Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan Jaringan Pengangkut Air I.

Tujuan Praktikum : Mengamati jaringan pengangkutan air pada tanaman tingkat tinggi. II. Bahan dan Alat : Bahan : Cabang tanaman Alamanda cathartika Alat : Botol Pisau Vaselin Penutup botol kapas III. cara kerja : 1. dipilih ujung-ujung cabang tanaman yang disediakan yang kira-kira sama besarnya. Cabang ini dimasukkan kedam botol sehingga pangkalnya1 cm diatas dasar botol. 2. kulit batang sepanjang kira-kira 3 cm dari pangkal batang dikupas, pengupasan dilakukan didalam air. 3. sebagian batang, xylemnya ditutup dengan vaselin,phloemnya dibiarkan terbuka dan segera dimasukkan kembali kedam botol yang telah diisi air suling. 4. pada awal percobaan tinggi permukaan air dalam botol ditandai. Pada hari ke-4 dan ke-10 amati tinggi permukaan air. Bila berkurang, tambah dengan air silingsehingga mencapai batas semula.

V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. PERLAKUAN Rata-rata air diserap hari ke CATATAN MORFOLOGI 4 10 Xylem ditutup 0,2 mm - Hari ke-4 tanaman menjadi layu Hari ke-10 tanaman menjadi mati fhloem ditutup 0,2 mm 0,6 mm Hari ke-4 tanaman terlihat segar Hari ke-10 daun tanaman bagian bawah menguning kontrol Rata-rata air yang diserap /hari slama 10 hari 0,9 mm Tanaman tampak tumbuh dengan baik dan terlihat segar. Pembahasan Xylem ditutup Setelah dilakukan pengamatan pada tanaman alamanda dengan perlakuan xylemnya yang ditutup. Pada pengamatan hari ke-4 serapan air rata-rata /hari adalah sebanyak 0,2 mm dan catatan morfologi adalah tanaman nampak menjadi layu dengan cirri-ciri daun tanaman alameda tidak segar dan daun-daunnya pun menjadi kuning, ahirnya daun tersebut rontok. Sedangkan pada pengamata pada hari ke-10 tanaman alamanda tersebut sudah mati,berarti penyerapan air sudah tidak berlangsung. Dari keterangan tersebut telah dapat membuktikan jaringan pengangkutan unsure hara yang ada di air dilakukan oleh jaringan xylem. Berarti dengan adanya jeringan xylem mengangkut unsure hara ke daun,tanaman dapat melakukan proses metabolismenya sehingga tanaman dapat hidup,jika hal ini tidak terjadi maka tanaman akan mati. Floem ditutup Uantuk tanaman alamanda cathartica dengan pelakuan yang berbeda lagi yakni pada bagian floemnya yang ditutup pada pengamatan pada hari ke-4 rata-rata air yan diserap /hari adalah 0,2 mm dengan morfologi tanaman alamandanya pada hari ke-4 tersebut tanaman tetap segar dengan kata lain tanaman tersebut masih tumbuh dengan baik. Sedangkan pada pengamatan pada hari ke-10 ratarata tanaman alamanda menyerap air /hari nya dalalah 0,6 mm. sedangkan untuk pengamatan morfologisnya pada hari ke-10 tanaman alamanda tersebut mesih tetap hidup namun pada daun bagian bawah menguning. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman yang bagian floemnya di tutup dengan vaselin masih tetap dapat hidup karena yang paling berperan dalam proses penyerapan unsure hara adalah jaringan xylem sedangkan jeringan floem hanya menebarkan makannya yang dihasilkan dari proses fotosintesis keseluruh bagian tanaman, sehingga tidak terlalu berpengaruh bersar dalam peruses pertumbuhan. Control.: Dari tanama yang di anggap sebagai control dengan perlakuan kulit batang kira-kira 3 cm daeri pangkal batang dikupas, yang pengkupasan dilakukan dalam air, tanpa penutupan bagian jarigan pengangkutan unsur hara dari akar kedaun. Nampak tanaman tumbuh dengan normal dan penyerapa air rata-rata /hari adalah 0,9 mm jika di bandingkan dengan tanaman yang perlakuan fhloemnyua yang ditutp atau pun xylemnya yang dittutup, walau pun pada perlakuan floemnya yang ditutup tanaman dapat hidup namun terjadi perbedaan secara morfologinya . Hal ini nampak jelas pada morfologi dar tanaman tersebut yakni tanama terlihat segarhal ini membuktukan bahwa memeng jaringqan pengangkutan hara tanaman dari tanah yang diserap oleh akar diangkut oleh jeringan xylem dan juga hasil fotosintesis disebarkan kembali keseluruh bagian tanaman melalui jaringan floem hal ini nampak pada bagian yang dikupas dari beberapa contoh control ada yang telah ditumbuhi akar.

VI. kesimpulan Dari hasil pengamatan yang kami lakukan pada Jaringan Pengangkutan Air dapat dimbil kesimpulan 1. jaringan pengangkutan pada tanaman tingkat tinggi adalah xylem dan floem 2. pada system pengankutan unsure hara dari luar bagian tanaman diserap oleh akar dan di angkut oleh jeringa xylem untuk di masak di daun

3. jaringan floem dalam pengangkuata air dan unsure hara tidak terlalu berperan namun jaringan floen ini berperan dalam penyebaran hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tanaman. 4. tanaman dapat tumbuh dengan baik jika tidak ada factor-faktor penghambat atau pun hambatan pada jaringan pengangkutan.

Daftar pustaka Anonym. 2005. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman. Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu. Bengkulu. Dwidjuseptutro, D. 1985. Penghantar Fisiologi Tumbuhan. Pt. Gremedia. Jakarta. Grander, Pearce dan R.L. Mithell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia. Jakarta. Salisbury, frank B dan Ross, Clean W. 1995. Fisiologi Tumbuhan jilid 2. ITB. Bandung. Jaringan Pengangkut Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri dari xylem yang menggunakan jaringan pengangkut air dan floem sebagai jaringan pengangkut bahan organic (bahan-bahan makanan). Xylem dan Floem bersama-sama sering disebut sebagai berkas pengangkut (berkas vascular). Tumbuhan yang mempunyai jaringan pengangkut disebut tumbuhan vaskular, termasuk di dalamnya Pteridophyta dan Spermatophyta. Dari kedua bagian berkas pengangkut itu, xilem mempunyai struktur yang lebih tegar sehingga dapat utuh sewaktu berubah menjadi fosil dan dapat dipakai sebagai bahan identifikasi bagi tumbuhan jenis vaskular. A. XILEM

Pada dasarnya xilem merupakan jaringan kompleks karena terdiri dari beberapa tipe sel yang berbeda, baik yang hidup maupun tidak hidup. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran transpor dan penyokong. Xilem juga dapat mempunyai serabut sklerenkim sebagai jaringan penguat, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berfungsi dalam berbagai kegiatan metabolisme. Pada awalnya xilem merupakan hasil aktivitas meristem apikal lewat pembentukan prokambium. Xilem yang terbentuk dari prokambium dinamakan xilem primer. Bila tumbuhan ini setelah pertumbuhan primernya lengkap, kemudian membentuk jaringan sekunder sebagai hasil aktivitas kambium, maka xilem yang terbentuk itu dinamakan xilem sekunder. Meskipun xilem primer dan xilem sekunder itu tidak berbeda bentuknya, tetapi keduanya akan berbaur pada pertumbuhan selanjutnya. Bila xilem primer diamati secara seksama akan ditemukan perbedaan perkembangan dan struktur xilem yang dibentuk pertama kali (protoxilem) dengan xilem yang dibentuk kemudian (metaxilem). Protoxilem menduduki tempat yang khas dalam struktur jaringan pengangkut primer. Pada tumbuhan tingkat tinggi, protoxilem batang letaknya paling dekat dengan empulur (di tengah, disebut xilem endarch) sedang di akar letaknya di sebelah luar metaxilem (disebut xilem exarch) Jaringan Xilem terdapat pada bagian kayu tanaman. Xilem terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut : a. Trakeid dan Trakea

Telah menjadi anggapan umum bahwa trakeid merupakan unsur xilem yang lebih primitif dibanding trakea karena tumbuhan anggota Pteridophyta, Gymnospermae dan Spermatophyta fosil hanya mempunyai trakeid. Trakea dianggap berasal dari trakeid. Keduanya dalam keadaan dewasa berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder terdiri dari lignin dan tidak mengandung kloroplas. Perbedaan pokok antara keduanya adalah bahwa pada trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang) sedangkan pada trakea ujung-ujungnya penuh lubang-lubang. Transpor air dan zat hara dalam trakea dapat berlangsung antara sel yang satu dengan sel lain secara bebas lewar perforasi, sedangkan dalam trakeid peristiwa itu berlangsung lewat noktah antara sel-selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun sedemikian sehingga merupakan deretan memanjang (ujung bertemu ujung) dan perforasi pada ujung sel itu sangat sempurna atau bahkan dinding selnya hilang sehingga membentuk pipa panjang. Setelah terbentuk pipa ini, dinding yang tidak mengalami perfoasi mengadakan penebalan sekunder. Bentuk penebalan tersebut dapat seperti cincin, spiral atau jala. Tidak selalu ketiga bentuk itu dapat dijumpai pada tumbuhan yang sama b. Serabut Xilem

Serabut ini strukturnya serupa serabut sklerenkim meskipun asalnya dari trakeid yang berdiferensiasi lebih lanjut dengan dinding yang tebal dan noktah sederhana. Serabut dan trakeid saling melekat sehingga sulit dipisahkan, tetapi umunya sel serabut lebih panjang dari trakeid karena ujungnya yang runcing dapat masuk di antara sel-sel sewaktu memanjang. Serabut xilem ini terlihat jelas pada xilem yang unsurnya terdiri dari trakeid dan trakea, sedang xilem yang hanya terdiri dari trakeid, serabut itu tidak jelas adanya. c. Parenkim Xilem

Seperti halnya parenkim di tempat lain, sel-sel ini merupakan sel hidup, terdapat baik pada xilem primer maupun sekunder. Pada xilem sekunder, parenkim itu berasal dari kambium yang berbentuk fusiform atau bentuk sel jari-jari, sehingga diperoleh sel-sel yang

sumbu panjangnya mengikuti arah jari-jari organ. Sel-sel parenkim ini mengandung berbagai senyawa umumnya tepung atau lipid, karena parenkim berfungsi sebagai penimbun cadangan makanan. B. FLOEM

Floem juga merupakan jaringan kompleks, terdiri dari beberapa unsur dengan tipe yang berbeda, yaitu buluh tapisan, sel pengiring, parenkim, serabut dan sklereid. Kadang-kadang ada sel atau jaringan sekretori yang bergabung di dalamnya, misalnya kelenjar getah. Fungsi floem sebagai jaringan translokasi bahan organik (asimilat) yang terutama berisi karbohidrat. Dalam jumlah kecil ditemukan juga asam amino dan hormon. Seperti halnya pada xilem, floem yang berasal dari perkembangan prokambium disebut floem primer dan yang merupakan hasil perkembangan kambium disebut floem sekunder. Harus diperhatikan di sini bahwa floem dan xilem yang strukutur dan fungsinya berbeda itu pada pertumbuhan sekundernya berasal dari sel yang sama. Meskipun pada mulanya berkas-berkas floem letaknya terpisah, tetapi pada perkembangan selanjutnya akan membentuk kesatuan sistem karena saling beranastomisis (membentuk anyaman). Jaringan Floem terdapat pada bagian kulit kayu. Jaringan Floem terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut : a. Pembuluh

Unsur penyusun pembuluh terdiri dari dua bentuk yaitu sel tapisan yang merupakan sel tunggal dan bentuknya memanjang dengan bidang tapisan terletak di samping atau ujung sel, terdapat pada tumbuhan Pteridophyta dan Gymnospermae. Bentuk kedua adalah buluh tapisan, terdapat pada Angiospermae, berupa berkas sel-sel memanjang yang masing-masing merupakan bagian dari buluh itu dan dihubungkan oleh satu atau lebih bidang tapisan biasanya terletak di ujung sel. Sifat khas unsur pembuluh adalah adanya bidang tapisan pada dinding selnya, serta terdapatnya modifikasi protoplas yaitu tanpa nukleus. Bidang tapisan itu merupakan sekelompok lubang-lubang yang membatasi dua sel yang berdampingan dan dihubungkan oleh benang-benang plasma yang terdapat di dalam lubang-lubang tapisan itu (semacam plasmodesma pada saluran noktah). Lubanglubang tapisan itu biasanya dilapisi oleh kalose yaitu semacam polimer glukose, sehingga lubangnya menjadi kecil. Kalose ini akan menipis (sehingga lubangnya membesar) bila pembuluh sedang aktif menyalurkan asimilat. Jumlah bidang tapisan yang terdapat pada pembuluh berbeda-beda tergantung pada jenis tumbuhannya. Selain itu besarnya lubang tapisan juga bervariasi, umumnya yang besar terdapat di ujung sel. Dinding sel unsur penyusun pembuluh adalah selulose, tidak pernah dijumpai penebalan lignin. Nukleus tidak terdapat pada sel yang telah dewasa, dan hilangnya nukleus itu terjadi pada saat diferensiasi. Pada awalnya sel pembuluh itu serupa sel prokambium yang lain, mempunyai banyak vakuola dan intinya tegas. Kemudian inti itu mengalami disintegrasi ke dalam plasma dan plasma itu sendiri kemudian membentuk benang-benang memanjang sejajar sumbuh sel dan bersambungan dengan plasma sel sambungannya di lubang tapisan. Pada tumbuhan Dicotyledoneae pembuluh-pembuluh ini biasanya terisi lendir yang terdiri dari protein. b. Sel Pengiring

Sel-sel pembuluh pada Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae biasanya diikuti oleh sel parenkim khusus yang disebut sel pengiring. Sel itu terbentuk dari sel induk yang sama dengan sel pembuluh. Sel intuk itu membelah satu atau dua kali secara memanjang serta tidak sama besar, menghasilkan sel pembuluh yang besar dan sel pengiring yang kecil. Dinding bersama antara sel pengiring dan sel pembuluh biasanya tipis, penuh dengan plasmodesmata. Berbeda dengan sel pembuluh, sel pengiring ini tetap mempunyai nukleus pada waktu dewasa. Sel pengiring tidak dijumpai pada tumbuhan Gymnospermae dan Pteridophyta dan juga tidak ada pata protofloem Dicotyledoneae. c. Parenkim Floem

Selain terdiri dari pembuluh dan selpengiring, floem juga mengandung sejumlah sel parenkim yang fungsinya serupa sel parenkim lainnya, misalnya sebagai penimbun lemak dan tepung. Sel parenkim ini secara fungsional berintegrasi dengan sel pengiring. Bentuk sel parenkim ini memanjang dan sumbu panjangnya sejajar dengan sumbu berkas pengangkut. Seperti halnya pada parenkim xilem, floem sekunder juga mempunyai dua macam bentuk parenkim sesuai dengan bentuk sel kambium yang membentuknya (fusiform atau jari-jari). Pada saat floem masih aktif, sel parenkim ini tidak mengalami penebalan dinding. Kemudian bila floem itu tidak berfungsi lagi, parenkim ini akan berubah menjadi sklerenkim atau menjadi felogen. d. Serabut Floem

Serabut floem terdapat baik pada floem primer maupun sekunder. Serabut ini segera membentuk dinding sekunder setelah selesai pertumbuhan memanjangnya. Umumnya penebalan itu berupa lignin, ada yang selulose. Noktah yang terjadi sederhana. Serabut ini berfungsi sebagai penguat sejak awal atau terjadi dari parenkim floem setelah sel pembuluh tidak berfungsi lagi. C. KAMBIUM

Kambium adalah lapisan sel atau lapisan jaringan pada tumbuhan yang aktif membelah. Kambium terdapat di antara Xilem dan Floem. a. Kambium Fasikuler (Kambium Primer).

Kambium ini terdapat di antara Xilem dan Floem pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Khusus pada tumbuhan monokotil, kambium hanya terdapat pada batang tumbuhan Agave dan Pleomele. Kambium fasikuler ke arah dalam membentuk Xilem dan ke arah luar membentuk floem. Sementara ke samping membentuk jaringan meristematis yang berfungsi memperluas cambium. Pertumbuhan oleh cambium ini disebut pertumbuhan sekunder. b. Kambium Sekunder (Kambium gabus/ Kambium Felogen)

Kambium ini terdapat pada permukaan batang atau akar yang pecah akibat pertumbuhan sekunder. Kambium gabus ke arah luar membentuk sel gabus pengganti epidermis dan ke arah dalam membentuk sel feloderm hidup.Kambium inilah yang menyebabkan terjadinya lingkar tahun pada tumbuhan.

DAFTAR PUSTAKA Soerodikoesoemo, Wibisono, dkk, 1993, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan, Penerbit Universitas Terbuka, Depdikbud Jakarta. Like this: BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Status air dari tumbuhan bergantung pada kecepatan relatif penyerapan air oleh akar dan kehilangan air oleh tranpirasi. Penyerapan air yang tidak cukup oleh akar akan menimbulkan defisit air dalam tumbuhan, termasuk sel-sel daun, suatu defisit yang mengakibatkan penurunan evaporasi ari dari daun sehingga laju transpirasi menjadi rendah. Selain itu, transpirasi yang berlebihan juga dapat menimbulkan defisit air. Sistem tranport bekerja sebagai suatu unit yang cenderung menjaga agar sel tumbuhan selalu dalam keadaan turgid. Untuk dapat diserap tanaman, molekul-molekul air harus berada pada permukaan akar. Dari permukan akar ini air (bersama bahanbahan terlarut) diangkut menuju pembuluh xylem. Lintasan pergerakan air dari permukaan akar menuju pembuluh xylem disebut lintasan radial pergerakan air. Pada awalnya, diperkirakan air naik kebagian atas tanaman karena adanya tekanan dari akar. Hal ini didasarkan atas fakta bahwa jika batang tanaman dipotong dan kemudian dihubungkan dengan selang manometer air raksa mak air di dalam selang akan terdorong ke atas oleh tekanan yang berasal dari akar. Jadi dapat disimpulkan bahwa tekanan akar adalah relatif rendah dan tidak terjadi pada semua spesies tanaman dan juga hanya terjadi pada kondisi lingkungan yang menghambat laju transpirasi. Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tumbuhan melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui stomata Tumbuhan yang bertanspirasi akan menaikan cairan yang ditimbulkan oleh tarikan transpirasi. Air yang mengisi tracheid mati dan pembuluh xylem merupakan kolom air yang kontinu dan bergerak bebas sepanjang tumbuhan atau secara harafiah ditarik keatas sepanjang secara utuh. Air dalam pembuluh xylem tumbuhan yang bertranspirasi berada dalam keadaan tekanan hidrostatik. Tegangan tersebut dialami oleh seluruh kolom air yang terdapat dalam pembuluh xylem tumbuhan yang disebabkan oleh lebih kecilnya laju absorbsi air oleh akar dibandingkan laju transpirasi melalui daun. B. Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui jaringan apa yang berfungsi untuk mengangkut air dari akar ke daun. BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Air merupakan kebutuhan pokok bagi semua tanaman juga merupakan bahan penyusun utama dari protoplasma sel. Di samping itu, air adalah komponen utama dalam proses fotosintesis, pengangkutan assimilate hasil proses ini ke bagian-bagian tanaman hanya dimungkinkan melalui gerakan air dalam tanaman. Dengan peranan tersebut di atas, jumlah pemakaian air oleh tanaman akan berkorelasi posistif dengan produksi biomase tanaman, hanya sebagian kecil dari air yang diserap akan menguap melalui stomata atau melalui transpirasi (Dwidjoseputro,1984). Air dalam pembuluh xylem tumbuhan yang sedang bertranspirasi berada dalam keadaan tekanan hidrostatik negatif tegangan. Tegangan tersebut yang dialami oleh seluruh kolam air yang terdapat dalam pembuluh xylem, yang juga disebabkan oleh laju absorbsi air. Air yang mengisi tracheid mati dan pembuluh xylem merupakan kolam air yang kontinu dan bergerak bebas sepanjang tubuh tumbuhan atau secara harfiah ditarik ke atas secara utuh (Lakitan, 2004). Dalam fisiologi tumbuhan, peranan air dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yaitu : air merupakan bahan penyusun utama dari pada protoplasma. Kandungan air yang tinggi aktivitas fisiologis tinggi sedang kandungan air rendah aktivitas fisiologisnya rendah. Air merupakan reagen dalam tubuh tanaman, yaitu pada proses fotosintesis. Air merupakan pelarut substansi (bahan-bahan) pada berbagai hal dalam reaksi-reaksi kimia (Kramer dan Kozlowski, 1960). Air dapat diserap tanaman melalui akar bersama-sama dengan unsur-unsur hara yang terlarut didalamnya, kemudian diangkut kebagian atas tanaman, terutama daun, melului pembuluh xylem. Pembuluh xylem pada akar, batang dan daun merupakan suatu system yang kontinu, berhubungan satu sama lain. ( Lakitan. 2004 ) Molekul air dapat terikat pada suatu permukaan hirofilik oleh tenaga hidrasi dengan kekuatan antara - 100 MPa sampai 300 MPa. Dengan demikian air yang sudah berada didalam pembuluh xilem tidak akan tertarik lagi oleh gaya gravitasi (Sastrodinoto, 1980). Allamanda berasal dari Brazil dan secara luas didetribusikan di wilayah tropis. Allamanda merupakan tanaman yang merambat dengan lapisan yang tebal, daunnya membentuk lingkaran besar, bunga berbentuk terompet dengan warna kuning terang. Kulit biji yang berduri mengikuti bunga dengan benih bersayap yang terbang ketika kulit kering dan terbuka. Allamanda adalah tanaman tahunan pada iklim tropis dan dapat diperlakukan sebagai tanaman semusim. ( Salisbury. 1995 ) Dalam sistematika tumbuhan, kedudukan tanaman Allamanda (Allamanda cathartica) diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Superdivisio : Spermatophyta Divisio : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Subclass : Asteridae Ordo : Gentianales Famili : Apocynaceae Genus : Allamanda Spesies : Allamanda cathartica Tanaman Allamanda punya getah yang seperti susu dan dipertimbangkan sifat racunnya, semua bagian adalah obat pencuci perut yang tinggi. Teksturnya kasar dan daunnya bercahaya berwarna hijau, tanaman ini sering dipangkas dan digunakan sebagai semak belukar. Beberapa aktivitas sudah dibiakkan untuk keharumannya, satu populernya terutama punya kuncup berwarna coklat yang lembut dan daun warna hijau yang lebih gelap. ( Haryadi. 1996 ) Bunga Allamanda mempunyai ciri-ciri, diantaranya bunga majemuk, bentuk tandan, berkelamin dua, tangkai silindris, pendek, hijau, kelopak berbentuk lanset, permukaan halus, benang sari bertancap pada mahkota, mahkota berseling pada lekukan, tangkai putik silindris, kepala putik bercabang dua, kuning, mahkota bentuk terompet atau corong pada permukaan rata dan kuning. Allamanda punya daun yang sama dan punya bunga dengan batang leher berwarna kemerah-merahan ini disebut semak, sebagai berikut : Bahan makanan susah didapat pada masa pertumbuhan, dipendekkan pada musim semi. Kebiasaan berbunga dan berdiameter sampai dengan inci (15 cm), bentuk terompet 1 atau 2 berbunga kuning pada musim panas atau kemarau. Allamanda sejenis tanaman hias yang mempesona ketika bunganya penuh semarak dimana tanaman akan menjadi menarik perhatian secepatnya. Pada daerah tropis Allamanda sering dipendekkan dan dipelihara sebagai bunga hias yang mempesona dimana Allamanda berbunga banyak atau lebat yang mempunyai perhatian semua orang. Allamanda merupakan tanaman naungan, bungan ini tumbuh sepanjang tahun daunnya berupa semak, tinggi tanaman ini setinggi 15 kaki (4-5 m). Allamanda lebih suka terdapat banyak air sementara kondisi panas. Cukup toleransi pada musim kemarau, membutuhkan udara yang relatif lembab. Allamanda tanaman yang tumbuh baik dalam tanah yang lembab, tetapi menjadi klorosis yang sangat alkil. Suhu wilayah yang direkomendasikan sunset (24-27) , Allamanda lebih suka pada area atau wilayah salju atau dingin, bunga ini dapatdiperlakukan seperti bunga bougenville ( Fahn, 1991).

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya pada tanggal 14-23 Oktober 2010 yang dimulai pada pukul 10.00 WIB sebanyak 2 kali pengamatan. B. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah : Cabang berdaun dari Allamanda, panjang 30 cm dengan 4 payung daun sebanyak 3 tangkai Vaselin Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah : 3 penyumbat botol 3 botol selai C. Cara Kerja Pilih 3 cabang berdaun dari tanaman Allamanda. Potong cabang-cabang tersebut sedemikian rupa sehingga apabila dimasukkan kedalam botol, maka jarak bekas potongan dengan dasar botol 61 cm. Kuliti ketiga cabang tersebut sepanjang 3 cm dari bekas potongan. * Cabang pertama untuk perlakuan kontol * Cabang kedua untuk perlakuan xylem tertutup, yaitu dengan mengoles ujung cabang bekas potongan dengan vaselin. * Cabang ketiga untuk perlakuan floem tertutup, yaitu dengan mengoleskan bagian yang dikuliti dengan vaselin sampai batas ujunG cabang. Ratakan vaselin Isi botol dengan air destilasi, masukkan cabang kedalam lubang pada sumbat gabus dan tutupkanlah sumbat tersebut pada botol. Berilah tanda tinggi permukaan air pada saat percobaan dimulai. Amati sesudah 48 jam dan sesudah 1 minggu. Pengamatan meliputi tinggi permukaan air dan keadaan cabang tanaman.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Tabel Pengamatan Tabel Pengamatan Dt1 Dt2 Kontrol Xylem Tertutup Floem Tertutup 0,4 cm 0,7 cm 0,1 cm 0,7 cm 0,9 cm 0,5 cm Perhitungan : 1. Kontrol V1 = p . r2. Dt1 = 3,14 . ( 3 cm )2 . 0,4 cm = 3,14 . 9 cm2 . 0,4 cm = 11,304 cm3 V2 = p . r2 . Dt2 = 3,14 . ( 3 cm )2 . 0,7 cm = 3,14 . 9 cm2 . 0,7 cm = 19,782 cm3 2. Xylem Tertutup V1 = p . r2. Dt1 = 3,14 . ( 3 cm )2 . 0,7 cm = 3,14 . 9 cm2 . 0,7 cm = 19,782 cm3 V2 = p . r2 . Dt2 = 3,14 . ( 3 cm )2 . 0,9 cm

= 3,14 . 9 cm2 . 0,9 cm = 25,434 cm3 3. Floem Tertutup V1 = p . r2. Dt1 = 3,14 . ( 3 cm )2 . 0,1 cm = 3,14 . 9 cm2 . 0,1 cm = 2,826 cm3 V2 = p . r2 . Dt2 = 3,14 . ( 3 cm )2 . 0,5 cm = 3,14 . 9 cm2 . 0,5 cm = 14,13 cm3 Keterangan : Dt1 = Perubahan tinggi air setelah 3 hari Dt2 = Perubahan tinggi air setelah 7 hari r = Jari-jari botol ( 3 cm ) p = Phi ( 3,14 ) B. Pembahasan Pada dasarnya air yang berada didalam tanah masuk kedalam tanaman melalui akar yang masuk malalui jaringan xilem. Seperti yang telah dikemukakan oleh E. Munch dari jerman pada tahun 1930. beliau mengatakan bahwa dinding sel dari keseluruhan tanaman dan pembuluh xilem dapat dianggap sebagai suatu sistem tunggal yang disebut sebagai apoplas. Dari hasil pengamatan yang ada di laboratorium fisiologi tumbuhan pada tanggal 23 Oktober yang lalu di hasilkan bahwa tanaman allamanda pada perlakuan kontrol mengalami pertumbuhan karena pada perlakuan kontrol air yang ada di dalam botol selai mengalami penurunan itu berarti xilem pada batang tanman allamanda masih berfungsi walau tidak berfungsi seutuhnya. Hal ini sama dengan pernyatan prof. Benyamin lakitan dalam bukunya Fisiologi Tumbuhan beliau mengatakan bahwa dinding pembuluh xilem tersusun dari senywa yang bersifat hidrofilik, yakni selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Adanya tenaga tarikan terhadap kolom air didalam pembuluh secara sederhana dapat dibuktikan dengan memotong tangkai daun atau batang tanaman. Peryatan tersebut merupan teori dari serapan dan pengangkutan air, maka dari itu pad perlakuan yang diberikan pada tanaman allamanda melalui xilem tertutup berarti pembuluh xilem ditutup oleh lapisan vaselin dan tidak bisa melakukan tarikan terhadap air maka yang terjadi tanaman akan layu dan apabila sampai tanaman mengalami kekurangan air dan mati. Perlakuan yang dibeikan pada tanaman allamanda di dalam praktikum ini berkaitan erat dengan teori kapilaritas. Teori ini adalah merupakan gejala akibat interaksi antara permukaan benda padat dengan benda cair yang menyebabkan ganguan terhadap bentuk permukaan cairan yang semula datar menjadi agak berkurang. Didalam pipa kecil, hal ini menyebabkan naiknya permukan cairan. Hal ini disebabkan karena cairan tertarik oleh dinding bagian dalam pipa oleh gaya adhesi. Secara visual hal ini terlihat dari bentuk permukaan cairan (meniscus) didalam pipa. Tinggi permukaan yang ada didalam botol selai sangat tergantung pada diameter botol selai tesebut. Floem tertutup merupakan perlakuan kedua dari jaringan pengangkut air. Hasil dari pengamatan menyatakan keadaan air mengalami kapilaritas. Air pada botol selai yang ketiga ini mengalami penurangan air yang cukup banyak dengan notasi nilai 0,6. Dari pengamatan yang dilakukan di laboratorium menunjukan bahwa tanaman allamanda akan mati jika pada pembuluh xylem tertutup oleh lapisan vaselin maka tanaman akan mengalami kekurangan air. Hal ini disebabkan karena lapisan xilem ysng merupakan jaringn pengangkut air dari akar sampai pada tubuh tumbuhan terhambat. Mekanisme pengangkutan melalui floem dianalogikan sebagai dengan model Munch dengan menggunakan osmometer. Osmometer pertama diasosiasikan dengan daun sedangkan kedua diasosiasika sebagai organ- organ penenerima (sebagai limbung, misalnya buah, jaringan meristeman dan akar). Perbedaan antara antara osmometer dengan pengangkutan floem yang sesungguhnya terletak pada sumber dan limbungnya. Hal ini menunjkan bahwa tanaman allamanda yang diberi perlakuan dengan floem tertutup masih mampu mempertahankan kadar air yang ada pada tubuh tumbuhan tersebut. Dari percobaan diatas dapat kita ketahui sesungguhnya tanaman apapun akan tetap bisa mempertahankan kadar air dalam tubuh tumbhan tersebut asalkan pada jaringan xilem tidak tertutupi atau mati dikarenakan terpotong. Pembuluh xylem pada akar, batang, dan daun merupakan suatu system yang kontinyu, berhubungan satu sama lain. Air dapat naik dari akar melalui jaringan xylem yang dipengaruhi oleh proses transpirasi tumbuhan, air akan hilang dalam bentuk uap dari permukaan daun. Air diserap tanaman melalui akar bersama-sama dengan unsure hara yang terlarut didalamnya, kemudian diangkut kebagian atas tanaman terutama daun, melalui pembuluh xylem.. Pada xylem tertutup, tanaman masih dapat mengabsorbsi air akibat transpirasi. Pada keadaan ini tanaman masih mempunyai jaringan pengangkut air dan masing-masing dapat berfungsi dengan baik. Pada kontrol baik jaringan tanaman floem maupun jaringan xylem dibiarkan terbuka, sehingga jaringan xylem masih berfungsi dengan baik. Pada floem tertutup berfungsi dengan baik sehingga tanaman tidak harus mengabsorbsi air, dari percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa yang bertugas sebagai pengangkut air dari akar ke daun adalah jaringan xylem. Sedangkan jaringan yang menyebarkan hasil fotosintesis adalah floem. Proses transpirasi mempengaruhi laju kecepatan air, dimana air akan dapat naik dari akar ke daun, dimana air akan menjadi bentuk uap yang hilang dari permukaan daun. Transpirasi akan menimbulkan tarikan transpirasi yang akan memaksa air naik ke atas. Naiknya air atau cairan dalam tumbuhan yang bertranspirasi dipengaruhi factor dari tanaman yaitu suhu pada daun dan suhu lingkungan sekitar tanaman. Setelah diperhitungkan dapat diketahui bahwa air yang lebih banyak hilang terdapat pada perlakuan pada volume 1 xylem tertutup, sedangkan pada kontrol dan floem tertutup air yang hilang lebih sedikit, tetapi untuk volume 2 jumlah air yang hilang sama semua atau tak ada bedanya sedikitpun. Bila translokasi xylem dan system pembuluh merupakan suatu proses transport pasif dimana terjadi evaporasi air dari daun turut mempengaruhi maka translokasi floem tergantung pada metabolisme. Menurut hipotesis aliran massa, proses penyimpanan pada

sumber dan pemakaian sink cukup untuk menggerakkan aliran gula melalui tabung tapis. Tetapi beberapa ahli fisiologi tumbuhan, memandang proses penyimpanan dan pemakaian kurang memadai dan mereka lebih mendukung mekanisme aliran massa yang disertai suatu proses pemompaan aktif yang terjadi didalam tapis sendiri.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Bedasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Xylem merupakan jaringan pengangkut air dari akar ke bagian atas tumbuhan (daun) untuk melakukan fotosintesis Floem merupakan jaringan yang berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Transpirasi dalam kehidupan tumbuhan membantu transportasi dari akar ke daun melalui pembuluh xylem. Naiknya air atau cairan dalam tumbuhan yang bertranspirasi dipengaruhi factor dari tanaman yaitu suhu pada daun dan suhu lingkungan sekitar tanaman. Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Air dapat naik ke atas tubuh tumbuhan disebabkan kecilnya laju absorbsi oleh akar dibandingkan laju transpirasi. B. Saran Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah dalam melakukan praktikum sebaiknya bunga Allamanda yang digunakan dalam praktikum ini harus masih segar dan juga dalam mengoleskan vaselin agar lebih merata supaya hasil yang didapat akan baik, begitupula dalam perhitugannya sangat dibutuhkan kecermatan agar tidak terjadi kesalahan dalam perhitungan. DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 1984. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta. Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. Gajah Mada Universitas Press: Yogyakarta. Lakitan, Benjamin. 2004. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Salisbury, B. Frank dan Cleon W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB: Bandung. Haryadi, Sri Setyadi. 1996. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Sastrodinoto, Soenarjo. 1980. Biologi Umum II. PT. Gramedia: Jakarta. Wareing P.F. and IDI Philips. 1976. The Control of Growth and Differentiation in Plant. Pergamon Press.

Anda mungkin juga menyukai