Anda di halaman 1dari 76

Singkatan dari Administrator, sebutan untuk seorang system administrator.

Telusuri | Sempurnakan | Edit terakhir 19-Maret-2005 20:05:32 oleh feri


Administrator, pengelola administrasi, dalam jaringan disebut juga dengan admin. Yaitu
account atau hak login, atau orang yang diberikan hak tinggi dalam pengelolaan sistem dari
berbagai sisi. disebut juga dengan super-user.
Dalam nama domain, adalah orang yang memberikan pertanyaan kepada User Registrar untuk
menganalisis status pengguna secara individual dan permasalahan yang ada, serta untuk
membuat himpunan statistik.

Telusuri | Sempurnakan | Edit terakhir 23-Oktober-2010 11:05:38 oleh feri

Istilah lain yang mungkin terkait

AdminID
Istilah yang digunakan untuk Administrative Identification.
Administrator
Administrator, pengelola administrasi, dalam jaringan disebut juga dengan admin.
Yaitu account atau ...
Administrivia
Beberapa tugas administratif yang kebanyakan berhubungan dengan perawatan
layanan mailing list, ...
Administrative Domain
Kelompok host, router, dan jaringan yang menghubungkannya, yang dioperasikan dan
dikelola oleh ...
Administrative Contact
Orang yang memiliki hak untuk berkomunikasi dengan pihak lain mengenai hal-hal
yang bersifat ...

Buku yang mungkin terkait

MySQL Untuk Pengguna, Instalasi dan Konfigurasi Menguasai Oracle SQL dan
Administrator, dan Jaringan Komputer PL/SQL
Pengembang Aplikasi Web
Harga : Rp. 49.000.- Harga : Rp. 40.000.- Harga : Rp. 45.000.-

Lihat Buku Komputer Teknologi Informasi lainnya

Artikel yang mungkin terkait

Sudah saatnya SARJANA KOMPUTER Indonesia GO INTERNATIONAL


Kelompok Diskusi Online

Lihat Artikel lainnya

Perkataan, istilah, dan pengertian Administrasi yang kita kenal sekarang di Indonesia berasal dari
Eropa Barat/Eropa Kontinental, melalui periode penjajahan Belanda, dimana Belanda merupakan
salah satu bangsa yang terdapat dalam wilayah Eropa Barat.
Dasar peradaban (sivilisasi) dan kebudayaan (kultur) dari bangsa-bangsa Eropa Barat adalah
kebudayaan dan peradaban Rumawi, yang mengalami kemajuan pesat setelah dipengaruhi oleh
Kebudayaan Yunani Klasik.
Pada awalnya, Bangsa Rumawi menerjemahkan istilah-istilah Yunani ke dalam bahasa Rumawi,
yakni Bahasa Latin, dengan cara mengadopsi ide-ide dan pengertian Yunani klasik secara apa
adanya. Lambat laun bangsa Rumawi mengembangkan sendiri Filosofi, Ilmu Pengetahuan,
Hukum, Sistem Politik, dll, yang akhirnya menjadi dasar dari peradaban dan kebudayaan bangsa-
bangsa Eropa Barat selama 15 abad dan sampai sekarang masih nampak pengaruhnya, misal:
1) Hukum-kodifikasi hukum yg kita kenal sekarang;
2) Sistem Pemerintahan – Republik; dan
3) Sistem Legislatif- DPR .
Adapun sistem sosial, sistem kenegaraan, sistem perekonomian dilakukan melalui kegiatan-
kegiatan unit-unit organisasi (administratio) yang masing-masing dipimpin oleh administrator.
Administrator sebagai yang memimpin suatu administratio atau unit organisasi, bertanggung
jawab kepada Pemilik/Majikan/Atasan(Maestro), yang memberikan tugas, kewajiban, dan
pengarahan-pengarahan kepadanya.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya kepada Maestro,maka Administrator harus
melakukan administer ( melayani, mentaati) terhadap majikan dan melakukan segala sesuatu
sesuai kebijaksanaan majikan tersebut sambil menjalankan administrare (yaitu
menyelenggarakan Tata usaha: registrasi, inventarisasi, pembukuan, dokumentasi,
korespondensi, kearsipan) untuk mempertanggung-jawabkan segala sesuatunya yang telah
dilakukan menurut prosedur dan formalitas tertentu (mis: membuat berita acara, laporan). Untuk
menggerakkan personil dalam rangka melakukan kegiatan-kegiatan organisasi yang dipimpin
maka Administrator melakukan administro yang berarti memimpin, mengatur, mengemudikan.
Istilah yang digunakan bagi administrator pada umumnya adalah: direktur, direksi.
Di Inggris perkembangannya berbeda sekali dari Eropa Kontinental. Di Inggris seorang
administrator atau direktur disebut Manager. Jika pangkatnya tinggi sehingga ikut bertanggung
jawab langsung kepada pihak pemilik organisasi/perusahaan, disebut Managing Director.
Sedangkan director dalam bahasa Inggris/Amerika, oleh kita dan juga Belanda disebut Komisaris
(Commissaris).
Pengertian Direktur yang sering dengar dan gunakan, dalam bahasa Inggrisnya disebut manager.
Personnel Management (bhs.Ingg/Am), dalam bahasa Indonesia disebut Administrasi Personil,
yang mencakup organisasi urusan personil, tata-usaha personil, dan pengelolaan personil.
Pengelolaan sendiri dalam bhs.Inggris disebut management, akan tetapi management yang
berbeda tingkat serta sifat dari ketatalaksanaan dan administrasi. Administrasi adalah manajemen
yang paling tinggi. Financial management, diterjemahkan dengan Administrasi Keuangan, yang
terdiri atas organisasi urusan keuangan, tatausaha keuangan, dan pengelolaan keuangan.
Company management adalah Direksi Perusahaan, Company Manager adalah Direktur
Perusahaan. Business Management adalah Pimpinan Perusahaan/Bisnis, sedangkan Business
Administration adalah Administrasi Bisnis/Niaga.
Adminster : melayani, mentaati terhadap majikan dan melakukan segala sesuatu sesuai
kebijaksanaan majikan
Administrare :menyelenggarakan Tata Usaha: registrasi, inventarisasi, pembukuan, dokumentasi,
korespondensi, kearsipan
Administratio : kegiatan-kegiatan unit-unit organisasi
Administro : memimpin, mengatur, mengemudikan. (leadership, management)
Untuk lebih memahami istilah-istilah dalam administrasi maka di bawah ini diuraikan sebagai
berikut:
ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
Pada umumnya orang akan berpendapat bahwa terdapat perbedaan antara administrasi dan
manajemen. Untuk membedakan arti kedua kata tersebut, di bawah ini dibuat suatu tabel agar
memudahkan dalam membandingkannya.
Administrasi adalah bagian dari manajemen dan sebaliknya manajemen juga bagian dari
administrasi. Kedua hal tersebut benar, tergantung dari tempatnya atau negaranya:
Di Eropa Daratan ( Jerman, Bld, Perancis, Itali) dikatakan manajemen bagian dari administrasi
Di Inggris dikatakan Administration bagian dari management
DI INDONESIA Istilah adm. berasal dari Bhs.Bld “ administratie”, yang terdiri dari: organisasi,
tata usaha, dan pengelolaan. Istilah management di Indonesia adalah Istilah Inggris, yang berasal
dari AS.
Jika mempertimbangkan kedua aspek tersebut dari segi kebudayaan, dimana Indonesia sangat
lama dijajah Belanda, maka memahami administrasi perlu lebih ditekankan dimana berpikir
secara administrasi adalah berpikir secara organisasi-tata usaha dan manajemen.
Jika manajemen dipisahkan secara tegas dan terlepas dari administrasi, maka organisasi dan
tatausaha akan tertinggal dan tatausaha dianggap sebagai aspek yang tidak penting.
Di Perancis, manajemen dikembangkan ala sistem AS, tetapi tidak terlepas dari administration,
dimana dikatakan, bahwa” administrasi terdiri atas documentation (tatausaha) dan gestion
(manajemen).
BERPIKIR SECARA ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN ADMINISTRASI
Berpikir secara administrasi adalah berpikir secara mengatur dan menjalankan penyelenggaraan
dari apa yang dikehendaki Pengemban Tugas misalnya pemerintah, pengusaha, atau direksi.
Berpikir secara manajemen adalah berpikir secara mengendalikan, mengerahkan, dan
memanfaatkan segala sumberdaya, yang menurut perencanaan diperlukan untuk mencapai
tujuan.
Administrasi atau tata penyelenggaraan dilakukan dengan membentuk, mengembangkan,
memimpin dan mempergunakan suatu organisasi. Dengan pengertian yang luas tersebut, maka
administrasi juga merupakan manajemen, yaitu “ the overall management of an organization.”
Administrasi dijalankan oleh dan dibawah pimpinan seorang administrator oleh suatu aparatur
yang merupakan suatu organisasi. Dalam praktek, kedudukan administrator dirangkap oleh
pengemban tugas (misal:pemerintah merangkap sebagai administrator negara) atau pengusaha
(misal:pengusaha/pemilik perusahaan merangkap sebagai direktur perusahaan). Oleh sebab itu
banyak yang tidak dapat membedakan antara “pemerintahan” dan “ administrasi negara”, atau
antara “pengusaha bisnis” dan “administrasi bisnis”.
Manajemen dijalankan oleh:
- pekerja biasa (worker), pengamat (supervisor), pemimpin/kepala, manajer, koordinator,
direktur, pengurus, pengusaha, jadi hanya berbeda-beda menurut kedudukan (tingkatan), obyek
atau bidang, dan kekompleksannya
Aspek penting dari administrasi sebagai obyek studi Ilmu Administrasi
Administrasi sebagai fenomena sosial.
Administrasi terdapat dalam suatu organisasi.
Administrasi merupakan suatu kekuatan yang memberi hidup/gerak kepada organisasi.
Penggerak atau kekuatan tersebut disebut administrator.
Administrasi merupakan suatu fungsi tertentu untuk mengendalikan, menggerakkan,
mengembangkan dan mengarahkan suatu organisasi, yang dijalankan administrator dan dibantu
oleh manajer dan stafnya.
Administrasi merupakan sekelompok orang sebagai badan pimpinan (the governing body) dari
suatu organisasi. Misal: The Reagan Administration.
Administrasi merupakan seni yang memerlukan bakat, dan ilmu yang memerlukan pengetahuan
ataupun pengalaman.
Administrasi merupakan proses penyelenggaraan bersama/proses kerjasama antara sekelompok
orang untuk mencapai tujuan dan direncanakan sebelumnya. Kerjasama tersebut melalui
organisasi
Administrasi merupakan suatu jenis tingkah laku sosial tertentu, yang memerlukan sikap serta
kondisi mental tertentu.
Administrasi merupakan suatu praktek atau teknik tertentu, sebagai suatu tatacara melakukan
sesuatu, yang memerlukan kemampuan, ketrampilan, kemahiran.
Administrasi merupakan suatu sistem, yang memerlukan input, transportasi, pengolahan, dan
output tertentu.
Adminstrasi merupakan suatu tipe manajemen, sebagai overall management dari suatu
organisasi, sehingga dikatakan manajemen merupakan inti administrasi.
Manajemen merupakan pengendalian sumberdaya (orang, uang, mesin, materials, metode-cara-
teknik, ruang, tenaga, waktu).
Dalam istilah Administrasi tercakup adanya pesan, tugas, tanggung jawab dan kepercayaan yang
diberikan oleh para pemilik organisasi.
PENGERTIAN ADMINISTRASI DALAM ARTI SEMPIT DAN LUAS
1) Arti sempit: berasal dari kata Administratie (bhs. BELANDA ), yang meliputi kegiatan:
catat mencatat, surat menyurat, pembukuan ringan, ketik mengetik, agenda dsb, yang bersifat
teknis ketatausahaan (clerical work). Dengan demikian tata usaha adalah bagian kecil kegiatan
dari Administrasi.
2) Arti luas: berasal dari kata Administration (bhs. INGGRIS).
a).Leonard D.White: Administrasi adalah suatu proses yang pada umumnya terdapat pada semua
usaha kelompok, negara atau swasta, sipil atau militer, usaha yang besar dan kecil.
b).H.A Simon: Administrasi adalah kegiatan dari kelompok yang mengadakan kerjasama untuk
menyelesaikan tujuan bersama.
c). William H. Newman: Administrasi adalah bimbingan, kepemimpinan, dan pengawasan atas
usaha-usaha kelompok individu, terhadap tercapainya tujuan bersama.
Dengan memperhatikan penjelasan tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa:
CIRI-CIRI ADMINISTRASI adalah sebagai berikut:
a). Adanya kelompok manusia (2 orang atau lebih)
b). Adanya kerjasama dari kelompok tersebut
c). Adanya bimbingan, kepemimpinan, dan pengawasan
d). Adanya tujuan kelompok
Pendapat yang mempersamakan administrasi dan manajemen
a. William H. Newman:
Bukunya berjudul “administrative action”, tapi isinya menyangkut “the techniques of
organization and managemen”.
b. M.E. Dimock :
“Administration or management is a planned approach to the solving of all kinds of problems in
almost eveery individual or group acitivity both public or private”.
Pendapat yang membedakan administrasi dan manajemen
a). Dalton E. McFarland:
Administrasi ditujukan terhadap penentuan tujuan pokok dan kebijaksanaannya, sedangkan
manajemen ditujukan terhadap pelaksanaan kegiatan dengan maksud menyelesaikan/mencapai
tujuan dan pelaksanaan kebijaksanaan.
b). Ordway Tead:
Administrasi sebagai suatu proses dan badan yang bertanggung jawab terhadap penentuan
tujuan, dimana organisasi dan manajemen digariskan. Adminstrasi bersifat lebih menentukan
garis besar daripada suatu kebijaksanaan dan pemberian pengarahan (general polices).
Manajemen , prosesnya adalah bagaimana secara langsung kegiatan-kegiatan dilakukan untuk
merealisasikan tujuan, dengan mengatur tindakan-tindakan tsb. agar dapat tercapai tujuannya.
Hubungan administrasi, organisasi, manajemen, kepemimpinan, pengambilan keputusan,
hubungan antar manusia.
1) Ordway Tead dan Farland:
Administrasi terdiri atas organisasi dan manajemen.
2) Dimock dan Koenig:
Inti Manajemen adalah Kepemimpinan
Inti Kepemimpinan adalah pengambilan keputusan
Inti Pengambilan Keputusan adalah hubungan antarmanusia
KESIMPULAN
Administrasi dapat diartikan dengan arti sempit dan arti luas. Arti sempit sering disamakan
dengan kegiatan ketatausahaan. Arti luas mencakup seluruh aspek kehidupan dalam suatu
organisasi yaitu aspek organisasi, manajemen, komunikasi, informasi, personalia, keuangan,
perlengkapan dan hubungan publik. Ada yang menyatakan administrasi sama dengan manajemen
dan ada pula yang membedakannya, dan untuk menjawab hal tersebut dilihat dari sudut pandang
masing-masing.
BUKU PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI NEGARA KARYA DRS. DARMANTO, M.Si.
Posted in basic | | |

Leave a reply
Top of Form

Name (wajib)

Mail (will not be published) (wajib)

Website
Anti-spam word: (Required)*
To prove you're a person (not a spam script), type the security word shown in the picture.

6
Submit Comment 5

fesionalisme Guru

Karya Tulis Ilmiah,Makalah No comments

BAB I
PENDAHULUAN
Segala puji bagi Allah yang membimbing manusia ke jalan yang diridhai-Nya, dan dengannya
pulalah memberikan kekuatan pada kita semua sehingga kami dapat menulis makalah ini dan
mempersentasekannya di depan para peserta seminar.
2 June 2010
Administrasi Pendidikan dalam Profesi Keguruan

Karya Tulis Ilmiah,Lifestyle 1 comment

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Administrasi pendidikan seringkali disalahartikan sebagai semata-mata ketatausahaan
pendidikan. Namun dari uraian berikut ini akan diketahui bahwa pengertian administrasi
pendidikan sebenarnya adalah bukan sekedar itu. Administrasi pendidikan tidak begitu mudah,
karena ia menyangkut pengertian yang luas. Culberston (1982) mengatakan bahwa Schwab pada
tahun enam puluhan telah mendiskusikan …
2 June 2010

Kepala Sekolah Sebagai Administrator dan Supervisor

Karya Tulis Ilmiah,Lifestyle No comments

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kepala sekolah memegang peranan penting dalam perkembangan sekolah. Oleh karena itu, ia
harus memiliki jiwa kepemimpinan untuk mengatur para guru pegawai tata usaha dan pegawai
sekolah lainnya. Dalam hal ini, kepala sekolah tidak hanya mengatur para guru saja, melainkan
juga ketatausahaan sekolah siswa, hubungan sekolah …
6 April 2010
Professional Learning Community (PLC)

Karya Tulis Ilmiah No comments

Penggunaan Informasi yang Relevan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa


A. Studi Kasus : Keengganan Memanfaatkan Informasi
Setelah mengikuti pelatihan Professional Learning Community (Komunitas Pembelajaran
Profesional), Komite Pengembangan Sekolah Gladys Knight Charter School (The Pips)
menyuarakan solusi penggunaan sebuah model untuk memperbaiki kondisi sekolah mereka.
Kepala sekolah memberikan dukungan penuh untuk inisiatif …
Top of Form

tugas kepa

Bottom of Form
Rahasia Pintar Matematika

Rumus Cepat Matematika, Modul & Bank Soal, RPP & Silabus. Gratis!
KLIK DI SINI!
Free Download Area

Download Novel Best Seller, Free e-book, Skripsi & Design Graphic.
KLIK DI SINI!
Recent Posts

• Bagaimana Kualitas Film Indonesia Menurutmu, Sahabatku?


• Free Download Soal Prediksi UN SMA 2011
• Nokia E7, Be Inspired By This!
• Kedudukan Ijtihad Kontemporer dan Peranannya dalam Menjawab Tantangan
Modernisasi
• Canda Ala Jeneponto
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kepala sekolah memegang peranan penting dalam perkembangan sekolah. Oleh karena itu, ia
harus memiliki jiwa kepemimpinan untuk mengatur para guru pegawai tata usaha dan pegawai
sekolah lainnya. Dalam hal ini, kepala sekolah tidak hanya mengatur para guru saja, melainkan
juga ketatausahaan sekolah siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat dan orang tua siswa.
Tercapai tidaknya tujuan sekolah sepenuhnya bergantung pada bijaksana yang terapkan kepala
sekolah terhadap seluruh personal sekolah.
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pimpinan organisasi pendidikan di sekolah, kepala
sekolah harus memiliki berbagai persyaratan agar ia dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
masing-masing persyaratan ini saling berkaitan antar yang satu dengan yang lainnya.
Diantaranya adalah memiliki ijazah, kemampuan mengajar, kepribadian yang baik serta
memiliki pengalaman kerja.
Rumusan Masalah
1. Fungsi dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai administrator pendidikan
2. Fungsi dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
Kepala Sekolah sebagai Administrator
Dalam menjalankan fungsinya sebagai administrator, kepala sekolah harus mampu menguasai
tugas-tugasnya dan melaksanakan tugasnya dengan baik.
Untuk itu kepala sekolah harus kreatif mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang menunjang
perkembangan sekolah. Berbagai tugas yang harus dilakukan kepala sekolah
(+) Membuat perencanaan
Perencanaan yang perlu dilakukan oleh kepala sekolah, diantaranya adalah menyusun program
tahunan sekolah, yang mencakup program pengajaran, kesiswaan, kepegawaian, keuangan, dan
penyediaan fasilitas-fasilitas yang diperlukan. Perencanaan ini selanjutnya dituangkan dalam
rencana tahunan sekolah yang dijabarkan dalam dua program semester.
1. Program pengajaran
2. Kesiswaan
3. Kepegawaian
4. Keuangan
5. Sarana dan prasarana
(+) Kepala sekolah bertugas menyusun struktur organisasi sekolah
Organisasi memainkan peranan penting dalam fungsi administrasi karena merupakan tempat
pelaksanaan semua kegiatan administrasi. Selain itu, dilihat dari fungsinya organisasi juga
menetapkan dan menyusun hubungan kerja seluruh anggota organisasi agar tidak terjadi
tumpang tindih dalam melakukan tugasnya masing-masing.
Penyusunan organisasi merupakan tanggungjawab kepala sekolah sebagai administrator
pendidikan. Sebelumnya ditetapkan, penyusunan organisasi itu sebaiknya dibahas bersama-sama
dengan seluruh anggota agar hasil yang diperoleh benar-benar merupakan kesepakatan bersama.
Selain menyusun struktur organisasi, kepala sekolah juga bertugas untuk mendelegasikan tugas-
tugas dan wewenang kepada setiap anggota administrasi sekolah sesuai dengan struktur
organisasi yang ada.
(+) Kepala sekolah sebagai koordinator dalam organisasi sekolah
Pengoordinasian organisasi sekolah ini merupakan wewenang dari kepala sekolah. Dalam
melakukan pengoordinasian ini sebaiknya juga kepala sekolah kerja sama dengan berbagai
bagian dalam organisasi agar pengoordinasian yang dilakukan dapat menyelesaikan semua
hambatan dan halangan yang ada.
(+) Kepala sekolah mengatur kepegawaian dalam organisasi sekolah
Berbagai tugas yang berkenaan dengan kepegawaian sepenuhnya merupakan wewenang kepala
sekolah. Dia memiliki wewenang untuk mengangkat pegawai, mempromosikannya,
menempatkan, atau menerima pegawai baru.
Pengelolaan kepegawaian ini akan berjalan dengan baik bila kepala sekolah memperhatikan
kesinambungan antara pemberian tugas dan dengan kondisi dan kemampuan pelaksanaannya.
Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Pelaksanaan supervisi merupakan tugas kepala sekolah untuk melakukan pengawasan terhadap
guru-guru dan pegawai sekolahnya. Beberapa prinsip yang digunakan dalam mengadakan
kegiatan supervisi adalah :
1) Supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif
2) Supervisi harus bersifat sederhana, realistis dan informasi dalam pelaksanaannya
3) Supervisi harus bersifat objektif
4) Supervisi bersifat preventif
5) Supervisi bersifat korektif
6) Supervisi bersifat kooperatif
7) Supervisi harus memperhatikan kemampuan para anggota organisasi.
Berikut tugas dijelaskan tugas kepala sekolah sebagai supervisi
(+) Pembinaan kurikulum sekolah
Pembinaan kurikulum sekolah harus diperhatikan dalam kegiatan supervisi yang dilakukan oleh
kepala sekolah karena seluruh kegiatan supervisi dilakukan berdasarkan kurikulum sekolah. Oleh
karena itu, pembinaan kurikulum harus diupayakan agar tidak tertinggal zaman serta memenuhi
tuntutan seluruh personal organisasi dan masyarakat.
Kepala sekolah dalam kedudukannya sebagai supervisor bertugas untuk membimbing para guru
dalam menentukan bahan pelajaran dapat meningkat potensi siswa, memimbing guru-guru
dalam mengadakan penilaian cara dan metode yang digunakan.
(+) Pembagian tugas kepada guru
Sebelum membagikan tugas-tugas kepada guru, kepala sekolah terlebih dulu harus mengetahui
jumlah guru yang akan memberikan pelajaran di sekolah, apakah perlu ditambah, apakah
memerlukan guru-guru honorer. Bila semua telah diketahuinya, kepala sekolah dapat memulai
pembagian tugas-tugas kepada mereka. Pembagian ini dapat dilakukan dengan cara penetapan
sistem guru kelas, sistem guru bidang studi, dan sistem campuran antara keduanya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Tugas kepala sekolah sebagai administrator yaitu sebagai berikut : Membuat
perencanaan, Menyusun struktur organisasi sekolah , Mengatur kepegawaian dalam
organisasi sekolah, Sebagai koordinator dalam organisasi sekolah
2. Tugas kepala sekolah sebagai supervisi : Pembinaan kurikulum sekolah dan Pembagian
tugas kepada guru
Saran
Adapun saran yang disampaikan penulis yaitu diharapkan kepada pembaca agar mempergunakan
makalah ini sebagai bahan kajian dalam memahami administrasi pendidikan khususnya masalah
fungsi dan tanggungjawab kepala sekolah sebagai administrator dan superior pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin, Yusak, 1998, Administrasi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia
Drs. M. Ngalim Purwanto dkk. 1981. Adiministrasi Pendidikan, Jakarta: Mutiara

Saya, Abied, dari sebuah tempat paling indah di dunia.


Salam …

Istilah Administrasi dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengarnya.


Pada saat berurusan dengan kantor pemerintahan atau swasta, misalnya pada waktu melamar
pekerjaan, mendaftar masuk sekolah, mengurus surat keterangan kelakuan baik, membuat Kartu
Tanda Penduduk (KTP), berobat ke Rumah Sakit dan mengurus berbagai surat izin lainnya.
Dalam hal ini, kita sering mendengar para petugas mengatakan kata-kata berikut, “persyaratan
administrasinya belum lengkap”, atau “selesaikan terlebih dahulu administrasinya”, atau”untuk
urusan ini harap anda menghubungi bagian administrasi “, “mohon dibayar ongkos
administrasinya”, “lamaran kerja agar diserahkan dibagian administrasi”, “pegawai baru itu
ditempatkan dibagian administrasi”.
Bahkan tidak jarang kita melihat di salah satu ruangan kantor, sering menemukan tulisan
“Bagian Administrasi”, “Biro Administrasi”. Dalam media masa juga sering dikemukakan
beberapa istilah, antara lain Administrasi Reagan, Administrasi Pembangunan, Administrasi
Pemerintahan Desa, Administrator Pelabuhan, Administrator Perkebunan.
Kita bisa melihat, bahwa istilah Administrasi itu bukan hal yang asing lagi dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu, kita juga sering menjumpainya dimana saja dan kapan sajadalam aspek
kehidupan kita. Namun, banyak orang yang tidak tahu dan mengerti tentang apa arti dan makna
yang sebenar-benarnya tentang administrasi. Oleh sebab itu, pentingnya pelajaran/studi
administrasi untuk dipelajari fdan difahami oleh manusia untuk lebih mengenal dan tahu tentang
administrasi yang sebenarnya.
Administrasi itu pada hakikatnya dan dapat di artikan sebagai rangkaian kegiatan kerjasama
manusia untuk mencapai suatu tujuan. Dari pengertian tersebut, bahwa Administrasi itu sebuah
fenomena kerjasama sebagai objek kajian ilmu Adsministrasi karena sering dijumpai dalam
setiap aspekk kehidupan manusia sehari-hari. Lagi pula, perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan yang semakin canggih, tuntutan akan efisiensi dan efeksifitas kerja yang semakin
sulit, tuntutan akan kompleksitas kebutuhan manusia yang tinggi, mendorong masyarakat dan
organisasi untuk melakukan kerja sama dalam berbagai sektor kegiatan.
sekarang ini, Dunia terus berkembangdan kehidupan masyarakat kita terus maju dengan segala
perubahannya yang sangat cepat dan pesat. sehingga untuk membantu menyelesaikan masalah
yang dihadapi dan timbul didal;am masyarakat itu, antara negara,organisasi dan masyarakat
sendiri harus melakukan kerjasama. Dalam pelaksanaan pembangunan transportasi dan
perhubungan stabilitas nasional, kemajuan ekonomi dapat berlangsung dengan cepat, mudah dan
tepat waktu melalui proses pengelolaan secara Administratif.
Ilmu Administrasi yang terdiri dari publik maupun Bisnis, sangat besar sekaliu peranan dan
sumbangannya dalam proses kemajuan dan peradaban kehidupan manusia. Banyak orang yang
mengatakan, peradaban kehidupan manusia itu tergantung pada ada atau tiadanya suatu
administrasi.
Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa administrasi itu sangat dibutuhkan sekali
oleh manusia. Kita sebagai manusia sulit sekali membayangkan bagaimana kelangsungan hidup
manusia dalam proses sekarang yang modernisasi tanpa adanya seorang pemimpin/administrator
yang menggerakannya. Dengan ilmu administrasi, manusia dapat ditolong dari efek-efek negatif
dari perkembangan ilmu pengetahuan alam dan teknologi modern yang sangat cepat dan
berkembang pesat.
publik 3B
jika anda ingin membaca “pentingnya Administrasi” baca disini.
• Beranda
• Tentang saya

Pentingnya Evaluasi Program Supervisi Pendidikan


Selasa, 30 November 2010
Keefektifan dan kesuksesan
pelaksanaan program supervisi pendidikan perlu sekali untuk diketahui sehingga
dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam mengadakan perbaikan atas segala
pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh supervisor. Perlunya pengembangan
evaluasi program supervisi dan kepemimpinan dikarenakan beberapa landasan
sebagai berikut:

1. Perlunya penerapan dan pemeliharaan berbagai pelayanan sesuai dengan


fungsi supervisi pendidikan.

2. Perlunya penilaian terhadap pelayanan yang telah diberikan kepada para


anggota/staf

3. Perlunya perencanaan perbaikan personil supervisi, prosedur supervisi, dan


pelayanan supervisi.

4. Perlunya untuk pencarian, latihan, dan seleksi kepala sekolah dan supervisor
agar mencapai kualifikasi ketrampiIan dan kemampuan tertentu.

Sebagaimana guru dan murid-murid dapat menarik keuntungan baik secara


langsung maupun tidak langsung atas evaluasi terhadap pertumbuhan guru
dan murid, begitu pula supervisor dan administrator dapat mengambil
keuntungan dari evaluasi terhadap pekerjaannya sendiri sebagai pemimpin
pendidikan. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana membuat
evaluasi itu menjadi valid, reliable, dan obyektif. Valid menunjukkan
ketepatan sasaran yang memang harus dievaluasi. Relieble menunjukkan
ketepatan instrumen evaluasi jika diberlakukan kepada obyek yang sama
atau berbeda dalam waktu yang berbeda dengan kondisi yang relatif sama.
Sedangkan obyektif menunjukkan kerealistisan evaluasi yang mendasarkan
diri pada kenyataan yang ada.

About Author
Write anything about you here!

0 komentar:
Poskan Komentar
Bagaimana Pendapat anda mengenai artikel ini ?
• Beranda
• Tentang saya

Pentingnya Evaluasi Program Supervisi Pendidikan


Selasa, 30 November 2010

Keefektifan dan kesuksesan


pelaksanaan program supervisi pendidikan perlu sekali untuk diketahui sehingga
dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam mengadakan perbaikan atas segala
pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh supervisor. Perlunya pengembangan
evaluasi program supervisi dan kepemimpinan dikarenakan beberapa landasan
sebagai berikut:

1. Perlunya penerapan dan pemeliharaan berbagai pelayanan sesuai dengan


fungsi supervisi pendidikan.

2. Perlunya penilaian terhadap pelayanan yang telah diberikan kepada para


anggota/staf

3. Perlunya perencanaan perbaikan personil supervisi, prosedur supervisi, dan


pelayanan supervisi.

4. Perlunya untuk pencarian, latihan, dan seleksi kepala sekolah dan supervisor
agar mencapai kualifikasi ketrampiIan dan kemampuan tertentu.

Sebagaimana guru dan murid-murid dapat menarik keuntungan baik secara


langsung maupun tidak langsung atas evaluasi terhadap pertumbuhan guru
dan murid, begitu pula supervisor dan administrator dapat mengambil
keuntungan dari evaluasi terhadap pekerjaannya sendiri sebagai pemimpin
pendidikan. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana membuat
evaluasi itu menjadi valid, reliable, dan obyektif. Valid menunjukkan
ketepatan sasaran yang memang harus dievaluasi. Relieble menunjukkan
ketepatan instrumen evaluasi jika diberlakukan kepada obyek yang sama
atau berbeda dalam waktu yang berbeda dengan kondisi yang relatif sama.
Sedangkan obyektif menunjukkan kerealistisan evaluasi yang mendasarkan
diri pada kenyataan yang ada.

About Author
Write anything about you here!

0 komentar:
Poskan Komentar
Bagaimana Pendapat anda mengenai artikel ini ?
Reformasi administrasi atau pembaharuan administrasi dilakukan krn ketidakmampuan
administratif utk melaksanakan fungsi-fungsi yg diembannya. Studi yg dilakukan Heady (1995)
menemukan lima ciri yg umum administrasi publik di negara-negara berkembang yaitu:
1. pola dasar (basic pattern) administrasi publik bersifat ciplakan (imitative) daripada asli
(indigenous)
2. birokrasi di negara berkembang kekurangan (difficient) sumber daya manusia terampil
utk menyelenggarakan pembangunan. Kekurangan ini bukan dalam arti jumlah tetapi
kualitas. Yang justru kurang adl administrator yg terlatif dgn kapasitas manajemen
keterampilan-keterampilan pembangunan (development skills) dan penguasaan tesis yg
kurang memadai
3. birokrat lbh berusaha mewujudkan tujuan pribadi dibanding dgn pencapaian sasaran
program. Dari sifat seperti ini lahir Nepotisme korupsi dan penyalagunaan wewenang
4. ada kesenjangan yg lebar antara apa yg hendak ditampilkan dgn kenyataan. Fenomena ini
oleh Rigss disebut formalisme yaitu gejala yg lbh berpegang pada wujud-wujud dan
ekspresi formal dibanding dgn sesungguh dan
5. Birokrasi di negara berkembang acapakali bersifat otonom arti lepas dari proses politik
dan pengawasan masyarakat.
Dari fenomena dan wajah administrasi publik ini maka reformasi atau pembaharuan
administrasi publik menjadi suatu tuntutan dan keharusan.
Berdasarkan kasus administrasi negara di Indonesia oleh Bintoro (1999) mengajukan pada:
1. reformasi kearah sistem politik yg demokratis partisipatif dan egalitarian
2. reformasi ABRI (TNI) sebagai birokrasi pemerintahan
3. reformasi sistem pemerintahan yg sentralistik kearah desentralisasi dan
4. reformasi terhadap upaya penciptaan clean goverment.
Pada buku yg lain Bintoro Tjokroamidjojo (1998) mengatakan bahwa pembangunan administrasi
publik atau reformasi birokrasi pemerintah diarahkan padaprogram-program sebagai berikut:
1. deregulasi dan debirokratisasi ekonomi serta dekonsetrasi dan desentralisasi pemerintah
2. meningkatkan efisiensi birokrasi (termasuk mengurangi pungutan-pungutan tak resmi)
3. mutu orientasi pelayanan dan pemberdayaan birokrasi
4. sistem karier dan efektivitas birokrasi
5. kesejahteraan pegawai dan pelayanan administrasi kepegawaian.
Menurut Riggs (1996) pembaharuan administrasi merupakan suatu pola yg menunjukkan
peningkatan efektivitas pemanfaatan sumber daya yg tersedia utk mencapai tujuan yg telah
ditetapkan. Birokrasi itu sendiri menurut pandangan Riggs merupakan sebuah organisasi yg
konkrit terdiri dari peran-peran yg bersifat hirarkis dan saling berkaitan yg bertindak secara
formal sebagai alat (agent) utk suatu kesatuan (entity) atau sistem sosial yg lbh besar. Dengan
demikian menurut pandangan ini tujuan dari birokrasi ditetapkan oleh kekuasaan di luar
kewenangan birokrasi itu sendiri. Atas dasar ini maka kebertanggungjawaban (accountability)
dari birokrasi dalam menjalankan tugas sangat esensial sifatnya. Oleh krn itu pembaharuan
administrasi akan berkaitan erat dgn peningkatan kebertanggungjawaban dalamproses
pengambilan keputusan atau dalam hal bagaimana sumber daya instrumental dimobilisasi utk
mencapai tujuan
Riggs melihat pembaharuan administrasi dari dua sisi yaitu perubahan struktural dan kinerja
(performance). Secara struktural Riggs menggunakan diferensiasi struktural sebagai salah satu
ukuran. Pandangan ini didasarkan atas kecenderungan peran-peran yg makin terspesialisasi (role
spesealization) dan pembagian pekerjaan yg makin tajam dalam masyarakat modern. Sedangkan
mengenai kinerja Riggs menekankan sebagai ukuran bukan hanya kinerja seseorang atau suatu
unit tetapi bagaimana peran dan pengaruh kepada kinerja organisasi secara keseluruhan. Ia
menekankan penting kerjasama dan teamwork dalam mencapai tujuan.
Sementara Wallis dalam Ginanjar (1997) mengartikan pembaharuan admnistratif sebagai dalam
dimensi;
1. perubahan harus merupakan perbaikan dari keadaan sebelumnya
2. perbaikan diperoleh dgn upaya yg sengaja dan bukan terjadi secara kebetulan atau tanpa
usaha dan
3. perbaikan yg terjadi bersifat jangka panjang dan tak sementara utk kemudian kembali lagi
ke keadaan semula.
Sementara Esman (1995) menunjukkan bahwa memperbaiki kinerja birokrasi harus meliputi
ketanggapan (responsiveness) terhadap pengawasan politik efisiensi dalam penggunaan sumber
daya dan efektivitas dalam pemberian pelayanan. Untuk itu upaya perbaikan administrasi
meliputi peningkatan keterampilan penguasaan teknologi informasi dan manajemen finansial
pengaturan atau pengelompokkan kembali realignment fungsi-fungsi sistem insentif
memanusiakan manajemen (humanising management) dan mendorong partisipasi yg seluas-luas
dalam pengambilan keputusan serta cara rekruitmen yg harus lbh bersifat representatif.
1

• goverment
• syste
• I. Latar Belakang
• Kebutuhan akan administrator TUK yang terampil dan sesuai dengan persyaratan
yang di tentukan oleh LSP Telematika semakin meningkat. Untuk mendapatkan
bukti kompetensi yang kuat, maka dalam kesempatan ini LSP Telematika dan
HAPTI ( Himpunan Asesor dan Pelatih Telematika Indonesia), akan Mengadakan
"Workshop Implementasi Proses Asesmen Berbasis Komputer dengan Aplikasi
ATI 8.2.0 " yang bertujuan untuk membentuk tenaga Administrator yang dapat
menguasai aplikasi Uji kompetensi dan dapat menangani trouble – trouble yang
ada. Sehingga dapat diperoleh hasil administrator yang terampil dan kompeten
dalam tenaga kerja yang berkualitas baik.

Update Tanggal : 22/05/2009
Training Implementasi Microsoft SharePoint 2007

• Training ini memberikan bimbingan secara komprehensif kepada para professional yang ingin
mengimplementasikan Microsoft Office SharePoint Server (MOSS) 2007. Materi ini berlangsung
selama 2 hari dengan target peserta adalah Business Application Administrator, Web Administrator,
seorang Server Administrator.Dengan kualifikasi peserta seperti itu, Pusdatin mengirimkan 3 orang
staff IT yang sehari-hari berkecimpung dengan bidang masing-masing diatas, yaitu : Nugroho
Setyabudhi, Eko Nugroho dan Ellis Elyani.

• Tujuan yang diharapkan setelah mengikuti training implementasi ini adalah : Peserta mampu
mengenal MOSS 2007 dan memahami arsitekturnya, kemudian mampu merancang dan
mengembangkan web aplikasi pada MOSS 2007, dan yang terakhir adalah mampu melakukan
administrasi dan pemeliharaan aplikasi yang telah dibangun.
• Sebagai tahap awal, peserta dibimbing untuk melakukan pembuatan "container" atau wadah untuk
menyiapkan web aplikasi yang akan dibangun. Sebagai simulasi, dilakukan pengembangan untuk
membuat sebuah portal intranet Departemen Pertanian.
Setelah container terbentuk kemudian dilanjutkan dengan perancangan desain portal yang
bersangkutan. Desain disini mencakup 2 hal yaitu : desain struktur portal serta desain interface. Untuk
desain struktur portal, Portal Intranet ditempatkan sebagai web application utama, sedangkan eselon 1
dan unit-unit dibawahnya ditempatkan sebagai site application sehingga nantinya akan terbentuk 12
site application dalam 1 web application. Session desain ini yang banyak berperan adalah seorang "Web
Administrator".

• Dengan selesainya desain dilanjutkan dengan pembuatan masing-masing application pada masing-
masing site application. Kebutuhan application tentunya sangat berbeda-beda untuk masing-masing
site application. Simulasi ini diserahkan pada seorang "Business Application Administrator" untuk
mengatur dan merancang aplikasi-aplikasi yang sesuai.
• Yang tidak kalah penting dari implementasi MOSS 2007 adalah melakukan pemeliharaan aplikasi serta
User and Service Accounts. Untuk tugas ini diserahkan kepada seorang "ServerAdministrators" untuk
membuat hak akses pada masing-masing aplikasi serta administrator masing-masing site application.

• Untuk membuat simulasi diatas digunakan 4 unit komputer yang di fungsikan sebagai "server farm"
(kumpulan server) yang bekerja sebagai unit yang menangani fungisnya masing-masing, seperti ada
yang berfungsi sebagai database server, searching and publication server, portal server serta
administrator server. Untuk implementasi sesungguhnya, peran-peran server tersebut dapat
disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
• Training lanjutan yang di rekomenasikan untuk menunjang implementasi MOSS 2007 adalah
Microsoft Management Server serta Network Security. (en-amm)
• 1. Kepemimpinan dalam Konteks Administrasi Pendidikan
• Upaya pemanfaatan sumber daya pendidikan melibatkan berbagai proses dan fungsi dari
Administrasi Pendidikan. Proses atau fungsi tersebut dikemukakan secara berbeda-beda oleh
para ahli, walaupun terdapat beberapa kesamaan. Pada intinya, proses atau fungsi dari
Administrasi Pendidikan tersebut oleh Engkoswara (1987) dikelompokkan atas tiga, yaitu:
perencanaan, pelaksanaan, dan pembinaan/pengawasan. Proses tersebut dikatakannya sebagai
wilayah kerja Administrasi Pendidikan. Dikaitkan dengan permasalahan dalam penelitian ini,
maka kepemimpinan berada pada konteks fungsi pelaksanaan, tepatnya penerapan
kepemimpinan yang dilakukan oleh administrator (dalam hal ini adalah guru). Fungsi
pelaksanaan tersebut, secara skematis dapat dilihat seperti berikut :
P PR PL PNG

M S F M S F M S F
PERENCANAAN

PELAKSANAAN X
PEMBINAAN X
• Gambar 3. Wilayah Kerja Administrasi Pendidikan
• Keterangan :
• PR = Perencanaan
• PL = Pelaksanaan
• PNG = Pembinaan/Pengawasan
• M = Manusia; murid, guru, atau atasan, dan orangtua siswa
• S = Sumber belajar
• F = Fasilitas
• P = Pendidikan
• Sumber : Engkoswara, (1987), Dasar-dasar Administrasi Pendidikan, Jakarta : P2LPTK.
• Dalam proses atau fungsi tersebut tercakup pula kegiatan kepemimpinan dari seorang
administrator, guna pencapaian tujuan pendidikan, dengan memanfaatkan sumber daya yang
ada (manusia, sumber belajar, dan fasilitas). Dalam kegiatan ini diperlukan kegiatan
mempengaruhi orang-orang (pengikut) ke arah pencapaian tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Di antaranya para pakar yang mengemukakan berbagai proses atau fungsi
Administrasi Pendidikan itu, Sergiovanni, dkk. (1987) secara tegas dan eksplisit menampilkan
kepemimpinan sebagai salah satu proses administratif. Hal ini sangat beralasan, karena usaha
mempengaruhi orang-orang (pengikut) dan pendayagunaan unsur pendukung dalam
pencapaian tujuan pendidikan memerlukan pengelolaan yang efektif. Untuk maksud tersebut,
jelas bahwa peranan kepemimpinan memegang peranan yang penting.
• Penyelenggaraan pendidikan melibatkan sejumlah sumber daya pendidikan, terutama guru dan
murid yang mempunyai tujuan secara bersama-sama dan sendiri-sendiri yang akan dicapainya,
di samping tujuan sekolah yang terlibat dalam proses kerja sama untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Untuk menjadikan usaha kerja sama itu berjalan secara efektif dan efisien
maka diperlukan pengaturan tugas dan peran guru maupun siswa, sehingga proses belajar
mengajar yang baik dapat tercipta. Di sinilah letaknya fungsi kepemimpinan dalam
penyelenggaraaan pendidikan (khususnya pada tingkat mikro/kelas).
• Kegiatan kepemimpinan itu adalah mempengaruhi, mengarahkan, dan mengendalikan perilaku
manusia, maka dirasa perlu melengkapi uraian ini dengan kajian tentang perilaku
kepemimpinan. Hal ini dimaksudkan agar kepemimpinan guru dalam penyelenggaraan proses
belajar mengajar khususnya dapat diarahkan kepada upaya pencapaian tujuan dari kegiatan
pengajaran itu sendiri. Untuk itu diharapkan munculnya sifat-sifat kepemimpinan yang efektif
seperti mandiri, kreatif , dan adaptif dalam menghadapi berbagai permaslahan. Dalam hal ini,
Kartini Kartono mengemukakan bahwa fungsi kepemimpinan dalam pendidikan itu antara lain
adalah :
• …mengembangkan dan menyalurkan kebebasan berpikir, mengeluarkan pendapat, baik
secara perorangan maupun secara kelompok, mengembangkan suasana kerja sama yang
efektif dengan memberikan penghargaan dan pengakuan terhadap kemampuan orang-
orang yang dipimpin, mengusahakan dan mendorong terjadinya pertemuan pendapat
dengan sikap harga menghargai, dan membantu menyelesaikan masalah-masalah, baik
yang dihadapi secara perorangan maupun kelompok .16
• 2. Konsep Dasar Kepemimpinan
• Perkembangan ilmu manajemen dewasa ini ternyata tidak lagi terbatas pada dunia bisnis saja
tetapi berkembang juga dalam implementasinya dalam bidang organisasi pendidikan,
organisasi pemerintahan, organisasi proyek-proyek, organisasi bidang hukum ataupun
organisasi lainnya, maka masalah kepemimpinan pun tak akan terlepas, serta akan mengikuti
perkembangannya. Banyak isu yang mengatakan bahwa kegagalan ataupun keberhasilan suatu
organisasi ditentukan oleh pemimpin. Hal ini tak dapat diragukan lagi, sebab telah banyak
hasil-hasil study yang menunjukkan bahwa pola atau gaya kepemimpinan yang terdapat dalam
setiap organisasi merupakan faktor yang berhubungan dengan efektivitas organisasi.
• Sutemeister mengemukakan ada beberapa faktor determinan terhadap produktivitas kerja
antara lain : leadership climate, type of leadership, leaders, dari 33 faktor lain yang
berpengaruh.17 Oleh karena itu telah banyak pula usaha-usaha yang dilakukan untuk
memahami hal-hal yang berkaitan dengan kepemimpinan. Banyak teori yang berfokus pada
gaya kepemimpinan interpersonal, di mana dikatakan bahwa pemimpin yang partisipatif akan
mendapat dukungan lebih banyak sehingga akan lebih produktif. Di samping itu banyak pula
teori yang mencoba untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang dapat menentukan efektif
tidaknya kepemimpinan seseorang. Sejauh ini tidak satupun yang dapat mengidentifikasikan
hal tersebut di atas secara tepat maka sudah tentu kita harus terlebih dahulu memahami apa
sebenarnya yang dimaksudkan dengan kepemimpinan.
• Istilah kepemimpinan diartikan bermacam-macam. Hal tergantung dari sudut pandang dan
konteks pengertian para ahli yang mengemukakannya. Beberapa pengertian kepemimpinan
yang dikemukakan di bawah ini dikaitkan dengan konteks penelitian yang menjadi sasaran.
• Terry mengemukakan bahwa “leading in a necessary of management”18. Selanjutnya
dikatakan pula bahwa “leadership is relationship in which one person, the leader, influences
others to work together willingly on related task to attain that which the leader”19. Dalam arti
bahwa kepemimpinan itu adalah proses mempengaruhi yang dilakukan oleh seseorang
terhadap orang lain untuk dapat bekerja sama dalam mencapai tujuan seperti yang telah
ditentukan terlebih dahulu. Burns mengemukakan bahwa “leadership is influencing followers
to act for certain goals that represent the values and the motivations – the wants and needs,
the aspirations and expectations – of both leader and followers”20
• Lipham mengemukakan bahwa “leadership as the behavior of an individual that initiates a
new structure in interaction within a social system by changing the goals, objectives,
configurations, procedures, inputs, process, or output of the system”21. Pengertian tersebut
menunjukkan bahwa kepemimpinan merupakan wujud tingkah laku individu dalam interaksi
dengan sistem sosial untuk organisasi sangat bergantung pada kepemimpinan yang diperankan
oleh seorang pemimpin. Pengertian ini sejalan dengan pandangan Fiedler dalam Stogdil yang
mendefinisikan kepemimpinan sebagai berikut :
• Dengan perilaku kepemimpinan dimaksudkan pada umumnya adalah beberapa tindakan
khusus, di mana pemimpin itu terlibat dengan cara-cara pengarahan dan
pengkoordinasian pekerjaan anggota kelompok. Keikutsertaan dalam tindakan-tindakan
ini dapat berupa hubungan kerja yang terstruktur dalam menghadapi atau mengkritik
anggota kelompok, dan menunjukkan konsiderasi bagi kesejahteraan dan perasaan-
perasaan anggota mereka.22
• Lebih lanjut Sondang P. Siagian mendefinisikan kepemimpinan sebagai berikut :
• Kepemimpinan sebagai keterampilan dan kemampuan seseorang mempengaruhi perilaku
orang lain, baik yang kedudukannya lebih tinggi, setingkat maupun yang lebih rendah
daripadanya, dalam berpikir dan bertindak agar perilaku yang semula mungkin
individualistik dan egosentrik berubah menjadi perilaku organisasional.23
• Pandangan di atas menyatakan bahwa kepemimpinan itu suatu faktor dari seseorang yang
dapat ditumbuhkan dan dikembangkan. Efektivitas kepemimpinan seseorang itu tidak semata-
mata tertuju kepada bawahan, tetapi secara mendatar dan ke atas.
• Agus Dharma mendefinisikan kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas seseorang
atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan ddalam situasi tertentu.24 “Influencing the
activities of an individual or a group in effort toward goal achievement in given situation”25 .
• Carter V. Good memberikan pengertian yang lebih luas tentang apa sebenarnya hakikat
kepemimpinan itu dalam dua batasan, sebagai berikut :
• 1. The ability and readness to inspire, guide, direct or management others.
• 2. The role of interpreter of interd and objectives of a group the group recognizing and
accepting the interpreter as spokesman.26
• Konsep di atas mengandung arti tidak lain daripada kesiapan mental yang terwujudkan dalam
bentuk kemampuan seseorang untuk memberikan bimbingan, megarahkan, dan mengatur serta
menguasai orang lain agar mereka berbuat sesuatu, kesiapan dan kemampuan kepada
pemimpin tersebut untuk memainkan peranan sebagai juru tafsir atau pembagi penjelasan
tentang kepentingan, minat, kemauan, cita-cita atau tujuan-tujuan yang diinginkan untuk
dicapai oleh sekelompok individu.
• Kimball Wiles mengemukakan “leadership is any contribution to the establishment and
attainmentof group purposes”27 , yaitu menekankan kepemimpinan itu sebagai suatu
sumbangan dari setiap orang yang dapat bermanfaat di dalam penetapan dan pencapaian tujuan
group secara bersama.
• Selanjutnya, Musaazi mengemukakan bahwa “Leadership is concerned with the
implementation of those policies and decisions which assist in directing the activities of an
organization towards its specified goals. Thus leadership is the process of influencing the
activities and behavior of an individual or a group in efforts towards goal achievement in a
given situation”28 .
• Kepemimpinan pada dasarnya merupakan proses mempengaruhi perilaku dan aktivitas
individu atau kelompok serta menyediakan situasi dalam usaha pencapaian tujuan.
• Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa
sehingga tercapai tujuan dari kelompok itu yaitu tujuan bersama.
• Pengertian umum kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang
untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, dan kalau perlu
memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat
membantu pencapaian suatu maksud atau tujuan tertentu.29
• Unsur-unsur yang terlibat dalam situasi kepemimpinan yang dikemukakan di atas adalah :
• a. Orang yang dapat mempengaruhi orang lain di satu pihak.
• b. Orang yang dapat pengaruh di lain pihak.
• c. Adanya maksud-maksud atau tujuan-tujuan tertentu yang hendak dicapai.
• d. Adanya serangkaian tindakan tertentu untuk mempengaruhi dan untuk mencapai maksud
atau tujuan tertentu itu.
• Lebih lanjut, Musaazi mengemukakan bahwa kepemimpinan seseorang itu dipengaruhi oleh
beberapa hal, seperti kepribadian (personality), perilaku (behaviour), gaya (style), motif dan
kebutuhan (needs and motives), serta nilai dan sikap (attitudes and values).30
• Sondang P. Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak
dari pada semua sumber-sumber, dan alat-alat (recourses) yang tersedia bagi suatu
organisasi.31
• Cara kerja seseorang pemimpin agar supaya proses kepemimpinannya berjalan dengan baik,
beberapa langkah yang perlu diperhatikan oleh pemimpin-pemimpin itu adalah sebagai berikut
:
• a. Hendaknya orang yang menjalankan peranan pemimpin jangan sekali-kali mencari
keharuman nama sendiri, dengan memakai bawahannya sebagai alat yang menjalankan
rencananya, melainkan harus memperhatikan semangat berkorban dan ketekunan serta gotong
royong guna mencapai kemajuan.
• b. Pemimpin yang ingin mencapai kemajuan dalam program pendidikan sekolahnya harus
menyadari, bahwa hubungan antar manusia yang baik merupakan landasan penting dalam
kepemimpinannya.
• 3. Beberapa Pendekatan dalam Kepemimpinan
• Uraian di atas telah dikemukakan beberapa konsep tentang kepemimpinan, yang di dalamnya
telah menunjukkan kepada kita bahwa dalam mempelajari masalah kepemimpinan terdapat
beberapa pendekatan. Pendekatan-pendekatan yang sering digunakan untuk mempelajari
kepemimpinan tersebut yaitu 1) pendekatan sifat, 2) pendekatan perilaku, dan 3) pendekatan
kontingensi dan situasional.
• a. Pendekatan Sifat
• Inti dari teori ini adalah bahwa apa yang membuat seorang pemimpin berhasil bersumber dari
kepribadian pemimpin itu sendiri. Kepribadian seorang pemimpin pada umumnya ditentukan
oleh keberhasilan sifat-sifat jasmani dan rohaniahnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk
mengetahui kaitan antara keberhasilan seorang pemimpin dengan sifat-sifat atau
karakteristiknya.
• Berdasarkan pada pemikiran tersebut, timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang yang
berhasil sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Akan tetapi, hasil-hasil
penelitian terdahulu dalam bidang ilmu sosial gagal untuk dapat mengklasifikasikan suatu sifat
kepribadian atau sekumpulan kualitas yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan perbedaan
antara pemimpin dan yang bukan pemimpin.
• Kepemimpinan yang efektif pada dasarnya merupakan salah satu fenomena yang sangat
komplek dalam hubungan antar manusia dan merupakan teka-teki yang tak habis-habisnya
bagi siapa saja yang ingin memahaminya. Oteng Sutisna mengemukakan sifat-sifat
kepemimpinan yang harus dimiliki yaitu 1) kemampuan administrasi yang luas dan
pemahaman tentang tujuan, proses, dan teknologi yang mendasari pendidikan, 2) kreatif , 3)
komitmen, 4) luwes, dan 5) pandangan jauh ke depan.
• Seorang kepala sekolah, guru atau pemimpin lainnya dituntut kreatif dalam menterjemahkan
tuntutan filosofis dan ideologis menurut kebutuhan lingkungannya yaitu, kemampuan dan
kemampuan berlatih untuk sungguh-sungguh pada suatu hal, memperoleh informasinya,
menjaring yang penting, dan menciptakan gagasan baru yang lebih bertanggung jawab
terhadap tugasnya serta berusaha meningkatkan kemampuan profesionalnya secara terus
menerus. Luwes, dalam arti mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan kondisi baru.
• Walaupun demikian, pendekatan sifat ini mendapat kritikan dan banyak kelemahannya untuk
diterapkan dalam setiap organisasi, tetapi cukup penting dipertimbangkan dalam menjalankan
tugas-tugas kepemimpinan. Pendekatan ini telah meletakan dasar untuk munculnya
pendekatan lain yang berpusat pada perilaku pemimpin dalam interaksinya dengan orang-
orang lain dalam kelompok dan organisasi.
• b. Pendekatan Perilaku
• Pendekatan perilaku pemimpin memandang bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari pola
tingkah laku, dan bukan dari sifat-sifat pemimpin. Pendekatan ini melihat dan
mengidentifikasi perilaku yang khas dari pemimpin dalam mengembangkan pengaruhnya
kepada orang lain, asalkan yang bersangkutan mau. Oleh karena itu, dilandasi oleh kemauan,
maka setiap pemimpin dapat mempelajari dan mempraktekan kebiasaan-kebiasaan yang
konstruktif dalam beramah tamah, pengontrolan diri, menjalankan komunikasi dua arah,
melaksanakan pendelegasian wewenang, menghargai pendapat orang lain, serta mau
memperhatikan persoalan yang dihargai orang lain.
• Guna mendapatkan gambaran tentang perilaku pemimpin dikemukakan pendapat para ahli
yang dapat diklasifikasikan melalui beberapa pendekatan dalam kepemimpinan.
• 1) Studi Kepemimpinan Ohio State University
• Studi kepemimpinan ini dilakukan oleh Hemphill dan Coons, yang kemudian oleh Halpin dan
Winer pada tahun 1952 untuk mengukur dua dimensi perilaku pemimpin yaitu memprakarsai
struktur dan pertimbangan.
• Memprakarsai struktur adalah menggambarkan perilaku pemimpin dalam menentukan
hubungan kerja antara pemimpin dengan bawahan dan juga usaha untuk membentuk pola-pola
organisasi, salurkan komunikasi, dan prosedur kerja yang jelas. Sedangkan pertimbangan
adalah menggambarkan perilaku pemimpin yang menunjukkan persahabatan, saling percaya,
penghargaan terhadap gagasan bawahannya, dan saling menghormati pada suatu kelompok
kerja. Dengan mengkombinasikan dua kelompok struktur dan pertimbangan dapat dibedakan
atas empat perilaku yang ditempuh oleh seorang pemimpin yang berperilaku consideration
tinggi dan structure tinggi. Kepemimpinan lain terjadi adalah karena structure dan
consideration sama-sama tinggi dan sama-sama rendah.
• 2) Studi Kepemimpinan yang Dikembangkan oleh MichiganUniversity
• Pada saat hampir bersamaan dengan Ohio University, Pusat Riset Micihigan University
melakukan suatu penelitian. Penelitian ini mengidentifikasikan dua konsep yakni orientasi
produksi (production orientastion) dan orientasi bawahan (employee orientation). Pemimpin
yang menekankan pada orientasi bawahan sangat memperhatikan bawahan, di mana mereka
merasa bahwa setiap karyawan itu penting, dan menerima karyawan sebagai pribadi.
Sedangkan pemimpin yang berorientasi pada produksi sangat memperhatikan hasil dan aspek-
aspek kerja untuk kepentingan organisasi, dengan tanpa menghiraukan apakah bawahan
senang atau tidak. Kedua ini hampir sama dengan tipe otoriter dan tipe demokrtatis.
• 3) Managerial Grid
• Robert L. Blake dan Jane S. Mouton mengembangkan model kepemimpinan yang disebut
managerial grid. Model kepemimpinan ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari konsep
teoritis yang dikembangkan oleh Ohio University, Michigan Univeristy, dan teori dinamika
kelompok. Managerial Grid merupakan kombinasi orientasi dalam kepemimpinan concern for
people and concern for task. Jika disajikan dalam bentuk gambar, kombinasi orientasi
kepemimpinan ini tampak seperti berikut :
HIGH 9
9.9
1.9
COUNTRY CLUB MANAGEMENT TEAM MANAGEMENT
CONCERN
FOR 5
PEOPLE

5.5
ORGANIZATIO
N MAN
MANAGEMENT

9.1

1.1

IMPOVERISED MANAGEMENT AUTHORITY-OBEDIENCE

LOW 0


CONCERN FOR PRODUCTION

0
LOW
• 59
• Gambar 4. Managerial Grid (Blake & Mouton)
• Sumber:Wahjo Sumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta: Ghalia, 1987:66.
• Gambar tersebut menunjukkan bahwa gabungan dua orientasi kepemimpinan yang berkenaan
dengan hasil dan berkenaan dengan manusia, yang menghasilkan lima perilaku, dapat
digunakan oleh pemimpin dan ada yang menyebut gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan
pertama disebut Country Club Management, yaitu gaya kepemimpinan yang perhatiannya
lebih besar kepada hubungan antara kelompok dengan menunjukkan keramah-tamahan dan
penuh kegembiraan.
• Gaya kepemimpinan kedua disebut Authority Obediene, yaitu kepemimpinan yang otokratik.
Pemimpin hanya mau menghiraukan tentang usaha peningkatan efisiensi pelaksanaan kerja,
tidak mempunyai atau kurang rasa tanggung jawab pada orang-orang yang bekerja dalam
organisasi. Prestasi sangat diharapkan pada gaya ini dan interaksi dilakukan secara kaku
sepanjang kekuasaan. Ketepatan waktu biasanya digunakan untuk memotivasi bawahan. Jika
terjadi konflik, penyesuaian dilakukan secara organisatoris.
• Gaya kepemimpinan yang ketiga disebut Improverished Management, yaitu kepemimpinan
yang perhatiannya ditujukan kepada bahwan dan produksi sangat minim. Dalam menjalankan
tugas, pemimpin memberikan pekerjaan kepada bawahan dengan membiarkan mereka dalam
kesendirian, bersembunyi di balik undang-undang dan peraturan. Pemimpin seperti ini
membatasi diri menyampaikan pesan dari atasan.
• Gaya kepemimpinan keempat disebut Team Management, yaitu orientasi kepemimpinan
terhadap tugas dan manusia sama-sama tinggi. Asumsi yang digunakan adalah tidak ada
konflik antara harapan organisasi dan kebutuhan manusia. Pemimpin yang menggunakan gaya
ini ingin mencapai kondisi produktivitas yang tinggi dan semangat kerja yang tinggi melalui
kerja tim. Karena diasumsikan bahwa jika diberi kesempatan maka manusia akan kreatif. Gaya
kepemimpinan ini menekankan partisipan yang bertanggung jawab dalam perencanaan dan
pelaksanaan kerja.
• Gaya kepemimpinan yang kelima disebut Organization Man Management. Tipe ini
mengasumsikan adanya konflik antara kepentingan tugas dan kepentingan manusia, tetapi
penyelesaiannya didekati secara kompromi. Dengan kata lain, keseimbangan dicapai antara
kepentingan organisasi dan kepentingan individu secara berimbang. Posisi-posisi ekstrim
berusaha menghindari dan yang penting ada keseimbangan. Komunikasi dilakukan baik secara
formal maupun informal. Tipe ini cocok untuk melaksanakan pekerjaan, tetapi tidak memadai
untuk meningkatkan inovasi atau perubahan.
• 4) Kepemimpinan Kontinum
• Robert Tanenbaum dan Waren A. Schmidt mengemukakan gaya kepemimpinan yang dapat
dilukiskan sebagai suatu kontinum, adanya kepemimpinan yang berimbang antara penekanan
pada perilaku yang otoriter, dan yang menekankan pada perilaku demokratis. Rentangan
perilaku tersebut tidak menyatakan perilaku mana yang sesungguhnya, akan tetapi ada dua
kutub yang ekstrim yaitu otoritas dan demokratis.
• Di antara dua kutub tersebut ada beberapa gaya kepemimpinan yang merupakan kombinasi
dari perilaku otoriter dan perilaku demokratis yang tersedia bagi pemimpin. Ia memiliki
fleksibilitas sebanyak yang ia inginkan dalam memiliki gaya kepemimpinan yang efektif
sesuai dengan situasi tertentu perlu dipertimbangkan tiga hal yaitu : 1) kekuatan-kekuatan
yang ada pada pemimpin melatarbelakangi perilakunya, antara lain sistem yang dianutnya,
tingkat kepercayaan pada bawahnnya, dan firasatnya terhadap keselamatan bawahan di saat
menghadapi ketidakpastian, 2) kekuatan-kekuatan yang ada dari bawahan dapat
mempengaruhi perilaku pemimpin, dan 3) kekuatan-kekuatan yang ada pada lingkungan, baik
lingkungan sendiri maupun lingkungan masyarakat.
• c. Pendekatan Kontingensi dan Situasional
• 1) Teori Kepemimpinan Situasional
• Tentang teori kepemimpinan ini dikembangkan oleh Fiedler dan Chemers, yang
menyimpulkan bahwa seseorang menjadi pemimpin bukan saja karena faktor kepribadian yang
dimiliki, tetapi juga dipengaruhi faktor stuasi dan saling hubungan antara pemimpim dengan
situasi. Keberhasilan pemimpin tergantung pada diri pemimpin maupun pada keadaan
organisasi.
• 2) Kepemimpinan Tiga Dimensi
• Teori kepemimpinan tiga dimensi ini dikemukakan oleh William J. Reddin. Teori ini
mengemukakan bahwa kepemimpinan yang efektif hanya dapat dipahami dalam konteks
situasi kepemimpinan. Maksudnya setiap gaya dari empat gaya yang merupakan dasar
kepemimpinan dapat efektif atau tidak efektif tergantung pada situasi. Pada dasarnya gaya
kepemimpinan ini sama dengan kepemimpinan Managerial Grid, yaitu ada empat gaya dasar,
kemudian akan menjadi gaya kepemimpinan. Kedelapan gaya tersebut adalah :
• Gaya dasar integrarted dengan tugas tinggi hubungan tinggi. Akan menjadi gaya eksekutif bila
diekspresikan dalam situasi yang efektif, tandanya ialah memenuhi kebutuhan kelompok
dalam menetapkan tujuan dan bagaimana mencapainya, memperhatikan hubungan dalam
kelompok. Kelompok menjadi kohesif dan bekerja keras. Bila tidak efektif, maka akan
menjadi gaya compromiser yang ditandai dengan selalu memecahkan masalah dengan
mengadakan kompromi antara tugas dan hubungan, sehingga tidak berorientasi pada hasil
yang dicapai.
• Gaya separated, yaitu tugas yang tinggi dan hubungan rendah. Apabila efektif akan menjadi
gaya bureucrat yakni mendelegasikan wewenang pada bawahan untuk mengambil keputusan
tentang apa yang perlu dikerjakan. Apabila tidak efektif akan menjadi gaya deserted yaitu
tidak memberikan struktur jelas dan dukungan moral pada waktu diperlukan.
• Gaya related yaitu hubungan tinggi dan tugas rendah. Gaya ini menjadi efektif bila menjadi
gaya developer yaitu percaya kepada anggota stafnya dan memberikan kemudahan untuk
berkembangnya anggota staf dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Bila tidak efektif maka
akan menjadi gaya missionary yaitu hanya tertarik pada adanya harmoni, dan kadang-kadang
tidak bersedia mengorbankan hubungan meskipun tujuan tidak tercapai.
• Gaya dasar dedicated yaitu tugas tinggi dan hubungan rendah, gaya ini bila efektif akan
menjadi gaya benevolent autocrat yaitu mempunyai tata kerja yang berstruktur, tetapi jelas
tugas untuk bawahan. Bila tidak efektif akan menjadi gaya autocrat yakni semua kebijakan
ditetapkan sendiri tanpa memperdulikan bawahan.
• 3) Teori Kepemimpinan Situasional
• Teori kepemimpinan situasional merupakan teori yang dikembangkan oleh Hersey dan
Kenneth H. Blanchard. Teori ini merupakan perkembangan yang mutakhir dari teori
kepemimpinan dan merupakan hasil baru dari model keefektifan pemimpin tiga dimensi.
• Model kepemimpinan tersebut didasarkan pada hubungan garis langsung di antaranya ada tiga
faktor, yaitu : 1) perilaku tugas (task behavior), maksudnya kadar bimbingan dan arahan yang
diberikan oleh pemimpin, 2) perilaku hubungan (relationship behavior), yaitu kadar dukungan
sosio emosional yang disediakan pemimpin melalui komunikasi dua arah, dan 3) kematangan
(maturity) yaitu tingkat kesiapan yang diperlihatkan bawahan dalam pelaksanaan tugas, fungsi,
atau tujuan tertentu.
• Dari ketiga faktor tersebut yang paling dominan karena tekanan terutama dari teori ini terletak
pada perilaku pemimpin dalam hubungannya dengan bawahan.
• Menurut teori kepemimpinan situasional, gaya kepemimpinan yang efektif jika disesuaikan
dengan taraf kematangan para bawahan secara kontinyu dan meningkatkan pelaksanaan tugas.
Pemimpin hendaknya mengurangi perilaku tugas dan meningkatkan perilaku hubungan sampai
bawahan mencapai tingkat rata-rata kematangan, maka pemimpin harus mengurangi perilaku
tugas dan perilaku hubungan. Keadaan ini berlangsung sampai bawahan mencapai tingkat
kematangan penuh di mana mereka sudah dapat mandiri baik dilihat dari kematangan kerjanya
maupun kematangan psikologis. Dengan demikian pemimpin sudah dapat mendelegasikan
wewenang kepada bawahannya.
• Sehubungan dengan tingkat kematangan bawahan yang dihubungkan dengan perilaku
pemimpin dalam menggerakkan bawahan, di bawah ini dikemukakan empat gaya
kepemimpinan yang dikemukakan oleh Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard, yaitu :
• a) Telling, yaitu perilaku pemimpin dengan tugas tinggi dan hubungan rendah. Pemimpin
membatasi peranannya dan menginstruksikan bawahan tentang apa, bagaiamana, bilamana, di
mana harus melakukan suatu tugas tertentu. Pemimpin juga memberikan pengarahan yang
jelas dan spesifik. Gaya ini sesuai dengan level kematangan yang rendah atau orang yang tidak
mampu dan mau.
• b) Selling, yaitu perilaku tugas tinggi dan hubungan tinggi. Pemimpin masih banyak
memberikan pengarahan dan memberikan dukungan dalam keputusan melalui komunikasi dua
arah. Gaya ini sesuai dengan tingkat kematangan rendah ke sedang, orang yang tidak mampu
tetapi berkeinginan untuk memikul tanggung jawab memiliki keyakinan tetapi kurang
memiliki keterampilan.
• c) Participating, yaitu perilaku hubungan rendah dan tugas rendah. Pemimpin dan bawahan
saling tukar menukar ide dalam pembuatan keputusan melalui komunikasi dua arah, dan yang
dipimpin cukup mampu serta berpengetahuan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan
kepada bawahan. Gaya ini sesuai dengan tingkat kematangan dari sedang ke tinggi. Orang-
orang pada tingkat perkembangan ini memiliki kemampuan, tetapi tidak berkeinginan untuk
melakukan suatu tugas yang dibebankan. Ketidakmauan mereka sering kali disebabkan karena
kurangnya keyakinan.
• d) Delegating, yaitu perilaku hubungan rendah dan tugas rendah. Pemimpin melakukan seperti
ini karena bawahan telah memiliki kematangan yang tinggi bahwa dalam melakukan tugas
maupun matang secara psikologis. Kegiatan ini melibatkan bawahan untuk melaksanakan
tugas sensiri melalui pendelegasian dan supervisi yang bersifat umum. Gaya ini sesuai dengan
tingkat kematangan yang tinggi, orang-orang yang mampu dan mau, atau mempunyai
keyakinan untuk memikul tanggung jawab. Dengan demikian, gaya delegasi ini berprofil
rendah, yang memberikan sedikit pengarahan atau dukungan memiliki tingkat kemungkinan
efektif yang paling tinggi dengan individu dalam tingkat kematangan tinggi.
• Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya setiap pemimpin
melakukan gaya ini, hanya pada suatu saat tertentu pemimpin harus mampu mengambil gaya
kepemimpinan yang paling tepat dengan kondisi yang terjadi, agar kepemimpinan efektif
hasilnya. Pada keadaan tertentu gaya yang satu lebih menonjol dari gaya lainnya, dan ini
tergantung pada bawahan yang dihadapi serta pada tingkat kedewasaan mana bawahan
tersebut.
• Memperhatikan hal tersebut maka sebenarnya tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik,
yang ada hanya kepemimpinan yang paling efektif hasilnya, yaitu kepemimpinan yang
berhasil menggerakkan bawahan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
• d. Kepemimpinan Pendidikan
• Gaya kepemimpinan adalah pola-pola perilaku konsisten yang mereka terapkan dalam bekerja
dengan dan melalui orang lain seperti yang dipersepsikan.32
• Hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin akan nampak dalam suatu pola yang
menggambarkan tipe kepemimpinan seseorang. Proses hubungan antara seorang yang
memipin dengan seorang yang dipimpin juga akan nampak dalam pribadi seorang pemimpin,
dan atas dasar inilah maka timbul beberapa tipe atau pola kepemimpinan.
• Fiedler mengemukakan ada dua gaya kepemimpinan, yaitu 1) kepemimpinan yang berorientasi
pada tugas dan 2) kepemimpinan yang berorientasi pada kemanusiaan (hubungan manusia).33
• Sedangkan Robert J. House merumuskan empat tipe atau gaya utama kepemimpinan sebagai
berikut :
• 1) Kepemimpinan direktif. Gaya ini menganggap bahwa bawahan tahu senyatanya apa
yang diharapkan darinya dan pengarahan yang khusus diberikan oleh pemimpin. Dalam
model ini tidak ada partisipasi dari bawahan (otokratis).
• 2) Kepemimpinan yang mendukung. Kepemimpinan model ini mempunyai kesediaan
untuk menjelaskan sendiri, bersahabat, mudah dimengerti, dan mempunyai perhatian
kemanusiaan yang tulus terhadap para bawahannya.
• 3) Kepemimpinan partisipatif. Gaya kepemimpinan ini pemimpin berusaha meminta dan
mempergunakan saran-saran dari bawahannya. Namun pengambilan keputusan masih
berada di tangannya.
• 4) Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi. Gaya kepemimpinan ini menetapkan
serangkaian tujuan yang menantang para bawahannya untuk berprestasi. Demikian pula
pemimpin memberikan keyakinan kepada mereka bahwa mereka mampu melaksanakan
tugas pekerjaan mencapai tujuan secara maksimal. 34
• Pendapat lain menyatakan bahwa tipe atau pola kepemimpinan ini secara umum
dikelompokkan atas 3, yaitu “…tipe kepemimpinan yang otokratis, tipe kepemimpinan
demokratis, dan tipe kepemimpinan laizes faire”35 Demikian juga menurut Musaazi, ia
mengemukakan bahwa secara umum tipe dan aktivitas dari pemimpin dapat dibedakan atau
digambarkan dalam tiga tipe, yaitu “…tipe kepemimpinan yang otokratis, laizes-faire, dan
demokratis.”36
• Tipe atau pola kepemimpinan yang otokratis ini, semua kebijaksanaan dasar ditetapkan oleh
pemimpin sendiri dan pelaksanaan selanjutnya ditugaskan kepada bawahannya. Semua
perintah, pemberian dan pembagian tugas dilakukan tanpa mengadakan konsultasi sebelumnya
dengan orang-orang yang dipimpinnya.
• Para anggota harus menerima kebijaksanaan dan tugas-tugas itu tanpa ada kebebasan untuk
menimbang buruk baiknya akibat positif-negatifnya yang mungkin timbul daripadanya.
Mereka harus patuh dan setia kepada pemimpin secara mutlak.
• Pemimpin berusaha membatasi hubungan dengan para anggotanya hanya dalam situasi-situasi
formal, dan menerima kedatangan bawahan yang hendak meminta bantuan, petunjuk, dan
bimbingan atau mengajukan sesuai masalah dengan sikap yang seformal mungkin. Pemimpin
tidak pernah menginginkan hubungan yang bersifat keakraban, keintiman dalam suasana
ramah tamah, melainkan dipertahankannya untuk selalu dalam suasana hubungan antara
majikan dan pekerja antara atasan dan bawahan yang ketat.
• Lebih lanjut Musaazi menjelaskan bahwa untuk tipe kepemimpinan yang otokratis, ciri-cirinya
antara lain adalah : menentukan sendiri kebijakan dan menyusun tugas-tugas bagi para
anggota/bawahan dalam pengambilan keputusan, dan selalu menghindarkan diri dari
kelompok.
• Tipe kepemimpinan yang otokratis biasanya berorientasi kepada rtugas. Artinya dengan tugas
yang diberikan oleh suatu lembaga atau suatu organisasi, maka kebijaksanaan dari lembaganya
ini akan diproyeksikan dalam bagaimana ia memerintah kepada bawahannya agar
kebijaksanaan tersebut dapat tercapai dengan baik. Di sini bawahan hanyalah sebuah mesin
yang dapat digerakan sesuai dengan kehendaknya sendiri, inisiatif yang jarang dari bawahan
sama sekali tak pernah diperhatikan.
• Jika seorang guru di kelas melaksanakan tipe kepemimpinan ini, di mana guru hanya
mementingkan bahan pelajaran dengan mengabaikan anak, yang mana hal ini dapat merugikan
anak. Anak-anak sedikit sekali atau bahkan tidak punya kesempatan untuk mengutarakan
pendapatnya. Jelas hal ini akan mematikan inisiatif mereka. Berbagai macam cara akan
digunakan oleh guru untuk mengharuskan anak itu belajar, di sekolah maupun di rumah.
Dengan menggunakan hukuman dan ancaman, anak itu dipaksa untuk menguasai bahan
pelajaran yang dianggap perlu. Pola atau pendekatan seperti ini akan memberikan dampak
terhadap perilaku belajarnya, seperti anak menjadi pasif, tidak punya inisiatif, dan tidak berani,
dan gurulah yang dianggap selalu paling benar.
• Tipe kepemimpinan yang demokratis merupakan tipe kepemimpinan yang mengacu pada
hubungan. Di sini seorang pemimpin selalu mengadakan hubungan dengan yang dipimpinnya.
Segala kebijaksanaan pemimpin akan merupakan hasil musyawarah atau akan merupakan
kumpulan ide yang konstruktif . Pemimpin sering turun ke bawah guna mendapatkan
informasi yang juga akan berguna untuk membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan selanjutnya.
“The leader attempts as much as he can make each individual feel that he is an important
members of the group and that he has some skills or talents to offer towards the success of the
organization”.
• Sedangkan pada tipe kepemimpinan yang laissez-faire, di mana para anggota/bawahan diberi
kebebasan untuk mengerjakan dan mengekspresikan apa yang mereka inginkan, dan aturan-
aturan yang berlaku dalam organisasi tidak begitu jelas (kabur), para anggota baik secara
individu ataupun secara kelompok mempunyai kebebasan dalam mengambil keputusan tanpa
perlu diarahkan atau partisipasi pemimpin. Musaazi dalam hal ini mengemukakan sebagai
berikut : “Laissez-faire is therefore leadership without specific leader. Each individual among
the followers can volunteer to do something for the organization whenever he feels inspired to
do so”.
• Melihat pada konsep di atas terlihat adanya kesamaan dengan tipe kepemimpinan yang
demokratis, akan tetapi di dalam tipe kepemimpinan yang laissez-faire, terdapat kebebasan
yang tidak ada batasnya, sedangkan pada tipe kepemimpinan yang demokratis itu tetap
terdapat keterikatan antara yang dipimpin dengan pemimpin guna mencapai tujuan organisasi.
• Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa sesuai dengan sifat keunikan
dan kekomplekan daripada manusia, khususnya para pemimpin dan dalam hal ini tekanannya
pada guru, terdapat berbagai jenis tipe kepemimpinan. Hal ini disebabkan karena berbagai
faktor, baik yang datangnya dari dalam diri pemimpin bersangkutan dan atau dari luar diri.
Walaupun demikian, belum dapat dikatakan bahwa salah satu tipe dari kepemimpinan itu lebih
baik bila dibandingkan dengan tipe-tipe yang lainnya, karena banyak faktor yang
menyebabkannya.
• Guru sebagai seorang pemimpin pendidikan khususnya pemimpin pengajaran, diharapkan
mamapu menganalisa situasi dan kondisi lingkungan kerja (kelas) yang dihadapinya agar
mereka mampu memerankan tugas kepemimpinannya dengan baik. Dirawat mengemukakan
bahwa konsep seorang pemimpin pendidikan tentang kepemimpinannya akan mempengaruhi
situasi kerja, moral kerja anggota-anggotanya, sifat hubungan kemanusiaan di antara
sesamanya, dan akan mempengaruhi kualitas hasil kerja. Dikaitkan dengan kepemimpinan
guru dalam kelas, maka jelas bahwa kepemimpinan guru akan mempengaruhi kualitas hasil
kerja. Dikaitkan dengan kepemimpinan guru dalam kelas, maka jelas bahwa kepemimpinan
guru akan mempengaruhi suasana atau iklim belajar mengajar yang dilaksanakan, moral dan
perilaku belajar siswa serta prestasi siswa.
• Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard mengemukakan bahwa pemimpin dan pengikut itu
sebenarnya tidak harus selalu berada dalam kedudukan hierarkis; atasan – bawahan, tetapi
seorang pemimpin yang berpotensi kiranya dapat bekerja sama dengan pengikut yang
berpotensi pula, tak peduli atasan, kolega, dan bawahan.
• Jadi kepemimpinan itu sebagai fenomena atau kualitas kegiatan-kegiatan kerja dan interaksi di
dalam situasi kelompok, ia merupakan sumbangan dari seseorang di dalam siatuasi-situasi
kerja sama. Kepemimpinan dan kelompok adalah merupakan dua hal tak dapat dipisahkan
antara satu dengan yang lain, tak ada kelompok tanpa adanya kepemimpinan dan sebaliknya
kepemimpinan hanya ada dalam situasi interaksi dalam kelompok, seseorang tidak dapat
dikatakan pemimpin jika ia berada di luar kelompok.
• Kehidupan di kelompok kelas, khususnya di dalam proses belajar mengajar, hubungan antara
guru dan murid merupakan hubungan timbal balik yang hendaknya tidak selalu merupakan
hubungan hierark, akan tetapi merupakan hubungan yang memungkinkan potensi guru dan
potensi siswa kiranya dapat bersama-sama dimanfaatkan dalam proses belajar. Sehingga
masing-masing pihak (guru-murid) dapat terlibat secara aktif dalam upaya pencapaian tujuan
belajar. Seorang guru dalam kaitannya dengan hal ini, hendaknya membimbing dan
mempengaruhi murid-murid melaksanakan kegiatan-kegiatan yang relevan dan efisien.
Sehingga kedewasaan murid untuk memecahkan masalah pun merupakan potensi yang perlu
diefektifkan.
• e. Iklim Organisasi Kelas
• Setiap kegiatan adalah tanggung jawab para pelaksana yang akan mengarahkan pada kegiatan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, untuk perluasan dan
pengembangan kegiatan tersebut diperlukan adanya suatu wadah yang lazim disebut dengan
organisasi. Dengan demikian, setiap kegiatan yang dilaksanakan dalam suatu organisasi tidak
lain merupakan usaha untuk mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan, dan tentunya
tujuan itu dapat dicapai secara efektif dan efisien.
• Organisasi adalah sistem kerja sama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama.
Sistem kerja sama tersebut mempunyai struktur dan perencanaan yang dilakukan dengan
penuh kesadaran, yang berhubungan satu sama lainnya dengan suatu cara yang terkoordinir
dan kooperatif guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara fungsional, organisasi
merupakan sekelompok manusia yang dipersatukan dalam suatu kerja sama yang efisien untuk
mencapai tujuan tertentu. Louis Allen yang dikutip Hendyat Soetopo mengemukakan sebagai
berikut : “We can define organization as the process identifying and grouping the work to be
performed , defining and delegating responsibility and authority and establishing relationship
for the purpose enabling people to work most effectively together in accomplishing
objectives”.
• Kita dapat merumuskan organisasi sebagai proses menetapkan dan mengelompokkan
pekerjaan yang akan dilakukan, merumuskan, dan melimpahkan tanggung jawab dan
wewenang serta menyusun hubungan-hubungan dengan maksud untuk memungkinkan orang-
orang bekerja sama secara paling efektif dalam mencapai tujuan-tujuan. Organisasi merupakan
kelompok orang melakukan berbagai aktivitas ke arah suatu tujuan bersama di bawah
komando suatu kepemimpinan.
• Beberapa pengertian di atas menggambarkan bahwa terdapat beberapa unsur yang mendukung
jalannya suatu organisasi. Di antaranya unsur-unsur tersebut antara lain adalah : adanya
sekelompok orang, adanya sktivitas, adanya tujuan, serta sarana dan atau prasarana lainnya.
• Sekolah adalah suatu organisasi yang terdiri dari beberapa unsur-unsur yang saling
mempengaruhi dan terkait satu sama lain. dalam organisasi yang disebut sekolah atau lebih
khusus lagi kelas, melakukan berbagai aktivitas sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya.
Tujuan tersebut melekat pada tujuan sekolah/kelas sebagai organisasi dan juga tujuan yang
melekat pada orang-orang yang menjadi anggota atau penggerak organisasi itu.
• Aktivitas atau usaha pencapaian tujuan yang dilakukan oleh sekolah ataupun kelas, akan turut
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti misalnya masalah kepemimpinan yang terjadi dalam
sekolah/kelas tersebut, sehingga juga menentukan bagaimana kondisi atau iklim daripada
organisasinya. Sebagaimana dikemukakan oleh Hilton bahwa untuk penciptaan iklim
organisasi yang efektif salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah kepemimpinan. Jadi
organisasi (sekolah ataupun kelas) sebagai suatu sistem yang terstruktur, saling berhubungan,
dan adanya koordinasi daripada anggota kelompok akan mempengaruhi terhadap iklim
organisasi.
• Konsep tentang iklim organisasi telah banyak dikemukakan, dalam hubungannya dengan
usaha menganalisis iklim organisasi sekolah atau kelas pada khususnya, terutama dalam
kaitannya dengan pola perilaku belajar siswa, maka dalam uraian berikut ini akan
dikemukakan beberapa konsep sehubungan dengan hal tersebut di atas.
• 1) Konsep-konsep tentang Iklim Organisasi
• Istilah “iklim organisasi” ditafsirkan secara berbeda-beda oleh para ahli. Menurut Davis dan
Newstrom bahwa “…organization climate is the human environment within which an
organization’s employee do their work – climate is affected by almost everything that occurs
in an organization”. Antara organisasi yang satu akan berbeda dengan organisasi yang lain.
perbedaan itu disebabkan karena keunikan sifat organisasi yang lain. Perbedaan itu disebabkan
karena keunikan sifat organisasi itu masing-masing. Senada dengan ini Richard M. Steers
menyatakan : “…climate may be thought of as the personality of an organization as seen bay
its members”. Iklim itu tergantung menurut persepsi para anggota organisasi. Jika anggota
atau pekerja merasa bahwa iklim itu terlalu otoriter, maka tindakan pekerja tersebut sesuai
dengan anggapannya, walaupun pihak pimpinan organisasi atau perusahaan telah berusaha
untuk terciptanya iklim demokrasi dan untuk kepentingan para pekerjanya.
• Iklim itu erat kaitannya dengan ciri yang ada pada setiap organisasi, dengan kegiatan
organisasi, dengan perilaku pemimpinnya, dan perilaku para pekerjanya. Umumnya ciri-ciri
yang dimiliki oleh setiap komponen organisasi sangat menentukan bentuk atau jenis iklim
yang akan tercipta.
• Istilah environment atau lingkungan menurut Morphet merujuk kepada istilah situasi internal
dan eksternal. Lingkungan eksternal mencakup suasana politik dan sosial ekonomi, sementara
lingkungan internal atau yang dia sebut sebagai iklim mencakup program-program pendidikan,
materi dan prosedur pengajaran, suasana rumah dan sekolah yang baik, hubungan antara murid
dan guru-guru yang berkompetensi dan pengertian serta staf sekolah yang tertarik membantu
murid. Dalam studi ini, istilah iklim yang akan digunakan lebih mengacu kepada pengertian
lingkungan secara internal seperti apa yang dimaksud oleh Morphet.
• Ada beberapa istilah yang kadang-kadang digunakan bergantian dengan kata environment,
yang diterjemahkan “lingkungan”, seperti feel, atmosphere, tone, culture, dan climate. Dalam
studi ini istilah iklim kelas digunakan untuk mewakili kata-kata tersebut di atas dan kata-kata
lain seperti leraning environment, educational environment, dan group climate.
• Dalam lingkup organisasi menurut Newell iklim mencakup keseluruhan sistem yang meliputi
perasaan dan sikap terhadap sistem, subsistem, suprasistem atau sistem lain dari perorangan,
tugas-tugas, prosedur, dan segala situasi sebagaimana hubungan-hubungan itu dialami oleh
orang-orang dalam situasi itu. Kekhususan atau keunikan seperti inilah yang membedakannya
dengan organisasi yang lain.
• Menyebut istilah iklim kelompok, Kinney dan Hurst mengatakan bahwa iklim kelompok
merujuk pada suasana kejiwaan dan sosial dari anggota kelompok seperti perasaan kesan atau
pengaruh sikap, pola hubungan timbal balik, kepemimpinan, dan reaksi terhadap
kepemimpinan moral dan prestasi yang dihasilkan dari interaksi kelompok dan kerja sama.
Konsep ini yang membedakan antara satu organisasi dengan organisasi yang lainnya. Suasana
atau iklim yang menyenangkan dapat menyebabkan orang-orang betah berada dalam
organisasi tersebut, dan bahkan mereka mau berkorban untuk menjaga dan mempertahankan
agar suatu organisasi yang kurang atau tidak menyenangkan para anggotanya, misalnya
merasa tertekan, tidak dapat mengemukakan atau mengembangkan kemampuan yang dimiliki
akan menyebabkan orang tersebut tidak betah berada di dalamnya. Dengan demikian, suasana
atau iklim yang menyenangkan merupakan sine qua non bagi suatu organisasi apapun jenis
organisasinya.
• Keith Davis mengemukakan pengertian iklim organisasi sebagai the human environment
within an organization’s employees do their work. Dari pengertian ini jelas bahwa yang
dimaksudkan dengan iklim organisasi itu adalah yang menyangkut iklim organisasi itu adalah
yang menyangkut iklim yang ada atau yang dihadapi manusia yang berada dalam suatu
organisasi yang mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas keorganisasiannya.
Lebih lanjut dikemukakan oleh Keith Davis mengenai unsur-unsur yang mengkontribusi
terciptanya kondisi yang favourable. Unsur-unsur tersebut adalah : (1) quality of leadership,
(2) amount of trust, (3) communication, (4) feeling of useful work, (5) responsibility, (6) fair
reward, (7) reasonable job presures, (8) opportunity, (9) reasonable controls, structure, and
beuraucracy, (10) employee involvement, participation.
• James L. Gibson dkk. mengemukakan beberapa pengertian tentang iklim itu sendiri, yaitu
sebagai berikut :
• Climate is determined importantly by characteristics, conduct, attitudes, expectations of
other persons, by sociological and cultural realities. It is an indirect determinants of
behavior in that it acts upon attitudes, expectations, states of arrousal. Which are direct
determinants of behavior. It has potential behavioral concequences…. Climate is a set
properties of the work environment and is assumed to be a major force in influencing
their behavior on the job.
• Kutipan di atas menjelaskan bahwa iklim merupakan seperangkat sifat-sifat lingkungan kerja
yang dirasakan langsung atau tidak langsung oleh pekerja, serta diduga punya pengaruh besar
terhadap prilaku mereka dalam pekerjaan itu. Rumusan Gibson ini tidak bertentangan dengan
rumusan-rumusan yang dikemukakan terdahulu. Di sini dikemukakan bahwa iklim
mempengaruhi pekerja, iklim yang dimaksud adalah iklim menurut persepsi pekerja.
• Pengertian-pengertian di atas jelas bahwa iklim itu benar-benar sangat erat hubungannya
dengan seseorang yang melaksanakan tugas-tugas sehubungan dengan upaya pencapaian
tujuan organisasi. Jadi iklim itu berhubungan dengan suatu aspek yang berada di luar diri
seseorang dalam suatu organisasi yang diamati secara langsung maupun yang tidak langsung.
• Hoy mengatakan bahwa iklim merupakan kualitas dari suasana (sekolah) yang terus menerus
dialami oleh guru-guru, mempengaruhi tingkah laku mereka. Dia menambahkan bahwa istilah
iklim seperti istilah kepribadian pada manusia. Kalau istilah itu diterapkan pada organisasi ,
maka iklim organisasi adalah kepribadian dari organisasi itu. Kalau definisi dari Hoy tersebut
diterapkan pada kelas, maka iklim kelas berarti kepribadian kelas. Pengertian ini cukup dapat
diterima dengan alasan bahwa masing-masing kelas mempunyai ciri (kepribadian) yang tidak
sama dengan kelas-kelas yang lain, meskipun kelas itu dibangun dengan phisik dan bentuk
atau arsitektur yang sama.
• Lebih lanjut dikemukakan (Hoy dan Miskel) bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi
iklim organisasi, yaitu (1) hindrance, (2) intimacy, (3) disengagement, (4) espirit, (5)
production emphasis, (6) aloofness, (7) thrust, dan (8) cinsideration.
• Halpin dan Croft secara garis besar mengelompokkan iklim organisasi itu atas dua kelompok
besar, yaitu iklim terbuka dan iklim tertutup.
• Hal yang membedakan iklim sekolah yang terbuka dan tertutup menyangkut tiga faktor, yaitu :
semangat (espirit), pertimbangan (consideration), dan dorongan atau arah tujuan (thrust). Pada
iklim organisasi yang terbuka dapat dilihat bahwa aspek semangat guru sangat tinggi,
demikian pula dengan aspek pertimbangan dan dorongan yang diberikan oleh pimpinan dan
para anggotanya cukup besar, sehingga mendorong anggota untuk berprestasi. Aspek lain yang
mempunyai intensitas rendah adalah aspek rintangan atau mengelak, tidak terikat, menekankan
pada produksi, menyendiri (disengagement). Perilaku dari orang-orang yang ada di dalam
organisasi tersebut muncul dalam bentuk yang sebenarnya (authenticity).
• Iklim organisasi yang tertutup, semangat anggota adalah rendah, demikian juga dengan aspek
pertimbangan dan dorongan yang diberikan oleh pimpinan dan teman sejawat. Aspek-aspek
pada iklim organisasi tertutup yang tergolong tinggi tampak pada aspek rintangan, tidak
terikat, menekankan pada produksi dan sikap menyendiri.
• Guna menentukan apakah suatu iklim organisasi itu tertutup atau terbuka, adalah dengan
menggunakan delapan indikator sebagaimana yang dikemukakan di atas. Lebih jelas, dapat
dilihat pada gambar berikut.
CLIMATE TYPE
CLIMATE DIMENSION
OPEN CLOSED

Hindrance low high


Intimacy avarage avarage
Disengagement low high
Espirit high low
Production Emphasize low high
Aloofness low high
Thrust high low
Consideration high low
• Gambar 5. Profil Iklim Organisasi Terbuka dan Tertutup
• Sumber : Hoy dan Miskel, 1985, Educational Administration: Theory, Research,
and Practice, Third Edition.
• Dalam pada itu muncul pernyataan bahwa meskipun rangkaian kesatuan (kontinum) iklim itu
berguna, namun tidak dapat dianjurkan untuk membagi rangkaian kesatuan itu menjadi iklim-
iklim yang mempunyai ciri-ciri tersendiri yang berlainan. Telah dijumpai pula kelemahan dari
tipe-tipe iklim yang terletak antara kedua tipe ekstrim yaitu tipe yang terbuka dan tipe yang
tertutup. Hoy dan Miskel mengutip pendapat halpin dan Croft yang mengakui hal itu dengan
pernyataan : “…we have said that these climates were ranked in respect to openness versus
closedness”.
• Demikianlah pengelompokkan iklim yang di tengah antara yang terbuka dan tertutup itu
kurang meyakinkan dibandingkan dengan yang ekstrimnya sendiri. Hanya saja rangkaian
kesatuan terbuka dan tertutup itu memberikan pengertian tentang iklim itu sendiri.
• Lebih lanjut Zahn, Kagan, dan Widaman memberikan definisi iklim organisasi dengan lebih
operasional. Mereka mengatakan bahwa iklim organisasi adalah seperangkat tingkah laku
yang digeneralisir, persepsi, dan respon afeksi di antara murid-murid yang berkaitan dengan
proses belajar mengajar di dalam kelas. Definisi yang terakhir ini nampaknya lebih mewakili
pengertian iklim organisasi kelas yang akan digunakan dalam studi ini.
• Didasarkan atas beberapa pengertian iklim di atas, maka dapat disimpulkan bahwa iklim
organisasi kelas adalah segala situasi (yang bukan phisik) yang muncul akibat hubungan antara
murid yang menjadi ciri khusus dari kelas dan mempengaruhi proses belajar dan mengajar.
Situasi non-phisik di sini dapat dipahami sebagai beberapa dimensi yang dikemukakan oleh
beberapa ahli dengan istilah seperti kerja sama (cohesiveness), kepuasan (satisfaction),
kecepatan (speed), formalitas (formality), kesulitan (difficulty), dan demokrasi (democracy)
dari kelas.
• Forehand mengelompokkan dimensi-dimensi dari iklim organsisasi, sebagai berikut :
• 1) Ukuran dan Struktur. Diakui pentingnya tentang besar kecilnya organisasi, namun
kedudukan seseorang di dalam urutan kedudukan/pangkat jauh lebih pentingnya artinya secara
psikologis. Struktur organisasi juga penting dan berhubungan dengan besar kecilnya
organisasi. Dalam banyak hal, makin besar suatu organisasi akan makin besar pula jarak antara
pejabat tingkat tinggi dengan para pekerja tingkat bawah. Jarak tersebut menciptakan
tantangan psikologis, karena para pekerja dapat mempersepsi dirinya sebagai orang yang tidak
termasuk ke dalam jajaran barisan utama yaitu kalangan pembuat keputusan.
• 2) Pola-pola Kepemimpinan. Pada beberapa perusahaan, rumah sakit, lembaga pendidikan,
dan badan pemerintahan dipergunakan suatu rentangan besar gaya kepemimpinan. Praktek-
praktek kepemimpinan merupakan kekuatan pokok dalam menciptakan iklim yang
memberikan pengaruh secara langsung kepada output yang berupa kepuasan dan produksi.
Dimensi pertimbangan dan perhatian, dimensi pengawasan yang ketat, dan dimensi pembuat
jarak sosial seperti yang dikembangkan oleh Halpin dan Croft merupakan contoh faktor gaya
kepemimpinan yang dipersepsikan oleh para pekerja dan mempengaruhi perilaku mereka.
• 3) Kerumitan Sistem. Dijumpai aneka kerumitan sistem dalam berbagaia organisasi.
Kerumitan itu tampak dalam jumlah banyaknya interaksi dan sifat interaksi antara bagian-
bagian sistem itu. Satu bagian sistem merupakan berbagai departemen dalam organisasi. Hal
pokok di sisni berkenaan dengan kebergantungan antar departemen. Bila suatu departemen
serat sekali bergantung kepada departemen lainnya, maka banyak interaksi dilakukan dengan
unit-unit yang bersangkutan. Keanekaragaman jenis interaksi selaras dengan faktor yang
menyangkut tujuan, teknologi, dan kepemimpinan departemen itu.
• 4) Arah Tujuan. Penggarisan tujuan berbeda-beda antar organisasi. Keanekaragaman itu
mempengaruhi perilaku pekerja, karena dalam pencapaian tujuan itu di sana-sini mucul
imbalan dan sanksi-sanksi.
• 5) Jaringan Kerja Komunikasi. Jaringan kerja komunikasi merupakan dimensi iklim yang
penting artinya. Jaringan kerja berkomunikasi menjelajahi seluruh organisasi yang
memberikan tilikan ke dalam jaringan kerja status, susunan otoritas, dan interaksi kelompok
dengan organisasi. Pertanyaan yang muncul di sini adalah : apakah komunikasi yang
berlangsung dalam organisasi memberikan pengetahuan tentang keseluruhan filsafat
pengelolaan yang dianut organisasi itu. Suatu iklim dengan komunikasi satu arah merupakan
faktor utama yang melumpuhkan personil unit yang bersangkutan.
• Moos mengemukakan bahwa ada tiga dimensi umum yang dapat digunakan untuk melihat
lingkungan psikhis (iklim). Ketiga dimensi tersebut adalah dimensi hubungan (relationship),
dimensi pertumbuhan pribadi (personal growth), dan dimensi perubahan dan perbaikan sistem
(system maintenance and change). Dimensi hubungan mengukur sejauh mana keterlibatan
murid-murid dalam kelas, sejauh mana para murid dapat mengekspresikan kemampuan
mereka secara bebas dan terbuka. Dimensi pertumbuhan pribadi yang disebut juga dimensi
yang berorientasi pada tujuan, mengukur tujuan utama dari suatu organisasi atau kelas.
Dimensi perubahan dan perbaikan sistem mengukur sejauh mana lingkungan mendukung
harapan murid, memperbaiki pengawasan dan merespon perubahan.
• Ada berbagai faktor yang amat berpengaruh terhadap iklim organisasi. Faktor-faktor itu adalah
struktur organisasi, teknologi kerja yang digunakan dalam organisasi, lingkungan luar yang
berkaitan dengan organisasi, dan lebijaksanaan serta praktek pengelolaan yang berlaku dalam
organisasi.
• Mengenai pengaruh struktur terhadap iklim organisasi tampak dalam hal makin tinggi tingkat
perstrukturan organisasi, maka akan makin terasa kaku dan makin tertutup lingkungan
organisasi itu. Suatu organisasi disebut makin tinggi tingkat penstrukturannya, apabila pada
organisasi itu makin tinggi sentralisasiny, makin tinggi formalisasinya, dan makin tinggi pula
orientasinya pada aturan organisasi itu.
• Otonomi yang makin besar diberikan kepada individu untuk menentukan tindakannya sendiri
dan dari pihak pimpinan, perhatian terhadap pekerja cukup besar, maka akan dijumpai iklim
kerja organisasi yang makin “menyenangkan”. Yang dimaksud dengan iklim kerja yang
menyenangkan adalah iklim yang terbuka, suasana saling percaya, dan suasana para pekerja
yang bertanggung jawab atas pekerjaannya masing-masing. Di dalam organisasi yang
demikian itu individu mendapata kebebasan untuk mengambil keputusan. Lebih lanjut, ukuran
besarnya organisasi dan kedudukan seseorang dalam organisasi tersebut akan berpengaruh
terhadap iklim organisasi yang kecil, sedangkan pada organisasi yang besar adalah sebaliknya.
• Faktor teknologi kerja yang digunakan dalam organisasi juga akan berpengaruh terhadap iklim
organisasi. Pada penggunaan teknologi rutin cenderung menimbulkan iklim yang serba kaku,
sedangkan teknologi yang lebih dinamis akan mendatangkan iklim yang lebih terbuka dengan
tingkat kepercayaan, kreativitas, dan tingkat penerimaan tanggung jawab pelaksanaan tugas
yang tinggi.
• Faktor ketiga yang mempengaruhi iklim organisasi adalah lingkungan luar yang berkaitan
dengan organisasi. Tantangan dan pengaruh faktor ini terhadap iklim organisasi masih belum
banyak diketahui. Namun demikian tentunya suatu peristiwa atau faktor luar berhubungan
secara khusus dengan para pekerja berpengaruh terhadap iklim organisasi itu. Demikian pula
keamanan kerja dan keadaan ekonomi yang mengancam, tentunya merugikan keterbukaan
dalam iklim organisasi.
• Adapun faktor keempat yang berpengaruh terhadap iklim organisasi adalah kebijaksanaan
serta praktek pengelolaan yang berlaku dalam organisasi. Pentingnya faktor ini tampak dalam
pertanyaan Steers tentang kesimpulan yang dibuat beberapa ahli “…that management or
leadership style represented the single most important determinant of organizational climate”
• Selanjutnya Milton mengemukakan pendapatnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
iklim, sebagai berikut : (1) individual autonomy, (2) degree of structure imposed upon the
position, (3) reward orientation, dan (4) consideration, warmth, and support.
• 6) Perilaku Belajar Siswa. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa
dipisahkan. Belajar mengacu kepada apa yang dilakukan siswa. Sedangkan mengajar mengacu
kepada apa yang dilakukan guru.
• Belajar adalah proses aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar
individu baik fisik maupun psikis. Belajar adalah suatu proses yang diarahkan pada suatu
tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Pengalaman dalam proses belajar tidak
lain ialah interaksi antara individu dengan lingkungannya. Sedangkan pengertian mengajar
adalah :
• Membimbing kegiatan belajar siswa, mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada
di sekitar siswa, sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan
kegiatan belajar.
• Ternyata mengajar itu di samping berpusat pada siswa yang belajar (student centred), juga
melihat hakekat mengajar sebagai proses, yakni proses yang dilakukan guru dalam
menumbuhkan kegiatan belajar siswa. Dengan kata lain, hasil daripada proses mengajar adalah
perbuatan belajar.
• Lebih lanjut dikatakan, mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisir atau mengatur
lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses
belajar. Konsep di atas menunjukkan bahwa aktivitas yang dilakukan oleh guru antara lain
adalah sebagai berikut :
• a) Membimbing aktivitas anak, di mana peran guru tidak terlalu menonjol, melainkan berusaha
agar anak mau berbuat untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan guru menyatakan bahwa
aktivitas anak dalam proses belajar mengajar itu adalah penting.
• b) Mengajar berarti membimbing pengalaman anak. Pengalaman adalah interaksi dengan
lingkungan. Dalam interaksi itulah anak belajar dan berkat pengalaman tersebut anak
memperoleh pengertian, sikap, penghargaan, kebiasaan, kecakapan. Lingkungan dalam artian
di sini tidak hanya situasi yang dibatasi oleh empat dinding, melainkan pengertian lingkungan
dalam arti luas.
• c) Mengajar berarti membantu anak berkembang dan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Apa yang diajarkan hendaknya jangan semata-mata ditujukan untuk penguasaan materi yang
disajikan, melainkan juga bagaimana implikasi dari apa yang dipelajarinya.
• Konsep mengajar di atas tampak bahwa titik berat peranan guru bukan sebagai pengajar, tetapi
sebagai pembimbing belajar, atau pemimpin belajar, atau fasilitator belajar. Dikatakan
pemimpin belajar, sebab guru yang menentukan ke mana kegiatan siswa akan diarahkan, dan
dikatakan sebagai fasilitator sebab guru yang harus menyediakan fasilitas, setidak-tidaknya
menciptakan kondisi lingkungan yang dapat menjadi sumber bagi siswa dalam melakukan
kegiatan belajar. Ini berarti, inti dari proses mengajar adalah kegiatan siswa belajar. Hakekat
mengajar dalam rumusan ini sejalan dengan konsep belajar yang telah dijelaskan sebelumnya,
yakni kedua-duanya dipandang sebagai suatu proses, yang ditandai dengan tumbuhnya
kegiatan siswa belajar.
• Terdapat titik pertemuan antara berbagai pendapat para ahli mengenai apa itu hakekat dari
perbuatan belajar, yaitu perubahan perilaku dan pribadi. Namun mengenai apa sesungguhnya
yang dipelajari dan bagaimana manifestasinya masih tetap merupakan masalah yang
mengundang interpretasi yang beragam. Jelas, bahwa sumber keragaman yang paling
fundamental mengenai hal ini terletak pada dasar pandangan yang dipergunakan. Secara
dingkat dari berbagai pandangan itu dapat dirangkumkan bahwa yang dimaksud dengan
perubahan dalam konteks belajar itu dapat bersifat fungsional atau struktural, material, dan
behavioral, serta keseluruhan pribadi .
• Perubahan-perubahan dari hasil perbuatan belajar tersebut didasarkan atas aktivitas yang
dilakukan oleh siswa atau peserta didik dalam belajar. Sehubungan dengan hal ini, Nasution
mengutip pendapat Paul B. Dietrich membuat suatu daftar kegiatan belajar dari pada siswa,
yaitu :
• a) Visual activities; seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan,
mengamati pekerjaan orang lain, dan sebagainya.
• b) Oral activities; seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan
pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan sebagainya.
• c) Listening activities; kegiatan-kegiatan mendengarkan, baik pembicaraan guru atau dari
sumber belajar lainnya.
• d) Writtingactivities; seperti kegiatan menulis berbagai cerita/karangan, laporan, dan
sebagainya.
• e) Drawing activities; kegiatan menggambar dalam berbagai cara dan bentuk.
• f) Motor activities; seperti kegiatan melakukan percobaan, praktek-praktek, dan sebagainya.
• g) Emotional activitie; seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, gugup, dan sebagainya.
• Lebih lanjut dikemukakan bahwa apa yang dilakukan siswa dalam kegiatan belajar
berdasarkan arahan dan bimbingan guru sesuai dengan sifat dan kategori bahan pelajaran.
Bagaimana cara siswa melakukan perbuatan belajar tersebut dapat dilihat dari tiga cara, yaitu
klasikal, kelompok, dan mandiri.
• Cara klasikal artinya setiap siswa mempelajari hal yang sama dalam waktu dan cara yang
sama. Misalnya pada waktu guru menjelaskan bahan pelajaran di mana semua siswa di kelas
tersebut melakukan aktivitas yang sama, yaitu mendengarkan atau mencatat uraian dari guru.
• Cara kelompok, maksudnya beberapa siswa dihimpun dalam satu kelompok (3-5 orang siswa)
dan setiap kelompok siswa diberikan masalah oleh guru untuk dipecahkan bersama-sama. Satu
kelas bisa dibentuk beberapa kelompok. Sedangkan masalah yang harus dipecahkan oleh
kelompok siswa bisa dibuat sama dan juga bisa berbeda.
• Cara mandiri/individual, maksudnya setiap siswa di kelas tersebut dituntut untuk melakukan
kegiatan belajar masing-masing. Misalnya, guru memberikan tugas dalam bentuk soal-soal
untuk dikerjakan oleh setiap siswa. Bisa juga guru menyuruh siswa untuk membaca buku
sumber lalu membuat ringkasan dari apa yang dibacanya, atau mengajukan pertanyaan dari
bahan yang dipelajarinya.
• Proses belajar mengajar dengan ketiga cara kegiatan belajar tersebut penggunaannya dapat
divariasikan. Artinya ketiga kegiatan tersebut digunakan secara berselang seling sehingga
siswa tidak bosan melakukan kegiatan belajarnya. Cara klasikal pada umumnya dilakukan
pada awal mengajar dalam rangka menjelaskan bahan pelajaran kepada siswa dan pada akhir
mengajar dalam rangka menyimpulkan bahan pelajaran yang telah dipelajari. Cara kelompok
dilakukan apabila bahan pelajaran menuntut pemecahan masalahnya secara bersama-sama dari
sejumlah siswa. Sedangkan secara individual dilakukan apabila guru bermaksud melihat
kemampuan setiap siswa memahami suatu persoalan yang bersumber dari bahan pelajaran.
Biasanya diberikan dalam bentuk tugas atau pertanyaan yang dikerjakan oleh masing-masing
siswa.
• Kegiatan belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kegiatan guru atau cara/metode mengajar yang
digunakan guru.
• Di samping itu, belajar erat sekali kaitannya dengan iklim atau suasana di mana proses belajar
mengajar itu berlangsung. Meskipun prestasi belajar juga dipengaruhi oleh banyak aspek
seperti gaya belajar, pengaruh iklim organisasi kelas tidak dapat diabaikan. Hal ini cukup
beralasan karena ketika murid-murid belajar di ruangan kelas, iklim organisasi kelas baik
iklim fisik maupun non-fisik kemungkinan mendukung mereka dan kadang-kadang apabila
mereka tidak beruntung, malah mengganggu mereka. Oleh karena itu Hyman mengatakan
bahwa iklim yang kondusif antara lain dapat mendukung (1) interaksi yang bermanfaat di
antara murid, (2) memperjelas pengalaman-pengalaman guru dan murid, (3) semangat yang
memungkinkan kegiatan-kegiatan di kelas berlangsung dengan baik, (4) saling pengertian
antara guru dan murid. Lebih lanjut, Moos dalam Walberg mengatakan bahwa iklim organisasi
kelas mempunyai pengaruh yang penting terhadap kepuasan murid, belajar, dan pertumbuhan
pribadi. Pendapat Hyman maupun Moos sangat beralasan karena hal-hal tersebut di atas pada
gilirannya akan mempengaruhi prilaku (baik perilaku yang ditampilkannya dalam hubungan
sosial sehari-hari dan prestasi murid).
• Walberg mengemukakan bahwa prestasi belajar murid ditentukan oleh banyak faktor seperti
usia, kemampuan dan motivasi, jumlah dan mutu pengajaran, lingkungan rumah dan kelas. Di
samping itu Belier kelihatannya juga mendukung Walberg dengan mengatakan bahwa iklim
organisasi kelas yang ditandai dengan kehangatan, demokrasi, dan keramah-tamahan dapat
digunakan sebagai alat untuk membentuk prilaku belajar memprediksi prestasi murid.
• Sehubungan dengan prilaku belajar murid ini, terdapat perbedaan dari para ahli. Hal ini sangat
disadari, karena cara memandang mereka yang berbeda-beda. Menurut Grasha dan Riechman
yang dikutif Nasution mengemukakan ada 6 gaya yang merespon murid dalam belajar.
Keenam gaya merespon dalam belajar itu adalah berdikari (dapat berpikir sendiri dan bekerja
sendiri tanpa bantuan orang lain), tak dapat berdiri sendiri (belajar hanya apa yang ditugaskan
dan diharuskan serta bergantung pada atasan untuk melakukan sesuatu), kooperatif (suka
belajar bersama dan berkelompok), bersaing dan kompetitif (berusaha melebihi orang lain),
suka berpartisipasi (suka belajar bila ditugaskan atau diharuskan), dan mengelakkan pelajaran
(tidak berminat untuk belajar).
• Sedangkan Stern mengemukakan penggolongan prilaku belajar yang lain. adapun perilaku
belajar yang dimaksud adalah sebagai berikut :
• 1. Authoritarians; yaitu mereka yang patuh kepada tokoh-tokoh otoritas dan tidak
menyukai diskusi.
• 2. Anti-authorotarians; yaitu mereka yang mempunyai intelegensi yang tinggi dan
mempunyai minat yang luas tentang hal-hal akademis maupun kultural.
• 3. Rationals; ini merupakan kelompok campuran dari kedua kelompok di atas.
• Beberapa uraian tentang gaya atau perilaku belajar murid di atas menggambarkan bahwa
adanya keberagaman dari cara seseorang dalam belajar. Maka dari itu perlu dilakukan
berbagai usaha dalam menciptakan suasana agar tercapai efektivitas belajar yang tinggi.
Metode mengajar hendakanya disesuaikan dengan gaya belajar murid, sehingga jadi interaksi
timbal balik antara guru dengan murid. Dengan mengetahui gaya belajar siswa, guru dapat
menyesuaikan gaya mengajarnya dengan kebutuhan siswa, misalnya dengan menggunakan
berbagai gaya mengajar sehingga murid-murid semuanya dapat memperoleh cara yang efektif
dalam belajar. Agar dapat memperhatikan gaya belajar siswa, guru harus menguasai
keterampilan dalam berbagai peranan sesuai dengan peranannya sebagai seorang pemimpin
dalam kelasnya. Di samping itu juga perlu diperhatikan secara teliti : tingkat keikutsertaan
(partisipasi) para siswa. Nilai-nilai intrinsik yang dianut siswa., efisien tidaknya proses belajar,
dan sejauh mana proses belajar atau iklim/lingkungan belajar dapat membantu guru dan siswa
mencapai tujuan.
• Squires mengungkapkan hal penting yang meningkatkan sekolah dan kelas agar efektif.
Masalah-masalah yang penting yang harus dipecahkan untuk menunjang pencapaian ukuran
sekolah dan kelas yang efektif adalah : (1) pengukuran hasil belajar murid yang diukur dengan
tingkat validitas dan tingkat reliabilitas, (2) guru dan aparat sekolah lainnya dapat berperan
dalam pencapaian hasil belajar murid, (3) mengusahakan keikutsertaan murid dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas, sehingga murid memperoleh hasil belajar yang baik (exelence), (4)
diusahakan murid agar dapat menyelesaikan tugas-tugas dengan baik dan terkontrol oleh guru,
murid selalu mengikuti tes yang telah dibakukan, (5) guru memberikan bahan dengan baik.
Keahlian (profesional) akan menghasilkan hasil belajar murid yang baik, (6) mengubah
sekolah menjadi efektif (dilakukan secara terus menerus setiap tahun). Pengertian setiap
komponen seperti pimpinan sekolah, pengawas atau penilik, suasana sekolah, perilaku guru,
perilaku murid harus dikelola sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
murid menjadi baik. Komponen-komponen itu harus dihubungkan. Untuk menghubung-
hubungkan komponen tersebut administrasi atau manajemen sebagai alat memegang peranan
penting.
• Kelas yang efektif mengangkat harkat dan derajat sekolah menjadi sekolah yang efektif. Untuk
melaksanakan upaya itu menurut Squires, dkk. hanya ada dua komponen penting yang harus
saling jalin dan sadar akan tujuan, guru, dan murid menampakkan tingkah laku yang efektif.
Murid dapat meliputi segala kegiatan kurikuler, ekstra kurikuler, dan ko-kurikuler. Murid
penuh disiplin dan tanggung jawab. Murid melakukan segala tugas harian serta menjalani
segala bentuk dan jenis pengukuran yang dilakukan guru di sekolah untuk mengukur
keberhasilan belajar. Demikian pula gur, ia menjalin keakraban, kehangatan, dan keadilan
utnuk terciptanya suasana yang dapat mendukung kelancaran proses mengajar yang
dilaksanakannyaatau proses belajar yang diikuti oleh murid-murid.
• Usaha terciptanya proses belajar mengajar aktif bukanlah merupakan suatu yang baru,
melainkan sudah merupakan bagian utuh yang melekat pada sistem pendidikan nasional. Teori
belajar apapun yang kita anut, semuanya berisi ajaran bahwa dalam proses belajar mengajar
anak harus dilibatkan secara aktif. Kalau dalam praktek belajar mengajar di sekolah masih
sering kita temukan kurangnya keaktifan anak dalam belajar dan masih dominannya pernan
guru, sesungguhnya hal ini merupakan suatu distorsi yang terjadi karena kurangnya
penguasaan guru terhadap landasan didaktik dan metodik.
• Perlu ditekankan bahwa proses belajar mengajar aktif ini sangat baik, karena belajar yang
bermakna adalah yang merangsang anak didik untuk aktif dan kreatif. Belajar bermakna dapat
berlangsung apabila anak didik berperan secara aktif dalam proses belajar mengajar.
• Sehubungan dengan keaktifan siswa dalam belajar ini, Yamamoto yang dikutif oleh Uzer
Usman mengemukakan adanya tiga pembagian, yaitu : (1) keaktifan intensional atau
kesengajaan terencana dari peran serta kegiatan oleh kedua belah pihak (siswa dan guru)
dalam proses belajar mengajar, (2) keaktifan insidental atau keaktifan yang dilakukan
sewaktu-waktu, dan (3) tidak ada sama sekali keaktifan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa apabila
keaktifan dalam belajar dapat mencapai hasil yang optimal. Sedangkan sebaliknya, apabila
tidak ada keaktifan kemungkinan besar tidak tercapainya hasil sebagaimana yang diharapkan.
• Keaktifan yang dilihat dalam penelitian ini bukan berupa keaktifan dari para siswa secara
individu, melainkan keaktifan daripada kelompok kelas yang muncul selama proses belajar
mengajar berlangsung.
• B. Kerangka Berpikir
• 1. Hubungan antara Kepemimpinan Guru dengan Perilaku Belajar Siswa
• Guru sebagai pemimpin dalam kelas merupakan faktor utama yang sangat menentukan tentang
apa dan bagaimana mengelola program pengajaran serta usaha pencapaian tujuan.
• Faktor kepemimpinan guru sangat berpengaruh terhadap perilaku belajar siswa. Dalam
penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku belajar siswa dilihat dari sisi
instrumen input (yaitu aspek guru khususnya mengenai kepemimpinannya).
• Selama ini administrasi selalu diposisikan lebih rendah dari manajemen dan
hanya mengerjakan pekerjaan clerk semata. Padahal, administarsi jauh lebih
tinggi dan elegan dibanding dengan manajemen.
• Sebab, administrasi seharusnya difungsikan sebagai penentu kebijakan
perusahaan, koordinasi produksi, keuangan dan distribusi penentu arah arah
organisasi dan kontrol akhir pengelolaan bisnis. Jadi dapat disimpulkan
administrasi bukanlah clerk melainkan penentu kebijakan perusahaan.
• Putra Nababan, saat mewawancarai salah satu warga Amerika di Washington DC.
“How do you think about a year administration of president obama?” memilih
kata administration dari pada management. Ada dua pendapat memang yang
menyatakan bahwa administrasi sama dengan manajemen secara sinonim, itu
yang pertama. Istilah administrasi digunakan oleh kepresidenan dan kementrian
yang disebut sebagai administrasi Negara. Sedangkan administrasi di bidang
bisnis dinamakan manajemen.
• Kedua, pendapat yang menyatakan bahwa administrasi berbeda dengan
manajemen. Hal ini terutama di bidang administrasi Negara, administrasi
Pemerintah yang dilakukan oleh Presiden dan para Menteri sebagai penentu
kebijaksanaan dalam rangka mencapai tujuan negara. Sedangkan yang wajib
melaksanaan kebijaksanaan tersebut ialah manajemen. Manajer bertanggung
jawab untuk melaksanakannya ke arah tercapainya tujuan tersebut.
• Wikipedia menerangkan dalam beberapa analisis organisasi, manajemen
dipandang sebagai bagian dari pemerintahan, khususnya yang terkait dengan
teknis dan unsur-unsur duniawi di dalam operasi organisasi. Ia berdiri sendiri yang
berbeda dari eksekutif atau kerja strategis.
• Selain itu coba perhatikan saja, ketika anda akan memposting artikel di blog
wordpress yang disebutkan adalah Admin, misalnya
www.agusridwansopari.com/wp-admin, bukan wp-manager. Tetapi di sisi lain ada
CMS (content management system) yang kurang lebih sama dalam pengelolaan
sebuah website seperti admin dalam blog.
• Mungkin akan terlihat admin itu lebih banyak berkuasa untuk mengendalikan
konten-konten websitenya. Sedangkan yang diatur oleh admin merupakan
perangkat manajemen yang bisa ia otak-atik seperti penempatan widget, memilih
themes, memasukkan gambar, dan lain sebagainya.
• ADMINISTRASI DALAM PENGERTIAN UMUM
• Ilmu administrasi merupakan suatu ilmu yang luas coraknya. Sebab, ilmu ini
menerima sumbangan-sumbangan berbagai pengertian, cara pemikiran, dan cara
pendekatan dari cabang-cabang ilmu sosial lainnya. Berdasarkan 3 unsur utama
dari administrasi dikembangkan 3 kelompok pengetahuan utama dalam ilmu ini
dibagi menjadi Ilmu organisasi, Ilmu manajemen, dan Ilmu komunikasi
administratif.
• Di sekolah tinggi program studi ilmu administrasi bisnis dititikberatkan pada
aspek penciptaan lulusan yang memiliki business leadership yang kuat dan
memiliki kemampuan lintas fungsi yang terintegrasi secara sempurna di bidang
marketing, finance, and business management.
• Dalam bisnis, administrasi terdiri dari kinerja atau manajemen operasi bisnis
sehingga membuat atau pelaksanaan keputusan besar. Administrasi dapat
didefinisikan sebagai proses universal mengorganisir orang dan sumber daya
secara efisien sehingga kegiatan langsung menuju sasaran dan tujuan umum.
• Administrator dapat berfungsi sebagai gelaran manajer umum atau sekretaris
perusahaan yang melapor ke dewan direksi perusahaan. Gelar ini kuno, namun,
dalam banyak perusahaan, fungsi ini, disandingkan sama sejajar yang
berhubungan dengan keuangan, personil dan layanan sistem informasi
manajemen, adalah apa yang dimaksudkan ketika istilah “administrasi”
digunakan. Tetapi para dosen dan mahasiswa ilmu administrasi bisnis tidak ingin
administrasi disempitkan hanya sekedar melakukan pekerjaan clerk.
• UNSUR FUNSGI ADMINISTRASI
• Administrator, secara luas, berfungsi terlibat dalam suatu set umum untuk
memenuhi tujuan organisasi. Ini “fungsi” dari administrator yang digambarkan
oleh Henri Fayol sebagai “5 Unsur-unsur Administrasi” (dalam huruf tebal di
bawah).
• - Perencanaan adalah memutuskan terlebih dahulu apa yang harus dilakukan,
bagaimana melakukannya, kapan harus melakukannya, dan siapa yang harus
melakukannya. Ini peta jalan dari menuju tempat yang menjadi organisasi
inginkan. Fungsi perencanaan meliputi menetapkan tujuan dan mengaturnya
dalam urutan logis. Administrator terlibat dalam jangka pendek dan perencanaan
jangka panjang.
• - Pengorganisasian melibatkan identifikasi tanggung jawab yang harus
dilakukan, tanggung jawab pengelompokkan ke dalam departemen atau divisi,
dan menetapkan hubungan organisasi. Tujuannya adalah untuk mencapai upaya
terkoordinasi antara semua elemen dalam organisasi (Koordinasi).
Pengorganisasian harus memperhitungkan pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab dan rentang kendali pengawasan dalam unit.
• - Kepegawaian berarti mengisi posisi pekerjaan dengan orang yang tepat pada
waktu yang tepat. Ini melibatkan staf menentukan kebutuhan, menulis deskripsi
pekerjaan, rekrutmen dan penyaringan orang untuk mengisi posisi.
• - Mengarahkan (Panglima) adalah memimpin orang dengan cara yang mencapai
tujuan organisasi. Ini melibatkan tepat alokasi sumber daya dan menyediakan
sistem pendukung yang efektif. Mengarahkan memerlukan keterampilan
interpersonal yang luar biasa dan kemampuan untuk memotivasi orang. Salah
satu isu penting dalam mengarahkan adalah untuk menemukan keseimbangan
yang tepat antara staf penekanan pada kebutuhan dan penekanan pada produksi
ekonomi.
• - Pengendalian adalah fungsi yang mengevaluasi kualitas di semua wilayah dan
potensial atau aktual mendeteksi penyimpangan dari rencana organisasi. Hal ini
menjamin kinerja yang berkualitas tinggi dan hasil yang memuaskan dengan
tetap menjaga tertib dan bebas masalah lingkungan. Pengendalian mencakup
informasi manajemen, pengukuran kinerja, dan institusi tindakan korektif.
• - Penganggaran, diluar dari daftar di atas, menggabungkan sebagian besar
fungsi-fungsi administrasi, dimulai dengan pelaksanaan rencana anggaran melalui
penerapan anggaran kontrol.

tujuBottom of Form

tujuan

Selama ini administrasi selalu diposisikan lebih rendah dari manajemen dan hanya
mengerjakan pekerjaan clerk semata. Padahal, administarsi jauh lebih tinggi dan
elegan dibanding dengan manajemen.
Sebab, administrasi seharusnya difungsikan sebagai penentu kebijakan perusahaan,
koordinasi produksi, keuangan dan distribusi penentu arah arah organisasi dan
kontrol akhir pengelolaan bisnis. Jadi dapat disimpulkan administrasi bukanlah clerk
melainkan penentu kebijakan perusahaan.
Putra Nababan, saat mewawancarai salah satu warga Amerika di Washington DC.
“How do you think about a year administration of president obama?” memilih
kata administration dari pada management. Ada dua pendapat memang yang
menyatakan bahwa administrasi sama dengan manajemen secara sinonim, itu yang
pertama. Istilah administrasi digunakan oleh kepresidenan dan kementrian yang
disebut sebagai administrasi Negara. Sedangkan administrasi di bidang bisnis
dinamakan manajemen.
Kedua, pendapat yang menyatakan bahwa administrasi berbeda dengan
manajemen. Hal ini terutama di bidang administrasi Negara, administrasi
Pemerintah yang dilakukan oleh Presiden dan para Menteri sebagai penentu
kebijaksanaan dalam rangka mencapai tujuan negara. Sedangkan yang wajib
melaksanaan kebijaksanaan tersebut ialah manajemen. Manajer bertanggung jawab
untuk melaksanakannya ke arah tercapainya tujuan tersebut.
Wikipedia menerangkan dalam beberapa analisis organisasi, manajemen dipandang
sebagai bagian dari pemerintahan, khususnya yang terkait dengan teknis dan
unsur-unsur duniawi di dalam operasi organisasi. Ia berdiri sendiri yang berbeda
dari eksekutif atau kerja strategis.
Selain itu coba perhatikan saja, ketika anda akan memposting artikel di blog
wordpress yang disebutkan adalah Admin, misalnya
www.agusridwansopari.com/wp-admin, bukan wp-manager. Tetapi di sisi lain ada
CMS (content management system) yang kurang lebih sama dalam pengelolaan
sebuah website seperti admin dalam blog.
Mungkin akan terlihat admin itu lebih banyak berkuasa untuk mengendalikan
konten-konten websitenya. Sedangkan yang diatur oleh admin merupakan
perangkat manajemen yang bisa ia otak-atik seperti penempatan widget, memilih
themes, memasukkan gambar, dan lain sebagainya.
ADMINISTRASI DALAM PENGERTIAN UMUM
Ilmu administrasi merupakan suatu ilmu yang luas coraknya. Sebab, ilmu ini
menerima sumbangan-sumbangan berbagai pengertian, cara pemikiran, dan cara
pendekatan dari cabang-cabang ilmu sosial lainnya. Berdasarkan 3 unsur utama
dari administrasi dikembangkan 3 kelompok pengetahuan utama dalam ilmu ini
dibagi menjadi Ilmu organisasi, Ilmu manajemen, dan Ilmu komunikasi administratif.
Di sekolah tinggi program studi ilmu administrasi bisnis dititikberatkan pada aspek
penciptaan lulusan yang memiliki business leadership yang kuat dan memiliki
kemampuan lintas fungsi yang terintegrasi secara sempurna di bidang marketing,
finance, and business management.
Dalam bisnis, administrasi terdiri dari kinerja atau manajemen operasi bisnis
sehingga membuat atau pelaksanaan keputusan besar. Administrasi dapat
didefinisikan sebagai proses universal mengorganisir orang dan sumber daya
secara efisien sehingga kegiatan langsung menuju sasaran dan tujuan umum.
Administrator dapat berfungsi sebagai gelaran manajer umum atau sekretaris
perusahaan yang melapor ke dewan direksi perusahaan. Gelar ini kuno, namun,
dalam banyak perusahaan, fungsi ini, disandingkan sama sejajar yang berhubungan
dengan keuangan, personil dan layanan sistem informasi manajemen, adalah apa
yang dimaksudkan ketika istilah “administrasi” digunakan. Tetapi para dosen dan
mahasiswa ilmu administrasi bisnis tidak ingin administrasi disempitkan hanya
sekedar melakukan pekerjaan clerk.
UNSUR FUNSGI ADMINISTRASI
Administrator, secara luas, berfungsi terlibat dalam suatu set umum untuk
memenuhi tujuan organisasi. Ini “fungsi” dari administrator yang digambarkan oleh
Henri Fayol sebagai “5 Unsur-unsur Administrasi” (dalam huruf tebal di bawah).
- Perencanaan adalah memutuskan terlebih dahulu apa yang harus
dilakukan, bagaimana melakukannya, kapan harus melakukannya, dan siapa
yang harus melakukannya. Ini peta jalan dari menuju tempat yang menjadi
organisasi inginkan. Fungsi perencanaan meliputi menetapkan tujuan dan
mengaturnya dalam urutan logis. Administrator terlibat dalam jangka pendek
dan perencanaan jangka panjang.
- Pengorganisasian melibatkan identifikasi tanggung jawab yang harus
dilakukan, tanggung jawab pengelompokkan ke dalam departemen atau
divisi, dan menetapkan hubungan organisasi. Tujuannya adalah untuk
mencapai upaya terkoordinasi antara semua elemen dalam organisasi
(Koordinasi). Pengorganisasian harus memperhitungkan pendelegasian
wewenang dan tanggung jawab dan rentang kendali pengawasan dalam unit.
- Kepegawaian berarti mengisi posisi pekerjaan dengan orang yang tepat
pada waktu yang tepat. Ini melibatkan staf menentukan kebutuhan, menulis
deskripsi pekerjaan, rekrutmen dan penyaringan orang untuk mengisi posisi.
- Mengarahkan (Panglima) adalah memimpin orang dengan cara yang
mencapai tujuan organisasi. Ini melibatkan tepat alokasi sumber daya dan
menyediakan sistem pendukung yang efektif. Mengarahkan memerlukan
keterampilan interpersonal yang luar biasa dan kemampuan untuk
memotivasi orang. Salah satu isu penting dalam mengarahkan adalah untuk
menemukan keseimbangan yang tepat antara staf penekanan pada
kebutuhan dan penekanan pada produksi ekonomi.
- Pengendalian adalah fungsi yang mengevaluasi kualitas di semua wilayah
dan potensial atau aktual mendeteksi penyimpangan dari rencana organisasi.
Hal ini menjamin kinerja yang berkualitas tinggi dan hasil yang memuaskan
dengan tetap menjaga tertib dan bebas masalah lingkungan. Pengendalian
mencakup informasi manajemen, pengukuran kinerja, dan institusi tindakan
korektif.
- Penganggaran, diluar dari daftar di atas, menggabungkan sebagian besar
fungsi-fungsi administrasi, dimulai dengan pelaksanaan rencana anggaran
melalui penerapan anggaran kontrol.

Top of Form

User Rating: / 244


Rate vote com_content 156 http://w w w .pasa

Poor Best
Bottom of Form
Oleh
Suhardi Mukhlis, Drs, M.Si.
Lektor, NIDN/NIPY 10 110666 01/125 033 012
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
RAJA HAJI
TANJUNGPINANG

PENDAHULUAN

Administrasi

Administrasi berasal dari kata “Ad” dan “Ministro” (latin) yang berarti “melayani” atau
“menyelenggarakan” (Webster, 1974).

Administrasi ialah proses kegiatan penyelenggaraan yang dilakukan oleh seorang administrator
secara teratur dan diatur menerusi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk mencapai
hala tuju yang telah ditatapkan.

Administrasi ialah proses kerja sama secara rasional untuk mencapai tujuan secara efisien dan
efektif.

Administrasi adalah pengkoordinasian dan pengarahan sumber-sumber tenaga manusia dan


material untuk mencapai tujuan yang diinginkan (John M. Phiffner dan RV Presthus dalam buku
Public Administration).

Administrasi menekankan kepada kegiatan pengkoordinasian orang-orang yang berkerjasama,


alat-alat dan dana yang digunakan untuk mencapai tujuan yang inginkan.

Administrasi adalah pengarahan, kepemimpinan, dan pengendalian dari usaha-usaha kelompok


orang dalam rangka pencapaian tujuan yang umum atau pokok (William H. Newman dalam buku
Administration Action).

Pelaksana administrasi adalah seorang yang disebut administrator. Ketika organisasi belum maju
dan belum terlalu kompleks, seorang administrator melaksanakan fungsi perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan. Tetapi ketika kegiatannya telah maju dan bersifat kompleks, maka
tugas administrator lebih ditumpukan kepada pengawasan dan koordinasi.

Tugas seorang administrator dalam melakukan administrasi mencakup koordinasi dan


pengawasan/pengendalian.

Pada saat kegiatan administrasi telah maju, maka pelaksanaan administrasi dilaksanakan oleh
orang-orang yang bekerjasama dalam melaskanakan tugas untuk mencapai tujuan bersama, dan
untuk itulah diperlukan organisasi dan manajemen.

Organisasi

a) Secara sederhana, organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai
tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada.
b) Organisasi ialah suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

c) Ciri-ciri organisasi ialah: 1) terdiri daripada dua orang atau lebih, 2) ada kerjasama, 3) ada
komunikasi antar satu anggota dengan yang lain, 4) ada tujuan yang ingin dicapai.

d) James D. Mooney
Organisasi adalah sebagai bentuk setiap perserikatan orang-orang untuk mencapai suatu tujuan
bersama (Organization is the form of every human association for the attainment of common
purpose).

e) John D. Millet
Organisasi adalah sebagai kerangka struktur dimana pekerjaan dari beberapa orang
diselenggarakan untuk mewujudkan suatu tujuan bersama (Organization is the structural
framework within which the work of many individuals is carried on for the realization of
common purpose).

f) Herbert. A. Simon
Organisasi adalah sebagai pola komunikasi yang lengkap dan hubungan-hubungan lain di dalam
suatu kelompok orang-orang (Organization is the complex pattern of communication and other
relations in a group of human being).

g) Chester L. Barnard
Organisasi adalah sebagai sebuah sistem tentang aktivitas kerjasama dua orang atau lebih dari
sesuatu yang tidak berwujud dan tidak pandang bulu, yang sebagian besar tentang persoalan
silaturahmi (Organization is a system of cooperative activities of two or more person something
intangible and impersonal. Largely a matter of relationship).

h) Dwight Waldo
Organisasi adalah sebagai suatu struktur dari kewenangan-kewenangan dan kebiasaan-kebiasaan
dalam hubungan antara orang-orang pada suatu sistem administrasi (Organization is the structure
of authoritative and habitual personal interrelations in an administrative system).

i) Luther Gulick
Organisasi adalah sebagai suatu alat saling hubungan satuan-satuan kerja yang memberikan
mereka kepada orang-orang yang ditempatkan dalam struktur kewenangan; dus dengan demikian
pekerjaan dapat dikoordinasikan oleh perintah para atasan kepada para bawahan yang
menjangkau dari puncak sampai ke dasar dari seluruh badan usaha ( Organization is the means
of interrelating the subdivisions of work by allotting them to men who are placed in a structure
of authority, so that the work may be coordinated by orders of superiors to sub ordinates,
reaching from the top to the bottom of the entire enterprise).

Organisasi sebagai suatu kelompok orang yang bersatu dalam tugas-tugas, terikat pada
lingkungan tertentu, menggunakan alat teknologi dan patuh pada peraturan (Malinowski).

Organisasi timbul bilamana orang-orang yang bergabung di dalam suatu usaha mencapai tujuan
bersama (James D. Mooney).
Organisasi ada bila orang-orang berhubungan satu dengan yang lain, mau bekerjasama untuk
mencapai tujuan bersama (Chester I. Barnard).

Organisasi sebaai suatu kesatuan, yaitu sekelompok orang yang terlibat bersama-sama di dalam
hubungan yang resmi untuk mencapai tujuan-tujuan (Henry L. Sisk).

Organisasi merupakan suatu sistem terbuka, yang memiliki interaksi konstan dengan
lingkungannya, serta terdiri dari banyak sub-grup, unit-unit jabatan, susunan hierarki serta
segmen yang tersebar secara geografis (Schein).

Organisasi dapat dilihat dengan dua cara berbeda, iaitu: 1) organisasi sebagai suatu sistem
terbuka yang terdiri atas sub-sistem yang saling berkaitan, dan memperoleh input untuk diolah
yang berasal dari lingkungan serta menyalurkan output hasil pengolahan ke lingkungan kembali,
dan 2) organisasi sebagai sekelompok orang yang berkerjasama untuk mencapai suatu tujuan
bersama (Monir H. Thayeb).

p) Organisasi dapat diartikan dalam dua macam, yaitu:


1. Dalam arti statis, yaitu organisasi sebagai wadah tempat dimana kegiatan kerjasama
dijalankan;
Dalam arti dinamis, yaitu organisasi sebagai suatu sistem proses interaksi antara orang-orang
yang bekerjasama, baik formal maupun informal.

q) Sinonim Organisasi
Institusi/lembaga;
Kelompok yang menampung aspirasi masyarakat; punya aturan tertulis atau tidak; tumbuh
dalam masyarakat; mencapai tujuan bersama; dibentuk oleh pemerintah atau swasta.
Birokrasi, dan
a. Etimologi (asal kata): bureau=meja kratia (cracein)=pemerintahan, dus pemerintahan atau
administrasi melalui kantor.
b. Administrasi dan manajemen: badan administrasi atau badan manajemen (administrative
body atau management body), dus suatu badan yang menyelenggarakan suatu kegiatan atau
pekerjaan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (baik dalam bidang pemerintahan
maupun swasta).
c. Sistem: sistem kerja yang berlandaskan suatu jaringan tata-hubungan kerjasama sesuai
dengan tata aturan dan prosedur yang ditentukan.

r) Organisasi formal
Organisasi yang memiliki struktur (bagan yang menggambarkan hubungan-hubungan kerja,
kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab antara pejabat dalam suatu organisasi).

Suatu organisasi harus memuat 4 unsur utama, iaitu: 1) goals oriented (berorientasi tujuan), 2)
Psychosocial system (sistem hubungan sosial), 3) structured activities, 4) technological system.

Kesimpulan:
Organisasi adalah: 1) wadah atau tempat terselenggaranya administrasi; 2) didalamnya terjadi
berbagai hubungan antar-individu maupun kelompok, baik dalam organisasi itu sendiri maupun
keluar; 3) terjadinya kerjasama dan pembagian tugas; 4) berlangsungnya proses aktivitas
berdasarkan kinerja masing-masing.

u) Organisasi Publik
Organisasi publik adalah 1) organisasi yang terbesar; 2) yang mewadahi seluruh lapisan
masyarakat dengan ruang lingkup negara; 3) mempunyai kewenangan yang absah (terlegitimasi)
di bidang politik, administrasi pemerintahan, dan hukum secara terlembaga 4) sehingga
mempunyai kewajiban melindungi warga negaranya, dan 5) melayani keperluannya, 6)
sebaliknya berhak pula memungut pajak untuk pendanaan, 7) serta menjatuhkan hukuman
sebagai sanksi penegakan peraturan. Organisasi publik sering dilihat pada bentuk organisasi
pemerintah yang dikenal sebagai birokrasi pemerintah (organisasi pemerintahan). Atau satu-
satunya organisasi didunia yang mempunyai wewenang merampok harta rakyat (pajak),
membunuh rakyat (hukuman mati), dan memenjarakan rakyat.

Organisasi formal v informal


Organisasi formal ialah suatu organisasi yang memiliki struktur yang jelas, pembagian tugas
yang jelas, serta tujuan yang ditetapkan secara jelas. Organisasi informal akan timbul apabila
anggota organisasi formal merasa keinginannya tidak terpenuhi oleh organisasi formal.
Hubungan organisasi formal dengan organisasi informal bersifat berbanding terbalik “semakin
tinggi tingkat kepuasan pegawai, maka semakin kecil kemungkinan munculnya atau
terbentuknya organisasi informal.

Faedah organisasi informal terhadap organisasi informal


1) boleh dijadikan sarana komunikasi,
2) boleh dijadikan alat pemersatu dan menghilangkan frustasi,
3) boleh dijadikan pendorong agar rajin bekerja.

Manajemen

g) Manajemen adalah seni melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang-orang (Mary Parker
Follet). Atau sebagai pengaturan atau pengelolaan sumberdaya yang ada sehingga hasilnya
maksimal.

h) Manajemen adalah tindakan atau kemampuan untuk memperoleh hasil yang diinginkan
dengan menggunakan orang-orang yang mempunyai keahlian khusus.

i) Manajemen selalu digunakan dalam hubungannya dengan orang-orang yang menjalankan


kepemimpinan di dalam suatu organisasi. Dus manajemen didefenisikan sebagai suatu proses
kegiatan manajer dalam mengambil keputusan, mengkoordinasikan usaha-usaha kelompok, dan
kepemimpinan (J. G. Longenecker).

j) Manajemen meliputi koordinasi orang-orang dan koordinasi sumber-sumber material untuk


mencapai tujuan organisasi (Kast & Rosenzweig). Sedangkan Henry L. Sisk mendefenisikan
manajemen sebagai koordinasi dari semua sumber (tenaga manusia, dana, material, waktu,
metode kerja dan tempat) melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian supaya dapat mencapai sasaran yang diinginkan.

d) Kesimpulan:
Manajemen lebih banyak berhubungan dengan pengambilan kebijaksanaan, koordinasi dan
kepemimpinan. Koordinasi adalah menyelaraskan (mensinkronisasikan) dan menyatukan
tindakan-tindakan kelompok orang dalam organisasi (William H. Newman).

Hubungan administrasi, organisasi, dan manajemen

Dalam melaksanakan administrasi, seorang administratur dibantu oleh orang-orang yang


bekerjasama dalam menjalankan tugas-tugas dan tugas-tugas tersebut harus diselaraskan dan
dipadukan agar mengarah pada tujuan yang ingin dicapai.

Kerjasama orang-orang dalam mencapai tujuan, perlu disusun dan diatur, dan untuk itu
administrasi memerlukan organisasi.
Karena dalam admnistrasi yang dihadapi adalah orang-orang yang berkerjasama dengan akal dan
perasaannya dengan menggunakan alat-alat dan materi lainnya, maka orang-orang perlu
digerakkan menuju sasaran yang akan dicapai, untuk itu diperlukan manajemen.

Dari uraian di atas, maka administrasi modern dapat diartikan secara luas yaitu meliputi
organisasi dan manajemen.

1.2. Terbentuknya Organisasi

Manusia makhluk sosial, makhluk bermasyarkat (homo socius, social animal, zoon politicon),
tidak mungkin dapat hidup sendiri, cenderung bermasyarakat atau berkelompok
(gregariousness).

Keperluan Manusia
Abraham Maslow

Keperluan fisik (physical need);


Keperluan rasa aman dan selamat (safety need);
Keperluan social (social needs);
Keperluan akan harga diri (esteem needs);
Keperluan aktualisasi diri (self realization needs).

Dorongan Orang Bekerja

Dorongan primer (Kelangsungan hidup organis)


Motif Dasar (Psikologis dan sosial)

Motivasi Orang Bekerja

Kepastian (masa depan-kelangsungan kerja);


Kesempatan (naik pangkat/dipromosikan);
Peran serta (saran-saran/masukan dalam pengambilan keputusan);
Pengakuan/penghargaan (prestasi kerja);
Ekonomi (upah/gaji yang layak untuk hidup);
Pencapaian (keberhasilan dalam pekerjaan);
Komunikasi (mengetahui apa yang terjadi dalam organisasi);
Kekuasaan (kewibawaan, dan mempengaruhi orang lain);
Keterpaduan (bagian dari organisasi secara keseluruhan);
Kebebasan (pribadi dan pendapat).

Kesimpulan

Keperluan (needs) -------- Keinginan (wants) memenuhi keperluan ---------tindakan (action)


memenuhi keperluan ------- pencapaian tujuan (objektives)

Tidak semua keperluan (needs) dapat dipenuhi seorang diri untuk itu perlu Organisasi
(Berorganisasi).
BAB II
EVOLUSI TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN

Ilmu pengetahuan terdiri atas seperangkat teori dalam bidang tertentu. Teori berfungsi untuk
membaca kenyataan empiris. Fakta empiris yang sama dapat diceritakan oleh beberapa orang
dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan kacamata teori yang digunakan. Tanpa teori, buta
tentang peristiwa empiris, sebaliknya tanpa berhadapan dengan peristiwa-peristiwa empiris,
suatu teori lumpuh. Ciri-ciri teori:

Terdiri atas seperangkat proposisi (proposisi=pernyataan tentang hubungan antara dua konsep
atau lebih) yang saling berkaitan;
Masing-masing proposisi atau defenisi atau konsef saling menerangkan (sehingga diperoleh
gambaran yang bulat dan utuh tentang suatu peristiwa);
Beberapa diantaranya dapat diuji secara empiris (metodologi penelitian).

Contoh teori: Apabila seseorang diberi stimulus, maka ia akan memberikan reaksi dengan cara
tertentu (stimulus dan reaksi adalah dua konsep yang dihubungkan menjadi satu proposisi);
Konsep hukuman dan perilaku (apabila anak diberi hukuman, maka perilakunya akan berubah ke
arah yang positif=proposisi), Fungsi teori:

eksplanatif (menjelaskan)-bersifat positif; ditentukan oleh: a) kesederhanaan strukturnya, b)


kecermatan penjelasannya, c) relevansinya terhadap fenomena sosial yang berbeda-beda.
prediktif (peramalan/prakiraan)-bersifat probabilities; diterapkan dalam tiga jenis situasi: a)
waktu yang akan datang, b) tempat yang berbeda, c) kelompok sosial yang lebih besar.
kontrol (mengendalikan)

Teori organisasi adalah studi tentang bagaimana organisasi menjalankan fungsinya dan
bagaimana mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-orang yang bekerja di dalamnya
ataupun masyarakat di lingkup kerja mereka.

Teori organisasi adalah suatu konsefsi, pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat atau pendekatan
tentang pemecahan masalah organisasi agar lebih berhasil dalam mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.

Masalah adalah segala sesuatu yang segala sesuatu yang ada hubungannya dengan kepentingan
organisasi yang memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan. Dus masalah organisasi
adalah memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan.
Ada banyak masalah yang dihadapi organisasi (kompleks) dan memerlukan pemecahan
tersendiri sehingga muncul berbagai kajian untuk lebih memahami efektivitas organisasi.

Teori organisasi Muncul pada abad 19 dilatarbelakangi oleh Revolusi Inggris dan lahirnya
perusahaan raksasa di Amerika Serikat.

Evoluasi Teori Organisasi


Terdiri atas:
A. Teori Klasik
Teori tipe organisasi (Birokrasi) oleh Max Weber (Sosiolog Jerman);
Teori manajemen Ilmiah oleh Fredrick Winslow Taylor (Amerika);
Teori administrative (prinsif-prinsif organisasi) oleh Henry Fayol (Prancis).

B. Teori Organisasi dan Manajemen Neo Klasik;


C. Teori modern;
D. Teori organisasi dan manajemen Jepang dan teori Z;

5 Golongan Teori Organisasi Modern


(Prajudi Atmosudirdjo)
Teori organisasi klasik;
Teori organisasi hubungan antar manusia;
Teori proses;
Teori prilaku;
Teori Sistema.

4 Macam Teori Organisasi


(Amitai Etzioni)

Teori klasik (Scientific management);


Aliran hubungan manusia (human relations);
Sistem pendekatan struktural;
Teori pembuatan keputusan.

9 Macam Teori Organisasi


(Wursanto, 2003:260-274)

Teori organisasi klasik;


Teori organisasi birokrasi;
Teori organisasi human relations;
Teori organisasi perilaku;
Teori organisasi proses;
Teori organisasi kepemimpinan;
Teori organisasi fungsi;
Teori organisasi pembuatan keputusan;
Teori organisasi kontingensi.
8 Pendekatan Teori Organisasi
(Harold Koontz dan Cyrill o’Donnell)
Pendekatan pengalaman atau kasus (the empirical, or case approach);
Pendekatan prilaku antar pribadi (the interpersonal behavior approach);
Pendekatan perilaku kelompok (the group behavior approach);
Pendekatan kerjasama sistem social (the cooperative social system approach);
Pendekatan sistem teknik sosial (the sociotechnical system approach);
Pendekatan teori keputusan (the decision theory-center approach);
Pendekatan pusat komunikasi (the communication-center approach);
Pendekatan operasi (the operational approach).

Kesimpulan:

Tidak ada satupun teori yang memiliki kebenaran mutlak. Masing-masing teori saling
melengkapi.

A. TEORI KLASIK

Teori organisasi klasik disebut juga, antara lain: teori organisasi spesialisasi, teori formalisma,
teori struktur (the stucture theory of organization). Muncul untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas organisasi.

1. Teori tipe organisasi (Birokrasi) oleh Max Weber (Sosiolog Jerman);


Ciri Birokrasi modern (ideal):

Adanya prinsif pembidangan tugas yang jelas (jurisdictional areas), umumnya diatur oleh
hukum/peraturan-peraturan administrasi, yaitu:
a. adanya pembagian tugas yang jelas bagi apparatus birokrasi,
b. adanya pendelegasian wewenang,
c. setiap tugas yang dilaksanakan menuntut keahlian/keterampilan (spesialisasi). Dus yang
dapat diangkat menjadi aparat birokrasi adalah mereka yang mempunyai keahlian (kualifikasi).
Adanya prinsif hierarki;
Manajemen kantor modern didasarkan pada dokumen tertulis/diarsipkan;
Tugas dalam organisasi dilaksanakan berdasarkan spesialisasi, dus diperlukan pendidikan dan
latihan secara terus menerus;
Menuntut pegawai bekerja dengan kapasitas penuh;
Karena tindakan dalam manajemen harus didasari oleh perturan-peraturan/perundang-undangan,
maka setiap apparatus birokrasi harus mempelajari perundang-undangan dan memahaminya.

Unsur Birokrasi Ideal:


Hirarki,
Kualitas Keahlian,
Aspek-aspek keahlian,
Kewenangan dan kekuasaan yang legal.

Fungsi Birokrasi Ideal:


Spesialisasi,
Struktur,
Kemungkinan meramalkan dan kestabilan,
Rasionalisasi, dan
Bagian dari demokrasi.

Strategi Untuk Mencapai Tujuan Organisasi (5 Prinsip):


Prinsip spesialisasi;
Prinsip rantai komando atau prinsip hirarki;
Prinsip loyalitas;
Prinsip impersonal;
Prinsip uniformalitas.

2. Teori manajemen ilmiah (Scientific Manajement, 1911) oleh Fredrick Winslow Taylor
(Amerika);
(Charles Babbage, On the economy of machinery and manufactures, 1832)

Prinsip:

Pembagian Kerja Berdasarkan Keterampilan (waktu dan tenaga dapat dihemat bila prinsif
pembagian kerja diterapkan dalam produksi),
Mempelajari kebiasaan kerja pegawai dan menganalisisnya;
Seleksi pegawai secara ilmiah;
Kerjasama antara pengawas dan pegawai;
Pembagian tanggung jawab antara manajemen dan pegawai secara wajar.

Manajemen ilmiah:
(berhubungan dengan manajemen inisiatif dan insentif)

Penghematan dalam mendidik pekerja yang magang dalam satu perusahaan;


Penghematan dalam pemakaian material belajar;
Menghemat waktu dan menghindari perpindahan tempat kerja;
Menghemat waktu dalam tukar menukar alat kerja;
Keterampilan dalam mengerjakan pekerjaan dengan sistem berulang;
Dalam pembagian tugas pekerjaan, disarankan mengganti pekerjaan tangan manusia dengan
mesin;
Kesimpulan:

Menerapkan “one best way” dalam melaksanakan pekerjaan;


Menyeragamkan cara melakukan pekerjaan dengan mempelajari gerak dan lamanya waktu yang
dihabiskan untuk melakukan satu pekerjaan (time and motion studies);
Melakukan seleksi pekerjaan sesuai dengan tugas khusus yang akan dilaksanakan dan pegawai
dilatih secara efisien sebelum melaksanakan tugas;
Upah/gaji dibayar berdasarkan potongan kerja yang telah diselesaikan (piece rate system) oleh
seseorang dan bukan perkelompok kerja;
Pegawai dirangsang untuk melampaui target yang telah ditentukan dengan cara memberikan
bonus.

Scientific Management

Memfokuskan unit analisisnya pada kegiatan pisik pekerjaan (hubungan pegawai dan
pekerjaannya/manusia dan alat/mesin);
Tujuan utamanya memperbaiki tugas pekerjaan rutin dan yang bersifat repetitive;
Pendekatannya bersifat empiris, induktif dan melakukan penelitian terperinci terhadap pekerjaan
untuk menentukan bagaimana yang paling efisien suatu pekerjaan harus dilakukan;
Sasaran utama adalah organisasi tingkat bawah (operasional/bengkel kerja);
Pandangannya bersifat mikro dan orientasinya botton up (dari tingkat bawah organisasi ke
tingkat atas).

Efisiesi

Tanpa tolok ukur;


Dengan tolok ukur.

a. Segi produktivitas (hasil/output)


b. Segi penghematan (pengorbanan/input)

Tanpa tolok ukur

segi produktivitas/hasil/output
dengan pengorbanan yang sama, hasil berbeda (hasil tinggi=efisien, hasil rendah=tidak efisien).
segi penghematan/pengorbanan/input
dengan pengorbanan yang berbeda, memberikan hasil yang sama (kecil pengorbanan=efisien,
besar pengorbanan=tidak efisien).

Dengan tolok ukur

segi hasil/output/produktivitas
perbandingan antara hasil minimum yang ditetapkan dengan hasil ril yang dicapai
(efisien=hasil ril>hasil minimal ditetapkan; normal=hasil ril=hasil minimal ditetapkan; tidak
efisien=hasil ril

segi pengorbanan/input/penghematan
perbandingan antara pengorbanan maksimal yang ditetapkan dengan pengorbanan ril
(efisien=pengorbanan rilpengorbanan maksimal ditetapkan).

Teori administrative (prinsif-prinsif organisasi) oleh Henry Fayol (Prancis) (Henry Fayol, D.S.
Pugh, 1971).

Ada 10 Prinsif organisasi

Penetapan tujuan yang jelas;


Kesatuan perintah (the principle of unity of command);
Keseimbangan;
Pendistribusian pekerjaan (the principle of distribution of work);
Rentang pengawasan (the principle of span of control);
Prinsip pelimpahan wewenang (the principle of delegation of authority);
Prinsip departementasi (the principle of departementation);
Prinsip penempatan pegawai yang tepat (the principle of the right man in the right place);
Prinsip koordinasi (the principle of coordination);
Prinsip pemberian balas jasa yang memuaskan.

Prinsif-prinsif Organisasi dan Manajemen:

Pembagian tugas/pekerjaan (spesialisasi);


Kewenangan dan tanggung jawab;
Disiplin;
Kesatuan komando;
Kesatuan arah;
Kepentingan pribadi tunduk kepada kepentingan umum organisasi;
Imbalan jasa;
Sentralisasi;
Rantai skala;
Ketertiban (the right man in the right place on the right time);
Kewajaran;
Kestabilan organisasi;
Inisiatif;
Kebanggaan kesatuan (I’espirit de corps).

Prinsif Organisasi Fayol:

Pembagian tugas pekerjaan;


Kesatuan pengarahan;
Sentralisasi;
Mata rantai, tingkat jenjang organisasi;

Prinsif Organisasi Max Waber:

Keahlian
Semua kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi, harus didasarkan keahlian,
sehingga mampu menjalankan tugas dengan baik;
Berdasarkan kebijaksanaan, peraturan, dan prosedur
Pelaksanaan tugas pekerjaan harus sesuai dengan kebijaksanaan, peraturan dan prosedurnya;

Jenjang hirarki
Setiap pelaksanaan tugas pekerjaan harus dapat dipertanggung jawabkan kepada atasan melalui
mata rantai tingkat unit dalam organisasi;

Formalitas
Semua keputusan harus diambil secara formal dan tidak ada pertimbangan yang bersifat pribadi;

Meritokrasi system
Hal-hal yang menyangkut bidang kepegawaian harus didasarkan pada sistem kecakapan
(maritokrasi system).

Kesimpulan:
Formulation of the objectives (perumusan tujuan-jelas, dimengerti, dipahami, dan diterima);
Devision of work (pembagian tugas pekerjaan)/distribution of work (pembagian
tugas)/homogenetise assignment (pembagian kerja)/devisionisasi (departementasi);
Delegation of authority and responsibility (pelimpahan wewenang dan tanggung jawab-
seimbang);
Level of herarchy (banyaknya tingkat hierarkis)/span of control (rentang pengawasan);
Unity of direction (kesatuan arah)/unity of command (kesatuan perintah);
Understanding by the individual of his own task and the task of the whole (memahami akan
tugas masing-masing dan kaitan tugas secara keseluruhan)/the right man in the right place on the
right time (penempatan orang sesuai keahlian dan waktu);
Struktur organisasi sederhana dengan pola dasar relatif permanen;
Security of tenure (jaminan jabatan);
Balas jasa setimpal dengan jasa yang diberikan;
Koordinasi.

Hubungan Antara Pemikiran-Pemikiran Teori klasik

Erat sekali, pada beberapa asfek keduanya adalah identik (persamaan teori birokrasi dan teori
administrative):

Bersifat deduktif, menjelaskan secara luas dan melihat organisasi secara normatip,
Sebagai satu kesatuan yang lahir secara abstrak sebagai suatu konsep mental,
Mendukung organisasi formal yang mengambil untung dari spesialisasi (suatu ciri dasar
organisasi formal),
Menekankan segi objektif, rasionalitas, kepastian, hierarki, dan profesional serta menghasilkan
organisasi formal dengan karakteristik sama;
Memfokuskan pada struktur organisasi dan manusia (dimulai dari tingkat atas, pandangan
bersifat makro dan berorientasi top down).

Perbedaan Birokrasi & Teori Administratif

Birokrasi
Teori Administratif

1. menekankan pada apa yang harus dilakukan organisasi;


1. menekankan pada bagai-
mana memperoleh orga-
nisasi formal;
2. memfokuskan pada organisasi
2. memfokuskan pada mana-
jemen.

B. TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN NEO KLASIK


(Hugo Munstenberg, Chester I. Barnard, Argyris, Elton Mayo dkk)

Pendekatan:
Teoritis dan Empiris.
Human relations movement (pendekatan hubungan kemanusiaan), setiap orang berbeda,
mempunyai keunikan tersendiri sesuai dengan keadaan, sikap, kepercayaan dan motivasi hidup
masing-masing.

Dalam bekerja, manusia tidak mungkin terlepas dari keunikan, tetapi akan mempengaruhi
tindakan dan cara berfikir.

Faktor yang mendekatkan orang satu sama lain adalah faktor kesamaan (daerah, kegemaran,
profesi, kepercayaan dan ideologi).

Keakraban hubungan akan terwujud dalam bentuk organisasi informal yang selalu membayangi
organisasi formal.

Dus seorang pemimpin harus menyadari dan memperhitungkan kehadiran organisasi informal
dalam menganalisis masalah organisasi formal.

Elemen-Elemen

Indidvidu,
Kelompok kerja (organisasi informal),
Manajemen partisipatif,
Tujuan Dilaksanakan Human Relations

Kepuasan psikologis pegawai;


Moral tinggi;
Disiplin tinggi;
Loyalitas tinggi;
Motivasi tinggi.

C. TEORI MODERN
(dikembangkan tahun 1950-an)

Suatu organisasi merupakan suatu proses yang tersusun para individu saling mempengaruhi
untuk berbagai tujuan.

Karakteristik Teori Modern:

Kadang-kadang disebut analisis sistem organisasi,


Mempertimbangkan semua elemen, organisasi,
Memandang organisasi sebagai suatu sistem,
Penyesuaian diri agar organisasi itu dapat bertahan lama dalam hidupnya, harus disesuaikan
dengan perubahan lingkungannya,
Organisasi dan lingkungannya harus dilihat sebagai sesuatu yang saling ketergantungan.
Multidisiplin.

Kontributor Teori Modern:


Alfred Korzybski, 1993, General Sementics (manusia hidup dalam tiga dunia yang berbeda,
yaitu dunia peristiwa, dunia objek dan dunia simbol, menitik beratkan masalah bahasa dan
komunikasi, topik: ringkasan, penyimpulan, kekakuan bahasa, lingkungan komunikasi, sifat
kata-kata, dan pentingnya tanggapan),
Mary Parker Follet, 1920-an (keseimbangan antara perhatian individu dan organisasi;
mengerjakan sesuatu sebagai jalan keluar dalam suatu semangat kerja sama; kesadaran cita-cita
sehingga setiap orang adalah bagian dari suatu kelompok; dan masyarakat; dorongan individu
diterima tanpa mengorbankan kepentingan organisasi),
Chester I. Barnard, 1938 (organisasi sebagai suatu sistem sosial yang dinamis; individu,
organisasi, penyalur, dan konsumen merupakan bagian dari lingkungan organisasi; aspek
organisasi formal dan informal),
Norbert Wiener, 1948 (menemukan sibernetika=orang=pengemudi, pengendalian sistem pada
pengaruh arus balik informasi; menunjang perkembangan komputer eletronik, penggunaan
komputer dalam proses pengawasan, suatu sistem terdiri atas input, proses, output, arus balik,
dan lingkungan),
Ludwig Von Bertalanffy, (organisasi sebagai masalah yang utama bagi seluruh kehidupan;
kedinamikan, sistem, interaksional multidimensional, multi level; suatu sistem dilihat sebagai
suatu kumpulan dari bagian-bagian yang saling berhubungan; suatu organisasi dalam pandangan
yang modern merupakan suatu sistem).

Sifat Teori Medern:

Memandang suatu organisasi sebagai suatu sistem yang terdiri atas lima bagian pokok, yaitu:
input, proses, output, arus balik, dan lingkungan,
Kedinamisan,
Multi Level dan Multi Dimensional,
Multi Motivasi,
Multi Disipliner,
Despkriptif,
Multi Variabel,
Adaptif.

E. TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN


JEPANG DAN TEORI Z
(Richard T.Pascall dan William Cuchi)

Kombinasi antara gaya manajemen Jepang (nilai-nilai kerjasama kelompok, kepercayaan dan
perasaan tanggung jawab bersama) dengan gaya manajemen Amerika (pendekatan secara
struktural/formal organisasi).

Manajemen Amerika

Sistem kerja jangka pendek;


Evaluasi dan promosi cepat;
Sistem bonus dan upah berdasarkan produktivitas;
Karier berdasarkan spesialisasi;
Mekanisme pengawasan: hierarki;
Pengambilan kepusan oleh pimpinan;
Tanggung jawab individual

Ciri-Ciri Manajemen Jepang:

Sistem kerja seumur hidup;


Evaluasi dan promosi lama;
Sistem bonus dan kemudahan kerja;
Karier tidak berdasarkan spesialisasi;
Mekanisme pengawasan oleh anggota kelompok;
Proses pengambilan keputusan: ringi (dari tingkat bawah);
Tanggung jawab kelompok dalam manajemen;
Keterlibatan seluruh orang (konsumen, suplayer, orang tua pegawai).

Keunggulan Tipe Z:

Jangka waktu kerja lama;


Sistem evaluasi dan promosi lambat;
Pengambilan keputusan: consensus dan partisipasi;
Tanggaung jawab: masing-masing orang;
Sifat keseluruhan (orang dihargai sebagai manusia);
Egalitarianisme (persamaan hak);

Langkah-Langkah Perubahan dari Tipe A ke Tipe Z:

Memahami teori z;
Mengevaluasi filosofi organisasi;
Melibatkan diri dalam kepemimpinan organisasi;
Melaksanakan filsafat organisasi dengan menciptakan struktur yang lebih fleksibel dan intensif;
Mengembangkan keterampilan antara individu-individu;
Mengevaluasi diri dan sistem;
Melibatkan serikat pekerja;
Menciptakan stabilitas kerja;
Sistem kerja dengan evaluasi dan promosi lambat;
Mengembangkan jalan karier;
Perubahan dimulai dari tingkat atas;
Menciptakan bidang-bidang untuk berprestasi;
Mengembangkan hubungan menyeluruh.

BIROKRASI INDONESIA

pengertian
Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai bayaran yang tidak dipilih oleh rakyat;
Cara pemerintahan yang sangat dikuasai oleh pegawai.

Peranan Birokrasi
Pemerintah Indonesia
Stabilisator (menciptakan suasana aman dan stabil);
Dinamisator (menggerakkan);
Inovator (pembaharuan);
Arbitrator dan moderator (perantara).

10 Prinsif Birokrasi Pemerintah Indonesia


(Kepres No. 15 tahun 1984)

Pembagian habis tugas;


Perumusan tugas pokok dan fungsi yang jelas;
Fungsionalisasi;
Koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi;
Kontinuitas;
Jalur dan staf;
Kesederhanaan;
Asas fleksibelitas;
Pendelegasian wewenang yang jelas;
Pengelompokan sehomogen mungkin.

Kendala Birokrasi di Indonesia:

1. Struktur organisasi
a. Dalam struktur
mengarah pada pola mekanik, prinsip pembagian habis tugas akibatnya terjadi pengkotakan,
tanggung jawab satu bidang tugas, memandang tugasnya lebih penting.
b. Koordinasi horizontal (kelemahan komunikasi dan unsur psikologis)
2. Kelemahan komunikasi,
d. Kendali psikologis,
e. Kendala dalam pendelegasian wewenang,
f. Kendala komunikasi ke atas,
3. Aparatus birokrasi
b. Hubungan antara atasan dan bawahan;
c. Kapasitas kerja yang belum maksimal;
d. Mental aparat birokrasi yang rapuh;

Patologi (Penyakit) Birokrasi Pemerintahan

Budaya feodalistik;
Menunggu petunjuk/arahan;
Loyalitas pada atasan, bukan organisasi;
Belum berorientasi prestasi;
Budaya melayani rendah;
Belum didukung teknologi menyeluruh;
Ekonomi biaya tinggi;
Jumlah pegawai relatif banyak, kurang bermutu/asal jadi.

Penyakit Organisasi
Tujuan telah ditetapkan, tetapi tidak dirumuskan secara rinci dan jelas (tidak membumi);
Pembagian tugas tidak adil, tidak merata, tidak tuntas dan tidak jelas batas-batas (tidak adil);
Anggota hanya mau bekerja sesuai dengan tugasnya, terjadi pengkotak-kotakan (kaku);
Merasa dirinya/unitnya yang paling penting, yang lain tidak/kurang penting (sok penting);
Pemberian tanggung jawab yang tidak seimbang dengan wewenang (zalim);
Terlalu banyak bawahan yang harus diawasi – kewalahan (rakus);
Seseorang bawahan mendapat perintah dari satu atasan mengenai hal yang sama, tetapi
perintahnya saling bertentangan (plin plan);
Sanksi terhadap pelanggaran tidak tegas (banyak pertimbangan).

Ciri Manusia Indonesia


(Mochtar Lubir, 2001: 18-36)

Hipokratis (munafik);
Tidak bertanggung jawab;
Feodal;
Percaya takhyul;
Artistik;
Watak lemah;
Lain-lain (tidak hemat /boros; bukan pekerja keras; kurang sabar; tukang menggerutu; cepat
cemburu/dengki; gampang senang dan bangga; sok; tukang tiru; tukang tiru kejam; bisa meledak,
ngamuk, membunuh, membakar; khianat; menindas, memeras; menipu; mencuri; korupsi;
khianat, dengki; hipokrit; bermalas-malas; tolong menolong, saling menjaga, struktur
masyarakat berdasarkan suku (exogam=haram kawin di dalam suku); ikatan kekeluargaan yang
mesra, berhati lembut; suka berdamai; rasa humor; cepat belajar; mudah dilatih, sabar; bekerja
keras tanpa mencari untung; manusia memajukan dunia dll).

Usaha Penyehatan Birokrasi


Menata ulang organisasi pemerintah
(reinventing government)
(David Osborne & Ted Gaebler)

Pemerintahan katalis: mengarahkan ketimbang mengayuh;


Pemerintahan milik masyarakat: memberi wewenang ketimbang melayani;
Memerintahan yang kompetitif: menyuntikkan persaingan ke dalam pemberian pelayanan;
Pemerintahan yang digerakkan oleh misi: mengubah organisasi yang digerakkan oleh peraturan;
Pemerintahan yang berorientasi hasil: mebiayai hasil, bukan masukan;
Pemerintahan berorientasi pelanggan: memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan birokrasi;
Pemerintahan wirausaha: menghasilkan ketimbang membelajakan;
Pemerintahan antisipatif: mencegah daripada mengobati;
Pemerintahan desentralisasi: dari hierarki menuju partisipasi dan tim kerja;
Pemerintahan berorientasi pasar: mendongkrak perubahan melalui pasar

Strategi Memperbaharui Organisasi Pemerintah (Birokrasi):


(David Osborne dan Peter Plastik)

Memperjelas tujuan/maksud organisasi (strategi inti);


Konsekuensi terhadap kinerja organisasi (strategi konsekuensi);
Pertanggung jawaban terhadap publik (strategi pelanggan/masyarakat);
Organisasi dan pegawai berinovasi (strategi kontrol);
Mengubah perilaku, perasaan, dan berfikir pegawai (strategi budaya).

Prinsif Organisasi Pemerintahan Yang baik (Good Governance)


(Sarundajang,2003:157-161)

Partisipasi;
Penegakan hukum;
Transparansi;
Kesetaraan;
Daya Tanggap;
Wawasan Ke depan;
Akuntabilitas;
Pengawasan;
Efisiensi dan efektivitas;
Profesionalisme.

Karakteristik Good Governance


(Menurut UNDP)

1. Particifation (keterlibatan masyarakat),


2. Rule of law (penegakan hukum yang adil);
3. Transprancy (kebebasan memperoleh informasi);
4. Responsiveness (cepat dan tanggap);
5. Consensus Orientation (berorientasi pada kepentingan masyarakat);
6. Equity (kesempatan yang sama);
7. Efficiency and effectiveness (efisiensi dan efektivitas);
8. Accountability (pertanggungjawaban publik);
9. Strategic vision (visi ke depan).

Agar Birokrasi Pemerintah Lebih Efisien dan Efektip:


(Inu Kencana Syafi’i,2003:90-92)

Rule (kerja taat pada aturan);


Spesialisasi (tugas khusus);
Zakelijk (kaku dan sederhana);
Formal (penyelenggaraan resmi);
Hirarkis (pengaturan dari atas ke bawah);
Rasional (berdasarkan logika);
Otoritas (tersentralistis);
Obedience (taat dan patuh);
Disipline (tidak melanggar ketentuan);
Sistematis (terstruktur);
Impersonal (tanpa pandang bulu).
Balance (menyeimbangkan)
Antara Birokrasi Dengan Kebijaksanaan:

Mengkoordinasikan tugas;
Kadang-kadang diperlukan kebijaksanaan;
Seni penyelenggaraan pemerintahan;
Kesempatan memberikan saran yang produktif;
Desentralisasi demokratis.

TUJUAN ORGANISASI

Tujuan adalah keadaan yang dikehendaki pada masa yang akan datang yang senantiasa dikejar
oleh organisasi agar dapat direalisasikan (Amitai Etzooni). Dus tujuan adalah suatu akhir
terhadap mana seluruh kegiatan organisasi diarahkan.

Tujuan tunggal dan tujuan ganda

Tujuan tunggal;
Tujuan ganda (multiplicity goals)

a. Tujuan keluar;
meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk memenuhi kepuasan pelanggan
(masyarakat) dan kesejahteraan social (Stephen Robins).

b. Tujuan ke dalam.
Meningkatkan kepuasan kerja dan kesejahteraan pegawai serta meningkatkan produktivitas dan
hasil, sebagai berikut:

Tujuan ke dalam

Profitability (keuntungan)
penanaman modal kembali (kelangsungan hidup organisasi);

Growth (pertumbuhan)
Anggaran biaya, keuntungan, jumlah pegawai, bangunan fisik, dijaga agar tidak kalah dalam
persaingan;

Perluasan pasar
Pertumbuhan yang tidak diimbangi dengan perluasan pasar hasil produksi tidak ada artinya;

Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sumber pembaharuan dalam menciptakan produk-produk baru dan jasa.
Dus dengan lahirnya produk-produk baru maka organisasi (untuk beberapa lama) dapat merebut
pasaran yang pada akhirnya mendatangkan keuntungan;

Produktivitas
Kemampuan memproses bahan (masukan/input) menjadi (keluaran/output) yang bermutu tinggi
dengan biaya yang serendah-rendahnya (asas efisiensi).

Sasaran dan anak sasaran

Untuk mencapai tujuan, harus melakukan kegiatan. Masing-masing kegiatan memiliki sasaran
tertentu. Sasaran adalah titik akhir seluruh kegiatan khusus atau tertentu diarahkan.

Untuk mencapai sasaran, dilakukan beberapa kegiatan yang lebih khusus yang memiliki sasaran
yang lebih khusus. Sasaran yang lebih khusus disebut anak sasaran (sub-goals), yaitu akhir dari
kegiatan yang lebih khusus.

Anak sasaran A
Anak sasaran B Sasaran I
Anak sasaran C

Tujuan Anak sasaran D


Anak sasaran E Sasaran II
Anak sasaran F

Fungsi Tujuan
Sebagai:

Pedoman bagi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan (pedoman ke arah mana organisasi
akan dibawah);

Sumber legitimasi untuk membenarkan segala kegiatan yang akan dilaksanakan (landasan bagi
organisasi yang bersangkutan);

Standard (tolok ukur) pelaksanaan dimana segala kegiatan harus berorientasi pada tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya(menentukan macam aktivitas yang akan dilakukan);

Sumber motivasi bagi pegawai untuk bekerja lebih produktif;

Dasar rasionalitas bagi kegiatan berorganisasi (menentukan program, prosedur, KISS ME


(Koordinasi, Integrasi, Simplikasi, Sinkronisasi, dan Mekanisasi);

Kendala Dalam Mencapai Tujuan

Tujuan berubah-ubah
Organisasi yang kurang stabil, kadang-kadang tujuan dapat berubah-ubah/penukaran tujuan
(pengaruh lingkungan, biaya, penemuan baru, dll);

Pimpinan terpusat pada satu bagian


Pimpinan hanya memusatkan pada suatu bagian saja dari tujuan sehingga bagian lain dari tujuan
tadi terabaikan;
Tidak ada kerjasama
Kurang adanya kerjasama yang baik, menyebabkan kegiatan menjadi kurang selaras mengarah
pada tujuan bersama (kegiatan terkotak-kotak – kepala bagian hanya memikirkan bagiannya
saja);

Pertentangan
Antara tujuan pribadi dan tujuan organisasi dan antara tujuan-tujuan sendiri;

Agar Tujuan Efektip

Melibatkan seluruh individu;


Dalam merumuskan tujuan harus melibatkan seluruh individu.

Pembagian tugas;
Dalam merumuskan tujuan ada pembagian tugas (pucuk pimpinan=tujuan umum,
menengah=merumuskan/menjabarkan sesuai bidang dst);

Tujuan tidak bertentangan;


Tujuan bidang/fungsional tidak boleh bertentangan dengan tujuan umum;

Realistis
Tujuan harus realistis/sesuai keadaan (eksternal dan internal organisasi);

Jelas batas-batas;
Tujuan harus jelas batas-batas yang hendak dicapai;

Tindakan koreksi
Bila tujuan tidak tercapai, pimpinan harus meneliti apa penyebabnya dan melakukan tindakan
koreksi.

Merumuskan Tujuan

Pendekatan yang sering digunakan dalam merumuskan sasaran bidang (unit) organisasi adalah
“Management By Objective” (MBO).

MBO adalah suatu proses dimana atasan dan bawahan merumuskan secara bersama-sama
sasaran organisasi, menetapkan tanggung jawab, tugas masing-masing, hasil yang diharapkan,
dan ukuran-ukuran yang digunakan sebagai pedoman untuk operasi kesatuan (unit) dan
memperkirakan pengarahan pegawai.

Empat Langkah Proses MBO

Rumusan sasaran (goals setting);


Perencanaan tindakan (action planning);
Pengawasan sendiri (self control); dan
Laporan kemajuan secara berkala.

Efektivitas Organisasi
(Richard M. Steers, 1980:43-45)
Kualitas;
Produktivitas;
Kesiagaan;
Efisiensi;
Laba/penghasilan;
Pertumbuhan;
Pemanfaatan lingkungan;
Stabilitas;
Turnover (keluar masuk pegawai);
Kemangkiran;
Kecelakaan;
Semangat kerja;
Motivasi;
Kepuasan kerja;
Penerimaan tujuan organisasi;
Kepaduan antara konflik – kompak;
Keluwesan adaptasi;
Penilaian pihak luar.

Pembagian Kerja
(Departementasi)

Pedoman Pembagian Kerja

Tujuan dijabarkan dalam tugas-tugas pokok;


Tugas pokok dijabarkan dalam fungsi;
Fungsi diikuti dengan kegiatan-kegiatan;
Setiap orang diberi daftar tugas yang harus dijalankan;
Meskipun tugas bervariasi,satu dengan yang lain berkaitan;
Penempatan orang sesuai dengan keahlian, pembawaan, kecakapan, dan kemampuan;
Beban tugas rerata sama, tercipta keadilan, kepuasan, dan kegairahan kerja;
Penambahan/pengurangan pegawai sesuai kebutuhan dan volume kerja;
Mutasi pegawai didasarkan atas terciptanya kondisi kerja yang baik/mendidik.

