Anda di halaman 1dari 4

BERBAGAI HAMA TANAMAN PADI DAN CARA

MENGATASINYA

1.Kaper
*Umur 0-20 hari larva dari kaper berada didalam tanah dan memakan
ujung akar (ulat).
*umur 21 – 40 hari dari akar naik ke ¼ dari ruas batang ( sundep )
*Umur 40-80 hari naik lagi kebatang dan memakan batang yang
lunak(penggerek batang )
*Contoh hama ulat tanah, sundep, penggerek batang
*PERHATIAN! TELUR KAPER HANYA BISA HIDUP DI TANAH YANG
PHNY<3, MAKA AGAR PH TANAH NAIK, Cara mengatasi
Di pupuk Dolomit , Kapur , Abu sekam di lakukan 3 hari sekali

2. Wereng
*Umur dari wereng sendiri sekitar 29 hari
*sekali bertelur sekitar 300-400 utir telur
*umur 3 hari telur menetas
*umur 4-7 hari sudah mulai makan dan menghisap sari makanan pada
batang
*umur 14 hari bertelur lagi
*umur 21 hari naik ke pangkal daun dan bertelur lagi
*Umur 29 hari mulai mati dan meninggalkan telur lagi
*PERHATIAN!
WERENG TIDAK BISA DIBUNUH DENGAN PESTISIDA JENIS APAPUN,
YANG BISA KITA LAKUKAN HANYA MENGGANGGU PROSES
PERNAFASANNYA
*Cara mengatasi
Siapkan 2 botol balsem geliga (larutan mentol )
½ Liter air
1 sendok minyak tanah (SEBAGAI PENGIKAT MENTOL)
1 sendok diterjen(SEBAGAI PELARUT AIR DENGAN MINYAK TANAH)
3-4 tutup mikro power (NUTRISI UNTUK TANAMAN)
NB : dosis semprot ½ gelas / tangki dari larutan dan disemprot 5 hari
sekali
3. Walang Utes / Ulat
*Cara mengatasi
# Bahan :
- cabai 1 kg
- air 1 liter
- mikro power,
- 1 sendok rinso
- 1 sendok minyak tanah
# Cara Pembuatan
- cabai di tumbuk / di blender dan di tambahkan 1 liter air
- Daun mimba / mlingi di tambahkan 1 liter air
- 2 larutan tersebut di campur
# Dosis Semprot
- 25 cc dari larutan / tangki
- tambahkan 1 sendok diterjen
- tambah lagi 1 sendok minyak tanah

4. WALANG SANGIT
*Cara Mengatasi
# Bahan : - isi kluwak 1 kg
- 1 liter air
# Cara pembuatanya
- isi kluwak di campur dengan 1 liter air
Dosis Semprot
- 25-40 cc / tangki ditambah 3-4 tutup ditambah Mikro Power

5.Burung
* Cara mengatasi
# Bahan : - 1 botol minyak serimpi / air mata duyung
# Cara pembuatan & dosisnya
3 sendok minyak serimpi atau air mata duyung / tangki disemprot di
bagian tepi lahan

6. Keong
*Cara Mengatasi
# Bahan : - Gadung 1 kg
- Bakatul 2 kg
# Caranya :
- Gadung diiris tipis-tipis / di buat tepung
- di campur dengan bakatul
- lalu di taruh di saluran air ( jajar legawa) sebagai umpan
7. Orong – Orong
* Cara Mengatasi :
# Bahan : - Bawang putih ½ kg
# Caranya :
bawang dilembutkan kemudian dicampur dengan 1 liter air dengan
dosis ½ gelas / tangki, disemprot di pinggir lahan

8. Tikus
* Cara mengatasi :
# Bahan : - singkong celeng / druwo
- air kelapa muda / degan
# Caranya :
- singkong diiris tipis – tipis kemudian direbus dengan air dengan
kaleng roti yang penting tidak tersentuh tangan manusia

9. KEPITING
* Cara mengatasi
Bahan : Pace (BENTIS)
* Caranya:
Buah pace di iris,di taruh di sarang keping

TAK ADA YANG LEBIH HEBAT, KECUALI KEMBALI KE ALAM... GO


ORGANIK... SALAM SUKSES PETANI INDONESIA

Sumber :
PERMATA INDO MIKRON, sragen
Pupuk, unek-unek pupuk kimia dan pupuk kandang
Pupuk merupakan bahan tambahan yang dibutuhkan
oleh tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara sehingga
tanaman bisa tumbuh dan berkembang. Pemberian pupuk
dengan takaran yang tepat akan mempercepat proses
pertumbuhan tanaman, dan sangat dianjurkan agar tidak
berlebihan,karena jika berlebihan tanaman juga bisa mati.

Banyak perdebatan disana-sini tentang efek pupuk


kimia dan anjuran menggunakan pupuk kandang atau
kompos.

Tanaman yang menggunakan pupuk kimiawi di sinyalir dapat berbahaya bagi tubuh
jika dikonsumsi. Selain itu pupuk kimia juga bisa merusak unsur hara yang terkandung
dalam tanah dan bisa mengurangi kesuburan tanah. Sedangkan pupuk kandang atau
kompos adalah pupuk yang sangat dianjurkan, karena selain bisa mengembalikan tingkat
kesuburan tanah juga sudah terbukti aman dan tidak berbahaya.

Pengetahuan seperti ini sudah tidak asing lagi dikalangan para petani, terutama
petani didaerah tempat saya tinggal dan mungkin petani diseluruh tanah air sudah
mengetahuinya. Sebenarnya penggunaan pupuk kimia dikalangan petani ini dilakukan
dengan tujuan untuk meningkatkan hasil panen, jika petani hanya mengandalkan pupuk
kandang atau pupuk kompos hasil panen yang diperoleh tidak akan maksimal. Jika hasil
yang yang diperoleh tidak maksimal tentu akan berpengaruh pada kebutuhan pangan
nasional.

Ada hal yang lebih penting kenapa petani malas menggunakan pupuk kandang atau
pupuk kompos, berikut data yang saya peroleh dari universitas sumatra utara.

Dari jumlah 1 ton jerami yang dikomposkan petani hanya  memperoleh 9 kg


kandungan N, 2 kg P, 25 kg K,  2 kg S,  dan 70 kg Si sangat minim bukan?. Belum lagi
disibukkan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk membuat kompos.

Untuk menyeimbangkan antara pendapatan panen dan memulihkan unsur hara tanah
alangkah baiknya jika petani menggunakan kedua cara diatas, yaitu tetap menggunakan
pupuk kimia untuk meningkatkan hasil panen namun juga tetap menggunakan kompos
dengan memanfaatkan jerami padi untuk menjaga kesuburan tanah.

Anda mungkin juga menyukai