Anda di halaman 1dari 13

MERAMPAS, BERSUMPAH, BERBOHONG DAN MENGUMPAT MERAMPAS (GHASAB) Definisi Merampas (Ghasab) Merampas (gashab) yaitu perbuatan seseorang

menguasai milik atau hak orang lain dengan cara yang tidak benar dan zalim. Merampas termasuk sebagai dosa besar, dan perampas akan mendapatkan azab yang pedih di Hari Kiamat nanti. Macam-macam Merampas 1.Merampas barang milik: a.Barang milik pribadi seperti; mengambil pena dan buku orang lain, atau memecahkan kaca rumah orang lain. b.Barang milik umum seperti; mengambil barang-barang sekolah, memecahkan lampu jalan, tidak mengeluarkan khumus,atau tidak mengeluarkan zakat. 2.Merampas hak guna: a.Hak guna pribadi seperti; menduduki bangku du-duk orang lain di kelas, atau salat di tempat yang sudah dipilih oleh orang lain di masjid. b.Hak guna umum seperti; mencegah orang lain dari menggunakan masjid, atau jembatan, atau jalan, atau mencegah orang lain dari melintasinya.[1] Hukum-hukum Merampas 1.Hukum seluruh macam merampas adalah haram dan terhitung sebagai dosa besar.[2] 2.Jika seseorang merampassesuatu, maka selain telah berbuat haram, dia harus mengembalikannya kepada pemiliknya, dan jika rampasan itu hilang, dia harus menggantinya.[3] 3.Jika dia merusakkan barang rampasannya, maka harus mengembalikan kepada pemiliknya berikut ongkos per-baikan. Jika setelah perbaikan, harganya menjadi lebih murah dari harga sebelumnya, dia harus membayar selisih harganya.[4] 4.Jika dia mengubah barang rampasannya menjadi lebih bagusmisalnya dia memperbaiki sepeda rampasan menjadi lebih baguslalu pemiliknya menuntutnya agar mengembalikan barang rampasan dengan keadan yang sudah lebih bagus itu, maka dia harus menye-rahkannya kepada pemiliknya dan tidak boleh meminta ongkos perbaikan, juga tidak berhak untuk mengu-bahnya lagi menjadi seperti semula.[5] ***

BERSUMPAH 1.Jika seseorang bersumpah dengan menyebut salah satu nama Allah; bahwa dia akan mengerjakan sesuatu atau meninggalkannya, misalnya; demi Allah akan berpuasa, atau demi Allah tidak akan merokok, maka dia wajib mengamalkan sumpahnya.[6] 2.Jika sengaja tidak mengamalkan sumpahnya, dia harus membayar salah satu dari tiga kaffarahberikut ini: a.Memerdekakan seorang budak. b.Memberi makan kepada sepuluh orang fakir. c.Memberi pakaian kepada sepuluh orang fakir. 3.Jika tidak mampu membayar satu pun dari tiga macam kaffarahini,dia harus berpuasa tiga hari.*[7] 4.Jika dia mengatakan sumpah yang benar, hukum sumpahnya makruh. Namun, jika dia mengatakan sum-pah palsu, maka hukum sumpahnya haram dan ter-masuk dosa besar.[8] *** BERBOHONG 1.Berbohong termasuk perbuatan haram dan dosa besar.[9] 2.Jika berbohong untuk mencegah terjadinya masalah yang betul-betul serius seperti; untuk mencegah terbu-nuhnya jiwa seseorang, atau hancurnya kehidupan rumah tangga, maka tidaklah apa-apa.[10] MENGUMPAT (GHIBAH) Definisi Mengumpat Jika seseorang mempunyai sifat yang tidak terpuji, atau dia telah melakukan suatu perbuatan yang salah, dan tidak ada orang lain yang mengetahuinya, sedangkan dia sendiri tidak suka bila sifat dan perbuatan dirinya ini dibicarakan kepada orang lain, maka membicarakan orang tersebut di depan orang lain adalah perbuatan mengumpat dan menggunjing (ghibah).[11] Hukum-hukum Mengumpat 1.Mengumpat ituharam; baik bagi pengumpat juga bagi pendengar umpatannya.[12] 2.Jika seseorang mengumpat kejelekan orang lain, dia harus bertaubat dan tidak harus menceritakan umpa-tannya kepada orang yang diumpatnya.[13] 3.Jika seseorang tidak mendirikan salat namun dia tidak menampakkan kebiasaan buruknya ini kepada orang lain, maka mengumpat orang seperti ini tetap tidak dibolehkan, walaupun wajib beramar makruf dan nahi munkar kepadanya.[14]

*** MENCUKUR JANGGUT Berdasarkan ihtiyath wajib, hukum mencukur janggutbaik dengan silet maupun dengan mesin cukuradalah haram.[15] Pertanyaan: Bolehkah seorang lelaki yang berusia sekitar 18 sampai 19 tahun mencukur wajahnya sampai dua atau tiga kali dengan maksud supaya bulu tumbuh di wajahnya atau supaya tumbuhnya lebih bagus, ataukah tidak boleh? Jawab: Berdasarkan ihtiyath wajib, tidak boleh mencukur janggut. Namun, selama janggut belum tumbuh, mencukur wajah dengan silet tidaklah apa-apa.[16] Kesimpulan Pelajaran 1.Merampas merupakan dosa besar, dan perampas akan mendapatkan azab yang pedih di Hari Kiamat. 2.Merampasbarang milik dan hak guna pribadi dan umum adalah haram. 3.Seseorang yang merampas sesuatu harus mengemba-likan kepada pemiliknya. 4.Seseorang yang merusakkan barang rampasannya harus mengembalikan kepada pemiliknya beserta ongkos per-baikan. 5.Jika seseorang bersumpah dengan menyebut salah satu nama Allah; bahwa ia akan mengerjakan sesuatu atau akan meninggalkannya, dia wajib mengamalkannya. 6.Jika tidak mengamalkan sumpahnya, dia harus memer-dekakan seorang budak, atau memberi makan sepuluh orang fakir, atau memberi pakaian sepuluh orang fakir. Jika dia tidak bisa mengerjakan satu pun dari tiga hal ini, dia harus berpuasa tiga hari. 7.Bersumpah jujur adalah makruh, dan bersumpah palsu adalah adalah haram. 8.Berbohong itu haram dan termasuk dosa besar. 9.Mengumpat (ghibah) adalah dosa; baik bagi pengumpat juga bagi pendengar umpatannya. 10.Mengumpat seorang pendosa yang melakukan dosanya secara rahasia tetap tidak dibolehkan. 11.Berdasarkan ihtiyath wajib, haram mencukur janggut. Pertanyaan:

1.Jelaskan pengertian dari merampas (ghasab) dan berikan dua contoh darimerampas hak guna! 2.Apa hukum mengambil barang orang lain untuk digu-nakan secara pribadi, misalnya; mengambil pena teman untuk menulis nomor telepon? 3.Menggunakan kapur dan papan tulis sekolah untuk latihan menulis, atau menulis yang tidak pada tempat-nya; termasuk yang mana dari macam-macam meram-pas (ghasab)? 4.Apakah pengertian dari mengumpat (ghibah)? 5.Apakah membicarakan nilai ujian seseorang kepada orang lain termasuk mengumpat? 6.Apa tugas orang yang telah mengumpat? 7.Seorang remaja yang telah tumbuh sedikit bulu di wajahnya dan dia malu jika membiarkannya demikian; apakah dia boleh mencukur bulu tersebut?

