ika roko
Cirandu
S. Ke lapa
K. G
K.
ole
Ga
du
Kali Bekasi
S. Perawan
ng Kali Lia
S. Cipatujang
S Cibe
pel iam S. C
Cig an da soli
Irigasi Industri
Cipodang
gkaop
S. Blencong
Cib a
Cibi
Cika
Bendung Leuwinangka
Cinenga h
Cikaramas
S.
Cib
Cic a
S.
S. Ci
S. Ci para ng
Ka li W ag
30.621 324.461
ibo da s
9% 91%
S. Cijuhung
S. Ci haur
S. Cijeruk
Cih era ng
30.621
S.
Cidurian
Cih
mara n
55.105
y S. Cisangku
S. Cisangkuang
rok o
ng
S. Ke la
Citapen
Ka li
Cila m
ak
S. Ci
bula
Kali Watu
S.
n Bu
Cib
lan
K. Blaklak
an
S.
Cil
am
ay
a
S. Cip
unag
ara
amar
KB
S. Cias em
ige m
KARAWANG
Kab. Karawang Kab. Indramayu Kab. Cianjur Kab. Bekasi Kab. Bandung Barat* Kab. Bandung *data tidak tersedia
61 25 8 79
130
gk ap
DAS CIASEM
Kalijati
Cih un
ad
W. Cipancuh
ng Kali Lia
do
Citapen
jambe
Ciup
ana
S. Cianom
ng
acan
ng
Cibed
Selain karena perubahan iklim, indikasi degradasi hutan terutama di daerah Hulu Sungai Citarum telah mengurangi luasan daerah tangkapan air (catchment area). Kondisi ini meningkatkan perbedaan antara debit aliran pada musim hujan dan musim kemarau. Padahal berdasarkan penelitian DArrigo et al. (2010) menyatakan bahwa hutan memainkan peranan yang signifkan dalam meningkatkan ketahanan ekosistem di Wilayah Sungai Citarum terhadap perubahan iklim yang ekstrim. Anomali debit air sungai juga berpengaruh pada produktivitas pertanian terutama padi. Areal persawahan mengalami banjir selama musim hujan dan kekeringan selama musim kemarau. Hal ini juga menunjukan bahwa efektivitas bendungan yang berfungsi untuk mengelola banjir selama musim hujan dan memasok air telah menurun. Tidak hanya produksi listrik dan produksi hasil pertanian, kekurangan air di waduk di Sungai Citarum juga berpengaruh pada ketersediaan air minum khususnya bagi daerah perkotaan terutama Jakarta yang 80% suply air bakunya diambil dari Waduk Jatiliuhur.
be Cijam
S. Ci
Bendung Barubug
Cig an da soli
S.
gk ol
S. Ba
lulu
ilan as
gP
ayu
ng
Bendung Lebiah
K. La
K.
Ba
Bendung Cibeet
Bendung Walahar
S. Cipatujang
S Cibe
el mp
ng
Cipodang
Cipam
ingkis
Bendung Curug
ia S. C
et
S.
Bendung Pundong
era Cih
d ibo
idar
Cij
INDRAMAYU
10930
kol dong
Ciw
Bendung Pedati
Cib anu ang gkaop
Cilandak
Cig ad un g
gang
S. Ci
Cil
am ata n
Bendung Cipamingkis
S.
SUBANG
Cisa
Pasirkalong
1192 12085
e we
S. C inus a
at
Bendung Cimacan
BOGOR
S. Ciririp
S. Cikanjaya
S. C
ilel
Subang
en
Cibi
S. C
Bendung Cijengkol
Bendung Gadung
K. Me
nir
Cika
Cihuju ng
S. Perawan
Curah hujan rata-rata di wilayah Sungai Citarum antara 2.000 mm di hilir dan 4.000 mm untuk daerah hulu. Variable curah hujan memiliki dampak yang signifikan pada volume air waduk di Indonesia juga di Wilayah Sungai Citarum. Di Indonesia pada musim kemarau yang dipengaruhi oleh iklim el nino, jumlah air di Waduk Jatiluhur dapat turun hingga mencapai 60% dari batas normal. Sedangkan pada musim hujan yang dipengaruhi oleh iklim la nina jumlah air mencapai 120% dari normal. Pada perubahan iklim el nino pada tahun 1994, tercatat produksi listrik di tiga waduk di Sungai Citarum yang juga digunakan sebagai PLTA (Saguling,Cirata & Jatiluhur) masih tinggi, namun semenjak 1997, 2002,2003,2004 dan 2006 cenderung mengalami penurunan.
rum S Cita
S. Cipatujang
Kota Bekasi Kota Bandung Kab. Sumedang Kab. Subang Kab. Purwakarta
Cibarusa
eet S Cib
C gkis ipamin
Cij en
95 116 78 12 20
S. Ci
Cikopo
sol i
Bendung Barubug
S.
gk ol
16
24 kilometer
Kota Cimahi
40
jamb
6.613
6.000
S Sedari
S. Cia
3.000
S. C isa ga
ng
Bendung Curug
el mp Cia S.
120
e ijamb
ada tahun 2008 kebutuhan air untuk keperluan domestik, industri dan irigasi di Jawa Barat diperkirakan sebesar 17,6 milyar m3/tahun. Kebutuhan air ini akan terus tumbuh sekitar 1-1,7 % pertahun dan hanya terpenuhi sekitar 50% dari total kebutuhan yang diambil dari air permukaan dan sisanya mengambil dari air tanah. Di kawasan Bandung, 90% dari jumlah penduduk dan 98% industrinya saat ini mengandalkan sumber air tanah. Namun eksploitasi air tanah ini berdampak pada penurunan tanah dan muka air tanah khususnya di Cekungan Bandung. Tercatat terjadi penurunan muka air tanah 5 m per tahunnya di tempat yang sama, dengan total akumulasi penurunan sebesar 85 m pada 80 tahun terakhir. Saat ini pada kegiatan industri untuk mendapatkan air bersih paling tidak harus melakukan pengeboran sedalam 150 m. Padahal kontribusi yang disumbangkan dari sektor industri sangat besar. Tercatat dari industri pertekstilan yang mendominasi di daerah Bandung menyumbang 60% (Rp. 60 trilyun) produksi tekstil nasional (Rp.105,3 trilyun) & Rp. 40 trilyun dari angka tersebut merupakan nilai penjualan produk tekstil di wilayah Bandung. Kurang seimbangnya pengembangan kegiatan industri dengan penanganan penggunaan air dan pengelolaan limbah menjadi ancaman tersendiri terhadap keberlangsungan kondisi ekologis di sekitarnya.
Berkembangnya kegiatan industri besar di sepanjang wilayah Sungai Citarum selain berakibat terhadap terekploitasinya air tanah, juga penurunan kualitas air akibat buangan limbah yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
110
DAS CIRANDU
115
S. B
Cikampek
alul uk
Pabuaran
Tarum Saluran
Timur
Sukatani
lan s
n ayu gP
Bendung Lebiah
Bendung Pundong
e ra
da an
da
INDRAMAYU
Kedungdawa
Cipodang
S. C
Pangendenbaru
du
ib .C
ad
ar
du
Cilandak
125
ng
0.558
et
S Cibe
li Ka
an
ata
Pa
Cil
Cig a
ncu
ng
S.
SUBANG
DAS CIBODAS
Gantar
gkol don S. Ci
Cig
Pangkalan
Cih
Jonggol
Bendung Cimacan
Ciw
idar
Bendung Pedati
K. L
K.
Kali Lia
7.000
Ga
S.
lo
Bendung Cibeet
Bendung Walahar
DAS CIKAROKROK
K. Me
nir
alan
Cis
Bendung Cijengkol
Bendung Gadung
K. Ba do ng
g ng
ub
105
ng Bu
Perbandingan debit maks dan min di S. Citarum, Citanduy dan Cisadane 2009
ah
on
ara
mUtara
Ciredak
DAS CIGEMARI
ang
S. Perawan
a ya
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
nT aru
100
lo Cika
lura
mB
Saluran Taru
DAS SUKAMAJU
K. Ka le
K.
Sumber: PSDA Provinsi Banten, DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat, BBWS/BWS dan BPS
Sa
Sukamandi
Cirandu
s. C ika
pa
Go
LEGENDA
K.
nte n
lek
Cik uja
S. Ciw ide y
Ga
Sukra
K. lih Ga
ga
4.5
S.
Cie
S.
uri
Bendung Cikarang
KB
ng
Semi Teknis
Teknis
Total
Semakin meningkatnya jumlah populasi penduduk, maka angka kebutuhan suplai air juga semakin naik. Jumlah populasi yang dilayani Sungai Citarum adalah 25 juta jiwa (15 juta jiwa Jawa Barat, 10 juta jiwa DKI). Rata-rata kebutuhan suplai air dari Bendungan Jatiluhur yang disalurkan melalui Saluran Kanal Tarum Barat, Timur dan Utara meningkat 140 m3/detik (1996) menjadi 155 m3/dt (2004). Pada tahun 2001 mulai dilaporkan adanya penurunan debit air yang tidak mampu mencukupi kebutuhan air selama 10 bulan bahkan meningkat menjadi 5 bulan di tahun 2005.
ruh Cike
Cisaranten
ah i
Cil
ea
Ciangk ep
Kali Watu
Cicuk ang
Cikalintu
g ndun kapu
Cibr uk
Cij at up
ok an
an
em
BANDUNG
S.
Cir
as
ea
KOTA BEKASI
Sa Karawang lu 85 ra n Ta r 90 95 um Ut am
awa
S. Ciawi
DAS CIBANTENG
DAS CIREUNGIT
Sungai Gokdok
DAS SEWO
g un
S Cisewo
S. Cil a
*SRI adalah: satu pendekatan dalam praktek budidaya padi yang menekankan pada manajemen pengelolaan tanah, tanaman dan air melalui pemberdayaan kelompok dan kearifan lokal yang berbasis pada kegiatan ramah lingkungan. (Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian)
S. Ci
on
je
KOTA BANDUNG
BANDUNG BARAT
S. Cis
Cikarang
80
eup seus S. Ci
S. Ci minya
S. Ci
mar
S. Cia sem
S. Citarik
DAS CIBADAK
KARAWANG
Wadas
Pamanukan
K. Blaklak
S.
S.
S. Cimanuk
5.5
Banten
on Cik
n da
g Cij am
njun
bu
S. Cim
ega
Tambun
S.
S.
Cil
en
S. Citu
bu S. Ci
Cib a
KOTA CIMAHI
75
Ci
DKI Jakarta
on gk
ba
S.
Rawamerta
da
CIANJUR
S. Ciheas
Jawa Barat
S.
nte ng
323.461
S. Ci tepu s
S. C
Perbandingan Produktivitas Padi di Provinsi Banten, DKI Jakarta & Jawa Barat Tahun 2009
Ciburu ng
Cibed
S. Cib
il
alagu
S. Cijen
Cim
gkol
Cilea t
aja
eet S Cib
nan
S. Cianom
Ciup ih
od
S. as
Ciasem
iku nd
Cikandung
Kabupaten Karawang, yang dikenal sebagai lumbung padi Jawa Barat/nasional, merupakan salah satu pengguna utama aliran Sungai Citarum, dengan potensi luas sawah mencapai 97.529 Ha. Inovasi penerapan padi dengan metode System of Rice Intensification (SRI)* dilakukan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air dan mengantisipasi penurunan debit air Sungai Citarum serta meningkatkan produktivitas hasil panen.
Cilandak
am ata n
Bendung Cipamingkis
Cil
gk ap
Cikedon
nua
ng
S.
Cil
SUBANG
kol dong S. Ci
Citapen
S. Ci jambe
Pemanfaatan air Sungai Citarum diantaranya digunakan sebagai sumber air irigasi pertanian, pendukung kegiatan industri, serta sebagai sumber air minum penduduk Bandung, Cimahi, Cianjur, Purwakarta, Bekasi, Karawang, dan 80% penduduk Jakarta. Pemenuhan kebutuhan Perbandingan Luas Lahan Sawah air minum warga DKI dikelola oleh PT. Palyja dengan debit 6.000 l/dt & Beririgasi Wilayah Sungai Citarum & PT. Aetra sebesar 8.500 l/dt. Sedangkan potensi 1.400 MW tenaga Wilayah Sungai 6 Ci, Tahun 2009 listrik yang dihasilkan oleh PLTA di tiga bendungan digunakan untuk 498.853 kebutuhan listrik Jawa-Bali (Paparan Gubernur Jabar pada Rakor 443.746 Penanganan DAS Citarum dan Pasca Banjir di Jawa Barat 6 April 2010) 354.082
ambe
ije ng
ko l
S. Ba
lulu
ilan as
gP
ayu
ng
K. La
Bendung Cibeet
S. C
Bendung Gadung
K. Ba do ng
otensi Sumber Daya Air Sungai Citarum diperkirakan sebanyak Kebutuhan Air Domestik & Non 13 milyar m3/tahun, yang sudah dimanfaatkan sebesar 7,5 Domestik Wilayah Sungai Citarum milyar m3/tahun atau 57,9%. Jumlah tersebut terdiri dari 6 2009 milyar m3/tahun bersumber dari Citarum dan 1,5 milyar m3/tahun dari sungai lain. Sisanya sebesar 5,45 milyar m3/tahun atau 42,1% belum dimanfaatkan. Ketersediaan air pada musim penghujan mencapai 33% sekitar 81,4 milyar m3/tahun sedangkan pada musim kemarau tinggal 8,1 milyar m3/tahun. Hal ini berakibat kelebihan air pada musim penghujan dan kekurangan air pada musim kemarau. (ASER BPLHD Jawa Barat 2009).
Dom est ik Non
Cipancuh Cileuleuy
Cikarang- Cipamingkis Cihea geusan 4.038 Sukabumi 5.139 Bogor & Bekasi 5.485 Cianjur
Cileutuh
Jatiluhur
PETA PERMASALAHAN KONSERVASI AIR & PENGGUNAAN AIR DI WILAYAH SUNGAI CITARUM
arum S Cit
LEGENDA
Batas Administrasi Garis Pantai Sungai Ordo 1 Sungai Ordo 2 Sungai Ordo 3 Kelebihan Penggunaan Pupuk & Kimia
Perikanan Kualitas Air Rendah Sumber Air Terbatas Kekurangan Air Lahan Terkikis Ketersediaan Suply Air Rendah
0 4 8
Kontaminasi Limbah Limbah Domestik Limbah Pabrik Pembuangan Sampah Sedimentasi Tinggi Perubahan Penggunaan Lahan
16 24
Daya Tampung Saluran Perencanaan Kota Pertanian Daerah Hulu DAS Terpolusi Titik Pantau Kualitas Air Badan Air
S Sedari
S. Cia
gem
S. C
et
S Cibe
li Ka
Pa
ncu
ng
S .Sedari
S.
Cib
gem S. Cia
ad
ar
du
10 15
Saluran Tarum
Kedaung
ib ad ak
67%
Tingginya sedimentasi & pencemaran air Sungai Citarum berakibat pada menurunnya produktivitas persawahan. Kurang lebih 100.000 Ha sawah terancam tidak produktif dan Padi SRI berpotensi mengakibatkan kerugian sebesar 16 Trilyun Rupian (Ekspedisi Citarum, Kompas, April 2011)
Kali Watu
S. Ci
bula
S. C
n Bu
lan
KB
S. Cias em
ige m
KARAWANG
K. Blaklak
amar an
C S.
ila
ma
ya
S. Cip
unag
ara
20
K. Nolai
K. Ka len S Cisewo ten ga h
S. Cil
ari
Sungai Gokdok
s. C
ng
Buaya
S. C
s. C
ibu
gel
30
Batujaya
35 40
32 kilometer
ba
lana
ng
G K. h ali
K. Me
nir
Bendung Lebiah
Lau
S. Cij
Cipam
ingkis
Bendung Curug
et
S. C
od
INDRAMAYU
t Ja
isu
Bendung Cimacan
Cig ad un g
Ciw
idar
Bendung Pedati
Babakan
a
45 50 55
wa
DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM SUB DAS CITARUM HILIR SUB DAS CIBEET SUB DAS CIKASO SUB DAS CIMINYAK SUB DAS CIKAPUNDUNG SUB DAS CIWIDEY SUB DAS CISANGKUY SUB DAS CITARIK SUB DAS CITARUM HULU
DAERAH ALIRAN SUNGAI di WILAYAH SUNGAI CITARUM SUB DAS CIBADAK SUB DAS CIKAROKOK SUB DAS CIBANTENG SUB DAS CIMALAYA SUB DAS CIGEMARI SUB DAS CIASEM SUB DAS BATANG LEUTIK SUB DAS CIREUNGIT SUB DAS CIRANDU SUB DAS CIPUNAGARA SUB DAS SEWO SUB DAS SUKAMAJU SUB DAS BUDEL SUB DAS CIBODAS SUB DAS CIDONGKOL SUB DAS CIPAMINGKIS WILAYAH ADMINISTRASI KOTA BEKASI & KABUPATEN BEKASI (Termasuk dalam kegiatan ICWRMIP)
an
Cisa at
BOGOR
S. Ciririp
S. Cikanjaya
S. C
Cihuju ng
wun
uk
S. Ci kao
Cih
un i eru Cik
ilele ija
S. Ci nusa
Bendung Cilalanang
Ciko le
as
Cigarung an
S. Ci lala
we
Bendung Curugagung
eb er
Cil
nang
S. C
Rengasdengklok Srengseng
60
PURWAKARTA
an tin g
S. Cim
S. C
Cijere Cipabela
SUMEDANG
BEKASI
S.
65
acan
d iba
ar
a du
Cib
Cio
de
meta
Cim
S.
e Cib S. et
ul
Cib od
S. Cib om ak
utu ng
S. Cil
il S. C ala wi
Cil
eu
leu
Cikawung
ng
Cil
en
yi
Cid
ad
ap
an li P Ka
cun
Sumurgede
S. Cil ala i w
S. Cisent ul
ban S. Cigara
70
lan
Bula
S.
Cil
y ma
Majangan
S. Cip unag ara
Cilamaya
ililin S. C
K. Nola i
C S. iha ru s
Ciasem
Patrol
gel ibu S. C DAS BUGEL
Eretan Wetan
Keterangan
DAS CIDONGKOL
Sukaslamet
S. Cil
Sungai Gokdok
s. C
DAS CIMALAYA
Purwakarta
g wun
i
ika roko
S. Ke lapa
Cirandu
K. G
K.
ole
Ga
du
ng
Buaya
lana
isu
Bendung Leuwinangka
uk
S. C
s. C
ibu
gel
DAS Citarum
ari
K. Nolai
S. Ci
G K. ali h
kao
ng
W. Jatiluhur
ba
ng
eru Cik
Bendung Cilalanang
le Ciko
eb er Cib
t ee Cib S.
Cib od
an
Cil
gk ap
as
Cihuju ng
Cigarung
ija
lala
PURWAKARTA
an tin g
Plered
S. Cim
Ciasem
Cinenga
iku nd
Cikandung
S. C
Cijere Cipabela
SUMEDANG
PURWAKARTA
S.
155 160 165
acan
DAS CIPUNAGARA
Sangalaberang
Cijere Cisalak
S. C
we
S. Ci
Bendung Curugagung
er
Cil
nang
S. C
nusa
Ciko le
an
S. Cikanjaya
S. Ci
Cib
Bojongkole
eb
ilala
Cisa at
BOGOR
S. Ciririp
S. C
Cibi
Cika
Cigarung
wun
uk
Bendung Leuwinangka
ilele
Bendung Cilalanang
as
Bendung Curugagung
Cil utu
nan
S. C
Cikedon
ija
S. Ci kao
Cib
ih
od
as
Cil
eu
Cikaramas
Cilea
S.
il
gu Cibala
S. Cijen
Cim
gkol
Cic
S.
Cio
de
Ciburu
S. Ci
S. Ci pa rang
meta
Cil
S. Cim
ruh
ah
Cike
ea
Cisaranten
Cil
Cikaramas
Cicuk ang
Cikalintu
ndun
S. Cimanuk
S. Ci
S.
S. S. o Cih nje
Cidurian
S. Cijeruk
BANDUNG BARAT
S. Cis ok an
minya
eup
S. Ci
an
mar
seus
em
S. Ci
S. Ci
S.
Cij
at
up
2250 2750
Cilea
Cic
S. Citarik
S. Cisangku
Cik uja
S.
ide
S. Cisangkuang
Cie
S. C
S. Ciheas
S. C
Cisarante
30 20 10
23 19 12 4 0 0 4 5 2 6 4 15 7 0
S. C
Jumlah Timbunan Sampah & Sampah yang Terangkut ke TPA di Beberapa Kab. di Jabar 2009
10.000 9.000 8.000 7.000
volume (m3/hari)
*Koperasi Peternak Susu Bandung Utara dalam tulisan Sebuah Potret Uji Coba PES/Diella Dachlan. **Survey Indonesia Power dan UNPAD 2004. Perkiraan Jumlah Timbunan Sampah Dari Rumah Tangga di Jawa Barat 2009
49.058
Titik Pantau
mg/l
mg/l
16 5,7 8,4 54 65 55 48 61 4,9 4,2
mg/l
46 146 146 170 158 128 162 -
mg/l
3,8 1,9 0 0 0 0 0 0 -
jml/100
140.000 41.000 130.000 130.000 140.000 280.000 75.000 75.000
jml/100
210.000 70.000 148.000 148.000 150.000 122.000 78.000 77.000
ug/l
26 29 39 53 43 42 36 28 -
mg/l
60 75 64 60 70 98 93
ug/l
1050 525 497 798 815 250 296
mg/l
1200 8,3 -
iw ide y
Nilai Storet
-66 -57 -77 -88 -85 -95 -92 -111 -69 -47
Mutu Air Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
PO4 tot
0,7 0,7 0,91 2,57 2,28 2,13 2,8 0,59 0,41
BOD
COD
DO
E.Coli
Total Coli
Fenol
TSS
50.000 45.000 40.000 35.000 30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000
20.975 17.969
1 Tanjung Pura 2 Bendungan Walahar 3 Bendungan Curug 4 Nanjung 5 Burujul 6 Dayeuhkolot 7 Cijeruk 8 Sapan 9 Majalaya 10 Wangisagara
Masalah pakan ikan berlebih juga menjadi salah satu sumber pencemaran air khususnya di Waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur. Dari sekitar 10 ton pakan ikan yang ditebar setiap harinya tidak semuanya terkonsumsi oleh ikan. Sisa pakan tersebut mengendap di dasar bendungan dan berubah menjadi zat sulfur yang berbahaya bagi ikan. ketika arus bawah air naik dan membawa kotoran ke permukaan berakibat pada matinya ikan. Sekitar 300 ton (2004) dan 150 ton (2010) Ikan mati di di Waduk Cirata diduga karena hal tersebut. Kualitas air Sungai Citarum yang buruk akibat pencemaran juga mempercepat korosi peralatan Pembangit Listrik Tenaga Air (PLTA). Terdapat 8 unit pembangkit yang dilengkapi 96 pendingin generator yang seharusnya berumur 5 tahun sampai 7 tahun tapi sekarang baru dua sampai tiga tahun sudah mulai bocor (Wirawan, Manager Engineering PLTA Waduk Cirata, kompas.com).
SUB DAS CIHAUR Luas area 17.150,40 ha Lahan Kritis 2.447,78 ha Run off; 497,1 juta m3/th Sedimentasi 857.446 ton/th SUB DAS CIWIDEY Luas area 29.374,56 ha Lahan Kritis 1.982 ha Run off; 389,1 juta m3/th Sedimentasi 1.023.891 ton/th SUB DAS CITARIK Luas area 45.164,16 ha Lahan Kritis 3.782,24 ha Run off; 3439,5 juta m3/th Sedimentasi 773.001 ton/th
Sumber: Balai Besar Wilayah Sungai Citarum
S. Cisangku
Pengelolaan sampah yang kurang baik dan minimnya kesadaran akan kebersihan membuat Sungai Citarum dinobatkan menjadi salah satu sungai terkotor di dunia. (International Herald Tribune edisi 5 Desember 2008, Citarum,The World Dirtiest River)
S. Ciawi
Masalah lain adalah sampah perkotaan dan limbah domestik yang tidak terangkut ke TPS dan dibuang ke sungai. Rata-rata jumlah sampah padat yang disaring di Bendungan Saguling mencapai 250.000 m3/tahun (greenersmagz, 2 Feb 2010) Selain itu sebanyak 1.500 industri di kawasan Bandung dan sekitarnya menyumbang limbah kimia sebebesar 280 ton ke Sungai Citarum setiap harinya.**
S. Cijeruk
ak
us Cise
S.
Fisika Kimia
IPAL Gabungan
S.
Ci
Fisika Biologi
Fisika Kimia-Biologi
S. Ci
ja
tu
Kota Bandung
Kab. Bandung
SUB DAS CIKAPUNDUNG Luas area 43.439,04 ha Lahan Kritis 3.865 ha Run off; 529,5 juta m3/th Sedimentasi 1.023.347 ton/th
miny
pa
ng
eup
Cidurian
ermasalahan limbah Sungai Citarum sudah dimulai dari daerah hulu. Kegiatan peternakan sapi yang berkembang di daerah dataran tinggi sebelah Utara dan Selatan Kota Bandung seperti Lembang dan Pengalengan menyumbang limbah kotoran setidaknya 400 ton per hari. Limbah ini dihasilkan dari sekitar 29.000 ekor sapi yang dimiliki oleh 7.000 orang peternak dimana pengelolaan limbah kotoran sapi (rata-rata 15 kg/ekor/hari) belum ditangani dengan optimal dan langsung digelontorkan ke Sungai Citarum melalui saluran-saluran pembuangan*.
69
uk
60 50 40
51
51 45 31
Dari 600 industri yang bergerak di bidang pertekstilan ini hanya 10% saja yang mengoperasikan IPAL standar (Ade Sudrajat, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Ekspedisi Citarum-Kompas 2011). Di sepanjang aliran di DAS Citarum hulu di Kab. Bandung setiap hari kurang lebih 1.320 l/dt atau setara dengan 280 ton limbah dibuang dari industri tekstil ini per harinya (BPLHD Jabar). Padahal SK Gubernur Jawa Barat No.39/2002 telah menegaskan bahwa limbah hasil industri harus melalui pengolahan agar sesuai dengan baku yang aman bagi lingkungan.
S. Cimanuk
SUB DAS CIASEA Luas area 34.208,64 Ha Lahan Kritis 3.234,5 ha Run off; 696,8 juta m3/th Sedimentasi 1.755.517 ton/th
S. C
ikap
un und
Cibr
70
Cicuk ang
Cikalintu
72
Jumlah Industri Tekstil Yang Beroperasi & Jenis IPAl yang Digunakan Pada 4 Kabupaten di Cekungan Bandung.
SUB DAS CIMINYAK Luas area 34.295,04 ha Lahan Kritis 4.626 ha Run off; 616,9 juta m3/th Sedimentasi 1.132.692 ton/th
Ciangk ep
S.
Cim
S.
Pangalengan
4.482
3.751
961
920
1
Kota Kab. Bandung Bandung Kota Cimahi Kab. Kab. Bandung Barat Bogor Kota Bogor Kab. Bekasi Kota Bekasi Kab. Cianjur
7 7 Total
Akibat menggunakan air berkualitas buruk, sebagian masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran sungai menderita penyakit kulit.
Keterangan: (-) Data tidak tersedia , Lokasi titik pantau dapat dilihat pada Peta Permasalahan Konservasi Air & Penggunaan Air di Wilayah Sungai Citarum. Nilai Index Pencemaran dan Storet Mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.115/2003. Baku Mutu Air Mengacu Pada PP No 82/2007 Klas II.
Situ Cisanti, salah satu mata air Sungai Citarum di hulu Gunung Wayang sebelah Selatan Kota Bandung yang disekitarnya telah berkembang kegiatan pertanian & pemukiman penduduk.
CISANTI
310
305
Keterangan: Skala yang tertera mungkin berbeda pada beberapa jarak & ukuran. Untuk analisa & perencanaan yang bersifat detail & teknis dapat menghubungi instansi-instansi yang berwenang mengeluarkan data & peta tersebut.Tingkat klasifikasi sungai yang tertera di peta sampai dengan sungai ordo 3 berdasarkan 7 klasifikasi ordo sungai oleh Puslitbang Air PSDA PU. Peta tematik ini diambil dari berbagai sumber & diolah oleh tim RCMU. Pengkuran kilometer sungai pada peta berdasarkan Laporan Kegiatan WANADRI pada Ekspedisi Citarum Wanadri 2010. Peta juga tersedia dalam bentuk Data Spasial Digital (GIS). Untuk mendapatkannya dapat menghubungi info@citarum.org. Sumber Peta: Data permasalahan konservasi air & penggunaan air diambil dari berbagai sumber. Diolah oleh Team RCMU 2010
Sumber: Dinas SDA & Permukiman Provinsi Banten, BPLHD Jawa Barat, PU-PSDA pada laporan Institutional Strengthening for Integrated Water Resources Management (IWRM) in the 6 Cis RB Territory-Package B
Cike
ah
ruh
ecara alami Sungai Citarum sudah tidak mampu menurunkan konsentrasi bahan-bahan pencemar karena terlalu beratnya beban pencemar yang dibuang dan kemudian dibawa oleh sungai tersebut. Industri tekstil adalah salah satu industri yang berkontribusi besar terhadap perubahan kualitas air. Penyebaran industri tekstil ini mayoritas berada di wilayah tengah dan barat Jawa Barat seperti wilayah Bandung, Bekasi, Karawang,dan Purwakarta.
ihau
S. C
itep
Sumber: Isoyet dari Proyek Transmigrasi Bakosurtanal didijitasi pleh Bina Program SDA untuk proyek BWRR 1991-1992pada laporan Institutional Strengthening for Integrated Water Resources Management (IWRM) in the 6 Cis RB Territory-Package B, diolah tim RCMU
Ciw
S.
uri
ibo
da
us
Ciburu
S.
Cir
ng
3250
S.
Cibed
BANDUNG
y
as
ng
ea
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang SUNGAI,Sungai adalah engk a ol S. Cib Cid i tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan ny e g Cil en pengaliran air mulai dari mata air sampai muara iod a C Cianjur 185 met S. S. Ci dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang Lembang Ciranjang ang par pengalirannya oleh garis sempadan. S. Ci 190 Ngamprah SUB DAS CIMETA SUB DAS CIKAPUNDUNG Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun S. Cijuhung 2004 Tentang Sumber Daya Air (SDA), Wilayah Padalarang 195 S. CIANJUR Cil ea Sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber t 200 daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai ng dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari 205 araban o Tanjungsari S. Cig KOTA CIMAHI gk SUB DAS CISOKAN en atau sama dengan 2.000 km2. Undang-Undang Cimahi Cil Batujajar S. Citu S. njun 210 Republik Indonesia No. 7 Tahun 2004 Tentang g Ujung Berung Bandung bu S. Cim Sumber Daya Air (SDA), Daerah Aliran Sungai 230 W. Saguling Cibeber am ega Cij Cileunyi S. 4 (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan ng a KOTA BANDUNG nd 235 nje Rancaekek Cililin iko satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak iho .C .C S S 240 5 sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, 250 6 255 BANDUNG BARAT SUB DAS CIMINYAK 8 270 245 dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke Cicalengka 265 S. Citarik S. C danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat S. 260 ima Cis rem 7 275 ok SUB DAS CITARIK e an merupakan pemisah topografis dan batas di laut Soreang 9 Campaka sampai dengan daerah perairan yang masih Gununghalu 280 Ciparai Banjaran terpengaruh aktivitas daratan. Peraturan Pemerintah Majalaya 10 Republik Indonesia No. 37 Tahun 2010 Tentang 285 ea BANDUNG s ira Bendungan, Bendungan adalah bangunan yang C S. Unit Konsumsi Pemakaian Air Domestik 2905 berupa urukan tanah,urukan batu, beton, dan/atau SUB DAS CITARUM HULU Unit Konsumsi Ciwidey Katagori Kota (liter/capita/hari) pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan Marujung S. Cie 295 ur dan menampung air, dapat pula dibangun untuk Babakan Jampang Metropolitan Cianjur 190 i menahan dan menampung limbah tambang (tailing), Kota Besar 170 SUB DAS CIWIDEY Kota Sedang 150 atau menampung lumpur sehingga terbentuk waduk. Waduk adalah wadah buatan yang terbentuk sebagai Kota Kecil 130 300 SUB DAS CISANGKUY Desa 30 akibat dibangunnya bendungan.
m an
il
S. Ciawi
n alagu
S. Cij
Cim
aja
Ciup
ana
KOTA BANDUNG
1750
S. Cianom
ng
ih
on Cik
Cij
am
S. Cim
kapu
da
ng
bu
Cibr
S.
njun
uk
Cil
en
S. Cigara
KOTA CIMAHI
S. Citu ega g
Ciangk ep
on gk
ban
750 1250
Cipanas
W. Cirata
S.
Cib
od
S. as
Ciasem
CIANJUR
S.
S.
Cim
Pacet
l Cikalongkulon
Cinenga
S. Cijuhung
S. Ciheas
S. Ci
LEGENDA
ndu
Cipabela
Cikandun
iku
ibo
S. C
tepu
haur
S. Ci
da
C S. ibe et
ul
Cib od
S. Cib om ak
utu ng
S. Cil
S. C ilala wi
ng
S.
S.
Karangbungur Wanayasa
leu
aja
Cikawung
ng
en
yi
d ida
ap
S. C
SUMEDANG
S. C
S.
Ci
S. Cil ala w i
ba
Ci la in nt
ilal aw
m ko
S. Cisent ul
S. C ililin
Cil
eu
leu
y Cikalongwetan
Ciater
Cikawung
Landasan Perundangan
p da
Ci so g
S. Cise
S. Cih aru s
ntul
S. C
ilili
C S.
iha
ru
2.10 DATA SUNGAI, SUB DAS & BENDUNGAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM
NAMA SUNGAI UTAMA DI WILAYAH SUNGAI CITARUM SUB-DAS UTAMA PADA DAS CITARUM HULU
SUB DAS Cimahi Cibeureum Ciwidey Cibolerang Citepus Cisangkuy Cigede Cicadas Cidurian Cipamongkolan Cikeruh Citarik Citarum Hulu Luas Catchment Panjang Sungai (km) (km2) 32,61 60,71 228,36 60,85 36,52 280,95 145,40 29,71 33,95 42,23 190,33 257,49 363,44 8,22 11,36 20,99 4,99 10,98 18,80 15,42 8,91 8,45 13,79 13,78 11,50 43,85
ige ma
em
KARAWANG
K. Blaklak
Sungai Gokdok
S Cisewo
S. Cias
S. Cil
anjir sering terjadi di kawasan Bandung atau bagian hulu dan tengah Sungai Citarum. Akumulasi permasalahan yang menyebabkan banjir diantaranya adalah; penggundulan kawasan hulu, penurunan air muka tanah akibat penggunaan berlebih, sedimentasi, dan tidak terkelolanya sampah dengan baik. Selain itu posisi geografis kawasan Bandung yang berada di daerah cekungan (bekas Danau Bandung Purba), menyebabkan daerah ini mempunyai potensi tergenang air yang cukup tinggi. Sedangkan di kawasan hilir, bergabungnya anak Sungai Citarum menyebabkan kapasitas aliran meningkat sehingga terjadi limpasan di kawasan hilir. Kondisi ini diperparah dengan konversi lahan resapan air (cathment area) menjadi kawasan industri dan permukiman, pengelolaan persampahan dan limbah yang belum memadai serta sedimentasi yang terjadi menghambat aliran air menuju ke muara.
Prosentase Banjir di Jawa Barat Tahun 2008
1,48% 0,44% 15,75% 0,02% 3,40% 5,87% 0,01% 0,85% 14,02% 58,18%
rum
16
24 kilometer
S. C
isa
ga
S.
Cib
a ad
rd
ua
et
S Cibe
li Ka
Pa
ncu
ng
S. Ci
bula
Kali Watu
S.
n Bu
Cib
lan
amar an
S.
Cil
am
ay
a
S. Cip
unag
ara
K
K. Nolai
nte
ad
onsep pengelolaan sumber daya air terpadu atau Integrated Water Resources Management (IWRM) adalah proses yang mengutamakan fungsi koordinasi dan pengelolaan air, tanah dan sumber daya terkait.
VISI
Sungai
Pemerintah dan Masyarakat bekerjasama demi terciptanya sungai yang bersih, sehat dan produktif, serta membawa manfaat yang lestari bagi semua orang khusunya di wilayah Sungai Citarum
ika roko k
Go lek
Cirandu
lapa
Ka le
G K.
ng
un
S. Ke
aya
K.
S. C
s. C
K.
ibu
gel
Cis
do
la K. La
Citapen
Kali Lia
Ba
Bendung Cibeet
Bendung Gadung
S.
K. Me
nir
be
S. Ci
am S. Cij
Bendung Barubug
li
S.
gk ol
S. Ba
lulu
ilan s
gP
ayu
ng
Bendung Lebiah
S. Cipatujang
pel
ng
S. C
Cig a
Cih
Bendung Cimacan
Cilandak
am
anu a
an
at
BOGOR
S. Ciririp
S. Cikanjaya
S. C
Cisa
ilele ija
S. Ci nusa
Cihuju
Cibi
Cika
wun
ng
Bendung Leuwinangka
uk
Bendung Cilalanang
le
Cigarung
er
PURWAKARTA
t an in g
S. Cim acan
Cib
Cilea
il Cibed
ng
S. Cib
alagu
S. Cijen
Cim
gkol
Cic
aja
Ciup
ana
S. Cianom
ng
ih
od
as
Cil
eu
leu
Cikaramas
S.
S.
Ciasem
Cinenga
iku nd
ul
Cipabela
Cikandung
S. C
Cib
Cijere
SUMEDANG
S. Ci
eb
lala
we
Bendung Curugagung
utu Cil
nang
Ciko
S. C
an
Cikedon
gkaop
Cil
gk ap
Cib
S. Ci
ata
ng
Cil
Cig a
Bendung Cipamingkis
S.
SUBANG
ko dong
Ciw
idar
Cipodang
iam
aso
Cip
S Cibe
kis aming
Bendung Curug
nd
et
Bendung Pundong
era
da
Cij
INDRAMAYU
Bendung Pedati
Tujuannya yaitu memaksimalkan hasil secara ekonomis dan kesejahteraan sosial dalam pola yang tidak mengorbankan keberlangsungan ekosistem vital (Global Water PartnershipTechnical Advisory Committee, 2000). Konsep ini membawa paradigma baru yaitu lebih mengedepankan keterpaduan lintas sektor, pengelolaan, lingkungan dan keterpaduan antar individu. Konsep IWRM atau pengelolaan sumber daya air terpadu diadopsi dalam UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, dan dilakukan untuk membenahi permasalahan Citarum. Sejak beberapa tahun lalu pemerintah bersama seluruh pemangku kepentingan dalam serangkaian dialog telah menghasilkan Citarum Roadmap, yaitu suatu rancangan strategis berisi hasil identifikasi program-program utama untuk meningkatkan sistem pengelolaan sumber daya air dan memperbaiki kondisi di sepanjang aliran Citarum. Citarum Roadmap mengidentifikasi sekitar 80 jenis kegiatan yang perlu dilakukan untuk pemulihan Sungai Citarum dan pelaksanaannya akan secara bertahap dalam waktu 15 tahun. Beberapa program kegiatan dilakukan melalui Integrated
Perlindungan Lingkungan
Pengelolaan Bencana
Cikawung
S.
Cio
n de
S. Ci
S. Ci para ng
meta
da
ibo
tepu
Ciburu
Cil
en
yi
Cid
ad
ap
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
S. Cijuhung
S.
S. S. Cih on je
S. Cimanuk
on Cik
Cij
am
S. Cim
ega
kapu S. Ci
da
ng
Cibr
bu
ndun
S.
njun
uk
Cil
S. Citu
Cicuk ang
g en
Cikalintu
S. Cigara
KOTA CIMAHI
Ciangk ep
n ko
ban
S.
Cim
ah
Cike
ea
Cisaranten
Cil
ruh
CIANJUR
S.
Citarum Water Resources Management Investment Program (ICWRMIP) yang akan dilakukan dalam beberapa tahapan. Koordinasi perencanaan program dilakukan oleh BAPPENAS, sedangkan koordinasi pelaksanaan kegiatan program dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Kementerian Pekerjaan Umum dengan melibatkan kementerian terkait dan pemerintah daerah tingkat provinsi dan kabupaten/kota, kalangan LSM, komunitas dan swasta. Pengelolaan sumber daya air terpadu di Wilayah Sungai Citarum juga telah menjadi suatu rencana induk, sebagai prioritas nasional yang dilaksanakan 2010 hingga 2025.
KOTA BANDUNG
Cidurian
S. Cijeruk
BANDUNG BARAT
S. Cis ok an
minya
eup
S. Ci
S. Citarik
an
mar
seus
em
S. Ci
S. Ci
S. Ciawi
S.
Cij
at
up
BANDUNG
S. Cisangku
S.
Cir
as
ea
Cik uja
S. Cisangkuang
S.
LEGENDA
S.
ide
Cie
Ciw
S.
uri
Sukabumi Bandung
Cirebon Kuningan
Indramayu Bekasi
Tasikmalaya Ciamis
Sumedang Subang
edimentasi yang terjadi di Sungai Citarum dipengaruhi oleh proses terjadinya erosi terutama di daerah hulu. Erosi pada tebing sungai umumnya terjadi dapa tebing busur luar tikungan yang selalu dihantam oleh kekuatan arus air sungai. Pada daerah lanjutan proses erosi ini kemudian membentuk meander. Perubahan alur sungai juga disebabkan oleh kegiatan pelurusan sungai yang lebih dikenal dengan normalisasi sungai. Normalisasi di Sungai Citarum juga telah meninggalkan kelokankelokan sungai yang dikenal dengan istilah sungai mati atau Oxbow.
Sungai Mati (Oxbow) hasil normalisasi sungai di Cigosol Andir (atas). Pemanfaatan bentukan danau tapal kuda di Kampung Mahmud Bale Endah Kabupaten Bandung sebagai kolam ikan (bawah).
Panjang Mata Air (km) 50 Gn Pangrango Ciluar Kali Bekasi 40 Gn Pangrango Cikarang 71 Gn Pangrango Cipamingkis 20 Gn Pangrango 60 Gn Sanggabuana Cibeet 75 Gn Sanggabuana Cigentis 220 Gn Wayang Citarum 36 Gn Burangrang Cikawao Ciherang Harus 25 Gn Burangrang 23 Gn Burangrang Cisomang Ciherangnunggali 35 Gn Burangrang Cilamaya 60 Gn Burangrang Cijengkol 30 Daerah K.Jati 64 Gn Tangkubanperahu Ciasem 21 Sagala Herang Cibodas Cigadung 30 Gn Sapotong Cileuleuy 23 Gn Tangkubanperahu Cipunagara 80 Gn Tangkubanperahu Cikandung 40 Gn Tampomas 8 Gn Tampomas Cibeber Cilalanang 50 Gn Tampomas
Muara Bekasi
Floodway Cikarang-BekasiLaut Jawa (CBL)
Laut Jawa Cibeet Citarum Cibeet Laut Jawa Citarum Citarum Citarum Laut Jawa Laut Jawa Ciasem Laut Jawa Ciasem Cipunagara Cirata
Ka li W ag u
ad
ng
ak
s. C
ri
ah
S. Perawan
l
K. lih Ga
ah
ng Bu
en
S. C
haur
S. Ci
du
ng
K.
nang
ub
ng
S. Ci kao
S. Ciheas
S. Ci
ng
S. ee Cib t
as od Cib
S. Cib om ak
ng
S. Cil
S. C ilala wi
S. Cil ala w i
S. Cisent ul
S. C ililin
Citarum 982.000 Cileunca 12.000 Cipanunjang 22.400 Citarum 973.000 Citarum 2.556.000
S. aru Cih s
PETA INFORMASI
CITARUM 2011
Roadmap Coordination and Management Unit (RCMU) Directorat Pengairan dan Irigasi - BAPPENAS JL. Taman Suropati No. 2 Jakarta Pusat 10310 Tel: +62 21 3926186 Fax: +62 21 3149641 Program Coordination and Management Unit (PCMU) Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum JL. Inspeksi Cidurian Soekarno-Hatta STA 5600 Bandung 40292 Tel: +62 22 7564073 Fax: +62 22 7564073
S. Cipunagara
S. Ciliwung
Cib ad ak
270 264 257 251 245 232 214 200 190 187
K. Go lek
S. Ke lapa
Cirandu
S. Cipatujang
pel
Cig an da soli
Cih era ng
Cilandak
CIAMIS
Cika
Cihuju ng
wun
Bendung Leuwinangka
Cigarung an
ija
PURWAKARTA
an tin g
Cinenga h
Cib
Cic a
ranj an
ng
Cibed
S. Cib
il
alagu
S. Cijen
Cim
gkol
Cilea t
aja
nan
S. Cianom
Ciup ih
od
as
Cil
eu
leu
Cikaramas
S. C
S.
S.
Ciasem
iku nd
ul
Cipabela
Cikawung
Cikandung
an sok
S. Cim acan
S. C
Cib eb er
Cijere
SUMEDANG
minya k
p useu Cise
S. Ci
55 45 25 15 0
S. Ciawi
S.
S.
Cij
at
up
an
S. Cisangkuy
S. Cikapundung
www.citarum.org
Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu 6.614 km2. Populasi yang dilayani sebesar 25 Juta (15 Juta Jawa Barat, 10 Juta DKI). Populasi Penduduk di sepanjang sungai (Data BPS 2009) 15.303.758 (50% Urban). Tiga waduk buatan yaitu Saguling (1986) berkapasitas 982 juta m3, Cirata (1988) berkapasitas 2.165 juta m3 dan Jatiluhur(1963) berkapasitas 3.000 juta m3. Pembangkit listrik tenaga air di ketiga waduk tersebut menghasilkan daya listrik sebesar 1.400 MW (Data diolah dari Paparan Gubernur Jawa Barat pada Rakor Penanganan DAS Citarum dan Pasca Banjir di Jawa Barat, 6 April 2010).
S. Cijeruk
BANDUNG BARAT
S. Cis ok an
S. Ci
S. Citarik
mar
em
BANDUNG
y S. Cisangku
S.
Cir
as
ea
iku ja
Ciw ide y
S.
S. Cisangkuang
Cie
6000 - 7000
uri
Catatan: Segala informasi dan data yang tersedia dalam peta informasi ini seluruh keabsahannya menjadi tanggung jawab dan kewenangan instansi yang mempublikasikan data dan informasi ini.
PETA KEPADATAN PENDUDUK WILAYAH SUNGAI CITARUM
0 4 8 16 24 kilometer
rum S Cita
S. C
S.
9000 - 10000
Halaman 2
S.
Cidurian
Cih
on
je
KOTA BANDUNG
S. Ci
S.
S.
S. Cimanuk
110 100
S. Ciwidey
on Cik
da
ng Cij
am
bu
S. Cim
ega
Cibr
njun
g ndun kapu
S. Cibeureum
S.
uk
Cil
S. Citu
Cicuk ang
Cikalintu
S. Cigara
KOTA CIMAHI
g
Ciangk ep
n ko ng
ban
S.
112
Cim ah i
ea
Cisaranten
S. Cimahi
Wilayah Sungai Citarum seluas kurang lebih 12.000 km2 mencakup 12 wilayah administrasi kabupaten/kota di lingkungan Provinsi Jawa Barat, yaitu: Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten Sumedang, Kota Bandung, Kota Bekasi dan Kota Cimahi.
C S.
iod
en
S.
S. Ci ng para
a Cimet
Ciburu
Cil
en
yi
Cid
ad
ap
LEGENDA
0 - 500 500 - 1000 1000 - 2000 2000 - 3000 3000 - 4000
da
S. C ibo
haur
S. Ci
S. Cijuhung
S. Ciheas
Cil
ng
ruh Cike
CIANJUR
S.
S. Ci
S. Ci
tepu
S. Ci lala
we
S. Ci
Bendung Curugagung
utu Cil
nang
S. C
nusa
Ciko le
S. Cikundul
Dengan panjang sekitar 297 km, Citarum merupakan sungai terpanjang dan terbesar di Provinsi Jawa Barat. Sungai Citarum mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat khususnya di Jawa Barat dan DKI Jakarta. Air Sungai Citarum digunakan sebagai sumber air baku, irigasi pertanian, perikanan, sumber bagi pembangkit tenaga listrik tenaga air untuk pasokan Pulau Jawa dan Bali, serta sebagai pemasok air untuk kegiatan industri.
Gn. Wayang (2.181 m dpl) Gn. Gede-Pangrango (2.958 m dpl) Gn. Kendeng (1.854 m dpl) Gn. Burangrang, (2.064 m dpl) Gn. Tangkuban Perahu (2.076 m dpl) Bukit Tunggul (2.208 m dpl) Gn. Cangak (1.611 m dpl) Gn. Manglayang (1.600 m dpl) Gn. Mandalawangi (1.650 m) Gn. Mandalagiri (1.813 m) Gn. Malabar (2.343 m dpl) Gn. Patuha (2.454 m dpl) Gn. Waringin (2.140 m dpl)
Cisa at
BOGOR
S. Ciririp
S. Cikanjaya
S. C
ilele
uk Cibi
Bendung Cilalanang
s
Cikedon
TASIKMALAYA
anu
gkaop
Cil
gk ap
am
Cib
ang
an
S. Ci
ata
Cig
Bendung Cipamingkis
S.
ad
Cil
SUBANG
un
GARUT
kol dong
Ciw
idar
Bendung Pedati
Halaman 1
Bendung Cimacan
g
Cipodang
Cipam
ingkis
et S Cibe
Bendung Curug
iam S. C
S. C
Waduk Jatiluhur
ungai Citarum mengalir dari hulu yang berada di daerah Gunung Wayang, di sebelah Selatan Kota Bandung, menuju ke Utara dan bermuara di Laut Jawa.
Buaya
K. Ka le
S. Cikeo
s. C ika roko k
nte
SUMEDANG KUNINGAN
Sungai Gokdok
K.
Ga
ng
du
ng
S Cisewo
S. Cias
S. Cil
ma
KB
em
KARAWANG
K. Blaklak
amar an
PANDEGLANG
CIREBON
S. Ci
bula
Kali Watu
S. Bendung Walahar
Sa Bendung Curug
PURWAKARTA
Ka li W ag u
BOGOR
SUBANG
et S Cibe
p Ci
am
S. Cibeet s ki ng
SERANG
ar l. T
um
a ar Ut
KOTA JAKARTA BARAT KOTA JAKARTA UTARA KOTA TANGERANG JAKARTA PUSAT KOTA TANGERANG BEKASI KOTA JAKARTA TIMUR KOTA JAKARTA SELATAN KOTA BEKASI KOTA DEPOK
KARAWANG
T
INDRAMAYU
opografi Wilayah Sungai Citarum digambarkan dalam bentuk lahan atau morfologi yang dibagi dalam 3 bagian, yaitu bagian hulu, tengah dan hilir. Wilayah Sungai Citarum bagian hulu nampak seperti cekungan raksasa, yang lebih dikenal sebagai Cekungan Bandung. Elevasi Daerah Aliran Sungai Citarum bagian hulu berkisar antara 625 2.600 mdpl. Daerah tertinggi terdapat di bagian hulu Citarum, di sekitar Gunung Guha. Sedangkan di daerah tengah morfologi bervariasi antara dataran (elf 250-400 mdpl), perbukitan bergelombang lemah (elf 200-800 mdpl), perbukitan terjal (elf 1.400-2400 m dpl), dan morfologi tubuh gunung api. Bentuk morfologi Citarum hilir lebih didominasi oleh dataran, perbukitan bergelombang lemah dan terjal dengan variasi elevasi antara 200-1.200 mdpl.
16
24 kilometer
S.
Cib
ad
ar
du
li P Ka
an
cun
TEAM LEADER S.C 1.1 Roadmap Management (RCMU): Ngadirin TIM PENYUSUN: Koordinator & penyusun: Nancy Rosma Rini Pengolah Peta: Anjar D.Krisnanta, Kurnia Pramadhani Editor: Diella Dachlan, R.Wahyuningrat Foto: Candra Samekto, Diella Dachlan, Frederick E.Gaghauna,Ng Swan Ti, Steve Griffiths,Veronica Wijaya (Dok Cita-Citarum), Yoyo Budiman, internet (www.flicker.com)
rum S Cita
S.
n Bu
lan
S.
Cil
am
ay
a
S. Cip
unag
ara
Diproduksi oleh Cita-Citarum c 2011, Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi info@citarum.org
1.1 SUNGAI CITARUM DALAM WILAYAH ADMINISTRATIF 1.2 TOPOGRAFI WILAYAH SUNGAI CITARUM 1.3 INDEX & INFORMASI PETA 1.4 SUNGAI CITARUM DALAM PERSPEKTIF SEJARAH 1.5 PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM 1.6 POPULASI PENDUDUK DI WILAYAH SUNGAI CITARUM 1.7 SUNGAI CITARUM DI CEKUNGAN BANDUNG 1.8 KONSERVASI & KEANEKARAGAMAN HAYATI 1.9 SEJARAH BANJIR DI KAWASAN BANDUNG 1.10 PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM 1.11 DEGRADASI LAHAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM 1.12 EROSI & SEDIMENTASI DI WILAYAH SUNGAI CITARUM 2.1 POTENSI & PEMANFAATAN AIR 2.2 FUNGSI IRIGASI SUNGAI CITARUM 2.3 PERUBAHAN IKLIM & CURAH HUJAN 2.4 EKSPLOITASI PENGGUNAAN AIR SUNGAI 2.5 INTRUSI LIMBAH KE DALAM SUNGAI CITARUM 2.6 PENURUNAN KUALITAS AIR SUNGAI CITARUM 2.7 BANJIR SUNGAI CITARUM 2.8 CITARUM ROADMAP & ICWRMIP 2.9 SUNGAI MATI & FENOMENA DANAU TAPAL KUDA (OXBOW) 2.10 DATA SUNGAI, SUB DAS & BENDUNGAN
ng
ri
K. Nolai
s. C ige
ah
S. Perawan
K. lih Ga
S. C
ibu
gel
Cis ub ah
ng Kali Lia
Citapen
jambe
ambe S. Cij
S. Ci
ng
Bendung Barubug
S.
ko l
S. Ba
lulu
ilan s
gP
ayu
ng
Bendung Lebiah
Cij e
Bendung Pundong
da
INDRAMAYU
K. La
Bendung Cibeet
Bendung Gadung
K. Ba do ng
S.
K. Me
nir
lana
ng
kao S. Ci
C S. et ibe
Cib a od
S. Cib om ak
ng
S. Cil
ilala S. C wi
S. Cil ala i w
S. Cisent ul
ililin S. C
S. a Cih ru s
LEGENDA
Hutan Primer Hutan Sekunder Perkebunan Sawah
10
Jumlah aliran terbesar terjadi pada tahun 1992 sebesar 8,1 Miliar m3 & aliran terkecil 3,6 miliar m3
S. Cia
S .Sedari
ungai Citarum adalah sungai terpanjang dan terbesar di Provinsi Jawa Barat dengan aliran sepanjang 297 km. Sungai yang hampir membelah Pulau Jawa bagian Barat ini bersumber dari mata air Gunung Wayang (sebelah Selatan Kota Bandung), mengalir ke Utara melalui Cekungan Bandung dan bermuara di Laut Jawa. Kata Citarum berasal dari dua kata yaitu Ci dan Tarum. Ci atau dalam Bahasa Sunda Cai, artinya air. Sedangkan Tarum (Indigofera spec.div), merupakan jenis tanaman yang menghasilkan warna ungu atau nila yang digunakan sebagai bahan pencelup alami pada kain tradisional. Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua dan terbesar di Jawa Barat. Menurut catatan sejarah pada abad ke-5, bermula dari Jayashingawarman membangun sebuah dusun kecil di tepi Sungai Citarum yang lambat laun berkembang menjadi sebuah kerajaan besar, yaitu Kerajaan Tarumanegara. Sejak jaman dahulu Citarum sudah memainkan peranan penting bagi kehidupan sosial masyarakat terutama bagi masyarakat di Jawa Barat. Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda (pergantian nama Kerajaan Tarumanegara pada tahun 670M) menggunakan Sungai Citarum sebagai batas wilayah kekuasaannya. Hal ini berulang lagi pada sekitar abad 15, dimana Sungai Citarum sebagai batas antara Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Banten. Bahkan hingga saat ini Sungai Citarum juga digunakan sebagai batas administratif, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Ciamis misalnya. Sedangkan di jaman pemerintahan Belanda, Sungai Citarum berperan menjadi penghubung antara daerah pedalaman dengan pesisir untuk membawa hasil pertanian dan perdagangan.
G. Tangkubanparahu G. Burangrang
Ci M eta
gem
**Klasifikasi Segmen DAS Citarum Hilir, Tengah & Hulu Cikao, DTA Jatiluhur, Cibeet, Citarum Hilir Citarum Hilir Citarum Tengah Cikundul, Cisokan, Cimeta Cikapundung-Cipamokolan, Cikeruh, Cisangkuy, Cisarea, Citarum Hulu Ciwidey, Tubuh Air (Waduk), Ciminyak, Cihaur, Citarik
Sub DAS
S Sedari
S. Cia
46.074
S. C isa ga
15
Kedaung
16
24
32 kilometer
5.000
et S Cibe
1963 1964 1965 1966 1967 1968 1969 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Cikedong
ng
Cihuju
Cika
Cibiu
Candi Jaya, salah satu bangunan candi di kompleks percandian Batu Jaya yang terletak di hilir Citarum tepatnya di Kabupaten Karawang dengan areal seluas 25 km2 diduga merupakan kompleks Candi Budha-Hindu tertua dan perbesar di Asia Tenggara (atas). Batu Prasasti Ciareunteun di Bogor, manjadi salah satu bukti luasnya daerah kekuasaan pada masa Kerajaan Tarumanegara (kiri bawah).
amb
S. Cipatujang
pel
sol
ng
S. Ci
Cipodang
S Cib
an
Cih
Cilandak
ong
un
ng
125
S. Cisangku
0.57%
10.25%
kol
Cig
Pangkalan
S. C
Bendung Cimacan
ad
Bendung Pedati
ang
S. Ci
iam
era
da
S.
Cij
120
Hulu
S. C
S. Ciawi
S. Cij
en
S. Cijeruk
Cikopo
i
Sa
S.