Pertimbangan Pembagian Kerja

Wilayah kerja;
Fungsi, tugas, dan kegiatan;
Waktu;
Alat yang digunakan.

Manfaat Pembagian Kerja

Meringankan tugas koordinasi;


Memperlancar pengawasan;
Memanfaatkan keahlian dan pengetahuan yang bersifat khusus;
Penghematan biaya;
Mengeratkan hubungan antar manusia.

Proses Pembagian Kerja

Menetapkan dan merumuskan tujuan;


Menetapkan kegiatan (menjabarkan dalam tugas pokok, fungsi dan kegiatan);
Menyusun daftar kegiatan yang akan dilaksanakan;
Membuat kelompok-kelompok kegiatan (dengan dasar tujuan sama);
Melimpahkan wewenang (macam dan batas wewenang ditentukan);
Menetapkan rentang pengawasan (pertimbangan orbyektif dan subyektif);
Merinci tugas (berdasarkan keahlian);
Membuat bagan organisasi (sesuai tipe yang dipilih).

Dasar Pembagian Kerja

Wilayah/terotorial (rt, rw, kelurahan/desa, kecamatan, kabupaten/kota, propinsi, kodam, kodim);


Jenis produksi
Langganan yang dilayani
Fungsi/rangkaian kerja (bagian kepegawaian, hukum, rumah tangga dll);
Waktu (pagi, siang, malam);
Jasa yang diberikan (pemadam kebakaran)
Alat perlengkapan yang digunakan

PELIMPAHAN WEWENANG DAN


TANGGUNG JAWAB

Penyerahan sebagian wewenang atasan kepada bawahan setelah diadakan penyerahan tugas
pekerjaan kepada yang bersangkutan, dalam hal wewenang:

Menjalankan tugas;
Memerintah bawahan;
Menggunakan fasilitas/peralatan.

Manfaat Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab

Pemimpin dapat melaksanakan tugas-tugas pokok/strategis;


Tiap tugas dikerjakan oleh tingkatan yang tepat (atas=makro/strategis, menengah=taktis,
bawah=operasional);
Keputusan dapat diambil dengan cepat;
Bawahan dapat berpartisipasi banyak;
Dapat menghidari sikap menunggu perintah;
Berguna sebagai bahan latihan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi;
Pelayanan dapat berjalan terus (meskipun pejabat tidak ada di tempat).

Pedoman Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab

Batas wewenang dan tanggung jawab jelas dan seimbang;


Memperhatikan pendapat yang akan menerima wewenang;
Percaya bahwa penerima wewenang mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab;
Pemberi wewenang tetap melakukan pengarahan, bimbingan, dan pengawasan (agar tugas
berjalan baik).

Tanggungjawab
Bedakan!

Tanggung jawab hukum (dilimpahkan melalui saluran hukum;


Tanggung jawab politik (dilandasi pada partai politik, bukan pada atasan);
Tanggung jawab jabatan (dilakukan seseorang dalam jabatan yang dipangkunya);
Tanggung jawab kelembagaan (tanggungjawab setiap anggota organisasi).

Span of Control
Faktor-faktor yang mempengaruhi Span of Control

Kesamaan fungsi (banyak kesamaan=rentang pengawasan melebar);


Kedekatan geografis (dekat=rentang pengawasan melebar);
Tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan (sedikit pengawasan langsung=rentang
pengawasan melebar);
Tingkat koordinasi pengawasan yang dibutuhkan (kurang tingkat koordinasi=rentang
pengawasan melebar);
Perencanaan yang dibutuhkan (sedikit perencanaan=rentang pengawasan melebar);
Bantuan organisasional yang tersedia bagi pengawas (banyak bantuan operasional, seperti
penataran, pengawasan mutu dsb=rentang pengawasan melebar).

Tantangan Organisasi
(Widodo, 2005:2-3)

Lingkungan strategis yang senentiasa berubah,


Pergeseran paradigma penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan layanan masyarakat,
dan
Kondisi masyarakat yang mengalami dinamika.

Paradigma Pergeseran Organisasi

Birokratis (bureaucratic organization) weberian – rasional oleh Max Weber


Performance based organization (organisasi kinerja) oleh Peter Druker
Leaning Organization (organisasi pembelajaran) oleh Peter Senge, 2000)

Organisasi Pembelajaran

Adalah suatu organisasi yang senantiasa mengembangkan kapasitasnya untuk membangun masa
depan (Peter Senge).

Suatu organisasi yang memiliki keterampilan menciptakan, menguasai dan mempelajarkan


pengetahuan serta dengan perubahan perilakunya mampu melakukan kilas balik terhadap
pengetahuan baru serta pandangannya (David Garvin).

- Memiliki otonomi,
- Memiliki daya tangkal terhadap intervensi pihak eksternal,
- Menghasilkan kualitas asli (Genuine Quality).

Karakteristik Organisasi Pembelajaran


(The Fifth Diciplines, Peter Senge, 1996)

Systems Thinking
- Fokus terhadap bagaimana sesuatu masalah akan dipecahkan melalui interaksi antar elemen
dalam suatu sistem,
- Lebih mengutamakan mengkaji elemen sistem yang lebih besar dan saling berinteraksi
daripada mengkaji bagian-bagian kecil dari suatu sistem.

Personal Mastery
- Dicapai melalui suatu proses peningkatan berkelanjutan atau disebut “generative learning”
(senge, 1990),
- Kendala antara “dimana keberadaan seseorang saat ini “dengan “keinginan” disebut “creative
tension”,
- Kreativitas akan muncul jika seseorang tidak puas dengan kondisi saat ini yang mendorong
dirinya untuk berubah.

Mental models
- Tetap dalam mental unilateral,
- Memaksimalkan menang dan meminimalkan kalah,
- Menekankan perasaan negatip, dan
- Berupaya serasional mungkin dimana seseorang mendefenisikan tujuannya serta
mengevaluasi perilakunya menurut ukuran apakah dia telah atau belum mencapai tujuannya itu.

Building shared vision


- Bermula dari visi individu, yaitu sesuatu yang dipegang teguh sebagai kebenaran,
- Visi seseorang seringkali dimaknai sebagai sasaran yang hendak dicapai,
- Suatu organisasi haruslah dibangun di atas visi para anggotanya,
- Bagi pemimpinan ini berarti bahwa visi organisasi tidak boleh diciptakan hanya oleh
pimpinan, tetapi harus berasal dari hasil interaksi antar individu di dalam organisasi tersebut,

- Peran pemimpin dalam menciptakan “shared vision” adalah bersinergi dengan bawahan untuk
menciptakan visi organisasi (jangan memaksa kehendak) dengan cara berdialog.

Team learning
- Tim adalah sekumpulan orang-orang yang mengerjakan sesuatu secara bersama-sama
(Robinson dan Finley),
- Fundamental bellets sebuah tim:
a. tim pekerja merupakan unsure bangunan organisasi,
b. tim harus mampu mengelola “kultur, proses, sistem serta hubungan kemitraan antar mereka
untuk mencapai kesuksesan.
- Karakteristik team learning yang handal, adalah:
a. memiliki sasaran yang jelas dan senantiasa meningkat,
b. struktur dibentuk berlandaskan orientasi hasil capaian,
c. anggota tim memiliki kompetensi,
d. bersatunya komitmen,
e. lingkungan kerjasama kondusif,
f. memiliki standard mutu,
g. memiliki dukungan dan pengakuan eksternal,
h. memiliki prinsif kepemimpinan.

Paradigma Penyelenggaraan Organisasi Pemerintah (Organisasi Publik) (Thoha, dalam Widodo,


2005:3)

No. Lama Baru


01. Rule government Good governance
02. Sentralisasi Desentralisasi
03. Rule/government Private sector/civil society
04. Masyarakat Powerless Masyarakat Powerful
05. Suka Mengatur Suka Melayani
06. Pendekatan Kekuasaan Fleksibel/Kolaboratis/Dialogis
07. Sloganis Realistis/Pragmatis

Pergeseran Paradigma Organisasi


(dari second wave ke third wave)
Ancok (dalam Usman, 2000:138-139)

No. Dimensi Second wave Third wave


01 Sifat Organisasi Hierarchy (jejang) Networking (jaringan)
02 Keluaran (output) organisasi Market share (memperbesar pangsa pasar) Creation
(produk baru)
03 Pengambilan keputusan Institusi Individu (empowerment)
04 Gaya kerja organisasi Kaku Fleksibel
05 Kekuatan organisasi Stabilitas organisasi Kemampuan adaptasi
06 Orientasi organisasi Self sufficiency Interdepencies (saling ketergantungan)
07 Tujuan organisasi Perencanaan strategic dan tujuan yang ingin dicapai Kualitas prima

08 Orientasi kepemimpinan Tertumpu pada pandangan dogmatic Gaya kepemimpinan


bervisi.
09 Kualitas produk Kurang maksimal menekankan tingginya kualitas produk Kualitas
prima
10 Orientasi pegawai bekerja Memperoleh rasa aman (security) Pengembangan diri
(personal growth)
11 Orientasi pegawai pada pekerjaan Pengejaran status dan pangkat Berbuat sesuatu yang
berbeda melebihi prestasi orang lain
12 Kekuatan sumberdaya Pemilikan uang tunai dalam jumlah yang besar (cash) Pemilik
informasi
13 Motivasi bekerja menyelesaikan pekerjaan Membangun sesuatu yang baru
14 Kultur organisasi Menghindari resiko (risk aversive) Keberanian menghadapi resiko
(risk prone)
Ada banyak formula untuk membenahi manajemen, khasnya manajemen pelayanan public,
antara lain melalui strategi pembenahan, yaitu: (1) privatisasi, (2) pelayanan prima, dan (3)
membangun visi dan orientasi baru (Hardjosoekarto, 1997).

Sedangkan Atmosudirdjo (1997) akan halnya David Osborne & Ted Gaebler (2003)
mengusulkan (1) perlunya semangat kewirausahaan dan (2) peningkatan kinerja, dan Kristiadi
(1997) mengusulkan perlunya penerapan manajemen modern.

Usul lain yang agak lebih lengkap, menuntut agar manajemen pelayanan public (1) lebih
professional, (2) memiliki jiwa entrepreneur, dan (3) mampu bertindak sebagai fasilitator.
Manajemen pelayanan public menjadi lebih bersifat administrative, dan oleh karena itu
penegasan kembali mengenai pelayanan public yang “apolitis” sangat diperlukan. Formula
tesebut dikenal sebagai New Publik Manajemen (NPM), Manajemen Pelayanan yang berwatak
Entrepeneuralship atau Entrepreneurial Government (EG), dan New Public Servis (NPS), dengan
perbandingan secara ringkas sebagai berikut ini:

Perbandingan Old Publik Administration (OPA), New Public Management (NPM), New Public
Service (NPS), Enterpreneural Government (EG), dan Electronic Government (EG)

Model/
Dimensi OPA NPM NPS EG
tujuan Efisien dan profesional Palayanan prima Kualitas pelayanan Pelayanan dengan
pemberdayaan
insentif Fungsional struktural System konsekuen Fungsional structural swasta System
konsekuen
Pertanggung jawaban Pada klien dan konsituen secara hirarkis Pada customer ala pasar
Pada warga Negara (citizens) secara multidimensional Pada customer ala pasar
Kekuasaan Pada top management Pada pekerja dan pengguna jasa Pada warga negara
Pada pekerja dan pengguna jasa

Budaya
Arogan rutin
Menyentuh hati, winning minds
Ramah inovatif
Menyentuh hati, winning minds
Penekanan pada ketaatan menjalankan aturan dan efisiensi Penekanan pada perombakan visi
dan misi Penekanan pada perombakan kultur pelayanan Penekanan pada perombakan DNA
birokrasi
Peranan pemerintah Rowing (mendayung) sterring serving sterring
Konsef kepentingan publik Kepentingan public tercermin dalam UU yang secara politis sudah
didesain pemerintah Kepentingan public merupakan aggregate kepentingan individu
Kepentingan public merupakan hasil dialog mengenai nilai Kepentingan public merupakan
aggregate kepentingan individu
Electronic -Government (E-G)

Solusi paling rasional


NEW PUBLIC MANAGEMENT (NPM)
memfocuskan aktivitasnya hanya pada kegiatan manajemen, tidak pada aktivitas kebijakan,
mencoba melihat manajemen pelayanan public pada segi kinerja (performance appraisal) dan
efisiensi, tidak dari segi politis,
dilakukan pemecahan manajemen pelayanan public menjadi badan-badan kecil dan sederhana
yang berkaitan langsung dengan kepentingan dasar pengguna jasa (user-pay bases),
menggunakan landasan pasar (quasimarkets) sebagai daya dorong bagi terciptanya kompetisi,
pemangkasan ekonomi biaya tinggi sehingga ongkos untuk memperoleh pelayanan menjadi lebh
murah,
ditandai dengan gaya manajemen yang berorientasi pada output, cara tersingkat, penggunaan
insentif moneter, dan kebebasan pengelolaan (Rhodes, 1994:2),
ada empat model NPM (Ferlie, 1997:10-15):
(a) Model 1 the efficiency drive,
(b) Model 2 Downsizing and decentralization.
(c) Model 3 in search of excellence
(d) Model 4 Public service orientation
penerapan model ini pertama kali dilakukan di Inggris oleh Margaret Thatcher di tahun 1980-an
dengan mengusung sejumlah ahli yang sukses memimpin organisasi-organisasi bisnis ke
pemerintahannya sebagai penasehat ahli,
semangat efisiensi dan penyerahan urusan public ke pihak swasta dalam pemerintahannya
menjadi sangat besar (menuai hasil yang luar biasa), pertumbuhan ekonomi meningkat, angka
pengangguran berkurang, dan uang Negara banyak dihemat penggunaannya,
Negara-negara yang sukses menerapkan model ini adalah Australia, Kandada, dan New Zealand,
Negara-negara dengan sebutan Anglo Saxon termasuk UK (Janet dan Robert Denhardt, 2003).

ENTERPRENEURAL GOVERNMENT (EG)

Istilah lain manajemen pelayanan public, dengan ciri-ciri:


(e) mengedepankan kompetisi,
(f) mampu memberdayakan masyarakat (dengan membatasi peran birokrasi),
(g) berorientasi pada hasil (outcome),
(h) lebih menggunakan misi ketimbangan aturan sebagai daya dorongnya,
(i) mencoba semaksimal mungkin mencegah (prevent) persoalan yang muncul ketimbang
memecahkannya,
(j) menggunakan semua potensi yang ada untuk earning money ketimbang membelajakannya,
(k) mengedepankan desentralisasi dan mendorong partisipasi, mengadopsi mekanisme pasar
dalam manajemen pelayanan public, dan
(l) mengutamakan peran sebagai katalisator ketimbang sebagai pengelola pelayanan pulbik.

penerapan model ini pertama kali dilakukan oleh Clinton di Amerika Serikat (sukses), dengan
indikasi angka pengangguran menurun tajam, pertumbuhan ekonomi meningkat pesat, dan
peluang kerja terbuka lebar,

NEW PUBLIC SERVICE (NPS)

Muncul atas landasan teori sebelumnya, seperti teori demokrasi citizen, teori pemberdayaan
masyarakat sipil, teori organisasi yang humanis, dan teori posmo administrasi public.
Doktrik NPS, antara lain;
dilakukan secara demokrasi,
dilakukan secara strategis dan rational atas dasar pertimbangan politik, ekonomi, serta organisasi,
dilakukan dengan mengutamakan dialog untuk mencapai kesepakatan pelayanan,
menganggap pengguna jasa sebagai warganegara (citizen) dengan hak dan kewajibannya yang
melekat,
responsive terhadap kebutuhan warganegara,
memperhatikan aturan yang telah disepakati bersama, nilai-nilai yang berlaku di masyarakat,
norma-norma politik, standard pelayanan professional, serta interes warganegara,
memberlakukan diskresi dan akuntabel meski banyak kendala,
memiliki struktur yang terbuka dan kepemimpinan yang kolaboratif,
memiliki motivasi yang kuat untuk melayani dan berkonstribusi pada masyarakat banyak,
kritik model ini terhadap model NPM dan EG adalah:
pelayanan public yang dilakukan oleh birokrasi bukanlah melayani pelanggan (customer), tetapi
warga Negara (citizen),
semangat yang ada dalam birokrasi public ketika berhadapan dengan pengguna jasa bukanlah
“how to steer” tetapi how to serve”,
birokrasi public haruslah berfikir secara strategix (think strategically) dan bertindak secara
demokratis (act democratically),
harus ada perjanjian antara birokrasi public sebagai penyedia layanan dengan warga Negara
sebagai pengguna jasa (citizen charter) yang memberikan kepastian kepada pengguna jasa akan
diberikan pelayanan standar dengan segala macam konsekuensinya ketika pelayanan tersebut
tidak didapatkannya,

model ini diterapkan pertama kali di Inggris dan di beberapa Negara lain seperti Australia, New
Zealand, Perancis, dan Belgia.
TEKNOLOGI INFORMASI ATAU E-GOVERNMENT
DALAM PELAYANAN PUBLIK

1. ide dasarnya adalah pada kebijakan buatlah sekali saja, maksudnya badan-badan/dinas-dinas
dan lembaga pemerintah berusaha menghindari duplikasi usaha, mematuhi standar-standar
umum dan menggunakan infrastruktur yang sama untuk melayani warga masyarakat tanpa sekat,
2. E-Government adalah system manajemen informasi dan manajemen layanan masyarakat
berbasis internet,
3. layanan ini diberikan oleh pemerintah kepada masyarakatnya dengan memanfaatkan
internet,
4. akan muncul sangat banyak pengembangan modus layanan dari pemerintah kepada
masyarakat yang memungkinkan peran aktif masyarakat dimana diharapkan masyarakat dapat
secara mandiri melakukan registrasi perijinan, memantau proses penyelesaian, melakukan
pembayaran secara langsung untuk setiap perijinan dan layanan public lainnya,
5. dengan bantuan teknologi internet akan dapat dilakukan darimana saja dan kapan saja,
6. dengan memanfaatkan system e-government masyarakat akan menjadi lebih produktif (tidak
perlu antri dalam waktu yang lama),
7. dengan adanya on line system, masyarakat dapat memanfaatkan banyak waktunya untuk
melakukan pembangunan yang lain sehingga diharapkan produktivitas daerah meningkat yang
juga akan meningkatkan produktivitas nasional,
8. e-government diharapkan:
mendorong perbaikan layanan masyarakat umum, missal unit pelayanan masyarakat terpadu,
mendorong aplikasi fungsional tiap dinas di kabupaten/kota, missal: pengembangan data hasil
pengelolaan data potoensi di tiap dinas yang dapat diolah dalam bentuk-bentuk yang informative
(grafik yang harus tersedia untuk perencanaan selanjutnya), pendaftaran paten dan hak cipta
produk-produk pengembangan dari kecamatan-kecamatan, dll
9. keuntungan e-government di kabupaten/kota, antara lain:
peningkatan kualitas pelayanan (layanan public 24 jam berkat adanya teknologi internet),
dengan menggunakan teknologi online, banyak proses yang dapat dilakukan dalam format
digital, hal ini akan banyak mengurangi penggunan kertas (paperwork), sehingga proses akan
menjadi lebih efisien dan hemat,
database dan proses terintegrasi; akurasi data lebih tinggi, mengurangi kesalahan identitas dan
lain-lain.
Semua proses transparan karena semua berjalan secara online,
Mengurangi KKN.

No. Science/ilmu Art/Seni


01. Berkembang secara teoritis Berkembang secara praktis
02. Membuktikan Merasa
03. Meramalkan Menerka
04. Memberikan defenisi Menguraikan/mengajarkan
05. Memberikan kepastian/ukuran Memberikan pendapat

Seni (art) adalah sesuatu kreativitas pribadi yang kuat dan disertai keterampilan, mendorong
untuk berpraktek atau mengajarkan bagaimana sesuatu hal dilakukan. Sedangkan ilmu (science)
mengajarkan tentang suatu (pengetahuan).

Dalam sejarah perkembangannya teori manajemen telah mengalami tiga kali perubahan, yaitu:

Scientific Management (teori insentif, 1903),


Tokoh: Taylor, Fayol, Gulick, Urwick; focus pada produktivity dan memudahkan pekerjaan;
perlu dikembangkan metode kerja dan standard kerja; muncul time and motion studi (studi gerak
dan waktu didalam melaksanakan pekerjaan) prinsif-prinsif kerja; setiap orang dalam organisasi
(tinggi atau rendah), harus diberi perlengkapan kerja (yang standard) dan insentif yang tinggi
agar hasil kerja berkualitas.

Human Relation (teori hubungan manusia, tahun 1930)


Tokoh: Follet, Mayo, Reothlisberger; sanggahan teori finansial – untuk meningkatkan
produktivitas kerja, hubungan yang dinamis dan harmonis perlu dibina.

Behavior science (teori perilaku, 1950)


Tokoh: Chester I Barnard dan Herbert Simon; gabungan dari teori insentif dan teori hubungan
manusia (psikologi, sosiologi, ilmu politik dan ekonomi); fokus pada prilaku kerja yang
kooperatif dalam organisasi formal (works behavior in formal organizational); “produktivitas
kerja individu akan membawa produktivitas kerja organisasi dan akan tergantung pada prilaku
orang-orang didalam organisasi” – “prilaku orang akan tergantung pada keperluannya; untuk
meningkatkan produktivitas organisasi, tingkatkan produktivitas individu, berikan insentif sesuai
dengan tingkat keperluannya.

Dan manajemen juga telah pula mengalami perkembangan sebanyak lima generasi, yaitu:

Generasi I (Jungle Management)


Pekerjaan lebih banyak dikerjakan sendiri; tidak ada catatan tertulis tentang apa yang telah,
sedang, dan akan dikerjakan – dicatat dalam ingatan orang-orang yang menjalankan manajemen;
pekerjaan dijalankan secara naluriah - mengalir bersama-sama orang yang saling bekerjasama;
prinsif: doing thing by ourself.
Generasi II (Management by direction)
Manajemen sudah mulai kokoh sebagai sebuah ilmu; pelopornya adalah Frederick Winslow
Taylor (1856-1915) – bapak manajemen ilmiah; cirinya penggunaan wewenang untuk
mengarahkan anggota organisasi mencapai tujuan – sering disertai penggunaan paksaan; anggota
organisasi kurang memiliki kebebasan untuk berkreasi; belum memperhitungkan kepuasaan
pelanggan maupun kepuasan anggota organisasi; mulai berkembang teori-teori kepemimpinan;
dinamakan “management by direction”; prinsip: “doing thing through by the other people” lahir.

Generasi III (Management by Targetting/Management by Objective)


Anggota organisasi diberi kebebasan supaya memiliki daya inovasi dan kreativity – kebebasan
diimbangi dengan pemenuhan target-target pekerjaan yang ditetapkan secara kuantitatif untuk
mencapai tujuan organisasi – dalam kenyataan target pekerjaan terlampau berat akhirnya
membelenggu anggota organisasi kemudian menimbulkan stress; pelopor Peter F. Drucker;
mengutamakan nilai produktivitas.

Generasi IV (Value Creative Management)


Tokoh: Brian L. Joiner, ; Ciri utama memadukan antara kualitas, pendekatan ilmiah serta kerja
tim dalam suatu segitiga yang dimanakan “joiner triangle”; focus pada kualitas produk yang
dihasilkan dalam rangka memberikan kepuasan pada pelanggan (customer satisfaction) disertai
kepuasan dari para anggota organisasi – kualitas yang dimaksudkan adalah sebagaimana yang
didefenisikan oleh para pelanggan; pencapai kualitas dijalankan melalui pelbagai pendekatan
ilmiah yang berteraskan pada penelitian; pendekatan ilmiah merupakan suatu proses pelajar
mengajar (pembelajaran) mengelola organisasi sebagai suatu sistem; pengembangan proses
berpikir serta mengambil keputusan berdasarkan data; berangkat dari rasa percaya pada setiap
orang dengan memperlakukan manusia berdasarkan harga dirinya, kepercayaan dan rasa hormat
serta bekerja atas dasar pendekatan menang-menang (win-win approach); termasuk manajemen
kualitas total (total quality management atau TQM).

Generasi V (Knowledge and Human Networking Management)


Tokoh Charles M. Savage bukunya Fith Generation Management – integrating enterprises
through human networking, 1990; mengutamakan kualitas melalui kepuasan individu (pelanggan
maupun anggota organisasi); ciri utamanya adalah bagaimana mengintegrasikan perusahaan
melalui jejaringan manusia; unsur manusia di dalam organisasi dihargai sangat tinggi sebagai
individu yang memiliki keahlian-keahlian tertentu; individu anggota organisasi bukan hanya
sekedar alat produksi.

No. Unsur Generasi I Generasi II Generasi III Generasi IV Generasi V


01. Sebutan Jungle Management Management by direction Management by targeting
(management by objectives) Value Creative Management Knowledge and Human
Networking Management
02. Ciri Utama Doing things by ourself Doing thing through by the other people
Mengutamakan target kuantitatif Mengutamakan target kualitatif, kepuasan pelanggan dan
pekerja Mengutamakan keunggulan perorangan dalam bekerjasama jaringan.
03. Sumber kekuatan Diri sendiri pemimpin Pemimpin dan tim kerja Nilai-nilai yang
disepakati bersama Jaringan antara profesional
04. Tipe organisasi Tidak ada organisasi Feodal hierarkis Struktural dan fungsional
Struktural dan fungsional Jaringan
05. Tokoh pelopor (antara lain) Semua orang yang bekerja bersama Frederick W. Taylor,
G. R. Terry Peter F. Drucker Brian L. Joiner Charles M. Savage
06. Tahun Perkembangan - 1800-1980 1970-1990 1990-sekarang 1990-sekarang

Top of Form

Pasaman Search..

Bottom of Form
s

Anda mungkin juga menyukai