1.Tahrir Al-Wasilah, Jil. 2, hal. 173, masalah pertama. 2.Ibid. 3.Ibid, Jil. 2, hal. 173, masalah ke-3. 4.Taudhih Al-Masail, masalah ke-2553. 5.Ibid, masalah ke-2554. 1.Ibid, masalah ke-2670 & 2671.
*Gulpaigani:

Ia harus berpuasa tiga hari berturut-turut, (masalah ke-2679).

2.Taudhih Al-Masail, masalah ke-2670 & ke-2671. 3.Ibid, masalah ke-2675. 4.Istiftaat, Jil. 2, hal. 616, pertanyaanke-4. 5.Ibid, pertanyaan pertama. 1.Ibid, hal. 617, pertanyaan ke-9. 2.Ibid. 3.Ibid, hal. 620, pertanyaan ke-15 & ke-16. 4.Ibid, Jil. 2, hal. 620, pertanyaan ke-18.

1.Ibid, hal. 30, pertanyaan ke-79. 2.Ibid, pertanyaan ke-80.

RelatedArticle Sholat = SIM Akherat Mengapa Sholat Sebaik-baik Amal? (1) Mengapa Shalat Sebaik-baik Amal? (2) HAJI HUKUM-HUKUM MASJID MELIHAT Ghashb (Merampas Hak) Ditulis oleh admin Kamis, 13 Mei 2010 00:00 Ghasbh adalah merampas hak orang lain dengan cara yang tidak dibenarkan menurut syariat islam walaupun ada pembenaran dari undang-undang yang dianut pada suatu bangsa tertentu.

Hukum Ghashb Gashb adalah perbuatan dzalim dan kedzaliman adalah kegelapan di hari kiamat. Perbuatan ini amat sangat di haramkan di dalam islam karena perbuatan ini mengandung unsur merugikan dan mencelakakan orang-orang yang tidak bersalah. Fakta yang kita bisa saksikan adalah bagaimana perbuatan jahat ini dengan begitu maraknya dilakukan oleh setiap orang yang berkuasa terhadap orang-orang lemah, merebut hak-hak pribadi, mengambil tanah dengan dalih pembangunan, mafia pajak dan hukum serta perbuatan-perbuatan keji lainnya seolah-olah sangat akrab dengan bangsa mayoritas umat islam ini. Keadilan hanya milik orang-orang kaya saja yang mampu menyewa pengacara-pengacara handal untuk menutupi kebusukannya, tinggallah orang-orang tak berdaya menyaksikan dengan penuh kepiluan, rumah, tanah, dan harta lainnya harus dirampas dengan paksa tanpa perikemanusiaan. Ketika perbuatan gashb ini menjadi bahagian dalam hidup kita maka kita bukanlah bahagian dari orang-orang yang beriman seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW dari sahabat Abu Hurairah: "Tidaklah seseorang berzina ketika berzina dalam keadaan beriman, dan tidaklah seorang peminum khamar ketika meminumnya dalam keadaan beriman, dan tidaklah seseorang mencuri ketika mencuri dalam keadaan beriman dan tidaklah seseorang merampas suatu rampasan yang mana orang-orang mengangkat pandangan kepadanya ketika ia merampasnya dalam keadaan beriman." (Muttafaqun 'alaih /shahih al-jaami'ish shaghiir no.7707). Seorang penyair terkenal bangsa ini pernah menyebutkan : "Hukum di Indonesia layaknya

sebuah sarang laba-laba yang jika sarang itu terkena benda yang besar maka akan hancur tapi jika terkena benda yang kecil maka benda itu akan tersangkut. Sungguh tepat apa yang disampaikan penyair ini, orang-orang yang berduit maka akan terlepas dari jeratan hukum namun orang-orang kecil hanya dengan kasus yang kecil mereka harus menelan pahitnya jeruji besi. Sengketa tanah dan bangunan yang sudah ditempati berpuluh-puluh tahun harus rela diambil dan dihancurkan secara paksa oleh aparat lantaran sipemilik rumah kalah dalam persidangan oleh si konglomerat yang sudah terlebih dahulu menyuap kejaksaaan, sungguh sebuah potret kedzaliman yang luar biasa. Tidak cukup sampai disitu penderitaan rakyat, mereka masih harus dibebani dengan pajakpajak yang beraneka ragam, mulai dari PPn, PBB, Pajak kendaraan, Pajak reklame, pungli, berbagai jenis retribusi, serta masih banyak pajak-pajak lainnya yang ternyata itu semua hanya untuk membesarkan perut orang-orang serakah saja. Gayus adalah kelas teri dalam penyimpangan pajak namun itu saja telah merugikan rakyat ratusan milyar maka bagaimana dengan kelas kakapnya berapa banyak uang rakyat yang harus diambil secara paksa. Alasan alasan itulah mengapa islam mengharamkan pajak, bea dan cukai karena sangat kental unsur kedzalimannya akan tetapi islam mengharuskan membayar zakat karena dengan zakat dapat benar-benar mensejahterakan rakyat dan menanggulangi kemiskinan. Kasus yang masih sangat hangat di tengah-tengah kita adalah rencana pembongkaran sebuah situs sejarah makam mbah priok, spontan rencana ini menuai reaksi dari umat islam yang menganggap itu adalah perbuatan kurang ajar terhadap makam seorang ulama perintis penyebaran islam wilayah Tg. Priok. Aroma markus (makelar kasus) pun tercium dalam perkara ini karena ada pihak-pihak yang menganggap makam ini menjadi penghalang jalur transportasi bisnis maka harus dimusnahkan walau harus dilakukan dengan cara paksa. Haram Memanfaatkan Barang yang Dirampas dan harus Dikembalikan 1. Dari Abu Hurairah RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa berbuat dzalim kepada saudaranya dalam kehormatannya atau sesuatu yang lain, maka hendaklah ia meminta kehalalannya pada hari ini (di dunia) sebelum datang hari yang tidak ada dinar tidak pula dirham. Apabila ia mempunyai amalan shalih, maka akan diambil darinya sekedar kedzaliman dan apabila ia tidak mempunyai kebaikan, maka akan diambil dari kejelekan orang yang didzalimi kemudian ditimpakan kepadanya. (Shahih Al- Jami'ish Shaghiir no.6551, Shahih Al-Bukhori V/101. No.2449). Sungguh amat sangat mengerikan kondisi orang-orang yang dzalim, memakan harta saudaranya dengan bathil, merampas kehormatan, maka Allah Ta`ala pasti melakukan perhitungan akan segala kejahatannya dengan menjadikan mereka terhina tanpa membawa bekal amal kebaikan sedikitpun dan ditempatkan pada seburuk-buruk tempat kembali. 2.Hukum seluruh macam merampas adalah haram dan terhitung sebagai dosa besar. 3. Jika seseorang merampas sesuatu, maka selain telah berbuat haram, dia harus mengembalikannya kepada pemiliknya, dan jika rampasan itu hilang, dia harus menggantinya. 4.Jika dia merusakkan barang rampasannya, maka harus mengembalikan kepada pemiliknya berikut ongkos per-baikan. Jika setelah perbaikan, harganya menjadi lebih murah dari harga sebelumnya, dia harus membayar selisih harganya. 5.Jika dia mengubah barang rampasannya menjadi lebih bagus-misalnya dia memperbaiki sepeda rampasan menjadi lebih bagus-lalu pemiliknya menuntutnya agar mengembalikan barang rampasan dengan keadan yang sudah lebih bagus itu, maka dia harus menyerahkannya kepada pemiliknya dan tidak boleh meminta ongkos perbaikan, juga tidak berhak

untuk mengubahnya lagi menjadi seperti semula. Orang yang Terbunuh Karena Mempertahankan Hartanya Adalah Syahid Dari Abu Hurairah RA ia berkata, seseorang datang kepada Nabi SAW seraya berkata : "Wahai Rasulullah apakah pendapatmu jika seseorang datang ingin mengambil hartaku?" Beliau menjawab, "jangan engkau berikan", ia berkata, "Apa pendapatmu jika ia memerangiku?"Beliau mejawab, "maka engkau syahid", ia berkata, "Apa pendapatmu jika aku yang membunuhnya?"Beliau menjawab, "dia di neraka". (Shahih Muslim I/124 no.140). Allah Ta`ala memerintahkan kita untuk bekerja dan mencari harta guna memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarga. Merupakan jihad di jalan Allah Ta`ala ketika seorang ayah keluar rumah untuk mencari nafkah demi membiayai anak dan istrinya, maka wajib hukumnya menjaga harta benda yang dititipkan oleh Allah Ta`ala kepada kita dari gangguan orangorang jahat. Kejahatan hari ini sangat beraneka ragam, mencuri hak milik orang lain sudah sangat terang-terangan dengan berkedok pembangunan, maka bagi orang-orang yang dirugikan dan terancam harta bendanya oleh orang-orang dzalim pertahankanlah sehingga ia mati sungguh Allah Ta`alamenggolongkannya kepada orang-orang yang syahid. Hukuman Bagi Para Perampas Harta Barang siapa merampas tanah lalu ia membangunnya maka ia harus menghancurkannya. Dari Salim dari ayahnya ia berkata, Nabi SAW bersabda: "Barang siapa yang mengambil tanah sedikit saja dengan cara yang tidak dibenarkan, maka ia dibenamkan ke dalam tanah tersebut pada hari kiamat hingga tujuh lapis bumi". (Shahih Jami'ish Shaghiir no.6385, Shahih Bukhori V/103 no.2454) Seruan Bagi Para Perampas Harta Sebelum Allah Ta`ala tampakkan perkaranya maka segeralah berhenti mengambil hak milik orang lain dengan dzalim dan bertaubat lah kepada Allah Ta`ala, kembalikan hak orang lain yang sudah diambil, dan berjanji di hadapan Allah Ta`ala tidak akan mengulangi perbuatan itu kembali. Wallahu'alam Bissowab Abu Iqbal

Dari Merampas Hak Orang, Sampai Hak Tuhan Naudzubillah!!


OPINI | 21 October 2010 | 11:00 178 4 Nihil Kalau dipikir sungguh-sungguh, ternyata saya, Anda dan kita semua itu sering menyerobot hak orang lain. Lebih hebatnya lagi, bahkan kita sering menyerobot hak Tuhan, alamaakk.! Di sepanjang jalan, sudah biasa kita melihat pemakai jalan menyerobot hak orang lain. Mereka dengan leluasanya memacu kendaraan (sepeda motor) lewat jalur yang bukan semestinya. Ada yang ambil jalur kanan, ada yang baik trotoar, menerobos lampur merah, dll, yang semuanya itu adalah hak orang lain yang dirampasnya. Jika terjadi kelecakaan akibat ulahnya, mereka tidak mau disalahkan dan maunya minta haknya sebagai korban Aneh!

Padahal, cara mudah memberi kontribusi pada bangsa dan agama yang MUDAH & MERIAH adalah sikap kita di jalanan. Seorang muslim misalnya, diajarkan untuk mengambil duri/paku di jalan. Tidak perlu jadi USTADZ, belajar di pesantren tahunan lamanya cukup beri teladan yang baik di jalan, KITA bisa melakukan keteladanan yang positif, bahkan tak tertutup syiar agama. Betapa tidak? Bayangkan ketika bulan Ramadhan, semua pada buru-buru pulang cepat sampai rumah. Sampai-sampai dijalan semua pada ngebut dan tidak mempedulikan rambu-rambu lalulintas. Saya pun pernah mendengar orang berkomentar Mau.. buka di rumah sih baik saja, tapi kalau saat di jalan menuju rumah seperti ini (ngebut dan melanggar rambu).. tentu kan tidak baik jadinya. Apalagi jika di kendaraannya ada atribut agama. Itulah yang saya maksud bahwa tindakan kita di jalan pun bisa memberi kontribusi positif, dan berlaku sebaliknya, kepada pribadi, keluarga, bahkan agama kita. Memberi jalan kepada pejalan kaki, atau kendaraan orang lain, tidak berebut jalan, salip sana, salip sini. Sabar ketika ada dalam kemacetan, TIdak main klakson yang membisingkan orang lain. Berbuat baik di jalan banyak caranya, dan berbuat baik itu banyak manfaatnya! Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Jika seorang berbuat baik dlm Islamnya maka tiap kebaikan yg diamalkannya dicatat 10 kali lipat shg 7 ratus, dan tiap dosa yang dilakukannya hanya dicatat satu. (Bukhari, Muslim). Di lingkungan kita, kita sudah terbiasa menghakimi orang lain. Orang yang bersalah, katakan orang maling jemuran hanya untuk membeli sebungkus nasi, yang mestinya adalah hak penegak hukum untuk menghukumnya eh ini orang-orang menyerobot hak itu dan memilih untuk menghukum sendiri dengan hukuman yang lebih sadis daripada perbuatan orang tersebut. Aneh bukan? Saat ada teman mulai mendatangi mushola untuk pertama kali, karena ingin berjamaah, eh ada yang nyeletuk.. Alaah.. paling juga 1-2 hari aja, habis itu juga malas lagi sholatnya. Naudzubillah kok kita jadi beghibah?? Bukannya lebih baik mendoakan agar dia bisa seterusnya datang ke masjid? Atau ketika banyak artis dan anggota masyarakat lainnya, berusaha tampil lebih religius dengan menggunakan busana muslim/muslimah, ada saja yang mencela dan mencibir! . Bukahkah alangkah baiknya kita mendoakan agar seterusnya dia mendapatkan hidayah dari Tuhan? Dalam Al-Quran, Allah memerintahkan hamba beriman utk slalu mendoakan kebaikan orang lain. Dan mohonlah ampunan bagi dosamu & bagi (dosa) kaum mukminin, baik laki2 maupun perempuan (QS Muhammad:19). Wahai Rabb kami, ampunilah aku & kedua orang tuaku & segenap orang2 yg beriman pd hari terjadinya hisab (kiamat) (QS Ibrahim:41) Bukankah, niat mereka itu adalah baik dan positif? Kalaupun tidak seperti itu, bukankah yang berhak menilai adalah Allah (Tuhan) sendiri atas niat orang tersebut Lalu, apa hak kita, sebagai sesama makhluknya memberi nilai..?? Aneh bukan?

{ .dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yaang lain.Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. } al-Hujurat : 12 Sudah jelas, bahwa apa pun yang terjadi kepada sesama manusia, kita diwajibkan untuk nasihat-menasihati di dalam kebenaran dan kesabaran. Bukan saling mencibir, menghina, menertawakan, atau berghibah Apa hak kita melakukan hal-hal itu terhadap makhluk ciptaan Yang Kuasa? Kita semua menjalani takdir Allah SWT. Jangan sampai kita menertawakan atau mengejek (nasib) apa yang dialami oleh sesama kita yang notabene sedang menjalani takdir Allah. Apa yang terjadi atau dialami oleh sesama kita adalah sudah menjadi ketentuan Allah (sebagaimana firman Allah berikut). Bukankah itu berarti meremehkan KETENTUAN yang diberikan Allah SWT kepada orang tersebut?? Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daupun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfuzh). (QS. Al Anaam, 6:59) Bila kita berdoa selalu menuntut untuk dipenuhi Allah SWT! Emangnya apa hak kita menuntut! Kewajiban kita itu kan hanya BERIBADAH kepada-NYA, bukan menuntut hak. Kita ini memang .. T E R L A L U.. !!! Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kpd kami beban yg berat sebagaimana Engkau bebankan kpd orang2 yg sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kpd kami apa yg tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yg kafir (QS2:286)

Share

Laporkan Tanggapi Beri Nilai


o o o o

KOMENTAR BERDASARKAN :

Dade

21 October 2010 11:27:22 0 AssWw. Saya perhatikan banyak saudara kita yg puas (bangga) dengan ibadah mahdohnya tapi kurang peduli dengan lingkungan. Salatnya baik, berjamaah hampir setiap waktu, kurban setiap tahun, sudha haji, dll tetapi perhatian terhadap anak yatim/fakir miskin yang seharusnya dilaksanak setiap saat (sehari-hari) kurang/tidak ada. Suka Balas |

Gunawan Eswe 21 October 2010 11:38:35 0 Setuju Pak Semoga ini juga menjadi evaluasi diri kita sendiri amiiinnn.. Terima kasih Suka Balas |

Eka Putra 21 October 2010 13:56:42 0 Setan paling tahu cara menggelincirkan manusia. Semoga kita selalu mendapat hidayah dari Allah. Suka Balas |

Gunawan Eswe

21 October 2010 14:06:09 0 amiiinnn. ya Rabbualamiinn.. Suka Balas | Tulis Tanggapan Anda

ONLINE BLOGSHOP

Internet & Social Media 2011 in Numbers Jangan Menulis Apa Saja yang Ada di Kepala Menulislah untuk Mengingat yang Terlupakan

XXI Club Djakarta Theater

<a href='http://ads3.kompasads.com/new/www/delivery/ck.php?n=a8b4734e&amp;cb=INSERT _RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img src='http://ads3.kompasads.com/new/www/delivery/avw.php?zoneid=639&amp;cb=INSERT _RANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=a8b4734e' border='0' alt='' /></a>

TEREKOMENDASI

Satu Lagi Pernyataan Anggota DPR yang Bikin Geram

Ipulinas | 5 jam yang lalu

Kasus iPad: Lulusan Terbaik Akpol 2008 Koq Memalukan? telomania | 7 jam yang lalu

28 Oktober Aku Ada di Jalan, Sodara! Arrie Boediman La Ede | 14 jam yang lalu

Batik Ndeso Laris Manis di Negara Manca Mugito Guido | 17 jam yang lalu

Mau Kaya? Berhutanglah dermawan suprihatin | 18 jam yang lalu

BERITA ADMIN LETTER TO ADMIN Ulihape Raih Jalan-jalan Gratis ke Sampai Jumpa di Telkomsel Kompasiana Kilas Kompasiana: Indonesia Juga Punya

INDEX Teraktual

Suami Istri Sama-Sama Gombal 28 Oktober Aku Ada di Jalan, Sodara! [FPK] Saksikanlah Pesta Puisi Kolaborasi Malam Nanti di [FPK] Semangat Sumpah Pemuda dan Kebersamaan Kompasianer Sumpah Palsu Pemuda

Inspiratif Bermanfaat Menarik


Selamat Hari Sumpah Pemuda Inilah Penyebab Senjata TNI Kalah dengan Negara Lain 4 (Empat) Film Nasional Layak Tonton Kasus Mirip Wang Yue Terulang Lagi

Rebut Puluhan Juta Rupiah di Kompasiana Ancol Blog Competition

SUBSCRIBE AND FOLLOW KOMPASIANA:

About Kompasiana | Terms & Conditions | Tutorial | FAQ | Contact Us | Kompasiana Toolbar 2008 2011 <a href='http://ads3.kompasads.com/new/www/delivery/ck.php?n=a48ec3c1&amp;cb=INSERT _RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img src='http://ads3.kompasads.com/new/www/delivery/avw.php?zoneid=1025&amp;cb=INSER T_RANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=a48ec3c1' border='0' alt='' /></a>

Anda mungkin juga menyukai