Novita
Novita
AdminID
Istilah yang digunakan untuk Administrative Identification.
Administrator
Administrator, pengelola administrasi, dalam jaringan disebut juga dengan admin.
Yaitu account atau ...
Administrivia
Beberapa tugas administratif yang kebanyakan berhubungan dengan perawatan
layanan mailing list, ...
Administrative Domain
Kelompok host, router, dan jaringan yang menghubungkannya, yang dioperasikan dan
dikelola oleh ...
Administrative Contact
Orang yang memiliki hak untuk berkomunikasi dengan pihak lain mengenai hal-hal
yang bersifat ...
MySQL Untuk Pengguna, Instalasi dan Konfigurasi Menguasai Oracle SQL dan
Administrator, dan Jaringan Komputer PL/SQL
Pengembang Aplikasi Web
Harga : Rp. 49.000.- Harga : Rp. 40.000.- Harga : Rp. 45.000.-
Perkataan, istilah, dan pengertian Administrasi yang kita kenal sekarang di Indonesia berasal dari
Eropa Barat/Eropa Kontinental, melalui periode penjajahan Belanda, dimana Belanda merupakan
salah satu bangsa yang terdapat dalam wilayah Eropa Barat.
Dasar peradaban (sivilisasi) dan kebudayaan (kultur) dari bangsa-bangsa Eropa Barat adalah
kebudayaan dan peradaban Rumawi, yang mengalami kemajuan pesat setelah dipengaruhi oleh
Kebudayaan Yunani Klasik.
Pada awalnya, Bangsa Rumawi menerjemahkan istilah-istilah Yunani ke dalam bahasa Rumawi,
yakni Bahasa Latin, dengan cara mengadopsi ide-ide dan pengertian Yunani klasik secara apa
adanya. Lambat laun bangsa Rumawi mengembangkan sendiri Filosofi, Ilmu Pengetahuan,
Hukum, Sistem Politik, dll, yang akhirnya menjadi dasar dari peradaban dan kebudayaan bangsa-
bangsa Eropa Barat selama 15 abad dan sampai sekarang masih nampak pengaruhnya, misal:
1) Hukum-kodifikasi hukum yg kita kenal sekarang;
2) Sistem Pemerintahan – Republik; dan
3) Sistem Legislatif- DPR .
Adapun sistem sosial, sistem kenegaraan, sistem perekonomian dilakukan melalui kegiatan-
kegiatan unit-unit organisasi (administratio) yang masing-masing dipimpin oleh administrator.
Administrator sebagai yang memimpin suatu administratio atau unit organisasi, bertanggung
jawab kepada Pemilik/Majikan/Atasan(Maestro), yang memberikan tugas, kewajiban, dan
pengarahan-pengarahan kepadanya.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya kepada Maestro,maka Administrator harus
melakukan administer ( melayani, mentaati) terhadap majikan dan melakukan segala sesuatu
sesuai kebijaksanaan majikan tersebut sambil menjalankan administrare (yaitu
menyelenggarakan Tata usaha: registrasi, inventarisasi, pembukuan, dokumentasi,
korespondensi, kearsipan) untuk mempertanggung-jawabkan segala sesuatunya yang telah
dilakukan menurut prosedur dan formalitas tertentu (mis: membuat berita acara, laporan). Untuk
menggerakkan personil dalam rangka melakukan kegiatan-kegiatan organisasi yang dipimpin
maka Administrator melakukan administro yang berarti memimpin, mengatur, mengemudikan.
Istilah yang digunakan bagi administrator pada umumnya adalah: direktur, direksi.
Di Inggris perkembangannya berbeda sekali dari Eropa Kontinental. Di Inggris seorang
administrator atau direktur disebut Manager. Jika pangkatnya tinggi sehingga ikut bertanggung
jawab langsung kepada pihak pemilik organisasi/perusahaan, disebut Managing Director.
Sedangkan director dalam bahasa Inggris/Amerika, oleh kita dan juga Belanda disebut Komisaris
(Commissaris).
Pengertian Direktur yang sering dengar dan gunakan, dalam bahasa Inggrisnya disebut manager.
Personnel Management (bhs.Ingg/Am), dalam bahasa Indonesia disebut Administrasi Personil,
yang mencakup organisasi urusan personil, tata-usaha personil, dan pengelolaan personil.
Pengelolaan sendiri dalam bhs.Inggris disebut management, akan tetapi management yang
berbeda tingkat serta sifat dari ketatalaksanaan dan administrasi. Administrasi adalah manajemen
yang paling tinggi. Financial management, diterjemahkan dengan Administrasi Keuangan, yang
terdiri atas organisasi urusan keuangan, tatausaha keuangan, dan pengelolaan keuangan.
Company management adalah Direksi Perusahaan, Company Manager adalah Direktur
Perusahaan. Business Management adalah Pimpinan Perusahaan/Bisnis, sedangkan Business
Administration adalah Administrasi Bisnis/Niaga.
Adminster : melayani, mentaati terhadap majikan dan melakukan segala sesuatu sesuai
kebijaksanaan majikan
Administrare :menyelenggarakan Tata Usaha: registrasi, inventarisasi, pembukuan, dokumentasi,
korespondensi, kearsipan
Administratio : kegiatan-kegiatan unit-unit organisasi
Administro : memimpin, mengatur, mengemudikan. (leadership, management)
Untuk lebih memahami istilah-istilah dalam administrasi maka di bawah ini diuraikan sebagai
berikut:
ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
Pada umumnya orang akan berpendapat bahwa terdapat perbedaan antara administrasi dan
manajemen. Untuk membedakan arti kedua kata tersebut, di bawah ini dibuat suatu tabel agar
memudahkan dalam membandingkannya.
Administrasi adalah bagian dari manajemen dan sebaliknya manajemen juga bagian dari
administrasi. Kedua hal tersebut benar, tergantung dari tempatnya atau negaranya:
Di Eropa Daratan ( Jerman, Bld, Perancis, Itali) dikatakan manajemen bagian dari administrasi
Di Inggris dikatakan Administration bagian dari management
DI INDONESIA Istilah adm. berasal dari Bhs.Bld “ administratie”, yang terdiri dari: organisasi,
tata usaha, dan pengelolaan. Istilah management di Indonesia adalah Istilah Inggris, yang berasal
dari AS.
Jika mempertimbangkan kedua aspek tersebut dari segi kebudayaan, dimana Indonesia sangat
lama dijajah Belanda, maka memahami administrasi perlu lebih ditekankan dimana berpikir
secara administrasi adalah berpikir secara organisasi-tata usaha dan manajemen.
Jika manajemen dipisahkan secara tegas dan terlepas dari administrasi, maka organisasi dan
tatausaha akan tertinggal dan tatausaha dianggap sebagai aspek yang tidak penting.
Di Perancis, manajemen dikembangkan ala sistem AS, tetapi tidak terlepas dari administration,
dimana dikatakan, bahwa” administrasi terdiri atas documentation (tatausaha) dan gestion
(manajemen).
BERPIKIR SECARA ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN ADMINISTRASI
Berpikir secara administrasi adalah berpikir secara mengatur dan menjalankan penyelenggaraan
dari apa yang dikehendaki Pengemban Tugas misalnya pemerintah, pengusaha, atau direksi.
Berpikir secara manajemen adalah berpikir secara mengendalikan, mengerahkan, dan
memanfaatkan segala sumberdaya, yang menurut perencanaan diperlukan untuk mencapai
tujuan.
Administrasi atau tata penyelenggaraan dilakukan dengan membentuk, mengembangkan,
memimpin dan mempergunakan suatu organisasi. Dengan pengertian yang luas tersebut, maka
administrasi juga merupakan manajemen, yaitu “ the overall management of an organization.”
Administrasi dijalankan oleh dan dibawah pimpinan seorang administrator oleh suatu aparatur
yang merupakan suatu organisasi. Dalam praktek, kedudukan administrator dirangkap oleh
pengemban tugas (misal:pemerintah merangkap sebagai administrator negara) atau pengusaha
(misal:pengusaha/pemilik perusahaan merangkap sebagai direktur perusahaan). Oleh sebab itu
banyak yang tidak dapat membedakan antara “pemerintahan” dan “ administrasi negara”, atau
antara “pengusaha bisnis” dan “administrasi bisnis”.
Manajemen dijalankan oleh:
- pekerja biasa (worker), pengamat (supervisor), pemimpin/kepala, manajer, koordinator,
direktur, pengurus, pengusaha, jadi hanya berbeda-beda menurut kedudukan (tingkatan), obyek
atau bidang, dan kekompleksannya
Aspek penting dari administrasi sebagai obyek studi Ilmu Administrasi
Administrasi sebagai fenomena sosial.
Administrasi terdapat dalam suatu organisasi.
Administrasi merupakan suatu kekuatan yang memberi hidup/gerak kepada organisasi.
Penggerak atau kekuatan tersebut disebut administrator.
Administrasi merupakan suatu fungsi tertentu untuk mengendalikan, menggerakkan,
mengembangkan dan mengarahkan suatu organisasi, yang dijalankan administrator dan dibantu
oleh manajer dan stafnya.
Administrasi merupakan sekelompok orang sebagai badan pimpinan (the governing body) dari
suatu organisasi. Misal: The Reagan Administration.
Administrasi merupakan seni yang memerlukan bakat, dan ilmu yang memerlukan pengetahuan
ataupun pengalaman.
Administrasi merupakan proses penyelenggaraan bersama/proses kerjasama antara sekelompok
orang untuk mencapai tujuan dan direncanakan sebelumnya. Kerjasama tersebut melalui
organisasi
Administrasi merupakan suatu jenis tingkah laku sosial tertentu, yang memerlukan sikap serta
kondisi mental tertentu.
Administrasi merupakan suatu praktek atau teknik tertentu, sebagai suatu tatacara melakukan
sesuatu, yang memerlukan kemampuan, ketrampilan, kemahiran.
Administrasi merupakan suatu sistem, yang memerlukan input, transportasi, pengolahan, dan
output tertentu.
Adminstrasi merupakan suatu tipe manajemen, sebagai overall management dari suatu
organisasi, sehingga dikatakan manajemen merupakan inti administrasi.
Manajemen merupakan pengendalian sumberdaya (orang, uang, mesin, materials, metode-cara-
teknik, ruang, tenaga, waktu).
Dalam istilah Administrasi tercakup adanya pesan, tugas, tanggung jawab dan kepercayaan yang
diberikan oleh para pemilik organisasi.
PENGERTIAN ADMINISTRASI DALAM ARTI SEMPIT DAN LUAS
1) Arti sempit: berasal dari kata Administratie (bhs. BELANDA ), yang meliputi kegiatan:
catat mencatat, surat menyurat, pembukuan ringan, ketik mengetik, agenda dsb, yang bersifat
teknis ketatausahaan (clerical work). Dengan demikian tata usaha adalah bagian kecil kegiatan
dari Administrasi.
2) Arti luas: berasal dari kata Administration (bhs. INGGRIS).
a).Leonard D.White: Administrasi adalah suatu proses yang pada umumnya terdapat pada semua
usaha kelompok, negara atau swasta, sipil atau militer, usaha yang besar dan kecil.
b).H.A Simon: Administrasi adalah kegiatan dari kelompok yang mengadakan kerjasama untuk
menyelesaikan tujuan bersama.
c). William H. Newman: Administrasi adalah bimbingan, kepemimpinan, dan pengawasan atas
usaha-usaha kelompok individu, terhadap tercapainya tujuan bersama.
Dengan memperhatikan penjelasan tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa:
CIRI-CIRI ADMINISTRASI adalah sebagai berikut:
a). Adanya kelompok manusia (2 orang atau lebih)
b). Adanya kerjasama dari kelompok tersebut
c). Adanya bimbingan, kepemimpinan, dan pengawasan
d). Adanya tujuan kelompok
Pendapat yang mempersamakan administrasi dan manajemen
a. William H. Newman:
Bukunya berjudul “administrative action”, tapi isinya menyangkut “the techniques of
organization and managemen”.
b. M.E. Dimock :
“Administration or management is a planned approach to the solving of all kinds of problems in
almost eveery individual or group acitivity both public or private”.
Pendapat yang membedakan administrasi dan manajemen
a). Dalton E. McFarland:
Administrasi ditujukan terhadap penentuan tujuan pokok dan kebijaksanaannya, sedangkan
manajemen ditujukan terhadap pelaksanaan kegiatan dengan maksud menyelesaikan/mencapai
tujuan dan pelaksanaan kebijaksanaan.
b). Ordway Tead:
Administrasi sebagai suatu proses dan badan yang bertanggung jawab terhadap penentuan
tujuan, dimana organisasi dan manajemen digariskan. Adminstrasi bersifat lebih menentukan
garis besar daripada suatu kebijaksanaan dan pemberian pengarahan (general polices).
Manajemen , prosesnya adalah bagaimana secara langsung kegiatan-kegiatan dilakukan untuk
merealisasikan tujuan, dengan mengatur tindakan-tindakan tsb. agar dapat tercapai tujuannya.
Hubungan administrasi, organisasi, manajemen, kepemimpinan, pengambilan keputusan,
hubungan antar manusia.
1) Ordway Tead dan Farland:
Administrasi terdiri atas organisasi dan manajemen.
2) Dimock dan Koenig:
Inti Manajemen adalah Kepemimpinan
Inti Kepemimpinan adalah pengambilan keputusan
Inti Pengambilan Keputusan adalah hubungan antarmanusia
KESIMPULAN
Administrasi dapat diartikan dengan arti sempit dan arti luas. Arti sempit sering disamakan
dengan kegiatan ketatausahaan. Arti luas mencakup seluruh aspek kehidupan dalam suatu
organisasi yaitu aspek organisasi, manajemen, komunikasi, informasi, personalia, keuangan,
perlengkapan dan hubungan publik. Ada yang menyatakan administrasi sama dengan manajemen
dan ada pula yang membedakannya, dan untuk menjawab hal tersebut dilihat dari sudut pandang
masing-masing.
BUKU PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI NEGARA KARYA DRS. DARMANTO, M.Si.
Posted in basic | | |
Leave a reply
Top of Form
Name (wajib)
Website
Anti-spam word: (Required)*
To prove you're a person (not a spam script), type the security word shown in the picture.
6
Submit Comment 5
fesionalisme Guru
BAB I
PENDAHULUAN
Segala puji bagi Allah yang membimbing manusia ke jalan yang diridhai-Nya, dan dengannya
pulalah memberikan kekuatan pada kita semua sehingga kami dapat menulis makalah ini dan
mempersentasekannya di depan para peserta seminar.
2 June 2010
Administrasi Pendidikan dalam Profesi Keguruan
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Administrasi pendidikan seringkali disalahartikan sebagai semata-mata ketatausahaan
pendidikan. Namun dari uraian berikut ini akan diketahui bahwa pengertian administrasi
pendidikan sebenarnya adalah bukan sekedar itu. Administrasi pendidikan tidak begitu mudah,
karena ia menyangkut pengertian yang luas. Culberston (1982) mengatakan bahwa Schwab pada
tahun enam puluhan telah mendiskusikan …
2 June 2010
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kepala sekolah memegang peranan penting dalam perkembangan sekolah. Oleh karena itu, ia
harus memiliki jiwa kepemimpinan untuk mengatur para guru pegawai tata usaha dan pegawai
sekolah lainnya. Dalam hal ini, kepala sekolah tidak hanya mengatur para guru saja, melainkan
juga ketatausahaan sekolah siswa, hubungan sekolah …
6 April 2010
Professional Learning Community (PLC)
tugas kepa
Bottom of Form
Rahasia Pintar Matematika
Rumus Cepat Matematika, Modul & Bank Soal, RPP & Silabus. Gratis!
KLIK DI SINI!
Free Download Area
Download Novel Best Seller, Free e-book, Skripsi & Design Graphic.
KLIK DI SINI!
Recent Posts
4. Perlunya untuk pencarian, latihan, dan seleksi kepala sekolah dan supervisor
agar mencapai kualifikasi ketrampiIan dan kemampuan tertentu.
About Author
Write anything about you here!
0 komentar:
Poskan Komentar
Bagaimana Pendapat anda mengenai artikel ini ?
• Beranda
• Tentang saya
4. Perlunya untuk pencarian, latihan, dan seleksi kepala sekolah dan supervisor
agar mencapai kualifikasi ketrampiIan dan kemampuan tertentu.
About Author
Write anything about you here!
0 komentar:
Poskan Komentar
Bagaimana Pendapat anda mengenai artikel ini ?
Reformasi administrasi atau pembaharuan administrasi dilakukan krn ketidakmampuan
administratif utk melaksanakan fungsi-fungsi yg diembannya. Studi yg dilakukan Heady (1995)
menemukan lima ciri yg umum administrasi publik di negara-negara berkembang yaitu:
1. pola dasar (basic pattern) administrasi publik bersifat ciplakan (imitative) daripada asli
(indigenous)
2. birokrasi di negara berkembang kekurangan (difficient) sumber daya manusia terampil
utk menyelenggarakan pembangunan. Kekurangan ini bukan dalam arti jumlah tetapi
kualitas. Yang justru kurang adl administrator yg terlatif dgn kapasitas manajemen
keterampilan-keterampilan pembangunan (development skills) dan penguasaan tesis yg
kurang memadai
3. birokrat lbh berusaha mewujudkan tujuan pribadi dibanding dgn pencapaian sasaran
program. Dari sifat seperti ini lahir Nepotisme korupsi dan penyalagunaan wewenang
4. ada kesenjangan yg lebar antara apa yg hendak ditampilkan dgn kenyataan. Fenomena ini
oleh Rigss disebut formalisme yaitu gejala yg lbh berpegang pada wujud-wujud dan
ekspresi formal dibanding dgn sesungguh dan
5. Birokrasi di negara berkembang acapakali bersifat otonom arti lepas dari proses politik
dan pengawasan masyarakat.
Dari fenomena dan wajah administrasi publik ini maka reformasi atau pembaharuan
administrasi publik menjadi suatu tuntutan dan keharusan.
Berdasarkan kasus administrasi negara di Indonesia oleh Bintoro (1999) mengajukan pada:
1. reformasi kearah sistem politik yg demokratis partisipatif dan egalitarian
2. reformasi ABRI (TNI) sebagai birokrasi pemerintahan
3. reformasi sistem pemerintahan yg sentralistik kearah desentralisasi dan
4. reformasi terhadap upaya penciptaan clean goverment.
Pada buku yg lain Bintoro Tjokroamidjojo (1998) mengatakan bahwa pembangunan administrasi
publik atau reformasi birokrasi pemerintah diarahkan padaprogram-program sebagai berikut:
1. deregulasi dan debirokratisasi ekonomi serta dekonsetrasi dan desentralisasi pemerintah
2. meningkatkan efisiensi birokrasi (termasuk mengurangi pungutan-pungutan tak resmi)
3. mutu orientasi pelayanan dan pemberdayaan birokrasi
4. sistem karier dan efektivitas birokrasi
5. kesejahteraan pegawai dan pelayanan administrasi kepegawaian.
Menurut Riggs (1996) pembaharuan administrasi merupakan suatu pola yg menunjukkan
peningkatan efektivitas pemanfaatan sumber daya yg tersedia utk mencapai tujuan yg telah
ditetapkan. Birokrasi itu sendiri menurut pandangan Riggs merupakan sebuah organisasi yg
konkrit terdiri dari peran-peran yg bersifat hirarkis dan saling berkaitan yg bertindak secara
formal sebagai alat (agent) utk suatu kesatuan (entity) atau sistem sosial yg lbh besar. Dengan
demikian menurut pandangan ini tujuan dari birokrasi ditetapkan oleh kekuasaan di luar
kewenangan birokrasi itu sendiri. Atas dasar ini maka kebertanggungjawaban (accountability)
dari birokrasi dalam menjalankan tugas sangat esensial sifatnya. Oleh krn itu pembaharuan
administrasi akan berkaitan erat dgn peningkatan kebertanggungjawaban dalamproses
pengambilan keputusan atau dalam hal bagaimana sumber daya instrumental dimobilisasi utk
mencapai tujuan
Riggs melihat pembaharuan administrasi dari dua sisi yaitu perubahan struktural dan kinerja
(performance). Secara struktural Riggs menggunakan diferensiasi struktural sebagai salah satu
ukuran. Pandangan ini didasarkan atas kecenderungan peran-peran yg makin terspesialisasi (role
spesealization) dan pembagian pekerjaan yg makin tajam dalam masyarakat modern. Sedangkan
mengenai kinerja Riggs menekankan sebagai ukuran bukan hanya kinerja seseorang atau suatu
unit tetapi bagaimana peran dan pengaruh kepada kinerja organisasi secara keseluruhan. Ia
menekankan penting kerjasama dan teamwork dalam mencapai tujuan.
Sementara Wallis dalam Ginanjar (1997) mengartikan pembaharuan admnistratif sebagai dalam
dimensi;
1. perubahan harus merupakan perbaikan dari keadaan sebelumnya
2. perbaikan diperoleh dgn upaya yg sengaja dan bukan terjadi secara kebetulan atau tanpa
usaha dan
3. perbaikan yg terjadi bersifat jangka panjang dan tak sementara utk kemudian kembali lagi
ke keadaan semula.
Sementara Esman (1995) menunjukkan bahwa memperbaiki kinerja birokrasi harus meliputi
ketanggapan (responsiveness) terhadap pengawasan politik efisiensi dalam penggunaan sumber
daya dan efektivitas dalam pemberian pelayanan. Untuk itu upaya perbaikan administrasi
meliputi peningkatan keterampilan penguasaan teknologi informasi dan manajemen finansial
pengaturan atau pengelompokkan kembali realignment fungsi-fungsi sistem insentif
memanusiakan manajemen (humanising management) dan mendorong partisipasi yg seluas-luas
dalam pengambilan keputusan serta cara rekruitmen yg harus lbh bersifat representatif.
1
• goverment
• syste
• I. Latar Belakang
• Kebutuhan akan administrator TUK yang terampil dan sesuai dengan persyaratan
yang di tentukan oleh LSP Telematika semakin meningkat. Untuk mendapatkan
bukti kompetensi yang kuat, maka dalam kesempatan ini LSP Telematika dan
HAPTI ( Himpunan Asesor dan Pelatih Telematika Indonesia), akan Mengadakan
"Workshop Implementasi Proses Asesmen Berbasis Komputer dengan Aplikasi
ATI 8.2.0 " yang bertujuan untuk membentuk tenaga Administrator yang dapat
menguasai aplikasi Uji kompetensi dan dapat menangani trouble – trouble yang
ada. Sehingga dapat diperoleh hasil administrator yang terampil dan kompeten
dalam tenaga kerja yang berkualitas baik.
•
Update Tanggal : 22/05/2009
Training Implementasi Microsoft SharePoint 2007
• Training ini memberikan bimbingan secara komprehensif kepada para professional yang ingin
mengimplementasikan Microsoft Office SharePoint Server (MOSS) 2007. Materi ini berlangsung
selama 2 hari dengan target peserta adalah Business Application Administrator, Web Administrator,
seorang Server Administrator.Dengan kualifikasi peserta seperti itu, Pusdatin mengirimkan 3 orang
staff IT yang sehari-hari berkecimpung dengan bidang masing-masing diatas, yaitu : Nugroho
Setyabudhi, Eko Nugroho dan Ellis Elyani.
•
• Tujuan yang diharapkan setelah mengikuti training implementasi ini adalah : Peserta mampu
mengenal MOSS 2007 dan memahami arsitekturnya, kemudian mampu merancang dan
mengembangkan web aplikasi pada MOSS 2007, dan yang terakhir adalah mampu melakukan
administrasi dan pemeliharaan aplikasi yang telah dibangun.
• Sebagai tahap awal, peserta dibimbing untuk melakukan pembuatan "container" atau wadah untuk
menyiapkan web aplikasi yang akan dibangun. Sebagai simulasi, dilakukan pengembangan untuk
membuat sebuah portal intranet Departemen Pertanian.
Setelah container terbentuk kemudian dilanjutkan dengan perancangan desain portal yang
bersangkutan. Desain disini mencakup 2 hal yaitu : desain struktur portal serta desain interface. Untuk
desain struktur portal, Portal Intranet ditempatkan sebagai web application utama, sedangkan eselon 1
dan unit-unit dibawahnya ditempatkan sebagai site application sehingga nantinya akan terbentuk 12
site application dalam 1 web application. Session desain ini yang banyak berperan adalah seorang "Web
Administrator".
•
• Dengan selesainya desain dilanjutkan dengan pembuatan masing-masing application pada masing-
masing site application. Kebutuhan application tentunya sangat berbeda-beda untuk masing-masing
site application. Simulasi ini diserahkan pada seorang "Business Application Administrator" untuk
mengatur dan merancang aplikasi-aplikasi yang sesuai.
• Yang tidak kalah penting dari implementasi MOSS 2007 adalah melakukan pemeliharaan aplikasi serta
User and Service Accounts. Untuk tugas ini diserahkan kepada seorang "ServerAdministrators" untuk
membuat hak akses pada masing-masing aplikasi serta administrator masing-masing site application.
•
• Untuk membuat simulasi diatas digunakan 4 unit komputer yang di fungsikan sebagai "server farm"
(kumpulan server) yang bekerja sebagai unit yang menangani fungisnya masing-masing, seperti ada
yang berfungsi sebagai database server, searching and publication server, portal server serta
administrator server. Untuk implementasi sesungguhnya, peran-peran server tersebut dapat
disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
• Training lanjutan yang di rekomenasikan untuk menunjang implementasi MOSS 2007 adalah
Microsoft Management Server serta Network Security. (en-amm)
• 1. Kepemimpinan dalam Konteks Administrasi Pendidikan
• Upaya pemanfaatan sumber daya pendidikan melibatkan berbagai proses dan fungsi dari
Administrasi Pendidikan. Proses atau fungsi tersebut dikemukakan secara berbeda-beda oleh
para ahli, walaupun terdapat beberapa kesamaan. Pada intinya, proses atau fungsi dari
Administrasi Pendidikan tersebut oleh Engkoswara (1987) dikelompokkan atas tiga, yaitu:
perencanaan, pelaksanaan, dan pembinaan/pengawasan. Proses tersebut dikatakannya sebagai
wilayah kerja Administrasi Pendidikan. Dikaitkan dengan permasalahan dalam penelitian ini,
maka kepemimpinan berada pada konteks fungsi pelaksanaan, tepatnya penerapan
kepemimpinan yang dilakukan oleh administrator (dalam hal ini adalah guru). Fungsi
pelaksanaan tersebut, secara skematis dapat dilihat seperti berikut :
P PR PL PNG
M S F M S F M S F
PERENCANAAN
PELAKSANAAN X
PEMBINAAN X
• Gambar 3. Wilayah Kerja Administrasi Pendidikan
• Keterangan :
• PR = Perencanaan
• PL = Pelaksanaan
• PNG = Pembinaan/Pengawasan
• M = Manusia; murid, guru, atau atasan, dan orangtua siswa
• S = Sumber belajar
• F = Fasilitas
• P = Pendidikan
• Sumber : Engkoswara, (1987), Dasar-dasar Administrasi Pendidikan, Jakarta : P2LPTK.
• Dalam proses atau fungsi tersebut tercakup pula kegiatan kepemimpinan dari seorang
administrator, guna pencapaian tujuan pendidikan, dengan memanfaatkan sumber daya yang
ada (manusia, sumber belajar, dan fasilitas). Dalam kegiatan ini diperlukan kegiatan
mempengaruhi orang-orang (pengikut) ke arah pencapaian tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Di antaranya para pakar yang mengemukakan berbagai proses atau fungsi
Administrasi Pendidikan itu, Sergiovanni, dkk. (1987) secara tegas dan eksplisit menampilkan
kepemimpinan sebagai salah satu proses administratif. Hal ini sangat beralasan, karena usaha
mempengaruhi orang-orang (pengikut) dan pendayagunaan unsur pendukung dalam
pencapaian tujuan pendidikan memerlukan pengelolaan yang efektif. Untuk maksud tersebut,
jelas bahwa peranan kepemimpinan memegang peranan yang penting.
• Penyelenggaraan pendidikan melibatkan sejumlah sumber daya pendidikan, terutama guru dan
murid yang mempunyai tujuan secara bersama-sama dan sendiri-sendiri yang akan dicapainya,
di samping tujuan sekolah yang terlibat dalam proses kerja sama untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Untuk menjadikan usaha kerja sama itu berjalan secara efektif dan efisien
maka diperlukan pengaturan tugas dan peran guru maupun siswa, sehingga proses belajar
mengajar yang baik dapat tercipta. Di sinilah letaknya fungsi kepemimpinan dalam
penyelenggaraaan pendidikan (khususnya pada tingkat mikro/kelas).
• Kegiatan kepemimpinan itu adalah mempengaruhi, mengarahkan, dan mengendalikan perilaku
manusia, maka dirasa perlu melengkapi uraian ini dengan kajian tentang perilaku
kepemimpinan. Hal ini dimaksudkan agar kepemimpinan guru dalam penyelenggaraan proses
belajar mengajar khususnya dapat diarahkan kepada upaya pencapaian tujuan dari kegiatan
pengajaran itu sendiri. Untuk itu diharapkan munculnya sifat-sifat kepemimpinan yang efektif
seperti mandiri, kreatif , dan adaptif dalam menghadapi berbagai permaslahan. Dalam hal ini,
Kartini Kartono mengemukakan bahwa fungsi kepemimpinan dalam pendidikan itu antara lain
adalah :
• …mengembangkan dan menyalurkan kebebasan berpikir, mengeluarkan pendapat, baik
secara perorangan maupun secara kelompok, mengembangkan suasana kerja sama yang
efektif dengan memberikan penghargaan dan pengakuan terhadap kemampuan orang-
orang yang dipimpin, mengusahakan dan mendorong terjadinya pertemuan pendapat
dengan sikap harga menghargai, dan membantu menyelesaikan masalah-masalah, baik
yang dihadapi secara perorangan maupun kelompok .16
• 2. Konsep Dasar Kepemimpinan
• Perkembangan ilmu manajemen dewasa ini ternyata tidak lagi terbatas pada dunia bisnis saja
tetapi berkembang juga dalam implementasinya dalam bidang organisasi pendidikan,
organisasi pemerintahan, organisasi proyek-proyek, organisasi bidang hukum ataupun
organisasi lainnya, maka masalah kepemimpinan pun tak akan terlepas, serta akan mengikuti
perkembangannya. Banyak isu yang mengatakan bahwa kegagalan ataupun keberhasilan suatu
organisasi ditentukan oleh pemimpin. Hal ini tak dapat diragukan lagi, sebab telah banyak
hasil-hasil study yang menunjukkan bahwa pola atau gaya kepemimpinan yang terdapat dalam
setiap organisasi merupakan faktor yang berhubungan dengan efektivitas organisasi.
• Sutemeister mengemukakan ada beberapa faktor determinan terhadap produktivitas kerja
antara lain : leadership climate, type of leadership, leaders, dari 33 faktor lain yang
berpengaruh.17 Oleh karena itu telah banyak pula usaha-usaha yang dilakukan untuk
memahami hal-hal yang berkaitan dengan kepemimpinan. Banyak teori yang berfokus pada
gaya kepemimpinan interpersonal, di mana dikatakan bahwa pemimpin yang partisipatif akan
mendapat dukungan lebih banyak sehingga akan lebih produktif. Di samping itu banyak pula
teori yang mencoba untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang dapat menentukan efektif
tidaknya kepemimpinan seseorang. Sejauh ini tidak satupun yang dapat mengidentifikasikan
hal tersebut di atas secara tepat maka sudah tentu kita harus terlebih dahulu memahami apa
sebenarnya yang dimaksudkan dengan kepemimpinan.
• Istilah kepemimpinan diartikan bermacam-macam. Hal tergantung dari sudut pandang dan
konteks pengertian para ahli yang mengemukakannya. Beberapa pengertian kepemimpinan
yang dikemukakan di bawah ini dikaitkan dengan konteks penelitian yang menjadi sasaran.
• Terry mengemukakan bahwa “leading in a necessary of management”18. Selanjutnya
dikatakan pula bahwa “leadership is relationship in which one person, the leader, influences
others to work together willingly on related task to attain that which the leader”19. Dalam arti
bahwa kepemimpinan itu adalah proses mempengaruhi yang dilakukan oleh seseorang
terhadap orang lain untuk dapat bekerja sama dalam mencapai tujuan seperti yang telah
ditentukan terlebih dahulu. Burns mengemukakan bahwa “leadership is influencing followers
to act for certain goals that represent the values and the motivations – the wants and needs,
the aspirations and expectations – of both leader and followers”20
• Lipham mengemukakan bahwa “leadership as the behavior of an individual that initiates a
new structure in interaction within a social system by changing the goals, objectives,
configurations, procedures, inputs, process, or output of the system”21. Pengertian tersebut
menunjukkan bahwa kepemimpinan merupakan wujud tingkah laku individu dalam interaksi
dengan sistem sosial untuk organisasi sangat bergantung pada kepemimpinan yang diperankan
oleh seorang pemimpin. Pengertian ini sejalan dengan pandangan Fiedler dalam Stogdil yang
mendefinisikan kepemimpinan sebagai berikut :
• Dengan perilaku kepemimpinan dimaksudkan pada umumnya adalah beberapa tindakan
khusus, di mana pemimpin itu terlibat dengan cara-cara pengarahan dan
pengkoordinasian pekerjaan anggota kelompok. Keikutsertaan dalam tindakan-tindakan
ini dapat berupa hubungan kerja yang terstruktur dalam menghadapi atau mengkritik
anggota kelompok, dan menunjukkan konsiderasi bagi kesejahteraan dan perasaan-
perasaan anggota mereka.22
• Lebih lanjut Sondang P. Siagian mendefinisikan kepemimpinan sebagai berikut :
• Kepemimpinan sebagai keterampilan dan kemampuan seseorang mempengaruhi perilaku
orang lain, baik yang kedudukannya lebih tinggi, setingkat maupun yang lebih rendah
daripadanya, dalam berpikir dan bertindak agar perilaku yang semula mungkin
individualistik dan egosentrik berubah menjadi perilaku organisasional.23
• Pandangan di atas menyatakan bahwa kepemimpinan itu suatu faktor dari seseorang yang
dapat ditumbuhkan dan dikembangkan. Efektivitas kepemimpinan seseorang itu tidak semata-
mata tertuju kepada bawahan, tetapi secara mendatar dan ke atas.
• Agus Dharma mendefinisikan kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas seseorang
atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan ddalam situasi tertentu.24 “Influencing the
activities of an individual or a group in effort toward goal achievement in given situation”25 .
• Carter V. Good memberikan pengertian yang lebih luas tentang apa sebenarnya hakikat
kepemimpinan itu dalam dua batasan, sebagai berikut :
• 1. The ability and readness to inspire, guide, direct or management others.
• 2. The role of interpreter of interd and objectives of a group the group recognizing and
accepting the interpreter as spokesman.26
• Konsep di atas mengandung arti tidak lain daripada kesiapan mental yang terwujudkan dalam
bentuk kemampuan seseorang untuk memberikan bimbingan, megarahkan, dan mengatur serta
menguasai orang lain agar mereka berbuat sesuatu, kesiapan dan kemampuan kepada
pemimpin tersebut untuk memainkan peranan sebagai juru tafsir atau pembagi penjelasan
tentang kepentingan, minat, kemauan, cita-cita atau tujuan-tujuan yang diinginkan untuk
dicapai oleh sekelompok individu.
• Kimball Wiles mengemukakan “leadership is any contribution to the establishment and
attainmentof group purposes”27 , yaitu menekankan kepemimpinan itu sebagai suatu
sumbangan dari setiap orang yang dapat bermanfaat di dalam penetapan dan pencapaian tujuan
group secara bersama.
• Selanjutnya, Musaazi mengemukakan bahwa “Leadership is concerned with the
implementation of those policies and decisions which assist in directing the activities of an
organization towards its specified goals. Thus leadership is the process of influencing the
activities and behavior of an individual or a group in efforts towards goal achievement in a
given situation”28 .
• Kepemimpinan pada dasarnya merupakan proses mempengaruhi perilaku dan aktivitas
individu atau kelompok serta menyediakan situasi dalam usaha pencapaian tujuan.
• Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa
sehingga tercapai tujuan dari kelompok itu yaitu tujuan bersama.
• Pengertian umum kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang
untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, dan kalau perlu
memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat
membantu pencapaian suatu maksud atau tujuan tertentu.29
• Unsur-unsur yang terlibat dalam situasi kepemimpinan yang dikemukakan di atas adalah :
• a. Orang yang dapat mempengaruhi orang lain di satu pihak.
• b. Orang yang dapat pengaruh di lain pihak.
• c. Adanya maksud-maksud atau tujuan-tujuan tertentu yang hendak dicapai.
• d. Adanya serangkaian tindakan tertentu untuk mempengaruhi dan untuk mencapai maksud
atau tujuan tertentu itu.
• Lebih lanjut, Musaazi mengemukakan bahwa kepemimpinan seseorang itu dipengaruhi oleh
beberapa hal, seperti kepribadian (personality), perilaku (behaviour), gaya (style), motif dan
kebutuhan (needs and motives), serta nilai dan sikap (attitudes and values).30
• Sondang P. Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak
dari pada semua sumber-sumber, dan alat-alat (recourses) yang tersedia bagi suatu
organisasi.31
• Cara kerja seseorang pemimpin agar supaya proses kepemimpinannya berjalan dengan baik,
beberapa langkah yang perlu diperhatikan oleh pemimpin-pemimpin itu adalah sebagai berikut
:
• a. Hendaknya orang yang menjalankan peranan pemimpin jangan sekali-kali mencari
keharuman nama sendiri, dengan memakai bawahannya sebagai alat yang menjalankan
rencananya, melainkan harus memperhatikan semangat berkorban dan ketekunan serta gotong
royong guna mencapai kemajuan.
• b. Pemimpin yang ingin mencapai kemajuan dalam program pendidikan sekolahnya harus
menyadari, bahwa hubungan antar manusia yang baik merupakan landasan penting dalam
kepemimpinannya.
• 3. Beberapa Pendekatan dalam Kepemimpinan
• Uraian di atas telah dikemukakan beberapa konsep tentang kepemimpinan, yang di dalamnya
telah menunjukkan kepada kita bahwa dalam mempelajari masalah kepemimpinan terdapat
beberapa pendekatan. Pendekatan-pendekatan yang sering digunakan untuk mempelajari
kepemimpinan tersebut yaitu 1) pendekatan sifat, 2) pendekatan perilaku, dan 3) pendekatan
kontingensi dan situasional.
• a. Pendekatan Sifat
• Inti dari teori ini adalah bahwa apa yang membuat seorang pemimpin berhasil bersumber dari
kepribadian pemimpin itu sendiri. Kepribadian seorang pemimpin pada umumnya ditentukan
oleh keberhasilan sifat-sifat jasmani dan rohaniahnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk
mengetahui kaitan antara keberhasilan seorang pemimpin dengan sifat-sifat atau
karakteristiknya.
• Berdasarkan pada pemikiran tersebut, timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang yang
berhasil sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Akan tetapi, hasil-hasil
penelitian terdahulu dalam bidang ilmu sosial gagal untuk dapat mengklasifikasikan suatu sifat
kepribadian atau sekumpulan kualitas yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan perbedaan
antara pemimpin dan yang bukan pemimpin.
• Kepemimpinan yang efektif pada dasarnya merupakan salah satu fenomena yang sangat
komplek dalam hubungan antar manusia dan merupakan teka-teki yang tak habis-habisnya
bagi siapa saja yang ingin memahaminya. Oteng Sutisna mengemukakan sifat-sifat
kepemimpinan yang harus dimiliki yaitu 1) kemampuan administrasi yang luas dan
pemahaman tentang tujuan, proses, dan teknologi yang mendasari pendidikan, 2) kreatif , 3)
komitmen, 4) luwes, dan 5) pandangan jauh ke depan.
• Seorang kepala sekolah, guru atau pemimpin lainnya dituntut kreatif dalam menterjemahkan
tuntutan filosofis dan ideologis menurut kebutuhan lingkungannya yaitu, kemampuan dan
kemampuan berlatih untuk sungguh-sungguh pada suatu hal, memperoleh informasinya,
menjaring yang penting, dan menciptakan gagasan baru yang lebih bertanggung jawab
terhadap tugasnya serta berusaha meningkatkan kemampuan profesionalnya secara terus
menerus. Luwes, dalam arti mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan kondisi baru.
• Walaupun demikian, pendekatan sifat ini mendapat kritikan dan banyak kelemahannya untuk
diterapkan dalam setiap organisasi, tetapi cukup penting dipertimbangkan dalam menjalankan
tugas-tugas kepemimpinan. Pendekatan ini telah meletakan dasar untuk munculnya
pendekatan lain yang berpusat pada perilaku pemimpin dalam interaksinya dengan orang-
orang lain dalam kelompok dan organisasi.
• b. Pendekatan Perilaku
• Pendekatan perilaku pemimpin memandang bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari pola
tingkah laku, dan bukan dari sifat-sifat pemimpin. Pendekatan ini melihat dan
mengidentifikasi perilaku yang khas dari pemimpin dalam mengembangkan pengaruhnya
kepada orang lain, asalkan yang bersangkutan mau. Oleh karena itu, dilandasi oleh kemauan,
maka setiap pemimpin dapat mempelajari dan mempraktekan kebiasaan-kebiasaan yang
konstruktif dalam beramah tamah, pengontrolan diri, menjalankan komunikasi dua arah,
melaksanakan pendelegasian wewenang, menghargai pendapat orang lain, serta mau
memperhatikan persoalan yang dihargai orang lain.
• Guna mendapatkan gambaran tentang perilaku pemimpin dikemukakan pendapat para ahli
yang dapat diklasifikasikan melalui beberapa pendekatan dalam kepemimpinan.
• 1) Studi Kepemimpinan Ohio State University
• Studi kepemimpinan ini dilakukan oleh Hemphill dan Coons, yang kemudian oleh Halpin dan
Winer pada tahun 1952 untuk mengukur dua dimensi perilaku pemimpin yaitu memprakarsai
struktur dan pertimbangan.
• Memprakarsai struktur adalah menggambarkan perilaku pemimpin dalam menentukan
hubungan kerja antara pemimpin dengan bawahan dan juga usaha untuk membentuk pola-pola
organisasi, salurkan komunikasi, dan prosedur kerja yang jelas. Sedangkan pertimbangan
adalah menggambarkan perilaku pemimpin yang menunjukkan persahabatan, saling percaya,
penghargaan terhadap gagasan bawahannya, dan saling menghormati pada suatu kelompok
kerja. Dengan mengkombinasikan dua kelompok struktur dan pertimbangan dapat dibedakan
atas empat perilaku yang ditempuh oleh seorang pemimpin yang berperilaku consideration
tinggi dan structure tinggi. Kepemimpinan lain terjadi adalah karena structure dan
consideration sama-sama tinggi dan sama-sama rendah.
• 2) Studi Kepemimpinan yang Dikembangkan oleh MichiganUniversity
• Pada saat hampir bersamaan dengan Ohio University, Pusat Riset Micihigan University
melakukan suatu penelitian. Penelitian ini mengidentifikasikan dua konsep yakni orientasi
produksi (production orientastion) dan orientasi bawahan (employee orientation). Pemimpin
yang menekankan pada orientasi bawahan sangat memperhatikan bawahan, di mana mereka
merasa bahwa setiap karyawan itu penting, dan menerima karyawan sebagai pribadi.
Sedangkan pemimpin yang berorientasi pada produksi sangat memperhatikan hasil dan aspek-
aspek kerja untuk kepentingan organisasi, dengan tanpa menghiraukan apakah bawahan
senang atau tidak. Kedua ini hampir sama dengan tipe otoriter dan tipe demokrtatis.
• 3) Managerial Grid
• Robert L. Blake dan Jane S. Mouton mengembangkan model kepemimpinan yang disebut
managerial grid. Model kepemimpinan ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari konsep
teoritis yang dikembangkan oleh Ohio University, Michigan Univeristy, dan teori dinamika
kelompok. Managerial Grid merupakan kombinasi orientasi dalam kepemimpinan concern for
people and concern for task. Jika disajikan dalam bentuk gambar, kombinasi orientasi
kepemimpinan ini tampak seperti berikut :
HIGH 9
9.9
1.9
COUNTRY CLUB MANAGEMENT TEAM MANAGEMENT
CONCERN
FOR 5
PEOPLE
5.5
ORGANIZATIO
N MAN
MANAGEMENT
9.1
1.1
LOW 0
•
CONCERN FOR PRODUCTION
•
0
LOW
• 59
• Gambar 4. Managerial Grid (Blake & Mouton)
• Sumber:Wahjo Sumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta: Ghalia, 1987:66.
• Gambar tersebut menunjukkan bahwa gabungan dua orientasi kepemimpinan yang berkenaan
dengan hasil dan berkenaan dengan manusia, yang menghasilkan lima perilaku, dapat
digunakan oleh pemimpin dan ada yang menyebut gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan
pertama disebut Country Club Management, yaitu gaya kepemimpinan yang perhatiannya
lebih besar kepada hubungan antara kelompok dengan menunjukkan keramah-tamahan dan
penuh kegembiraan.
• Gaya kepemimpinan kedua disebut Authority Obediene, yaitu kepemimpinan yang otokratik.
Pemimpin hanya mau menghiraukan tentang usaha peningkatan efisiensi pelaksanaan kerja,
tidak mempunyai atau kurang rasa tanggung jawab pada orang-orang yang bekerja dalam
organisasi. Prestasi sangat diharapkan pada gaya ini dan interaksi dilakukan secara kaku
sepanjang kekuasaan. Ketepatan waktu biasanya digunakan untuk memotivasi bawahan. Jika
terjadi konflik, penyesuaian dilakukan secara organisatoris.
• Gaya kepemimpinan yang ketiga disebut Improverished Management, yaitu kepemimpinan
yang perhatiannya ditujukan kepada bahwan dan produksi sangat minim. Dalam menjalankan
tugas, pemimpin memberikan pekerjaan kepada bawahan dengan membiarkan mereka dalam
kesendirian, bersembunyi di balik undang-undang dan peraturan. Pemimpin seperti ini
membatasi diri menyampaikan pesan dari atasan.
• Gaya kepemimpinan keempat disebut Team Management, yaitu orientasi kepemimpinan
terhadap tugas dan manusia sama-sama tinggi. Asumsi yang digunakan adalah tidak ada
konflik antara harapan organisasi dan kebutuhan manusia. Pemimpin yang menggunakan gaya
ini ingin mencapai kondisi produktivitas yang tinggi dan semangat kerja yang tinggi melalui
kerja tim. Karena diasumsikan bahwa jika diberi kesempatan maka manusia akan kreatif. Gaya
kepemimpinan ini menekankan partisipan yang bertanggung jawab dalam perencanaan dan
pelaksanaan kerja.
• Gaya kepemimpinan yang kelima disebut Organization Man Management. Tipe ini
mengasumsikan adanya konflik antara kepentingan tugas dan kepentingan manusia, tetapi
penyelesaiannya didekati secara kompromi. Dengan kata lain, keseimbangan dicapai antara
kepentingan organisasi dan kepentingan individu secara berimbang. Posisi-posisi ekstrim
berusaha menghindari dan yang penting ada keseimbangan. Komunikasi dilakukan baik secara
formal maupun informal. Tipe ini cocok untuk melaksanakan pekerjaan, tetapi tidak memadai
untuk meningkatkan inovasi atau perubahan.
• 4) Kepemimpinan Kontinum
• Robert Tanenbaum dan Waren A. Schmidt mengemukakan gaya kepemimpinan yang dapat
dilukiskan sebagai suatu kontinum, adanya kepemimpinan yang berimbang antara penekanan
pada perilaku yang otoriter, dan yang menekankan pada perilaku demokratis. Rentangan
perilaku tersebut tidak menyatakan perilaku mana yang sesungguhnya, akan tetapi ada dua
kutub yang ekstrim yaitu otoritas dan demokratis.
• Di antara dua kutub tersebut ada beberapa gaya kepemimpinan yang merupakan kombinasi
dari perilaku otoriter dan perilaku demokratis yang tersedia bagi pemimpin. Ia memiliki
fleksibilitas sebanyak yang ia inginkan dalam memiliki gaya kepemimpinan yang efektif
sesuai dengan situasi tertentu perlu dipertimbangkan tiga hal yaitu : 1) kekuatan-kekuatan
yang ada pada pemimpin melatarbelakangi perilakunya, antara lain sistem yang dianutnya,
tingkat kepercayaan pada bawahnnya, dan firasatnya terhadap keselamatan bawahan di saat
menghadapi ketidakpastian, 2) kekuatan-kekuatan yang ada dari bawahan dapat
mempengaruhi perilaku pemimpin, dan 3) kekuatan-kekuatan yang ada pada lingkungan, baik
lingkungan sendiri maupun lingkungan masyarakat.
• c. Pendekatan Kontingensi dan Situasional
• 1) Teori Kepemimpinan Situasional
• Tentang teori kepemimpinan ini dikembangkan oleh Fiedler dan Chemers, yang
menyimpulkan bahwa seseorang menjadi pemimpin bukan saja karena faktor kepribadian yang
dimiliki, tetapi juga dipengaruhi faktor stuasi dan saling hubungan antara pemimpim dengan
situasi. Keberhasilan pemimpin tergantung pada diri pemimpin maupun pada keadaan
organisasi.
• 2) Kepemimpinan Tiga Dimensi
• Teori kepemimpinan tiga dimensi ini dikemukakan oleh William J. Reddin. Teori ini
mengemukakan bahwa kepemimpinan yang efektif hanya dapat dipahami dalam konteks
situasi kepemimpinan. Maksudnya setiap gaya dari empat gaya yang merupakan dasar
kepemimpinan dapat efektif atau tidak efektif tergantung pada situasi. Pada dasarnya gaya
kepemimpinan ini sama dengan kepemimpinan Managerial Grid, yaitu ada empat gaya dasar,
kemudian akan menjadi gaya kepemimpinan. Kedelapan gaya tersebut adalah :
• Gaya dasar integrarted dengan tugas tinggi hubungan tinggi. Akan menjadi gaya eksekutif bila
diekspresikan dalam situasi yang efektif, tandanya ialah memenuhi kebutuhan kelompok
dalam menetapkan tujuan dan bagaimana mencapainya, memperhatikan hubungan dalam
kelompok. Kelompok menjadi kohesif dan bekerja keras. Bila tidak efektif, maka akan
menjadi gaya compromiser yang ditandai dengan selalu memecahkan masalah dengan
mengadakan kompromi antara tugas dan hubungan, sehingga tidak berorientasi pada hasil
yang dicapai.
• Gaya separated, yaitu tugas yang tinggi dan hubungan rendah. Apabila efektif akan menjadi
gaya bureucrat yakni mendelegasikan wewenang pada bawahan untuk mengambil keputusan
tentang apa yang perlu dikerjakan. Apabila tidak efektif akan menjadi gaya deserted yaitu
tidak memberikan struktur jelas dan dukungan moral pada waktu diperlukan.
• Gaya related yaitu hubungan tinggi dan tugas rendah. Gaya ini menjadi efektif bila menjadi
gaya developer yaitu percaya kepada anggota stafnya dan memberikan kemudahan untuk
berkembangnya anggota staf dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Bila tidak efektif maka
akan menjadi gaya missionary yaitu hanya tertarik pada adanya harmoni, dan kadang-kadang
tidak bersedia mengorbankan hubungan meskipun tujuan tidak tercapai.
• Gaya dasar dedicated yaitu tugas tinggi dan hubungan rendah, gaya ini bila efektif akan
menjadi gaya benevolent autocrat yaitu mempunyai tata kerja yang berstruktur, tetapi jelas
tugas untuk bawahan. Bila tidak efektif akan menjadi gaya autocrat yakni semua kebijakan
ditetapkan sendiri tanpa memperdulikan bawahan.
• 3) Teori Kepemimpinan Situasional
• Teori kepemimpinan situasional merupakan teori yang dikembangkan oleh Hersey dan
Kenneth H. Blanchard. Teori ini merupakan perkembangan yang mutakhir dari teori
kepemimpinan dan merupakan hasil baru dari model keefektifan pemimpin tiga dimensi.
• Model kepemimpinan tersebut didasarkan pada hubungan garis langsung di antaranya ada tiga
faktor, yaitu : 1) perilaku tugas (task behavior), maksudnya kadar bimbingan dan arahan yang
diberikan oleh pemimpin, 2) perilaku hubungan (relationship behavior), yaitu kadar dukungan
sosio emosional yang disediakan pemimpin melalui komunikasi dua arah, dan 3) kematangan
(maturity) yaitu tingkat kesiapan yang diperlihatkan bawahan dalam pelaksanaan tugas, fungsi,
atau tujuan tertentu.
• Dari ketiga faktor tersebut yang paling dominan karena tekanan terutama dari teori ini terletak
pada perilaku pemimpin dalam hubungannya dengan bawahan.
• Menurut teori kepemimpinan situasional, gaya kepemimpinan yang efektif jika disesuaikan
dengan taraf kematangan para bawahan secara kontinyu dan meningkatkan pelaksanaan tugas.
Pemimpin hendaknya mengurangi perilaku tugas dan meningkatkan perilaku hubungan sampai
bawahan mencapai tingkat rata-rata kematangan, maka pemimpin harus mengurangi perilaku
tugas dan perilaku hubungan. Keadaan ini berlangsung sampai bawahan mencapai tingkat
kematangan penuh di mana mereka sudah dapat mandiri baik dilihat dari kematangan kerjanya
maupun kematangan psikologis. Dengan demikian pemimpin sudah dapat mendelegasikan
wewenang kepada bawahannya.
• Sehubungan dengan tingkat kematangan bawahan yang dihubungkan dengan perilaku
pemimpin dalam menggerakkan bawahan, di bawah ini dikemukakan empat gaya
kepemimpinan yang dikemukakan oleh Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard, yaitu :
• a) Telling, yaitu perilaku pemimpin dengan tugas tinggi dan hubungan rendah. Pemimpin
membatasi peranannya dan menginstruksikan bawahan tentang apa, bagaiamana, bilamana, di
mana harus melakukan suatu tugas tertentu. Pemimpin juga memberikan pengarahan yang
jelas dan spesifik. Gaya ini sesuai dengan level kematangan yang rendah atau orang yang tidak
mampu dan mau.
• b) Selling, yaitu perilaku tugas tinggi dan hubungan tinggi. Pemimpin masih banyak
memberikan pengarahan dan memberikan dukungan dalam keputusan melalui komunikasi dua
arah. Gaya ini sesuai dengan tingkat kematangan rendah ke sedang, orang yang tidak mampu
tetapi berkeinginan untuk memikul tanggung jawab memiliki keyakinan tetapi kurang
memiliki keterampilan.
• c) Participating, yaitu perilaku hubungan rendah dan tugas rendah. Pemimpin dan bawahan
saling tukar menukar ide dalam pembuatan keputusan melalui komunikasi dua arah, dan yang
dipimpin cukup mampu serta berpengetahuan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan
kepada bawahan. Gaya ini sesuai dengan tingkat kematangan dari sedang ke tinggi. Orang-
orang pada tingkat perkembangan ini memiliki kemampuan, tetapi tidak berkeinginan untuk
melakukan suatu tugas yang dibebankan. Ketidakmauan mereka sering kali disebabkan karena
kurangnya keyakinan.
• d) Delegating, yaitu perilaku hubungan rendah dan tugas rendah. Pemimpin melakukan seperti
ini karena bawahan telah memiliki kematangan yang tinggi bahwa dalam melakukan tugas
maupun matang secara psikologis. Kegiatan ini melibatkan bawahan untuk melaksanakan
tugas sensiri melalui pendelegasian dan supervisi yang bersifat umum. Gaya ini sesuai dengan
tingkat kematangan yang tinggi, orang-orang yang mampu dan mau, atau mempunyai
keyakinan untuk memikul tanggung jawab. Dengan demikian, gaya delegasi ini berprofil
rendah, yang memberikan sedikit pengarahan atau dukungan memiliki tingkat kemungkinan
efektif yang paling tinggi dengan individu dalam tingkat kematangan tinggi.
• Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya setiap pemimpin
melakukan gaya ini, hanya pada suatu saat tertentu pemimpin harus mampu mengambil gaya
kepemimpinan yang paling tepat dengan kondisi yang terjadi, agar kepemimpinan efektif
hasilnya. Pada keadaan tertentu gaya yang satu lebih menonjol dari gaya lainnya, dan ini
tergantung pada bawahan yang dihadapi serta pada tingkat kedewasaan mana bawahan
tersebut.
• Memperhatikan hal tersebut maka sebenarnya tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik,
yang ada hanya kepemimpinan yang paling efektif hasilnya, yaitu kepemimpinan yang
berhasil menggerakkan bawahan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
• d. Kepemimpinan Pendidikan
• Gaya kepemimpinan adalah pola-pola perilaku konsisten yang mereka terapkan dalam bekerja
dengan dan melalui orang lain seperti yang dipersepsikan.32
• Hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin akan nampak dalam suatu pola yang
menggambarkan tipe kepemimpinan seseorang. Proses hubungan antara seorang yang
memipin dengan seorang yang dipimpin juga akan nampak dalam pribadi seorang pemimpin,
dan atas dasar inilah maka timbul beberapa tipe atau pola kepemimpinan.
• Fiedler mengemukakan ada dua gaya kepemimpinan, yaitu 1) kepemimpinan yang berorientasi
pada tugas dan 2) kepemimpinan yang berorientasi pada kemanusiaan (hubungan manusia).33
• Sedangkan Robert J. House merumuskan empat tipe atau gaya utama kepemimpinan sebagai
berikut :
• 1) Kepemimpinan direktif. Gaya ini menganggap bahwa bawahan tahu senyatanya apa
yang diharapkan darinya dan pengarahan yang khusus diberikan oleh pemimpin. Dalam
model ini tidak ada partisipasi dari bawahan (otokratis).
• 2) Kepemimpinan yang mendukung. Kepemimpinan model ini mempunyai kesediaan
untuk menjelaskan sendiri, bersahabat, mudah dimengerti, dan mempunyai perhatian
kemanusiaan yang tulus terhadap para bawahannya.
• 3) Kepemimpinan partisipatif. Gaya kepemimpinan ini pemimpin berusaha meminta dan
mempergunakan saran-saran dari bawahannya. Namun pengambilan keputusan masih
berada di tangannya.
• 4) Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi. Gaya kepemimpinan ini menetapkan
serangkaian tujuan yang menantang para bawahannya untuk berprestasi. Demikian pula
pemimpin memberikan keyakinan kepada mereka bahwa mereka mampu melaksanakan
tugas pekerjaan mencapai tujuan secara maksimal. 34
• Pendapat lain menyatakan bahwa tipe atau pola kepemimpinan ini secara umum
dikelompokkan atas 3, yaitu “…tipe kepemimpinan yang otokratis, tipe kepemimpinan
demokratis, dan tipe kepemimpinan laizes faire”35 Demikian juga menurut Musaazi, ia
mengemukakan bahwa secara umum tipe dan aktivitas dari pemimpin dapat dibedakan atau
digambarkan dalam tiga tipe, yaitu “…tipe kepemimpinan yang otokratis, laizes-faire, dan
demokratis.”36
• Tipe atau pola kepemimpinan yang otokratis ini, semua kebijaksanaan dasar ditetapkan oleh
pemimpin sendiri dan pelaksanaan selanjutnya ditugaskan kepada bawahannya. Semua
perintah, pemberian dan pembagian tugas dilakukan tanpa mengadakan konsultasi sebelumnya
dengan orang-orang yang dipimpinnya.
• Para anggota harus menerima kebijaksanaan dan tugas-tugas itu tanpa ada kebebasan untuk
menimbang buruk baiknya akibat positif-negatifnya yang mungkin timbul daripadanya.
Mereka harus patuh dan setia kepada pemimpin secara mutlak.
• Pemimpin berusaha membatasi hubungan dengan para anggotanya hanya dalam situasi-situasi
formal, dan menerima kedatangan bawahan yang hendak meminta bantuan, petunjuk, dan
bimbingan atau mengajukan sesuai masalah dengan sikap yang seformal mungkin. Pemimpin
tidak pernah menginginkan hubungan yang bersifat keakraban, keintiman dalam suasana
ramah tamah, melainkan dipertahankannya untuk selalu dalam suasana hubungan antara
majikan dan pekerja antara atasan dan bawahan yang ketat.
• Lebih lanjut Musaazi menjelaskan bahwa untuk tipe kepemimpinan yang otokratis, ciri-cirinya
antara lain adalah : menentukan sendiri kebijakan dan menyusun tugas-tugas bagi para
anggota/bawahan dalam pengambilan keputusan, dan selalu menghindarkan diri dari
kelompok.
• Tipe kepemimpinan yang otokratis biasanya berorientasi kepada rtugas. Artinya dengan tugas
yang diberikan oleh suatu lembaga atau suatu organisasi, maka kebijaksanaan dari lembaganya
ini akan diproyeksikan dalam bagaimana ia memerintah kepada bawahannya agar
kebijaksanaan tersebut dapat tercapai dengan baik. Di sini bawahan hanyalah sebuah mesin
yang dapat digerakan sesuai dengan kehendaknya sendiri, inisiatif yang jarang dari bawahan
sama sekali tak pernah diperhatikan.
• Jika seorang guru di kelas melaksanakan tipe kepemimpinan ini, di mana guru hanya
mementingkan bahan pelajaran dengan mengabaikan anak, yang mana hal ini dapat merugikan
anak. Anak-anak sedikit sekali atau bahkan tidak punya kesempatan untuk mengutarakan
pendapatnya. Jelas hal ini akan mematikan inisiatif mereka. Berbagai macam cara akan
digunakan oleh guru untuk mengharuskan anak itu belajar, di sekolah maupun di rumah.
Dengan menggunakan hukuman dan ancaman, anak itu dipaksa untuk menguasai bahan
pelajaran yang dianggap perlu. Pola atau pendekatan seperti ini akan memberikan dampak
terhadap perilaku belajarnya, seperti anak menjadi pasif, tidak punya inisiatif, dan tidak berani,
dan gurulah yang dianggap selalu paling benar.
• Tipe kepemimpinan yang demokratis merupakan tipe kepemimpinan yang mengacu pada
hubungan. Di sini seorang pemimpin selalu mengadakan hubungan dengan yang dipimpinnya.
Segala kebijaksanaan pemimpin akan merupakan hasil musyawarah atau akan merupakan
kumpulan ide yang konstruktif . Pemimpin sering turun ke bawah guna mendapatkan
informasi yang juga akan berguna untuk membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan selanjutnya.
“The leader attempts as much as he can make each individual feel that he is an important
members of the group and that he has some skills or talents to offer towards the success of the
organization”.
• Sedangkan pada tipe kepemimpinan yang laissez-faire, di mana para anggota/bawahan diberi
kebebasan untuk mengerjakan dan mengekspresikan apa yang mereka inginkan, dan aturan-
aturan yang berlaku dalam organisasi tidak begitu jelas (kabur), para anggota baik secara
individu ataupun secara kelompok mempunyai kebebasan dalam mengambil keputusan tanpa
perlu diarahkan atau partisipasi pemimpin. Musaazi dalam hal ini mengemukakan sebagai
berikut : “Laissez-faire is therefore leadership without specific leader. Each individual among
the followers can volunteer to do something for the organization whenever he feels inspired to
do so”.
• Melihat pada konsep di atas terlihat adanya kesamaan dengan tipe kepemimpinan yang
demokratis, akan tetapi di dalam tipe kepemimpinan yang laissez-faire, terdapat kebebasan
yang tidak ada batasnya, sedangkan pada tipe kepemimpinan yang demokratis itu tetap
terdapat keterikatan antara yang dipimpin dengan pemimpin guna mencapai tujuan organisasi.
• Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa sesuai dengan sifat keunikan
dan kekomplekan daripada manusia, khususnya para pemimpin dan dalam hal ini tekanannya
pada guru, terdapat berbagai jenis tipe kepemimpinan. Hal ini disebabkan karena berbagai
faktor, baik yang datangnya dari dalam diri pemimpin bersangkutan dan atau dari luar diri.
Walaupun demikian, belum dapat dikatakan bahwa salah satu tipe dari kepemimpinan itu lebih
baik bila dibandingkan dengan tipe-tipe yang lainnya, karena banyak faktor yang
menyebabkannya.
• Guru sebagai seorang pemimpin pendidikan khususnya pemimpin pengajaran, diharapkan
mamapu menganalisa situasi dan kondisi lingkungan kerja (kelas) yang dihadapinya agar
mereka mampu memerankan tugas kepemimpinannya dengan baik. Dirawat mengemukakan
bahwa konsep seorang pemimpin pendidikan tentang kepemimpinannya akan mempengaruhi
situasi kerja, moral kerja anggota-anggotanya, sifat hubungan kemanusiaan di antara
sesamanya, dan akan mempengaruhi kualitas hasil kerja. Dikaitkan dengan kepemimpinan
guru dalam kelas, maka jelas bahwa kepemimpinan guru akan mempengaruhi kualitas hasil
kerja. Dikaitkan dengan kepemimpinan guru dalam kelas, maka jelas bahwa kepemimpinan
guru akan mempengaruhi suasana atau iklim belajar mengajar yang dilaksanakan, moral dan
perilaku belajar siswa serta prestasi siswa.
• Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard mengemukakan bahwa pemimpin dan pengikut itu
sebenarnya tidak harus selalu berada dalam kedudukan hierarkis; atasan – bawahan, tetapi
seorang pemimpin yang berpotensi kiranya dapat bekerja sama dengan pengikut yang
berpotensi pula, tak peduli atasan, kolega, dan bawahan.
• Jadi kepemimpinan itu sebagai fenomena atau kualitas kegiatan-kegiatan kerja dan interaksi di
dalam situasi kelompok, ia merupakan sumbangan dari seseorang di dalam siatuasi-situasi
kerja sama. Kepemimpinan dan kelompok adalah merupakan dua hal tak dapat dipisahkan
antara satu dengan yang lain, tak ada kelompok tanpa adanya kepemimpinan dan sebaliknya
kepemimpinan hanya ada dalam situasi interaksi dalam kelompok, seseorang tidak dapat
dikatakan pemimpin jika ia berada di luar kelompok.
• Kehidupan di kelompok kelas, khususnya di dalam proses belajar mengajar, hubungan antara
guru dan murid merupakan hubungan timbal balik yang hendaknya tidak selalu merupakan
hubungan hierark, akan tetapi merupakan hubungan yang memungkinkan potensi guru dan
potensi siswa kiranya dapat bersama-sama dimanfaatkan dalam proses belajar. Sehingga
masing-masing pihak (guru-murid) dapat terlibat secara aktif dalam upaya pencapaian tujuan
belajar. Seorang guru dalam kaitannya dengan hal ini, hendaknya membimbing dan
mempengaruhi murid-murid melaksanakan kegiatan-kegiatan yang relevan dan efisien.
Sehingga kedewasaan murid untuk memecahkan masalah pun merupakan potensi yang perlu
diefektifkan.
• e. Iklim Organisasi Kelas
• Setiap kegiatan adalah tanggung jawab para pelaksana yang akan mengarahkan pada kegiatan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, untuk perluasan dan
pengembangan kegiatan tersebut diperlukan adanya suatu wadah yang lazim disebut dengan
organisasi. Dengan demikian, setiap kegiatan yang dilaksanakan dalam suatu organisasi tidak
lain merupakan usaha untuk mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan, dan tentunya
tujuan itu dapat dicapai secara efektif dan efisien.
• Organisasi adalah sistem kerja sama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama.
Sistem kerja sama tersebut mempunyai struktur dan perencanaan yang dilakukan dengan
penuh kesadaran, yang berhubungan satu sama lainnya dengan suatu cara yang terkoordinir
dan kooperatif guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara fungsional, organisasi
merupakan sekelompok manusia yang dipersatukan dalam suatu kerja sama yang efisien untuk
mencapai tujuan tertentu. Louis Allen yang dikutip Hendyat Soetopo mengemukakan sebagai
berikut : “We can define organization as the process identifying and grouping the work to be
performed , defining and delegating responsibility and authority and establishing relationship
for the purpose enabling people to work most effectively together in accomplishing
objectives”.
• Kita dapat merumuskan organisasi sebagai proses menetapkan dan mengelompokkan
pekerjaan yang akan dilakukan, merumuskan, dan melimpahkan tanggung jawab dan
wewenang serta menyusun hubungan-hubungan dengan maksud untuk memungkinkan orang-
orang bekerja sama secara paling efektif dalam mencapai tujuan-tujuan. Organisasi merupakan
kelompok orang melakukan berbagai aktivitas ke arah suatu tujuan bersama di bawah
komando suatu kepemimpinan.
• Beberapa pengertian di atas menggambarkan bahwa terdapat beberapa unsur yang mendukung
jalannya suatu organisasi. Di antaranya unsur-unsur tersebut antara lain adalah : adanya
sekelompok orang, adanya sktivitas, adanya tujuan, serta sarana dan atau prasarana lainnya.
• Sekolah adalah suatu organisasi yang terdiri dari beberapa unsur-unsur yang saling
mempengaruhi dan terkait satu sama lain. dalam organisasi yang disebut sekolah atau lebih
khusus lagi kelas, melakukan berbagai aktivitas sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya.
Tujuan tersebut melekat pada tujuan sekolah/kelas sebagai organisasi dan juga tujuan yang
melekat pada orang-orang yang menjadi anggota atau penggerak organisasi itu.
• Aktivitas atau usaha pencapaian tujuan yang dilakukan oleh sekolah ataupun kelas, akan turut
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti misalnya masalah kepemimpinan yang terjadi dalam
sekolah/kelas tersebut, sehingga juga menentukan bagaimana kondisi atau iklim daripada
organisasinya. Sebagaimana dikemukakan oleh Hilton bahwa untuk penciptaan iklim
organisasi yang efektif salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah kepemimpinan. Jadi
organisasi (sekolah ataupun kelas) sebagai suatu sistem yang terstruktur, saling berhubungan,
dan adanya koordinasi daripada anggota kelompok akan mempengaruhi terhadap iklim
organisasi.
• Konsep tentang iklim organisasi telah banyak dikemukakan, dalam hubungannya dengan
usaha menganalisis iklim organisasi sekolah atau kelas pada khususnya, terutama dalam
kaitannya dengan pola perilaku belajar siswa, maka dalam uraian berikut ini akan
dikemukakan beberapa konsep sehubungan dengan hal tersebut di atas.
• 1) Konsep-konsep tentang Iklim Organisasi
• Istilah “iklim organisasi” ditafsirkan secara berbeda-beda oleh para ahli. Menurut Davis dan
Newstrom bahwa “…organization climate is the human environment within which an
organization’s employee do their work – climate is affected by almost everything that occurs
in an organization”. Antara organisasi yang satu akan berbeda dengan organisasi yang lain.
perbedaan itu disebabkan karena keunikan sifat organisasi yang lain. Perbedaan itu disebabkan
karena keunikan sifat organisasi itu masing-masing. Senada dengan ini Richard M. Steers
menyatakan : “…climate may be thought of as the personality of an organization as seen bay
its members”. Iklim itu tergantung menurut persepsi para anggota organisasi. Jika anggota
atau pekerja merasa bahwa iklim itu terlalu otoriter, maka tindakan pekerja tersebut sesuai
dengan anggapannya, walaupun pihak pimpinan organisasi atau perusahaan telah berusaha
untuk terciptanya iklim demokrasi dan untuk kepentingan para pekerjanya.
• Iklim itu erat kaitannya dengan ciri yang ada pada setiap organisasi, dengan kegiatan
organisasi, dengan perilaku pemimpinnya, dan perilaku para pekerjanya. Umumnya ciri-ciri
yang dimiliki oleh setiap komponen organisasi sangat menentukan bentuk atau jenis iklim
yang akan tercipta.
• Istilah environment atau lingkungan menurut Morphet merujuk kepada istilah situasi internal
dan eksternal. Lingkungan eksternal mencakup suasana politik dan sosial ekonomi, sementara
lingkungan internal atau yang dia sebut sebagai iklim mencakup program-program pendidikan,
materi dan prosedur pengajaran, suasana rumah dan sekolah yang baik, hubungan antara murid
dan guru-guru yang berkompetensi dan pengertian serta staf sekolah yang tertarik membantu
murid. Dalam studi ini, istilah iklim yang akan digunakan lebih mengacu kepada pengertian
lingkungan secara internal seperti apa yang dimaksud oleh Morphet.
• Ada beberapa istilah yang kadang-kadang digunakan bergantian dengan kata environment,
yang diterjemahkan “lingkungan”, seperti feel, atmosphere, tone, culture, dan climate. Dalam
studi ini istilah iklim kelas digunakan untuk mewakili kata-kata tersebut di atas dan kata-kata
lain seperti leraning environment, educational environment, dan group climate.
• Dalam lingkup organisasi menurut Newell iklim mencakup keseluruhan sistem yang meliputi
perasaan dan sikap terhadap sistem, subsistem, suprasistem atau sistem lain dari perorangan,
tugas-tugas, prosedur, dan segala situasi sebagaimana hubungan-hubungan itu dialami oleh
orang-orang dalam situasi itu. Kekhususan atau keunikan seperti inilah yang membedakannya
dengan organisasi yang lain.
• Menyebut istilah iklim kelompok, Kinney dan Hurst mengatakan bahwa iklim kelompok
merujuk pada suasana kejiwaan dan sosial dari anggota kelompok seperti perasaan kesan atau
pengaruh sikap, pola hubungan timbal balik, kepemimpinan, dan reaksi terhadap
kepemimpinan moral dan prestasi yang dihasilkan dari interaksi kelompok dan kerja sama.
Konsep ini yang membedakan antara satu organisasi dengan organisasi yang lainnya. Suasana
atau iklim yang menyenangkan dapat menyebabkan orang-orang betah berada dalam
organisasi tersebut, dan bahkan mereka mau berkorban untuk menjaga dan mempertahankan
agar suatu organisasi yang kurang atau tidak menyenangkan para anggotanya, misalnya
merasa tertekan, tidak dapat mengemukakan atau mengembangkan kemampuan yang dimiliki
akan menyebabkan orang tersebut tidak betah berada di dalamnya. Dengan demikian, suasana
atau iklim yang menyenangkan merupakan sine qua non bagi suatu organisasi apapun jenis
organisasinya.
• Keith Davis mengemukakan pengertian iklim organisasi sebagai the human environment
within an organization’s employees do their work. Dari pengertian ini jelas bahwa yang
dimaksudkan dengan iklim organisasi itu adalah yang menyangkut iklim organisasi itu adalah
yang menyangkut iklim yang ada atau yang dihadapi manusia yang berada dalam suatu
organisasi yang mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas keorganisasiannya.
Lebih lanjut dikemukakan oleh Keith Davis mengenai unsur-unsur yang mengkontribusi
terciptanya kondisi yang favourable. Unsur-unsur tersebut adalah : (1) quality of leadership,
(2) amount of trust, (3) communication, (4) feeling of useful work, (5) responsibility, (6) fair
reward, (7) reasonable job presures, (8) opportunity, (9) reasonable controls, structure, and
beuraucracy, (10) employee involvement, participation.
• James L. Gibson dkk. mengemukakan beberapa pengertian tentang iklim itu sendiri, yaitu
sebagai berikut :
• Climate is determined importantly by characteristics, conduct, attitudes, expectations of
other persons, by sociological and cultural realities. It is an indirect determinants of
behavior in that it acts upon attitudes, expectations, states of arrousal. Which are direct
determinants of behavior. It has potential behavioral concequences…. Climate is a set
properties of the work environment and is assumed to be a major force in influencing
their behavior on the job.
• Kutipan di atas menjelaskan bahwa iklim merupakan seperangkat sifat-sifat lingkungan kerja
yang dirasakan langsung atau tidak langsung oleh pekerja, serta diduga punya pengaruh besar
terhadap prilaku mereka dalam pekerjaan itu. Rumusan Gibson ini tidak bertentangan dengan
rumusan-rumusan yang dikemukakan terdahulu. Di sini dikemukakan bahwa iklim
mempengaruhi pekerja, iklim yang dimaksud adalah iklim menurut persepsi pekerja.
• Pengertian-pengertian di atas jelas bahwa iklim itu benar-benar sangat erat hubungannya
dengan seseorang yang melaksanakan tugas-tugas sehubungan dengan upaya pencapaian
tujuan organisasi. Jadi iklim itu berhubungan dengan suatu aspek yang berada di luar diri
seseorang dalam suatu organisasi yang diamati secara langsung maupun yang tidak langsung.
• Hoy mengatakan bahwa iklim merupakan kualitas dari suasana (sekolah) yang terus menerus
dialami oleh guru-guru, mempengaruhi tingkah laku mereka. Dia menambahkan bahwa istilah
iklim seperti istilah kepribadian pada manusia. Kalau istilah itu diterapkan pada organisasi ,
maka iklim organisasi adalah kepribadian dari organisasi itu. Kalau definisi dari Hoy tersebut
diterapkan pada kelas, maka iklim kelas berarti kepribadian kelas. Pengertian ini cukup dapat
diterima dengan alasan bahwa masing-masing kelas mempunyai ciri (kepribadian) yang tidak
sama dengan kelas-kelas yang lain, meskipun kelas itu dibangun dengan phisik dan bentuk
atau arsitektur yang sama.
• Lebih lanjut dikemukakan (Hoy dan Miskel) bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi
iklim organisasi, yaitu (1) hindrance, (2) intimacy, (3) disengagement, (4) espirit, (5)
production emphasis, (6) aloofness, (7) thrust, dan (8) cinsideration.
• Halpin dan Croft secara garis besar mengelompokkan iklim organisasi itu atas dua kelompok
besar, yaitu iklim terbuka dan iklim tertutup.
• Hal yang membedakan iklim sekolah yang terbuka dan tertutup menyangkut tiga faktor, yaitu :
semangat (espirit), pertimbangan (consideration), dan dorongan atau arah tujuan (thrust). Pada
iklim organisasi yang terbuka dapat dilihat bahwa aspek semangat guru sangat tinggi,
demikian pula dengan aspek pertimbangan dan dorongan yang diberikan oleh pimpinan dan
para anggotanya cukup besar, sehingga mendorong anggota untuk berprestasi. Aspek lain yang
mempunyai intensitas rendah adalah aspek rintangan atau mengelak, tidak terikat, menekankan
pada produksi, menyendiri (disengagement). Perilaku dari orang-orang yang ada di dalam
organisasi tersebut muncul dalam bentuk yang sebenarnya (authenticity).
• Iklim organisasi yang tertutup, semangat anggota adalah rendah, demikian juga dengan aspek
pertimbangan dan dorongan yang diberikan oleh pimpinan dan teman sejawat. Aspek-aspek
pada iklim organisasi tertutup yang tergolong tinggi tampak pada aspek rintangan, tidak
terikat, menekankan pada produksi dan sikap menyendiri.
• Guna menentukan apakah suatu iklim organisasi itu tertutup atau terbuka, adalah dengan
menggunakan delapan indikator sebagaimana yang dikemukakan di atas. Lebih jelas, dapat
dilihat pada gambar berikut.
CLIMATE TYPE
CLIMATE DIMENSION
OPEN CLOSED
tujuBottom of Form
tujuan
Selama ini administrasi selalu diposisikan lebih rendah dari manajemen dan hanya
mengerjakan pekerjaan clerk semata. Padahal, administarsi jauh lebih tinggi dan
elegan dibanding dengan manajemen.
Sebab, administrasi seharusnya difungsikan sebagai penentu kebijakan perusahaan,
koordinasi produksi, keuangan dan distribusi penentu arah arah organisasi dan
kontrol akhir pengelolaan bisnis. Jadi dapat disimpulkan administrasi bukanlah clerk
melainkan penentu kebijakan perusahaan.
Putra Nababan, saat mewawancarai salah satu warga Amerika di Washington DC.
“How do you think about a year administration of president obama?” memilih
kata administration dari pada management. Ada dua pendapat memang yang
menyatakan bahwa administrasi sama dengan manajemen secara sinonim, itu yang
pertama. Istilah administrasi digunakan oleh kepresidenan dan kementrian yang
disebut sebagai administrasi Negara. Sedangkan administrasi di bidang bisnis
dinamakan manajemen.
Kedua, pendapat yang menyatakan bahwa administrasi berbeda dengan
manajemen. Hal ini terutama di bidang administrasi Negara, administrasi
Pemerintah yang dilakukan oleh Presiden dan para Menteri sebagai penentu
kebijaksanaan dalam rangka mencapai tujuan negara. Sedangkan yang wajib
melaksanaan kebijaksanaan tersebut ialah manajemen. Manajer bertanggung jawab
untuk melaksanakannya ke arah tercapainya tujuan tersebut.
Wikipedia menerangkan dalam beberapa analisis organisasi, manajemen dipandang
sebagai bagian dari pemerintahan, khususnya yang terkait dengan teknis dan
unsur-unsur duniawi di dalam operasi organisasi. Ia berdiri sendiri yang berbeda
dari eksekutif atau kerja strategis.
Selain itu coba perhatikan saja, ketika anda akan memposting artikel di blog
wordpress yang disebutkan adalah Admin, misalnya
www.agusridwansopari.com/wp-admin, bukan wp-manager. Tetapi di sisi lain ada
CMS (content management system) yang kurang lebih sama dalam pengelolaan
sebuah website seperti admin dalam blog.
Mungkin akan terlihat admin itu lebih banyak berkuasa untuk mengendalikan
konten-konten websitenya. Sedangkan yang diatur oleh admin merupakan
perangkat manajemen yang bisa ia otak-atik seperti penempatan widget, memilih
themes, memasukkan gambar, dan lain sebagainya.
ADMINISTRASI DALAM PENGERTIAN UMUM
Ilmu administrasi merupakan suatu ilmu yang luas coraknya. Sebab, ilmu ini
menerima sumbangan-sumbangan berbagai pengertian, cara pemikiran, dan cara
pendekatan dari cabang-cabang ilmu sosial lainnya. Berdasarkan 3 unsur utama
dari administrasi dikembangkan 3 kelompok pengetahuan utama dalam ilmu ini
dibagi menjadi Ilmu organisasi, Ilmu manajemen, dan Ilmu komunikasi administratif.
Di sekolah tinggi program studi ilmu administrasi bisnis dititikberatkan pada aspek
penciptaan lulusan yang memiliki business leadership yang kuat dan memiliki
kemampuan lintas fungsi yang terintegrasi secara sempurna di bidang marketing,
finance, and business management.
Dalam bisnis, administrasi terdiri dari kinerja atau manajemen operasi bisnis
sehingga membuat atau pelaksanaan keputusan besar. Administrasi dapat
didefinisikan sebagai proses universal mengorganisir orang dan sumber daya
secara efisien sehingga kegiatan langsung menuju sasaran dan tujuan umum.
Administrator dapat berfungsi sebagai gelaran manajer umum atau sekretaris
perusahaan yang melapor ke dewan direksi perusahaan. Gelar ini kuno, namun,
dalam banyak perusahaan, fungsi ini, disandingkan sama sejajar yang berhubungan
dengan keuangan, personil dan layanan sistem informasi manajemen, adalah apa
yang dimaksudkan ketika istilah “administrasi” digunakan. Tetapi para dosen dan
mahasiswa ilmu administrasi bisnis tidak ingin administrasi disempitkan hanya
sekedar melakukan pekerjaan clerk.
UNSUR FUNSGI ADMINISTRASI
Administrator, secara luas, berfungsi terlibat dalam suatu set umum untuk
memenuhi tujuan organisasi. Ini “fungsi” dari administrator yang digambarkan oleh
Henri Fayol sebagai “5 Unsur-unsur Administrasi” (dalam huruf tebal di bawah).
- Perencanaan adalah memutuskan terlebih dahulu apa yang harus
dilakukan, bagaimana melakukannya, kapan harus melakukannya, dan siapa
yang harus melakukannya. Ini peta jalan dari menuju tempat yang menjadi
organisasi inginkan. Fungsi perencanaan meliputi menetapkan tujuan dan
mengaturnya dalam urutan logis. Administrator terlibat dalam jangka pendek
dan perencanaan jangka panjang.
- Pengorganisasian melibatkan identifikasi tanggung jawab yang harus
dilakukan, tanggung jawab pengelompokkan ke dalam departemen atau
divisi, dan menetapkan hubungan organisasi. Tujuannya adalah untuk
mencapai upaya terkoordinasi antara semua elemen dalam organisasi
(Koordinasi). Pengorganisasian harus memperhitungkan pendelegasian
wewenang dan tanggung jawab dan rentang kendali pengawasan dalam unit.
- Kepegawaian berarti mengisi posisi pekerjaan dengan orang yang tepat
pada waktu yang tepat. Ini melibatkan staf menentukan kebutuhan, menulis
deskripsi pekerjaan, rekrutmen dan penyaringan orang untuk mengisi posisi.
- Mengarahkan (Panglima) adalah memimpin orang dengan cara yang
mencapai tujuan organisasi. Ini melibatkan tepat alokasi sumber daya dan
menyediakan sistem pendukung yang efektif. Mengarahkan memerlukan
keterampilan interpersonal yang luar biasa dan kemampuan untuk
memotivasi orang. Salah satu isu penting dalam mengarahkan adalah untuk
menemukan keseimbangan yang tepat antara staf penekanan pada
kebutuhan dan penekanan pada produksi ekonomi.
- Pengendalian adalah fungsi yang mengevaluasi kualitas di semua wilayah
dan potensial atau aktual mendeteksi penyimpangan dari rencana organisasi.
Hal ini menjamin kinerja yang berkualitas tinggi dan hasil yang memuaskan
dengan tetap menjaga tertib dan bebas masalah lingkungan. Pengendalian
mencakup informasi manajemen, pengukuran kinerja, dan institusi tindakan
korektif.
- Penganggaran, diluar dari daftar di atas, menggabungkan sebagian besar
fungsi-fungsi administrasi, dimulai dengan pelaksanaan rencana anggaran
melalui penerapan anggaran kontrol.
Top of Form
Poor Best
Bottom of Form
Oleh
Suhardi Mukhlis, Drs, M.Si.
Lektor, NIDN/NIPY 10 110666 01/125 033 012
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
RAJA HAJI
TANJUNGPINANG
PENDAHULUAN
Administrasi
Administrasi berasal dari kata “Ad” dan “Ministro” (latin) yang berarti “melayani” atau
“menyelenggarakan” (Webster, 1974).
Administrasi ialah proses kegiatan penyelenggaraan yang dilakukan oleh seorang administrator
secara teratur dan diatur menerusi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk mencapai
hala tuju yang telah ditatapkan.
Administrasi ialah proses kerja sama secara rasional untuk mencapai tujuan secara efisien dan
efektif.
Pelaksana administrasi adalah seorang yang disebut administrator. Ketika organisasi belum maju
dan belum terlalu kompleks, seorang administrator melaksanakan fungsi perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan. Tetapi ketika kegiatannya telah maju dan bersifat kompleks, maka
tugas administrator lebih ditumpukan kepada pengawasan dan koordinasi.
Pada saat kegiatan administrasi telah maju, maka pelaksanaan administrasi dilaksanakan oleh
orang-orang yang bekerjasama dalam melaskanakan tugas untuk mencapai tujuan bersama, dan
untuk itulah diperlukan organisasi dan manajemen.
Organisasi
a) Secara sederhana, organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai
tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada.
b) Organisasi ialah suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
c) Ciri-ciri organisasi ialah: 1) terdiri daripada dua orang atau lebih, 2) ada kerjasama, 3) ada
komunikasi antar satu anggota dengan yang lain, 4) ada tujuan yang ingin dicapai.
d) James D. Mooney
Organisasi adalah sebagai bentuk setiap perserikatan orang-orang untuk mencapai suatu tujuan
bersama (Organization is the form of every human association for the attainment of common
purpose).
e) John D. Millet
Organisasi adalah sebagai kerangka struktur dimana pekerjaan dari beberapa orang
diselenggarakan untuk mewujudkan suatu tujuan bersama (Organization is the structural
framework within which the work of many individuals is carried on for the realization of
common purpose).
f) Herbert. A. Simon
Organisasi adalah sebagai pola komunikasi yang lengkap dan hubungan-hubungan lain di dalam
suatu kelompok orang-orang (Organization is the complex pattern of communication and other
relations in a group of human being).
g) Chester L. Barnard
Organisasi adalah sebagai sebuah sistem tentang aktivitas kerjasama dua orang atau lebih dari
sesuatu yang tidak berwujud dan tidak pandang bulu, yang sebagian besar tentang persoalan
silaturahmi (Organization is a system of cooperative activities of two or more person something
intangible and impersonal. Largely a matter of relationship).
h) Dwight Waldo
Organisasi adalah sebagai suatu struktur dari kewenangan-kewenangan dan kebiasaan-kebiasaan
dalam hubungan antara orang-orang pada suatu sistem administrasi (Organization is the structure
of authoritative and habitual personal interrelations in an administrative system).
i) Luther Gulick
Organisasi adalah sebagai suatu alat saling hubungan satuan-satuan kerja yang memberikan
mereka kepada orang-orang yang ditempatkan dalam struktur kewenangan; dus dengan demikian
pekerjaan dapat dikoordinasikan oleh perintah para atasan kepada para bawahan yang
menjangkau dari puncak sampai ke dasar dari seluruh badan usaha ( Organization is the means
of interrelating the subdivisions of work by allotting them to men who are placed in a structure
of authority, so that the work may be coordinated by orders of superiors to sub ordinates,
reaching from the top to the bottom of the entire enterprise).
Organisasi sebagai suatu kelompok orang yang bersatu dalam tugas-tugas, terikat pada
lingkungan tertentu, menggunakan alat teknologi dan patuh pada peraturan (Malinowski).
Organisasi timbul bilamana orang-orang yang bergabung di dalam suatu usaha mencapai tujuan
bersama (James D. Mooney).
Organisasi ada bila orang-orang berhubungan satu dengan yang lain, mau bekerjasama untuk
mencapai tujuan bersama (Chester I. Barnard).
Organisasi sebaai suatu kesatuan, yaitu sekelompok orang yang terlibat bersama-sama di dalam
hubungan yang resmi untuk mencapai tujuan-tujuan (Henry L. Sisk).
Organisasi merupakan suatu sistem terbuka, yang memiliki interaksi konstan dengan
lingkungannya, serta terdiri dari banyak sub-grup, unit-unit jabatan, susunan hierarki serta
segmen yang tersebar secara geografis (Schein).
Organisasi dapat dilihat dengan dua cara berbeda, iaitu: 1) organisasi sebagai suatu sistem
terbuka yang terdiri atas sub-sistem yang saling berkaitan, dan memperoleh input untuk diolah
yang berasal dari lingkungan serta menyalurkan output hasil pengolahan ke lingkungan kembali,
dan 2) organisasi sebagai sekelompok orang yang berkerjasama untuk mencapai suatu tujuan
bersama (Monir H. Thayeb).
q) Sinonim Organisasi
Institusi/lembaga;
Kelompok yang menampung aspirasi masyarakat; punya aturan tertulis atau tidak; tumbuh
dalam masyarakat; mencapai tujuan bersama; dibentuk oleh pemerintah atau swasta.
Birokrasi, dan
a. Etimologi (asal kata): bureau=meja kratia (cracein)=pemerintahan, dus pemerintahan atau
administrasi melalui kantor.
b. Administrasi dan manajemen: badan administrasi atau badan manajemen (administrative
body atau management body), dus suatu badan yang menyelenggarakan suatu kegiatan atau
pekerjaan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (baik dalam bidang pemerintahan
maupun swasta).
c. Sistem: sistem kerja yang berlandaskan suatu jaringan tata-hubungan kerjasama sesuai
dengan tata aturan dan prosedur yang ditentukan.
r) Organisasi formal
Organisasi yang memiliki struktur (bagan yang menggambarkan hubungan-hubungan kerja,
kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab antara pejabat dalam suatu organisasi).
Suatu organisasi harus memuat 4 unsur utama, iaitu: 1) goals oriented (berorientasi tujuan), 2)
Psychosocial system (sistem hubungan sosial), 3) structured activities, 4) technological system.
Kesimpulan:
Organisasi adalah: 1) wadah atau tempat terselenggaranya administrasi; 2) didalamnya terjadi
berbagai hubungan antar-individu maupun kelompok, baik dalam organisasi itu sendiri maupun
keluar; 3) terjadinya kerjasama dan pembagian tugas; 4) berlangsungnya proses aktivitas
berdasarkan kinerja masing-masing.
u) Organisasi Publik
Organisasi publik adalah 1) organisasi yang terbesar; 2) yang mewadahi seluruh lapisan
masyarakat dengan ruang lingkup negara; 3) mempunyai kewenangan yang absah (terlegitimasi)
di bidang politik, administrasi pemerintahan, dan hukum secara terlembaga 4) sehingga
mempunyai kewajiban melindungi warga negaranya, dan 5) melayani keperluannya, 6)
sebaliknya berhak pula memungut pajak untuk pendanaan, 7) serta menjatuhkan hukuman
sebagai sanksi penegakan peraturan. Organisasi publik sering dilihat pada bentuk organisasi
pemerintah yang dikenal sebagai birokrasi pemerintah (organisasi pemerintahan). Atau satu-
satunya organisasi didunia yang mempunyai wewenang merampok harta rakyat (pajak),
membunuh rakyat (hukuman mati), dan memenjarakan rakyat.
Manajemen
g) Manajemen adalah seni melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang-orang (Mary Parker
Follet). Atau sebagai pengaturan atau pengelolaan sumberdaya yang ada sehingga hasilnya
maksimal.
h) Manajemen adalah tindakan atau kemampuan untuk memperoleh hasil yang diinginkan
dengan menggunakan orang-orang yang mempunyai keahlian khusus.
d) Kesimpulan:
Manajemen lebih banyak berhubungan dengan pengambilan kebijaksanaan, koordinasi dan
kepemimpinan. Koordinasi adalah menyelaraskan (mensinkronisasikan) dan menyatukan
tindakan-tindakan kelompok orang dalam organisasi (William H. Newman).
Kerjasama orang-orang dalam mencapai tujuan, perlu disusun dan diatur, dan untuk itu
administrasi memerlukan organisasi.
Karena dalam admnistrasi yang dihadapi adalah orang-orang yang berkerjasama dengan akal dan
perasaannya dengan menggunakan alat-alat dan materi lainnya, maka orang-orang perlu
digerakkan menuju sasaran yang akan dicapai, untuk itu diperlukan manajemen.
Dari uraian di atas, maka administrasi modern dapat diartikan secara luas yaitu meliputi
organisasi dan manajemen.
Manusia makhluk sosial, makhluk bermasyarkat (homo socius, social animal, zoon politicon),
tidak mungkin dapat hidup sendiri, cenderung bermasyarakat atau berkelompok
(gregariousness).
Keperluan Manusia
Abraham Maslow
Kesimpulan
Tidak semua keperluan (needs) dapat dipenuhi seorang diri untuk itu perlu Organisasi
(Berorganisasi).
BAB II
EVOLUSI TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN
Ilmu pengetahuan terdiri atas seperangkat teori dalam bidang tertentu. Teori berfungsi untuk
membaca kenyataan empiris. Fakta empiris yang sama dapat diceritakan oleh beberapa orang
dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan kacamata teori yang digunakan. Tanpa teori, buta
tentang peristiwa empiris, sebaliknya tanpa berhadapan dengan peristiwa-peristiwa empiris,
suatu teori lumpuh. Ciri-ciri teori:
Terdiri atas seperangkat proposisi (proposisi=pernyataan tentang hubungan antara dua konsep
atau lebih) yang saling berkaitan;
Masing-masing proposisi atau defenisi atau konsef saling menerangkan (sehingga diperoleh
gambaran yang bulat dan utuh tentang suatu peristiwa);
Beberapa diantaranya dapat diuji secara empiris (metodologi penelitian).
Contoh teori: Apabila seseorang diberi stimulus, maka ia akan memberikan reaksi dengan cara
tertentu (stimulus dan reaksi adalah dua konsep yang dihubungkan menjadi satu proposisi);
Konsep hukuman dan perilaku (apabila anak diberi hukuman, maka perilakunya akan berubah ke
arah yang positif=proposisi), Fungsi teori:
Teori organisasi adalah studi tentang bagaimana organisasi menjalankan fungsinya dan
bagaimana mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-orang yang bekerja di dalamnya
ataupun masyarakat di lingkup kerja mereka.
Teori organisasi adalah suatu konsefsi, pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat atau pendekatan
tentang pemecahan masalah organisasi agar lebih berhasil dalam mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.
Masalah adalah segala sesuatu yang segala sesuatu yang ada hubungannya dengan kepentingan
organisasi yang memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan. Dus masalah organisasi
adalah memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan.
Ada banyak masalah yang dihadapi organisasi (kompleks) dan memerlukan pemecahan
tersendiri sehingga muncul berbagai kajian untuk lebih memahami efektivitas organisasi.
Teori organisasi Muncul pada abad 19 dilatarbelakangi oleh Revolusi Inggris dan lahirnya
perusahaan raksasa di Amerika Serikat.
Kesimpulan:
Tidak ada satupun teori yang memiliki kebenaran mutlak. Masing-masing teori saling
melengkapi.
A. TEORI KLASIK
Teori organisasi klasik disebut juga, antara lain: teori organisasi spesialisasi, teori formalisma,
teori struktur (the stucture theory of organization). Muncul untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas organisasi.
Adanya prinsif pembidangan tugas yang jelas (jurisdictional areas), umumnya diatur oleh
hukum/peraturan-peraturan administrasi, yaitu:
a. adanya pembagian tugas yang jelas bagi apparatus birokrasi,
b. adanya pendelegasian wewenang,
c. setiap tugas yang dilaksanakan menuntut keahlian/keterampilan (spesialisasi). Dus yang
dapat diangkat menjadi aparat birokrasi adalah mereka yang mempunyai keahlian (kualifikasi).
Adanya prinsif hierarki;
Manajemen kantor modern didasarkan pada dokumen tertulis/diarsipkan;
Tugas dalam organisasi dilaksanakan berdasarkan spesialisasi, dus diperlukan pendidikan dan
latihan secara terus menerus;
Menuntut pegawai bekerja dengan kapasitas penuh;
Karena tindakan dalam manajemen harus didasari oleh perturan-peraturan/perundang-undangan,
maka setiap apparatus birokrasi harus mempelajari perundang-undangan dan memahaminya.
2. Teori manajemen ilmiah (Scientific Manajement, 1911) oleh Fredrick Winslow Taylor
(Amerika);
(Charles Babbage, On the economy of machinery and manufactures, 1832)
Prinsip:
Pembagian Kerja Berdasarkan Keterampilan (waktu dan tenaga dapat dihemat bila prinsif
pembagian kerja diterapkan dalam produksi),
Mempelajari kebiasaan kerja pegawai dan menganalisisnya;
Seleksi pegawai secara ilmiah;
Kerjasama antara pengawas dan pegawai;
Pembagian tanggung jawab antara manajemen dan pegawai secara wajar.
Manajemen ilmiah:
(berhubungan dengan manajemen inisiatif dan insentif)
Scientific Management
Memfokuskan unit analisisnya pada kegiatan pisik pekerjaan (hubungan pegawai dan
pekerjaannya/manusia dan alat/mesin);
Tujuan utamanya memperbaiki tugas pekerjaan rutin dan yang bersifat repetitive;
Pendekatannya bersifat empiris, induktif dan melakukan penelitian terperinci terhadap pekerjaan
untuk menentukan bagaimana yang paling efisien suatu pekerjaan harus dilakukan;
Sasaran utama adalah organisasi tingkat bawah (operasional/bengkel kerja);
Pandangannya bersifat mikro dan orientasinya botton up (dari tingkat bawah organisasi ke
tingkat atas).
Efisiesi
segi produktivitas/hasil/output
dengan pengorbanan yang sama, hasil berbeda (hasil tinggi=efisien, hasil rendah=tidak efisien).
segi penghematan/pengorbanan/input
dengan pengorbanan yang berbeda, memberikan hasil yang sama (kecil pengorbanan=efisien,
besar pengorbanan=tidak efisien).
segi hasil/output/produktivitas
perbandingan antara hasil minimum yang ditetapkan dengan hasil ril yang dicapai
(efisien=hasil ril>hasil minimal ditetapkan; normal=hasil ril=hasil minimal ditetapkan; tidak
efisien=hasil ril
segi pengorbanan/input/penghematan
perbandingan antara pengorbanan maksimal yang ditetapkan dengan pengorbanan ril
(efisien=pengorbanan rilpengorbanan maksimal ditetapkan).
Teori administrative (prinsif-prinsif organisasi) oleh Henry Fayol (Prancis) (Henry Fayol, D.S.
Pugh, 1971).
Keahlian
Semua kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi, harus didasarkan keahlian,
sehingga mampu menjalankan tugas dengan baik;
Berdasarkan kebijaksanaan, peraturan, dan prosedur
Pelaksanaan tugas pekerjaan harus sesuai dengan kebijaksanaan, peraturan dan prosedurnya;
Jenjang hirarki
Setiap pelaksanaan tugas pekerjaan harus dapat dipertanggung jawabkan kepada atasan melalui
mata rantai tingkat unit dalam organisasi;
Formalitas
Semua keputusan harus diambil secara formal dan tidak ada pertimbangan yang bersifat pribadi;
Meritokrasi system
Hal-hal yang menyangkut bidang kepegawaian harus didasarkan pada sistem kecakapan
(maritokrasi system).
Kesimpulan:
Formulation of the objectives (perumusan tujuan-jelas, dimengerti, dipahami, dan diterima);
Devision of work (pembagian tugas pekerjaan)/distribution of work (pembagian
tugas)/homogenetise assignment (pembagian kerja)/devisionisasi (departementasi);
Delegation of authority and responsibility (pelimpahan wewenang dan tanggung jawab-
seimbang);
Level of herarchy (banyaknya tingkat hierarkis)/span of control (rentang pengawasan);
Unity of direction (kesatuan arah)/unity of command (kesatuan perintah);
Understanding by the individual of his own task and the task of the whole (memahami akan
tugas masing-masing dan kaitan tugas secara keseluruhan)/the right man in the right place on the
right time (penempatan orang sesuai keahlian dan waktu);
Struktur organisasi sederhana dengan pola dasar relatif permanen;
Security of tenure (jaminan jabatan);
Balas jasa setimpal dengan jasa yang diberikan;
Koordinasi.
Erat sekali, pada beberapa asfek keduanya adalah identik (persamaan teori birokrasi dan teori
administrative):
Bersifat deduktif, menjelaskan secara luas dan melihat organisasi secara normatip,
Sebagai satu kesatuan yang lahir secara abstrak sebagai suatu konsep mental,
Mendukung organisasi formal yang mengambil untung dari spesialisasi (suatu ciri dasar
organisasi formal),
Menekankan segi objektif, rasionalitas, kepastian, hierarki, dan profesional serta menghasilkan
organisasi formal dengan karakteristik sama;
Memfokuskan pada struktur organisasi dan manusia (dimulai dari tingkat atas, pandangan
bersifat makro dan berorientasi top down).
Birokrasi
Teori Administratif
Pendekatan:
Teoritis dan Empiris.
Human relations movement (pendekatan hubungan kemanusiaan), setiap orang berbeda,
mempunyai keunikan tersendiri sesuai dengan keadaan, sikap, kepercayaan dan motivasi hidup
masing-masing.
Dalam bekerja, manusia tidak mungkin terlepas dari keunikan, tetapi akan mempengaruhi
tindakan dan cara berfikir.
Faktor yang mendekatkan orang satu sama lain adalah faktor kesamaan (daerah, kegemaran,
profesi, kepercayaan dan ideologi).
Keakraban hubungan akan terwujud dalam bentuk organisasi informal yang selalu membayangi
organisasi formal.
Dus seorang pemimpin harus menyadari dan memperhitungkan kehadiran organisasi informal
dalam menganalisis masalah organisasi formal.
Elemen-Elemen
Indidvidu,
Kelompok kerja (organisasi informal),
Manajemen partisipatif,
Tujuan Dilaksanakan Human Relations
C. TEORI MODERN
(dikembangkan tahun 1950-an)
Suatu organisasi merupakan suatu proses yang tersusun para individu saling mempengaruhi
untuk berbagai tujuan.
Memandang suatu organisasi sebagai suatu sistem yang terdiri atas lima bagian pokok, yaitu:
input, proses, output, arus balik, dan lingkungan,
Kedinamisan,
Multi Level dan Multi Dimensional,
Multi Motivasi,
Multi Disipliner,
Despkriptif,
Multi Variabel,
Adaptif.
Kombinasi antara gaya manajemen Jepang (nilai-nilai kerjasama kelompok, kepercayaan dan
perasaan tanggung jawab bersama) dengan gaya manajemen Amerika (pendekatan secara
struktural/formal organisasi).
Manajemen Amerika
Keunggulan Tipe Z:
Memahami teori z;
Mengevaluasi filosofi organisasi;
Melibatkan diri dalam kepemimpinan organisasi;
Melaksanakan filsafat organisasi dengan menciptakan struktur yang lebih fleksibel dan intensif;
Mengembangkan keterampilan antara individu-individu;
Mengevaluasi diri dan sistem;
Melibatkan serikat pekerja;
Menciptakan stabilitas kerja;
Sistem kerja dengan evaluasi dan promosi lambat;
Mengembangkan jalan karier;
Perubahan dimulai dari tingkat atas;
Menciptakan bidang-bidang untuk berprestasi;
Mengembangkan hubungan menyeluruh.
BIROKRASI INDONESIA
pengertian
Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai bayaran yang tidak dipilih oleh rakyat;
Cara pemerintahan yang sangat dikuasai oleh pegawai.
Peranan Birokrasi
Pemerintah Indonesia
Stabilisator (menciptakan suasana aman dan stabil);
Dinamisator (menggerakkan);
Inovator (pembaharuan);
Arbitrator dan moderator (perantara).
1. Struktur organisasi
a. Dalam struktur
mengarah pada pola mekanik, prinsip pembagian habis tugas akibatnya terjadi pengkotakan,
tanggung jawab satu bidang tugas, memandang tugasnya lebih penting.
b. Koordinasi horizontal (kelemahan komunikasi dan unsur psikologis)
2. Kelemahan komunikasi,
d. Kendali psikologis,
e. Kendala dalam pendelegasian wewenang,
f. Kendala komunikasi ke atas,
3. Aparatus birokrasi
b. Hubungan antara atasan dan bawahan;
c. Kapasitas kerja yang belum maksimal;
d. Mental aparat birokrasi yang rapuh;
Budaya feodalistik;
Menunggu petunjuk/arahan;
Loyalitas pada atasan, bukan organisasi;
Belum berorientasi prestasi;
Budaya melayani rendah;
Belum didukung teknologi menyeluruh;
Ekonomi biaya tinggi;
Jumlah pegawai relatif banyak, kurang bermutu/asal jadi.
Penyakit Organisasi
Tujuan telah ditetapkan, tetapi tidak dirumuskan secara rinci dan jelas (tidak membumi);
Pembagian tugas tidak adil, tidak merata, tidak tuntas dan tidak jelas batas-batas (tidak adil);
Anggota hanya mau bekerja sesuai dengan tugasnya, terjadi pengkotak-kotakan (kaku);
Merasa dirinya/unitnya yang paling penting, yang lain tidak/kurang penting (sok penting);
Pemberian tanggung jawab yang tidak seimbang dengan wewenang (zalim);
Terlalu banyak bawahan yang harus diawasi – kewalahan (rakus);
Seseorang bawahan mendapat perintah dari satu atasan mengenai hal yang sama, tetapi
perintahnya saling bertentangan (plin plan);
Sanksi terhadap pelanggaran tidak tegas (banyak pertimbangan).
Hipokratis (munafik);
Tidak bertanggung jawab;
Feodal;
Percaya takhyul;
Artistik;
Watak lemah;
Lain-lain (tidak hemat /boros; bukan pekerja keras; kurang sabar; tukang menggerutu; cepat
cemburu/dengki; gampang senang dan bangga; sok; tukang tiru; tukang tiru kejam; bisa meledak,
ngamuk, membunuh, membakar; khianat; menindas, memeras; menipu; mencuri; korupsi;
khianat, dengki; hipokrit; bermalas-malas; tolong menolong, saling menjaga, struktur
masyarakat berdasarkan suku (exogam=haram kawin di dalam suku); ikatan kekeluargaan yang
mesra, berhati lembut; suka berdamai; rasa humor; cepat belajar; mudah dilatih, sabar; bekerja
keras tanpa mencari untung; manusia memajukan dunia dll).
Partisipasi;
Penegakan hukum;
Transparansi;
Kesetaraan;
Daya Tanggap;
Wawasan Ke depan;
Akuntabilitas;
Pengawasan;
Efisiensi dan efektivitas;
Profesionalisme.
Mengkoordinasikan tugas;
Kadang-kadang diperlukan kebijaksanaan;
Seni penyelenggaraan pemerintahan;
Kesempatan memberikan saran yang produktif;
Desentralisasi demokratis.
TUJUAN ORGANISASI
Tujuan adalah keadaan yang dikehendaki pada masa yang akan datang yang senantiasa dikejar
oleh organisasi agar dapat direalisasikan (Amitai Etzooni). Dus tujuan adalah suatu akhir
terhadap mana seluruh kegiatan organisasi diarahkan.
Tujuan tunggal;
Tujuan ganda (multiplicity goals)
a. Tujuan keluar;
meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk memenuhi kepuasan pelanggan
(masyarakat) dan kesejahteraan social (Stephen Robins).
b. Tujuan ke dalam.
Meningkatkan kepuasan kerja dan kesejahteraan pegawai serta meningkatkan produktivitas dan
hasil, sebagai berikut:
Tujuan ke dalam
Profitability (keuntungan)
penanaman modal kembali (kelangsungan hidup organisasi);
Growth (pertumbuhan)
Anggaran biaya, keuntungan, jumlah pegawai, bangunan fisik, dijaga agar tidak kalah dalam
persaingan;
Perluasan pasar
Pertumbuhan yang tidak diimbangi dengan perluasan pasar hasil produksi tidak ada artinya;
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sumber pembaharuan dalam menciptakan produk-produk baru dan jasa.
Dus dengan lahirnya produk-produk baru maka organisasi (untuk beberapa lama) dapat merebut
pasaran yang pada akhirnya mendatangkan keuntungan;
Produktivitas
Kemampuan memproses bahan (masukan/input) menjadi (keluaran/output) yang bermutu tinggi
dengan biaya yang serendah-rendahnya (asas efisiensi).
Untuk mencapai tujuan, harus melakukan kegiatan. Masing-masing kegiatan memiliki sasaran
tertentu. Sasaran adalah titik akhir seluruh kegiatan khusus atau tertentu diarahkan.
Untuk mencapai sasaran, dilakukan beberapa kegiatan yang lebih khusus yang memiliki sasaran
yang lebih khusus. Sasaran yang lebih khusus disebut anak sasaran (sub-goals), yaitu akhir dari
kegiatan yang lebih khusus.
Anak sasaran A
Anak sasaran B Sasaran I
Anak sasaran C
Fungsi Tujuan
Sebagai:
Pedoman bagi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan (pedoman ke arah mana organisasi
akan dibawah);
Sumber legitimasi untuk membenarkan segala kegiatan yang akan dilaksanakan (landasan bagi
organisasi yang bersangkutan);
Standard (tolok ukur) pelaksanaan dimana segala kegiatan harus berorientasi pada tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya(menentukan macam aktivitas yang akan dilakukan);
Tujuan berubah-ubah
Organisasi yang kurang stabil, kadang-kadang tujuan dapat berubah-ubah/penukaran tujuan
(pengaruh lingkungan, biaya, penemuan baru, dll);
Pertentangan
Antara tujuan pribadi dan tujuan organisasi dan antara tujuan-tujuan sendiri;
Pembagian tugas;
Dalam merumuskan tujuan ada pembagian tugas (pucuk pimpinan=tujuan umum,
menengah=merumuskan/menjabarkan sesuai bidang dst);
Realistis
Tujuan harus realistis/sesuai keadaan (eksternal dan internal organisasi);
Jelas batas-batas;
Tujuan harus jelas batas-batas yang hendak dicapai;
Tindakan koreksi
Bila tujuan tidak tercapai, pimpinan harus meneliti apa penyebabnya dan melakukan tindakan
koreksi.
Merumuskan Tujuan
Pendekatan yang sering digunakan dalam merumuskan sasaran bidang (unit) organisasi adalah
“Management By Objective” (MBO).
MBO adalah suatu proses dimana atasan dan bawahan merumuskan secara bersama-sama
sasaran organisasi, menetapkan tanggung jawab, tugas masing-masing, hasil yang diharapkan,
dan ukuran-ukuran yang digunakan sebagai pedoman untuk operasi kesatuan (unit) dan
memperkirakan pengarahan pegawai.
Efektivitas Organisasi
(Richard M. Steers, 1980:43-45)
Kualitas;
Produktivitas;
Kesiagaan;
Efisiensi;
Laba/penghasilan;
Pertumbuhan;
Pemanfaatan lingkungan;
Stabilitas;
Turnover (keluar masuk pegawai);
Kemangkiran;
Kecelakaan;
Semangat kerja;
Motivasi;
Kepuasan kerja;
Penerimaan tujuan organisasi;
Kepaduan antara konflik – kompak;
Keluwesan adaptasi;
Penilaian pihak luar.
Pembagian Kerja
(Departementasi)
Wilayah kerja;
Fungsi, tugas, dan kegiatan;
Waktu;
Alat yang digunakan.
Penyerahan sebagian wewenang atasan kepada bawahan setelah diadakan penyerahan tugas
pekerjaan kepada yang bersangkutan, dalam hal wewenang:
Menjalankan tugas;
Memerintah bawahan;
Menggunakan fasilitas/peralatan.
Tanggungjawab
Bedakan!
Span of Control
Faktor-faktor yang mempengaruhi Span of Control
Tantangan Organisasi
(Widodo, 2005:2-3)
Organisasi Pembelajaran
Adalah suatu organisasi yang senantiasa mengembangkan kapasitasnya untuk membangun masa
depan (Peter Senge).
- Memiliki otonomi,
- Memiliki daya tangkal terhadap intervensi pihak eksternal,
- Menghasilkan kualitas asli (Genuine Quality).
Systems Thinking
- Fokus terhadap bagaimana sesuatu masalah akan dipecahkan melalui interaksi antar elemen
dalam suatu sistem,
- Lebih mengutamakan mengkaji elemen sistem yang lebih besar dan saling berinteraksi
daripada mengkaji bagian-bagian kecil dari suatu sistem.
Personal Mastery
- Dicapai melalui suatu proses peningkatan berkelanjutan atau disebut “generative learning”
(senge, 1990),
- Kendala antara “dimana keberadaan seseorang saat ini “dengan “keinginan” disebut “creative
tension”,
- Kreativitas akan muncul jika seseorang tidak puas dengan kondisi saat ini yang mendorong
dirinya untuk berubah.
Mental models
- Tetap dalam mental unilateral,
- Memaksimalkan menang dan meminimalkan kalah,
- Menekankan perasaan negatip, dan
- Berupaya serasional mungkin dimana seseorang mendefenisikan tujuannya serta
mengevaluasi perilakunya menurut ukuran apakah dia telah atau belum mencapai tujuannya itu.
- Peran pemimpin dalam menciptakan “shared vision” adalah bersinergi dengan bawahan untuk
menciptakan visi organisasi (jangan memaksa kehendak) dengan cara berdialog.
Team learning
- Tim adalah sekumpulan orang-orang yang mengerjakan sesuatu secara bersama-sama
(Robinson dan Finley),
- Fundamental bellets sebuah tim:
a. tim pekerja merupakan unsure bangunan organisasi,
b. tim harus mampu mengelola “kultur, proses, sistem serta hubungan kemitraan antar mereka
untuk mencapai kesuksesan.
- Karakteristik team learning yang handal, adalah:
a. memiliki sasaran yang jelas dan senantiasa meningkat,
b. struktur dibentuk berlandaskan orientasi hasil capaian,
c. anggota tim memiliki kompetensi,
d. bersatunya komitmen,
e. lingkungan kerjasama kondusif,
f. memiliki standard mutu,
g. memiliki dukungan dan pengakuan eksternal,
h. memiliki prinsif kepemimpinan.
Sedangkan Atmosudirdjo (1997) akan halnya David Osborne & Ted Gaebler (2003)
mengusulkan (1) perlunya semangat kewirausahaan dan (2) peningkatan kinerja, dan Kristiadi
(1997) mengusulkan perlunya penerapan manajemen modern.
Usul lain yang agak lebih lengkap, menuntut agar manajemen pelayanan public (1) lebih
professional, (2) memiliki jiwa entrepreneur, dan (3) mampu bertindak sebagai fasilitator.
Manajemen pelayanan public menjadi lebih bersifat administrative, dan oleh karena itu
penegasan kembali mengenai pelayanan public yang “apolitis” sangat diperlukan. Formula
tesebut dikenal sebagai New Publik Manajemen (NPM), Manajemen Pelayanan yang berwatak
Entrepeneuralship atau Entrepreneurial Government (EG), dan New Public Servis (NPS), dengan
perbandingan secara ringkas sebagai berikut ini:
Perbandingan Old Publik Administration (OPA), New Public Management (NPM), New Public
Service (NPS), Enterpreneural Government (EG), dan Electronic Government (EG)
Model/
Dimensi OPA NPM NPS EG
tujuan Efisien dan profesional Palayanan prima Kualitas pelayanan Pelayanan dengan
pemberdayaan
insentif Fungsional struktural System konsekuen Fungsional structural swasta System
konsekuen
Pertanggung jawaban Pada klien dan konsituen secara hirarkis Pada customer ala pasar
Pada warga Negara (citizens) secara multidimensional Pada customer ala pasar
Kekuasaan Pada top management Pada pekerja dan pengguna jasa Pada warga negara
Pada pekerja dan pengguna jasa
Budaya
Arogan rutin
Menyentuh hati, winning minds
Ramah inovatif
Menyentuh hati, winning minds
Penekanan pada ketaatan menjalankan aturan dan efisiensi Penekanan pada perombakan visi
dan misi Penekanan pada perombakan kultur pelayanan Penekanan pada perombakan DNA
birokrasi
Peranan pemerintah Rowing (mendayung) sterring serving sterring
Konsef kepentingan publik Kepentingan public tercermin dalam UU yang secara politis sudah
didesain pemerintah Kepentingan public merupakan aggregate kepentingan individu
Kepentingan public merupakan hasil dialog mengenai nilai Kepentingan public merupakan
aggregate kepentingan individu
Electronic -Government (E-G)
penerapan model ini pertama kali dilakukan oleh Clinton di Amerika Serikat (sukses), dengan
indikasi angka pengangguran menurun tajam, pertumbuhan ekonomi meningkat pesat, dan
peluang kerja terbuka lebar,
Muncul atas landasan teori sebelumnya, seperti teori demokrasi citizen, teori pemberdayaan
masyarakat sipil, teori organisasi yang humanis, dan teori posmo administrasi public.
Doktrik NPS, antara lain;
dilakukan secara demokrasi,
dilakukan secara strategis dan rational atas dasar pertimbangan politik, ekonomi, serta organisasi,
dilakukan dengan mengutamakan dialog untuk mencapai kesepakatan pelayanan,
menganggap pengguna jasa sebagai warganegara (citizen) dengan hak dan kewajibannya yang
melekat,
responsive terhadap kebutuhan warganegara,
memperhatikan aturan yang telah disepakati bersama, nilai-nilai yang berlaku di masyarakat,
norma-norma politik, standard pelayanan professional, serta interes warganegara,
memberlakukan diskresi dan akuntabel meski banyak kendala,
memiliki struktur yang terbuka dan kepemimpinan yang kolaboratif,
memiliki motivasi yang kuat untuk melayani dan berkonstribusi pada masyarakat banyak,
kritik model ini terhadap model NPM dan EG adalah:
pelayanan public yang dilakukan oleh birokrasi bukanlah melayani pelanggan (customer), tetapi
warga Negara (citizen),
semangat yang ada dalam birokrasi public ketika berhadapan dengan pengguna jasa bukanlah
“how to steer” tetapi how to serve”,
birokrasi public haruslah berfikir secara strategix (think strategically) dan bertindak secara
demokratis (act democratically),
harus ada perjanjian antara birokrasi public sebagai penyedia layanan dengan warga Negara
sebagai pengguna jasa (citizen charter) yang memberikan kepastian kepada pengguna jasa akan
diberikan pelayanan standar dengan segala macam konsekuensinya ketika pelayanan tersebut
tidak didapatkannya,
model ini diterapkan pertama kali di Inggris dan di beberapa Negara lain seperti Australia, New
Zealand, Perancis, dan Belgia.
TEKNOLOGI INFORMASI ATAU E-GOVERNMENT
DALAM PELAYANAN PUBLIK
1. ide dasarnya adalah pada kebijakan buatlah sekali saja, maksudnya badan-badan/dinas-dinas
dan lembaga pemerintah berusaha menghindari duplikasi usaha, mematuhi standar-standar
umum dan menggunakan infrastruktur yang sama untuk melayani warga masyarakat tanpa sekat,
2. E-Government adalah system manajemen informasi dan manajemen layanan masyarakat
berbasis internet,
3. layanan ini diberikan oleh pemerintah kepada masyarakatnya dengan memanfaatkan
internet,
4. akan muncul sangat banyak pengembangan modus layanan dari pemerintah kepada
masyarakat yang memungkinkan peran aktif masyarakat dimana diharapkan masyarakat dapat
secara mandiri melakukan registrasi perijinan, memantau proses penyelesaian, melakukan
pembayaran secara langsung untuk setiap perijinan dan layanan public lainnya,
5. dengan bantuan teknologi internet akan dapat dilakukan darimana saja dan kapan saja,
6. dengan memanfaatkan system e-government masyarakat akan menjadi lebih produktif (tidak
perlu antri dalam waktu yang lama),
7. dengan adanya on line system, masyarakat dapat memanfaatkan banyak waktunya untuk
melakukan pembangunan yang lain sehingga diharapkan produktivitas daerah meningkat yang
juga akan meningkatkan produktivitas nasional,
8. e-government diharapkan:
mendorong perbaikan layanan masyarakat umum, missal unit pelayanan masyarakat terpadu,
mendorong aplikasi fungsional tiap dinas di kabupaten/kota, missal: pengembangan data hasil
pengelolaan data potoensi di tiap dinas yang dapat diolah dalam bentuk-bentuk yang informative
(grafik yang harus tersedia untuk perencanaan selanjutnya), pendaftaran paten dan hak cipta
produk-produk pengembangan dari kecamatan-kecamatan, dll
9. keuntungan e-government di kabupaten/kota, antara lain:
peningkatan kualitas pelayanan (layanan public 24 jam berkat adanya teknologi internet),
dengan menggunakan teknologi online, banyak proses yang dapat dilakukan dalam format
digital, hal ini akan banyak mengurangi penggunan kertas (paperwork), sehingga proses akan
menjadi lebih efisien dan hemat,
database dan proses terintegrasi; akurasi data lebih tinggi, mengurangi kesalahan identitas dan
lain-lain.
Semua proses transparan karena semua berjalan secara online,
Mengurangi KKN.
Seni (art) adalah sesuatu kreativitas pribadi yang kuat dan disertai keterampilan, mendorong
untuk berpraktek atau mengajarkan bagaimana sesuatu hal dilakukan. Sedangkan ilmu (science)
mengajarkan tentang suatu (pengetahuan).
Dalam sejarah perkembangannya teori manajemen telah mengalami tiga kali perubahan, yaitu:
Dan manajemen juga telah pula mengalami perkembangan sebanyak lima generasi, yaitu:
Top of Form
Pasaman Search..
Bottom of Form
s