KELAS VI C
MAPEL FIQIH
GHASAB
Ghosab adalah Pengambilan harta orang lain tanpa bermaksud memiliki (memanfaatkan milik
orang lain tanpa izin)
A.PENGERTIAN GHASAB
Definisi Ghasab
1.Mazhab Hanafi: mengambil harta orang lain yang halal tanpa ijin, sehingga barang
tersebut berpindah tangan dari pemiliknya
2. Ulama Mazhab Maliki: mengambil harta orang lain secara paksa dan sengaja
(bukan dalam arti merampok)
3. Ulama Mazhab Syafi’i dan Hambali: penguasaan terhadap harta orang lain secara
sewenang-wenang atau secara paksa tanpa hak.
Maka dari itu menanami tanah ghasab termasuk haram karena mengambil manfaat
dari tanah ghasab dan menghasilkan harta.
Dari definisi tersebut diatas yang dikemukakan oleh para ulama jelas terlihat bahwa
. Bagi Mazhab Hanafi (selain Muhammad bin Hasan asy Syaibani dan Zufar bin
Hudail), ghasab harus bersifat pemindahan hak seseorang menjadi milik orang
yang menggasab.
. Imam Hanafi dan sahabatnya Imam Abu Yusuf, tidak dinamakan ghasab apabila
sifatnya tidak pemindahan hak milik.
Jumhur Ulama: menguasai milik orang lain saja sudah termasuk ghasab, apalagi
bersifat pemindahan hak milik.
o Imam Hanafi dan Abu Yusuf: ghasab terjadi hanya pada benda-benda yang bergerak,
sedangkan benda yang tidak bergerak tidak mungkin terjadi ghasab. Seperti rumah
dan tanah
o Jumhur Ulama: ghasab bisa terjadi pada benda bergerak dan tidak bergerak. Karena
yang penting adlah sifat penguasaan terhadap harta tersebut secara sewenang-
wenang dan secara paksa. Melalui penguasaan ini berarti orang yang menggasab
tersebut telah menjadikan harta itu sebagai miliknya baik secara material maupun
secara manfaat.
Imam Hanafi dan Abu Yusuf : hasil dari benda yang diambil merupakan
amanah yang harus dikembalikan kepada pemiliknya. Akan tetapi jika hasil dari
benda itu dibinasakan (melakukan kesewenangan terhadap hasil dari benda
yang digasab) maka ia dikenakan denda. Seperti : buah dari pohon yang
dighasab.
Mazhab Hanafi: manfaat barang yang dighasab tidak termasuk sesuatu yang
digasab. Karena manfaat tidak termasuk dalam definisi harta bagi mereka.
Seperti : menggasab sandal kemudian dikembalikan lagi
Jumhur Ulama: Manfaat itu termasuk dalam definisi harta. Oleh sebab itu
dikenakan denda jika barang yang digasab tersebut dimanfaatkan orang yang
menggasabnya.
Dari definisi yang dikemukakan para ulama diatas terlihat jelas bahwa ghasab tidak
sama dengan mencuri, karena mencuri dilakukan secara sembunyi sedangkan
ghasab dilakukan secara terang-terangan dan sewenang-wenang. Bahkan ghasab
sering diartikan sebagai menggunakan/memanfaatkan harta orang lain tanpa seijin
pemiliknya, dengan tidak bermaksud memilikinya.
3. Sabda Rasulullah
“Darah dan harta seseorang haram bagi orang lain (HR Bukhari dan Muslim dari
Abi Bakrah)
“Harta seorang muslim haram dipergunakan oleh muslim lainnya, tanpa kerelaan
hati pemiliknya (HR.Daruquthni dari Anas bin Malik.
Mazhab Hanbali –> denda sesuai dengan harga ketika jenis benda itu tidak ada
lagi di pasaran.
Mazhab Hanafi –> orang yang menggasab berhak atas benda itu sejak ia
melakukannya sampai ia membayar denda.
Mazhab Syafii dan Hanbali –> orang yang menggasab tidak berhak atas benda
yang yang digasabnya walaupun sudah membayar denda.
Mazhab Maliki –> orang yang mengasab tidak boleh memanfaatkan benda
tersebut jika masih utuh, tetapi jika telah rusak, maka setelah denda dibayar
benda itu menjadi miliknya dan ia bebas untuk memanfaatkannya.