Anda di halaman 1dari 23

2.

STATISTIK BOLTZMANN

2.1 Kesetimbangan Statistik

Tinjau N buah partikel dalam suatu sistem yang terisolasi.


Dengan N buah partikel, misalkan n1 buah berenenrgi E1, n2 buah berenergi E2, dan seterusnya.
N =∑ni Jadi: N=n1+n2+n3+………atau

Jika tidak ada interaksi antara partikel-partikel, energi total sistem:

n1, n2, n3 ………disebut partisi atau distribusi

Karena interaksi antara partikel-partikel atau tumbukan antara partikel-partikel partisi bisa berubah.

Dapat diasumsikan adanya suatu partisi yang lebih baik daripada partisi-partisi lain.
Secara fisis pada suatu sistem yang memiliki sejumlah partikel dengan total energi tertentu, terdapat
suatu partisi paling mungkin (most probable partition).
Jika partisi itu tercapai, sistem itu disebut setimbang secara statistik.

2.2 Hukum Partisi Boltzmann

Tinjau suatu sistem dari sejumlah partikel yang identik (sama struktur dan komposisi) tapi dapat
dibedakan satu sama (diketahui perbedaan satu sama lain).

Asumsi 1: Semua tingkat energi berpeluang sama untuk ditempati partikel.

Asumsi 2: Peluang suatu partisi sebanding dengan jumlah cara yang berbeda dengan mana partikel-
partikel bisa didistribusikan di antara tingkat-tingka energi yang ada untuk
menghasilkan partisi itu.

Tinjau partisi sebagai berikut:

Misalkan jumlah seluruh partikel N.


Dalam pengisian tingkat energi E1, jumlah cara untuk memasukkan 3 dari N buah partikel adalah
N!
N (N −1)(N −2) =

(N −3)!
Jika tanda pada ketiga partikel: a, b, c maka ada 3!=6 urutan pengisian yang berbeda yakni
abc, bac, cab, bca, acb, cba.
Tapi keenam urutan itu isinya sama; jadi ada 3! partisi yang sama.

Oleh sebab itu, jumlah cara berbeda untuk memasukkan 3 dari N buah partikel ke E1 adalah:
N!
3!(N −3)!
Secara umum, jumlah cara berbeda memasukkan n 1 dari N buah partikel ke tingkat energi E 1
adalah N! n1!(N −n1 )!

Setelah memasukkan n1 buah partikel ke E1, maka yang tersisa adalah N-n1 buah. Jika kita ingin
memasukkan n2 dari N-n1 partikel ke E2, maka jumlah cara berbeda adalah:
(N −n1 )!
n2 !(N −n1 −n2 )!

Dengan cara yang sama, jumlah cara berbeda memasukkan n3 dari (N-n1-n2) buah partikel ke E3
adalah

(N −n1 −n2 )!
n3!(N −n1 −n2 −n3 )!

Jumlah cara berbeda untuk mengisikan n1 partikel ke E 1, n2 partikel ke E2, n3 partikel ke E3 dan
seterusnya hingga ke tingkat terakhir secara berturut-turut, adalah

N! (N −n1 )! (N −n1 −n2 )!

P= n !(N −n )! x n !(N −n −n )! x n !(N −n −n −n )! x...........x..........


1 1 2 1 2 3 1 23

N!

P= 9

n1!n2 !n3!.............
Bisa terjadi tingkat-tingkat energi itu memiliki peluang yang berbeda, misalnya g1 adalah peluang suatu partikel untuk
menempati E1; jadi peluang n1 buah partikel menempati E1 adalah: g 1n1
Jika g2 peluang suatu partikel untuk menempati E2, maka peluang n2 buah partikel menempati E2 adalah: g2n2

Jadi, total peluang untuk partisi tersebut:

N ! g 1n1 g 2n2 g 3n3 ......

P= n1 !n 2 !n3 !.....

Inilah peluang suatu distribusi (partisi) dalam statistik Maxwell-Boltzmann untuk sistem partikel yang identik tapi dapat
dibedakan.
Jika partikel-partikel itu identik dan tak dapat dibedakan, maka persamaan
g 1 g 2 g 3 .....
n n n

P = 1 2 3
n1!n2 !n3 !.....
10
Masalah selanjutnya adalah:
Bagaimana cara menentukan keadaan setimbang yang berkaitan dengan partisi paling mungkin, yakni harga P
maksimum.

P maksimum jika perubahan dP=0 untuk perubahan dn1, dn2, dn3,….

Secara matematik, lebih mudah memaksimumkan ln P.


g 1 g 2 g 3 .....
n n n

P = 1 2 3
n1!n2 !n3 !.....

ln P =n1 ln g1 +n2 ln g2 + n3 ln g3 +..... − ln(n1!) +ln(n2 !) + ln(n3!) +.......]

Sifat logaritma natural: ln (n!)=n ln n - n,

lnP =n1 ln g1 +n2 ln g2 +n3 ln g3 +.....− (n1 lnn1 −n1 ) +(n2 lnn2 −n2 ) +(n3 lnn3 −n3 ) +....] =−n1 ln(n1 / g1 ) −n2 ln(n2 / g2 ) −n3 ln(n3 / g3 ) −........+(n1
+n2 +n3 +......)
=N −∑ni ln(ni / gi )
11
Selanjutnya, diferensial

d (ln P) =−∑(dni ) ln(ni / gi ) −∑ni d (ln ni / gi )


i i

=− ( dn ) ln(n /g )−n (dn )/n )


∑i i i ∑i i i
i i
=− ( dn ) ln(n /g ) − dn
∑i i i ∑i
i i

Agar P mencapai maksimum, d(ln P)=0

Karena N tetap maka, ∑dni =0


i

d (ln P) =−∑[ln(ni / gi )]dni =0


i

Karena energi total sistem tetap: U =n1 E1 +n2 E2 +......... =∑ni Ei


i

∑ E i dn i =0
i

12
Untuk memenuhi ketiga persamaan di atas, diperkenalkan tetapan αdan β sedemikian hingga berlaku

ln n
i dn +αdn +βE dn =0

∑ i
iii
i g
i
∑[ln( ni / g i ) +α+βEi ]dni =0
i
ln( ni / g i ) + α+ βE i = 0

Dengan demikian maka partisi paling berpeluang adalah:


ni =gi e
−α−βE
i

Sekarang bisa dinyatakan:

N =∑ni =∑gi e−α−βEi =e−α∑gi e−βEi


i i i

=e−αZ

Z =∑gi e−βEi Z disebut fungsi partisi.

i 13
Jadi, partisi dengan peluang maksimum adalah

ni =NZ gi e−βEi

Inilah yang disebut hukum partisi (distribusi) Maxwell-Boltzmann.

Defenisi harga rata-rata besaran fisis yang bergantung energi, misalnya F(E), adalah:
Fave =1 ∑ni F (Ei )
N i
Pada keadaan setimbang (partisi paling berpeluang): ni =NZ gi e−βEi
Fave =1 ∑gi F (Ei )e−βEi
Z i
Temperatur (suhu)

N −βEi
Hukum partisi (distribusi) Maxwell-Boltzmann:

i
= g e
Z
ni
dengan fungsi partisi: Z =∑gi e−βEi
i

Energi total:

N −β

Ei d
U =∑ni Ei = ∑g i Ei e Ei e
−βE
i =− e
−βE
i)
i Z i dβ

Nd − N dZ
1 dZ d
U =− Z dβ ∑gi e βEi
=− Z dβ = (ln Z )

i Z dβ dβ

U =−N ddβ(ln Z )

Inilah hubungan antara energi total dan fungsi partisi suatu sistem dalam kesetimbangan statistik.
20
Energi rata-rata satu partikel:

Eave =UN =−ddβ(ln Z )

Jadi, parameter βmerupakan karakteristik energi dalam sistem. Oleh sebab itu, βdiungkapkan dengan besaran yang disebut
suhu absolut T (Kelvin), seperti
1 k=1,3805x10-23 J/K disebut

β =kT konstanta Boltzmann.

Ini hanya berlaku untuk sistem partikel dalam kesetimbangan statistik..

Fungsi partisi (Z) dalam kaitannya dengan suhu adalah:


Z =∑gi e i i
−E / kT

Partisi paling berpeluang (hukum distribusi Maxwell-Boltzmann) :

N
ni = g i e i
−E / kT

Z 21
Energi total:
U =−N ddβ(ln Z )

β=kT1 → d
dT
β
=−kT1 d
=
2 d β dT
d dT
dβ =−kT 2

d
dT

U =kNT 2 dT
d
(ln Z )

Energi rata-rata satu partikel:

d
Eave =U =kT 2 (ln Z )
N dT
Secara umum, harga rata-rata suat besaran partikel F(E)

Fave =1 ∑gi F (Ei )e−βEi → Fave =1 ∑gi F(Ei )e−Ei / kT


Z
i

2.4 Kesetimbangan suhu

Tinjau suatu sistem terisolasi mengandung dua macam kelompok partikel. Melalui tumbukan atau interaksi lainnya, energi
bisa berpindah antar partikel kedua kelompok, tetapi total energi tetap saja.

n1, E1 n’1, E’1


n' , E’
n2, E2 2 2
N =∑ni =konstan N '=∑n'i =konstan
i i

U =∑ni Ei +∑n'i Ei' =konstan


i i

Peluang suatu partisi atau distribusi merupakan perkalian

g
n
1 g
n
2 g n3 ..... g'
n'
1 g'
n'
2 g'n'3 .....
1 2 3 1 2 3
P= x
n !n !n !..... n' !n' !n' !.....
1 2 3 1 2 3
28
Kesetimbangan sistem

ni =NZ gi e−βEi n' j =NZ'' g' j e−βE '


j

Z dan Z’ adalah fungsi partisi masing-masing;

βsama bagi kedua partisi→ dua sistem partikel yang berbeda dan berinteraksi dalam kesetimbangan statistik harus memiliki suhu
yang sama

N −

ni = g i e i
E / kT

N'
n' j = g'je
−E '
j / kT
Z'

29
2.5 Aplikasi pada Gas Ideal

Gas ideal dipandang sebagai:


• Molekul-molekul monoatom → energi rotasi dan vibrasi diabaikan
• Jarak antar molekul cukup renggang→ energi potensial antar molekul diabaikan.

• Energi hanyalah kinetik saja

Sebuah partikel gas dalam kubus bersisi a mempunyai komponen-komponen momentum:


px=m1(h/2a); py=m2(h/2a); pz=m3(h/2a);

di mana m1, m2, m3 adalah bilangan-bilangan bulat positif Energi kinetik:

p2 h2 2 22 2 2

E= = κ; κ =m1 +m 2 +m3
2m 8ma 2

Jelas bahwa untuk kubus yang besar, tingkat-tingkat energi sangat dekat
yang secara praktis membentuk spektrum energi kontinu. 30
Fungsi partisnya diungkapkan dalam bentuk integral


Z =∫e−E / kT g(E)dE
0

g(E)dE menyatakan jumlah keadaan molekul dalam daerah energi E dan E+dE.

Tinjaulah sebuah bola dengan jari-jari κ. Jumlah keadaan dengan energi antara 0 dan E untuk suatu oktan (m 1, m2, m3 selalu positif)
adalah:

3/2
3 π 8mE 8πV 3 1/2 3/2 3
N (E) =18 (4 3 πκ) = V = (2m ) E ; V =a

6 h2 3h3
g(E) = dN (E)
4πV (2m3 )1/ 2
→g (E)dE =dN (E) = 3 E1/ 2 dE

dE h

4πV (2m3 )1 / 2 ∞
1 / 2 −E / kT
Fungsi partisi :
Z= E edE
3 ∫
h 0
31
Misalkan x=E1/2

∞ ∞

∫E
1/ 2 −E / kT
e
2 −x2 / kT
dE =2∫x e dx = 12 π(kT )
3

0 0

Fungsi partisi :

V ( 2 πmkT ) 3 / 2
Z=
h 3
Inilah fungsi partisi gas ideal monoatom sebagai fungsi suhu dan volume gas.

Energi rata-rata satu partikel gas:


E ave =UN =kT 2 dT
d
(ln Z )

3
→ d (ln Z )
ln Z =C + 3
2 ln kT =
dT 2T

Eave =3 kT

2 32
Energi total: U =3 2 kNT = 3 2 nRT
Ingat bilangan Avogadro: NA=6,0225x1023 /mole, maka n=N/NA adalah jumlah mole dari gas, dan

R =kN A =8,314 J mole −1 K −1 =1,986 kalori mole −1 K −1


=5,1894 x10 19 eV mole −1 K −1

Ingat hukum partisi (distribusi) Maxwell-Boltmann:

ni =NZ gi e−Ei / kT

Untuk kasus kontinu, gi diganti dengan


g(E)dE =
4πV (2m3 )1/ 2
1/ 2 dE
E
h3

maka jumlah molekul dengan energi di antara E dan E+dE, adalah

N N 4πV(2m3 )1/ 2
dn = e −E / kT
g(E)dE = 1/ 2e−E / kT dE
E

Z Z h 3

dengan Z= V (2πmkT ) 3 / 2

h3
34
500
0
dn/dE
400
dn 2πN − 0
1/ 2 E / kT 350
0 100K
= 3/2 E e 300
0
dE π
(kT ) 250
0
200
0
150 300K
0
100
Ini merupakan rumus Maxwell untuk 0
500
distribusi energi dari molekul dalam suatu
00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
gas ideal.

E (10-2 eV)

5000
Distribusi kecepatan: 4500
dn/dv 4000
3500 100K
3000
dn =dn dE =mv dn 2500
dv dE dv dE 2000 800 K
=mv 2πN 1
2 mv 2e 1500
−mv 2 / 2 kT
3/2 1000
(πkT ) 500
3/2 00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
m 2 −mv 2 / 2 kT
=4πN v e

2πkT v
35

Anda mungkin juga menyukai