Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

RESEARCH BASED LEARNING (RBL)


MEKANIKA STATISTIK
“Expansi Cluster (Cluster Expanssion) untuk Sistem Gas Ideal dengan
Adanya Interaksi”

OLEH :
Kelompok 10

Nama Anggota Kelompok 1:


Muhammad Ikhsan (18229002)
Sandra Rahma Diana (18229001)

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Ahmad Fauzi, M.Si.
Dr. Ramli, M. Si.

PROGRAM STUDI MAGISTER FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Teknik
Ekspansi klaster (Cluster Expanssion) untuk Gas Ideal”
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Mekanika Statistik program studi pendidikan Fisika Pasca Sarjana Universitas
Negeri Padang.
Penulis banyak mendapat bantuan, saran, dan sumbangan pikiran dari
berbagai pihak dalam menyelesaikan makalah ini. Oleh sebab itu, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya
kepada kedua Bapak dosen pembimbing yakni Dr. Ahmad Fauzi M.Si dan Dr.
Ramli, M. Si.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan baik segi
penyajian maupun penulisannya. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat
konstruktif dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih dan berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Padang, Mei 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
BAB II KAJIAN TEORI
A. Gas Ideal
BAB III PEMBAHASAN
A. Metode TOFS Dioptimalkan untuk Materi Nuklir Power Series
Berkorelasi Fungsi Gelombang dan Ekspansi Cluster.........................
B. Mengukur ketidakpastian dalam termodinamika paduan prinsip-prinsip
pertama menggunakan ekspansi kluster.....................................................11
C. Ekspansi klaster untuk keadaan dasar Hamiltonians lokal................... 13
D. Kestabilan fase paduan V-Ta menggunakan ekspansi klaster dan teknik
Monte Carlo.......................................................................................... 14
E. Ekspansi klaster adaptif dan pemesanan atom bergantung-redoks....... 15
F. Perbandingan Algoritma Pemasangan Ekspansi Cluster untuk Interaksi di
Permukaan............................................................................................. 17
G. Ekspansi Kluster Penambahan Jaringan untuk Struktur Polimorfik dalam
Bahan Alloys......................................................................................... 18
H. Transisi fase plasma quark-gluon menggunakan metode ekspansi kluste.19
I. Menyelidiki prinsip pertama dari adsorpsi oksigen pada Permukaan
Zr(0001) menggunakan ekspansi kluster.............................................. 19
J. Ekspansi kluster berbantuan komputer: Pendekatan aljabar yang efisien
untuk sistem banyak-partikel kuantum terbuka.................................... 20
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran.......................................................................................................... 22

ii
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Salah satu tujuan utama dari kuantum adalah untuk menentukan keadaan dasar dari model
yang menarik secara fisik. Setiap kali fungsi gelombang kondisi dasar diketahui, semua properti
kondisi dasar dan yang dapat diamati dapat diturunkan. Dalam praktiknya untuk mengekstraksi
informasi penting secara fisik tentang keadaan dasar, penting untuk mengetahuinya dalam bentuk
yang mencerminkan sifat fisik umumnya dan memungkinkan perluasan sistematis yang dapat
diamati dari informasi yang lebih relevan menjadi kurang relevan. Sebagai contoh, metode
Renormalization Group seharusnya mencakup sifat keadaan universal dari sistem fisik dalam
batas termodinamika. Salah satu prinsip fisik yang paling mendasar bahwa sistem karakteristik
adalah lokalitas dan ini jelas tercermin pada sifat-sifat keadaan dasarnya. Memang fisik
Hamilton diharapkan hanya melibatkan kopling lokal atau interaksi antara titik-titik yang
berbeda dan ini memaksakan kendala pada bentuk keadaan dasar mereka.
Secara khusus, keadaan dasar hamiltonian lokal memiliki sejumlah besar partikel, energi
dan jumlah termodinamika lainnya; fluktuasi relatif dari jumlah yang sedemikian luas tentang
nilai rata-rata mereka membusuk dengan cepat dengan ukuran sistem; diamati lokal, seperti
korelasi multi-point, secara umum memiliki batas yang ditentukan dengan baik untuk ukuran
sistem besar. Sifat-sifat ini sangat terkait dengan ekstensiensi dari 'energi bebas' yang ditentukan
dengan tepat dari mana semua jumlah termodinamika dan observasi lokal dapat dihitung. Bagian
luas dari kuantitas ini dapat dinyatakan dengan nyaman sebagai perluasan klaster yang, secara
kasar, merupakan perluasan dalam hal 'kumulans bersama' atau fungsi-fungsi korelasi multi-
point yang terhubung di negara bagian. Ekspansi cluster telah digunakan secara luas dalam fisika
statistik, baik dalam sistem klasik dan kuantum, biasanya untuk studi fungsi partisi keadaan
termal. Selain itu ekspansi kluster oleh Meyer digunakan untuk mencari persamaan keadaan
assembli yang mengandung partikel-partikel yang saling berinteraksi satu dengan lainnya.
Dengan adanya interaksi ini maka energi total tidak hanya berupa energi kinetik tetapi juga
mengandung komponen energi potensial yang merupakan fungsi jarak antar partikel.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut:
1.Bagaimana penerapan metode expansi cluster?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah menjelaskan beberapa penerapan metode Expansi
Cluster untuk gas ideal.

D. Manfaat Penulisan
Sebagai manfaat penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Dapat digunakan untuk pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan bagi pengguna.
2. Menambah ilmu pengetahuan pembaca terutama mahasiswa tentang metode ekpansi kluster.
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang pemenuhan tugas akhir mata kuliah
mekanika statistik program studi pendidikan Fisika Fakultas pascasarjana Universitas Negeri
Padang

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Gas Ideal

Gas ideal adalah gas teoretis yang terdiri dari partikel-partikel titik yang bergerak secara


acak dan tidak saling berinteraksi atau juga dapat diartikan gas yang partikel-partikelnya tidak
memiliki volume dan tidak saling tarik-menarik. Konsep gas ideal sangat berguna karena
memenuhi hukum gas ideal, sebuah persamaan keadaan yang disederhanakan, sehingga dapat
dianalisis dengan mekanika statistika. Pada kondisi normal seperti temperatur dan tekanan
standar, kebanyakan gas nyata berperilaku seperti gas ideal.

Banyak gas seperti nitrogen, oksigen, hidrogen, gas mulia dan karbon dioksida dapat


diperlakukan seperti gas ideal dengan perbedaan yang masih dapat ditolerir.[1] Secara umum,
gas berperilaku seperti gas ideal pada temperatur tinggi dan tekanan rendah,[1] karena kerja yang
melawan gaya intermolekuler menjadi jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan energi
kinetik partikel, dan ukuran molekul juga menjadi jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan
ruangan kosong antar molekul.

Model gas ideal tak dapat dipakai pada suhu rendah atau tekanan tinggi, karena gaya
intermolekuler dan ukuran molekuler menjadi penting. Model gas ideal juga tak dapat dipakai
pada gas-gas berat seperti refrigeran atau gas dengan gaya intermolekuler kuat, seperti uap air.
Pada beberapa titik ketika suhu rendah dan tekanan tinggi, gas nyata akan menjalani fase
transisi menjadi liquid atau solid. Model gas ideal tidak dapat menjelaskan atau memperbolehkan
fase transisi. Hal ini dapat dijelaskan dengan persamaan keadaanyang lebih kompleks.

1. Syarat Gas Ideal

 Gas ideal harus bisa memenuhi beberapa syarat dibawah ini agar bisa disebut gas ideal
 Molekul gas ideal itu bergerak acak ke semua arah
 Suatu gas yang terdiri dari molekul-molekul yuang disebut molekul dan setiap molekul
identik atau sama sehingga tidak bisa dibedakan dengan molekul lainnya
 Molekul dari gas ideal tersebar merata di semua bagian

3
 Tidak memiliki gaya interaksi antar molekul kecuali bila antar molekul saling
bertumbukan atau terjadi tumbukan atara molekul dan dinding
 Hukum-Hukum Newton tentang gerak itu berlaku pada molekul gas ideal
 Semua tumbukan yang terjadi baik antar molekul ataupun antara molekul dengan
dinding merupakan tumbukan leting sempurna dan juga terjadi di waktu yang sangat
singkat ( molekul bisa digambarkan seperti bola kertas yang sangat licin).

2. Konsep Teori Gas Ideal


Pada konsep teori kinetik gas, proses termodinamika molekul/partikel dibagi menjadi tiga
keadaan:
a. Isobarik, yaitu proses termodinamika saat gas diberi perlakuan pada tekanan
konstan/tetap;
b. Isotermis, yaitu proses termodinamika saat gas diberi perlakuan suhu konstan/tetap;
c. Isokhorik, yaitu proses termodinamika saat gas diberi perlakuan pada keadaan volume
tetap.
Ketiga konsep tadi merupakan turunan rumus dari satu persamaan umum teori kinetik gas. Jadi,
Saat P konstan
V = n. R. T

Saat tekanan untuk keadaan isobarik, perbandingan menggunakan rumus berikut:

Saat T konstan
P. V = n. R . T 
P. V = konstan
Saat suhu dalam keadaan konstan cukup, bandingkanlah dua besaran gas, yaitu tekanan dan
volume gas. Untuk keadaan isotermis, perbandingan yang digunakan:

Saat V konstan

4
P. V = n. R . T  

saat volume dalam keadaan konstan cukup, bandingkan dua besaran tekanan dan suhu gas.
Untuk keadaan isokhorik, perbandingan yang digunakan sebagai berikut:

Dari konsep teori kinetik gas Boyle-Gay Lussac, perbandingan dua keadaan gas yang berbeda
dalam tabung tertutup dapat menggunakan rumus:

3. Persamaan umum gas ideal

P. V =n. R. T
Atau
P. V = N. k. T

Keterangan
P = tekanan gas(Pa)
V = volume (m3)
n = mol gas
R = tetapan umum gas ideal (8,314 J/mol.K)
K = Tetapan Boltzman (1,38x 10^-23)
T = suhu mutlak (K)

N = Jumlah partikel gas

5
B. Ekspansi Cluster oleh Meyer

Ekspansi klaster adalah model pengganti yang paling banyak digunakan dalam pemodelan
paduan untuk dengan cepat menghitung sifat fisik yang merupakan fungsi dari konfigurasi,
beranjak dari persamaan Hamiltonian sebagaiberikut
Hamiltonian dinyatakan sebagai

(1)
Pernyataan uij hanya bergantung pada posisi antar partikel, dengan demikian fungsi partisi dari
sistem diberikan oleh

(2)
Karena pernyataan untuk momentum bentuknya hampir sama, maka dapat diselesaikan lebih
dulu sehingga diperoleh

(3)
Dimana;

Sementara fungsi ZN(V,T) merupakan pernyataan integral sepanjang koordinat ruang r1,r2,r3,···
,rN yakni :

(4)
Untuk gas yang tidak saling berinteraksi, maka persamaan 5 dapat dituliskan menjadi ;

(5)

6
Interaksi dua partikel dinyatakan oleh fungsi Meyer yakni ;

(6)
Sehingga ZN(V,T) persamaan = ∏5 dapat dinyatakan ke dalam fungsi Meyer, yakni ;

(7)

(8)
Kita dapat memecahkan persamaan 5 dengan menggunakan gagasan l-cluster yakni menyatakan
graff l-particle yang menghubungkan titik-titik yang saling berhubungan secara langsung atau
tidak langsung.
Terdapat integral cluster yang didefinisikan sebagai

(9)
Katakanlah ada sejumlah m1 1-cluster, m2 2-cluster dan m3 3-cluster maka bilangan ml harus-
lah memenuhi kondisi batas yang dinyatakan sebagai

(10)
Sehingga jika diberikan himpunan bilangan tersebut sebagai (ml)yang menyatakan kombinasi
tertentu dari koleksi graff, di mana total bilangan ini dinyatakan sebagai S(ml) maka persamaan
5 dapat dinyatakan menjadi ;

(11)
Dengan tanda prime dalam penjumlahan ∑ menyatakan bahwa semua suku-suku dalam pen-
jumlahan tersebut haruslah memenuhi kondisi batas pada persamaan 10.
Untuk mengevaluasi penjumlahan tersebut, maka terdapat asumsi yang digunakan dalam pem-

7
bentukan kombinasi graff yakni
1. Ada banyak cara untuk menyatakan sejumlah N partikel ke dalam ∑l ml kombinasi cluster
2. Untuk suatu cara (kombinasi) yang dipilih maka terdapat banyak pula cara untuk membentuk
masing-masing cluster dalam kombinasi tersebut ke dalam konfigurasi yang berbeda
Untuk pernyataan 1 maka terdapat faktor yang diperoleh yakni

(12)
Sementara jika pernyataan 2 tidak digunakan alias cluster yang terbentuk merupakan cluster
yang unik alias hanya bisa dinyatakan dalam 1 cara, maka penjumlaha terhadap S(ml) dapat
dinyatakan sebagai produk dari faktor kombinatorial pada persamaan 12 dengan nilai dari satu
graff yakni

(13)
Kemudian adanya fakta bahwa dua aransemen yang dihasilkan dengan mempertukarkan seluruh
partikel pada dua cluster yang berbeda dengan ukuran yang sama yang tidak boleh dihitung
sebagai aransemen yang berbeda mengharuskan adanya faktor normalisasi

(14)
Dengan demikian, jika pernyataan 2 diperhitungkan serta dengan memasukkan faktor koreksi
pada persamaan 14 akan diperoleh

(15)
atau dengan bantuan persamaan 9 akan diperoleh

(16)
Jadi penjumlahan terhadap S1mll dapat dinyatakan sebagai produk dari pernyataan kom-
binatorial pada persamaan 12 dan hasil pada persamaan 16 yang jika disubstitusikan pada

8
persamaan 11 akan menghasilkan

(17)
Di mana ∏telah digunakan fakta bahwa l

(18)
Akhirnya dengan memasukkan hasil pada persamaan 17 ke dalam persamaan 3, maka fungsi
partisi kanonik dapat dinyatakan sebagai

(19)
Untuk fungsi partisi grand kanonik (fungsi partisi jumlah partikel tidak tetap), maka persamaan
19 harus dimodifikasi karena dalam persamaan tersebut terdapat prime pada penjumlahan yang
menandakan himpunan bilangan cluster (ml) haruslah memenuhi kondisi batas pada persamaan
10. Fungsi partisi grand-kanonik dinyatakan sebagai

(20)
Dengan menuliskan

(21)
dan dengan mensubstitusikan nilai dari QN(V,T) dari persamaan 19 dan dengan mengabaikan
kondisi batas 10 serta penjumlahan dilakukan untuk nilai N = 0 sampai N = с akan diperoleh

9
(22)
atau

(23)
di mana untuk limit V ← ∞ akan diperoleh

(24)
dan

(25)
Persamaan 24 dan 25 dikenal sebagai persamaan ekspansi cluster Mayer-Ursell. Jika nilai fugisi-
tas Z dieliminasi dari kedua persamaan tersebut, maka dapat diperoleh persamaan keadaan
sistem.

10
BAB III
PEMBAHASAN

A. Jurnal 1
B. Jurnal 2
C. Jurnal 3

11
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa metode atau teknik ekspansi cluster dapat digunakan untuk
menemukan keadaan keadaan partikel yang saling berinteraksi. Selain itu.........

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
https://rumusrumus.com/pengertian-gas-ideal/
(diaksespada 22 Mei 2019)

12

Anda mungkin juga menyukai