
diarahkan dalam rangka pembentukan pribadi kader yang sadar akan keberadaannya
sebagai pribadi muslim, khalifah di muka bumi dan pada saat yang sama kader Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka Himpunan Mahasiswa
tersebut harus menyadari pula keberadannya sebagai kader bangsa Indonesia yang Islam sebagai bagian integral ummat Islam dan bangsa Indonesia (kader umat
bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita bangsa ke depan. dan kader bangsa) sudah semestinya untuk menyiasiati perkembangan dan
kecenderungan global tersebut dalam bingkai perkaderan HMI yang integralistik.
• Landasan Sosio-Kultural Dalam hal ini untuk menyiasiati perkembangan global tersebut harus berdasarkan
Islam yang masuk di kepulauan Nusantara telah berhasil merubah kultur kepada perkembangan komitmen pada nilai nilai antropologis, sosiologis ummat
masyarakat di daerah sentral ekonomi dan politik menjadi kultur Islam. Keberhasilan Islam dan bangsa Indonesia sebagai wujud dari pernahaman HMI akan nilai nilai
Islam yang secara dramatik telah berhasil menguasi hampir seluruh kepulauan kosmopolotanisme dan universalisme Islam.
nusantara, tentunya hal tersebut disebabkan oleh karena agama Islam memiliki
nilai-nilai universal yang tidak mengenal batas-batas sosio-kultural, geografis II. Pola Dasar Perkaderan
dan etnis manusia. Sifat Islam ini termanifestasikan dalam cara penyebaran Islam Dalam menjalankan fungsinya sebagai organisasi kader, HMI menggunakan
oleh para pedagang dan para wali dengan pendekatan sosio-kultural yang cukup pendekatan sistematik dalam keseluruhan proses perkaderannya. Semua bentuk
persuasif. Aktivitas /kegiatan perkaderan disusun dalam semangat integralistik untuk
Masuknya Islam secara damai (penetration pacifique) tersebut berhasil mengupayakan tercapainya tujuan organisasi. Oleh karena itu sebagai upaya
mendamaikan kultur Islam dengan kultur masyarakat nusantara. Dalam proses memberikan kejelasan dan ketegasan sistem perkaderan yang dimaksud harus
sejarahnya, budaya sinkretisme penduduk pribumi ataupun masyarakat, ekonomi dibuat pola dasar perkaderan HMI secara nasional. Pola dasar ini disusun dengan
dan politik yang didominasi oleh kultur tradisional, feodalisme, hinduisme memperhatikan tujuan organisasi dan arah perkaderan yang telah ditetapkan. Selain
dan budhaisme mampu dijinakkan dengan pendekatan Islam kultural ini. Pada itu juga dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan organsiasi serta
perkembangan selanjutnya Islam mengindonesiakan dan secara tidak langsung tantangan dan kesempatan yang berkembang di lingkungan eksternal organisasi
telah mempengaruhi kultur Indonesia yang dari waktu ke waktu semakin Pola dasar ini membuat garis besar keseluruhan tahapan yang harus ditempuh
modern. oleh seorang kader dalam proses perkaderan HMI, yakni sejak rekrutmen kader,

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
278 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 279

di antara kamu … “ (QS. Al Hasyr : 7). Al Qur’an juga memperingatkan manusia kemudian mempertegas posisinya dalam kehidupan masyarakat, berbangsa
agar tidak suka menghitung hitung harta kekayaannya, karena hartanya tidak dan bernegara demi melaksanakan tanggung jawabnya bersama seluruh rakyat
akan memberikan kehidupan yang kekal. Orang yang suka menumpuk numpuk Indonesia dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhai
dan menghitung-hitung harta benar benar akan dilemparkan ke dalam bencana oleh Allah SWT. Dalam pasal 3 tentang azas ditegaskan bahwa organisasi ini
yang mengerikan, yakni api neraka yang menyala-nyala (QS. Al Humazah :1 berazaskan Islam dan bersumber kepada AlQur’an dan Assunah. Penegasan
9). Kemudian juga pada Surat At Taubah : 34 AI Qur’an memberikan beberapa pasal ini memberikan cerminan bahwa di dalam dinamikanya, HMI senantiasa
peringatan keras kepada mereka yang suka menimbun harta dan mendapatkan mengemban tugas dan tanggung jawab dengan semangat keislaman yang tidak
hartanya dari hasil eksploitasi (riba) dan tidak membelanjakannya di jalan Allah. mengesampingkan semangat kebangsaan. Dalam dinamika tersebut HMI sebagai
organisasi kepemudaan menegaskan sifatnya sebagai organisasi mahasiswa yang
Pada masa Rasulullah SAW. Banyak sekali orang yang terjerat dalam idenpenden (Pasal 6 AD HMI), berstatus sebagai organisasi mahasiswa (Pasal
perangkap hutang karena praktek riba. AI Qur’an dengan tegas melarang riba dan 7 AD HMI), memiliki fungsi sebagai organisasi kader (Pasal 8 AD HMI) serta
memperingatkan siapa saja yang melakukannya akan diperangi oleh Allah dan berperan sebagai organisasi perjuangan (Pasal 9 AD HMI).
Rasul Nya (Iihat, QS. Al Baqarah: 275 279 dan Ar Rum – 39). Demikianlah Allah
dan Rasul Nya, telah mewajibkan untuk melakukan perjuangan membela kaum Dalam rangka melaksanakan fungsi dan perananya secara terus menerus yang
kaum yang tertindas, dan mereka (Allah dan Rasul Nya) telah memposisikan diri berorientasi ke masa depan, HMI menetapkan tujuannya dalam pasal 4 AD HMI,
sebagai pembela mustadh’afin yaitu terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam
serta bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai
Dalam keseluruhan proses Aktivitas manusia di dunia ini, Islam selalu Allah SWT. Kualitas kader yang akan dibentuk ini kemudian dirumuskan dalam
mendesak manusia untuk terus memperjuangkan harkat kemanusiaan, tafsir tujuan HMI. Oleh karena itu, maka tugas pokok HMI adalah perkaderan
menghapuskan kejahatan, melawan penindasan dan ekploitasi. AI Qur’an (cadre forming) yang diarahkan pada perwujudan kualitas insan cita yakni dalam
memberikan penegasan “Kamu adalah sebaik baik umat, yang dilahirkan bagi pribadi yang beriman dan berilmu pengetahuan serta mampu melaksanakan
mantisia, setipaya kami menyuruh berbuat kebajikan (ma’ruf) dan melarang kerja- kerja kemanusiaan (amal saleh). Pembentukan kualitas dimaksud kemudian
berbuat kejahatan (mungkar), serta beriman kepada Allah. (QS. Ali-Imran : 110). diaktualisasikan dalam fase-fase perkaderan HMI, yakni fase rekruitmen kader
Dalam rangka memperjuangkan kebenaran ini, manusia bebas mengerlikulasikan yang berkualitas, fase pembentukan kader agar memiliki kualitas pribadi Muslim,
sesuai dengan konteks lingkungannya tidak terjebak pada hal hal yang bersifat kualitas intelektual serta mampu melaksanakan kerja kerja kemanusiaan secara
mekanis dan dogmatis. Menjalankan ajaran Islam yang bersumber pada AI Qur’an profesional dalam segala segi kehidupan dan fase pengabdian kader, di mana
dan As Sunnah berarti menggali makna dan menangkap semangatnya dalam sebagai out put pun kader HMI harus mampu berkiprah dalam kehidupan
rangka menyelesaikan persoalan persoalan kehidupan yang serba konpleks sesuai bermasyarakat, berbangsa bernegara sebagai kader muslim berjuang bersama-
dengan kemampuannya. sama dalam mewujudkan cita-cita masyarakat adil makmur yang diridhai Allah
SWT.
Demikianlah cita cita ideal Islam, yang senantiasa harus selalu diperjuangkan
dan ditegakkan, sehingga dapat mewujudkan seuatu tatanan masyrakat yang adil,
demokratis, egaliter dan berperadaban Dalam memperjuangkan cita cita tersebut • Landasan Historis
manusia dituntut untuk selalu setia (commited) terhadap ajaran Allah SWT, Secara sosiologi dan historis, kelahiran HMI pada 5 Februari 1947 tidak
ikhlas, rela berkorban sepanjang hidupnya dan senantiasa terlibat dalam setiasa terlepas dari permasalahan bangsa yang di dalamnya mencakup umat Islam
pembebasan kaum tertindas (mustadh’afin). “Sesungguhnya sholat ku, perjuangan sebagai satu kesatuan dinamis dari bangsa Indonesia yang sedang mempertahankan
ku, hidup dan mati ku, semata mata hanya untuk Allah, Tuhan seluruh alam. Tidak kemerdekaan yang baru diproklamirkan. Kenyataan itu merupakan motivasi
ada serikat bagi Nya dan aku diperintah untuk itu, serfa aku termaasuk orang yang kelahiran HMI sekaligus dituangkan dalam rumusan tujuan berdirinya, yaitu :
pettama berserah diri. “ (QS. AI An’am : 162 163). pertama, mempertahankan negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat
• Landasan Konstitusi rakyat Indonesia. Kedua, menegakkan dan mengembangkan syair agama Islam.
Dalam rangka mewujudkan cita cita perjuangan HMI ke masa depan, HMI Ini menunjukkan bahwa HMI bertanggung jawab terhadap permasalahan bangsa
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
276 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 277

idealisme yang dicita-citakan, yang untuk tujuan dan idealisme tersebut mereka Kedua, Islam sangat menekankan kepada keadilan di semua aspek kehidupan.
rela berjuang dan berkorban bagi keyakinannya. Ideologi Islam senantiasa Dan keadilan tersebut tidak akan tercipta tanpa membebaskan masyarakat lemah
mengilhami dan memimpin serta mengorganisir perjuangan, perlawanan dan dan marjinal dari penderitaan, serta memberi kesempatan kepada mereka (kaum
pengorbanan yang luar biasa untuk melawan semua status quo, belenggu dan mustadh’afin) untuk menjadi pemimpin. Menurut Al Qur’an mereka adalah
penindasan terhadap ummat manusia pernimpin dan pewaris dunia. “Kami hendak memberikan karunia kepada orang
orang tertindas di rnuka burni. Kami akan menjadikan mereka pemimpin dan
Dalam sejarah Islam Nabi Muhammad telah memerkenalkan Ideologi dan pewaris bumi” (QS. Al Qashash: 5) “Dan kami wariskan kepada kaum yang
mengubahnya menjadi keyakinan, serta memimpin rakyat kebanyakan dalam tertindas seluruh timur bumi dan seluruh baratnya yang kami berkati. “ (QS. Al
praktek-praktek mereka melawan kaum penindas. Nabi Muhammad lahir dan A’raf : 37).
muncul dari tengah-tengah kebanyakan yang oleh Al Qur’an dijuluki sebagai
“ummi”. Kata “ummi” (yang biasa diartikan buta huruf) menurut Syari’ati (dalam Di tengah-tengah suatu bangsa, ketika orang orang kaya hidup mewah di atas
bukunya Ideologi kaum Intelektual) yang disifatkan pada Nabi berarti bahwa ia penderitaan orang miskin, ketika budak budak merintih dalam belenggu tuannya,
dari kelas rakyat yang termasuk di dalamnya adalah orang orang awam yang butu ketika para penguasa membunuh rakyat yang tak berdaya hanya untuk kesenangan,
huruf, para budak, anak yatim, janda dan orang orang miskin (mustadh’afin) yang ketika para hakim mernihak pemilik kekayaan dan penguasa, mereka memasukkan
luar biasa menderitanya, dan bukan berasal dari orang orang terpelajar, borjuis orang orang kecil yang tidak berdosa ke penjara. Muhammad SAW menyampaikan
dan elite penguasa. Dari komunitas inilah Muhammad memulai dakwahnya untuk pesan Rabbulmusstadh’afin : “Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah
mewujudkan cita cita ideal Islam. dan membela orang yang tertindas, baik laki laki, perempuan dan anak-anak yang
berdo’a, Tuhan kami ! Keluarkanlah kami dari negeri yang penduduknya berbuat
Cita cita ideal Islam adalah, adanya transformasi terhadap ajaran ajaran zalim, dan berilah kami perlindungan dan pertolongan dari sisi Engkau.” (QS. An-
dasar Islam tentang persaudaraan universal (Universal Brotherhood), keseteraan Nisa : 75). Dalam ayat ini menurut Asghar Ali Engineer (dalam bukunya Islam
(Equality) keadilan sosial (Social Justice), dan keadilan ekonomi (Economical dan Teologi Pembebasan) Al-Qur’an mengungkapkan teori “kekerasan yang
Justice) sebuah cita cita yang memiliki aspek liberatif, sehingga dalam usaha membebaskan”, “Perangilah mereka itu, hingga tidak ada fitnah.” (Q.S. Al-Anfal
untuk mewujudkannya membutuhkan keyakinan, tanggung jawab, keterlibatan : 39) Al-Qur’an dengan tegas mengutuk Zulm (penindasan). Allah tidak menyukai
dan komitmen, karena pada dasarnya sebuah ideologi menuntut penganutnya kata-kata yang kasar kecuali oleh orang yang tertindas. “Allah tidak menyukai
bersikap setia (Committed). perkataan yang kasar/jahat (memaki), kecuali bagi orang yang teraniaya….” (QS.
An-Nisa’ : 148).
Dalam usaha untuk mewujudkan cita cita, pertama, persaudaraan universal
dan kesetaraan (equality), Islam telah menekankan kesatuan manusia (unity of Ketiga, Al Qur’an sangat menekankan keadilan ekonomi yang distributive.
mankind) yang ditegaskan dalam Al Qur’an, “Hai manusia ! kami ciptakan kamu Keadilan ini seratus persen menentang penumpukan dan penimbunan harta
dari laki laki dan perempuan, kami jadikan karnu berbangsa-bangsa dan bersuku kekayaan. Al Qur’an sejauh mungkin menganjurkan agar orang orang kaya
suku supaya kamu safing, mengenaL Sungguh yang paling mulia di antara kamu di hartanya untuk anak yatim, janda-janda dan fakir miskin. “Adakah engkau ketahui
sisi Allah adalah yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah maha Mengetahui. “ orang yang mendustakan agarna? Mereka itu adalah orang yang menghardik anak
(QS Al Hujarat) : 13). Ayat ini secara jelas membantah sernua konsep superioritas yatim. Dan tidak menyuruh memberi makan orang miskin. Maka celakalah bagi
rasial, kesukuan, kebangsaan atau keluarga, dengan satu penegasan dan seruan orang yang shalat, yang meraka itu lalai dari shalatnya, dan mereka itu riya, enggan
akan pentingnya keshalehan, baik keshalehan ritual maupun keshalehan sosial, memberikan zakatnya. “ (QS. AI Mauun : 1 7).
sebagaimana Al Qur’an menyatakan, “Hai orang orang yang beriman, hendaklah
kamu berdiri karena Allah, menjadi saksi dengan keadilan. Janganlah karena Al Qur’an tidak menginginkan harta kekayaan itu hanya berputar di antara
kebencianmu kepada suatu kaum, sehingga kamu tidak berlaku adil. Berlaku orang orang kaya saja. “Apa-apa (harta rarnpasan) yang diberikan Allah kepada
adillah, karena keadilan itu lebih dekat kepada taqwa dan takutlah kepada Allah…” Rasul Nya dari penduduk negeri (orang-orang kafir), maka adalah untuk Allah,
(QS. Al Maidah : 8) untuk Rasul, untuk karib kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan
orang yang berjalan, supaya jangan harta itu beredar antara orang orang kaya saja

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
274 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 275

harus diarahkan pada proses rekayasa pembentukan kader yang memiliki kara- gai Zat pencipta (Q.S. Al-A’araf : 172). Bentuk pengakuan tersebut merupakan
kter, nilai dan kemampuan yang berusaha melakukan trans- penggambaran ketaklukan manusia kepada zat yang lebih tinggi. Kesanggupan-
formasi watak dan kepribadian seorang muslim yang utuh (kaffah), nya menerima kontrak primordial tersebut mendapat konsekuensi logis dengan
sikap dan wawasan intelektual yang melahirkan kritisisme, serta orientasi pada peniupan ruh Tuhan ke dalam jasad manusia yang pada akhirnya harus dipertang-
kemampuan profesionalisme. Oleh karena itu untuk memberikan nilai tambah gung jawabkan terhadap apa yang dilakukannya di dunia kepada pemberi mandat
yang optimal bagi pengkaderan HMI, maka ada 3 (tiga) hal yang harus diberi kehidupan.
perhatian serius, pertama, rekruitmen calon kader. Dalam hal ini HMI harus
menentukan prioritas rekruitmen calon kader dari mahasiswa pilihan, yakni Peniupan roh Tuhan sekaligus menggambarkan refleksi sifat sifat Tuhan ke-
input kader yang memiliki integritas pribadi, bersedia melakukan pada manusia. Maka seluruh potensi illahiyah secara ideal dimiliki oleh manusia.
peningkatan dan pengembangan yang terus menerus serta berkelanjutan, memi- Prasyarat inilah yang memungkinkan manusia menjadi khalifah di muka bumi.
liki orientasi prestasi, dan memiliki potensi leadership, serta memiliki kemung- Seyogyanya tugas kekhalifahan manusia di bumi berarti menyebarkan nilai nilai
kinan untuk aktif dalam organisasi. Kedua, proses perkaderan yang dilakukan illahiyah dan sekaligus menginterpretasikan realitas sesuai dengan perspektif ill-
sangat ditentukan oleh kualitas pengurus sebagai penanaggung jawab perkaderan, hiyah tersebut. Namun proses materialisasi manusia melalui jasad menimbulkan
pengelola latihan, pedoman perkaderan dan bahan yang dikomunikasikan serta konsekuensi baru dalam wujud reduksi nilai nilai illahiyah. Manusia hidup dalam
fasilitas yang digunakan. Ketiga, iklim dan suasana yang dibangun harus kondusif realitas fisik yang dalam konteks ini manusia hanya “mengada” (being). Hanya
bagi pertumbuhan dan perkembangan kualitas kader, yakni iklim yang menghar- dengan “kesadaran” (consiosness) lah manusia menemukan realitas “menjadi”
gai prestasi individu, mendorong gairah belajar dan bekerja keras, merangsang (becoming)
dialog dan interaksi individu secara demokratis dan terbuka untuk membangun
sikap krirtis yang menumbuhkan sikap dan pandangan futuristik serta mencip- Manusia yang “menjadi” adalah manusia yang mempunyai kesadaran akan
takan media untuk merangsang tumbuhnya sensitifitas dan kepedulian terhadap aspek transendent sebagai realitas tertinggi dalam hal ini konsepsi syahadat akan
lingkungan sosial yang mengalami ketertindasan. ditafsirkan sebagai monotheisme radikal. Kalimat syahadat pertama berisi negasi
yang seolah meniadakan semua yang berbentukTuhan. Kalimat kedua lalu men-
Untuk memberikan panduan (guidence) yang dilaksanakan dalam setiap pros- jadi afirmasi sekaligus penegasan atas Zat yang maha tunggal (Allah). Menjiwai
es perkaderan HMI, maka dipandang perlu untuk menyusun pedoman perkaderan konsepsi di atas maka perjuangan kernanusiaan adalah melawan segala sesuatu
yang merupakan strategi besar (grand strategy) perjuangan HMI dalam menjawab yang membelenggu manusia dari yang di-Tuhan-kan. Itulah thogut dalam pers-
tantangan organisasi yang sesuai dengan setting sosial dan budaya yang berlaku pektif Qur’an.
dalam konteks zamannya.
Dalam menjalani fungsi kekhalifahannya maka internalisasi sifat Allah dalam
diri manusia harus menjadi sumber inspirasi. Dalam konteks ini tauhid menjadi
BAB I aspek progresif dalam menyikapi persoalan persoalan mendasar manusia. Karena
POLA UMUM PERKADERAN HMI Tuhan adalah pemelihara kaum yang lemah (rabbulmustadh’afin); maka menela-
dani Tuhan juga berarti keberpihakan kepada kaum mustadh’afin. Pemahaman ini
• Landasan Perkaderan akan mengarahkan pada pandangan bahwa ketauhidan adalah nilai nilai yang ber-
Landasan perkaderan merupakan pijakan pokok atau pondasi yang dijadikan sifat transformatif, nilai nilai yang membebaskan, nilai yang berpihak dan nilai
sebagai sumber inspirasi dan motivasi dalam proses perkaderan HMI. Untuk itu, nilai yang bersifat revolusioner. Spirit inilah yang harus menjadi paradigma dalam
dalam melaksanakan perkaderan HMI bertitik tolak pada 5 (lima) landasan, seba- sistem perkaderan HMI.
gai berikut :
• Landasan Ideologis
• Landasan Teologis Islam sebagai landasan nilai yang secara sadar dipilih untuk menjawab
Sesungguhnya ketauhidan manusia adalah fitrah (Q.S. Ar-Rum : 30) yang di- kebutuhan kebutuhan serta masalah-masalah yang terjadi dalam suatu komunitas
awali dengan perjanjian primordial dalam bentuk pengakuan kepada Tuhan seba- masyarakat (transformatif). Ia mengarahkan manusia untuk mencapai tujuan dan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
272 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 273

PEDOMAN PERKADERAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
MUKADDIMAH

Asyhadualla ilaha illallah Wa asyhadu anna Muhammadarrasulullah


(Aku Bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah
dan Aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah)

Sesungguhnya Allah telah mewahyukan Islam sebagai ajaran yang haq dan
sempurna untuk mengatur ummat manusia kehidupan sesuai dengan fitrahnya se-
bagai khalifah di muka bumi. Sebagai khalifah, manusia dituntut menge-
jawantahkan nilai-nilai illlahiyah di bumi dengan kewajiban mengabdikan diri
semata-mata kehadirat-Nya. Meneladani Tuhan dengan bingkai pangabdian ke-
hadirat-Nya melahirkan konsekuensi untuk melakukan pembebasan (libera-
tion) dari belenggu-belenggu selain Tuhan. Dalam konteks ini seluruh penindasan
atas kemanusiaan adalah thagut yang harus dilawan. Inilah yang menjadi subtansi
dari persaksian primordial manusia (syahadatain).

Dalam melaksanakan tugan kekhalifahannya, manusia harus tampil untuk


melakukan perubahan sesuai dengan misi yang diemban oleh para Nabi, yaitu
menjadikan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Rahmat bagi seluruh alam
menurut Islam adalah terbentuknya masyarakat yang menjunjung tinggi
semangat persaudaraan universal (universal brotherhood), egali-
ter, demokratis, berkeadilan sosial (social justice), dan berkeadaban (soscial
civilization), serta istiqomah melakukan perjuangan untuk membebaskan
kaum tertindas (mustadh’afin).

HMI sebagai organisasi kader juga diharapkan mampu menjadi alat per-
juangan dalamn mentransformsikan gagasan dan aksi terhadap rumusan cita yang
ingin dibangun yakni terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang berna-
faskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur
yang dirindhoi Allah SWT.

Dalam Aktivitas keseharian, HMI sebagai organisasi kader platform yang jelas
dalam menyusun agenda, perlu mendekatkan diri pada realitas masyarakat dan se-
cara intens berusaha membangun proses dialektika secara obyektif dalam pen-
capaian tujuannya. Daya sorot HMI terhadap persoalan, tergambar pada penyika-
pan kader yang memiliki keberpihakan terhadap kaum tertindas (mustadh’afin)
serta memperjuangkan kepentingan kelompok ini dan membekalinya dengan
senjata ideologis yang kuat untuk melawan kaum penindas (mustakbirin).
Agar dapat mewujudkan cita-cita di atas, maka seyogyanya perkaderan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
270 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 271

GAMBAR 9

BARET HMI

BAGIAN KELIMA BELAS


PEDOMAN PERKADERAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
HASIL KONGRES XXV MAKASSAR

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
268 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 269

GAMBAR 7 GAMBAR 8

PAPAN NAMA GORDON (SELEMPANG) HMI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
266 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 267

GAMBAR 5 GAMBAR 6

KARTU ANGGOTA
PECI / MUTS

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
264 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 265

GAMBAR 3 GAMBAR 4

BENDERA STEMPEL HMI

Hijau

Hijau

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
262 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 263

GAMBAR 1 GAMBAR 2

LAMBANG HMI LENCANA / BADGE HMI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
260 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 261

b. Tulisan kartu anggota dan nama Cabang Warna : Bagian atas hijau dan hitam berbanding
sebelah tengah atas sama besar (dilihat dari depan hitam
c. Kalimat syahadat, sebelah bawah dan di sebelah kiri)
kurung dengan segi empat Isi : Lambang HMI sepenuhnya (lihat gambar)
d. Nomor anggota
e. Masa berlaku
Halaman belakang :
a. Nama
b. Tempat / Tanggal Lahir
c. Alamat
d. Perguruan Tinggi / Komisariat
e. Jenis Kelamin
f. Jabatan
g. Pas foto, sebelah kiri bawah (ukuran 2 x 3)
h. Tanggal pembuatan
i. Pengurus HMI Cabang yang membuat (ditanda-
tangani langsung)

VI. PAPAN NAMA HMI


Gambar : Lihat gambar
Ukuran : Untuk PB HMI 200 x 150 cm
Untuk BADKO HMI 180 x 135 cm
Untuk HMI Cabang 160 x 120 cm
Isi : - Lambang HMI
- Nama tingkat kepengurusan
- Alamat
Warna : - Dasar Papan : Hijau
- Tulisan : Putih

VII. GORDON (SELEMPANG) HMI


Gambar : Lihat gambar
Ukuran : Hitam dan hijau dalam perbandingan yang seim
bang
Pemakaian : Dilakukan pada leher dan dipakai pada acara –
acara yang bersifat ekstrim (umum)
Lambang / Lencana : Digantungkan pada ujung selempang dengan
ukuran yang seimbang

VIII. BARET HMI


Gambar : Lihat gambar
Bentuk : Bundar

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
258 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 259

ATRIBUT ORGANISASI
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

I. LENCANA / BAGDE HMI


Lencana adalah lambang HMI yang pemakaiannya di baju, oleh karena itu
gambar, ukuran, bentuk warna dan isinya sama persis dengan lambang HMI.
(lihat lampiran).

II. BENDERA
Gambar : Lihat lampiran.
Bentuk : Panjang : Lebar = 3 : 2
Warna : Hijau dan Hitam dalam perbandingannya yang
seimbang
Isi : Lambang HMI sepenuhnya (lihat gambar)

III.STEMPEL
Gambar : Lihat lampiran
Bentuk : Oval Garis
Di tengah lambang HMI
Separuh sebelah bawah nama badan
Warna : Hijau

IV. MUTS (PECI) HMI


Gambar : Lihat gambar
Bentuk : Perbandingan berimbang
Warna : bagian atas : hitam dan hijau (hitam sebelah
kanan, hijau sebelah kiri)
Bagian samping kiri : hijau : hitam (1 : 2)
Bagian samping kanan : hijau : hitam (2 : 1)
Bagian samping kiri diberi pita warna putih :
panjang setinggi muts dan lebar 3,5 cm dan
guntingan 17 helai

V. KARTU ANGGOTA
Gambar : Lihat gambar
Bentuk : Empat persegi panjang
Ukuran : 9,5 x 6,5 cm
Warna : Kertas (dasar) : putih, tulisan : hitam
Isi : Halaman muka :
a. Lambang HMI sebelah kiri atas

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
256 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 257

BAGIAN KEEMPAT BELAS


ATRIBUT ORGANISASI
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
254 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 255

2. Tata Cara Pengesahan/Prosedur Pengesahan Pengurus Lembaga VI. PENGESAHAN PENGURUS KOMISARIAT
Pengembangan Profesi/Korkom/rayon disesuaikan dengan Tata Cara/
Prosedur Pengesahan Pengurus Bakornas. 1. Pengesahan Pengurus HMI Komisariat dilakukan oleh Pengurus HMI Cabang
2.1. Selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari, Musyawarah Lembaga 2. Periodesasi kepengurusan Komisariat adalah 1 (satu) tahun terhitung semenjak
Pengembangan Profesi / Muskom / Musyawarah Rayon / Pengurus diterbitkannya Surat Keputusan HMI Cabang, setelah itu Pengurus HMI
Lembaga-Lembaga Pengembangan Profesi /Korkom /Rayon Komisariat harus mengadakan Rapat Anggota Komisariat (RAK).
Demisioner harus menyampaikan hasil-hasil Ketetapan Musyawarah 3. Tata cara/prosedur pengesahan Pengurus Komisariat disesuaikan dengan tata
kepada HMI Cabang terdiri dari : cara/prosedur pengesahan Pengurus HMI Cabang sebagaimana di bawah ini :
a. Surat Keputusan Musyawarah tentang : 3.1. Selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah pelaksanaan Rapat
1). Agenda Acara dan Tata Tertib Musyawarah Anggota Komisariat (RAK) Pengurus Komisariat Demisioner harus
2). Presidium/Pimpinan Sidang Musyawarah menyampaikan hasil-hasil ketetapan RAK kepada HMI cabang terdiri
3). Pengesahan Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan dari :
Pernyataan Demisioner Pengurus 3.1.1. Agenda Acara dan Tata Tertib RAK
4). Program Kerja, Rekomendasi intern dan Rekomendasi extern 3.1.2. Presidium/Pimpinan Sidang RAK
organisasi 3.1.3. Pengesahan Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus HMI
5). Ketua Umum Tata Tertib Pemilihan Ketua Umum/Formateur Komisariat dan pernyataan Demisioner
dan Mide formateur 3.1.4. Tata Tertib Pemilihan Ketua Umum Formateur dan Mide
b. Surat Keputusan Ketua Umum/Formateur dan Mide Formateur Formateur
tentang Susunan Personalia Pengurus (asli dan ditandatangani 3.1.5. Ketua Umum/Formateur dan Mide Formateur
langsung) paling tidak oleh salah satu Mide Formateur. 3.1.6. Calon-calon Anggota Majelis Pekerja Rapat Anggota Komisariat
(RAK).
2.2. Hendaknya pelaksanaan Musyawarah lLembaga/Muskom Rayon 3.2. Dalam Surat Keputusan Ketua Umum/Formateur dan Mide Formateur
dirangkaikan dengan pelaksanaan Konferensi Cabang tentang Susunan Personalia Pengurus Komisariat
3.3. Biodata pengurus dan tanda kesediaan menjadi Pengurus HMI
2.3. Jumlah Personalia Pengurus Lembaga Pengembangan Profesi HMI Komisariat
Cabang/Korkom/Rayon disesuaikan dengan pembidangan kerja dan
kebutuhan Dalam keadaan tertentu 3.1.3 dan 3.1.4 dapat ditanda tangani oleh Presidium
RAK dengan diketahui oleh Ketua Umum/Formateur dan Mide Formateur.
2.4. Setiap Pengurus Lembaga/Korkom/Rayon harus menyatakan
kesediaannya diserta dengan biodata pribadi dan menjadi arsip bagi Pelantikan Pengurus HMI Komisariat dilaksanakan oleh HMI Cabang atau
Pengurus HMI Cabang oleh HMI Korkom setelah mendapat mandat dari pengurus HMI Cabang.

Pengurus HMI Cabang mengeluarkan Surat Keputusan Tentang Susunan Hal-hal lain yang belum diatur dalam pedoman ini ditetapkan kemudian dengan
Personalia Lembaga Pengembangan Profesi/Korkom/Rayon dan selambat- aturan tersendiri/kebijaksanaan Pengurus Cabang HMI.
lambatnya 15 (lima belas) hari setelah diterbitkannya Surat Keputusan, maka harus
segera dilakukan pelantikan oleh Pengurus HMI Cabang yang bersangkutan. VII. PENUTUP

Demikianlah pedoman ini dibuat agar menjadi pegangan setiap aparat Pengurus
HMI dalam rangka menyelenggarakan penyeragaman pengurus HMI.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
252 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 253

kepada PB HMI. Hendaknya pelaksanaan Munas Musda dirangkaikan 2.1.1. Agenda Acara dan Tata Tertip Konfercab/Muscab
dengan Kongres HMI. 2.1.2. Presedium/Pimpinan Sidang Konfercab
Hasil-hasil ketetapan Munas/Musda yang harus disampaikan kepada HMI, 2.1.3. Pengesahan Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus HMI
terdiri dari : Cabang dan Peryataan Demisioner Pengurus HMI.
2.1 Surat keputusan Munas/Musda tentang : 2.1.4. Program Kerja, Rekomendasi Intern dan Rekomendasi
- Agenda Acara dan Tata Tertib Munas/Musda. extern organisasi
- Presidium/Pimpinan Sidang Munas/Musda. 2.1.5. Musyawarah Anggota KOHATI Cabang
- Pengesahan Laporan Pertanggung jawaban Pengurus dan Pernyataan 2.1.6. Tata Tertib Pemilihan Ketua Umum/Formateur dan Mide
Demisioner Pengurus. Formateur
- Program Kerja, Rekomendasi Intern dan Rekomendasi Ekstern 2.1.7. Calon-calon Anggota Majelis Pekerja Konferensi Cabang
Organisasi (MPKC)
- Tata Tertib Pemilihan Ketua Umum/Formateur dan Mide 2.1.8. Ketua Umum/Formateur dan Mide Formateur
Formmateur.
- Ketua Umum/Formateur dan Mide Formateur. 2.2. Surat Keputusan Ketua Umum/Formateur dan Mide Formateur
b) Surat Keputusan Ketua Umum/Formateurdan Mide Formateur tentang tentang Susunan Personalia Pengurus (asli) dan (ditandatangani
Susunan Personalia Pengurus (asli dan ditandatangani langsung) paling langsung) paling tidak oleh salah satu Mide Formateur.
tidak oleh salah satu Mide Formateur.
c) Jumlah Pengurus Bakornas/Badko dikaitkan dengan kebutuhan sesuai 2.3. Biodata pengurus dan tanda kesediaan menjadi Pengurus HMI
dengan pembidangan kerja Bakornas/Badko. Cabang

2.2 Setiap Pengurus Bakornas/Batko HMI harus menyatakan kesediaannya 2.4. Berkas pada point (2.1), (2.2) dan (2.3) disampaikan kepada PB
disertai dengan biodata pribadi dan menjadi arsip PB HMI. HMI dengan Surat Pengantar dari Pengurus Demisoner

2.3 Pengurus Besar HMI menerbitkan Surat Keputusan HMI tentang 2.5. Dalam keadaan tertentu point (2.4) dapat ditandatangani langsung
Susunan Personalia Pengurus Bakornas/Badko MHI selambat- oleh Presidium Konfercab/Muscab yang diketahui oleh Ketua
lambatnya 15 (lima belas) hari setelah diterbitkannya surat keputusan Umum/Formateur dan Mide Formateur
PB HMI tentang Susunan Personalia Bakornas/Badko HMI, maka harus
segera mengadakan pelantikan oleh Pengurus Besar HMI. 2.6. Pelantikan HMI Cabang dilaksanakan oleh Badko HMI setempat.

IV. PENGESAHAN PENGURUS CABANG 2.7. Pengesahan Pengurus KOHATI Cabang dengan Surat Keputusan
Pengurus Cabang dan Tata Cara Pengesahan KOHATI Cabang
1. Periodesasi kepengurusan HMI Cabang adalah 1 (satu) tahun terhitung disesuaikan dengan tata cara pengesahan Pengurus KOHATI PB
semenjak diterbitkannya Surat Keputusan PB HMI dan setelah itu Pengurus HMI.
HMI Cabang menyelengarakan Konferensi/Musyawarah Anggota
Cabang.
V. PENGESAHAN PENGURUS KORKOM/RAYON LEMBAGA
2. Selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah Pelaksanaan Konferensi PENGEMBANGAN PROFESI HMI CABANG
Cabang/Musyawarah Anggota Cabang Pengurus Cabang Demisioner
harus menyampaikan hasil-hasil Konferensi Cabang/Musyawarah Anggota 1. Pengesahan Pengurus Lembaga Pengembangan Profesi HMI Cabang/
Cabang Kepada PB HMI yang terdiri dari: Korkom/Rayon dilakukan oleh Pengurus HMI Cabang.
2.1. Surat Keputusan Konfercab/Muscab tentang :

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
250 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 251

PENJELASAN MEKANISME PENGESAHAN


PENGURUS HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

I. PENDAHULUAN

Dalam rangka menyeragamkan/menertibkan aparat organisasi khususnya


berkenaan dengan penerbitan surat keputusan, maka diperlukan adanya suatu
pedoman/tata cara pengesahan pengurus HMI hendaknya memperhatikan
aspek kebutuhan organisasi, dokumentasi dan dapat dipertanggungjawabkan
keabsahannya

II. PENGESAHAN PENGURUS BESAR


1. Ketua umum/fourmatur terpilih diambil sumpahnya dihadapan peserta
Kongres
2. Susunan personalia disahkan berdasarkan Surat Keputusan Formateur,
Ketua Umum dan Mide Formateur Kongres.
3. Jumlah personalia pengurus besar disesuaikan dengan kebutuhan
pembidangan kerja ditingkat Pengurus Besar.
4. Setiap personalia pengurus besar mernyatakan kesediaannya menjadi
pengurus dengan disertai biodata pribadi dan menjadi arsip PB HMI.
5. Selambat- lambatnya setelah berakhirnya Kongres Formateur/Ketua Umum
dan Mide Formateur Kongres harus sudah dapat menyusun penyusun
susunan personalia pengurus, dan 15 (lima belas) hari setelah pengurus
terbentuk Pengurus Besar Demisioner harus mengadakan serah terima
jabatan kepada Pengurus Besar yang baru.

III. PENGESAHAN PENGURUS KOHATI PB HMI, BAKORNAS


LEMBAGA PENGEMBANAN PROFESI DAN BADKO

1. Untuk KOHATI HMI setelah terbentuknya susunan Pengurus Besar, maka


Ketua Umum /Formateur bersama Mide Formateur Kohati PB HMI dalam
waktu 15 ( lima belas ) hari sudah dapat menyusun personalia pengurus
disesuaikan dengan kebutuhan pembidangan kerja KOHATI Nasional dan
masing-masing personalia harus menyatakan kesediaannya sesuai dengan
biodata pribadi.

2. Selambat-lambatnya selama 15 (lima belas) hari Munas Lembaga


Pengembangan Profesi/Musda Badko HMI, pengurus BAKORNAS/Badko
HMI Demisioner harus menyampaikan hasil-hasil Ketetapan Munas/Musda

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
248 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 249

b. Mendengarkan keterangan – keterangan dari semua unsur yang hadir dalam


komisi.

c. Mengajukan saksi – saksi, fakta – fakta apabila diperlukan/diminta oleh


unsur-unsur yang hadir.

d. Mengambil keputusan secara adil dan jujur tanpa dipengaruhi oleh siapapun
kecuali tunduk kepada AD/ART, pedoman organisasi dan peraturan lainnya,
disertai tanggung jawab kepada Allah SWT.

6. Keputusan

a. Keputusan komisi khusus disyahkan oleh Konferensi/konres dengan


persetujuan paling sedikit 2/3 dari jumlah peserta konferensi/kongfres.

b. Apabila keputusan komisi khusus konfernsi tidak tercapai maka persoalan


tersebut dibawa ke Kongres melalui pengurus besar untuk naik banding BAGIAN KETIGA BELAS
dengan disertai rekomendasi cabang. PENJELASAN MEKANISME PENGESAHAN
PENGURUS HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
C. PENUTUP

Prosedur ini dilakukan penyelesaian dengan musyawarah dengan berdasarkan


ukhuwah Islamiyah tidak menghasilkan keputusan.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
246 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 247

2. Anggota dapat diskor atau dipecat 2. Komisi Khusus Pembelaan Diri

2.1. Bertindak dan bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah a. Komisi khusus adalah komisi untuk pembelaan diri yang dibuat berdasarkan
ditetapkan HMI pengaduan penolakan ketidaksetujuan atas skorsing/pemecatan.

2.2. Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik HMI b. Komisi ini merupakan hak yang bersangkutan dan merupakan intern
organisasi
2.3. Anggota yang dipecat/diskorsing, dapat melakukan pembelaan dalam
forum ditunjuk untuk itu c. Komisi ini diselenggarakan oleh Pengurus Cabang dibantu oleh Pengurus
Badko dan Pengurus Cabang.
2.4. melakukan tindakan kriminal
d. Komisi ini diselenggarakan dalam Komisi khusus seperti Konferensi
3. Tata Cara Skorsing/Pemecatan Cabang atau Kongres

3.1. Tuntutan skorsing/pemecatan dapat diajukan oleh pengurus Komisariat 4. Syarat Sahnya Komisi Khusus adalah :
atau pengurus Cabang
a. Berdasarkan permintaan/pengaduan dari yang bersangkutan, ditujukan
a. Skorsing/ pemecatan dapat dilakukan oleh Pengurus Cabang atau kepada Pengurus HMI Cabang dengan tembusan kepada Pengurus Korkom
Pengurus Besar dan Komisariat yang bersangkutan.

b. Skorsing/ pemecatan dapat dilakukan dengan tiga kali peringatan b. Berdasarkan permintaan/pengaduan dari yang bersangkutan, ditujukan
terlebih dahulu kepada Pengurus Besar HMI dengan tembusan kepada Pengurus Badko,
Pengurus HMI Cabang dan HMI Komisariat bersangkutan.
c. Dalam hal-hal luar biasa, skorsing/pemecatan dapat dilakukan
secara langsung terhadap anggota c. Surat permintaan/pengaduan paling lambat diterima 2 (dua) minggu
sebelum Konferensi cabang atau Kongres
d. Skorsing/ pemecatan pengurus, terlebih dahulu dilakukan pencabutan
jabatan sebagai pengurus oleh instansi yang berwenang. d. Dihadiri oleh pengurus cabang, seluruh ketua umum korkom, ketua umum
komisariat yang bersangkutan dan anggota yang mengadu.
B. PEMBELAAN DIRI
e. Dihadiri oleh pengurus besar, seluruh ketua umum Badko, Ketua Umum
1. Ketentuan Umum Cabang yang bersangkutan dan anggota yang mengadu.

a. Anggota yang dikenakan skorsing/ pemecatan diberikan kesempatan f. Dipimpin oleh seorang presidium sidang konferensi/Kongres dan dibantu
membela diri dalam Koferensi/ Kongres oleh seorang sekretaris.

b. Apabila yang bersangkutan tidak menerima keputusan Konferensi, maka


dapat mengajukan/meminta banding dalam Kongres sebagai pembelaan 5. Tugas Pimpinan Komisi Khusus
terakhir.
a. Mengambil sumpah seluruh peserta /saksi hidup, dengan mengucapkan
“Demi Allah “(Wallahi)”

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
244 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 245

salah satu organisasi yang dikehendaki b. Pengurus Cabang, apabila yang bersangkutan menduduki jabatan
yang ditetapkan oleh/dengan Surat Keputusan Pengurus Cabang.
1.3. Apabila yang bersangkutan tidak mengindahkan peringatan yang c. Sidang Pleno dan/atau Kongres, apabila yang bersangkutan
diberikan sebanyak-banyaknya tiga kali peringatan, maka kepadanya menduduki Pengurus Besar.
akan dikenakan sanksi, tuduhan pelanggaran ART HMI dan selanjutnya
dapat diskor/dipecat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. 3.3. Pengurus HMI yang dikenakan skorsing/pemecatan diberikan
kesempatan untuk mengadakan pembelaan diri (ART HMI Pasal 10
1.4. Anggota HMI yang dikenakan skorsing/pemecatan diberikan ayat c).
kesempatan untuk mengadakan pembelaan di dalam forum yang diatur
secara tersendiri. IV. PENUTUP

2. Sanksi Rangkap Jabatan Peraturan ini disusun untuk menjadi pegangan dalam mengambil keputusan.
Keputusan dimaksud diambil melalui forum musyawarah untuk mufakat sebagai
2.1. Seorang yang sedang menduduki suatu jabatan di struktur kepengurusan upaya pertama. Peraturan ini hendaknya dipatuhi secara kreatif dan dimanis serta
HMI (Pengurus HMI) dalam waktu bersamaan juga menduduki jabatan memperhatikan dan mengutamakan azas kepentingan organisasi HMI..
dalam struktur/kepemimpinan organisasi lain di luar HMI, diberikan
peringatan, saran agar yang bersangkutan memilih salah satu jabatan
yang dikehendaki PENJELASAN SANKSI ANGGOTA

2.2. Apabila yang bersangkutan tidak mengindahkan peringatan yang A. SANKSI


diberikan kepadanya (sebanyak-banyaknya 3 kali peringatan) kepadanya
dapat dikenakan tuduhan melanggar pasal 10 ART HMI, dan selanjutnya 1. Sanksi Anggota
dikenakan sanksi skorsing/pemecatan dengan ketentuan yang berlaku.
Dalam rangka mengatur tentang sanksi anggota maka diperlukan adanya
2.3. Skorsing/pemecatan dikenakan kepada yang bersangkutan atas statusnya penjelasan sebagaimana yang tercantum di dalam pasal 10 ART.
sebagai anggota bukan atas kedudukannya sebagai Pengurus.
1.1. NK adalah bentuk hukuman sebagai bagian proses pembinaan
Instansi yang berwenang mengeluarkan surat keputusan skorsing/pemecatan yang diberikan organisasi kepada anggota yang melalaikan tugas,
adalah Cabang dan Pengurus Besar melanggar ketentuan organisasi, merugikan atau mencemarkan nama
baik organisasi, dan/atau melakukan tindakan kriminal dan tindakan
3. Akibat Skorsing melawan hukum lainnya.

3.1. Anggota yang terkena sanksi skorsing/pemecatan harus ditinjau dahulu a. NK dapat berupa teguran, peringatan, skorsing, pemecatan atau
kedudukannya di dalam kepengurusan HMI bentuk lain yang ditentukan oleh pengurus.

3.2. Peninjauan terhadap kedudukannya di dalam kepengurusan HMI b. Anggota biasa yang pernah mendapatkan sangsi skorsing tidak
dilakukan oleh : dapat menjadi pengurus.

a. Pengurus Besar HMI apabila yang bersangkutan menduduki jabatan c. Anggota yang dikenakan NK dapat mengajukan pembelaan di
yang ditetapkan oleh/dengan Surat Keputusan Pengurus Besar forum yang ditunjuk untuk itu.
HMI.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
242 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 243

ketentuan/peraturan tersendiri Presiden Mahasiswa, Ketua lembaga penelitian, dan lain-lain.

d. Anggota HMI yang mempunyai kedudukan pada organisasi lain di luar HMI 2.3 Anggota HMI yang tidak menduduki suatu jabatan di struktur
harus menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan AD/ART dan ketentuan- kepengurusan / kepemimpinan organisasi atau anggota HMI yang tidak
ketentuan lainnya. menduduki suatu jabatan di struktur kepengurusan HMI (bukan Pengurus
HMI) tetapi menduduki suatu jabatan di struktur/kepemimpinan
1. Pengertian Rangkap Anggota organisasi atau bdan-badan lain di luar HMI tidak termasuk kategori
rangkap jabatan.
1.1. Yang dimaksud dengan rangkap anggota adalah seorang anggota HMI
yang juga menjadi anggota organisasi lain di luar HMI dalam waktu 2.4 Demikian pula sebaliknya pengurus HMI yang menjadi anggota (bukan
yang bersamaan. pengurus organisasi atau badan-badan lain di luar HMI).

1.2. Organisasi yang dapat dirangkap adalah :


a. Organisasi sosial kemasyarakatan yang identitas, azas tujuan dan III. SANKSI-SANKSI ATAS RANGKAP ANGGOTA DAN RANGKAP
usahanya tidak bertentangan dengan identitas, azas, tujuan dan JABATAN
usaha HMI.
b. Badan-badan lain di luar HMI, seperti instansi lembaga-lembaga
pemerintah atau swasta dengan ketentuan-ketentuan tersebut pada Pasal 10 ART HMI Menyebutkan :
point (a).
Anggota dapat diskor atau dipecat karena :
1.3. Pada prinsipnya rangkap anggota dilarang, kecuali atas persetujuan a. Bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh
pengurus HMI Cabang dengan ketentuan-ketentuan tersebut di atas. HMI
b. Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik HMI

2. Pengertian Rangkap Jabatan Pasal 5 ayat (b) ART

2.1 Yang dimaksud dengan rangkap jabatan adalah anggota HMI yang Anggota telah kehilangan keanggotaannya karena :
sedang menduduki suatu jabatan struktural kepengurusan pada a. Telah habis masa keanggotaannya
organisasi lain. b. Meninggal dunia
c. Atas permintaan sendiri
2.2 Jabatan yang dimaksud (2.1) di atas adalah jabatan struktural, bukan d. Menjadi anggota partai politik
jabatan fungsional dan dengan memperhatikan pertimbangan- e. Diberhentikan atau dipecat
pertimbangan tertentu. Jabatan struktural adalah jabatan yang bersifat
struktural (hierarchi) seperti; Pengurus Komisariat, Cabang, Pengurus 1. Sanksi Rangkap Anggota :
Besar dan semacam Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpinan
Daerah Tingkat I (DPD Tingkat Propinsi), Dewan Pimpinan Cabang dan 1.1. Anggota HMI yang menjadi anggota organisasi lain dengan persetujuan
semacamnya (OKP atau Organisasi Partai Politik). Jabatan fungsional Pengurus HMI Cabang dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan
adalah jabatan tanpa hierarchi vertikal seperti jabatan profesi, jabatan ex terdahulu tidak dikenakan sanksi.
officio jabatan yang secara otomatis dimiliki karena jabatan tertentu)
dengan memperhatikan 1.2. Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan yang dimaksud di atas
pertimbangan-pertimbangan organisatoris. Seperti Ketua Senat/ diberikan peringatan yang berisi saran agar yang bersangkutan memilih

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
240 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 241

PENJELASAN RANGKAP ANGGOTA/JABATAN


DAN SANKSI ANGGOTA

I. PENDAHULUAN

Dalam rangka mengatur rangkap anggota jabatan maka diperlukan adanya


penjelasan, khususnya apa yang dijelaskan pada pasal 9 ART HMI tentang rangkap
anggota dan rangkap jabatan.

Untuk itu adanya penjelasan mengenai hal ini, khususnya apa yang telah
digariskan pada pasal 9 ART HMI tentang keanggotaan dan rangkap jabatan.

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berstatus sebagai organisasi


mahasiswa berfungsi sebagai organisasi kader berperan sebagai sumber insani
pembangunan bangsa. Mengantarkan HMI pada kenyataan :
1. Besarnya produk pengkaderan baik secara kualiattif maupun secara kuantitatif
yang tidak seimbang dengan penyediaan lapangan kegiatan/aktifitas.

2. Kecenderungan output yang lebih berorientasi kepada struktur kekuasaan/


kepemimpinan dari pada orientasi kegiatan.

3. Timbulnya kecenderungan rangkap anggota pada organisasi lain yang pada


gilirannya mengarah pada rangkap jabatan. Kecenderungan-kecenderungan di
atas, pada akhirnya akan berbenturan dengan ketentuan-ketentuan organisasi
yang dirasa kurang jelas, kurang memadai dan belum menjawab persoalan
secara tuntas, yang mengakibatkan timbulnya masalah-masalah penafsiran
produk kelembagaan HMI.

II. PENJELASAN TENTANG RANGKAP ANGGOTA DAN RANGKAP


JABATAN

Pasal 9 ART HMI menyebutkan :


a. Dalam keadaan tertentu anggota HMI dapat merangkap menjadi anggota
organisasi lain atas persetujuan Pengurus HMI Cabang.

b. Pengurus HMI tidak dibenarkan untuk merangkap jabatan pada organisasi lain
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. Ketentuan rangkap jabatan seperti dimaksud pada ayat (b) di atas, diatur dalam

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
238 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 239

baik HMI. Langkah hukum juga ditegaskan untuk segera diambil oleh PB
HMI, sebagai solusi terakhir atas masih adanya sekelompok orang yang
menggunakan kata ”HMI MPO”.
8. Kongres HMI menyampaikan doa yang setulus-tulusnya, semoga para
pendiri HMI, dan seluruh alumni HMI yang telah berpulang kerahmatullah
diberikan tempat yang layak disisi Allah SWT, dan kepada yang masih
hidup agar diberikan akal yang sehat, dan jiwa yang bersih untuk beribadah
kepada Allah SWT sesuai profesi masing-masing.

III. Penutup

Demikian rekomendasi Kongres XXVI HMI di Palembang di buat untuk


dilaksanakan secara bertanggungjawab, semoga ridha Allah SWT senantiasa
menyertai seluruh aktifitas kita semua.

Billahitaufiq Wal Hidayah

BAGIAN KEDUA BELAS


PENJELASAN RANGKAP ANGGOTA/JABATAN
DAN SANKSI ANGGOTA

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
236 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 237

dibatasi maksimal 5-7 partai politik saja. Untuk mewujudkan hal itu HMI menjadikan buku Islam Doktrin dan Peradaban karya Nurcholish Madjid
mendesak agar pembetukan partai-partai politik baru dihentikan, dan sebagai buku wajib untuk LK 1 HMI.
persyaratan untuk menjadi peserta pemilu dipersulit dengan Undang- 3. Menugaskan kepada PB HMI untuk melaksanakan Up Grading Instruktur
Undang. Nasional untuk NDP sebanyak 4 angkatan selama 1 periode kepengurusan.
Kepada PB HMI dan seluruh Jajaran HMI diinstruksikan untuk memantau Serta menugaskan HMI Cabang seluruh Indonesia untuk melaksanakan
pelaksanaan pemilu legislatif dan eksekutif agar benar-benar berlangsung Up Grading NDP masing-masing 2 angkatan dalam satu periode
jujur adil sesuai amanat UU. kepengurusan.
4. Menugaskan HMI komisariat untuk memperdalam NDP bagi setiap kader-
II. Rekomendasi Internal kader lepasan LK I HMI diwilayah kerjanya masing-masing.
5. Memberikan kesempatan kepada Ketua Umum PB HMI terpilih untuk
Memperhatikan kondisi internal HMI, kita patut prihatin dengan semakin menyusun kepengurusan bersama Mide Formateur Kongres dengan
berkurangnya daya saing organisasi. Namun bukan berarti bahwa kesempatan ketentuan maksimal 47 (tahun kelahiran HMI) orang anggota Pengurus Besar,
untuk melakukan pembenahan-pembenahan telah tertutup sama sekali. Karena yang di dalamnya ada representasi 30 persen (mengikuti kecenderungan
itu, Kongres XXVI merekomendasikan upaya-upaya perbaikan internal organisasi tuntutan aktifis perempuan nasional) perempuan. Keseluruhan dari jumlah
dengan pertimbangan sebagai berikut: kepengurusan merepresentasikan seluruh provinsi di Indonesia. Dalam
1. Bahwa letak persoalan yang paling penting dihadapi oleh HMI berasal penyusunannya, tetap mengacu kepada Anggaran Dasar dan Anggaran
dari kader-kader HMI sendiri. Dewasa ini, terlihat bahwa kader-kader Rumah Tangga HMI.
HMI terutama yang aktif di kepengurusan, semakin tidak antusias 6. Merekomendasikan kepada pengurus besar HMI untuk menyediakan
mengembangkan kualitas individunya. sekretariat permanen bagi sentra aktifitas PB HMI. Untuk menghindari
2. Militansi kader yang rendah, karena tidak didukung oleh daya nalar berlarut-larutnya persoalan di sekretariat PB HMI saat ini, Kongres HMI
dan skill yang kuat, sehingga mudah diombang-ambingkan oleh isu-isu memberikan keluasan kepada PB HMI untuk mencari tempat baru yang
dari luar. Tentu tidak semua isu yang datang dari luar harus ditepis, tapi representatif.
setidaknya, respons atas sebuah isu hendaknya mampu dikritisi secara 7. Bahwa konflik di kalangan KAHMI dalam banyak bentuk, telah merusak
intelektual sebelum diberi apresiasi. citra HMI sebagai organisasi intelektual yang bernafaskan Islam, serta
3. Hilangnya ruh perkaderan, akibat dipakasakannya ”NDP Baru” melalui menjadi beban psikologis bagi kader dan pengurus HMI. Karena itu,
cara-cara yang tidak intelek (voting), pada Kongres Makassar. Ironisnya, Kongres HMI menegaskan bahwa alumni HMI diperbolehkan membentuk
setelah diputuskan dengan cara pemaksaan kehendak seperti itu, tidak wadah bernama Korps Alumni HMI disingkat KAHMI, tetapi tidak lebih
ditemukan langkah-langkah yang dilakukan untuk membuktikan bahwa dari satu wadah. Karena itu, mengingat realitas yang ada saat ini (lebih dari
konsep itu, layak dipertanggungjawabkan. Realitasnya, pasca Kongres satu), Kongres HMI memutuskan memberikan kesempatan kepada masing-
makassar, seluruh HMI cabang masih menggunakan NDP yang lama. masing KAHMI pimpinan Fuad Bawazier, dan Kahmi pimpinan Asri
4. Komposisi kepengurusan di seluruh tingkatan terlalu banyak, sehingga Harahap dan kawan-kawan, untuk islah selambat-lambatnya 3 bulan (90 hari
ketua umum di seluruh tingkatan, tidak memiliki waktu yang cukup untuk kerja) sejak rekomendasi ini dikeluarkan. Bila dalam tempo itu, keduanya
organisasi, tapi habis untuk mengurus ”masalah dapur” pengurus. Dan tidak juga bisa islah, maka Kongres HMI memberikan kewenangan kepada
lain-lain masalah yang perlu diantisipasi secepatnya. sidang Pleno pertama HMI untuk membubarkan keduanya. Setelah itu, PB
5. Implikasi dari semuanya adalah, belum membaiknya citra organisasi dimata HMI dapat mengambil langkah-langkah sebagai berikut; (1) membentuk
anggota, maupun di kalangan stekholders HMI. wadah bagi KAHMI yang diakui oleh HMI seluruh Indonesia. (2) Wadah
baru tersebut di daftarkan di Departemen hukum dan HAM dan instansi
Untuk itu Kongres XXVI HMI di Palembang merekomendasikan agar: terkait lainnya. (3) bilamana KAHMI yang telah dibubarkan masih saja
1. Proses rekruitmen pengurus diperketat dengan memperhatikan track rekord menjalankan aktifitasnya, dan tidak mengindahkan amanah Kongres HMI,
anggota yang akan diangkat sebagai pengurus. maka PB HMI dapat mengambil langkah hukum, untuk mempersoalkan
2. Mengembalikan NDP lama HMI yang dibuat oleh Nurcholish Madjid, serta penggunaan kata ”Himpunan Mahasiswa Islam” untuk menjaga nama

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
234 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 235

inovasi-inovasi untuk mekasimalkan peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah legislatif.


masing-masing. Lazimnya para bupati dan walikota masih menggantungkan Untuk melaksanakannya, diperlukan tafsiran konstitusi bagi suatu defenisi yang
harapan pada pemerintah pusat, utamanya dalam soal pembiayaan. Ironisnya, jelas tentang hubungan kelembagaan politik di Indonesia. Tafsiran konstitusi
tidak sedikit pemda justru memarkir uang pembangunan mereka dalam bentuk dimaksud, meliputi; (a) apakah jabatan presiden dan wakil presiden disebut
kertas berharga di Bank Indonesia (baik SBI maupun ORI). Padahal, infrastruktur sebagai eksekutif berikut jajaran kementerian yang kemudian menjalankan fungsi
di daerah sangat buruk, dan mengganggu mobilitas warga untuk meningkatkan pemerintahan ? (b), apakah kepala daerah juga disebut eksekutif yang merupakan
produktifitas ekonomi mereka. bagian eksekutif nasional dalam struktur birokrasi yang panjang dan berjenjang
Berdasarkan kenyataan tersebut, Kongres HMI XXVI, merekomendasikan: ?. (c), apakah termasuk eksekutif pula kepala-kepala desa yang menjadi ujung
Agar pemerintah mengevaluasi kembali daerah-daerah otonom yang ada, tombak pemerintah pada level yang paling dekat dengan masyarakat ?. Di
utamanya yang dihasilkan melalui pemekaran. Pemerintah diminta untuk samping hal ini, juga ditemukan faktor inefektifitas lain, berupa banyaknya
melakukan verifikasi factual terhadap semua daerah otonom, apakah masih peraturan yang tumpang tindih maupun penggunaan istilah yang tidak konsisten,
diperlukan keberadaannya atau dikembalikan ke daerah otonom induknya. misalnya; terdapat problematik dalam hal penamaan ”pemilu legislatif” dan
Mendesak kepada pemerintah pusat, dan DPR untuk mempersulit terjadinya ”pemilu eksekutif”, seperti diketahui penamaan ini tidak konsisten karena UU No.
pemekaran atas suatu daerah, mengingat umumnya daerah-daerah 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah, tidak menyebutkan DPRD sebagai
pemekaran yang ada, lebih merupakan akomodasi politik elit tertentu, dan lembaga legislatif, melainkan sebagai bagian dari pemerintahan daerah. Begitu
jauh dari semangat ideal dibentuknya suatu daerah otonom. pula UU No.22 tahun 2003 tentang menegaskan bahwa DPD memiliki fungsi
Untuk menguatkan point kedua di atas, HMI mendesak dimasukkannya legislasi seperti DPR.
ketentuan referendum daerah sebelum pembentukan suatu daerah otonom Untuk menjamin terciptakan suatu mekanisme penyelenggaraan pemilu yang
dilakukan, sehingga benar-benar kehadiran suatu daerah otonom merupakan efektif dan efisien Kongres HMI XXVI merekomendasikan:
kehendak rakyat, dan bukan kehendak elit semata. Pemisahan pemilu legislatif dan pemilu eksekutif, yang pelaksanaan
dilakukan secara serentak secara vertikal. Yang dimaksudkan agar
10. Penyederhanaan Sistem Pemilu meminimalisir rasa jenuh rakyat untuk memberikan suara pada setiap
pelaksanaan pilkada dan pemilu seperti yang dilakukan selama ini.
Agar tercipta suasana yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan, dan untuk Meningkatnya jumlah golput dalam pilkada, menunjukkan bahwa
mengantisipasi persoalan-persoalan tekhnis pemerintahan di daerah, muncul pelaksanaan pilkada ini kurang tepat untuk diteruskan.
gagasan agar pelaksanaan pemilihan kepada daerah pada masa-masa yang akan Mendesak partai-partai politik yang ada, untuk serius melakukan
datang dilaksanakan secara serentak. Bahkan ide lebih ekstream disampaikan oleh pembenahan kultur demokrasi di internal partai-partai masing-masing,
Ketua Umum PBNU, K.H. Hasyim Mudzadi agar pilkada langsung dihapuskan terutama dalam hal memperbaiki pola rekruitmen mereka dalam mengajukan
saja, dan dikembalikan pada cara lama. Gagasan pertama di atas kemudian dikenal calon eksekutif, baik pada tingkat nasional, maupun pada tingkat daerah.
sebagai upaya melakukan penyederhanaan sistem penyelenggaraan pemilu. HMI berpendapat bahwa peran partai politik dalam mendorong terciptanya
Sementara gagasan kedua kurang memperoleh respons. penyelenggaraan pemilu yang efektif dan efisien sangat ditentukan oleh
Ada tiga pola gagasan yang berkembang dengan ide penyelenggaraan pemilu ini. kinerja partai politik.
Pertama, pemisahan pemilu eksekutif dan pemilu legislatif. Kedua, Pemisahan Kedepan, diharapkan ada proses perbaikan terhadap desain tata ruang
pemilu Nasional dan Pemilu Lokal. Ketiga, pemilu presiden putaran pertama politik negara, termasuk untuk memberikan kepastian terhadap sistem
disatukan dengan pemilu legislatif, dan pilkada disatukan dengan pemilu presiden kepartaian seperti apa yang tepat untuk Indonesia. Untuk itu, HMI mendesak
putaran kedua. Dari ketiga pola itu, pola pemisahan pemilu legislatif dan pemilu dilakukannya amandemen kelima atas UUD 1945, untuk menegaskan
eksekutif dipandang paling unggul, karena; (a) pola ini mampu menghemat anggaran sistem pemerintahan yang dianut di Indonesia.
sekitar 4 trilliun, (mengacu pada biaya pilkada tahun 2005). (b), penyederhanaan Dalam pandangan HMI Indonesia tepat bila menganut sistem multipartai,
jadwal pemilu, hanya diperlukan untuk pemilu eksekutif, sementara pemilu sesuai karakter dan kebhinekaan masyarakat Indonesia. Namun, partai
legislatif yang dilaksanakan selama ini dipandang cukup baik. (c) perlu ditegaskan yang terlalu banyak juga kurang baik bagi upaya penciptaan pemerintahan
bahwa pencalonan dalam pemilu eksekutif, baru dapat dilakukan setelah pemilu yang efektip. Karena itu, HMI menilai partai-partai di Indonesia sebaiknya

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
232 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 233

Pertama, proses reformasi politik dan pemerintahan belum seluruhnya dirancang rakyat di daerah otonom untuk memilih langsung kepala daerah mereka. Hal
berdasar suatu grand design dan dilaksanakan secara konsisten, sehingga terjadi ini dimaksudkan agar; rakyat bisa memilih pemimpinnya sesuai dengan hati
kerancuan pada banyak bidang terutama dengan dianutnya sistem multipartai nuraninya, sekaligus memberikan legitimasi yang besar bagi kepala daerah yang
bersamaan dengan sistem pemerintahan demokrasi presidensial. terpilih; menghindari peluang distorsi oleh anggota DPRD untuk mempraktikkan
Kedua, Konsekwensinya, kewenangan presiden yang mestinya luas karena dipilih politik uang; terbuka peluang munculnya calon-calon kepala daerah dari
langsung oleh rakyat dalam banyak hal, terkendala oleh kewenangan DPR RI individu-individu yang memiliki integritas dan kapabilitas dalam memperhatikan
yang sangat besar. kepentingan rakyat, bukan berdasarkan kepentingan partai tertentu; mendorong
Ketiga, kondisi ini menyebabkan konflikasi dalam bidang politik dan pemerintahan calon kepala daerah mendekati rakyat agar bisa terpilih, sehingga tidak ada lagi
yang lazimnya di negara lain, seperti prancis di atasi dengan menerapkan sistem orang yang tdak dikenal rakyat di suatu daerah tiba-tiba menjadi kepala daerah
pemerintahan kohabitasi. tersebut; dan mendorong terjadinya peningkatan akuntabilitas pertanggungjawaban
Keempat, kelemahan sistem pemerintahan demokrasi presidensial yang kita anut kepala daerah kepada rakyat.
dewasa ini juga dipengaruhi oleh belum adanya undang-undang yang mengatur Umumnya ahli politik pemerintahan di Indonesia melihat urgensi pilkada langsung
tentang lembaga kepresidenan yang mestinya secara komprehensif dan integral itu sebagai berikut: Pertama, pemilihan secara langsung diperlukan untuk memutus
mengatur aspek organisasi dan manejemen kepresidenan serta demikian banyak mata rantai oligarki partai yang cenderung mewarnai kehidupan-partai-partai di
lembaga pemerintahan dibawa kendali kepresidenan. DPRD dewasa ini. Kepentingan partai-partai dan bahkan kepentingan segelintir
Kelima, Tiadanya kekuatan ideologi yang mampu dikembangkan oleh presiden elite partai acapkali dimanipulasi sebagai kepentingan kolektif masyarakat.
untuk memayungi visi dan misinya, sehingga seringkali presiden mengeluarkan Dengan demikian, pemilihan secara langsung bagi kepala daerah diperlukan untuk
kebijakan berdasarkan kecenderungan umum dari pendapat yang berkembang memutus mata rantai politisasi atas aspirasi publik yang cenderung dilakukan
yang menyebabkan kebijakan-kebijakan publik yang dikeluarkan terkesan parsial partai-partai dan para politisi partai jika kepala daerah dipilih oleh elite politik
dan reaktif. Misalnya dalam hal seringnya terjadi perubahan design RUU APBN, DPRD saja.
soal kenaikan BBM, soal Ahmadiyah dan beberapa kebijakan lainnya. Kedua, pemilihan secara langsung kepala daerah diperlukan untuk meningkatkan
Mencermati kondisi seperti itu, Kongres HMI XXVI merekomendasikan : kualitas akuntabilitas para elite politik lokal, termasuk kepala-kepala daerah. Ketiga,
Mendesak kepada pemerintah untuk merancang suatu sistem demokrasi pemilihan secara langsung kepala daerah diperlukan untuk menciptakan stabilitas
presidensial yang konsisten dalam suatu sistem multipartai terbatas. politik dan pemerintahan di tingkat lokal. Pemberhentian atau pencopotan kepala
Segera membuat UU tentang lembaga kepresidenan termasuk mengatur daerah di tengah masa jabatannya yang acapkali berdampak pada munculnya
sekretariat negara yang akan membantu presiden dan wakil presiden dalam gejolak politik lokal, dapat dihindari. Keempat, pemilihan kepala daerah secara
menjalankan tugas-tugas pemerintahan langsung akan memperkuat dan meningkatkan kualitas seleksi kepemimpinan
Memperluas jangkauan political appointie tidak hanya sebatas pada jajaran nasional karena makin terbuka peluang bagi munculnya pemimpin-pemimpin
menteri-menteri tapi sampai pada tingkat eselon satu dengan maksud untuk nasional yang berasal dari bawah dan atau daerah. Kelima, pemilihan secara
memberi jaminan bagi efektifitas dan efesiensi kebijakan presiden dan langsung jelas lebih meningkatkan kualitas keterwakilan karena masyarakat dapat
wakil presiden pada tingkat operasional. menentukan siapa yang akan menjadi pemimpinnya di tingkat lokal.
Karena itu, otonomi daerah dan pelaksanaan pilkada langsung di daerah-daerah
9. Otonomi Daerah dan Daerah-Daerah Perbatasan otonom, dipandang ideal dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan rakyat
Indonesia dewasa ini. Hanya saja dalam pelaksanaannya, utamanya dalam
Setidaknya ada tiga alasan pokok mengapa pemilihan kepala daerah pemilihan langsung kepala daerah, ditemukan persoalan-persoalan tekhnis, seperti;
langsung ini harus dikaitkan dengan pemerintahan lokal yang demokratis. Pertama, tidak adanya stabilitas politik yang diperlukan untuk membangun; seluruh kinerja
membuka ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam berbagai aktifitas elit terpecah untuk memikirkan pilkada yang berlangsung sepanjang tahun.
politik di tingkat lokal. Kedua, mengedepankan pelayanan kepada kepentingan Berdasarkan kondisi riil yang sedang terjadi dalam era otonomi daerah ditemukan
publik. Ketiga, meningkatkan akselerasi pembangunan sosial ekonomi yang fakta bahwa: Pertama, tingkat kesejahteraan dan pemerataan kesempatan bagi
berbasis kebutuhan masyarakat setempat. penduduk di suatu daerah otonom belum menggembirakan. Umumnya pemerintah
Untuk maksud tersebut, Pemerintah memberikan kesempatan kepada daerah otonom belum memiliki kemampuan serta terbatas dalam menemukan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
230 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 231
Oleh karena itu, kebijakan politik luar negeri harus diperkuat pada atas amanat UUD 1945 untuk ”ikut serta melaksanakan ketertiban dunia
sisi bagaimana membangun hubungan internasional yang bernilai ekonomis. berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
Hubungan internasional dalam konteks politik luar negeri yang bebas aktif, harus
diterjemahkan dalam ranah ekonomi politik. Hal ini sejalan dengan UUD 1945 7. Pemberantasan Korupsi
bahwa negara bertanggungjawab untuk melindungi segenap bangsa Indonesia,
dan seluruh tumpah darah Indonesia. Amanat UUD 1945 ini harus diterjemahkan Korupsi adalah kejahatan luar biasa (extra ordinary crime). Karena
dalam bahasa ekonomi politik. Diterjemahkan bahwa negara memiliki kewajiban itu, korupsi tidak bisa dibiarkan berkembang menjadi budaya dalam kehidupan
dan tanggunjawab untuk melidungi warganya dari ancaman kelaparan, perbudakan, bermasyarakat, karena berdampak sangat negatif bagi suatu Bangsa. Masalah
kolonialisme ekonomi. Karena itu, negara bertanggungjawab untuk memberikan pemberantasan korupsi ini, telah berkali-kali direkomendasikan oleh Kongres HMI
perlindungan terhadap setiap faktor-faktor ekonomi bangsa. Baik faktor produksi, agar diberantas. Ironisnya, dalam banyak contoh kasus korupsi yang terungkap,
distribusi maupun pemasarannya. Dalam rangka ini pula, mestinya politik luar sejumlah pelakunya adalah mantan aktifis HMI, baik di legislatif maupun di
negeri Indonesia lebih difikuskan. eksekutif. Karena itu, Kongres HMI kembali menegaskan:
Mengingat demikian pentingnya persoalan pertahanan dan keamanan Bahwa korupsi dan semua pelaku korupsi adalah musuh bangsa, musuh
Negara, dan demikian strategisnya fungsi dan peran diplomatik untuk HMI, dan musuh masyarakat.
mensejahterakan rakyat Indonesia, HMI menilai bahwa: Kongres HMI menginstruksikan kepada seluruh kader HMI, baik secara
Di perlukan kontekstualisasi makna ”melindungi segenap bangsa Indonesia kelembagaan, maupun secara individu, untuk bersama-sama melakukan
dan seluruh tumpah darah Indonesia” dalam UUD 1945 dalam perspektif perlawanan terhadap para koruptor. Perlawanan terhadap koruptor
ekonomi politik, dan tidak sebatas perspektif pertahanan terirotial semata. dilakukan dengan menjaga diri sendiri untuk tidak terlibat dalam kegiatan-
Diperlukan reorientasi peran diplomatik dalam kerangka kebijakan politik kegiatan korupsi. Perlawanan terhadap koruptor juga dilakukan dengan
luar negeri Indonesia yang bebas aktif, untuk lebih difokuskan kepada tidak memberikan pembelaan dalam bentuk apapun terhadap siapa pun,
ranah ekonomi politik, ketimbang hanya sebatas diplomatik an-sich. (termasuk kepada Alumni HMI) yang terlibat korupsi.
Agar hal ini dapat diwujudkan, Kongres HMI mendesak pemerintah HMI mendesak kepada pemerintah, dan seluruh jajarannya untuk
Republik Indonesia untuk membekali kemampuan analysis ekonomi politik menghentikan prilaku korupsi diinstansinya masing-masing.
kepada semua diplomat Indonesia yang ditugaskan di luar negeri. HMI mendesak kepada Pemerintah untuk lebih serius melakukan
Penterjemahan politik luar negeri yang bebas aktif dalam persepetif ekonomi pemberantasan korupsi.
politik, diharapkan lebih mendorong terjadinya hubungan people to people HMI mendesak agar seluruh aparat negara yang ditugaskan melakukan
(P to P) dalam memperkuat hubungan Government to Government (G to pemberantasan korupsi untuk memberikan teladan dengan menjauhi
G) yang selama ini telah berlangsung baik. praktek korupsi.
Untuk memperkuat hubungan bilateral, maupun multilateral, serta
mendorong kearah peningkatan hubungan people to people, penting bagi 8. Sistem Pemerintahan Yang Efektif
para diplomat Indonesia untuk terus-menerus memperkuat pola niche
diplomacy. Konsep niche diplomacy mengacu pada kemampuan negara Sistem pemerintahan demokrasi presidensial pasca reformasi, bukan
(dan negara mitra) untuk mengidentifikasi secara mendalam kepentingan- saja belum mampu mengembangkan ideologi alternatif yang lebih konsisten
kepentingan utamanya dalam hubungannya dengan negara lain. Niche dan koheran, juga belum mampu mengembangkan berbagai sistem pendukung
diplomacy, ditunjukkan dengan adanya kesamaan karakter dan fokus yang dibutuhkan. Walaupun demikian dalam beberapa hal sistem pemerintahan
hubungan bilateral kedua negara. Karakter merujuk pada kesamaan nilai, demokrasi presidensial pasca reformasi ini telah meletakkan dasar-dasar yang kuat,
kepentingan dan kebutuhan strategis sedangkan fokus bermakna sebagai yang dapat dikembangkan lebih lanjut guna membuka kesempatan yang lebih luas
lingkungan ekternal terdekat dari kedua negara yang bermitra. bagi partisipasi rakyat dalam politik dan pemerintahan.
Menugaskan kepada PB HMI untuk mengkaji makna dari amanat UUD Setidaknya ada lima penjelasan yang dapat dikemukakan, kenapa sistem
1945 untuk ”melindungi segenap bangsa Indonesia dan Seluruh Tumpah pemerintahan demokrasi presidensial yang dianut saat ini, belum menunjukkan
Darah Indonesia”, dalam perfektip ekonomi politik sebagai konsekuensi efektifitas yang diharapkan.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
228 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 229

rangka memperjuangkan hak-hak perempuan. Sebutlah misalnya seorang Irsad strategis di wilayah Asia Pasific. Tiap-tiap negara, merumuskan strategy
Mandji, seorang aktifis pembela hak-hak perempuan yang bangga meninggalkan pertahanan dan keamanan negaranya berdasarkan defenisi mereka terhadap
kodratnya menjadi seorang lesbianist. Tentu, kita menghendaki bahwa aktifis kemungkinan ancaman yang mereka hadapi. Karena itu, setiap negara menyusun
perempuan HMI khususnya, maupun di Indonesia pada umumnya, yang terjebak kebijakan politik luar negerinya secara integral dengan kebijakan pertahanan dan
dalam radikalisme kaum feminisme. Bahwa perjuangan gender sesungguhnya keamanannya.
bukannlah perjuangan yang memposisikan laki dan perempuan pada posisi yang Doktrin pertahanan keamanan Bangsa Indonesia menurut UUD 1945
kontras. Isu gender (kesetaraan) harus diposisikan dalam konstruksi budaya saja, adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
dan jangan sampai merusak sendi-sendi yang bersifat kodrati. Sementara itu, kebijakan politik luar negeri Indonesia adalah ”bebas aktif”, sebagai
Karena itu, Kohati sebagai lembaga khusus HMI untuk merespons isu- konsekuensi dari amanat UUD 1945 untuk ”ikut serta melaksanakan ketertiban
isu gender, harus memperjuangkan hak-hak perempuan tetap dalam koridor nilai- dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
nilai yang Islami. Hingga saat ini kebijakan pertahanan keamanan nasional umumnya masih
Mengingat arti penting dari peran perempuan dalam rangka dalam dikuasai oleh konsep pertahanan terotorial dengan konsep SISHANKAMRATA,
upaya mewujudkan tujuan berbangsa dan bernegara, Kongres HMI XXVI sistem pertahanan rakyat semesta. Sementara itu, politik luar negeri Indonesia
merekomendasikan hal berikut: yang bebas aktif, masih dibingkai dalam frame diplomasi politik untuk menunjang
Diperlukan kebijakan negara yang lebih luas untuk memberi ruang bagi kebijakan pertahanan keamanan teritorial dimaksud. Konsepsi seperti ini tentu
perempuan Indonesia menyumbangkan kreatifitasnya bagi pembangunan benar adanya, apalagi jika dikaitkan dengan konteks kebijakan itu dirumuskan
Bangsa, dalam segala bidang kehidupan. pada masa awal kemerdekaan bangsa Indonesia. Masa di mana perjuangan pisik
Bahwa untuk itu, diperlukan political will pemerintah untuk merangsang mempertahankan kemerdekaan diperlukan, di saat dunia masih dalam kondisi
suatu kebijakan yang pro-gender, termasuk dengan mengalokasikan perebutan teritorial sisa kolonialisme, di satu sisi, dan rentannya pergolakan
anggaran yang memadai bagi peningkatan kualitas skill perempuan, pemisahan diri dari NKRI pada sisi yang lain.
terutama di pedesaan. Penting untuk dikaji secara serius, apa sesungguhnya ancaman yang
Diperlukan langkah-langkah terukur dari negara dan pemerintah untuk sedang dihadapi oleh Bangsa Indonesia dewasa ini, masihkah tantangan dan
memberikan perlindungan terhadap kalangan perempuan pekerja migran. ancaman kemanan nasional yang dominan itu dalam bentuk ancaman teritorial;
Masih diperlukan sosialisasi yang lebih massif terhadap UU KDRT aneksasi dari negara lain ? bila ya, tentu kuat alasan bagi dipertahankannya doktrin
(Kekerasan Dalam Rumah Tangga) pertahanan dan keamanan teritorial seperti yang ada saat ini. Tetapi bila ternyata,
Seluruh unsur pemerintah baik pusat maupun pemerintah daerah didesak tidak seperti itu, maka diperlukan perubahan cara pandang negara dalam menilai
untuk mengalokasikan anggaran yang memadai bagi peningkatan kualitas apa ancaman serius yang secara nyata menjadi ancaman Bangsa.
skill pekerja perempuan, memberikan perlindungan hukum, serta membuka Menurut hemat HMI, ancaman serius yang dihadapi bangsa Indonesia,
akses sebesar-besarnya bagi perempuan untuk berkonstribusi dalam dalam kurung waktu 10-20 mendatang bukanlah ancaman teritorial, baik dalam
pembangunan di era otonomi daerah. bentuk aneksasi dari negara lain, maupun dalam bentuk gerakan separatisme untuk
Menugaskan seluruh jajaran Kohati HMI untuk mengawal kebijakan- memisahkan diri dari NKRI, dengan catatan, pemerintah mampu merencanakan
kebijakan pemerintah, baik pusat maupun daerah agar terjadi keadilan suatu kebijakan yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Maka ancaman
gender dalam semua produk kebijakan publik. internal bangsa sesunggunya adalah sejauh mana pemerintah pusat berlaku
Semua agenda Kohati HMI agar dimaksimalkan orientasinya untuk adil terhadap seluruh wilayah NKRI dalam setiap kebijakannya. Sementara itu,
peningkatan skill HMI Wati khususnya dan perempuan Indonesia pada ancaman yang sifatnya dari luar, jauh bersifat budaya, baik politik, ekonomi,
umumnya. maupun infiltrasi ideologi.
Namun di antara semua bentuk ancaman, yang paling serius yang harus
6. Pertahanan Keamanan dan Masalah Hubungan Internasional diantisipasi adalah ancaman penjajahan ekonomi. Potensi strategis Indonesia,
kekayaan alam, jumlah penduduk yang besar untuk dijadikan pasar merupakan
Hubungan internasional (international relationship), demikian penting keunggulan-keunggulan sekaligus dapat menjadi kelemahan bagi pertahanan dan
dalam era globalisasi, terlebih lagi bagi Indonesia yang memiliki posisi paling keamanan nasional.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
226 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 227

kehidupan Bangsa. Dalam kaitan itu, maka aktifitas lembaga pendidikan harus menengah, karena dipandang mampu memacu semangat belajar siswa.
berkorelasi dengan tujuan NKRI dan tuntutan perkembangan masyarakat. Lembaga Namun, dalam tekhnis pelaksanaannya harus dilakukan dengan lebih baik
pendidikan harus mampu menhasilkan karya-karya yang dibutuhkan masyarakat. lagi.
Oleh sebab itu, dalam rangka mendorong kemandirian Bangsa, lembaga-lembaga Mendesak kepada pemerintah baik pusat maupun daerah agar memberikan
pendidikan harus mampu bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan negara- prioritas bagi pembangunan infra maupun suprastruktur pendidikan.
negara yang terlebih dahulu mengalami kemajuan berkat penguasaan teknologi Mendesak pemerintah segera menindaklanjuti amanah UU pendidikan
informasi. Tanpa adanya kemampuan untuk bersaing secara kualitatif dengan yang mengharuskan adanya pengalihan lembaga-lembaga kedinasan di
lembaga-lembaga pendidikan negara maju, dipastikan Bangsa Indonesia akan bawah kendali departemen pendidikan nasional.
terus menjadi Bangsa pemakai (customer state), saja. Keadaan seperti itu, akan
membuat Bangsa Indonesia terus-menerus mengalami ketergantungan kepada 5. Perempuan Dan Masalah Ruang Publik
Bangsa-Bangsa maju. Muhammad Iqbal mengatakan ”penjajahan yang paling
nyata adalah penjajahan pemikiran”. Secara politik, perempuan di Indonesia memiliki pengakuan yang jauh
Disadari atau tidak kemampuan kompetisi dari lembaga-lembaga lebih baik daripada keberadaan perempuan di negara berpenduduk Islam pada
pendidikan nasional pada semua jenjang masih jauh dari negara-negara maju. umumnya. Kebebasan berpendapat, berserikat dan berekspresi di kalangan
Kenyataan ini dapat dilihat dari masih tingginya animo pelajar mahasiswa perempuan Indonesia telah sedemikian maju. Berbagai UU telah dibuat untuk
Indonesia untuk mengejar gelar sarjana di luar negeri. Sebaliknya, tidak banyak memberikan hak-hak politik perempuan, termasuk UU tentang Partai politik yang
pelajar mahasiswa luar negeri yang mau belajar di Indonesia. mengharuskan setiap partai politik memberikan jatah 30% dari total caleg yang
Citra buruk lembaga pendidikan di Indonesia, termasuk faktor yang mereka ajukan dalam pemilu tahun 2009. Substansi UU Parpol ini, jauh lebih
berpengaruh kurang berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan yang ada. tegas dari substansi UU Parpol pada pemilu tahun 2004 lalu.
Kesan anarkhisme mahasiswa setiap menyampaikan aspirasi, peneguhan terhadap Meski secara politik, perempuan telah memperoleh pengakuan yang
kekerasan, tawuran pelajar, pola hidup mahasiswa pelajar dan yang tidak sehat, jauh lebih maju dari dekade-dekade sebelumnya, tapi dalam banyak hal, kondisi
harus dilihat sebagai bagian dari kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan perempuan di Indonesia masih memprihatinkan. Konstruksi budaya yang masih
pendidikan nasional. Semua bentuk prilaku tidak wajar dari seorang pelajar dan didominasi oleh budaya patriarkhi, dalam berbagai aspek masih menempatkan
pendidik itu merangkum suatu sinopsis dinamika pendidikan yang jauh dari perempuan pada posisi yang tidak terhormat. Berbagai kasus kekerasan dalam
harapan masyarakat. Akibatnya, tingkat partisipasi publik baik domestik maupun rumah tangga, ditempat kerja, di sarana sarana transportasi publik, perempuan
internasional sedemikian rendah untuk berinvestasi di dunia pendidikan. Kondisi masih sangat rentang terhadap kekerasan, baik secara pisik, maupun dalam
rendahnya partisipasi publik berinvestasi di dunia pendidikan, menjadikan bentuk pelecehan seksual (sexual abuse). Angka kematian akibat melahirkan juga
Negara/pemerintah menjadi satu-satunya harapan bagi pembangunan pendidikan masih tinggi, di samping itu, terjadi trend peningkatan pengangguran di kalangan
nasional, justru di saat pemerintah berada pada kondisi yang juga tidak bisa banyak perempuan utamanya di pedesaan. Desakan ekonomi keluarga memaksa tidak
diharapkan. sedikit perempuan di pedesaan harus melakukan migrasi ke kota, yang tanpa
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai salah satu organisasi kemahasiswaan, mereka sadari tidak sedikit di antara mereka yang justru terjebak dalam jebakan
memiliki andil dan tanggungjawab yang besar untuk ikut serta dalam pemberdayaan para mucikari. Tanggungjawab pemeliharaan anak juga masih dominan dalam
kinerja lembaga-lembaga pendidikan. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh HMI wilayah tugas perempuan. Dalam banyak hal ini tentu lebih baik, mengingat
untuk membantu masyarakat, bangsa dan negara dalam mendorong perbaikan- perempuan jauh lebih peka dalam memberikan perhatian yang diperlukan seorang
perbaikan disektor pendidikan. Demikian pentingnya masalah pendidikan ini, anak dalam pertumbuhannya. Namun, dalam banyak kasus, pekerja perempuan
Kongres HMI XXVI merekomendasikan: justru terlibat dalam berbagai praktek trafficking. Ini tentu persoalan tersendiri yang
PB HMI harus terus memperjuangkan terealiasasinya amanat UUD 1945 harus dipecahkan oleh aktifis perempuan umumnya dan negara pada khususnya.
untuk memenuhi 20% anggaran pendidikan, memperbanyak program Berbagai kelompok aktifis perempuan telah bahu-membahu untuk
beasiswa, dan memberikan perhatian yang tinggi bagi pengembangan riset memperjuangkan hak-hak perempuan. Tentu semua itu patut disyukuri. Namun,
dan alih teknologi. dalam batas-batas tertentu kita juga prihatin. Bahwa tidak sedikit aktifis perempuan
Mendukung diteruskannya sistim ujian nasional bagi pendidikan dasar dan yang justru kehilangan orientasi dalam memposisikan diri dan tujuan mereka dalam

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
224 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 225

meningkatkan kuantitas maupun kualitas kegiatan illegal fishing. UUD 1945 ”melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
Pada saat yang sama, daya saing nelayan pribumi untuk memaksimalkan darah Indonesia”. Suatu kebijakan yang diharapkan menjauhkan rakyat
potensi ketersediaan bahan pangan dari sektor kelautan semakin hari-semakin Indonesia dari keharusan melakukan praktek perbudakan akibat monopoli
terbatas. Teknologi yang mereka gunakan, hampir dipastikan bukan tandingan perusahaan multinasional; yang mampu membebaskan masyarakat dari
dari para nelayan asing yang melakukan illegal fishing. Nelayan kita juga didesak penghisapan alat-alat produksi berskala besar. Suatu kebijakan yang
oleh iklim yang kian tidak bersahabat, akibat global warming. Para nelayan tidak saja memberikan jaminan perlindungan kepada rakyat, tetapi juga
kita beberapa tahun terkhir praktis lebih banyak tidak melaut dari waktu-waktu kepada sumber-sumber produksi yang diperlukan untuk keberlangsungan
sebelumnya karena cuaca yang semakin tidak bersahabat. masyarakat Indonesia. Perubahan paradigma diharapkan tercermin
Ironisnya, negara-negara maju yang telah banyak skema kebijakan dari blue print kebijakan ekonomi politik pemerintah untuk: (1) segera
pro-kapitalisme yang sebelumnya mereka ”paksa”kan kepada negara-negara mengamandemen UU tentang Bank Indonesia (2) membuat UU tentang
berkembang, alih-alih berfikir untuk memberikan insentif dalam rangka menjaga Bulog sebagai pemegang regulasi dalam rangka ketahanan pangan nasional
kelestarian lingkungan di negara-negara miskin. Negara-negara kaya, justru (3) Revisi terhadap UU pengelolaan Tanah, Air dan Hutan agar sebesar-
melihat keadaan yang dialami oleh negara miskin (yang telah mereka kuras besarnya dalam penguasaan negara sebagaimana amanat UUD 1945,
sumber dayanya) sebagai peluang untuk mempertegas hegemoni mereka. Berbagai agar sebesar-besar manfaatnya dapat dirasakan oleh rakyat Indonesia. (4)
skema kebijakan dipaksakan oleh negara-negara kaya sebagai pra syarat bagi memberikan dukungan kepada pemerintah untuk memberikan proteksi
negara miskin memperoleh pinjaman. Di Indonesia misalnya, kita menyaksikan terhadap hasil-hasil produk pertanian nasional, termasuk membuat kebijakan
kebijakan sewa lahan hingga 100 tahun telah diberlakukan; alih fungsi hutan pembatasan ekspor hasil pertanian sampai stock untuk kebutuhan dalam
lindung terus-menerus dilegalkan. Kebijakan-kebijakan seperti ini dipastikan negeri dapat terpenuhi dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat.
hanya menguntungkan pemilik modal besar, dan merugikan masyarakat adat, Perubahan paradigma dimaksudkan agar pemerintah dapat berhadapan
serta mengancam masa depan Bangsa. Hutan-hutan tropis sebagian besarnya dengan para koorporatokrasi yang seringkali melakukan ”pembajakan”
telah punah, digantikan dengan tanaman industri seperti Sawit, karet dan berbagai terhadap pemerintahan demokratis. Membiarkan para pembajak demokrasi
keperluan industri lainnya. Ironisnya, umumnya alih fungsi lahan dari hutan tropis terus-menerus beraksi, tanpa kemampuan negara dalam mengendalikannya,
menjadi hutan industri kelihataannya tidak memberi manfaat yang lebih baik dan atau secara sengaja memberikan ruang, berarti negara telah melakukan
terhadap peningkatan kualitas kesejahteraan penduduk di sekitarnya. Lebih ironis pengingkaran kepada Pancasila dan UUD 1945.
lagi, para pengusaha yang diberi kuasa untuk mengelola lahan, seringkali tidak Mendesak kepada pemerintah agar menindak tegas perusahaan-perusahaan
bertanggungjawab. yang beroperasi di seluruh Indonesia, tapi tidak memiliki kepedulian
Mencermati ancaman krisis ketahanan pangan nasional, sebagai terhadap kelestarian lingkungan.
dampak dari semakin memburuknya iklim akibat perubahan cuaca, dan
kerusakan lingkungan hidup, Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) 4. Pendidikan Nasional
merekomendasikan:
Perlunya paradigma baru dalam membangun kebijakan ekonomi politik Mencerdaskan kehidupan bangsa, adalah amanat UUD 1945 yang
yang mampu menciptakan keadilan perlakuan dan mendorong percepatan didedikasikan sebagai salah satu tujuan bernegara. Untuk maksud tersebut
tingkat kesejahteraan rakyat. Pemerintah harus mampu merancang suatu penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan oleh negara. Karena keterbatasan
blue print, kebijakan ekonomi politik yang mencerminkan bahwa pemerintah pemerintah, maka pihak swasta dilibatkan dalam proses penyelenggaraan
dapat berlaku adil, ada keberpihakan kepada rakyat yang sedang susah. pendidikan. Mengingat penting dan stategisnya masalah ketersediaan kesempatan
Momentum perubahan iklim yang mengancam kelamatan jiwa rakyat untuk memperoleh pendidikan, UUD 1945 mengamanahkan kepada pemerintah
Indonesia, menggerogoti daya saing ekonomi, menciptakan pengangguran, untuk mengalokasikan 20% dari total APBN disisihkan untuk keperluan tersebut.
kemiskinan, wabah penyakit, kerusakan infrastruktur, bahkan mengancam Sebagai bagian integral dari upaya pencapaian tujuan bernegara,
keberlangsungan pranata sosial; semestinya menjadi momentum untuk keberadaan lembaga pendidikan tentu tidak bebas nilai. Lembaga pendidikan
melakukan perubahan kebijakan ekonomi politik secara radikal. Suatu karena itu di samping memiliki fungsi sebagai wadah pembelajaran, peran
perubahan kebijakan ekonomi politik yang sejalan dengan amanat oleh terpenting yang tidak dapat dipisahkan adalah sebagai agen untuk mencerdaskan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
222 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 223

sistem ekonomi kapitalisme, secara nyata telah ikut andil dalam mematikan program-program kemiskinan.
UMKM, dan berbagai lembaga ekonomi masyarakat yang telah berlangsung Mendesak pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM, menaikkan pajak
secara tradisional dalam jangka waktu yang panjang. Dalam kajian ekonomi bagi perusahaan dan memperbesar porsi bagi hasil pemerintah terhadap
modern boleh disebut keberadaan lembaga-lembaga eknomi masyarakat yang semua perusahaan asing, maupun swasta nasional yang beroperasi pada
masih dikelola secara tradisional mungkin jauh dari kebenaran teoritik. Tapi sektor pertambangan dan perminyakan di Indonesia.
secara faktual, justru keberadaan lembaga ekonomi masyarakat seperti inilah yang Mendesak agar seluruh kontrak karya pertambangan dievaluasi total, dan
mampu mepertahankan survivalitas ekonomi nasional ketika krisis keuangan bila perlu dilakukan nasionalisasi terhadap perusahaan pertambangan asing
melanda Indonesia 1997, yang dampaknya masih dirasakan hingga saat ini. yang tidak kooperatif dengan skema kontrak karya yang menguntungkan
Sikap lemah pemerintah ketika berhadapan dengan kekuatan pemilik pemerintah Indonesia.
modal juga menjadi faktor penting yang memperparah keadaan. Alih-alih Menuntaskan kasus BLBI dengan menerapkan hukum paksa badan kepada
pemerintah memberikan proteksi terhadap perkembangan ekonomi rakyat, semua obligor yang tidak kooperatif.
pemerintah melalui berbagai kebijakan justru seringkali merugikan ekonomi Mendukung diteruskannya program nyata yang berdampak langsung
rakyat yang berskala kecil. Kebijakan pemberian izin mendirikan hypermarket, terhadap upaya mengentaskan kemiskinan dan pengangguran, dengan
yang tidak terkendali yang berdampak pada ”matinya” pasar tradisional salah satu catatan agar pelaksanaannya dilakukan secara transparan, jujur dan adil.
potret buram kebijakan yang teramat berpihak kepada pemilik modal.
Hal lain yang nampak dari kebijakan pemerintah di samping pro kepada 3. Krisis Pangan, Global Warming, dan Pelestarian Lingkungan Hidup
pemilik modal, kebijakan pemerintah juga seringkali tidak komprehensif dan
bersifta parsial. Kebijakan keberpihakan kepada pemilik modal, memang secara Dampak kesalahan penerapan kebijakan yang pro-kapitalis sejak 20 tahun silam di
nyata disambut baik oleh ”pasar”, terbukti dengan stabilitas makro ekonomi Indonesia, dengan memberikan porsi besar terhadap saran dan rekomendasi IMF,
yang terjaga baik setidaknya 3 tahun terakhir. Tetapi pada tataran mikro ekonomi Bank Dunia maupun WTO, terbukti secara nyata telah melumpuhkan kemampuan
sungguh mengenaskan. Kebijakan pemerintah terlihat sporadis, tidak terkoordinasi negara dan pemerintah dalam mengendalikan ketersediaan pangan. Kebijakan
baik, dan sarat dengan spekulasi yang bersifat kasuistik. pro-kapitalis yang menafikan pentingnya peran negara untuk mengatur regulasi
Didasari oleh rasa keperihatinan mendalam atas semakin memburuknya ketahanan pangan mencapai puncak absurditasnya ditandai tatkala (International
kualitas hidup rakyat Indonesia, Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Monetery Fund) IMF berhasil mereduksi secara siginifikan fungsi Bulog, Pertamina
(HMI) merekomendasikan segera agar : dan Bank Indonesia untuk mengendalikan fungsi-fungsi regulasinya dalam rangka
Mendesak kepada Pemerintah dan DPR dan DPD untuk mengamandemen mempertahankan ketahanan pangan.
UUD 1945, dengan substansi merumuskan tata kelola sumber-sumber Secara global, kebijakan neo-liberalisme yang memberikan proporsi
kekayaan negara, yang berpihak kepada rakyat Indonesia. kepada para pemilik modal, secara signifikan telah menyebabkan terjadinya
Mengamandemen seluruh Undang-undang yang terkait dengan tata destruksi massif terhadap kelestarian lingkungan hidup, yang berdampak kepada
kelola kekayaan negara agar benar-benar dapat berdampak langsung bagi terjadinya pemanasan global (global warming). Kebijakan penguasaan hutan
terjadinya distribusi ekonomi kepada mayoritas rakyat Indonesia, secara misalnya; telah menyebabkan terjadinya penggundulan hutan secara massif.
adil. Mentalitas aparat yang berkoalisi dengan penjahat hutan semakin memperparah
Mendesak ditertibkannya berbagai peraturan daerah yang tidak berpihak kerusakan hutan dan habitatnya. Sementara itu, potensi hasil laut lebih banyak
kepada UMKM, Koperasi dan Pasar Rakyat. dinikmati oleh nelayan-nelayan asing yang melakukan penangkapan ikan secara
Mendesak kepada pemerintah baik pusat maupun daerah untuk memberikan membabi buta, dengan teknologi modern yang mereka gunakan tanpa mampu
perlindungan kepada pengusaha pribumi. dicegah oleh pihak keamanan laut. Kebangkitan ekonomi Cina, India, Korea,
Mendesak kepada pemerintah supaya membuka lapangan kerja baru, dan Jepang telah berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan pangan dengan
memberikan proteksi kepada hak-hak buruh. kualitas yang lebih baik. Keadaan itu bersinergi dengan semakin banyak pengusaha
Mendesak secara bersama-sama BPK, KPK, BPKP, untuk melakukan audit ikan dari Cina, Jepang maupun Korea yang menjarah ikan di perairan Indonesia.
terhadap program-program pengentasan kemiskinan, karena ditengarai Faktor pargmatisme aparat keamanan dipicu oleh rendahnya penghasilan mereka,
telah terjadi pengelolaan keuangan yang tidak sehat terhadap berbagai serta terbatasnya kemampuan aparat dengan alutista yang tidak memadai, telah

