Pola Asuh
Pola Asuh
Tugas Akhir
Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Prasyarat Kelulusan
pada Progran Diploma II
Oleh:
Nuraeni
1403204044
koreksi dan perbaikan seperlunya dinyatakan sah sebagai prasyarat kelulusan pada
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
MOTTO:
amanah-Nya
• Tiada pemberian terbaik dari orang tua kepada anaknya melebihi budi
PERSEMBAHAN:
membuatku tersenyum
Tugas Akhir yang disusun penulis dengan judul “Pengaruh Pola Asuh
sangat bermanfaat sekali bagi orang tua dan guru TK, khususnya bagi penulis
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak akan sukses tanpa bantuan
orang lain. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
Tiada gading yang tak retak, tiada sesuatu di dunia ini yang sempurna.
Demikian pula Tugas Akhir ini. Kritik dan saran dari berbagai pihak sangatlah
Penulis
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan .................................................................................. 2
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 34
B. Saran ..................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia Prasekolah adalah usia yang rentan bagi anak. Pada usia ini anak
mempunyai sifat imitasi atau meniru terhadap apapun yang telah dilihatnya.
Orang-orang dewasa yang paling dekat dengan anak adalah orang tua.
kepribadian anak.
perilaku serta kepribadian orang tua yang baik ataupun tidak ditiru oleh anak.
Anak tidak mengetahui apakah yang telah dilakukanya baik atau tidak. Karena
anak usia prasekolah belajar dari apa yang telah dia lihat.
akan terbentuknya kepribadian anak yang baik pula, perlu diterapkan sejak
dini. Orang tua merupakan pendidik yang paling utama, guru serta teman
sebaya yang merupakan lingkungan kedua bagi anak. Hal ini sesuai dengan
penting bagi anak adalah orang tua, guru dan teman sebaya dari merekalah
diberikan melalui pola asuh, akan memberikan kesempatan pada anak untuk
sekitarnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak usia
TK.
D. Pembatasan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
Pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak
dan bersifat relatif konsisten dari waktu kewaktu. Pola perilaku ini dapat
2. Pengertian Kepribadian
dalam pikiran penonton, suatu impresi dari tokoh yang diperankan di atas
pentas, bukan impresi dari tokoh itu sendiri. Dari konotasi kata persona
seseorang pada orang lain diperoleh. Apa yang dipikir, dirasakan dan siapa
sistem psikofisik yang dinamai dalam diri suatu individu yang unik
terhadap lingkungan.
Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari
tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe ini juga
berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Orang tua tipe ini juga
melakukan apa yang dikatakan oleh orang tua, maka orang tua tipe ini
tidak segan menghukum anak. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal
kompromi dan dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah. Orang tua
tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti
mengenai anaknya.
sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun orang tua tipe ini
Orang tua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang
keperluan pribadi mereka, seperti bekerja, dan juga kadangkala biaya pun
perilaku penelantar secara fisik dan psikis pada ibu yang depresi. Ibu yang
Pola asuh orang tua yang demokratis pada umumnya ditandai dengan
adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak. Mereka membuat
Pola asuh otoriter ditandai dengan orang tua yang melarang anaknya
kepada anak untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan keinginan anak.
atau dikenal pula dengan pola asuh serba membiarkan adalah orang tua
secara berlebihan.
C. Pola Kepribadian
kepribadian individu saling berkaitan, dan yang satu mempengaruhi yang lain.
Dua komponen utama pola kepribadian adalah inti “konsep diri” dan jari-jari
a) Konsep Diri
Konsep diri sebenarnya ialah konsep seseorang dari siapa dan
menyatu.
b) Sifat
yang berhubungan.
2) Konsisten, yang berarti bahwa orang itu bersikap dengan cara yang
sehat, jika tidak harmonis, masalah perilaku hampir pasti akan muncul”
(93).
kematangan ciri fisik dan mental yang merupakan unsur bawaan individu.
karena dianggap ciri yang sesuai dengan jenis kelamin untuk anak laki-
PEMBAHASAN
Anak adalah buah hati orang tua yang merupakan harapan masa depan.
