Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LABORATORIUM FISIKA I.

Pendahuluan Laboratorium adalah suatu tempat untuk memberikan kepastian atau menguatkan informasi, menentukan hubungan sebab akibat, menunjukkan gejala, memverivikasi (konsep, teori, hukum, rumus) mengembangkan keterampilan, membantu para praktikan menggunakan metoda ilmiah dalam memecahkan masalah dan untuk melaksanakan penelitian (Pella, 1969). Pengelolaan laboratorium sangat ditentukan beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lain seperti manajemen dan keselamatan laboratorium. Manajemen laboratorium dapat dipahami sebagai suatu tindakan pengelolaan laboratorium yang terarah mulai dari perencanaan tata ruang sampai dengan perencanaan semua perangkat penunjang Keselamatan dan kesehatan kerja secara filosofi adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pengguna diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja dengan cara penerapan teknologi pengendalian segala aspek yang berpotensi membahayakan para pekerja. Pengendalian juga ditujukan kepada sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat dari jenis pekerjaan tersebut, pencegahan kecelakaan dan penserasian peralatan kerja/ mesin/ instrumen, dan karakteristik manusia yang menjalankan pekerjaan tersebut maupun orang-orang yang berada di sekelilingnya. Peralatan laboratorium yang canggih, staf profesional yang terampil belum tentu dapat menghasilkan sesuatu yang optimal jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari.

II. Manajemen Laboratorium Menurut G.Terry pelaksanaan manajemen dikelompokkan menjadi : - Perencanaan (Planning) - Organisasi (Organizing) - Pelaksanaan (Actuating) - Pengawasan (Controlling)

Perencanaan (Planning) Fungsi perencanaan adalah suatu usaha menentukan kegiatan yang akan dilakukan di masa mendatang guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini adalah keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium. Dalam perencanaan, kegiatan yang ditentukan meliputi : a. apa yang dikerjakan b. bagaimana mengerjakannya c. mengapa mengerjakan d. siapa yang mengerjakan e. kapan harus dikerjakan f. di mana kegiatan itu harus dikerjakan Kegiatan laboratorium sekarang tidak lagi hanya di bidang pelayanan, tetapi sudah mencakup kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan dan penelitian, juga metoda-metoda yang dipakai makin banyak ragamnya; semuanya menyebabkan resiko bahaya yang dapat terjadi dalam laboratorium makin besar. Oleh karena itu usaha-usaha pengamanan kerja di laboratorium harus ditangani secara serius oleh organisasi keselamatan kerja laboratorium. Organisasi (Organizing) Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium dapat dibentuk dalam beberapa jenjang, mulai dari tingkat laboratorium daerah (wilayah) sampai ke tingkat pusat atau nasional. Keterlibatan pemerintah dalam organisasi ini baik secara langsung atau tidak langsung sangat diperlukan. Pemerintah dapat menempatkan pejabat yang terkait dalam organisasi ini di tingkat pusat (nasional) dan tingkat daerah (wilayah), disamping memberlakukan UndangUndang Keselamatan Kerja. Pelaksanaan (Actuating) Fungsi pelaksanaan atau penggerakan adalah kegiatan mendorong semangat kerja bawahan, mengerahkan aktivitas bawahan, mengkoordinasikan berbagai aktivitas bawahan menjadi aktivitas yang kompak (sinkron), sehingga semua aktivitas bawahan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium sasarannya ialah tempat kerja yang aman dan sehat. Untuk itu setiap individu yang bekerja

dalam laboratorium wajib mengetahui dan memahami semua hal yang diperkirakan akan dapat menjadi sumber kecelakaan kerja dalam laboratorium, serta memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup untuk melaksanakan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja tersebut. Kemudian mematuhi berbagai peraturan atau ketentuan dalam menangani berbagai spesimen reagensia dan alat-alat. Jika dalam pelaksanaan fungsi penggerakan ini timbul permasalahan, keragu-raguan atau pertentangan, maka menjadi tugas manajer untuk mengambil keputusan penyelesaiannya. Pengawasan (Controlling) Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaanpekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendaki. Untuk dapat menjalankan pengawasan, perlu diperhatikan 2 prinsip pokok, yaitu : a. adanya rencana b. adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan. Dalam fungsi pengawasan tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi tentang perlunya disiplin, mematuhi segala peraturan demi keselamatan kerja bersama di laboratorium. Sosialisasi perlu dilakukan terus menerus, karena usaha pencegahan bahaya yang bagaimanapun baiknya akan sia-sia bila peraturan diabaikan. Dalam laboratorium perlu dibentuk pengawasan laboratorium yang tugasnya antara lain : memantau dan mengarahkan secara berkala praktek-praktek laboratorium yang baik, benar dan aman. memastikan semua petugas laboratorium memahami cara-cara menghindari risiko bahaya dalam laboratorium. melakukan penyelidikan / pengusutan segala peristiwa berbahaya atau kecelakaan. mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan tentang keamanan kerja laboratorium. melakukan tindakan darurat untuk mengatasi peristiwa berbahaya dan mencegah meluasnya bahaya tersebut

Dalam mengelola laboratorium yang baik, harus dikenal perangkat-perangkat yang harus dikelola yaitu : 1. Tata ruang Untuk tata ruang, dapat dilakukan sedemikian sehingga dapat berfungsi dengan baik. Tata ruang yang baik harus mempunyai antara lain : a. Pintu masuk b. Pintu keluar c. Pintu darurat d. Ruang persiapan e. Ruang peralatan f. Ruang penyimpanan g. Ruang staf/dosen h. Ruang teknisi/laboran/tenaga administrasi i. Ruang seminar/diskusi j. Ruang bekerja (praktikum dan penelitian) k. Ruang istirahat/ibadah l. Ruang prasarana alat laboratorium m. Ruang prasarana kebersihan n. Ruang keselamatan kerja o. Lemari praktikan p. Lemari gelas q. Lemari alat optik r. Pintu dan jendela diberi kawat kassa untuk menjaga tidak masuknya hewan s. Fan ( Kipas angin ) t. Ruang AC untuk alat tertentu yang memerlukan persyaratan tertentu. 2. Alat yang baik dan terkalibrasi Petugas laboratorium wajib mengenal dan mampu mengoprasikan peralatan laboratorium. Alat-alat yang dioperasikan harus benar-benar dalam kondisi : a. Siap untuk pakai b. Bersih c. Terkalibrasi d. Beroperasi dengan baik

Peralatan yang ada mestinya disertai dengan buku petunjuk pengoprasian. Hal ini mengantisipasi agar tidak terjadi kerusakan dan petunjuk tersebut dapat digunakan oleh teknisi dalam memperbaiki alat yang mengalami kerusakan kecil. Teknisi laboratorium sangat diharapkan selalu berada aditempat, ketika berlangsung praktikum/penelitian, yang jika sewaktu-waktu alat mengalami kerusakan maka dengan cepat dapat diperbaiki. Peralatan laboratorium sebaiknya disusun secara teratur pada tempat tertentu berupa rak atau meja menurut kelompok pengguna dan jika alat selesai dipakai segera dibersihkan dan kembali disususn seperti semula. Pemeliharaaan alat dan bahan yang perlu mendapat perhatian seperti : a. Alat gelas Alat ini harus selalu bersih dan ditempatkan pada tempat yang khusus jika gelas tersebut harus steril. b. Bahan bahan kimia Untuk bahan kimia yang bersifat asam dan alkalis ditempatkan pada ruang yang dapat mengeluarkan gas, demikian juga bahan kimia yang mudah menguap dan terbakar ditempatkan ditempat penyimpanan khusus. Penyimpanan bahan kimia sebaiknya ditempatkan pada tempat tersendiri. c. Alat alat optik Alat-alat optik sebaiknya disimpan pada tempat yang kering dan tidak lembab. Kelembapan yang tinggi akan menyebabkan lensa lensa berjamur dan mengakibatkan kerusakan. Alat optik seperti mikroskop, lensa, kamera ditempatkan dalam lemari khusus yang kelembabannya dapat dikendalikan dan biasanya dilakukan dengan menggunakan lampu pijar 15 20 watt. 3. Infra Struktur Laboratorium Infra struktur laboratorium terdiri dari : a. Laboratory assessment Hal ini mencakup tentang lokasi, konstruksi laboratorium dan fasilitas lain termasuk pintu utama, pintu darurat, jenis meja, jenis atap, jenis dinding, jenis lantai, jenis pintu, jenis lampu yang dipakai, jenis ventilasi, jenis AC, jenis tempat penyimpanan, jenis lemari bahan kimia, optic, timbangan, instrument lain, kondisi laboratorium, pembuangan limbah dan sebagainya.