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
220 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 221

Perdebatan antara pemerintah dan kelompok-kelompok aktifis pemerhati masyarakat akan ditemukan orang yang berkecukupan dan kurang kekecukupan.
masalah HAM dalam beragama, menguat belakangan ini karena baik pemerintah, Tetapi persoalan kemiskinan di Indonesia menjadi penting untuk memperoleh
maupun pihak-pihak yang memperjuangkan kebebasan keragama melalui isu perhatian mengingat masalah ini, telah berkembang di luar batas-batas
HAM, seringkali memperkuat argumennya berdasarkan legitimasi hukum dan prikemanusiaan, di luar Sunnatullah. Di luar sunnatullah, karena bangsa Indonesia
perundang-undangan secara sepihak. Hanya menggunakan pasal-pasal yang oleh Tuhan dianugerahi begitu besar potensi berupa kekayaan alam. Di luar
secara nyata menguntungkan argumennya masing-masing. Misalnya, kalangan sunnatullah, karena kemiskinan terjadi dalam suatu masyarakat dengan populasi
LSM pembela HAM, seringkali menggunakan UUD 1945 terutama pasal 28e penduduk beragama Islam terbesar di dunia, yang mestinya dapat hidup dengan
tentang kebebasan sebebas-bebasnya, dan mengabaikan pasal 28j UUD 1945 yang tata cara yang lebih beradab, tata cara yang Islami, di mana seseorang berdasarkan
mengatur adanya pembatasan terhadap kebebasan yang super bebas itu. keyakinan umat Islam memiliki tanggungjawab yang besar terhadap persoalan
Mengingat demikian pentingnya masalah kerukunan inter maupun antar umat yang dihadapi sesamanya, baik dengan tata cara yang telah diatur oleh Syar’i
beragama di Indonesia, dalam menentukan arah dan kelangsungan masa depan seperti Zakat, Infaq dan Sadaqah, maupun berdasarkan naluri kemanusiaan untuk
Bangsa dan Negara, Kongres XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM saling bantu-membantu.
merekomendasikan kepada Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam dan Berdasarkan Data BPS hingga saat ini data kemiskinan masih berada di
Jajaran HMI di seluruh Indonesia agar: kisaran 16-18% dari total populasi Bangsa Indonesia. Data ini terus mengalami
Kepada Pengurus Besar HMI periode 2008-2010, diamanahkan untuk perkembangan secara signifikan akibat memburuknya daya beli masyarakat,
segera membentuk tim perumus kebijakan Kerukunan antar Umat terbatasnya lapangan kerja baru yang mampu disediakan oleh pemerintah, naiknya
Beragama di Indonesia. Tim ini dibentuk oleh PB HMI pada semester harga-harga kebutuhan pokok dipicu oleh tekanan implasi akibat kenaikan harga
pertama kepengurusan, dengan melibatkan alumni HMI yang memiliki BBM. Memang harus diakui bahwa pemerintah telah berupaya melakukan langkah-
kompetensi. Hasil rumusan Tim dimaksud, agar disampaikan kepada pihak- langkah untuk mengendalikan keadaan agar daya beli masyarakat tetap mampu
pihak terkait, baik di Legislatif maupun di Eksekutif. Salah satu tugas tim menjangkau kenaikan harga-harga terutama sembilan bahan pokok, seperti dengan
ini adalah mengkaji keberadaan Bakorpakem apakah masih relevan dengan melakukan intervensi pasar, menggiatkan program padat karya melalui sejumlah
UUD 1945 hasil amandemen. program antara lain program pengembangan kecamatan yang juga dikenal dengan
Mendorong secara terus-menerus terjadinya dialog kultural antar sesama program PNPM. Pemerintah juga telah menyediakan skim kredit usaha rakyat
pemeluk agama di Indonesia. (KUR) dalam jumlah yang cukup besar, termasuk dengan terus menaikkan jumlah
Kepada Badko HMI, HMI Cabang di seluruh Indonesia diharapkan secara subsidi di APBN hingga mencapai 180 trilun hanya untuk BBM. Pemerintah juga
kontinyu melakukan monitoring terhadap kinerja Forum Kerukunan Antara menyediakan berbagai paket bantuan pendidikan melalui program pendidikan
Umat Beragama (FKUB) diwilayah kerja masing-masing. wajib belajar sembilan tahun. Dan banyak lagi kebijakan lainnya.
Kepada seluruh jajaran HMI diinstruksikan untuk menciptakan kondisi Dari semua kebijakan yang telah dilakukan pemerintah, terlihat jelas bahwa
yang kondusif dalam rangka memperkuat hubungan inter maupun antar langkah-langkah tersebut tidak secara nyata berdampak posiitif sesuai yang
umat beragama, dengan tetap berpegang teguh kepada Al-Qur,an dan diharapkan. Angka kemiskinan terus saja bertambah. Berbagai pendapat
Sunnah Nabi Muhammad SAW. dikemukakan berbagai pihak untuk membantu pemerintah dalam menangani
Kepada seluruh anggota/kader HMI di himbau untuk memperdalam masalah kemiskinan.
pemahaman keagamaannya dengan mengefektifkan kegiatan-kegiatan Oleh karena itu, dapat diduga kuat bahwa ada yang salah dalam
pengajian maupun pengkajian terhadap Al-Qur,an dan Hadits Nabi paradigma pengendalian kemiskinan di Indonesia. Bila ditelaah lebih jauh, masalah
Muhammad SAW, agar nafas Islam sebagaimana termaktub dalam tujuan kemiskinan yang semakin besar di Indonesia itu erat kaitannya dengan desain tata
HMI benar-benar bersenyawa dengan aktifitas kader-kader HMI. ruang pengelolaan ekonomi negara. Bermula dari UUD 1945 hasil amandemen
yang menjadikan Bangsa Indonesia mengekor kepada kepentingan kapitalisme
2. Problem Kemiskinan Dan Tanggungjawab Sosial global. UUD 1945 dan berbagai ratifikasi atas perdagangan internasional melalui
WTO, yang dipompakan oleh negara-negara maju, dipastikan menjadi akar
Masalah kemiskinan merupakan persoalan yang tidak mungkin persoalan terpuruknya sistem ekonomi bangsa. Penafsiran sepihak atas pasal-
dihilangkan seratus persen. Sudah menjadi sunnatullah, bahwa dalam setiap pasal UUD 1945 yang membawa bangsa Indonesia masuk dalam perangkap

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
218 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 219

kabupaten/kota yang sudah terbentuk; (5) tidak perlu disusun petunjuk di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali”;(2)”setiap orang
pelaksanaan/petunjuk tekhnis PBM tetapi perlu dibuat buku tanya jawab PBM (6) berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap,
Aparat departemen agama di daerah perlu didorong sebagai juru sosialisasi PBM sesuai dengan hati nuraninya”. Juga disebutkan pada pasal 29 bahwa; ” negara
tersebut dan disarankan diselenggarakan diklat khusus mengenai hal tersebut; dan berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha esa’, (2) ”negara menjamin kemerdekaan
(7) diperlukan pertemuan nasional FKUB seluruh Indonesia untuk menyatukan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
visi dan misi pemeliharaan kerukunan di seluruh Indonesia. menurut agama dan kepercayaannya itu”.
Sementara itu hasil evaluasi pemerintah atas 2 tahun pelaksanaan PBM Para pengamat berpendapat, sejumlah peraturan pemerintah belum
no 9 dan 8 tahun 2006 diperoleh temuan sebagai berikut: (1) sebanyak 285 memperlihatkan adanya itikad baik, terhadap pelaksanaan pasal-pasal dalam UUD
Kabupaten/kota telah memiliki FKUB (2) seluruh provinsi telah memiliki FKUB 1945 dimaksud. Para pengamat juga memperkuat argumennya dengan UU nomor
(kecuali Sulawesi Barat dan Papua Barat) (3) Perlu sosialisasi bahwa tugas FKUB 30 tahun 1999, terutama pada pasal 22 ayat 1 dan 2. Ayat 1 berbunyi:”setiap orang
bukan hanya memberi rekomendasi pendirian rumah ibadat. (4) agar pemerintah bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya
khususnya jajaran polri lebih tegas dalam menangani masalah rumah ibadat sesuai dan kepercayaannya itu”. Ayat 2 berbunyi:”Negara menjamin kemerdekaan setiap
peraturan yang berlaku. (5) Agar Pemkab/Pemkot konsisten dalam menjalankan orang memeluk agamanya masing-masing untuk beribadat menurut agamanya
aturan PBM (6) Agar sosialisasi PBM diteruskan kepada lapisan pemerintahan dan kepercayaannya itu”. Bunyi pasal 22 dalam UU No 30 Tahun 1999 tentang
terbawah, yaitu camat, kades, polsek dsb. (7) Agar ormas-ormas keagamaan HAM ini, tidak berbeda dengan bunyi UUD 1945, (mungkin anggota DPR nya
mendapat perhatian utama dalam sosialisasi PBM. lagi malas, jadi tinggal copy paste saja kerjanya). Untuk memperkuat dukungan
Menurut pemerintah, pengaruh sosialisasi PBM yang mereka lakukan mereka, para penggiat HAM senantiasa menggunakan international covenant on
secara nyata berpengaruh positif terhadap Kerukunan umat Beragama. Dengan Civil and Political rights (ICCPR/Kovenan Internasional tentang hak-hak sipil dan
prosentase keberhasilan sebanyak 17,4% dari banyaknya faktor yang mempengaruhi politik) yang telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia.
kerukunan umat beragama. Ada 14 faktor yang turut mempengaruhi kerukunan Hal yang banyak disoroti oleh para penggiat HAM terkait dengan
umat beragama yang dapat dibagi atas dua bagian besar. Pertama, faktor non- kebebasan beragama di Indonesia adalah Penetapan Presiden No. 1 tahun 1965
agama dan faktor keagamaan. Faktor kegamaan meliputi (a) kegiatan penyiaran tentang pencegahan penyalahgunaan atau Penodaan agama yang status hukumnya
agama (b) bantuan keagamaan dari luar negeri (c) perkawinan antara pemeluk kemudian ditingkatkan menjadi UU berdasar UU No. 5 tahun 1969. UU no. 1/
agama yang berbeda (d) pengangkatan anak (5) Pendidikan agama (6) perayaan PNPS/1965 tersebut belakangan mulai direvisi dengan terbitnya Inpres no.14 tahun
hari besar keagamaan (7) perawatan dan pemakaman jenazah (8) penodaan agama 1967 tentang agama, kepercayaan dan adat istiadat Cina. Kemudian dipertegas
(9) kegiatan kelompok/sekte agama (10) transparansi informasi keagamaan dan dengan terbitnya Surat Edaran (SE) Menteri Dalam Negeri No. 477/745054/
pendirian rumah ibadah. Sementara faktor non agama, terdiri atas; (1)masih BA.01.2/4683/95 tanggal 18 november 1978 yang antara lain menyatakan bahwa
tingginya kesenjangan ekonomi di masyarakat;(2)kepentingan politik; dan (3) agama yang diakui oleh pemerintah adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan
konflik sosial dan budaya. Budha. Konghuchu dikeluarkan dalam daftar agama, yang berdampak hilangnya
Meski pemerintah terlihat secara konseptual telah mampu memberikan hak-hak sipil penganutnya.
langkah-langkah kongkrit dalam rangka menciptakan suatu pola hubungan yang Terkait dengan hak mendirikan tempat ibadah, juga banyak memperoleh
harmonis antar umat beragama, tapi faktanya masih ditemukan berbagai bentuk perhatian karena muncul sebagai masalah yang sensitif dalam membangun
ketidakharmonisan dalam masyarakat disebabkan karena faktor sentimen antara kerukunan umat beragama di Indonesia. Pendirian rumah ibadah diatur oleh
agama. Kenyataan seperti ini membuat publik merasa belum percaya terhadap pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri
langkah-langkah yang telah ditempu pemerintah. Kritik paling mengemuka yang Dalam Negeri No.1/Ber/MDN-MAG/1969, 13 september 1969. Di dalamnya
muncul terhadap pemerintah adalah kuatnya keiginan intervensi negara terhadap antara lain diatur adanya keharusan memperoleh izin dari kepala daerah atau
masalah kebebasan beragama, yang oleh para pengamat dan pemerhati masalah pejabat pemerintah di bawahnya yang diberi kuasa itu. Lainnya adalah sebelum
keagamaan disebut sebagai pengingkaran terhadap UUD 1945, terutama pada pasal memberikan izin kepala daerah atau pejabat itu harus meminta pendapat kepala
28e ayat 1 UUD 1945 hasil amandemen yang menyebutkan bahwa;(1) setiap orang perwakilan (Kanwil) Departemen agama setempat dan bila perlu meminta
bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pendapat ulama atau rohaniawan di daerah itu. Tuntutan pencabutan atas SKB ini
pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal telah seringkali diteriakkan.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
216 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 217

kapitalis, maka selama itu pula demokrasi tidak akan berpihak kepada meyoritas no 8 tahun 2006, yang berbunyi,”terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat
rakyat Indonesia. HMI bersama seluruh elemen pro demokrasi yang benar-benar beragama, maju sejahtera, dan cerdas serta saling menghormati antar sesama
berjiwa demokratis yang mampu menghasilkan karya-karya terbaik bagi masa pemeluk agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
depan peradaban di Indonesia. dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Agar program aksi seluruh jajaran Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Dengan visi seperti itu, pemerintah merumuskan dua kebijakan besar
terkoordinasi dengan baik, perlu ditunjang oleh suatu pemahaman bersama untuk menjaga kerukunan umat beragama; (1) memberdayakan masyarakat
tentang kondisi perkembangan lingkungan strategis HMI, baik secara internal kelompok-kelompok agama, serta pemuka agama untuk menyelesaikan sendiri
maupun eksternal. Mengingat pentingnya kesamaan persepsi dalam menyikapi masalah kerukunan umat beragama (KUB). (2) memberikan rambu-rambu
perubahan-perubahan lingkungan strategis itulah, Kongres XXVI Himpunan dalam pengelolaan Kerukunan umat beragama. Upaya merealisasikan kebijakan
Mahasiswa Islam dengan ini mengeluarkan rekomendasi kepada seluruh jajaran ini ditempuh melalui program; (a) meningkatkan pemahaman keagamaan yang
Himpunan Mahasiswa Islam periode 2008-2010 dengan didasarkan pada; Al- moderat;(b) melakukan perubahan paradigma pendekatan dalam membangun
Qur,an dan Hadits Nabi Muhammad SAW, AD/ART HMI, dan kebutuhan akan kerukunan antar umat beragama dari pendekatan formal, struktural menjadi
masa depan organisasi sebagai berikut: pendekatan humanis kultural (c)penanganan daerah konflik (d) pemberdayaan
forum kerukunan antar umat beragaman (FKUB);(e) orientasi pemberdayaan
I. Rekomendasi Eksternal tenaga rekonsiliasi (f) peningkatan wawasan multikultural bagi para guru agama
(g)perkemahan pemuda lintas agama (h)temu karya pemuda lintas agama.
1. Kebijakan Kerukunan Antar Umat Beragama di Indonesia Untuk mengatur tata hubungan antar pemeluk umat beragama,
dikeluarkan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No.
Kebijakan kerukunan antara umat beragama di Indonesia oleh 9 tahun 2006, yang substansinya memuat tiga (3) hal: pertama tentang tugas
pemerintah di dasarkan kepada UUD 1945, terutama pada tujuan pendirian kepala daerah/wakil kepala daerah dalam pemeliharaan kerukunan; kedua,
NKRI ”melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah pemberdayaan forum kerukunan antar umat beragama (FKUB) dan ketiga,
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, pendirian rumah Ibadah. Mengenai pendirian rumah Ibadah ditekankan bahwa
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian yang diatur adalah: (a) peraturan bersama bukan aspek doktrin agama, tetapi lalu
abadi dan keadilan sosial”. Berdasarkan norma konstitusional ini, pemerintah lintas warga negara indonesia pemeluk suatu agama ketika berinteraksi dengan
dirumuskan Tiga Agenda Pembangunan Nasional tahun 2004-2009 yaitu: (1) WNI lainnya yang memeluk agama berbeda. (b) beribadat tidak sama dengan
Agenda menciptakan Indonesia yang aman dan damai. (2) Agenda menciptakan membangun rumah ibadat meskipun keduanya saling berhubungan. Peraturan
Indonesia yang adil dan demokratis (3) Agenda meningkatkan kesejahteraan bersama ini dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip (1) PBM adalah hasil dari
Rakyat. (Lihat, Perpres No. 7 tahun 2005). kesepakatan majelis-majelis agama di tingkat pusat (2) Negara menjamin
Dalam Perpres ini pula disusun arah kebijakan pembangunan kehidupan kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing
beragama sebagai berikut; (1) Peningkatan kualitas dan pemahaman beragama dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. (3) memenuhi
serta kehidupan beragama, (2) peningkatan kerukunan intern dan antar umat peraturan perundang-undangan (4) memelihara kerukunan umat beragama (5)
beragama. memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat (6) pemberian kepastian
Perpres no 7 tahun 2005 ini juga memuat program pembangunan di pelayanan secara adil dan terukur kepada pemohon pendirian rumah ibadah, (7)
Bidang Agama di Indonesia sebagai berikut: (1) peningkatan pemahaman, pemberdayaan masyarakat, khususnya para pemuka agama dan (8) kebersamaan
penghayatan, pengamalan dan pengembangan nilai-nilai keagamaan (2) antar masyarakat dan pemerintah.
peningkatan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan (3) peningkatan Pemerintah telah melakukan evaluasi 1 tahun pelaksanaan PBM No.
pelayanan kehidupan beragama (4) pengembangan lembaga-lembaga sosial 9 dan 8 tahun 2006, dengan temuan sebagai berikut: (1) Kehadiran Peraturan
keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan (5) penelitian dan pengembangan Bersama telah menciptakan kondisi bagi suasana kerukunan umat beragama
agama dan (6) peningkatan kerukunan umat beragama. terutama yang terkait dengan pendirian rumah ibadat. (2) sosialisasi peraturan
Departemen Agama selaku lembaga teknis kemudian menjabarkan bersama perlu ditingkatkan (3) pembentukan FKUB di daerah dipercepat,
perpres no 7 tahun 2005 dengan suatu peraturan menteri agama (Permenag) (4) diusulkan agar ada rapat Koordinasi Forum Kerukunan Umat Beragama

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
214 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 215

masih didukung oleh Cina dan Rusia seperti Korea Utara aka jauh lebih kebal. mengambil prakarsa untuk menghidupkan kembali semangat Pan-Islamisme,
Memperhatikan kondisi perkembangan mutakhir, penulis menduga bahwa tahapan tetapi seperti yang terjadi selama ini, internal Arab tidak pernah menemukan titik
selanjutnya dari benturan peradadan adalah bangkitnya kesadaran pemeluk agama, temu atas persoalan mereka. Gerakan Pan-Islamisme akan segera mati ketika
lintas agama berhadapan dengan kekuatan ivisible hand yang selama ini berjaya distigma oleh Arabisme chauvinistic, belum lagi bahwa dalam Islam tidak dikenal
dengan proyek one world government-nya. Apa yang dilakukan oleh Amerika adanya sistem patriarkhal, kecuali di kalangan Syiah yang memang memiliki
dengan proyek anti terorisme internasional, sesungguhnya memang tidak hanya konsep imamah. Tetapi di tengah konflik sunni dan syiah yang terus terjadi di
ditujukan kepada pemeluk Islam saja. Dalam faktualnya, setiap tradisi keagamaan, belahan negara-negara Arab, harapan akan Pan-Islamisme kelihatannya menjadi
setiap institusi keagamaan, yang mengembangkan nilai-nilai sosial, pendidikan, utopis. Dari analisis seperti ini, diduga kuat bahwa gesekan antara gerakan satu
dan kegiatan politik yang bertentangan dengan kebijakan new world order dapat Cina (Taoisme), akan lebih kuat menghadapi hegemoni iluminasionisme-Yahudi.
dipastikan akan disingkirkan. Perang dingin antara kedua kekuatan raksasa ini, dapat dipastikan akan memecah
Berbeda dunia Islam, dalam dunia Kristen telah lebih dahulu kekuatan kristen. Protestan akan mengikuti Ilmuniasi-Yahudi, seperti yang mereka
tersekularisasikan, nilai-nilai filsafat modern bahkan boleh di kata telah menyatu lakukan pada abad pertengahan, dan Katolik akan lebih mudah berkomunikasi
dalam berbagai interpretasi atas Injil, sehingga sangat mungkin dunia Kristen dengan penganut agama daripada kaun paganis. Demikian dengan pemeluk
tidak lagi ditemukan adanya kolektivitas perlawanan bermotif keagamaan, yang agaman Islam. Berdasarkan pemetaan ini, dapat dipastikan bahwa tidak semua
kemudian bisa dicap dengan terorisme. Tetapi bukan berarti dunia Kristen telah ancaman invasi yang diteriakkan oleh Amerika atau sekutunya di Eropah Barat
benar-benar menyetujui berbagai gagasan dari one world government ini. Sikap akan direalisir. Tetapi akan lebih banyak bersipat gertakan saja. Terutama bila
keras Paus Paulus untuk tidak membenarkan Perkawinan antar jenis kelamin Cina, dan Rusia memberikan dukungan politiknya. Bahkan tidak semua keinginan
maupun aborsi misalnya, dapat dibaca sebagai belum tunduknya Katolik terhadap Amerika akan diamini oleh pemimpin di negara-negara eropah Barat, karena
gagasan liberalisme. The Da Vinci Code, novel yang ditulis oleh Dan Brown kuatnya pengaruh Katolik di wilayah itu.
(2003)-saat ini filmnya tengah beredar dam mendapat perlawanan, setidaknya di Menyusul berbagai krisis kemanusiaan mutakhir, muncul gagasan
oleh kaum Katolik di India misalnya, ditujukan untuk membongkar hal-hal tabu untuk melakukan deliberasi terhadap demokrasi. Adalah Fared Zakaria yang
dalam tradisi Katolik. Katolikhisme dengan Immobiliare-nya dan iluminasionisme mengeluarkan tesis pentingnya gerakan deliberalis demokrasi ini diterima sebagai
dengan jaringan MNC kaum Yahudi dunia, memang dua kekuatan paling tua dan bentuk apologize terhadap apa yang telah dilakukan para kapitalis. Sambutan
paling berpengaruh, sekaligus memiliki catatan pertarungan sepanjang sejarah terhadap gagasan ini berkembang pesat, utamanya di belahan negara-negara
peradaban modern, bahkan pada masa klasik sekalipun. Amerika Latin, yang sejak lama menjadi musuh Amerika.
Hubungan Cina dan Amerika yang belum membaik, sangat besar Sedikit sketsa pemikiran ini, dimaksudkan untuk menjadi bahan pemikiran
kemungkinan di picu bukan saja karena faktor surplus perdagangan kedua kepada peserta Kongres HMI bahwa kemiskinan, kelaparan, ketidakadilan,
negara yang tidak berimbang. Psikologi politik yang tidak bersahabat seringkali penjajahan, penodaan terhadap agama, krisis pangan, korupsi dan berbagai aspek-
diperlihatkan oleh Cina atas kasus-kasus Taiwan, Korea Utara, Nuklir Iran yang aspek yang menjadi keprihatinan kita selama ini, bukanlah sesuatu yang given
menjadi target Amerika. Amerika dianggap faktor utama dalam menghambat sifatnya. Apa yang kita saksikan adalah produk sebuah sejarah. Sejarah tentang
gerakan satu Cina yang menjadi kebijakan Beijing. Kuatnya nilai-nilai Taoisme kesalahan mengambil keputusan apa yang baik dan seharusnya dilakukan dengan
dalam tradisi masyarakat Cina, menjadi modal kuat Cina untuk menghadapi tidak benar.
saja gerakan katholikhisme, iluminasionisme (Yahudi), termasuk Pan-Islamisme Memperhatikan kondisi keummatan dan kebangsaan kita saat ini, MPK
atau Arabisme. Berbeda dengan Katholikhisme kelihatannya akan mengalami HMI mengingatkan kepada seluruh peserta Kongres bahwa masa depan umat
kekalahan yang kedua kalinya, setelah dipecah melalui gerakan reformasi pada abad Islam di Indonesia, dan masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik, harus
pertengahan dan melahirkan Aliran Protestantianisme, kini mereka diperhadapkan diraih melalui cara-cara yang cerdas, strategi yang tepat, tindakan yang bernas.
pada ancaman kehancuran kerajaan Tuhan (City of God), bila upaya propaganda Hanya dengan memperkuat kemampuan individual masing-masing kader HMI,
kalangan alumbradors yang sedang gencar saat ini tidak mampu diantisipasi. Bila wajah Indonesia baru yang lebih baik akan diperoleh. Hanya dengan tekad yang
film, maupun novel dari Dan Brawn tidak bisa di jawab oleh pimpinan Tahta Suci kuat melawan para pembajak demokrasi, yang ”membeli” pada politisi, birokrasi;
di Vatikan, sangat mungkin kepercayaan para penganut katolik di berbagai belahan yang menguasai seluruh sumber-sumber produksi, distribusi ekonomi, demokrasi
dunia perlahan akan surut. Sementara itu, Ahmadinejad kelihatannya bermaksud akan mewujudkan kesejahteraan. Selama para negara masih berpihak kepada para

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
212 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 213

of Hamburg-Germany, Warburg Bank of Amsterdam-Netherland. Melalui proses baru untuk berhadapan dengan gerakan anti-kapitalisme di negara mereka.
Merger. Gagasan ini tidak ampuh, perlawanan terhadap globalisasi melalui isu
Dalam operasinya jaringan keuangan internsional di bawah kendali The lingkungan muncul menyeruak kepermukaan. Berbagai dampak negatif dari
Fed ini, dijalankan oleh IMF (International Monetery Found). Melalui IMF inilah ekspolitasi besar-besaran yang dilakukan oleh para kapitalis di berbagai belahan
transaksi ekonomi politik dilangsungkan, untuk mengendalikan sistem keuangan dunia, terbukti tidak saja telah menciptakan kesengsaraan terhadap warga negara
di negara-negara berkembang. setempat, tetapi juga telah membuat wajah dunia menjadi semakin buruk untuk
menjadi tempat bagi manusia membangun peradabannnya.
Tesis Benturan Peradaban Huntington dan Munculnya Jalan Ketiga Anthony Sementara sistem kapitalisme membuat orang kaya semakin kaya, yang miskin
Giddens bertambah miskin, jumlah penduduk pun kian hari-kian bertambah banyak.
Ledakan penduduk dunia ini memaksa manusia terus menerus mengeksploitasi
Setelah berhasil melancarkan skenario perang dingin, dan diakhiri dengan perut bumi untuk mengambil energy fosil yang diperlukan bagi berjuta-juta mesin
“kekalahan” komunis, bisa diduga sengaja “dikalahkan”. Desain tata dunia baru yang diproduksi para kapitalis, tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap
(new world order) dalam rangka mewujudkan one world gevernment, issu benturan bumi. Maka lengkaplah penderitaan manusia di planet ini, akibat kesalahan
antar peradaban dikeluarkan oleh S.P Huntington. Segera setelah itu publik paradigma modernisme.
internasional mengalami kegundahan, antara percaya dengan tidak percaya. Tesis Ledakan penduduk dunia juga memaksa manusia mempertahankan
ini dikeluarkan oleh Huntington setelah memperhatikan bahwa proyek globalisasi survivalitasnya. Perebutan sumber-sumber pangan pun menjadi isu paling
yang didesain oleh para pembajak demokrasi, disatu sisi telah berhasil menciptakan mutakhir yang paling menakutkan. Krisis pangan global terjadi, akibat mata rantai
ketidakseimbangan sistem peradaban. Menciptakan kekerasan di seluruh belahan ekosistem dunia semakin rusak.
dunia; meluluhlantakkan sendi-sendi paling dalam dari suatu komunitas sosial. Dalam keadaan seperti itu, George W. Bush sebagai pemegang komando, harus
Dan yang pasti, Huntinton memahami benar, bahwa telah muncul sikap anti-pati bertanggungjawab ”memberi makan” para komparador-komparador yang selama
dan perlawanan terhadap jaringan conspiracy yang dibangun oleh tokoh-tokoh ini membajak demokrasi. Konflik pun dipicu. Keserakahan yang telah menjadi
liberalisme dan sosialisme (baca: Yahudi internasional) ini. Kepastian atas hal tabiat pun menjadi raja dalam setiap pengambilan keputusannya. Isu terorisme
ini diperoleh Huntington sesaat setelah terjadinya revolusi Islam di Iran. Banyak dilempar menjadi isu global. Kasus tabrakan pesawat atas menara kembar World
karya yang telah dihasilkan oleh Huntington untuk membenarkan tesisnya ini. Trade centre, disusul dengan serangan ke Afganistan dan Irak, berikut rencana
Termasuk rekomendasinya agar sistem demokrasi di benahi melalui suatu yang menyerang Iran atas alasan telah mengembangkan sejnata nuklir. Ummat Islam
disebutnya sebagai keteraturan sosial. di berbagai belahan dunia sepertinya hanya mampu melawan dengan spanduk
Porak-porandanya sistem global disebabkan oleh para pembajak demokrasi mereka. Tetapi bukan berarti bahwa Bush telah gagal. Dengan issu pemberantasan
(Kapitalisme) internasional ini, perlahan memperlihatkan ketidaksanggupan para terorisme, Bush mampu menyakinkan banyak negara miskin dan berkembang,
pemimpin dunia mengontrol tingginya tingkat kekerasan yang terjadi di berbagai yang nota benenya dihuni oleh penduduk yang beragama untuk mengikuti skenario
belahan dunia. Gerakan anti globalisasi pun telah marak terjadi di berbagai belahan yang dijalankan.
dunia. Setiap pertemuan G8, Bank Dunia, WTO, dan berbagai kegiatan-kegiatan Selama ini, memang hanya negara-negara Muslim yang kelihatannya
para pembajak demokrasi ini, tidak pernah sepi dari cercaan dan makian para kurang menyambut baik tawaran mereka untuk membentuk one world government,
demonstran anti globalisasi. Mereka dituntut bertanggungjawab atas terjadinya utamanya Irak dan Iran. Karena itu kedua negara ini menjadi sasaran utama yang
pemiskinan sistemik di berbagai belahan dunia; terjadinya pelanggaran HAM, harus direformasi bagaimanapun caranya. Keberhasilan Iran membangun sistem
penodaan agama, pembantain etnis, dan berbagai kejahatan kemanusiaan lainnya. Teodemokrasi, sebagai anti thesa bahwa demokrasi adalah satu-satunya sistem
Di tengah semakin merebaknya tuntutan anti-globalisasi (baca:anti sosial yang sesuai dengan one world government dianggap sebagai biang kerok
kapitalisme), Antony Giddens muncul dengan tawaran Jalan Ketiga, yang yang dapat mengeskpor sistem sosial politiknya ke berbagai belahan dunia Islam.
disebutnya ”kiri tengah”. Intinya, Anthony Giddens menawarkan suatu konsensus Batu sandungan memang ada pada Cina dan Rusia, yang selama ini mengambil
baru agar proyek globalisasi dapat diterima kembali utamanya oleh kalangan anti- kebijakan politik perimbangan atas kebijakan luar negeri Amerika dan sekutunya.
globalisasi. Bersinegri dengan gagasan ini muncul pula apa yang disebut sebagai Cina dan Rusia dengan hak vetonya di PBB, memiliki kekebalan diplomatik yang
neo-liberalisme. Yang memberi ruang kepada pemimpin negara-negara demokrasi sulit diganggu gugat oleh Amerika. Karena itu, lazimnya negara-negara yang

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
210 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 211

ilmuan, di berbagai penjuru dunia, juga dalam rangka mengkaji masukan yang ini tidak lebih dari sebuah proyek. Proposalnya adalah membagi dunia dalam
diterima dari berbagai NGO yang berada di bawah “pembinaan” mereka yang 10 region, setiap region dikepalai oleh seorang “technocratic decision-making”.
tersebar di seluruh dunia. Di antara NGO yang terkenal dibalik proyek raksasa ini Bilderberger; pada level internasional NGO ini dipertemukan oleh Bilderberger
adalah; The Round Table Group, berdiri sejak 1870 oleh John Ruskin, landasan Conference, didirikan tahun 1954, dikenal sebagai pertemuan elite dunia yang
berpikirnya: bahwa ada sekelompok orang yang lebih superior dibanding orang paling prestisius. Aktor utama Prince Bernard, anggota tetapnya: Eropa, Canada,
lain, sehingga berhak untuk hidup lebih baik dari yang lain. Tujuannya mendirikan Amerika. Pertemuan diadakan satu atau dua kali setiap tahun. Tujuan utamanya,
new world order, melalui One World Government. Tahun 1891 diresmikan mengontrol ekonomi dunia untuk menciptakan one world government. Tahun
dengan anggota Cecil Rhodes, Lord Rotschild, anggotanya di rekrut dengan cara 1976 Prince Bernard terlibat skandal Lockheed. Tahun 1977 kedudukannya diganti
memasukkan ide-ide humanitarian. Setiap saat mereka mengajak orang-orang sebagai ketua oleh Lord Home, Prime Minister of the United Kingdom. Walter
pandai dengan cara cerdik, dengan memberikan keyakinan akan adanya kebutuhan Scheel, mantan President Federal Republic of Germany, Lord Roll of Ipsden,
dunia untuk bekerja menyelesaikan masalah dunia. Ironisnya hanya top pimpinan President of S. G. Warburg Group plc, Lord Carrington. Anggotanya antara lain:
mereka secara terbatas, yang mengetahui tujuan sebenarnya, yaitu menjadi Baron E. de Rotschild, Helmut Schmidt, Agnelli (FIAT), World Bank President,
penguasa dunia. Anggotanya para bankir kaliber internasional, politisi, ekonom, David Rockefeller, Lehman Brothers, Henry Kissinger (Penasehat ekonomi
professors dari berbagai disiplin ilmu. Round Table ini didirikan di beberapa negara, Indonesia era pemerintahan Gus Dur). Setiap anggota dari Amerika otomatis
Di Inggris mereka mendirikan Royal Institute of International Affairs, di Amerika menjadi anggota CFR. Enam presiden Amerika yang terakhir adalah anggota
Council of Foreign Relations. Organisasi private ini dibentuk untuk mempengaruhi Bilderberger.
kebijakan luar negeri USA dan masalah internasional lainnya melalui pertukaran Trilateral Commission; Organisasi ini berdiri tahun 1973. Didanai oleh
pikiran. Didirikan tahun 1921 hingga saat ini, mereka mengontrol keamanan Rotschild, Rockefeller dan Ford Fundation. Direkturnya Zbigniew Brzezinski.
nasional dan penasihat kebijakan Amerika. Saat ini ada 2900 anggota; 500 anggota Forum ini merupakan kelanjutan dari pertemuan Bilderberger (dengan anggota
sangat berkuasa; 500 lainnya berpengaruh; sisanya berpengaruh di dunia akademi, international financiers, industrialists, media magnates, union bosses, academics
media, busines, finance, militer. Tujuannya untuk membentuk sebuah sistem yang and political figures). Awalnya merupakan aliansi Eropa, Amerika dan Jepang
mendorong monopoli kapitalisme yang dapat membawa perbedaan mata uang, untuk menguasai dunia. Kata kuncinya adalah merger. International upper class
system perbankan, kredit, manufacturing dan bahan baku ke dalam satu supervisi ini, bersatu untuk melindungi kepentingan negara maju. Oleh karena itu setiap
organisasi. Presiden Nixon menunjuk 115 anggota CFR dalam posisi kunci. Henry pimpinan politik yang di promosikan menjadi pemegang kekuasaan harus
Kissinger, salah satunya. Slogannya “The New World Order”, “Interdependence” memberi jaminan bahwa the global financial interests (of the Rockefellers and the
adalah kata kunci agar negara menyerahkan kedaulatan-nya kepada satu Supra other ruling elites) harus dilindungi di manapun ia berada.
Pemerintahan Dunia. Tahun 1976, Amerika menandatangani A Declaration of
Interdependence, berisi rencana menyerahkan Amerika kepada Pemerintahan Institusi Keuangan
Dunia. Club of Rome berdiri sejak 1968 oleh Morgenthau Group. Kelompok
yang terdiri dari industrialist, ilmiawan, ekologist, ekonom, bankers, humanist Semua pengelolaan keuangan dilakukan satu atap di bawah kendali
dan fanatical cronies. “The Limits of Growth”, 1972. Memprediksi kelaparan dan The Fed. Organisasi swasta bukan pemerintah, dimiliki oleh 12 pemegang
runtuhnya sistem dunia, membuat perencanaan bagi NATO. Kunci sukses untuk saham. Berdiri sejak tahun 1913, Disahkan oleh Kongres Amerika dan Presiden
mengontrol dunia adalah kemampuan mereka untuk menciptakan dan mengelola Amerika Woodrow Wilson. Berhak penuh untuk mencetak uang untuk Amerika
resesi ekonomi yang parah dan selanjutnya melancarkan economic depression. dan menerima pajak melalui badan swasta IRS (Internal Revenue Service).
Pendekatannya dengan melakukan kekacauan sosial dalam skala global, diikuti Amerika melalui UU dinyatakan bangkrut pada tahun 1929 dan seluruh hak
depresi ekonomi. warga negara dan kepemilikannya menjadi milik Federal Reserve. Tujuannya
Sebagai langkah awal, mereka menciptakan kelompok massa yang besar mengontrol keuangan Dunia. Federal Rezerve sahamnya dimiliki oleh Sachs of
di seluruh dunia yang nantinya akan menikmati kesejahteraan di masa depan. New York, Goldman of New York, City Bank of New York, Kuhn Loeb Bank of
Diprakarsai oleh Aurelio Peccei (Boss FIAT group), Anggotanya terdiri dari New York, Lehman Brothers of New York, Chase Manhattan Bank of New York,
100 orang di 25 negara “satu-satunya cara untuk menyelamatkan dunia adalah Lazard Brothers of Paris-France, Israel Moses Seif Banks of Italy, Rothschild
dengan pendekatan global. Maka globalisasi, bagi para pembajak demokrasi Bank of London-England, Rothschild Bank of Berlin- Germany, Warburg Bank

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
208 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 209

terhadap anak. Di Amerika misalnya dipraktekkan bahwa anak umur 17 tahun political force. Kata kunci keberhasilan kontrol atas ekonomi dunia ini, ada pada
berhak menentukan sendiri hidup dan kehidupannya, bebas dari intervensi orang kontrol terhadap sirkulasi peredaran uang. Dengan menguasai arus peredaran uang
tuanya, sejauh yang dia kehendaki. Keenam, menghapuskan konsep agama yang dunia, mereka mampu memaksakan apapun kebijakan ekonomi mereka terhadap
menyembah Tuhan menjadi pemujaan terhadap “reason” – rationalisme. suatu negara. Dengan mengendalikan otoritas keuangan, krisis ekonomi di suatu
Dalam rangka mewujudkan proyek besar ini tentu saja diperlukan negara yang tidak “tertib” dapat diciptakan kapan saja. Fakta menujukkan bahwa
jaringan internasional yang kuat, dibutuhkan dana yang tidak kecil, dan kekuatan Dalam 20 tahun Negara yang meminjam dengan bunga 5% telah membayar seluruh
diplomasi yang hebat, serta alat penekan yang kuat. Beberapa orang yang kaya pinjamannya dalam bentuk bunga, tanpa mengurangi hutang mereka. Ketiga,
secara mendadak, karena kemenangan mereka pada perang dunia I, dan perang tentang pendidikan. Mengendalikan cara berfikir seseorang adalah kata kunci
dunia II, kemudian bertemu dan membahas proyek prestisius ini. Salah satu untuk menguasainya. Di kenal dengan slogan Desacartes ”Aku Ada karena Aku
kesepakatan penting yang mereka hasilkan adalah memperkuat posisi federal Berfikir” (cogito ergo sum). Pemegang otoritas atas proyek one world government
reserve (The Fed), yang telah mereka dirikan jauh-jauh sebelumnya. The Fed berpendapat bahwa kurikulum pendidikan internasional harus dikendalikan. Tidak
yang kemudian dikenal sebagai Bank Sentral Amerika itu, dinobatkan sebagai boleh dibiarkan adanya perkembangan pemikiran yang bertentangan nilai-nilai
lembaga keuangan tunggal untuk mengontrol seluruh peredaran mata uang dunia. demokrasi, karena sama saja dengan menghabur-hamburkan uang. Untuk tujuan
Menetapkan dollar Amerika sebagai satu-satunya standar mata uang dunia. itu, teori-teori klasik yang diyakini dapat mengacaukan paradigma sistem global
Perserikatan Bangsa-Bangsa, (United Nation, baca; Persatuan Negara Bangsa) harus dihentikan peredarannya. Karena itu kebijakan kementerian pendidikan di
sebagai cikal bakal one world government (pemerintahan tunggal dunia), yang semua negara harus dikontrol. Bantuan-bantuan penelitian, dan berbagai program
bertugas melakukan kontrol terhadap kebijakan politik dunia, dan mengawasi bea-siswa benar-benar harus terkendali. Tugas ini dimainkan oleh lembaga-
perkembangan demokrasi di berbagai belahan dunia. lembaga non pemerintah atas arahan Bank Dunia, sebagai perpanjangan dari The
Dalam praksisnya, proyek ekonomi politik dalam rangka membentuk Fed. Keempat, tentang propaganda. “Distraction is one of our principal aims”
satu pemerintahan dunia dengan ideologi tunggal demokrasi liberal ini, ditegakkan adalah prinsipnya. Dilakukan melalui proyek-proyek hiburan, judi dan bentuk-
untuk mengokohkan ideology kapitalisme dengan prinsip sebagai berikut: Pertama, bentuk permainan lainnya. Dimaksudkan untuk mengacaukan pengertian publik
prinsip-prinsip dalam politik. Politik tidak ada kaitannya dengan moral. Moral dengan secara konsisten menyampaikan opini-opini yang kontradiktif sehingga
adalah urusan orang-perorang, negara tidak boleh ikut campur dalam urusan privat mengalihkan pemikiran-pemikiran untuk melawan. Agar propaganda ini bisa
warga negaranya. Kekerasan adalah kata kunci untuk menguasai dunia ditegaskan dilakukan dalam berbagai bentuk, dan bisa dilakukakan kapan dan di manapun,
dengan slogan Liberty, Equality, Fraternity’. Slogan ini menjadi kata kunci untuk maka media informasi harus bebas, dan dilakukan oleh semua negara anggota
menghacurkan rezim pemerintahan negara yang otoriter, mengukuhkan sistem PBB. Media cetak, maupun elektronik yang tidak menyampaikan informasi sesuai
kerajaan, tidak menegakkan Hak Asasi Manusia, dan mencampuri urusan moral dengan prinsip-prinsip kebebasan pers, atau ideologi liberal, dibeli sahamnya,
warga negaranya. Kebebasan pers, bicara, dan segala sesuatu yang ada kaitannya diganti managemennya, lantas dibangkrutkan setelah itu. Kelima, tentang civil
dengan pengertian ini, tetapi berbeda dengan dasar teori yang telah menjadi society. Organisasi non pemerintah yang sejalan dengan visi dan misi harus
konsensus internasional karenanya harus dimusnahkan. Dan untuk meyakinkan dibantu pembiayaannya. Dijaga keamanannya, dan diberikan berbagai bentuk
suatu negara taat atau tidak, ukurannya adalah apakah mereka telah meratifikasi penghargaan internasional. Organisasi non pemerintah ini, di support agar kekuatan
piagam PBB terkait dengan slogan-slogan itu. Karena itu sesungguhnya tidak ada sesungguhnya tidak kelihatan dipermukaan, inilah yang dikenal dengan “ínvisible
kebebasan, tindak hukum di luar hukum yang dibuat oleh PBB. Maka sejak saat hand”. Dalam prakteknya, semua jenis institusi publik, harus dikawal oleh satu
itu, fungsi agama sebagai sumber norma yang mestinya mendasari hukum-hukum NGO untuk mengontrolnya. Karena itu, tidak ada satu kekuatan pun di dunia ini
positif menjadi tidak jelas. yang lepas dari pantauan, dan dengan mudah akses informasi dapat diperoleh.
Hal seperti ini setiap saat dikontrol, dan dicermati oleh PBB, sebagai
lembaga yang bertugas untuk melakukan kontrol terhadap penyebarluasan Lembaga-Lembaga Think Tank
gagasan dan prinsip-prinsip demokrasi. Dengan cara ini hak internasional yang
dikendalikan oleh PBB akan menghapuskan hak nasional bangsa lain. Kedua, Dalam rangka menjaga kontinuitas proyek ini, dibentuk lembaga-lembaga
tentang ekonomi. Kapital digunakan untuk mengukuhkan monopoli agar para pemikir (think tank), berbentuk NGO (non government organization). Tugasnya di
pemimpin dan pemegan otoritas di shadow world government, dapat menggunakan samping melakukan man to man making terhadap semua politisi, bankers, lawyer,

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
206 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 207

ini. Wahyu dan ratio bagaimanapun saling melengkapi. Upaya mencari titik temu Dewasa ini, sistem peradaban akal, berwatak Aristotelianisme,
kedua pilar peradaban ini sesungguhnya telah banyak dilakukan pada masa-masa sekularistik, dan materialistik dengan ideologi tunggalnya rasionalisme dapat
yang lampau, tepatnya ketika peradaban Islam berada pada puncak kejayaannya. disebut sedang “di atas angin” dalam pembangunan sistem peradaban. Konstruksi
Tercatat ribuan ilmuwan muslim yang berhasil memadukan kedua pilar ini dalam sistem peradaban materialistik ini didalangi oleh ilmuan-ilmuan Barat, terutama
membangun sistem peradaban dunia pada masa kejayaan Islam. Ibnu Sina atau Ave yang berkebangsaan Yahudi. Rasionalisme tidak saja telah menampilkan wajah
Sina misalnya, adalah hasil dari perpaduan dua sistem peradaban ini. Tapi sejarah kedigjayannya atas sistem peradaban wahyu (agama). Tidak ”di Barat”, tetapi juga
berkehendak lain, perseteruan antara akal dan wahyu di dunia Islam mencapai titik ”di Timur”.
klimaksnya diserambi sejarah peradaban Islam, menjelang semakin condongnya
”matahari ke ufuq Barat”, ketika Al-Gazali berseteru dengan Ibnu Rusyd dan Demokrasi Dibajak dan Diperalat
para saintific Islam di eranya. Tokoh yang kedua bersama para saintific lainnya
kemudian bersinar di ”Barat” yang dikenal dengan Averoes dan menjadi salah satu Pasca perang dingin, terbangun suatu kesadaran baru bahwa era perang
tokoh kunci kebangkitan sains di dunia Barat, bersama-sama pada saintific Islam teritorial harus dihentikan. Ini bukan berarti bahwa pertempuran telah berakhir.
lainnya yang kurang memperoleh tempat di dunia Timur. Kemiskinan, pengangguran dan berbagai dampak yang ditimbulkan perang
Dalam sejarah Yunani Kuno, pengalaman serupa juga ditemukan, ketika dunia II, mengharuskan adanya pembangunan yang dititikberatkan pada sektor
Aristotes dengan silogismenya mematikan gagasan ideal dari tradisi ”ide” yang ekonomi. Maka, pasca perang dingin hingga saat ini dapat juga disebut sebagai era
dikembangkan para Platonian. Konflik antara wahyu versus akal, Platonisme pertempuran disektor ekonomi. Para pemikir Barat menyadari benar bahwa perang
versus Aristotelianisme, dimenangkan oleh rasionalisme Aristotelian. Pada abad ekonomi dapat dimenangkan apabila sistem ekonomi global bisa dikendalikan.
pertengahan, di masa renaissance-masa kebangkitan sains Yunani, keadaan ini Untuk itu diperlukan adanya sistem ekonomi politik yang seragam dan sentralistik
memicu terjadinya gerakan reformasi keagamaan. Pendapat lain menyebutkan agar dinamika politik terkendali sedemikian rupa sehingga stabilitas politik dapat
menangnya Kristen Protestan atas Katolik merupakan kemenangan besar menjamin kepastian berusaha. Tranformasi ide-ide humanitarianisme melalui
iluminationisme di tangan Jewsisme yang dikembangkan berdasarkan tradisi sistem demokrasi menjadi kata kunci untuk keperluan itu.
rasionalisme dialektik. Kita tahu bahwa teori iluminasi dikembangkan oleh Mulla Demokrasi yang sejatinya ideal itu pun di bajak. Di strukturisasi
Sadra dan Nasiruddin Tusi dalam versi Islam. Tetapi struktur dan konstruksi aksi dengan memerger sistem nilai sosialisme dan liberalisme. Pada dekade 70-
dari gerakan ini menemukan kedigdayaannya di tangan sekelompok kecil orang- awal, hingga saat ini, Amerika dan sekutunya mem-back-up proyek raksasa ini
orang Yahudi yang sangat fantik, yang kemudian dikenal sebagai zionisme. Mereka keseluruh negara-negara berkembang, baik secara ”damai” maupun dengan cara-
pun berhasil mengguncangkan dunia Barat yang berdampak pada terpecahnya cara despotisme. Semua itu dalam rangka menguasai sistem politik dan ekonomi
Kaum Nasrani menjadi Katolik yang bertahan dalam tradisi ortodox dan Kristen dunia secara sistemik. Prosesnya bahkan telah berlangsung sejak dahulu, tetapi
Protestan yang lebih liberalistik. langkah-langkahnya dapat dikemukakan antara lain; pertama, semua negara
Sering dengan itu kehidupan asketisme menjadi pilihan mayoritas yang berbentuk kerajaan harus dihapuskan, dan diganti dengan sistem negara
ummat Islam, tatkala para khalifah mereka menjadikan kemewahan dunia kebangsaan (nation state). Nepal adalah korban terakhir yang harus takluk di
sebagai sesembahan. Keadaan demikian telah menyeret ummat Islam larut dalam tangan gerakan Maoisme yang berhaluan sosial demokrat, melalui kekuatan partai
kehidupan asketisme dan menganggap kehidupan duniawi sebagai sesuatu yang Komunis Nepal. Pengaruh Raja diamputasi, dengan mengangkat Perdana Menteri,
tidak penting. Dampaknya adalah ditinggalkannya tradisi intelektualisme yang sebagai kepala pemerintahan. Kedua, menghapuskan kepemilikan pribadi.
menyebabkan bangkrutnya peradaban Islam hingga saat ini. Keadaan itu muncul Konsep ini menjadi cikal bakal dari tumbuh berkembangnya perusahaan terbuka
dewasa ini dalam bentuk lain, di saat para pemimpin Islam larut dalam keserakahan (TBK) di mana setiap orang berhak memiliki saham atas suatu perusahaan yang
dan materialisme, umat Islam muncul dalam bentuknya yang ”mengerikan”, mengelola kepentingan publik. Ketiga, menghapuskan konsep tentang warisan.
fanatik dan mengagumi kekerasan. Tidak sedikit pula yang larut dengan kajian- Keempat, menghapuskan rasa patriotism dan chauvinisme suatu penduduk
kajian sufistik, terutama di perkotaan. Kondisi seperti ini juga terjadi di Indonesia, terhadap negaranya, karena diyakini akan mempersulit tergaknya prinsip apa yang
tatkala para ulama ”melacurkan diri” dalam budaya politik yang korup, kajian disebut a simetrik information, membuat hilangnya prinsip equality, egality, dan
dan pengkajian terhadap tradisi Islam awal muncul menjadi trend di perkotaan, paternity yang menjadi rule of law dari sistem demokrasi. Kelima, menghapuskan
terutama di kampus-kampus sekuler. nilai-nilai tradisi dalam keluarga, utamanya yang terkait dengan hak orang tua

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
204 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 205

REKOMENDASI KONGRES XXVI


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)

Pengantar

Di tengah kondisi di mana dunia bergerak mencari sistem baru


yang lebih baik dari apa selama ini dijalankan, Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI), memandang penting untuk membahas persoalan Ke-Indonesia-an dan
Kemoderenan secara lebih paradigmatik. Masalah transisi sistem global ini
dipandang penting, mengingat bahwa upaya pencarian suatu sistem baru dalam
rangka menata kembali sistem peradaban dunia, tidak bisa dipisahkan dengan
keberadaan Indonesia sebagai negara berdaulat dengan populasi terbesar ketiga
di dunia. Kesalahan Bangsa Indonesia dalam memerankan diri di tengah proses
transisi global, dipastikan akan menimbulkan malapetaka kemanusiaan yang
mungkin paling tragis sepanjang peradaban modern.
Tidak hanya itu, upaya pencarian suatu sistem tata dunia yang lebih baik
merupakan tanggungjawab setiap individu yang memiliki kesadaran terhadap
kondisi perkembangan dunia dewasa ini.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai organisasi intelektual muslim
tidak saja dianjurkan oleh Islam melalui al-Qur,an untuk berijtihad atas setiap
persoalan-persoalan strategis dan penting yang sedang dihadapi umat Islam,
tetapi juga dituntut mengambil posisi terdepan dalam rangka merealisasikan ide-
ide konstruktif bagi kemanusiaan. Momentum Kongres HMI XXVI diharapkan
mampu melahirkan suatu kebulatan tekad untuk berbuat yang lebih baik, bagi
umat manusia, Bangsa dan Negara Indonesia.
Mengingat urgensi dari pokok persoalan yang sedang dihadapi, Majelis
Pengawas dan Konsultasi Himpunan Mahasiswa Islam (MPK HMI), mencoba
mengurai secara sekilas inti persoalan yang sedang dihadapi HMI, Bangsa
Indonesia dan Dunia pada umumnya. Dengan harapan dapat menjadi bahan awal
bagi kader-kader HMI untuk merespons persoalan-persoalan mendasar dimaksud
secara lebih cerdas, dan sedapat mungkin terhindar jebakan-jebakan pemikiran
sesaat seperti yang seringkali diperlihatkan oleh kader-kader HMI selama ini,
setiap merespons suatu persoalan.

Dunia dalam Transisi; Sebuah Sketsa Pemikiran

Dua akar peradaban; wahyu (agama) dan pemikiran (ratio) nampaknya


semakin tidak ramah satu sama lain. Masing-masing mengembangkan sistem
sosialnya dan peradabannya secara vis a vis. Padahal sejatinya konstruksi
peradaban yang manusiawi harus dibangun dengan memanfaatkan kedua kekuatan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
202 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 203

BAGIAN KESEBELAS
REKOMENDASI KONGRES XXVI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
200 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 201

rangka memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam secara Untuk selanjutnya agar rumusan PKN ini lebih bersifat teknis operasional
benar dan perlindungan terhadap lingkungan hidup. dan terkait maupun instansi pelaksanaannya maka akan dijabarkan lebih jauh
dalam rapat kerja maupun rapat koordinasi. Di tingkat PB HMI di susun
2.6. Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia(HAM) Program Kegiatan yang bersifat nasional sebagai penjabaran PKN, di tingkat
a. Melakukan kajian dan pengawasan atas berbagai aspek Hukum dan Wilayah disusun Program Kerja Regional, di tingkat Cabang disusun Program
HAM. Kerja Cabang dan di tingkat Komisariat disusun Program Kerja Komisariat.
b. Melakukan penekanan kepada Pemerintah agar memprioritaskan
pembangunan nasional yang menekankan kepada terciptanya Hal-hal ini perlu diperhatikan dalam penjabaaran pelaksanaan PKN adalah:
Supremasi Hukum dan terlaksananya HAM. • Adanya konsistensi misi organisasi
c. Melakukan advokasi atas permasalahan di bidang Hukum dan • Adanya kesinambungan persepsi, konsepsi dan program organisasi
pelanggaran HAM. • Adanya pertimbangan situasi, kondisi, potensi dan masalah lingkungan.
d. Melakukan kerjasama dengan instansi atau lembaga terkait baik • Adanya pertimbangan implikasi terhadap mekanisme organisasi.
pemerintah, swasta, maupun lembaga swadaya masyarakat dalam
rangka reformasi serta penegakan Hukum dan HAM. F. EVALUASI PELAKSANAAN PKN

2.7. Bidang Informasi dan Komunikasi Pada tahap pelaksanaan program kerja akan diadakan Evaluasi (evaluasi
a. Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan teknik komunikasi pelaksanaan) untuk mengetahui realisasi program dan kesesuaiannya dengan
di berbagai media informasi dalam rangka sosialisasi HMI baik arah dan sasaran yang telah ditetapkan, penyimpangan-penyimpangan yang
nasional atau lokal. terjadi, hambatan-hambatan dalam pelaksanaan, serta penetapan program
b. Melakukan kerjasama dengan instansi atau lembaga terkait baik kerja selanjutnya.
pemerintah atau swasta maupun Lembaga Swadaya masyarakat
dalam rangka memperkuat jaringan (network) dengan tujuan Hasil evaluasi merupakan petunjuk tambahan yang baru untuk mewujudkan
membangun tali silaturrahmi. penyesuaian-penyesuaian usaha berdasarkan situasi, kesempatan serta sumber
c. Mengusahakan media informasi dan komunikasi di antara daya yang ada. Dengan demkian pelaksanan program kerja senantiasa realistis
organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan baik nasional maupun dan relevan serta dapat dicapai dengan hasil optimal.
internasional.
d. Membuat dan memaksimalkan fungís wibsite HMI atau portal
dalam dunia maya sebagai pusat informasi dan komunikasi kader –
kader HMI.
e. Memfasilitasi pusat informáis bebas pulsa untuk menampung
informasi di tingkatan badko dan cabang-cabang.

E. PENJABARAN PROGRAM KERJA NASIONAL

Pada dasarnya PKN diperlukan secara nasional yang dalam penjabarannya


disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lingkungan masing-masing.. Ini
berarti, bila hal ini dilaksanakan secara baik, maka dengan sendirinya akan
tercipta beragam program kegiatan untuk merealisasikannya. Keberhasilan
pelaksanaan program pada suatu periode memberikan landasan positif bagi
pelaksanaan PKN pada periode-periode selanjutnya.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
198 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 199

d. Melakukan advokasi atas isu-isu keperempuanan di seluruh 2.3. Bidang Partisipasi Pembangunan Nasional
Indonesia. a. Melaksanakan kajian terhadap berbagai aspek reformasi
e. Meningkatkan intelektualitas dan profesionalitas HMI-wati pembangunan nasional di bidang pembangunan nasional.
b. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
2 . Program Kerja Bidang Ekstern kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat (daerah).
2.1. Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaaan dan Kepemudaan c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan otonomi daerah.
a. Melakukan gerakan HMI back to campus, khususnya kampus- d. Meningkatkan hubungan dan kerjasama dengan berbagai kalangan,
kampus excellent di mana HMI pernah menguasainya Berpartisipasi antara lain dengan pemerintah, lembaga legislatif, Orsospol,
dalam meningkatkan peran dan fungsi perguruan tinggi yang telah Ormas, dan lembaga-lembaga pengembangan kemasyarakatan serta
dikuasai untuk menumbuhkan terciptanya kehidupan kampus yang melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong terwujudnya
dinamis melalui peran kemahasiswaan. kehidupan masyarakat yang demokratis dan berkeadilan.
b. Mengusahakan terciptanya kehidupan kampus yang dinamis melalui e. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan keutuhan
peran aktif dalam usaha membina dan mengmbangkan aktifitas- bangsa dan Negara Indonesia
aktifitas kemahasiswaan.
c. Melakukan disrtribusi anggota-anggota ke lembaga kemahasiswaan 2. 4. Bidang Hubungan Internasional
intra kampus dalam rangka mengimplementasikan misi organisasi a. Meningkatkan hubungan dan kerjasama dengan berbagai organisasi,
d. Melakukan distribusi kader ke dalam organisasi kepemudaan dan mahasiswa dan pemuda Islam internasional.
kemasyarakatan. b. Berperan aktif di berbagai aktifitas kemahasiswaan dan pemuda
e. Berperan aktif dalam mendinamisir kehidupan dalam rangka internasional.
meningkatkan kemadirian pemuda Indonesia. c. Meningkatkan hubungan dan kerjasama dengan perwakilan negara
f. Mengadakan latihan-latihan yang dapat menumbuhkan sahabat dan berbagai lembaga internasional yang ada di Indonesia.
advokasi pemuda dan mahasiswa terhadap persoalan-persoalan d. Menjalin hubungan kerjasama dengan lembaga pendidikan luar
kemasyarakatan. negeri dan mengadakan pertukaran antar organisasi, mahasiswa/
g. Membentuk sistem jaringan organisasi dan gerakan mahasiswa. pemuda.
e. Melakukan kajian tentang masalah-masalah internasonal.
2.2. Bidang Pemberdayaan Umat f. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan anggota HMI tentang
a. Merumuskan pola-pola hubungan kerja sama HMI dengan lembaga berbagai masalah-masalah internasional.
dan organisasi kemasyarakatan Islam baik nasional maupun g. Merumuskan strategi rekruitmen untuk mahasiswa Islam yang ada
internasional di luar negeri dan merintis kemungkinan didirikan Cabang HMI di
b. Berperan aktif dalam menigkatkan fungsionalisasi nilai-nilai ajaran luar negeri.
Islam dalam kehidupan masyarakat h. Melakukan kontrol terhadap kebijakan luar negeri pemerintah RI.
c. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
pemahaman dan pelaksanaan nilai-nilai ke-Islaman di tengah- 2.5. Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
tengah masyarakat. a. Melakukan kajian dan pengawasan atas berbagai aspek pengelolaan
d. Mengusahakan tersedianya media komunikasi antar generasi muda sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Islam. b. Melakukan kampanye pemanfaatan sumber daya alam yang
e. Mengupayakan adanya forum dialog lintas agama dan budaya berkesinambungan dan perlindungan terhadap lingkungan hidup.
f. Melakukan kajian terhadap perkembangan pemahaman pemikiran c. Melakukan advokasi atas pemanfaatan sumber daya alam yang
Islam. tidak sesuai dengan AMDAL.
d. Melakukan kerjasama dengan instansi atau lembaga terkait baik
pemerintah, swasta, maupun lembaga swadaya masyarakat dalam

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
196 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 197

b. Terciptanya peran kritis HMI dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa 1.3 Bidang Kesekretariatan
dan bernegara serta partisipasi dalam menegakkan nilai-nilai demokrasi a. Menyempurnakan pedoman administrasi kesekretariatan yang
dan memandu jalanya reformasi di Indonesia. relevan dengan tuntutan dan perkembangan internal dan eksternal
organisasi
D. Program Bidang b. Mengusahakan tersedianya sekretariat/kantor HMI yang permanen
dan representatif di setiap Wilayah dan Cabang.
1. Program Kerja Bidang Intern c. Melaksanakan aktifitas yang mendorong terwujudnya kesekretariatan
1.1 Bidang Pembinaan Anggota sebagai pusat dokumentasi dan informasi organisasi.
a. Konsolidasi pelaksanaan Pedoman Perkaderan hasil Lokakarya d. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan pengelolaan
tahun 2000 yang telah disahkan Kongres XXIII dan XXIV serta kesekretariatan melalui Up-Grading Kesekretariatan
XXV e. Melengkapi sarana dan pra sarana kesekretariatan dalam rangka
b. Sosialisasi materi terurai LK I dan membuat materi terurai untuk modernisasi organisasi.
LK II dan LK III f. Membuat website HMI yang terintegrasi sebagai representasi
c. Membuat LK I, LK II, dan LK III percontohan dengan keberadaan dan aktifitas HMI di dunia maya.
memanfaatkan media audio visul dan disosialisasikan kepada
seluruh tingkat struktur HMI sebagai upaya standar`isasi kualitas 1. 4. Bidang Keuangan, Harta Benda dan Perlengkapan
LK di HMI secara nasional. a. Menyusun sistem penggalangan, pengelolaan dan pengawasan
d. Restrukturisasi Lembaga Pengelola Latihan menjadi Badan pendanaan organisasi
Pengelola Latihan. b. Mengaktifkan pengelolaan iuran anggota secara modern.
e. Menyusun Silabus dan menyelenggarakan Pusdiklat. c. Mengusahakan terwujudnya kegiatan-kegiatan usaha sebagai
f. Menertibkan pelaksanaan pelatihan dan pembinaan anggota di sumber dana untuk membiayai kegiatan organisasi.
semua jenjang. d. Menegakkan tertib administrasi keuangan dan harta benda HMI.
g. Inovasi dalam masifikasi penghayatan Islam versi HMI (NDP) e. Menyusun anggaran rutin dan anggaran kegiatan.
kepada anggota.
h. Menyusun silabus pembinaan atau follow up LK I dan LK II. 1.5. Bidang Pengembangan Profesi
i. Bekerjasama dengan bidang terkait untuk menyusun data base a. Restrukturisasi Lembaga Kekaryaan menjadi Lembaga
anggota Pengembangan Profesi.
j. Meningkatkan dan pelaksanaan AD/ART dan penjabarannya b. Mendorong Lembaga Pengembangan Profesi untuk melakukan
hasil Kongres XXVI kepada anggota program kerjasama dengan berbagai instansi baik pemerintah,
swasta dan lembaga swadaya masyarakat.
1.2 Bidang Pembinaan Aparat Organisasi c. Mengembangkan Lembaga Pengembangan Profesi berdasarkan
a. Melakukan restrukturisasi HMI dan menerapkan manajemen potensi, minat dan bakat anggota di Wilayah dan Cabang
organisasi berbasis teknologi informasi. d. Membangun jaringan antar lembaga pengembangan profesi dalam
b. Menegakkan disiplin regenerasi kepengurusan tepat pada rangka meningkatkan kemandirian organisasi.
waktunya sesuai dengan AD/ART HMI dan penjabarannya
c. Menyusun sistem pada pola rekruitmen pengurus HMI 1. 6. Bidang Pemberdayaan Perempuan
d. Melakukan akreditasi atas standar kelayakan keberadaan seluruh a. Sosialisasi dan pelaksanaan Pedoman KOHATI.
struktur HMI, terutama struktur kepemimpinan. b. Mengembangkan kajian-kajian/studi keperempuanan.
e. Mengefektifkan pelaksanaan pembuatan laporan kegiatan. c. Mengadakan kerjasama dengan berbagai lembaga yang berkewajiban
dalam rangka meningkatkan peran perempuan dalam kehidupan
masyarakat.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
194 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 195

perguruan tinggi (khususnya kampus excellent), kemahasiswaan dan peningkatan peran dan partisipasi HMI dalam menegakkan nilai-
kepemudaan nilai demokrasi dan hak asasi manusia (HAM); serta mengawal dan
• Peningkatan pengembangan intelektualitas dan profesionalitas kader. memandu jalannya reformasi bangsa Indonesia.
• Peningkatan dan pengembangan peran kritis HMI dalam kehidupan • Tahap III :
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dititik beratkan pada penempatan dan pengembangan semua bidang
• Peningkatan peran dan partisipasi HMI dalam menegakkan nilai-nilai dalam proses aktualisasi organisasi dalam penigkatan daya saing bangsa
demokrasi dan hak asasi manusia (HAM). (national competence) di tengah dinamika internasional.
• Mengawal dan memandu jalannya reformasi bangsa Indonesia.
• Peningkatan dan pengembangan peran kritis HMI-wati. BAB III
• Peningkatan dan pengembangan responsibilitas terhadap dinamika PROGRAM JANGKA PENDEK
internasional.
A. Pengertian
2. Pengembangan bidang-bidang lainnya dilaksanakan selaras dengan hasil-
hasil yang dicapai di dalam bidang di atas. Sebaliknya peningkatan yang 1. Program Kerja Nasional (PKN) Jangka Pendek meliputi kurun waktu 2
dicapai di atas akan merupakan pendorong utama bagi perkembangan (dua) tahun sebagai arah dan landasan bagi penyusunan program struktur
bidang-bidang yang lain. HMI secara keseluruhan.

3. Dalam pelaksanaan Program Jangka Panjang HMI harus senantiasa mengacu 2. Program jangka pendek merupakan rangkaian program HMI yang disusun
pada nilai-nilai ajaran agama Islam dan hakikat organisasi sehingga dua untuk kepengurusan seluruh struktur HMI tahun 2008-2010.
faktor ini menjadi kerangka dasar dalam menentukan langkah-langkah
organisasi. B. Fungsi PKN Jangka Pendek (2008-2010)

4. Sasaran utama Program Jangka Panjang adalah mewujudkan kehidupan Program Kerja Nasional (PKN) HMI 2008-2010 berfungsi sebagai:
organisasi yang berkualitas dan mandiri sehingga partisipasi dalam 1. Pedoman atau acuan penyelenggaraan Program Kerja HMI secara nasional
mewujudkan cita-cita bangsa indonesia yaitu masyarakat adil dan makmur oleh seluruh struktur HMI masa bakti 2008-2010.
yang diridhai Allah serta turut menjaga eksistensi bangsa di tengah interaksi
bangsa-bangsa di dunia. 2. Instrumen pengawasan terhadap program kerja seluruh struktur HMI dalam
periode kepengurusannya (2008-2010).
5. Untuk mencapai tujuan Program Jangka Panjang perlu ditetapkan pejabaran
yang dilakukan secara terpadu, teratur, terencana dan konsisten, meliputi : C. Tujuan dan Prioritas PKN Jangka Pendek 2008-2010
• Tahap I :
Dititik beratkan pada peningkatan implementasi ajaran Islam bagi Tujuan dan Prioritas Program Kerja Nasional Jangka Pendek 2008-2010
anggota; peningkatan sistem dan pelaksanaan pembinaan anggota; adalah:
restrukturisasi HMI dan peningkatan kualitas aparat organisasi; a. Mencapai Arah dan Sasaran Jangka Panjang Tahap I. Artinya program
peningkatkan intelektualitas dan profesional kader dan peningkatan diprioritaskan pada peningkatan implementasi ajaran Islam bagi anggota;
keberadaan HMI di dunia perguruan tinggi (khususnya kampus peningkatan sistem dan pelaksanaan pembinaan anggota; restrukturisasi
excellent), kemahasiswaan dan kepemudaan; dan peningkatan peran HMI dan peningkatan kualitas aparat organisasi; peningkatkan
kritis HMI-wati. intelektualitas dan profesional kader dan peningkatan keberadaan HMI di
• Tahap II : dunia perguruan tinggi (khususnya kampus excellent), kemahasiswaan dan
Dititik beratkan pada aspek peningkatan dan pengembangan peran kepemudaan; dan peningkatan peran kritis HMI-wati
kritis HMI dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
192 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 193

penyusunan program kerja seluruh struktur HMI dan merupakan inspirasi


seluruh anggota HMI. e. Potensi alumni HMI yang tersebar di berbagai sektor masyarakat.
f. Medan Berkiprah dan Pengabdian
c. Program Kerja Nasional (PKN) terdiri dari program jangka panjang yang
ditinjau paling cepat empat tahun sekali dan jangka pendek yang ditinjau Sebagai organisasi mahasiswa Islam yang hidup dan berkembang di
tiap dua tahun sekali. kampus-kampus di Negara Kesatuan Republik Indonesia maupun luar Negara
Kesatuan Republik Indonesia maka medan berkiprah dan pengabdian HMI
C. Maksud dan Tujuan adalah kampus, umat Islam, masyarakat bangsa dan Negara Indonesia, dan
masyarakat bangsa dan Negara non Indonesia.
Program Kerja Nasional dimaksudkan dan ditujukan untuk memberikan
dasar-dasar, arah dan sasaran serta langkah-langkah kongkrit organisasi dalam
pencapaian tujuan HMI secara terpadu, bertahap, dan berkesinambungan BAB II
antara periode sebelumnya dengan periode berikutnya. PROGRAM JANGKA PANJANG

D. Landasan Program Kerja Nasional (PKN) Jangka Panjang meliputi kurun waktu 4 tahun
sebagai arah dan landasan bagi penyusunan program HMI secara keseluruhan.
Program Kerja Nasional ini didasarkan pada:
A. Pengertian
a. Anggaran Dasar HMI khususnya pasal 5 tentang usaha
b. Anggaran Dasar HMI pasal 3, 4, 6, 7, 8, dan 9 beserta penjabarannya 1. Program jangka panjang pada dasarnya adalah program umum HMI yang
disusun untuk jangka waktu tertentu (empat tahun) guna memberi arah
E. Modal Dasar bagi penyusun program jangka pendek (per periode).

Modal dasar Program Kerja Nasional adalah potensi yang dimiliki HMI 2. Program jangka panjang merupakan rangkaian program HMI yang disusun
yaitu: sejak tahun 2006 untuk jangka waktu 2 kali periode kepengurusan dari
a. Ide dasar kelahiran HMI tahun 2006 sampai tahun 2010.
Pertama mempertahankan Negara Republik Indonesia dan mempertinggi
harkat dan martabat Rakyat Indonesia; Kedua, menegakkan dan B. Arah dan Sasaran
mengembangkan ajaran Islam.
Program jangka panjang ini diarahkan pada hal-hal sebagai berikut:
b. Status dan kedudukan HMI yang dijamin oleh pasal 28 UUD Negara 1. Program jangka panjang dilaksanakan dalam rangka memelihara
Republik Indonesia Tahun 1945. melanjutkan dan mewujudkan cita-cita dan misi organisasi dengan
melaksanakan kegiatan-kegiatan dibidang:
c. Modal rohaniah (iman, spiritual) dan mental, yaitu ajaran Islam yang • Peningkatan kualitas ke-Islaman anggota HMI dan umat Islam
bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah yang merupakan pedoman bagi Indonesia.
kader HMI dalam berpikir, bersikap dan berperilaku dalam melaksanakan • Peningkatan dan pengembangan sistem dan pelaksanaan pola pembinaan
aktivitasnya. anggota HMI.
• Restrukturisasi HMI, peningkatan kualitas aparat organisasi dan
d. Potensi dalam tubuh HMI, yaitu ke-kaderan anggota HMI dari berbagai mekanisme berorganisasi dengan penerapan teknologi informasi dalam
disiplin ilmu, segenap perangkat organisasi serta budaya organisasi yang manajemen organisasi.
telah ditanamkan sejak kelahirannya. • Peningkatan dan pengembangan keberadaan HMI di dunia

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
190 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 191

PROGRAM KERJA NASIONAL


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

A. Pengantar

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang dilahirkan pada tanggal 14 Rabi’ul


awal 1366 H yang bertepatan dengan tanggal 5 Februari 1947, mempunyai
motivasi dasar untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia ini
mempunyai derajat rakyat Indonesia serta menegakkan dan mengembangkan
ajaran Islam. Motivasi dasar inilah yang menjadi wawasan dan komitmen
kebangsaan dan ke-Islaman bagi pengembangan organisasi.

Sebagai organisasi berasas Islam maka setiap gerak langkah HMI senantiasa
dilandasi oleh ajaran Islam baik dalam kehidupan organisasi maupun yang
tercermin dalam sikap pola pikir, sikap dan tindak kader HMI sehingga ajaran
Islam tidak hanya menjadi sumber inspirasi dan motivasi tetapi sekaligus
menjadi tujuan yang harus diwujudkan.

Ajaran Islam bagi HMI harus diwujudkan dalam kehidupannya, baik dalam
rangka mengabdi kepada Allah SWT maupun dalam tugas kekhalifahannya.
HMI berusaha secaraa nyata untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia,
yaitu masyarakat adil dan makmur yang dirdhoi Allah SWT, serta mampu
menjaga eksistensi bangsanya di tengah interaksi bangsa-bangsa di dunia.

HMI merupakan wadah sekaligus instrumen harus mampu memberikan


sumbangan yang bermanfaat bukan hanya untuk para anggotanya namun
sekaligus untuk masyarakat, bangsa, negara dan agama serta mampu
menempatkan dirinya menjadi “Rahmatan lil ‘Alamin”.

Untuk mewujudkan tujuan HMI, maka perlu suatu penjabaran lebih lanjut
dalam bentuk Program Kerja Nasional (PKN).

B. Pengertian

a. Program Kerja Nasional (PKN) adalah penjabaran Pasal Usaha dalam


Anggaran Dasar yang penyusunannya ditujukan untuk mencapai tujuan
HMI dan diselimuti oleh asas Islam, status organisasi mahasiswa, sifat
independen, dan peran sebagai organisasi perjuangan.

b. Program Kerja Nasional (PKN) berfungsi sebagai pedoman bagi

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
188 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 189

kualitas insan cita HMI. Soal mutu dan kualitas adalan konsekuensi logis
dalam garis independen HMI harus disadari oleh setiap pimpinan dan seluruh
anggota-anggotanya adalah suatu modal dan dorongan yang besar untuk selalu
meningkatkan mutu kader-kader HMI sehingga mampu berperan aktif pada
masa yang akan datang.

Billahittaufiq wal hidayah

BAGIAN KESEPULUH
PROGRAM KERJA NASIONAL
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
186 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 187

• Obyektif rasional dan kritis berfungsi sesuai dengan minat dan potensi dalam rangka membawa hakikat
• Progresif dan dinamis dan mission HMI. Dan menganjurkan serta mendorong alumni untuk
• Demokratis, jujur dan adil menyalurkan aspirasi kualitatifnya secara tepat dan melalui semua jalur
pembaktian baik jalur organisasi profesional kewiraswastaan, lembaga-
Independensi organisatoris adalah watak independensi HMI yang lembaga sosial, wadah aspirasi poilitik lembaga pemerintahan ataupun
teraktualisasi secara organisasi di dalam kiprah dinamika HMI baik dalam jalur-jalur lainnya yang semata-mata hanya karena hak dan tanggung
kehidupan intern organisasi maupun dalam kehidupan masyarakat berbangsa jawabnya dalam rangka merealisir kehidupan masyarakat adil makmur
dan bernegara. yang diridhai Allah SWT. Dalam menjalankan garis independen HMI
dengan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, pertimbangan HMI semata-
Independensi organisatoris diartikan bahwa dalam keutuhan kehidupan mata adalah untuk memelihara mengembangkan anggota serta peranan
nasional HMI secara organisatoris senantiasa melakukan partisipasi aktif, HMI dalam rangka ikut bertanggung jawab terhadap negara dan bangsa.
kontruktif, korektif dan konstitusional agar perjuangan bangsa dan segala Karenanya menjadi dasar dan kriteria setiap sikap HMI semata-mata adalah
usaha pembangunan demi mencapai cita-cita semakin hari semakin terwujud. kepentingan nasional bukan kepentingan golongan atau partai dan pihak
Dalam melakukan partisipasi partisipasi aktif, kontruktif, korektif dan penguasa sekalipun. Bersikap independen berarti sanggup berpikir dan
konstitusional tersebut secara organisasi HMI hanya tunduk serta komit pada berbuat sendiri dengan menempuh resiko. Ini adalah suatu konsekuensi atau
prinsip-prinsip kebenaran dan obyektifitas. sikap pemuda. Mahasiswa yang kritis terhadap masa kini dan kemampuan
dirinya untuk sanggup mewarisi hari depan bangsa dan negara.
Dalam melaksanakan dinamika organisasi, HMI secara organisatoris tidak
pernah “committed” dengan kepentingan pihak manapun ataupun kelompok D. PERANAN INDEPENDENSI HMI DI MASA MENDATANG
dan golongan maupun kecuali tunduk dan terikat pada kepentingan kebenaran
dan obyektifitas kejujuran dan keadilan. Dalam suatu negara yang sedang berkembang seperti Indonesia ini maka
tidak ada suatu investasi yang lebih besar dan lebih berarti dari pada investasi
Agar secara organisatoris HMI dapat melakukan dan menjalankan manusia (human investment). Sebagaimana dijelaskan dalam tafsir tujuan,
prinsip-prinsip independensi organisatorisnya, maka HMI dituntut untuk bahwa investasi manusia yang kemudian akan dihasilkan HMI adalah adanya
mengembangkan “kepemimpinan kuantitatif” serta berjiwa independen suatu kehidupan yang sejahtera material, spiritual adil dan makmur serta
sehingga perkembangan, pertumbuhan dan kebijaksanaan organisasi mampu bahagia.
diemban selaras dengan hakikat independensi HMI. Untuk itu HMI harus
mampu menciptakan kondisi yang baik dan mantap bagi pertumbuhan dan Fungsi kekaderan HMI dengan tujuan terbinanya manusia yang beriman,
perkembangan kualitas-kualitas kader HMI. Dalam rangka menjalin tegaknya berilmu dan berperikemanusiaan seperti tersebut di atas maka setiap anggota
“prinsip-prinsip independensi HMI” maka implementasi independensi HMI HMI dimasa datang akan menduduki jabatan dan fungsi pimpinan yang sesuai
kepada anggota adalah sebagai berikut : dengan bakat dan profesinya.
• Anggota-anggota HMI terutama aktifitasnya dalam melaksanakan
tugasnya harus tunduk kepada ketentuan-ketentuan organisasi serta Hari depan HMI adalah luas dan gemilang sesuai status, fungsi dan
membawa program perjuangan HMI. Oleh karena itu tidak diperkenankan perannya di masa kini dan masa mendatang yang menuntut kita pada masa
melakukan kegiatan-kegiatan dengan membawa organisasi atas kehendak kini untuk benar-benar dapat mempersiapkan diri dalam menyongsong hari
pihak luar manapun juga. depan HMI yang gemilang.
• Mereka tidak dibenarkan mengadakan komitmen-komitmen dengan
bentuk apapun dengan pihak luar HMI selain segala sesuatu yang telah Dengan sifat dan garis independen yang menjadi watak organisasi berarti
diputuskan secara organisatoris. HMI harus mampu mencari, memilih dan menempuh jalan atas dasar keyakinan
• Alumni HMI senantiasa diharapkan untuk aktif berjuang menruskan dan dan kebenaran. Maka konsekuensinya adalah bentuk aktifitas fungsionaris
mengembangkan watak independensi etis di manapun mereka berada dan dan kader-kader HMI harus berkualitas sebagaimana digambarkan dalam

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
184 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 185

organisasi mahasiswa maka sifat serta watak mahasiswa harus menjiwai ciri HMI sebagai organisasi mahasiswa yang bersifat independen. Status yang
dan dijiwai HMI. Mahasiswa sebagai kelompok elit dalam masyarakat demikian telah memberi petunjuk akan spesialisasi yang harus dilaksanakan
pada hakikatnya memberi arti bahwa ia memikul tanggung jawab yang oleh HMI. Spesialisasi tersebut memberikan ketegasan agar HMI dapat
benar dalam melaksanakan fungsi generasinya sebagai kaum muda muda melaksanakan fungsinya sebagai organisasi kader, melalui aktifitas fungsi
terdidik harus sadar akan kebaikan dan kebahagiaan masyarakat hari ini kekaderan. Segala aktifitas HMI harus dapat membentuk kader yang
dan ke masa depan. Karena itu dengan sifat dan wataknya yang kritis itu berkualitas dan komit dengan nilai-nilai kebenaran. HMI hendaknya menjadi
mahasiswa dan masyarakat berperan sebagai “kekuatan moral” atau moral wadah organisasi kader yang mendorong dan memberikan kesempatan
forces yang senantiasa melaksanakan fungsi “social control”. Untuk itulah berkembang kepada anggota-anggotanya demi memiliki kualitas seperti
maka kelompok mahasiswa harus merupakan kelompok yang bebas dari di atas agar dengan kualitas dan karakter pribadi yang cenderung pada
kepentingan apapun kecuali kepentingan kebenaran dan obyektifitas demi kebenaran (hanief) maka setiap kader HMI dapat berkiprah secara tepat
kebaikan dan kebahagiaan masyarakat hari ini dan ke masa depan. Dalam dalam melaksanakan pembaktiannya bagi kehidupan bangsa dan negaranya.
rangka penghikmatan terhadap spesialisasi kemahasiswaan ini, maka dalam
dinamikanya HMI harus menjiwai dan dijiwai oleh sikap independen. C. SIFAT INDEPENDEN HMI

Mahasiswa, setelah sarjana adalah unsur yang paling sadar dalam Watak independen HMI adalah sifat organisasi secara etis merupakan
masyarakat. Jadi fungsi lain yang harus diperankan mahasiswa adalah sifat karakter dan kepribadian kader HMI. Implementasinya harus terwujud di
kepeloporan dalam bentuk dan proses perubahan masyarakat. Karenanya dalam bentuk pola pikir, pola sikap dan pola laku setiap kader HMI baik
kelompok mahasiswa berfungsi sebagai duta-duta pembaharuan masyarakat dalam dinamika dirinya sebagai kader HMI maupun dalam melaksanakan
atau “agent of social change”. Kelompok mahasiswa dengan sikap dan watak “Hakekat dan Mission” organisasi HMI dalam kiprah hidup berorganisasi
tersebut di atas adalah merupakan kelompok elit dalam totalitas generasi bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Watak independen HMI yang
muda yang harus mempersiapkan diri untuk menerima estafet pimpinan tercermin secara etis dalam pola pikir pola sikap dan pola laku setiap kader
bangsa dari generasi sebelumnya pada saat yang akan datang. Oleh sebab HMI akan membentuk “Independensi etis HMI”, sementara watak independen
itu fungsi kaderisasi mahasiswa sebenarnya merupakan fungsi yang paling HMI yang teraktualisasi secara organisatoris di dalam kiprah organisasi HMI
pokok. Sebagai generasi yang harus melaksanakan fungsi kaderisasi demi akan membentuk “Independensi organisatoris HMI”.
perwujudan kebaikan dan kebahagiaan masyarakat, bangsa dan negaranya
di masa depan maka kelompok mahasiswa harus senantiasa memiliki watak Independensi etis adalah sifat independensi secara etis yang pada
yang progresif dinamis dan tidak statis. Mereka bukan kelompok tradisionalis hakekatnya merupakan sifat yang sesuai dengan fitrah kemanusiaan. Fitrah
akan tetapi sebagai “duta-duta pembaharuan sosial” dalam pengertian harus tersebut membuat manusia berkeinginan suci dan secara kodrati cenderung
menghendaki perubahan yang terus menerus ke arah kemajuan yang dilandasi pada kebenaran (hanief). Watak dan kepribadian kader sesuai dengan fitrahnya
oleh nilai-nilai kebenaran. Oleh sebab itu mereka selalu mencari kebenaran akan membuat kader HMI selalu setia pada hati nuraninya yang senantiasa
dan kebenaran itu senantiasa menyatakan dirinya serta dikemukakan melalui memancarkan keinginan pada kebaikan, kesucian dan kebenaran adalah
pembuktian di alam semesta dan dalam sejarah umat manusia. Karenanya untuk ALLAH SUBHANAHU WATA’ALA. Dengan demikian melaksanakan
menemukan kebenaran bagi kesejahteraan umat manusia maka mahasiswa independensi etis bagi setiap kader HMI berarti pengaktualisasian dinamika
harus memiliki ilmu pengetahuan yang dilandasi oleh nilai kebenaran dan berpikir dan bersikap dan berprilaku baik “hablumminallah” maupun dalam
berorientasi pada masa depan dengan bertolak dari kebenaran Illahi. Untuk “hablumminannas” hanya tunduk dan patuh dengan kebenaran.
mendapatkan ilmu pengetahuan yang dilandasi oleh nilai-nilai kebenaran
demi mewujudkan peradaban bagi kesejahteraan masyarakat bangsa dan Aplikasi dari dinamika berpikir dan berprilaku secara keseluruhan
negara maka setiap kadernya harus mampu melakukan fungsionalisasi ajaran merupakan watak azasi kader HMI dan teraktualisasi secara riil melalui,
Islam. watak dan kepribadiaan serta sikap-sikap yang :
• Cenderung kepada kebenaran (hanief)
Watak dan sifat mahasiswa seperti tersebut di atas mewarnai dan memberi • Bebas terbuka dan merdeka

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
182 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 183

TAFSIR INDEPENDENSI
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

A. PEDAHULUAN

Menurut fitrah kejadiannya, maka manusia diciptakan bebas dan merdeka.


Karenanya kemerdekaan pribadi adalah hak yang pertama. Tidak ada sesuatu
yang lebih berharga dari pada kemerdekaan itu. Sifat dan suasana bebas dan
kemerdekaan seperti di atas, adalah mutlak diperlukan terutama pada fase/
saat manusia berada dalam pembentukan dan pengembangan. Masa/fase
pembentukan dan pengembangan bagi manusia terutama dalam masa remaja
atau generasi muda.

Mahasiswa dan kualitas-kualitas yang dimilikinya menduduki kelompok


elit dalam generasinya. Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis adalah ciri dari
kelompok elit dalam generasi muda, yaitu kelompok mahasiswa itu sendiri.
Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis yang didasarkan pada obyektif yang
harus diperankan mahasiswa bisa dilaksanakan dengan baik apabila mereka
dalam suasana bebas merdeka dan demokratis obyektif dan rasional. Sikap ini
adalah yang progresif (maju) sebagai ciri dari pada seorang intelektual. Sikap
atas kejujuran keadilan dan obyektifitas.

Atas dasar keyakinan itu, maka HMI sebagai organisasi mahasiswa harus
pula bersifat independen. Penegasan ini dirumuskan dalam pasal 6 Anggaran
Dasar HMI yang mengemukakan secara tersurat bahwa “HMI adalah
organisasi yang bersifat independen”sifat dan watak independen bagi HMI
adalah merupakan hak asasi yang pertama.

Untuk lebih memahani esensi independen HMI, maka harus juga ditinjau
secara psikologis keberadaan pemuda mahasiswa Islam yang tergabung dalam
Himpunan Mahasiswa Islam yakni dengan memahami status dan fungsi dari
HMI.

B. STATUS DAN FUNGSI HMI

Status HMI sebagai organisasi mahasiswa memberi petunjuk di mana HMI


berspesialisasi. Dan spesialisasi tugas inilah yang disebut fungsi HMI. Kalau
tujuan menunjukan dunia cita yang harus diwujudkan maka fungsi sebaliknya
menunjukkan gerak atau kegiatan (aktifitas) dalam mewujudkan (final
goal). Dalam melaksanakan spesialisasi tugas tersebut, karena HMI sebagai

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
180 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 181

BAGIAN KESEMBILAN
TAFSIR INDEPENDENSI
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
178 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 179

kepada Allah SWT.


b. Berwatak, sanggup memikul akibat-akibat dari perbuatannya dan sadar dalam b. Selalu tidak puas dalam mencari kebenaran
menempuh jalan yang benar diperlukan adanya keberanian moral. c. Teguh dalam pendirian dan obyektif rasional menghadapi pendirian yang
berbeda.
c. Spontan dalam menghadapi tugas, responsif dalam menghadapi persoalan- d. Bersifat kritis dan berpikir bebas kreatif
persoalan dan jauh dari sikap apatis. e. Selalu haus terhadap ilmu pengetahuan dan selalu mencari kebenaran

d. Rasa tanggung jawab, taqwa kepada Allah SWT, yang menggugah untuk Hal tersebut akan diperoleh antara lain dengan jalan :
mengambil peran aktif dalam suatu bidang dalam mewujudkan masyarakat a. Senantiasa meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam yang
adil dan makmur yang diridhai Allah SWT. dimilikinya dengan penuh gairah.
b. Aktif berstudi dalam Fakultas yang dipilihnya.
e. Evaluatif dan selektif terhadap setiap langkah yang berlawanan dengan usaha c. Mengadakan tentor club untuk studi ilmu jurusannya dan club studi untuk
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. masalah kesejahteraan dan kenegaraan
d. Selalu hadir dan pro aktif dalam forum ilmiah
f. Percaya pada diri sendiri dan sadar akan kedudukannya sebagai “khallifah e. Aktif dalam mengikuti karya seni dan budaya
fil ard” yang harus melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan. f. Mengadakan halaqah-halaqah perkaderan dimasjid-masjid kampus

Pada pokoknya insan cita HMI merupakan “man of future” insan pelopor yaitu Bahwa tujuan HMI sebagaimana yang telah dirumuskan dalam pasal 4 AD
insan yang berfikiran luas dan berpandangan jauh, bersikap terbuka, terampil HMI pada hakikatnya adalah merupakan tujuan dalam setiap Anggota HMI.
atau ahli dalam bidangnya, dia sadar apa yang menjadi cita-citanya dan tahu Insan cita HMI adalah gambaran masa depan HMI. Suksesnya anggota HMI
bagaimana mencari ilmu perjuangan untuk secara kooperatif bekerja sesuai dalam membina dirinya untuk mencapai Insan Cita HMI berarti dia telah
dengan yang dicita-citakan. Tipe ideal dari hasil perkaderan HMI adalah “man mencapai tujuan HMI.
of inovator” (duta-duta pembantu). Penyuara “idea of progress” insan yang Insan cita HMI pada suatu waktu akan merupakan “Intelektual community”
berkeperibadian imbang dan padu, kritis, dinamis, adil dan jujur tidak takabur atau kelompok intelegensi yang mampu merealisasi cita-cita umat dan bangsa
dan bertaqwa kepada Allah Allah SWT. Mereka itu manusia-manusia uang dalam suatu kehidupan masyarakat yang religius sejahtera, adil dan makmur
beriman berilmu dan mampu beramal saleh dalam kualitas yang maksimal serta bahagia (masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT).
(insan kamil)
Billahittaufiq wal hidayah.
Dari lima kualitas insan cita tersebut pada dasarnya harus memahami dalam
tiga kualitas insan Cita yaitu kualitas insan akademis, kualitas insan pencipta
dan kualitas insan cita. Ketiga kualitas insan pengabdi tersebut merupakan
insan islam yang terefleksi dalam sikap senantiasa bertanggung jawab
atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang ridhai Allah SWT.

V. TUGAS ANGGOTA HMI

Setiap anggota HMI berkewajiban meningkatkan kualitas dirinya menuju


kualitas insan cita HMI. Untuk itu setiap anggota HMI harus mengembangkan
sikap mental pada dirinya yang independen untuk itu :

a. Senantiasa memperdalam hidup kerohanian agar menjadi luhur dan bertaqwa

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
176 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 177

yaitu tipe “administrator” di samping ilmu pengetahuan diperlukan pula adanya yang ada dan bergairah besar untuk menciptakan bentuk-bentuk baru yang
iman/akhlak, sehingga mereka mampu melaksanakan tugas kerja kemanusiaan lebih baik dan bersikap dengan bertolak dari Yang Ada (yaitu Allah). Berjiwa
(amal saleh). Manusia yang demikian mempunyai garansi yang obyektif untuk penuh dengan gagasan-gagasan kemajuan, selalu mencari perbaikan dan
menghantarkan bangsa Indonesia ke dalam suatu kehidupan yang sejahtera adil pembaharuan.
dan makmur serta kebahagiaan. Secara keseluruhan basic demand bangsa
Indonesia adalah terwujudnya bangsa yang merdeka, bersatu dan berdaulat, b. Bersifat independen, terbuka, tidak isolatif, insan yang menyadari potensi,
menghargai HAM, serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dengan tegas sehingga dengan demikian kreatifnya dapat berkembang dan menentukan
tertulis dalam Pembukaan UUD 1945 dalam alinea kedua. bentuk yang indah-indah.