Oleh karena itu, anak harus dipersiapkan agar kelak menjadi sumber daya
berguna bagi masyarakat. Untuk itu, perlu dipersiapkan sejak dini. Anak
Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua sangat mempengaruhi kepribadian
anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui bagaimana
cara mengasuh anak dengan baik sehingga terbentuklah kepribadian yang baik
pula.
orang disekitar anak. Keluarga adalah orang yang terdekat bagi anak dan
mempunyai pengaruh yang sangat besar. Segala perilaku orang tua yang baik
dan buruk akan ditiru oleh anak. Oleh karena itu, orang tua perlu menerapkan
sikap dan perilaku yang baik demi pembentukan kepribadian anak yang baik.
Pola asuh yang baik untuk pembentukan kepribadian anak yang baik
adalah pola asuh orang tua yang memprioritaskan kepentingan anak, akan
tetapi orang tua juga mengendalikan anak. Sehingga anak yang juga hidup
sikap-sikap yang baik dalam keluarga serta contoh atau tauladan dari orang
tua.
Orang tua yang bisa dianggap teman oleh anak akan menjadikan
kehidupan yang hangat dalam keluarga. Sehingga antara orang tua dan anak
lingkungan.
1. Faktor bawaan
Sifat yang dibawa anak sejak lahir seperti penyabar, pemarah, pendiam,
banyak bicara, cerdas atau tidak cerdas. Keadaan fisik seperti warna kulit,
sifat ibu dan bapak atau pengaruh sewaktu anak berada dalam kandungan,
2. Faktor lingkungan
Faktor dari luar diri anak yang mempengaruhi proses perkembangan anak.
rumah atau keluarganya dan hal lain seperti sarana dan prasarana yang
Pengaruh yang sangat besar dan sangat menentukan dirinya nanti sebagai
Pola asuh yang baik menjadikan anak berkepribadian yang kuat, tidak mudah
putus asa dan tangguh menghadapi tekanan hidup. Sebaliknya pola asuh yang
salah menjadikan anak rentan terhadap stres, mudah terjerumus pada hal-hal
yang negatif.
mengasuh anak meliputi pemberian kasih sayang dan rasa aman, sekaligus
sosial.
kesehatan ibunya. Bila ibu sakit fisik (misalnya infeksi), maka anak dalam
kandungan dapat tertular. Bila ibu stres, anak dalam kandungan juga dapat
terpengaruh. Karena itu, ibu perlu mempersiapkan diri dengan baik agar
anak dalam kandungan sehat fisik dan mental. Ibu perlu menjaga pikiran
dan perasaan supaya anaknya nanti tidak rewel dan mudah menyesuaikan
diri.
Suara ibu adalah suara yang sering di dengar anak. Suara keras
atau lembut ibu akan diikuti anak setiap waktu. Bapak dan ibu perlu
meniru yang baik-baik nantinya. Ibupun harus tenang. Jika ibu sering
cemas, sedih, ketakutan dan marah, maka setelah lahir anak bisa menjadi
lingkungannya. Bila rasa percaya tidak dapat, maka timbul rasa tidak
tangisan bayi.
tubuh ibu dan terjalinlah hubungan kasih sayang antara bayi dan ibunya.
Segala hal yang dapat mengganggu proses menyusui dalam hubungan ibu
dan anak pada tahap ini akan menyebabkan tergangunya pembentukan rasa
aman dan rasa percaya diri. Ganguan yang dapat timbul pada tahap ini
adalah kesulitan makan, mudah marah, menolak sesuatu yang baru, sikap
dan tingkah laku yang seolah-olah ingin melekat pada ibu dan menolak
lingkungan.
apa yang bisa dijangkau, dapat menuntut apa yang dikehendaki atau
menolak apa yang tidak dikehendaki. Pada tahap ini, akan tertanam dalam
diri anak perasaan otonomi diri seperti makan sendiri, pakai baju sendiri
dan lain-lain. Hal ini menjadi dasar terbentuknya rasa yakin pada diri dan
mencapai rasa otonomi diri, anak akan dikuasai rasa malu, ragu-ragu serta
yang timbul pada tahap ini, anak sulit makan, suka ngadat dan ngambek,
anak. Anak laki-laki merasa lebih sayang pada ibunya dan anak
perempuan lebih sayang pada ayahnya. Melalui peristiwa ini anak dapat
mengalami perasaan sayang, benci, iri hati, bersaing, memiliki dan lain-
lain. Ia dapat pula mengalami perasaan takut dan cemas. Dalam hal ini,
nyata tentang konsep ruang dan waktu, mulai mengenal betuk-bentuk dua
dan huruf. Ganguan yang dapat timbul pada tahap ini adalah masalah
bersalah.