b. Fasilitas Umum Fasilitas ini mencakup bahasan tentang kebutuhan listrik, sumber listrik, stabilitas tegangan, distribusi arus, jenis panel listrik, jenis soket, sumber air, jenis keran yang dipakai, jenis pembuangan air, instalasi air, instalasi listrik, keadaan toilet, jenis rung persiapan, ruang perbaikan/workshop, penyediaan teknisi, penyediaan dana dan sebagainya. 4. Administrasi Laboratorium Tujuan administrasi laboratorium adalah untuk memperoleh informasi tentang keadaan laboratorium denga cepat dan mudah. Administrasi

laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi yang ada dilaboratorium antara lain: a. Inventarisasi peralatan laboratorium yang ada b. Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat - alat yang rusak , alat-alat yang dipinjam dan alat alat yang dikembalikan. c. Keluar masuk surat menyurat d. Daftar pemakaian laboratorium, sesuai jadwal kegiatan praktikum dan penelitian e. Daftar inventaris bahan bahan kimia dan non kimia, bahan bahan gelas f. Daftar inventaris alat alat mebel lain g. Sistem evaluasi dan pelaporan Kegiatan administrasi ini adalah kegiatan rutin dan kesinambungan karena itu perlu dipersiapkan dan dilaksanakan secara teratur dan baik. 5. Inventarisasi dan Keamanan Laboratorium Kegiatan inventarisasi dan keamanan laboratorium meliputi a. Semua kegiatan inventarisasi b. Keamanan yang dimaksud disini adalah apakah peralatan laboratorium tersebut tetap ada di laboratorium atau ada yang meminjamnya, apakah ada yang hilang, pindah tempat namun tidak dilaporkan keadaan sebenarnya. Tujuan yang ingin dicapai dalam inventarisasi dan keamanan adalah: 1). Mencegah kehilangan dan penyalah gunaan 2). Mengurangi biaya operasional

3). Meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya 4). Meningkatkan kualitas kerja 5). Mengurangi resiko kehilangan 6). Mencegah pemakaian yang berlebih 7). Meningkatkan kerja sama 6. Pengamanan Laboratorium Pengamanan laboratorium meliputi antara lain : a. Tanggung Jawab Kepala laboratorium bertanggung jawab penuh terhadap segala kecelakaan yang miungkin timbul di laboratorium. b. Kerapian Letak alat pemadam harus diletakkan sedemikian sehingga bebas dari hambatan, demikian juga lantai harus bersih dan bebas minyak, air dan material lain yang mungkin menyebabkan lantai licin. c. Pertolongan Pertama Semua kecelakaan bagaimanapun ringannnya harus ditangani ditempat pertolongan pertama. Sehingga setiap laboratorium harus memiliki kotak P3K yang isinya selalu dikontrol. d. Pakaian Setiap bekerja di laboratorium harus memperhatikan pakain, misalnya jangan memakai baju ketat, berlengan panjang dan kancing terbuka ketika bekerja dengan mesin mesin yang bergerak. e. Pintu pintu laboratorium Pintu pintu laboratorium sebaiknya dilengkapi dengan jendela pengintip untuk mencegah terjadinya kecelakaan. f. Alat alat Alat alat disimpan sesuai dengan kelompok atau jenis, misalnya peralatan yang menggunakan listrik seharusnya diletakkan dekat dengan sumber listrik. Alat yang terbuat dari kaca perlu mendapat perhatian khusus. g. Tabung gas Tabung tabung gas harus mendapat perhatian yang khusus.

Penyimpanannya ditempatkan ditempat yang sejuk dan terhindar dari tempat

yang panas. Kran gas harus selalu tertutup jika tidak dipakai demikian juga dengan kran pengaturan. Alat alat yang berhubungan dengan tabung gas harus memakai pengaman terhadap tekanan. h. Pemadam kebakaran ( Fire Extinguiser ) Dalam laboratorium harus tersedia alat pemadam kebakaran yang berguna untuk mencegah kebakaran yang mungkin terjadi. Secara umum bahan yang mudah terbakar dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kelas Kebakaran Bahan mudah terbakar Kertas, kayu, tekstil, plastik, bahan - bahan Kelas " A " Kelas " B " Kelas " C " Kelas " E " pabrik atau campuran lainnya Larutan yang mudah terbakar gas yang mudah terbakar Alat - alat listrik

Bahan bahan yang lain, jika terbakar sulit untuk diklasifikasikan, karena berubah dari padat menjadi cair atau cair menjadi gas pada temperature yang tinggi. Peralatan pemadam kebakaran yang sesuai dengan tipe atau kelas kebakaran harus tersedia di laboratorium, seperti yang disebut berikut ini : Type Air Busa Tepung Halon Carbondioxide Pasir dalam ember 7. Organisasi Laboratorium Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, serta susunan personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Penanggung jawab tertinggi organisasi di laboratorium adalah Kepala Laboratorium. Anggota Laboratorium yang berada di bawah Kepala Laboratorium harus sepenuhnya bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Kelas kebakaran A,B,C A,B, A,B,C,E A,B,C,E A,B,C,E A,B, Warna tabung Merah Krem Biru Hijau Hitam -

Gambar 1. Struktur organisasi laboratorium Tugas Kepala Laboratorium 1. Merencanakan dan mengadakan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum sesuai usulan dari penanggungjawab laboratorium, laboran dan teknisi. 2. Merencanakan dan mengadakan alat dan bahan untuk kegiatan penelitian danpengabdian kepada masyarakat sesuai usulan dari Penanggungjawab laboratorium, laboran dan teknisi. 3. Mengatur dan melaporkan administrasi keuangan penggunaan dana untuk kelancaran Kegiatan praktikum, penelitian, pemeliharaan dan pengembangan laboratorium. 4. Menginventarisasi alat dan bahan di laboratorium. 5. Melaksanakan perbaikan dan pemeliharaan fasilitas dan alat di laboratorium. 6. Mengembangkan tim layanan masyarakat untuk kemajuan laboratorium dan kesejahteraan staf laboratorium. 7. Mewakili Ketua jurusan jika berhalangan dalam tugas yang menyangkut pengembangan fasilitas dan keuangan. 8. Memfasilitasi pengembangan KBK dan mengembangkan kerjasama dengan pihak luar untuk pemenfaatan dan peningkatan fasilitas laboratorium.

Tugas Penanggungjawab Laboratorium 1. Membantu kalab dalam hal merencanakan program kerja laboratorium 2. Merencanakan dan mengelola kebutuhan dan penggunaan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian. 3. Merencanakan dan mengelola kegiatan praktikum dan penelitian mahasiswa, termasuk merekrut asisten laboratorium. 4. Mendata kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian. 5. Mengusulkan kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian. 6. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan praktikum dan penelitian mahasiswa.. 7. Memonitor dan mengevaluasi kerja dosen praktikum, teknisi, laboran, dan asisten. 8. Melaporkan kondisi laboratorium kepada kalab Tugas Dosen praktikum 1. Membantu penanggungjawab laboratorium dalam merencanakan kebutuhan bahan dan alat, serta kegiatan praktikum. 2. Merencanakan dan mengatur pelaksanaan praktikum secara teratur 3. Melakukan pretes praktikum bersama asisten. 4. Memantau dan mengevaluasi kegiatan praktikum. 5. Melaksanakan kegiatan responsi praktikum. 6. Memantau kerja asisten laboratorium Tugas Teknisi/laboran 1. Membantu kerja penanggungjawab laboratorium secara teknis. 2. Mendata kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian. 3. Mengusulkan kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian kepada penanggungjawab laboratorium atau kepala laboratorium. 4. Membantu dosen praktikum dalam menyiapkan pelaksanaan kegiatan praktikum 5. Membantu dosen praktikum dalam pelaksanaan praktikum mahasiswa. 6. Mendata dan mengatur penggunaan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum dan penelitian.

7. Menjaga

kebersihan

dan

keamanan

laboratorium

yang

menjadi

tanggungjawabnya. 8. Melaporkan kebutuhan bahan dan alat praktikum dan penelitian kepada penanggungjawab laboratorium atau kepala laboratorium. 9. Melaporkan kondisi laboratorium masing-masing kepada penanggungjawab laboratorium atau kepala laboratorium. Tugas Asisten Laboratorium 1. Membantu dosen praktikum dan teknisi/laboran dalam menyiapkan praktikum. 2. Membantu dosen praktikum dalam pelaksanaan praktikum. 3. Membantu dosen praktikum dalam penilaian kegiatan dan laporan praktikum. 4. Menjaga keamanan dan kebersihan laboratorium bersama teknisi/laboran

8. Fasilitas pendanaan Dana sangat diperlukan dalam operasional laboratorium. Tanpa adanya dana maka kegiatan di laboratorium dapat tersendat atau sama sekali tidak beroperasi. Dana dapat diperoleh dari : a. SPP mahasiswa b. Anggaran rutin/DIP c. Dana fakultas d. Kegiatan penelitian e. Kegiatan tugas akhir mahasiswa f. Kegiatan layanan masyarakat 9. Disiplin yang tinggi Disiplin yang tinggi dari laboran maupun tenaga terampil yang ada, akan mendukung terwujudnya efisiensi kerja yang tinggi. Kedisiplinan sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan perilaku dari manusianya sendiri. Sesama laboran diperlukan kerjasama yang baik sehingga kesulitan dapat dipecahkan bersama.

10. Keterampilan

Peningkatan kualitas ketrampilan tenaga laboran sangat diperlukan. Peningkatan keterampilan mungkin dapat diperoleh melalui pendidikan tambahan seperti pendidikan keterampilan khusus, penataran, atau magang ditempat lain. Peningkatan keterampilan juga dapat dilakukan melalui bimbingan dari staf dosen, atau melalu tim kerja, baik di dalam laboratorium maupun antar laboratorium. 11. Peraturan dasar Untuk kelancaran berlangsungnya kegiatan di laboratorim sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan untuk kemajuan kegiatan yang berlangsung dengan semestinya dengan aman maka peraturan laboratorium harus dibuat dan ditempelkan pada tempat yang mudah dijangkau dan dibaca pengguna laboratorium. 12. Penanganan masalah umum Penanganan masalah umum disini adalah yang berhubungan dengan mencampur zat kimia, pengguna zat baru, membuang material yang berbahaya, dan menangani tumpahan asam. Apabila penanganan yang disebutkan atau yang terjadi namun belum diketahui, sebaiknya berkonsultasi kepada ahlinya. Berbagai pekerjaan laboratorium misalnya; praktek mahasiswa, penelitian, praktek thesis mahasiswa, praktek dari program pasca sarjana, pelayanan masyarakat, sebelumnya harus didiskusikan dengan kepala laboratorium, dibicarakan bagaimana jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.

III.

Keselamatan Laboratorium Pengamanan, pengawasan dan pengendalian aset laboratorium dapat efektif jika data inventarissasi tersedia dengan lengkap, dan teratur. Beberapa bentuk pengamanan laboratorium yang biasa dilakukan antara lain adalah: 1. Pengamanan seluruh pintu dan jendela dengan memasang jeruji besi dan kunci tanpa mengabaikan pintu darurat. Dalam hal ini kunci laboratorium hanya diberikan/disimpan pada orang yang bertanggung jawab dan memiliki otoritas yaitu, Kepala laboratorium atau petugas laboran yang telah diberi kepercayaan

2. Selama ada kegiatan di laboratorium, harus ada yang menjaga untuk mengetahuai keadaan dalam menghindari bahaya seperti terbakar, gas bocor, air tidak mengalir, hubungan singkat listrik dan lain lain. 3. Setelah kegiatan selesai maka laboratorium segera dibersihkan dan sebelum meninggalkan laboratoriumdan kondisi ruangan harus dicek dan dibuat laporan 4. Harus ada peraturan yang tegas terhadap, a. Bahaya kelalaian pekerjaan di laboratorium b. Pencurian, kehilangan dan kerusakan peralatan laboratorium c. Uraian yang jelas dari pekerjaan dan tanggung jawab laboran, teknisi, dan pegawai administrasi d. Cara mengatasi bahaya seperti: kebakaran, gangguan listrik, gangguan kebocoran gas, tumpahan bahan kimia, zat zat radioaktif, kebocoran air dan sebagainya Selain yang disebut di atas dilakukan peraturan yang menyangkut kesehatan dan keselamatan di laboratorium dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk menjamin kesehatan, keselamatan orang orang yang bekerja di laboratorium termasuk asuransi jiwa 2. Untuk mencegah orang lain (diluar orang yang bekerja di laboratorium) dan kemungkinan mendapat risiko tergantung kesehatan dan keselamatannya akibat dari kegiatan yang ditimbulkan oleh pemakai laboratorium 3. Untuk mengontrol penyimpangan dan penggunaan bahan dan alat yang berbahaya, serta mencegah orang orang terhadap pemilikan dan penggunaan alat serta bahan bahan tersebut secara tidak sah 4. Untuk mengontrol pelepasan bahan bahan berbahaya atau zat zat berbau ke udara 5. Untuk mengontrol operasional kerja di laboratorium, termasuk keluarnya alat dan bahan berbahaya tersebut dari laboratorium

IV.

Informasi yang diperoleh 1. Pelaksanaan manejemen laboratorium harus meliputi : Perencanaan (Planning), Organisasi (Organizing), Pelaksanaan (Actuating), dan

Pengawasan (Controlling). 2. Pengelolaan laboratorium yang dapat terpantau dari kelancaran kegiatan yang dilakukan di dalam laboratorium dan luaran dari laboratorium tersebut. Peraturan keselamatan kerja perlu disosialisasikan dan diterapkan di laboratorium, apapun fungsi dan macam aktivitas laboratorium tersebut, dalam rangka menjaga keselamatan orang yang bekerja di laboratorium. 3. Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, serta susunan personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Penanggung jawab tertinggi organisasi di laboratorium adalah Kepala Laboratorium. Anggota Laboratorium yang berada di bawah Kepala Laboratorium harus sepenuhnya bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan yang dibebankan kepadanya. 4.

V.

Sumber

Tim Supervisi Ditjen Dikti. 2002. Pelatihan Manajemen Laboratorium: Bahan Ajar. Dirjen Dikti. Proyek Peningkatan Manajemen Pendidikan Tinggi.

Anda mungkin juga menyukai