Anda di halaman 1dari 2

Nama : AFIFA KHOIRIYAH HSB

Npm : 2306200575
Kelas : fahum L1- pagi
LATIHAN PRA UAS GANJIL

1.Jelaskan secara singkat sejarah lahir dan berlakunya kompilasi hukum Islam (KHI) di
Indonesia!
Jwb : Kompilasi Hukum Islam (KHI) merupakan kodifikasi hukum Islam pertama di
Indonesia yang eksistensinya berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) No.1 Tahun
1991. Inpres itu kemudian ditindaklanjuti dengan keputusan bersama Ketua
Mahkamah Agung dan Menteri Agama, tanggal 21 Maret 1985.
2. Kemukakan pula secara singkat sejarah lahirnya Pengadilan Agama pada masa kerajaan-
kerajaan Islam dan masa penjajahan Belanda!
Jwb: Pengadilan Agama memiliki akar sejarah pada masa kerajaan Islam dan
berkembang lebih lanjut selama masa penjajahan Belanda di Indonesia. Pada masa
kerajaan Islam, sistem peradilan agama sudah ada sebagai bagian dari pemerintahan
Islam. Selama penjajahan Belanda, pengaruh hukum kolonial mendorong
perkembangan Pengadilan Agama untuk mengelola urusan perdata dan perkawinan
berdasarkan hukum Islam. Ini menjadi landasan bagi pembentukan Pengadilan Agama
di Indonesia
3. Dilihat dari sisi tujuannya jelaskan perbedaan mendasar antar Hukum Islam, Hukum adat,
dan Hukum Barat!
Jwb: Hukum Islam bersumber dari ajaran agama Islam dan bertujuan untuk mengatur
kehidupan umat Muslim sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Hukum adat berasal dari
norma-norma yang berkembang dalam masyarakat tertentu dan biasanya bersifat
lokal, mengatur kehidupan sehari-hari berdasarkan tradisi dan kebiasaan setempat.
Hukum Barat, atau hukum sipil, didasarkan pada sistem hukum Romawi dan
bertujuan untuk menyusun aturan hukum yang berlaku secara umum untuk
masyarakat dengan prinsip-prinsip yang dapat diaplikasikan secara lebih universal.
4. Kemukakan lima bentuk perundang-undangan dan peraturan lainnya sebagai bentuk dan
wujud eksistensi Hukum Islam di Indonesia!
Jwb: 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan: Mengatur aspek
pernikahan dan keluarga sesuai dengan prinsip-prinsip Hukum Islam. 2. Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak: Melibatkan prinsip-prinsip Hukum Islam
dalam perlindungan hak dan kesejahteraan anak 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1989 tentang Peradilan Agama: Membentuk sistem peradilan khusus untuk
menangani perkara-perkara yang berkaitan dengan Hukum Islam 4. Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah: Mengatur pendirian dan
operasional perbankan syariah sesuai dengan prinsip-prinsip Hukum Islam 5. Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia: Mengakui dan
melindungi hak asasi manusia, termasuk hak-hak yang sesuai dengan prinsip Hukum
Islam
5. Jelaskan secara singkat sejarah Peradilan Agama pasca kemerdekaan republik Indonesia
menjelang lahirnya Undang-undang No. 7 tahun 1989!
Jwb: Pasca kemerdekaan Republik Indonesia, peradilan agama tidak langsung
terbentuk. Pada awalnya, pengadilan agama masih berada di bawah yurisdiksi
pengadilan umum. Namun, pada tahun 1957, pemerintah membentuk pengadilan
agama sebagai lembaga tersendiri. 6. Dalam sistem Peradilan Agama ada yang disebut
dengan istilah Kompetensi Relatif dan Kompetensi Absolut. Jelaskan maksud masing-
masing disertai dengan contoh! Jwb: Kompetensi Relatif dalam sistem Peradilan
Agama menunjukkan bahwa perkara diselesaikan di pengadilan agama berdasarkan
agama yang dianut oleh para pihak, sedangkan Kompetensi Absolut menunjukkan
bahwa beberapa jenis perkara harus diselesaikan di Peradilan Agama, seperti
perkawinan dan perceraian.
7. Berdasarkan Undang-undang No. 3 tahun 2006 sebagai penyempurna Undang-undang No.
7 tahun 1989 kemukakanlah perkara-perkara yang menjadi kewenangan Peradilan Agama
untukmenyelesaikannya!
Jwb: 1. Perkara Perdata: Meliputi perkara perkawinan, perceraian, khitbah (lamaran),
nafkah, harta bersama, hibah, wasiat, wakaf, dan lainnya yang berkaitan dengan
hukum perdata Islam. 2. Perkara Pidana: Termasuk dalam kewenangan Peradilan
Agama adalah perkara-perkara pidana yang berkaitan dengan pelanggaran hukum
Islam, seperti pelanggaran terhadap hukum penistaan agama Islam, perzinaan,
minuman keras, perjudian, dan lain-lain. 3. Penyelesaian Sengketa: Peradilan Agama
juga memiliki kewenangan untuk menyelesaikan sengketa yang berkaitan dengan
masalah hukum Islam, baik dalam hal perkawinan, warisan,hibah, dan sebagainya. 4.
Pengesahan Putusan Majelis Hakim: Memiliki kewenangan untuk mengesahkan
putusan majelis hakim dalam perkara perkawinan, perceraian, dan perdata lainnya
yang bersifat final dan mengikat

Anda mungkin juga menyukai