Pola asuh orang tua yang menyimpang berarti suatu pola yang berbeda
dari pola yang umum diantara anak dengan siapa mereka bergaul. Dan karena
perbedaan ini, anak merasa bahwa mereka menarik perhatian. Sebagai contoh,
anak yang orang tuanya jauh lebih tua dari orang tua teman sebaya atau anak
orang tua kandung, menginterpretasikan hal ini sebagai tanda mereka berbeda.
Pola asuh orang tua yang menyimpang berbahaya untuk penyesuaian
pribadi dan sosial yang baik. Anak cenderung menilai “perbedaan” itu searti
dengan “inferioritas”. Siapa saja yang berbeda dari mereka, dengan standar ini
dianggap “inferior”.
Bila anak dinilai inferior oleh kelompok teman sabaya, penilaian ini
menganggap dirinya inferior dari teman sebaya. Penilaian sosial yang tidak
Seberapa besar bahaya pola asuh orang tua yang menyimpang terhadap
penyesuaian pribadi dan sosial anak akan bergantung pada tiga kondisi yaitu:
1. Sikap sosial yang umum berlaku terhadap pola kehidupan keluarga yang
Sikap sosial ini dipelajari anak dari orang tua dan orang dewasa lain dan
penilaian.
Orang tua yang tidak mengerti dengan pribadi anaknya bisa disebut
juga dengan kesalahan pola asuh orang tua. Ada tiga kesalahan pola asuh,
yakni kesalahan pola asuh orang tua, kesalahan pada gen saraf yang dalam
keluar, padahal anak itu perlu bermain. Dalam hal ini kecerdasan emosi anak
sudah diredam oleh orang tuanya. Agar anak mau tinggal di rumah, orang tua
lalu memberikan play station. Dengan demikian anak bermain dengan benda
mati. Akibatnya ketika nanti keluar, dia tidak akan bisa berteman dan
individunya menjadi egois. Ciri-ciri anak seperti itu misalnya, tidak bisa
duduk tenang dan tidak bisa mendengarkan perintah. Lebih baik anak tersebut
bermain bola dengan banyak teman. Dengan begitu akan muncul kerjasama
yang baik, muncul sikap demokratisnya, tahu disiplin, dan mampu merasakan
kalah-menang.
Orang tua perlu meminimalkan gaya pola asuh yang negatif. Menurut
Gagne ada tiga gaya asuh orang tua: pertama, orang tua eksesif yang bisa
orang tua otoriter bisa dicontohkan dengan ungkapan, “Lakukan yang Ibu
katakan!” ketiga, orang tua cuek. Orang tua seperti ini dalam pola asuhnya
mengisyaratkan, “Lakukan apa yang kau inginkan!” keempat, orang tua absen,
adalah orang tua yang bertindak seolah mereka tidak ada, hal ini biasanya
karena orang tua yang sibuk bekerja. Seolah mereka mengatakan, “Tolong
jangan ganggu saya!” kelima, orang tua pelatih (coach) yang menghadapi
Sikap yang baik yang dapat mendukung pembentukan kepribadian anak antara
lain:
utama penanaman sopan santun dan budi pekerti bagi anak. Baru
Ketiga unsur ini, menurut Yaumil C. Agoes Achir (2000: 43), hendaknya
sopan santun dan tata karma adalah perwujudan dari jiwa yang berisi nilai
moral. “untuk selanjutnya moral akan turut berkembang dengan yang lain
dan akan dijadikan nilai sebagai pedoman dalam perilaku keseharian”, ujar
Yaumil Achir.
lahan, sesuai dengan tahap pertumbuhan anak, daya tangkap dan serap
lain-lain.
2. Mendisiplinkan Anak
Dengan penerapan disiplin pada anak sejak dini, akan
Banyak orang tua yang tidak tahu apa yang harus dilakukannya
ketika anak mulai melanggar aturan yang telah diterapkan bersama dalam
Bagi ayah dan ibu yang bekerja sepanjang hari, atau mempunyai
anaknya kepada ibu pengganti. Itu bisa berarti nenek atau saudara orang
(2005: 54).
Banyak orang tua yang acapkali memberi cap atau label “malas”
kepada anaknya. Sebutan ini dapat merugikan anak sebab membuat anak
konsep diri anak yang dibentuk sejak masa kecil. Oleh karenanya, para
anaknya. Dengan label itu, anak akan merasa diperlakukan tidak adil
menerima cap yang tidak pernah dikehendakinya, ujar Henny Sitepu M.A
(2005: 56).
mandiri.
yang dapat mendidik anak, bukan hukuman yang dapat membuat anak
menjadi trauma. Asumsi bahwa tiap perilaku salah itu disengaja adalah
tidak benar. Anak terkadang tidak mengerti apa yang telah dilakukannya
Fungsi hukuman:
a. Menghalangi
b. Mendidik
tindakan tertentu benar dan yang lain salah dengan mendapat hukuman
c. Motivasi
normal seorang anak prasekolah. Akan tetapi, perilaku lain ada yang
progresif terhadap milik mereka dan harus belajar untuk berbagi. Anak
bermain dan bersosialisasi dengan orang lain. Anak prasekolah juga tidak
menunggu giliran. Anak tidak secara otomatis akan bersikap sopan, jadi
orang tua mendidik anak-anak mereka dalam hal tata krama. Anak
prasekolah akan belajar dari contoh orang tua, oleh karena itu orang tua
anak untuk mengetahuinya pada saat ia melakukan hal yang tepat. Dan
memilih waktu yang tepat, yaitu ketika anak berperilaku baik kalau tidak
anak akan berpikir peraturan itu akibat dari perilakunya yang salah. Orang
tua mendekati anak dan menjalaskan mengapa peraturan itu ada dan
penting.
3. Bersikap Proaktif
Bersikap proaktif juga berarti memberikan pilihan kepada anak,
terjadi. Misalnya seorang anak yang akan pergi dengan ibunya ke tempat
ibadah. Jika orang tua menyangka akan terjadi suatu masalah, maka
yang diharapkan dari anak. Orang tua mengatakan, “ibu perlu kerja sama
denganmu sewaktu sholat. kemarin kamu baik sekali. Ibu tahu kamu bisa
yang tidak sesuai lalu mengajarkan perilaku yang tepat. Jelaskan kepada
anak mengapa tindakannya itu tidak dapat diterima; lalu jelaskan apa yang
harus dilakukannya, sambil orang tua memberikan contoh yang tepat pada
anak.
selama orang tua tidak menyerah. Orang tua jangan memberikan imbalan
untuk perilaku yang tidak dapat diterima. Kalau tidak anak akan sulit
untuk diarahkan kembali, karena anak tahu bahwa dia akan mendapatkan
5. Mengatasi Transisi
Transisi adalah perubahan. Misalnya anak telah melakukan suatu
kegiatan dan akan pindah ke kegiatan yang lain. Anak perlu mengubah
dari satu suasana ke suasana yang lain. Transisi sering terjadi dalam sehari
ini sangat penting sementara anak bertambah besar dan mencapai usia
memberikan alasan akan terus menghantui orang tua, orang tua memberi
jawab.
yang salah. Orang tua jangan memberikan imbalan untuk perilaku yang
dan sabar. Ketika anak berperilaku salah, tangani dengan cara yang baik
bukan dengan alasan. Alasan hanya memberikan alasan kepada anak untuk
berperilaku salah.
atau hinaan tidaklah efektif karena merusak harga diri seorang anak. Setiap
ejekan mengikis harga diri dan keyakinan diri seorang anak, serta
menciptakan rasa malu yang kuat. Ketika seorang anak dihina, itu akan
Harga diri anak prasekolah masih terlalu rentan pada usia ini.
Orang tua tentu tidak menginginkan anaknya berperilaku baik hanya untuk
mencontoh, berbagi dan menjadi teman baik. Mereka juga mempelajari sikap,
belajar banyak dari perilaku mereka dengan mengamati dan meniru perilaku
keluarga merupakan orang yang paling berarti dalam kehidupan anak selama
anak telah dinyatakan oleh seorang penulis tak bernama dengan cara berikut:
10. Bila dia hidup dengan penerimaan, dia belajar menyukai dirinya
12. Bila dia hidup dalam kebijakan, dia belajar menghargai keadilan
13. Bila dia hidup dalam kejujuran, dia belajar menghargai kebenaran
14. Bila dia hidup dalam suasana aman, dia belajar percaya akan dirinya dan
orang lain
batas tertentu pada tipe anak. Misalnya, seorang anak yang sehat akan sangat
1. Pengaruh Pola Asuh Oarang Tua yang Bekerja dan yang Tidak Bekerja
diberikan orang tua pada anaknya pada masa kanak-kanak. Karena dasar-
dasar inilah yang akan membentuk kepribadian yang dibawa sampai masa
tua.
pertama kalinya anak mengenal aturan tentang apa yang baik dan tidak
baik. Oleh karena itu, orang tua harus bisa memberikan pendidikan dasar
baik.
lebih dari orang tua terutama untuk perkembangan kepribadian. Anak yang
ditinggal orang tuanya dan hanya tinggal dengan seorang pengasuh yang
dibayar orang tua untuk menjaga dan mengasuh, belum tentu anak
pengasuh.
Anak yang ditinggal kedua orang tuanya bekerja cenderung bersifat
manja. Biasanya orang tua akan merasa bersalah terhadap anak karena
sekolah dengan teman sebaya ataupun dengan orang tua pada saat mereka
orang lain. Semua perlakuan anak tersebut dilakukan hanya untuk menarik
Sedangkan orang tua yang tidak bekerja di luar rumah akan lebih
sepenuhnya mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang tua. Akan
terbiasa dengan orang tua. Segala yang dilakukan anak selalu dengan
pangawasan orang tua. Oleh karena itu, orang tua yang tidak bekerja
sebaiknya juga tidak terlalu over protektif. Sehingga anak mampu untuk
bersikap mandiri.
orang tua yang masih awam dan tidak mengetahui tingkat perkembangan
anak. Bagaimana anaknya berkembang dan dalam tahap apa anak pada
saat itu. Orang tua biasanya mengasuh anak dengan gaya dan cara mereka
sendiri. Apa yang menurut mereka baik untuk anaknya. Anak dengan pola
asuh orang tua yang seperti ini akan membentuk suatu kepribadian yang
kurang baik.
Dalam pola asuh yang diberikan oleh orang tua yang tingkat
diinginkan oleh anak akan dipenuhi orang tua. Segala kebutuhan anak
anak sebagian besar hanya sebatas dengan materi. Perhatian dan kasih
anak.
Anak yang terbiasa dengan pola asuh yang demikian, maka akan
kekayaan yang dimiliki orang tua serta kurang menghormati orang yang
memenuhi kebutuhan anak yang bersifat materi. Orang tua hanya dapat
memenuhi kebutuhan anak yang benar-benar penting bagi anak. Perhatian
keadaan ekonomi orang tua yang kurang. Oleh karena itu, peran orang tua
dalam hal ini sangat penting. Orang tua harus menyeimbangkan dengan
PENUTUP
A. Kesimpulan
telah terbentuk. Segala gaya atau model pengasuhan orang tua akan
diajarkan oleh orang tua. Orang tua merupakan lingkungan pertama bagi anak
perkembangan kepribadian anak. Oleh karena itu, diperlukan cara yang tepat
Pola asuh yang baik untuk pembentukan kepribadian anak adalah pola
asuh orang tua yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi dengan
anak yang dapat mengontrol diri, anak yang mandiri, mempunyai hubungan
yang baik dengan teman, mampu menghadapi stres dan mempunyai minat
2. Mendisiplinkan anak
3. Bersikap proaktif
5. Mengatasi transisi
Dalam cara pengasuhan orang tua yang bekerja dan orang tua yang
tidak bekerja berbeda. Begitu pula dengan gaya pengasuhan orang tua yang
pendidikan yang rendah. Dan juga pola asuh orang tua yang tingkat
menengah kebawah. Masing-masing pola asuh yang telah diberikan orang tua
perkembangan anak
2. Semua perilaku orang tua yang baik atau buruk akan ditiru oleh anak, oleh
karena itu perlunya orang tua untuk menjaga setiap perilakunya sehingga
3. Pola asuh orang tua harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi anak
pada saat itu, ada kalanya orang tua bersikap demokratis, ada kalanya juga
Severe, Bambang, dan Nurani yuliani Sujiono. 2005. Mencerdaskan Anak Usia
Dini. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia
Sujiono, Sal. 2003. Bagaimana Bersikap pada Anak agar Anak Prasekolah Anda
Bersikap Baik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama