Anda di halaman 1dari 3

Nama : Kutar Maulana

Nim : 197831002
Prodi : Hukum Pidana Islam

1. a. Dalam hal peradilan dan persaksian, apakah pengertian peradilan dan persaksian? Serta
apakah syarat syaratnya?
b. apakah syarat diterimanya persaksian?

2. a. Apakah syarat hirabah yg dapat dijatuhi hukuman?


b. Bagaimana pandangan hukum homoseksual di negara kita ini?
c. kemukakan pendapat ulama fiqih tentang homoseksual?

3. a. Sebutkan pengertian hukum pidana nasional dan pembagian nya?


b. bagaimankah pandangan anda terhadap para koruptor yg di adili dalam peradilan hukum
nasional di Indonesia? Kemukakan pandangan anda!
c. jelaskan kesan anda terhadap penerapan hukum pidana di negeri anda sendiri?

JAWABAN:

1.
a. Peradilan adalah segala sesuatu atau sebuah proses yang dijalankan di Pengadilan yang
berhubungan dengan tugas memeriksa, memutus dan mengadili perkara dengan
menerapkan hukum dan/atau menemukan hukum “in concreto” (hakim menerapkan
peraturan hukum kepada hal-hal yang nyata yang dihadapkan kepadanya untuk diadili
dan diputus) untuk mempertahankan dan menjamin ditaatinya hukum materiil, dengan
menggunakan cara prosedural yang ditetapkan oleh hukum formal .Persaksian adalah
penyampain saksi atas kebenaran yang dilihat dan diketahui oleh saksi.
b. menjadi saksi adalah : pertama, beragama Islam. Kedua, adil. Sifat keadilan ini
merupakan tambahan bagi sifat Islam dan harus dipenuhi para saksi yaitu kebaikan
mereka harus mengalahkan keburukannya serta tidak dikenal kebiasaan berdusta dari
mereka. Ketiga dan empat, baligh dan berakal. Apabila keadilan merupakan syarat
diterimanya kesaksian, maka baligh dan berakal adalah syarat di dalam keadilan.
Kelima, berbicara. Apabila dia bisu dan tidak sanggup berbicara, maka kesaksiannya
tidak diterima, sekalipun dia dapat mengungkapkan dengan isyarat dan isyaratnya itu
dapat difahami. Kecuali, bila dia menuliskan kesaksiannya itu dengan tulisan.
Demikianlah pendapat Abu Hanifah, Ahmad, dan pendapat yang sah dari Madzhab
Syafi'i.
Keenam, hafal dan cermat. Tidak diterima kesaksian orang yang buruk hafalannya, banyak
lupa, dan salah karena dia kehilangan kepercayaan pada pembicaraannya. Ketujuh, bersih
dari tuduhan. Tidak diterima kesaksian orang yang dituduh karena percintaan dan
permusuhan.

2.
a. Syarat hirabah:

● Mukallaf, yaitu orang yang berakal dan dewasa. Anak kecil dan orang gila tidak
dianggap sebagai pelaku hirabah yang harus dikenakan hukuman had. Hal ini karena
anak kecil dan orang gila dianggap tidak mukallaf (cakap hukum).

● Pelaku bersenjata
Untuk menjatuhkan had hirabah disyaratkan bahwa melancarkan hirabah pelakunya
terbukti membawa senjata. Apabila tidak membawa senjata maka pelakunya tidak
dikatakan sebagai pelaku hirabah.

● Lokasi jauh dari keramaian

sebagian ulama menjelaskan bahwa untuk menjatuhkan had hirabah disyaratkan lokasi
hirabah yang dilancarkan pelakunya berada ditempat yang jauh dari keramaian.

● Tindakan dilakukan terang-terangan

Tindakan hirabah dilakukan secara terang-terangan. Apabila melakukan hirabah


terhadap harta secara sembunyi-sembunyi disebut pencuri. Bahkan hirabah dilakukan
dengan tidak ada rasa takut dari pelakunya.

b. Sejauh ini, hukum nasional Indonesia tidak mengkriminalisasikan homoseksualitas


hal ini berbeda dengan hukum mengenai sodomi di negara Jiran, Malaysia, produk
hukum warisan kolonial Inggris yang mengkriminalisasikan tindakan homoseksual
atau lebih spesifik tindakan anal seks.

 Ulama fikih sepakat mengharamkan homoseks selain berdasarkan Al-Qur‟an dan


Hadis, juga berdasarkan kaidah fiqhiyah yang mengatakan : Artinya : “Hubungan seks
pada dasarnya adalah haram, sehingga ada dalil (sebab-sebab yang jelas dan yakin
tanpa keraguan) yang menghalalkannya, yakni adanya akad nikah”.

3.
a. Hukum pidana nasional, bahwa atas dasar kedaulatan suatu negara dalam mengurus
dan mengatur serta melindungi kepentingan hukum rakyat,bangsa, dan negaranya
dalam hal ini berlaku hukum pidana, semua negara menggunakan asas teritorial.
Artinya hukum pidana negara itu pada intinya berlaku di dalam wilayah negaranya.
b. Pembagian Hukum pidana
Hukum Pidana Objektif dan Hukum Pidana Subjektif
Hukum pidana materiil dan Hukum Pidana Formil
Hukum Pidana yang Dikodifikasikan dan Hukum Pidana yang Tidak Dikodifikasiakan
Hukum Pidana Umum (Biasa) dan Hukum Pidana Khusus
Hukum Pidana Nasional, Hukum Pidana Lokal dan Hukum Pidana Internasional

a. penerapan hukum dan aturan hukum nya memang sudah sangat sempurna, tetapi
manusianya yang terlalu membangkang dan terlalu mementingkan diri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai