Anda di halaman 1dari 69

4.

DIFRAKSI
Difraksi adalah deviasi dari perambatan cahaya atau
pembelokan arah rambat cahaya.
Efek difraksi adalah karakteristik dari fenomena
gelombang, apakah bunyi, atau cahaya dimana muka-
muka gelombangnya dibelokkan.
E. Hechts,Optics:, Adison wesley, 2002
DIFRAKSI CAHAYA MELALUI CELAH
PRINSIP HUYGENS-FRESNEL
E. Hechts,Optics:, Adison wesley, 2002
Prinsip Huygens-Fresnel : setiap titik dari muka-muka
gelombang yang tidak terganggu,pada saat tertentu
bertindak sebagai sumber muka-muka gelombang
speris kedua (frekuensinyasama dengan sumber
primer). Amplitudo medan optik
(listrik/magnet) di suatutitik merupakan
superposisi dari muka-muka gelombang
speris tadi.
Jika panjang gelombang ( ) lebih
besar dibandingkan dengan
lebar celah (d), maka gelombang
akan disebar keluar dengan
sudut yang cukup besar.
Dalam beberapa kasus klasik,
fenomena interferensi dan
difraksi sulit dibedakan.
E. Hechts,Optics:, Adison wesley, 2002
DIFRAKSI CELAH TUNGGAL (SINGLE SLIT)
E. Hechts,Optics:, Adison wesley, 2002
0
SUSUNAN LINIER DARI SUMBER OSILATOR YANG
KOHEREN
0
0
0
Setiap sumber titik memancarkan medan listrik (radiasi)
yang memiliki jarak r terhadap titik amat/observasi ; titik
P.
Masing-masing sumber memancarkan medan listrik
yang sama :
E
0
(r
1
)
E
0
(r
2
) E
0
(r
3
) E
0
(r
N
) E
0
(r )
Maka medan listrik di titik P merupakan penjumlahan
medan-medan yang dipancarkan setiap sumber osilator
E
0
E
0
(r )e
i ( kr
1
t )
E (r )e
i ( kr
2
t )
E (r )e
i ( kr
3
t )
...
E (r )e
i ( kr
N
t )
E
0
E
0
(r )e
i
t
e
ikr
1
[1 e
ik r
2
r
1
e
ik r
3
r
1
...
e
ik r
N
r
1
]
r
2
r
1
d sin
r
3
r
1
.....
2d sin
r
N
r
1
( N 1)dsin
Maka beda fasa antara sumber-sumber yang berurutan
adalah :
k
0
kd sin
knd sin
Di dalam medium
dengan indeks
bias n
Di udara (n = 1)
k r
2
r
1
k r
3
r
1
2
...
k r
N
r
1
N 1

Maka medan listrik di titik P :


E E (r )e
i
t
e
ikr
1
[1 e
i
e
2i
... e
i N 1
]
0 0
144442444 43
e
iN
1
e
i
1
e
iN
e
i
/ 2
e
iN / 2
/ 2
e
i / 2
e
iN / 2
e
i / 2
e
i N
1
e
i
1
e
iN / 2
sin N / 2 e
iN / 2
e
i
/ 2
sin N / 2
e
i / 2
sin / 2 sin / 2
e
i N 1
/ 2

sin
N
/ 2 _

E E r e

sin
e
/ 2
,


sin
N
/ 2
_
0 0
( )
i t i[
kr
1
N 1 / 2]

sin

/ 2
,
2
Jika didefinisikan R adalah jarak dari titik pusat sumbu ke
titik P adalah :
R
maka :
1
N 1
2
d sin r
1
E E
0
r e
i kR
t


sin N

/ 2
_

sin / 2
,
Intensitas /rapat fluks di titik P :
I
P
~ E
1
EE *
2
sin
2
N / 2 sin
2
N / 2
I E
2
I
P 0
sin
2
/ 2
0
sin
2
/ 2
I
0
adalah rapat fluks/intensitas dari berbagai sumber di titik P
0
sin
2
N / 2
I
P
I
0
sin
2
/ 2
Untuk N = 0 (tak ada sumber) I
P
= 0
N = 1 (satu sumber) I
P
= I
0
N = 2
sin
2
4 sin
2
/ 2 cos
2
/ 2
I
P
I
0
4I
I
sin
2
/ 2
0
cos
2
/ 2
sin
2
/ 2
Intensitas di titik P sebagai fungsi dari sudut ( = kd sin )
sin
2
[ N kd / 2 sin ]
I
P
I
0
sin
2
[
kd / 2
sin ]
0
Bagian yang mengalami fluktuasi akibat difraksi adalah
sin
2
[N(kd/2)sin ] yang dimodulasi oleh sin
2
[(kd/2)sin ]
-1
,
karena bagian terakhir ini berubah sangat lambat/kecil.
sin
2
N / 2
I
P
I
0
sin
2
/ 2
Puncak maksimum terjadi jika :
sin
2
N / 2
N
2

2m
sin
2
/ 2
kd sin
m
2m
2
d
d sin
I
maks
sin
m
2m
m
m
N
2
I
Sistem akan memancarkan
radiasi maksimum dalam arah
tegak lurus terhadap susunan
antena/celah (array), yaitu pada
m = 0 (
0
=0 dan )
Jika sudut bertambah, maka = kd sin bertambah
dan akan mencapai minimum sampai 0 pada N /2 = .
Jika lebar celah d > , maka hanya ada satu nilai
maksimum (m = 0 atau orde ke-nol)
Penerapan sistem radiasi antena
Jika kita memiliki sistem beberapa
antena (array), dimana masing-
masing memancarkan radiasi, maka
perbedaan fasa :
kd sin
= pergeseran fasa antar sumber
radiasi maksimum terjadi pada :
d sin
m
m / k kd sin
m
2m
maka puncak radiasi maksimum dapat diatur dengan nilai
Ca t a t a t a n antena parabola hanya memancarkan
/memantulkan radiasi dalam arah lurus dan pola
radiasinya tidak simetris di sekitar sumbunya.
y
D/2
y
r
i
R
P
z x
-D/2
Gambar diatas melukiskan sumber osilasi ideal (sumber kedua
dari Prinsip Huygens-Fresnel untuk celah sempit yang panjang,
dimana lebar celah jauh lebih kecil dari panjang gelombang,
disinari oleh gelombang bidang) .
i
Masing-masing titik memancarkan gelombang (wavelets)
speris :

_
E


0

sin
t kr

r
,
0
= kekuatan sumber (source strength)
Gelombang yang dipancarkan oleh tiap elemen y :
_


N y
_
E

0


sin
t kr
i


i


r
i ,

D
,
Jika jumlah elemen (N) mendekati tak hingga, dan jika
output total harus berhingga, maka jumlah sumber
osilator harus mendekati nol.
Sehingga didefinisikan kekuatan sumber persatuan
panjang :
1
lim N
L
D
N
0
maka medan total di titik P akibat dari M segmen :
M

E
i


_
L

sin
t kr
i
y
i
i 1

r
i ,
Untuk sumber kontinu M :
D / 2
E
L

D / 2
r r ( y)
sin
t
r
kr
dy
DIFRAKSI FRAUNHOFER
Difraksi dimana gelombang datang dan yang keluar
dari celah tetap planar atau linier.
1. CELAH TUNGGAL
Jika jarak celah ke layar (R) >> lebar celah (D), maka
r(y) linier dan (
L
/R) pada titik amat P konstan sepanjang
elemen dy.
dE
L
sin
R
t kr dy
r R y sin
...
Suku ketiga dst dapat diabaikan, karena kontribusi
terhadap fasa kecil, sehingga r linier terhadap y
(DIFRAKSI FRAUNHOFER).
Untuk lebar celah D (dari D/2 sampai D/2), maka :
D / 2
E
L


sin t k
R
y sin dy
R
D / 2
L
D

sin kD / 2 sin
sin t kR
R kD / 2 sin
sinc 1
I I 0
2
Jika kita definisikan :
kD / 2 sin
Maka :

sin
_
E
L
D

R


sin
,
t kR
L
D


R
sinc sin t kR
Distribusi intensitas :

D
_
I E
2
1

sinc
2
I 0 sinc
2
sin
2
T
t kR
2

R
,
1 / 2
Maksimum utama terjadi pada = 0
0
Intensitas minima terjadi jika sin = 0, atau pada nilai :
, 2 , 3 ,...
Jika celah memiliki dimensi panjang l dan lebar
b (b<<l), maka :
I I 0
kb / 2
sinc
2
sin
Intensitas minima terjadi pada :
b sin
m
m 1,
m
2, 3,...
2. CELAH GANDA
X
E. Hechts,Optics:, Adison wesley, 2002

Jika masing-masing celah memiliki dimensi lebar b dan


panjang l (b << l), dan kedua celah dipisahkan oleh jarak
a, maka medan :


_

b /
2

_
a b / 2
E


L


F
R
z dz


L

R


F z dz


,

b / 2
F z


b
_

sin
,
a b /
2
t k R
z sin
E


L

sinc sin t kR sin t kR 2



R
,

b
_
ka / 2
sin
E


L

sinc
cos sin t kR

R
,

Distribusi intensitas menjadi :


I 4I
0
sinc
2
cos
2
Maxima utama terjadi pada =0, yaitu = 0 : I(0)=4I
0
Minima terjadi pada :
, 2 , 3 ,...
Celah tunggal
Celah ganda
3. CELAH BANYAK
E. Hechts,Optics:, Adison wesley, 2002
N
1 a


_

b /
2

_
a
b /
2


_
2 a
b / 2
E


L


F
z dz



L


F z
dz



L


F z
dz

R
,
b /
2

R
,
a
b /
2

R
,
2 a
b / 2
b / 2
...


L



F z dz

R
,
N
1 a
b / 2
F z sin t k R z sin
2
0
Penurunan rumus dapat dilihat di buku E.
Hechts,Optics:, Adison wesley, 2002, hal. 460
I I sin c
2


sin N
_

0

sin
,
0 I 0
N
2
I
2
I I sin c
2


sin N
_

0
Maksima utama terjadi jika :

sin
,


sin N
_

N ,

0, , 2 ,...

sin
,
atau a sin
m
m ; m 0, 1, 2,...
Minima terjadi jika :


sin N
_


0,

sin
0, ,
,
2
,...,
N N
N 1
,
N 1
N
N
Diantara maksima,
terdapat (N-1) minima.
Untuk nilai N yang
besar, maka kecil
sehingga :
sin
2
maka puncak maksima
kedua (subsider
pertama) :
3 / 2N
2
I I sinc
2
2
_

0

3
,
Pola difraksi celah banyak dengan jarak antar celah a = 4b
dan N = 6
6
4. CELAH PERSEGI
E. Hechts,Optics:, Adison wesley, 2002
Jika
A
adalah kekuatan sumber persatuan luas dan dS
adalah elemen luas, maka berlaku :


_
dE


A


e
i t kr
dS

r
,
r X
2
Y y
2
Z z
2
r R 1 y
2
z
2
/ R
2
2 Yy Zz / R
2
1/ 2
Jika R sangat besar dibandingkan dimensi apertur atau
celah, maka :
r R 1 2 Yy Zz / R
2
1/ 2
R 1 Yy
Zz / R
2
deret Binomial
Maka distribusi intensitas :
Penurunan rumus dapat
I Y ,
Z
I 0 sinc
2
' sinc
2
'
dilihat di buku E.
Hechts,Optics:, Adison
' kaZ
' kbY
/ 2R
/ 2R
wesley, 2002, hal. 460
I(0) adalah intensitas pada Y = Z = 0
Maksima utama terjadi pada = 0
Distribusi intensitas
E. Hechts,Optics:, Adison wesley, 2002 Distribusi medan
4. CELAH LINGKARAN
E. Hechts,Optics:, Adison wesley, 2002
~
i t kR
E
A
e






R

e
ik Yy
apertur
Zz / R
dS
z cos
Z q cos
dS d d
; y sin
; Y q sin
Maka fungsi integralnya menjadi :
~
i t kR
a 2
E
A
e


e
i
k
q /
R
cos
d d
R
0 0
2
2
2
Fungsi Bessel jenis pertama :
J
m
u
i
m
2

e
i
mv
0
u cos v
dv
Fungsi Bessel orde ke-nol (m=0) :
J u
1


e
iu cos v
dv
0
0
m
~
i t kR
a
E
A
e
2
R

J
0
k
0
q / R d
Sifat umum fungsi Bessel
d
u
m
J
u du
m
u J
m 1
u
u
m 1 uJ
1
u

u' J
0
u'
0
du'
Maka :
a
2
kq
_
/


J k
q / R d

w kaq R

J
w w
dw
0

0

,
w 0
0
]
~
i t kR
_
E
A
e
2
R
a
2

R
kaq
J
1
,
kaq / R
Distribusi intensitas I = EE*
2
2
I
2
A
A
2
J
1
kaq / R
1
A = luas lingkaran
R
2

kaq / R
1
(celah)
Intensitas di titik pusat (q = 0) :
2
2
I 0
A
A
2
R
2
Distribusi intensitas
E. Hechts,Optics:, Adison wesley, 2002
Distribusi medan
2
Jika R konstan sepanjang polar difraksi, maka berlaku :
2
I I 0
2
J
1

kaq / R 1
1

kaq / R
]
Karena sin = q/R, maka :
I I 0

2
J
1
ka sin
1
ka sin
Karena memiliki sumbu simetri, maka pusat
maksimum
membentuk AIRY DISK/RING) terhadap maksimum
selanjutnya (ditemukan oleh George Biddel Airy 1801-
1892)
Cincin gelap pertama yang
mengelilingi pusat maksimum
berkaitan dengan J
1
(u).
J
1
(u) = 0, jika u = kaq/R = 3,83
Dimana q
1
adalah jarak dari
pusat ke cincin gelap pertama :
Airy ring dari lingkaran
d = 0,5 mm
R
q
1
1.22
2a
Jika sebuah lensa difokuskan
ke layar dengan panjang fokus
f R, maka :
f
q
1
1.22
D
d = 1,0 mm
D = diameter celah (2a)
PENERAPAN PADA RESOLUSI SISTEM PENCITRAAN
Jarak antara titik pusat dengan cincin minimum pertama
adalah :
f
q
1
1.22
D
Jika adalah sudut yang terukur, maka :
1.22
D
q
1
/ f
sin
Airy ring/disk akan menyebar sepanjang sudut .
E. Hechts,Optics:, Adison wesley, 2002
Jika >> , maka citra
akan dapat dibedakan
(resolusi)
Batas resolusi terjadi jika :
min
1.22 / D
Jika l adalah jarak pusat-ke pusat bayangan/citra,
maka limit resolusi :
l
min
1.22 f / D
Resolving power untuk sistem pembentukan citra
secara umum didefinisikan :
1
min
atau
1
l
min
Jika lebih kecil dari , maka citra akan overlap.
E. Hechts,Optics:, Adison wesley, 2002
2002 0
Akibatnya citra
atau image akan
buram (blur)
E. Hechts,Optics:, Adison wesley,
DIFRAKSI GRATING
Suatu piranti atau alat optik yang terdiri dari
serangkaian apertur, digunakan untuk mengubah
atau menghasilkan panjang gelombang yang
didifraksikan dengan cara mengatur perioda atau
jarak antar celah atau sudut cahaya datang
Contoh : Laser Bragg.
Grating Transmisi
Orde
ke-m
D
m
C
a
B
i A
AB CD a sin
m
sin
i
Grating Refleksi
A
i
B
a
C
D
m
Orde
ke-m
AB CD a sin
m
sin
i
Persamaan grating :
a sin
m
m
m = 0 (orde nol tidak dibelokkan
(
0
= 0).
Semakin besar m (orde), sudut
defleksi semakin besar.
Secara umum, untuk grating transmisi dan refleksi, berlaku :
a sin
m
sin
i
m
Maka untuk mengubah panjang gelombang ( ), dapat
dilakukan dengan mengubah jarak grating/perioda (a) atau
sudut cahaya datang (
i
).

Anda mungkin juga menyukai