Anda di halaman 1dari 14

eWILSON (1940) dalam The Biochemistry of Simbiotic Nitrogen Fixation mengemukakan tentang 3 corak asosiasi sehubungan dengan fiksasi

nitrogen, antara turunan bakteri dan tanaman yang dihunikannya jelasnya sebagai berikut : a. Asosiasi antara turunan bakteri tertentu dengan semua spesies tanman yang dihuninya teruji

Menurut WALKSMAN (1961) ZIPFEL telah melakukan pengujian penggumpalan (agglunation test) dan memberi kesimpulan bahwa berbagai bakteri nodula-akar tidak menunjukkan varietas-varietas dari spesies yang sama,tetapi hanya spesies yang berbeda. Selanjutnya ia mengakui bahwa ada 6 golongan organisme yang berkemampuan menimbulkan pelukaan dan penularan (infektion),yaitu : a. Lupinus b. Trifolium c. Medicago d. Pisum e. Faba f. Phaseoulus

Sebagai bahan bandingan dapat pula dikemukakan beberapa hasil penilaian mengenai hal di atas yang dikemukaakan beberapa penelitiannya -bergey menempatkan organisma nodula akar dalam genus yang terpisah, Rhizobium dan memisahkan bentuk-bentuk yang berbeda ke dalam 2 species : a.Rh. Leguminosarium F.,dengan inokulasinya ,Pisum ,Vicia, Lathyrus,dsb. b. Rh radicola Beij., membentuk nodula-nodula pada trifolium,Phaseolus dan lainnya

-FRED ,BALDWIN dan MCCOY menggolongkan bakteria ini ke dalam 7 golongan yakni a. GOolongan alfafa,Rh.meliloti,b. golongan clover (penutup tanah) ,Rh trifolli, c. golongan polong, Rh leguminosarum, d golongan buncis, Rh phaseoli, e golongan lupinas,Rh lupini f. golongan buncis Rh . Japonikum, g. golongan cowpea, Rhizobium sp.

Bakteri Rhiziobium dalam penelitian lebih dikenal yaitu sebagai bakteri bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan,

yang

Penambatan Nitrogen Secara Simbiotik Dalam sistem ini penambatan molekul nitrogen adalah hasil kerja sama mutualisme antara tumbuhan (leun dan tumbuhan lain) dengan sejenis bakteri. Masing-masin simbion secara sendiri-sendiri tidak dapat menambat nitrogen. Simbiosis antara bakteri dengan tumbuhan, misalnya antara species Rhizobium dengan legum adalah endosimbiosis, karena berlangsung didalam tumbuhan. Bakteri hidup dalam sel dan jaringan tumbuhan. Di dalam tanah, bakteri Rhizobium bersifat organotrof, aerob, bentuk batang pleomorfi, gram negatif, tidak berspora dan berflagella (1-6). Bakteri ini mudah tumbuh dalam media biakan khususnya yang mengandung ragi atau kentang. Suhu optimum antara 25-300C dengan pH optimum 7,0. Bakteri Rhizobium bila masuk ke dalam sistem perakaran legum menyebabkan pembentukan bintil akar. Dalam bintil akar bakteri berubah bentuk menjadi bakteroid (bentul L,V,Y,T,X). Bakteri dalam bentuk bakteroid dapat menambat nitrogen dari udara dengan bantuan enzim nitrogenase yan dibentuk bakteri. Rhizobium yang tumbuh dalam bintil akar legum mengambil langsun nitrogen dari udara. Dengan aktivitas sselam abersama sel tanaman dan bakteri, nitrogen itu disusun menjadi senyawa nitrogen organik seperti asam amino dan polipeptida yang ditemukan dalam tumbuhan, bakteri dan tanah di sekitarnya. Penyediaan hara nitrogen oleh Rhizobium dapat mencapai 60-75 % dari jumlah yang dibutuhkan tumbuhan. Agar mendapatkan keuntungan yang maksimum dari kegiatan Rhizobium, kita tidak dapat semata-mata tergantung pada infeksi spontan oleh mikroflora tanah. Banyak tampat yang mengandung Rhizobium yang tidak efektif. Jadi inokulasi dengan galur bakteri Rhizobium terpilih yang sesuai dengan tanaman inangnya dan mempunyai daya saing yang

tingi terhadap mikroflora asli pada tanah setempat akan memberikan respons yang sangat nyata. Faktor-faktor yang mempengaruhi penambatan nitrogen non simbiotik adalah faktor lingkungan, terutama ciri kimia dan fisika habitatnya (Tedja Imas,1989). Faktor-faktor tersebut meliputi ketersediaan senyawa nitrogen, kesediaan nutrigen anorganik, macam sumber energi yang tersedia, pH, kelembab,dan suhu. Jazad mikropenambat N2 pada umumnya juga mampu menggunakan amonium, nitrat, dan senyawa nitroge organik. Amonium lebih disukai dan bersama-sama dengan senyawa-senyawa yang dapat diubah menjadi amonium (seperti urea dan nitrat) merupakan penghambat penambatan nitrogfen yang paling efektif. Bila jazad mikro penambatan nitrogen ditumbuhkan pada media yang mengandung garam-garam amonium dan senyawa nitrogen lainnya, beberapa nutrien anorganik diperlukan dalam jumlah lebih sedikit daipada medium tersebut bebas dari nitrogen. Dalam penambatan nutrigen diperlukan molibdenum, besi, calsium dan kobalt dalam jumlah yang cukup. Bagi jazad heterotrof, tersedianya sumber energi merupakan faktor utama yang membatasi laju dan besarnya asimilasi N2. Penambatan gula sederhana, selulosa, jerami, atau sisa-sisa tanaman dengan nisbah C/N yang tinggi seringsekali meningkatkan dengan nyata transformasi N. pH mempunyai pengaruh yang nyata, Azotobacter dan Sianobakteri tergolong sangat peka pada tanah-tanah dengan pH kurang dari 6,0 sedangkan Beijerinckia tidak peka dan dapat tumbuh dan menambat N2 pada pH 3-9.

Kelembab tanah sering kali menentukan laju penambatan nitrogen dan kandungan air optimum tergantung pada tanah yang bersangkutan dan jumlah bahan organik yang tersedia. Bila kelembaban terlalu tinggi maka keadaan aerobik berubah menjadi anaerobik. Suhu optimum bagi penambatan nitrogen adalah suhu sedang. Penambatan terhenti pada suhu beberapa derajat di atas suhu optimum. Di beberapa daerah beriklim sedang bagian Utara didapati bahwa penambatan nitrogen masih berlangsung sekalipun pada musim dingin. Jazad mikro pelakunya diperkirakan algae atau lumut kerak. Nitrifikasi Nitrogen atmosfer memasuki sistem tanah, selanjutnya melalui berbagai tahapan proses sebagian dari nitrogen tersebut dibebaskan dalam danah sebagai ion amonium. Namonium yang masuk ke dalam tanah digunakan oleh jazad amonifikasi dan jazad mikro lain yang dapat menggunakan senyawa tersebut, sebagian diserap oleh tanaman, serta sebagian lagi diikat oleh meneral liat. Selebihnya akan segera dioksidasi oleh bakteribakteri tertentu untuk mendapatkan nitrogen dan energinya. Yang terakhir ini dikenal sebagai nutrifikasi karena hasil akhirnya adalah N-nitrat. Nutrifikasi merupakan tahapan mineralisasi nitrogen sesudah amonifiksi. Pembentukan nirat merupakan proses kimia alami, yaitu reaksi antara oksigen dan amonium daerah tanah sebagai katalisatornya. Pada tahun 1862, Pasteur mengfajukan hipotesis bahwa pembentukan nitrat tersebut adalah proses biologi yang analog dengan pembentukan alkohol menjadi cuka.

MIKROORGANISME

PENAMBAT

ANABAENA

AZOLLAE

YANG

BERSIMBIOSIS DENGAN GANGGANG HIJAU BIRU AZOLLAE Di kawasan Timur, selatan dan Tenggara asia termasuk Indonesia di mana banyak diusahakan padi sawah, salah satu masalah yang dihadapi adalah kesuburan lahan yang berkelanjutan. Hal ini sangat penting karena saat sekarang yang dipacu adalh produksi yang semakin tinggi dari satu jenis tanaman yaitu padi sawah, dengan target kenaikan produksi untuk setiap tahun. Justru pada lahan sawah di kawasan tersebut, bahan organik tanah dan tingkat nitrogen acapkali terbatas. Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan sumber nitrogen alternatif sebagai suplemen pupuk kimia. Sumber nitrogen alternatif ini adalah pupuk hijau. Salah satu sumber N altternatif yang cocok untuk padi sawah adalah Azolla. Azolla adalah paku air mini ukuran 3-4 cm yang bersimbiosis dengan Cyanobacteria pemfiksasi N2. Simbiosis ini menyebabkan azolla mempunyai kualitas nutrisi yang baik. Azolla sudah berabad-abad digunakan di Cina dan Vietnam sebagai sumber N bagi padi sawah. Azolla tumbuh secara alami di Asia, Amerika, dan Eropa.

Azolla mempunyai beberapa spesies, antara lain Azolla caroliniana, Azolla filiculoides, Azolla mexicana, Azolla microphylla, Azolla nilotica, Azolla pinnata var. pinnata, Azolla pinnata var. imbricata, Azoll rubra. Anabaena adalah genus cyanobakteria filamentous atau ganggang hijaubiru,ditemukan sebagai plankton. Anabaena diketahui berperan dalam menfiksasi nitrogen, dan Anabaena membentuk hubungan simbiosis dengan tanaman tertentu seperti pakupakuan. terdapat satu dari 4 genera dari cyanobacteria yang menghasilkan neurotoxin,yang membahayakan margasatwa lokal seperti halnya hewan ternak dan hewan peliharaan. Spesies tertentu dari Anabaena telah digunakan dalam pertanaman padi sawah, sebagai penyedia pupuk alami yang efektif. 3. 2 Taksonomi Anabaena

Kingdom Phylum Order British distribution World distribution

: Eubacteria : Cyanobacteria : Nostocales : Evidently widespread. : Widespread.

Anabaena memiliki heterocysts dan juga berkembang akinetes (dinding sel tebal yang istirahat (dorman) yang dapat bertahan dalam endapan/sedimen selama beberapa tahun. Kadang-kadang trichoma berkumpul dalam getah (musilage), tetapi trichoma tidak secara jelas menegaskan koloni mucilainous terlihar relatif dekat , Nostoc. Beberapa Species yang diketahui adalah sebagai berikut : 1. Anabaena aequalis Kingdom: Bacteria a. Phylum: Cyanobacteria b. Class: Not assigned c. Order: Nostocales d. Family: Curculionoidea e. Genus: Anabaena f. Specific descriptor: aequalis - Borge g. Scientific name: - Anabaena aequalis Borge

2. Anabaena affinis

3. 3. Anabaena angstumalis Anabaena angstumalis Anabaena angstumalis marchica

4. . Anabaena aphanizomendoides Anabaena macrospora Anabaena macrospora robusta

5. . Anabaena azollae 6. . Anabaena bornetiana 7. 8. Anabaena catenula Anabaena circinalis

9. Anabaena confervoides 10. Anabaena constricta 11. Anabaena cycadeae o Anabaena spiroides crassa o Anabaena spiroides spiroides 12. Anabaena cylindrica 13. .Anabaena echinispora 14. 14. Anabaena felisii 15. 15. Anabaena flosaquae

Anabaena flosaquae flosaquae Anabaena flosaquae minor Anabaena flosaquae treleasei

16. Anabaena helicoidea 17. Anabaena inaequalis 18. Anabaena lapponica 19. Anabaena laxa 20. Anabaena lemmermannii 21. Anabaena levanderi 22. Anabaena limnetica 23. Anabaena macrospora 24. Anabaena monticulosa 25. . Anabaena oscillarioides 26. Anabaena planctonica 27. Anabaena raciborskii 28. Anabaena scheremetievi 29. Anabaena sphaerica 30. Anabaena spiroides 31. Anabaena subcylindrica 32. Anabaena torulosa 33. Anabaena unispora 34. Anabaena variabilis 35. Anabaena verrucosa 36. Anabaena viguieri 37. Anabaena wisconsinense 38. . Anabaena zierlingii

3.3 Ekologi Anabaena Anabaena memiliki kemampuan untuk memfiksasi nitrogen dan dapat kita tersebar luas di dalam air dan juga tanah yang lembab/basah. Spesies tertentu bersimbiosis dengan tanaman tingkat tinggi, seperti Anabaena azollae dalam spesies Azolla (paku air). Beberapa spesies telah berhasil digunakan dalam menyediakan oksigen pada pertanaman padi sawah, penambahannya Sekitar 40 kg nitrogen per hektar per tahun. Penggunaan Azolla memberikan level tertinggi dari fiksasi nitrogen , dilaporkan sekitar 120 310 kg per hektar per tahun (Fay, 1983 dikutip oleh van den Hoek et al., 1995). Seperti halnya cyanobacteria tertentu lainnya, Anabaena juga dapat mengakibatkan kumpulan toksik/racun dalam air. Strains A. flos-aquae menghasilkan racun neuromuscular, anatoxins, dan merupakan hal yang serius, kadang-kadang fatal, berbahaya terhadap peternakan/hewan piaraan meminum air ayng terinfeksi. Taksonomi Anabaena Azollae

Kingdom: Bacteria Phylum: Cyanobacteria Class: Not assigned Order: Nostocales Family: Curculionoidea Subfamily: Anabaenoideae Genus: Anabaena Specific descriptor: azollae - Strasburger Scientific name: - Anabaena azollae Strasburger

3. 4 Fiksasi Nitrogen oleh Alga Hijau-Biru Interaksi antara simbiosis Anabaena-Azzola berbeda antara berbeda dengan interaksi antara bakteri pembentuk nodula dari tanaman leguminosa. Sangat sedikit yang diketahui cara bagaimana Anabaena dan Azolla mengenal satu sama lain. Anabaena masuk ke dalam jaringan pakis/paku-pakuan melalui ujung titik tumbuh. Fiksasi nitrogen berlangsung dalam sel khusus, yaitu heterocysts. Sel penetrasi Anabaena sangat kecil, heterocysts tidak berkembang sebelum Anabaena telah berkolonisasi dalam jaringan pakupakuan dan diam dalam cistern intraseluler(H. D.HILL, 1977). Azolla pada umumnya bayak ditemukan di sawah Asia Tenggara dimana sejumlah besar nitrogen diikat oleh jenis alga ini yang sangat bermanfaat bagi tanaman padi. Simbiosis dan spesies Anabaena yang hidup bebas seperti alga hijau-biru, juga berhadapan dengan masalah melindungi dirinya melawa oksigen. Proses metabolisme merupakan proses pengambilan surplus oksigen yang ada, dengan kata lain, heterocysts dikelilingi baketria . Berbeda dengan sel vegetatif, heterocysts aktif tertutup oleh lapisan polisakarida yang nampaknya menyediakan nutrisi bagi bakteria. Aktivitas metabolisme baketria mengkonsumsi oksigen lagi, hingga taraf terendah oksigen disekitar heterocysts. Di bawah kondisi yang terbatas, sel vegetatif berdiferensiasi menjadi heterocysts . heterocysts merupakan sel yang berada di bagian ujung (terminal) yang dikhususkan dalam proses fikasi nitrogen. Interior dari sel ini berupa mikrooxic sebagai akibat dari peningkatan respirasi, tidak aktifnya pembentukan O2 dalam fotosistem II, bentuk/formasi dari penebalan diluar dinding sel. Nitrogenase mengubah dinitrogen menjadi ammonium pada pengeluaran ATP dan keduanya merupakan reduktan yang dihasilkan melalui metabolisme karbohidrat, sebuah proses tambahan, dalam cahaya melalui aktivitas fotosistem (PS) I .

Sebagai imbalannya, nitrogen difiksasi dalam heterocysts bergerak ke dalam sel vegetatif , bagian akhir dalam paembentukan asam amino. Filamentous cyanobacteria (Anabaena azollae) dari rongga dalam daun paku air ubiquitous (Azolla filiculoides) . Yang besar, sel berbentuk aval adalah heterocysts (panah merah), tempat/lokasi fiksasi nitrogen dimana nitrogen atmosfer (N2) dikonversi ke dalam ammonia (NH3). Nodula yang berhubungan dengan kutub (nodula polar) dapat dilihat dalam beberapa heterocysts. Paku air bermanfaat bagi bakterial sebagai patner/inang melalui suplai nitrogen yang dapat digunakan. . Strukture selular dari bakteria ini telah berubah sangat kecil pada seribu juta tahun yang lalu. (http://www.bioimages.org.uk) Pengujian terbaru yang dilakukan pada sebuah daun Azolla mengungkapkan bahwadaun Azolla tebal,kehijauan (atau kemerahan),lobus punggung (atas) dan

ventral,tipis tembus (lebih rendah) lobus emersed dalam air. Lobus atas yang memiliki rongga pusat bulat telur, dengan "tempat tinggal" untuk filamen Anabaena. Mungkin cara termudah untuk mengamati Anabaena adalah untuk menghapus lobus daun punggung dan meletakkannya di tempat bersih dengan setetes air. Kemudian menerapkan kaca penutup dengan tekanan yang cukup untuk mash fragmen daun. Dalam 400x pembesaranfilamen Anabaena dengan yang lebih besar, oval heterocysts harus terlihat di sekeliling daun pakis hancur. The heterocysts berdinding tebal seringmuncul lebih transparan dan memiliki khas "nodul kutub''pada setiap akhirsel. Menurut Dr CP Wolk di Michigan State University LaboratoriumPenelitian Tanaman (komunikasi pribadi, 1984), yang" nodul kutub"mungkin menjadi komposisi yang sama seperti butiran cyanophycin(co-polimer arginin dan asam aspartat). Butiran Cyanophycin pada cyanobacteria berfungsi sebagai produk penyimpanan nitrogen.

Fiksasi Nitrogen adalah kemampuan prokariotik yang luar biasa di mana atmosfer inert gas nitrogen (N2) dikombinasikan dengan hidrogen untuk membentuk amonia (NH3). Proses penting yang dilakukan bersama dengan nitrifikasi (pembentukan nitrit dan nitrat) dan ammonification (pembentukan amonia dari pembusukan protein) membuat nitrogen tersedia bagi tanaman autotrof dan akhirnya kepada seluruh anggota ekosistem. Meskipun Azolla dapat menyerap nitrat dari air, juga dapat menyerap amonia disekresi oleh Anabaena dalam rongga daun.

Studi terbaru menunjukkan bahwa lokasi sebenarnya terjadi fiksasi nitrogen adalah di dalam sel heterocysts berdinding tebal. Saat heterocyst matang, membran fotosintesis (membran tilakoid) menjadi berkerut atau dilapisi dengan gambaran yg mirip kisi-kisi dibandingkan dengan sel-sel fotosintetik reguler Anabaena, dan mereka menjadi nonfotosintetik tidak menghasilkan oksigen). Fakta ini sangat penting karena fiksasi nitrogen

membutuhkan nitrogenase enzim penting, dan aktivitas nitrogenase sangat dihambat oleh adanya oksigen. DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2011.Anabaena.http://en.wikipedia.org/wiki/Anabaena Armstrong, W.P. 1979. "A Marriage Between a Fern and an Alga." Environment Southwest No. 500: 20-24. Armstrong, W.P. 1985. "A Fern-Alga Symbiosis." Carolina Tips 48: 9-11. Clark, W. 1980. "China's Green Manure Revolution." Science 80 1: 69-73. Lumpkin, T.A and D.L. Plucknett. 1980. "Azolla: Botany, Physiology, and Use as a Green Manure." Economic Botany 34: 111-153. Scagel, R.F., R.J. Bandoni, G.E. Rouse, W.B. Schofield, J.R. Stein and T.M.C. Taylor. 1966. An Evolutionary Survey of the Plant Kingdom. Wadsworth Publishing Co., Inc., Belmont, California.

Anda mungkin juga menyukai