Cidurian
Bendung Barubug
S.
gk ol
115
S. B
alulu
rumTi luran Ta
mur
15.84% 9.87%
Cipam
seus
at
ingkis
e ijamb
eet
minya
up
Bendung Curug
an
Bendung Pundong
Bendung Lebiah
30,472 19,029
1,064.9 244.1
139.4 490.1
1,269.1 875.1
2,473.4 1,609.3
o Cih
nje
KOTA BANDUNG
S. Ci
S.
S.
S. Cimanuk
Pabuaran
on Cik
m ija
S. Cim
ega
kapu
ang
ng Bu
ng
alan
Citapen
a Kali Li
Ba
S.
K.
ndun
Cikampek
Sukatani
ayu gP
da
ng
bu
Cibr
njun
uk
110
DAS CIRANDU
ng
Cij
INDRAMAYU
Kedungdawa
S.
Cil
en
Cicuk ang
K. L
197.1
Cikalintu
K.
27,981
S. Cigara
KOTA CIMAHI
S. Citu g
Ciangk ep
Ga
lon
Cis
Bendung Cibeet
Bendung Walahar
DAS CIKAROKROK
K. Me
nir
do
on gk
ban
S.
Cim
Bendung Cijengkol
Bendung Gadung
ah
Cike
ea
Cisaranten
o gg
ub
ara
105
Utara
Ciredak
DAS CIGEMARI
Luas (ha)
S. Ciheas
ng
S. Perawan
Air Laut Air Tawar Belukar/Semak Empang Gedung Hutan Hutan Rawa Kebun Pasir Darat Pasir Pantai Permukiman Penggaraman Rawa Rumput/Tanah Kosong Sawah Irigasi Sawah Tadah Hujan Tanah Berbatu Tegalan/Ladang
K. Blaklak
amara
sem
S Cisewo
era
S. Cim
1,031 10,278 6,059 3,630 22,629 17,829 14,989 20,814 21 1 262 739 93 26,143 19,098 26,544 357 32,209 541,717 38,953 20 27 331 28,321 18,042 37,603 473 688 4,650 1,036 28,947 48,086 13,500 18,289 129 93 23,809 37,764
kok
ng Kali Lia
jambe
S Cib
Ka li W ag u
Cib an ten g
Ci ba da k
70 75
Cisa at
Rawamerta
Kali Watu
Cigarung an
er
ng
Wadas
acan
0.01%
80
DAS CIBADAK
KARAWANG
PURWAKARTA
an tin g
Cib
S. Ci
S. Cib
eb
lala
Cilamaya
S.
ija
we
S. Ci
nang
ulan
S. C
nusa
Ciko le
n Bula
S.
am Cil
ay
S. Cip
ara unag
28%
BOGOR
S. Ciririp
S. Cikanjaya
S. C
ilele
Cibi
Cika
Cihuju ng
Majangan
wun
Bendung Leuwinangka
uk
Bendung Cilalanang
as
Cikedon
be Cijam
S. Ci
S. Cipatujang
Cig an da soli
eet
am
anu
gkaop
65
Cil
Ka
an li P
Cilandak
20%
gk ap
ang
an
S. Ci
ata
Cig
S.
ad
Cil
Sumurgede
Bendung Cipamingkis
SUBANG
kol dong
cun
Cih
Bendung Cimacan
un g
Ciw
a idar
Cipodang
iam S. C
era
S.
pel
ng
Cipam
ingkis
et S Cibe
60
Cib
Cij
Bendung Barubug
S.
gk ol
Rengasdengklok
en
r da
du
Laut
Citapen
S. Perawan
Cis
Jawa
S. Ba
lulu
ilan s
gP
ayu
ng
Bendung Lebiah
K. La
55
K.
Ba
Bendung Cibeet
Bendung Walahar
S.
do
Bendung Cijengkol
Bendung Gadung
K. Me
nir
lana
ng
ika ro
lapa
K. G
Ka le
S. Ke
s. C
50
Cirandu
Buaya
ah
K.
K.
ole
nte
Ga
ng
45
Sungai Gokdok
du
ng
S Cisewo
S. Cias
S. Cil
s. C
PENGGUNAAN LAHAN DI DAS CITARUM (Ha)** Jenis Tutupan Lahan Hilir Tengah Hulu
Cib
30
amar an
ige
KB
ma
em
KARAWANG
K. Blaklak
ri
(juta m3)
S. Ci
bula
Kali Watu
4.000 3.000
S.
a Cib
da
rd
ua
li Ka
Pa
ncu
ng
2000
Ka li W ag u
n Bu lan
2005
2010 2015
S. Cip unag ara
2020 2025
awasan Bekasi dan Bandung merupakan daerah yang mengalami perkembangan pembangunan dan pertumbuhan penduduk sangat cepat. Urbanisasi serta pengembangan kegiatan industri selalu diikuti dengan berkembangnya kawasan permukiman. Implikasinya adalah banyak kawasan hijau atau daerah resapan air yang beralih fungsi menjadi kawasan terbangun. Sedangkan peningkatan kegiatan industri dan jumlah penduduk ini akan memberikan dampak yang signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan air. Berdasarkan standar kebutuhan air untuk kawasan perkotaan saat ini adalah 150-170 l/orang/hari**.
** Petunjuk Tehnis Perencanaan Rancangan Teknik Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan, PU - Dirjen Cipta Karya, 1998
JUMLAH PENDUDUK DI WILAYAH SUNGAI CITARUM 2007-2009 (jiwa)
Kota Cimahi Kota Bekasi
547.863 532.114 518.985 2.176.143 2.128.384 2.084.381 2.414.704 2.390.120 2.361.312 1.540.434 1.531.072 1.493.225 2.121.122 2.076.146 2.032.008 2.134.389 2.112.433 2.073.356 819.005 809.962 789.272 1.486.412 1.476.405 1.456.077 1.827.378 1.811.764 1.795.372
2009 2008 2007
gem
ad
ng
ak
S.
Cil
am
S.
ay
K. Nolai
ah
ub
Bendung Curug
S.
Bendung Pundong
da
INDRAMAYU
Bendung Pedati
49%
S. t ee Cib
r
Bendung Curugagung
Cil utu
Pamanukan
Sungai Gokdok
Cikaramas
KB
rok ok
ng
long
Cika
S. Ke
53 26,679
aya
Cil
ruh
CIANJUR
S.
S. Ci
mB
Saluran Tarum
ah
DAS SUKAMAJU
SUB DAS
S. C
haur
Sangat Tinggi
S. Cijuhung
S. Ci
tepu
K.
Cirandu
lapa
Ka le
s. C
K.
28,267
Go
nT aru
da
Sa
ibo
lura
100
Sukamandi
ika
S. C DAS BUGEL
g ibu
el
Eretan Wetan
Luas Potensi Banjir Tinggi Sedang Total Luas Potensi Banjir 657 260.8 199.1
S.
Cio
de
S. Ci
S. Ci para ng
meta
Ciburu
nte
ng
Cibed
a .G
lek
il
Sukra
K. Ga lih
Cilea
110,878
ah
Ciasem
ng
n du
Patrol
S.
gu Cibala
S. Cijen
Cim
gkol
Cic
aja
Ciup
ana
DAS SEWO
S.
Cib
S. Cianom
ng
ih
od
S. as
Ciasem
DAS CIREUNGIT
Cinenga
4,065
Sa Karawang lu 85 ra n Ta r 90 95 um Ut am
S. Cil
S. Cia
awa
Cih
DAS CIBANTENG
iku nd
ul
Cipabela
Cikandung
S. C
Cijere
SUMEDANG
Cib
Cil
eu
leu
Cikawung
Kota Bandung
Cid ad ap
Cil
y en
BANDUNG BARAT
S. Cis ok an
eup
S. Ci
S. Citarik
Kab. Subang
mar
em
Kab. Indramayu
BANDUNG
S. Cir as ea
ng
K. lih Ga
S. C
ibu
gel
S. Ci kao
S. Cib om ak S. Cil
ng
S. C ilala
S. Cisangkuang
am
an
ata
Cig
29.65%
S. Cid
S.
Cil
S.
SUBANG
DAS CIBODAS
kaop
Cik uja
Cil
Cib
DAS CIMALAYA
Kalijati
Cih
g
Gantar
anu
gk ap
DAS CIASEM
W. Cipancuh
K. Nolai
wi
S. Cil ala w i
S. Cisent ul
S. C ililin
Kab. Sumedang
S. Cie
uri
S. Cih aru s
DAS CIDONGKOL
Sukaslamet
S. Cikapundung
S. Cimahi
Ciup
S. Cipamalokan
Cilea
Cic
ng ndu
Hulu
Cibr
apu . Cik
S. Cimanuk
Cigarung
ija
we
Bendung Curugagung
Cil
Cidurian
S. Cisangkuang
Ciw
S.
Cianjur
S.
S. Cijeruk
BANDUNG BARAT
S. Cis ok an
Cidurian
Letusan Gunung Tangkubanparahu (anak Gunung Sunda) materialnya melebar ke Selatan hingga ke dekat Citarum di sekitar Curug Jompong sekarang. Materialnya kemudian mengisi lembah-lembah yang menyebabkan danau raksasa tersebut terbelah menjadi dua yaitu Banau Bandung Purba Barat dan Danau Bandung Purba Timur. Kejadian evolutif dan aliran air anak sungai yang aktif menyebabkan adanya patahan dan kawasan yang amblas sehingga semenjak 16.000 tahun yang lalu air di dua Danau Bandung Purba ini pun mulai menyusut. Tempat susutnya Danau Bandung Purba di ada di Curug Jompong.
acan
S. Cijeruk
inya k
an g
use
S. Cim
tu p
il Cibed
ng
S. Cib
alagu
S. Cijen
Cim
gkol
Cilea t
G.Sanggar
Cic
G.Guntur
up
260
S. Cianom
275
aja
Ciup ih
ana ng
G.Tilu
Tengah
265
Cib
od
as
Cil
eu
leu
Cikaramas
G.Patuha
S. Citarik
S.
S.
Ciasem
Cinenga
245
270
Cicalengka
iku nd
ul
Cipabela
Cikawung
Cikandung
G.Malabar
ise S. C
Ci
S.
d Cio
ja
en
S. Ci
S. Ci para ng
meta
S.
da s
ibo
S. Ciawi
S. C
haur
tepu
Ciburu
Hilir
uy S. Cisangk
ng
Cik uja
S. Cisangkuang
S. Ciw
300
LEGENDA
Hutan Lindung Hutan Produksi Hutan Produksi Tetap Penggunaan Lain
S. Ciawi
0 cm
Fosil binatang purba seperti Gajah (Elephas Maximus), Badak (Rhinocerus Sondaicus) dan tapir (Tapirus Indicus) serta gigi Kuda Nil (Hippopotamus) juga pernah ditemukan kawasan Rancamalang, Cipeundeuy dan kawasan Cekungan Bandung lainnya. Ini menjadi bukti bahwa di sekitar kawasan Danau Bandung Purba pernah dihuni oleh hewan-hewan purba.
Cihuju
Kondisi ini lah yang kemudian mendorong Bupati Bandung R.A Wiranatakusumah II (1794-1829) memindahkan ibu kota kabupaten dari Krapyak ke daerah Kabupaten Bandung bagian tengah (pusat kota Bandung sekarang).
Sumber grafis: Bobby Wibowo/ITB/2004
Cig ad un g
Cilandak
anu
at
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM (ha) tahun 2000 - 2010
Sawah Beririgasi Bangunan Lain Permukiman Badan Air Mangrove Rawa Hutan
146 146 629 625 -4 -2,428 321,127 318,699 205,314 197,507 -23,875 26,411 35,456 9,045 40,051 23,725 23,725 277,458 253,583
Cikedon
gkaop
Cil
gk ap
am a
Cib
ang
Cil
an
tan
Bendung Cipamingkis
S.
SUBANG
dong S. Ci
Sedangkan di kawasan hulu dimana 40% penduduknya masih tergantung pada kehidupan agraris, mengalami peningkatan area pertanian seluas 31.000 Ha dari tahun 1992 sampai dengan 2010. Di tahun yang sama, terjadi penurunan luasan hutan di hulu Citarum seluas 45% dari seluas 35.000 Ha menjadi 19.000 Ha.
Sungai Gokdok
kok
lek
ika ro
Cirandu
Go
lapa
Ka le
K.
nte
Ga
du
ng
ah
ermasalahan banjir khusunya di daerah Bandung yang sudah terjadi sejak jaman dahulu tidak lepas dari faktor geologis dan topografis. Bentukan Cekungan Bandung menyerupai mangkuk yang merupakan sisa dari proses menyusutnya danau Bandung Purba, menyebabkan kawasan ini hampir selalu mengalami permasalahan banjir terutama pada musim hujan.
S.
Cib
S. Ciliwung
ad
ar
ua
et
S Cibe
li Ka
Pa
ncu
ng
Kali Watu
awah Ciba
S. Ci
bu
S.
Bu lan
Cib
lan
amar
KB
ma
S. Cias em
KARAWANG
K. Blaklak
an
S.
Cil
y ma
a
S. Cip
unag
ara
Bendung Walahar
S.
Bendung Curug
Sa
ad
nte
ar l. T
um
ri
S Cisewo
ige
ng
S. Ke
aya
K.
S. C
s. C
K.
ibu
gel
Cis
Citapen
Kali Lia
jambe
S. Ci
Bendung Barubug
soli
S.
ambe
gk ol
S. Ba
lulu
S. Cipatujang
S Cibe
el mp . Cia
ng
an
Cih
Cika
wun
Bendung Leuwinangka
uk Cibi
Perkembangan urbanisasi yang tidak seimbang dengan ketersediaan lahan, menyebabkan alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan peruntukan lahan yang seharusnya.
BOGOR
Bendung Cimacan
kol
Cig
Ciw
idar
Cipodang
Cipam
ingkis
Bendung Curug
et
Bendung Pundong
era
da
Pa
yun
K. La
K.
Ba
Bendung Cibeet
Bendung Walahar
S.
do
Bendung Cijengkol
Bendung Gadung
K. Me
nir
Bendung Lebiah
S. Cij
Cij
INDRAMAYU
Bendung Pedati
ng
Cinenga
il Cibed
ng
Ciup
195,078
Cilea
S. Cib
alagu
S. Cijen
Cim
gkol
Cic
aja
ana
S. Cianom
ng
Cikawung
gna
143,127
Cib
ih
od
as
Cil
eu
leu
Cikaramas
S.
S.
Ciasem
iku nd
ul
Cipabela
Cikandung
S. C
Cijere
SUMEDANG
jna riC
Cekungan Bandung merupakan cekungan yang dikelilingi oleh gunung api dengan ketinggian rata-rata 650 m dpl sampai dengan 2000 m dpl.
acan
PENURUNAN LAHAN SAWAH IRIGASI TEKNIS & IRIGASI SEMI TEKNIS DI WILAYAH SUNGAI CITARUM tahun 1985 - 2010
S. Ciririp
S. Cikanjaya
S. C
Cisa
ilele ija
S. Ci nusa
Bendung Cilalanang
le
as
Cigarung
lala
we
Bendung Curugagung
er
Cil
nang
Ciko
S. C
PURWAKARTA
g tin an
ibo da
1985
S. Ci tepu
366.856
CIANJUR
S.
Cio
de
S. Ci
S. Ci para ng
meta
Ciburu
ng
Cil
en
yi
Cid
ad
ap
S. Cijuhung
S. Ciheas
Cicuk ang
S.
Cidurian
Cih
on
je
KOTA BANDUNG
S. Ci
S.
S.
S. Cimanuk
on Cik
Cij
S. Cim
kapu
n da
u mb
Cibr
njun
g ndun
S.
uk
Cil
g en
Cikalintu
48.196
S. Cigara
KOTA CIMAHI
S. Citu ega
Ciangk ep
7.800
n ko
ban
S. Cim
ah
Cike
ea
Cisaranten
Cil
ruh
S.
S. Ci
Kerusakan DAS terutama pada DAS hulu yang diakibatkan antara lain karena penebangan liar, pengolahan lahan yang kurang tepat, kemudian menimbulkan dampak terjadinya tanah longsor, erosi dan sedimentasi. Lahan Kritis di DAS Citarum Hulu (Cekungan Bandung) diperkirakan seluas kurang lebih 46.543 Ha atau sekitar 20% dari luas Cekungan Bandung (234.088 Ha). Lahan kritis di Citarum Hulu tersebar di DAS Ciminyak, Cihaur, Cikapundung, Citarik, Cirasea, Ciwidey dan DAS Cisangkuy. Luas lahan di wilayah daerah tangkapan/cathcment LUAS LAHAN KRITIS area yang perlu direhabilitasi DI WILAYAH SUNGAI CITARUM 2009 seluas 22.326,12 Ha. 3%
S. Perawan
lana ng
S. Cil
s. C
ah
ng Bu
ub
ng
Waduk Jatiluhur
en
Waduk Cirata
an
S. Cim
o Cis
n ka
1.1
S. Ci
Cib
eb
0.63 Cimeta
Ciminyak
Waduk Saguling
1.13
S. C
53%
haur
13%
S. Cipunagara
Kerusakan ekosistem di muara Sungai Citarum terjadi karena penumpukan sedimentasi, limbah dan perubahan fungsi lahan oleh manusia (kiri). Selain itu tercemarnya air Sungai Citarum juga diakibatkan masih adanya sanitasi-sanitasi sederhana di sepanjang sungai (kanan).
Luas tambak di daerah Babakan Jampang muara seluas sekitar SUB DAS CIWIDEY 4.300 Ha terletak di sekitar Muara Bendera & Muara Gembong. Saat ini, sekitar 2.500 Ha areal tambak terancam terkontaminasi akibat rendahnya kualitas air Sungai Citarum serta tingginya sedimentasi.
y ide S.
295
Cie
ur
o Cih
nje
KOTA BANDUNG
S. Ci
Marujung
S.
S.
S. Cimanuk
Cij
am
S. Cim
ega
kapu
Ciwidey
CISANTI
310
305
79,784 Hampir setiap terjadinya banjir selalu Sumber: Rencana Pengelolaan DAS Citarum Terpadu BPDAS Citarum-Ciliwung 2009 meninggalkan lumpur seperti yang terjadi di Cieunteung Bandung. Keterangan: Skala yang tertera mungkin berbeda pada beberapa jarak & ukuran. Untuk analisa & perencanaan yang bersifat detail & teknis dapat menghubungi instansi-instansi yang berwenang mengeluarkan data & peta tersebut.Tingkat klasifikasi sungai yang tertera di peta sampai dengan sungai ordo 3 berdasarkan 7 klasifikasi ordo sungai oleh Puslitbang Air PSDA PU. Peta tematik ini diambil dari berbagai sumber & diolah oleh tim RCMU. Peta juga tersedia dalam bentuk Data Spasial Digital (GIS). Untuk mendapatkannya dapat menghubungi info@citarum.org.
ng
bu
ndun
njun
Cibr uk
Sumber: Hasil overlay studi-studi pada Dinas PSDA Prov Jawa Barat oleh BBWS Citarum
2905
S.
e Cil
S. Citu
Cicuk ang
ng
Cikalintu
S. Cigara
KOTA CIMAHI
Ciangk ep
Aliran S. Cisangkuy W. CIBINTINU Volume: 210.141 m3 Genangan: 3,48 Ha W. SANTOSA Volume: 21.006.375 m3 Genangan:71,87 Ha
240
S. C
S. Cim
250
255
773,001 1,023,891
PURWAKARTA
in nt g
Cib
235
er
Rancaekek
Cijere
SUMEDANG
Cil
en
yi
Cid
ad
ap
S. Ci
eb
lala nang
Ciko
Cileunyi
nu S. Ci
an
S. Cikanjaya
Cisa
G.Bubut
Ci
at
Banjaran
G.Mandalawangi
Cihuju
Majalaya
Cibi
210
Cika
wun
ng
Bendung Leuwinangka
uk
Cikedon
uk
ide
Ciparay
Cekungan Bandung merupakan cekungan (basin) i Jambu C yang dikelilingi oleh gunung api dengan ketinggian 650 m dpl sampai lebih dari 2000 m dpl. Sekitar 105.000 tahun yang lalu Citarum terbendung oleh letusan dasyat Gunung Sunda yang kemudian membentuk Danau Bandung Purba. Makin lama paras air danau makin tinggi, diketahui sekitar 36.000 tahun yang lalu paras danau tertinggi mencapai 725 m dpl.
S. Cimeta
Cibed
S. Cidurian
Ciburu
amar
S. Cikeru
185
Sungai Gokdok
Jua
Mi
ng
ihau
Citapen
Kali Lia
na
Cisaranten
S. Cipatujang
Cike
S. C itar
Cilandak
Ciangk ep
Cikalintu
Cicuk ang
Cil
gk ap
205
Tanjungsari
230
ah
n ko
ban
S. C
im
S. Ci minya
eup
S. Ci
S. Citarik
seus
S. Ci
S.
Cij
at u
pa ng
mar
em
BANDUNG
S. Cisangku
S.
Cir
as
ea
ng
Ci
285
Cikeruh Ciminyak Cirasea Cisangkuy Citarik Ciwidey Cikundul Cimeta-Cilangka Cisokan-Cibalagung Cikao DTA Jatiluhur Cibeet Citarum Hilir
19,029 32,575 38,110 34,159 22,951 22,169 25,737 32,714 118,627 22,072 41,416 102,893 140,649
6,659,086 15,443,496 18,403,774 24,930,983 9,441,560 12,556,520 3,082,639 4,468,163 8,945,669 1,831,273 2,966,228 7,295,138 755,664
an
Cig
Cil
am ata n
Bendung Cipamingkis
S.
SUBANG
ad un
Soreang
ko dong S. Ci
S.
Cukapundung-Cipamokolan
30,472
13,698
1,023,347
an
Cih
Bendung Cimacan
g
Cig
Ciw
a idar
Cipodang
Cim
iam S. C
Ci
S Cibe
ik
era
da
Sa
ah
pel
soli
ng
200
Cipam
ingkis
et
S.
S.
uy gk
U AR CI T
S. Ciheas
jambe
La
S. C
W.
be Cijam
W.
Cicalengka
Cihaur
27,981
11,212,448
857,446
S. Ci
Ci
gk ol
195
ruh
S. C
Ci
S. Ba
lulu
ilan s
gP
ayu
ng
Bendung Lebiah
Bendung Curug
da
Cij
INDRAMAYU
en
Bendung Pedati
K. La
K.
Ba
S.
Ci Tarik
SUB DAS
Luas (ha)
Sedimentasi (ton/tahun)
S. Perawan
itep u
S. C
ng Bu
ub
Cis
Bendung Cibeet
Bendung Walahar
do
Bendung Cijengkol
Bendung Gadung
K. Me
nir
lana
G. Baleud
ng
BANDUNG BARAT
kok
da
lek
ika ro
Cirandu
lapa
Go
Ka le
K.
nte
Ga
ng
du
ah
CURUG JOMPONG
ny a
ah
ng
190
LUAS POTENSI EROSI & SEDIMENTASI DAS SUNGAI CITARUM HULU 2009
ng
S Cisewo
ige
S. Cias
Cil
KB
ma
em
KARAWANG
K. Blaklak
UM Batujajar Ci Pa tik
nte
Cib
Kali Watu
awah Ciba
yi en
ng
S.
d ida
ad
il
S. Ci
bula
n Bu
lan
ng
ap
an
Sangat Ringan
S Cibe
itarum merupakan sungai purba. Berhulu di Gunung Wayang Kabupaten Bandung (1.700 m dpl) melewati dasar cekungan dan mengalir menuju Waduk Saguling, kemudian bermuara di pantai utara Pulau Jawa tepatnya di Kabupaten Karawang.
Pe m
Cikaramas
Ci
Ciasem
Be
ng
ana
ak
Ka li
CI T AR
Ci Haur
Cimahi
ih
ap Ci K Dago
Cinengah
Cisalak
Cikandun
Cisa
W. Jatiluhur
S. C ilel
Purwakarta
wun
un i
Bendung Leuwinangka
Subang
Sumber: PODES - BPS Provinsi Jawa Barat 2008, Diolah Team RCMU
le
Cigarung
ilala
U
0 km 10
acan
S Sedari
160
S. Cim
S.
Bukit Tunggul
un du ng
155
m Ciage
Lembang
ur
um
G. Manglayang
W ag
Aliran S. Cikapundung W. CIKUKANG 3 Aliran S. Cimahi Volume: 319.000 m W. SUKAWANA 3 Genangan: 15,29 Ha Volume: 718.770 m Genangan: 40,70 Ha W. CIAWIRUKA Status: Identifikasi W. CIPANENGAH Aliran 1, 2, 3 S. Cimeta Status: Identifikasi W.CIMETA 3 Volume: 970.288 m Genangan: 10,80 Ha
ija Aliran we Bendung Curugagung r S. Cidurian SUB DAS CIKASO Bojongkole Plered W. CIKUDA Volume: 895.000 m3 Aliran PURWAKARTA Genangan: 5,37 Ha S. Cimapalokan W. CIKAWARI Sangalaberang Wanayasa W. SEKERENDE m3 Volume: 288.000 m3 Volume: 593.000Ha S. C iku Genangan: 1,73 Ha Genangan: 3,56 ndu Cipabela Pacet l W. TARETEP S. S. Cikalongkulon W. TUGU Cib Cil m 3 Volume: 610.000Ha3 Cipanas eu od W. Cirata Volume: 1.850.000 m Genangan: 3,56 leu as y Ciater Genangan: 1,11 Ha S. Cianom Cikalongwetan SUB DAS CIKUNDUL aja Aliran S. Cikeruh Cim S. Cij n engk W. CIKALIMIRING 3 alagu ol S. Cib Volume: 733.000 m g en Genangan: 4,65 Ha iod eta C Cianjur S. S. Cim Lembang Aliran Ciranjang g aran S. Citarik S. Cip Ngamprah SUB DAS CIMETA W. CITARIK SUB DAS CIKAPUNDUNG S. Cijuhung Volume: 307.468 m3 Genangan: 37,63 Ha Padalarang S. CIANJUR Cil BANDUNG ea KOTA t TIMUR W. LEUWILIANG BANDUNG Volume: 10.540.000 m3 g Genangan: 63,24 Ha n raba on S. Ciga KOTA CIMAHI gk SUB DAS CISOKAN en Cimahi W. CIGUMENTONG 3 Cil Batujajar S. Citu BANDUNG SELATAN S. njun Volume: 1.650.000 m g Ujung Berung Bandung u Genangan: 9,90 Ha S. Cim mb W. Saguling Cibeber ega ija .C S W. CIMULU ng Aliran da je KOTA BANDUNG Volume: 2.310.000 m3 on Cililin on S. Citarum Hulu Cik Cih Genangan: 13,88 Ha S. S. W. CIKITU BANDUNG BARAT SUB DAS CIMINYAK Volume: 51.839 m3 Genangan: 1,25 Ha S. C S. ima Cis rem ok W. WAKAO e an 3 Soreang Volume: 94,045 m RENCANA WADUK Campaka Gununghalu Genangan: 1,85 Ha Ciparai Banjaran WADUK EKSISTING Majalaya W. CIBODAS 3 a Volume: 31`7.969m BANDUNG se ra Genangan: 5,79 Ha Ci S.
an
e
inu S. C sa
at
Bendung Cilalanang
Ciko
nan
S. C
16
24 kilometer
eb
S. C
Cib
Luas (ha)
DAS CIPUNAGARA
Karangbungur
400.000
S Cita
500.000
49,2%
165
Cijere
SUMEDANG
17,6% 1,8%
17,5%
S. C
isa
ga
13,9%
S. Cib ad ar du a
D
S. Cil am ay a
ao S. Cik
eru Cik
Cikawung
er
et
Ringan Sedang
Berat
Sangat Berat
ri
S. Cil
s. C
S. Cib ee t
Cib od as
< 15
15-60
60-180
180-480
>480
Ka
a li P
ncu
ng
ua taman nasional yaitu Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (15.000 Ha) dan Taman Nasional Gunung Halimun (40.000Ha) terletak di Wilayah Sungai Citarum. Gunung Halimun merupakan salah satu kawasan hutan hujan tropis yang masih tersisa di pulau Jawa, sedangkan Gunung Gede Pangrango yang diselimuti dengan vegetasi pegunungan merupakan salah satu kawasan hutan hujan utama di Indonesia. Gunung Gede merupakan sumber dari beberapa mata air sungai yang menuju ke Teluk Jakarta dan bermuara di Laut Jawa, termasuk salah satunya adalah Sungai Citarum.
S. Cip unag ara
Cil
utu
ng
S.
S. C
S.
Ci
ba
Ci
la
ilal
m ko
nt
aw
in
Ci
so
an
S. Ciririp
S. C
ilele
sa
S. C
S. Cijuhung
ea
Cisaranten
Cil
h keru
CIANJUR
S.
Cik uja
S.
ide
Cie
S.
uri
Luas Cekungan Bandung = 234.088 Ha, luas lahan kritis (2009) 46.543 Ha (20%) (BPLHD Prov Jabar 2010). Lahan Kritis adalah lahan yang berada di dalam dan di luar kawasan hutan yang sudah tidak berfungsi lagi sebagai media pengatur tata air dan unsur produktivitas lahan sehingga menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem DAS.
Mangrove
Hampala, Macrolepidota 1 (Valenciennes, 1842)(1). Ikan Hampala di Jawa Barat disebut Hampal, di JawaTengah disebut Palung, sedangkan 2 di Kalimantan & Malaysia dikenal sebagai Sebarau. Selain unik dan cantik dipajang di aquarium, ikan yang sulit ditemukan di kolam atau di toko aquarium ini sangat mengasyikan untuk dipancing. Tarikannya khas dan luar bisa menantang, umpannyapun tidak bisa menggunakan cacing atau umpan mati lainnya. Engkang-engkang (Holobates Keyanus) (2) & Kijing (Pilsbryoconchaexillis) (3) bisa dijadikan sebagai bioindikator yang menandakan kualitas air masih baik. Selain itu beberapa vegetasi khas dari Sungai Citarum saat ini sudah sangat sukar ditemukan, salah satunya adalah tanaman Tarum Areuy (Marsdenia Tinctorial R.BR) (4).
K. Nolai
K.
K.
S. C ibu gel
S. Cisen
tul
Ga
ibo
s. C
K.
lih
S. Ke
aya
kao S. Ci
Bendung Cilalanang
le
S. Cib ee t
as od Cib
S.
S. Ciheas
S. Ci
S. Ci
S. C
om ak Cib
ng utu
C S.
ilili
ila
il S. C
wi ala
a Cil S. la w i
ul S. Cisent
S. C ililin
ru s
S. Cih aru s
egiatan sosial ekonomi khususnya di Daerah Aliran sungai Citarum berkembang sangat cepat. Pesatnya proses urbanisasi dan tingginya tingkat pertumbuhan penduduk berdampak pada terjadinya konversi lahan dari lahan non terbangun menjadi kawasan terbangun, terutama sebagai kawasan permukiman dan industri. Kawasan Bandung dan Bekasi merupakan daerah yang mengalami laju perkembangan pembangunan perkotaan yang cukup pesat. Dalam kurun waktu 1985-2001 terjadi penurunan sebesar 14,68% luas sawah beririgasi dimana lahan sawah seluas 415.025 Ha turun menjadi 354.082 Ha.
16
24 kilometer
S. C
isa
ga
AS Citarum dengan luas 6.614 km2 atau 22% luas wilayah Jawa Barat bersifat strategis karena merupakan sumber mata air yang menyangga keberlanjutan fungsi Bendungan Saguling, Cirata dan Jatiluhur. Kondisi DAS Citarum saat ini mulai menurun, dan tidak dipungkiri akan berdampak pada terjadinya banjir, kekeringan dan terhambatnya suplai air untuk kebutuhan irigasi, industri, rumah tangga maupun pembangkit listrik.
Sub DAS
a ar Ut
rosi adalah proses terkikisnya lapisan atas tanah oleh air hujan yang dipengaruhi oleh erodibilitas tanah, erosivitas hujan, kemiringan lahan, jenis vegetasi, dan manajemen budidaya tanaman. Sedangkan sedimentasi adalah besarnya endapan yang masuk ke dalam sungai akibat erosi lahan. Prosentase areal dengan tingkat erosi berat dan sangat berat (>180 ton/Ha/th) adalah sebesar 31,4% dari luas WS Citarum. Komunitas agraris di Hulu Citarum masih memilih pola tanaman sayuran yang mempunyai pola tanam singkat dan tidak mempunyai kemampuan untuk mempercepat peresapan air ke dalam tanah karena biasanya tanaman ini tidak mempunyai akar tunjang yang mampu menahan tanah dari bahaya erosi. Longsoran pada tebing umumnya terjadi dengan ketinggian lebih dari 2m dengan kemiringan lebih dari 50%. Kadar erosi yang semakin tinggi mengakibatkan sedimentasi di palung sungai, waduk, bahkan masuk ke jaringan prasarana air. Laju sedimentasi di Waduk Saguling (1988-2009) mencapai 8,2 juta m3/tahun, sedimentasi di Waduk Cirata (1988-2008) 6,4 juta m3/tahun dan di Waduk Jatiluhur (1987-1997) 1,6 juta m3/tahun (Sekretariat pelaksana koordinasi tata pengaturan air Sungai Citarum, 12 Jan 2010).
Ka li
W ag
ng
ak
K. Nolai
K. Ga lih
1.42
S. Ci kao
S. Cijeruk
2010
se S. Ci
S. Ci
S. Ciawi
Semak Belukar
2.000 571
1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002
S.
Cij
at
4.000
322.461 30.621
minya
up
ok an
useu
an g
S. Cisangkuang
S.
Rumput Kebun
Kawasan Dayeuh Kolot Bandung hampir menjadi langganan banjir apabila musim hujan tiba.
Ciw
S.
y S. Cisangku
ng
Cik uja
ide
S. e Cib et
Cib od
1.32
C S. om ak ib
ng utu
S. Cil
S. C ilala wi
S. Cil ala w i
S. Cisent ul
S. C ililin
BANDUNG BARAT
S. Cis
S. Ci
S. Citarik
mar
em
BANDUNG
S.
Cir
e as
S.
Cie
uri
Lahan Kosong
Sumber: BPS, PU-PSDA pada laporan Institutional Strengthening for Integrated Water Resources Management (IWRM) in the 6 Cis RB Territory-Package B
Di wilayah pesisir, intrusi air laut terjadi 31% di sepanjang Sungai Citarum Hilir yaitu wilayah Karawang dan Indramayu. Di daerah pesisir Karawang peresapan air asin secara setempat telah mencapai ke arah daratan antara 7 sampai 15 km dari garis pantai. Air tanah dangkal dengan kedalaman kurang dari 3 meter sudah tercemar air asin.
1.02Cikapundung
Cidurian
Cirasea
0.77 Citarik 0
.57 ikeru
Sumber: BBWS Citarum, Rencana Pengelolaan DAS Citarum Terpadu BPDAS Citarum-Ciliwung 2009
Hulu Sungai Citarum di Gunung Wayang berubah menjadi areal perkebunan tanaman sayuran dataran tinggi (kiri atas). Berkurangnya tanaman berakar tunjang yang mampu menahan tanah dari bahaya erosi serta mampu menyerap air mempercepat proses erosi di lahan-lahan dengan kemiringan lebih dari 50% (kiri bawah).
C S. iha ru s