Anda di halaman 1dari 15

PENDIDIKAN AGAMA KEDISIPLINAN DI KALANGAN KAMPUS UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

KELAS

: :

ANGGOTA 1. IVAN WANG 2. MAUREN ANASTASIA 3. HERLINA MARGARET 4. RYAN WIFALIN 5. RYAN KENEDY 6. SUSANTI LAIJ 7. RHEANITA SILVILIA 8. GANNY YONGNALA

3103010251 3103010268 3103010259 3103010202 3103010 3103010269 3103010238 3103010195

UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA 2011

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Dengan berkembangnya berbagai hal, baik dalam bidang iptek, mode, dan dunia yang semakin mengglobal, maka perilaku remaja menjadi mudah terpengaruh. Salah satunya kedisiplinan menjadi kurang diperhatikan oleh masyarakat, terutama oleh para mahasiswa/i. Sekalipun sebenarnya telah

diberitahukan dengan jelas mengenai peraturan perkuliahan oleh dosen, peraturan itu sering dilanggar oleh mahasiswa/i. Hal ini dapat kita lihat dari perilaku mahasiswa/i WM misalnya, sebagian besar mahasiswa lebih suka menggunakan kaos oblong dan sandal saat perkuliahan, membuang sampah di sembarang tempat, sering menggunakan handphone di saat perkuliahan, batas keterlambatan sering disalahgunakan, makan dan minum didalam kelas serta ngobrol. Dengan melihat ketidaksiplinan yang riil dan semakin meningkat, maka kami tertarik ingin mengulas sebab-sebab, contoh perilaku ketidakdisiplinan, akibat-akibat, dan solusi yang bisa kita bagikan untuk mengurangi ketidakdisiplinan yang terjadi. 1.2 Tujuan Kegiatan - Meningkat kesadaran akan pentingnya kedisiplinan - Membentuk pribadi yang disiplin dan bertanggung jawab - Meningkatkan citra Universitas Katolik Widya Mandala 1.3 Sasaran Kegiatan Mahasiswa/mahasiswi yang terlihat tidak disiplin di kawasan kampus UNIKA WIDYA MANDALA.

1.4 Bentuk Kegiatan : Mencari beberapa mahasiswa/i yang kedapatan tidak disiplin di dalam area kampus Unika Widya Mandala. Disitu kita mencoba mewawancarai untuk mengetahui sebab-sebab mereka melakukan tindakan tidak disiplin. Setelah kami mengetahui sebab- sebabnya kami berusaha memberi sedikit kritik atau masukan sehingga dapat merubah prilaku mahasiswa 1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Waktu : Selasa 26-04-2011 Tempat : Area dalam kampus Unika Widya Mandala dinoyo, Surabaya.

BAB II KEDISIPLINAN

2.1 Kedisiplinan bagi Mahasiswa Disiplin merupakan salah satu kebutuhan dasar mahasiswa, dalam rangka pembentukan dan pengembangan wataknya secara sehat. Tujuannya ialah agar mahasiswa dapat secara kreatif dan dinamis mengembangkan hidupnya di kemudian hari. Tentu saja, kasih dan disiplin harus berjalan bersama-sama secara seimbang. Dengan perkataan lain, kasih tanpa disiplin mengakibatkan munculnya rasa sentimen dan ketidakpedulian. Sebaliknya, disiplin tanpa kasih merupakan tindakan kejam (tirani). 2.1.1 Pengertian Kedisiplinan Disiplin merupakan sikap mental yang tecermin dalam perbuatantingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atauketaatan terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma dan kaidah yangberlaku. Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yangsenantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala peraturanyang telah ditentukan.Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa disiplin mengacu pada pola tingkah laku dengan ciri-ciri sebagai berikut:1) Adanya hasrat yang kuat untuk melaksanakan sepenuhnya apa yang sudah menjadi norma, etik, dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat.2) Adanya prilaku yang dikendalikan.3) Adanya ketaatan (obedience). Dari ciri-ciri pola tingkah laku pribadi disiplin, jelaslah bahwa disiplin membutuhkan pengorbanan, baik itu perasaan, waktu, kenikmatan dan lain-lain. Disiplin bukanlah tujuan, melainkan sarana yang ikut memainkan peranan dalam pencapaian tujuan. Manusia sukses adalah manusia yang mampu mengatur,

mengendalikan diri yang menyangkut pengaturan cara hidup dan mengatur cara kerja. Maka erat hubungannya antara manusia sukses dengan pribadi disiplin. Mengingat eratnya hubungan disiplin dengan produktivitas kerja maka disiplin mempunyai peran sentral dalam membentuk pola kerjadan etos kerja produktif.Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib. 2.1.2 Dasar Teologis Disiplin Pentingnya disiplin guru Sekolah Minggu terhadap muridnya dan orangtua terhadap anaknya, bukan hanya karena alasan sosiologis dan psikologis, tetapi juga karena pemahaman teologis. Keterangan berikut ini merupakan bentuk kedisiplinan di dalam Alkitab yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi kita semua, antara lain: Allah Bapa senantiasa mendisiplin manusia ciptaan-Nya baik secara individual maupun secara kelompok. Cara Tuhan dalam mendisiplin umat-Nya sama dengan cara ayah dalam mendisiplin anaknya (lihat Ulangan 8:5 dan Mazmur 6:2; Mazmur 38:2-3). Tujuan Allah mendisiplin manusia adalah agar mereka taat, hormat dan takut kepada-Nya. Karena itu Tuhan memberikan pengajaran, memberikan teguran, menyatakan nasehat, dan jika perlu mengijinkan terjadinya penderitaan seperti sakit penyakit, kerugian, bahkan pembuangan ke tempat atau negeri lain. Sejarah Israel menyatakan umat Israel dari kerajaan utara terbuang selama 40 tahun ke Asyur dan umat Yehuda ke negeri Babilonia selama 70 tahun. Dalam Perjanjian Baru, penulis kitab Ibrani menyatakan bahwa Allah mendisiplin umat-Nya agar bertaat kepada-Nya. Ia menyatakan disiplin sebagai bukti kasihNya (lihat Ibrani 12:5,6) meskipun pada mulanya mendatangkan dukacita (lihat Ibrani 12:10,11).

Tuhan Yesus Kristus pun menegakkan disiplin bagi murid-murid-Nya, dengan memberikan contoh, seperti dalam bagaimana menggunakan waktu, menggunakan uang, dan hidup berdoa secara tekun. Dia pun menyatakan bahwa kepentingan orang lain mesti didahulukan, sebagaimana terlihat bagaimana Yesus melayani orang yang datang kepada-Nya meskipun Ia seringkali belum sempat makan (bd. Markus 3:20-21). Bilamana murid-murid-Nya degil, seringkali Ia berterus-terang menegur mereka dengan keras (bd. Markus 8:14-21). Bilamana murid-murid ingin membalas kejahatan dengan kejahatan, Dia menyatakan sikap mengasihi dan mengalihkan perhatian mereka kepada tugas lain (bd. Lukas 9:51-56). Yesus pun menyatakan agar murid-murid-Nya belajar hidup secara tertib dalam arti memelihara kesucian hidup agar senantiasa merasakan kehadiran Allah (bd. Matius 5:8). Bagi Yesus, orang dewasa harus mendisiplin anggota tubuhnya -tangan, kaki, mata -- agar tidak membawa keburukan bagi orang lain terutama "menyesatkan" anak-anak di bawah asuhan mereka (Matius 18:8-10). Sebab dia sendiri melarang murid-murid mengabaikan atau meremehkan anak-anak kecil (Matius 19:13-15). Tidak jarang pula Yesus menyatakan bahwa Dia tetap mengasihi murid-murid-Nya sekalipun mereka kurang cepat menangkap ajaran Sang Guru (Yohanes 13,15). Alkitab mengajarkan bahwa Roh Kudus datang untuk menyatakan kebenaran Ilahi bagi orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Dia hadir ke dunia untuk membuat orang insyaf akan dosa dan kejahatannya lalu berbalik kepada Sang Kebenaran yang memerdekakan yaitu Yesus Kristus (Yohanes 16:6-8,Yohanes 16:11-13). Roh Kudus juga datang membuat orang memiliki hikmat hidup dan kekuatan batiniah agar dapat hidup sesuai kehendak Allah. (Efesus 1:16,17; Efesus 3:16-18). Roh Kudus pun datang ke dalam hidup dan persekutuan orangorang percaya guna memberikan kekuatan di dalam mengatasi kelemahan (Rom a 8:2-6) serta buah kehidupan (Galatia 5:22-23) Dalam Kisah Para Rasul tampak sekali bagaimana sikap dan tindakan Roh Kudus dalam menegakkan disiplin. Ingatlah kasus Ananias dan Safira karena ingin

"mencari nama dan muka" lalu berdusta kepada rasul Petrus (Kisah 5). Ingat pula kasus Simon tukang sihir di Samaria yang ingin terkenal lalu hendak membeli kuasa Roh Kudus dengan uang (Kisah 8). Roh Kudus tidak menginginkan sikap pura-pura terjadi dalam kehidupan anak-anak Tuhan. Surat Paulus kepada jemaat di Korintus cukup banyak menyinggung masalah disiplin hidup, agar mereka tertib dalam kehidupan bersama, kehidupan persekutuan, kehidupan memelihara tubuh dan sejenisnya. Dia mengajak jemaat untuk terus sadar bahwa Roh Kudus mendiami mereka sehingga mereka menghindarkan diri dari segala godaan mencemarkan diri (1 Korintus 3:16; 1 Korintus 6:19-20). Mereka harus menertibkan cara berpikir mereka sendiri agar tetap memelihara suara hati yang jernih di dalam mengambil keputusan dalam hidup kebersamaan dengan orang lain (1 Korintus 8:1-3). Mereka harus mengendalikan diri dalam ibadah agar tidak menonjolkan diri, mencari kemuliaan diri sendiri sehingga firman Allah tidak diberitakan sebagai mana mestinya (1 Korintus 12-14). Dari keterangan tersebut kita dapat mengetahui bahwa Allah Bapa, Tuhan Yesus dan Roh Kudus selalu menegakkan kedisiplinan kepada umatnya, agar umatnya memiliki sikap dan pemahaman yang benar di dalam hidupnya sebagai anak-anak Allah serta taat kepada Tuhan Allah.

2.2 Bentuk bentuk Ketidakdisplinan 2.1.1 Memakai kaos oblong (tidak berkerah) di area kampus 2.1.2 Memakai sandal diarea kampus 2.1.3 Tidak membuang sampah pada tempatnya 2.1.4 2.1.5 2.1.6 Mencoret bangku / tembok kelas Terlambat masuk kuliah Mengakifkan Handphone saat proses perkuliahan

2.1.1.1 Memakai Kaos Tidak Berkerah

Di awal perkuliahan kita sudah diarahkan untuk memakai pakaian rapi, sopan serta menggunakan sepatu terdapat diperaturan perkuliahan. Mengapa hal tersebut diberikan/peraturan tersebut dibuat? 1. Untuk membangun citra yang baik /memberi kesan baik nama universitas 2. Untuk melatih keribadian kita sebagai mahasiswa dan mahasiswi yang nantinya akan terjuan di dalam perusahaan 3. Menghormati Universitas ,pimpinan serta dosen yang mengajar 4. Dengan memupuk rasa disiplin dari sekarang akan berdampak yang baik untuk kedepannya.

2.1.1.2 Tidak Membuang Sampah Pada Tempatnya

Kami menghimbau untuk mahasiswa/i UWM. Baiklah kita membuang Sampah pada tempatnya, mungkin kita berfikir apa gunanya cleaning service? Memang benar, tetapi dengan membuang sampah pada tempatnya itu sudah dapat mencerminkan kepribadian kita yang baik, peduli, dan bersih. Membangun citra UWM yang baik tidak hanya terpelajar tetapi bersih hatinya.

2.1.1.3 Mencoret Bangku / Tembok Kelas

Mencoret bangku atau tembok kelas memang hal yang sudah sering dilakukan baik kita SD, SMP, SMA kita selalu melihat ada tulisan yang seharusnya tidak ada ditempat tersebut, sebenarnya mengapa kita menulis ditempat itu? Kan masih ada kertas yang kita bisa coret. Dengan melakukan hal itu sama saja kita mencoreng nama UWM yang terkenal kedisiplinanya karna Universitas , SMA, SMP, SD katolik dimana saja pasti terkendal kedisiplinannya ini seharusnya tidak

kita lakukan lagi. Mari kita menjadi teladan bukan dimulai dari orang lain melainkan diri kita sendiri yang Ingin berubah.

2.1.1.4 Terlambat Masuk Kuliah

Jika terlambat masuk kuliah sudah mencerminkan sikap yang tidak disiplin, meskipun ada jangka waktu yang telah diberikan bahwa tidak lebih dari 15 menit,sebenarnya waktu tersebut adalah dispensasi bagi mereka yang benarbenar tidak bisa dikejar waktu.sebaiknya jangan lakukan hal tersebut lagi . Selain mencerminkan sikap tidak disiplin nya kita, kita juga dianggap tidak dapat memanagement waktu dengan baik.

2.1.1.5 Meng-aktifkan Handphone Saat Proses Perkuliahan

Mengaktifkan handphone disaat perkuliahan, membuat kita tidak fokus, membuat kita kurang bisa memahami materi yang diberikan, membuat kita pasif, lebih parahnya lagi apabila kita menggunakan handphone pada saat waktu perkuliahan, kemungkinan besar kita diusir dari kelas disita handphone nya bahkan di tidak luluskan dalam mata kuliah itu tersebut ,maka kami menghimbau pada mahasiswa/i untuk dapat mematuhi peraturan yang sudah berlaku jika kalian tidak ingin hal itu terjadi.

2.1.1.6 Memakai Sandal di Area Kampus

Sudah ada di peraturan Universitas bahwa memakai sandal di area kampus tidak diperbolehkan, bahkan pihak dari Universitas telah melakukan himbauan seperti memasang papan yang bertuliskan selain bersepatu dilarang memasuki area kampus , serta satpam yang siap siaga menegur bahwa memakai sandal selain sepatu tidak diijinkan memasuki area Universitas Widya Mandala. Tetapi hal tersebut masih seringkali kita dapati di area Universitas Unika Widya Mandala. Maka dari itu kita memberikan saran untuk semua mahasiswa dan

mahasiswi untuk tidak melanggar hal tersebut. Karena kedisiplinan dari diri kita sendiri perlu kita koreksi baru kita disiplin untuk lingkungan dan orang orang sekitar kita.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Dengan demikian, telah kita simpulkan bahwa kedisiplinan di kampus Widya Mandala sangat kurang. Karena dalam aplikasinya, mahasiswa tidak peduli tentang kedisiplinan, yang penting enaknya saja. Sehingga kedisiplinan dirasa tidak penting lagi.

3.2 Saran

Mulai membiasakan hidup berdisiplin. Agar kelak, kita dapat menjadi panutan setiap orang dan bisa diandalkan. Jika tidak dari sekarang kita membiasakan untuk berdisiplin, WM yang pada asalnya sudah dicap sebagai universitas Kedisiplinan akan hilang. Jadi, jika ingin sesame kita disiplin, harus dimulai dari diri kita sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

http://syopian.net/blog/?p=623 http://lead.sabda.org/19/aug/2005/kepemimpinan_mengenal_kedisiplinan http://www.scribd.com/doc/54689505/Pengertian-Kedisiplinan

LAMPIRAN I FOTO HASIL INTERVIEW \ Memakai Sandal

Mencoret Tembok Kelas

Membuang Sampah Sembarangan

LAMPIRAN II REFLEKSI KELOMPOK

Setelah melakukan survey tersebut, kami merasa bahwa kedisiplinan di WM ini sangatlah kurang. Mulai dari membuang sampah sembarangan, memakai sandal di kampus, sampai bermain HP di kelas. Oleh karena itu kami ingin merubah mereka mulai dari mendisiplinkan diri kita terlebih dahulu. Dengan memakain atribut sesuai dengan peraturan WM, lalu mungkin dengan mengadakan seminar-seminar atau memasang slogan Kedisiplinan.

Anda mungkin juga menyukai