Anda di halaman 1dari 5

Hukum perdata Islam di Indonesia merupakan bentuk penyerapan hukum Islam dalam norma

kehidupan berbangsa di Indonesia.

Kodifikasi merupakan istilah teknis dalam bidang hukum. Dalam sejarah kodifikasi hukum keluarga
Islam lahir dalam dua bentuk. pertama kodifikasi muncul dalam bentuk pengubahan bahasa dari
bahasa narasi yang tertulis dalam buku atau kitab menjadi bahasa kodifikasi atau perundang-
undangan. Bentuk kedua dari kodifikasi muncul sebagai usaha merangkum dari berbagai pendapat
hukum yang diambil oleh dari berbagai buku atau kitab untuk diolah atau dikembangkan dan
dihimpun menjadi undang-undang atau perundang-undangan. hal tersebut disusun secara sistematis
dengan berpedoman pada teknik-teknik yang biasa digunakan dalam peraturan perundang-
undangan.

Bustanul Arifin berpendapat bahwa tujuan pokok lahirnya kompilasi hukum Islam Indonesia adalah
untuk unifikasi hukum. Hal ini didukung pula oleh pernyataan yang dicatat dicatat Bustanul Arifin
bahwa penetapan kompilasi hukum Islam di Indonesia diilhami oleh fakta sejarah muslim yang telah
mencoba beberapa kali melahirkan unifikasi hukum Islam.

BAB 1 PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, dan KEKUATAN HUKUM PERDATA ISLAM DI INDONESIA

A. Pengertian hukum perdata Islam di Indonesia

Hukum secara bahasa merupakan bahasa serapan dari bahasa Arab yaitu Al hukmu yang artinya
memutuskan, mencegah, menetapkan, memimpin atau memerintah.

Dalam pandangan umum masyarakat pengertian hukum seringkali dipahami sebagai berikut:

1. hukum diartikan sebagai hak yang mengarah pada pengaturan moral yang berbagai bahasa sering
disebut dengan istilah Right, recht, ius, droit, dirrito, derecho.

2. hukum yang diartikan sebagai undang-undang yang mengarah pada aturan yang dibentuk oleh
lembaga terkait atau legislatif yang dalam berbagai bahasa disebut dengan istilah law, lex, gesetz,
legge, ley.

3. hukum pun diartikan sebagai kaidah, ilmu pengetahuan, putusan pengadilan, kebijakan, lembaga
sosial, ataupun petugas.

Pengertian hukum perdata secara umum diartikan sebagai hukum yang mengatur tentang masalah
hubungan orang dengan orang lain meliputi hukum perorangan benda perikatan. Adapun hukum
perdata Islam tersebut dikenal dengan istilah fiqih muamalah yaitu ketentuan hukum Islam yang
mengatur hubungan antar orang perorangan atau hablum minannas. Dalam pengertian khusus,
hukum perdata Islam diartikan sebagai norma hukum yang mengatur hal-hal yang berkaitan dengan
hukum bisnis Islam seperti hukum jual beli, utang piutang, sewa menyewa, upah mengupah, syirkah,
mudharabah, muzara'ah, mukhabarah, dan sebagainya.

B. Ruang lingkup hukum perdata Islam di Indonesia


Hukum perdata Islam merupakan hukum yang mengatur hak dan kewajiban perseorangan di
kalangan warga negara Indonesia yang menganut agama Islam. Ruang lingkup kajian hukum perdata
Islam di Indonesia yang sering dipelajari di perguruan tinggi negeri maupun swasta Islam di
Indonesia yaitu sebagai berikut :

1. Hukum perkawinan yang meliputi mekanisme pencatatan perkawinan, aspek hukum perceraian
harta gono-gini, akibat hukum terhadap anggota keluarga dan poligami.

2. Hukum kewarisan meliputi aspek sengketa hukumnya di pengadilan agama.

3. Hukum perwakafan, zakat infak sedekah, wasiat dan hibah.

4. Hukum bisnis meliputi aspek hukum akad akad mu'awadhah atau mudharabah, murabahah,
ijarah, musyarakah, jual beli.

C. Sejarah hukum perdata Islam di Indonesia

1. Sejarah hukum perdata di Indonesia

Sejarah lahirnya hukum perdata Islam di Indonesia disebabkan hal berikut:

a. Masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam

b. Kehidupan masyarakat dalam berbagai masalah yang menyangkut kehidupan perseorangan dan
lingkungan sosialnya banyak berpedoman pada ajaran agama Islam yang secara kultural terus
dibudayakan.

c. Pengaturan kehidupan antar sesama manusia atau warga negara di wilayah masing-masing
masyarakat berpedoman pada kebiasaan sosial yang telah menjadi adat atau norma sosial.

d. Undang-undang yang telah berlaku dan aturan pelaksanaan undang-undang berkaitan dengan
keperdataan tidak berbeda jauh dengan adat yang diambil dari ajaran Islam sehingga memudahkan
pelaksanaannya.

Awal pemberlakuan hukum perdata di Indonesia berbeda-beda untuk tiap-tiap warga negara yaitu
sebagai berikut:

1. Untuk golongan bangsa Indonesia asli atau pribumi berlaku hukum adat yaitu yang sejak dahulu
telah berlaku dikalangan masyarakat yang sebagian besar masih belum tertulis.

2. Untuk golongan warga negara bukan asli yang berasal dari Tionghoa dan Eropa berlaku kitab
undang-undang hukum perdata dan kitab undang-undang hukum dagang dengan pengertian bahwa
bagi golongan Tionghoa Burgerlijk Wetboek tersebut memiliki sedikit penyimpangan.

3. Untuk golongan warga negara bukan asli yang bukan berasal dari Tionghoa atau Eropa yaitu Arab
India dan lain-lain disebut Timur asing berlaku sebagian dari burgerlijk wetboek yaitu pokoknya
hanya bagian mengenai hukum kekayaan harta benda. Jadi bukan mengenai hukum kepribadian dan
kekeluargaan ataupun mengenai hukum warisan yang masih ditetapkan hukum adatnya masing-
masing.
2. Perbenturan hukum perdata barat dan hukum Islam

Politik hukum yang dilancarkan oleh Belanda dengan kebutuhan kolonial kolonialisme yaitu yakni
hukum direncanakan untuk di unifikasi atau disatukan maksudnya adalah hukum yang berlaku di
negara Belanda diberlakukan juga di Indonesia pada masa itu timbul konflik hukum karena adanya
diantara para sarjana hukum Belanda yang tidak menyetujui unifikasi hukum dalam arti seperti
diterangkan diatas.

Menurut Bustanul Arifin ada perbedaan asasi yang terdapat dalam masing-masing sistem hukum
yang berpolitik dalam sistem hukum di Indonesia yaitu:

a. Tujuan hukum

b. Metode penemuan atau pengambilan hukum

c. Konsep keadilan

D. Kedudukan hukum perdata Islam di Indonesia.

Tata urutan peraturan perundang-undangan merupakan pedoman dalam pembuatan aturan hukum
di bawahnya. tata urutan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia berdasarkan TAP MPR
no 3/ MPR/ 2000 adalah:

1. Undang-undang Dasar 1945

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia

3. Undang-undang

4. Peraturan pemerintah pengganti undang-undang atau Perpu

5. Peraturan pemerintah

6. Keputusan presiden yang bersifat mengatur

7. Peraturan daerah

Diantara produk hukum positif dalam wilayah perdata yang bermuatan hukum Islam Atau hukum
perdata Islam antara lain :

1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan PP Nomor 9 Tahun 1975

2. Undang-undang nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf, PP Nomor 42 tahun 2006

3 undang-undang nomor 3 tahun 2006 tentang perubahan terhadap undang-undang Nomor 7 Tahun
1999 tentang Peradilan Agama

4.undang undang Nomor 1 Tahun 2008 tentang perbankan

5. Undang-undang nomor 19 tahun 2008 tentang surat berharga Syariah negara PP Nomor 56 tahun
2011
6. Undang-undang nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat rumah PP nomor 14 tahun 2014

perkembangan Islam dengan lahirnya undang-undang nomor 3 tahun 2006 tentang perubahan atas
undang-undang nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama terletak pada tentang peradilan
agama terletak pada

Pasal 49 undang-undang tersebut menegaskan bahwa Pengadilan Agama bertugas dan berwenang
memeriksa memutus dan menyelesaikan perkara-perkara ditingkat pertama antara orang-orang
yang beragama Islam dibidang :

1. Perkawinan

2 Waris

3. Wasiat

4. Hibah

5. Wakaf

6. Zakat

7. Infaq

8. Shodaqah

9. Ekonomi syariah

Departemen Agama menetapkan 13 kitab suci yang dijadikan pedoman dalam memutuskan perkara
di pengadilan agama:

1 Al bajuri

2 fatg al Mu'in

3 syarqawi ala al tahrir

4 al mahali

5 fath al wahab

6 tuhfat

7.tagrib al musytaq

8 Qawanin al Syar'iyyat Utsman Ibn Yahya

9 Qawanib Al syar'iyyat Shadaqat Dian

10 syamsuri fi al farad

11 bugyat al Mustarsyidin

12 Al fiqh ala Madzahib al arba'at

13 mugni al muhtaj
BAB 2 perkawinan dalam hukum perdata Islam di Indonesia

A. Pengertian hukum perkawinan

Pernikahan dalam literatur fiqih disebut dengan 2 kata yaitu nikah dan kedua zawaj . Kedua kata ini
yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari orang Arab terbanyak terdapat Alquran dan hadis nabi
saw. Kata nakaha banyak yang terdapat dalam Al Quran dengan arti kawin.

Menurut imam hanafi perkawinan akad yang berfaedah kepada pemilikan untuk bersenang-senang
dengan sengaja.

Menurut imam hambali adalah akad yang di maksudkan untuk mendapatkan kesenangan seksual
dengan menggunakan lafaz inkah atau tazwij.

B. PRINSIP HUKUM PERKAWINAN

Prinsip perkawinan berdasarkan Uu Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan yaitu :

1. Tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

2. Dalam undang-undang dinyatakan bahwa suatu Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut
hukum masing-masing agama dan kepercayaan .

3. Asas monogami

4. Memiliki visi dan misi yang sama, Prinsip calon suami yang matang

6. Hak dan kedudukan istri seimbang

C. DASAR HUKUM PERKAWINAN

Dasar hukum Islam perkawinan yang dikenal dengan istilah pernikahan pada dasarnya merupakan
bagian dari rangkaian ibadah yang dianjurkan dalam Islam ataupun hukum asalnya sunnah akan
tetapi kondisi hukum tersebut sangat erat kaitannya dengan kondisi mukallaf dalam beberapa aspek
yang harus dilihat secara menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai