Tuna wicara merupakan gangguan verbal pada seseorang sehingga mengalami
kesulitan dalam berkomunikasi melalui suara. Tuna wicara sering dikaitkan dengan tuna rungu. Van Uden (1971) menyatakan bahwa penyandang tuna rungu bukan saja tuna rungu tetapi juga tuna bahasa. Sedangkan Leigh (1994) mengemukakan bahwa terhadap anak tuna rungu, orang akan langsung berpikir tentang ketidakmampuan mereka dalam berkomunikasi secara lisan (berbicara), padahal masalah utamanya bukan pada ketidakmampuan dalam berbicara melainkan pada akibat dari keadaan ketunarunguan tersebut terhadap perkembangan bahasa. Pendapat van Uden yang menyatakan bahwa penyandang tuna rungu juga pasti tuna bahasa, berlawanan dengan pendapat Morag Clark, seorang International Consultant in Natural Auditory Oral Education Ior children who are hearing impaired. Clark (2007) menyatakan bahwa apabila anak-anak dengan gangguan pendengaran diberi alat bantu dengar yang tepat sehingga dapat baik maka kualitas bicara mereka sangat mengagumkan. Sesungguhnya kemampuan berbahasa anak tuna rungu tidak hanya bergantung dari sisa pendengaran yang ada. Ada banyak hal yang mempengaruhi kemampuan berbahasa penyandang tuna rungu. Penggunaan alat bantu dengar (ABD) yang tepat sesuai kebutuhan pada awal terdeteksinya ketunarunguan dan pemakaian ABD sepanjang hari akan sangat mempengaruhi kemampuan berbahasa anak tuna rungu. Kemampuan berbahasa juga tergantung dari intervensi dini yang dilakukan oleh orang tua dan keluarga dari anak tuna rungu tersebut. Sesuai dengan pendapat Robertson dan Flexer (Robertson & Flexer, 2000, p.7): 'the earlier and more efficiently we can allow a child access to meaningful sound with subsequent direction of the childs attention to sound , the better opportunity that child will have to develop spoken language, reading and academic skills`. Maka demikian pentingnya intervensi dini harus diberikan kepada anak tuna rungu.
Penyebab Tunawicara Ada beberapa Iaktor yang bisa menyebabkan tunawicara, diantaranya: 1. ipertensi 2. Faktor genetik /turunan dari orang tua. 3. Keracunan makanan 4. Tetanus Neonatorum (Penyakit yang menyerang bayi saat baru lahir. Biasanya disebabkan oleh pertolongan persalinan yang tidak memadai) 5. DiIteri (Penyakit inIeksi akut pada saluran pernaIasan bagian atas)