Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH FISIKA STATISTIKA

Oleh:
Nama : Lodiana Siahaan
NIM : A1C319093
Kelas : Reguler C 2019

Dosen Pengampu
Febri Berthalita Pujaningsih, S.Si., M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021
Pengantar Metode Statistik

-Ruang Fasa-

Ruang Fasa
Ruang fasa adalah ruang yang dibentuk oleh ruang spasial/posisi (x) dan ruang momentum
(p) atau ruang spasial dan ruang kecepatan (v).

Pertanyaannya mengapa kita perlu memahami Ruang Fasa ?


Misalkan kita memiliki sebuah partikel.
Posisi partikel dapat diterangkan dengan lengkap oleh tiga koordinat ruang, yaitu x, y, dan
z. Dalam hal ini, posisi saja tidak Iengkap mendeskripsikan dinamika partilkel. Kita juga
memerlukan informasi tentang kecepatan partikel tersebut.
Kecepatan partikel dapat didefinisikan dengan lengkap oleh tiga koordinat kecepatan, yaitu
vx, vy, dan vz.
Dengan demikian dinamika sebuah partikel dapat dijelaskan secara lengkap oleh enam buah
koordinat yaitu tiga koordinat ruang : x, y, dan z serta tiga koordinat kecepatan vx, vy, dan vz.

Kita dapat menggabungkan enam koordinat tersebut dalam satu nngkapan yaitu x, y, z, vx,
vy, dan vz
Momentum merupakan perkalian massa (m) dan kecepatan (p) yaitu p = m.v , maka alternatif
lain untuk mendeskripsikan dinamika partikel secara lengkap adalah memberikan tiga
koordinat spasial dan tiga koordinat momentum. Dalam deskripsi ini dinamika partikel dapat
dijelaskan dengan lengkap jika tiga koordinat spasial dan tiga koordinat momentum dapat
ditentukan. Keenam koordinat tersebut digabung dalam satu ungkapan x, y, z, px,py, dan pz.

Gambar 1. llustrasi kordinat ruang fasa.

Ruang yang direpsentasikan oleh koordinat posisi saja disebut ruang spasial,

Ruang yang direpsentasikan oleh koordinat momentum saja disebut ruang momentum.
Ruang yang direpresentasikan oleh gabungan koordinat ruang dan koordinat momentum
disebut ruang fasa.
Elemen volum ruang fasa
Jika ruang fasa dibangun oleh ruang spasial tiga dimensi dan ruang momentum tiga
dimensi, maka :

Elemen volum ruang spasial adalah: dVs = dxdydz

Elemen volum ruang momentum adalah : dVp = dpx dpy dpz

Elemen vol um ruang fasa menjadi: dΓ = dVs dVp = dxdydzdpx dpy dpz

Jika ruang fasa dibangun oleh ruang spasial dua dimensi dan ruang momentum dua
dimensi, maka :

Elemen volum ruang spasial adalah: dVs = dxdy

Elemen volum ruang momentum adalah : dVp = dpx dpy

Elemen vol um ruang fasa menjadi: dΓ = dVs dVp = dxdydpx dpy

Jika ruang fasa dibangun oleh ruang spasial satu dimensi dan ruang momentum satu
dimensi, maka :

Elemen volum ruang spasial adalah: dVs = dx

Elemen volum ruang momentum adalah : dVp = dpx

Elemen vol um ruang fasa menjadi: dΓ = dVs dVp = dxdpx

Elemen volum pada penjelasan di atas bias bermakna umum.


Untuk kasus tiga dimensi yang dimaksud elemen volum adalah elemen volum yang
umumnya kita kenal.

Untuk kasus dua dimensi yang dimaksud elemen volum adalah elemen luas
Untuk kasus satu dimensi yang dimaksud elemen volum adalah elemen panjang
Energi Kinetik
Tinjau elemen kecil volum dalam ruang fasa yang dibatasi oleh kordinat-kordinat berikut ini
:
Antara x sampai x+dx

Antara y sampai y+dy

Antara z sampai z+dxz

Antara px sampai px+dpx

Antara py sampai py+dpy

Antara pz sampai pz+dpyz


Volum ruang fasa elemen tersebut adalah dΓ = dxdydzdpx dp y dpz

Didalam elemen vol um tersebut komponen momentum partikel adalah px, py, dan pz

Dengan dernikian, energi kinetik partikel yang berada dalam elemen volum tersebut adalah

1
E = mv 2
2
1
E = m(v x 2 + v y 2 + v z 2 )
2
1
E = (mv x 2 + mv y 2 + mv z 2 )
2
1 m
E = (mv x 2 + mv y 2 + mv z 2 ) X
2 m
1
E = (m 2 v x 2 + m 2 v y 2 + m 2 v z 2 )
2
1
E = (px 2 + p y 2 + pz 2 )
2

N Sistem Dalam Ruang Fasa (PROYEK SOAL NO 1)


Sistem yang dipelajari sebelumnya adalah sistem untuk satu ruang fasa
Maka bagaiamana persamaan Energi (E)untuk sisterm yang terdiri dari N sistem ?
Tiap sistem akan memiliki 6 koordinat fasa yang bebas yang terdiri dari 3 koordinar ruang
dan 3 koordinat momentum.
Koordinat sistem pertama (x1 , y1 , z1 , p1x, p1y, p1z)
Koordinat sistem kedua (x2 , y2 , z2 , p2x, p2y, p2z)
dan seterusnya
Jika sistem pertama berada pada elemen volume yang dibatasi oleh koordinat-koordinat
berikut ini :
Antara x sampai x1 +dx1
Antara y sampai y1 +dy1
Antara z sampai z1 +dz1
Antara px sampai p1x +dp1x
Antara py sampai p1y +dp1y
Antara pz sampai p1z +dp1z
Maka volume elemen ruang fasa yang menjadi lokasi sistem tersebut adalah :
dΓ1 = dx1 dy1 dz1 dp1x dp1y dp1z
Dengan cara yang sama maka akan kita peroleh elemen volume ruang fasa yang ditempati
oleh sistem kedua yaitu :
dΓ2 = dx2 dy2 dz2 dp2x dp2y dp2z
dan seterusnya. Dari hasil ini maka kita dapatkan elemen total ruang fasa yang ditempati oleh
N buah sistem adalah :
Didalam elemen ruang fase tersebut energi masing-masing sistem adalah :
Dengan demikian energi total N sistem yang menempati ruang fasa dalam persamaan (3.3)
adalah :

Menghitung Jumlah Keadaan


Pada penurunan fungsi distribusi kita sudah membagi energi atas kelompok-kelompok energi
dari kelompok ke-1 hingga kelompok ke-m.

Tinjau sebuah sistem dengan energi

1
E= ( p 2 + p y2 + p z2 )
2m x

Penulisan energi di atas dapat dibalik sebagai

( p x2 + p y2 + p z2 ) = 2mE

( p x2 + p y2 + p z2 ) = ( 2mE ) 2

Bandingkan persamaan di atas dengan persamaan Bola berikut ini


X 2 + Y 2 + Z 2 = R2
Persamaan ( p x2 + p y2 + p z2 ) = ( 2mE ) 2 dan X 2 + Y 2 + Z 2 = R 2 sama persis

Pada persamaan ( p x2 + p y2 + p z2 ) = ( 2mE ) 2 yang berperan sebagai jari-jari adalah 2mE


. Hal ini berarti, dalam koordinat momentum nilai-nilai px, py dan pz yang memberikan E
yang konstan adalah yang berada pada permukaan bola dengan jari-jari 2mE . Satu
kulit bola m ewakili satu nilai energi. Makin besar jari-jari bola maka makin besar energi
yang dimiliki sistern yang berada pada kulit bola momentum tersebut.

Pz

Py

Px

Gambar 3.1 Bola pada ruang momentum jari-jari bola adalah 2mE

Jika kita bagi energi assembli atas kelompok-kelom pok energi maka tiap kelompok akan
diwakili oleh kulit bola dengan ketebalan tertentu. . Mari kita ambil elemen volum pada kulit
bola dengan jari-jari 2mE dan ketebalan d 2mE . Maka Luas kulit bola tersebut adalah :
2
S p = 4π ( 2mE)

S p = 8πmE

Ketebalan kulit bola adalah


1
1 -
2
2m - 12
d 2mE = 2md E = 2m . E dE = E dE
2 2

Oleh karena itu, maka volum kulit bola adalah


dV p = S p d ( 2mE )

2m - 12
dV p = 8πmE. E dE
2
1
dV p = 4πm. 2m E dE 2

1
dV p = 2 x 2πm. 2m E 2 dE

1
dV p = 2π 2m. 2m E 2 dE

1 1
dV p = 2π 2m.(2m) 2 2m E 2 dE

3 1
dV p = 2π (2m) 2 2m E 2 dE

Gambar 3.2. Elemen volum dalam ruang momentum berupa kulit bola
Volum ruang fasa yang ditempati oleh sistem yang berada pada kulit bola momentum serta
dalam elemen volum spasial dV s =d x dy dz adalah
dΓ = dVs dVp

3 1

dΓ = dxdydz.2π (2m) 2 2
2m E dE

Volum ruang fasa yang ditempati oleh sistem pada semua ruang spasial, tetapi tetap berada
dalam kulit bola momentum diperoleh dengan mengintegralkan persamaan
3 1

dΓ = dxdydz.2π (2m) 2 2
2m E dE pada elemen ruang spasial, sehingga diperoleh
3 1

dΓ = ∫ dxdydz.2π (2m) 2 2m E 2 dE

3 1

dΓ = 2π (2m) 2 2m E 2 dE ∫ dxdydz.
3 1

dΓ = 2π (2m) 2 2m E 2 dE.x. y.z


3 1

dΓ = 2π (2m) 2 2m E 2 dE.V
3 1

dΓ = 2πV (2m) 2 2
2m E dE
3 1
Dengan menggunakan dΓ = 2πV (2m) 2
2m E dE tentukan gs dan ns
2

1. Menentukan ns
Setelah mengetahui bentuk gs dalam fungsi kontinu yaitu yang tertuang dalam persamaan
(3.13), selanjutnya kita akan menentukan ns dalam bentuk kontinu juga. Dalam bentuk diskrit,
hubungan antara ns dan gs adalah
ns = gs eα +βEs
Pada persamaan diatas ns adalah jumlah sistem di dalam assembli. Sekarang kita
mendefinisikan karapat sistem yaitu jumlah sistem per satuan energi. Untuk kerapatan sistem
kita gunakan simbol n(E). Dengan demikian, jumlah sistem dalam kulit bola yang dibatasi oleh
energi E dan E + dE adalah n(E)dE. Dengan mengganti ns dengan n(E)dE dan gs dalam
persamaan (3.13) kita dapatkan hubungan antara jumlah sistem dan kerapatan keadaan dalam
bentuk kontinu sebagai berikut.
n(E)dE = 2πVB(2m)3/2 E1/2 dE × eα +βE
= 2πVB(2m)3/2 eα +βE E1/2 dE
2. Menentukan gs
3 1

Dengan menggunakan dΓ = 2πV (2m) 2 2m E 2 dE


dengan ∫ V = dxdydz adalah volum total ruang spasial yang tidak lain merupakan volume
assembli itu sendiri. Kita belum mengetahui berapa kerapatan keadaan dalam ruang fasa.
Untuk sementara kita menganggao kerapatan keadaan tersebut adalah B . Jumlah keadaan
dalam elemen ruang fasa ∆Γp sama dengan volume ruang fasa dikali kerapatanya yaitu :
B∆Γp = 2πVB(2m)3/2 E1/2 dE (3.12)
Jika kelompok-kelompok energi yang kita bangun di dalam assembli diwakili oleh kulit
bola maka kita dapat menyamakan gs dalam persamaan (2.11) dengan B∆Γp pada persamaan
(3.12). Akhirnya, kita dapatkan ungkapan untuk gs sebagai
gs = 2πVB(2m)3/2 E1/2 dE (3.13)

Anda mungkin juga menyukai