Anda di halaman 1dari 3

BAB XI TACHOMETER DAN OPTOCOUPLER SEBAGAI SENSOR

TACHOMETER
11.2 Dasar Teori
11.2.1 Mengukur Kecepatan Putaran
Kecepatan putaran motor sama dengan jumlah putaran motor dalam periode tertentu, misalnya
putaran per menit (Rpm) atau kecepatan per detik (Rps). Alat ukur yang digunakan adalah
indikator kecepatan sering disebut tachometer. Tachometer ditempelkan langsung pada poros
sebuah motor dan dibaca putarannya pada skala yang ada. Tachometer yang modern
menggunakan prinsip sinar laser, bekerjanya lebih sederhana, yaitu berkas sinar laser
ditembakkan pada poros dan display digital akan menunjukkan putaran poros motor. Kecepatan
motor diukur dengan alat tachometer, pengukuran dilakukan pada poros rotor. Ada tachometer
analog dan tachometer digital.
11.2.2 Tachometer
11.2.2.1 Pengertian Tachometer
Tachometer adalah suatu piranti yang memberikan output yang proporsional terhadap kecepatan
putar (kecepatan sudut).
Metode untuk mengukur data kecepatan putar pada tachometer
1. Diukur langsung pada potensiometer.
2. Menggunakan penurunan waktu yang diambil untuk setiap pilihan celah yang dilewati cahaya
laser.

Macam-macam Tachometer :
1. Tachometer optik adalah sebuah alat untuk mengukur kecepatan sudut putar dengan besaran
rpm. Tachometer optik terdiri dari jalur atau garis (stripe) yang terdapat di dalam batang lalu
terdapat sebuah atau lebih photosensor yang menghadap pada batang tersebut.

Gambar 11.1 Tachometer optic(hubungi blogger jika diperlukan)

Cara kerjanya setiap batang tersebut berputar maka photosensor akan mendeteksi jumlah stripe
yang melewatinya. Kemudian akan menghasilkan output yang akan berbentuk pulsa. Pada
gelombang pulsa tersebut periode - kebalikan dari kecepatan angular. Dapat diukur dengan
menggunakan rangkaian counter seperti yang digambarkan pada encoder batang optik.
Keunggulan tachometer optic ialah memiliki photosensor sehingga dapat mendeteksi setiap garis
yang melewatinya, sedangkan kelemahannya tidak dapat merasakan posisi dan jarak, namun
dapat diatasi dengan memasang 2 buah photosensor

2. Tachometer Rotor bergigi terdiri dari sebuah sensor tetap dan sebuah pemutar gerigi, roda, dan
bahan besi. Ada 2 jenis sensor yang digunakan :
a. Variable reluctance sensor
b. Hall eIIect sensor
Terdapat magnet yang menggantung sebagai sensornya
Gambar 11.2 Tachometer rotor bergigi
Cara kerjanya adalah rotor berputar, kemudian bagian rotor bergigi yang akan diukur. Sensor
yang berupa magnet akan mendeteksi setiap gerigi tersebut yang melewatinya. Setiap gerigi
melewatinya maka medan magnet akan bertambah dan menginduksi tegangan pada belitan kawat
sehingga akan dihasilkan pulsa. Pulsa tersebut akan dikonversi menjadi sebuah gelombang kotak
yang bersih dengan rangkaian ambang detector. Keunggulan tachometer gerigi ini ialah
Memberikan sebuah pulsa setiap waktu apabila gigi besi melewatinya dan menghasilkan pulsa
yang berupa sinyal kotak yang jernih.

3. Tachometer DC adalah sebuah generator DC yang memproduksi tegangan keluaran DC yang
proporsional dengan kecepatan batang. Terdiri dari magnet permanen dan bagian yang beputar
yang terbuat dari koil, dan juga terjadi konversi langsung.

Gambar 11.3 Tachometer DC(hubungi blogger jika diperlukan)

Prinsip kerjanya adalah terjadinya proses konversi langsung antara kecepatan dan tegangan.
Tachometer inilah yang digunakan dalam praktikum instrumentasi kelautan dalam kesempatan
kali ini. Keunggulan tachometer DC ini ialah untuk menjaga inersia turun dapat diatasi dengan
penggunaan sikat sedangkan kelemahan sendiri yaitu penggunaan sikat untuk menjaga inersia
dapat aus.
11.2.3 Optocoupler
11.2.3.1 Pengertian Optocoupler
Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2 bagian yaitu transmitter dan receiver, yaitu
antara bagian cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya terpisah. Biasanya optocoupler
digunakan sebagai saklar elektrik, yang bekerja secara otomatis, optocoupler atau optoisolator
merupakan komponen penggandeng (coupling) antara rangkaian input dengan rangkaian output
yang menggunakan media cahaya (opto) sebagai penghubung. Dengan kata lain, tidak ada bagian
yg konduktiI antara kedua rangkaian tersebut. Optocoupler sendiri terdiri dari 2 bagian, yaitu
transmitter (pengirim) dan receiver (penerima).
Phototransistor merupakan suatu transistor yang peka terhadap tenaga cahaya. Suatu sumber
cahaya menghasilkan energi panas, begitu pula dengan spektrum inIra merah. Karena spekrum
inIra mempunyai eIek panas yang lebih besar dari cahaya tampak, maka phototransistor lebih
peka untuk menangkap radiasi dari sinar inIra merah. jika dilihat dari penggunaannya,
optocoupler biasa digunakan untuk mengisolasi common rangkaian input dengan common
rangkaian output. Sehingga supply tegangan untuk masing2 rangkaian tidak saling terbebani dan
juga untuk mencegah kerusakan pada rangkaian kontrol (rangkaian input).

Gambar 11.4 Gambar sensor cahaya (optocoupler) dan piringan sensor
(hubungi blogger jika diperlukan)

Tujuan utama dari digunakan sensor cahaya dan piringan sensor adalah untuk mendapatkan data
kecepatan putaran dari setiap roda. Piringan sensor yang digunakan dibuat dari negatiI-Iilm yang
dijepit oleh dua buah acrylic transparan agar semakin presisi pembacaan datanya. Sedangkan
sensor cahaya yang digunakan adalah optocoupler. Optocoupler merupakan gabungan dari LED
inIra merah dengan Iototransistor yang terbungkus menjadi satu chips.
Ditinjau dari penggunaanya, Iisik optocoupler dapat berbentuk bermacam-macam. Bila hanya
digunakan untuk mengisolasi level tegangan atau data pada sisi transmitter dan sisi receiver,
maka optocoupler ini biasanya dibuat dalam bentuk solid (tidak ada ruang antara LED dan
phototransistor). Sehingga sinyal listrik yang ada pada input dan otput akan terisolasi. Dengan
kata lain optocoupler ini digunakan sebagai optoisolator jenis IC.

Anda mungkin juga menyukai