Anda di halaman 1dari 8

TUGAS FISIKA STATISTIK

Nama : Intan Pratiwi


NIM : A1C319086
Kelas : Reguler C

Dosen pengampu :
Febri Berthalita Pujaningsih, S.Si., M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
1. Ruang Fasa
Sebelum masuk lebih jauh untuk mencari besaran-besaran fisis suatu
assembli, mari kita diskusikan satu jenis ruang yang dinamakan ruang fasa.
Keadaan gerak sebuah benda sebenarnya lebih lengkap dinyatakan dalam
koordinat ruang fasa karena koordinat ruang fasa memberikan informasi tentang
posisi dan momentum partikel sekaligus.
Ruang fasa adalah ruang yang dibentuk oleh ruang spasial / posisi (x) dan
ruang momentum (p ) atau ruang spasial dan ruang kecepatan (v).
Pertanyaannya mengapa kita perlu mengalami ruang fasa? Kita perlu
memahami ruang fasa karena sebenarnya keadaan sistem statistik yang kita
bahas adalah keadaan sistem tersebut dalam ruang fasa.
Misalkan kita memiliki sebuah partikel. Posisi partikel dapat diterangkan
dengan lengkap oleh tiga koordinat ruang, yaitu x, y, dan z. Dalam hal ini,
posisi saja tidak Iengkap mendeskripsikan dinamika partilkel. Kita juga
memerlukan informasi tentang kecepatan partikel tersebut. Kecepatan partikel
dapat didefinisikan dengan lengkap oleh tiga koordinat kecepatan, yaitu vx, vy,
dan vz .
Dengan demikian dinamika sebuah partikel dapat dijelaskan secara
lengkap oleh enam buah koordinat yaitu tiga koordinat ruang : x, y, dan z serta
tiga koordinat kecepatan vx, vy, dan vz. Kita dapat menggabungkan enam
koordinat tersebut dalam satu nngkapan yaitu x, y, z, vx, vy, dan vz.
Momentum merupakan perkalian massa (m) dan kecepatan (p) yaitu
p = m.v , maka alternatif lain untuk mendeskripsikan dinamika partikel secara
lengkap adalah memberikan tiga koordinat spasial dan tiga koordinat
momentum. Dalam deskripsi ini dinamika partikel dapat dijelaskan dengan
lengkap jika tiga koordinat spasial dan tiga koordinat momentum dapat
ditentukan. Keenam koordinat tersebut digabung dalam satu ungkapan x, y, z,
px, py, dan pz.
Ruang yang direpsentasikan oleh koordinat posisi saja disebut ruang spasial,
Ruang yang direpsentasikan oleh koordinat momentum saja disebut ruang
momentum.
Ruang yang direpresentasikan oleh gabungan koordinat ruang dan koordinat
momentum disebut ruang fasa.
a) Elemen volume dalam ruang fasa
Jika ruang fasa dibangun oleh ruang spasial tiga dimensi dan ruang
momentum tiga dimensi, maka :
Elemen volum ruang spasial adalah: dVs = dxdydz
Elemen volum ruang momentum adalah : dVp = dpxdpydpz
Elemen volum ruang fasa menjadi: dΓ = dVsdVp = dxdydzdpxdpy dpz
Jika ruang fasa dibangun oleh ruang spasial dua dimensi dan ruang
momentum dua dimensi, maka :
Elemen volum ruang spasial adalah: dVs = dxdy
Elemen volum ruang momentum adalah : dVp = dpxdpy
Elemen volum ruang fasa menjadi: dΓ = dVsdVp = dxdydpxdpy
Jika ruang fasa dibangun oleh ruang spasial satu dimensi dan ruang
momentum satu dimensi, maka :
Elemen volume ruang spasial adalah: dVs = dx
Elemen volume ruang momentum adalah : dVp = dpx
Elemen volume ruang fasa menjadi: dΓ = dVsdVp = dxdpx
Elemen volum pada penjelasan di atas bias bermakna umum. Untuk
kasus tiga dimensi yang dimaksud elemen volum adalah elemen volum
yang umumnya kita kenal.
Untuk kasus dua dimensi yang dimaksud elemen volum adalah elemen luas.
Untuk kasus satu dimensi yang dimaksud elemen volum adalah elemen
panjang.
b) Energi kinetik
Tinjau elemen kecil volum dalam ruang fasa yang dibatasi oleh
kordinat-kordinat berikut ini :
Antara x sampai x +dx
Antara y sampai y +dy
Antara z sampai z +dxz
Antara px sampai px +dpx
Antara py sampai py +dpy
Antara pz sampai pz +dpyz
Volume ruang fasa elemen tersebut adalah dΓ = dxdydzdpxdpy dpz
Didalam elemen volum tersebut komponen momentum partikel adalah px,
py, dan pz
Dengan dernikian, energi kinetik partikel yang berada dalam elemen volum
tersebut adalah
1
E = mv 2
2
1 2
E = m(v x + v y 2 + v z 2 )
2
1 2
E = (mv x + mv y 2 + mv z 2 )
2
1 2 2
m
E = (mv x + mv y 2 + mv z ) X
2 m
1
E = (m 2 v x 2 + m 2 v y 2 + m 2 v z 2 )
2
1 2
E = (px + p y 2 + pz 2 )
2
2. N sistem dalam ruang fasa
Sistem yang dipelajari sebelumnya adalah sistem untuk satu ruang fasa
Maka bagaiamana persamaan Energi (E ) untuk sistem yang terdiri dari N
sistem ?
Tiap sistem akan memiliki 6 koordinat fasa yang bebas yang terdiri dari 3
koordinar ruang dan 3 koordinat momentum.
Koordinat sistem pertama (x1, y1, z1, p1x, p1y, p1z)
Koordinat sistem kedua (x2, y2, z2, p2x, p2y, p2z)
dan seterusnya
Jika sistem pertama berada pada elemen volume yang dibatasi oleh koordinat-
koordinat berikut ini :
Antara x sampai x1 +dx1
Antara y sampai y1 +dy1
Antara z sampai z1 +dz1
Antara px sampai p1x +dp1x
Antara py sampai p1y +dp1y
Antara pz sampai p1z +dp1z
Maka volume elemen ruang fasa yang menjadi lokasi sistem tersebut adalah
:
dΓ1 = dx1 dy1 dz1 dp1x dp1y dp1z
Dengan cara yang sama maka akan kita peroleh elemen volume ruang fasa
yang ditempati oleh sistem kedua yaitu :
dΓ2 = dx2 dy2 dz2 dp2x dp2y dp2z
dan seterusnya. Dari hasil ini maka kita dapatkan elemen total ruang fasa
yang ditempati oleh N buah sistem adalah :

D
id
al
a
m
elemen ruang fase tersebut energi masing-masing sistem adalah :

Dengan demikian energi total N sistem yang


menempati ruang fasa dalam persamaan (3.3) adalah :

3. Menghitung jumlah keadaan


Pada penurunan fungsi distribusi kita sudah membagi energi atas
kelompok-kelompok energi dari kelompok ke-1 hingga kelompok ke-m. Tinjau
sebuah sistem dengan energi
1
E= ( p2 + p2 + p2 )
2m x y z

Penulisan energi di atas dapat dibalik sebagai


( p 2 + p 2 + p 2 ) = 2mE
x y z

( p + p + p 2 ) = ( 2mE)2
2 2
x y z

Bandingkan persamaan di atas dengan persamaan Bola berikut ini


X 2 + Y 2 + Z 2 = R2
Persamaan ( p 2 + p 2 + p 2 ) = ( 2mE)2 dan X 2 + Y 2 + Z 2 = R 2 sama persis
x y z

Pada persamaan ( p 2 + p 2 + p 2 ) = ( 2mE ) 2 yang berperan sebagai jari-jari


x y z

adalah 2mE . Hal ini berarti, dalam koordinat momentum nilai-nilai px, py dan
pz yang memberikan E yang konstan adalah yang berada pada permukaan bola
dengan jari-jari 2mE . Satu kulit bola m ewakili satu nilai energi. Makin besar
jari-jari bola maka makin besar energi yang dimiliki sistern yang berada pada kulit
bola momentum tersebut.

Jika kita

bagi energi assembli


atas kelompok-kelompok energi maka tiap kelompok akan diwakili oleh kulit bola
dengan ketebalan tertentu. . Mari kita ambil elemen volum pada kulit bola dengan jari-
jari 2mE dan ketebalan d 2mE . Maka Luas kulit bola tersebut adalah :
2
S p = 4π( 2mE)
Sp = 8πmE
Ketebalan kulit bola adalah
1 1
1 - 2m -
d 2mE = 2md E = 2m. E 2 dE = E 2 dE
2 2
Oleh karena itu, maka volum kulit bola adalah
dVp = S p d ( 2mE )
2m - 12
dVp = 8πmE. E dE
2
1
2
dVp = 4πm. 2mE dE
1

dVp = 2x2πm. 2mE 2 dE


1
dVp = 2π2m. 2mE 2 dE
1 1
2 2
dVp = 2π2m.(2m) 2mE dE
3 1
2 2
dVp = 2π(2m) 2mE dE

Volum ruang fasa yang ditempati oleh sistem yang berada pada kulit bola momentum
serta dalam elemen volum spasial dVs=dxdydz adalah
dΓ = dVsdVp
3 1
2 2
dΓ = dxdydz.2π(2m) 2mE dE
Volum ruang fasa yang ditempati oleh sistem pada semua ruang spasial, tetapi tetap
berada dalam kulit bola momentum diperoleh dengan mengintegralkan persamaan
3 1

dΓ = dxdydz.2π(2m) 2
2mE dE pada elemen ruang spasial, sehingga diperoleh
2

3 1

dΓ = ∫ dxdydz.2π(2m) 2
2mE dE 2

3 1

2mE 2 dE∫ dxdydz.


2
dΓ = 2π(2m)
3 1
2 2
dΓ = 2π(2m) 2mE dE.x.y.z
3 1

dΓ = 2π(2m)2 2mE 2 dE.V


3 1
2 2
dΓ = 2πV (2m) 2mE dE
3 1
2 2
Dengan menggunakan dΓ = 2πV (2m) 2mE dE tentukan gs dan ns

4. Menentukan ns
Setelah mengetahui bentuk gs dalam fungsi kontinu yaitu yang tertuang
dalam persamaan (3.13), selanjutnya kita akan menentukan ns dalam bentuk
kontinu juga. Dalam bentuk diskrit, hubungan antara ns dan gs adalah
ns = gs eα +βEs
Pada persamaan diatas ns adalah jumlah sistem di dalam assembli. Sekarang
kita mendefinisikan karapat sistem yaitu jumlah sistem per satuan energi. Untuk
kerapatan sistem kita gunakan simbol n(E). Dengan demikian, jumlah sistem
dalam kulit bola yang dibatasi oleh energi E dan E + dE adalah n(E)dE. Dengan
mengganti ns dengan n(E)dE dan gs dalam persamaan (3.13) kita dapatkan
hubungan antara jumlah sistem dan kerapatan keadaan dalam bentuk kontinu
sebagai berikut.
n(E)dE = 2πVB(2m)3/2E1/2dE × eα +βE
= 2πVB(2m)3/2 eα +βE E1/2dE

5. Menentukan gs
3 1

Dengan menggunakan dΓ = 2πV (2m)2 2mE 2 dE


dengan ∫ V = dxdydz adalah volum total ruang spasial yang tidak lain
merupakan volume assembli itu sendiri. Kita belum mengetahui berapa
kerapatan keadaan dalam ruang fasa. Untuk sementara kita menganggao
kerapatan keadaan tersebut adalah B . Jumlah keadaan dalam elemen ruang fasa
∆Γp sama dengan volume ruang fasa dikali kerapatanya yaitu :
B∆Γp = 2πVB(2m)3/2E1/2dE (3.12)
Jika kelompok-kelompok energi yang kita bangun di dalam assembli
diwakili oleh kulit bola maka kita dapat menyamakan gs dalam persamaan
(2.11) dengan B∆Γp pada persamaan (3.12). Akhirnya, kita dapatkan ungkapan
untuk gs sebagai
gs = 2πVB(2m)3/2E1/2dE (3.13)

Anda mungkin juga menyukai