Tujuan 1 dan 2 secara formal telah kita capai tetapi tujuan ke-3 sekarang c. Dengan memiliki kemampuan akademis dan mampu melaksanakan kerja
sedang kita perjuangkan. Suatu masyarakat atau kehidupan yang adil dan kemanusiaan yang disemangati ajaran Islam.
makmur hanya akan ter bina dan terwujud dalam suatu pembaharuan dan
pembangunan terus menerus yang dilakukan oleh manusia-manusia yang c. Kualitas Insan Pengabdi : Insan Akdemis, Pencipta, Pengabdi
beriman, berilmu pengetahuan dan berkepribadian, dengan mengembangkan
nilai-nilai kepribadian bangsa. a. Ikhlas dan sanggup berkarya demi kepentingan ummat dan bangsa.
b. Sadar membawa tugas insan pengabdi, bukan hanya sanggup membuat dirinya
baik tetapi juga membuat kondisi sekelilingnya menjadi baik.
IV. KUALITAS INSAN CITA HMI c. Insan akdemis, pencipta dan pengabdi adalah insan yang bersungguh-
sungguh mewujudkan cita-cita dan ikhlas mengamalkan ilmunya untuk
Kualitas insan cita HMI adalah merupakan dunia cita yang terwujud oleh HMI kepentingan umat dan bangsa.
di dalam pribadi seorang manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan serta
mampu melaksanakan tugas kerja kemanusiaan. Kualitas tersebut sebagaimana d. Kualitas Insan yang bernafaskan islam : Insan Akademis, pencipta dan
dalam pasal tujuan (pasal 5 AD HMI) adalah sebagai berikut : pengabdi yang bernafaskan Islam

a. Kualitas Insan Akademis a. Islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman pola fikir dan pola lakunya
tanpa memakai merk Islam. Islam akan menjadi pedoman dalam berkarya dan
a. Berpendidikan Tinggi, berpengetahuan luas, berfikir rasional, obyektif, dan mencipta sejalan dengan nilai-nilai universal Islam. Dengan demikian Islam
kritis. telah menafasi dan menjiwai karyanya.
b. Ajaran Islam telah berhasil membentuk “unity personality” dalam dirinya.
b. Memiliki kemampuan teoritis, mampu memformulasikan apa yang diketahui Nafas Islam telah membentuk pribadinya yang utuh, tercegah dari split
dan dirahasiakan. Dia selalu berlaku dan menghadapi suasana sekelilingnya personality tidak pernah ada dilema pada dirinya sebagai warga negara
dengan kesadaran. dan dirinya sebagai muslim. Kualitas insan ini telah mengintegrasikan
masalah suksesnya pembangunan nasional bangsa ke dalam suksesnya
c. Sanggup berdiri sendiri dengan lapangan ilmu pengetahuan sesuai dengan ilmu perjuangan umat Islam Indonesia dan sebaliknya.
pilihannya, baik secara teoritis maupun tekhnis dan sanggup bekerja secara
ilmiah yaitu secara bertahap, teratur, mengarah pada tujuan sesuai dengan e. Kualitas Insan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil
prinsip-prinsip perkembangan. makmur yang diridhai oleh Allah SWT

b. Kualitas Insan Pencipta : Insan Akademis, Pencipta a. Insan akademis, pencipta dan pengabdi yang bernafaskan Islam dan
bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai
a. Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari sekedar oleh Allah SWT.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
174 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 175

diri semata-mata kehadiratnya. III. BASIC DEMAND BANGSA INDONESIA


Kehidupan yang sesuai dengan fitrah manusia tersebut adalah kehidupan yang
seimbang dan terpadu antara pemenuhan dan kalbu, iman dan ilmu, dalam Sesunguhnya kelahiran HMI dengan rumusan tujuan seperti pasal 4 Anggaran
mencapai kebaha giaan hidup di dunia dan ukhrowi. Atas keyakinan ini, maka Dasar tersebut adalah dalam rangka menjawab dan memenuhi kebutuhan dasar
HMI menjadikan Islam selain sebagai motivasi dasar kelahiran juga sebagai (basic need) bangsa Indonesia setelah mendapat kemerdekaan pada tanggal 17
sumber nilai, motivasi dan inpirasi. Dengan demikian Islam bagi HMI Agustus 1945 guna memformulasikan dan merealisasikan cita-cita hidupnya.
merupakan pijakan dalam menetapkan tujuan dari usaha organisasi HMI. Untuk memahami kebutuhan dan tuntutan tersebut maka kita perlu melihat
dan memahami keadaan masa lalu dan kini. Sejarah Indonesia dapat kita bagi
Dasar Motivasi yang paling dalam bagi HMI adalah ajaran Islam. Karena Islam dalam 3 (tiga) periode yaitu:
adalah ajaran fitrah, maka pada dasarnya tujuan dan mission Islam adalah juga
merupakan tujuan daripada kehidupan manusia yang fitri, yaitu tunduk kepada a) Periode (Masa) Penjajahan
fitrah kemanusiaannya.
Penjajahan pada dasarnya adalah perbudakan. Sebagai bangsa terjajah
Tujuan kehidupan manusia yang fitri adalah kehidupan yang menjamin adanya sebenarnya bangsa Indonesia pada waktu itu telah kehilangan kemauan dan
kesejahteraan jasmani dan rohani secara seimbang atau dengan kata lain kemerdekaan sebagai hak asasinya. Idealisme dan tuntutan bangsa Indonesia
kesejahteraan materiil dan kesejahteraan spirituil. pada waktu itu adalah kemerdekaan. Oleh karena itu timbulah
pergerakan nasional di mana pimpinan-pimpinan yang dibutuhkan adalah
Kesejahteraan akan terwujud dengan adanya amal saleh (kerja kemanusiaan) mereka yang mampu menyadarkan hak-hak asasinya sebagai suatu
yang dilandasi dan dibarengi dengan keimanan yang benar. Dalam amal bangsa.
kemanusiaan inilah manusia akan dapatkan kebahagian dan kehidupan
yang sebaik-baiknya. Bentuk kehidupan yang ideal secara sederhana kita b) Periode (Masa) Revolusi
rumuskan dengan “kehidupan yang adil dan makmur”.
Periode ini adalah masa merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Berkat
Untuk menciptakaan kehidupan yang demikian. Anggaran dasar menegaskan rahmat Allah Yang Maha Kuasa serta didorong oleh keinginan yang luhur
kesadaran mahasiswa Islam Indonesia untuk merealisasikan nilai-nilai maka bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, 1945. Dalam periode ini yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia adalah adanya
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah persatuan solidaritas dalam bentuk mobilitas kekuatan fisik guna melawan dan
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan serta mewujudkan menghancurkan penjajah. Untuk itu dibutuhkan adanya “solidarity making”
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dalam rangka mengabdikan di antara seluruh kekuatan nasional sehingga dibutuhkan adanya pimpinan
diri kepada Allah SWT. nasional tipe solidarity maker.

Perwujudan daripada pelaksanaan nilai-nilai tersebut adalah berupa amal c) Periode (Masa) Membangun
saleh atau kerja kemanusiaan. Dan kerja kemanusiaan ini akan terlaksana
secara benar dan sempurna apabila dibekali dan didasari oleh iman dan ilmu Setelah Indonesia merdeka dan kemerdekaan itu mantap berada di tangannya
pengatahuan. Karena inilah hakekat tujuan HMI tidak lain adalah pembentukan maka timbullah cita-cita dan idealisme sebagai manusia yang bebas dapat
manusia yang beriman dan berilmu serta mampu menunaikan tugas kerja direalisir dan diwujudkan. Karena periode ini adalah periode pengisian
kemanusiaan (amal saleh). Pengabdian dan bentuk amal saleh inilah pada kemerdekaan, yaitu guna menciptakan masyarakat atau kehidupan yang adil
hakekatnya tujuan hidup manusia, sebab dengan melalui kerja kemanusiaan, dan makmur. Maka mulailah pembangunan nasional. Untuk melaksanakan
manusia mendapatkan kebahagiaan. pembangunan, faktor yang sangat diperlukan adalah ilmu pengetahuan.

Pimpinan nasional yang dibutuhkan adalah negarawan yang “problem solver”

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
172 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 173

TAFSIR TUJUAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

I. PENDAHULUAN

Tujuan yang jelas diperlukan untuk suatu organisasi, hingga setiap usaha yang
dilakukan oleh organisasi tersebut dapat dilaksanakan dengan teratur. Bahwa
tujuan suatu organisasi dipengaruhi oleh suatu motivasi dasar pembentukan,
status dan fungsinya dalam totalitas di mana ia berada. Dalam totalitas
kehidupan bangsa Indonesia, maka HMI adalah organisasi yang menjadikan
Islam sebagai sumber nilai. Motivasi dan inspirasi bahwa HMI berstatus
sebagai organisasi mahasiswa, berfungsi sebagai organisasi kader dan yang
berperan sebagai organisasi perjuangan serta bersifat independen.

Pemantapan fungsi kekaderan HMI ditambah dengan kenyataan bahwa bangsa


Indonesia sangat kekurangan tenaga intelektual yang memiliki keseimbangan
hidup yang terpadu antara pemenuhan tugas duniawi dan ukhrowi, iman
dan ilmu, individu dan masyarakat, sehingga peranan kaum intelektual
yang semakin besar dimasa mendatang merupakan kebutuhan yang paling
mendasar.

Atas faktor tersebut, maka HMI menetapkan tujuannya sebagaimana


dirumuskan dalam pasal 4. AD ART HMI yaitu :

“TERBINANYA INSAN AKADEMIS, PENCIPTA, PENGABDI YANG


BERNAFASKAN ISLAM DAN BERTANGGUNG JAWAB ATAS
TERWUJUDNYA MASYARAKAT ADIL MAKMUR YANG DIRidhaI
ALLAH SWT”.

Dengan rumusan tersebut, maka pada hakekatnya HMI bukanlah organisasi


massa dalam pengertian fisik dan kuantitatif, sebaliknya HMI secara kualitatif
merupakan lembaga pengabdian dan pengembangan ide, bakat dan potensi
yang mendidik, memimpin dan membimbing anggota-anggotanya untuk
mencapai tujuan dengan cara-cara perjuangan yang benar dan efektif.

II. MOTIVASI DASAR KELAHIRAN DAN TUJUAN ORGANISASI

Sesungguhnya Allah SWT telah mewahyukan Islam sebagai agama yang Haq
dan sempurna untuk mengatur umat manusia agar berkehidupan sesuai dengan
fitrahnya sebagai Khalifatullah di muka bumi dengan kewajiban mengabdikan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
170 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 171

BAGIAN KEDELAPAN
TAFSIR TUJUAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
168 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 169

interest group (kelompok kepentingan) dan pressure group (kelompok prinsip-prinsip demokrasi tanpa melihat perbedaan keyakinan dan mendorong
penekan). Dari sisi kepentingan sasaran yang hendak diwujudkan terciptanya penghargaan Islam sebagai sumber kebenaran yang paling hakiki dan
adalah terutangnya nilai-nilai tersebut secara normatif pada setiap level menyerahkan semua demi ridha-Nya.
kemasyarakatan, sedangkan pada posisi penekan adalah keinginan sebagai
pejuang Tuhan (sabilillah) dan pembelaan mustadh’afin.
Proses internalisasi dalam HMI yang sangat beragam dan suasana interaksi
yang sangat plural menyebabkan timbulnya berbagai dinamika ke-Islaman dan
ke-Indonesiaan dengan didasari rasionalisasi menurut subyek dan waktunya.
Pada tahun 1955 pola interaksi politik didominasi pertarungan ideologis antara
nasionalis, komunis dan agama (Islam). Keperluan sejarah (historical necessity)
memberikan spirit proses ideologisasi organisasi. Eksternalisasi yang muncul
adalah kepercayaan diri organisasi untuk “bertarung” dengan komunitas lain yang
mencapai titik kulminasinya pada tahun 1965.
Seiring dengan kreatifitas intelektual pada Kader HMI yang menjadi ujung
tombak pembaharuan pemikiran Islam dan proses transformasi politik bangsa yang
membutuhkan suatu perekat serta ditopang akan kesadaran sebuah tanggung
jawab kebangsaan, maka pada Kongres ke-X HMI di Palembang, tanggal 10
Oktober 1971 terjadilah proses justifikasi Pancasila dalam mukadimah Anggaran
Dasar.
Orientasi aktifitas HMI yang merupakan penjabaran dari tujuan organisasi
menganjurkan terjadinya proses adaptasi pada jamannya. Keyakinan Pancasila
sebagai keyakinan ideologi negara pada kenyataannya mengalami proses
stagnasi. Hal ini memberikan tuntutan strategi baru bagi lahirnya metodologi
aplikasi Pancasila. Normatisasi Pancasila dalam setiap kerangka dasar
organisasi menjadi suatu keharusan agar mampu mensuport bagi setiap
institusi kemasyarakatan dalam mengimplementasikan tata nilai Pancasila.
Konsekuensi yang dilakukan HMI adalah ditetapkannya Islam sebagai
identitas yang mensubordinasi Pancasila sebagai azas pada Kongres XVI di
Padang, Maret 1986.
Islam yang senantiasa memberikan energi perubahan mengharuskan para
penganutnya untuk melakukan invonasi, internalisasi, eksternalisasi maupun
obyektifikasi. Dan yang paling fundamental peningkatan gradasi umat diukur dari
kualitas keimanan yang datang dari kesadaran paling dalam bukan dari pengaruh
eksternal. Perubahan bagi HMI merupakan suatu keharusan, dengan semakin
meningkatnya keyakinan akan Islam sebagai landasan teologis dalam berinteraksi
secara vertikal maupun horizontal, maka pemilihan Islam sebagai azas merupakan
pilihan dasar dan bukan implikasi dari sebuah dinamika kebangsaan.
Demi tercapainya idealisme ke-Islaman dan ke-Indonesiaan, maka HMI
bertekad Islam dijadikan sebagai doktrin yang mengarahkan pada peradaban
secara integralistik, trasedental, humanis dan inklusif. Dengan demikian
kader-kader HMI harus berani menegakkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan serta

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
166 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 167

MEMORI PENJELASAN
TENTANG ISLAM SEBAGAI AZAS HMI

“Hari ini telah Kusempurnakan bagi kamu agamamu, dan telah Kucukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu: (QS. Al-
Maidah : 3).
“Dan mereka yang berjuang dijalan-Ku (kebenaran), maka pasti Aku
tunjukkan jalannya (mencapai tujuan) sesungguhnya Tuhan itu cinta kepada
orang-orang yang selalu berbuat (progresif) (QS. Al-Ankabut : 69).
Islam sebagai ajaran yang haq dan sempurna hadir di bumi diperuntukkan
untuk mengatur pola hidup manusia agar sesuai fitrah kemanusiaannya yakni
sebagai khalifah di muka bumi dengan kewajiban mengabdikan diri semata-mata
ke hadirat-Nya.
Iradat Allah Subhanu Wata’ala, kesempurnaan hidup terukur dari personality
manusia yang integratif antara dimensi dunia dan ukhrawi, individu dan sosial,
serta iman, ilmu dan amal yang semuanya mengarah terciptanya kemaslahatan
hidup di dunia baik secara individual maupun kolektif.
Secara normatif Islam tidak sekedar agama ritual yang cenderung individual
akan tetapi merupakan suatu tata nilai yang mempunyai komunitas dengan
kesadaran kolektif yang memuat pemahaman/kesadaran, kepentingan, struktur
dan pola aksi bersama demi tujuan-tujuan politik.
Substansi pada dimensi kemasyarakatan, agama memberikan spirit pada
pembentukan moral dan etika. Islam yang menetapkan Tuhan dari segala tujuan
menyiratkan perlunya peniru etika ke Tuhanan yang meliputi sikap rahmat
(Pengasih), barr (Pemula), ghafur (Pemaaf), rahim (Penyayang) dan (Ihsan) berbuat
baik. Totalitas dari etika tersebut menjadi kerangka pembentukan manusia yang
kafah (tidak boleh mendua) antara aspek ritual dengan aspek kemasyarakatan
(politik, ekonomi dan sosial budaya).
Adanya kecenderungan bahwa peran kebangsaan Islam mengalami
marginalisasi dan tidak mempunyai peran yang signifikan dalam
mendesain bangsa merupakan implikasi dari proses yang ambigiutas dan
distorsif. Fenomena ini ditandai dengan terjadinya mutual understanding antara
Islam sebagai agama dan Pancasila sebagai ideologi. Penempatan posisi yang
antagonis sering terjadi karena berbagai kepentingan politik penguasa dari
politisi-politisi yang mengalami split personality.
Kelahiran HMI dari rahim pergolakan revolusi phisik bangsa pada tanggal 5
Februari 1974 didasari pada semangat mengimplementasikan nilai-nilai ke-
Islaman dalam berbagai aspek ke-Indonesian.
Semangat nilai yang menjadi embrio lahirnya komunitas Islam sebagai

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
164 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 165

BAGIAN KETUJUH
MEMORI PENJELASAN TENTANG
ISLAM SEBAGAI AZAS HMI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
162 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 163

BAB VI BAB VIII


PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ATURAN PERALIHAN

Pasal 60 Pasal 63
Perubahan Anggaran Rumah Tangga

a. Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan pada Kongres. a. Pedoman-pedoman Pokok Organisasi dibahas pada forum tersendiri dan
b. Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan melalui Kongres disyahkan di Pleno PB HMI.
yang pada waktu perubahan tersebut akan dilakukan dan disahkan dihadiri b. Pedoman-pedoman Pokok Organisasi yang dimaksud adalah :
oleh 2/3 peserta utusan Kongres dan disetujui oleh minimal 50%+1 jumlah 1. Islam sebagai asas HMI
peserta utusan yang hadir. 2. Tafsir Tujuan
3. Tafsir Independensi
BAB VII 4. Nilai-nilai dasar Perjuangan HMI
ATURAN TAMBAHAN 5. Pedoman Kerja Kepengurusan
6. Pedoman Administrasi dan Kesekretariatan
Pasal 61 7. Pedoman Keuangan dan Perlengkapan
8. Pedoman Perkaderan
Struktur kepemimpinan HMI berkewajiban melakukan sosialisasi Anggaran 9. Pedoman Kohati
Dasar, Anggaran Rumah Tangga kepada seluruh anggota HMI. 10. Pedoman Balitbang
11. Pedoman Lembaga Pengembangan Profesi
Pasal 62 12. Pedoman Badan Pengelola Latihan
13. Ikrar Pelantikan Anggota dan Pengurus
a. Pasal tentang Rangkap Anggota kehormatan/Jabatan dan Sanksi Anggota 14. Atribut Organisasi
dalam Anggaran Rumah Tangga dijabarkan lebih lanjut dalam Penjelasan 15. Pedoman mekanisme penetapan.
Rangkap Anggota/Jabatan dan Sanksi Anggota.
b. Pasal-pasal tentang Struktur Kepemimpinan dalam ART dijabarkan lebih lanjut
dalam Pedoman Kepengurusan HMI, Pedoman Administrasi Kesekretariatan,
dan Penjelasan Mekanisme Pengesahan Pengurus HMI.
c. Pasal-pasal tentang Badan Khusus dalam ART dijabarkan lebih lanjut dalam
Pedoman Dasar Kohati, Pedoman tentang Lembaga Pengembangan Profesi,
Pedoman Badan Pengelola Latihan dan Kode Etik Pengelolaan Latihan, dan
Pedoman Balitbang.
d. Pasal-pasal tentang Keuangan dan Harta Benda dalam ART dijabarkan lebih
lanjut dalam Pedoman Keuangan dan Harta Benda HMI.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
160 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 161

mendapatkan berbagai informasi dari semua tingkatan HMI untuk BAB IV


keperluan penelitian dan pengembangan di lingkungan HMI. KEUANGAN DAN HARTA BENDA
3. Dapat melakukan kerjasama dengan pihak luar, khususnya yang di bidang
penelitian dan pengembangan yang tidak bertentangan dengan AD/ART Pasal 58
dan pedoman organisasi lainnya. Pengelolaan Keuangan dan Harta Benda
e. Personalia Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang).
1. Formasi pengurus Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) a. Prinsip halal maksudnya adalah setiap satuan dana yang diperoleh tidak
sekurang-kurangnya terdiri dari Kepala, Sekretaris dan Bendahara. berasal dan tidak diperoleh dengan cara-cara yang bertentangan dengan nilai-
2. Pengurus Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) disahkan oleh nilai Islam.
Pengurus Besar HMI setingkat. b. Prinsip transparansi maksudnya adalah adanya keterbukaan tentang sumber
3. Masa kepengurusan struktur kepemimpinan Badan Penelitian dan dan besar dana yang diperoleh serta kemana dan berapa besar dana yang
Pengembangan (Balitbang) disesuaikan dengan masa kepengurusan HMI sudah dialokasikan.
setingkat. c. Prinsip bertanggungjawab maksudnya adalah setiap satuan dana yang
4. Pengurus Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) adalah diperoleh dapat dipertanggungjawabkan sumber dan keluarannya secara
anggota biasa dan telah mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Badan tertulis dan bila perlu melalui bukti nyata.
Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) HMI. d. Prinsip efektif maksudnya adalah setiap satuan dana yang digunakan berguna
f. Musyawarah Lembaga : dalam rangka usaha organisasi mewujudkan tujuan HMI.
1. Musyawarah Lembaga merupakan instansi pengambilan keputusan e. Prinsip efisien maksudnya adalah setiap satuan dana yang digunakan tidak
tertinggi pada Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang). melebihi kebutuhannya.
2. Musyawarah Lembaga menetapkan program kerja dan calon Kepala f. Prinsip berkesinambungan maksudnya adalah setiap upaya untuk
Balitbang sebagai formateur yang diajukan kepada struktur HMI memperoleh dan menggunakan dana tidak merusak sumber pendanaan
setingkat. untuk jangka panjang dan tidak membebani generasi yang akan datang.
3. Tata tertib Musyawarah Lembaga diatur tersendiri dalam Pedoman Badan g. Uang pangkal dan iuran anggota bersifat wajib yang besaran serta metode
Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) HMI. pemungutannya ditetapkan oleh Pengurus Cabang.
h. Uang pangkal dialokasikan sepenuhnya untuk Komisariat.
i. Iuran anggota dialokasikan dengan proporsi 60 persen untuk Komisariat, 40
BAB III persen untuk Cabang.
ALUMNI HMI
Pasal 57
Alumni BAB V
LAGU, LAMBANG DAN ATRIBUT ORGANISASI
a. Alumni HMI adalah anggota HMI yang telah habis masa keanggotaannya.
b. HMI dan alumni HMI memiliki hubungan historis, aspiratif . Pasal 59
c. Alumni HMI berkewajiban tetap menjaga nama baik HMI, meneruskan misi
HMI di medan perjuangan yang lebih luas dan membantu HMI dalam Lagu, Lambang, dan atribut organisasi lainnya diatur dalam ketentuan tersendiri
merealisasikan misinya. yang ditetapkan Kongres.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
158 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 159

lembaga profesi. d. Badan Pengelola Latihan (BPL) memiliki hak dan wewenang untuk:
f. Musyawarah 1. Memiliki pedoman dasar dan pedoman rumah tangga.
1. Musyawarah Lembaga merupakan instansi pengambilan keputusan 2. Badan Pengelola Latihan (BPL) berwenang untuk melakukan akreditasi
tertinggi di Lembaga Pengembangan Profesi (LPP), baik di tingkat Badan Pengelola Latihan (BPL) di tingkat Badko/Cabang.
Pengurus Besar HMI maupun di tingkat HMI Cabang. 3. Dapat melakukan kerjasama dengan pihak luar, khususnya yang di bidang
2. Di tingkat Pengurus Besar disebut Musyawarah Nasional di hadiri oleh perkaderan yang tidak bertentangan dengan AD/ART dan pedoman
Pengurus Lembaga Pengembangan Profesi Cabang dan di tingkat organisasi lainnya.
Cabang disebut Musyawarah Lembaga dihadiri oleh anggota Lembaga e. Personalia Badan Pengelola Latihan (BPL)
Pengembangan Profesi Cabang. 1. Formasi pengurus Badan Pengelola Latihan (BPL) sekurang-kurangnya
3. Musyawarah Lembaga menetapkan program kerja dan memilih terdiri dari Direktur, Sekretaris dan Bendahara.
formateur dan mide formateur. 2. Pengurus Badan Pengelola Latihan (BPL) disahkan oleh struktur
4. Tata tertib Musyawarah Lembaga diatur tersendiri dalam Pedoman kepemimpinan HMI setingkat.
Lembaga Pengembangan Profesi (LPP). 3. Masa kepengurusan Badan Pengelola Latihan (BPL) disesuaikan dengan
g. Rapat Koordinasi Nasional masa kepengurusan HMI setingkat.
1. Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dilaksanakan oleh Lembaga 4. Pengurus Badan Pengelola Latihan (BPL) di tingkat Pengurus Besar dan
Pengembangan Profesi di tingkat Pengurus Besar dan diadakan sekali Badko adalah anggota biasa yang telah lulus LK III dan Senior Course dan
dalam satu masa periode kepengurusan. di tingkat Cabang telah lulus LK II dan Senior Course.
2. Rapat Koordinasi Nasional dihadiri oleh Lembaga Pengembangan f. Musyawarah Lembaga :
Profesi di Tingkat Pengurus Besar HMI dan Lembaga Pengembangan 1. Musyawarah Lembaga merupakan instansi pengambilan keputusan
Profesi di tingkat Cabang. tertinggi di Badan Pengelola Latihan (BPL).
3. Rapat Koordinasi Nasional berfungsi untuk menyelaraskan program- 2. Musyawarah Lembaga menetapkan program kerja dan calon Kepala BPL
program kerja di lingkungan lembaga-Lembaga Pengembangan Profesi. sebagai formateur yang kemudian diajukan kepada pengurus struktur
h. Pembentukan Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) : kepemimpinan HMI setingkat untuk ditetapkan.
1. Pembentukan Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) di Tingkat 3. Tata tertib Musyawarah Lembaga diatur tersendiri dalam Pedoman Badan
Pengurus Besar dapat dilakukan sekurang-kurangnya telah memiliki 10 Pengelola Latihan (BPL).
(sepuluh) Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) di tingkat Cabang.
2. Pembentukan Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) di tingkat cabang Pasal 56
dapat dilakukan oleh sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang anggota Badan Penelitian dan Pengembangan
biasa berdasarkan profesi keilmuan atau minat dan bakat.
a. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) adalah lembaga yang
Pasal 55 mengelola aktivitas penelitian dan pengembangan di lingkungan HMI.
Badan Pengelola Latihan b. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) hanya terdapat di semua
tingkat Pengurus Besar.
a. Badan Pengelola Latihan (BPL) adalah lembaga yang mengelola aktivitas c. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) bertugas:
pelatihan di lingkungan HMI. 1. Melaksanakan dan mengelola aktivitas penelitian dan pengembangan di
b. Badan Pengelola Latihan terdiri dari Badan Pengelola Latihan yang terdapat di lingkungan HMI.
tingkat Pengurus Besar dan yang terdapat di tingkat Badko/Cabang. 2. Memberikan laporan secara berkala kepada Pengurus Besar HMI.
c. Badan Pengelola Latihan bertugas : d. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) memiliki hak dan
1. Melaksanakan dan mengelola aktivitas pelatihan di lingkungan HMI. wewenang untuk:
2. Memberikan laporan secara berkala kepada struktur kepemimpinan HMI 1. Memiliki pedoman dasar dan pedoman rumah tangga.
setingkat. 2. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) berhak untuk

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
156 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 157

tingkat eksternal HMI, berfungsi sebagai organisasi keperempuanan. 3. Tata tertib Musyawarah Kohati diatur tersendiri dalam Pedoman Dasar
c. Kohati terdiri dari Kohati Pengurus Besar HMI, Kohati Badko HMI, Kohati Kohati.
HMI Cabang, Kohati HMI Korkom dan Kohati HMI Komisariat.
d. Kohati bertugas: Pasal 54
1. Melakukan pembinaan, pengembangan dan peningkatan potensi kader Lembaga Pengembangan Profesi
HMI dalam wacana dan dinamika keperempuanan.
2. Melakukan advokasi terhadap isu-isu keperempuanan. a. Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) adalah lembaga perkaderan untuk
e. Kohati memiliki hak dan wewenang untuk: pengembangan profesi di lingkungan HMI.
1. Memiliki Pedoman Dasar Kohati. b. Lembaga Pengembangan Profesi terdiri dari:
2. Kohati berhak untuk mendapatkan berbagai informasi dari semua tingkat 1. Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI)
struktur kepemimpinan HMI untuk memudahkan Kohati menunaikan 2. Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI)
tugasnya. 3. Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI)
3. Dapat melakukan kerjasama dengan pihak luar, khususnya dalam gerakan 4. Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI)
keperempuanan yang tidak bertentangan dengan AD/ART dan pedoman 5. Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI)
organisasi lainnya. 6. Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI)
f. Personalia Kohati : 7. Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI)
1. Formasi pengurus Kohati sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, 8. Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Mahasiswa Islam (LKBHMI)
Sekretaris Umum dan Bendahara Umum. 9. Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI)
2. Struktur pengurus Kohati berbentuk garis fungsional. c. Lembaga Pengembangan Profesi bertugas :
3. Pengurus Kohati disahkan oleh struktur kepemimpinan HMI setingkat. 1. Melaksanakan perkaderan dan program kerja sesuai dengan bidang
4. Masa kepengurusan Kohati disesuaikan dengan masa kepengurusan profesi masing-masing LPP.
struktur kepemimpinan HMI. 2. Memberikan laporan secara berkala kepada struktur HMI setingkat.
ii. Yang dapat menjadi Ketua/Pengurus Kohati PB HMI adalah HMI-wati d. Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) memiliki hak dan wewenang untuk:
yang pernah menjadi pengurus Kohati Cabang/Badko/Kohati PB HMI, 1. Memiliki pedoman dasar dan pedoman rumah tangga.
berprestasi, telah mengikuti LKK dan LK III. Yang dapat menjadi 2. Masing-masing Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) di tingkat
Ketua/Pengurus Kohati Badko adalah HMI-wati yang pernah menjadi Pengurus Besar berwenang untuk melakukan akreditasi Lembaga
Pengurus Kohati Cabang, berprestasi, yang telah mengikuti LKK dan LK Pengembangan Profesi (LPP) di tingkat cabang.
II atau training tingkat nasional lainnya. Yang dapat menjadi Ketua/ 3. Dapat melakukan kerjasama dengan pihak luar yang tidak bertentangan
Pengurus Kohati Cabang adalah HMI-wati yang pernah menjadi dengan AD/ART dan pedoman organisasi lainnya.
pengurus Kohati/Bidang Pemberdayaan Perempuan Komisariat/Korkom, 4. Dapat melakukan penyikapan terhadap fenomena eksternal sesuai dengan
berprestasi dan telah mengikuti LKK dan LK II. Yang dapat bidang profesi masing-masing Lembaga Pengembangan Profesi (LPP).
menjadi Ketua/Pengurus Kohati Korkom adalah HMI-wati yang pernah e. Personalia Lembaga Pengembangan Profesi (LPP)
menjadi Pengurus Kohati/ Bidang Pemberdayaan Perempuan Komisariat, 1. Formasi pengurus Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) sekurang-
berprestasi dan telah mengikuti LKK dan LK I. Yang dapat menjadi kurangnya terdiri dari Direktur, Direktur Administrasi dan Keuangan,
Ketua/Pengurus Kohati Komisariat adalah HMI-wati berprestasi yang telah dan Direktur Pendidikan dan Pelatihan.
mengikuti LK I dan LKK. 2. Pengurus Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) disahkan oleh struktur
g. Musyawarah Kohati : kepemimpinan HMI setingkat.
1. Musyawarah Kohati merupakan instansi pengambilan keputusan tertinggi 3. Masa kepengurusan Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) disesuaikan
pada Kohati. dengan masa kepengurusan HMI yang setingkat.
2. Musyawarah Kohati merupakan forum laporan pertanggung jawaban dan 4. Pengurus Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) adalah anggota biasa
perumusan program kerja Kohati. yang telah mengikuti pendidikan dan latihan (Diklat) di masing-masing

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
154 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 155

1. Bertaqwa kepada Allah SWT. f. Sidang MPK PK dianggap sah bila dihadiri oleh minimal 2/3 anggota MPK PK
2. Dapat membaca Al Qur’an. dan dipimpin oleh Koordinator MPK PK.
3. Tidak pernah dijatuhi sanksi organisasi karena melanggar AD/ART. g. Putusan MPK PK diambil secara musyawarah mufakat dan bila tidak dapat
4. Dinyatakan telah lulus mengikuti Latihan Kader II. dipenuhi dapat diambil melalui suara terbanyak (50%+1).
5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat dan Pengurus Badan Khusus di
tingkat Komisariat minimal sebagai Presidium. D. BADAN-BADAN KHUSUS
6. Sehat secara jasmani maupun rohani.
7. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai insan Pasal 51
akademis yakni karya tulis ilmiah. Status, Sifat dan Fungsi Badan Khusus
8. Tidak menjadi anggota MPK PK untuk yang ketiga kalinya.
e. Masa Jabatan Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat adalah a. Badan Khusus adalah lembaga yang dibentuk/disahkan oleh struktur
1 (satu) tahun dimulai sejak terbentuknya di RAK dan berakhir pada RAK pimpinan sebagai wahana beraktifitas di bidang tertentu secara profesional di
periode berikutnya. bawah koordinasi bidang dalam struktur pimpinan setingkat.
b. Badan Khusus bersifat semi otonom terhadap struktur pimpinan.
Pasal 49 c. Badan Khusus dapat memiliki pedoman sendiri yang tidak bertentangan
Tugas dan Wewenang MPK PK dengan AD/ART dan ketetapan Kongres lainnya.
d. Badan Khusus berfungsi sebagai penyalur minat dan bakat anggota dan
a. Menjaga tegaknya AD/ART HMI ditingkat Komisariat. wahana pengembangan bidang tertentu yang dinilai strategis.
b. Mengawasi pelaksanaan AD/ART dan penjabarannya, keputusan Pengurus
Cabang dan Korkom serta ketetapan-ketetapan Rapat Anggota Komisariat Pasal 52
oleh Pengurus Komisariat dan badan khusus di tingkat Komisariat. Jenis Badan Khusus
c. Memberikan saran dan masukan atas pelaksanaan keputusan Pengurus
Cabang dan Korkom dan ketetapan-ketetapan Rapat Anggota Komisariat oleh a. Badan Khusus terdiri dari korps HMI-wati (Kohati), Badan Pengelola
Pengurus Komisariat dan badan khusus di tingkat Komisariat ketika diminta Latihan, Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) dan Badan Penelitian dan
maupun tidak diminta. Pengembangan (Balitbang).
d. Menyampaikan hasil pengawasannya kepada Sidang Pleno, rapat harian b. Badan Khusus dapat dibentuk di semua tingkatan struktur HMI.
Pengurus Komisariat dan RAK. c. Badan Khusus sebagaimana yang tersebut dalam point a dan b di atas
e. Menyiapkan draft materi Rapat Anggota Komisariat. memiliki pedoman sendiri yang tidak bertentangan dengan AD/ART HMI.
d. Badan Khusus berfungsi sebagai wadah pengembangan minat dan bakat
Pasal 50 anggota di bidang tertentu.
Struktur, Tata Kerja dan Persidangan MPK PK e. Di tingkat Pengurus Besar dibentuk Kohati PB HMI, Badan Pengelola Latihan
(BPL), Bakornas Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) dan Balitbang PB
a. Struktur MPK PK terdiri dari 1 (satu) orang Koordinator dan Komisi- HMI.
Komisi.
b. Koordinator dipilih dari dan oleh anggota MPK PK. Pasal 53
c. Komisi-Komisi ditetapkan berdasarkan pembagian bidang Pengurus Korps HMI-Wati
Komisariat dan dipimpin oleh seorang Ketua Komisi yang dipilih dari dan
oleh anggota Komisi tersebut. a. Korps HMI-Wati yang disingkat Kohati adalah badan khusus HMI yang
d. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, MPK PK difasilitasi oleh berfungsi sebagai wadah membina, mengembangkan dan meningkatkan
Pengurus Komisariat. potensi HMI-wati dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan.
e. MPK PK bersidang sedikitnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) periode. b. Di tingkat internal HMI, Kohati berfungsi sebagai bidang keperempuanan. Di

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
152 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 153

BAGIAN X dan Pengurus Badko, dan ketetapan-ketetapan Konferensi Cabang oleh


MAJELIS PENGAWAS DAN KONSULTASI PENGURUS CABANG Pengurus Cabang dan badan khusus di tingkat Cabang ketika diminta
maupun tidak diminta.
Pasal 45 d. Menyampaikan hasil pengawasannya kepada Sidang Pleno Pengurus
Status, Fungsi, Keanggotaan dan Masa Jabatan Cabang.
e. Menyiapkan draft materi Konferensi Cabang.
a. Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Cabang adalah Majelis
Pengawas dan Konsultasi HMI ditingkat Pengurus Cabang. Pasal 47
b. Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Cabang berfungsi melakukan Struktur, Tata Kerja dan Persidangan MPK PC
pengawasan terhadap kinerja Pengurus Cabang dalam melaksanakan AD/ART
dan aturan penjabarannya, Keputusan Pengurus Besar dan Pengurus Badko a. Struktur MPK PC terdiri dari 1 (satu) orang Koordinator dan Komisi-
dan hasil-hasil Konfercab/Muscab. Komisi.
c. Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Cabang berjumlah 7 b. Koordinator dipilih dari dan oleh anggota MPK PC.
(tujuh) orang. c. Komisi-Komisi ditetapkan berdasarkan pembagian bidang Pengurus Cabang
d. Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Cabang adalah dan dipimpin oleh seorang Ketua Komisi yang dipilih dari dan oleh anggota
anggota/alumni HMI yang memenuhi syarat sebagai berikut: Komisi tersebut.
1. Bertaqwa kepada Allah SWT. d. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, MPK PC difasilitasi oleh
2. Dapat membaca Al Qur’an. Pengurus Cabang.
3. Tidak pernah dijatuhi sangsi organisasi karena melanggar AD/ART. e. MPK PC bersidang sedikitnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) periode.
4. Dinyatakan telah lulus mengikuti Latihan Kader II. f. Sidang MPK PC dianggap sah bila dihadiri oleh minimal 2/3 anggota MPK PC
5. Pernah menjadi Presidium Pengurus Cabang atau Presidium Pengurus dan dipimpin oleh Koordinator MPK PC.
Badan Khusus di tingkat Pengurus Cabang atau Ketua Umum Korkom. g. Putusan MPK PC diambil secara musyawarah mufakat dan bila tidak dapat
6. Sehat secara jasmani maupun rohani. dipenuhi dapat diambil melalui suara terbanyak ( 50%+1).
7. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai insan
akademis yakni karya tulis ilmiah. BAGIAN XI
8. Ketika mencalonkan mendapatkan rekomendasi tertulis dari Korkom/ MAJELIS PENGAWAS DAN KONSULTASI PENGURUS KOMISARIAT
Komisariat.
9. Tidak menjadi anggota MPK PC untuk yang ketiga kalinya. Pasal 48
e. Masa Jabatan Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Cabang adalah 1 Status, Fungsi, Keanggotaan dan Masa Jabatan
(satu) tahun dimulai sejak terbentuknya di Konferensi Cabang dan berakhir
pada Konferensi Cabang berikutnya. a. Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat adalah Majelis
Pengawas dan Konsultasi HMI ditingkat Pengurus Komisariat.
Pasal 46 b. Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat berfungsi melakukan
Tugas dan Wewenang MPK PC pengawasan terhadap kinerja Pengurus Komisariat dalam melaksanakan AD/
ART dan aturan penjabarannya, keputusan Pengurus Cabang dan Korkom, dan
a. Menjaga tegaknya AD/ART HMI di semua tingkatan struktur Cabang hingga ketetapan Rapat Anggota Komisariat.
Komisariat. c. Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat berjumlah 5
b. Mengawasi pelaksanaan AD/ART dan penjabarannya, keputusan Pengurus (lima) orang.
Besar dan Pengurus Badko, serta ketetapan-ketetapan Konferensi Cabang oleh
Pengurus Cabang dan badan khusus di tingkat Cabang. d. Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat adalah
c. Memberikan saran dan masukan atas pelaksanaan keputusan Pengurus Besar anggota/alumni HMI yang memenuhi syarat sebagai berikut:

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
150 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 151

C. MAJELIS PENGAWAS DAN KONSULTASI untuk diberikan penilaian dengan berpedoman pada AD/ART HMI.

BAGIAN IX Pasal 43
MAJELIS PENGAWAS DAN KONSULTASI PENGURUS BESAR Tugas dan Wewenang MPK PB

Pasal 42 a. Menjaga tegaknya AD/ART HMI di tingkat Pengurus Besar.


Status, Fungsi, Keanggotaan dan Masa Jabatan b. Menyampaikan hasil pengawasannya dalam Sidang MPK PB HMI kemudian
disampaikan dalam Pleno Pengurus Besar dalam Kongres.
a. Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar adalah Majelis Pengawas c. Mengawasi pelaksanaan AD/ART dan ketetapan-ketetapan Kongres oleh
dan Konsultasi HMI ditingkat Pengurus Besar. Pengurus Besar.
b. Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar berfungsi melakukan d. Memberikan masukan dan saran kepada Pengurus Besar dalam
pengawasan terhadap kinerja Pengurus Besar dalam melaksanakan AD/ART melaksanakan AD/ART dan ketetapan-ketetapan Kongres baik diminta
dan aturan di bawahnya dan memberikan penilaian konstitusional yang maupun tidak diminta.
bersifat final dan mengikat atas perkara konstitusional di tingkat Pengurus e. Menyampaikan hasil pengawasannya kepada Sidang Pleno Pengurus Besar.
Besar. f. Menyiapkan draft materi Kongres.
c. Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar berjumlah 15 (lima g. Memberikan putusan yang bersifat final dan mengikat atas perkara
belas) orang yang dipilih oleh peserta Kongres. konstitusional yang diajukan oleh anggota biasa dan struktur organisasi
d. Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar adalah anggota/ lainnya.
alumni HMI yang memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Bertaqwa kepada Allah SWT. Pasal 44
2. Dapat membaca Al Qur’an. Struktur, Tata Kerja dan Persidangan MPK PB
3. Tidak pernah dijatuhi sanksi organisasi karena melanggar AD/ART.
4. Dinyatakan telah lulus mengikuti Latihan Kader III. a. Struktur MPK PB terdiri dari 1 (satu) orang Koordinator dan Komisi-
5. Pernah menjadi Presidium Pengurus Besar atau Presidium Pengurus Komisi.
Badan Khusus di tingkat Pengurus Besar. b. Koordinator, dan ketua komisi dipilih dari dan oleh anggota MPK PB dalam
6. Sehat secara jasmani maupun rohani. rapat MPK PB HMI.
7. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai insan c. Komisi-Komisi ditetapkan berdasarkan pembagian bidang Pengurus Besar
akademis. dan dipimpin oleh seorang Ketua Komisi yang dipilih dari dan oleh anggota
8. Ketika mencalonkan mendapatkan rekomendasi tertulis dari 5 Cabang Komisi tersebut.
penuh. d. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, MPK PB difasilitasi oleh
9. Tidak menjadi anggota MPK PB untuk yang ketiga kalinya. Pengurus Besar.
10. Sanggup menggikuti rapat-rapat dan sidang MPK PB HMI. e. MPK PB bersidang sedikitnya 4 (empat) kali dalam 1 (satu) periode.
e. Masa Jabatan Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar adalah 2 f. Sidang MKP PB dianggap sah bila dihadiri oleh minimal 2/3 anggota MPK PB
(dua) tahun dimulai sejak terbentuknya di Kongres dan berakhir pada Kongres dan dipimpin oleh Koordinator MPK PB.
periode berikutnya. g. Putusan MPK PB diambil secara musyawarah mufakat dan bila tidak dapat
f. Apabila salah satu anggota MPK meninggal, mengundurkan diri, maka dipenuhi dapat diambil melalui suara terbanyak (50%+1).
diganti oleh calon MPK PBHMI dengan nomor urut berikutnya dan dipilih
berdasarkan pengurus setempat berdasarkan suara terbanyak.
g. Apabila hasil pengawasan dan putusan MPK PB HMI tidak dijalankan maka
MPK PB HMI memanggil Ketua Umum PB HMI untuk dimintai keterangan.
Keterangan yang diperoleh selanjutnya dijadikan bahan oleh MPK PB HMI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
148 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 149

n. Pengambilan sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum dilakukan oleh perguruan tinggi/fakultas setempat dan potensi-potensi lainnya yang dapat
Koordinator Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat atau mendukung kesinambungan Komisariat tersebut bila dibentuk.
Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat yang d. Sekurang-kurangnya setelah 1 (satu) tahun disahkan menjadi Komisariat
ditunjuk berdasarkan kesepakatan Majelis Pengawas dan Konsultasi Persiapan, mempunyai minimal 50 (lima puluh) anggota biasa dan mampu
Pengurus Komisariat. melaksanakan minimal 1 (satu) kali Latihan Kader I dan 2 (dua) kali
o. Ketua Umum dapat melakukan reshuffle atau penggantian personalia Maperca di bawah bimbingan dan pengawasan Cabang/Korkom
Pengurus Komisariat dengan mempertimbangkan hal-hal berikut: setempat, serta direkomendasikan Korkom setempat dapat disahkan
1. Keaktifan yang bersangkutan dalam rapat-rapat Pengurus Komisariat. menjadi Komisariat penuh di Sidang Pleno Pengurus Cabang.
2. Realisasi Program kerja di bidang yang bersangkutan dalam waktu 3 (tiga) e. Pemekaran Komisariat penuh dapat dimekarkan menjadi 2 (dua) atau
bulan. lebih Komisariat penuh apabila masing-masing Komisariat yang dimekarkan
3. Partisipasi yang bersangkutan dalam program kerja Komisariat (di luar tersebut memiliki minimal 50 (lima puluh) anggota biasa.
bidang yang bersangkutan). f. Dalam mengesahkan pemekaran Komisariat Penuh, Pengurus Cabang harus
mempertimbangkan potensi dinamika Komisariat penuh hasil pemekaran,
Pasal 39 daya dukung Fakultas/Perguruan tinggi tempat kedudukan Komisariat-
Tugas dan Wewenang Komisariat hasil pemekaran, potensi keanggotaan, potensi pembiayaan untuk
menunjang aktifitas Komisariat hasil pemekaran, dan potensi-potensi lainnya
a. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Rapat Anggota Komisariat dan yang menunjang kesinambungan Komisariat.
ketentuan/kebijakan organisasi lainnya yang diberikan oleh Pengurus
Cabang. Pasal 41
b. Membentuk dan mengembangkan Badan-Badan Khusus. Penurunan Status dan Pembubaran Komisariat
c. Melaksanakan Rapat Harian Pengurus Komisariat minimal satu bulan satu
kali. a. Komisariat penuh dapat diturunkan statusnya menjadi Komisariat Persiapan
d. Melaksanakan Rapat Presidium Pengurus Komisariat minimal 1 (satu) kali apabila memenuhi salah satu atau seluruh hal berikut:
dalam seminggu. 1. Memiliki anggota biasa kurang dari 50 orang.
e. Menyampaikan laporan kerja kepengurusan 4 (empat) bulan sekali kepada 2. Dalam satu periode kepengurusan tidak melaksanakan Rapat Anggota
Pengurus Cabang. Komisariat selambat-lambatnya selama 18 (delapan belas) bulan.
f. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada anggota biasa melalui 3. Tidak melaksanakan Latihan Kader I sebanyak 2 (dua) kali dalam 2 (dua)
Rapat Anggota Komisariat. periode kepengurusan berturut-turut atau tidak melaksanakan 3 (tiga) kali
Maperca dalam 2 (dua) periode kepengurusan berturut-turut.
Pasal 40 4. Tidak melaksanakan Rapat Harian minimal 10 (sepuluh) kali selama 2
Pendirian dan Pemekaran Komisariat (dua) periode kepengurusan berturut-turut atau Rapat Presidium minimal
30 (tiga puluh) kali selama 2 (dua) periode kepengurusan berturut-turut.
a. Pendirian Komisariat Persiapan dapat diusulkan oleh sekurang-kurangnya 25 b. Apabila Komisariat Penuh yang diturunkan menjadi Komisariat
(dua puluh lima) Anggota Biasa dari satu perguruan tinggi atau satu/beberapa Persiapan dalam waktu 2 (dua) tahun tidak dapat meningkatkan
fakultas dari satu perguruan tinggi langsung kepada Pengurus Cabang atau statusnya menjadi Komisariat Penuh maka Komisariat tersebut
melalui Pengurus Korkom yang selanjutnya dibicarakan dalam Sidang Pleno dinyatakan bubar melalui Keputusan Pengurus Cabang.
Pengurus Cabang.
b. Usulan disampaikan secara tertulis disertai alasan dan dokumen
pendukungnya.
c. Pengurus Cabang dalam mengesahkan Komisariat Persiapan harus meneliti
keaslian dokumen pendukung, mempertimbangkan potensi anggota di

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
146 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 147

Pasal 38 Pasal 58.


Personalia Pengurus Komisariat 3. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana diatur Anggaran Rumah Tangga
pasal 38 ayat c.
a. Formasi pengurus komisariat sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua Umum, h. Pemberhentian Ketua Umum dan pengangkatan/pengambilan sumpah
Sekretaris Umum, dan Bendahara Umum. jabatan Pejabat Ketua Umum hanya dapat dilakukan melalui:
b. Yang dapat menjadi personalia Pengurus Komisariat adalah: 1. Keputusan Rapat Harian Pengurus Komisariat yang disetujui minimal
1. Bertaqwa kepada Allah SWT. 50%+1 suara utusan Rapat Harian Pengurus Komisariat.
2. Dapat membaca Al Qur’an. 2. Usulan pemberhentian Ketua Umum dapat diajukan melalui
3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi. Keputusan Rapat Harian Pengurus Komisariat yang disetujui oleh
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader I minimal 1 (satu) tahun minimal 2/3 jumlah Pengurus Komisariat.
setelah lulus. 3. Usulan pemberhentian Ketua Umum harus disampaikan secara tertulis
5. Tidak menjadi personalia Pengurus Komisariat untuk periode ketiga disertai alasan, bukti dan saksi (bila dibutuhkan) dan tanda tangan
kalinya kecuali jabatan Ketua Umum pengusul. Usulan ditembuskan kepada Majelis Pengawas dan Konsultasi
c. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Formateur Pengurus Komisariat adalah: Pengurus Besar dan Cabang.
1. Bertaqwa kepada Allah SWT. i. Ketua Umum dapat mengajukan gugatan pembatalan atas putusan
2. Dapat membaca Al Qur’an. pemberhentiannya kepada Pengurus Cabang selambat-lambatnya satu
3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi. mingggu sejak putusan pemberhentiannya ditetapkan. Putusan Pengurus
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader I minimal 1 (satu) tahun. Cabang yang bersifat final dan mengikat dikeluarkan paling lambat dua
5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat. minggu sejak pengajuan gugatan pembatalan diterima.
6. Tidak sedang diperpanjang masa keanggotaannya karena sedang menjadi j. Dalam hal Ketua Umum mangkat atau mengundurkan diri, Sekretaris Umum
pengurus. Pengurus Komisariat secara otomatis menjadi Pejabat Sementara Ketua Umum
7. Sehat secara jasmani maupun rohani hingga dipilih, diangkat dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum
8. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai insan dalam Rapat Harian Pengurus Komisariat yang terdekat.
akademis. k. Bila Sekretaris Umum Pengurus Komisariat tidak dapat menjadi
d. Selambat-lambatnya 15 (lima belas hari) hari setelah Rapat Anggota Pejabat Sementara Ketua Umum karena mangkat, mengundurkan diri
Komisariat, personalia Pengurus Komisariat harus sudah dibentuk dan atau berhalangan tetap hingga dua kali Rapat Harian yang terdekat
Pengurus Demisioner sudah mengadakan serah terima jabatan. dari mangkat atau mundurnya Ketua Umum maka Pejabat Sementara
e. Apabila Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas/non-aktif, maka dapat Ketua Umum diangkat secara otomatis dari Ketua Bidang Penelitian,
dipilih Pejabat Ketua Umum. Pengembangan dan Pembinaan Anggota hingga dipilih, diangkat dan
f. Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non-aktif adalah: diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum dalam Rapat Harian Pengurus
1. Meninggal dunia. Komisariat yang terdekat.
2. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 2 (dua) l. Sebelum diadakan Rapat Harian Pengurus Komisariat untuk memilih Pejabat
bulan berturut-turut. Ketua Umum, Pejabat Sementara Ketua Umum memberitahukan mangkat atau
3. Tidak hadir dalam Rapat Harian dan/atau Rapat Presidium selama 1 (satu) pengunduran diri Ketua Umum kepada Majelis Pengawas dan Konsultasi
bulan berturut-turut. Pengurus Komisariat dan mengundang Majelis Pengawas dan Konsultasi
g. Ketua Umum dapat diberhentikan dan diangkat Pejabat Ketua Umum Pengurus Komisariat menjadi saksi dalam Rapat Harian Pengurus
sebelum Rapat Anggota Komisariat apabila memenuhi satu atau lebih hal-hal Komisariat.
berikut: m. Rapat Harian Pengurus Komisariat untuk memilih Pejabat Ketua Umum
1. Membuat pernyataan kepada publik atas nama Pengurus Komisariat yang langsung dipimpin oleh Pejabat Sementara Ketua Umum. Pejabat Ketua
melanggar Anggaran Dasar pasal 6. Umum dapat dipilih melalui musyawarah atau pemungutan suara dari calon
2. Terbukti melanggar Anggaran Dasar pasal 16 dan Anggaran Rumah Tangga yang terdiri dari Sekretaris Umum, Bendahara Umum dan Ketua Bidang.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
144 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 145

Pengurus Cabang dikeluarkan paling lambat dua minggu sejak pengajuan Musyawarah Komisariat dan menyampaikan laporan kerja selama periode
pembatalan gugatan diterima. Dalam hal masíh terdapat keberatan atas kepengurusan di Musyawarah Komisariat.
keputusan Pengurus Cabang maka dapat diajukan gugatan ulang kepada j. Mengusulkan kenaikan dan penurunkan status Komisariat di wilayah
Pengurus Cabang selambat-lambatnya satu minggu sejak keputusan koordinasinya berdasarkan evaluasi perkembangan Komisariat.
Pengurus Cabang ditetapkan. Keputusan Pengurus Cabang yang bersifat final k. Mengusulkan kepada Pengurus Cabang pembentukan Komisariat Persiapan.
dan mengikat dikeluarkan paling lambat dua minggu sejak gugatan ulang
diterima.
k. Dalam hal Ketua Umum mangkat atau mengundurkan diri, Sekretaris Umum Pasal 36
Korkom secara otomatis menjadi Pejabat Sementara Ketua Umum hingga Musyawarah Komisariat
dipilih, diangkat dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum dalam
Rapat Harian Pengurus Cabang yang terdekat. a. Musyawarah Komisariat (Muskom) adalah musyawarah perwakilan
l. Sebelum diadakan Rapat Harian Pengurus Cabang, Sekretaris Umum Korkom komisariat-komisariat yang ada dalam wilayah koordinasi Korkom.
selaku Pejabat Sementara Ketua Umum memberitahukan mangkat atau b. Muskom dilaksanakan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah Konferensi
pengunduran diri Ketua Umum kepada Komisariat dan Pengurus Cabang. Cabang.
m. Ketua Umum dapat melakukan reshuffle atau penggantian personalia c. Kekuasaan dan wewenang Muskom adalah menetapkan Pedoman Kerja
Pengurus Korkom dengan mempertimbangkan hal-hal berikut: Pengurus Korkom, program kerja, mengusulkan pemekaran Komisariat serta
1. Keaktifan yang bersangkutan dalam rapat-rapat Pengurus Korkom. Rekomendasi Internal dan Eksternal Korkom dan memilih calon-calon
2. Realisasi Program kerja di bidang yang bersangkutan dalam 3 (tiga) Formateur Korkom sebanyak 3 (tiga) orang dan diusulkan kepada Pengurus
bulan. Cabang untuk dipilih dan disahkan 1 (satu) orang sebagai Formateur dan 2
3. Partisipasi yang bersangkutan dalam program kerja Korkom (di luar (dua) orang sebagai mide Formateur dengan memperhatikan suara
bidang yang bersangkutan). terbanyak.
d. Tata tertib Muskom disesuaikan dengan pasal 16 Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 35
Tugas dan Wewenang BAGIAN VIII
K O M I SAR IAT
a. Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan Pengurus Cabang tentang
berbagai masalah organisasi di wilayahnya. Pasal 37
b. Mewakili Pengurus Cabang menyelesaikan persoalan intern di wilayah Status
koordinasinya dan berkonsultasi serta berkoordinasi dengan Pengurus
Cabang. a. Komisariat merupakan satu kesatuan organisasi di bawah Cabang yang
c. Melaksanakan Ketetapan-ketetapan Musyawarah Komisariat. dibentuk di satu perguruan tinggi atau satu/beberapa fakultas dalam satu
d. Menyampaikan laporan kerja di Sidang Pleno Pengurus Cabang dan di waktu perguruan tinggi.
lain ketika diminta Pengurus Cabang. b. Masa jabatan Pengurus Komisariat adalah satu tahun semenjak pelantikan/
e. Membantu menyiapkan draft materi Konferensi Cabang. serah terima jabatan Pengurus Demisioner.
f. Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan Komisariat dalam wilayah c. Setelah satu tahun berdirinya dengan bimbingan dan pengawasan Korkom/
koordinasinya. Cabang yang bersangkutan serta syarat-syarat berdirinya Komisariat Penuh
g. Meminta laporan Komisariat dalam wilayah koordinasinya. telah terpenuhi, maka dapat mengajukan permohonan kepada Pengurus Cabang
h. Menyelenggarakan Musyawarah Komisariat selambat-lambatnya 2 (dua) untuk disahkan menjadi Komisariat Penuh dengan rekomendasi Korkom.
bulan setelah Konferensi Cabang. d. Dalam hal tidak terdapat Korkom pengajuan Komisariat penuh langsung
i. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Pengurus Cabang melalui kepada Pengurus Cabang.
Rapat Harian Pengurus Cabang selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
142 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 143

berturut-turut. pengurus.
b. Apabila Cabang Persiapan dan Cabang Penuh yang diturunkan menjadi 7. Sehat secara jasmani maupun rohani.
Cabang Persiapan dalam waktu 2 (dua) tahun tidak dapat meningkatkan 8. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai insan
statusnya menjadi Cabang Penuh maka Cabang tersebut dinyatakan bubar akademis.
melalui Keputusan Pengurus Besar. 9. Ketika mencalonkan diri mendapatkan rekomendasi tertulis dari
Pengurus Komisariat Penuh.
d. Selambat-lambatnya 15 (lima belas hari) hari setelah Musyawarah Komisariat,
BAGIAN VII personalia Pengurus Korkom harus sudah dibentuk dan Pengurus Demisioner
KOORDINATOR KOMISARIAT sudah mengadakan serah terima jabatan.
e. Apabila Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas/non-aktif, maka dapat
Pasal 33 dipilih Pejabat Ketua Umum.
Status f. Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non-aktif adalah:
1. Meninggal dunia.
a. Koordinator Komisariat (Korkom) adalah instansi pembantu Pengurus 2. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 2 (dua)
Cabang. bulan berturut-turut.
b. Pada perguruan tinggi yang dianggap perlu, Pengurus Cabang dapat 3. Tidak hadir dalam rapat harian dan/atau rapat presidium selama 1 (satu)
membentuk Korkom untuk mengkoordinir beberapa Komisariat. bulan berturut-turut.
c. Masa jabatan Pengurus Korkom disesuaikan dengan masa jabatan Pengurus g. Ketua Umum dapat diberhentikan dan diangkat Pejabat Ketua Umum
Cabang. sebelum Musyawarah Koordinator Komisariat apabila memenuhi satu atau
lebih hal-hal berikut:
1. Membuat pernyataan kepada publik atas nama Pengurus Korkom yang
Pasal 34 melanggar Anggaran Dasar pasal 6.
Personalia Pengurus Korkom 2. Terbukti melanggar Anggaran Dasar pasal 16 dan Anggaran Rumah Tangga
Pasal 58.
a. Formasi Pengurus Korkom sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua Umum, 3. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana diatur Anggaran Rumah Tangga
Sekretaris Umum dan Bendahara Umum. pasal 34 ayat c
b. Yang dapat menjadi personalia Pengurus Korkom adalah: h. Pemberhentian Ketua Umum Korkom dan pengangkatan Pejabat Ketua Umum
1. Bertaqwa kepada Allah SWT. Korkom hanya dapat dilakukan melalui:
2. Dapat membaca Al Qur’an. 1. Keputusan Rapat Harian Pengurus Cabang yang disetujui minimal 50%+1
3. Tidak sedang dijatuhi sangsi organisasi. suara peserta Rapat Harian Pengurus Cabang.
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader I minimal 1 (satu) tahun. 2. Rapat Harian Pengurus Cabang hanya membahas usulan
5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat. pemberhentian Ketua Umum Korkom yang diusulkan oleh minimal 1/2
6. Tidak menjadi personalia Pengurus Korkom untuk periode ketiga kalinya jumlah Komisariat di wilayah Korkom tersebut atau 1/2 jumlah Pengurus
kecuali jabatan Ketua Umum. Cabang atau 2/3 jumlah Pengurus Korkom.
c. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Formateur Pengurus Korkom adalah: i. Usulan pemberhentian Ketua Umum harus disampaikan secara tertulis
1. Bertaqwa kepada Allah SWT. disertai alasan, bukti dan saksi (bila dibutuhkan), dan tanda tangan pengusul.
2. Dapat membaca Al Qur’an . Usulan ditembuskan kepada Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus
3. Tidak sedang dijatuhi sangsi organisasi. Cabang dan Komisariat.
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader II. j. Ketua Umum dapat mengajukan gugatan pembatalan atas
5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat. putusan pemberhentiannya kepada Pengurus Cabang selambat-lambatnya
6. Tidak sedang diperpanjang masa keanggotaannya karena sedang menjadi satu minggu sejak putusan pemberhentiannya ditetapkan. Keputusan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
140 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 141

dan mengesahkan susunan Pengurus Korkom yang diusulkan Formateur/ dimekarkan menjadi 2 (dua) atau lebih Cabang penuh apabila masing-masing
Ketua Umum Korkom. Cabang yang dimekarkan tersebut memiliki minimal 150 (seratus lima
k. Mengusulkan pembentukan dan pemekaran Cabang melalui Musyawarah puluh) anggota biasa, memiliki Badan Pengelola Latihan dan minimal 1 (satu)
Daerah. Lembaga Pengembangan Profesi aktif, direkomendasikan dalam Konferensi
l. Menyelenggarakan Konferensi/Musyawarah anggota Cabang. Cabang asal dan disetujui dalam Musyawarah Badko setempat, serta tidak
m. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Anggota Biasa melalui dalam satu wilayah administratif Kabupaten/Kota.
Konferensi/Musyawarah anggota Cabang. h. Di luar Negara Kesatuan Republik Indonesia, 1 (satu) Cabang dapat
dimekarkan menjadi 2 (dua) atau lebih Cabang penuh apabila masing-masing
Cabang yang dimekarkan tersebut memiliki minimal 75 (tujuh puluh lima)
Pasal 31 anggota biasa, memiliki Badan Pengelola Latihan dan direkomendasikan
Pendirian dan Pemekaran Cabang Konferensi Cabang asal.
i. Dalam mengesahkan pemekaran Cabang penuh, Pengurus Besar harus
a. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, pendirian Cabang Persiapan mempertimbangkan tingkat dinamika Cabang penuh hasil pemekaran, daya
dapat diusulkan oleh sekurang-kurangnya 300 (tiga ratus) orang anggota dukung daerah tempat kedudukan Cabang-Cabang hasil pemekaran, potensi
biasa kepada Pengurus Badko setempat yang selanjutnya diteruskan kepada keanggotaan, potensi pembiayaan untuk menunjang aktifitas Cabang hasil
Pengurus Besar. pemekaran, dan potensi-potensi lainnya yang menunjang kesinambungan
b. Di luar Negara Kesatuan Republik Indonesia, pendirian Cabang Persiapan Cabang.
dapat diusulkan oleh sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) orang anggota biasa j. Untuk pemekaran Cabang penuh yang berkedudukan di Kota Besar, 2 (dua)
langsung kepada Pengurus Besar. atau lebih Cabang penuh yang telah dimekarkan dapat berada dalam 1 (satu)
c. Usulan disampaikan secara tertulis disertai alasan dan dokumen wilayah administratif Kota bila memiliki potensi keanggotaan, potensi
pendukungnya. pembiayaan, dan potensi-potensi penunjang kesinambungan Cabang lainnya
d. Pengurus Besar dalam mengesahkan Cabang Persiapan menjadi Cabang Penuh yang tinggi.
harus meneliti keaslian dokumen pendukung, mempertimbangkan potensi
anggota di daerah setempat, dan potensi-potensi lainnya di daerah setempat
yang dapat mendukung kesinambungan Cabang tersebut bila disyahkan Pasal 32
dengan mempertimbangkan pendapat dari Badko dalam forum pleno PB HMI Penurunan Status dan Pembubaran Cabang
e. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, sekurang-kurangnya setelah 1
(satu) tahun disahkan menjadi Cabang Persiapan, mempunyai minimal 150 a. Cabang Penuh dapat diturunkan statusnya menjadi Cabang Persiapan apabila
(seratus lima puluh) anggota biasa dan mampu melaksanakan minimal 2 (dua) memenuhi salah satu atau seluruh hal berikut:
kali Latihan Kader I dan 1 (satu) kali Latihan Kader II di bawah 1. Memiliki anggota biasa kurang dari 150 orang (dalam NKRI) yang
bimbingan dan pengawasan Pengurus Badko setempat, memiliki Badan tersebar dalam 3 (tiga) komisariat serta 75 orang (di luar NKRI).
Pengelola Latihan dan minimal 1 (satu) Lembaga Pengembangan Profesi aktif 2. Tidak lagi memiliki salah satu atau keduanya dari Badan Pengelola
serta direkomendasikan Pengurus Badko setempat dapat disahkan menjadi Latihan dan 1 (satu) Lembaga Pengembangan Profesi.
Cabang penuh. 3. Dalam satu periode kepengurusan tidak melaksanakan Konferensi
f. Di luar Negara Kesatuan Republik Indonesia, sekurang-kurangnya setelah Cabang selambat-lambatnya selama 18 (delapan belas) bulan.
1 (satu) tahun disahkan menjadi Cabang Persiapan, mempunyai minimal 75 4. Tidak melaksanakan Latihan Kader II sebanyak 2 (dua) kali dalam 2 (dua)
(tujuh puluh lima) anggota biasa dan mampu melaksanakan minimal 1 (satu) periode kepengurusan berturut-turut atau tidak melaksanakan 4 (empat)
kali Latihan Kader I dan 1 (satu) kali Latihan Kader II di bawah bimbingan dan kali Latihan Kader I dalam 2 (dua) periode kepengurusan berturut-turut.
pengawasan Pengurus Besar, dan memiliki Badan Pengelola Latihan dapat 5. Tidak melaksanakan Sidang Pleno minimal 4 (empat) kali selama 2 (dua)
disahkan menjadi Cabang Penuh. periode kepengurusan berturut-turut atau Rapat Harian dan
g. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, 1 (satu) Cabang penuh dapat Rapat Presidium minimal 20 kali selama 2 (dua) periode kepengurusan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
138 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 139

1. Membuat pernyataan kepada publik atas nama Cabang yang melanggar n. Rapat Harian Pengurus Cabang untuk memilih Pejabat Ketua Umum
Anggaran Dasar pasal 6. langsung dipimpin oleh Pejabat Sementara Ketua Umum. Pejabat Ketua
2. Terbukti melanggar Anggaran Dasar pasal 16 dan Anggaran Rumah Tangga Umum dapat dipilih melalui musyawarah atau pemungutan suara dari calon
Pasal 58. yang terdiri dari Sekretaris Umum, Bendahara Umum dan Ketua Bidang.
3. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana diatur Anggaran Rumah Tangga o. Pengambilan sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum dilakukan oleh
pasal 29 ayat c. Koordinator Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Cabang atau
h. Pemberhentian Ketua Umum dan pengangkatan/pengambilan sumpah Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Cabang yang ditunjuk
jabatan Pejabat Ketua Umum melalui: berdasarkan kesepakatan Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus
1. Keputusan Sidang Pleno Pengurus Cabang yang disetujui minimal 50%+1 Cabang di hadapan sidang MPKPC Khusus untuk cabang yang ditunjuk
suara utusan Sidang Pleno Pengurus Cabang. untuk itu.
2. Usulan pemberhentian Ketua Umum hanya dapat diajukan melalui p. Ketua Umum dapat melakukan reshuffle atau penggantian personalia
Keputusan Rapat Harian Pengurus Cabang yang disetujui oleh minimal 2/3 Pengurus Cabang dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
jumlah Pengurus Cabang atau oleh minimal 1/2 jumlah Komisariat penuh. 1. Keaktifan yang bersangkutan dalam rapat-rapat Pengurus Cabang.
i. Usulan pemberhentian Ketua Umum harus disampaikan secara tertulis disertai 2. Realisasi Program kerja di bidang yang bersangkutan dalam 1 (satu)
alasan, bukti dan saksi, dan tanda tangan pengusul. Usulan ditembuskan semester.
kepada Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Cabang dan Komisariat. 3. Partisipasi yang bersangkutan dalam program kerja Cabang (di luar
j. Ketua Umum dapat mengajukan gugatan pembatalan atas putusan bidang yang bersangkutan).
pemberhentiannya kepada Pengurus Besar selambat-lambatnya satu 4. Memperhatikan hasil sidang pleno dan rekomendasi MPK PC.
mingggu sejak putusan pemberhentiannya ditetapkan. Keputusan Pengurus
Besar dikeluarkan paling lambat dua minggu sejak pengajuan pembatalan Pasal 30
gugatan diterima. Dalam hal masíh terdapat keberatan atas keputusan Tugas dan Wewenang
Pengurus Besar maka dapat diajukan gugatan ulang kepada Pengurus
Besar selambat-lambatnya satu mingggu sejak keputusan Pengurus a. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Konferensi/Musyawarah Cabang, serta
Besar ditetapkan. Keputusan Pengurus Besar yang bersifat final dan mengikat ketentuan/kebijakan organisasi lainnya yang diberikan oleh Pengurus Besar
dikeluarkan paling lambat dua minggu sejak gugatan ulang diterima. atau Pengurus Badko.
k. Dalam hal Ketua Umum mangkat atau mengundurkan diri, Sekretaris Umum b. Menetapkan dan mengesahkan pendirian KORKOM.
Pengurus Cabang secara otomatis menjadi Pejabat Sementara Ketua Umum c. Membentuk Koordinator Komisariat (Korkom) bila diperlukan dan
hingga dipilih, diangkat dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum mengesahkan kepengurusannya.
dalam Rapat Harian Pengurus Cabang yang terdekat. d. Mengesahkan Pengurus Komisariat dan Badan Khusus di tingkat Cabang
l. Bila Sekretaris Umum Pengurus Cabang tidak dapat menjadi Pejabat e. Membentuk dan mengembangkan Badan-Badan Khusus.
Sementara Ketua Umum karena mangkat, mengundurkan diri, atau f. Melaksanakan Sidang Pleno sekurang-kurangnya sekali dalam 4 (empat)
berhalangan tetap hingga dua kali Rapat Harian yang terdekat dari bulan atau 2 (dua) kali selama satu periode berlangsung.
mangkat atau mundurnya Ketua Umum maka Pejabat Sementara Ketua Umum g. Melaksanakan Rapat Harian Pengurus Cabang minimal satu minggu sekali,
diangkat secara otomatis dari Ketua Bidang Pembinaan Aparat Organisasi selama periode berlangsung.
hingga dipilih, diangkat dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum h. Melaksanakan Rapat Presidium Pengurus Cabang minimal 1 (satu) kali
dalam Rapat Harian Pengurus Cabang yang terdekat. dalam sebulan.
m. Sebelum diadakan Rapat Harian Pengurus Cabang untuk memilih Pejabat i. Menyampaikan laporan kerja kepengurusan 4 (empat) bulan sekali kepada
Ketua Umum, Pejabat Sementara Ketua Umum memberitahukan mangkat Pengurus Besar melalui Pengurus Badko.
atau pengunduran diri Ketua Umum kepada Majelis Pengawas dan j. Memilih dan mengesahkan 1 (satu) orang Formateur/Ketua Umum dan 2 (dua)
Konsultasi Pengurus Cabang dan menjadi saksi dalam Rapat Harian orang mide Formateur dari 3 (tiga) calon Anggota Formateur Korkom yang
Pengurus Cabang. dihasilkan Musyawarah Komisariat dengan memperhatikan suara terbanyak

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
136 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 137

Pasal 26 Pasal 29
Musyawarah Daerah Personalia Pengurus Cabang

a. Musyawarah Daerah (Musda) adalah musyawarah utusan cabang-cabang yang a. Formasi Pengurus Cabang sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua Umum,
ada dalam wilayah koordinasinya. Sekretaris Umum, dan Bendahara Umum.
b. Penyelenggaraan Musda dilaksanakan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan b. Yang dapat menjadi personalia Pengurus Cabang adalah:
setelah Kongres. 1. Bertaqwa kepada Allah SWT.
c. Apabila ayat b tidak terpenuhi maka PB HMI menunjuk carataker untuk 2. Dapat membaca Al Qur’an.
melakukan MUSDA. 3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi.
d. Kekuasaan dan wewenang Musda adalah menetapkan program kerja dan 4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader II.
memilih calon-calon Ketua Umum/Formateur Badko maksimal 3 (tiga) orang 5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat dan/atau Korkom.
dan diusulkan pengesahannya pada PB HMI dengan memperhatikan suara 6. Tidak menjadi personalia Pengurus Cabang untuk periode ketiga kalinya
terbanyak untuk ditetapkan 1 (satu) sebagai Ketua Umum/Formateur. kecuali jabatan Ketua Umum.
e. Tata Tertib Musda disesuaikan dengan pasal 13 ART. c. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Formateur Pengurus Cabang adalah:
1. Bertaqwa kepada Allah SWT.
Pasal 27 2. Dapat membaca Al Qur’an.
Pembentukan Badan Koordinasi 3. Tidak sedang dijatuhi sangsi organisasi.
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader II.
a. Membentuk Badko direkomendasikan di Kongres dan disahkan di pleno I PB 5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat, Korkom dan/atau Pengurus
HMI Cabang.
b. Satu Badan Koordinasi (Badko) mengkoordinir minimal 3 (tiga) Cabang 6. Tidak sedang diperpanjang masa keanggotaannya karena sedang menjadi
Penuh. pengurus.
7. Sehat secara jasmani maupun rohani.
BAGIAN VI 8. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai insan
CABANG akademis.
9. Ketika mencalonkan diri mendapatkan rekomendasi tertulis dari
Pasal 28 Pengurus Komisariat penuh.
Status d. Selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari setelah KONFERCAB/ MUSCAB,
personalia Pengurus Cabang harus sudah dibentuk dan Pengurus Cabang
a. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, Cabang merupakan satu Demisioner sudah mengadakan serah terima jabatan.
kesatuan organisasi yang dibentuk di Kota Besar atau Ibukota Propinsi/ e. Apabila Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas/non-aktif, maka dapat
Kabupaten/Kota yang terdapat perguruan tinggi. dipilih Pejabat Ketua Umum.
b. Di luar Negara Kesatuan Republik Indonesia, Cabang merupakan satu f. Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non-aktif adalah:
kesatuan organisasi yang dibentuk di Ibukota Negara atau Kota Besar lainnya 1. Meninggal dunia.
di Negara tersebut yang terdapat Mahasiswa Muslim. 2. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 3 (tiga)
c. Masa jabatan Pengurus Cabang adalah satu tahun semenjak pelantikan/serah bulan berturut-turut.
terima jabatan dari Pengurus Demisioner. 3. Tidak hadir dalam Rapat Harian dan/atau Rapat Presidium selama 1 (satu)
bulan berturut-turut.
g. Ketua Umum dapat diberhentikan dan diangkat Pejabat Ketua Umum
sebelum Konfercab/Muscab apabila memenuhi satu atau lebih hal-hal
berikut:

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
134 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 135

8. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai insan hingga dipilih, diangkat dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum
akademis yakni karya tulis ilmiah. dalam Rapat Harian Pengurus Badko yang terdekat.
9. Ketika mencalonkan diri mendapatkan rekomendasi tertulis dari cabang. l. Sebelum diadakan Rapat Harian Pengurus Badko, Sekretaris Umum selaku
d. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah Musda, personalia Pengurus Pejabat Sementara Ketua Umum memberitahukan mangkat atau
Badko harus sudah dibentuk dan Pengurus Badko Demisioner sudah pengunduran diri Ketua Umum kepada Cabang dan Pengurus Besar.
mengadakan serah terima jabatan. m. Ketua Umum dapat melakukan reshuffle atau penggantian personalia
e. Apabila Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, maka dapat Pengurus Badko dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
dipilih Pejabat Ketua Umum. 1. Keaktifan yang bersangkutan dalam rapat-rapat Pengurus Badko.
f. Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non aktif adalah: 2. Realisasi program kerja di bidang yang bersangkutan dalam 1 (satu)
1. Meninggal dunia. semester.
2. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 6 (enam) 3. Partisipasi yang bersangkutan dalam program kerja Pengurus Badko HMI
bulan berturut-turut. (di luar bidang yang bersangkutan).
3. Tidak hadir dalam Rapat Harian dan/atau Rapat Presidium selama 2 (dua)
bulan berturut-turut. Pasal 25
g. Ketua Umum dapat diberhentikan dan diangkat Pejabat Ketua Umum Tugas dan Wewenang
sebelum Musda apabila memenuhi satu atau lebih hal-hal berikut:
1. Membuat pernyataan kepada publik atas nama Pengurus Badko yang a. Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan Pengurus Besar tentang
melanggar Anggaran Dasar Pasal 6. berbagai masalah organisasi di wilayahnya.
2. Terbukti melanggar Anggaran Dasar Pasal 16 dan Anggaran Rumah Tangga b. Mewakili Pengurus Besar menyelesaikan persoalan intern di wilayah
Pasal 58. koordinasinya tanpa meninggalkan keharusan konsultasi dengan Pengurus
3. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana diatur Anggaran Rumah Tangga Besar.
pasal 24 ayat c. c. Melaksanakan segala ketetapan Musyawarah Daerah (MUSDA)
h. Pemberhentian Ketua Umum dan pengangkatan Pejabat Ketua Umum d. Melaksanakan Sidang Pleno setiap semester
sebelum Musda, hanya dapat dilakukan melalui: e. Membantu menyiapkan draft materi Kongres.
1. Keputusan Sidang Pleno Pengurus Badko yang disetujui minimal 50%+1 f. Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan Cabang dalam wilayah
suara peserta Sidang Pleno Pengurus Badko apabila pemberhentian Ketua koordinasinya.
Umum yang diusulkan melalui Keputusan Rapat Harian Pengurus Badko g. Mewakili Pengurus Besar melantik Cabang-Cabang di wilayah
yang disetujui oleh 2/3 jumlah Pengurus Badko. koordinasinya.
2. Sidang Pleno Pengurus Badko yang disetujui minimal 50%+1 jumlah h. Meminta laporan perkembangan Cabang-Cabang dalam wilayah
suara utusan Sidang Pleno Pengurus Badko apabila pemberhentian Ketua koordinasinya.
Umum diusulkan oleh minimal setengah jumlah cabang penuh. i. Menyampaikan laporan kerja Pengurus setiap semester kepada Pengurus
i. Usulan pemberhentian Ketua Umum harus disampaikan secara tertulis Besar.
disertai alasan, bukti dan sanksi dan tanda tangan pengusul. Usulan ditembuskan j. Menyelenggarakan Musda selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah
kepada Pengurus Besar. Kongres.
j. Ketua Umum dapat mengajukan gugatan pembatalan atas putusan k. Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada Musda.
pemberhentiannya kepada Pengurus Besar selambat-lambatnya satu l. Menyelenggarakan LK III minimal 1 tahun sekali.
mingggu sejak putusan pemberhentiannya ditetapkan. Keputusan Pengurus
Besar yang bersifat final dan mengikat dikeluarkan paling lambat dua minggu
sejak pengajuan gugatan pembatalan diterima.
k. Dalam hal Ketua Umum mangkat atau mengundurkan diri, Sekretaris Umum
Pengurus Badko secara otomatis menjadi Pejabat Sementara Ketua Umum

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
132 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 133

pengunduran diri Ketua Umum kepada Majelis Pengawas dan Konsultasi perkembangan Cabang.
Pengurus Besar dan mengundang Majelis Pengawas dan Konsultasi l. Mengesahkan Pengurus Cabang dan mengesahkan pemekaran Cabang
Pengurus Besar menjadi saksi dalam Rapat Harian Pengurus Besar. berdasarkan rekomendasi Konfercab Induk dan menetapkan pembentukan
o. Rapat Harian Pengurus Besar untuk memilih Pejabat Ketua Umum langsung Cabang Persiapan berdasarkan usulan Musyawarah Daerah (Musda) Badko.
dipimpin oleh Pejabat Sementara Ketua Umum. Pejabat Ketua Umum dapat m. Memberikan sanksi dan merehabilitasi secara langsung terhadap anggota/
dipilih melalui musyawarah atau pemungutan suara dari calon-calon yang pengurus.
terdiri dari Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum dan Ketua Bidang.
p. Pengambilan sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum dilakukan oleh
Koordinator Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar atau Anggota BAGIAN V
Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar yang ditunjuk BADAN KOORDINASI
berdasarkan kesepakatan Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar.
q. Ketua Umum dapat melakukan reshuffle atau penggantian personalia Pasal 23
Pengurus Besar dengan mempertimbangkan hal-hal berikut: Status
1. Keaktifan yang bersangkutan dalam rapat-rapat PB HMI
2. Realisasi Program kerja di bidang yang bersangkutan dalam 1 (satu) a. Badan Koordinasi (Badko) adalah badan pembantu Pengurus Besar.
semester. b. Badko HMI dibentuk untuk mengkoordinir beberapa cabang.
3. Partisipasi yang bersangkutan dalam program kerja PB HMI (di luar c. Masa jabatan Pengurus Badko disesuaikan dengan masa jabatan Pengurus
bidang yang bersangkutan). Besar.

Pasal 22 Pasal 24
Tugas dan Wewenang Personalia Pengurus Badko

a. Menggerakkan organisasi berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran a. Formasi Pengurus Badko sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua Umum,
Rumah Tangga. Sekretaris Umum dan Bendahara Umum.
b. Melaksanakan ketetapan-ketetapan Kongres. b. Yang dapat menjadi personalia Pengurus Badko adalah:
c. Menyampaikan ketetapan dan perubahan penting yang berhubungan dengan 1. Bertaqwa kepada Allah SWT.
HMI kepada seluruh aparat dan anggota HMI. 2. Dapat membaca Al Qur’an.
d. Melaksanakan Sidang Pleno Pengurus Besar setiap semester kegiatan, 3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi.
selama periode berlangsung. 4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader II.
e. Melaksanakan Rapat Harian Pengurus Besar minimal satu minggu sekali, 5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat dan Pengurus Cabang.
selama periode berlangsung. 6. Tidak menjadi personalia Pengurus Badko untuk periode ketiga kalinya
f. Melaksanakan Rapat Presidium Pengurus Besar minimal dua minggu sekali, kecuali jabatan Ketua Umum.
selama periode berlangsung. c. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Formateur Pengurus Badko adalah:
g. Memfasilitasi sidang Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar 1. Bertaqwa kepada Allah SWT.
dalam rangka menyiapkan draft materi Kongres atau sidang Majelis 2. Dapat membaca Al Qur’an.
Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar lainnya ketika diminta. 3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi.
h. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Anggota melalui 4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader III.
Kongres. 5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat dan Pengurus Cabang.
i. Mengesahkan Pengurus Badko. 6. Tidak sedang diperpanjang masa keanggotaannya karena sedang menjadi
j. Menerima laporan kerja Pengurus Badko. pengurus.
k. Menaikkan dan menurunkan status Cabang berdasarkan evaluasi 7. Sehat secara jasmani maupun rohani.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
130 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 131

b. Masa jabatan PB adalah dua tahun terhitung sejak pelantikan/serah terima Kongres apabila memenuhi satu atau lebih hal-hal berikut:
jabatan dari PB Demisioner. 1. Membuat pernyataan kepada publik atas nama PB HMI yang melanggar
Anggaran Dasar pasal 6.
Pasal 21 2. Terbukti melanggar Anggaran Dasar Pasal 16 dan Anggaran Rumah Tangga
Personalia Pengurus Besar Pasal 58.
3. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana diatur Anggaran Rumah Tangga
a. Formasi Pengurus Besar sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua Umum, pasal 21 ayat d.
Sekretaris Jenderal dan Bendahara Umum. i. Pemberhentian Ketua Umum dan pengangkatan/pengambilan sumpah
b. Formasi Pengurus Besar disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dengan jabatan Pejabat Ketua Umum sebelum Kongres hanya dapat melalui:
mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi kinerja kepengurusan. 1. Keputusan Sidang Pleno Pengurus Besar yang disetujui minimal 50%+1
c. Yang dapat menjadi personalia Pengurus Besar adalah: suara utusan Sidang Pleno Pengurus Besar apabila pemberhentian Ketua
1. Bertaqwa kepada Allah SWT. Umum diusulkan melalui Keputusan Rapat Harian Pengurus Besar yang
2. Dapat membaca Al Qur’an. disetujui oleh 2/3 jumlah Pengurus Besar.
3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi. 2. Keputusan Sidang Pleno Pengurus Besar atau Rapat Harian Pengurus
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader III. Besar yang disetujui minimal 50%+1 jumlah suara utusan Sidang
5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat, Pengurus Cabang dan/atau Badko. Pleno Pengurus Besar atau 50%+1 jumlah Pengurus Besar apabila
6. Tidak menjadi personalia Pengurus Besar untuk periode ketiga kalinya pemberhentian Ketua Umum diusulkan oleh minimal 1/2 jumlah Cabang
kecuali jabatan Ketua Umum. penuh.
d. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Formateur Pengurus Besar adalah: j. Usulan pemberhentian Ketua Umum harus disampaikan secara
1. Bertaqwa kepada Allah SWT. tertulis disertai alasan, bukti dan saksi, dan tanda tangan pengusul. Usulan
2. Dapat membaca Al Qur’an. ditembuskan kepada Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar dan
3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi. Cabang.
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader III. k. Ketua Umum dapat mengajukan gugatan pembatalan atas putusan
5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat, Cabang dan/atau Badko. pemberhentiannya kepada Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus
6. Tidak sedang diperpanjang masa keanggotaannya karena sedang menjadi Besar selambat-lambatnya satu mingggu sejak putusan pemberhentiannya
Pengurus. ditetapkan. Putusan Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar yang
7. Sehat secara jasmani maupun rohani bersifat final dan mengikat dikeluarkan paling lambat dua minggu sejak
8. Ketika mencalonkan diri, mendapatkan rekomendasi tertulis dari pengajuan gugatan pembatalan diterima.
Cabang. l. Dalam hal Ketua Umum mangkat atau mengundurkan diri, Sekretaris
e. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah Kongres, personalia Jenderal Pengurus Besar secara otomatis menjadi Pejabat Sementara Ketua
Pengurus Besar harus sudah dibentuk dan Pengurus Besar Demisioner sudah Umum hingga dipilih, diangkat dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua
mengadakan serah terima jabatan. Umum dalam Rapat Harian Pengurus Besar yang terdekat.
f. Apabila Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, maka dapat m. Bila Sekretaris Jenderal Pengurus Besar tidak dapat menjadi Pejabat
diplih Pejabat Ketua Umum. Sementara Ketua Umum karena mangkat, mengundurkan diri, atau
g. Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non aktif adalah: berhalangan tetap hingga dua kali Rapat Harian yang terdekat dari
1. Meninggal dunia. mangkat atau mundurnya Ketua Umum maka Pejabat Sementara Ketua Umum
2. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 6 (enam) diangkat secara otomatis dari Ketua Bidang Pembinaan Aparat Organisasi
bulan berturut-turut. hingga dipilih, diangkat dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum
3. Tidak hadir dalam Rapat Harian dan/atau Rapat Presidium selama 2 (dua) dalam Rapat Harian Pengurus Besar yang terdekat.
bulan berturut-turut. n. Sebelum diadakan Rapat Harian Pengurus Besar untuk memilih Pejabat
h. Ketua Umum dapat diberhentikan dan diangkat Pejabat Ketua Umum sebelum Ketua Umum, Pejabat Sementara Ketua Umum memberitahukan mangkat atau

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
128 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 129

e. Banyaknya utusan Komisariat dalam Konfercab ditentukan dari jumlah Pasal 18


Anggota Biasa dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Kekuasaan/Wewenang

Sn = a.px-1 a. Meminta Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Pengurus Komisariat.


di mana : b. Menetapkan Pedoman Kerja Komisariat
x adalah bilangan asli (1, 2, 3, 4, ….) c. Memilih Pengurus Komisariat dengan jalan memilih Ketua Umum yang
Sn = Jumlah Anggota Biasa merangkap sebagai formateur dan kemudian dua mide formateur.
a = 150 (seratus lima puluh) d. Menetapkan Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi (MPK) Pengurus HMI
p = Pembanding = 3 (tiga) Komisariat.
x = Jumlah Utusan
Pasal 19
Tata Tertib Rapat Anggota Komisariat
Jumlah Anggota Jumlah Utusan
50 s/d 149 :1 a. Peserta RAK terdiri dari Pengurus Komisariat, Anggota Biasa
150 s/d 449 :2 Komisariat, Pengurus Kohati Komisariat, Anggota Muda, Anggota MPK
450 s/d 1.349 :3 Pengurus Komisariat dan undangan Pengurus Komisariat.
1.350 s/d 4.049 :4 b. Pengurus Komisariat adalah penanggung jawab penyelenggara RAK;
4.050 s/d 12.149 :5 Anggota Biasa adalah utusan; Anggota Muda, Anggota MPK Pengurus
12.150 s/d 36.449 :6 Komisariat dan undangan Pengurus Komisariat adalah peserta peninjau.
dan seterusnya …………. c. Peserta utusan mempunyai hak suara dan hak bicara sedangkan peserta
peninjau mempunyai hak bicara.
f. Pimpinan Sidang Konfercab/Muscab dipilih dari peserta utusan/peninjau oleh d. Pimpinan Sidang RAK dipilih dari peserta utusan/peninjau oleh peserta
peserta utusan dan berbentuk presidum. utusan dan berbentuk presidium.
g. Konfercab/Muscab baru dapat dinyatakan sah apabila dihadiri lebih dari e. RAK baru dapat dinyatakan sah apabila dihadiri lebih dari separuh jumlah
separuh jumlah peserta utusan Komisariat/Komisariat penuh. Anggota Biasa.
h. Apabila ayat (g) tidak terpenuhi, maka Konfercab/Muscab diundur 1 x 24 jam f. Apabila ayat (e) tidak terpenuhi maka RAK diundur 1 x 24 jam dan setelah itu
setelah itu dinyatakan sah. dinyatakan sah.
i. Setelah Pengurus Cabang menyampaikan LPJ di hadapan peserta Konfercab/ g. Setelah LPJ Pengurus Komisariat diterima oleh peserta RAK maka Pengurus
Muscab maka pengurus cabang dinyatakan demisioner. Komisariat dinyatakan demisioner.

BAGIAN III B. STRUKTUR PIMPINAN


RAPAT ANGGOTA KOMISARIAT
BAGIAN IV
Pasal 17 PENGURUS BESAR
Status
Pasal 20
a. Rapat Anggota Komisariat (RAK) merupakan musyawarah Anggota Biasa Status
Komisariat.
b. RAK diadakan satu kali dalam satu tahun. a. Pengurus Besar (PB) adalah Badan/Instansi kepemimpinan tertinggi
organisasi.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
126 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 127

(Balitbang), Badko, Anggota MPK PB HMI dan Undangan Pengurus Besar BAGIAN II
HMI. KONFERENSI CABANG/MUSYAWARAH ANGGOTA CABANG
b. Kohati PB HMI, Bakornas Lembaga Pengembangan Profesi, Badan
Pengelola Latihan, Balitbang, Badko, Anggota MPK PB HMI dan Undangan Pasal 14
Pengurus Besar merupakan peserta peninjau. Status
c. Peserta Utusan (Cabang Penuh) mempunyai hak suara dan hak bicara,
sedangkan peninjau mempunyai hak bicara. a. Konferensi Cabang (Konfercab) merupakan musyawarah utusan
d. Banyaknya utusan cabang dalam Kongres dari jumlah Anggota Biasa Cabang Komisariat.
penuh dengan menggunakan rumus sebagai berikut : b. Konfercab/muscab merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi di
tingkat Cabang.
Sn = a.px-1 c. Bagi Cabang persiapan diselenggarakan Musyawarah Anggota Cabang
(Muscab).
Di mana : d. Konfercab/Muscab diselenggarakan satu kali dalam setahun.

x adalah bilangan asli {1,2,3,4, …} Pasal 15


Kekuasaan dan Wewenang
Sn = Jumlah Anggota Biasa
a = 150 (Seratus lima Puluh) a. Meminta Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Pengurus Cabang
p = Pembanding = 4 (empat) b. Menetapkan Pedoman Kerja Pengurus Cabang
x = Jumlah utusan c. Memilih Pengurus Cabang dengan jalan memilih Ketua Umum yang
merangkap sebagai Formateur dan dua Mide Formateur.
Jumlah anggota Jumlah Utusan d. Menetapkan Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi (MPK) Pengurus
150 s/d 599 :1 Cabang.
600 s/d 2.399 :2 Pasal 16
2.400 s/d 9.599 : 3 Tata Tertib Konferensi Cabang/Musyawarah Anggota Cabang
9.600 s/d 38.900 : 4
dan seterusnya ………. a. Peserta Konfercab terdiri dari Pengurus Cabang, Utusan/Peninjau
Komisariat, Kohati Cabang, Badan Pengelola Latihan, Lembaga
e. Jumlah peserta peninjau ditetapkan oleh Pengurus Besar. pengembangan profesi, BALITBANG Anggota MPK Pengurus Cabang,
f. Pimpinan Sidang Kongres dipilih dari peserta (utusan/peninjau) oleh peserta Koordinator Komisariat (Korkom) dan undangan Pengurus Cabang.
utusan dan berbentuk presidium. b. Pengurus Cabang adalah penanggung jawab Konferensi/Musyawarah
g. Kongres baru dapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari separuh Anggota Cabang; Komisariat Penuh adalah peserta utusan; Kohati
jumlah peserta utusan (Cabang penuh). Cabang, Lembaga Pengembangan Profesi,BALITBANG, Badan Pengelola
h. Apabila ayat (g) tidak terpenuhi maka Kongres diundur selama 2 x 24 jam dan Latihan, anggota MPK Pengurus Cabang, Korkom, Komisariat Persiapan, dan
setelah itu dinyatakan sah. undangan Pengurus Cabang adalah peserta peninjau.
i. Setelah menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) dan dibahas oleh c. Untuk Muscab, Pengurus Cabang adalah penanggung jawab
Kongres maka PB HMI dinyatakan Demisioner. penyelenggara Muscab, anggota biasa adalah utusan, Kohati Cabang,
j. Badko dan Cabang harus mengikutsertakan HMI-Wati sebagai peserta. Lembaga Pengembangan Profesi, Badan Pengelola Latihan, anggota MPK
Pengurus Cabang dan undangan pengurus cabang adalah peserta peninjau.
d. Peserta utusan (komisariat penuh/anggota biasa) mempunyai hak suara dan
hak bicara sedangkan peserta peninjau mempunyai hak bicara.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
124 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 125

BAGIAN VI BAB II
RANGKAP ANGGOTA DAN RANGKAP JABATAN STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 9 A. STRUKTUR KEKUASAAN

a. Dalam keadaan tertentu anggota HMI dapat merangkap menjadi anggota BAGIAN I
organisasi lain atas persetujuan Pengurus Cabang. KONGRES
b. Pengurus HMI tidak dibenarkan untuk merangkap jabatan pada organisasi lain
sesuai ketentuan yang berlaku. Pasal 11
c. Ketentuan tentang jabatan seperti dimaksud pada ayat (b) di atas diatur Status
dalam ketentuan tersendiri.
d. Anggota HMI yang mempunyai kedudukan pada organisasi lain di luar HMI,
harus menyesuaikan tindakannya dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah a. Kongres merupakan musyawarah utusan cabang-cabang.
Tangga dan ketentuan-ketentuan organisasi lainnya. b. Kongres memegang kekuasaaan tertinggi organisasi.
c. Kongres diadakan 2 (dua) tahun sekali.
d. Dalam keadaan luar biasa, Kongres dapat diadakan menyimpang dari
BAGIAN VII ketentuan pasal 11 ayat ( c ).
SANKSI ANGGOTA e. Dalam keadaan luar biasa Kongres dapat diselenggarakan atas inisiatif satu
cabang dengan persetujuan sekurang-kurangnya melebihi separuh dari
Pasal 10 jumlah cabang penuh.
Sanksi Anggota
Pasal 12
a. Sanksi adalah bentuk hukuman sebagai bagian proses pembinaan yang Kekuasaan/Wewenang
diberikan organisasi kepada anggota yang melalaikan tugas, melanggar
ketentuan organisasi, merugikan atau mencemarkan nama baik organisasi, dan/ a. Meminta laporan pertanggungjawaban Pengurus Besar.
atau melakukan tindakan kriminal dan tindakan melawan hukum lainnya. b. Menetapkan AD, ART, Pedoman-Pedoman Pokok dan Pedoman Kerja
b. Sanksi dapat berupa teguran, peringatan, skorsing, pemecatan atau bentuk lain Nasional.
yang ditentukan oleh pengurus dan diatur dalam ketentuan tersendiri. c. Memilih Pengurus Besar dengan jalan memilih Ketua Umum yang sekaligus
c. Anggota yang dikenakan sanksi dapat mengajukan pembelaan di forum yang merangkap sebagai formateur dan dua mide formateur
ditunjuk untuk itu. d. Menetapkan Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi (MPK) Pengurus
Besar.
e. Menetapkan calon-calon tempat penyelenggaraan Kongres berikutnya.
f. Menetapkan dan mengesahkan pembentukan dan pembubaran Badan
Koordinasi (Badko).

Pasal 13
Tata Tertib

a. Peserta Kongres terdiri dari Pengurus Besar (PB), Utusan/Peninjau Pengurus


Cabang, Kohati PB HMI, Bakornas Lembaga Pengembangan Profesi,
Badan Pengelola Latihan (BPL), Badan Penelitian Pengembangan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
122 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 123

BAGIAN IV
b. Apabila telah memenuhi syarat pada ayat (a) dan yang bersangkutan telah HAK DAN KEWAJIBAN
dinyatakan lulus mengikuti Maperca, maka dinyatakan sebagai Anggota
Muda. Pasal 6
c. Mahasiswa Islam yang telah memenuhi syarat (a) dan/atau Anggota Muda Hak Anggota
HMI dapat mengikuti Latihan Kader I dan setelah lulus dinyatakan sebagai
Anggota Biasa HMI. a. Anggota Muda mempunyai hak bicara dan hak partisipasi.
b. Anggota Biasa memiliki hak bicara, hak suara, hak partisipasi dan hak untuk
dipilih.
BAGIAN III c. Anggota Kehormatan memiliki hak mengajukan saran/usul dan pertanyaan
MASA KEANGGOTAAN kepada pengurus secara lisan dan tulisan.

Pasal 7
Pasal 5 Kewajiban Anggota
Masa Keanggotaan
a. Setiap anggota berkewajiban menjaga nama baik HMI.
a. Masa keanggotaan Anggota Muda berakhir 6 (enam) bulan sejak Maperca. b. Setiap anggota berkewajiban menjalankan Misi Organisasi.
b. Masa keanggotaan Anggota Biasa adalah sejak dinyatakan lulus LK I (Basic c. Setiap anggota berkewajiban menjunjung tinggi etika, sopan santun dan
Training) hingga 2 (dua) tahun setelah berakhirnya masa studi S0 dan S1, dan moralitas dalam berperilaku dan menjalankan aktifitas organisasi.
hingga 1 tahun untuk S2 dan S3. d. Setiap anggota berkewajiban tunduk dan patuh kepada AD dan ART serta
c. Anggota Biasa yang habis masa keanggotaannya saat menjadi pengurus, berpartisipasi dalam setiap kegiatan HMI yang sesuai dengan AD dan ART.
diperpanjang masa keanggotaannya sampai selesai masa kepengurusannya e. Setiap anggota biasa berkewajiban membayar uang pangkal dan iuran
(dinyatakan demisioner), setelah itu dinyatakan habis masa keanggotaannya anggota.
dan tidak dapat menjadi pengurus lagi. f. Setiap anggota berkewajiban menghormati simbol-simbol organisasi.
d. Anggota Biasa yang melanjutkan studi ke strata perguruan tinggi yang lebih
tinggi atau sama lebih dari dua tahun sejak lulus dari studi sebelumnya dan BAGIAN V
tidak sedang diperpanjang masa keanggotaan karena menjadi pengurus MUTASI ANGGOTA
(sebagaimana dimaksud ayat c) maka masa keanggotaan tidak diperpanjang Pasal 8
lagi (berakhir).
e. Masa keanggotaan berakhir apabila: a. Mutasi anggota adalah perpindahan status keanggotaan dari satu cabang ke
1. Telah berakhir masa keanggotaannya. cabang lain.
2. Meninggal dunia. b. Dalam keadaan tertentu, seorang anggota HMI dapat memindahkan status
3. Mengundurkan diri. keanggotaannya dari satu cabang ke cabang lain atas persetujuan cabang
4. Menjadi anggota Partai Politik. asalnya.
5. Diberhentikan atau dipecat. c. Untuk memperoleh persetujuan dari cabang asal, maka seorang anggota
6. Tidak Terdaftar lagi di perguruan tinggi harus mengajukan permohonan secara tertulis untuk selanjutnya diberikan
surat keterangan.
d. Mutasi anggota hanya dapat dilakukan jika yang bersangkutan pindah studi
dan/atau pindah domisili.
e. Apabila seorang anggota HMI studi di 2 (dua) perguruan tinggi yang berbeda
wilayah kerja cabang, maka ia harus memilih salah satu cabang.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
120 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 121

ANGGARAN RUMAH TANGGA


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

BAB I
KEANGGOTAAN

BAGIAN I
ANGGOTA

Pasal 1
Anggota Muda

Anggota Muda adalah Mahasiswa Islam yang menuntut ilmu di perguruan tinggi
dan/atau yang sederajat yang telah mengikuti Masa Perkenalan Calon Anggota
(Maperca) dan ditetapkan oleh Pengurus Cabang.

Pasal 2
Anggota Biasa

Anggota Biasa adalah Anggota Muda atau Mahasiswa Islam yang telah
dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader I (Basic Training).

Pasal 3
Anggota Kehormatan

a. Adalah orang yang berjasa kepada HMI.


b. Mekanisme penetapan Anggota Kehormatan diatur dalam ketentuan
tersendiri.

BAGIAN II
SYARAT-SYARAT KEANGGOTAAN

Pasal 4

a. Setiap Mahasiswa Islam yang ingin menjadi anggota harus mengajukan


permohonan serta menyatakan secara tertulis kesediaan mengikuti Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan/peraturan organisasi lainnya.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
118 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 119

BAGIAN KEENAM
ANGGARAN RUMAH TANGGA
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
116 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 117

BAB X Kongres X di Palembang, tanggal 10 Oktober 1971,


PENJABARAN ANGGARAN DASAR, Kongres XI di Bogor, tanggal 12 Mei 1974,
DAN PENGESAHAN Kongres XII di Semarang, tanggal 15 Oktober 1976,
Kongres XIII di Ujung Pandang, tanggal 12 Februari 1979,
Pasal 18 Kongres XIV di Bandung, tanggal 30 April 1981,
Penjabaran Anggaran Dasar HMI Kongres XV di Medan, tanggal 25 Mei 1983,
Kongres XVI di Padang, tanggal 31 Maret 1986,
a. Penjabaran pasal 3 tentang azas organisasi dirumuskan dalam Memori Kongres XVII di Lhokseumawe, tanggal 6 Juli 1988,
Penjelasan tentang Islam sebagai Azas HMI. Kongres XVIII di Jakarta, tanggal 24 September 1990,
b. Penjabaran pasal 4 tentang tujuan organisasi dirumuskan dalam Tafsir Tujuan Kongres XIX di Pekanbaru, tangal 9 Desember 1992,
HMI. Kongres XX di Surabaya, tanggal 29 Januari 1995,
c. Penjabaran pasal 5 tentang usaha organisasi dirumuskan dalam Program Kerja Kongres XXI di Yogyakarta, tanggal 26 Agustus 1997,
Nasional. Kongres XXII di Jambi, tanggal 3 Desember 1999,
d. Penjabaran pasal 6 tentang sifat organisasi dirumuskan dalam Tafsir Kongres XXIII di Balikpapan, tanggal 30 April 2002,
Independensi HMI. Kongres XXIV di Jakarta, tanggal 23 Oktober 2003,
e. Penjabaran pasal 8 tentang fungsi organisasi dirumuskan dalam Pedoman Kongres XXV di Makassar, tanggal 20 Februari 2006.
Perkaderan HMI. Kongres XXVI di Palembang, tanggal 28 Juli 2008
f. Penjabaran pasal 9 tentang peran organisasi dirumuskan dalam Nilai Dasar
Perjuangan HMI.
g. Penjabaran Anggaran Dasar tentang hal-hal di luar point a hingga f di atas
dirumuskan dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 19
Aturan Tambahan

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Penjabaran Anggaran Dasar
dimuat dalam Peraturan-Peraturan/Ketentuan-ketentuan tersendiri yang tidak ber-
tentangan dengan Anggaran Dasar dan Penjabaran Anggaran Dasar HMI.

Pasal 20
Pengesahan

Pengesahan Anggaran Dasar HMI ditetapkan pada Kongres III di Jakarta, tanggal
4 September 1953, yang diperbaharui pada :

Kongres IV di Bandung, tanggal 4 Oktober 1955,


Kongres V di Medan, tanggal 31 Desember 1957,
Kongres VI di Makassar, tanggal 20 Juli 1960,
Kongres VII di Jakarta, tanggal 14 September 1963,
Kongres VIII di Solo, tanggal 17 September 1966,
Kongres IX di Malang, tanggal 10 Mei 1969,

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
114 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 115

Pasal 14
b. Anggota HMI terdiri dari : Majelis Pengawas dan Konsultasi
1. Anggota Muda.
2. Anggota Biasa. a. Ditingkat Pengurus Besar HMI dibentuk Majelis Pengawas dan Konsultasi
3. Anggota Kehormatan. PB HMI.
b. Ditingkat Pengurus HMI Cabang dibentuk Majelis Pengawas dan
c. Setiap anggota memiliki hak dan kewajiban. Konsultasi Pengurus Cabang.
d. Status keanggotaan, hak dan kewajiban anggota HMI diatur lebih lanjut c. Ditingkat Pengurus HMI Komisariat dibentuk Majelis Pengawas dan
dalam ART HMI Konsultasi Pengurus HMI Komisariat.

BAB VI Pasal 15
KEDAULATAN Badan–Badan Khusus

Pasal 11 Dalam rangka memudahkan realisasi usaha mencapai tujuan HMI maka dibentuk
Korp-HMI-wati, Lembaga Pengembangan Profesi, Badan Pengelola Latihan dan
Kedaulatan berada di tangan anggota biasa yang pelaksanaannya diatur dalam Badan Penelitian Pengembangan.
Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan penjabarannya.

BAB VIII
BAB VII KEUANGAN DAN HARTA BENDA
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 16
Pasal 12 Keuangan dan Harta Benda
Kekuasaan
a. Keuangan dan harta benda HMI dikelola dengan prinsip transparansi, bertang-
Kekuasaan dipegang oleh Kongres, Konferensi/Musyawarah Cabang dan Rapat gungjawab, efektif, efisien dan berkesinambungan.
Anggota Komisariat. b. Keuangan dan Harta benda HMI diperoleh dari uang pangkal anggota, iuran
dan sumbangan anggota, sumbangan alumni dan usaha-usaha lain yang halal
Pasal 13 dan tidak bertentangan dengan sifat Independensi HMI.
Kepemimpinan

a. Kepemimpinan organisasi dipegang oleh Pengurus Besar HMI, Pengurus BAB IX


HMI Cabang dan Pengurus HMI Komisariat. PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN
b. Untuk membantu tugas Pengurus Besar HMI, dibentuk Badan Koordinasi. Pasal 17
c. Untuk membantu tugas Pengurus HMI Cabang, dibentuk Koordinator
Komisariat. a. Perubahan Anggaran Dasar dan pembubaran organisasi hanya dapat
dilakukan oleh Kongres.
b. Harta benda HMI sesudah dibubarkan harus diserahkan kepada Yayasan
Amal Islam.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
112 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 113

e. Memperkuat Ukhuwah Islamiyah sesama umat Islam sedunia.


BAB I f. Berperan aktif dalam dunia kemahasiswaan, perguruan tinggi dan
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT kepemudaan untuk menopang pembangunan nasional.
g. Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan huruf (a) s.d. (e) dan
Pasal 1 sesuai dengan azas, fungsi, dan peran organisasi serta berguna untuk
N a m a mencapai tujuan organisasi.

Organisasi ini bernama Himpunan Mahasiswa Islam, disingkat HMI. Pasal 6


S i f a t
Pasal 2 HMI bersifat independen.
Waktu dan Tempat kedudukan

HMI didirikan di Yogyakarta pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H bertepatan BAB IV
dengan tanggal 5 Februari 1947 M untuk waktu yang tidak ditentukan dan STATUS FUNGSI DAN PERAN
berkedudukan di tempat Pengurus Besar.
Pasal 7
BAB II Status
A Z A S
Pasal 3 HMI adalah organisasi mahasiswa.

HMI berazaskan Islam Pasal 8


Fungsi
BAB III
TUJUAN, USAHA DAN SIFAT HMI berfungsi sebagai organisasi kader.

Pasal 4
Tujuan Pasal 9
P e r a n
Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan
bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah HMI berperan sebagai organisasi perjuangan.
Subhanahu wata’ala.

Pasal 5
U s a h a BAB V
KEANGGOTAAN
a. Membina pribadi muslim untuk mencapai akhlaqul karimah.
b. Mengembangkan potensi kreatif, keilmuan, sosial dan budaya. Pasal 10
c. Mempelopori pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
kemaslahatan masa depan umat manusia. a. Yang dapat menjadi anggota HMI adalah Mahasiswa Islam yang terdaftar
d. Memajukan kehidupan umat dalam mengamalkan Dienul Islam da- pada perguruan tinggi dan/atau yang sederajat yang ditetapkan oleh
lam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pengurus HMI Cabang/Pengurus Besar HMI.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
110 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 111

ANGGARAN DASAR
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

MUKADDIMAH

Sesungguhnya Allah Subhanahu wata‘ala telah mewahyukan Islam sebagai ajaran


yang haq lagi sempurna untuk mengatur umat manusia berkehidupan sesuai den-
gan fitrahnya sebagai khalifah di muka bumi dengan kewajiban mengabdikan diri
semata-mata kehadirat-Nya.

Menurut iradat Allah Subhanahu wata‘ala kehidupan yang sesuai dengan fitrah-
Nya adalah panduan utuh antara aspek duniawi dan ukhrawi, individu dan sosial
serta iman, ilmu, dan amal dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhi-
rat.

Berkat rahmat Allah Subhanahu wata‘ala Bangsa Indonesia telah berhasil mere-
but kemerdekaan dari kaum penjajah, maka umat Islam berkewajiban mengisi
kemerdekaan itu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju
masyarakat adil makmur yang diridhai Allah Subhanahu wata’ala.

Sebagai bagian dari umat Islam dunia, maka umat Islam Indonesia memiliki ke-
wajiban berperan aktif dalam menciptakan Ukhuwah Islamiyah sesama umat
Islam sedunia menuju masyarakat adil makmur yang diridhai Allah Subhanahu
wata’ala.

Mahasiswa Islam sebagai generasi muda yang sadar akan hak dan kewajibannya
serta peran dan tanggung jawab kepada umat manusia, umat muslim dan Bangsa
Indonesia bertekad memberikan dharma bhaktinya untuk mewujudkan nilai-nilai
keislaman demi terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah Subha-
nahu wata‘ala.

Meyakini bahwa tujuan itu dapat dicapai dengan taufiq dan hidayah Allah Subha-
nahu wata‘ala serta usaha-usaha yang teratur, terencana dan penuh kebijaksanaan,
dengan nama Allah kami Mahasiswa Islam menghimpun diri dalam satu organisa-
si yang digerakkan dengan pedoman berbentuk anggaran dasar sebagai berikut:

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
108 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 109

BAGIAN KELIMA
ANGGARAN DASAR
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
106 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 107

HMI dan Anggota MPK j. Quorum


2. BADKO HMI, KOHATI PB HMI, Bakornas Lembaga Kekaryaan, 1. Kongres dapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih ½ + 1 separuh
Bakornas LPL, Anggota MPK dan Cabang Persiapan merupakan Peserta jumlah utusan (cabang penuh)
Peninjau 2. Bila Point 1 (satu) tidak terpenuhi maka sidang Kongres diundur selama
3. Peserta Utusan adalah Cabang Penuh yang mempunyai Hak suara dan 1 x 60 menit dan setelah itu dinyatakan sah
Hak bicara sedangkan peserta peninjau mempunyai hak bicara
k. Penutup
f. Sidang-Sidang Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan Tata Tertib ini akan diatur
1. Sidang Pleno kemudian berdasarkan musyawarah dan mufakat
2. Sidang Komisi

g. Pimpinan Sidang
1. Steering Committee sampai terpilihnya pimpinan sidang yang baru yang
berbentuk presidium
2. Presidium Sidang yang dipilih dari peserta utusan atau peninjau oleh pe
serta utusan, dengan ketentuan sebanyak 7 orang, yang masing-masing
dipilih dari peserta Kongres

h. Tugas-Tugas Pimpinan Sidang


1. Steering Committee
Memimpin Sidang Pleno Kongres HMI sampai terpilihnya
Presidium Sidang
Membantu tugas-tugas Presidium Sidang dan Pimpinan Sidang
Komisi
Menyiapkan Draft ketetapan-ketetapan/ Konsideran Kongres HMI
Mengarahkan jalannya persidangan selama Kongres HMI
2. Presidium Sidang
Memimpin Sidang Pleno Kongres HMI
Membantu tugas-tugas pimpinan sidang komisi
3. Pimpinan Sidang Komisi
Memimpin Sidang Komisi

i. Keputusan
1. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat
2. Bila point 1 (satu) tidak tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan
suara terbanyak atau voting

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
104 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 105

TATA TERTIB KONGRES XXVI HMI

a. Nama
Kongres HMI XXVI Himpunan Mahasiswa Islam

b. Waktu dan Tempat


Kongres HMI XXVI dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2008 sampai dengan
tanggal 2 Agustus 2008, bertempat di Asrama Haji Palembang

c. Status
1. Kongres merupakan Musyawarah Cabang-Cabang
2. Kongres Memegang Kekuasaan tertinggi Organisasi
3. Kongres diadakan 2 (dua) tahun sekali

d. Kekuasaan
1. Membahas Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Besar Himpunan
Mahasiswa Islam
2. Menetapkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan GBHO
beserta penjabarannya
3. Memilih Penguru Besar dengan jalan memilih Ketua Umum yang
sekaligus merangkap sebagai formateur dan 2 orang mide formateur.
4. Memilih dan menetapkan anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi
(MPK) PB HMI
5. Menetapkan calon-calon tempat penyelenggaraan Kongres HMI
berikutnya
6. Menetapkan Rekomendasi Internal dan Eksternal
7. Menetapkan dan Mengesahkan Pengesahan dan Pembubaran BADKO
HMI

e. Peserta
1. Peserta Kongres terdiri dari Pengurus Besar, Utusan dan Peninjau
Pengurus Cabang, Kohati PB HMI, Bakornas Lembaga Pengembangan
Profesi PB HMI, Bakornas BPL, BALITBANG PB HMI, BADKO

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
102 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 103

WAKTU AGENDA ACARA KETERANGAN

SABTU 02 AGUSTUS 2008


08.00-12.30 LANJUTAN MU-
NAS KOHATI
12.30.-13.30 ISTIRAHAT SHOLAT DAN MAKAN
13.30-17.00 LANJUTAN MU-
NAS KOHATI
17.00-19.00 ISTIRAHAT SHOLAT DAN MAKAN
19.00-21.00 Penutupan Kongres XXVI HMI
1. Pembukaan
2. Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an
3. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
dan Hymne HMI
4. Laporan Ketua Panitia Nasional Kon-
gres XXVI HMI BAGIAN KEEMPAT
5. Sambutan-sambutan TATA TERTIB KONGRES XXVI HMI
• Ketua Umum PB HMI (Demision-
er)
• Ketua Umum/ Formateur Kongres
XXVI HMI
• Alumni HMI
• Walikota Palembang
• Gubernur Sumatera Selatan, Seka-
ligus Menutup Kongres XXVI
HMI
• Pembacaan Do’a

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
100 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 101

19.30-24.00 SIDANG PLENO V WAKTU AGENDA ACARA KETERANGAN


1. Pencalonan Ketua Umum/Formateur
Kongres XXVI HMI JUM’AT 01 AGUSTUS 2008
2. Uji Kriteria Calon Ketua Umum/For-
08.00-13.00 L A N J U T A N MUNAS KOHATI
mateur Kongres XXVI HMI
SIDANG PLENO (AULA B)
3. Pemilihan Ketua Umum/Formateur
V
Kongres XXVI HMI
4. Pemilihan Calon Anggota MPK PB 13.00-14.00 ISTIRAHAT SHO- Seminar VI (Ruang
HMI LAT DAN MA- B)
5. Pemilihan Calon Tuan Rumah Kon- KAN “Potret Kepemimpi-
gres XXVII HMI 14.00-16.30 L A N J U T A N nan Nasional;
6. Penyerahan Hasil-hasil Ketetapan SIDANG PLENO Mewujudkan In-
Kongres XXVI HMI Kepada Ketua V donesia Adil Mak-
Umum/Formateur Kongres XXVI 1. Penyerahan Ha- mur”
HMI sil-Hasil Sidang 1. Sri Sultan
Hamengkubu-
24.00-08.00 ISTIRAHAT SHOLAT DAN MAKAN
wono X
2. Sutiyoso
3. Indra J. Piliang
4. Fachri Ali
16.30-24.00 LANJUTAN MU-
NAS KOHATI
(AULA B)
24.00-08.00 ISTIRAHAT SHOLAT DAN MAKAN

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
98 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 99

19.30.24.00 LANJUTAN SIDANG PLENO III WAKTU AGENDA ACARA KETERANGAN


1. Pembahasan Hasil-Hasil Sidang
Komisi KAMIS 31 JULI 2008
2. Penetapan dan Pengesahan Hasil-Ha-
08.00-12.30 Sidang Pleno IV SEMINAR V (Ru-
sil Sidang Komisi
1. P e m b a h a s a n ang B)
24.00-08.00 ISTIRAHAT, SHOLAT DAN MAKAN Tata Tertib “Blue Print Pen-
Pemilihan For- gelolaan Energi
mateur/ Ketua Migas Nasional ;
Umum PB HMI Mewujudkan Tata
2008-2010 Kelola Migas yang
2. P e m b a h a s a n Efisien dan Efektif
Tata Tertib menuju Kemandi-
Pemilihan Ma- rian Pengelolaan
jelis Pengawas Migas Untuk Kes-
Dan Konsultasi ejahteraan Rakyat”
(MPK) 1. Ir. Purnomo
3. P e m b a h a s a n Yusgiantoro
Tata Tertib 2. Ir. Nizar M.
Pemilihan Dachlan
Calon tuan ru- 3. DR. Kurtubi
mah Kongres 4. Ir. R. Priyono
XXVII HMI
12.30-13.30 ISTIRAHAT SHOLAT DAN MAKAN
13.30-16.30 L A N J U T A N LANJUTAN SEM-
SIDANG PLENO INAR V
IV
16.30-19.30 ISTIRAHAT SHOLAT DAN MAKAN

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
96 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 97

Laporan MPK PB HMI WAKTU AGENDA ACARA KETERANGAN


16.00-19.30 ISTIRAHAT, SHOLAT DAN MAKAN
19.30-24.00 SIDANG PLENO III RABU 30 JULI 2008
1. Pembagian Sidang Komisi 08.00-12.00 L A N J U T A N SEMINAR III (Ru-
2. Sidang-Sidang Komisi SIDANG PLENO ang B)
24.00-08.00 ISTIRAHAT SHOLAT DAN MAKAN III “Strategi Penguatan
Ekonomi Lokal
Mewujudkan Kes-
ejahteraan Rakyat”
1. DR. H. Ismet
Abdullah
2. Prof. DR. Didik
J. Rachbini
3. Drs. H. Ridwan
Mukti ;

12.00-13.00 ISTIRAHAT SHOLAT DAN MAKAN


13.00-15.30 L A N J U T A N SEMINAR IV (Ru-
SIDANG PLENO ang B)
III “Telaah Kritis Mod-
1. Pembahasan Ha- el Kerjasama dan
sil-Hasil Sidang Pergaulan Antar
Komisi Bangsa”
(study kasus Ker-
jasama Namru 2)
1. DR.dr. Fadilla
Supari
2. DR. Fuad Bawa-
zier
3. Jose Risal Jur-
nalis
4. Indra J. Piliang

15.30-16.00 ISTIRAHAT SHOLAT


16.00-17.45 LANJUTAN SIDANG PLENO III
1. Pembahasan Hasil-Hasil Sidang Komi-
si
17.45-19.30 ISTIRAHAT SHOLAT DAN MAKAN

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
94 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 95

AGENDA ACARA KONGRES XXVI HMI


Palembang 2008
WAKTU AGENDA ACARA KETERANGAN

WAKTU AGENDA ACARA KETERANGAN


SELASA 29 JULI 2008
08.00-12.30 SIDANG PLENO SEMINAR I (RU-
SENIN 28 JULI 2008
II (Aula Utama) ANG B)
1. Laporan Per- “Meretas Arah Baru
08.00-09.00 RECECKING PESERTA tanggung Jawa- Pendidikan Nasion-
ban PB HMI al; Menguak Tabir
09.00-12.00 PEMBUKAAN KONGRES XXVI HMI 2. Pembacaan Ha- Kapitalisme dalam
1. Pembukaan sil Pengwasan Sistem Pendidikan
2. Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an MPK PB HMI Nasional”
3. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya 3. P a n d a n g a n 1. DR. Fasli Djalal
dan Hymne HMI Umum Ketua 2. Prof.DR. Anwar
4. Laporan Ketua PANASKO XXVI Delegasi Ter- Arifin
HMI hadap LPJ PB 3. Prof. DR. Qo-
5. Sambutan- Sambutan HMI maruddin Hi-
Ketua Umum PB HMI dayat
Wali Kota Palembang
Gubernur Sumatera Selatan 12.30-13.30 ISTIRAHAT, SHOLAT DAN MAKAN
Alumni HMI
13.30-16.00 L A N J U T A N SEMINAR II (Ru-
Wakil Presiden Republik Indonesia
SIDANG PLENO ang B)
Sekaligus Membuka Kongres XXVI
II “Skenario Perada-
HMI
1. P a n d a n g a n ban Islam; Sebuah
Pembacaan Do’a
Umum Ketua Upaya Mewujud-
Istirahat
Delegasi kan Indonesia Adil
12.00-14.00 ISTIRAHAT SHOLAT DAN REGIS- 2. Tanggapan PB Makmur”
TRASI HMI atas Pan- 1. Prof.DR. Azyu-
14.00-17.00 PERTEMUAN KETUA-KETUA DEL- dangan Umum madi Azra. MA
EGASI K e t u a - K e t u a 2. Prof. DR. H.
Delegasi Din Syamsud-
17.00-19.00 ISTIRAHAT. SHOLAT DAN MAKAN
3. Pernyataan De- din
19.00-22.30 SIDANG PLENO I (Aula Utama) misioner PB 3. K.H. Hasyim
1. Absensi Peserta HMI 2006-2008 Musyadi
2. Pengesahan Agenda Acara dan Tata 4. DR. H. Eggie
Tertib Sudjana
3. Pemilihan Presidium Sidang Kongres 5. Prof. DR.
XXVI HMI Mukhtar
22.30-08.00 ISTIRAHAT, SHOLAT DAN MAKAN

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
92 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 93

BAGIAN KETIGA
AGENDA ACARA KONGRES XXVI HMI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
90 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 91

Billahi Taufiq Wal Hidayah LAMPIRAN


NAMA-NAMA CALON TEMPAT PENYELENGGARAAN
Ditetapkan di : Palembang KONGRES XXVII HMI
Pada Tanggal : 01 Sya’ban 1429 H
05 Agustus 2008 M 1. DEPOK
Waktu : 12:04 2. BANDUNG
3. SEMARANG
4. MALANG
5. MATARAM
PIMPINAN SIDANG 6. BANJAR MASIN
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM 7. SAMARINDA
8. JAYA PURA
9. JAMBI

SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN


STEERING COMITTE BADKO NAD

ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI


BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN

RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI


BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA

FITRIANI
CABANG LHOKSEUMAWE

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
88 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 89

LAMPIRAN KETETAPAN
NAMA-NAMA ANGGOTA MAJELIS PENGAWAS DAN KONSULTASI KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
PB HMI PERIODE 2008-2010 NOMOR : 32/ K-26/ 07/ 1429

1. Baharuddin Hafid TENTANG


2. Ibnu Zubair
3. Zulkarnain Awat Amir NAMA-NAMA CALON TEMPAT PENYELENGGARAAN
4. Syahrul Marham KONGRES XXVII HMI
5. Fajar R Zulkarnain
6. Rasiam
7. Marbawi S Katon Bismillahirrahmanirahim
8. Imam Nasrullah
9. Bety Epsylon Idroos Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
10. Asban Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :
11. Deni Yusuf
12. Suraji MENIMBANG : 1. Bahwa untuk melaksanakan Kongres ke-26
13. Anwar Puteh HMI, maka dipandang perlu untuk menetakan
14. M. Arfan Calon tuan rumah penyelenggaraan Kongres
15. Arman Matondang HMI ke-27

MENGINGAT : 1. Pasal 12, Anggaran Dasar.


2. Pasal 11, dan 12 Anggaran Rumah Tangga.

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pemilihan Calon Tuan Rumh


Penyelenggaran Kongres HMI ke-27 pada
Sidang Pleno V Kongres HMI XXVI pada
tanggal 01 Sya’ban 1429 H bertepatan dengan
tanggal 05 Agustus 2008 M, di Palembang.

MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN : 1. Calon tempat penyelenggaraan Kongres HMI


ke-27 sebagaimana terlampir

2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan


akan ditinjau kembali bilamana terdapat
kekeliruan di dalamnya.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
86 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 87

KETETAPAN Ditetapkan di : Palembang


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Pada Tanggal : 01 Sya’ban 1429 H
NOMOR : 31/ K-26/ 07/ 1429 05 Agustus 2008 M
Waktu : 11:51 WIB
TENTANG

NAMA-NAMA ANGGOTA MAJELIS PENGAWAS DAN KONSULTASI


PB HMI PERIODE 2008-2010
PIMPINAN SIDANG
Bismillahirrahmanirahim KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap


Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :

MENIMBANG : 1. Bahwa dengan berakhirnya masa kepengurusan SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN
Majelis Pekerja dan Konsultasi (MPK) PB STEERING COMITTE BADKO NAD
HMI Periode 2006-2008, maka perlu dipilih
dan ditetapkan Anggota MPK PB HMI Periode
2008-2010.

ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI


MENGINGAT : 1. Pasal 12, dan 14 Anggaran Dasar. BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
2. Pasal 11, 12, 42, 43 dan 44 Anggaran Rumah
Tangga.

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pemilihan Calon Anggota MPK PB HMI RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
Periode 2008-2010 pada Sidang Pleno V BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA
Kongres HMI XXVI pada tanggal 01 Sya’ban
1429 H bertepatan dengan tanggal 05 Agustus
2008 M, di Palembang.
FITRIANI
MEMUTUSKAN : CABANG LHOKSEUMAWE

MENETAPKAN : 1. Nama-nama Calon Angota MPK PB HMI


periode 2008-2010 sebagaimana terlampir.

2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan


akan ditinjau kembali bilamana terdapat
kekeliruan di dalamnya.
Billahi Taufiq Wal Hidayah

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
84 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 85

KETETAPAN
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
NOMOR : 30 K-26/ 07/ 1429 2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan
akan ditinjau kembali bilamana terdapat
TENTANG kekeliruan di dalamnya.

MIDE FORMATEUR Billahi Taufiq Wal Hidayah


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
PERIODE 2008-2010 Ditetapkan di : Palembang
Pada Tanggal : 01 Sy’ban 1429 H
05 Agustus 2008 M
Bismillahirrahmanirahim Waktu : 10.30 WIB

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap


Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :
PIMPINAN SIDANG
MENIMBANG : 1. Bahwa dengan berakhirnya masa kepengurusan KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Pengurus Besar HMI Periode 2006-2008,
maka perlu membentuk dan menyusun
Kepengurusan Pengurus Besar Periode 2008-
2010
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN
2. Bahwa untuk membantu tugas-tugas Formatuer STEERING COMITTE BADKO NAD
maka perlu dibantu oleh mide formateur

MENGINGAT : 1. Pasal 12, dan 13 Anggaran Dasar.


2. Pasal 11, dan 12, Anggaran Rumah Tangga.
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pemilihan Mide Formatue pada Sidang BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
Pleno V Kongres HMI XXVI pada tanggal 01
Sya’ban 1429 H bertepatan dengan tanggal 05
Agustus 2008 M, di Palembang.
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
MEMUTUSKAN : BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA

MENETAPKAN : 1. Saudara :
1. Ahmad Nasir Siregar sebagai Mide
Formatur PB HMI Periode 2008-2010. FITRIANI
CABANG LHOKSEUMAWE
2. Farhan Suhada sebagai Mide Formatur PB
HMI Periode 2008-2010.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
82 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 83

KETETAPAN 2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM akan ditinjau kembali bilamana terdapat
NOMOR : 29/ K-26/ 07/ 1429 kekeliruan di dalamnya.

TENTANG Billahi Taufiq Wal Hidayah

KETUA UMUM/ FORMATEUR PENGURUS BESAR HMI Ditetapkan di : Palembang


PERIODE 2008-2010 Pada Tanggal : 01 Sya’ban 1429 H
05 Agustus 2008 M
Waktu : 11:05 WIB
Bismillahirrahmanirahim

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap


Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah : PIMPINAN SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
MENIMBANG : 1. Bahwa dengan berakhirnya masa kepengurusan
Pengurus Besar HMI Periode 2006-2008,
maka perlu membentuk dan menyusun
Kepengurusan Pengurus Besar Periode 2008-
2010 SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN
STEERING COMITTE BADKO NAD
2. Bahwa untuk membentuk dan menyusun
Kepengurus Pengurus Besar HMI Periode
2008-2010 perlu dipilih Formateur/ Ketua
Umum
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
MENGINGAT : 1. Pasal 12, dan 13 Anggaran Dasar. BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
2. Pasal 11, dan 12, Anggaran Rumah Tangga.

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pemilihan Ketua Umum Formatuer/


Ketua Umum PB HMI pada Sidang Pleno V RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
Kongres HMI XXVI pada tanggal 01 Sya’ban BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA
1429 H bertepatan dengan tanggal 05 Agustus
2008 M, di Palembang.

FITRIANI
MEMUTUSKAN : CABANG LHOKSEUMAWE

MENETAPKAN : 1. Saudara Arip Musthopa Sebagai Ketua Umum/


Formatuer PB HMI Periode 2008-2010.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
80 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 81

KETETAPAN
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM a. Muslim Hafid
NOMOR : 28/K-26/ 07/ 1429 b. Arip Musthopa
c. Farhan Suhada
TENTANG d. Adi Wibowo
e. Ahmad Nasir Siregar
BAKAL CALON KETUA UMUM/ FORMATEUR MIDE FORMATEUR
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM 2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan
PERIODE 2008-2010 akan ditinjau kembali bilamana terdapat
YANG LOLOS PADA PEMILIHAN PUTARAN PERTAMA kekeliruan di dalamnya.

Billahi Taufiq Wal Hidayah


Bismillahirrahmanirahim
Ditetapkan di : Palembang
Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap Pada Tanggal : 01 Sya’ban 1429 H
Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah : 05 Agustus 2008 M
Waktu : 08:30 WIB
MENIMBANG : 1. Bahwa dengan berakhirnya masa kepengurusan
Pengurus Besar HMI Periode 2006-2008, PIMPINAN SIDANG
maka perlu membentuk dan menyusun KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Kepengurusan Pengurus Besar Periode 2008-
2010

2. Bahwa untuk membentuk dan menyusun SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN


Kepengurus Pengurus Besar HMI Periode STEERING COMITTE BADKO NAD
2008-2010 perlu dipilih Formateur/ Ketua
Umum

MENGINGAT : 1. Pasal 12, dan 13 Anggaran Dasar. ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
2. Pasal 11, 12, dan 13, Anggaran Rumah BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
Tangga.

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil pemilihan putaran pertama calon ketua RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
umum/formateur pada Kongres ke XXVI di BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA
Palembang,

MEMUTUSKAN : FITRIANI
CABANG LHOKSEUMAWE
MENETAPKAN : 1. Nama bakal calon Fourmateur/Ketua Umum
PB HMI periode 2008-2010 yang lolos pada
pemilihan tahap pertama:

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
78 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 79

a. Minarni PIMPINAN SIDANG


b. Hasbullah Khatib KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
c. Muslem Hafid
d. Nimran Abdurahman
e. Arip Musthopa
f. Andi Sukmono Kumba
g. Muhammad Arfan SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN
h. Imam Safe’i STEERING COMITTE BADKO NAD
i. Farhan Suhada
j. Adi Wibowo
k. Jailani Farrandy
l. Amiruzzahri
m. Pemiga Orba Yusra ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
n. Deding Zamah Syari BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
o. Ahmad Nasir Siregar

2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan


akan ditinjau kembali bilamana terdapat RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
kekeliruan di dalamnya. BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA

Billahi Taufiq Wal Hidayah

Ditetapkan di : Palembang FITRIANI


Pada Tanggal : 01 Sya’ban 1429 H CABANG LHOKSEUMAWE
05 Agustus 2008 M
Waktu : 06:30

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
76 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 77

berkedudukan di Palu Sulawesi Tengah. KETETAPAN


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan NOMOR : 27 K-26/ 07/ 1429
akan ditinjau kembali bilamana terdapat
kekeliruan di dalamnya. TENTANG

Billahi Taufiq Wal Hidayah BAKAL CALON KETUA UMUM/ FORMATEUR MIDE FORMATEUR
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Ditetapkan di : Palembang PERIODE 2008-2010
Pada Tanggal : 01 Sya’ban 1429 H
05 Agustus 2008 M
Waktu : 00:09 WIB Bismillahirrahmanirahim

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap


PIMPINAN SIDANG Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
MENIMBANG : 1. Bahwa dengan berakhirnya masa kepengurusan
Pengurus Besar HMI Periode 2006-2008,
maka perlu membentuk dan menyusun
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN Kepengurusan Pengurus Besar Periode 2008-
STEERING COMITTE BADKO NAD 2010

2. Bahwa untuk membentuk dan menyusun


Kepengurus Pengurus Besar HMI Periode
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI 2008-2010 perlu dipilih Formateur/ Ketua
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN Umum

MENGINGAT : 1. Pasal 12, dan 13 Anggaran Dasar.


2. Pasal 11, 12, dan 13, Anggaran Rumah
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI Tangga.
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil verifikasi bakal calon ketua umum/
formateur yang ditetapkan oleh MPK PB dan
dilaksanakan oleh stering comitte Kongres ke
FITRIANI XXVI di Palembang,
CABANG LHOKSEUMAWE
MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN : 1. Nama bakal calon fourmateur/ketua umum PB


HMI periode 2008-2010:

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
74 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 75

Sulawesi Tenggara. KETETAPAN


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan NOMOR : 26/ K-26/ 07/ 1429
akan ditinjau kembali bilamana terdapat
kekeliruan di dalamnya. TENTANG

Billahi Taufiq Wal Hidayah PENGESAHAN PEMBENTUKAN BADKO SULAWESI TENGAH


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Ditetapkan di : Palembang
Pada Tanggal : 01 Sya’ban 1429 H
05 Agustus 2008 M Bismillahirrahmanirahim
Waktu : 00:07 WIB
Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :
PIMPINAN SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM MENIMBANG : 1. Bahwa dalam rangka melaksanakan efektivitas
dan mekanisme kerja organisasi pada tingkat
BADKO HMI SULUTENGGO, maka
dipandang perlu untuk membentuk BADKO
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN HMI SULAWESI TENGAH.
STEERING COMITTE BADKO NAD
2. Bahwa hal tersebut di atas, maka dipandang
perlu untuk ditetapkan dalam bentuk surat
keputusan.
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN MENGINGAT : 1. Pasal 12 dan 13 Anggaran Dasar.
2. Pasal 27 Anggaran Rumah Tangga.

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil rekomendasi Kongres XXV di Makasar.


RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA 2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres
ke-26 HMI pada tanggal 01 Sya’ban 1429 H
bertepatan dengan tanggal 05 Agustus 2008
M, di Palembang.
FITRIANI
CABANG LHOKSEUMAWE
MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN : 1. Mengesahkan pembentukan BADKO


SULAWESI TENGAH yang selanjutnya
disingkat Badko SULTENG yang

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
72 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 73

MEMUTUSKAN : KETETAPAN
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
MENETAPKAN : 1. Merekomendasikan usulan pembentukan NOMOR : 25/ K-26/ 07/ 1429
Badan Koordinasi antara lain:
a. BADKO JAMBI TENTANG
b. BADKO Kepulauaan Riau
c. BADKO Maluku Utara PENGESAHAN PEMBENTUKAN BADKO SULAWESI TENGGARA
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
akan ditinjau kembali bilamana terdapat
kekeliruan di dalamnya.
Bismillahirrahmanirahim
Billahi Taufiq Wal Hidayah
Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
Ditetapkan di : Palembang Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H
04 Agustus 2008 M MENIMBANG : 1. Bahwa dalam rangka melaksanakan efektivitas
Waktu : 23:34 WIB dan mekanisme kerja organisasi pada tingkat
BADKO HMI SULSELRA –BARAT, maka
PIMPINAN SIDANG dipandang perlu untuk membentuk BADKO
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM HMI Sulawesi Tenggara.

2. Bahwa hal tersebut di atas, maka dipandang


perlu untuk ditetapkan dalam bentuk surat
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN keputusan.
STEERING COMITTE BADKO NAD
MENGINGAT : 1. Pasal 12 dan 13 Anggaran Dasar.
2. Pasal 27 Anggaran Rumah Tangga.

ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI MEMPERHATIKAN : 1. Hasil rekomendasi Kongres XXV di Makasar.
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres
ke-26 HMI pada tanggal 01 Sya’ban 1429 H
bertepatan dengan tanggal 05 Agustus 2008
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI M, di Palembang.
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA

MEMUTUSKAN :

FITRIANI MENETAPKAN : 1. Mengesahkan pembentukan BADKO Sulawesi


CABANG LHOKSEUMAWE Tenggara yang selanjutnya disingkat Badko
SULTRA yang berkedudukan di Kendari

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
70 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 71

MEMUTUSKAN : KETETAPAN
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
MENETAPKAN : 1. Merekomendasikan PB HMI Periode 2008- NOMOR : 23/ K-26/ 07/ 1429
2010 untuk merumuskan mekanisme
Penggabungan HMI dan HMI MPO. TENTANG

2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan USULAN PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI (BADKO)
akan ditinjau kembali bilamana terdapat HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
kekeliruan di dalamnya.

Billahi Taufiq Wal Hidayah Bismillahirrahmanirahim

Ditetapkan di : Palembang Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :
04 Agustus 2008 M
Waktu : 23:02 WIB MENIMBANG : 1. Bahwa demi kelancaran roda organisasi di
HMI, maka dirasakan perlu mengesahkan
PIMPINAN SIDANG Badan Koordinasi (BADKO) di tingkat HMI
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
2. Bahwa usulan pembentukan Badan Koordinasi
dalam Kongres 25 di Makassar perlu
diselesaikan.
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN
STEERING COMITTE BADKO NAD MENGINGAT : 1. Pasal 12 dan 13 Anggaran Dasar.
2. Pasal 11,12,13,24,25,26 Anggaran Rumah
Tangga.

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi D (Ekstern


ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI organisasi) pada tanggal 30 Rajab 1429 H
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang.

2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres


RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI ke-26 HMI pada tanggal 30 Rajab 1429 H
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang.

FITRIANI
CABANG LHOKSEUMAWE

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
68 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 69

MEMUTUSKAN : KETETAPAN
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
MENETAPKAN : 1. Mekanisme Penggabungan HMI dan HMI NOMOR : 22/ K-26/ 07/ 1429
MPO.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan TENTANG
akan ditinjau kembali bilamana terdapat
kekeliruan di dalamnya. MEKANISME PENGGABUNGAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Billahi Taufiq Wal Hidayah

Ditetapkan di : Palembang Bismillahirrahmanirahim


Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H
04 Agustus 2008 M Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
Waktu : 23:02 WIB Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :

MENIMBANG : 1. Bahwa dalam rangka pengembangan HMI


PIMPINAN SIDANG ke depan, maka dipandang perlu adanya
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM penggabungan HMI dan HMI MPO.

2. Bahwa Pedoman Badan-Badan Khusus


HMI Hasil Kongres 25 di Makassar perlu
diselesaikan dalam rangka penyempurnaan
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN dengan merubah ketentuan
STEERING COMITTE BADKO NAD
MENGINGAT : 1. Pasal 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 dan 12
Anggaran Dasar.
2. Pasal 4, 5, 6 dan 7 Anggaran Rumah Tangga.

ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi D (Ekstern
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN organisasi) pada tanggal 30 Rajab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang.

RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI 2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA ke-26 HMI pada tanggal 30 Rajab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang.

FITRIANI
CABANG LHOKSEUMAWE

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
66 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 67

PIMPINAN SIDANG KETETAPAN


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
NOMOR : 22/ K-26/ 07/ 1429

TENTANG
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN
STEERING COMITTE BADKO NAD MEKANISME PENGGABUNGAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Bismillahirrahmanirahim
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :

MENIMBANG : 1. Bahwa dalam rangka pengembangan HMI


RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI ke depan, maka dipandang perlu adanya
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA penggabungan HMI dan HMI MPO.

2. Bahwa Pedoman Badan-Badan Khusus


HMI Hasil Kongres 25 di Makassar perlu
FITRIANI diselesaikan dalam rangka penyempurnaan
CABANG LHOKSEUMAWE dengan merubah ketentuan

MENGINGAT : 1. Pasal 1,2,3,4,5,6,7,8,9 dan 10 Anggaran Dasar.


2. Pasal 4,5,6 dan 7 Anggaran Rumah Tangga.

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi D (Ekstern


organisasi) pada tanggal 30 Rajab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang.

2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres


ke-26 HMI pada tanggal 30 Rajab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
64 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 65

KETETAPAN MEMUTUSKAN :
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
NOMOR : 21/ K-26/ 07/ 1429 MENETAPKAN : 1. Pedoman Badan Khusus HMI yang terdiri
dari:
TENTANG a. Pedoman KOHATI
b. Pedoman Lembaga Pengembangan Profesi
PEDOMAN BADAN-BADAN KHUSUS (LPP), Juklak LPP, Struktur Organisasi
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Pengurus LPP, dan Kurikulum Pelatihan
Kewirausahaan
c. Pedoman Badan Pengelola Latihan (BPL)
Bismillahirrahmanirahim dan Kode Etik Pengelola Latihan
d. Pedoman Badan Penelitan dan
Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap Pengembangan (BALITBANG)
Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan
MENIMBANG : 1. Bahwa dalam rangka efektifitas meknisme akan ditinjau kembali bilamana terdapat
kerja organisasi, khususnya Badan-Badan kekeliruan di dalamnya.
Khusus HMI, maka dipandang perlu
menetapkan Pedoman Badan-Badan Khusus Billahi Taufiq Wal Hidayah
HMI.
Ditetapkan di : Palembang
2. Bahwa Pedoman Badan-Badan Khusus HMI Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H
Hasil Kongres 25 di Makassar perlu 04 Agustus 2008 M
diselesaikan dalam rangka penyempurnaan Waktu : 22:45
dengan merubah ketentuan

MENGINGAT : 1. Pasal 12, dan 15 Anggaran Dasar.


2. Pasal 11, 12, 13, 51 sd 56 Anggaran Rumah
Tangga.

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi C (Intern


organisasi) pada tanggal 30 Rajab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang.

2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres


ke-26 HMI pada tanggal 30 Rajab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
62 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 63

KETETAPAN MEMUTUSKAN
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
NOMOR : 20/ K-26/ 07/ 1429 MENETAPKAN : 1. Pedoman Dasar Pengelola Latihan (BPL) HMI

TENTANG 2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal


ditetapkannya dan tidak akan ditinjau
PEDOMAN DASAR BADAN PENGELOLA LATIHAN (BPL) kembali kecuali terdapat kekeliruan di
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM dalamnya.

Billahi Taufiq Wal Hidayah


Bismillahirrahmanirahim
Ditetapkan di : Palembang
Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H
Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah : 04 Agustus 2008 M
Waktu : 22:22 WIB
MENIMBANG : 1. Bahwa dalam rangka pembinaan,
pendidikan dan latihan kader HMI, maka PIMPINAN SIDANG
dipandang perlu untuk menetapkan KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Pedoman Perkaderan HMI.

2. Bahwa seluruh perangkat Pedoman


Perkadera HMI yang ada saat ini dipandang
perlu untuk disempunakan. SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN
STEERING COMITTE BADKO NAD
MENGINGAT : 1. Pasal 8, 12, 15 dan 18 Anggaran Dasar HMI
2. Pasal 11, 12, 13, 51, 52, dan 56 ART HMI

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi C (Interen


Organisasi) pada tanggal 30 Radjab 1429 H ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008 BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
M, di Palembang

2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres


ke-26 HMI pada tanggal 30 Radjab 1429 H RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008 BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA
M, di Palembang

FITRIANI
CABANG LHOKSEUMAWE

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
60 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 61

b. Lambang HMI PIMPINAN SIDANG


c. Lencana / Badge HMI KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
d. Bendera HMI
e. Stempel HMI
f. Peci / Muts HMI
g. Salempang / Gordon HMI
h. Baret HMI SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN
i. Kartu Anggota HMI STEERING COMITTE BADKO NAD

2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal


ditetapkannya dan tidak akan ditinjau
kembali kecuali terdapat kekeliruan di
dalamnya. ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
Billahi Taufiq Wal Hidayah

Ditetapkan di : Palembang
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
04 Agustus 2008 M BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA
Waktu : 22:19 WIB

FITRIANI
CABANG LHOKSEUMAWE

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
58 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 59

MEMUTUSKAN KETETAPAN
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
MENETAPKAN : 1. Pedoman Perkaderan HMI NOMOR : 19 / K-26/ 07/ 1429

2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal TENTANG


ditetapkannya dan tidak akan ditinjau
kembali kecuali terdapat kekeliruan di KETENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT ORGANISASI
dalamnya. HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Billahi Taufiq Wal Hidayah


Bismillahirrahmanirahim
Ditetapkan di : Palembang
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
04 Agustus 2008 M Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :
Waktu : 21:17 WIB
MENIMBANG : Bahwa untuk menjaga keseragaman
PIMPINAN SIDANG Atributatribut organisasi, maka dipandang
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM perlu menetapkan Ketentuan Atribut-Atribut
Organisasi HMI.

MENGINGAT : 1. Pasal 1 dan 19 Anggaran Dasar


SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN 2. Pasal 59 Anggaran Rumah Tangga
STEERING COMITTE BADKO NAD
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi C (Interen
Organisasi) pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN 2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres
ke-26 HMI pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1 Ketentuan Atribut – Atribut Organisasi sebagai


FITRIANI berikut :
CABANG LHOKSEUMAWE
a. Lagu hymne HMI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
56 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 57

PIMPINAN SIDANG KETETAPAN


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
NOMOR : 19/ K-26/ 07/ 1429

TENTANG

SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN PEDOMAN PERKADERAN


STEERING COMITTE BADKO NAD HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Bismillahirrahmanirahim

ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :

MENIMBANG : 1. Bahwa dalam rangka pembinaan,


pendidikan dan latihan kader HMI, maka
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI dipandang perlu untuk menetapkan
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA Pedoman Perkaderan HMI.

2. Bahwa seluruh perangkat Pedoman


Perkadera HMI yang ada saat ini dipandang
FITRIANI perlu untuk disempunakan.
CABANG LHOKSEUMAWE
MENGINGAT : 1. Pasal 8, 12, 15 dan 18 Anggaran Dasar HMI
2. Pasal 11, 12, 13, 51, 52, dan 56 ART HMI

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi C (Interen


Organisasi) pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang

2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres


ke-26 HMI pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
54 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 55

KETETAPAN 2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM ke-26 HMI pada tanggal 30 Rajab 1429 H
NOMOR :18/ K-26/ 07/ 1429 bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008 M
di Palembang.
TENTANG
MEMUTUSKAN :
PEDOMAN-PEDOMAN POKOK KEPENGURUSAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM MENETAPKAN : 1. Pedoman-pedoman Pokok Kepengurusan yang
terdiri dari : Hasil-hasil Ketetapan Kongres
HMI XXVI di Palembang “Mengukuhkan
Bismillahirrahmanirahim Nilai Kejuangan HMI ;Mewujudkan Indonesia
adil makmur”
Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap a. Pedoman Kepengurusan
Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah : b. Pedoman Administrasi Kesekretariatan
c. Pedoman Keuangan dan Harta Benda
MENIMBANG : 1. Bahwa dalam rangka penyeragaman HMI
pelaksanaan dan mekanisme d. Ikrar Pelantikan Pengurus
penyelenggaraan organisasi maka e. Ikrar Pelantikan Anggota
dipandang perlu adanya Pedoman Pokok
Kepengurusan. 2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan
akan ditinjau kembali bilamana terdapat
2. Bahwa Pedoman-pedoman Pokok kekeliruan di dalamnya.
Kepengurusan hasil Kongres ke-25 di
Makassar perlu disempurnakan pada Billahi Taufiq Wal Hidayah
beberapa bagiannya dalam rangka
pengembangan organisasi. Ditetapkan di : Palembang
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H
3. Bahwa untuk itu Pedoman-pedoman Pokok 04 Agustus 2008 M
Kepengurusan perlu diadakan perubahan pada Waktu : 12:15 WIB
beberapa pasal dengan ketentuan-ketentuan
lainnya.

MENGINGAT : 1. Pasal 12, 13, 16, dan 19 Anggaran Dasar.


2. Pasal 11, 12, 59 dan 62 Anggaran Rumah
Tangga.

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi C (Intern


organisasi) pada tanggal 30 Rajab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
52 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 53

MEMUTUSKAN PIMPINAN SIDANG


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
MENETAPKAN : 1. Amanah Kongres XXVI di Palembang
kepada PB.HMI periode 2008-2010 untuk
mengadakan forum ilmiah guna
menyandingkan NDP hasil Kongres XXV di
Makasar dengan NDP hasil karya Nurcholis SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN
Madjid untuk menjadi referensi perumusan STEERING COMITTE BADKO NAD
NDP HMI selambat - lambatnya 1 ( satu )
tahun setelah pelantikan kepengurusan PB.
HMI periode 2008 - 2010 dan apabila
dalam 1 ( satu ) forum tersebut tidak
terlaksana maka dipergunakan NDP hasil ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
Kongres Makasar sebagai landasan BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
perjuangan HMI.

2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal


ditetapkannya dan tidak akan ditinjau RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
kembali kecuali terdapat kekeliruan di BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA
dalamnya.

Billahi Taufiq Wal Hidayah


FITRIANI
Ditetapkan di : Palembang CABANG LHOKSEUMAWE
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H
05 Agustus 2008 M
Waktu : 21:08 WIB

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
50 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 51

2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal KETETAPAN


ditetapkannya dan tidak akan ditinjau KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
kembali kecuali terdapat kekeliruan di NOMOR : 17 / K-26/ 07/ 1429
dalamnya.
TENTANG
Billahi Taufiq Wal Hidayah
AMANAH KONGRES TERHADAP PEMBAHARUAN
Ditetapkan di : Palembang NILAI DASAR PERJUANGAN (NDP) KEPADA PB HMI
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H PERIODE 2008-2010
04 Agustus 2008 M
Waktu : 11:43
Bismillahirrahmanirahim

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap


PIMPINAN SIDANG Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
MENIMBANG : 1 Bahwa untuk mendapatkan peran organisasi
HMI di dalam menentukan, maka dipandang
perlu menetapkan penjelasan peran
organisasi yang terwujud dalam Nilai
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN Dasar Perjuangan (NDP) HMI.
STEERING COMITTE BADKO NAD
2. Bahwa Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI
yang merupakan Nilai-nilai Dasar
Perjuangan HMI dianggap memenuhi
kebutuhan gerak perjuangan HMI.
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN MENGINGAT : 1. Pasal 3, 9 dan 18 Anggaran Dasar
2. Pasal 11, dan12 Anggaran Rumah Tangga

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi B (Interen


RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI Organisasi) pada tanggal 01 Sya’ban1429 H
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA bertepatan dengan tanggal 05 Agustus 2008
M, di Palembang

2. Hasil rekomendasi Sidang Pleno III Kongres


FITRIANI ke-26 HMI pada tanggal 01 Sya’ban1429 H
CABANG LHOKSEUMAWE bertepatan dengan tanggal 05 Agustus 2008
M, di Palembang

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
48 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 49

Billahi Taufiq Wal Hidayah KETETAPAN


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Ditetapkan di : Palembang NOMOR : 16 / K-26/ 07/ 1429
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H
04 Agustus 2008 M TENTANG
Waktu : 11:38 WIB
TAFSIR INDEPENDENSI
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

PIMPINAN SIDANG Bismillahirrahmanirahim


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :

MENIMBANG : Bahwa dalam mencapai tujuan organisasi secara


SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN independen maka dipandang perlu adanya Tafsir
STEERING COMITTE BADKO NAD independesia HMI

MENGINGAT : 1. Pasal 6 dan 18 Anggaran Dasar


2. Pasal 11, 12 dan 13 Anggaran Rumah
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI Tangga
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi B (Interen
Organisasi) pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI M, di Palembang
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA
2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres
ke-26 HMI pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
FITRIANI M, di Palembang
CABANG LHOKSEUMAWE

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Mengukuhkan Tafsir Independesi HMI


Kongres 26 di palembang menjadi Tafsir
Independesi HMI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
46 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 47

KETETAPAN
Ditetapkan di : Palembang KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H NOMOR : 15 / K-26/ 07/ 1429
04 Agustus 2008 M
Waktu : 12:32 TENTANG

TAFSIR TUJUAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
PIMPINAN SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Bismillahirrahmanirahim

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap


Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN
STEERING COMITTE BADKO NAD MENIMBANG : Bahwa untuk menentukan arah perjuangan HMI
maka perlu ditetapkan Tafsir Tujuan HMI

MENGINGAT : 1. Pasal 4 dan 18 Anggaran Dasar


ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI 2. Pasal 11, dan 12 Anggaran Rumah Tangga
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi B (Interen
Organisasi) pada tanggal …… Radjab 1429
H bertepatan dengan tanggal ……Juli 2008
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI M, di Palembang
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA
2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres
ke-26 HMI pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
FITRIANI M, di Palembang
CABANG LHOKSEUMAWE
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Mengukuhkan Tafsir Tujuan HMI Kongres 26


di Palembang

2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal


ditetapkannya dan tidak akan ditinjau
kembali kecuali terdapat kekeliruan di
dalamnya.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
44 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 45

2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal KETETAPAN


ditetapkannya dan tidak akan ditinjau KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
kembali kecuali terdapat kekeliruan di NOMOR :14/ K-26/ 07/ 1429
dalamnya.
TENTANG
Billahi Taufiq Wal Hidayah
PENJELASAN AZAS
Ditetapkan di : Palembang HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H
04 Agustus 2008 M
Waktu : 12:15 Bismillahirrahmanirahim

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap


Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :
PIMPINAN SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM MENIMBANG : Bahwa untuk menentukan arah perjuangan HMI
maka perlu ditetapkan Penjelasan Azas HMI

MENGINGAT : 1. Pasal 3 Anggaran Dasar


SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN 2. Pasal 11 dan 12 Anggaran Rumah Tangga
STEERING COMITTE BADKO NAD
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi B (Interen
Organisasi) pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN 2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres
ke-26 HMI pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Mengukuhkan penjelasan tentang Islam azas


HMI
FITRIANI 2 Ketetapan ini berlaku sejak tanggal
CABANG LHOKSEUMAWE ditetapkannya dan tidak akan ditinjau
kembali kecuali terdapat kekeliruan di
dalamnya.
Billahi Taufiq Wal Hidayah

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
42 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 43

ditetapkannya dan tidak akan ditinjau kembali KETETAPAN


kecuali terdapat kekeliruan di dalamnya. KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
NOMOR : 13/ K-26/ 07/ 1429
Billahi Taufiq Wal Hidayah
TENTANG
Ditetapkan di : Palembang
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H REKOMENDASI KONGRES - 26
04 Agustus 2008 M HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Waktu : 11:50 WIB

Bismillahirrahmanirahim

PIMPINAN SIDANG Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :

MENIMBANG : Bahwa Himpunan Mahasiswa Islam


memandang perlu memberikan sikap dan
pandangan tentang beberapa masalah nasional
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN dan internasional di bidang IPOLEKSOSBUD,
STEERING COMITTE BADKO NAD Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan
Kepemudaan serta masalah lainnya, maka
dipandang perlu menetapkan Rekomendasi
HMI.

ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI MENGINGAT : 1. Pasal 4, 5 dan 19 Anggaran Dasar
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN 2. Pasal 11, dan12 Anggaran Rumah Tangga

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi B (Interen


Organisasi) pada tanggal 30 Radjab 1429 H
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA M, di Palembang

2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres


ke-26 HMI pada tanggal 30 Radjab 1429 H
FITRIANI bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
CABANG LHOKSEUMAWE M, di Palembang

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Mengesahkan Rekomendasi Kongres Ke – 26


HMI di Palembang

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
40 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 41

Billahi Taufiq Wal Hidayah KETETAPAN


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Ditetapkan di : Palembang NOMOR :12/ K-26/ 07/ 1429
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H
04 Agustus 2008 M TENTANG
Waktu : 11:32 WIB
PROGRAM KERJA NASIONAL
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

PIMPINAN SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Bismillahirrahmanirahim

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap


Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :

SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN MENIMBANG : 1. Bahwa mencapai tujuan HMI, maka
STEERING COMITTE BADKO NAD dipandang perlu disusun suatu usaha yang
teratur dan berkesinambungan dalam bentuk
Program Kerja Nasional (PKN).

2. Bahwa untuk itu perlu menetapkan Program Kerja


ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI Nasional (PKN).
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
MENGINGAT : 1. Pasal 4, 5 dan 19 Anggaran Dasar
2. Pasal 11, dan12 Anggaran Rumah Tangga

RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi B (Interen
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA Organisasi) pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008 M,
di Palembang

FITRIANI 2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres


CABANG LHOKSEUMAWE ke-26 HMI pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008 M,
di Palembang

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Mengukuhkan Program Kerja Nasional (PKN)


HMI
2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
38 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 39

2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan akan KETETAPAN


ditinjau kembali bilamana terdapat kekeliruan di KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
dalamnya. NOMOR : 11/ K-26/ 07/ 1429

Billahi Taufiq Wal Hidayah TENTANG

Ditetapkan di : Palembang TATA TERTIB PEMILIHAN CALON TUAN RUMAH KONGRES HMI
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H XXVII
04 Agustus 2008 M
Waktu : 11:24 WIB Bismillahirrahmanirahim

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap


Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :
PIMPINAN SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM MENIMBANG : 1. Bahwa untuk menentukan tempat pelaksanaan
Kongres HMI XXVII, maka perlu ditetapkan
tata tertib pemilihan calon tempat
penyelenggaraan Kongres

SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN 2. Bahwa untuk membentuk dan menyusun


STEERING COMITTE BADKO NAD Kepengurus Pengurus Besar HMI Periode 2008-
2010 perlu dipilih Formateur/ Ketua Umum

3. Bahwa untuk membantu Tugas Formateur maka


dipandang perlu memilih mide formateur.
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN MENGINGAT : 1. Pasal 12 Anggaran Dasar.
2. Pasal 11, dan 12 Anggaran Rumah Tangga.

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Tata Tertib Pemilihan Calon


RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI Tuan rumah Kongres HMI XXVI pada tanggal
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA 30 Rajab 1429 H bertepatan dengan tanggal 04
Agustus 2008 M, di Palembang.

MEMUTUSKAN :
FITRIANI
CABANG LHOKSEUMAWE MENETAPKAN : 1. Menetapkan tata tertib pemilihan calon tuan
rumah tempat Kongres XXVII
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan akan
ditinjau kembali bilamana terdapat kekeliruan di
dalamnya.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
36 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 37

Billahi Taufiq Wal Hidayah KETETAPAN


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Ditetapkan di : Palembang NOMOR : 10 / K-26/ 07/ 1429
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H
04 Agustus 2008 M TENTANG
Waktu : 11:20 WIB
TATA TERTIB PEMILIHAN ANGGOTA MAJELIS PENGAWAS DAN
KONSULTASI
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
PERIODE 2008-2010

PIMPINAN SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Bismillahirrahmanirahim

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap


rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :

SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN MENIMBANG : 1. Bahwa dengan berakhirnya masa kepengurusan
STEERING COMITTE BADKO NAD Majelis Pekerja Kongres HMI periode 2006-
2008, dihapuskannya Majelis Pekerja Kongres
dalam AD dan ART HMI serta dibentuknya
Majelis Pengawas dan Konsultasi PB HMI, maka
perlu dibentuk dan disusun Nama-nama Anggota
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN Besar HMI periode 2008-2010.

MENGINGAT : 1. Pasal 12 Anggaran Dasar.


2. Pasal 11, 12, dan 13, 42, 43 dan 44 Anggaran
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI Rumah Tangga HMI.
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Tata Tertib Pemilihan Majelis
Pengawas dan Konsultasi PB HMI pada Sidang
Pleno III Kongres HMI XXVI pada tanggal
FITRIANI 30 Rajab 1429 H bertepatan dengan tanggal 04
CABANG LHOKSEUMAWE Agustus 2008 M, di Palembang.

MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN : 1. Tata Tertib Pemilihan Anggota Majelis Pengwas


dan Konsultasi (MPK) PB HMI Periode 2008-
2010, sebagaimana terlampir

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
34 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 35

Billahi Taufiq Wal Hidayah KETETAPAN


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Ditetapkan di : Palembang NOMOR : 09/ K-26/ 07/ 1429
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H
04 Agustus 2008 M TENTANG
Waktu : 10:52 WIB
SYARAT CALON KETUA UMUM/ FORMATEUR
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

PIMPINAN SIDANG Bismillahirrahmanirahim


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :

MENIMBANG : 1. Bahwa dengan berakhirnya masa kepengurusan


SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN Pengurus Besar HMI Periode 2006-2008, maka
STEERING COMITTE BADKO NAD perlu membentuk dan menyusun Kepengurusan
Pengurus Besar Periode 2008-2010

2. Bahwa untuk membentuk dan menyusun


Kepengurus Pengurus Besar HMI Periode 2008-
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI 2010 perlu dipilih Formateur/ Ketua Umum
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
MENGINGAT : 1. Pasal 12, dan 13 Anggaran Dasar.
2. Pasal 11, 12, dan 13, Anggaran Rumah Tangga.

RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Pleno III Kongres
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA HMI XXVI pada tanggal 30 Rajab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008 M, di
Palembang.

FITRIANI MEMUTUSKAN :
CABANG LHOKSEUMAWE
MENETAPKAN : 1. Syarat Calon Formatuer/ Ketua Umum
Pengurus Besar HMI Periode 2008-2010.

2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan akan


ditinjau kembali bilamana terdapat kekeliruan di
dalamnya.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
32 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 33

Billahi Taufiq Wal Hidayah KETETAPAN


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Ditetapkan di : Palembang NOMOR : 08/ K-26/ 07/ 1429
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H
04 Agustus 2008 M TENTANG
Waktu : 10:45 WIB
TATA TERTIB PEMILIHAN MIDE FORMATEUR
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Bismillahirrahmanirahim
PIMPINAN SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :

MENIMBANG : 1. Bahwa dengan berakhirnya masa kepengurusan


Pengurus Besar HMI Periode 2006-2008, maka
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN perlu membentuk dan menyusun Kepengurusan
STEERING COMITTE BADKO NAD Pengurus Besar Periode 2008-2010
2. Bahwa untuk membentuk dan menyusun
Kepengurus Pengurus Besar HMI Periode 2008-
2010 perlu dipilih Mide Formateur
3. Bahwa untuk membantu Tugas Formateur maka
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI dipandang perlu memilih mide formateur.
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
MENGINGAT : 1. Pasal 12, dan 13 Anggaran Dasar.
2. Pasal 11, 12, dan 13, Anggaran Rumah Tangga.

RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Pleno IIII Kongres
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA HMI XXVI pada tanggal 30 Rajab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008 M, di
Palembang.

FITRIANI MEMUTUSKAN :
CABANG LHOKSEUMAWE
MENETAPKAN : 1. Tata Tertib Pemilihan Mide Formatuer
PengurusBesar HMI Periode 2008-2010.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan akan
ditinjau kembali bilamana terdapat kekeliruan di
dalamnya.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
30 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 31

KETETAPAN
Ditetapkan di : Palembang KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H NOMOR : 07/ K-26/ 07/ 1429
04 Agustus 2008 M
Waktu : 10:25 WIB TENTANG

TATA TERTIB PEMILIHAN KETUA UMUM/ FORMATEUR


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

PIMPINAN SIDANG Bismillahirrahmanirahim


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :

MENIMBANG : 1. Bahwa dengan berakhirnya masa kepengurusan


SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN Pengurus Besar HMI Periode 2006-2008, maka
STEERING COMITTE BADKO NAD perlu membentuk dan menyusun Kepengurusan
Pengurus Besar Periode 2008-2010

2. Bahwa untuk membentuk dan menyusun


Kepengurus Pengurus Besar HMI Periode 2008-
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI 2010 perlu dipilih Formateur/ Ketua Umum
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN

MENGINGAT : 1. Pasal 12, dan 13 Anggaran Dasar.


2. Pasal 11, 12, dan 13, Anggaran Rumah Tangga.
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Pleno III Kongres
HMI XXVI pada tanggal 30 Rajab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008 M, di
Palembang.
FITRIANI
CABANG LHOKSEUMAWE MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN : 1. Tata Tertib Pemilihan Formatuer/ Ketua Umum


Pengurus Besar HMI Periode 2008-2010.

2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan akan


ditinjau kembali bilamana terdapat kekeliruan di
dalamnya.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
28 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 29

kecuali terdapat kekeliruan di dalamnya. KETETAPAN


Billahi Taufiq Wal Hidayah KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
NOMOR : 06/ K-26/ 07/ 1429
Ditetapkan di : Palembang
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H TENTANG
04 Agustus 2008 M
Waktu : 02:50 WIB PENJELASAN MEKANISME PENGESAHAN PENGURUS
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Bismillahirrahmanirahim
PIMPINAN SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :

MENIMBANG : Bahwa untuk memberikan kepastian prosedur


pengesahan Pengurus HMI maka perlu ditetapkan
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN Penjelasan Mekanisme Pengesahan Pengurus HMI.
STEERING COMITTE BADKO NAD
MENGINGAT : 1. Pasal 13 dan 19 Anggaran Dasar
2. Pasal 20 sd 41 dan 51 sd 56 Anggaran Rumah
Tangga

ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi A (Interen
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN Organisasi) pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008 M,
di Palembang
2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI ke-26 HMI pada tanggal 30 Radjab 1429 H
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008 M,
di Palembang

MEMUTUSKAN
FITRIANI
CABANG LHOKSEUMAWE MENETAPKAN : 1. Mengukuhkan tentang penjelasan Mekanisme
Pengesahan Pengurus HMI
2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal
ditetapkannya dan tidak akan ditinjau kembali
kecuali terdapat kekeliruan di dalamnya.

Billahi Taufiq Wal Hidayah

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
26 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 27

PIMPINAN SIDANG KETETAPAN


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
NOMOR : 05/ K-26/ 07/ 1429

TENTANG

SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN PENJELASAN RANGKAP ANGGOTA DAN JABATAN ANGGOTA
STEERING COMITTE BADKO NAD HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Bismillahirrahmanirahim

ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :

MENIMBANG : Bahwa dalam rangka menegakkan tertib


anggota dan pengurus maka perlu dibentuk dan
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI ditetapkan Penjelasan Rangkap Anggota/Jabatan dan
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA Sanksi Anggota HMI.

MENGINGAT : 1. Pasal 10 Anggaran Dasar


2. Pasal 9, dan 10 Anggaran Rumah Tangga
FITRIANI
CABANG LHOKSEUMAWE MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi A (Interen
Organisasi) pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008 M, di
Palembang

2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres


ke-26 HMI pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008 M,
di Palembang

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Mengukuhkan tentang penjelasan Rangkap


Anggota dan Jabatan Anggota HMI

2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal


ditetapkannya dan tidak akan ditinjau kembali

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
24 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 25

KETETAPAN bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008 M,


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM di Palembang
NOMOR : 04/ K-26/ 07/ 1429
MEMUTUSKAN
TENTANG
MENETAPKAN : 1. Mengukuhkan Anggaran Dasar HMI hasil Sidang
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Komisi I (Intern Organisasi) Kongres ke-26 HMI.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
2. Mengukuhkan Anggaran Rumah Tangga HMI hasil
Sidang Komisi I (Intern Organisasi) Kongres
Bismillahirrahmanirahim ke-26 HMI.

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap 3. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya
rahmat dan ridha Allah SWT, setelah : dan tidak akan ditinjau kembali kecuali terdapat
kekeliruan di dalamnya.
MENIMBANG : 1. Bahwa untuk mencapai tujuan organisasi perlu
ditetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Billahi Taufiq Wal Hidayah
Tangga sebagai pedoman pokok perjuangan
HMI. Ditetapkan di : Palembang
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H
2. Bahwa terhadap Anggaran Dasar HMI, hasil 04 Agustus 2008 M
ketetapan Kongres ke-25 di Makassar dianggap perlu Waktu : 13:00 WIB
diadakan perubahan di dalam beberapa pasal sesuai
dengan gerak perkembangan perjuangan HMI.

3. Bahwa terhadap Anggaran Rumah Tangga HMI, hasil


ketetapan Kongres ke-25 di Makasar dianggap perlu
diadakan perubahan di dalam beberapa pasal sesuai
dengan gerak perkembangan perjuangan HMI.

MENGINGAT : 1. Pasal 12 Anggaran Dasar


2. Pasal 11, 12 dan 13 Anggaran Rumah Tangga

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi A (Inter


Organisasi) pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008 M,
di Palembang

2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres


ke-26 HMI pada tanggal 30 Radjab 1429 H

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
22 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 23

Billahi Taufiq Wal Hidayah


KETETAPAN
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Ditetapkan di : Palembang
NOMOR : 03 / K-26/ 07/ 1429 Pada Tanggal : 27 Radjab 1429 H
31 Juli 2008 M
TENTANG Waktu : 00:40 WIB

PENGESAHAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM PIMPINAN SIDANG
PERIODE 2006-2008 KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Bismillahirrahmanirahim

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN
rahmat dan ridha Allah SWT, setelah : STEERING COMITTE BADKO NAD

MENIMBANG : Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Besar


Himpunan Mahasiswa Islam periode 2006-2008
disampaikan dalam sidang Pleno II Kongres ke-26
HMI, telah memenuhi amanah Program Kerja ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
Nasional (PKN) HMI hasil Keputusan Kongres 25 di BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
Makassar

MENGINGAT : 1. Pasal 12 Anggaran Dasar


2. Pasal 11, 12 dan 13 Anggaran Rumah Tangga RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA
MEMPERHATIKAN : Hasil Pembahasan Sidang Pleno II Kongres XXVI
HMI pada tanggal 27 Radjab 1429 H bertepatan
dengan tanggal 31 Juli 2008 M, di Palembang
FITRIANI
MEMUTUSKAN CABANG LHOKSEUMAWE

MENETAPKAN : 1. Mengesahkan dan menerima Laporan


Pertanggungjawaban PB HMI periode 2006 -
2008
2. Pengurus Besar HMI periode 2006 -
2008 dinyatakan Demisioner.
3. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal
ditetapkannya dan tidak akan ditinjau kembali
kecuali terdapat kekeliruan di dalamnya.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
20 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 21

IMAM NASRULLAH SYAHRUL MARHAM


ANGGOTA ANGGOTA
MUSLIMIN AGUSTIA
ANGGOTA ANGGOTA
RENALDI EFFENDI FARHAN SYUHADA
ANGGOTA ANGGOTA
GALIH ENDRADITA
ANGGOTA

RASIAM ROBI MARPAUNG


ANGGOTA ANGGOTA

SULFAH SARI DEWI SYAM DEWI HAYU SINTA


ANGGOTA ANGGOTA

AHMAD NASIR SIREGAR YUSAK FARHAN


ANGGOTA ANGGOTA

ISMAIL S.WEKKE ANDI.SUKMONO KUMBA


ANGGOTA ANGGOTA

AHMAD KADIR TANJUNG HARIS PRASETIYO


ANGGOTA ANGGOTA

PEMIGA ORBA YUSRA RIFAI MALAWAT


ANGGOTA ANGGOTA

DILAH NOVITA ANWAR PUTEH


ANGGOTA ANGGOTA

HASBULLAH KHATIB MARDAN


ANGGOTA ANGGOTA

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
18 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 19

KETETAPAN Billahi Taufiq Wal Hidayah


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
NOMOR : 02/ K-26/ 07/ 1429 Ditetapkan di : Palembang
Pada Tanggal : 25 Radjab 1429 H
TENTANG 29 Juli 2008 M
Waktu : 02:25 WIB
PRESIDIUM SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
PIMPINAN SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Bismillahirrahmanirahim

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap


Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah : BAHARUDDIN HAFID SYARIF ACHMAD
KOORDINATOR SEKRETARIS
MENIMBANG : Untuk Kelancaran dan ketertiban mekanisme
Kongres XXVI HMI, maka dipandang perlu
untuk menetapkan Presidium Sidang Kongres ARIP MUSTHOPA IMAM SYAFI’I
XXVI HMI ANGGOTA ANGGOTA

MENGINGAT : 1. Pasal 12 Anggaran Dasar


2. Pasal 11, 12 dan 13 Anggaran Rumah Tangga DEDING ZAMAH SYARI ADI WIBOWO
ANGGOTA ANGGOTA
MEMPERHATIKAN : Hasil Pembahasan Sidang Pleno I Kongres XXVI
HMI pada tanggal 25 Radjab 1429 H bertepatan
dengan tanggal 29 Juli 2008 M, di Palembang JAILANI NIMRAN ABDURAHMAN
ANGGOTA ANGGOTA
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Presidium Sidang Kongres XXVI HMI yang BETY EPSILON IDROOS MUSLIM HAIDZ
terdiri dari : ANGGOTA ANGGOTA
1. Rahmad Winarto
2. Gunawan Setiadi
3. Rudy Bastian M. ARFAN SURADJI
4. Muhammad Sarki ANGGOTA ANGGOTA
5. Zulfi Pandapotan Nasution
6. Ilham Eka Putra
7. Fitriani ALI SADIKIN MUHAMMAD BALYAH
2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ANGGOTA ANGGOTA
ditetapkannya dan tidak akan ditinjau kembali
kecuali terdapat kekeliruan di dalamnya.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
16 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 17

PIMPINAN SIDANG RASIAM ROBI MARPAUNG


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM ANGGOTA ANGGOTA

BAHARUDDIN HAFID SYARIF ACHMAD SULFAH SARI DEWI SYAM DEWI HAYU SINTA
KOORDINATOR SEKRETARIS ANGGOTA ANGGOTA

ARIP MUSTHOPA IMAM SYAFI’I AHMAD NASIR SIREGAR YUSAK FARHAN


ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

DEDING ZAMAH SYARI ADI WIBOWO ISMAIL S.WEKKE ANDI.SUKMONO KUMBA


ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

JAILANI NIMRAN ABDURAHMAN AHMAD KADIR TANJUNG HARIS PRASETIYO


ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

BETY EPSILON IDROOS MUSLIM HAIDZ PEMIGA ORBA YUSRA RIFAI MALAWAT
ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

M. ARFAN SURADJI DILAH NOVITA ANWAR PUTEH


ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

ALI SADIKIN MUHAMMAD BALYAH


ANGGOTA ANGGOTA HASBULLAH KHATIB MARDAN
ANGGOTA ANGGOTA

IMAM NASRULLAH SYAHRUL MARHAM


ANGGOTA ANGGOTA
MUSLIMIN AGUSTIA
ANGGOTA ANGGOTA
RENALDI EFFENDI FARHAN SYUHADA
ANGGOTA ANGGOTA
GALIH ENDRADITA IRFAN WAHYUDI
ANGGOTA ANGGOTA

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
14 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 15

KETETAPAN
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
NOMOR : 01/ K-26/ 07/ 1429

TENTANG

AGENDA ACARA DAN TATA TERTIB


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Bismillahirrahmanirahim

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap


rahmat dan ridha Allah SWT, setelah

MENIMBANG : Untuk kelancaran dan ketertiban mekanisme


Kongres XXVI HMI, maka dipandang perlu untuk
menetapkan Agenda Acara dan Tata Tertib Kongres
XXVI HMI

MENGINGAT : 1. Pasal 12 Anggaran Dasar


2. Pasal 11, 12 dan 13 Anggaran Rumah Tangga

MEMPERHATIKAN : Hasil Pembahasan Sidang Pleno I Kongres XXVI


HMI pada tanggal 25 Radjab 1429 H bertepatan
dengan tanggal 29 Juli 2008 M, di Palembang

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Agenda Acara dan Tata Tertib Kongres XXVI


HMI, sebagaimana terlampir
2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan dan tidak akan ditinjau kembali kecuali
terdapat kekeliruan di dalamnya.
Billahi Taufiq Wal Hidayah

Ditetapkan di : Palembang
Pada Tanggal : 25 Radjab 1429 H
29 Juli 2008 M
Waktu : 01:49 WIB

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
12 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 13

sebuah perjuangan. Bagi HMI dan bahkan bagi organisasi lainnya yang
melibatkan kader dan massa sekaligus, pola tersebut menjadi factor konstan
agar tetap eksis dalam garis kejuangannya. Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) sebagai organisasi kemahasiswa mempunyai tujuan yang sama
dengan cita-cita bangsa Indonesia yaitu terwujudnya masyarakat yang adil
dan makmur, maka tidak berlebihan jika HMI diposisikan sebagai miniatur
Indonesia yang bisa menjembatani antara kebijakan Negara dan kepentingan
rakyat, namun tidak berarti bahwa karena pola dan gerakan yang sama
serta merta HMI diposisikan sebagai kurir Negara. Tapi tidak lebih sebagai
cita-cita dan tanggung jawab kemanusiaan dalam rangka mewujudkan
harapan masyrakat Indinesia yaitu hidup dalam keadilan dan kemakmuran.
Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI pada bab “keadilan ekonomi dan
keadilan social” mengamanahkan bahwa harus ada sekelompok orang yang
terorganisir melakukan kerja-kerja kemanusiaan dalam rangka mewujudkan
keadilan dan kemakmuran, dalam konteks ini Negara diposisikan sebagai
posisi terpenting dan yang paling bertanggung jawab terhadap
kesejahteraan rakyatnya. Maka tidak salah jika HMI di setiap
perjuangannya adalah perjuangan yang selalu berorientasi pada rakyat BAGIAN KEDUA
yang secara garis besar menyorot kebijakan Negara yang berbasis pada KONSIDERAN
kedilan dan kemakmuran. Allahu A’lam bissawab.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
10 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 11

Paradigm”. Suatu istilah yang secara umum sebagaimana Djohar (1994 : 2-4) tatanan dibanding sistemik procedural Berpikir perspektif dengan pola berpikir
dalam makalah menguraikannya sebagai berikut : Kompleksitas dari pada deduktif yang dipadukan dengan logika kritisisme Sebagai dasar dalam
Simplisitas, yang merupakan dasar pergeseran berikutnya. Artinya, kompleksitas pembedahan kecenderungan perubahan Sebagai dasar mengarahkan HMI tetap
dalam kehidupan modern ini perlu disikapi oleh berbagai paradigma baru yang dan atau sebagai bahagian dari masyarakat masa datang sekaligus ikut
diasumsikan lebih fungsional dan kondusif. Heterarkhi dari pada Hirarkhi, menentukan proses perubahan. Term mengandung makna militansi atau
bahwa kehidupan yang semakin kompleks memerlukan sikap kesungguhan (Mujahadah), keteguhan atau persistensi (istiqamah), dalam
mengaktualisasikan heterarkhi dibanding herarkhi yang kaku. Konsep heterarkhi menata perjuangan HMI secara singkat, ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu
lebih menonjolkan pada sistem jaringan kerja yang partisipatif integrative. : pertama, perjuangan moral dan kedua, perjuangan struktur sumberdaya.
Holografik dari pada Mekanik, di mana kehidupan yang semakin kompleks Perjuangan moral adalah usaha yang dilakukan oleh setiap kader dalam
dibutuhkan sikap holografik dari pada mekanik. Pola mekanik yang sistematis mengimplementasikan nilai-nilai dasar dalam tata kehidupan social. Perjuangan
berakibat pada kerutinan dan tidak akan ada inovasi. Pola holografik moral juga adalah bentuk tertinggi perjuangan politik. Yang ditandai dengan
mengembangkan prilaku discoveri dan inkuiri, yang berakibat terjadinya perjuangan symbol-simbol yang baik dan yang buruk, yang bagus dan yang jelek,
dinamika akademik, kreativitas dan inovasi.Indeterminet dari pada Determinet, yang berguna dan yang tidak berguna. Dalam memperjuangkan simbol-simbol
bahwa kehidupan yang semakin kompleks memerlukan sikap dan pola tersebut memerlukan strategi dan taktik yang jitu, sebab kalau tidak maka dapat
kehidupan yang menghasilkan fleksibelitas bukan keajegan yang mewaris yang berakibat menghancurkan diri sendiri yang berujung pada kehancuran tata nilai
menghasilkan rigiditas. Kelenturan yang lebih adaptif terhadap kehidupan yang moral kejuangan sebuah organisasi. Perjuangan struktur sumberdaya, atau biasa
semakin kompleks. Mutual causal dari pada Linearly causal, bahwa kehidupan diistilahkan arbitrer adalah kompetisi dalam perebutan sumberdaya politik,
yang semakin kompleks sulit ditarik liniaritasnya. Kompleksitas mencerminkan ekonomi, dan legitimasi (hukum) perjuangan dalam bentuk ini yang banyak
banyaknya unsur yang terkait dengan suatu sistem kehidupan, yang kedudukan menyerap energi umat manusia, pertarungan, konflik dan konfrontasi berjalan
dan peran dari unsur-unsur itu dalam sistem kehidupan tidak selalu menunjukkan secara konstan dari masa ke masa setiap saat, dan tak kenal henti berada dalam
keterkaitan liniar. Menarik liniaritas dalam sistem kehidupan yang kompleks aras yang panas tersebut. Disinilah kebanyakan umat manusia menghabiskan
dapat menghasilkan salah konsep. Morfogenesis dari pada Assembly, di mana hidupnya bertafaqur dalam dunia politik yang mana cita-citanya adalah dalam
morfogenesis menghasilkan pembudayaan nilai-nilai dalam banyak hal melalui rangka memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan yang didambakan oleh setiap
sosialisasi, yang hasilnya lebih mendasar dan kokoh dari pada sekedar hasil masyrakat. Oleh karena itu, tidak mungkin mengabaikan perjuangan politik
rakitan. Morfogenisis juga mengisyaratkan terjadinya diferensiasi organisasi dan dalam rangka control sumberdaya yang tersedia. Sumber konflik dalam
koordinasi yang berorientasi pada fungsi. Diferensiasi merupakan cermin perjuangan ini biasanya muncul akibat kelangkaan atau ketimpangan penguasa.
fluralitas, sedangkan organisasi dan koordinasi merupakan cermin pengendalian HMI melakukan peran perjuangannya, baik dalam perjuangan moral maupun
ke arah terjadinya fungsi kegiatan yang optimal. Juga memuat konsep integral perjuangan politik, tidak memandangnya sebagai dua hal yang saling
atau keserentakan, artinya proses dilaksanakan secara serentak oleh unsur-unsur bertentangan tetapi moral dan politik adalah dua hal yang harus selalu seiring
pendukungnya sesuai fungsi masing-masing secara terkoordinasi.Perspektif dari sejalan dan saling menopang antara satu dengan lainnya. Pokok kata, tidak ada
pada Obyektif, bahwa sikap obyektif merupakan dambaan akademik tetapi dualisme bagi HMI, yang ada, dualitas perjuangan tersebut yang saling
dalam menghadapi kehidupan yang semakin kompleks paradigma obyektif telah pelengkapi. Memang diakui bahwa tidak mudah menyatukan antara perjuangan
ditinggal dan lebih fungsional digunakan paradigma perspekrif. Berarti dalam moral dan perjuangan struktur sumberdaya dalam satu barisan, namun politik
kehidupan modern yang unggul adalah yang mampu melihat ke depan. tanpa moral akan meruntuhkan seluruh susunan masyarakat yang sudah susah
Kelihatannya memang sejumlah paradigma perubahan itu telah dikonstruksi payah dibangun. Begitu pula perjuangan moral tanpa politik adalah kenaifan yang
sedemikian rupa guna memenuhi pencarian terhadap identitas perubahan yang bisa berakibat fatal bagi pejuangnya sendiri. Mengutip pendapat Dahlan
tengah terjadi sekaligus untuk menjawab ketidakpastian. Bagi HMI, seperlunya Ranuwiharjo, bahwa dalam setiap perjuangan wajib hukumnya adanya
menempatkan sejauh term paradigma ini menjadi fungsional dalam hal-hal kepemimpinan, dan lebih rinci beliau menyebut ada enam pola kepemimpinan
sebagai berikut : Sebagai kerangka filosofis dalam menafsirkan realitas Sebagai yaitu : iman yang kokoh, ilmu pengetahuan yang luas, idiologi politik yang jelas,
pilihan akademis menyadari perubahan Sebagai dasar dari struktur makna organisasi yang rapih, strategi-taktik yang tepat, dan kemampuan teknis/
terhadap sejumlah persoalan sesuai tingkat-tingkat nilai Sebagai dasar berpikir teknologis yang memadai. Pola ini bergerak simultan dan saling terkait dalam

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
8 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 9

Dilihat dari segi kebangkitan HMI, maka dalam pandangan subjektifitas Hijrah psikologis yaitu bentuk Hijrahnya pada bidang PERADABAN bukan
organisasi HMI merupakan satu-satunya organisasi potensial Islam di tingkat KEBUDAYAAN.
pemuda-Mahasiswa yang berwatak perubahan dan pejuang. Betapa tidak, HMI
ditopang oleh dua sendi dasar yang membentuknya. Pertama “ nilai ke-Islaman”, Nilai Kebangsaan Epicetrum dinamika pertumbuhan suatu bangsa adalah
kedua “ nilai kebangsaan”. Kedua nilai normatif tersebut secara filosofis dan organisasi, sementara salah satu bentuk terbaik kemajuan adalah modernisasi yang
historis memang memiliki pembenaran normatif-teoritis untuk itu. Apalagi dalam merupakan pra kondisi menghadirkan dinamika baku dalam organisasi. Organisasi
kerangka kehidupan ber-HMI, nilai-nilai tersebut memungkinkan seluruh elemen bersendikan vitalitas atas suatu usaha betapapun kecilnya sehingga segala potensi
yang melengkapi konstruk organisasi selalu kelihatan dinamis, kreatif, inovatif yang mungkin ada dalam tubuh organisasi dapat digalang secara efisien, terpadu
dengan komitmen kepada perubahan menuju perkembangan kualitas hidup baik dan berkesinambungan. Perkembangan Indonesia dalam sebuah proses yang
lahir, terlebih bathiniah. “Nilai Ke-Islaman” Sebagaimana Islam (Ad-dienul Haq) mengarah pada Negara modern, peran serta HMI tidak bisa dinapikan apalagi
mengajarkan kepada umat manusia untuk hidup memperkaya khazanah ilmu dipandang sebelah mata, sebab HMI adalah organisasi perjuangan mahasiswa
pengetahuan dan mempertinggi derajat kemanusiaan, serta harkat dan martabat yang mampu mengisi setiap momentum perubahan sejarah bangsa ini. Nilai
melalui peningkatan kualitas peradaban. Dengan begitu HMI sebagai bagian perjuangan HMI yang terlembagakan pada konstitusinya berorientasi pada
dari umat Islam Indonesia menjadi memiliki kekayaan bathin dalam bentuk energi kesejahteraan manusia tanpa terkecuali oleh karenanya setiap generasi dan
psikologis yang dengannya memungkinkan pula para kader HMI melakukan kader HMI senantiasa harus memiliki visi perjuangan yang senantiasa dapat
loncatan-loncatan ke depan yang lebih positif sebagai manifestasi motivasi berdialektika dengan platform perjuangan organisasi sesuai posisinya sebagai
dasar dalam kehidupan ber- HMI. Lebih dari sekedar menempatkan Islam organisasi kemahasiswaan dan sosial. Himpunan Mahasiswa Islam sebagai
sebagai ajaran dalam bingkai yang wajib untuk didebati, begitu Islam memasuki bahagian dari masyarakat sipil yang terlembagakan, maka semua peran
pentas wacana historis atau Islam hadir sebagai sesi pergumulan wacana perjuangannya diorientasikan untuk membela kepentingan bangsa yang telah
dalam konteksnya sebagai paradigma hidup, bagi HMI, Islam merupakan dirumuskan dalam setiap peran perjuangan organisasi. Namun demikian, hal
sumber semangat inspirasi hingga pada tingkat “ menjadi” sosok bauran dengan yang tidak dapat dihindari adalah sebuah kenyataan bahwa seringkali tafsir dan
realitas yang harus diwujudkan berdasarkan sifat dan kualitasnya yang demikian komitmen perjuangan organisasi tidak selamanya sesuai dengan harapan. Dan hal
dibutuhkan dalam masa depan umat manusia. yang selalu menjadi jebakan yang kuat terhadap gerakan organisasi adalah sulitnya
Pemahaman dan gerak kearah implementasi nilai kejuangan HMI akan HMI keluar dari arus politisasi ketika berdialektika dengan kekuasaan. Karena
membawa Islam dan masyarakat Indonesia untuk senantiasa memiliki gairah kuatnya arus politisasi dalam gerakan HMI, maka seyogyanya HMI harus
yang tidak akan pernah putus “seperti sinar matahari yang tak kunjung redup” melakukan pergeseran paradigma gerakan, upaya ini untuk mengembalikan HMI
pada kualitas pemahaman inilah HMI sebagai wadah, dan kader penggerak di hati bangsa yang tengah diperjuangkannya. Akan halnya dengan itu, salah
kehidupan organisasi menjadi tidak terpisahkan dengan realitas sosial. satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap gerakan dan kehidupan HMI
Kontekstualisasi lebih jauh dari pola pemahaman serta aktualisasi kekaderan adalah soal cara pandang hingga pun kita berbicara soal paradigma. Penggunaan
HMI di semua segmen kehidupan kemasyarakatan telah mewujudkan istilah ini di HMI menuntut konsekuensi HMI saat ini juga dalam masa transisi
HMI sebagai wadah yang selalu mengartikulasikan potensi kadernya dalam sebagai yang dialami banyak organisasi lainnya. Artinya, HMI yang dalam
mengembang tugas-tugas kemanusiaan sebagai nabi-nabi sosial. Di konteks kelampauannya memiliki kebesaran di pentas sejarah Negara-bangsa.
samping Islam memperkenalkan lewat ajarannya sejumlah Saat ini, dalam masa transisi yang ditandai gelombang ketidakpastian
tesis orientasi kehidupan manusia, Islam juga tidak luput dalam (unpredictable) perubahan harus pula berani mengatakan “siap menjadi organisasi
memberikan tekanan terhadap peningkatan peradaban umatnya (dapat dilihat kecil”. Sebagai satu bentuk usaha untuk menempatkan HMI sebagai organisasi
dalam catatan sejarah peradaban manusia di mana peradaban Islam pernah yang sangat dekat dengan rakyat serta peduli terhadap kesulitan-kesulitan hidup
sampai dan menguasai daratan Eropa, Afrika dll. Baca Sirah Nabayiah) disini Ali yang sedang dialaminya. Sebagai bahagian dari upaya untuk menjawab ketidak
Syariati menegaskan satu dari sekian dimensi gerak Islam, yakni Hijrah. Bahwa pastian perubahan yang sedang berlangsung di tengah masyarakat Indonesia
tidak ada suatu masyarakat bisa besar dalam peradaban tanpa melakukan proses sebagaimana dimaksudkan di atas, oleh Peter Schwarts dan James Ogilvy (1979)
Hijrah mulai dari yang tertua Sumeria hingga Amerika yang termuda. Namun menawarkan alternatif pilihan paradigma gerakan sebagai dasar orientasi dalam
perlu juga ditegaskan bahwa dibanding Hijrah geografis, lebih penting adalah melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan yang dikenal dalam istilah “Emergent

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
6 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 7

PENJELASAN
TEMA KONGRES HMI XXVI

Dilihat dari segi usianya, HMI kini berusia kurang lebih 63 tahun.
Suatu rentang usia yang jika diibaratkan seorang anak manusia
hero maka dapat diartikan bahwa pada satu sisi intensitas
dinamika tinggi yang pernah ada, itu sudah mulai menyurut, tapi
pada sisi lain setelah lima belas tahun melampaui usia heroik
ibarat seorang pemuda tentu saja memiliki kematangan proses
hidup dari suka duka yag pernah dilalui. Dengan suatu titik
pandang tertentu, tidak sepenuhnya benar jika HMI diilustrasikan
seperti anak manusia di atas, oleh karena anak manusia berproses
pada satu substansi kesadaran saja, sedangkan HMI dipandu oleh
sekian ribu kesadaran dengan latar belakang sosio-historis
dan sosio-kultural yang berbeda-beda yang juga akan banyak
mempengaruhi individu kadernya. Akan tetapi dari suatu
titik pandang universalisme, manusia dengan nilai yang
disandangnya menjadi tak memiliki jarak substansial dengan
pranata yang dibentuknya sebagaimana pranata merupakan
wujud dari tuntutan kesadaran individu melembaga secara sosial
dalam bentuk organisasi. hal di atas berarti terdapat kesadaran
universal yang memandu jalannya sejarah individu maupun
sejarah sosial yang telembagakan dalam suatu organisasi (baca
: Sayyid Hossein Nasr, Murtadha Mutahhari dan Karen Armstrong)
yakni pikiran universal atau Nous (baca : nilai; pen.) jika pranata
sebagai sebuah pelembagaan diartikan sebagai bentuk penyatuan
harapan (Baca : Peter L Berger), maka nilai pun demikian dapat pula
diartikan sebagai bentuk pelembagaan bagi harapan universalisme
umat manusia menyatu sekaligus meruntun jalan keselamatan.
Lebih tegasnya dijelaskan sekali lagi bahwa klembagaan sosial tidak lebih
sebagai sebuah formalisme semata menyatukan individu-individu ke dalam
berbagai kelompok sosial mansyarakat manusia meruntun dan mengarahkan
cita-cita bersama sebagai konsekuensi logis dalam arti pembuktian kerja
kemanusiaan atas perjanjian Profetik (Q.S.7 : 172, S. 20 : 14, S. 30 : 30). Sebuah
Refleksi Terhadap Tradisi dan Gerakan HMI.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
4 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 5

BAGIAN PERTAMA
PENJELASAN
TEMA KONGRES HMI XXVI
MENGUKUHKAN NILAI KEJUANGAN HMI;
MEWUJUDKAN INDONESIA ADIL MAKMUR

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
2 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 3

DAFTAR ISI

1. Daftar Isi ………………………………………………………… 3


2. Bagian Pertama, Penjelasan Tema Kongres HMI XXVI ……….. 5
3. Bagian Kedua, Konsideran ....…………………………………… 13
4. Bagian Ketiga, Agenda Acara Kongres HMI XXVI …………..... 93
5. Bagian Keempat, Tata Tertib Kongres HMI XXVI …………….. 103
6. Bagian Kelima, Anggaran Dasar HMI …………………………. 109
7. Bagian Keenam, Anggaran Rumah Tangga HMI ……………..... 119
8. Bagian Ketujuh, Memori Penjelasan Islam sebagai Azaz HMI ... 165
9. Bagian Kedelapan, Tafsir Tujuan HMI ………………………..... 171
10. Bagian Kesembilan, Tafsir Independensi HMI ………………..... 181
11. Bagian Ksepuluh, Program Kerja Nasional HMI ………………. 189
12. Bagian Kesebelas, Rekomendasi Kongres HMI XXVI ……….... 203
13. Bagian Kedua belas, Penjelasan Rangkap Anggota/Jabatan dan
Sanksi Anggota …………………………………………………. 239
14. Bagian Ketiga belas, Penjelasan Mekanisme Pengesahan
Pengurus HMI ............................................................................... 249
15. Bagian Keempat belas, Atribut Organisasi HMI ………………. 257
16. Bagian Kelima belas, Pedoman Perkaderan HMI Hasil Kongres
XXV .............................................................................................. 271
17. Bagian Keenam belas, Pedoman Kepengurusan HMI ..………… 343
18. Bagian Ketujuh belas, Pedoman Lembaga Pengembangan Profesi…. 451
19. Bagian Kedelapan belas, Pedoman Dasar Badan Pengelola Latihan
HMI ............................................................................................... 483
20. Bagian Kesembilan belas, Pedoman Dasar Badan Penelitian dan
Pengembangan HMI …………………………………………… 505
21. Bagian Kedua puluh, Tata Tertib Pemilihan Formatur/Ketua Umum
PB HMI Periode 2008 - 2010 ……………….................................. 519
22. Bagian Kedua puluh Satu, Tata Tertib Pemilihan Mide Formatur
PB HMI Periode 2008 - 2010 …………………………………… 523
23. Bagian Kedua puluh Dua, Tata Tertib Pemilihan Anggota Majelis
Pengawas Dan Konsultasi (MPK) PB HMI Periode 2008 – 2010 .......... 527
24. Bagian Kedua puluh Tiga, Tata Tertib Pemilihan Calon Tuan Rumah
Kongres HMI XXVI ……………………………………………… 531

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 1

HASIL-HASIL KONGRES XXVI


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Tema :
MENGUKUHKAN NILAI KEJUANGAN HMI;
MEWUJUDKAN INDONESIA ADIL MAKMUR

Palembang, 28 Juli - 5 Agustus 2008

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI

Anda mungkin juga menyukai